96
Laporan Resmi Praktikum Fluida Reservoir BAB I PENDAHULUAN Minyak bumi merupakan kebutuhan yang sangat penting bagi kehidupan mahluk hidup, khususnya bagi manusia selain itu minyak bumi juga memberikan pengaruh yang sangat penting bagi perkembangan dunia contohnya didalam kehidupan sehari-hari hampir sebagian besar kita temui produk-produk yang banyak menggunakan minyak bumi. Minyak mentah merupakan komponen senyawa hidrokarbon yang terbentuk didalam bumi, yang berupa cairan, gas, dan padat, karena tergantung dari komposisi mineralnya serta pengaruh dari tekanan dan temperaturnya. Senyawa hidrokarbon dapat digolongkan menjadi beberapa golongan diantaranya: Golongan Parafin Golongan Naftalen Golongan Aromatik Dengan teknik analisa dan perhitungan yang baik pada proses pengolahan minyak akan didapatkan hasil yang baik pula. Hasil analisa Crude Oil juga sangat dipengaruhi oleh cara atau metoda pengambilan sample fluida, karena fluida yang dihasilkan oleh sumur produksi dapat berupa gas, minyak, dan air. Adapun metoda pengambilan sample tersebut ada dua cara, yaitu: Sekolah Tinggi Teknologi Minyak Dan Gas Bumi 1

Analisa Alat Minyak Bumi

Embed Size (px)

DESCRIPTION

bumi

Citation preview

BAB I

2Laporan Resmi Praktikum Fluida Reservoir

BAB I

PENDAHULUANMinyak bumi merupakan kebutuhan yang sangat penting bagi kehidupan mahluk hidup, khususnya bagi manusia selain itu minyak bumi juga memberikan pengaruh yang sangat penting bagi perkembangan dunia contohnya didalam kehidupan sehari-hari hampir sebagian besar kita temui produk-produk yang banyak menggunakan minyak bumi. Minyak mentah merupakan komponen senyawa hidrokarbon yang terbentuk didalam bumi, yang berupa cairan, gas, dan padat, karena tergantung dari komposisi mineralnya serta pengaruh dari tekanan dan temperaturnya. Senyawa hidrokarbon dapat digolongkan menjadi beberapa golongan diantaranya:

Golongan Parafin

Golongan Naftalen

Golongan Aromatik

Dengan teknik analisa dan perhitungan yang baik pada proses pengolahan minyak akan didapatkan hasil yang baik pula. Hasil analisa Crude Oil juga sangat dipengaruhi oleh cara atau metoda pengambilan sample fluida, karena fluida yang dihasilkan oleh sumur produksi dapat berupa gas, minyak, dan air. Adapun metoda pengambilan sample tersebut ada dua cara, yaitu:

1. Bottom hole sampling; Contoh fluida diambil dari dasr lubang sumur, hal ini bertujuan agar didapat sample yang lebih mendekati kondisi di reservoir.

2. Surface sampling (sampling yang dilakukan dipermukaan); Cara ini biasanya dilakukan pada well head atau pada separator.

Agar dihasilkan suatu produk reservoir yang sesuai dengan yang kita harapkan, maka pada fluida tersebut perlu dilakukan beberapa analisa atau pengukuran terhadap air, endapan, berat jenis, titik kabut, titik beku, titik tuang, flash point, fire point, viscositas, tekanan uap, dan analisa terhadap air formasi.

Pemisahan zat padat, cair, dan gas dari minyak mutlak dilakukan sebelum minyak mencapai refinery, karena dengan memisahkan minyak dari zat-zat tersebut di lapangan akan dapat dihindari biaya-biaya yang seharusnya tidak perlu. Dari sini juga dapat diketahui perbandingan-perbandingan minyak dan air (WOR), minyak dan gas (GOR), serta persentase padatan yang terkandung dalam minyak.

Oleh karena itu, dalam memproduksi minyak, analisa fluida reservoir sangat penting dilakukan guna menghindari hambatan-hambatan dalam operasinya. Hal itu juga dapat membantu dalam pencapaian produktifitas secara maksimum dengan baik. Study dari analisa fluida reservoir ini sangat bermanfaat untuk mengevaluasi atau merancang peralatan produksi yang sesuai dengan keadaan di suatu reservoir, meningkatkan efisiensi, serta guna menunjang kelancaran proses produksi.

Praktikum yang dilakukan di laboratorium Analisa Fluida Reservoir mempunyai tujuan yaitu memahami sifat sifat fisik dan sifat kimia dari reservoir terutama minyak mentah dan air formasi. Dalam praktikum ada beberapa hal yang kami pelajari :

1. Penentuan Kandungan Air dengan Dean & Stark Method

2. Penentuan Kandungan Air dan Endapan (%BS & W) dengan Centrifuge Besar

3. Penentuan Specific Gravity

4. Penentuan Titik Kabut, Titik Beku, dan Titik Tuang

5. Penentuan Titik dan Titik Bakar dengan Tag Closed Tester

6. Penentuan Viskositas Kinematik Secara Coba Coba (Tentative Method)

7. Penentuan Vapour Pressure

8. Analisa Kimiawi Air FormasiBAB II

PENENTUAN KANDUNGAN AIR

DENGAN MENGGUNAKAN DEAN & STARK METHOD

2.1. TUJUANUntuk dapat menentukan kandungan air dari minyak mentah atau crude oil.

2.2. TEORI DASARMinyak mentah yang kita produksi secara langsung dari dalam perut bumi pada kenyataannya bukan minyak murni melainkan masih mengandung gas maupun air, hal ini nantinya akan mempengaruhi perhitungan jumlah minyak yang akan diproduksi, karena dalam suatu reservoir khususnya minyak, akan selalu didapatkan kandungan air. Sifat-sifat air reservoir ini mempunyai kemampuan untuk melarutkan hidrokarbon, komposisi, faktor volume formasi, dan karakteristik viscositas pada suhu dan tekanan formasi. Pemisahan antara minyak dan air yang terkandung di dalamnya disebut Dehidrasi Minyak Bumi . Dehidrasi ini dilakukan baik pada penghilangan maupun transportasi minyak karena air yang terkandung dalam minyak dapat menyebabkan korosi pada pipa pipa minyak tempat penimbunan minyak, dan lain sebagainya. Dehidrasi ini merupakan persoalan kimia maupun fisika yang diperlukan untuk mendapatkan pemisahan yang seefisien mungkin. Air dan pengotor endapan dalanm minyak mentah dapat turut terproduksi keprmukaan karena minyak, gas maupun air tidak dapat secara langsung memisahkan diri pada waktu berada dalam suatu system jebakan. Akibatnya minyak pun teproduksi kepermukaan dengan memanfaatkan tenaga pendorong yang terdapat dalam jebakan itu sendiri. Dalam hal ini kita kenal dengan istilah water drive mekanis atau pendesak air yang terutama terjadi pada sumur-sumur produksi dengan tenaga pendorong alamiah.

Kadar air yang terdapat dalam minyak metah dapat diketahui dengan suatu teknik pengujian dengan Dean & Stark method. Caranya mengunakan prinsip destilasi yaitu dengan mengkondesasikan minyak yang dipanasi maka akan tertampung cairan uap air dan minyak.

Air formasi yang terkandung dalam minyak ada dua macam, yaitu:

a. Air bebas, merupakan air yang terbebaskan dari minyaknya.

b. Air emulsi, air yang melayanglayang di dalam minyak dan diperlukan cara cara khusus untuk memisahkannya.

Dalam lapangan minyak, air bebas lebih mudah untuk dibebaskan ( dipisahkan ) dari minyaknya dibandingkan dengan air emulsi. Pemisahan air bebas dari minyaknya dapat dilakukan dengan mendiamkan atau settling dalam suatu tempat, dicampur gas olise, bisulfide, atau dipanaskan. Tetapi untuk air emulsi, pemisahannya memerlukan cara cara khusus.

Terjadinya emulsi ini memerlukan tiga syarat, yaitu :

a. Adanya dua zat cair yang tidak saling campur.

b. Adanya zat yang menyebabkan terjadinya emulsi ( Emulsifying Agent ).

c. Adanya agitasi.

Sifat-sifat Emulsi antara lain :

a. Umumnya kadar air emulsi cukup tinggi.

Hal ini disebabkan penguapan sejumlah air, gas alam sebelum terjadi emulsifikasi pada residu airnya.

Kadar garam yang besar pada fasa cair berpengaruh besar pada gaya permukaan pada gaya permukaan antara cairan minyak dan air.

Di antara zat zat tersebut dengan emulsion flying agentnya yang terkonsentrasi antara dua fasa yang bersangkutan.

b. Pengemulsian juga dipengaruhi oleh sifat sifat minyak. Semakin besar viscositasnya, residu karbon, dan tegangan permukaan minyak semakin terbentuk emulsi.

c. Semakin lama emulsi terbentuk semakin ketat atau semakin susah untuk dipisahkan.Untuk mencegah terjadinya emulsifikasi, dapat dilakukan dengan cara :

a. Memperkecil tingkat agitasi, contohnya dengan menggunakan anker pada sumur -sumur pompa, mengurangi kecepatan pompa, spasi plunger ( mengurangi slopage ), dan pompa dianjurkan untuk tenggelam.

b. Penggunaan zat anti emulsifikasi.

c. Pemisahan air sebelum terjadinya emulsifikasi.

Pemisahan minyak terhadap air mutlak dilakukan untuk menghindari kerugian antara lain :

a. Pipe line akan berkurang kapasitasnya karena harus mentransport minyak dengan air.

b. Air bisa menyebabkan korosi pada peralatan pengeboran2.3. ALAT DAN BAHAN2.3.1. Alat:

1. Condenser

2. Receiver

3. Ground Flask Joint

4. Electrical Oven

2.3.2. Bahan:

1. Sample minyak mentah 50 ml

2. Solvent 50 ml

3. Air sirkulasi

Gambar 2.1

Peralatan Strak & Dean Methode

Gambar 2.2

Electric Oven

2.4. PROSEDUR KERJA1. Sirkulasikan air dalam peralatan.

2. Alat harus dalam keadaan bersih dan siap pakai.

3. Ambil sample (minyak ringan/berat) sebanyak 50 ml.

4. Tambahkan ke dalamnya solvent (bensin/kerosine) 50 ml

5. Masukkan campuran tersebut ke dalam plask.

6. Hubungkan electrical oven dengan arus listrik, dan setelah beberapa jam pastikan telah terjadi kondensasi.

7. Amati proses kondensasi dengan adanya air yang terdapat pada water trap.

8. Jika pada water trap sudah tidak ada penambahan air lagi, laporkan % air dengan Dean and Stark Methode.

9. Kandungan air (%) = (volume air / volume sample) x 100%2.5. HASIL PERCOBAAN DAN PERHITUNGAN2.5.1. Analisa:

Volume sample (oil)

= 50ml

Volume solvent (kerosin)= 50ml

Volume air pada water trap= 0,05 ml

Perhitungan:

Kandungan air dalam sample dengan Dean & Stark Method:

2.5.2. Data Perhitungan:Tabel 2.1

Tabulasi Hasil Perolehan Analisa %Kadar Air Pada Sampel Minyak dengan Metode Dean & Stark Untuk Tiap Kelompok

NoKelompokVol.Sampel

(ml)Vol.Solvent

(ml)Vol.Air yang tertampung

(ml)% Kadar Air

(%)

1A50500.10.2

2B50500.30.6

3C50500.250.5

4D50500.290.58

5E50500.150.3

6F50500.170.34

7G50500.050.1

8H50500.0750.15

9I50500.3090.618

Gambar 2.3

Grafik %Kadar Air vs Volume air Tertampung

Gambar 2.4

Grafik %Kadar Air vs Sampel Kelompok

2.6. PEMBAHASANCrude Oil yang dihasilkan dari dalam sumur pemboran tidak semua mengandung minyak, tetapi juga mengandung campuran air dan gas. Sebelum proses pemanasan, sample minyak yang akan digunakan terlebih dahulu dicampur dengan solvent (pelarut) yang pada percobaan ini menggunakan kerosin, karena mempercepat proses penguapan, disamping itu juga mengunakan kerikil yang ditaruh didalam Ground Flask Joint supaya mengimbangi tekanan uap agar tidak terjadi ledakan. Jumlah air yang terdapat dalam Water Trap merupakan fungsi waktu dari hasil destilasi, karena semakin lama waktu yang digunakan maka air yang didapat semakin bannyak tergantung atas kondisi air didalam minyak, karena berhubungan dengan persen kandungan air. Dengan mengetahui % kandungan air ini nantinya dapat diketahui minyak (crude oil) yang memiliki kualitas yang baik, yang nantinya dapat diperoleh gambaran mengenai keadaann minyak mentah dan jumlahnya yang memungkinkan untuk diproduksikan.

Percobaan dengan metode ini kurang efektif karena penguapan minyak yang mengakibatkan berkurangnya grafity minyak yang bersangkutan. Kehilangan grafity ini adalah karena penguapan fraksi-fraksi dari minyak. Pengurangan penguapan dapat dilakukan dengan memanaskan minyak dalam ruang yang tertutup rapat.Penggunaan solvent berupa kerosin bertujuan untuk mempercepat proses pemisahan air dari minyak serta proses pemanasannya. Dalam percobaan dihasilkan air sebanyak 5% dalam 50 ml sample minyak. Hal ini menunjukkan bahwa sample merupakan sample minyak (crude oil) yang buruk, karena memiliki kandungan air diatas 1%, sehingga biasanya tidak dapat langsung diproduksikan karena resiko timbulnya problem produksi yang sangat besar.2.7.

KESIMPULAN

Kerosin adalah campuran berfungsi sebagai katalis yang mempercepat terjadinya penguapan, tetapi tidak ikut bereaksi ketika terjadi pemanasan.

Agar data yang diperoleh lebih akurat, maka pemanasan minyak harus dalam keadaan ruang an yang tertutup rapat, sehingga tidak ada uap yang keluar.

Dari hasil percobaan yang didapat kandungan air sebanyak 5 % dari 50 ml sample minyak. Hasil tersebut menandakan, minyak memiliki kualitas kurang baik (kandungan air lebih dari 1%) sehingga tidak dapat langsung diproduksi, karena menimbulkan problem produksi (kemungkinannya sangat besar).

Kadar air yang berlebih menimbulkan:

Korosi: aliran fluida yang terjadi bersamaan dengan desakan O2 yang terjadi didalam pipa.

Scale: air formasi yang membawa zat yang dapat menyebabkan penyumbatan pada pipa.

Emulsi : keadaan dimana zat cair tidak saling melarutkan atau sukar larut dengan zat cair.

Adanya Persentasi air yang cukup tinggi pada hasil percobaan, dapat disebabkan oleh:

Kurang bersihnya alat praktikum

Kurang telitinya praktikan selama proses praktikum. BAB III

PENENTUAN KANDUNGAN AIR DAN ENDAPAN (BS & W)

DENGAN CENTRIFUGE METHOD3.1. TUJUANMenentukan kadar air dan sedimen yang tercampur dalam sampel minyak dengan menggunakan metode centrifuge.

3.2. TEORI DASARMinyak yang kita produksi ke permukaan sering kali tercampur dengan sedimen-sedimen yang dapat mempengaruhi proses/laju produksi, untuk itu endapan tersebut harus dipisahkan dengan cara:

Di Laboratorium

Dengan menggunakan metode centrifuge yaitu dengan menggunakan gaya centrifugal sehingga air, minyak dan endapan dapat terpisahkan.

Di LapanganKalau pemboran dilakukan di daratan maka dibuatkan kolam-kolam pengendapan, sedangkan jika pemboran di lepas pantai maka disamping dilakukan diseparator juga dilakukan pemisahan dengan zat-zat kimia tertentu.Suatu suspensi atau campuran yang berada pada suatu tempat (tabung) apabila diputar dengan kecepatan tertentu, dengan gaya centrifugal dan berat jenis yang berbeda akan saling pisah, dimana zat dengan berat jenis yang lebih besar akan berada di bawah dan zat dengan berat jenis rendah berada di atas.

Metode Centrifuge ini mempunyai kelebihan antara lain:

1.Waktu yang diperlukan untuk memisahkan air dan minyak serta endapan lain lebih singkat daripada Dean & Stark Method.

2. Pemindahan alat yang sangat mudah dilakukan.3.3. ALAT DAN BAHAN3.3.1. Alat:

1.Centrifuge

2.Centrifuge Tube 100 ml

3.Transformer

3.3.2. Bahan:

1. Sampel minyak

2. Kerosin

Gambar 3.1Centrifuge Tube Gambar 3.2Centrifuge

3.4.PROSEDUR KERJA1. Siapkan sampel minyak sebanyak75 ml

2. memasukkan ke dalam centrifuge tube dalam posisi berpasangan

3. Centrifuge tube dimasukkan ke dalam centrifuge 4. Hubungkan dengan transformer.5. Atur timer dalam 10 menit.6. Atur regulator dalam posisi 8 dan baca RPM.7. Setelah timer berhenti, tunggu beberapa menit sehingga putaran berhenti.8. Ambil centrifuge dan laporkan BS & W dalam prosen.3.5. HASIL PERCOBAAN DAN PERHITUNGAN

3.5.1. Analisa:

Volume sampel:75 ml/tb

Lama pemutaran: 10 menit

Rotation Per Minute: 1625 rpmTabel 3.1

Parameter AnalisaParameter AnalisaSample minyak ISample minyak II

Volume Air (ml)0.50.08

Volume Padatan(ml)0.0090.01

% BS & W0.780.12

Tabel 3.2

Tabulasi Hasl Analisa % BS & W Pada Sample Minyak I Dengan Metode Centrifigue

Parameter AnalisaSample 1

KelompokABCDEFGHI

Volume air (ml/tube)0.30.60.0990.080.40.20.50.50.7

Volume Padatan (ml/tube)0.0500.0010.00150.030.040.090.250.004

%BS &W0.46670.80.13330.10870.57330.320.786710.9387

Tabel 3.3

Tabulasi Hasl Analisa % BS & W Pada Sample Minyak II Dengan Metode CentrifigueParameter AnalisaSample 2

KelompokABCDEFGHI

Volume air (ml/tube)0.060.0510.020.040.030.020.080.0720.045

Volume Padatan (ml/tube)00.0090.0030.3000.010.0050.25

%BS &W0.080.080.03070.45330.040.02670.120.10270.3933

3.5.2. Perhitungan :

Untuk sample minyak I :

= 0.78 %

Untuk sample minyak II :

= 0.12

Gambar 3.3

Grafik %BS &W vs Sample Kelompok

3.6.

PEMBAHASANDari percobaan kita dapat mengetahui bahwa kandungan air dalam sample minyak dalam suatu sumur ternyata dapat berbeda. Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi BS & W, antara lain :

1.Penyebaran air yang tidak merata dalam batuan reservoir

2.Kondisi dari formasi (kompak atau tidak kompak)

Selain mengandung air, crude oil juga mengandung padatan yang berupa pasir dan butiran-butiran yang berasal dari reservoir. Padatan akan masuk ke lubang bor dan akan ikut naik ke permukaan.

Sama seperti air, padatan juga mempengaruhi mutu minyak yang diproduksi. Percobaan dengan Centrifuge Method menghitung kandungan air dan endapan. Pada dasarnya metode yang dipakai pada percobaan ini adalah metode perputaran yang mengakibatkan gaya centrifugal. Pada waktu perputaran akan bekerja gaya centrifugal yang menyebabkan molekul - molekul fluida terlempar menjauhi titik pusat perputarannya. Selain itu, karena adanya gaya gravitasi maka molekul-molekul fluida akan diendapkan menurut berat jenisnya masing - masing. Dari percobaan yang dilakukan, hasil persentasi kandungan BS & W yang diperoleh berbeda antar tiap sampel yaitu pada sampel pertama sebesar 0.04 % dan pada sampel kedua sebesar 0.212 %. Untuk persentasi kandungan air, hasil yang diperoleh adalah sebesar pada sampel pertama 0.03 % dan pada sampel kedua 0.149 %.

Dalam dunia perminyakan, kegiatan ini dilakukan untuk mengetahui seberapa baik kualitas minyak dan juga dapat digunakan sebagai data dalam menanggulangi problem kepasiran yang dapat mengakibatkan korosi maupun penyumbatan pada alat-alat produksi. Sehingga secara sekilas dapat diasumsikan bahwa kegiatan ini memiliki tujuan dengan percobaan pertama. Namaun pada kenyataannya keduanya pun memiliki keunggulan maupun kekurangan.

Keunggulan dan kekurangan yang dimiliki percobaan ini ( dengan centrifigue method) adalah sebagai berikut :

1. Dapat memisahkan antar air,minyak dan endapant sediment sekaligus dalam satu wadah adalahkeunggulan yang dimiliki pada percobaan ini.

2. Waktu yang diperlukan dalam proses pemisahan campuran cukup lama.

Keunggulan dan kekurangan yang dimiliki pada percobaan pertama ( dean & stark Methode ) adalah sebagai berikut :

1. Waktu yang diperlukan untuk pemisahan campuran cukup singgkat.

2. Perbedaan batas antar minyak dan air terlihat dengan jelas.

3. Pemisahan hanya dilakukan untuk zat-zat yang tergolong memiliki sifat liquid.

3.7. KESIMPULAN

Beberapa kesimpulan yang dapat diambil dari percobaan untuk menentukan kandungan air dan endapan (BS&W) dengan Centrifuge Method adalah sebagai berikut:

1. Dengan Centrifuge Method pemisahan fasa - fasa fluida yang bercampur dapat dilakukan secara langsung berdasarkan densitynya. Fluida yang memiliki density lebih besar akan mengendap di bagian dasar centrifuge tube dan diikuti endapan fluida yang densitasnya lebih kecil..

2. Kandungan air dan endapan mempengaruhi mutu suatu minyak yang dihasilkan. Semakin kecil persentase kandungannya maka semakin baik mutu minyaknya, begitu juga sebaliknya.3. Keuntungan menggunakan metode Centrifuge :

a.Hasil yang didapat lebih banyak (minyak, air, dan endapan)

b.Semakin besar nilai rpm, semakin cepat proses pemisahan antara minyak, air, dan endapan..

Namun, alat ini mempunyai kelemahan, yaitu penentuan BS & W yang relatif kurang akurat dibandingkan dengan metode Dean dan Stark.Dimana didapatkan hasil berupa: Pada percobaan diperoleh kandungan % BS & W untuk sampel I sebesar 0.78 %

Untuk % BS & W pada sample II sebesar 0.12 %

Dimana semakin tinggi BS & W maka akan semakin rendah kualitas minyak

Adanya padatan yang terdapat dalam crude oil diakibatkan oleh pencampuran hidrokarbon yang terdapat dalam formasi yang mengandung kotoran seperti tetesan air dari batuan dalam formasi tersebut. Padatan yang ikut terproduksi akan menyebabkan gangguan dan kerugian dalam proses produksi sehingga penentuan BS& W akan sangat penting dalam menentukan peralatan yang akan dipakai.

BAB IV

MENENTUKAN SPESIFIC GRAVITY

4.1 TUJUAN PERCOBAAN

Menentukan specific gravity tau berat jenis minyak mentah dan gas pada temperature 60 oF.

4.2 TEORI DASAR

Spesific Gravity cairan HC didefinisikan sebagai perbandingan antara densitas minyak dengan densitas air yang dikur pada tekanan dan temperature yang sama.

SG =

Dimana biasanya specific grafity digunakan dalm pembicaran tentang sifat-sifat fisik cairan yang diukur pada keadaan standar yaitu pada temperature 60oF dan tekanan atmosfer (14.7 Psia). Selain itu, didalam dunia industry perminyakan juga digunakan besaran SG yang lain yaitu API GRAVITY yang dirumuskan sebagai berikut:

Harga oAPI untuk berat jenis minyak mentah (crude oil) antara lain :

Minyak berat

= 10 20 oAPI

Minyak sedang = 20 30 oAPI

Minyak berat

= 30 < oAPI

Sedangkan untuk specific gravity gas atau campuran gas adalah perbandingan antara densitas gas atau campuran gas dengan udara, pada kondisi tekanan dan temperature yang sama.

Gravity gas dengan rumus :

Dimana:

Sg = spesifik correction gravity gas atau campuran gas

T1 = waktu yang diperlukan sample gas dari batas bawah sampai batas atas, detik.

T2 = Waktu yang diperlukan udara dari batas bawah sampai dengan batas atas, detik.

Dewasa ini dari minyak berat pun dapat dibuat bensin lebih banyak dengan sistem cracking dalam penyulingan, tetapi memerlukan biaya yang lebih tinggi.

Selain (API untuk menyatakan berat jenis, digunakan juga sistem baume, akan tetapi jarang digunakan karena (Baume tidak dapat membedakan klasifikasi specific grafity gas yang satu dengan yang lainnya.

Dalam perhitungan-perhitungan teknik reservoir maupun teknik produksi, umumnya spesifik gravity gas ditentukan berdasarkan anggapan sebagai gas ideal.

Pada percobaan ini dilakukan dengan menggunakan hydrometer yang didesain dengan bentuk dan berat tertentu sehingga mendekati densitas minyak yang akan ditest. Dimana alat ini dilengkapi dengan skala pembacaan sampai puluhan derajat baume atau API unit. Ada hydrometer yang khusus disebut Thermohydrometer yang terdiri dari thermometer yang dipasang dibagian bawah hydrometer tersebut. Yang dipakai untuk mendeterminasikan specific gravity dan temperature minyak secara langsung dengan satu alat saja.

Specific gravity dari minyak bumi adalah perbandingan anatara berat yang diberikan oleh minyak tersebut pada volume tertentu dengan berat air suling pada volume tertentu, dengan berat air sling pada volume yang sama dan diukr pada temperature 60oF. sedangkan oAPI gravity minyak bumi menunjukkan kualitas minyak bumi tersebut berdasarkan dari standar America. Makin kecil SG atau makin besar oAPI nya akan sedikit mengandung lilin atau residu aspal atau paraffin. Namun dewasa ini mnyak bumi berat dapat dibuat fraksi bensin lebih banyak dengan menggunakan metode cracking dalam penyulingan, namun proses ini memerlukan banyak biaya.

4.3

ALAT DAN BAHAN4.3.1.Alat:1. Gelas ukur 500 ml

2. Hydrometer

3. Thermometer4. Toluena

5. Stop watch

6. Liquid petroleum gas

7. Effusicmetre

4.3.2.Bahan:

1. Sample crude oil

Gambar 4.1Hydrometer Gambar 4.2Gelas Ukur

Gambar 4.3Stopwatch4.4. PROSEDUR KERJA1. Ambil sample minyak 500 ml.

2. Masukkan ke dalam gelas ukur

3. Masukkan hydrometer mulai dari harga yang terendah (misal dari 0.6 sampai dengan 1.1).

4. Masukkan thermometer derajat Fahrenheit kedalamnya.

5. Baca harga SG dan temperaturnya.

6. Dari hasil pembacaan, gunakan table untuk mendapatkan gravity API sebenarnya.

4.5 HASIL PERCOBAAN DAN PERHITUNGAN

4.5.1Analisa:

Volume sample

: 500 ml

Temperatur sample I

: 28.5( C = 83.3( F

Specific Gravity ( SG ) sample I: 0.8624.5.2.Perhitungan :1. Menghitung harga (API terukur :

Menghitung koreksi (API pada 60/60( F:(API pada 60/60( F ==

x = 31.15

Jadi, harga (API pada 60/60( F = 31.15

2. Menghitung harga SG koreksi pada 60/60( FSG60/60(F =

3. Berdasarkan data-data analisis, diperoleh harga faktor koreksi (fcorr) dari table sebesar 0,00036 , maka :

SGtrue = SG60/60( F + { fcorr ( ( T ( 60( F ) }

= 0.869 + { 0.00036 ( ( 83.3 ( 60 ) }

= 0,877

(APItrue =

4.6PEMBAHASAN

Besarnya spesifik gravity (SG) dari suatu fluida ditentukan oleh berbagai factor. Pada kesempatan ini penentuan SG crude oil ditentukan oleh keadaan suhu kamar. Dalm menentukan SG crude oil maka hal yang perlu diperhatikan sekali yaitu ketelitian pada saat menghitung SG terukur dengan menggunakan hydrometer. Hal ini dikarenakan hasil dari pengukuran hydrometer merupakan data awal sekaligus data penentu untuk menghitung baik SG maupun oAPI yang dibagi menjadi tahap perhitungan harga terukur, perhitungan koreksi pada 60/60 oF hingga perhitungan untuk mendapatkan harga sebenarnya.

Adapun factor-faktor yang mempengaruhi ketepatan test dengan menggunakan hydrometer diantaranya adalah sebagai berikut :

1. Ukuran hydrometer yang dapat mendetermnasikan Gravity mnyak mentah yang bebas air dengan ketelitian yang tinggi.

2. Adanya campuran fluida lain seperti air.

Hal ini akan menyebabkan kekurangan ke akuratan, sebab gelembung-gelembung gas yang sering timbul pada suspense akan menempel pada hydrometer dank an cenderung menahan instrument, sehingga sulit mencapai posisi yang diharapkan.

3. Titik air pada permukaan Hydrometer

Hal ini menyebabkan instrument tenggelam melewati posisi sebenarnya.

Penggolongan oAPI didasarkan pada kemampuan fluida mengalir, sebab semakin tingi SG (oAPI semakin kecil), maka aliran fluida tersebut semakin lambat, sehingga hal ini mengganggu proses produksi , sebab dengan semakin tingginya SG suatu crude oil, maka memiliki kecendrungan membeku lebih cepat pada suhu normal yang dapat menyumbat pipa produksi.

Dari hasil percobaan yang dilakukan harga SG yang sebenarnya diperoleh sebesar 0.869 dan harga oAPI yang sebenarnya diperoleh sebesar 29.84 sehingga dapat diketahui bahwa minyak yang digunakan adalah tergolon minyak sedang

4.7. KESIMPULAN

Dari hasil percobaan telah didapatkan, bahwa:

- Harga SG sebenarnya adlah 0.869

- Harga (APItrue adalah 29.84

Semakin besar harga specific grafity minyak, semakin kecil harga oAPI minyak tersebut (minyak yang diperoleh lebih sedikit). Semakin kecil harga specific grafity minyak, semakin besar harga oAPI minyak tersebut (minyak yang diperoleh lebih banyak).

Faktor utama yang mempengaruhi besar kecilnya oAPI minyak adalah perubahan tekanan dan temperatur.

Minyak mentah yang diharapkan pada suatu formasi adalah minyak yang memiliki 0 API > 29,84 0, yang dikategorikan minyak ringan, sebab berat jenisnya kecil, dan semakin mudah diproduksi . BAB V

PENENTUAN TITIK KABUT, TITIK BEKU

DAN TITIK TUANG

5.1.

TUJUAN

1. Menentukan titik kabut (cloud point) untuk minyak mentah.

2. Menentukan titik tuang (pour point) untuk minyak mentah.

3. Menentukan titik beku untuk minyak mentah.

5.2. DASAR TEORIPada perjalanan dari formasi menuju permukaan, minyak bumi mengalami penurunan temperatur. Apabila hal ini tidak diwaspadai, maka akan terjadi pembekuan minyak di dalam pipa, sehingga tidak bisa lagi untuk mengalir. Kehilangan panas ini akan menyebabkan suatu masalah yang akan menjadi besar akibatnya apabila tidak segera diatasi.

Untuk mengatasi hal tersebut di atas, kita dapat mengambil sample minyak formasi dan mengadakan uji coba untuk mengetahui titk kabut, titik beku, dan titik tuang minyak tersebut.

Yang dimaksud dengan :

1. Titik kabut adalah dimana padatan mulai mengkristal atau memisahkan diri dari larutan bila minyak didinginkan.

2. Titik tuang adalah temperatur terendah dimana minyak mentah dapat tertuang setelah mengalami pembekuan.

3. Sedang titik beku adalah temperatur terendah dimana minyak sudah tidak dapat mengalir lagi.

Titik kabut dan titik tuang berfungsi untuk menderterminasi jumlah relative kandungan lilin pada crude oil, namun test ini tidak menyatakan jmlah kandungan lilinsecara absolute, begitu juga kandungan materi solid lainnya didalam minyak.

Dikarenakan pada transportasi minyak dari formasi ke permukaan mengalami penurunan temperature sehingga membuat kita harus memperhatikan kapan minyak mengalmi pembekuan dan cara bagaimana supaya tidak terjadi proses pembekuan maka kita harus mengetahui arti dari hal yang diatas

5.3. ALAT DAN BAHAN5.3.1.Alat:1. Tube kaca sebagai tempat sample.

2. Thermometer.

3. Penutup dari gabus.

4. Bath sebagai tempat untuk mengkondisikan sample.5.3.2.Bahan:

1. Crude oil

2. Es batu sebagai pendingin.

3. Air dan garam. Gambar 5.1Tester and Bath5.4. PROSEDUR KERJA5.4.1. Titik Kabut dan Titik Beku:

1. Mengambil sample dan memasukkannya ke dalam tube sampai garis batas.

2. Menyiapkan es batu kemudian menambahkan garam secukupnya untuk menjaga agar es batu tidak cepat mencair.

3. Memasukkan thermometer ke dalam bath.

4. Mengamati temperatur dan kondisi sample yang diteliti setiap 3 menit.

5. Melaporkan pembacaan temperatur (dalam Celcius atau Fahrenheit) pada saat terjadinya kabut yang kemudian melanjutkannya sampai sample diyakini telah membeku.5.4.2. Titik Tuang:

1. Setelah didapatkan titik beku, mengeluarkan tube yang berisi sample dari dalam bath pada kondisi sample masih beku.

2. Mendiamkan pada temperatur kamar.

3. Mengamati perubahan temperatur pada saat seluruh sample dapat dituangkan. Melaporkan temperatur tersebut sebagai titik tuang.

5.5. HASIL PERCOBAAN DAN PERHITUNGAN

5.5.1. Analisa

Tabel 5.1

Analisa Perhitungan Titik Kabut,Titik Beku dan Titik TuangParameterSample G

CF

Titik Kabut2678.8

Titik Beku2068

Titik Tuang18.565.3

5.5.2.

Perhitungan:

Titik Kabut : Minyak G = 26 C = (9/5 x 22 C) + 32

= 78.8 F

Titik Beku : Minyak G = 20 C = (9/5 x 17 C) + 32

= 68 F

Titik Tuang: Minyak G = 18.5 C = (9/5 x 20 C) + 32

= 65.3 F 5.6. PEMBAHASAN

Pada perjalanan dari formasi menuju permukaan, minyak bumi mengalami penurunan temperatur. Apabila hal ini tidak di waspadai, maka akan terjadi pembekuan minyak di dalam pipa, sehingga tidak bisa lagi mengalir.

Kehilangan panas ini akan menyebabkan suatu masalah yang akan menjadi besar akibatnya apabila tidak segera diatasi. Untuk mengatasi al tersebut, kita dapat mengambil formasi sample minyak dan mengadakan uji coba untuk menentukan titik kabut, titik beku, dan titik tuang.

Dalam aplikasi di lapangan biasanya percobaan ini digunakan sebagai bahan dalam merencanakan minyak yang nantinya akan diproduksi dapat terus mengalir hingga ke fasilitas-fasilitas produksi yang dituju. Dari bahan yang diperoleh selanjutnya akan digunakan untuk mengkondisikan suhu yang berada dalam pipa-pipa yang dilewati oleh minyak metah. Dimana salah satu car yaitu dengan mengisolasi pipa atau dengan jalan diberi heater agar aliran dari flow line tetap lancar. Dimana pada percobaan didapat Titik kabut sebesar 78.8oF, Titik Beku sebesar 68oF dan Titik tuang sebesar 65.3oF.

Bahwa minyak berat yang lebih dulu mengalami pembekuan daripada minyak ringan. Karena pada minyak berat lebih banyak mengandung padatan-padatan jika dibanding minyak ringan. Jadi untuk menghindari pembekuan maka haruslah diusahakan agar temperatur minyak yang diproduksi pada alat-alat flow line tetap stabil. 5.7. KESIMPULAN

Dari sample G diatas maka diperoleh :

Titik kabut : 78.8 F

Titik beku : 68 F Titik tuang : 65.3 F Penentuan titik kabut,titik beku, titik tuang dari minyak pada sumur produksi sangat penting guna mencegah terjadinya flow rate dan menaikaan bahan pompa serta menurunkan jumlah produksi.

Yang mempengaruhi titik kabut, titik tuang, dan titik beku yaitu komposisi penyususun minyak tersebut. Semakin berat minyak tersebut semakin cepat membeku.

Untuk mengantisipasi timbulnya problem produksi minyak, terutama mengenai pembekuan minyak pada flow line akibat penurunan temperatur, maka dipasang heater pada jarak-jarak tertentu di flow line atau pemasangan isolasi pada pipa.

BAB VI

PENENTUAN FLASH POINT & FIRE POINT

DENGAN TAG CLOSED TESTER6.1. TUJUANMenentukan titik nyala ( flash point ) dan titik bakar ( fire point ) dari minyak mentah.

6.2. TEORI DASARFlash point adalah temperatur terendah dimana suatu material mudah terbakar dan menimbulkan uap tertentu sehingga akan bercampur dengan udara, campuran tersebut mudah terbakar.

Fire point adalah temperatur dimana suatu produk petroleum terbakar sementara ( ignites momentarialy ) tetapi tidak selamanya.

Minyak bumi yang memiliki flash point terendah akan membahayakan, karena minyak tersebu mudah terbakar apabila minyak tersebut memiliki titik nyala tinggi juga kurang baik, karena akan susah mengalami pembakaran. Tetapi kalau ditinjau dari segi keselamatan maka minyak yang baik mempunyai nilai flash point yang tinggi karena tidak mudah terbakar

Flash point ditentukan dengan jalan memanaskan sample dengan pemanasan yang tetap, setelah tercapai suhu tertentu nyala penguji atau test flame diarahkan pada permukaan sample. Test flame ini terus diarahkan pada permukaan sample dengan berganti-ganti sehingga mencapai atau terjadi semacam ledakan karena adanya tekanan dan api yang terdapat pada test flame akan mati. inilah yang disebut flash point.

Penentuan fire point ini sebagai kelanjutan dari flash point dimana apabila contoh akan terbakar/menyala kurang lebih lima detik maka lighat suhunyasebagai fire point. Penentuan titik nyala tidak dapat dilakukakan pada produk-produk yang volatile seperti gasoline dan solven-solven ringan, karena mempunyai flash point dibawah temperature atmosfer normal.

6.3. ALAT DAN BAHAN

6.3.1.Alat:

1. Tag Closed Tester2. Shield ukuran 46 cm. luas dan 61 cm. tinggi, terbuka di bagian depan.

3. Thermometer6.3.2.Bahan:

1. Minyak mentah

2. Air

3. Lilin + korek api

4. Liquid Pteroleum Gas

Gambar 6.1Thermometre

Gambar 6.2Tag Closer Tester6.4. PROESDUR KERJA

1. Untuk minyak mentah dengan titik nyala 55( F atau yang lebih tinggi, mengisi bath dengan air hingga air tumpah. Untuk minyak mentah yang memepunyai titik nyala yang rendah digunakan cairan yang berupa campuran air dengan ethylene glycol atau cairan dengan viskositas yang rendah dan memepunyai titik beku yang rendah.2. Temperatur dari cairan di dalam bath harus berada pada temperatur lebih rendah atau kurang dari 20( F dibawah perkiraan titik nyala dari sample.

3. Mengisi mangkok (test cup)dengan sample hingga batas (kira-kira 50 ml) dan membersihkan bila ada sample yang membasahi dinding mangkok, memasang penutup (lid) yang telah diberi thermometer ke dalam bath.

4. Menyalakan test flame, mengatur nyala pada test flame sehingga mencapai ukuran sebesar bead yang terdapat pada penutup, mengatur pula kenaikan temperatur sebesar 1 derajat setiap 30 60 detik.

5. Jika temperatur sample di dalam mangkok 10( F di bawah titik nyala yang diperkirakan, menyulutkan test flame ke dalam mangkok sample dengan memutar alat pada penutup mangkok. Mengulangi cara ini setiap kenaikan 1(, sehingga menyusutkan test flame menyebabkan uap mangkok sample menyala, mencatat temperatur saat sample menyala.

6. Untuk menentukan titik bakar, lanjutkan pemanasan dengan perlahan - lahan, dengan kenaikan kurang lebih 10( F setiap menit, melanjutkan penyulutan dengan test flame setiap kenaikan 5( F hingga sample menyala atau menyala 5 detik, mencatat temperatur tersebut sebagai titik bakar.

7. Lakukan koreksi jika terdapat tekanan barometer lebih kecil dari pada tabel di bawah ini :Tabel 6.1

Koreksi Tekanan Barometer

Tekanan Barometer ( mm Hg )Koreksi

(F(C

715 83552,8

634 550 105,5

6.5. HASIL PERCOBAAN DAN PERHITUNGAN6.5.1. Analisa:Tabel 6.2

Sampel kelompok EAnalisaSample B

oCOF

Flash point 76168.8

Fire point92197.6

6.5.2. Perhitungan:

Flash Point = 76C = (9/5 x 74 ) + 32

= 168.8 F

Fire Point = 92 C = (9/5 x 78 ) + 32

= 197.6 FTabel 6.3

Tabulasi Hasil Perolehan Analisa Titik Nyala dan Titik BakarPada Sample MinyakParameter

SampleCF

Flash PointFire PointFlash PointFire Point

A7890.5172.4194.9

B78.591173.3195.8

C7992.5174.2198.5

D79.589.5175.1193.1

E77.588171.5190.4

F7787.5170.6189.5

G7692168.8197.6

H75.593167.9199.4

I80.593.5176.9200.3

Gambar 6.3

Grafik flash point-fire point dalam 0C

Gambar 6.4

Grafik flash point-fire point dalam 0F

6.6. PEMBAHASAN

Pada percobaan dilakukan pemanasan pada sample minyak diman pada saat uap dan udara bercampur pada kondisi temperature yang masih rendah dengan menyulutkan test flame terjadi flash point dan jika uap yang terkumpul sudah mencukupi ketika bercampur dengan udara dan disulutkan test flame maka terjadi fire point.

Penutupan tag closed tester selain untuk mendapatkan tekanan yang diinginkan dimaksudkan juga agar gas yang keluar dari minyak tidak cepat terbebaskan menguap keluar.

Dalam percobaan kali ini temperature flash point sebesar 76oC =168.8oF sedangkan untuk Fire point didapat sebesar 92oC=197.6oF.

Untuk percobaan penentuan flash point dan fire point, praktikan melakukan pengetesan tentang titik nyala dan titik bakar pada sampel minyak yang telah disediakan. Dimana sampel minyak mentah dimasukkan kedalam test cup dan air kedalam bath kemudian dipanasi. Setelah beberapa menit dipanasi, kita dapat mengamati terjadinya flash point dan fire point.

Flash point dapat kita amati apabila dilakukan penyulutan,sampel akan menyala beberapa saat saja. Sedangkan fire point terjadi bila nyala yang dihasilkan lebih lama dari flash point (minimal/kira-kira berlangsung selama 5 detik).

Penentuan titik nyala dan titik bakar tergantung dari komposisi minyak yang bersangkutan. Semakin berat minyak maka titik didihnya semakin tinggi demikian juga titik nyala dan titik bakar.

Penentuan titik nyala dan titik bakar dari minyak mentah ini sangat penting dalam mengatisipasi timbulnya kebakaran pada peralatan produksi, karena temperatur minyak terlalu tinggi yang biasanya terjadi akibat adanya gesekan antara minyak dengan flow line, sehingga kita dapat melakukan pencegahan lebih dini.

Disamping itu, penentuan titik nyala dan titik bakar dapat juga dipakai sebagai petunjuk tingkat penguapan relative dari produksi minyak bumi.

6.7. KESIMPULANDari hasil percobaan dan analisa :

Temperature flash point = 76C = 168.8 F Temperature fire point = 92 C = 197.6 FSemakin tinggi viskositas, maka titik nyala dan titik bakar semakin tinggi, sehingga minyak susah untuk dibakar, karena komponen fraksi beratnya lebih banyak.

Dengan mengetahui titik nyala dan titik bakar dari suatu crude oil, maka kita dapat mempertimbangkan hitungan pendistribusian minyak dengan pipe line, sehinggga jangan sampai melampaui batas kondisi titik batasnya karena pengaruh kondisi lingkungan dengan penambahan selubung gas.BAB VII

PENENTUAN VISKOSITAS KINEMATIK

SECARA COBA-COBA

7.1 TUJUAN

Menentukan viscositas kinematik untuk cairan Newtonian pada berbagai temperatur.

7.2 TEORI DASAR

Viscositas adalah keengganan cairan untuk mengalir, yang didefinisikan sebagai gaya yang bekerja pada suatu bidang horizontal yang terpisah pada satuan jarak dari kedua bidang, dimana bidang pertama bergerak sepenjang suatu satuan kecepatanViskositas kinematik merupakan waktu aliran atau efflux time teratur alat ini dikalibrasikan dengan suatu minyak standar yang memepunyai viskositas yang ditentukan dengan cara referensi terhadap air didalam master viskosimeter atau dengan perbandingan langsung dengan viscometer yang dikalibrasikan secara teliti. Samle dengan volume tertentu dan temperature tertentu dialirkan melalui pipa kapiler yang telah dikalibrasi dan waktunya telah diukur.

Viskositas dinamis atau viskositas absolute unit cgs dari viskositas dinamis (va) adalah poise, yang mana mempnyai dimensi gram/cm/detik. Viskositas kinematik (Vk) adalah viskositas dinamik dibagi dengan densitas (Va/d),dimana keduanya diukur pada temperature sama.

Unit dari viskositas kinematik adalah stoke, yang mempunyai dimensi cm2 / detik, tetapi didalam industry perminyakan biasanya dinyatakan dengan centi stoke (stoke / 100).

Cairan Newtonian (sample) adalah cairan yang mempunyai perbandingan yang prosional antara shear rate dengan shear stressnya.Viscositas merupakan sifat fisik yang akan berpengaruh terhadap fluida untuk mengalir. Minyak yang lebih kental akan mengalir dengan kecepatan yang rendah. Dengan demikian viscositas berbanding terbalik dengan kecepatan alirnya, yang merupakan sifat fisik penting dari fluida untuk menentukan karakteristik alirannya. Untuk menjamin aliran dalam aliran pipa, harus digunakan viscometri yang memiliki ukuran viscometer dengan pipa kapiler tertentu sehingga alirannya lebih dari 200 detik.

Kekentalan kinematik dapat diukur dengan persamaan dibawah ini :

V = C ( T

Dimana :

V= kekentalan kinematis ( centistoke ).

C= konstanta kalibrasi viscometer.

T= waktu alir ( dedik ).

Dalam cairan hidrokarbon dapat dibuat suatu generalisasi, yaitu :

viscositas naik dengan naiknya tekanan

viscositas turun dengan bertambahnya gas dalam larutan

Umumnya pengaruh pemampatan dalam kenaikan viscositas dikalahkkan oleh pengaruh gas yang terlarut sehingga viscositasnya menurun dengan naiknya tekanan, karena bertambahnya gas yang terlarut. Penurunan viscositas dengan naiknya tekanan ini hanya sampai batas kejenuhan (tekanan). Tekanan yang lebih besar tidak akan menambah jumlah gas yang terlarut.

Viscositas

TekananGrafikViscositas minyak sebagai fungsi tekanan.Sedangkan cairan Newtonian adalah cairan yang memiliki perbandingan antara shear dengan shear strees.

Shear Strees Binghan plastik

Newtonian

Shear rate

Grafik Perbandingan antara Shear Stress dengan Shear Rate7.3 ALAT DAN BAHAN7.3.1.Alat:

1. Master viscometer

2. Viscometer

3. Thermometer

4. Bath

5. Timer

7.3.2.Bahan:

1. sample minyak

Kalibrasi kalibrasi sesuai dengan salah satu metode di bawah ini :

a. Basic Calibration

Menentukan waktu air dalam detik dari destilated water pada master viscometer. Air harus mempunyai waktu alir minimum 200 detik pada temperature test. Kemudian hitung konstanta C dengan persamaan:C = Vh / t (6-1)

Dimana :

Vh = viscositas kinematik air ( 1,0038 cs pada 20( C )

C = konstanta viscometer

T = waktu alir ( detik )Maka harga konstanta C dapat ditentukan :

C = 1.0038/tKemudian menentukan viscositas sample hidrokarbon ke-1 yang lebih viscous dari air pada viscometer yang sama, dan kemudian gunakan harga viscositas di atas untuk kalibrasi pada viscometer ke-2 dengan diameter kapiler yang lebih besar. Gunakan persamaan C = V-h2 / t untuk menghitung harga konstanta C dari master viscometer kedua :

C = Vh2/t---------(6-2)Dimana : Vh2 = viscositas kinematik dari hidrokarbon yang digunakan untuk kalibrasi.

Setelah viscometer ke-2 dikalibrasi, harga viscositas kinematik dapat ditentukan untuk sample hidrokarbon dengan viscositas yang lebih besar. Harga viscositas tersebut digunakan untuk menentukan kalibrasi viscometer ke- 3. Seperti pada viscometer ke-2, jadi untuk viscometer ke-3 perlu dua hidrokarbon untuk menentukan konstanta viscometernya.

b. Kalibrasi Viscometer dengan Minyak Standard

Lihat table II dan III. Ukur waktu alirna untuk cairan (air destilasi, table II dan III). Minimum waktu aliran untuk setiap minyak standard pada setiap tabung yang dikalibrasi harus kurang dari 200 detik. Koefisien viscometer B adalah koefisien energy kinematik yang digunakan pada viscometer yang mempunyai aliran kapiler sangat kecil dan konstanta C berharga .005 atau lebih kecil.

(6-3)

Dimana:

t1 = waktu alr (minimum 200 detik) untuk hidrokarbon yang mempunyai viscositas kinematik Vh2 t2 = waktu alir untuk hydrocarbon yang mempunyai viscositas kinematik Vh2Hitung konstanta C:

(6-4)

Dimana:

Vh = viscositas kinematik hydrocarbon yang dgunakan untuk kalibrasi

B = koefisien viscometer dar persamaan (6-3)

Terkahir ulangi viscositas kinematik dari suatu hydrocarbon yang diinginkan dalam centistokes, sebagai berikut:

Viscositas kinematik (Vh) = (C x t) (B/t) (6-5

Gambar 7.1

Cannon Viscometer

7.4. PROSEDUR KERJA

1. Atur temperature bath dengan thermometer berkelitian sampai dengan 0.020F, atau dengan thermometr berkelitian sampai 0.050F, temperature lebih kecil dari 600F.

2. Saring sample secukupnya dengan saringan 200 mesh atau penyaring lain yang sesuai, untuk membuang partikel-partikel padat atau air. Bila temperature kurang rendah gunakan obat penyaring.

3. Ambil viscometer yang bersih dan kering dengan waktu alir lebih dari 200 detik.

4. Pasang pemegang viscometer di dalam bath sampai viscometer mencapai temperature pengukuran yang dinginkan (selama 5 menit untuk mencapai temperature 1000F atau 10 menit untuk mnecapai temperature 2100F).

5. Gunakan alat penghisap untuk meniakkan sample masuk ke dalam pipa kapiler sampai batas bawah sample kurang lebih 5mm di atas garis batas atas sampai dari viscometer (pada awal pengukuran).

6. Cata waktu yang diperlukan (dengan keteltian 0.1 detik) sample untuk bergerak (mengalir) dari garis batas (awal pengukuran).

7. Cata waktu yang diperlukan (dengan ketelitina 0.1 detik) sample untuk bergerak (mengalir) dari garis batas (awal pengukuran) pada viscometer. Bila waktu yang diperlukan kurang dari 2 detik, ganti viscometer dengan viscometer yang mempunyai pipa kapiler yang lebih kecil, ulangi prosedur tersebut.

8. Lakukan percobaan 2 (dua) kali, bila hasil yang diperoleh dari kedua percobaan sasuai dengan repeatabilitas, maka gunakan harga rata-rata untuk menghitung viscositas kinematiknya.

9. Hitung viscositas kinematika dalam centistokes dengan cara perhitungan diatas.

Catatan:

Untuk viscometer dengan harga B/t besar atau sama dengan (0.001 x C x t), maka gunakan persamaan sebagai berikut:

Viscositas kinematik, Cs = C x t (6-4

Table 7.1Viscositas standard

Viscositas Minyak Standard

(ASTM)Approximate Kinematic Viscosity

-650F-400F-1000F-1220F-2100F

S 3340663

S 66

S 2020

S 6060

S 200200

S 6006028032

S 20002000

Table 7.2NBS Viscosity Standard

Viscositas Minyak Standard

(ASTM)Approximate Kinematic Viscosity

600F770F860F1000F1040F1220F

D2.52.21.8

H9.17.75.4

I15128

J252012

K503922

L1106443

M390280130

N16001100460

OB38000240007000

P300002200010000

7.5. HASIL PERCOBAAN DAN PERHITUNGAN7.5.1.Analisa:Tabel 7.3

SampelViscometerViscometer KinematikWaktu (detik)Konstanta (C)

AirI (25)1.0038 ( VhA ) ( TA )=233CA= (VhA/TA)

= 4.308 x 10-3

Minyak standarI (50)( Vh1 = CA . T1 )

= (4.308 x 10-3 ) x 360

= 1.55088( T1 ) = 360

Minyak sampelII (50)( Vh1 = CA . T1 )

= (4.308 x 10-3 ) x 360

= 1.55088

( T2A ) = 360C2A=(Vh1/T2A)

= 4.308 x 10-3

Minyak SampelII (100)(Vh2 = C2A . T2B)

= (4.308 x 10-3) x 435

= 1.87398( T2B ) = 435

Data hasil analisa pengamatan7.5.2Perhitungan:a. Kalibrasi alat untuk menentukan koefisien viscometer (B)

T2a ( T2B

Koefisien Viscometer = ({ ( Vh1 ( T2A )( Vh2 ( T2B ))

T2B2 ( T2A2

360 ( 435

B = ({(1.55088 ( 360) ( (1.87398 ( 435)}

(360)2 (435)2

= 674.63b. Konstanta alat keseluruhan (C)

CA + CB

Konstanta Alat =

2

B B

Vh1 + Vh2 +

T2A T2B +

T2A T2B

= 2

674.63 674.63 1.55088 + 1.87398 + 360 435

+

796 435

= 2

= 8.693 x 10-3c. Menghitung harga Viscosittas Kinematik dengan ketentuan:

Jika harga (B/T) ( (0,001 ((C ( T), maka menggunakan persamaan:

Viscositas Kinematik = (C ( T)

Jika harga (B/T) ( (0,001 ((C ( T), maka menggunakan persamaan:

Viscositas Kinematik = (C ( T) (B/T)

Karena harga ( B/T ) ( 0,001 ((C ( T ), maka digunakan :

Viscositas Kinematik sample Minyak:

= ((C ( T )

= (0.001 x 8.693 x 10-3)

= 3.7814 Cp7.6. PEMBAHASANDalam percobaan sebelumnya (Spesific Gravity), kita menentukan SG suatu minyak. Spesifik Grafity memiliki hubungan dengan viskositas, dimana minyak yang memiliki Spesific grafity yang lebih besar, maka memiliki viskositas yang tinggi pula.

Dalam percobaan ini praktikan harus melihat skala suhu pada thermometer dan mempertahankan supaya suhu tetap konstan seperti yang diinginkan. Selain itu factor kebersihan alat perlu dipertahankan agar tidak mempengaruhi hasil viskositas kinematik minyak.

Dalam percobaan ini penting juga kita melakukan pengklaibrasian alat terlebih dahulu sebelum praktikan menggunakan alat-alat viscometer.

Dengan mengetahui harga kinematik dari suatu minyak maka dapat pula ditentukan besarnya tekanan yang diperlukan untuk mengalirkan minyak tersebut melalui pipa.

7.7.KESIMPULAN

Dari percobaan didapatkan:

Koefisien Viscometer (B) sebesar 674.5224

Konstanta alat keselruhan sebesar 8.6925 x 10-3 Harga viskositas kinematiknya untuk persamaan C x T2b dikarenakan (B/T2b)> (0.001 x C x T )

Semakin berat jenis minyak, maka semakin besar viscositas minyak tersebut, yang berarti minyak tersebut memiliki komposisi yang semakin kompleks, dimana diperlukan tekanan yang lebih besar untuk mengalirkannya dengan tanpa mengabaikan temperatur yang terjadi pada minyak akibat gesekan yang ditimbulkan pada pipe line.

Dalam memproduksikan minyak ke permukaan, selalu diusahakan agar yang dihasilkan encer atau viscositasnya rendah, hal ini dimaksudkan agar diperoleh flow rate yang besar.

Semakin lama waktu alir yang dibutuhkan oleh fluida maka semakin besar viscositas kinematiknya dan demikian sebaliknya.

Besarnya viscositas kinematik dapat dipengaruhi oleh beberapa hal, seperti besarnya koefisien viscometer (B), konstanta alat keseluruhan (C) dan waktu alir dari sampel minyak.

BAB VIII

ANALISA KIMIA AIR FORMASI

8.1. TUJUAN

Untuk menentukan pH,alkalinitas,Ca,barium,sulfat, feno clorida sodium dan perhitungan indeks stabilitas kalsium karboanat dari air formasi.8.2. TEORI DASAR

Air formasi biasanya disebut dengan oil field water atau connate water intertial water adalah air yang diproduksikan ikut bersama-sama dengan minyak dan gas. Air ini biasanya mengandung bermacam-macam garam dan asam, terutama NaCl sehingga merupakan air yan asam bahkan asam sekali.

Air formasi hamper selalu ditemukan didalam reservoir hidrokarbon karena memang didalam suatau akumulasi minyak, air selalu menempati sebagian dari suatu reservoir, minimal 10% dan maksimal 100% dari keseluruhan pori.

Untuk menganalisa air formasi secara tepat, dipakai klasifikasi air formasi yang digambarkan, secara grafis hal ini dimaksudkan untuk mengidentifikasi sifat air formasi dengan cara yang paling sederhana tetapi dapat dipertanggungjawabkan, hanya kelemahannya tergantung pada spesifikasinya.Pengambilan sample air formasi dilakukan di kepala sumur dan / atau di separator dengan menggunakan penampung bertutup terbuat dari kaca atau plastic agar tidak terjadi kontaminasi dan hilangnya ion Hydrogen karena akan mempengaruhi kebasahan sample.

Percobaan yang dilakukan adalah dengan menentukan pH, Alkalinitas, penentuan kandungan kalsium, Magnesium, Barium, Sulfat, Ferro, Klorida, Sodium dan perhitungan indeks stabilitas kalsium karbonat.8.2.1.Penentuan Kalsium dan Magnesium

Untuk kandungan Ca dan Mg perlu terlebih dahulu ditentukan kesadahan totalnya.

8.2.2.Penentuan Alkalinitas

alakalinitas dari suatu cairan biasa dilaporkan sebagai CO3-, HCO3- dan OH-, yaitu dengan menitrasi air sample dengan larutan asam yang lemah dan larutan indicator. larutan penunjuk (indicator) yang digunakan dalam penentuan kebasahan CO3- dan OH- adalah Phenolphtelein (PP), sedangkan Methyl Orange (MO) digunakan sebagai indicator dalam penentuan HCO3-.8.2.3.Penentuan Klorida

Unsur ion baku ditentukan dalam air formasi ialah Cl, yang konsentrasinya lemah sampai pekat. Metode mohr selalu digunakan dalam penentuan kadar klorit, tanpa perbaikan nilai pH. Cara pengujian dapat ditentukan untuk fluida yang bernilai pH antara 6 sampai 8.5 dan hanya ion SO yang sering mengganggu. gangguan dapat diketahui dari warna etelah titrasi dengan larutan AgNO3 warna abu-abu sampai hitam. Bila hal ini dapat diketahui sebelumnya, ion ini dapat dihilangkan dengan cara mengasamkan contoh air yang akan diperiksa dengan larutan asam senyawa (HNO) dan dimasak selama 10 menit. setelah didinginkan, naikan pH samapi 6 hingga 8.5 dengan NHOH., larutan buffer kesadahan total atau larutan buffer Calver, dan tidak sekali-sekali mengurangi pH dengan HCL.8.2.4.Penentuan Sodium

Sodium tidak ditentukan dilapangan, karena nilai sodium tidak dapat dianggap nilai yang nyata atau absolut. Perhitungannya ialah dengan pengurangan jumlah anion dengan jumlah kation dengan me/L kesadahan total tidak dimasukkan dalam jumlah perhitungan ini.

Air formasi selain berasal dari lapisan lain yang masuk kedalam lapisan produktivitasnya yang disebabkan oleh :

a. Penyemenan yang kurang baik

b. Kebocoran casing yang disebabkan oleh:

Korosi pada casing.

Sambungan kuran dapat.

Pengaruh gaya tektonik (patahan).

Adapun keadaan air formasi mempunyai sifat-sifat :

Sifat fisika , dimana meliputi :

Kompresibilitas

Kelarutan gas didalam air

Viskositas air

Berat jenis

Konduktifitas

Sifat kimiawi, dimana meliputi :

Ion-ion negative (Anion)

Ion-ion positif (Kation)

Pengambilan contoh air formasi sebaiknya dari kepala sumur dan atau separator dengan pipa plastic lentur jangan dari bahan tembaga (Cu) karena mudah larut. Peralatan harus bersih dari bekas noda dan di cuci alirkan dengan air formasi yang akan diambil.

Alkalinitas C03HCO3, dan OH harus ditentukan ditempat pengambilan contoh, karena ion-ion ini tidak stabil seiring dengan waktu dan suhu. Untuk itu pH perlu diturunkan sampai 1 dengan asam garam. Penentuan kadar barium harus dilkukan segera setelah contoh diterima, karena unsure BaSO4 terbatas kelarutannya karena reaksi barium cepat dengan SO4, akan mengurangi konsentrasi barium dan akan menimbulkan kesalahan dalam penelitian. Selain denga barium ,SO4 juga cepat bereaksi dengan kalsium menjadi CaSO4 pada saat suhu turun.

Untuk mengetahui air formasi secara cepat dan praktis digunakan sisem klasifikasi dari air formasi, hal ini dapat memudahkan pengerjaan pengidentifikasian sifat-sifat air formasi. Dimana kita dapat memplot hasil analisa air formasi tersebut, hal ini memeudahkan kita dalam korelasi terhadap lapisan lapisan batauan dari sumur secara tepat.

Beberapa kegunaan yang paling penting dari analisa air formasi ini adalah:

Untuk korelasi lapisan batuan

Menentukan kebocoran casing

Menentukan kualitas sumber air untuk proses water flooding8.3 ALAT DAN BAHAN8.3.1.Alat:

1. Alat titrasi

2. Gelas ukur3. Kertas lakmus

4. Pipet5. DR 18.3.2. Bahan:

1. Sample air formasi.8.4. PROSEDUR KERJA

8.4.1. Penentuan pH (elektrolit):

1. Dengan menggunakan pH paper strip dapat langsung menentukan harga pH dari sample setelah mencocokkan warna pada standar pH paper strip, maka diperlukan kejelian dalam memilih dan mencocokkan warna dari paper strip.

2. Dengan alat ukur elektrolit, kalibrasi alat sebelum digunakan dengan cara : isi botol dengan larutan Buffer yang telah diketahui harga pH-nya, masukkan elektroda pada botol yang berisi larutan buffer. Putar tombol kalibrasi sampai digit menunjukkan harga pH larutan buffer.

3. Cuci botol dan elektrodanya sebelum digunakan untuk menguji sample dengan air destilasi untuk mencegah terjadinya kontaminasi.8.4.2. Penentuan Alkalinitas

1. Mengambil contoh air formasi 1 cc dan menambahkan PP 2 tetes.

2. Mentitrasi dengan larutan H2SO4 0,02 N. Bila larutan telah jernih, mencatat jumlah larutan pentitrasi yang digunakan.

3. Mentetesi dengan larutan MO 2 tetes.

4. Mentitrasi kembali sampai ada perubahan warna menjadi pink, mencatat volume larutan pentitrasi.

5. Perhitungan :

Kebasahan P = Vp / banyaknya cc contoh air

Kebasahan M = Vm / banyaknya cc contoh air

Penentuan untuk setiap ion dalam mili eqivalen ( me / L ) dapat ditentukan dari table berikut:

Tabel 8.1

Harga kebasahan setiap ion

HCO3(CO3(OH(

P = 0M ( 2000

P = M0020 ( P

2P = M040 ( P0

2P < M20 ( ( M ( 2P )40 ( P0

2P > M040 ( ( M ( P )20 ( ( 2P ( M )

8.4.3. Penentuan Kalsium dan Magnesium

Penentuan kesadahan total :

1. Mengambil 20 ml air suling dan menambahkan 2 tetes larutan buffer kesadahan total dan 1 tetes indicator, warna harus biru asli (jernih).

2. Manambah 5 ml contoh air, warna akan berubah merah.

3. Mentitrasi dengan larutan kesadahan total hingga warna kembali jernih, mencatat volume pentitrasi.

4. Perhitunggan :

Bila menggunakan larutan 1 ml = 2 epm

Volume titrasi ( 2

Kesadahan total, me / L =

Volume contoh air

Bila menggunakan larutan 1 ml = 20 epm

Volume titrasi ( 20

Kesadahan total, me / L =

Volume contoh air

Penetuan Kalsium ( Ca ):

a. Mengambil 20 ml air suling, menambahkan 2 tetes larutan buffer calver dan 1 tepung indicator calcer II, warna akan berubah menjadi cerah.

b. Menambahkan 5 cc air yang dianalisa. Bila ada Ca larutan yang berubah menjadi kemerahan.

c. Mentitrasi dengan larutan kesadahan total 20 epm, warna akan berubah jernih, mencatat volume titrasi.

Penentuan Magnesium ( Mg ) :

Magnesium, me / L = ( kesadahan total, me / L ) ( ( kalsium, me / L ) = Magnesium, me / L ( 12,28.4.4. Penentuan Klorida

1. Mengambil 20 ml air sample, menambahkan 5 tetes KcrO, warna akan menjadi bening.

2. Mentitrasi dengan larutan AgNO3 1 ml = 0,001 g Cl sampai warna coklat kemerahan, mencatat volume pentitrasi.

3. Jika menggunakan AgNO3 0,001 N :

ml titer ( 1000

Kadar Cl, mg/L =

ml contoh air

4. Jika menggunakan AgNO3 0,01 N :

ml titer ( 10000

Kadar Cl, mg/L =

ml contoh air

8.4.5. Penentuan Sodium

1. Mengkonversikan mg/L anion dengan me/L dan menjumlahkan harganya.

+ + + + 2. Mengkonversikan mg/L kation menjadi me/L dan menjumlahkan harganya.

3. Kadar sodium ( Na ), mg/L = ( anion kation ) ( 23.

Grafik hasil analisa air

Hasil analisa air sering dinyatakan dengan bentuk grafik. Kita dapat menandai perbedaan dari contoh air dengan membandingkan dua macam contoh air (atau lebih) dari grafik tersebut. Metode yang umum digunakan adalah metode stiff. Metode ini dapat diplot secara logaritma atau normal antara konsentrasi kation pada sisi kiri titik pusat dan konsentrasi anion diplot pada sisi kanan pusat.

Contoh : Tabel 8.2

Harga Konsentrasi Komponen

KOMPONENKONSENTRASI

Mg/LmeL

Natrium

Kalsium

Magnesium

Barium

Klorrida

Sulfat

Karbonat

Bikarbonat

Iron1794

39

19

0

1248

645

280

1440

1378.04

1.95

1.65

0

39.19

13.43

9.33

23.80

0.23

8.4.6. Perhitungan indeks stebilitas CaCO3Air yang mengandung CO3 dalam bentuk apapun akan membentuk kerak atau korosi , tergantung pH dan suhu . Hal ini dapat diketahui dengan perhitungan indeks stabilitas air. CO3 yang terdapat didalam air tersebut mungkin akan tersebut sebagai asam arang (H2CO3), bikarbonat (HCO3), atau karbonat (CO3). Asam arang terdapat bila air tersebut terlalu jenuh dengan CO3, bikarbonat terdapat bila nilai pH air pada range 4 - 8.3, karbonat terdapat bila nilai pH air pada range 8.3 11. Rumusuntuk menghitung indeksstabilitas CaCO3 adalah:

SI = pH K pCa pAlk

Bila indeks berharga 0, berarti air tersebut secara kimiawi seimbang. Bila indeks berharga positif, air tersebut mempunyai gejala membentuk endapan. Bila indeks berharga negative, air tersebut bersifat korosif.Nilai pH dan Konsentrasi ion Ca++, Mg++, Na++, CO-, SO4-, HCO3-dimana:

pH = Nilai pH pada pengukuran contoh air

K = Tenaga ion (ditandai m) dan suhu

Tenaga ion ini terdapat pada grafik I. Jumlah tenaga ion didapat dengan mengalikan factor tiap - tiap ion dengan konsentrasi dalam air (dalam me/L atau mg/L) kemudian dijumlahkan dan K ditentukan dari grafik II.

pCa = Konversi ion Ca++ dalam mg/L, lihat grafik II

pAlk= konversi ion HCO3- dalam mg/L, lihat grafik II

Setelah selesai perhitungan dapat digambarkan suatu kurva indeks stabilitas terhadap suhu agar diperhatikan gejala relative pada air dari segi segi sistemnya.

Contoh permasalahan :

Hitung indeks stabilitas air pada suhu 50, 77, 177, dan 158 oF dengan air pH = 6.9Tabel 8.3

Indeks Stabilitas

IONme/Lmg/L

Ca++

Mg++Na++

Cl-SO4-HCO3-12.0

20.4

295.5

253.5

41.7

13.8240

249

6769

9000

2000

841

Dengan menggunakan factor- factor yang terdapat pada grafik I, jumlah tenaga ion dapat dihitung sebagai berikut:Tabel 8.4

Perhitungan Tenaga Ion

ION( me/L )*factor= ...me/L

Ca++

Mg++Na++

Cl-SO4-HCO3-12.0

20.4

295.5

253.5

41.7

13.8* 5 x 10-5

* 1 x 10-3

* 1 x 10-3

* 5 x 10-5* 1 x 10-5

* 5 x 10-5= 0.1476

= 0.012

= 0.0204

= 0.1268

= 0.0417

= 0.0069

Jumlah tenaga ion= 0.3554

Setelah menggunakan ion dari air dapat dihitung, tentukan nilai L dari grafik I dimulai dari bawah grafik jumlah tenaga ion (), ikuti garis tegak lurus hingga bertemu dengan kurva suhu, kemudian baca nilai K ke sisi kiri.Tabel 8.5

Harga Faktor K dan Suhu

SUHUFactor K

50 oF

77 oF

122 oF

156 oF2.9

2.65

2.15

1.5

Grafik II digunakan untuk menentukan nilai pCa dan pAlk. Tentukan titik konsentrasi Ca++ pada nilai sebelah kiri grafik, tarik garis lurus hingga bertemu pada kurva kiri. Ikuti garis kebawah untuk menentukan nilai pCa. Cara yang sama untuk konsentrasi HCO3- dengan kurva kekanan dan ke bawah untuk pAlk. Setelah didapat harga pCa dan pAlk, maka hitung indeks stabilitas dengan rumus :

Indeks stabilitas = pH K pCa pAlk

SI/50 oF = 6.9 2.90 -2.2 -1.85 = -0.05SI/77 oF = 6.9 2.65 -2.2 -1.85 = 0.20

SI/50 oF = 6.9 2.15 -2.2 -1.85 = -0.70

SI/50 oF = 6.9 1.50 -2.2 -1.85 = 1.35Kesimpulan :

Air tersebut bergejala scalling pada suhu 54 oF keatas

Air tersebut bergejala corrosive pada suhu 54 oF kebawah

8.5. HASIL PERCOBAAN DAN PERHITUNGAN

8.5.1. Analisa:

1. pH air

= 82. Volume sample= 1 cc3. Konsentrasi ion CO3( = 10 me/l

4. Konsentrasi ion OH( = 3 me/l

8.5.2. Perhitungan:

Penentuan sodium (Na+)Tabel 8.6

Tabulasi Konsentrasi Ion anion dan Kation

Konsentrasi AnionKonsentrasi Kation

AnionBMMg/LMe/ L(*)KationBMMg/LMe/L

Cl(35.52400687.32Ca++40402

SO42(963006.25Mg++2400

CO32(6030010Fe++56100035.71

HCO3(6100Ba++137NegatifNegatif

OH(17513Na+

(Anion706.5(Kation37.71

* konversi mg/l ke m/l = ((mg/L)* valensi/BM)

Kadar Sodium ( Na+ ) = Anion ( Kation

= ( 706.57 ( 37.71 ) mg/l

= 668.86

Membuat Diagram Stiff Davis

87654321 012345678

Gambar 8.1

Diagram Stiff - Davis

Perhitumgan Indeks Stabilitas CaCO3Tabel 8.7

Perhitungan Indeks Stabilitas CaCO3IonKonsentrasiFaktor KoreksiIon strength

Me/L x Koreksi

Me/LMe/L

Na+687.326 ( 10(40.424

Ca2+6251 ( 10(30.60625

Mg2+101.5 ( 10(30.015

Cl(05 ( 10(30

22 ( 10(30.004

01 ( 10(30

35.711.5 ( 10(300.0536

Negative -

2 ( 10(40.1338

molar Ionic Strength1.23665

Dari grafik diperoleh: Tenaga ion keseluruhan ( k) pada suhu:

Pada temperatur0 (C

= 3.65Pada temperatur20 (C

= 3.4Pada temperatur 40 (C= 2.96

Pada temperatur 60 (C= 2.38Pada temperatur 80 (C= 1.71Pada temperatur 100 (C= 0.54 Harga pCa = 3.0 ; pAlk = 3.2Harga indeks stabilitas CaCO3 (SI) = pH K pCa palk

Tabel 8.8

Harga Indeks StabilitasT (0C)pHKp Cap AlkSI

083.6533.2-1.85

2083.433.2-1.6

4082.9633.2-1.16

6082.3833.2-0.58

8081.7233.20.08

10080.9433.20.86

Gambar 8.1

Grafik antara temperature vs SI8.6. PEMBAHASANJika perhitungan indeks stabilitas (SI) di atas menghasilkan suatu angka angka, maka akan dapat diketahui sifat sifat dari air formasi yang diteliti dengan memperhatikan hubungan antara pH air formasi, tenaga ion keseluruhan, temperatur, serta pCa dan palk, dimana jika SI menunjukkan hasil yang positif, maka pada temperatur tersebut akan cenderung untuk membentuk scale. Sebaliknya, jika SI menunjukkan hasil negatif maka pada temperatur tersebut air formasi akan cenderung untuk membentuk korosi pada alat alat produksi, akan tetapi jika SI menunjukkan hasil nol (SI = 0) maka pada temperatur tersebut air formasi dalam keadaan setimbang dimana tidak terbentuk scale maupun korosi. Sayang sekali praktikan tidak dapat menyelesaikan perhitungan SI akibat tidak adanya grafik untuk perhitungan tersebut serta kurangnya waktu untuk membahasnya.

Tetapi, secara garis besar, penelitian air formasi ini akan dapat memberikan informasi mengenai seberapa banyak kadar unsur dan ion yang terkanndung dalam air formasi tersebut, sehingga dapat digunakan untuk mengantisipasi dampak berupa kerusakan terhadap pipa pemboran maupun alat alat produksi lainnya akibat adanya scale dan korosi.

8.7. KESIMPULAN

Untuk mendapatkan kandungan air formasi yang lebih akurat, sample harus diambil langsung dari separator atau kepala sumur dan kemudian disimpan pada wadah tertutup yang terbuat dari kaca atau plastik, sehingga kebasahan sample masih seperti semula.

Dari percobaan didapat SI CaCO3 yang didapat kebanyaka bersifat asam. Semakin tinggi suhu maka semakin rendah nilai K. Harga SI yang positif menunjukkan bahwa masalah pada produksi adalah sifat yang timbul dari air formasi yang bersifat korosif. Harga SI yang negatif menunjukkan bahwa masalah pada produksi adalah sifat yang timbul dari air formasi yang berifat membentuk scale. Harga SI yang sama dengan nol menunjukkan bahwa tidak ada masalah pada produksi adalah sifat yang timbul dari air formasi yang bersifat setimbang, jadi tidak membentuk scale maupun korosi.

Faktor-faktor yang sangat berpengaruh dalam penentuan tingkat pengendapan dan pelarutan dalam air formasi adalah pH, temperatur, serta total tenaga ion keseluruhan dari air formasi tersebut.

BAB IX

KESIMPULAN UMUM1. Metode Dean & Stark merupakan salah satu metode untuk menentukan besarnya kandungan air dalam crude oil dengan prinsip destilasi, kondensasi, serta berat jenis dari masing -masing elemen yang terkondensasi di trap. Kandungan air ini penting untuk mengetahui perkiraan cadangan, perencanaan dan penanganan peralatan produksi, dan untuk persyaratan export minyak mentah yang menggunakan standart air yang diijinkan.

2. Metode Centrifuge bermanfaat untuk menentukan kadar air dan base sediment yang terdapat dalam crude oil. Semakin besar gaya centrifugal yang digunakan, semakin baik pemisahan antara minyak, air, dan padatan.

Pada percobaan diperoleh kandungan % BS & W untuk sampel I sebesar 0.78 %

Untuk % BS & W pada sample II pada % BS & W sebesar 0.12 %3. Penentuan titik kabut, titik tuang, dan titik beku tergantung pada perbandingan komposisi kimia dari suatu crude oil.

Dari sample G maka diperoleh :

Titik kabut : 78.8 F

Titik beku : 68 F Titik tuang : 65.3 F4. Prinsip dasar penentuan specific grafity (SG) adalah dengan mencelupkan hidrometer ke dalam minyak, sedangkan untuk SG gas digunakan effusiometer yang memanfaatkan kecepatan aliran aliran gas untuk menentukan SG dengan suatu zat standart untuk pembanding. Derajat API dijadikan standart penentu kualitas suatu crude oil.

Harga SG minyak yang sebenarnya yang diperoleh dari percobaan SG adalah 0.877

Harga (APItrue adalah 29.845. Pada penentuan viscositas dari suatu sample harus disesuaikan dengan viscometer yang digunakan. Viscositas suatu fluida tergantung pada komposisi fluida tersebut, serta tekanan dan temperatur fluida.

Dari percobaan penentuan viskositas minyak didapatkan:

Koefisien Viscometer (B) sebesar 674.5224

Konstanta alat keselruhan sebesar 8.6925 x 10-3 Harga viskositas kinematiknya untuk persamaan C x T2b dikarenakan (B/T2b)> (0.001 x C x T )6. Besarnya flash point dan fire point dipengaruhi oleh komposisi kimia fluida tersebut, volume relatif liquid, dan kecepatan pencampurannya dengan udara.

Dari hasil percobaan dan analisa flash poin & fire point :

Temperature flash point = 76C = 168.8 F Temperature fire point = 92 C = 197.6 F7. Analisa kimiawi pada air formasi dimaksudkan untuk mengetahui dan mengantisipasi timbulnya problem problem produksi berupa scale maupun korosi yang terjadi pada alat alat produksi agar tidak terlambat dalam mengambil tindakan, yang pada prinsipnya dilakukan untuk mengetahui kandungan ion dan pH dari air formasi tersebut.

DAFTAR PUSTAKABuku Petunjuk Praktikum Analisa Fluida Reservoir. Program Studi Teknik Perminyakan. STT MIGAS. Balikpapan. 2008.

Boni petra Pasapan .ST Kimia Fisika Hidrocarbon; Diktat Kuliah Program Studi Teknik Perminyakan. STT-MIGAS. Balikpapan.2005.

Adit Ardiyanto Laporan Resmi Praktikum Analisa Fluida Reservoir Plug L Jurusan Teknik Perminyakan UPN Veteran Yogyakarta.2005.LAMPIRAN

Anion

Kation

OH-

Ba+

HCO3-

Fe2+

CO3-

Ca2+

SO4-

Mg2+

Cl-

Na2+

2Sekolah Tinggi Teknologi Minyak Dan Gas Bumi

2

_1266873015.unknown

_1266900737.unknown

_1266900740.unknown

_1266900742.unknown

_1266900743.unknown

_1266900741.unknown

_1266900738.unknown

_1266898699.unknown

_1266898700.unknown

_1266873016.unknown

_1266870925.unknown

_1266871751.unknown

_1266873014.unknown

_1266871733.unknown

_1266823460.unknown

_1266823463.unknown

_1191162436.unknown

_1191268496.unknown

_1191162392.unknown