23
LBM 1 TERNYATA MENELITI ITU PENUH TANTANGAN, YA….. STEP 1 1. Ontologis Objek yang akan ditelaah 2. Epistimologis Cara menelaah obkjek 3. Axiologis Untuk apa ilmu itu di gunakan 4. Berfikir Induktif Penarikan kesimpulan dari khusus ke umum 5. Berfikir Deduktif Inti masalah pada penelitian berada di awal (umum ke khusus) 6. Masalah Kesenjangan antara kenyataan dan harapan STEP 7 1. Apa isi dari BAB 1 pada KTI? Dan ada berapa banyak isi dari tiap- tiap BAB pada KTI? di jelaskan tiap2 subbab dari segi arti dan contohnya Bab 1. Pendahuluan - Apa itu Latar belakang? Inti dari semua penelitian, untuk mengetahui apa yang belum dan sudah diketahui dan manfaat - Apa itu Rumusan masalah? Suatu pertanyaan yang berupa kalimat tanya - Hipotesis? Suatu jawaban sementara pada penelitian - Tujuan penelitian? - Manfaat penelitian?

Amarullah LBM 1 MP

Embed Size (px)

DESCRIPTION

Make it easier for other people to find your content by providing more information about it.Make it easier for other people to find your content by providing more information about it.Make it easier for other people to find your content by providing more information about it.Make it easier for other people to find your content by providing more information about it.Make it easier for other people to find your content by providing more information about it.Make it easier for other people to find your content by providing more information about it.Make it easier for other people to find your content by providing more information about it.Make it easier for other people to find your content by providing more information about it.

Citation preview

LBM 1TERNYATA MENELITI ITU PENUH TANTANGAN, YA..

STEP 11. OntologisObjek yang akan ditelaah2. EpistimologisCara menelaah obkjek 3. AxiologisUntuk apa ilmu itu di gunakan4. Berfikir InduktifPenarikan kesimpulan dari khusus ke umum5. Berfikir DeduktifInti masalah pada penelitian berada di awal (umum ke khusus)6. MasalahKesenjangan antara kenyataan dan harapan

STEP 71. Apa isi dari BAB 1 pada KTI? Dan ada berapa banyak isi dari tiap- tiap BAB pada KTI?di jelaskan tiap2 subbab dari segi arti dan contohnya

Bab 1. Pendahuluan Apa itu Latar belakang?Inti dari semua penelitian, untuk mengetahui apa yang belum dan sudah diketahui dan manfaat Apa itu Rumusan masalah?Suatu pertanyaan yang berupa kalimat tanya Hipotesis?Suatu jawaban sementara pada penelitian Tujuan penelitian? Manfaat penelitian?BAB 2Tinjauan pustakaYang di tulis di latar belakang perlu di kembangkan lagi di tinjauan pustaka Kerangka konsepSkema yang akan di telitiBAB 3Metodologi penelitianBAB 4Daftar pustakaBAB 5Lampiran: surat penelitian, table hasil penelitian1. PendahuluanPada Bab Pendahuluan ini terdiri dari beberapa sub pokok bab yang meliputi antara lain :a. Latar Belakang MasalahMenguraikan tentang alasan dan motivasi dari penulis terhadap topik permasalahan yang bersangkutan.b. Rumusan MasalahBerisi masalah apa yang terjadi dan sekaligus merumuskan masalah dalam penelitian yang bersangkutan.c. Batasan MasalahMemberikan batasan yang jelas pada bagian mana dari persoalan atau masalah yang dikaji dan bagian mana yang tidak.d. Tujuan PenelitianMenggambarkan hasil-hasil apa yang bisa dicapai dan diharapkan dari penelitian ini dengan memberikan jawaban terhadap masalah yang diteliti.e. Metode PenelitianMenjelaskan cara pelaksanaan kegiatan penelitian, mencakup cara pengumpulan data, alat yang digunakan dan cara analisa data.Jenis-Jenis Metode Penelitian :a. Studi Pustaka : Semua bahan diperoleh dari buku-buku dan/atau jurnal.b. Studi Lapangan : Data diambil langsung di lokasi penelitian.c. Gabungan : Menggunakan gabungan kedua metode di atas.f. Sistematika PenulisanMemberikan gambaran umum dari bab ke bab isi dari Penulisan Karya tulis ilmiah

Sistematika penulisan penelitianI. JudulII. Penelitian1. Latar belakang2. Perumusan masalah3. Hipotesis/ dugaan sementara4. Tujuan5. ManfaatIII. Tinjauan pustakaKerangka konsepIV. Metodologi Desain Tempat dan waktu Populasi dan sampel Kriteria inklusi dan eksklusi besar sample Cara kerja Identifikasi variabel Manajemen dan analisis data Defini operasional Masalah etikV. Daftar pustakaVI. LampiranSumber: Sudigdo Sastroasmoro Sofyan Ismael. 1995. Dasar-dasar Metodologi Penelitian Klinis. Jakarta: Binarupa Aksara

2. Bagaimana cara berfikir yang sistematis? Mempunyai masalah terlebih dahulu dan terdorong untuk menyelesaikannya Merumuskan masalah tersebut perlu untuk observasi Mencoba mengajukan pemecahan permasalahan dalam bentuk hipotesis Menemukan alasan dalam bentuk deduktif Menguji hipotesis- hipotesis dengan berdasarkan fakta- fakta yang ada Untuk mengolah hipotesis dengan cara di olah dan di analisis Hasil di catat ddan ditulis di laporan penelitian

Langkah-langkah Dalam Berpikir Sistematis Sangat singkat, berikut adalah langkah-langkah dalam pemikiran yang sistematis:1. Mengidentifikasi dan menganalisismasalahsebelum melompat ke dalam tindakan2. Merumuskan beberapa pilihan3. Menentukan dan menetapkan suatu kriteria seleksi4. Jadilah berani dan membuat keputusan akhirSumber: http://id.hicow.com/pemecahan-masalah/berpikir/thomas-edison-2555938.html

3. Bagaimana cara membedakan masalah kesehatan dengan masalah penelitian? + contohMasalah kesehatan seperti kejadian Demam Berdarah Contoh : suatu daerah X mengalami peningkatan angka kejadian DBMasalah penelitian: berusaha mencari jawaban dari suatu kejadianContoh : apa yang menyebabkan peningkatan kejadian DB tersebut?

Masalah kesehatan : masalah yg seharusnya ada dengan apa yg adaMasalah penelitian : bagian dari masalah kesehatan yg sebagian atau seluruhnya dengan penelitian dan harus memiliki jawaban yg lebih dr satuTidak semua masalah kesehatan bisa menjadi masalah penelitianDiantara syarat yang diajukan oleh para ahli, rumusan hulley dan cummings cukup komprehensif, informative, dan mudah untuk diingat yakni : FINERF : feasible (kemampulaksanaan) Tersedia subjek penelitian Tersedia dana Tersedia waktu, alat dan keahlianBanyak kesenjangan yang dapat dikembangkan menjadi masalah penelitian, namun tidak cukup subjek penelitian, dana, sarana, keahlian, atau waktu. Sebagian kendala tersebut mungkin diatasi dengan modifikasi desain, penyesuaian besar sampel, mengurangi jenis pemeriksaan, dan berbagai kiat lainnya. Jadi pertimbangan praktislah yang akhirnya menentukan, apakah masalah kesehatan dapat dijawab dengan penelitian. I : Interesting (menarik) Masalah hendaknya menarik bagi penelitiDilain sisi peneliti juga dituntut jujur dan taat asas dalam seluruh tahapan penelitian sampai dengan pelaporan hasilnya. Oki, peneliti harus tertarik pada substansi yang diteliti. Bila tidak, maka terdapat kemungkinan negative yang dapat terjadi: mungkin ia akan cepat menyerah apabila dihadapkan pada berbagai kendala, atau ia tidak akan taat asas pada penelitian yang dirancang sendiri.N : Novel (memberikan nilai baru) Mengemukakan sesuatu yang baru Mambantah atau mengkonfirmasi penemuan terdahulu Melengkapi atau mengembangkan hasil penelitian terdahuluNilai baru sering dihubugkan dengan orisinalitasPenelitian yang sama sekali baru disebut dengan orisisnal, sedangkan yang mengulang penelitian terdahulu disebut dengan replikatif. Bukan berarti penelitian harus sama sekali baru,. Pada umumnya penelitian ulangan dibenarkan apabila:1. Peneliti ingin menguji konsistensi hasil penelitian terdahulu, apakah hal yang sama terjadi bila diterapkan pada kondisi atau populasi yang berbeda (beda ras, usia, kondisi klinis, dsb)2. Peneliti melihat kekurangan pada metodologi, pelaksanaan, analisis, atau simpulan penelitian sejenis yang dipublikasikan sebelumnya. Alas an pengulangan penelitian harus dijelaskan secara spesifik dan eksplisit dalam latar belakang usulan penelitian.E : Ethical (etis) Tidak bertentangan dengan etikaPenelitian apapun khususnya yang menggunakan manusia sebagai subjek, tidak boleh bertentangan dengan etika. Oki, setiap penelitian yang menggunakan manusia sebagai subjek harus lebih dulu memperoleh persetujuan dari komisi etika independen setempat.R : Relevant (relevan) Untuk pengembangan ilpeng Untuk peningkatan tata laksana pasien atau kebijakan kesehatan Sebagai dasar untuk penelitian selanjutnyaTiap peneliti harus memprediksi hasil penelitian yang akan diperoleh, apakah relevan dengan kemajuan ilmu, tata laksana pasien, kebijakan kesehatan, atau sebagai dasar untuk penelitian selanjutnya.Dapat ditambahkan bahwa setelah menentukan topic penelitian, peneliti harus membatasi diri pada pertanyaan penelitian yang paling penting.Sumber: sastroasmoro, sudigdo dkk. Dasar-dasar metodologi penelitian klinis. Edisi ke-4. 2011. Sagung Seto: Jakarta.

4. Apa saja syarat pembuatan latar belakang, rumusan masalah, tujuan, dan manfaat penelitian?Latar belakang Feasible: tersedia subjek penelitian, tersedia dana, waktu,alat dan keahlian Interesting: harus menarik Novel: memberikan sesuatu yang baru Etika: tidak bertentangan dengan etika Relevan bagi ilmu pengetahuan untuk tatalaksama pasien

Rumusan masalahDikemukakan dalam kalimat Tanya. Bersifat khas dan tidak bermakna ganda. Jika banyak pertanyaan penelitian, maka perlu di pertannyakan dalam bentuk terpisah( ex: apakah obat A dapat meningkatkan tekanan nadi, apakah obat A dapat menurunkan tekanan jantung)

TujuanAntara tujuan umum ( dinyatakan dalam bentuk kategori pada tujuan akhir penelitian tersebut mengacu pada aspek yang lebih luas atau tujuan jangka panjang penelitian)) dan tujuan khusus ( hal yang langsung di ukur, di nilai yang diperoleh dari penelitian)

Uraian dalam latar belakang masalah hendaknya mencakup 4 hal:1. Pernyataan tentang masalah penelitian serta besaran masalah2. Apa yang sudah diketahui (what is known)3. Apa yang belum diketahui (what is not known-knowledge gap)4. Apa yang dapat diharap dari penelitian yang direncanakan untuk menutup knowledge gap tersebut.Sumber: sastroasmoro, sudigdo dkk. Dasar-dasar metodologi penelitian klinis. Edisi ke-4. 2011. Sagung Seto: Jakarta.

Latar belakang memuat identifikasi masalah berupa ringkasan uraian dibuat secara padat, tajam dan spesifik yang sekaligus menjadi dasar bagi rumusan masalah atau pertanyaan penelitian.Syarat-syaratnya:1. Disusun dalam bentuk kalimat Tanya (interogatif) krena lebih bersifat khas dan tajam sehingga penelitian lebih terfokus, spesifik dan tajam.2. Substansi yang dimaksud hendaknya bersifat khas, tidak bermakna ganda.Contoh:bagaimana pengaruh pemberian obat A pada fungsi ventrikel kiri? tidak bersifat khas karena fungsi ventrikel kiri terdiri atas banyak parameterapakah penambahan obat A berhubungan dengan peningkatan curah jantung? lebih khas, tidak dapat ditafsirkan lain.3. Bila terdapat banyak pertanyaan penelitian, maka masing-masing Pertanyaan harus diformulasikan terpisah agar tiap pertanyaan dapat dijawab secara terpisah pula.Contoh:Penggabungan pertanyaan berikut tidak dapat dijawab dengan satu uji hipotesis: Apakah pemberian kalium IV akan menurunkan tekanan darah, mempercepat laju nadi, serta tidak berpengaruh terhadap kinerja global miokardium? Pertanyaan kompleks tersebut diuraikan menjadi tiga, sehingga tiap pertanyaan dapat dijawab dengan uji hipotesis yang sesuai secara terpisah.Sumber: sastroasmoro, sudigdo dkk. Dasar-dasar metodologi penelitian klinis. Edisi ke-4. 2011. Sagung Seto: Jakarta.

Secara garis besar, merumuskan permasalahan dapat dilakukan dengan berbagai cara. Antara lain :1. Berdasarkan tujuan yang ingin dicapai.a. Permasalahan dibuat untuk mengetahui atau mendeskripsikan suatu fakta, fenomena atau peristiwa hukum.b. Permasalahan dibuat untuk mencari hubungan antara dua hal atau dua fenomena maupun data.c. Permasalahan dibuat dengan cara membandingkan kedua hal atau fenomena maupun data yang ada.2. Berdasarkan teori dasar hukum.Untuk merumuskan masalah di bidang hukum, biasanya akan lebih mudah apabila lebih ditujukan untuk mempermasalahkan atau menentukan bagaimana atau mengapasubyek hukum, obyek hukum (hak dan kewajiban), hubungan hukum, peristiwa hukum maupun akibat hukum terhadap fakta ataupun teori yang ditemukan pada data awal.3. Cara lain yang lebih sederhana, yaitu dengan cara mempertemukan antaran :a. Das sollen dengan das sollen (teori dengan teori)b. Das Sein dengan das sollen (fakta dengan teori)c. Das Sein dengan das sein (fakta dengan fakta).http://cambai.multiply.com/journal/item/18/LANGKAH_AWAL_DALAM_PEMBUATAN_KARYA_TULIS_ILMIAH?&show_interstitial=1&u=%2Fjournal%2Fitem

5. Apa saja landasan ilmu penelitian?+ contoh1. OntologisObjek yang akan di telaah2. EpistimiologisCara untuk mengkaji, sehingga bisa mengolah ilmu tersebut3. AxiologisManfaat untuk ilmu tersebut6. Apa saja sikap- sikap yang harus dimiliki peneliti? Dan deskribsikan tiap tiap sikapMampu bernalarOriginalitas: berfikir untuk mendapatkan ideMemiliki daya ingatKewaspadaanAkurat?: sumber yang di dapatkan terpercaya dan saat penelitian, hasil yang di dapatkan sesuai dengan penelitianKonsentrasi Dapat bekerjasamaKompetenFaktualMemiliki etika: sopan santun , norma hukum dan normaJujur dan terbuka ObjektifCara berfikir sceptic: menanyakan bukti setiap pertanyaanAnalitik: menimbang nimbang antara manfaat keburukanKritis: mengembangkan dari proses analitisnyaBerfikir dengan logis

Sikap ilmiah yang dimaksud adalah sikap yang seharusnya dimilikioleh seorang peneliti. Untuk dapat melalui proses penelitian yang baikdan hasil yang baik pula, peneliti harus memiliki sifat-sifat berikut ini.1) Mampu Membedakan Fakta dan OpiniFakta adalah suatu kenyataan yang disertai bukti-bukti ilmiah dandapat dipertanggungjawabkan kebenarannya, sedangkan opini adalahpendapat pribadi dari seseorang yang tidak dapat dibuktikankebenarannya sehingga di dalam melakukan studi kepustakaan, seorangpeneliti hendaknya mampu membedakan antara fakta dan opini agarhasil penelitiannya tepat dan akurat serta dapat dipertanggungjawabkankebenarannya.2) Berani dan Santun dalam Mengajukan Pertanyaan dan ArgumentasiPeneliti yang baik selalu mengedepankan sifat rendah hati ketikaberada dalam satu ruang dengan orang lain. Begitu juga pada saatbertanya, berargumentasi, atau mempertahankan hasil penelitiannya akansenantiasa menjunjung tinggi sopan santun dan menghindari perdebatansecara emosi. Kepala tetap dingin, tetapi tetap berani mempertahankankebenaran yang diyakininya karena yakin bahwa pendapatnya sudahdilengkapi dengan fakta yang jelas sumbernya.3) Mengembangkan KeingintahuanPeneliti yang baik senantiasa haus menuntut ilmu, ia selalu berusahamemperluas pengetahuan dan wawasannya, tidak ingin ketinggalaninformasi di segala bidang, dan selalu berusaha mengikuti perkembanganilmu pengetahuan yang semakin hari semakin canggih dan modern.4) Kepedulian terhadap LingkunganDalam melakukan penelitian, peneliti yang baik senantiasa peduliterhadap lingkungannya dan selalu berusaha agar penelitian yangdilakukannya membawa dampak yang positif bagi lingkungan dan bukansebaliknya, yaitu justru merusak lingkungan. Semua usaha dilakukanuntuk melestarikan lingkungan agar bermanfaat bagi generasi selanjutnya.5) Berpendapat secara Ilmiah dan KritisPendapat seorang peneliti yang baik selalu bersifat ilmiah dan tidakmengada-ada tanpa bukti yang dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya. Di samping itu, peneliti juga harus kritis terhadap permasalahan yang terjadi dan berkembang di sekitarnya.6) Berani Mengusulkan Perbaikan atas Suatu Kondisi dan Bertanggung Jawab terhadap UsulannyaPeneliti yang baik senantiasa berani dan bertanggung jawabterhadap konsekuensi yang harus dihadapinya jika sudah mengusulkansesuatu. Usulan tersebut selalu diembannya dengan baik dandilaksanakan semaksimal mungkin, kemudian diwujudkannya dalambentuk nyata sehingga hasilnya dapat dinikmati oleh orang lain.7) Bekerja SamaDalam kehidupan sehari-hari, peneliti yang baik mampu bekerjasama dengan orang lain dan tidak individualis atau mementingkan dirisendiri. Ia meyakini bahwa dirinya tidak dapat hidup tanpa bantuanorang lain sehingga keberadaannya senantiasa diharapkan oleh oranglain.8) Jujur terhadap FaktaPeneliti yang baik harus jujur terhadap fakta dan tidak bolehmemanipulasi fakta demi kepentingan penelitiannya karena penelitianyang baik harus berlandaskan pada studi kepustakaan yang benar agarkelak jika orang lain melakukan penelitian yang sama, didapatkan hasilyang sama pula. Apa pun fakta yang diperolehnya, ia harus yakin bahwaitulah yang sebenarnya.9) TekunSebuah penelitian kadang kala memerlukan waktu yang pendekuntuk menghasilkan sebuah teori, tetapi kadang kala memerlukan waktuyang sangat lama, bahkan bertahun-tahun. Seorang peneliti yang baikharus tekun dalam penelitian yang dilakukannya, tidak boleh malas,mudah jenuh, dan ceroboh, juga harus rajin, bersemangat, serta tidakmudah putus asa. Dengan demikian, ia akan mendapatkan hasil yang memuaskan. (Ari Sulistyorini)

Pendapat Para Ahli Tentang Sikap IlmiahA. Pengertian Menurut Reid (Gokhale dkk: 2009) sikap adalah a positive or negative sentiment or mental state, that is learned and organized through experience on the affective and conative responses of an individual toward some other individual, object, or event. Menurut pandangan ini, sikap adalah keadaan mental positif atau negatif yang dipelajari dan disusun melalui tanggapan afektif dari seseorang terhadap orang lain, atau terhadap benda, atau terhadap kejadian. Menurut Carin dan Sund (1980: 3) sikap ilmiah mencakup sikap :1) ingin tahu2) kerendahan hati3) ragu terhadap sesuatu4) tekad untuk maju, dan5) berpikir terbuka. Menurut Kobala & Crawley (Morrell dan Lederman: 76) bahwa students attitudes toward science may have an effect on students motivation, interest, and achievement in the sciences. Selanjutnya, Glick (Morrell dan Lederman: 76) mengatakan students attitudes toward science appear to be shape by same factor: teachers, learning environment, self-concept, peers, and parental influence. Dari pandangan-pandangan di atas, maka sikap peserta didik terhadap sains dapat berpengaruh pada motivasi, minat, dan keberhasilan peserta didik itu sendiri. Sikap terhadap sains adalah kcenderungan pada rasa senang dan tidak senang terhadap sains, misalnya menganggap sains sukar dipelajari, kurang menarik, membosankan, dan sebagainya. Sikap peserta didik terhadap sains dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu :a. Pendidikb. lingkungan belajarc. konsep dirid. teman, dane. orang tua. Menurut Martin, dkk (2005: 17) sikap-sikap ilmiah mencakup :1) keinginan untuk mengetahui dan memahami2) bertanya segala sesuatu3) mengumpulkan data dan memberi arti berdasarkan data tersebut4) menuntut verifikasi5) berpikir logis, dan6) mempertimbangkan gagasan-gagasanAfektif yang dikembangkan dalam IPA adalah sikap ilmiah yang lazim disebut scientific attitude. Sikap merupakan kecenderungan untuk bertindak. Menurut White (1998), wilayah sikap mencakup juga wilayah kognitif. Sikap dapat membatasi atau mempermudah peserta didik untuk menerapkan keterampilan dan pengetahuan yang sudah dikuasai. Peserta didik tidak akan berusaha untuk memahami suatu konsep jika dia tidak memiliki kemauan untuk itu. Karena itu, sikap seseorang terhadap mata pelajaran sangat berpengaruh pada keberhasilan kegiatan pembelajarannya.

B. Aspek-aspek Sikap IlmiahSikap ilmiah mengandung dua makna (Harlen, 1989), yaitu attitude toward science dan attitude of science. Sikap yang pertama mengacu pada sikap terhadap sains sedangkan sikap yang kedua mengacu pada sikap yang melekat setelah mempelajari sains. Jika seseorang memiliki sikap tertentu, orang itu cenderung berperilaku secara konsisten pada setiap keadaan. Dari pandangan Harlen di atas, sikap ilmiah dikelompokkan menjadi dua yaitu;1) seperangkat sikap yang menekankan sikap tertentu terhadap sains sebagai suatu cara memandang dunia serta dapat berguna bagi pengembangan karir di masa datang2) seperangkat sikap yang jika diikuti akan membantu proses pemecahan masalah.Gega (Patta Bundu, 2006: 140) mengatakan aspek-aspek sikap ilmiah mencakup:1) sikap ingin tahu2) sikap penemuan3) sikap berpikir kritis, dan 4) sikap teguh pendirian. Harlen (Patta Bundu, 2006: 140) mengatakan aspek-aspek sikap ilmiah mencakup: 1) sikap ingin tahu2) sikap respek terhadap data3) sikap refleksi kritis4) sikap ketekunan5) sikap kreatif dan penemuan6) sikap berpikiran terbuka7) sikap bekerja sama dengan orang lain8) sikap keinginan untuk menerima ketidak pastian9) sikap sensitif terhadap lingkungan.American Association for Advancement of Science (Patta Bundu, 2006: 140) memberikan penekanan pada empat sikap ilmiah yaitu:1) sikap jujur2) sikap ingin tahu3) berpikir terbuka, dan4) sikap keragu-raguan.Dari beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa sikap ilmiah adalah sikap yang melekat dalam diri seseorang setelah mempelajari sains yang mencakup:1) sikap ingin tahu2) sikap respek terhadap data/fakta3) sikap berpikir kritis4) sikap penemuan dan kreativitas5) sikap berpikiran terbuka dan kerjasama6) sikap ketekunan, dan7) sikap peka terhadap lingkungan sekitar.Sikap ingin tahu mendorong akan penemuan sesuatu yang baru yang dengan berpikir kritis akan meneguhkan pendirian dan berani untuk berbeda pendapat.Aspek-aspek sikap ilmiah yang dikembangkan dalam pembelajaran sains di sekolah adalah:a) Sikap ingin tahuAspek sikap ingin tahu meliputi antusias mencari jawaban, perhatian pada objek yang diamati, antusias pada proses sains, dan menanyakan setiap langkah kegiatan.b) Sikap respek terhadap data/faktaAspek sikap respek terhadap data/fakta meliputi objektif/jujur, tidak purbasangka, mengambil keputusan sesuai fakta, dan tidak mencampur fakta dan pendapat.c) Sikap berpikir kritisAspek sikap berpikir kritis meliputi meragukan temuan orang lain, menanyakan setiap perubahan atau hal baru, mengulangi kegiatan yang dilakukan, dan tidak mengabaikan data meskipun kecil.d) Sikap penemuan dan kreativitasAspek sikap penemuan dan kreativitas meliputi menggunakan fakta-fakta untuk dasar kesimpulan, menunjukkan laporan berbeda dengan orang lain, merubah pendapat dalam merespon terhadap fakta, menyarankan percobaan-percobaan baru, dan menguraikan kesimpulan baru hasil pengamatan.e) Sikap berpikiran terbuka dan kerjasamaAspek sikap berpikiran terbuka dan kerjasama meliputi menghargai pendapat temuan orang lain, mau merubah pendapat jika data kurang, menerima saran dari orang lain, tidak merasa selalu benar, menganggap setiap kesimpulan adalah tentatif, dan berpartisipasi aktif dalam kelompok.f) Sikap ketekunanAspek sikap ketekunan meliputi melanjutkan kebiasaan meneliti, mengulangi percobaan meskipun berakibat kegagalan, dan melanjutkan satu kegiatan meskipun orang lain selesai lebih awal.g) Sikap peka terhadap lingkungan sekitarAspek sikap peka terhadap lingkungan sekitar meliputi perhatian terhadap peristiwa sekitar, partisipasi pada kegiatan sosial, menjaga kebersihan dan kelestarian lingkungan.http://www.scribd.com/doc/40750397/Sikap-Ilmiah

7. Contoh berfikir induktif dan deduktif?Deduktif Umum ke khusus: Induktif Khusus ke umum:

Metode induktifMetode induktif adalah metode yang digunakan dalam berpikir dengan bertolak dari hal-hal khusus ke umum. Hukum yang disimpulkan difenomena yang diselidiki berlaku bagi fenomena sejenis yang belum diteliti. Bentuk dari metode induktif adalah generalisasi dan analogi.2. Penalaran InduktifPenalaran induktif adalah proses berpikir untuk menarik kesimpulan berupa prinsip atau sikap yang berlaku umum berdasarkan atas fakta-fakta yang bersifat khusus. Prosesnya disebut induksi.Penalaran induktif dapat berbentuk generalisasi, analogi, atau hubungan sebab akibat. Generalisasi adalah proses berpikir berdasarkan hasil pengamatan atas sejumlah gejala dan fakta dengan sifat-sifat tertentu mengenai semua atau sebagian dari gejala serupa itu. Analogi merupakan cara menarik kesimpulan berdasarkan hasil pengamatan terhadap sejumlah gejala khusus yang bersamaan. Hubungan sebab akibat ialah hubungan ketergantungan antara gejala-gejala yang mengikuti pola sebab akibat, akibat sebab, dan akibat-akibat.contoh penalaran induktif adalah :kerbau punya mata. anjing punya mata. kucing punya mata:. setiap hewan punya mataMetode deduktifMetode berpikir deduktif adalah metode berpikir yang menerapkan hal-hal yang umum terlebih dahulu untuk seterusnya dihubungkan dalam bagian-bagiannya yang khusus.Contoh: Masyarakat Indonesia konsumtif (umum) dikarenakan adanya perubahan arti sebuah kesuksesan (khusus) dan kegiatan imitasi (khusus) dari media-media hiburan yang menampilkan gaya hidup konsumtif sebagai prestasi sosial dan penanda status sosial.1. Penalaran DeduktifPenalaran deduktif menggunakan bentuk bernalar deduksi. Deduksi yang berasal dari kata de dan ducere, yang berarti proses penyimpulan pengetahuan khusus dari pengetahuan yang lebih umum atau universal. Perihal khusus tersebut secara implisit terkandung dalam yang lebih umum. Maka, deduksi merupakan proses berpikir dari pengetahuan universal ke singular atau individual.Penalaran deduktif adalah cara berpikir dengan berdasarkan suatu pernyataan dasar untuk menarik kesimpulan. Pernyataan tersebut merupakan premis, sedangkan kesimpulan merupakan implikasi pernyataan dasar tersebut. Artinya, apa yang dikemukakan dalam kesimpulan sudah tersirat dalam premisnya. Jadi, proses deduksi sebenarnya tidak menghasilkan suatu konsep baru, melainkan pernyataan atau kesimpulan yang muncul sebagai konsistensi premis-premisnya.Contoh klasik dari penalaran deduktif: Semua manusia pasti mati (premis mayor) Sokrates adalah manusia. (premis minor) Sokrates pasti mati. (kesimpulan)Penalaran deduktif tergantung pada premisnya. Artinya, premis yang salah mungkin akan membawa kita kepada hasil yang salah dan premis yang tidak tepat juga akan menghasilkan kesimpulan yang tidak tepat. Alternatif dari penalaran deduktif adalah penalaran induktif

http://wartawarga.gunadarma.ac.id/2011/09/tugas-1-penalaran-deduktif-dan-induktif/8. Apa yang di maksud dengan kronologis penelitian?Mencari teoritis dan pemasalahanSecara operasional untuk membuat variable penelitianMenentukan model perencanaan penelitian( eksperiment atau non eksperimen, dari sampel, intrumentasi)Mengobservasi empiric penelitianMendapatkan data sesuai teori dan fakta yang ada di masyarakat

9. Apa Tujuan melakukan penelitian?

Tujuan seseorang melakukan penelitian:1. Untuk mengetahui deskripsi berbagai fenomena alam2. Untuk menerangkan hubungan antar berbagai kejadian3. Untuk memecahkan berbagai maslah yang ditemukan dalam kehidupan4. Untuk memperlihatkan efek tertentu

Manfaat penelitian1. dalam bidang akademik atau ilmiah2. bidang pelayanan masyarakat3. pengembangan penelitian itu sendiriwalaupun tujuan akhir penelitian dalam bidang kedokteran adalah untuk adalah untuk peningkatan kualitas tata laksana pasien, namun penelitian dapat bersifat:1. quick yielding: hasil penelitian dapat segera diterapkan dalam praktik atau kebijakan seperti kebanyakan penelitian klinis2. non quick yielding: hasilnya tidak segera diterapkan, seperti kebanyakan penelitian ilmu-ilmu kedokteran dasar.Sumber: sastroasmoro, sudigdo dkk. Dasar-dasar metodologi penelitian klinis. Edisi ke-4. 2011. Sagung Seto: Jakarta.

10. Manfaat di lakukan penelitian?11. Definisi penelitian?

1. David H Penny

Penelitian adalah pemikiran yang sistematis mengenai berbagai jenis masalah yang pemecahannya memerlukan pengumpulan dan penafsiran fakta-fakta.

2. J. Suprapto

Penelitian adalah penyelidikan dari suatu bidang ilmu pengetahuan yang dijalankan untuk memperoleh fakta-fakta atau prinsip-prinsip dengan sabar, hati-hati, serta sistematis.

3. Sutrisno Hadi

Sesuai dengan tujuannya, penelitian dapat diartikan sebagai usaha untuk menemukan, mengembangkan dan menguji kebenaran suatu pengetahuan.

4. Mohammad Ali

Penelitian adalah suatu cara untuk memahami sesuatu melalui penyelidikan atau usaha mencari bukti-bukti yang muncul sehubungan dengan masalah itu, yang dilakukan secara hati-hati sekali sehingga diperoleh pemecahannya.2. http://www.acehforum.or.id12. Hubungan landasan ilmu dengan penelitian?landasan ilmu akan menciptakan hipotesa dan penelitian adalah alat untuk membuktikan hipotesa tersebut.