Analgetik Dan Antinflamasi

Embed Size (px)

DESCRIPTION

INFLAMASI

Citation preview

ANALGETIK DAN ANTINFLAMASI

ANALGETIK DAN ANTINFLAMASIHARIYATI R (150 2012 0275)ANGGRIANI N. ZAID (150 2014 0061)MUHAMMAD IRVAN ISLAMI ( 150 2014 0067)WIRI RESKY AMALIA (150 2014 0074)AYU MELINDA (150 2014 0081)Nyeri adalah perasaan sensoris dan emosional yang tidak nyaman, berkaitan dengan (ancaman) kerusakan jaringan.Rasa nyeri dalam kebanyakan hal hanya merupakan suatu gejala yang berfungsi sebagai issyarat berbahaya tentang adanya gangguan di jaringan seperti peradangan (rema, encok), infeksi jasad renik atau kejang otot.Rangsangan nyeri dipicu oleh pelepesan zat tertentu (mediator nyeri) yang merengasang reseptor nyeri (nociceptor) di ujung ujung saraf kulit, mukosa dan jaringan lain.Mediator nyeri terdiri dari histamin yang bertanggungjawab untuk reaksi alergi (bronchokontriksi, pengembangan mukosa, pruritus, dan nyeri). Bradykinin (polipeptida rangkaian asam amino) dibentuk di protein plasma. Prostaglandin terbentuk dari asam arachidonat.Nyeri Berdasarkan Lama /cepat nya pengobatan :

Akut yaitu nyeri karena trauma, operasi,infeksiKronis (sampai beberapa minggu) yaitu gangguan fisik yg berjalan lama mis., penyakit degeneratif persendian ; gout; kanker Inflamasi merupakan respons protektif setempat yang ditimbulkan oleh cedera atau kerusakan jaringan, yang berfungsi menghancurkan, mengurangi, atau mengurung (sekuestrasi) baik agen pencedera maupun jaringan yang cedera ituPenyebab inflamasi antara lain mikroorganisme, trauma mekanis, zat-zat kimia, dan pengaruh fisika.Respons inflamasi terjadi dalam tiga fase dan diperantarai oleh mekanisme yang berbeda : fase akut, dengan ciri vasodilatasi lokal dan peningkatan permeabilitas kapiler. reaksi lambat, tahap subakut dengan ciri infiltrasi sel leukosit dan fagosit. fase proliferatif kronik, dengan ciri terjadinya degenerasi dan fibrosisGejala proses inflamasi yang sudah dikenal ialah:Kemerahan (rubor) Rasa panas (kalor) Rasa sakit (dolor) Pembengkakan (tumor)Kehilangan fungsi (Fungsiolaesa)

MEKANISME NYERI

ANALGETIKA OPIOID Analgetika OPIOID merupakan kelompok obat yng memiliki sifat seperti opium yang mengandung sekitar 20 jenis alkaloid seperti morfin, kodein, lebain, dan papaverin.Analgetika opioid Mengurangi nyeri dan menimbulkan euforia dengan berikatan pada reseptor opioid di otak, yaitu reseptor (mu), (kappa), dan (delta)

MEKANISME KERJAEndorfin bekerja dengan jalan menduduki reseptor-reseptor nyeri di susunan saraf pusat hingga perasaan nyeri dapat diblokir.

Khasiat analgetik opioida berdasarkan kemampuannya menduduki sisa-sisa reseptor nyeri yang belum ditempati endorfin.

Tetapi bila analgetik tersebut digunakan terus-menerus. Pembentukan reseptor-reseptor baru distimulasi dan produksi endorfin di ujung saraf di rintangi. Akibatnya terjadilah kebiasaan dan ketagihan.

EFEK SAMPING UMUMSupresi SSP, mual sedasi, menekan pernafasan, batuk, pada dosis lebih tinggi mengakibatkan menurunnya aktivitas mental dan motoris.Saluran cerna : motilitas berkurang (obstipansi), kontraksi sfingter kandung empedu (kolik batu empedu)Saluran urogenital : retensi urin (karena naiknya tonus dari sfingter kandung kemih)Saluran nafas : bronkokontriksi, pernafasan menjadi lebih dangkal dan frekuensinya turunSistem sirkulasi : vasodilatasi, hipertensi, bradikardiaKebiasaan : dengan resiko adiksi pada penggunaan lama.

AGONIS KUAT

Agonis opiod menghasilkan analgesia dengan berikatan dengan reseptor spesifik terkait protein G yang berada di otak dan korda spinalis yang berperan dalam penyaluran dan modulasi nyeriAlfentanilFentanylHeroinMeperidineMorphinOxycodoneRemifentanilSufentanil

MorfinEfek analgetik : dengan mengurangi persepsi nyeri di otak (meningkatkan ambang nyeri), mengurangi respon psikologis terhadap nyeri (menimbulkan euforia), dan menyebabkan mengantuk/tidur (efek sedatif) walau ada nyeri. Diberikan secara per oral, injeksi IM, IV, SC, dan per rektal, durasinya rata-rata 4-6 jam. Diindikasikan untuk nyeri berat yang tak bisa dikurangi dengan analgetika non-opioid atau obat analgetik opioid lain yang lebih lemah efeknya. Metadon Mempunyai efek analgetik mirip morfin, tetapi tidak begitu menimbulkan efek sedatif.Diberikan secara per oral, injeksi IM, dan SC - Dieliminasi dari tubuh lebih lambat dari morfin (waktu paruhnya 25 jam) dan gejala withdrawal-nya tak sehebat morfin, tetapi terjadi dalam jangka waktu lebih lama. Diindikasikan untuk analgetik pada nyeri hebat, dan juga digunakan untuk mengobati ketergantungan heroin.Meperidin (petidin) Menimbulkan efek analgetik, efek euforia, efek sedatif, efek depresi nafas dan efek samping lain seperti morfin, kecuali konstipasi. Efek analgetiknya muncul lebih cepat daripada morfin, tetapi durasi kerjanya lebih singkat, hanya 2-4 jam. Diindikasikan untuk obat praoperatif pada waktu anestesi dan untuk analgetik pada persalinan.

Fentanil Merupakan opioid sintetik, dengan efek analgetik 80x lebih kuat dari morfin, tetapi depresi nafas lebih jarang terjadi.Diberikan secara injeksi IV, dengan waktu paruh hanya 4 jam dan dapat digunakan sebagai obat praoperatif saat anestesi. AGONIS SEDANG / LEMAHCODEINEPROPOXYPHENECodeineCodeine merupakan analgesik yang jauh kurang poten dibanding morfin, tetapi memiliki kefektifan oral yang lebih tinggiMenimbulkan efek analgesia, efek sedasi, efek euforia, dan efek batuk kering

ProphoxypheneDerivat methadoneUntuk meredakan nyeri ringan hingga sedangEfek samping : mual, anoreksia, dan konstipasi, depresi pernapasan, kejang, halusinasi, dan kebingungan.

ANTAGONIS AGONIS CAMPURAN DAN AGONIS PARSIALBuprenorphineButorphanolNalbuphinePentazocine

PentazocineAgonis pada reseptor (kappa) dan antagonis lemah pada reseptor (mu) dan (delta)Meredakan nyeri sedangEfek samping untuk dosis tinggi adalah depresi pernapasan, menurukan aktivitas saluran cerna, hipertensi, halusinasi, mimpi buruk, takikardia, dan pusing

ANTAGONIS OPIOIDNalmefeneNaloxoneNatrezoneNaloxoneUntuk menyembuhkan koma dan depresi pernapasan akibat overdosis OPIOIDAntagonis pada reseptor (mu), (kappa), dan (delta)Durasi kerjanya pendek, waktu paruhnya 60 100 menit ANALGETIK PERIFER/non narkotik ParasetamolSalisilat : Asetosal, salisilamid, dan benorilatPenghambat prostaglandin (NSAIDS) ; ibupropenDerivat-derivat Pirazolinon : aminofenazonDerivat-derivat antranilat : mefenaminatLainnya : benzidaminANTIINFLAMASI NON STEROIDNSAID : Non-steroidal Anti-Inflammatory Drugs (obat ini berkerja dengan mengurangi prostaglandin, juga tromboksan / TXA2)EFEK NSAIDS: - Analgesia (penghilang rasa sakit)Antipiresis ( Menurunkan demam)Antitrombosit (pengencer darah/mencegah pembekuan darah)Anti-Inflamasi (efek anti radang)

MEKANISME KERJACara kerja NSAIDS sebagian besar berdasarkan hambatan sintesa prostaglandin dimana kedua jenis ciklo-oksigenase diblokirNSAIDS idealnya hanya menghambat ciklo-oksigenase II/COX-II (peradangan) dan tidak COX-I (perlindungan mukosa lambung)PENGGOLONGAN OBAT AINS:OAINS terdiri dari :AspirinDiflunisalDiklofenakEtodolacFenamateFenoprofenFlurbiprofenIbuprofenIndometachinKetorolacKetoprofenMeloxicamMetil salisilatNabumetoneNaproxenOxaprozinPiroxicamSullindacTolmetinPenghambat COX-2 terdiri dari CelecoxibAnalgesik lainnya terdiri dari Acetaminophen

INDIKASI NSIDAnti-inflammasiAnalgetikAnti-piretikPengobatan rematik gout/rematik piraiPencegahan infark miokardium & stroke) pada penyakit jantung korone hiperlipidemia(hiperkolesterol)Profilaksis kanker kolonPengobatan dari penyakit Alzheimer

EFEK SAMPING NSIDtidak dapat ditoleransi menyebabkan ulcus pada Saluran Pencernaan Menghalangi gumpalan darah/beresiko terjadi pendarahan.Inhibisi dari prostaglandin- sebagai perantara fungsi Ginjal menyebabkan gangguan ginjal.Inhibisi motilitas uterusReaksi Hipersensitivitas(allergi)

SAIDs , Steroidal Anti Inflamatory DrugsCorticosteroid, hormon diproduksi cortex adrenal >>> : 1. glucocorticoid ,dihasilkan gl. Adrenalis zona fasciculata, mis. Cortison2. mineralocorticoid, dihasilkan gl.Adrenalis zona glomerulosa, mis. Deoxycorticosteron,aldosteron, fludrocortison

GLUCOCORTICOID > menghambat fosfolipase> meningkatkan konsentrasi glycogen hati, meningkatkan kadar gula darah

3 kategori glucocorticoid :1. short acting : masa kerja < 12 jam -Cortison, hydrocortison2. Intermediate acting : masa kerja 12 36 jam - prednisone, prednisolone,prednisolone sodium succinat,methyl prednisolone, methyl prednisolone acetat, triamcinolone3. Long acting : masa kerja > 36 jam -dexamethasone, betamethasone, fluosinlon Aplikasi : Per Oral, Interal, topical

Keuntungan penggunaan glucocorticoid :Mengurangi inflamasi dan rasa nyeriMenghilangkan rasa gatal /pturitusMengurangi bekas luka atau goresan dgn cara menunda /melambatkan proses penyembuhan lukaMengurangi kerusakan jaringan