Upload
mari
View
71
Download
0
Embed Size (px)
DESCRIPTION
ANALISA AKI-AKB SERTA UPAYA-UPAYA YANG TELAH DAN AKAN DILAKUKAN DINAS KESEHATAN KABUPATEN PEKALONGAN. GAMBARAN UMUM. - PowerPoint PPT Presentation
Citation preview
ANALISA AKI-AKBSERTA
UPAYA-UPAYA YANG TELAH DAN AKAN DILAKUKAN
DINAS KESEHATAN KABUPATEN PEKALONGAN
Kabupaten Pekalongan Kota Kajen sebagai Ibu Kota pusat pemerintahan, secara geografis terletak diantara 60 - 70 23’ Lintang Selatan dan antara 1090 - 1090 78’ Bujur Timur :
Sebelah Timur : Kota Pekalongan, k Kabupaten BatangSebelah Utara : Laut Jawa, Sebelah Selatan: Kabupaten BanjarnegaraSebelah Barat : Kabupaten Pemalang
GAMBARAN UMUM
Luas wilayah : 836,13 Km2Jumlah Kecamatan : 19Jumlah desa/kel : 285Jumlah Penduduk : 845.471 jiwaKepadatan penduduk/Km2 : 1.157
FASILITAS KESEHATANRS. Pemerintah : 2 buahRS. Swasta : 1 buahPusk. Perawatan : 7 buahPusk. Induk : 19 buahPusk. Pembantu : 50 buahPKD : 168 buahPuskesmas PONED dg SK Bupati : 0Puskesmas PONED siap dg SDM&Sarana-Prasarana : 2 buahJumlah Kelas Ibu (swadaya) yg sdh selesai & melapor Dinkes : 56 buah
KETENAGAAN
• DSOG RSUD KRATON : 2 PNS, 1 Mitra,• DSOG RSUD KAJEN : 2 MITRA • DSA RSUD KRATON : 2 PNS• DSA RSUD KAJEN : 1 PNS• Dokter Umum PUSKESMAS : 57 PNS• Jumlah Bidan Desa/
Puskesmas : 459 (PNS & PTT)
KETENAGAAN• DSOG RSUD Kraton : 2 PNS, 1
Mitra, • DSOG RSUD Kajen : 0 PNS, 2
Mitra • DSA RSUD Kraton : 1 PNS, 1 Mitra• DSA RSUD Kajen : 1 PNS• Dokter Umum PUSK. : 57 PNS• Bidan KIA /KB : 52 • Bidan Desa : 349
AKI DAN AKB 3TH TERAKHIR.
INDIKATOR
TAHUNAKI AKB
RIIL PER 100.000KH
RIIL PER 1000 KH
2010 26/16009
162 184/16009
11
2011 17/16152
105 138/16152
8,5
2012 31/16844
184 185/16844
10,98
PENYEBAB KEMATIAN IBU TH 2010
(26 KASUS)1. PE/EKLAMPSIA : 9 KASUS2. PERDARAHAN PP : 6 KASUS3. INFEKSI : 1 KASUS4. PARTUS LAMA : 1 KASUS5. KPD DG DHF : 1 KASUS6. PENYAKIT PENYERTA(JANTUNG,LIMPODENOMA,DM,ASMA,LE
UKEMIA) : 8 KASUS
PENYEBAB KEMATIAN IBU TH 2011
(17 KASUS)1. PE/EKLAMPSIA : 9
KASUS2. PERDARAHAN PP : 3 KASUS3. EMBOLI AIR KETUBAN : 2 KASUS4. SEPSIS : 1 KASUS5. PARTUS LAMA DG ASMA : 1
KASUS6. MIOMA POST SC : 1 KASUS
PENYEBAB KEMATIAN IBU 2012(31 kasus):1. PEB/EKLAMSIA :14 kasus,2. PERDARAHAN : 6 kasus,3. KEJANG MENINGITIS : 1
kasus, 4. JANTUNG/DECOMP : 4 kasus,5. TB PARU : 2
kasus, 6. HEPATITIS : 1 kasus, 7. POST HISTEREKTOMI: 1 kasus,8. TYPOID FEVER : 1 kasus.9. Ca OVARIUM : 1
kasus,
N0
PUSKESMAS JL.KEMATIAN IBU JL.KEL. HIDUP
AKI/100.000 KH
1 Kandangserang 3 558 537,632 Paninggaran 3 714 420,173 Lebakbarang 1 166 602,414 Petungkriyono 1 175 571,435 Talun 0 523 0,006 Doro I 3 523 573,617 Doro II 0 210 0,008 Karanganyar 1 781 128,049 Kajen I 0 822 0,00
10 Kajen II 0 532 0,0011 Kesesi I 0 744 0,0012 Kesesi II 1 549 182,1513 Sragi I 1 410 243,90
ANGKA KEMATIAN IBU (AKI) KABUPATEN PEKALONGAN TH 2012
N0
PUSKESMAS JL.KEMATIAN IBU JL.KEL. HIDUP
AKI/100.000 KH
14 Sragi II 0 921 0,0015 Siwalan 2 568 352,1116 Bojong I 5 824 606,8017 Bojong II 1 514 194,5518 Wonopringgo 1 811 123,3019 Kedungwuni I 0 918 0,0020 Kedungwuni II 0 826 0,0021 Karangdadap 1 742 134,7722 Buaran 2 1013 197,4323 Tirto I 3 868 345,6224 Tirto II 0 342 0,0025 Wiradesa 2 1049 190,6626 Wonokerto 0 741 0,00
JUMLAH 31 16844 184,04
ANGKA KEMATIAN IBU (AKI) KABUPATEN PEKALONGAN TH 2012
PERDARAHAN19 %
PE/E45%
LAIN 235%
AKI BERDASARKAN PENYEBAB 2012
3%
65%
19%
6% 6%
DISTRIBUSI AKI MENURUT PENDIDIKAN IBU 2012
SD(-) SD SLTP SLTA D3/PT
3%
77%
19%
DISTRIBUSI AKI MENURUT USIA 2012
< 20 thn 20-35 thn >35 thn
RS Negeri58 %
RS Swasta32%
Rumah10 %
AKI MENURUT TEMPAT MENINGGAL 2012
Hamil 29%
Bersalin23%
Nifas48%
MMR BERDASARKAN KONDISI IBU 2012
< 48 Jam68%
> 48 Jam32%
AKI BERDARKAN WAKTU KEJADIAN MENINGGAL DI RS 2012
Dokter65%
Bidan25%
AKI BERDASARKAN PENOLONG 2012
10 % BUMIL DG PENYAKIT BLM PROSES PERSAL-INAN
Wonoprin
ggo
Wiradesa
Kedungw
uni II
Paningg
aran
Buaran
Kajen II
Wonokerto
Kajen I
Bojong I
Kedungw
uni I
Karangd
adap
Kandan
gseran
g
Petungk
riyono
Doro I
Srag
i I
Kesesi I
Tirto I
Kesesi I
I
Siwala
nTir
to II Ta
lun
Bojong II
Lebakb
arang
Doro II
Karanga
nyar
Srag
i II0
2
4
6
8
10
12
14
16
18
20
19
14
13
12 12
10 10
9 9
8 8
7 7 7
6
5 5
4 4 4
3 3
2 2 2
0
GRAFIK KEMATIAN BAYI = 185 JIWA
DINAS KESEHATAN KAB. PEKALONGAN TH. 2012
GRAFIK PENYEBAB KEMATIAN BAYIDINAS KESEHATAN KAB. PEKALONGAN
BULAN JAN S/D DESEMBER 2012
48
4434
17
17
10
7 3 2
LAIN-LAINBBLRASFIKSIKELAINAN KONGENITALPNEUMONIADIAREKELAINAN SYARAFKELAINAN SAL CERNAIKTERUS
CAKUPAN PROG.KESEHATAN IBU SASARAN RIILDINKES KAB.PEKALONGAN
INDIKATOR SASARANRIIL
TARGET%
CAKUPAN%
K1 16864 100 100
K4 16864 100 96.2
DRT-NKES 16864 20 24.6
DRT-MSYARKAT 16864 15 16.3
PERSALINAN NAKES
17191 100 99.7
PK OBSTETRIK 3373 80 105.6
KUNJ.NIFAS 17191 80 99.7
AKI 17/16844KH 102/100.000 KH
31/16844KH @184/100.000 KH
• Belum Meratanya Puskesmas PONED di Wilayah Kabupaten Pekalongan yang disebabkan belum terpenuhinya tenaga terlatih maupun sarana prasana Puskesmas PONED.
• Belum optimalnya RS PONEK sebagai tempat rujukan (belum ada DSOG yang stand by 24 jam bahkansalah satu Rumah sakit belum ada dokter obsgyn, hanya sebagai “mitra”)
• Belum adanya perencanaan persalinan maupun antisipasi pencegahan komplikasi dari keluarga ibu hamil itu sendiri
ANALISIS PERMASALAHAN TINGGINYA AKI DI KAB.PEKALONGAN
• SDM Petugas (Bidan) ditingkat dasar kurang trampil dan kurang berani (khususnya dalam pemberian MgSo4 pada kasus Preeklampsia berat (PEB) saat merujuk ke RS)
• Unmet need KB (PUS seharusnya KB, dengan berbagai alasan tidak ber KB, shg terjadi kehamilan yang tidak direncanakan)
• Beberapa kematian ibu disebabkan penyakit yang sudah dimiliki sebelum hamil (TBC,Decomp,sebaiknya tidak hamil)
• Masih ada persalinan dirumah, shg menghambat rujukan bila harus dirujuk.
• Anggapan masyarakat kehamilan dan persalinan adalah hal biasa, shg mengabaikan bahaya resti yang ada.
• Pengetahuan ibu/keluarga tentang kehamilan,persalinan,nifas maupun perawatan BBL masih rendah.
• Penyampaian informasi dan pengetahuan tentang kehamilan,persalinan,nifas maupun perawatan BBL dari petugas masih kurang.
• PROGRAM PERENCANAAN PERSALINAN DAN PENCEGAHAN KOMPLIKASI(P4K) BELUM BERJALAN SECARA OPTIMAL:
Stker P4K belum dipasang sesuai ketentuan, (yaitu: o/bidan, diisi lengkap,dipasang didepan rumah)
Keluarga belum mengerti/memahami tentang P4K
Bidan tidak melakukan kunjungan rumah untuk berdiskusi membahas persiapan persalinan dg keluarga
Ibu hamil belum menyiapkan calon donor darah.
Bidan belum menguasai / mengetahui tempat tinggal seluruh ibu hamil( masih ada rumah bumil yg tak diketahui oleh bidan desanya)
• Masih adanya 3T(Terlambat) :1. Terlambat mendeteksi adanya kelainan dan
Terlambat mengambil keputusan( menunggu orang yg dituakan memberi keputusan)
2. Terlambat dalam mencapai fasilitas kesehatan 3. Terlambat mendapat penanganan
kegawatdaruratan baik ditempat pertolongan persalinan maupun ditempat rujukan.
Serta beberapa kendala yang sering ditemui bidan dalam melakukan rujukan
ibu bersalin
• Meningkatkan cakupan Program kesehatan ibu hamil dengan ANC yang berkualitas.
• Pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan dg 4 tangan profesional (solmet bidan) di faskes.
• Memenuhi seluruh desa dengan bidan desa, dan 2 bidan desa untuk yang wilayah desanya luas.
• Mewajibkan bidan desa tinggal di desa
UPAYA-UPAYA YANG TELAH DILAKUKAN DALAM MENURUNKAN AKI
• Mewajibkan bidan yang melaksanakn pertolongan persalinan mengikuti APN
• Mengharuskan bidan wilayah kabupaten dan menghimbau BPM melakukan MOU dalam pertolongan persalinan menggunakan jampersal.
• Pelayanan KB untuk mencegah kehamilan
• Peningkatan pengetahuan dan partisipasi perempuan, suami/keluarga dan masyarakat melalui kelas Ibu hamil.
• Membentuk kelas ibu swadaya ( baru 56 yang dibentuk dari 285 desa yg ada)
• Sosialisasi dan advokasi.• Pembinaan bidan.• Mengoptimalkan pelayanan kebidanan
di Puskesmas Perawatan.• Membentuk TIM AMP dg SK Bupati,
yg tdr atas TIM Managemen dan Tim Pengkaji .
• AMP model baru yang didahului pengkajian kasus oleh TIM Pengkaji RS (ada 2 tim : TIM RSUD Kraton dan RSUD Kajen)
1. Optimalkan Puskesmas Perawatan menjadi Puskesmas PONED, bertahap .
2. Memasang Papan Puskesmas PONED dengan jenis pelayanannya untuk sosialisasi ke masyarakat.
3. Pelatihan petugas PONED&dilanjutkan magang di RS
4. Membuat regulasi tentang keharusan membentuk kelas IBU.
5. Desiminasi SOP kegawatdaruratan pada kasus maternal untuk semua Bidan.
Rencana Aksi Selanjutnya(2013) :
6. Mewajibkan Bidan desa tinggal di desa, dan semua bidan desa tidak merangkap sbg Bidan KIA/KB di Puskesmas.
7. Bidan desa harus mengetahui nama-nama setiap ibu hamil serta tempat tinggalnya di desa / wilayah kerjanya.
8. Ada buku catatan masing-masing satu buku untuk satu ibu, yang mencatat riwayat dari ANC, Deteksi Resti,Persalinan, hingga Nifas.
9. Bidan desa melakukan kunjungan rumah pada bumil Risti, dan pada ibu hamil yang belum pernah kontak dg bidan desa tersebut. BPS melaporkan hasil kunjungan Bumil,Bulin,Bufas ke bidan pembina wilayah/ ke Puskesmas.
10.Mengkaji setiap kematian maternal dg AMP. Setiap ada kasus AKI/AKB harus ada pelaporan berupa OVP/OVM dan RMP/RMM
11Memebentuk TIM Akselerasi Pencapaian Target MDGs 2015 untuk selanjutnya monitoring ke Puskesmas untuk menggali permasalahan AKI –AKB.
12Sosialisasi SOP pemberian MGSO4 untuk m’cegah kejang pada kasus PEB/Eklampsia sbg stabilisasi seb.merujuk, (Obat MGSO4 beserta antidotumnya tersedia di farmasi Dinkes, Puskesmas dipersilakan meminta )
13.Selalu kontak ke RS sebelum melakukan rujukan maternal, diharapkan supaya RS lebih siap saat menerima pasien dg kasus yang telah disampaikan sebelumnya.
14.Puskesmas mengirimkan data calon bumil yang direncanakan hrs bersalin di RS ke Dinkes untuk diteruskan ke RS, sesuai RS dituju.
15.Mengaplikasikan kegiatan P4K (Program Perencanaan Persalinan dan Pencegahan Komplikasi) dengan kesiapannya dalam mnyediakan calon donor darah bagi ibu hamil (1bumil 5 pendonor) tsb.Bentuknya pengambilan darah oleh PMI dari calon donor darah yang disiapkan ibu hamil/keluarga tsb, selanjutnya disimpan di PMI.
Untuk mengurangi kejadian kematian bayi selain dengan mencegah kejadian AKI spt tsb. :
1. Diharapkan bidan meningkatkan ketrampilan dalam penangan kegawat daruratan BBL dengan pelatihan penanganan Aspeksia, penanganan BBLR
2. Sosialisasi pemberian pelayanan neonatal esensial bagi bidan desa.
3. Menekankan bidan dalam setiap kunjungan neonatal menggunakan format MTBM, (usul: agar dilampirkan pada setiap klem jampersal)
4. Tidak melakukan pertolongan persalinan dg 19 penapisan(deteksi sejak awal)
SOP PADA PEB/EKLAMPSIA DG MgSO4
PEMBERIAN MAGNESIUM SULFAT UNTUK PRE EKLAMPSIA DAN EKLAMSPSIASyarat pemberian magnesium sulfat• Tersedia Calsium Glukonas 10% 10 cc
(dalam keadaan siap diberikan intravena selama 5 menit)
Langkah – langkah pemberian magnesium sulfat:1. Pasang infus Ringer Laktat atau NaCl 0,9%
dengan tidak diklem.2. Pasang kateter menetap untuk mengukur
keseimbangan cairan3. Cara pemberian Magnesium SulfatDosis Awal:• MgSO4 40% 4 gram (10cc) IV diberikan
selama 5 menit, infus 100-200 cc lepas klem.
• Jika Kejang berulang setelah 15 menit pemberian dosis awal, berikan MgSO4 40% 2 gram (5cc) IV diencerkan dengan penambahan aquabides pro injeksi sebanyak 5 cc diberikan selama 5 menit.
Dosis Pemeliharaan:• MgSO4 40% 6 gram (15 cc) melalui infus
Ringer Laktat/NaCl 0,9% 500 cc ( 28 tetes per menit), yang diberikan sampai 24 jam postpartum atau kejang terakhir.
- Pasien akan merasa agak panas pada saat pemberian MgSO4
- Segera Rujuk pasien ke rumah sakit, jika pasien sudah distabilisasi diberikan MgSO4
DIAGNOSIS PREEKLAMPSIA BERAT Ibu usia kehamilan ≥ 20 minggu dengan hipertensi (tekanan darah diastolik ≥90 mmHg) dengan disertai salah satu atau lebih dari gejala berikut :
• Tekanan darah diastolik > 110 mmHg• Proteinuria 2• Oliguria < 400 mL/24 jam• Edema paru, nafas pendek, sianosis,
ronkhi• Nyeri epigastrium/kuadran atas kanan• Gangguan penglihatan, skotoma• Nyeri kepala hebat• Hiperrefleksia• Mata: spasme arterioler, edema,
ablasio retina• Koagulasi: koagulasi intravaskular
disseminata, sindrom HELLP• Pertumbuhan janin terhambat• Otak: edema serebri• Jantung: gagal jantung
Eklampsia
• Kejang dapat terjadi tanpa tergantung pada berat ringannya hipertensi
• Sifat kejang tonik-klonik• Koma dapat terjadi setelah kejang dan
dapat berlangsung lama
RSUP. Dr. KariadiSahabat Menuju Sehat