of 42 /42
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pertumbuhan wilayah perkotaan seperti Kota Kendari lebih cepat dibandingkan dengan wilayah daerah kabupaten yang berada di sulawesi tenggara,hal ini menyebabkan Kota Kendari banyak menawarkan berbagai macam sarana seperti sekolah, rumah sakit, pusat perbelanjaan, perguruan tinggi dan lapangan pekerjaan. Hal ini merupakan daya tarik bagi masyarakat untuk melakukan pergerakan. Dalam melakukan perjalanan dari daerah asal ketempat tujuan pelaku perjalanan akan dihadapkan pada beberapa moda transportasi yang salah satunya adalah angkutan kota. Keberadaan angkutan kota sangat penting dalam system transportasi selain membantu mobilitas masyarakat juga mengurangi kemacetan karena mempunyai kapasitas angkut yang banyak. Pada umumnya kondisi angkutan umum di kota berkembang seperti Kendari belum memadai dan sangat 1

Analisa Biaya Operasional Kendaraan Ankutan Umum Rute Moramo-Kendari

Embed Size (px)

DESCRIPTION

BOK

Text of Analisa Biaya Operasional Kendaraan Ankutan Umum Rute Moramo-Kendari

BAB IPENDAHULUAN1.1 Latar BelakangPertumbuhan wilayah perkotaan seperti Kota Kendari lebih cepat dibandingkan dengan wilayah daerah kabupaten yang berada di sulawesi tenggara,hal ini menyebabkan Kota Kendari banyak menawarkan berbagai macam sarana seperti sekolah, rumah sakit, pusat perbelanjaan, perguruan tinggi dan lapangan pekerjaan. Hal ini merupakan daya tarik bagi masyarakat untuk melakukan pergerakan. Dalam melakukan perjalanan dari daerah asal ketempat tujuan pelaku perjalanan akan dihadapkan pada beberapa moda transportasi yang salah satunya adalah angkutan kota. Keberadaan angkutan kota sangat penting dalam system transportasi selain membantu mobilitas masyarakat juga mengurangi kemacetan karena mempunyai kapasitas angkut yang banyak.Pada umumnya kondisi angkutan umum di kota berkembang seperti Kendari belum memadai dan sangat memprihatinkan baik dari armada maupun operatornya, sehingga kenyamanan dan keamanan masyarakat pengguna jasa transportasi tersebut tidak terjamin. Ditinjau dari konteks system transportasi kota dan merupakan komponen yang sangat signifikan, kondisi system angkutan umum yang buruk akan menyebabkan turunnya efektifitas maupun efisiensi dari sistem transportasi kota secara keseluruhan.

Untuk melakukan perpindahan dari Kec. Moramo menuju Kota kendari memerlukan sarana transportasi untuk memenuhi kebutuhan penduduknya akan transportasi. Sehingga dengan adanya angkutan umum ini yang dikelola oleh pihak operator dapat memenuhi kebutuhan penduduk akan transportasi. Kondisi saranan transportasi yang ada pada saat ini tidak memadai itngkat pelayanannya, meskipun demikian angkutan umum rute Moramo-Kendari tetap menjadi salah satu pilihan karena sampai saat ini belum ada alternatif sarana transportasi lain dengan biaya terjangkau.Penetapan tarif angkutan terus mengalami perubahan sesuai dengan kondisi ekonomi, antara lain karena kenaikan harga Bahan Bakar Minyak(BBM), inflasi dan pengaruh harga pasar. Kenaikan harga BBM misalnya, akan mengakibatkan bertambahnya biaya operasional kendaraan yang pada akhirnya akan dibebankan kepada pengguna jasa angkutan tersebut. Hal ini juga akan berdampak pada penurunan jumlah pengoperasian angkutan karena banyak pengusaha yang tidak mau berisiko untuk menanamkan modal di bidang angkutan umum.Bila mengedepankan tuntutan masyarakat pengguna jasa semata tanpa menghiraukan kepentingan operator/pengusaha angkutan adalah keputusan yang tidak bijaksana. Namun bila hanya berpihak pada kepentingan operator/pengusaha angkutan, maka masyarakat yang akan menanggung bebannya.Atas dasar inilah penulis melakukan penelitian untuk meninjau serta menganalisis biaya operasional kendaraan angkutan umum yang terjangkau.

1.2 Rumusan MasalahPermasalahan mengenai tarif dan biaya operasi kendaraan sangat rumit, penyedia jasa selalu menginginkan pemberlakuan tarif setinggi mungkin dengan maksud mempercepat pengembalian modal. Sedangkan pengguna jasa (penumpang) selalu menghendaki tarif serendah mungkin. Dalam upaya mempertemukan kedua kepentingan ini. Untuk itu dalam penelitian ini akan dibahas permasalahan sebagai berikut:1. Bagaimana menghitung biaya operasional dari kendaraan angkutan umum yang memadai sehingga dapat terjangkau.2. Faktor apa saja yang mempengaruhi biaya operasional kendaraan angkutan umum rute Moramo-Kendari.1.3 Tujuan PenelitianAdapun tujuan penelitian ini adalah :1. Menentukan biaya operasional kendaraan (BOK) angkutan umum rute Moramo-Kendari, Serta hal-hal yang mempengaruhi besaran biaya tersebut.2. Menentukan tingkat perbandingan biaya operasional kendaraan dengan pendapatan angkutan umum Moramo-Kendari1.4 Manfaat PenelitianManfaat yang diambil dari penelitian ini adalah :1. Mengetahui besaran biaya operasional kendaraan angkutan umum khususnya rute Moramo-Kendari.2. Menambah pengetahuan dalam penetapan tarif berdasarkan biaya operasi kendaraan angkutan umum.1.5 Batasan MasalahPenelitian ini lebih terarah pada besaran biaya operasional kendaraan (BOK) angkutan umum untuk rute Moramo-Kendari. Dari perbandingan antara biaya operasional kendaraan angkutan umum dengan pendapatan angkutan umum rute moramo-kendari sampai pada jumlah armada yang memadai untuk angkutan umum. Dan tidak membahas mengenai fasilitas transportasi dalam pengembangan wilayah daratan serta mengenai kenyamanan pengguna jalan transportasi.1.6 Sistematika PenulisanUntuk Mempermudah dalam memahami isi penulisan proposal ini, maka dibuat garis besar susunan penulisan dengan rincian sebagai berikut :1. BAB I PENDAHULUANMerupakan pendahuluan yang memberikan gambaran inti yang meliputi latar belakang, maksud dan tujuan, pokok bahasan dan batasan masalah, manfaat penulisan, dan sistematika penulisan.2. BAB II TINJAUAN PUSTAKATinjauan Pustaka yang berisikan teori-teori pendukung yang berhubungan dengan penelitian ini.3. BAB III METODOLOGI PENELITIANMetode Penelitian, menguraikan tentang metode-metode yang dilakukan serta konsep langkah penelitian pada penelitian ini.

BAB IITINJAUAN PUSTAKA2.1 Pengertian Angkutan UmumAngkutan adalah sarana untuk memindahkan orang atau barang dari suatu tempat ke tempat lain. Tujuannya membantu orang atau kelompok orang menjangkau berbagai tempat yang dikehendaki, atau mengirimkan barangdari tenmpat asalnya ketempat tujuannya. Prosesnya dapat dilakukan menggunakan sarana angkutan berupa kendaraan atau tanpa kendaraan (diangkut oleh orang). Angkutan Umum adalah angkutan penumpang yang dilakukan dengan sistem sewa atau bayar. Termasuk dalam pengertian angkutan umum penumpang adalah angkutan kota (bus, minibus, dsb), kereta api, angkutan air dan angkutan udara (Warpani , 1990). Berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 41 tahun 1993 tentang Angkutan Jalan dijelaskan angkutan adalah pemindahan orang dan atau barang dari satu tempat ke tempat lain dengan menggunakan kendaraan. Sedangkan kendaraan umum adalah setiap kendaraan bermotor yang disediakan untuk dipergunakan oleh umum dengan dipungut bayaran. Pengangkutan orang dengan kendaraan umum dilakukan dengan menggunakan mobil bus atau mobil penumpang dilayani dengan trayek tetap atau teratur dan tidak dalam trayek.2.2 Tujuan Angkutan UmumTujuan pelayanan angkutan umum adalah memberikan pelayanan yang aman, cepat, nyaman, dan murah pada masyarakat yang mobilitasnya semakin meningkat, terutama bagi para pekerja dalam menjalankan kegiatannya.Bagi angkutan perkotaan, keberadaan angkutan umum apalagi angkutan umum massal sangat membantu manajemen lalu lintas dan angkutan jalan karena tingginya tingkat efisiensi yang dimiliki sarana tersebut dalam penggunaan prasarana jalan. Esensi dari operasi pelayanan angkutan umum adalah menyediakan layanan angkutan pada saat dan tempat yang tepat untuk memenuhi permintaan masyarakat yang sangat beragam. Pada hakikatnya yakni operator harus memahami pola kebutuhan, dan harus mampu mengerahkan penyediaan untuk memenuhi kebutuhan secara ekonomis. Jadi, dalam hal ini dapat dikenali adanya unsur-unsur: sarana operasi atau moda angkutan dengan kapasitas tertentu, yaitu banyaknya orang atau muatan yang dapat diangkut. biaya operasi, yaitu biaya yang dikeluarkan untuk menggerakkan operasi pelayanan sesuai dengan sifat teknis moda yang bersangkutan. prasarana, yakni jalan dan terminal yang merupakan simpul jasa pelayanan angkutan. staf atau sumber daya manusia yang mengoperasikan pelayanan angkutan.2.3 Peranan Angkutan UmumDalam perencanaan wilayah ataupun perencanaan kota, masalah transportasi kota tidak dapat diabaikan, karena memiliki peran yang penting,yaitu:a. Melayani kepentingan mobilitas masyarakatPeranan utama angkutan umum adalah melayani kepentingan mobilitas masyarakat dalam melakukan kegiatannya, baik kegiatan sehari- hari yang berjarak pendek atau menengah (angkutan perkotaan/pedesaan dan angkutan antarkota dalam propinsi), maupun kegiatan sewktu-waktu antar propinsi (angkutan antarkota dalam propinsi dan antarkota antar propinsi). Aspek lain pelayanan angkutan umum adalah peranannya dalam pengendalian lalu lintas penghematan energi, dan pengembangan wilayah.b. Pengendalian lalu lintasDalam rangka pengendalian lalu lintas, peranan layanan angkutan umum tidak dapat ditiadakan. Dengan ciri khas yang dimilikinya, yaknilintasan tetap dan mampu mengangkut banyak orang seketika, maka efisiensi penggunaan jalan menjadi lebih tinggi karena pada saat yang sama luasan jalan yang sama dimanfaatkan oleh lebih banyak orang.Selain itu, jumlah kendaraan yang berlalu lalang di jalanan dapat dikurangi, sehingga dengan demikian kelancaran arus lalu lintas dapat ditingkatkan.c. Penghematan EnergiPengelolaan angkutan umum ini pun berkaitan dengan penghematan penggunaan bahan bakar minyak (BBM). Sudah diketahui bahwa cadangan energi bahan bakar minyak dunia (BBM) terbatas, bahkan diperhitungkan akan habis dalam waktu dekat dan sudah adaupaya untuk menggunakan sumber energi non BBM. Untuk itu, layanan angkutan umum perlu ditingkatkan, sehingga jika layanan angkutan umum sudah sedemikian baik dan mampu menggantikan peranan kendaraan pribadi bagi mobilitas masyarakat.

d. Pengembangan WilayahBerkaitan dengan pengembangan wilayah, angkutan umum juga sangat berperan dalam menunjang interaksi sosial budaya masyarakat. Pemanfaatan sumber daya alam maupun mobilisasi sumber daya manusia serta pemerataan pembangunan daerah beserta hasil-hasilnya, didukung oleh sistem perangkutan yang memadai dan sesuai dengan tuntutan kondisi setempat.2.4 Pelayanan Angkutan UmumPelayanan Angkutan Umum dapat dibedakan dalam tiga kategori utama, yakni Angkutan Antar-Kota, Angkutan Perkotaan, dan Angkutan Perdesaan.2.4.1 Angkutan Antar KotaAngkutan antarkota adalah angkutan yang menghubungkan suatu kota dengan kota lainnya baik yang berada dalam satu wilayah administrasi propinsi (antarkota dalam propinsi) atau AKDP maupun yang berada di propinsi lain (antarkota antarpropinsi) yang berarti angkutan antar daerah atau AKAP. Kebutuhan angkutan antarkota pada umumnya dilayani oleh moda darat dan sebagian kecil oleh moda angkutan udara dan laut serta penyeberangan. Moda angkutan darat antarkota adalah kereta api dan kendaraan bermotor (bus berbagai ukuran, taksi).2.4.2 Angkutan PerkotaanAngkutan perkotaan membentuk jaringan pelayanan antarkota yang berada dalam daerah kota raya (metropolis) dan tidak terikat pada batas wilayah administrasi kota atau daerah, sedangkan angkutan kota adalah angkutan dalam wilayah administrasi kota. Pengoperasian sistem angkutan massal adalah salah satu upaya menampung kepentingan mobilitas penduduk, terutama di daerah perkotaan atau kota yang berpenduduk lebih dari 1.000.000 jiwa. Angkutan umum massal kota di Indonesia pada umumnya dilayani dengan bus sedang atau kecil, sedangkan bus besar hanya melayani angkutan kota di beberapa kota besar; selebihnya, bus besar melayani angkutan antarkota antarpropinsi.2.4.3 Angkutan PedesaanAngkutan perdesaan adalah pelayanan angkutan penumpang yang ditetapkan melayani trayek dari dan ke terminal tipe C. Ciri utama lain yang membedakan angkutan perdesaan dengan yang lainnya adalah pelayanan lambat, tetapi jarak pelayanan tidak ditentukan.2.5 Jenis Angkutan UmumJenis angkutan Umum dibagi dalam dua jenis, dari segi kualitas dan dari segi kapasitas. Kualitas angkutan umum dibuat beberapa tingkatan, untuk menarik orang- orang dari golongan bawah sampai golongan atas. Sedangkan kapasitasangkutan umum yang digunakan disesuaikan dengan tingkat pembebanan (jumlah penumpang) pada jalur tersebut.Dari segi kualitas, misalnya :1. Bus umum: penumpang tidak dijamin mendapatkan tempat duduk2. Bus patas: semua penumpang mendapatkan tempat duduk.3. Bus patas AC: semua penumpang mendapatkan tempat duduk dan nyaman.4. Bus cepat: penumpang dapat sampai ke tujuan dengan cepat. Ini dapat dilakukan dengan mengurangi tempat pemberhentian.5. Bus eksekutif: semua penumpang mendapat tempat duduk yang nyaman dengan waktu perjalanan yang cepat.Dari segi kapasitas, seperti:1. Mini Bus : kapasitas 10 orang.2. Mikrolet: kapasitas sekitar 12 orang.3. Bus sedang: kapasitas sekitar 40 orang.4. Bus besar: kapasitas sekitar 60 orang.5. Bus tingkat: kapasitas sekitar 100 orang.6. Bus gandeng: kapasitas sekitar 150 orang.2.6 Jenis Tarif Angkutan UmumTarif angkutan adalah suatu daftar yang memuat harga-harga untuk para pemakai angkutan yang disusun secara teratur. Pembebanan dalam harga dihitung menurut kemampuan transportasi (What Traffic Will Bear).Adapun jenis tarif yang berlaku dapat dikelompokkan sebagai berikut:1. Tarif Seragam (flat flare)Pada sistem ini, tarif dikenakan tanpa memperhatikan jarak yang ditempuh, baik perjalanan jarak pendek maupun jauh dikenakan tarif yang sama. Secara umum, tarif seragam biasanya diterapkan untuk penumpang yang mempunyai panjang perjalanan rata-rata hampir sama. Kerugian tarif ini adalah pada penumpang yang melakukan perjalanan jarak pendek karena harus membayar dengan tarif yang sama dengan penumpang yang melakukan perjalanan jarak jauh. Sebaliknya penumpang yang melakukan perjalanan jarak jauh akan diuntungkan dengan kondisi ini.

Tarif (Rp)

Jarak (Km)Gambar 2.1 Tarif Seragam

2. Tarif Berdasarkan Jarak (Distance-Based Flare)Sistem tarif ini ditentukan berdasarkan jarak yang ditempuh, yaitu besarnya tarif yang ditetapkan adalah perkalian besar tarif perkilometer dengan panjang perjalanan, dimana jarak minimum dan tarif minimum ditetapkan terlebih dahulu nilainya. Sistem tarif ini memiliki kelemahan, yaitu kesulitan dalam pengumpulan ongkos karena sebagian penumpang melakukan perjalanan yang relatif pendek menggunakan angkutan lokal.Tarif (Rp)

Jarak (Km)Gambar 2.2 Tarif Berdasarkan Jarak3. Tarif BertahapSistem tarif ini didasarkan pada jarak yang ditempuh oleh penumpang yang di bagi persatuan tahapan.tahapan adalah suatu penggalan dari rute yang jaraknya antar satu atu lebih tempat pemberhentian sebagai dasar perhitungan tarif. Tarif bertahap mencerminkan usaha penggabungan secara wajar keinginan penumpang dan pertimbangan biaya yang dikeluarkan perusahaan dengan waktu untuk mengeluarkan ongkos. Struktur seperti ini tidak hanya digunakan dengan memperhitungkan bermacam-macam permintaan pelayanan perangkutan untuk jarak pendek dan panjang tapi juga akan menguntungkan jika memperhatikan metode pengumpulan tarifTarif (Rp)

Jarak (Km)

Gambar 2.3 Tarif berdasarkan tahapan

4. Tarif ZonaSistem tarif ini adalah penyederhanaan dari tarif bertahap dimana daerah pelayanan perangkutan tersebut dibagi kedalam zona-zona. Pusat kota biasanya sebagai zona terdalam dan dikelilingi oleh zona terluar yang tersusun seperti sebuah sabuk. Daerah pelayanan angkutan juga dapat dibagi kedalam zona-zona yang berdekatan. Jika terdapang jalan yang melintang dan melingkar, panjang jalan ini harus dibatasi dengan membagi zona kedalam sektor-sektor. Skala jarak dan tarif dibentuk dengan cara yang sama dengan struktur tarif bertahap yang berdasarkan suatu jarak dan suatu tingkatan tarif. Kerugian akan terjadi bagi penumpang yang hanya melakukan perjalanan jarak pendek didalam dua zona yang berdekatan, mereka harus membayar ongkos untuk dua zona. Sebaliknya suatu perjalanan yang panjang dapat menjadi lebih murah jika dilakukan didalam sebuah zona dibandingkan dengan perjalanan pendek yang melintasi batas zona.

CBDZona1Zona 2

Gambar 2.4 Tarif Berdasar Zona2.7 Parameter Kinerja Angkutan UmumParameter kinerja angkutan umum dapat di ukur berdasarkan Keputusan Direktur Jenderal Perhubungan Darat No.SK.687/AJ.206/DRJD/2002, sebagai berikut :1. Waktu PerjalananWaktu perjalanan digunakan untuk mengukur waktu perjalanan suatu angkutan umum setiap kilometer jarak tempuhnya.

Waktu perjalanan dapat dihitung dengan menggunakan persamaan:W = Dengan: W = waktu perjalanan angkutan umum (menit/km) J = Jarak antar segmen (km) T = Waktu tempuh angkutan umum (menit)2. Kecepatan perjalananKecepatan perjalanan angkutan umum perkotaan adalah perbandingan jarak operasi dengan waktu perjalanan yang dibutuhkan angkutan dalam melakukan operasi layanannya Persamaan yang digunakan dalam mengukur kecepatan perjalanan adalah: V = Dengan: V = Kecepatan perjalanan angkutan umum (km/jam) J = Jarak rute angkutan umum (km) T = Waktu tempuh angkutan umum (menit)3. Faktor Muat ( Load Factor)Load factor adalah rasio jumlah penumpang dengan kapasitas tempat duduk per satuan waktu tertentu.Untuk menentukanload factor digunakan rumus berikut :

Dengan: Lf =load factor (%) JP = jumlah penumpang per kendaraan umum C = kapasitas penumpang per kendaraan umum.4. Waktu pelayanan atau jam operasiWaktu pelayanan sangat berpengaruh terhadap perolehan rit dalam satu hari,biaya operasional angkutan umum dan pendapatan serta pelayanan yang diberikan kepada masyarakat.5. Waktu Sirkulasi Waktu sirkulasi adalah waktu yang diperlukan oleh angkutan kota untuk menjalani satu putaran atau dua rit pelayanan trayek dari terminal asal kembali lagi ke terminal asal. Rumus yang digunakan sebagai berikut:CTABA = (TAB + TBA) + (AB + BA) + (TTA + TTB) Dengan:CTABA = Waktu sirkulasi dari A ke B, kembali ke ATAB = Waktu perjalanan rata-rata dari A ke BTBA = Waktu perjalanan rata-rata dari B ke AAB = Deviasi waktu perjalanan dari terminal A ke terminal BBA = Deviasi waktu perjalanan dari terminal B ke terminal ATTA = Waktu henti di terminal ATTB = Waktu henti di terminal B6. Frekuensi PelayananFrekuensi adalah jumlah kendaraan yang beroperasi dalam waktu 1 jam. Penghitungan frekuensi dengan menggunakan rumus sebagai berikut :

Dengan:f = frekuensi (jumlah kendaraan per menit)N = jumlah kendaraan (buah)7. Waktu antara kendaraan (headway)Headway adalah interval waktu antara kendaraan angkutan kota yang satu dengan kendaraan angkutan kota di belakangnya untuk melalui satu titik tertentu. Nilai headway dapat dinyatakan dalam persamaan sebagai berikut :

Dengan:H = waktu antara (menit)f = frekuensi pelayanan (kendaraan/jam)8. Waktu tungguWaktu tunggu adalah waktu berhenti kendaraan umum di asal atau di tujuan.Perhitungan waktu tunggu angkutan umum dapat diukur dari setengah headway.2.8 TrayekTrayek adalah lintasan kendaraan bermotor umum untuk pelayanan jasa angkutan orang dengan mobil penumpang atau mobil bus, yang mempunyai asal dan tujuan perjalanan tetap, lintasan tetap dan jadwal tetap maupun tidak berjadwal.

Berdasarkan PP No.41 Th 1993 tentang angkutan jalan, trayek pelayananjasa angkutan umum dibagi dalam 4 (empat kelompok), yakni :1. Trayek antarkota antarpropinsi, dengan ciri-ciri pelayanan:a. Mempunyai jadwal tetap,b. Pelayanan cepat,c. Dilayani oleh mobil bus umum,d. Tersedianya terminal tipe A pada awal pemberangkatan ,persinggahan, dan terminal tujuan;2. Trayek antarkota dalam propinsi, dengan ciri-ciri pelayanan:a. Mempunyai jadwal tetap,b. Pelayanan cepat dan atau lambat,c. Dilayani oleh mobil bus umum.d. Tersedianya terminal sekurang-kurangnya tipe B, pada awal pemberangkatan, persinggahan dan terminal tujuan.e. Prasarana jalan yang dilalui memenuhi ketentuan kelas jalan.3. Trayek kota, terdiri dari:a. Trayek utama yang diselenggarakan dengan ciri-ciri:1) Mempunyai jadwal tetap,2) Melayani angkutan antarkawasan utama, antara kawasan utama dan kawasan pendukung dengan ciri melakukan perjalanan ulang-alik secara tetap dengan pengangkutan yang bersifat massal,3) Dilayani oleh mobil bus umum,4) Pelayanan cepat dan/atau lambat,5) Jarak pendek,6) Melalui tempat-tempat yang ditetapkan hanya untuk menaikkan danmenurunkan penumpang,b. Trayek cabang yang diselenggarakan dengan ciri-ciri:1) Mempunyai jadwal tetap,2) Melayani angkutan antar kawasan pendukung, antar kawasan pendukung dan kawasan pemukiman,3) Dilayani dengan mobil bus umum,4) Pelayanan cepat dan/ atau lambat,5) Jarak pendek,c. Trayek Ranting yang diselenggarakan dengan ciri-ciri:1) Melayani angkutan dalam kawasan permukiman,2) Dilayani dengan mobil bus umum dan/atau mobil penumpang umum,3) Pelayanan lambat,4) Jarak pendek,5) Melalui tempat-tempat yang telah ditetapkan untuk menaik danmenurunkan penumpang;d. Trayek langsung yang diselenggarakan dengan ciri-ciri:1) Mempunyai jadwal tetap,2) Melayani pengangkutan antarkawasan secara tetap yang bersifat massal dan langsung,3) Dilayani oleh bus umum,4) Pelayanan cepat,5) Jarak pendek,6) Melalui tempat-tempat yang ditetapkan untuk menaikkan dan menurunkan penumpang;4. Trayek perdesaan, dengan ciri-ciri pelayanan:a. Mempunyai jadwal tetap dan/atau tidak berjadwal,b. Pelayanan lambat,c. Dilayani oleh mobil bus umum dan/atau mobil penumpang umum,d. tersedianya terminal penumpang sekurang-kurangnya tipe C pada pemberangkatan dan terminal tujuan,e. prasarana jalan yang dilalui memenuhi ketentuan kelas jalan.2.9 TerminalUntuk terlaksananya keterpaduan intra dan antar moda secara lancar dan tertib maka perlu dibangun dan diselenggarakan terminal pada tempat-tempat yang strategis. Adapun terminal transportasi merupakan: Titik simpul dalam jaringan jalan transportasi yang berfungsi sebagai pelayanan umum. Tempat pengendalian, pengawasan, pengaturan dan pengoperasian lalu lintas. Prasarana angkutan yang merupakan bagian dari sistem transportasi untuk melancarkan arus penumpang dan barang. Unsur tata ruang yang mempunyai peranan penting bagi efisiensi kehidupan kota.Pada hakikatnya terminal merupakan simpul dalam sistem jaringan perangkutan jalan yang terdiri atas (1) terminal penumpang dan (2) terminal barang.1. Terminal PenumpangTerminal penumpang adalah prasarana transportasi jalan untuk keperluan menaikkan dan menurunkan penumpang dan atau barang, perpindahan intra dan antarmoda angkutan, transportasi serta mengatur kedatangan dan pemberangkatan kendaraan umum.2. Terminal BarangTerminal barang adalah prasarana perangkutan jalan untuk keperluan membongkar barang serta perpindahan intra dan atau antarmoda transportasi.Terminal berdasarkan wilayah pelayanannya dibagi menjadi :a. Terminal penumpang tipe ABerfungsi melayani kendaraan umum untuk angkutan antar kota antar propinsi, atau angkutan lintas batas negara, angkutan antar kota dalam propinsi, angkutan kota dan angkutan pedesaan.b. Terminal penumpang Tipe BBerfungsi melayani kendaraan umum untuk angkutan antar kota dalampropinsi, angkutan kota dan angkutan pedesaan.c. Terminal penumpang tipe CBerfungsi melayani kendaraan umum untuk angkutan pedesaan.

Berdasarkan fungsi pelayanan, terminal dikelompokkan dalam :a. Terminal utama, adalah terminal yang melayani angkutan utama, angkutan pengumpul/penyebaran antarpusat kegiatan nasional, dari pusat kegiatan wilayah ke pusat kegiatan nasional serta perpindahan antarmoda khususnya moda angkutan laut dan udara.b. Terminal pengumpang adalah terminal yang melayani angkutan pengumpul/penyebar antarpusat kegiatan wilayah, dari pusat kegiatan lokal ke pusat kegiatan wilayah.c. Terminal lokal, melayani penyebaran antarpusat kegiatan lokal.

2.10 Biaya Operasional Kendaraan (BOK)Biaya operasi kendaraan di definisikan sebagai biaya dari semua faktor-faktor yang terkait dengan pengoperasian satu kendaraan pada kondisi normal untuk suatu tujuan tertentu. Berdasarkan pertimbangan ekonomi, diperlukan kesesuaian antara besarnya tarif (penerimaan). Dalam hal ini pengusaha mendapatkan keuntungan yang wajar dan dapat menjamin kelangsungan serta perkembangan usaha jasa angkutan umum yang dikelolanya.Biaya Operasi Kendaraan dibagi menjadi dua bagian yaitu biaya tetap (Fixed cost) dan biaya tidak tetap (variable cost)2.10.1 Biaya Tetap (Fixed Cost)Biaya tetap (Fixed Cost) adalah biaya yang harus dikeluarkan pada saat awal dioperasikan. Biaya ini tidak tergantung pada volume produksi yang terjadi. Biaya tetap ini dapat dikelompokkan sebagai berikut :1. Biaya Modal KendaraanPara pengusaha angkutan antar kota dalam propinsi sebagian besar memilih system pemilikan kendaraan dalam sistem kredit beserta bunga yang harus dilunasi dalam jangka waktu tertentu.Asumsi-asumsi yang digunakan :a) Pemilik kendaraan dengan menggunakan modal yang dipinjam seluruhnya dari bank.b) Pinjaman tersebut beserta bunganya harus dibayarkan dalam jangka waktu tertentu.

Jika pemilik kendaraan membeli kendaraan dengan uang sendiri tanpa kredit maka biaya bunga modal ditiadakan.2. Biaya PenyusutanBiaya penyusutan yaitu biaya yang dikeluarkan untuk penyusutan nilai kendaraan karena berkurangnya umur ekonomis. Biaya depresiasi dapat diperlakukan sebagi komponen dari biaya tetap, jika masa pakai kendaraan dihitung berdasarkan waktu. Untuk menghitung biaya depresiasi, hal pertama yang dilakukan adalah menentukan harga kendaraan.

Biaya penyusutan dapat dihitung dengan cara sebagai berikut:A=S(i) / {(1+i)n -1}Ket :A : Biaya penyusutan setiap tahunS : Selisih harga kendaraan baru (nilai sekarang) dengan kendaraan bekas.i : Suku bungan : jangka waktu penyusutan3. Biaya Perijinan dan AdministrasiIjin kendaraan tahunan dikenakan pada masing-masing kendaraan, dimana besarnya ijin telah ditetapkan oleh pemerintah yaitu 5 (Lima) tahun berdasarkan ukuran dan tahun pembuatan, biaya ini terdiri dari biaya STNK, izin trayek, izin usaha, biaya pemeriksaan (KIR) dan biaya pajak kendaraan bermotor (PKB).4. Biaya Asuransi KendaraanBiaya Asuransi Kendaraan adalah biaya asuransi kecelakaan yang dibayarkan kepada suatu perusahaan asuransi. Beban yang dapat ditanggung oleh pihak asuransi apabila kendaraan rusak sangat bergantung pada besarnya premi yang dibayar setiap waktu. Asuransi bahkan dapat dijadikan perlindungan terhadap seluruh kerusakan kendaraan.

5. Biaya Awak KendaraanBiaya awak kendaraan yaitu gaji awak kendaraan angkutan kota yang terdiri dari sopir dan kondektur. Biaya awak kendaraan terdiri dari : Gaji/upah Tunjangan Sosial Biaya Pengobatan

2.10.2 Biaya Tidak Tetap (Variable Cost)Biaya tidak tetap bisa juga disebut sebagai biaya variable (variable cost) karena biaya ini sangat bervariasi tergantung hasil yang diproduksi, seperti waktu tempuh atau jumlah penumpang dan barang yang diangkut. Biaya tidak tetap merupakan biaya yang dikeluarkan pada saat kendaraan beroperasi. komponen biaya yang termasuk ke dalam biaya tidak tetap ini adalah :1. Biaya Bahan Bakar Minyak (BBM)Pemakaian bahan bakar umumnya dinyatakan dalam kilometer/liter. Peningkatan kilometer/liter menyatakan penurunan biaya. Faktor yang mempengaruhi pemakaian bahan bakar adalah jenis dan tipe kendaraan, topografi, rute, load factor, geometri, geometri jalan dan kecepatan kendaraan. Rumus untuk menghitung Biaya BBM per seat-km adalah sebagai berikut :Biaya BBM per KM = Biaya BBM perhari Jarak Tempuh (KM) Perhari

2. Biaya Pemakaian BanBiaya pemakaian ban adalah biaya yang dikeluarkan untuk pembelian ban baik ban dalam maupun luar. Besarnya biaya pemakaian ban sangat tergantung pada kecepatan kendaraan dan jenis kendaraan.3. Biaya PemeliharaanBiaya pemeliharaan dapat dikelompokkan sebagai berikut : Servis Kendaraan (tiap 6 bulan atau 5000KM) Biaya yang dikeluarkan untuk penggantian oli mesin, oli gardan, oli transmisi dan gemuk. Ditambah dengan upah kerja servis. Biaya Pencucian Kendaraan4. Biaya Retribusi TerminalBiaya retribusi adalah biaya yang dipungut oleh dinas pendapatan daerah(Dispenda) terhadap setiap angkutan umum yang memasuki terminal.

BAB IIIMETODE PENELITIAN3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian3.1.1 Lokasi PenelitianPenelitian ini berlokasi pada rute trnsportasi Kec.Moramo menuju Kota kendari.3.1.2 Waktu PenelitianDalam penelitian ini akan dilakukan survey selama 1 minggu yaitu untuk menentukan data-data primer yang dimulai dari pelaksanaan survey langsung ke lapangan terhadap jumlah penumpang yang naik turun serta waktu tempuh dari kec.moramo menuju kota kendari.3.1 3.2 Jenis dan Sumber DataSumber data pada penelitian ini sebagai berikut :1. Data PrimerData Primer adalah data-data yang berhubungan dengan observasi langsung di lapangan/lokasi penelitian. Untuk mendapatkan data primer yaitu dengan cara survey langsung dilapangan dan langkah awal ialah dengan mempersiapkan alat-alat dan keperluan survey.2. Data SekunderData sekunder adalah data-data yang diperoleh dari instansi terkait sesuai dengan lingkup penelitian yang berupa data-data pendukung. Data sekunder yang dibutuhkan adalah jumlah rute, panjang rute, banyaknya angkutan yang beroperasi serta biaya operasional dan lain-lain.3.3 Bagan Alir Penelitian

Identifikasi Masalah dan Studi Pustaka

Penetapan Tujuan

Observasi Lapangan

Pengumpulan Data

Data Sekunder :Jumlah angkutan yang beroperasiPanjang RuteDaftar Tarif AngkutanData tahun dan harga kendaraanData harga suku cadangData Primer :Naik Turun PenumpangWaktu Perjalanan Jumlah PenumpangPendapatanPenggunaan Suku cadang

Pengumpulan Data

Analisis Data :Pergitungan BOKPerhitungan Pendapatan

Kesimpulan dan Saran

Gambar 3.1 Bagan Alir Penelitian14