25
Sering pusing, tidak bisa santai... Step 1 Hiperaktivitas Otonom Terjadi akrtivitas berlebih pada saraf otonom Step 2 1. Kenapa pada pasien sulit tidur, jantung berdebar, kepala pusing , dan keringat dingin? 2. mengapa terjadi gejala psikis ? 3. mengapa disertai ketegangan motorik? 4. Apa perbedaan cemas, takut, dan panik? 5. Mengapa keluhannya timbul saat berada di tempat yang ramai? 6. Apa yg disarankan oleh dokter untuk pasien (pemeriksaan lanjutan ) ? 7. Apa etiopatogenesis anxienty? 8. Apa perbadaan cemas normal dan patologis? 9. Bagaimana terapi untuk gejala anxiety? 10. Tanda / gejala dari cemas? 11. Bagaimana cara mendiagnosa cemas? 12. Bagaimana pencegahan cemas? 13. Sebutkan klasifikasi cemas? 14. Sebutkan klasifikasi dr gangguan somatoform, dan gangguan terkait cemas (DSM IV)? Step 3 1. Kenapa pada pasien sulit tidur, jantung berdebar, kepala pusing , dan keringat dingin? Cemas -> respon fisiologis -> taget organ kariovaskular -> peningkatan tekanan darah, jantung berdebar, denyut jantung meningkat Respirasi -> nafas cepat dan dangkat , rasa tertekan pd dada. Kulit -> panas dingin , keringat seluruh tubuh, gatal2. Git -> anoreksia, rasa tdk nyaman diperut, diare, nausea Neuromuculer -> refleks meningkat, mata berkedip

Amarullah Jiwa LBM 3

Embed Size (px)

DESCRIPTION

Make it easier for other people to find your content by providing more information about it.Make it easier for other people to find your content by providing more information about it.Make it easier for other people to find your content by providing more information about it.Make it easier for other people to find your content by providing more information about it.Make it easier for other people to find your content by providing more information about it.

Citation preview

Sering pusing, tidak bisa santai...Step 1Hiperaktivitas Otonom Terjadi akrtivitas berlebih pada saraf otonom Step 21. Kenapa pada pasien sulit tidur, jantung berdebar, kepala pusing , dan keringat dingin? 2. mengapa terjadi gejala psikis ?3. mengapa disertai ketegangan motorik? 4. Apa perbedaan cemas, takut, dan panik?5. Mengapa keluhannya timbul saat berada di tempat yang ramai?6. Apa yg disarankan oleh dokter untuk pasien (pemeriksaan lanjutan ) ?7. Apa etiopatogenesis anxienty?8. Apa perbadaan cemas normal dan patologis?9. Bagaimana terapi untuk gejala anxiety?10. Tanda / gejala dari cemas?11. Bagaimana cara mendiagnosa cemas?12. Bagaimana pencegahan cemas?13. Sebutkan klasifikasi cemas?14. Sebutkan klasifikasi dr gangguan somatoform, dan gangguan terkait cemas (DSM IV)?

Step 31. Kenapa pada pasien sulit tidur, jantung berdebar, kepala pusing , dan keringat dingin? Cemas -> respon fisiologis -> taget organ kariovaskular -> peningkatan tekanan darah, jantung berdebar, denyut jantung meningkatRespirasi -> nafas cepat dan dangkat , rasa tertekan pd dada. Kulit -> panas dingin , keringat seluruh tubuh, gatal2. Git -> anoreksia, rasa tdk nyaman diperut, diare, nauseaNeuromuculer -> refleks meningkat, mata berkedip

Peningkatan tekanan darahCemas -> hipotalamus -> eksresi CRF -> sekresi acth -> rangsang korteks adrrenal -> kortisol meningkat -> peningkatan renin plasma, katekolamin darah meningkat -> TD meningkat FR : Peningkatan gaba -> memperngaruhi saraf simpatis -> kontriksi vaskuler -> perfusi organ turun -> pusingKulit : penyimpanan panas berkurnag -> keringat dingin

2. mengapa terjadi gejala psikis ?respon psikologis : perilaku -> gelisah, tremor, gugup, kognitif : gangguan perhatian, mudah lupa, khawatir berlebihaffective : tdk sabar, sering tegang, tremor. Sering gugup

teori :-psikologis : Psikoanalitik: cemas sebagai konflik psikis yg tidak disadari. Dan ancaman dr superego ( definisi dan macam komponen jiwa )Perilaku kognitif : dr stimulus terhadap lingkungan spesifik. Ex : meniru respon orang disekitar kita untuk menghadapi kecemasanEksistensial : respon thd kehampaan yg luas terhadap keberadaan dan arti. (mersa dirinya hampa ) biologissaraf otonomneurotransmitter : NE ( sistem pengaturan adrenergik buruk ) , serotonin tinggi, GABA ( efektivitas benzodiazepin meninggkatkan aktivitas GABA pd reseptor abnormal )pencitraan otak ditemukan pembesaran ventrikel, dan abnormalitas pd kedua hemisfer -> anxietasEEG -> abnormal frontal, temporal dan gyrus para hipocampusNeuoranatomis : lokus seruleus dan trapenuclei menjalankan fungsi ke sitem limbik dan korteks cerebriPenelitian genetik : keluarga ada yg menderita -> kemungkinan generasi selanjutnya 3. mengapa disertai ketegangan motorik? Efek dr saraf simpatis -> otot kontraksi -> ketegangan motorik.

4. Apa perbedaan cemas, takut, dan panik?-Cemas :Ketakutan tp disebabkan karena suatu dugaan (dr dalam atau dr luar )-Ketakutan :Ada bahaya -> takut- Fobia ( spesifik ) . kecemasan dan ketakutan diluar kendali (diluar kontrol kehendak ), menetap. Alasannya tidak jelas (irasional ) -Panik :Kecemasan tp bersifat akut dan episodik dan kuat . biasanya terdapat ketakutan -> hiperaktifitas otonom. Mucul scra episodik

5. Mengapa keluhannya timbul saat berada di tempat yang ramai?Keadaan agoraraphobiaMin 2 dr 3 kondisi : Cemas dalam kondisi ditempat terbuka(taman, dll) , tempat tertutup , di antrian, di transportasi umum, berada diluar rumah sendirian. Berfikiran bahwa keluar dr situasi itu sulit mendapatkan pertolonngan Embarasing symptom Kondisi medis lainnya (IBW, parkinson disease -> cemas lebih parah )Agoraphobia tnp panik sangat khwatir saat diluar rumah, menghindar dr situasi tersebut , Cuma khwatirAgoraphobia dg panik -> kurang lebih 15-30 mnit, diluar rumah , ketakutan luar biasa. (DSM V dan PPDGJ)6. Apa etiopatogenesis anxienty?Faktor pencetusInternal :Kematangan seseorang : lebih berpengalaman , tdk gampang cemasPendidikan dan ekonomi Tipe kepribadian ambisius, kompetitive -> mudah cemas Lingkungan dan situasi : tertekan -> cemasUmur : muda lebih mudah cemasPotensi stressor

Eksternal :Sistem diri dan integritas diri

7. Apa perbadaan cemas normal dan patologis?Cemas normal : Rasa ketakutan difus rasa takut samar2. Sebabnya jelas.

Cemas patologis :Disertai gejala otonom, sebab tdk jelas. Tdk mengganggu kehidupan. Respon cemas yg durasinya lebih dr normal. Cemas biasanya tjd dalam beberapa hr tp tdk lebih dr 6 bln.Cemas -> distress, dan GAF turun.

8. Tanda / gejala dari cemas?Gejala :-kesadaran thp sensasi fisiologis -kesadaran thp sensasi sensasi takutDistorsi -> ganggu proses belajar -> menurunkan daya ingat. Seseorang dg cemas akan menyeleksi thp hal2 disekitar yg dapat membenarkan perserpsi bahwa hal tsh memang dapat menimbulkan rasa cemas.

9. Bagaimana cara mendiagnosa cemas?Kriteria PPDGJ ( f.40.0-f.48)

10. Apa yg disarankan oleh dokter untuk pasien (pemeriksaan lanjutan ) ?Periksa fungsi tiroid: periksa TSHS Cemas -> gejala sama dg org hipertiroidDepresi -> gejala sm dengan org hipotiroidPemeriksaan kortisol darah pagi dan sore.

11. Bagaimana pencegahan cemas? Atur Pernafasan untuk asupan o2 ke organ tubuh Relaksasi : pikiran Intervensi kognitif : sugesti positif Pendekatan agama Support keluarga12. Sebutkan klasifikasi cemas?Ringan : masih dapat memotifasi untuk penyelesaian maslah . Sedang : memusatkan perhatian pd hal penting dan mengesampingkan hal lain. Perhatian selektifBerat : terpusat pd satu perhatian dan tdk dapat berfikir pd hal lain, semua perhatian ditujukan untuk mengurangi kecemasanPanik : tdk bisa kontrol diri sendiri.

DSM IV: f.40-gangguan panik dg / tnp agora phobia-phobia spesifik dan sosial-gangguan stres akut-gangguan akibat medis umum-gangguan anxietas yg tdk tergolongkan f.41 -gangguan panikGangguan f. 42 obsesif kompultif

DSM V-takut untuk berpisah-gagal bicara -spesifik phobia-social anxiety-generalized anxiety-cemas karena obat-cemas karena kondisi medis lain -YTT-YDT

13. Bagaimana terapi untuk gejala anxiety?1) Makan yang bergizi dan seimbang2) Tidur cukup, OR cukup3) Tidak merokok, tidak minuman kerasPsikofarmaka obat-obat untuk memulihkan fungsi gangguan neurotransmitter. Contoh: klorazepam, diazepam, dll. Lazim propanololPsikoterapi reeducatif ( memberikan pendidikan ulang dan koreksi jika kecemasan tidak tertangani)Psikoterapi kognitif untuk memulihkan fungsik kognitif pasien agar berpikir rasional dan memperbaiki konsentrasiPsikterapi keluarga untuk memperbaiki hubungan keluarga dan sebagai faktor pendukung14. Sebutkan klasifikasi dr gangguan somatoform, dan gangguan terkait cemas (DSM IV)?f.45 dan f.48

15. Macam2 gangguan tidur ?16. DD agoraphobia ( takut keramaian )

Step 4

Stressor

Emosional ----- motorik MPJ gagal -> gangguan cemas AgoraphobiaBenzodiazepin Step 5

STEP 71. Mengapa apsien sering merasa berdebar debar, kepala pusing, keringat dingin (hiperaktivitas otonom)?Teori PsikoanalitikSigmeun Freud menyatakan dalam bukunya 1926 Inhibitons, Symptoms, Anxiety bahwa kecemasan adalah suatu sinyal kepada ego bahwa suatu dorongan yang tidak dapat diterima menekan untuk mendapatkan perwakilan dan pelepasan sadar. Sebagai suatu sinyal, kecemasan menyadarkan ego untuk mengambil tindakan defensif terhadap tekanan dari dalam. Jika kecemasan naik di atas tingkatan rendah intensitas karakter fungsinya sebagai suatu sinyal, ia akan timbul sebagai serangan panik. Teori PerilakuRasa cemas dianggap timbul sebagai respon dari stimulus lingkungan yang spesifik. Contohnya, seorang anak laki-laki yang dibesarkan oleh ibunya yang memperlakukannya semena-mena, akan segera merasa cemas bila ia bertemu ibunya. Melalui proses generalisasi, ia akan menjadi tidak percaya dengan wanita. Bahkan seorang anak dapat meniru sifat orang tuanya yang cemas.

Teori EksistensiPada gangguan cemas menyeluruh, tidak didapatkan stimulus rasa cemas yang bersifat kronis. Inti dari teori eksistensi adalah seseorang merasa hidup di dalam dunia yang tidak bertujuan. Rasa cemas adalah respon mereka terhadap rasa kekosongan eksistensi dan arti.

Berdasarkan aspek biologis, didapatkan beberapa teori yang mendasari timbulnya cemas yang patologis antara lain:Sistem saraf otonomNeurotransmiter

Neurotransmiter1. NorepinephrineGejala kronis yang ditunjukan oleh pasien dengan gangguan cemas berupa serangan panik, insomnia, terkejut, dan autonomic hyperarousal, merupakan karakteristik dari peningkatan fungsi noradrenergik. Teori umum dari keterlibatan norepinephrine pada gangguan cemas, adalah pasien tersebut memiliki kemampuan regulasi sistem noradrenergik yang buruk terkait dengan peningkatan aktivitas yang mendadak. Sel-sel dari sistem noradrenergik terlokalisasi secara primer pada locus ceruleus pada rostral pons, dan memiliki akson yang menjurus pada korteks serebri, sistem limbik, medula oblongata, dan medula spinalis. Percobaan pada primata menunjukan bila diberi stimulus pada daerah tersebut menimbulkan rasa takut dan bila dilakukan inhibisi, primata tersebut tidak menunjukan adanya rasa takut. Studi pada manusia, didapatkan pasien dengan gangguan serangan panik, bila diberikan agonis reseptor -adrenergik ( Isoproterenol ) dan antagonis reseptor -2 adrenergik dapat mencetuskan serangan panik secara lebih sering dan lebih berat. Kebalikannya, clonidine, agonis reseptor -2 menunjukan pengurangan gejala cemas.

1. SerotoninDitemukannya banyak reseptor serotonin telah mencetuskan pencarian peran serotonin dalam gangguan cemas. Berbagai stress dapat menimbulkan peningkatan 5-hydroxytryptamine pada prefrontal korteks, nukleus accumbens, amygdala, dan hipotalamus lateral. Penelitian tersebut juga dilakukan berdasarkan penggunaan obat-obatan serotonergik seperti clomipramine pada gangguan obsesif kompulsif. Efektivitas pada penggunaan obat buspirone juga menunjukkan kemungkinan relasi antara serotonin dan rasa cemas. Sel-sel tubuh yang memiliki reseptor serotonergik ditemukan dominan pada raphe nuclei pada rostral brainstem dan menuju pada korteks serebri, sistem limbik, dan hipotalamus.

1. GABAPeran GABA pada gangguan cemas sangat terlihat dari efektivitas obat-obatan benzodiazepine, yang meningkatkan aktivitas GABA pada reseptor GABA tipe A. Walaupun benzodiazepine potensi rendah paling efektif terhadap gejala gangguan cemas menyeluruh, benzodiazepine potensi tinggi seperti alprazolam dan clonazepam ditemukan efektif pada terapi gangguan serangan panik

Pada suatu studi struktur dengan CT scan dan MRI menunjukan peningkatan ukuran ventrikel otak terkait dengan lamanya pasien mengkonsumsi obat benzodiazepine. Pada satu studi MRI, sebuah defek spesifik pada lobus temporal kanan ditemukan pada pasien dengan gangguan serangan panik. Beberapa studi pencitraan otak lainnya juga menunjukan adanya penemuan abnormal pada hemisfer kanan otak, tapi tidak ada pada hemisfer kiri. fMRI, SPECT, dan EEG menunjukan penemuan abnormal pada korteks frontal pasien dengan gangguan cemas, yang ditemukan juga pada area oksipital, temporal, dan girus hippocampal. Pada gangguan obsesif kompulsif diduga terdapat kelainan pada nukleus kaudatus. Pada PTSD, fMRI menunjukan pengingkatan aktivitas pada amygdala.

Sistem Saraf OtonomGejala-gejala yang ditimbulkan akibat stimulus terhadap sistem saraf otonom adalah:sistem kardiovaskuler (palpitasi)muskuloskeletal (nyeri kepala)gastrointestinal (diare)respirasi (takipneu) Sistem saraf otonom pada pasien dengan gangguan cemas, terutama pada pasien dengan gangguan serangan panik, mempertunjukan peningkatan tonus simpatetik, yang beradaptasi lambat pada stimuli repetitif dan berlebih pada stimuli yang sedang.

Berdasarkan pertimbangan neuroanatomis, daerah sistem limbik dan korteks serebri dianggap memegang peran penting dalam proses terjadinya cemas.

Korteks SerebriKorteks serebri bagian frontal berhubungan dengan regio parahippocampal, cingulate gyrus, dan hipotalamus, sehingga diduga berkaitan dengan gangguan cemas. Korteks temporal juga dikaitkan dengan gangguan cemas. Hal ini diduga karena adanya kemiripan antara presentasi klinis dan EEG pada pasien dengan epilepsy lobus temporal dan gangguan obsesif kompulsif.

Sistem LimbikSelain menerima inervasi dari noradrenergik dan serotonergik, sistem limbik juga memiliki reseptor GABA dalam jumlah yang banyak. Ablasi dan stimulasi pada primata juga menunjukan jikalau sistem limbik berpengaruh pada respon cemas dan takut. Dua area pada sistem limbik menarik perhatian peneliti, yakni peningkatan aktivitas pada septohippocampal, yang diduga berkaitan dengan rasa cemas, dan cingulate gyrus, yang diduga berkaitan dengan gangguan obsesif kompulsif.Gangguan Cemas, Kepaniteraan Klinik Ilmu Kedokteran Jiwa, Universitas Tarumanegara

Respon Fisiologis terhadap Kecemasan:1. Kardio vaskuler; Peningkatan tekanan darah, palpitasi, jantung berdebar, denyut nadi meningkat, tekanan nadi menurun, syock dan lain-lain.1. Respirasi; napas cepat dan dangkal, rasa tertekan pada dada, rasa tercekik.1. Kulit; perasaan panas atau dingin pada kulit, muka pucat, berkeringat seluruh tubuh, rasa terbakar pada muka, telapak tangan berkeringat, gatal-gatal.1. Gastro intestinal; Anoreksia, rasa tidak nyaman pada perut, rasa terbakar di epigastrium, nausea, diare.1. Neuromuskuler; Reflek meningkat, reaksi kejutan, mata berkedip-kedip, insomnia, tremor, kejang, , wajah tegang, gerakan lambat. (Kaplan, Sadock, 1997).

1. Mengapa pasien merasa khawatir, ketakutan, dan cemas?Respon Psikologis terhadap Kecemasan:1. Perilaku; Gelisah, tremor, gugup, bicara cepat dan tidak ada koordinasi, menarik diri, menghindar.1. Kognitif; Gangguan perhatian, konsentrasi hilang, mudah lupa, salah tafsir, bloking, bingung, lapangan persepsi menurun, kesadaran diri yang berlebihan, kawatir yang berlebihan, obyektifitas menurun, takut kecelakaan, takut mati dan lain-lain.1. Afektif; Tidak sabar, tegang, neurosis, tremor, gugup yang luar biasa, sangat gelisah dan lain-lain.(Kaplan, Sadock, 1997).

1. Apa yang menyebabkan ketegangan motorik pada pasien?Idem

1. Apa saja etiologi cemas?Beberapa teori memberikan kontribusi terhadap kemungkinan faktor etiologi dalam pengembangan kecemasan. Teori-teori tersebut adalah sebagai berikut :a. Teori PsikodinamikFreud (1993) mengungkapkan bahwa kecemasan merupakan hasil dari konflik psikis yang tidak disadari. Kecemasan menjadi tanda terhadap ego untuk mengambil aksi penurunan cemas. Ketika mekanisme diri berhasil, kecemasan menurun dan rasa aman datang lagi. Namun bila konflik terus berkepanjangan, maka kecemasan ada pada tingkat tinggi. Mekanisme pertahanan diri dialami sebagai simptom, seperti phobia, regresi dan tingkah laku ritualistik. Konsep psikodinamik menurut Freud ini juga menerangkan bahwa kecemasan timbul pertama dalam hidup manusia saat lahir dan merasakan lapar yang pertama kali. Saat itu dalam kondisi masih lemah, sehingga belum mampu memberikan respon terhadap kedinginan dan kelaparan, maka lahirlah kecemasan pertama. Kecemasan berikutnya muncul apabila ada suatu keinginan dari Id untuk menuntut pelepasan dari ego, tetapi tidak mendapat restu dari super ego, maka terjadilah konflik dalam ego, antara keinginan Id yang ingin pelepasan dan sangsi dari super ego lahirlah kecemasan yang kedua. Konflik-konflik tersebut ditekan dalam alam bawah sadar, dengan potensi yang tetap tak terpengaruh oleh waktu, sering tidak realistik dan dibesar-besarkan. Tekanan ini akan muncul ke permukaan melalui tiga peristiwa, yaitu : sensor super ego menurun, desakan Id meningkat dan adanya stress psikososial, maka lahirlah kecemasan-kecemasan berikutnya (Prawirohusodo, 1988).

b. Teori PerilakuMenurut teori perilaku, Kecemasan berasal dari suatu respon terhadap stimulus khusus (fakta), waktu cukup lama, seseorang mengembangkan respon kondisi untuk stimulus yang penting. Kecemasan tersebut merupakan hasil frustasi, sehingga akan mengganggu kemampuan individu untuk mencapai tujuan yang di inginkan.

c. Teori InterpersonalMenjelaskan bahwa kecemasan terjadi dari ketakutan akan penolakan antar individu, sehingga menyebabkan individu bersangkutan merasa tidak berharga.

d. Teori KeluargaMenjelaskan bahwa kecemasan dapat terjadi dan timbul secara nyata akibat adanya konflik dalam keluarga.

e. Teori BiologikBeberapa kasus kecemasan (5 - 42%), merupakan suatu perhatian terhadap proses fisiologis (Hall, 1980). Kecemasan ini dapat disebabkan oleh penyakit fisik atau keabnormalan, tidak oleh konflik emosional. Kecemasan ini termasuk kecemasan sekunder (Rockwell cit stuart & sundeens, 1998).

Faktor Predisposisi KecemasanSetiap perubahan dalam kehidupan atau peristiwa kehidupan yang dapat menimbulkan keadaan stres disebut stresor. Stres yang dialami seseorang dapat menimbulkan kecemasan, atau kecemasan merupakan manifestasi langsung dari stres kehidupan dan sangat erat kaitannya dengan pola hidup (Wibisono, 1990).Berbagai faktor predisposisi yang dapat menimbulkan kecemasan (Roan, 1989) yaitu faktor genetik, faktor organik dan faktor psikologi. Pada pasien yang akan menjalani operasi, faktor predisposisi kecemasan yang sangat berpengaruh adalah faktor psikologis, terutama ketidak pastian tentang prosedur dan operasi yang akan dijalani.

1. Apa saja tanda-tanda (gejala) dari cemas?Gejala-gejala cemas pada dasarnya terdiri dari dua komponen yakni, kesadaran terhadap sensasi fisiologis ( palpitasi atau berkeringat ) dan kesadaran terhadap rasa gugup atau takut. Selain dari gejala motorik dan viseral, rasa cemas juga mempengaruhi kemampuan berpikir, persepsi, dan belajar. Umumnya hal tersebut menyebabkan rasa bingung dan distorsi persepsi. Distorsi ini dapat menganggu belajar dengan menurunkan kemampuan memusatkan perhatian, menurunkan daya ingat dan menganggu kemampuan untuk menghubungkan satu hal dengan lainnya.Aspek yang penting pada rasa cemas, umumnya orang dengan rasa cemas akan melakukan seleksi terhadap hal-hal disekitar mereka yang dapat membenarkan persepsi mereka mengenai suatu hal yang menimbulkan rasa cemas.Gangguan Cemas, Kepaniteraan Klinik Ilmu Kedokteran Jiwa, Universitas Tarumanegara

1. Faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi terjadinya cemas?Faktor-faktor yang mempengaruhi kecemasan seseorang meliputi beberapa aspek antara lain, terdapat komponen genetik terhadap kecemasan, scan otak dapat melihat perbedaan terutama pada pasien kecemasan yang respons dengan signal berbahaya, sistem pemrosesan informasi dalam seseorang berjalan dengan singkat (hal ini dapat direspons dengan suatu ancaman sebelum yang bersangkutan menyadari ancaman tersebut), akar dari gangguan kecemasan mungkin tidak akan menjadi pemisahan mekanisme yang menyertainya namun terjadi pemisahan mekanisme yang mengendalikan respons kecemasan dan yang menyebabkan situasi diluar kontrol (Sani, 2012).

1. Apa macam-macam gangguan cemas (penggolongannya)?Berdasarkan Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorders ( DSM-IV), gangguan cemas terdiri dari : (1) Serangan panik dengan atau tanpa agoraphobia;(2) Agoraphobia dengan atau tanpa Serangan panik; (3) Fobia spesifik; (4) Fobia sosial; (5) Gangguan Obsesif-Kompulsif; (6) Post Traumatic Stress Disorder ( PTSD ); (7) Gangguan Stress Akut;

Berdasarkan Pedoman Penggolongan dan Diagnosis Gangguan Jiwa di Indonesia III, gangguan cemas dikaitkan dalam gangguan neurotik, gangguan somatoform dan gangguan yang berkaitan dengan stress (F40-48).F40F48 GANGGUAN NEUROTIK, GANGGUAN SOMATOFORM DAN GANGGUAN YANG BERKAITAN DENGAN STRES

F40 Gangguan Anxieta FobikF40.0 Agorafobia .00 Tanpa gangguan panik.01 Dengan gangguan panikF40.1 Fobia sosialF40.2 Fobia khas (terisolasi)F40.8 Gangguan anxietas fobik lainnyaF40.9 Gangguan anxietas fobik YTT

F41 Gangguan Anxietas LainnyaF41.0 Gangguan panik (anxietas paroksismal episodik)F41.1 Gangguan anxietas menyeluruhF41.2 Gangguan campuran anxietas dan depresifF41.3 Gangguan anxietas campuran lainnyaF41.8 Gangguan anxietas lainnya YDTF41.9 Gangguan anxietas YTT

F42 Gangguan Obsesif-KompulsifF42.0 Predominan pikiran obsesional atau pengulanganF42.1 Predominan tindakan kompulsif (obsesional ritual)F42.2 Campuran tindakan dan pikiran obsesionalF42.8 Gangguan obsesif kompulsif lainnyaF42.9 Gangguan obsesif kompulsif YTT

F43 Reaksi Terhadap Stres Berat dan Gangguan Penyesuaian (F43.0-F43.9)F44 Gangguan Disosiatif (Konversi) (F44.0-F44.9)F45 Gangguan Somatoform (F45.0-F45.9)F48 Gangguan Neurotik Lainnya (F48.0-F48.9)

1. Mengapa pasien mengalami ketakutan di keramaian?Menurut Pedoman Penggolongan dan Diagnosis Gangguan Jiwa III (PPDGJ)AgorafobiaSemua kriteria ini harus dipenuhi untuk :1. Gejala psikologis/otonomik yang timbul harus merupakan manifestasi primer dari anxietas dan bukan merupakan gejala lain yang sekunder seperti waham atau pikiran obsesif.1. Anxietas yang timbul harus terutama terjadi dalam sekurang-kurangnya dua dari situasi berikut :Banyak orangTempat-tempat umumBepergian keluar rumahBepergian sendiri1. Menghindari situasi fobik harus/sudah merupakan gambaran yang menonjol

Etiologi agorafobia belum diketahui secara pasti tapi patogenesis fobia berhubungan dengan faktor biologis, genetik, dan psikososial.DSM IV TR

1. Menurunnya sensitivitas terhadap reseptor 5HT1A, 5HT2A/2C1. Meningkatnya sensitivitas discharge dari reseptor adrenergic pada saraf pusat, terutama reseptor alfa-2 katekolamin meningkatnya aktivitas locus coereleus yang mengakibatka teraktivasinya aksis hipotalamus-pituitari-adrenal (biasanya berespons abnormal terhadap klonidin pada pasien dengan panic disorder)1. Meningkatnya aktivitas metabolic sehingga terjadi peningkatan laktat (biasanya sodium laktat yang kemudian diubah menjadi CO2 ([hiperseansitivitas batang otak terhadap CO2)1. Menurunnya sensitivitas reseptor GABA-A sehingga menyebabkan efek eksitatorik melalui amigdala dari thalamus melalui nucleus intraamygdaloid circuitries1. Model neuroanatomik memprediksikan panic attack dimediasi oleh fear network pada otak yang melibatkan amygdale, hypothalamus, dan pusat batang otak. Terutama pada corticostriatalthalamocortical (CSTC) yang memediasi cemas bersama dengan sirkuit pada amygdale. Kemudian sensai tersebut diteruskan ke korteks anterior cingulated dan/atau korteks orbitofrontal. Selain itu diteruskan juga ke hypothalamus untuk respons endokrin1. Hipotesis keterlibatan genetic namun belum berhasil menentukan gen pastiPine DS. Anxiety disorders: clinical features. In: Kaplan and Sadocks

1. Pada pemeriksaan apa saja yang dilakukan?Pemeriksaan darah tidak banyak yang bisa diandalkan. Pemeriksaan fungsi tiroid (biasanya cukup TSHs dan FT4) adalah pemeriksaan yang sifatnya lebih menyingkirkan diagnosis penyakit tiroid yang sering kali mirip dengan gangguan cemas panik (hipertiroid) atau depresi (hipotiroid). Pemeriksaan kadar kortisol darah yang dilakukan pagi dan sore hari juga terkadang tidak memberikan hasil yang memuaskan sebagai pertanda diagnosis.http://kesehatan.kompasiana.com/medis/2012/04/29/adakah-pemeriksaan-penunjang-untuk-depresi-dan-cemas-459263.html dr.Andri,SpKJ (Psikiater)

1. Bagaimana cara mendiagnosa gangguan cemas?Penegakan diagnosa dapat menggunakan kriteria PPDGJ-III maupun DSM IV TR.

1. Bagaimana cara pencegahan cemas?1) Kontrol pernafasan yang baikRasa cemas membuat tingkat pernafasan semakin cepat, hal ini disebabkan otak "bekerja" memutuskan fight or flight ketika respon stres diterima oleh otak. Akibatnya suplai oksigen untuk jaringan tubuh semakin meningkat, ketidakseimbangan jumlah oksigen dan karbondiosida di dalam otak membuat tubuh gemetar, kesulitan bernafas, tubuh menjadi lemah dan gangguan visual. Ambil dalam-dalam sampai memenuhi paru-paru, lepaskan dengan perlahan-lahan akan membuat tubuh jadi nyaman, mengontrol pernafasan juga dapat menghindari srangan panik.2) Melakukan relaksasiKecemasan meningkatkan tension otot, tubuh menjadi pegal terutama pada leher, kepala dan rasa nyeri pada dada. Cara yang dapat ditempuh dengan melakukan teknik relaksasi dengan cara duduk atau berbaring, lakukan teknik pernafasan, usahakanlah menemukan kenyamanan selama 30 menit.3) Intervensi kognitifKecemasan timbul akibat ketidakberdayaan dalam menghadapi permasalahan, pikiran-pikiran negatif secara terus-menerus berkembang dalam pikiran. caranya adalah dengan melakukan intervensi pikiran negatif dengan pikiran positif, sugesti diri dengan hal yang positif, singkirkan pikiran-pikiran yang tidak realistik. Bila tubuh dan pikiran dapat merasakan kenyamanan maka pikiran-pikiran positif yang lebih konstruktif dapat meuncul. Ide-ide kreatif dapat dikembangkan dalam menyelesaikan permasalahan.4) Pendekatan agamaPendekatan agama akan memberikan rasa nyaman terhadap pikiran, kedekatan terhadap Tuhan dan doa-doa yang disampaikan akan memberikan harapan-harapan positif. Dalam Islam, sholat dan metode zikir ditengah malam akan memberikan rasa nyaman dan rasa percaya diri lebih dalam menghadapi masalah. Rasa cemas akan turun. Tindakan bunuh diri dilarang dalam Islam, bila iman semakin kuat maka dorongan bunuh diri (tentamina Suicidum) pada simtom depresi akan hilang. Metode zikir (berupa Asmaul Husna) juga efektif menyembuhkan insomnia.5) Pendekatan keluargaDukungan (supportif) keluarga efektif mengurangi kecemasan. Jangan ragu untuk menceritakan permasalahan yang dihadapi bersama-sama anggota keluarga. Ceritakan masalah yang dihadapi secara tenang, katakan bahwa kondisi Anda saat ini sangat tidak menguntungkan dan membutuhkan dukungan anggota keluarga lainnya. Mereka akan berusaha bersama-sama Anda untuk memecahakan masalah Anda yang terbaik.6) OlahragaOlahraga tidak hanya baik untuk kesehatan. Olaharaga akan menyalurkan tumpukan stres secara positif. Lakukan olahraga yang tidak memberatkan, dan memberikan rasa nyaman kepada diri Anda.http://www.pikirdong.org/psikologi/psi18axdi.php

1. Bagaimana penanganan cemas?FarmakoterapiBenzodiazepinMerupakan pilihan obat pertama. Pemberian benzodiazepin dimulai dengan dosis terendah dan ditingkatkan sampai mencapai respon terapi, Penggunaan sediaan dengan waktu paruh menengah dan dosis terbagi dapat mencegah terjadinya efek yang tidak diinginkan. Lama pengobatan rata-rata adalah 2-6 minggu.BuspironBuspiron lebih efektif dalam memperbaiki gejala kognitif dibanding dengan gejala somatik. Tidak menyebabkan withdrawl. Kekurangannya adalah efek klinisnya baru terasa setelah 2-3 minggu. Terdapat bukti bahwa penderita yang sudah menggunakan benzodiazepin tidak akan memberikan respon yang baik dengan buspiron. Dapat dilakukan penggunaan bersama antara benzodiazepin dengan buspiron kemudian dilakukan tapering benzodiazepin setelah 2-3 minggu, disaat efek terapi buspiron sudah mencapai maksimal.SSRI (Selective Serotonin Reuptake Inhibitor)Sertraline dan paroxetine merupakan pilihan yang lebih baik daripada fluoksetin. Pemberian fluoksetin dapat meningkatkan anxietas sesaat. SSRI efektif terutama pada pasien gangguan anxietas menyeluruh dengan riwayat depresi.

PsikoterapiTerapi Kognitif PerilakuPendekatan kognitif mengajak pasien secara langsung mengenali distorsi kognitif dan pendekatan perilaku, mengenali gejala somatik, secara langsung. Teknik utama yang digunakan adalah pada pendekatan behavioral adalah relaksasi dan biofeedback.Terapi SuportifPasien diberikan reassurance dan kenyamanan, digali potensi-potensi yang ada dan belum tampak, didukung egonya, agar lebih bisa beradaptasi optimal dalam fungsi sosial dan pekerjaannya.Psikoterapi Berorientasi TilikanTerapi ini mengajak pasien untuk mencapai penyingkapan konflik bawah sadar, menilik egostrength, relasi obyek, serta keutuhan diri pasien. Dari pemahaman akan komponen-komponen tersebut, kita sebagai terapis dapat memperkirakan sejauh mana pasien dapat diubah menjadi lebih matur; bila tidak tercapai, minimal kita memfasilitasi agar pasien dapat beradaptasi dalam fungsi sosial dan pekerjaannya.Gangguan Cemas, Kepaniteraan Klinik Ilmu Kedokteran Jiwa, Universitas Tarumanegara