All About Spasia

Embed Size (px)

DESCRIPTION

Spasia

Citation preview

  • INFEKSI SPASIA WAJAH

  • Fascial spaces adalah ruangan potensial yang dibatasi/ditutupi/dilapisi oleh lapisan jaringan ikat. Lapisan-lapisan pada fascia menghasilkan spasia pada wajah. Infeksi odontogenic dapat berkembang pada spasia-spasia wajah. Berkembang atau tidaknya menjadi abses spasia wajah, tetap saja hal ini dihubungkan dengan melekatnya tulang pada sumber infeksi.

  • Kebanyakan infeksi odontogenik menembus tulang mengakibatkan abses vestibular. Selain itu terkadang dapat pula langsung mengikis spasia wajah mengakibatkan infeksi spasia wajah. Spasia wajah adalah area fascia-lined yang dapat dikikis atau membengkak berisi eksudat purulent. Spasia ini tidak tampak pada orang yang sehat namun menjadi berisi ketika orang sedang mengalami infeksi. Ada yang berisi struktur neurovascular dan disebut kompartemen, dan ada pula yang berisi loose areolar connective tissue disebut cleft.

  • Spasia primer maxilla canine, buccal, dan ruang infratemporal.Spasia primer mandibulasubmental, buccal, ruang submandibular dan sublingual. Spasia sekunder Masseteric, pterygomandibular, superficial dan deep temporal, lateral pharyngeal, retropharyngeal, dan prevertebral.

  • Spasia Primer MaxillaSpasia KaninaSpasia BukalSpasia Infratemporal

  • Spasia KaninaSpasia kanina merupakan ruang tipis di antara levator angulioris dan M. labii superioris. Spasia kanina terbentuk akibat dari infeksi yang terjadi pada gigi caninus rahang atas. Caninus gigi dengan akar yang cukup panjang untuk menyebabkan pengikisan sepanjang tulang alveolar superior hingga otot atau facial expression. Infeksi ini mengikis bagian superior hingga ke dasar M. levator anguli oris dan menembus dasar M. levator labii superior. Ketika spasia ini terinfeksi, swelling pada permukaan anterior menyebabkan lipatan nasolabial menghilang. Infeksi daerah ini disebabkan periapikal abses dari gigi caninus maksila. Gejala klinisnya yaitu pebengkakan pipi bagian depan dan hilangnya lekukan nasolabial. Penyebaran lanjut dari infeksi canine spaces dapat menyerang daerah infraorbital dan sinus kavernosus.

  • Gejala Klinispembengkakan pipi bagian depan dan hilangnya lekukan nasolabial. Penyebaran lanjut dari infeksi canine spaces dapat menyerang daerah infraorbital dan sinus kavernosus.

  • Komplikasi yang memungkinkan dari infeksi fossa canine yakni thrombosis vena angularis. Pemeriksaan Sonography membantu dalam diagnosis thrombosis vena angularis. Palpasi yang terasa sakit pada sudut medial mata merupakan diagnosis utama yang penting. Dalam pengobatan menggunakan antibiotik, jangan menggunakan heparin untuk mengobati thrombosis vena angularis karena akan menyebabkan komplikasi pendarahan dan thrombocytopenia.

  • pengobatanantibiotik Namun, jangan menggunakan heparin untuk mengobati thrombosis vena angularis karena akan menyebabkan komplikasi pendarahan dan thrombocytopenia.

  • Spasia bukalSpasia bukal terikat pada permukaan kulit muka pada aspek lateral dan M. buccinators pada aspek medial dan berisi kelenjar parotis dan n. facialis . Spasia dapat terinfeksi akibat perpanjangan infeksi dari gigi maxilla dan mandibula.Penyebab utama infeksi spasia bukal gigi-gigi posterior Molar maxilla yang ujung akarnya berada di atas perlekatan m. buccinator pada maksila atau berada di bawah perlekatan m. buccinator pada mandibula. Spasia bukal menjadi berhubungan dengan gigi ketika infeksi telah mengikis hingga menembus tulang superior hingga perlekatan M. buccinators.

  • Gejala infeksi yaitu edema pipi dan trismus ringan

    Keterlibatan spasia bukal dapat menyebabkan pembengkakan di bawah lengkung zygomatic dan daerah di atas batas inferior dari mandibula. Sehingga baik lengkung zygomatic dan batas inferior mandibula nampak jelas pada infeksi spasi bukal.

  • Spasia facial sekunder (Mastikasi) Jika infeksi spasia primer tidak ditangani secara tepat, infeksi dapat meluas ke arah posterior hingga melibatkan spasia facial sekunder. Ketika spasia sekunder telah ikut terlibat, infeksi menjadi lebih berat, dapat menyebabkan komplikasi hingga kematian, dan lebih sulit untuk ditangani. Hal ini dikarenakan spasia sekunder dikelilingi oleh jaringan ikat fascia yang sedikit sekali mendapat suplai darah. Sehingga infeksi pada spasia ini sulit ditangani tanpa prosedur pembedahan untuk mengeluarkan eksudat purulen.

  • Spasia masseterSpasia masseter berada di antara aspek lateral mandibula dan batas median m. masseter. Infeksi ini paling sering diakibatkan penyebaran infeksi dari spasia bukalis atau dari infeksi jaringan lunak di sekitar Molar ketiga mandibula. Ketika spasia masseter terlibat, area di atas sudut rahang dan ramus menjadi bengkak. Inflamasi m. masseter ini dapat menyebabkan trismus

  • Spasia PterygomandibularSpasia pterygomandibular berada ke arah median dari mandibula dan ke arah lateral menuju m. pterygoid median. Area ini merupakan area tempat penyuntikan larutan anastesi local disuntikan ketika dilakukan block pada saraf alveolar inferior. Infeksi pada area ini biasanya merupakan penyebaran dari infeksi spasia sublingual dan submandibula.Infeksi pada area ini juga sering menyebabkan trismus pada pasien, tanpa disertai pembengkakan. Ini lah yang menjadi dasar diagnoae pada infeksi ini

  • Spasia temporalSpasia temporal berada pada posterior dan superior dari spasia master dan pterygomandibular. Dibagi menjadia dua bagian oleh m. temporalis. Bagian pertama yaitu bagian superficial yang meluas menuju m. temporalis, sedangkan bagian kedua merupakan deep portion yang berhubungan dengan spasia infratemporal. infeksi ini, baik superficial maupun deep portion hanya terlihat pada keadaan infeksi yang sudah parah. Ketika infeksi sudah melibatkan spasia temporalis, itu artinya pembengkakan sudah terjadi di sepanjang area temporal ke arah superior menuju arcus zygoamticus dan ke posterior menuju sekeliling mata.

  • Spasia masseter, pterygomandibular, dan temporal juga dikenal sebagai spasia mastikator. Spasia ini saling berhubungan, sehingga ketika salah satunya mengalami infeksi maka spasia lainnya berkemungkinan juga terkena infeksi

  • Spasia wajah dibagi ke dalam spasia dalam hubungannya dengan tulang hyoidSuprahyoidInfrahyoidSepanjang leher

    Terjadinya infeksi pada salah satu atau lebih fascial space yang paling sering oleh karena penyebaran kuman dari penyakit odontogenik terutama komplikasi dari periapikal abses. Pus yang mengandung bakteri pada periapikal abses akan berusaha keluar dari apeks gigi, menembus tulang, dan akhirnya ke jaringan sekitarnya, salah satunya adalah fascial spaces. Gigi mana yang terkena periapikal abses ini kemudian yang akan menentukan jenis dari fascial spaces yang terkena infeksi.

  • Spasia Bukalis

    Spasia bukalis biasanya terinfeksi akibat perpanjangan infeksi dari gigi rahang bawah, sama dengan spasia bukalis pada rahang atas.

  • Spasia sublingual dan submandibularBatas media dari mandibula merupakan batas lateral spasia submandibula dan sublingual.Kedua spasia ini terbentuk dari perforasi lingual dari infeksi molar mandibula atau infeksi pada premolar. Yang membedakan infeksi tersebut apakah submandibula atau siblingual adalah perlekatan dari M. mylohyoid pada ridge mylohyoid pada aspek medial mandibula. Infeksi spasia lingual (sering terjadi pada gigi premolar dan molar): Jika infeksi mengikis medial aspek mandibula di atas garis mylohyoidInfeksi spasia submandibular: jika infeksi mengikis aspek medial dari inferior mandibula hingga mylohyoid lineMolar ketiga mandibula paling sering menjadi penyebab spasia primer mandibula. Sedangkan molar kedua mandibula dapat mengakibatkan baik spasia sublingual maupun submandibular.

  • Spasia sublingualSpasia sublingual berada di antara mucosa oral dasar mulut dan m. mylohyoid. Batas posteriornya terbuka hingga berhubungan langsung dengan spasia submandibular dan spasia sekunder mandibula hingga aspek posterior. Secara klinis, pada infeksi spasia sublingual sering terlihat pembengkakan intraoral, terlihat pada bagian yang terinfeksi pada dasar mulut. Infeksi biasanya menjadi bilateral dan lidah menjadi terangkat (meninggi)

  • Sublingual space

  • Spasia submandibulaSpasia submandibula berada di antara m. mylohyoid dan lapisan kulit di atasnya serta fascia superficial. Batas posterior spasia submandibula berhubungan dengan spasia sekunder dari bagian posterior rahang. Infeksi pada submandibular menyebabkan pembengakakan yang dimulai dari batas inferior mandibula hingga meluas secara median menuju m. digastricus dan meluas ke arah posterior menuju tulang hyoid. Gejala infeksi berupa pembengkakan pada daerah segitiga submandibula leher disekitar sudut mandibula, perabaan terasa lunak dan adanya trismus ringan.

  • Submandibular space infection swelling the submandibular triangle of the neck around the angle of the jaw.

  • Submandibular space infection

  • Ketika bilateral submandibula, sublingual dan submentalis terkena infeksi Ludwigs angina. Infeksi ini menyebar dengan cepat ke arah posterior menuju spasia sekunder mandibula.Sulit menelan hampir selalu terjadi pada infeksi ini, disertai dengan elevasi dan displacement lidah serta pengerasan superior submandibula hingga tulang hyoidPasien yang mengalami infeksi ini biasanya mengalami trismus, mengeluarkan saliva, kesulitan menelan bahkan bernafas yang dapat berkembang menjadi obstruksi nafas atas yang dapat menyebabkan kematian.

  • Spasia submentalisSpasia submental berada di antara anterior bellies dari m. digastricus dan di antara m. mylohyoid dengan kulit di atasnya. Spasia ini biasanya terjadi karena infeksi dari incisor mandibula. Incisor mandibula cukup panjang untuk dapat menyebabkan infeksi mengikis bagian labial dari tulang apical hingga perlekatan m. mentalis. Infeksi juga dapat terjadi pada batas inferior mandibula hingga ke m. submentalis.

  • Gejalabengkak pada garis midline yang jelas di bawah dagu.