an Teknik Uji Disolusi Untuk Sediaan Inhalasi

Embed Size (px)

Citation preview

Perkembangan Teknik Uji Disolusi Untuk Sediaan Inhalasi Pada tahun 2003, Feddah dan Davies memperkenalkan teknik uji disolusi untuk sediaan inhalasi berdasarkan Flow Trough Apparatus. Metode ini digunakan untuk membedakan kelarutan dari Glukokortikoid yang digunakan dalam pengobatan penyakit saluran nafas, tetapi metode ini memiliki beberapa kekurangan. Pertama, Walaupun ACI digunakan untuk menyerap dosis dosis yang digunakan untuk pengujian, tetapi ukuran kemampuan fraksionasi dari impactor tidak diketahui, jadi keseluruhan dosis akan terserap.Kemudian sifat dari disolusi yang sudah diukur sebelumnya tidak berhubungan dengan jumlah partikel obat yang terdeposit didalam paru-paru. Masalah lainnya, jumlah solvent yang digunkan dalam Flow Trough Testing tidak menunjukanjumlah surfaktan yang muncul pada paru-paru secara Invivo. Kelarutan yang terdeteksi tergantung dari jumlah solvent yang dikeluarkan dari alat, sehingga mengakibatkan terlalu mudah untuk mencapai kelarutan yang bersifat Zero Order. Dengan tujuuan untuk mengirimkan artikel ini dan untuk meningkatkan sensitifitas dari dari uji ini, maka peneliti dari University of Texas mengmbangkan uji disolusi untuk sediaan OIP berdasarkan konsep uji standar yaitu metode Paddle Over Disc seperti yang dijelaskan pada Farmakope Amerika Serikat dan Farmakope Eropa. Uji yang sudah dimodifikasi dan dijula secara komersil sudah beredar dipasaran. Untuk memastikan bahwa uji dilakukan hanya untuk jumlah dosis yang dikeluarkan, maka alat yang digunakan memungkinkan untuk terjadinya pra pemisahan dan pengumpulan sampel dengan menggunakan NGI, yang merupakan system yang dipilih untuk menentukan ukuran partikel secara aerodinamis. Multistage cascade Impactors, seperti NGI dan ACI, akan memisahkan dosis yang dikeluarkan dari OIP menjadi beberapa bagian ukuran partikel aerodinamis. Jika menggunakan NGI, dosis yang dikeluarkan akan ditampung dalam mangkuk pengumpul. Mangkuk disolusi NGI mirip dengan mangkuk disolusi standar kecuali terdapat lubang yg berukuran 50 mm pada impaction area yang terp[isah dari tempat memasukkan sample. Alat ini muat pada posisi 2 sampai 7 pada NGI cup Tray. Untuk mengambil sample pada uji disolusi , NGI diopersikan oleh APSD, tetapi mangku disolusi diatur sedemikian rupa untuk menampung dan memisahkan ukuran partikel tertentu dibandingkan untuk semua dosis yang dikeluarkan. Setelah semua sample telah dikumpulkan, maka lubang tempat memasukkan sample akan ditutup secra otomatis dengan menggunakan membrane polycarbonate berukuran 55 mm. Menutupi dengan disc pengaman yang terdapat juga dalam mangkuk uji disolusi konvensional. Uji disolusi bias dilakukan dengn cara yang sama sediaan solid lainnya dengan mengatur kondisi pengoperasian. Pemilihan barier pemisah sangat krusial dalam keberhasilan uji disolusi ini,. Walaupun relative tipis (6 micrometer), membrane polycarbonate sangat kuat jika dibandingkan dengan selulosa asetat. Pemilihan membrane dapat mencegah terbentuknya gelembung udara dan bengkoknya inti silinder. Kondisi ini memungkinkan terjadinya difusi antara zat yang terlarut dengan media disolusi dan memungkinkan bias dilakukannya uji disolusi pada kondisi hirodinamic yg kurang menguntungkan.

Optimasi Metode Uji Disolusi Untuk Sediaan Inhalasi Dari beberapa eksperimen yang dilakukan, terdapat beberapa factor yang yang terdapat padalangkah-langkah uji disolusi yang dapat dieksploitasi untuk mengoptimalakn uji disolusi mulai pengambilan dosis sampai pengambilan sample uji. Uji optimalisai ini menggunakan sample albuterol sulfat dan budenoside yang biasanya digunakan dalam pengobatan asma. BD dan AS dimasukkan ke dalam NGI dengan Pulmicort Flexhale DPI dan Ventolin HFA DPI. Laju uji zat dalam NGI diatur menjadi 30 L/menit dalam ventolin HFA dan 60 L/ menit dalam Pulmicort. Laju aliran udara ini dilakukan sesuai dengan monografi Farmakope untuk uji MDI dan DPI. Monografi menyatakan bahwa laju aliran udara di atur pada 30 L/menit pada uji MDI(dengan NGI) dan laju udara akan memberikan tekanan udara pada 4 kPA untuk uji DPI. Kalibrasi data dari NGI memungkinkan untuk NGI menentukan ukuran laju udara sample. Mengikuti fraksinasi ukuran pada NGI, permukaan removable impaction pada mangkuk disolusi harus ditutupi oleh memebran polycarbonate dan dikencangkan dengan pengaman membrane. Kemudian dimasukkan kedalam alat yang sesuai dengan ketentuan USP yang terdiri dari 300 ml ciran disolusi. Selama proses disolusi, sebanyak 3 ml sample diambil, kemudian dianalisa dengan HPLC. Setelah pengambilan sample., larutan disolusi akan diganti sebanyak larutan sample yang diambil. Ketersdiaan smapel pada BD terdapat setelah 2 jam dan 1 jam untuk AS. Setelah pengujian material yg terdapat secara residu diambil kemudian ditimbang.