Analisa Genangan PRINT

Embed Size (px)

Citation preview

  • 7/24/2019 Analisa Genangan PRINT

    1/51

    2 0 1 3 | P e r e n c a n a a n W i l a y a h d a n K o t a Page 1

    Untuk menganalisis run off dan genangan air menggunakan ArcGIS dapat dilakukan

    dengan beberapa data penunjang, diantaranya yaitu:

    1. peta kontur

    2.

    peta elevasi (ketinggian)

    3.

    peta tutupan lahan

    4. peta jenis tanah

    5. peta intensitas hujan

    Diagram tersebut menunjukkan tahapan untuk melakukan analisa genangan air

    pada tapak dengan menggunakan beberapa jenis data terkait. Data-data yang

    digunakan yaitu peta kontur, peta tutupan lahan, peta jenis tanah dan peta

    intensitas hujan.

    Peta kontur merupakan data awal yang berfungsi untuk menggambarkan

    bentuk permukaan dari tapak yang menunjukan level-level ketinggian suatu

    permukaan. Peta kontur tersebut dapat ditransformasikan menjadi peta kelerengan

    lahan untuk menentukan seberapa cepat debit aliran air pada DAS.

    P. Kontur

    P. Lereng

    P. Tutupan

    Lahan

    P. JenisTanah

    P. Intensitas

    Curah Hujan

    P. Watershed

    (Sub DAS)

    P. KoefisienRun Off

    P. Debit

    Sumber Run

    Off

    P. Elevasi

    P. Debit Air

    per Sub DAS

    P. AREA

    GENANGAN

  • 7/24/2019 Analisa Genangan PRINT

    2/51

    2 0 1 3 | P e r e n c a n a a n W i l a y a h d a n K o t a Page 2

    Peta tutupan lahan merupakan peta yang menggambarkan jenis bahan yang

    menutupi permukaan suatu lahan baik bahan alami maupun buatan manusia. Pada

    peta ini kaitannya dengan tingkat resapan (permeabilitas) tanah pada suatu tapak.

    Peta jenis tanah menunjukkan jenis-jenis tanah pada tapak tersebut misalnya,

    lumpur, lempung, atau pasir.

    Sedangkan peta intensitas curah hujan adalah peta yang menunjukkan data

    besaran curah hujan pada daerah tapak tertentu.

    Untuk memperoleh analisa genangan air pada suatu tapak, maka diperlukan

    penggabungan dari beberapa peta tersebut. Penggabungan nilai atribut pada peta

    selanjutnya digunakan untuk menentukan nilai Run Off. Penilaian tersebut didasarkan

    dari hasil analisa overlay dari beberapa peta di atas.

    1. BUKA ARCGIS 9.3

    Jalankan software ArcGis (ArcMap) pada halaman awal desktop. Selanjutnya akan

    masuk pada kotak dialog ArcMap 9.3. Pilih A new empty map untuk memulai lembar kerja

    baru-> klik OK

    Tampilan Jendela awal ArcGis 9.3

  • 7/24/2019 Analisa Genangan PRINT

    3/51

    2 0 1 3 | P e r e n c a n a a n W i l a y a h d a n K o t a Page 3

    2. INPUT DATA KONTUR

    Pada bagan alur analisis run off dan genangan di atas menggambarkan tahapan untuk

    melakukan analisa run off dan genangan, peta kontur merupakan data awal yang berfungsi

    untuk menggambarkan bentuk permukaan dari tapak (ketinggian permukaan). Untuk

    memasukkan atau memanggil data kontur yang telah dibuat sebelumnya klik Add Data atau

    arccatalog atau add (simbol +) kemudian pilih file kontur3.shp

    Akan muncul kotak dialog Add Data lalu pilih kontur3.shp yang telah disimpan di folder

    tertentu lalu klik Add

    Akan muncul data kontur seperti berikut:

  • 7/24/2019 Analisa Genangan PRINT

    4/51

    2 0 1 3 | P e r e n c a n a a n W i l a y a h d a n K o t a Page 4

    Untuk mengetahui data atau informasi yang ada pada layer kontur, pilih Open Atribut Table

    (klik kanan pada layer kontur3) sehingga akan muncul Tabel Atribut Data Kontur

    Selanjutnya untuk menampilkan nilai ketinggian pada data kontur tersebut (pada kolom

    KONTURID) adalah dengan cara klik kanan pada layer kontur kemudian beri tandai LabelFeatures.

  • 7/24/2019 Analisa Genangan PRINT

    5/51

    2 0 1 3 | P e r e n c a n a a n W i l a y a h d a n K o t a Page 5

    Kemudian atur atribut yang akan dimunculkan dalam label dengan cara double klik pada

    layer sehingga akan muncul kotak dialog Layer Properties. Pilih Label -> Label Field:

    KONTURID

    Sehingga akan muncul data ketinggian pada kontur berupa angka-angka seperti berikut:

    Angka-angka di atas menunjukkan level ketinggian pada masing-masing garis kontur.

    Semakin besar nilai suatu garis kontur maka semakin tinggi pula suatu permukaannya.

    Untuk memeperjelas persepsi tentang perbedaan tinggi/rendahnya permukaan pada suatu

    tapak, dapat dilihat dari penampang melintang yang dimunculkan dari grafik ketinggian

    (Profile Graph).

    Untuk menampilkan grafik tinggi rendah kelerengan, klik interpolate line

  • 7/24/2019 Analisa Genangan PRINT

    6/51

    2 0 1 3 | P e r e n c a n a a n W i l a y a h d a n K o t a Page 6

    Tarik garis sembarang pada tampilan layer, double klik di titik akhir, kemudian pilih menu

    create profile graph

    Akan muncul kotak dialog profile graph yang menunjukkan tinggi rendahnya kelerengan

    dalam bentuk grafik sehingga lebih terlihat daerah yang berpotensi terjadi genangan.

    Pada grafik tersebut menunjukkan data ketinggian (sumbu y) dan jarak (sumbu x). Dari grafik

    ini akan terlihat daerah mana yang berpotensi terjadi genangan (tanda lingkaran warna biru)

    3. MEMBUAT TIN

    Untuk mengubah vektor ketinggian (berupa garis/line) menjadi tin (polygon)

    Langkah pertama adalah klik pada Toolbar 3D Analyst -> Pilih Create/Modify TIN -> Create

    TIN from Features

  • 7/24/2019 Analisa Genangan PRINT

    7/51

    2 0 1 3 | P e r e n c a n a a n W i l a y a h d a n K o t a Page 7

    Sehingga akan muncul kotak dialog seperti dibawah ini:

    Kemudian atur/sesuaikan yaitu, tandai kotak kontur3 pada kolom Layers

    Ubah pilihan Height Source menjadi KONTURID -> Ubah pilihan Triangulate As menjadi

    soft line -> Simpan lokasi tin dalam satu folder dengan data sebelumnya-> klik OK

    Akan muncul hasil tin dari langkah diatas

  • 7/24/2019 Analisa Genangan PRINT

    8/51

    2 0 1 3 | P e r e n c a n a a n W i l a y a h d a n K o t a Page 8

    Dari data TIN, kita dapat melihat kondisi transek dan representasi wilayah dalam bentuk 3

    dimensi. Caranya klik tool ArcScene dan buka data TIN yang telah dibuat pada lembar kerja

    baru ArcScene tersebut

    Dan hasilnya tampak seperti gambar di bawah ini

    Dari data TIN yang di buka melalui ArcScene akan tampak perbedaan

    tinggi/rendahnya seperti gambar di atas.

    Data dengan ekstensi TIN tadi, kemudian diubah ke bentuk data raster atau ke bentuk

    pixel dengan cara 3D Analst > Convert > TIN to Raster

    Selanjutnya akan muncul kotak dialog Convert TIN to Raster seperti berikut

  • 7/24/2019 Analisa Genangan PRINT

    9/51

    2 0 1 3 | P e r e n c a n a a n W i l a y a h d a n K o t a Page 9

    Dan langsung klik OK sehingga muncul model elevasi dari kontur tersebut

    Warna gelap (hitam) menunjukkan ketinggian rendah. Semakin terang (putih) semakin tinggi

    nilai ketinggian suatu area tersebut.

    5. MEMBUAT PETA KELERENGAN

    Peta kelerengan merupakan transformasi dari peta kontur. Peta kontur ditransformasikan ke

    bentuk peta kelerengan untuk menentukan seberapa cepat debit aliran air pada daerah DAS.

    Untuk membuat peta kelerengan, langkah-langkahnya adalah merubah data raster menjadi

    data kelerengan.

    3D Analyst -> pilih Surface Analysis -> pilih Slope.

  • 7/24/2019 Analisa Genangan PRINT

    10/51

    2 0 1 3 | P e r e n c a n a a n W i l a y a h d a n K o t a Page 10

    Kemudian muncul kotak dialog berikut ini

    Ubah pilihan Output measurement menjadi Percent, pilih lokasi penyimpanan -> OK

    Hasilnya seperti di bawah ini

    Nilai kelerengan pada data raster perlu dilakukan reklasifikasi nilai atau pengklasifikasian

    kembali. Untuk mereklasifikasi data kelas kelerengan, klik 3D Analyst -> pilih Reclassify

  • 7/24/2019 Analisa Genangan PRINT

    11/51

    2 0 1 3 | P e r e n c a n a a n W i l a y a h d a n K o t a Page 11

    Sehingga akan muncul kotak dialog berikut. Kemudian klik classify

    Berikut adalah kotak dialog Classification. Klasifikasikan angka tersebut menjadi 6 kelas

    dengan cara mengubah pilihan pada Method menjadiManual, Classes menjadi 6, Break

    Values menjadi 2,8,15,25,40,47 lalu klik OK

  • 7/24/2019 Analisa Genangan PRINT

    12/51

    2 0 1 3 | P e r e n c a n a a n W i l a y a h d a n K o t a Page 12

    Berikut merupakan hasli reklasifikasi kelas kelerengan

    Untuk mengganti warna pada hasil reklasifikasi tersebut, double klik kiri pada layer reclass

    Kemudian akan muncul kotak dialog Layer Properties. Pilih symbology > unique value >

    ganti color > label value diganti jadi: 0-2, 2-8, 8-15, 15-25, 25-40, >40

  • 7/24/2019 Analisa Genangan PRINT

    13/51

    2 0 1 3 | P e r e n c a n a a n W i l a y a h d a n K o t a Page 13

    Kemudian klik Apply > OK. Berikut haslinya

    Warna semakin hijau menunjukkan nilai kelerengan tersebut rendah. Sedangkan warna merah

    pada area tersebut menunjukkan nilai kelerengan tinggi.

    6. INPUT PETA JENIS TANAH

    Peta jenis tanah menggambarkan jenis tanah pada suatu tapak. Peta tanah pada

    dasarnya terdiri dari materi inti jenis tanah lumpur, lempung, dan pasir. Jenis tanah akan

    mempengaruhi besar kecilnya daya permiabilitas air. Untuk memanggil data jenis tanah, klik

    symbol + (add) > jenis tanah.shp

  • 7/24/2019 Analisa Genangan PRINT

    14/51

    2 0 1 3 | P e r e n c a n a a n W i l a y a h d a n K o t a Page 14

    Untuk menampilkan perbedaan warna pada layer jenis tanah, klik kiri dua kali > layer

    properties > symbology > show=categories > unique values

    klik Add All Values

    Ganti warna tiap value dengan cara double klik kiri pada masing-masing warna kemudian

    pilih salah satu warna/pattern warna.

  • 7/24/2019 Analisa Genangan PRINT

    15/51

    2 0 1 3 | P e r e n c a n a a n W i l a y a h d a n K o t a Page 15

    tanda pada warna pertama dihilangkan

    apply > OK

    Berikut adalah peta jenis tanah. Kemudian layer kontur diletakkan di atas layer jenis

    tanah(dengan cara drag ke atas)

    Jenis tanah terdiri dari lanau (silt), lempung dan tanah berpasir dengan simbol pattern warna

    seperti gambar tersebut

  • 7/24/2019 Analisa Genangan PRINT

    16/51

    2 0 1 3 | P e r e n c a n a a n W i l a y a h d a n K o t a Page 16

    7. INPUT PETA TUTUPAN LAHAN

    Peta tutupan lahan adalah salah satu jenis data yang menggambarkan keanekaragaman baik

    material alami maupun buatan manusia yang memenuhi permukaan suatu lahan. Jenis peta ini

    sangat erat berkaitan dengan tingkat permiabilitas tanah di atas tapak dan velocity run off air..

    Untuk memanggil data jenis tutupan lahan, klik symbol + (add) > tutupan tanah.shp

    Pada layer jenis tutupan tanah, klik kiri dua kali > layer properties > symbology >

    show=categories > unique values

    klik add all values

    ganti warna tiap value, dengan cara double klik kiri pada masing-masing warna kemudian

    pilih salah satu warna/pattern warna.

  • 7/24/2019 Analisa Genangan PRINT

    17/51

    2 0 1 3 | P e r e n c a n a a n W i l a y a h d a n K o t a Page 17

    tanda pada warna pertama dihilangkan

    apply > OK

    Berikut adalah peta tutupan tanah. Kemudian layer kontur diletakkan di atas layer tutupan

    tanah (dengan cara drag ke atas)

    Tutupan lahan terdiri dari aspal, pohon besar, grass block, halaman rumput, padang rumput

    dan tanpa tutupan.

  • 7/24/2019 Analisa Genangan PRINT

    18/51

    2 0 1 3 | P e r e n c a n a a n W i l a y a h d a n K o t a Page 18

    8. MENGUBAH RASTER MENJADI DATA SHP

    Untuk mengoverlay, ekstensi data harus sama, sehingga kita perlu mengubah semua data

    menjadi bentuk shapefile (shp). Data jenis tanah dan tutupan sudah berbentuk data shapefile,

    sehingga yang perlu diubah hanyalah data kelerengan saja. Untuk mengubah data kelerengan

    menjadi data shape file, klik layer reclass kel, lalu 3d analyst > convert > raster to features >

    output features: elevasi

    Maka muncul dialog Raster to Feature

    Isi kolom output geometry type dengan polygon kemudian klik Ok.

    Hasil convert seperti gambar di bawah ini

  • 7/24/2019 Analisa Genangan PRINT

    19/51

    2 0 1 3 | P e r e n c a n a a n W i l a y a h d a n K o t a Page 19

    klik dua kali pada layer tersebut, kemudian muncul kotak dialog layer properties, pilih

    symbology, pada petunjuk show klik categories lalu pilih unique values. Muncul kotak dialog

    seperti di bawah

    Isi value field = GRIDCODE

    tanda pada warna pertama dihilangkan

  • 7/24/2019 Analisa Genangan PRINT

    20/51

    2 0 1 3 | P e r e n c a n a a n W i l a y a h d a n K o t a Page 20

    klik add all values > label value diganti menjadi:

    0-2

    2-8

    8-15

    15-25

    25-40

    >40

    Apply > OK

    9. MEMASUKKAN DATA ATRIBUT KELERENGAN

    klik kanan pada layer > open atribute table > options > add field > name: Kelerengan, type=

    Text > OK

  • 7/24/2019 Analisa Genangan PRINT

    21/51

    2 0 1 3 | P e r e n c a n a a n W i l a y a h d a n K o t a Page 21

    2. options > select by atribute > pilih

    "GRIDCODE" > Pilih sibol = > Get unit value=1 > apply

    > close

  • 7/24/2019 Analisa Genangan PRINT

    22/51

  • 7/24/2019 Analisa Genangan PRINT

    23/51

    2 0 1 3 | P e r e n c a n a a n W i l a y a h d a n K o t a Page 23

    5. tabel yang terblok akan terisi dengan nilai kelerengan "0-2"

    NB: LAKUKAN STEP YANG SAMA UNTUK MENGISI KELERENGAN SAMPAI

    TERISI SEMUA

    GRIDCODE=2

    GRIDCODE=3 dst 5

    DENGAN NILAI 2-8

    8-15

    15-25

    25-40

    >40

    KOLOM KELERENGAN AKAN TERISI PENUH DENGAN NILAINYA MASING-

    MASING

  • 7/24/2019 Analisa Genangan PRINT

    24/51

    2 0 1 3 | P e r e n c a n a a n W i l a y a h d a n K o t a Page 24

    10. OVERLAY I

    1. pilih menu arctoolbox > analysist tool > overlay > intersect

    4. input feature= tutupan dan jenis tanah

    Join attribute= NO_FID

  • 7/24/2019 Analisa Genangan PRINT

    25/51

    2 0 1 3 | P e r e n c a n a a n W i l a y a h d a n K o t a Page 25

    5. Akan muncul layer dengan nama tutupan_intersect1

    8. lakukan overlay sekali lagi dengan langkah-langkah seperti nomor 1

    9. isi input feature dengan layer elevasi dan tutupan_intersect 1

    Join attribute: NO_FID

    10. klik OK

    11. akan muncul layer baru dengan nama tutupan_intersect 2_intersect1

  • 7/24/2019 Analisa Genangan PRINT

    26/51

    2 0 1 3 | P e r e n c a n a a n W i l a y a h d a n K o t a Page 26

    12. untuk mengisi data attribute hasil overlay, Klik kanan pada layer tutupan_intersect 2-

    _intersect1, kemudian pilih menu open attribute table

    13. maka akan muncul tabel sebagai berikut:

  • 7/24/2019 Analisa Genangan PRINT

    27/51

    2 0 1 3 | P e r e n c a n a a n W i l a y a h d a n K o t a Page 27

    14. klik options > add field

    15. isi name= koef_runoff

    Type= float > Ok

    Akan muncul tabel seperti gambar di bawah ini

    16. untuk mengisi data pada kolom koef_runoff, klik option > select by attribute

  • 7/24/2019 Analisa Genangan PRINT

    28/51

    2 0 1 3 | P e r e n c a n a a n W i l a y a h d a n K o t a Page 28

    Tulis rumus untuk memblok baris yng dipilih sesuai dengan isian pada tabel attribute,

    "JENIS_TANA" = 'lanau (silt)' AND "JENISTUTUP" = 'halaman rumput' AND

    "Kelerengan" = '8-15'

    Klik apply, maka akan muncul tabel seperti di bawah ini:

    Setelah baris terblok dan berwarna biru, klik kanan pada kolom koef_runof pilih Field

    Calculator

  • 7/24/2019 Analisa Genangan PRINT

    29/51

    2 0 1 3 | P e r e n c a n a a n W i l a y a h d a n K o t a Page 29

    isi koef_runof dengan angka sesuai dengan tabel (bikin tabel kaya di lampiran 1)

    lakukan untuk semua baris.

    Untuk mengisi nilai pada kolom Aliran Limpasan/Runoff dengan melihat tabel

    berikut :

    Tabel Koefisien Aliran Limpasan/Runoff Model Mulvaney (modifikasi 1850)

    Jenis tanah Kelerengan Halaman

    Rumput

    Berpohon

    Besar

    Padang

    Rumput

    Grass

    Block

    Tanpa

    Tutupan

    Aspal

    Pasir 7% 0,2 0,3 0,32 0,4 0,55Lanau (silt) 7% 0,21 0,31 0,32 0,45 0,68Lempung 7% 0,33 0,45 0,52 0,65 0,8

  • 7/24/2019 Analisa Genangan PRINT

    30/51

    2 0 1 3 | P e r e n c a n a a n W i l a y a h d a n K o t a Page 30

    11. CURAH HUJAN

    Klik tool Add Data untuk membuka data curah hujan yang akan diolah. (Klik add atau

    symbol + , kemudian pilih file curah hujan.shp)

    Sehingga akan muncul kotak dialog Add Data seperti dibawah ini. Selanjutnya pilih

    data curah hujan pada folder yang telah ditentukan. Kemudian Klik Add

    Maka akan muncul layer baru curah hujan

  • 7/24/2019 Analisa Genangan PRINT

    31/51

    2 0 1 3 | P e r e n c a n a a n W i l a y a h d a n K o t a Page 31

    12. OVERLAY 2 (hasil intersect overlay I dengan Intensitas Curah

    Hujan)

    Lakukan overlay layer elevasi_intersect2 dan layer curah hujan dengan

    langkah-langkah seperti pada nomer 1 (Arc ToolBox->Overlay->Intersect)

    Akan muncul kotak dialog Intersect. Gabungkan antara peta Curah Hujan dengan

    elevasi_Intersect2

    Maka akan muncul gambar seperti di bawah ini

  • 7/24/2019 Analisa Genangan PRINT

    32/51

    2 0 1 3 | P e r e n c a n a a n W i l a y a h d a n K o t a Page 32

    Untuk memperoleh data aliran hujan yang mengalir (tidak bisa menyerap) maka perlu

    mempertemukan data koefisien runn off dengan data curah hujan. Data curah hujan

    merupakan data dasar yang menunjukkan tingkat hujan yang turun dalam satu bulan di

    wilayah tersebut.

    Caranya yaitu tambahkan kolom baru pada Atributte Table untuk mengisi

    angka hasil overlaynya. Ubah data attribute layer hasil overlay. Caranya pada Atribut tabel

    klik Options kemudian pilih Add Field

    Sehingga akan muncul kotak dialog Add Field seperti berikut. Beri nama pada kolom baru

    caranya isikan pada Name dengan nama misal koef_hujan. Pilih type Folatkemudian OK

  • 7/24/2019 Analisa Genangan PRINT

    33/51

    2 0 1 3 | P e r e n c a n a a n W i l a y a h d a n K o t a Page 33

    Isi field koef_hujan dengan cara klik kanan pada row koef_hujan > field calculator

    Maka akan muncul kotak dialog seperti gambar di bawah

    Lalu isi koef hujan= dengan double klik field Koef_runoff *Curah_hujan

    Kemudian OK

    Sehingga kolom Koefisien Hujan akan terisi seperti gambar dibawah

  • 7/24/2019 Analisa Genangan PRINT

    34/51

    2 0 1 3 | P e r e n c a n a a n W i l a y a h d a n K o t a Page 34

    13. DELINIASI SUB DAS

    Langkah selanjutnya adalah mendeliniasi area sub DAS yang akan menjadi

    tampungan aliran hujan hasil perhitungan sebelumnya. Dalam mendeliniasi sub DAS, hal-hal

    yeng perlu diperhatikan yaitu menganalisa kemungkinan titik pusat pertemuan punggung

    bukit. Kemudian dengan mengidentifikasi punggung bukit (garis dari arah kontur mendekati

    titik tertinggi) dan aliran sungainya. Deliniasi sub DAS juga bisa menggunakan hydrologi

    tools, namun pada tahapan ini cukup mendeliniasi secara manual karena areanya kecil.

    Caranya yaitu, pertama dengan membuat shapefile baru (file .shp), buka Arc Catalog. Berikut

    adalah tampilan dari Arc Catalog

  • 7/24/2019 Analisa Genangan PRINT

    35/51

    2 0 1 3 | P e r e n c a n a a n W i l a y a h d a n K o t a Page 35

    Kemudian pilih File->New->Shapefile. Sehingga akan muncul kotak dialog Create New

    Shapefile

    Ketik nama dengan Sub_DAS, kemudian pilih Feature Type menjadiPolygon

    Langkah selanjutnya yaitu menyeting wilayah koordinat. Caranya pilih Projected -> UTM ->WGS 1984 -> Pilih yang 49 S 1984

    Dengan demikian deskripsi pada new shapefile akan terisi. Dengan demikian shapefile baru

    sudah ada untuk mendelineasi sub DAS-> OK

  • 7/24/2019 Analisa Genangan PRINT

    36/51

    2 0 1 3 | P e r e n c a n a a n W i l a y a h d a n K o t a Page 36

    Kemudian panggil data shapefile tersebut dengan cara Add Data -> pilih lokasi -> pilih

    Sub_DAS.shp -> Add

    Dari shapefile tersebut kita bisa memulai editing dengan cara klik start editing pada toolbar

    editor. Lalu pilih data yang akan diedit. Kemudian pilih pencil tool dan mulai mendeliniasi

    secara manual. Pekirakan punggung bukit dengan cara mengeklik mengikuti arah kontur

    punggung bukit hingga titik pusat pertemuan. Pada area ini didapat 4 wilayah DAS.

    Shapefile baru

  • 7/24/2019 Analisa Genangan PRINT

    37/51

    2 0 1 3 | P e r e n c a n a a n W i l a y a h d a n K o t a Page 37

    Setelah deliniasi selesai, kemudian tambahkan informasi nama sub DAS pada Atributte Table

    -> Select By Attributes

    Kemudian beri nama kolom Area dan beri nama masing-masing DAS dengan, sub DAS A,

    sub DAS B, sub DAS c, sub DAS D

    Dengan demikian masing-masing DAS sudah mempunyai nama. Agar lebih memperjelas

    tiap-tiap DAS, tambahkan warna (dengan cara doublee klik pada layer->Symbology) pada

    tiap DAS tersebut. Sehingga hasilnya seperti berikut:

  • 7/24/2019 Analisa Genangan PRINT

    38/51

    2 0 1 3 | P e r e n c a n a a n W i l a y a h d a n K o t a Page 38

    Buat satu field lagi pada tabel data atribut layer sub DAS dengan nama: Luas Area, type:

    Text.

    Setelah menentukan daerah sub DAS, dibutuhkan data luas area per sub DAS. Luas area per

    sub DAS kita dapatkan dengan cara klik menu Measurement, pilih Measure an Area, lalulakukan delineasi per sub DAS.

    Pada kotak dialog measurement, copy data area ke field luas area pada data atribut tabel layer

    sub DAS. Lakukan sampai data luas area sub DAS terisi semua.

  • 7/24/2019 Analisa Genangan PRINT

    39/51

    2 0 1 3 | P e r e n c a n a a n W i l a y a h d a n K o t a Page 39

    14.Membuat Peta Debit Limpasan (runoff)

    Setelah mendapatkan luas area per sub das, peta yang diperlukan adalah peta debit limpasan

    (runoff). Peta ini bisa kita dapatkan dengan mengoverlay layer sub das dengan hasil overlay

    sebelumnya. (Overlay SubDAS dengan Debit Limpasan)

    Dari data management tool pilih intersect sehingga muncul kotak dialog Intersect. Kemudian

    pilih features Sub_DAS dan CurahHujan_Intersect -> NOFID -> OK

  • 7/24/2019 Analisa Genangan PRINT

    40/51

    2 0 1 3 | P e r e n c a n a a n W i l a y a h d a n K o t a Page 40

    Berikut adalah hasil overlay tersebut

    Tambahkan field pada tabel atribut dengan nama : Debit Limpasan, type

  • 7/24/2019 Analisa Genangan PRINT

    41/51

    2 0 1 3 | P e r e n c a n a a n W i l a y a h d a n K o t a Page 41

    Setelah kolom sudah ditambahkan. Formula untuk mengisi kolom Debit Limpasan yaitu

    dengan mengkalikan antara luas wilayah per sub DAS dengan besar limpasan (hasil overlay

    sebelumnya) sehingga hasilnya seperti di bawah ini.

  • 7/24/2019 Analisa Genangan PRINT

    42/51

    2 0 1 3 | P e r e n c a n a a n W i l a y a h d a n K o t a Page 42

    15. Membuat peta elevasi

    Selanjutnya yaitu membuat peta ketinggian (elevasi) dari data kontur. Untuk

    menyempurnakan model area genangan maka harus diketahui ketinggian tiap area yang

    sudah dihitung debit limpasannya. Apabila debit limpasan di area yang tinggi sudah tidak

    mampu ditampung, maka sisanya akan menuju ke area di bawahnya. Dan seterusnya

    sehingga nilai ketinggian terendah potensi tergenang semakin besar. Untuk mendapatkan

    informasi tersebut diperlukan overlay. Peta tersebut akan menunjukkan peta potensi

    genangan di wilayah penelitian.

    Akan tetapi teknik overlay belum bisa dilakukan karena data ketinggian masih

    berupa garis. Data tersebut baru bisa dioverlay apabila berupa polygon. Sehingga peta yang

    berupa garis akan dirubah menjadi polygon terlebih dahulu. Caranya yaitu, pada Arc Toolbox

    pilih Data Management Tools -> Features -> Feature to Polygon

    Sehingga akan muncul kotak dialog. Masukan peta kontur -> simpan dengan nama peta

    ketinggian (elevasi) -> OK

  • 7/24/2019 Analisa Genangan PRINT

    43/51

    2 0 1 3 | P e r e n c a n a a n W i l a y a h d a n K o t a Page 43

    Sehingga hasilnya seperti berikut

    Peta ini tidak semua menjadi polygon, sebagian masih berupa garis kontur.

    Maka garis-garis tersebut harus dihubungkan menggunakan editor. Caranya yaitu, aktifkan

    editing dengan mengeklik start editor -> kemudian pilih ikon select pada editor -> double klik

    pada garis kontur yang belum terhubung -> ubah kursor select menjadi pencil tool pada editor

    -> kemudian arahkan ke garis kontur -> arahkan pada kotak yang menyala merah kemudian

    klik tepat pada titik tersebut. Selanjutnya mulai mendeliniasi sampai ujung garis lain hingga

    menutup. Apaila dengan cara tersebut masih ada beberapa garis yang gagal menjadi polygon,

    caranya cukup mendeliniasi baru area tersebut.

  • 7/24/2019 Analisa Genangan PRINT

    44/51

    2 0 1 3 | P e r e n c a n a a n W i l a y a h d a n K o t a Page 44

    Lakukan langkah ini sampai semua garis kontur tertutup dan menjadi polygon.

    Setelah semua garis kontur menjadi polygon, akan diperoleh tampilan layer seperti gambar di

    bawah. Klik menu editor > stop editing > save=yes. Jika sudah, ulangi langkah untuk

    mengubah garis menjadi polygon

    Sehingga hasil polygon nya seperti berikut

    Langkah selanjutnya adalah memasukkan data ketinggian pada table data attribute dengan

    menambah field ketinggian type=text

  • 7/24/2019 Analisa Genangan PRINT

    45/51

    2 0 1 3 | P e r e n c a n a a n W i l a y a h d a n K o t a Page 45

    Isikan table ketinggian sesuai dengan data pada layer kontur atau angka yang ada pada layer

    kontur yang telah menjadi polygon. Sebelum mengisi table kolom ketinggian pastikan kita

    telah melakukan editor > start editing.

    Setelah kolom ketinggian terisi semua, klikeditor > stop editing > save=yes.

    Sehingga muncul nilai ketinggian tersebut

    16. OVERLAY Elevasi dengan Debit Air per SubDAS

    Setelah ketinggian diubah menjadi polygon maka baru bisa dilakukan overlay.

    Langkahnya, pada Arc Toolbox pilih Overlay -> Intersect. Lakukan seperti langkah overlay

    sebelumnya

  • 7/24/2019 Analisa Genangan PRINT

    46/51

    2 0 1 3 | P e r e n c a n a a n W i l a y a h d a n K o t a Page 46

    Sehingga akan terlihat hasil overlay tersebut.

    Atribut masih sangat banyak. Perlu dilakukan penyederhanaan. Area yang nilainya relatif

    sama dan letaknya berdekatan bisa disatukan menjadi satu area baru. Caranya adalah pada

    Arc Toolbox pilih Data Management Tool -> pilih Generaliztion -> Dissolve

  • 7/24/2019 Analisa Genangan PRINT

    47/51

    2 0 1 3 | P e r e n c a n a a n W i l a y a h d a n K o t a Page 47

    Sehingga muncul kotak dialog

    Kemudian masukkan peta potensi genangan, lalu memilih atribut yang akan disederhanakan

    jummlahnya -> OK

    Sehingga hasilnya seperti berikut

  • 7/24/2019 Analisa Genangan PRINT

    48/51

    2 0 1 3 | P e r e n c a n a a n W i l a y a h d a n K o t a Page 48

    17. FINISHING & LAYOUTING

    Cara yang dilakukan adalah dengan mengklasifikasikan area dengan potensi

    rendah sampai tinggi. Langkah yang dilakukan cukup mengamati data atribut hasil

    penyederhanaan tadi, kemudian melakukan reklasifikasi. Misal 0-30 kelasnya sangat rendah,

    ... dll. Isikan klasifikasinya pada field baru (pada Atributte Data -> Options-> Add Field).

    Unntuk memunculkan keterangan peta yang telah dibuat caranya pada Layer Properties ->

    pilih Symbology -> Categories -> kemudian atur kelas potensi sesuai keinginan. Setelah

    penyederhanaan selesai,langkah selanjutnya adalah mengklasifikasikan area dengan potensi

    genangan rendah sampai tinggi. Langkah pertama yang harus dilakukan adalah buka attribute

    table, tambah field dengan nama potensi genangan type=text

    Rancang klasifikasinya dengan kriteria sangat tinggi, tinggi, sedang, rendah dan sangat

    rendah. Dengan cara blok data sesuai klasifikasinya, klik kanan pada row potensi_ge, pilih

    field calculator,

  • 7/24/2019 Analisa Genangan PRINT

    49/51

    2 0 1 3 | P e r e n c a n a a n W i l a y a h d a n K o t a Page 49

    Akan muncul kotak dialog seperti di bawah. Isi type dengan String, tulis sangat rendah

    (menggunakan petik)

    Lakukan step seperti tersebut di atas untuk semua klasifikasi sehingga kolom potensi_gesemuanya terisi.

    Setelah kolom potensi_ge terisi semua, lakukan proses dissolve seperti cara dissolve

    sebelumnya pada field potensi_ge

    Untuk melihat hasil dissolve, klik kanan pada layer dissolve yang baru > open attribute table

  • 7/24/2019 Analisa Genangan PRINT

    50/51

    2 0 1 3 | P e r e n c a n a a n W i l a y a h d a n K o t a Page 50

    Untuk memunculkan keterangan petanya melalui warna, double klik pada layer > symbology

    > categories > add all value > pilih warna > aplly > OK

    Hasilnya :

    Dengan demikian peta potensi geangan sudah terselesaikan. Peta tersebut

    berfungsi untuk mengetahui sebaran potensi genangan air pada tapak. Dengan peta ini kita

    bisa mengetahui area-area mana saja yang berpotensi terjadinya genangan air yang

    merupakan area yang tidak direkomendasikan sebagai area pembangunan.

  • 7/24/2019 Analisa Genangan PRINT

    51/51

    Daerah yang memiliki potensi genangan, diasumsikan dengan ketinggian

    terendah air yang akan menggenang. Pada area yang berwarna hijau menunjukkan bahwa

    area tersebut tidak berpotensi untuk terjadi genangan (potensi sangat rendah). Sedangkan area

    yang berwarna merah menunjukkan bahwa area tersebut sangat berpotensi terjadi genangan

    (potensi tiggi).

    Bila sudah, peta genangan sudah selesai. Selanjutnya bisa dilakukan layouting peta dengan

    menambahkan judul peta, skala, arah mata angin, legenda, dll.

    Hasil Akhir :