21
ALFITA DEWI BP: 1520322018 Perkembangan metodologi observasi, asosiasi, dan kausalitas

Alfita Dewi - Kausalitas

Embed Size (px)

DESCRIPTION

kausalitas, epidemiologi intermediet

Citation preview

Page 1: Alfita Dewi - Kausalitas

ALFITA DEWIBP: 1520322018

Perkembangan metodologi observasi,

asosiasi, dan kausalitas

Page 2: Alfita Dewi - Kausalitas

Overview1. Kausalitas dalam Epidemiologi2. Metode Pencegahan dan Pengendalian yang

dirancang dari Kausalitas3. Faktor – faktor dalam Kausalitas Penyakit 4. Jaringan Penyebab Penyakit5. Asosiasi Epidemiologi dalam Kausalitas

Penyakit6. Pembentukan Hipotesa dalam Epidemiologi7. Risiko dalam Asosiasi dan Kausalitas8. Skrining dan Deteksi Penyakit dalam

Populasi9. Sensitivitas dan Spesifisitas : Uji Validitas

Page 3: Alfita Dewi - Kausalitas

Kausalitas dalam epidemiologi

Teori sebab akibat dalam epidemiologiLogika sebab-akibatPengujian hipotesis sebab-akibatAttributable risk, contohnya : merokok “penyebab beban penyakit”Teori sebab-akibat dalam epidemiologi

Hubungan antara dua atau lebih variabel, dimana salah satu atau lebih variabeltersebut merupakan variabel penyebab kausal (primer dan sekunder) terhadapterjadinya variabel lainnya sebagai hasil akhir dari suatu proses terjadinya penyakit.

Unsur dalam kausalitas necessary (keberadaan)sufficient (kecukupan)

Kausalitas dalam penyebaran penyakit dapat bersifat langsung dan tidak langsung

Page 4: Alfita Dewi - Kausalitas

10 kriteria kausalitas1. Konsistensi: jika variabel, faktor yang pernah muncul kemudian

muncul lagi di lain waktu maka akan menunjukkan memiliki hubungan yang berulang

2. Kekuatan: jika KLB penyakit lebih mungkin terjadi akibat keberadaan satu faktor dibandingkan keberadaan faktor atau peristiwa lain.

3. Spesifikasi: jika hubungan sebab akibat dari suatu KLB berhubungan secara khusus dengan satu,dua penyakit yang saling berkaitan

4. Hubungan waktu: jika hubungan sebab akibat suatu penyakit terjadi sebelum penyakit berkembang, maka faktor waktu perlu diperhitungkan

5. Kongruensi: jika hubungan sebab akibat suatu penyakit berhubungan dengan pengkajian yang ada dan apakan ada observasi dan pengkajian yang logis, ilmiah dan masuk akal

6. Sensitivitas: jika terjadi KLb, apakah mengandung unsur kebenaran dan mampu mengidentifikasi dengan benar bahwa penyakit tersebut terjadi akibat penyebab yang dicurigai

Page 5: Alfita Dewi - Kausalitas

Con’t7. Biologis/medis: jika hubungan didasarkan pada virilitas

patogen atau faktor resiko dan kemampuannya untuk menyebabkan penyakit atau kondisi serta tingkat kerentanan pejamu.

8. Plausabilitas (kelogisan). Hubungan harus dibuktikan sebagai hubungan kausal dan didasarkan pada ilmu pengetahuan biologis, kedokteran, epidemiologi, dan pengetahuan ilmiah

9. Ekperimen dan penelitian. Pengetahuan dan kesimpulan tentang hubungan sebab akibat yang didasarkan pada penelitian dan eksperimen menambah bukti pendukung substansial dan bobot sifat kausal dari hubungan tersebut

10. Faktor analogi jika hubungan yang sama ternyata bersifat kausal dan memperlihatkan hubungan sebab akibat, transfer pengetahuan harus berguna dan analogi hubungan tersebut dapat dievaluasi sebagai hubungan kausal

Page 6: Alfita Dewi - Kausalitas

Penyebab penyakit dan studi epidemiologi Hubungan kausal epidemiologi digunakan untuk

mempelajari dan menentukanb agaimana peristiwa, pajanan atau situasi penyebab penyakit yang berbedaberhubungan satu sama lain.

Investigasi awal dalam kausalitas yang dilakukan Louis Pasteur dan Robert Koch mikroba sebagai penyebab tunggal penyakit

Dalam penyakit, kondisi, dan kelainan kronis, satu penyebab atau agens tunggal jarang dapat menyebabkan penyakit.

Penyebab ganda atau faktor risiko sering ditemukan pada penyakit kronis.

Web of causation (jaringan penyebab) = kondisi kompleks mengenai penyakit yang

disebabkan oleh pekerjaan, lingkungan, perilaku, atau gaya hidup.

Page 7: Alfita Dewi - Kausalitas

Kriteria penyebab Penyebab penyakit/kondisi harus terdistribusi di dalam populasi pada

tingkat yang sama dengan tingkat distribusi penyakit. Insidensi suatu penyakit dalam populasi yang terpajan penyakit harus

lebih tinggi daripada mereka yang tidak terpajan. Pajanan terhadap penyebab penyakitharus lebih sering di antara

mereka yang terkena daripada yang tidak. Suatu kasus penyakit harus terjadi setelah pajanan terhadap

penyebab penyakit Semakin besar dosis terhadap pajanan, semakin besar kemungkinan

terkena penyakit Penjamu harus memberi respon setelah terpajan baik dari ringan

sampai parah. Hubungan antara penyebab dan penyakit harus ditemukan dalam

populasi yang sama. Kemungkinan lain untuk sebab-akibat harus disingkirkan. Metode pengendalian vektor yang membawa penyakit harus dapat

mengurangi insidensi penyakit yang terjadi.

Page 8: Alfita Dewi - Kausalitas

Metode pencegahan dan pengendalian yang dirancang dari kausalitas

Studi kausalitas, hubungan dan konsep-konsep yang berhubungan, dilakukan untuk membantu mengetahui penyebab dan penyebaran penyakit pada individu karena hal ini akan berdampak pada populasi.

Biostatistik berguna dalam menetapkan hubungan dan menunjukkan signifikansi dan probabilitas penyebab.

Fokus studi epidemiologi tentang hubungan dan kausalitas penyakit harus ditujukan untuk mendapatkan pembelajaran yang lebih banyak tentang hubungan sebab akibat sehingga petugas kesehatan masyarakat dapat mempergunakan pengetahuan yang diperoleh untuk melindungi kesehatan masyarakat.

Page 9: Alfita Dewi - Kausalitas

Faktor-faktor dalam kausalitas penyakitFaktor predisposing merupakan faktor atau kondisi

yang memang sudah ada yang menyebabkan pejamu merespons patogen atau agens dengan cara tertentu

Faktor enabling merupakan faktor atau kondisi yang memungkinkan atau mendorong terjadinya penyakit, kondisi, cedera ketidakmampuan atau kematian

Faktor precipitating merupakan faktor esensial dalam perkembangan penyakit kondisi, cedera , ketidak mampuan dan kematian

Faktor reinforcing memiliki kemampuan untuk mendukung keberadaan dan penularan penyakit atau kondisi atau untuk mendukung kondisi status kesehatan masyarakat sekaligus mengendalikan penyakit dan kondisi

Page 10: Alfita Dewi - Kausalitas

Jaringan penyebab penyakitPenyakit menular memiliki satu

penyebab : satu patogenPenyakit dan kondisi kronis

disebabkan oleh faktor/risiko ganda: pekerjaan, lingkungan, perilaku, dan gaya hidup

Page 11: Alfita Dewi - Kausalitas

Asosiasi epidemiologi dalam kausalitas penyakit• Kausalitas suatu penyakit dapat bergantung pada

pemahaman asosiasi variabel, pajanan terhadap awitan penyakit, keparahan dan perjalanan penyakit

• Seseorang yang mengalami pajanan atau memperlihatkan karakteristik tertentu biasanya mempunyai kemungkinan yang lebih besar untuk terjangkit penyakit

• Contoh jika seseorang sudah merokok lebih dari 25 tahun dan menderita kanker paru, dan hal ini terus berulang pada kasus-kasus lainnya maka merokok dapat diidentifikasi sebagai pajanan yang berasosiasi terhadap penyakit kanker paru.

• Asosiasi berkaitan dengan bagaimana kejadian atau lingkungan yang berbeda berhubungan satu sama lain . Atau bagaimana suatu kondisi sebab akibat memang ada untuk menyebabkan penyakit.

Page 12: Alfita Dewi - Kausalitas

Kekuatan asosiasiSemakin kuat asosiasi maka semakin besar

kemungkinan bahwa hubungan antar kejadian atau pajanan terbentuk akibat variabel sebab akibat.

Jika frekuensi atau intensitas pajanan meningkat, insiden dan keparahan meningkat, maka kemungkinan hubungan kausal akan meningkat dan asosiasi akan terbentuk.

Kekuatan asosiasi juga bertambah akibat faktor waktu Faktor waktu dalam asosiasi

Kemungkinan faktor penyebab meningkat seiring berjalannya waktu.

Jika peristiwa terjadi dalam urutan yang tepat, memiliki durasi yang tepat, dan kemunculannya di saat yang tepat maka kekuatan asosiasinya akan meningkat

Kongruensi ilmiah dalam asosiasiAsosiasi dalam sebab akibat harus sesuai dengan

pengetahuan dan informasi ilmiah dan memiliki sumber. Penyebab harus didasarkan dan didukung oleh bukti

epidemiologi yang tersedia

Page 13: Alfita Dewi - Kausalitas

Dua tingkat asosiasi:1. asosiasi langsung

Asosiasi langsung bergantung pada keterbatasan pengetahuan ilmiah saat ini dan banyaknya informasi yang diketahui tentang hubungan sebab akibat

2. asosiasi tidak langsungAsosiasi tidak langsung disebut juga sebagai asosiasi

kausal tidak langsung yang dibantu oleh aspek penalaran deduktif tentang asosiasi sewaktu mencari bukti yang solid tentang kausalitas

Dua tipe asosiasi 1. asosiasi simetris 2. asosiasi asimetris

Page 14: Alfita Dewi - Kausalitas

Pembentukan hipotesa dalam epidemiologiHipotesis merupakan suatu dugaan atau pengandaian yang

dibentuk melalui observasi ilmiah yang cermat yang menjadi dasar disusunnya suatu teori atau prediksi.

Pembentukan Hipotesa :Dasar mengembangkan hipotesa adalah teknin penalaran

ilmiahPenalaran induktif merupakan proses yang

mengumpulkan fakta yang spesifik menuju pernyataan umum yang menjelaskan fakta tersebut.

Bergantung pada pengamatan yang benar dan tepat, interpretasi fakta secara tepat dan akurat dan hubungannya satu sama lain serta hubungannya dengan kausalitas.

Penjelasan umum mengenai informasi, dari fakta secara tepat dan akurat yang berkaitan dengan kausabilitas

Dan pengembangan didasarkan pada pendekatan ilmiah dan menggunakan fakta dalam melakukan analisis.

Page 15: Alfita Dewi - Kausalitas

Con’tPendekatan dalam menentukan hipotesa

Metode perbedaan. Frekuensi kejadian penyakit akan berbeda pada kondisi yang berbeda.

Metode persamaan. Faktor penyebab penyakit dapat juga sama antara satu dengan yang lainnya

Metode pendamping. Frekuensi kejadian penyakit atau resiko bervariasi menurut frekuensi penyakit dan kondisi.

Metode analogi. Suatu penyakit dan patogenesisnya mungkin serupa dengan penyakit lainnya.

Page 16: Alfita Dewi - Kausalitas

Risiko dalam asosiasi dan kausalitas

Risiko adalah peluang suatu kejadian atau pajanan untuk menyebabkan beberapa penyakit, kondisi, ketidakmampuan, atau kematian.

Risiko berhubungan erat dengan insidensi.risiko menggambarkan probabilitas beberapa hasil yang tidak diinginkan dari kejadian Yang berhubungan dengan medis.

Asosiasi dan risiko dapat diukur secara statistik.

Faktor risiko adalah perilaku, kejadian, pengalaman, atau pajanan yang dikaitkan dengan munculnya kejadian penyakit, kondisi, cedera, ketidakmampuan, atau kematian. Pajanan terhadap faktor risiko juga membantu menentukan risiko.

Page 17: Alfita Dewi - Kausalitas

Skrining dan deteksi penyakit dalam epidemiologi

Skrining merupakan pelaksanaan prosedur sederhana dan cepat untuk mengidentifikasikan dan memisahkan orang yang tampak sehat,tetapi kemungkinan beresiko terkena penyakit, dari mereka yang mungkin tidak terkena penyakit yang mungkin tidak terkena penyakit.

Skrining multifase adalah penggunaan suatu kombinasi tes dan diagnostik yang dilakukan secara berurutan oleh teknisi dibawah arahan medis terhadap sekelompok besar orang yang sehat. Skrining ini digunakan untuk mengidentifikasi penyakit atau kondisi apapun pada populasi yang terlihat sehat.

Page 18: Alfita Dewi - Kausalitas

Pertimbangan program skrining Penyakit/kondisi harus merupakan masalah medis utamaPengobatan yang dapat diterima harus tersedia untuk

individu berpenyakit yang terungkap setelah proses skrining dilakukan.

Harus tersedia akses ke fasilitas dan pelayanan kesehatan untuk didiagnosis dan pengobatan lanjutan

Penyakit harus memiliki perjalanan yang dapat dikenali.Harus tersedia tes yang tepat dan efektifTes dan proses uji harus dapat diterima masyarakat.Riwayat alami penyakit atau kondisi harus cukup

dipahami.Kebijakan, prosedur, dan tingkatan uji harus ditentukan

untuk menentukan siapa yang harus ditunjuk untuk pemeriksaan, diagnosis, dan tindakan lebih lanjut.

Proses harus cukup sederhana.Skrining dilakukan sebagai proses yang teratur dan

berkelanjutan.

Page 19: Alfita Dewi - Kausalitas

Uji validitasSensitivitas adalah kemampuan suatu uji untuk mengidentifikasi dengan benar, merekayang terkena penyakit yang memperlihatkan proporsi orang yang benar-benar sakit.

Sensitivitas =

Spesifisitas adalah kemampuan suatu uji untuk mengidentifikasi dengan benar persentasemereka yang tidak terkena penyakit yang menunjukkan proporsi orang yang tidak terkena penyakit dalam populasi yang menjalani skrining.

Spesifisitas =

Page 20: Alfita Dewi - Kausalitas

Pemahaman hasil skrining, sensitivitas, dan spesifikasi

Program Skrining untuk Populasi Besar

Hasil Tes Skrining

Negatif (-) Positif (+)

NB Tidak sakit

NPSakit

PPTidak sakit

PB Sakit

Page 21: Alfita Dewi - Kausalitas

TERIMA KASIH