25
1 BAB I PENDAHULUAN A. Maksud Percobaan 1. Mempelajari karakteistik pompa yaitu hubungan antara debit aliran (Q) dengan head pompa (H). 2. Mempelajari hubungan antara panjang ekivalen (Le) dengan derajat permukaan ( o K). 3. Mempelajari hubungan antara coefficient of discharge (Co) dengan bilangan Reynold (Re). 4. Menera rotameter yaitu hubungan antara debit aliran (Q) dengan tinggi float (h). B. Latar Belakang Proses transportasi dengan menggunakan aliran fluida merupakan suatu hal yang sangat penting, karena banyak digunakan dalam industri. Aliran fluida adalah salah satu cara untuk mengangkut fluida dari suatu tempat ke tempat lain dengan cara mengalirkanya melalui pipa. Transportasi aliran fluida dapat dilakukan dengan menggunakan pipa karena lebih mudah dan aman. Setiap pengangkutan dalam industri yang berupa cairan,larutan ataupun suspensi akan sering dijumpai dalam transportasi fluida baik dengan”Closed Duck” (pipa tertutup) maupun “Open Channel”(saluran terbuka). Untuk pengangkutan zat padat dilakukan secara fluidized,artinya zat padat tersebut di masukkan ke dalam fluida sehingga menjadi campuran dua fase,dengan demikian zat padat dapat diangkut. Aliran fluida terjadi karena adanya perbedaan tekanan dan elevasi ( pengaruh gravitasi ). C. Tinjauan Pustaka Dalam proses transportasi fluida, salah satu faktor yang berpengaruh adalah densitas atau berat jenis. Fluida dapat dipengaruhi oleh tekanan dan suhu, tetapi ada pula fluida yang tidak dipengaruhi oleh tekanan dan suhu. 1. Fluida adalah zat yang tidak dapat menahan perubahan bentuk secara permanen. Pada suatu suhu dan tekanan tertentu. Setiap fluida mempunyai densitas tertentu, berdasarkan pengaruh suhu dan tekanan, fluida dibagi dua : a. Fluida Compresible, yaitu fluida yang sangat dipengaruhi oleh suhu dan tekanan. b. Fluida Incompresible, yaitu jenis fluida yang densitasnya tidak dipengaruhi oleh suhu dan tekanan atau biasanya fluida tidak termampatkan. Contohnya : air. 2.Jenis aliran fluida dapat dibagi tiga yaitu :

ALIRAN FLUIDA (parktikum)

Embed Size (px)

DESCRIPTION

aliran fluida pdtk

Citation preview

  • 1

    BAB I PENDAHULUAN

    A. Maksud Percobaan

    1. Mempelajari karakteistik pompa yaitu hubungan antara debit aliran (Q) dengan head

    pompa (H).

    2. Mempelajari hubungan antara panjang ekivalen (Le) dengan derajat permukaan (oK).

    3. Mempelajari hubungan antara coefficient of discharge (Co) dengan bilangan Reynold

    (Re).

    4. Menera rotameter yaitu hubungan antara debit aliran (Q) dengan tinggi float (h).

    B. Latar Belakang

    Proses transportasi dengan menggunakan aliran fluida merupakan suatu hal yang

    sangat penting, karena banyak digunakan dalam industri. Aliran fluida adalah salah satu cara

    untuk mengangkut fluida dari suatu tempat ke tempat lain dengan cara mengalirkanya melalui

    pipa. Transportasi aliran fluida dapat dilakukan dengan menggunakan pipa karena lebih

    mudah dan aman. Setiap pengangkutan dalam industri yang berupa cairan,larutan ataupun

    suspensi akan sering dijumpai dalam transportasi fluida baik denganClosed Duck (pipa

    tertutup) maupun Open Channel(saluran terbuka). Untuk pengangkutan zat padat dilakukan

    secara fluidized,artinya zat padat tersebut di masukkan ke dalam fluida sehingga menjadi

    campuran dua fase,dengan demikian zat padat dapat diangkut. Aliran fluida terjadi karena

    adanya perbedaan tekanan dan elevasi ( pengaruh gravitasi ).

    C. Tinjauan Pustaka

    Dalam proses transportasi fluida, salah satu faktor yang berpengaruh adalah densitas

    atau berat jenis. Fluida dapat dipengaruhi oleh tekanan dan suhu, tetapi ada pula fluida yang

    tidak dipengaruhi oleh tekanan dan suhu.

    1. Fluida adalah zat yang tidak dapat menahan perubahan bentuk secara permanen. Pada

    suatu suhu dan tekanan tertentu. Setiap fluida mempunyai densitas tertentu,

    berdasarkan pengaruh suhu dan tekanan, fluida dibagi dua :

    a. Fluida Compresible, yaitu fluida yang sangat dipengaruhi oleh suhu dan tekanan.

    b. Fluida Incompresible, yaitu jenis fluida yang densitasnya tidak dipengaruhi oleh

    suhu dan tekanan atau biasanya fluida tidak termampatkan. Contohnya : air.

    2.Jenis aliran fluida dapat dibagi tiga yaitu :

  • 2

    a. Aliran laminer, dalam jenis ini partikel-partikel fluida mengalir secara sejajar

    dengan sumbu tabung.

    b. Aliran turbulen, dalam jenis ini partikel-partikel fluida dalam aliran turbulen

    tidak mengalir teratur dan mempunyai komponen kecepatan tegak lurus

    dengan arah aliran.

    c. Aliran transisi, pada aliran ini fluida dapat mengalir secara laminer atau turbulen

    tergantung kondisi setempat.

    3.Aliran zat cair dalam pipa dapat dibagi dua :

    a. Aliran Steady State, untuk aliran yang harga dari masing-masing kuantitanya

    yang ada dalam aliran tersebut tidak berubah dengan waktu.

    b. Aliran Unsteady State, untuk aliran yang harga dari kuantitasnya berubah menurut

    waktu.

    Jika fluida mengalir dari sebuah pipa tertutup, maka akan terjadi perbedaan bentuk aliran,

    yang dapat ditentukan dengan bilangan Reynold (Re):

    ..Re uD=

    Dimana :

    = massa jenis cairan (kg/m3)

    u = kecepatan aliran (m/det)

    D = diameter pipa (m)

    = viskositas (kg/m.det)

    Persamaan kontinuitas dapat dipergunakan untuk menyelasaikan permasalahan dalam aliran

    fluida.

    Persamaan kontinuitas untuk aliran incompressible adalah :

    Asumsi 1 = 2

    Maka : Q = A1.u1 = A2.u2 .(1)

    Persamaan kontinuitas untuk aliran compressible adalah :

    m = 1.A1.u1 = 2.A2.u2 (2)

    Hubungan energi pada fluida atau zat material yang mengalir melintasi pipa dapat ditentukan

    dengan kesetimbangan energi. Energidibawa oleh fluida yang mengalir dan juga ditransfer

    dari fuida kesekeliling atau sebaliknya. Energi yang dibawa fluida mencakup:

    1. Internal energi(E),yaitu energi yang disebabkan oleh gerakan molekul atom atau elektron

    yang mempunyai sifat-sifat khusus darri fluida ,tanpa memperhatikan lokasi atau tempat

    relatifnya atau posisinya.

  • 3

    2. Energi yang dibawa fliodakarena kondisi aliranya atau posinya

    a. Energi kinetik (Ek) adalah energi fluida karena gerakanya.

    Ek = mu2/2gc

    b. Energi potensial (Ep) yaitu energi fluida karena tempat kedudukannya yang

    dipengaruhi gravitasi.

    Ep = mgz/gc

    c. Energi tekanan (Et) adalah energi untuk melakukan kerja melawan tekanan yang

    dibawa oleh zat karena aliranya dari awal masuk sampai keluar.

    Energi yang ditransfer antara fluida atau sistem dalam aliran dan sekelilingnya ada dua jenis :

    1. Energi panas (q), yaitu energi yang diserap oleh zat alir dari seklilingnya selama

    aliran.

    2. Energi kerja (W), yaitu kerja yang diterima atau dihasilkan atau yang dilakukan oleh

    zat yang mengalir ke sekliling selama aliran dan sering disebut shaf work. (Brown,

    G.G.,1978).

    Selain itu ada juga yang disebut energi friksi (F) yaitu energi yang hilang karena gesekan.

    Rugi energi tersebut pada sambungan , pipa lurus atau penampang yang tidak sama.

    Neraca energi unutk sistem aliran fluida dapat ditulis sebagai berikut :

    Energi masuk :

    mE1 + ((mu12)/2gc) + ((mgz1)/gc) + mP1V1

    Energi keluar :

    mE2 + ((mu22)/2gc ) + ((mgz2)/gc) + mP2V2 + mq-mWs

    maka :

    Energi masuk = energi keluar

    mE1 + ((mu12)/2gc) + ((mgz1)/gc) + mP1V1 = mE2 + ((mu22)2gc) + ((mgz2)/gc) + m p2V2 +

    mq-mWs ..(3)

    Bila :

    E = E1 E2

    (PV) = P1V1-P2V2

    u2 = u12-u2z = z1-z2

    Maka diperoleh neraca energi untuk setiap satuan massa yaitu :

    E + (u2/2gc) +(gz/gc) + (PV) = q-Ws (4)

    Bila aliran isothermal (E=0) dan fluida incompressible, sedangkan volumenya diasumsikan

    konstan, maka persamaan diatas menjadi :

    (u2/2gc) + (gz/gc) + P/ = q Ws (5)

  • 4

    Apabila ada gesekan ( 0) dan diasumsikan aliran adiabatis (q=0) maka dikenal dengan

    persamaan Bernoully :

    (u2/2gc) + (gz/gc) + P/ = -(Ws + F)(6)

    keterangan :

    P = Beda tekanan posisi 2 dan 1 (lbf/ft2)

    u2 = Beda kecepatan posisi 2 dan 1 (ft/sec2)

    = Berat jenis fluida (lbm/ft3)

    g = Akselerasi (ft/sec2)

    gc = Akselerasi (lbm/lbf.ft/sec2)

    z = Beda tinggi posisi 2 dan 1 (ft)

    F = Kerja yang hilang (lbf.ft/lbm)

    Ws = Kerja pompa (lbf.ft/lbm)

    Jika persamaan (6) dibagi g/gc dimensi masing-masing suku dinyatakan dalam ft cairan (cm

    cairan) dengan :

    w = .g/gc (lbf/ft3)

    ( )ggcWs

    ggcFZ

    gu

    WP

    =+

    +

    2

    2

    ( ) WsFZgu

    WP

    =+

    +

    2

    2

    ..(7)

    (Brown, G.G., 1978)

    Alat-alat aliran fluida :

    a. Pompa

    Pompa adalah alat unutk mengalirkan fluida dari suatu tempat ke tempat yang lain.

    Dari berbagai jenis pompa dapat digololongkan menjadi dua golongan :

    1. Centrifugal Pump

    Pada pompa jenis ini gaya sentrifugal yang dihasilkan akan melemparkan fluida yang ada

    kedinding pompa (casing), sehingga zat memiliki tenaga kinetik yang membuat cairan

    meninggalkan impeler.

    2. Positif Displacement Pump

    Yang termasuk jenis ini adalah :

    * Rotary Pump

    Pompa ini cocok untuk cairan yang kental pompa rotary memliki unsur- un

    sur yang memberikan putaran energi ke cairan.

  • 5

    * Reciprocating Pump

    Pada jenis ini tenaga yang dihasilkan diberikan ke sistem adalah berupa ge-

    rakan piston yang menekan sistem tersebut.

    b. Kran (valve)

    Kran adalah suatu jenis fitting yang dipakai untuk mengatur, mengomtrol dan membuka

    ataupun menutup aliran. Pemilihan terhadap jenis kran tergantung jumlah dan jenis cairan

    yang akan dialirkan serta tujuan pemakainanya.

    c. Orificemeter

    Orificemeter adalah suatu alat yang digunakan untuk mengukur perbedaan tekanan. Alat

    ini membutuhkan tempat yang besar dan rasio diameter leher terhdap pipa tidak dapat

    diubah-ubah.

    Prinsip orifice ini adalah penurunan penampang arus aliran melalui orifice itu, akan

    menyebabkan tinggi tekan kecepatan meningkat tetapi tinggi tekan tekanan menurun dan

    penurunan tekanan antara kedua titik diukur dengan manometer. Persamaan Bernoully

    memberikan dasar unutk mengkorelasikan peningkatan tinggi kecepatan dan tinggi tekan

    tekanan.

    d. Rotameter

    Rotameter adalah alat untuk fluida yang area alirannya berubah-ubah. Rotameter terdiri

    dari tabung gelas yang bentuknya kerucut (tappered glass tube), yang didalamnya

    terdapat pelampung (float) yang bergerak naik turun. Bila alirannya besar, float akan

    terangkat dan sebaliknya.

    e. Manometer

    Manometer adalah piranti yang berfungsi dalam mengukur beda tekanan. Pada gambar

    berikut ini bentuk manometer. (Mc Cabe, 1976)

    e.1 Manometer untuk pipa

    Bila : Z1 = Z2, karena tidak ada beda ketinggian

    u1 = u2, karena luas penampang sama

    F = 0

    Maka persamaan (6) menjadi :

    ( )

    airPP

    airPWs

    12 =

    =

    Tekanan di A = tekanan di B

    gc

    ghHggc

    gYairPPA....

    1

    +

    +=

  • 6

    ( )gc

    ghYairPPB..

    2+

    +=

    ( )

    =+

    +gc

    ghYairP ..2

    gcghHg

    gcgYairP ....1

    +

    +

    gc

    ghHggc

    ghairgc

    ghHggc

    gYairPP ........12

    +

    =

    ( )

    gcairghairHg

    ..

    =

    ( )

    gcairghairgWs

    ..

    = ..(9)

    bila persamaan (9) dibagi g/gc,maka persamaannya menjadi :

    hairgc

    airHgHWs == ..

    .(10)

    dimana :

    -Ws = H = head pompa (cm)

    Hg = densitas air raksa (gr/cm3)

    air = densitas air (gr/cm3)

    h = perbedaan tinggi dalam manometer (cm)

    e.2. Manometer kran

    Bila :

    Z1 = Z2 , karena tidak ada beda ketinggian

    u1 = u2 , karena luas penampang sama

    Ws = 0 , karena tidak ada kerja

    Maka persamaan (6) menjadi :

    ghhcair

    airgPF ..

    =

    =

    DgcuLefF

    .2.. 2

    =

    Maka :

    ghgcair

    airHgDgcuLefF .

    ..2.. 2

    ==

    ..(11)

    Kalau persamaan (11) dibagi g/gc maka menjadi :

  • 7

    ..2.. 2 h

    airairHg

    DguLef

    =

    airuf

    hairHgDgLe

    ..).(.2

    2

    = .(12)

    Dimana :

    Le = panjang ekuivalen (cm)

    g = percepatan gravitasi (cm/det2)

    D = diameter pipa (cm)

    f = faktor gesekan

    u = kecepatan (cm/det)

    e.3. Manometer orifice

    Bila :

    Z1 = Z2 , karena tidak ada beda ketinggian

    Ws = 0 , karena tidak ada kerja

    Maka persamaan (6) menjadi :

    ( ) ( ) Fgcu =+ /2/2 (13)

    Fgcuu =

    22122 (14)

    Dari persamaan (1) diperoleh :

    u1.A1

    u2 = .(15)

    A2 Substitusi persamaan (15) ke persamaan (14) :

    FgcuA

    Au

    =

    2. 212

    2

    21

    21

    ( ) 1/2

    22

    21

    1

    =AA

    Fgcu

    ..(16)

    (P/) F = Co2 (-P/) .(17)

    Persamaan (17) dikombinasikan dengan persamaan (16) :

  • 8

    ( ) 1/2

    22

    21

    1

    =AA

    FgcCou

    ( ))(2122

    21

    1

    =gc

    AAuCo .(18)

    Karena persamaan A12/A22 = D14/D24 , maka persamaan (18) menjadi :

    ( )

    )(2142

    41

    1

    =gc

    DDairuCo

    Diketahui :

    (Hg - air)h.g

    ( )

    ( )gc

    gcghairHgDDairuCo

    ..2142

    41

    1

    =

    ( )

    ( ) ghairHgDDairuCo

    .2142

    41

    1

    =

    Dimana :

    Co = Coefficient of discharge

    D1 = Diameter pipa (cm)

    D2 = Diameter orifice (cm)

    f. Pipa

    Faktor-faktor yang perlu diperhatikan dalam pemilihan pipa yaitu :

    1. Suhu operasi

    Suhu operasi ini akan menentukan bahan pipa yang akan dipakai dan perlu tidaknya

    isolasi.

    2. Internal/eksternal pressure

    Ini akan menetukan schedul number, dimana :

    Schedul Number = 1000 (P/S)

    P = Internal pressure yang bekerja (psi)

    S = Tegangan yang diijinkan oleh pipa (psi)

    3. Fluida yang mengalir

    4. Jenis-jenis fitting

    Head pompa (Ws atau H) adalah

  • 9

    Tinggi kolom cairan yang ekivalen dengan perbandingan tenaga dari masing-masing jenis

    tenaga dari tenaga tinggi dan tenaga rendah.

    Panjang ekivalen (Le) adalah

    Panjang pipa lurus yang memberikan gesekan yang sama atau ekivalen dengan gesekan yang

    diberikan oleh fitting yang bersangkutan.

  • 10

    BAB II

    PELAKSANAAN PERCOBAAN

    A. Alat-alat yang digunakan :

    1. Rangkaian alat aliran fluida

    2. Beker glass

    3. Termometer

    4. Gelas ukur

    5. Stop watch

    6. Piknometer

    B. Bahan-bahan yang digunakan

    1. Air

    2. Air raksa

    C. Rangkaian alat

  • 11

    Keterangan :

    1. Bak penampung air

    2. Pompa air

    3. Manometer pompa

    4. Manometer kran

    5. Kran

    6. Busur derajat

    7. Manometer orifice

    8. Flometer

    D. Cara Kerja

    1. Memerikasa rangkaian alat.

    2. Mengisi air kedalam tangki dan menghidupkan pompa.

    3. Membuka kran dengan derajat pembukaan penuh kemudian menghidupkan pompa

    hingga keadaan aliran konstan (steady state).

    4. Setelah aliran konstan, mencatat kedudukan dari beda tinggi manometer pompa,

    manometer kran, manometer orificemeter dan tinggi float pada rotameter.

    5. Menutup kran dengan sudut 75 dari kedudukan semula setelah mencapai keadaan

    steady state, mengulangi langkah seperti nomor 4

    6. Mengukur debit aliran denga alat penampung dan stopwatch.

    7. Mengulangi langkah 2,3,dan 4 dengan derajat pembukaan kran yang berbeda-beda.

    8. Menghentikan percobaan setelah manometer kran mencapai titik maksimum (kritis)

    9. Mengukur :

    a. Temperature air

    b. Densitas air dengan menggunakan piknometer

    c. Diameter pipa dan diameter orifice

  • 12

    BAB III

    PERCOBAAN DAN PEMBAHASAN

    A. Hasil Percobaan

    KRAN VOLU ME Ml

    WAKTU Detik

    Q Ml/Detik

    MANO METER POMPA

    MANOMETER KRAN

    MANOMETER ORIFICE

    TINGGI

    FLOAT

    KIRI KANAN KIRI KANAN KIRI KANAN 1080 535 2,12 252,56 45,95 16 17 17 24,45 10,45 41,35 880 535 2,195 243,7 45,95 16,05 17 17 24,65 10,35 41,1 820 475 2 237,44 45,6 16,4 17 17 24,65 10,35 40,9 760 487,5 2,095 232,675 45,4 16,6 17,25 16,75 24,55 10,45 40,7 700 480 2,085 230,22 45,5 16,5 17,5 16,5 24,65 10,35 40,45 640 495 2,17 228,12 45,6 16,4 17,6 16,4 24,5 10,5 40,4 580 505 2,22 227,49 45,55 16,35 17,6 16,4 24,5 10,5 40,35 520 505 2,24 225,445 45,4 16,6 17,6 16,4 24,65 10,35 40,25 460 520 2,32 224,15 45,4 16,6 18 16 24,1 10,9 40,1 400 475 2,14 221,995 45,45 16,55 18,15 15,85 24,15 10,85 39,95 340 475 2,19 220,935 45,8 16,2 18 16 23,8 10,2 39,7

    Temperature = 30 oC

    H2O = 0,993687 gr/cm3

    Hg = 13,5213 gr/cm3

    Diameter orifice = 0,8 cm

    Diameter dalam pipa = 1,85 cm

    Diameter luar pipa = 2,15 cm

    Berat piknometer kosong = 16,15 gr

    Berat piknometer + aquadest = 40,08 gr

    Berat aquadest = 23,93 gr

    Suhu aquadest = 30 oC

    aquadset = 0,995647 gr/cm3

    Berat pikno + air = 40,08 gr

    Berat air = 23,93 gr

  • 13

    GRAFIK HUBUNGAN ANTARA Q Vs H

    NO Q=X Y DATA Y HITUNG %KESALAHAN 1 252,56 176,498 181,33 2,7 2 243,7 180,280 179,022 0,69 3 237,44 180,280 177,394 1,6 4 232,675 177,759 176,155 0,9 5 230,22 180,280 175,517 2,64 6 228,12 176,498 174,971 0,87 7 227,49 176,498 174,807 0,9 8 225,445 180,280 174,276 3,33 9 224,15 166,412 173,939 4,52 10 221,995 167,673 1773,379 3,4 11 220,935 171,455 173,103 0,96

    = 22,57 % Rerata

    2,052

    Dengan bertambah besar derajat pembukaan kran akan menyebabkan laju

    debit alir semakin besar demikian pula harga head pompanya.Sehingga dari grafik

    tersebut diatas diperoleh persamaan garis linier : Y= 0,26 X + 115,66 Dengan prosen kesalahan rerata: 2,052 % GRAFIK HUBUNGAN ANTARA KRAN Vs Le

    NO Ln Y = P KRAN (X)

    Y HITUNG % KESALAHAN

    1 7,923 1080 2896,354 4,99 2 8,009 880 3040,229 1,015 3 8,053 820 3081,769 1,881 4 8,075 760 3129,615 2,569 5 8,106 700 3175,816 4,213 6 8,099 640 3222,551 2,169 7 8,114 580 3269,099 2,128 8 8,145 520 3317,451 3,694 9 8,072 460 3366,052 5,036 10 8,101 400 3415,366 3,035 11 8,127 340 3465,402 2,343 33,073 3,007

  • 14

    Dari data setelah dilakukan analisis perhitungan didapat nilai (U) yang semakin besar selaras

    dengan bertambahnya derajat pembukaan kran,dimana (U) berbanding terbalik dengan

    (Le).Sehingga dari grafik dan data Le, terlihat semakin besar derajad pembukaan kran, maka

    semakin kecil panjang equivalen ( Le ). Sehingga dari grafik diperoleh persamaan garis linier

    :

    Y= 3763,1076 e-0,0002424X

    Dan prosen kesalahan rata-rata yang diperoleh sebesar = 3,007 %

    GRAFIK HUBUNGAN ANTARA Re Vs Co

    NO Re (X) Co (Y) h U Y HITUNG % KESALAHAN

    1 48733,767 4,487 14 502,695 4,479 1,495 2 47024,239 4,284 14,3 485,061 4,292 0,191 3 45758,622 4,168 14,3 472,006 4,198 0,711 4 44896,780 4,119 14,1 463,116 4,133 0,346 5 44423,01 4,047 14,3 458,229 4,098 1,26 6 44017,877 4,053 14 454,05 4,067 0,358 7 43845,897 3,995 14 452,276 4,055 1,493 8 43501,742 3,963 14,3 448,726 4,029 1,666 9 43251,828 4,101 13,2 446,148 4,01 2,219

    10 42836,021 4,046 13,3 441,859 3,979 1,649 11 42631,467 3,983 13,6 439,749 3,964 0,477

    11,865

    1,079

    Kecepatan aliran (U) sebanding dengan nilai Coeffisien discharge.Dari

    grafik dapat dibaca bahwa semakin besar harga Re maka akan semakin besar pula harga Co.Hal ini disebabkan karena adanya kecepatan aliran ( U ) yang semakin

    besar.Sehingga dari grafik tersebut diatas diperoleh persamaan garis linier :

    Y = 4,471 x 10-5 + 0,799

    Dengan prosen kesalahan rerata: 1,079 %

  • 15

    HUBUNGAN ANTARA DEBIT ALIRAN DENGAN TINGGI FLOAT

    N0 KRAN Q=X Y =H FLOAT

    Y HITUNG % KESALAHAN

    1 1080 252,56 41,35 41,51 0,389 2 880 243,7 41,1 41,08 0,049 3 820 237,44 40,9 40,77 0,307 4 760 232,68 40,7 40,54 0,388 5 700 230,22 40,45 40,42 0,067 6 640 228,12 40,4 40,32 0,197 7 580 227,49 4035 40,29 0,149 8 520 225,44 40,25 40,19 0,149 9 460 224,15 40,1 40,13 0,068

    10 400 221,99 39,95 40,02 0,181 11 340 220,94 39,7 3997 0,699

    2,643 0,240

    Dengan bertambahnya debit aliran menyebabkan semakin tinggi float terdorong oleh aliran

    karena float dapat bergerak bebas sesuai dengan besarnya aliran yang terdorong,sehingga

    semakin besar aliran air pada pipa maka tinggi float semakin besar. Dari percobaan didapat

    persamaan garis linier Y= 0,0487 X + 29,211

    Dengan prosen kesalahan rerata 0,240 %

  • 16

    B. PEMBAHASAN

    1. Mempelajari karakteristik pompa yaitu, hubungan antara debit aliran (Q) dengan

    head pompa (H).

    Dari percobaan diperoleh bahwa semakin besar derajat pembukaan kran, debit aliran

    semakin besar. Hal ini menyebabkan head pompa semakin besar , sehingga energi

    yang dibutuhkan untuk mengalirkan fluida semakin besar.

    hair

    airHgHWs == .

    2. Mempelajari hubungan panjang ekuivalen (Le) dengan derajat pembukaan kran (oK),

    untuk menentukan panjang ekuivalen (Le) menggunakan rumus :

    ( ) hairUf

    airHgDgLe = ...

    .22

    Dengan,

    ( ) 32,0Re

    5,00056,0 +=f

    Dari data setelah dilakukan analisis perhitungan didapat nilai (U) yang semakin besar

    selaras dengan bertambahnya derajat pembukaan kran,dimana (U) berbanding

    terbalik dengan (Le).Sehingga dari grafik dan data Le, terlihat semakin besar derajad

    pembukaan kran, maka semakin kecil panjang equivalen ( Le ).

    3. Mempelajari hubungan antara Coefficient of Discharge (Co) dengan bilangan

    Reynold (Re). Untuk menentukan Co dengan rumus :

    ( )( ) ghairHg

    DDairUCo.21/ 42

    41

    =

    DU ..Re =

    Kecepatan aliran (U) sebanding dengan nilai Coeffisien discharge.Dari

    grafik dapat dibaca bahwa semakin besar harga Re maka akan semakin besar pula harga Co.Hal ini disebabkan karena adanya kecepatan aliran ( U ) yang

    semakin besar.

    4. Menera rotameter yaitu hubungan debit aliran (Q) dengan tinggi flaot (h). Dengan

    bertambahnya debit aliran menyebabkan semakin tinggi float terdorong oleh aliran

    karena float dapat bergerak bebas sesuai dengan besarnya aliran yang

    terdorong,sehingga semakin besar aliran air pada pipa maka tinggi float semakin

    besar.

  • 17

    KESIMPULAN

    Dari hasil perhitungan dan grafik dapat diambil kesimpulan sebagai berikut :

    1. Dalam aliran fluida, semakin besar debit aliran (Q) maka semakin besar head pompa

    (H) dengan persamaan garis :

    Y = 0,26 X + 115,66.

    Dengan persen kesalahan rata-rata : 2,052%

    2. Untuk suatu kran yang digunakan untuk mengatur aliran fluida, panjang ekuivalen

    akan berkurang dengan bertambahnya derajat kran, sehingga didapat persamaan garis

    Y = 3763,106 e 0,0002424X dengan persen kesalahan rata-rata : 3,007 %

    3. Untuk suatu orifice, harga Coeffisient Of Discharge (Co) akann bertambah besar

    selaras dengan bertambahnya bilangan Reynold, sehingga diiperoleh persamaan garis

    :Y = 7,471 x 10-5 + 0,779 dengan persen kesalahan rata-rata : 1,079%

    4. Pada rotameter bertambahnya debit aliran menyebabkan semakin tinggi float

    terdorong oleh cairan, maka diperoleh persamaan garis :

    Y = 0,0487 X + 29,211

    Dengan persen kesalahan rata-rata : 0,240 %

  • 18

    DAFTAR PUSTAKA

    Brown, G.G., 1978,Unit Operation, 14th Printing, John willey and Suns.Inc, New York.

    Mc Cabe, W.L. and Smith, J., 1976,Unit Operation of Chemical Engineering, International

    Student Ediyion, Mc Graw Hill, Kogajuba, Tokyo.

    Perry, H.R. and Dun Green, 1973, Perrys Chemical Engineers Handbook 6th edition, Mc

    Graw Hill Book Company Inc., New York.

  • 19

    LAMPIRAN

    I. Menentukan karakteristik pompa, hubungan antara debit aliran (Q),dengan head

    pompa (H).

    hair

    airHgHWs == .

    dimana : Hg = 13,5213 gr/ml

    air = 0,993687 gr/ml

    maka : H = 12,607 h

    KRAN Q Ml/Detik

    MANOMETER POMPA

    h(cm) H =Y

    KIRI KANAN 1080 252,56 45,95 16 14 176,498 880 243,7 45,95 16,05 14,3 180,280 820 237,44 45,6 16,4 14,3 180,280 760 232,675 45,4 16,6 14,1 177,759 700 230,22 45,5 16,5 14,3 180,280 640 228,12 45,6 16,4 14 176,498 580 227,49 45,55 16,35 14 176,498 520 225,445 45,4 16,6 14,3 180,280 460 224,15 45,4 16,6 13,2 166,412 400 221,995 45,45 16,55 13,3 167,673 340 220,935 45,8 16,2 13,6 171,455

    Dari tabel dibuat grafik hubungan Q Vs H

    Dari grafik diperoleh titik titik data yang mempunyai tendensi membentuk garis

    lurus sehingga persamaan yang digunakan adalah :

    Y = a X + b

    Dengan metode Least Square :

    Y = a X + n b

    XY = a X2 + Xb

    Dari dua persamaan tersebut,dengan cara eliminasi dan substitusi, maka didapat nilai:

    a = 0,26

    b = 115,66

    Sehingga didapat persamaan garis lurus : Y = 0,26 X + 115,66 Dan didapatkan prosen

    kesalahan sebesar 2,052 %

  • 20

    N0 X Y X2 X.Y Y hitung % Kesalahan 1 252,56 176,498 63785,55 44576,33 181,33 2,7 2 243,7 180,280 59389,69 43934,24 179,022 0,69 3 237,44 180,280 56377,,75 42805,68 177,394 1,6 4 232,68 177,759 54137,66 41360,08 176,155 0,9 5 230,22 180,280 53001,25 41504,06 175,517 2,64 6 228,12 176,498 52038,73 40262,72 174,971 0,87 7 227,49 176,498 51751,70 40151,53 174,807 0,9 8 225,44 180,280 50825,45 40643,22 174,276 3,33 9 224,15 166,412 50243,22 37301,25 173,939 4,52

    10 221,99 167,673 49281,78 37222,57 173,379 3,4 11 220,94 171,455 48812,27 37880,41 173103 0,96

    2544,73 1933,913 589645,04 447642,09 22,57

    Dari dua persamaan tersebut,dengan cara eliminasidan substitusi maka didapat nilai:

    a = 0,26

    b = 115,66

    Sehingga didapat persamaan garis lurus : Y = 0,26 X + 115,66 Dan didapatkan prosen

    kesalahan sebesar 2,052 %

    II. Menentukan hubungan antara panjang ekuivalen (Le) dengan derajat pembukaan

    kran (oKran)

    A = 0,25..D12 = (0,25). (3,14).(1,85)2 = 2,686 cm3

    Menentukan kecepatan linear: U = Q/A U = Q/2,686 U = 0,372 Q

    Menentukan bilangan Reynold :

    UDair ..Re 1=

    (0,993687)(1,85)(0,372Q)

    Re =

    0,082

    = 83,39 Q

    = (Hg-air)h

    = (13,5213-0,993687)h

    = 12,5276 h

  • 21

    Untuk aliran turbulen :

    F = 0.0056 +

    Menentukan panjang ekuivalen :

    ( ) 32,0Re5,00056,0 +=f

    ( )airfU

    airHggDLe

    2

    12 =

    ( ) h

    airfUairHggDLe =

    2

    2

    KRAN = X

    Manometer kran

    h Q f U fU2 Re Le = Y

    Kiri kanan 1080 17 17 14 252,56 0,0263 93,952 232,1495 21060,978 2758,678 880 17 17 14,3 243,7 0,0265 90,564 217,3487 20322,143 3009,675 820 17 17 14,3 237,44 0,0267 88,277 208,0685 19800,122 3143,912 760 17,25 16,75 14,1 232,68 0,0268 86,555 200,7794 19402,768 3212,482 700 17,5 16,5 14,3 230,22 0,0269 85,642 197,2995 19198,046 3315,513 640 17,6 16,4 14 228,12 0,0270 84,860 194,4329 19022,927 3293,813 580 17,6 16,4 14 227,49 0,0270 84,263 191,7068 18970,391 3340,652 520 17,6 16,4 14,3 225,44 0,0270 83,865 189,9001 18799,858 3444,701 460 18 16 13,2 224,15 0,0271 83,384 188,4234 18691,869 3204,644 400 18,15 15,85 13,3 221,99 0,0271 82,582 184,4162 18512,163 3299,083 340 18 16 13,6 220,94 0,0272 82,188 183,7324 18423,769 3386,053

    Dari tabel dibuat grafik hubungan OKran (X) Vs Le (Y)

    Dari grafik diperoleh titik titik data yang mempunyai tendensi membentuk persamaan garis

    Y = ae-bx

    Dengan Least Square :

    Y = ae-bx

    Ln Y = ln a bx

    P = q bx

    p = nq b x

    px = xq - bx2

    Dari ketiga persamaantersebut,dengan cara eliminasi dan substitusi maka didapat nilai:

    0,5 (Re) 0,32

  • 22

    a = 3763,106

    b = 0,0002424

    Sehingga didapat persamaan Y = 376,106e-0,0002424XDari persamaan diatas diperoleh Y hitung

    seperti yang tercantum dalam tabel dibawah ini :

    NO X Ln y = p

    X2 px Y hitung % kesalahan

    1 1080 7,923 1166400 8556,307 2896,354 4,99 2 880 8,009 774400 7048,437 3040,229 1,015 3 820 8,053 672400 6603,643 3081,769 1,881 4 760 8,075 577600 6136,847 3129,615 2,569 5 700 8,106 490000 5674,457 3175,816 4,213 6 640 8,099 409600 5183,387 3222,551 2,169 7 580 8,114 336400 4706,074 3269,099 2,128 8 520 8,145 270400 4235,188 3317,451 3,694 9 460 8,072 211600 3713,284 3366,052 5,036

    10 400 8,101 144400 3078,532 3415,366 3,035 11 340 8,127 115600 2763,323 3465,402 2,343 7180 88,824 5168800 57699,479 33,073

    Sehingga diperoleh prosen kesalahan rerata : 3,007 %

    III. Menentukan hubungan Coefisient of Discharge (C0) dengan bilangan Reynold :

    A = 0,25.(Do)2

    = 0,25(3,14).(0,8)2

    = 0,5024 cm2

    U = Q/A

    = Q/ 0,5024

    = 1,9904.Q

    UairD0Re = = 96,945U

    ( )

    ( ) hgairHgDDair

    uCo

    =

    2

    1424

    11

  • 23

    KRAN h ORIFICE

    U Q Re(X) CO (Y)

    1080 14 502,695 252,56 48733,767 4,487 880 14,3 485,061 243,7 47024,239 4,284 820 14,3 472,006 237,44 45758,622 4,168 760 14,1 463,116 232,68 44896,780 4,119 700 14,3 458,229 230,22 44423,01 4,047 640 14 454,05 228,12 44017,877 4,053 580 14 452,276 227,49 43845,897 3,995 520 14,3 448,726 225,44 43501,742 3,963 460 13,2 446,148 224,15 43251,828 4,101 400 13,3 441,859 221,99 42836,021 4,046 340 13,6 439,749 220,94 42631,467 3,983

    Dari tabel di atas dibuat grafik hubungan antara koefisien of discarge dengan

    bilangan Reynold. Dari grafik diperoleh titik titik data yang mempunyai tendensi

    membentuk linier, sehingga didekati dengan persamaan garis Y = AX + B

    Dengan least square :

    Y = aX + nb

    XY = aX2 + b X

    Dari kedua persamaan tersebut,dengan cara eliminasidan substitusi maka didapat nilai:

    a = 7,471 x 10-5

    b = 0,779

    Sehingga didapat persamaanY = 7,471 x 10-5 + 0,779

    NO X Y X2 x 109 XY Y hitung % kesalahan 1 48733,767 4,487 2,375 218668,413 4,487 1,495 2 47024,239 4,284 2,211 201451,839 4,284 0,191 3 45758,622 4,168 2,094 190721,937 4,168 0,711 4 44896,780 4,119 2,016 184929,937 4,119 0,346 5 44423,01 4,047 1,973 179779,922 4,047 1,26 6 44017,877 4,053 1,938 178404,455 4,053 0,358 7 43845,897 3,995 1,923 175164,358 3,995 1,493 8 43501,742 3,963 1892 172397,403 3,963 1,666 9 43251,828 4,101 1,871 177375,706 4,101 2,219 10 42836,021 4,046 1,835 173314,541 4,046 1,649 11 42631,467 3,983 1,817 169801,133 3,983 0,477 490921,24 45,246 21,945 2022009,644 11,865

    Sehingga diperoleh prosen kesalahan rerata : 1,079 %

  • 24

    IV. Menera Rotameter N0 KRAN Q = X h FLOAT 1 1080 252,56 41,35 2 880 243,7 41,1 3 820 237,44 40,9 4 760 232,68 40,7 5 700 230,22 40,45 6 640 228,12 40,4 7 580 227,49 4035 8 520 225,44 40,25 9 460 224,15 40,1

    10 400 221,99 39,95 11 340 220,94 39,7

    Dari tabel dibuat grafik hubungan debit aliran (Q) dengan tinggi float (Y) Dari grafik diperoleh titik titik data yang mempunyai tendensi membentuk linier, sehingga

    didekati dengan persamaan garis Y = AX + b

    Dengan least square :

    Y = aX + nb

    XY = aX2 + b X

    Dari kedua persamaan tersebut,dengan cara eliminasi dan substitusi maka didapat nilai:

    a = 0,0487

    b = 29,211

    Sehingga didapat persamaan :

    Y = 0,0487 X + 29,211

    NO X Y X2 XY Y hitung % kesalahan 1 252,56 41,35 63785,55 10443,356 41,51 1,495 2 243,7 41,1 59389,69 10016,070 41,08 0,191 3 237,44 40,9 56377,75 9711,296 40,77 0,711 4 232,68 40,7 54137,66 9469,873 40,54 0,346 5 230,22 40,45 53001,25 9312,399 40,42 1,26 6 228,12 40,4 52038,73 9216,048 40,32 0,358 7 227,49 4035 51751,70 9179,221 40,29 1,493 8 225,44 40,25 50825,45 9074,161 40,19 1,666 9 224,15 40,1 50243,22 8988,415 40,13 2,219 10 221,99 39,95 49281,78 8868,003 40,02 1,649 11 220,94 39,7 48812,27 8771,119 3997 0,477 2544,73 445,25 589645,04 103049,961 11,865

    Sehingga diperoleh kesalahan rerata : 0,240 %

  • 25

    PENDAHULUANMaksud PercobaanB. Latar BelakangC. Tinjauan Pustaka