43
GENERAL ANASTESI PADA PASIEN TONSILEKTOMI Disusun oleh : Alie Anwar Sutisna (61109019) Pembimbing : Dr. Indah Waty Muchlis, Sp.An Dr. Aprilina, Sp.An Dr. Indra Nur Hidayat, Sp.An KEPANITERAAN KLINIK BAGIAN ANESTESI

Alie-Laporan Kasus Anestesi Pada Tonsilektomi

Embed Size (px)

DESCRIPTION

Alie-Laporan Kasus Anestesi Pada Tonsilektomi

Citation preview

GENERAL ANASTESI PADA PASIEN TONSILEKTOMI

Disusun oleh :

Alie Anwar Sutisna (61109019)

Pembimbing :

Dr. Indah Waty Muchlis, Sp.AnDr. Aprilina, Sp.AnDr. Indra Nur Hidayat, Sp.An

KEPANITERAAN KLINIK BAGIAN ANESTESIRUMAH SAKIT UMUM DAERAH KOTA BATAMFAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS BATAM

BAB IPENDAHULUAN

Anestesiologi adalah cabang ilmu kedokteran yang mendasari berbagai tindakan meliputi pemberian anestesi, penjagaan keselamatan penderita yang mengalami pembedahan, pemberian bantuan hidup dasar, pengobatan intensif pasien gawat, terapi inhalasi dan penanggulangan nyeri menahun. Pada prinsipnya dalam penatalaksanaan anestesi pada suatu operasi terdapat beberapa tahap yang harus dilaksanakan yaitu pra anestesi yang terdiri dari persiapan mental dan fisik pasien, perencanaan anestesi, menentukan prognosis dan persiapan pada pada hari operasi. Sedangkan tahap penatalaksanaan anestesi terdiri dari premedikasi, masa anestesi dan pemeliharaan, tahap pemulihan serta perawatan pasca anestesi1,2,3.Tonsilitis kronis merupakan peradangan kronik pada tonsil yang biasanya merupakan kelanjutan dari infeksi akut berulang atau infeksi subklinis dari tonsil. Pada tonsillitis kronis, ukuran tonsil dapat membesar sedemikian sehingga disebut tonsillitis kronis hipertrofi. Mengingat dampak yang ditimbulkan maka tonsilitis kronis hipertrofi yang telah menyebabkan sumbatan jalan napas harus segera ditindak lanjuti dengan pendekatan operatif tonsilektomi4,5 Tonsilektomi yang didefinisikan sebagai metode pengangkatan tonsil berasal dari bahasa latin tonsilia yang mempunyai arti tiang tempat menggantungkan sepatu serta dari bahasa yunani ectomy yang berarti eksisi. Beragam teknik tonsilektomi terus berkembang mulai dari abad 21 diantaranya diseksi tumpul, eksisi guillotine, diatermi monopolar dan bipolar, skapel harmonik, diseksi dengan laser dan terakhir diperkenalkan tonsilektomi dengan coblation. Adapun teknik yang sering dilakukan adalah diseksi thermal menggunakan elektrocauter.Pemilihan jenis anestesi untuk tonsilektomi ditentukan berdasarkan usia pasien, kondisi kesehatan dan keadaan umum, sarana prasarana serta keterampilan dokter bedah, dokter anestesi dan perawat anestesi. Di Indonesia, tonsilektomi masih dilakukan di bawah anestesi umum, teknik anestesi lokal tidak digunakan lagi kecuali di rumah sakit pendidikan dengan tujuan untuk pendidikan. Mengingat tonsilektomi merupakan tindakan bedah yang dilakukan dengan anestesi umum maupun lokal, komplikasi yang ditimbulkannya merupakan gabungan komplikasi tindakan bedah dan anestesi. Komplikasi terkait anestesi terjadi pada 1:10.000 pasien yang menjalani tonsilektomi. Komplikasi ini terkait dengan keadaan status kesehatan pasien. Adapun komplikasi yang dapat ditemukan berupa laringospasme, gelisah pasca operasi, mual, muntah, kematian pada saat induksi pada pasien dengan hipovolemia, hipersensitif terhadap obat anestesi serta hipotensi dan henti jantung terkait induksi intravena dengan pentotal5.

BAB IILAPORAN KASUS

2.1 IDENTITAS PASIENNama: Nn. SamidahJenis Kelamin: PerempuanUsia: 17 tahunBerat Badan: 60 kgAgama: IslamAlamat: Belakang PadangNo. RM: 115072Diagnosis: Tonsilitis Kronik

2.2 ANAMNESISAnamnesis dilakukan secara autoanamnesis dan alloanamnesis dengan ibu kandung pasien pada tanggal 4 februari 2015 di bangsal Flamboyan RSUD Embung Fatimah Batam.a. Keluhan utama: Nyeri Tenggorokanb. Riwayat penyakit sekarang:Pada anamnesis didapatkan pasien mengeluh nyeri telan sejak 2 minggu lalu. Nyeri telan dirasakan saat makan, minum ataupun menelan ludah. Menurut orangtuanya, sebelumnya sempat mengalami demam dan pilek. Nyeri telan tidak disertai dengan ngorok saat tidur. Pasien sering mengalami demam, batuk, pilek yang kumat-kumatan hampir tiap bulan.1 bulan sebelum masuk rumah sakit (SMRS) pasien periksa ke dokter umum dengan keluhan yang sama dan dikatakan mengalami radang amandel. Dalam 1 bulan terakhir kambuh 2 kali. Bila kambuh pasien merasakan nyeri tenggorokan, susah menelan, disertai demam dan batuk pilek. Keluhan terasa setelah mengkonsumsi minuman dingin, jajan sembarangan dan berminyak. Saat ini pasien mengalami pilek. Pasien tidak mengeluhkan demam. c. Riwayat penyakit dahulu:1) Riwayat asma disangkal2) Riwayat alergi makanan dan obat disangkal

d. Riwayat penyakit keluarga:Riwayat asma, alergi dan riwayat penyakit yang sama dengan pasien disangkal.

e. Riwayat KebiasaanPasien sering mengkonsumsi minuman dingin, Jajan sembarangan dan mengkonsumsi makanan yang berminyak.

2.3 PEMERIKSAAN FISIKDilakukan pada 04 Febuari 2015GCS:E4V5M6 = 15Vital Sign:Tekanan darah: 115/75 mmHgNadi: 82 x/menit Suhu: 36,8CPernafasan:18 x/menit Status Generalisa. Kulit:Warna kulit sawo matang, tidak ikterik, tidak sianosis, turgor kulit cukup, capilary refill kurang dari 2 detik dan teraba hangat. b. Kepala:Normocephali, tidak ada bekas trauma, distribusi rambut merata dan tidak mudah dicabut.c. Mata:konjungtiva anemis (-/-) , sklera ikterik (-/-)d. Mulut:sianosis (-/-), gigi palsu (-/-), T3-T3, Uvula dan palatum mole dan durum terlihat.e. Pemeriksaan Leher1) Inspeksi:Leher panjang, pembesaran KGB (-), gerak vertebrae servikal baik.2) Palpasi:Trakea teraba di tengah, tidak terdapat pembesaran kelenjar tiroid.f. Pemeriksaan Thorax1) Jantunga) Inspeksi: Tampak ictus cordis 2cm dibawah papila mamae sinistrab) Palpasi : Ictus cordis teraba kuatc) Perkusi :i. Batas atas kiri :ICS II garis parasternal sinsitraii. Batas atas kanan :ICS II garis parasternal dextraiii. Batas bawah kiri :ICS V garis midclavikula sinistraiv. Batas bawah kanan :ICS IV garis parasterna dextrad) Auskultasi : BJ I & II regular , tidak ditemukan gallop dan murmur.

2) Parua) Inspeksi:Gerak Dinding dada simetris.b) Palpasi:Simetris, vokal fremitus kanan sama dengan kiri dan tidak terdapat ketertinggalan gerak.c) Perkusi:Sonor kedua lapang parud) Auskultasi:Vesikuler (+/+), Rhonki (-/-), Wheezing (-/-)

j. Pemeriksaan Abdomena) Inspeksi:Perut datar, simetris, tidak terdapat massab) Auskultasi:Terdengar suara bising ususc) Perkusi:Timpanid) Palpasi:Supel, tidak terdapat nyeri tekan. Hepar dan lien tidak teraba.k.Pemeriksaan Ekstremitas : Tidak terdapat fraktur maupun bekas trauma, massa, akral teraba hangat

2.4 PEMERIKSAAN PENUNJANG Laboratorium Pemeriksaan2 februari 2015Nilai normal

Hematologi

Hemoglobin12,411,0-16,5 g/dL

Leukosit10.2003500-10000/L

Hematokrit3635-45%

Eritrosit5,14,0-4,2x106/

Trombosit299150000-450000/L

APTT40,531-47

PT10,010-14

SGOT25P=