136
MANAJEMEN STRATEGI PENGEMBANGAN POTENSI ANAK YAYASAN RUMAH YATIM AR-ROHMAN INDONESIA PAMULANG, TANGERANG SELATAN Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Sosial (S.Sos) Oleh Aldi Ryan Yudistira NIM: 109054100004 PROGRAM STUDI KESEJAHTERAAN SOSIAL FAKULTAS DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1434 H./2014 M.

ALDI RYAN YUDISTIRA-FDK.pdf

Embed Size (px)

Citation preview

MANAJEMEN STRATEGI PENGEMBANGAN POTENSI ANAK

YAYASAN RUMAH YATIM AR-ROHMAN INDONESIA PAMULANG, TANGERANG SELATAN

Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh

Gelar Sarjana Sosial (S.Sos)

Oleh Aldi Ryan Yudistira NIM: 109054100004

PROGRAM STUDI KESEJAHTERAAN SOSIAL FAKULTAS DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA 1434 H./2014 M.

i

ABSTRAK

ALDI RYAN YUDISTIRA Manajemen Strategi Pengembangan Potensi Anak Yayasan Rumah Yatim Ar-rohman Indonesia Pamulang, Tangerang Selatan. Anak adalah anugerah dan setiap anak dilahirkan dalam kondisi “cerdas”. Selain itu anak adalah generasi penerus dan pewaris cita-cita perjuangan bangsa yang sangat penting dalam mencapai keberhasilan pembangunan. Untuk menjadi sumber daya manusia yang berkualitas, anak mempunyai hak dan kebutuhan hidup yang harus dipenuhi. Kenyataannya saat ini masih banyak anak yang belum terpenuhi hak dan kebutuhannya, salah satu faktor penyebabnya adalah kemiskinan. Untuk itu dibentuklah organisasi pemerintah dan non-pemerintah untuk mengatasi masalah ini. salah satu organisasi non-pemerintahnya adalah Yayasan Rumah Yatim Ar-rohman Indonesia. Tujuan dari didirikannya Yayasan Rumah Yatim Ar-rohman Indonesia adalah untuk mengelola anak yatim dan dhuafa supaya memiliki kesempatan yang sama untuk meraih masa depan yang lebih gemilang. Untuk mencapai tujuan dibutuhkan proses pengelolaan strategi. Penelitian ini ingin mengetahui bagaimana manajemen strategi yang dilakukan Yayasan Rumah Yatim Ar-rohman Indonesia dalam mengembangkan potensi diri anak asuhnya dan hasilnya. Metode penelitian yang digunakan adalah metode penelitian kualitatif. Dalam melakukan analisa data, penulis menggunakan analisis deskriptif, sehingga dapat dijabarkan dengan jelas bagaimana Yayasan Rumah Yatim Ar-rohman Indonesia melakukan proses manajemen strategi untuk mengembangkan potesi anak dan hasil yang diperoleh setelah melakukan manajemen strategi.

Melalui hasil penelitian diketahui bahwa Yayasan Rumah Yatim Ar-rohman Indonesia belum melakukan manajemen strategi secara tertulis tetapi dalam mencapai tujuannya melakukan proses manajemen strategi. Ada 3 tahap dalam manajemen strategi yaitu perumusan strategi yaitu perencanaan awal yang dilakukan berdasarkan misi dengan menggunakan analisis SWOT diketahui kekurangan dan ancaman organisasi adalah banyaknya anak asuh, jumlah tenaga kerja yang minim dan kurangnya pengawasan. Kemudian merencanakan rencana jangka panjang sehingga menghasilkan program seperti yatim apartemen, smart scholarship dan school of life. Selanjutnya tahap implementasi yaitu pelaksanaan dari program yang sudah dirumuskan dengan melibatkan staf-staf yang ada di asrama. Mereka bekerja sesuai dengan fungsi dan peran masing-masing. Terakhir tahap evaluasi strategi, evaluasi dilakukan dalam kurun waktu satu bulan dan satu tahun oleh kepala asrama dengan manajer area yang menghasilkan tujuan yang sudah tercapai dan tujuan yang belum tercapai. Hasil evaluasi berubah setiap tahunnya sesuai dengan faktor internal dan eksternal. Hasil dari proses manajemen strategi dalam mengembangkan potensi diri yang dilakukan Yayasan Rumah Yatim Ar-rohman Indonesia adalah kembalinya hak-hak yang dimiliki anak seperti hak mendapatkan pendidikan dan hak mendapatkan kehidupan lebih baik. Bartambahnya ilmu pengetahuan dan meningkatnya keterampilan diri anak asuh.

ii

KATA PENGANTAR

Hanya ucapan alhamdulillahi rabbil alamin yang tiada terkira penulis

panjatkan kehadirat Allah SWT yang Maha Besar, Maha Pengasih dan Maha

Penentu Segalanya karena dengan kasih sayangNya, ridhoNya, kebesaranNya

telah memberikan kelancaran serta kemudahan bagi penulis untuk menyelesaikan

skripsi dengan judul “Manajemen Strategi Pengembangan Potensi Anak

Yayasan Rumah Yatim Ar-rohman Indonesia Pamulang, Tangerang

Selatan”.

Skripsi ini penulis persembahkan teruntuk kedua orang tua tercinta, papa

Soleh Idris dan mama Eni Rochiana yang senantiasa ada, selalu menemani,

mendoakan, mendukung dan menerima segala yang telah, sedang dan akan

penulis lakukan. Capek, stress, mumet, pusing, males, tidak berarti jika mengingat

semua kasih sayang papa dan mama. Sekarang tiba waktunya bagi penulis untuk

melakukan apapun demi kebahagiaan papa dan mama, meski tidak akan pernah

terbayarkan. Sebagai langkah awal, inilah hasil didikan bijaksana papa dan mama

selama ini kepada penulis dalam bentuk prestasi akademik. Semoga papa dan

mama bangga dan bahagia.

Banyak kesulitan yang penulis hadapi dalam menyelesaikan skripsi ini

menjadi mudah sekali dilalui berkat kemudahan dari orang-orang baik hati

disekitar penulis. Doa, dorongan, bimbingan serta bantuan yang diberikan

sungguh sangat berarti bagi penulis. Oleh karena itu, penulis mengucapkan terima

kasih yang dalam kepada:

iii

1. Rektor UIN Jakarta Prof. Dr. Komaruddin Hidayat, MA dan segenap

civitas akademik UIN Jakarta yang telah menyediakan fasilitas dan wadah

bagi penulis dan kawan-kawan mahasiswa untuk mengembangkan potensi

diri.

2. Dekan Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi, Dr. Arief Subhan,

M.Ag beserta jajaran Pudek-Pudek Fakultas atas keramahan, perhatian,

teguran, nasihat, bimbingan daan ketidak terbatasan pelimpahan ilmunya

kepada penulis selama 4 (empat) tahun kuliah di UIN Jakarta.

3. Ketua Jurusan dan Sekretaris Jurusan Program Studi Kesejahteraan Sosial,

Siti Napsiyah, MSW dan Ahmad Zaky, M.Si.

4. Budi Rahman Hakim, MSW, selaku dosen pembimbing akademik dan

dosen pembimbing skripsi penulis atas keseluruhan masukan dan

arahannya yang simple dan lugas.

5. Dosen-dosen Program Studi Kesejahteraan Sosial tercinta dan favorit

selama kuliah di UIN Jakarta yang telah banyak membantu sehingga

penulis bisa seperti sekarang ini.

6. Kepala Asrama Yayasan Rumah Yatim Ar-Rohman Indonesia Pamulang,

Tangerang Selatan beserta staf-staf yang dengan tangan terbuka telah

mengizinkan penulis melakukan penelitian tentang lembaganya.

7. Kepada segenap keluarga besar penulis, Uti “atas do’a tulus dan

nasihatnya”, Mbak Nia thanks udah support dana dalam terbitnya skripsi

penulis dan do’a yang tulus. Pakde Anas, Om Nunus, Om Dadan, Bude

Siti, Bude Ida, Om Dolly, Tante Ely yang tanpa pamrih selalu tulus

mendoakan serta membantu pengerjaan skripsi ini agar cepat selesai.

iv

8. Bang Gozali Nasution yang selalu memberi masukan dalam perbaikan

skripsi penulis dan terima kasih sudah menjadi pembimbing kedua buat

penulis.

9. Dan terakhir juga yang terpenting , untuk semua sahabat-sahabat KESSOS

angkatan 2009 terbaik, terhebat, terheboh yang menemani, membantu

kapanpun, apapun dan dimana aja dan dalam keadaan yang bagaimana

pun selalu memberikan kenangan indah persahabatan, kebersamaan,

terima kasih!

Akhirnya, masukan saran dan kritik semoga memberikan tambahan ilmu

yang berharga bagi penulis untuk terus belajar dan memperbaiki diri dalam

mengamplikasikan ilmu yang didapat.

Jakarta, 21 April 2014

Penulis

v

DAFTAR ISI

ABSTRAK ………………………………………………………... i

KATA PENGANTAR ……………………………………………. ii

DAFTAR ISI ……………………………………………………... v

DAFTAR TABEL ………………………………………………… viii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah …..……………………….. 1

B. Batasan dan Rumusan Masalah ……..……………… 7

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ……..……………… 8

1. Tujuan Penelitian ………..……………………… 8

2. Manfaat Penelitian ……………………………… 9

D. Metodologi Peneliian ………..……………………… 9

E. Pedoman Penulisan Skripsi ….……………………… 16

F. Tinjauan Kepustakaan ……….……………………… 16

G. Sistematika Penulisan ………..……………………… 17

BAB II LANDASAN TEORI

A. Manajemen Strategi ….……………………………… 19

1. Perumusan Strategi ……..……………………….. 21

2. Implementasi Strategi …….……………………… 22

3. Evaluasi Strategi ….……………………………… 23

vi

B. Organisasi ……………………………………………. 23

C. Perkembangan Anak ….……………………………… 27

D. Faktor-faktor Perkembangan Anak …..……………… 30

1. Faktor Hereditas/Keturunan ……...……………… 30

2. Faktor Lingkungan ……………………………… 32

E. Potensi Diri …..………………………………………. 36

F. Ruang Lingkup Potensi Diri …………………………. 42

1. Kognitif …..……………………………………… 42

2. Emosi ……..……………………………………… 45

3. Spiritual …………………………………………… 50

4. Keterampilan ……………………………………… 52

BAB III GAMBARAN UMUM YAYASAN RUMAH YATIM AR-ROHMAN

INDONESIA PAMULANG, TANGERANG SELATAN

A. Sejarah Berdirinya Yayasan Rumah Yatim Ar-rohman

Indonesia Pamulang, Tangerang Selatan …………..…. 55

B. Visi dan Misi Yayasan Rumah Yatim Ar-rohman

Indonesia Pamulang, Tangerang Selatan …......……… 59

C. Struktur Kepengurusan Yayasan Rumah Yatim Ar-

rohman Indonesia Pamulang, Tangerang Selatan ….... 60

1. Struktur Kepengurusan Pusat …….……………… 60

2. Struktur Kepengurusan Asrama …..……………… 62

D. Asrama Yayasan Rumah Yatim Ar-rohman Indonesia

Pamulang, Tangerang Selatan …...……...…………… 62

vii

BAB IV ANALISIS HASIL PENELITIAN

A. Manajemen strategi pengembangan potensi anak

Yayasan Rumah Yatim Ar-rohman Indonesia

Pamulang, Tangerang Selatan ……………………….. 65

1. Perumusan Strategi ……………………………… 66

2. Implementasi Strategi …….……………………… 75

3. Evaluasi Strategi ….……………………………… 81

B. Hasil yang dicapai dari manajemen strategi

pengembangan potensi anak yang dilaksanakan

Yayasan Rumah Yatim Ar-rohman Indonesia

Pamulang, Tangerang Selatan …...…………………... 82

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan .…..……………………………………… 86

B. Saran ….……………………………………………… 89

DAFTAR PUSTAKA ……….……………………………………… 91

LAMPIRAN

viii

DAFTAR TABEL

1. Table 1.1 Data Informan 12

2. Table 2.1 Tipologi Organisasi Pelayanan Manusia 27

3. Table 3.1 Struktur Kepengurusan Asrama 62

4. Table 4.1 Jadwal Tugas Harian 77

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Anak merupakan anugerah dan setiap anak dilahirkan dalam kondisi

“cerdas”. Kunci sukses dari seorang anak adalah ketika ia dapat menjadi

sesuai dengan potensi dan bakatnya, bukan berdasarkan apa kata orang tua

maupun lingkungannya. Selain itu anak adalah generasi penerus dan pewaris

cita-cita perjuangan bangsa yang sangat penting dalam mencapai keberhasilan

pembangunan. Untuk menjadi sumber daya manusia yang berkualitas, anak

mempunyai hak dan kebutuhan hidup yang harus dipenuhi seperti

mendapatkan makanan yang bergizi, pendidikan, kesehatan, bermain,

kebutuhan emosional, pengembangan spiritual serta memerlukan lingkungan

keluarga dan lingkungan sosial yang mendukung bagi berlangsungnya tumbuh

kembang hidupnya.1 Menurut Undang-undang tentang perlindungan anak

tahun 2002, anak adalah seseorang yang belum berusia 18 (delapan belas)

tahun, termasuk anak yang masih didalam kandungan.2 Didalam undang-

undang tentang perlindungan anak tahun 2002 dijelaskan juga bahwa anak

adalah tunas, potensi, dan generasi muda penerus cita-cita perjuangan bangsa,

memiliki peran strategis dan mempunyai ciri dan sifat khusus yang menjamin

kelangsungan eksistensi bangsa dan negara pada masa depan.

1 Direktorat Jendral Bina Kesejahteraan Sosial dan Direktorat Kesejahteraan Anak,

Keluarga dan Lanjut Usia, Petunjuk Pelaksanaan Pembinaan Kesejahteraan Sosial Anak Jalanan, (Jakarta: Departemen sosial RI, 1999), h. 1.

2 Undang-undang Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak.

2

Namun kenyataan saat ini bahwa banyak anak-anak yang belum

mendapatkan haknya. Itu dapat dilihat dari banyak anak-anak yang hidup di

jalan, tumbuh dan berkembang di lingkungan yang kurang baik untuk mereka.

Menurut laporan pusat penelitian kesejahteraan (puslikes) Universitas Katolik

Atma jaya, tahun 2001 jumlah anak-anak jalanan di Indonesia tercatat

sebanyak 50.000 anak. Kebanyakan dari mereka hidup dalam lingkungan

masyarakat urban (Street Childern In Urban Environment) dan tidak memiliki

tempat tinggal (Homeless Street Childern).3 Hingga saat ini jumlah anak

jalanan semakin meningkat setiap tahunnya. Untuk mencapai

kesejahteraannya, hak-hak anak harus terpenuhi akan tetapi beberapa anak ada

yang tidak beruntung untuk mendapatkan kesejahteraannya, hal ini

dikarenakan kemiskinan dan tidak adanya orang tua sebagai tumpuan hidup.

Kesejahteraan anak merupakan bagian dari kesejahteraan sosial, oleh sebab itu

hak-hak anak harus dipenuhi agar kesejahteraan mereka tercapai.

Kemiskinan menjadi salah satu faktor tidak terpenuhinya hak anak dan

menjadi penyebab meningkatnya anak jalanan di Indonesia. Untuk memenuhi

kebutuhan keluarga, orang tua membiarkan anaknya bekerja mencari uang

sehingga menjadikan anak sebagai objek eksploitasi ekonomi. Sehingga

membuat anak-anak yang bekerja di jalanan tidak lagi sempat memikirkan

pendidikan, tetapi hanya memikirkan kebutuhan ekonomi untuk diri dan

keluarganya.

Melalui pendidikan baik formal maupun informal dapat

mengembangkan potensi diri dan akhirnya dapat meningkatkan kesejahteraan

3 Direktorat Jendral Bina Kesejahteraan Sosial dan Direktorat Kesejahteraan Anak, Keluarga dan Lanjut Usia, Petunjuk Pelaksanaan Pembinaan Kesejahteraan Sosial Anak Jalanan, (Jakarta: Departemen sosial RI, 1999), h. 3.

3

hidupnya. Pengertian potensi menurut kamus umum Bahasa Indonesia adalah

kemampuan-kemampuan dan kualitas-kualitas yang dimiliki oleh seseorang,

namun belum digunakan secara maksimal.4 Pengembangan potensi dalam diri

anak sangatlah penting, agar keberhasilan dan keahlian yang mereka miliki

dapat dirasakan oleh dirinya maupun orang lain. Untuk mengembangkan

potensi diri tersebut, anak harus mempunyai rasa percaya diri dan dapat

berinteraksi dengan lingkungannya.

Pendidikan formal seperti di sekolah merupakan langkah tepat untuk

mengembangkan potensi anak. Tahun 2013 ini pemerintah melalui

Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan tengah berupaya meningkatkan mutu

dan kualitas pendidikan di Indonesia melalui program Pendidikan Menengah

Universal (PMU), atau yang dikenal dengan ‘rintisan wajib belajar 12 tahun’.5

Program PMU merupakan lanjutan dari wajib belajar 9 tahun yang telah

dijalankan.

Kelebihan dari program PMU ini diharapkan dapat meningkatkan

angka partisipasi pendidikan dasar dan memperbaiki komposisi SMA dan

SMK. Sedangkan kekurangannya adalah masih sedikitnya jumlah pengajar

khususnya pengajar SMK. Pada tahun 2012 Indonesia kekurangan 40.000

guru kejuruan, sehingga jika program PMU dijalankan pada tahun 2013

kekurangan guru kejuruan akan bertambah 15.000 guru kejuruan lagi.6 Pada

tahun 2011 pemerintah telah mengeluarkan anggaran pendidikan mencapai Rp

4 Poerwadarminta, Kamus Umum Bahasa Indonesia, (Jakarta: PN Balai Pustaka, 1982), h.

766. 5 Susi Wulandari, “Wajib Belajar 12 Tahun,” artikel diakses pada tanggal 15-5-2013

pukul 16.05 WIB dari http://haluankepri.com/opini-/41790-wajib-belajar-12-tahun.html 6 Wulandari, “Wajib Belajar 12 Tahun,”

4

266,9 triliun. Tahun 2012 meningkat menjadi Rp 310,8 triliun dan tahun ini

anggaran pendidikan direncanakan mencapai Rp 331,8 triliun atau meningkat

6,7 persen.7

Namun kenyataannya saat ini masih banyak anak-anak yang belum

bisa mendapatkan pendidikan di sekolah karena hambatan biaya sekolah yang

saat ini semakin mahal setiap tahunnya. Bagaimana mereka dapat bersekolah

dan mendapatkan pendidikan yang layak bila mereka harus dihadapkan

dengan kebutuhan ekonomi keluarganya yang seharusnya menjadi tanggung

jawab orang tua.

Ada pun upaya yang dilakukan pemerintah dalam menyelamatkan

anak-anak yang kurang beruntung dalam mendapatkan kesejahteraan yaitu

dengan memberikan pendidikan yang baik dan mengembangkan potensi diri

dengan cara membangun sekolah gratis untuk anak yang kurang mampu.

Pemerintah pusat tahun 2013 ini sedang melakukan program perbaikan

gedung Sekolah Dasar guna mendukung semua aktifitas belajar mengajar.

Hampir disetiap daerah saat ini gedung-gedung Sekolah Dasar mengalami

perbaikan. Pemerintah akan membangun 216 unit sekolah baru dan lebih dari

4.550 ruang kelas baru untuk SMA/SMK/SMLB.8

Selain itu pada tahun 2013 DKI Jakarta mengeluarkan program Kartu

Jakarta Pintar yang dikeluarkan oleh Dinas Pendidikan DKI Jakarta. Kartu ini

akan diberikan kepada siswa dari keluarga tidak mampu untuk tetap dapat

bersekolah. Berdasarkan data Pendataan Program Perlindungan Sosial (PPLS)

per 13 Maret 2013 jumlah siswa di DKI Jakarta yang berasal dari keluarga

7 Wulandari, “Wajib Belajar 12 Tahun,” 8 Wulandari, “Wajib Belajar 12 Tahun,”

5

tidak mampu ada sebanyak 104.551 siswa. Sedangkan siswa tidak mampu

yang tidak terdata PPLS ada sebanyak 105.076 siswa.9 Disamping itu melihat

kenyataan bahwa banyak anak-anak yang kurang mampu dalam mendapatkan

pendidikan karena keterbatasan ekonomi dan kehilangan orang tua,

pemerintah membangun panti sosial. panti sosial adalah lembaga yang yang

dibentuk, dibangun dan menjadi tanggung jawab pemerintah.

Pelayanan sosial anak seperti panti merupakan pilihan terakhir apabila

keluarga atau masyarakat tidak dapat mengasuh anak dengan baik. Kegiatan

pelayanan anak merupakan kegiatan pelayanan tambahan atau pengganti dari

asuhan dan pengawasan orang tua. Hal ini mempunyai tujuan melindungi dan

memajukan kesejahteraan anak.

Melihat masalah ini Yayasan Rumah Yatim Ar-rohman Indonesia

menyelenggarakan pelayanan kesejahteraan sosial anak yatim dan dhuafa

dengan mengelola dan mengembangkan potensi diri anak.10 Anak-anak yang

berada di dalam yayasan adalah anak-anak yang sudah tidak memiliki orang

tua baik ayah, ibu atau keduanya dan anak-anak yang orang tuanya tidak

mampu untuk membimbing, mengasuh dan memberi pendidikan yang baik

untuk anak mereka.

Maka dari itu anak diserahkan kepada pihak yayasan oleh orang tua

atau keluarga agar kehidupan anak-anak terjamin dalam bidang pendidikan

formal maupun informal. Di yayasan, anak-anak tinggal bersama dengan

beberapa beberapa staf di dalam asrama. Anak yang dapat tinggal di yayasan

9 Lenny Tristia Tambun, “Dinas Pendidikan DKI luncurkan Kartu Jakarta Pintar,”

diakses pada 15-5-2013 pada pukul 16.20 dari http://www.beritasatu.com/megapolitan/102693-april-disdik-dki-luncurkan-81-ribu-kjp.html

10 Brosur, Tentang Yayasan Rumah Yatim Ar-rohman Indonesia , April 2013.

6

antara umur 4 hingga 18 tahun hingga lulus Sekolah Menengah Atas. Selama

tinggal di asrama anak diberikan kehidupan yang layak dengan di berikan

tempat istirahat yang nyaman dan diberikan makanan dengan asupan gizi 4

sehat 5 sempurna sehari 3 kali.

Selain pendidikan formal anak-anak juga diberikan pendidikan

informal seperti bimbingan belajar intensif, kursus bahasa asing, kursus

automotif dan kursus akunting. Selain itu ada keterampilan yang di berikan

kepada anak-anak sesuai dengan potensi dan minat seperti keterampilan lukis,

paduan suara, kaligrafi, dan seni peran.

Pendidikan agama juga menjadi bagian dari proses pengembangan

potensi anak. Pendidikan agama yang diberikan seperti pendidikan Diniah,

Tahfiz, Tahsin dan Qiro’at. Semua itu diberikan kepada anak-anak yang

tinggal di asrama Yayasan Rumah Yatim Ar-rohman Indonesia yang tersebar

di 13 kota di seluruh Indonesia. Asrama putri dan asrama putra tidak di

satukan kedalam satu tempat tetapi di pisahkan. Jumlah anak asuh yang ada di

setiap asrama maksimal 15 orang.

Yayasan Rumah Yatim Ar-rohman Indonesia cabang Pamulang,

Tangerang Selatan adalah salah satu asrama perempuan cabang wilayah

Banten. Anak-anak yang tinggal di asrama Pamulang ini rata-rata berumur 8

sampai 16 tahun. Program-program yang ada di asrama Pamulang telah

membangun potensi anak asuh terlihat dari banyaknya piala dan piagam yang

tersusun rapih di etalase ruang front office Terdiri dari Juara lomba Tahfiz se

Tangerang Selalatan, juara umum lomba menggambar dan mewarnai, dan

juara lomba lari putri 100 meter.

7

Membangun strategi pengembangan potensi anak disebuah lembaga

harus memiliki efisiensi dan efektivitas. Efisiensi adalah kemampuan untuk

menyelesaikan suatu pekerjaan dengan benar. Sedangkan efektivitas adalah

merupakan kemampuan untuk memilih tujuan yang tepat atau peralatan yang

tepat untuk pencapaian tujuan yang telah ditetapkan.11

Dengan begitu, ternyata dalam mengembangkan potensi anak yatim

dan dhuafa yang menghasilkan banyak penghargaan berupa piala atau piagam

baik secara akademis maupun non-akademis, yayasan Rumah Yatim Ar-

rohman Indonesia tidak serta merta mendidik dan mengembangkan potensi

anak. Banyak cara dan upaya yang dilakukan untuk mengelola yayasan seperti

mencari strategi yang tepat sehingga menghasilkan program-program untuk

mengembangkan potensi anak demi mencerdaskan anak-anak yatim dan

dhuafa.

Berdasarkan uraian di atas, akhirnya yang menjadikan penulis tertarik

untuk mengambil judul: “Manajemen Strategi Pengembangan Potensi

Anak Yayasan Rumah Yatim Ar-rohman Indonesia Pamulang,

Tangerang Selatan”.

B. Batasan dan Rumusan Masalah

1. Batasan Masalah

Berdasarkan uraian diatas, maka penulis akan melakukan

penelitian yang berfokus pada proses manajemen strategi guna

11 T. Hani Handoko. Manajemen ( Yogyakarta: BPFE-Yogyakarta, 1999), Cet ke-2, h. 7.

8

meningkankan potensi anak yang berada di yayasan rumah yatim ar-

rohman Indonesia Pamulang,Tengerang Selatan.

2. Rumusan Masalah

Dari batasan masalah tersebut dapat dilihat sejumlah masalah yang

memungkinkan dapat dijelaskan dalam penulisan skripsi ini. Penulis akan

merumuskan dalam permasalahan diantaranya:

1) Bagaimana manajemen strategi pengembangan potensi anak di

Yayasan Rumah Yatim Ar-rohman Indonesia Pamulang, Tangerang

Selatan?

2) Bagaimana hasil yang dicapai dari manajemen strategi pengembangan

potensi anak yang dilaksanakan Yayasan Rumah Yatim Ar-rohman

Indonesia Pamulang, Tangerang Selatan?

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian

Setelah memahami permasalahan yang diteliti, ada beberapa tujuan

dan manfaat yang hendak dicapai.

1. Tujuan Penelitian

1) Mendeskripsikan manajemen strategi pengembangan potensi anak

yang dilaksanakan Yayasan Rumah Yatim Ar-rohman Indonesia

Pamulang, Tangerang Selatan.

2) Mendeskripsikan hasil yang dicapai dari manajemen startegi

pengembangan potensi anak yang dilaksanakan Yayasan Rumah Yatim

Ar-rohman Indonesia Pamulang, Tangerang Selatan.

9

2. Manfaat Penelitian

a. Manfaat Akademis

1) Untuk menambah wawasan keilmuwan bagi mahasiswa

kesejahteraan sosial.

2) Penelitian ini dapat memberikan masukan bagi pengembangan

penelitian serupa dimasa yang akan datang.

3) Hasil penelitian ini diharapkan kiranya dapat menjadi dokumen

perguruan tinggi yang berguna untuk menjadi rujukan bagi

lembaga yang konsentrasinya pada studi pengembangan potensi

anak.

b. Manfaat Praktis

1) Bahan Masukan bagi instansi dalam hal ini Yayasan Rumah Yatim

Ar-rohman Indonesia untuk mengembangkan potensi anak.

2) Sebagai bahan masukan untuk orangtua dalam mengembangkan

potensi anak agar dapat meningkatkat kesejahteraan dan kualitas

hidup.

D. Metodologi Penelitian

1. Metode Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan proses manajemen

strategi dalam meningkatkan potensi yang ada didalam anak asuh yayasan

rumah yatim ar-rohman Indonesia. Pendekatan yang dilakukan dalam

penelitian ini memakai pendekatann kualitatif. Kualitatif adalah metode

penelitian yang digunakan untuk meneliti kondisi obyek yang alamiah.

10

Pendekatan kualaitatif ini peneliti gunakan dengan beberapa

pertimbangan, yaitu pendekatan kualitatif bersifat luwes, tidak lazim

dalam mendefinisikan suatu konsep, serta memberi kemungkinan bagi

perubahan-perubahan manakala ditemukan fakta yang lebih mendasar,

menarik dan unik bermakna dilapangan.12

2. Jenis Penelitian

Melalui pendekatan kualitatif ini penulis berharap dapat

menggambarkan dan menganalisis bagaimana proses Yayasan Rumah

Yatim Ar-rohman Indonesia dalam melakukan manajemen strategi

pengembangan potensi anak dan hasil yang didapat oleh anak-anak asuh di

Yayasan Rumah Yatim Ar-rohman Indonesia Pamulang, Tangerang

Selatan. Karena itulah, jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif

yaitu untuk melihat proses manajemen strategi pengembangan potensi

anak.

Penelitian deskriptif adalah salah satu jenis penelitian yang

tujuannya untuk menyajikan gambaran lengkap mengenai setting sosial

atau hubungan antara fenomena yang diuji. Dalam penelitian ini, peneliti

telah memiliki definisi jelas tentang subjek penelitian dan akan

menggunakan pertanyaan who dalam menggali informasi yang

dibutuhkan. Tujuan dari penelitian deskriptif adalah menghasilkan

gambaran akurat tentang sebuah kelompok, menggambarkan mekanisme

sebuah proses atau hubungan, memberikan gambaran lengkap baik dalam

bentuk verbal, menyajikan informasi dasar akan suatu hubungan,

12 Burhan Bungin, Analisis Data Penelitian Kualitatif, (Jakarta: PT Grafindo Persada,

2003), Cet. Ke-2, h. 39.

11

menciptakan seperangkat kategori dan mengklasifikasikan subjek

penelitian, menjelaskan seperangkat tahapan atau proses, serta untuk

menyimpan informasi bersifat kontradiktif mengenai subjek penelitian. 13

3. Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian ini mengambil lokasi di Yayasan Rumah Yatim Ar-

rohman Indonesia Pamulang, Tangerang Selatan. Pemilihan lokasi tersebut

didasari oleh adanya keingintahuan penulis terhadap bagaimana Yayasan

Rumah Yatim Ar-rohman Indonesia menjalankan proses manajemen

strategi pengembangan potensi anak dan juga sebagai penambahan dan

wawasan penulis dalam memahami pengembangan potensi anak. Waktu

Penelitian dimulai bulan April 2013 s/d April 2014.

4. Teknik Pemilihan Subyek Penelitian

Sesuai dengan karakteristik penelitian kualitatif teknik pemilihan

informan dalam penelitian ini adalah purposive (bertujuan) sampling yang

memberikan keleluasaan kepada peneliti dalam menyeleksi informan yang

sesuai dengan tujuan penelitian. Karena purposive sampling adalah teknik

pengambilan sampel sumber data dengan pertimbangan tertentu.

Pertimbangan tertentu ini misalnya orang tersebut yang dianggap paling

tahu tentang apa yang kita harapkan, atau mungkin dia sebagai penguasa

sehingga akan memudahkan peneliti menjelajahi obyek/situasi sosial yang

diteliti.14 Yang penting disini bukan jumlah informan melainkan potensi

13 Sugiyono, Memahami Penelitian Kualitatif, (Bandung: Alfabeta, 2009), Cet. Ke-5 h.

69. 14 Prof. Dr. Sugiyono, Memahami Penelitian Kualitatif, (Bandung: CV. Alfabeta, Agustus

2009), Cet-ke 5, h. 54.

12

dari setiap kasus untuk memberikan pemahaman teoritis yang lebih baik

mengenai aspek yang dipelajari.

Informan yang akan di pilih ada beberapa jenis informan yang

digunakan dalam penelitian ini. Masing-masing informan memiliki kriteria

tersendiri. Informan terdiri dari:

a. Manajer Area Jakarta, Tangerang dan Lampung

b. Kepala Asrama Pamulang

c. Staf bidang Pendidikan dan Kesehatan

d. Anak asuh asrama yayasan rumah yatim Pamulang

Informan Jumlah

Manajer Area Jakarta,Tangerang dan Lampung 1 Orang

Kepala Asrama Pamulang 1 Orang

Staf bidang pendidikan dan kesehatan 1 Orang

Anak asuh asrama yayasan rumah yatim pamulang 3 Orang

Tabel 1.1 Data Informan

5. Teknik Pengumpulan Data

a. Wawancara

Wawancara atau interview adalah sebuah proses memperoleh

sebuah keterangan untuk tujuan penelitian dengan cara tanya jawab

sambil bertatap muka antara pewawancara dengan responden atau

orang yang diwawancarai, dengan atau tanpa menggunakan pedoman

13

(guide) wawancara.15 Pada penelitian ini wawancara akan dilakukan

dengan menggunakan pedoman wawancara.

Pedoman wawancara digunakan untuk mengingatkan

interviewer mengenai aspek-aspek apa yang harus dibahas, juga

menjadi daftar pengecek (check list) apakah aspek-aspek relevan

tersebut telah dibahas atau ditanyakan. Dengan pedoman demikian

interviwer harus memikirkan bagaimana pertanyaan tersebut akan

dijabarkan secara kongkrit dalam kalimat Tanya, sekaligus

menyesuaikan pertanyaan dengan konteks actual saat wawancara

berlangsung.

Kerlinger (dalam Hasan 2000) menyebutkan 3 hal yang

menjadi kekuatan metode wawancara :

a. Mampu mendeteksi kadar pengertian subjek terhadap pertanyaan

yang diajukan. Jika mereka tidak mengerti bisa diantisipasi oleh

interviewer dengan memberikan penjelasan.

b. Fleksibel, pelaksanaanya dapat disesuaikan dengan masing-masing

individu.

c. Menjadi stu-satunya hal yang dapat dilakukan disaat tehnik lain

sudah tidak dapat dilakukan.

Menurut Yin (2003) disamping kekuatan, metode wawancara

juga memiliki kelemahan, yaitu :

a. Rentan terhadap penyimpangan yang ditimbulkan oleh kontruksi

pertanyaan yang penyusunanya kurang baik.

15 Burhan Bungin, Metode Penelitian Kulitatif, (Jakarta: Prenada Media Group, 2005), h.

134.

14

b. Rentan terhadap terhadap penyimpangan yang ditimbulkan oleh

respon yang kurang sesuai.

c. Penggalian informasi yang kurang baik menyebabkan hasil

penelitian menjadi kurang akurat.

d. Ada kemungkinan subjek hanya memberikan jawaban yang ingin

didengar oleh interviwer.16

b. Observasi

Observasi adalah pengamatan dari sumber data, dalam hal ini

peneliti datang ketempat yang diamati, tetapi tidak ikut dalam kegiatan

tersebut, tetapi melakukan pengamatan langsung bagaimana

manajemen strategi pengembangan potensi anak di Yayasan Rumah

Yatim Ar-rohman Indonesia Pamulang, Tangerang Selatan. Dan yang

ingin didapatkan dari observasinya adalah memahami konteks data

dalam keseluruhan situasi sosial, jadi akan dapat diperoleh hasil yang

menyeluruh, memperoleh pengalaman langsung, sehingga

memungkinkan peneliti menggunakan pendekatan induktif, jadi tidak

dipengaruhi oleh konsep atau pandangan sebelumnya, dan memperoleh

kesan-kesan pribadi, dan situasi sosial yang diteliti. 17

c. Studi Kepustakaan

Dokumen merupakan catatan peristiwa yang sudah berlalu.

Studi dokumen merupakan perlengkapan dari pengguna metode

observasi dan wawancara dalam penelitian kualitatif. Dokumen yang

16 Hamid Patilima, Metode Penelitian Kualitatif, (Bandung: Alfabeta, 2011), Cet. Ke-3, h.

68 17 Sugiyono, Memahami Penelitian Kualitatif, (Bandung: Alfabeta, 2009), Cet. Ke-5, h.

64.

15

dimaksud seperti literature, buku-buku, diktat, dan jurnal yang

berhubungan dengan keperluan penelitian mengenai manajemen

strategi Yayasan Rumah Yatim Ar-Rohman Indonesia Maksud

pengumpulan dokumen ialah untuk memperoleh kejadian nyata

tentang situasi sosial dan arti berbagai faktor di sekitar subjek

penelitian.18

6. Teknik Analisa Data

Sesuai dengan subjek penelitian, maka hal tersebut akan

dikemukakan disini, menurut Bogdan bahwa analisa data adalah proses

mencari dan menyusun secara sistematis data yang diperoleh dari hasil

wawancara, catatan lapangan, dan dokumentasi, dengan cara

mengorganisasikan data kedalam kategori, menjabarkan kedalam unit-unit,

menyusun kedalam pola, memilih mana yang penting dan yang akan

dipelajari, dan membuat kesimpulan sehingga mudah dipahami oleh diri

sendiri maupun orang lain.19

7. Teknik Keabsahan Data

Keabsahan data adalah data yang diperoleh, data yang telah teruji

dan valid, dalam hal ini peneliti menulis keabsahan data diujikan lewat

diskusi atau sharing terhadap teman sejawat, referensi teori dan melihat

realitas social serta tentang isu-isu yang sedang berkembang, oleh karena

itu peneliti melakukan perbaikan-perbaikan untuk mendapatkan data-data

yang relevan. Dan teknik untuk keabsahan data dengan triangulasi sumber

18 Heribertus B. Sutopo, Metodologi Penelitian Kualitatif: Metodologi penelitian untuk

Ilmu-ilmu Sosial dan Budaya, (Surakarta: Universitas Sebelas Maret, 1996), h. 36. 19 Sugiyono, Memahami Penelitian Kualitatif, (Bandung: CV.Alfabeta, Agustus 2009),

Cet-ke 5, h. 88.

16

berarti, untuk mendapatkan data dari sumber yang berbeda-beda dengan

teknik yang sama. Sebagai gambaran atas data yang telah dikumpulkan

dari sumber yang berbeda sebagai cara perbandingan data yang didapat

dari observasi dan wawancara.20 Penulis melakukan wawancara dari

informan yang satu ke informan yang lain, dan melakukan wawancara

terhadap hasil dari observasi.

E. Pedoman Penulisan Skripsi

Untuk tujuan mempermudah, teknik penulisan yang dilakukan dalam

skripsi ini merujuk pada buku pedoman penulisan karya ilmiah (Skripsi, Tesis,

dan Disertasi) yang disusun oleh tim UIN Jakarta Press. Cet. Ke 2, April 2007.

F. Tinjauan Pustaka

Penulis telah melihat banyak skripsi yang membahas tentang

organisasi di perpustakaan UIN Jakarta. Kebanyakan penelitian tentang

organisasi yang berfokus pada manajemen program yang ada di dalam

organisasi sedangkan pembahasan mengenai manajemen keorganisasian itu

sendiri tidak banyak. Seperti skripsi milik Tri Sulis Handayani NIM

106053002019, mahasiswi MD lulusan 2010, yang mengangkat tentang

Manajemen Yayasan Baitul Hikmah El Nusa (YBHE) Dalam Menjalankan

Program Unggulan Beasiswa Terpadu (BEST).

Perbedaan antara penelitian milik Tri Sulis Handayani dengan

penelitian penulis dapat terlihat pada hasil akhir analisis skripsi. Skripsi milik

20 Ibid, h. 83

17

Tri Sulis Handayani seputar manajemen program yang dilaksanakan Yayasan

Baitul Hikmah El Nusa khususnya dalam analisis planning, organizing,

actuating dan controlling. Sedangkan pada skripsi penulis, hasil analisis

penelitian menjabarkan bagaimana seperangkat proses kemanajemenan

Yayasan Rumah Yatim Ar-Rohman Indonesia dalam meningkatkan dan

mengembangkan potensi anak asuh yayasan dengan strategi-strateginya.

G. Sistematika Penulisan

Dalam penulisan skripsi ini, penulis merangkum dalam beberapa bab,

antara lain:

BAB I Pendahuluan, meliputi: latar belakang masalah, pembatasan dan

perumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, metodologi

penelitian, pedoman penulisan skrisi, tinjauan kepustakaan,

sistematika penulisan.

BAB II Kerangka teori, meliputi: manajemen strategi, organisasi,

perkembangan anak, faktor-faktor perkembangan anak, potensi

diri, ruang lingkup potensi diri.

BAB III Gambaran umum Yayasan Rumah Yatim Ar-Rohman

Indonesia, meliputi: sejarah berdirinya yayasan rumah yatim ar-

rohman indonesia, visi misi yayasan rumah yatim ar-rohman

Indonesia, struktur kepengurusan yayasan rumah yatim ar-rohman,

asrama yayasan rumah yatim ar-rohman Indonesia.

18

BAB IV Analisis hasil penelitian, meliputi: strategi pengembangan potensi

anak di yayasan rumah yatim ar-rohman Indonesia dan hasil yang

dicapai dari strategi pengembangan potensi anak.

BAB V Penutup, meliputi: kesimpulan dan saran-saran.

19

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Manajamen Strategi

Setiap manusia didalam perjalan hidupnya selalu akan menjadi

anggota dari beberapa macam organisasi. Setiap organisasi memiliki kegiatan

dimana kegiatan yang dilakukan memerlukan pengelolahan atau manajemen

dan strategi didalamnya. Salah satu kegiatan organisasi yang membutuhkan

pengelolaan dan pemilihan strategi adalah dalam pelayanan kemanusiaan.

Organisasi yang melakukan pelayanan kemanusian atau yang dikenal dengan

Human Service Organization (HSO) adalah lembaga yang berusaha

meningkatkan kondisi kehidupan yang sejahtera dimana di dalam ilmu

kesejahteraan sosial usaha tersebut dilakukan oleh profesi yang dikenal

pekerjaan sosial (peksos). Sesuai dengan usaha yang dilakukan organisasi

digolongkan menjadi 3 golongan yaitu, pencegahan (preventif), pengobatan

(kuratif) dan perawatan (rehabilitasi).

Istilah manajemen berasal dari kata management (bahasa Inggris),

turunan dari kata “ to manage” yang artinya mengurus atau tata laksana atau

ketata laksanaan. Sehingga manajemen dapat diartikan bagaimana cara

manajer (orangnya) mengatur, membimbing dan memimpin pegawai atau

20

pekerja agar usaha yang sedang digarap dapat mencapai tujuan yang telah

ditetapkan sebelumnya.21

Manajemen menurut James A.F. Stoner adalah proses perencanaan,

pengorganisasian, pengarahan dan pengawasan usaha-usaha para anggota

organisasi dan penggunaan sumberdaya-sumberdaya organisasi lainnya agar

mencapai tujuan organisasi yang telah ditetapkan. Sedangkan menurut Mary

Parker Follet mendefinisikan manajemen sebagai seni dalam menyelesaikan

pekerjaan melalui orang lain. Mendefinisikan manajemen sebagai seni

mengandung arti bahwa hal itu adalah kemampuan atau keterampilan suatu

pribadi, sedangkan dari pengertian sebelumnya yang mendefinisikan

manajemen sebagai proses mengandung arti bahwa hal itu adalah cara

sistematis untuk melakukan pekerjaan.22

Luther Gulick mendefinisikan manajemen sebagai suatu bidang ilmu

pengetahuan (science) yang berusaha secara sistematis untuk memahami

mengapa dan bagaimana manusia bekerja bersama untuk mencapai tujuan dan

membuat sistem kerjasama ini lebih bermanfaat bagi kemanusiaan. Menurut

Gulick mendifiniskan manajemen sebagai bidang ilmu pengetahuan karena

telah dipelajari untuk waktu yang lama dan telah di organisasi menjadi suatu

rangkaian teori.23

Sedangkan strategi adalah cara untuk mencapai sasaran jangka

panjang. Sasaran dapat ditentukan sebagai hasil spesifik yang ingin dicapai

sebuah organisasi dengan melakukan misi dasarnya. Sasaran sangat diperlukan

karena dapat menentukan arah, membantu dalam evaluasi, menciptakan

21 Hani Handoko. Manajemen, (Yogyakarta: BPFE-Yogyakarta, 1999), h. 3. 22 Ibid, h. 8. 23 Ibid, h. 11.

21

sinergi, mengungkapkan prioritas, memfokuskan koordinasi dan menyediakan

perencanaan secara efektif.24

Manajemen strategi memiliki fokus pada memadukan manajemen,

pemasaran, keuangan/akunting, produksi/operasi, penelitian dan

pengembangan, serta system informasi komputer untuk mencapai keberhasilan

organisasi. Lebih dalam tentang manajemen strategi banyak digunakan oleh

perguruan tinggi dan universitas diseluruh Indonesia untuk mengajarkan

materi tentang kuliah-kuliah yang berhubungan dengan bisnis. Selain itu

tentunya manajemen strategi memiliki pengertian yang luas sehingga dapat

digunakan oleh ilmu-ilmu lainnya. Sehingga definisi manajemen strategi

adalah seni dan pengetahuan untuk merumuskan, mengimplementasikan, dan

mengevaluasi keputusan lintas fungsional yang membuat organisasi mampu

mencapai obyektifnya.25

Dari pengertian manajemen strategi di atas disimpulkan bahwa

manajemen strategi membantu organisasi melakukan aktivitas atau tindakan

dalam mencapai tujuan. Fred R. David Dalam bukunya Manajemen Strategis

Konsep untuk mencapai tujuan dan menghasilkan sesuatu yang bermanfaat

ada 3 tahapan dalam manajemen strategi, yaitu :

1. Perumusan strategi

Termasuk didalamnya adalah peluang dan ancaman

organisasi, menetapkan kekuatan dan kelemahan organisasi,

menetapkan obyektif jangka panjang, menghasilkan strategi

alternative dan memilih strategi tertentu untuk dilaksanakan. Tidak

24 Fred R. David. Manajemen Strategis Konsep, (Jakarta: PT Prenhallindo, 2002), h. 12. 25 Ibid, h. 5.

22

ada organisasi yang mempunyai sumber daya tak terbatas, seorang

ahli strategis harus memutuskan alternative mana yang akan

memberikan keuntungan bagi sebuah organisasi. Apa pun yang

akan terjadi, keputusan strategis mempunyai konsekuensi berbagai

fungsi utama dan pengaruh jangka panjang pada sebuah organisasi.

Di dalam perumusan strategi terdapat analisi SWOT yaitu

kekuatan (strengths), kelemahan (weakness), peluang

(opportunities) dan ancaman (threaths). Analisis SWOT adalah

sebuah bentuk analisa situasi dan kondisi yang bersifat deskriptif,

digunakan untuk mengidentifikasi isu-isu internal dan eksternal.

2. Implementasi strategi

menuntut organisasi untuk menetapkan objektif tahunan,

memperlengkapi dengan kebijakan, memotifasi karyawan, dan

mengalokasikan sumber daya sehingga strategi yang dirumuskan

dapat dilaksanakan. Implementasi strategis sering disebut tindakan

manajemen strategi. Strategi implementasi berarti memobilisasi

karyawan dan manajer untuk mengubah strategi yang telah

dirumuskan menjadi tindakan. Keberhasilan implementasi strategi

tergantung pada kemampuan manajer untuk memotifasi karyawan,

yang lebih merupakan seni ketimbang pengetahuan. Oleh sebab itu

keterampilan antar pribadi menjadi sangat penting demi

keberhasilan implementasi strategi.

23

3. Evaluasi strategi

merupakan tahap akhir dalam manajemen strategi, para

manajer sangat perlu mengetahui kapan strategi tertentu tidak

berfungsi secara baik. Evaluasi strategi adalah suatu usaha tindakan

korektif yang dilakukan untuk memastikan sasaran/tujuan yang

telah ditetapkan telah tercapai. Semua strategi dapat dimodifikasi

dimasa depan karena faktor-faktor eksternal dan internal selalu

berubah.26

B. Organisasi

Pengertian organisasi saat ini telah bergeser dari pengertian organisasi

yang sesungguhnya. Pengertian sederhana organisasi adalah suatu kerja sama

sekelompok orang untuk mencapai tujuan bersama yang diinginkan dan mau

terlibat dengan peraturan yang ada. Pengertian sederhana tersebut telah

bergeser. Pada masa sekarang organisasi lebih dikenal sebagai suatu wadah

atau tempat untuk melakukan kegiatan bersama, agar dapat mencapai tujuan

yang telah ditetapkan bersama. Ciri-ciri utama dalam organisasi berdasarkan

pengertian sederhana tersebut adalah:27

1. Terdiri dari dua orang atau lebih,

2. Ada kerja sama,

3. Ada komunikasi antar satu anggota dengan yang lain, dan

4. Ada tujuan yang ingin dicapai.

26 Fred R.David. Manajemen Strategis Konsep, (Jakarta: PT Prenhallindo, 2002), h. 5. 27 Ati Cahayani. Dasar-Dasar Organisasi dan Manajemen, (Jakarta: PT Raja Grafindo,

2003), h. 2.

24

Schein mangatakan orgaisasi merupakan suatu sistem terbuka, yang

memiliki interaksi konstan dengan lingkungannya, serta terdiri dari banyak

sub-grup, unit-unit jabatan, susunan hierarki serta segmen yang tersebar secara

geografis. Pendapat Schein sedikit mirip dengan pendapat Monir H. Thayeb

yang menyatakan, organisasi dapat dilihat dengan 2 cara yang berbeda. Cara

pertama adalah melihat organisasi sebagai suatu system terbuka dan kedua

adalah melihat organisasi sebagai sekelompok orang yang bekerja sama untuk

mencapai suatu tujuan bersama.28

Terdapat banyak jenis organisasi, salah satunya adalah organisasi

pelayanan sosial atau lebih dikenal human service organizations (HSO)

dimana organisasi ini bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat.

HSO memiliki ruang lingkup yang lebih luas meliputi organisasi pemerintah

(government organizations), organisasi non pemerintah (non government

organizations), maupun pihak swasta (private organizations) yang

memperhatikan masalah-masalah sosial dan masalah kesejahteraan sosial

dalam arti sempit seperti masalah yang terkait dengan prostitusi, anak jalanan,

tuna netra, tuna rungu dan tuna grahita.29

Organisasi pelayanan sosial dibedakan dengan birokrasi, salah satunya

karena fakta bahwa “bahan dasar” terdiri dari manusia dan dapat dibedakan

oleh transformasi yang mereka tujukan dalam diri klien. Oleh karena itu,

organisasi pelayanan sosial dapat diklasifikasikan berdasarkan dua dimensi

berikut:

28 Ibid. h. 3. 29 Isbandi Rukminto. Ilmu Kesejahteraan sosial dan Pekerja Sosial, (Jakarta: FISIP UI

Press, 2005), h. 86-87.

25

1. Tipe klien yang dilayani

Hasenfeld membagi tipe klien menjadi dua, yaitu:

Normal Funcsioning (berfungsi secara normal) yaitu

organisasi yang mandat utamanya untuk memelihara

dan meningkatkan kesejahtaraan orang-orang yang

dipandang berfungsi secara baik.

Malfuncsioning (kurang berfungsi secara baik) yaitu

organisasi yang mandat utamanya adalah

mengontrol, mengurangi dan memperbaiki penyakit

atau penyimpangan orang-orang yang dipandang

kurang berfungsi secara baik.

2. Teknologi transformasi (seperti prosedur-prosedur dan teknik-

teknik yang mereka gunakan untuk membawa perubahan dalam

diri klien).

Hasenfeld membagi tipe teknologi transformasi organisasi

menjadi tiga, yaitu:

People-processing technologies

Teknologi ini berusaha mentransformasi klien

bukan dengan mengubah sifat-sifat mereka, akan

tetapi dengan memberikan mereka suatu label sosial

dan status publik yang membangkitkan reaksi-reaksi

yang bermanfaat dari unit sosial yang lain. misalnya

penyandang masalah akan mendapatkan perlakuan

tertentu dari organisasi bentuknya dengan membuat

26

diagram masalah bahwa orang tersebut akan

kelihatan memiliki masalah tertentu.

People-sustaining technologies

Teknologi ini berusaha mencegah, memelihara dan

memperlambat memburuknya kesejahteraan

personal klien tanpa merubah ciri-ciri orang

tersebut. Misalnya pelayanan dukungan kepada

panti asuhan, pelayanan akomodasi.

People-changing technologies

Teknologi ini bertujuan secara langsung mengubah

sifat-sifat klien dalam rangka memperbaiki

kesejahteraan mereka. Misalnya melakukan terapi

individual atau terapi kelompok, memberikan

konseling, perawatan penyakit, rehabilitasi

pekerjaan, sosialisasi.

People-controling technologies

Teknologi ini malakukan aktivitas dalam

mengontrol, membatasi atau dalam beberapa hal

menekan prilaku orang tertentu. Misalnya lembaga

pemasyarakatan, pelayanan koreksional, rumah

sakit. 30

30 Yeheskel Hasenfeld. Human Service Organizations, (USA: Prentice Hall, inc, 1974), h. 7-

8

27

People processing

People sustaining People changing People

controling

Fungsional

BPS Badan Akreditasi

Jaminan sosial Rumah peristirahatan

Sekolah umum Pramuka PKBI

Pelayanan koreksional

Malfunctioning

Klinik diagnostik Pengadilan anak

Rumah perawatan Panti asuhan

Rumah sakit Pusat rehabilitasi korbanNarkotika

Rumah sakit Lembaga pemasyarakatan

Table 2.1 Tipologi Organisasi Pelayanan Manusia

C. Perkembangan Anak

Anak-anak pada dasarnya baik. Karena anak-anak pada dasarnya baik,

mereka seharusnya diizinkan tumbuh secara alami. Masa kanak-kanak

merupakan masa yang unik dan sangat hidup, yang meletakkan dasar penting

bagi tahun-tahun dewasa. Era modern dalam mempelajari anak dimulai

dengan munculnya beberapa perkembangan penting di akhir tahun 1800-an.

Sejak saat itu studi perkembangan anak berubah menjadi ilmu yang berkelas,

dengan tori-teori utama dan teknik serta metode studi yang elegan, yang

membantu menyusun pemikiran tentang perkembangan anak.

Perkembangan dapat diartikan sebagai perubahan yang progresif dan

kontinyu (berkesinambungan) dalam diri individu dari mulai lahir sampai

mati. Pengertian lainnya adalah perubahan-perubahan yang dialami individu

atau organisme menuju tingkat kedewasaannya atau kematangannya

(maturation) yang berlangsung secara sistematis, progresif, dan

28

berkesinambungan, baik menyangkut fisik (jasmaniah) maupun psikis

(rohaniah).31

Perkembangan itu secara umum mempunyai cirri-ciri sebagai berikut :

a. Terjadi perubahan dalam aspek fisik yaitu perubahan dalam tinggi

badan serta organ-organ tubuh lainnya. Aspek psikis yaitu semakin

bertambahnya perbendaharaan kata dan matangnya kemampuan

berfikir, mengingat serta menggunakan imajinasi kreatifnya.

b. Terjadi perubahan dalam proporsi seperti anak yang tumbuh sesuai

dengan fase perkembangannya dan pada usia remaja proporsi

tumbuh anak mendekati proporsi tubuh usia remaja. Perubahan

imajinasi yang fantasi ke realitas, dan perubahan perhatiannya dari

yang tertuju pada dirinya sendiri perlahan-lahan beralih kepada

orang lain (kelompok teman sebaya).

c. Lenyapnya tanda-tanda lama seperti menghilangnya kelenjar

Thymus (kelenjar kanak-kanak) yang terletak pada bagian dada,

gigi susu, dan prilaku implusif (dorongan untuk bertindak sebelum

berfikir).

d. Diperolehnya tanda-tanda baru seperti pergantian gigi, karakteristik

seks pada usia remaja, baik primer (menstruasi pada anak wanita

dan mimpi “basah” pada anak laki-laki), maupun skunder

(perubahan pada anggota tubuh seperti pinggul dan buah dada pada

wanita dan kumis, jakun dan suara pada anak laki-laki.32

31 Syamsu Yusuf LN. Psikologi perkembangan Anak dan Remaja, (Bandung: PT Remaja

Rosdakarya, 2011), h. 15. 32 Ibid, h. 16.

29

Beberapa psikolog berpendapat bahwa terdapat kesamaan antara

perkembangan dan pertumbuhan. Tetapi ada juga psikolog yang lebih suka

menggunakan istilah perkembangan seperti H. Wekner yang mengatakan

istilah perkembangan (development) menunjukkan pada perubahan dalam

suatu arah yang bersifat tetap. Adapun kesamaan antara pertumbuhan dan

perkembangan adalah dari kedua istilah tersebut menunjukkan adanya proses

tertentu dan terjadinya perubahan-perubahan menuju kedepan (taraf yang

lebih tinggi), serta tidak dapat begitu saja diulang kembali. Sedangkan

perbedaan diantara keduanya yaitu dimana perkembangan merupakan suatu

perubahan, dan perubahan ini tidak bersifat kuantitatif, melainkan bersifat

kualitatif. Perkembangan tidak ditekankan pada segi material, melainkan pada

segi fungsional. Sedangkan pertumbuhan sebaliknya perubahan bersifat

kuantitatif dan perkembangan menekankan pada material.33

Pada masa perkembangan pasti akan melewati fase-fase perkembangan

yang dapat diartikan sebagai penahapan atau pembabakan rentan perjalanan

kehidupan individu yang diwarnai ciri-ciri khusus atau pola-pola tingkah laku

tertentu. Secara garis besar fase-fase perkembangan dapat digolongkan

menjadi tiga, yaitu proses biologis menghasilkan perubahan pada tubuh

seseorang. Gen yang diwarisi dari orang tua, perkembangan otak,

pertambahan tinggi dan berat badan, keterampilan motorik dan perubahan

hormone pada masa puber mencerminkan peran proses biologis dalam

perkembangan. Proses kognitif menggambarkan perubahan dalam pikiran,

inteligensi dan bahasa seseorang. Tugas-tugas seperti mengawasi ayunan

33 Abu Ahmadi dan Munawar Sholeh. Psikologi Perkembangan, (Jakarta: PT Rineka

Cipta. 2005), h. 4-7.

30

bergerak di atas kotak bayi, menggabungkan kalimat dengan dua kata,

mengingat puisi, menyelesaikan soal matematika dan membayangkan

bagaimana rasanya menjadi bintang film, semua itu merupakan proses kogniti.

Proses sosial-emosi (socioemotional process) melibatkan perubahan dalam

hubungan seseorang dengan orang lain, perubahan emosi, dan perubahan

dalam kepribadian. Senyum seorang bayi karena sentuhan ibunya, seorang

anak laki-laki pada teman bermainnya, perkembangan rasa arsertif seorang

anak perempuan, semua itu mencerminkan perkembangan sosial-emosi.34

D. Faktor-Faktor Perkembangan Anak

Dalam proses pertumbuhan maupun perkembangan anak dalam

kenyataannya memang tidak dapat dihindari adanya beberapa faktor yang

mempengaruhinya. Baik dalam proses pertumbuhan/biologisnya ataupun

proses perkembangan (psikisnya) dari seorang anak. Faktor-faktor yang

mempengaruhi perkembangan terbagi menjadi dua yaitu hereditas atau

keturunan yang merupakan aspek individu yang bersifat bawaan dan memiliki

potensi untuk berkembang dan lingkungan (environment).

1. Hereditas (keturunan/pembawaan)

Hereditas memiliki peranan penting dalam pertumbuhan

dan perkembangan anak. Anak lahir kedunia ini membawa

berbagai ragam keturunan yang berasal dari kedua ibu-bapak atau

nenek dan kakek. Keturunan dibawa anak sejak dari kandungan

sebagian besar berasal dari kedua orang tuanya dan selebihnya

34 John W. Santrock. Perkembangan Anak, (Jakarta: PT Gelora Aksara Pratama, 2007), h.

18-19.

31

berasal dari nenek dan moyangnya kedua belah pihak (ibu dan

bapaknya). Macam-macam keturunan yang diturunkan meliputi :

a) Bentuk tubuh dan warna kulit

Misalnya anak lahir dengan rambut keriting dengan

membawa sifat keturunan dari ibu maupun ayahnya

yang berambut keriting, bagaimanapun berusaha

meluruskan akhirnya akan kembali menjadi keriting.

b) Sifat-sifat

Berbagai macam sifat yang dimiliki manusia, misalnya :

penyabar, pemarah, kikir, pemboros, hemat, dan

sebagainya. Sifat tersebut dapat dilihat sejak kecil dan

ada pula saat sudah dewasa. Sifat sangat berbeda

dengan kebiasaan. Sifat sangat sukar untuk diubah,

sedangkan kebiasaan dapat diubah setiap saat bila

dikehendaki dengan sungguh-sungguh.

c) Intelegensi

Intelegensi adalah kemampuan yang bersifat umum

untuk mengadakan penyesuaian terhadap suatu situasi

atau masalah. Kemampuan ini meliputi kemampuan

abstrak, berpikir mekanis, matematis, memahami,

mengingat, berbahasa, dan sebagainya.

d) Bakat

Bakat adalah kemampuan khusus yang menonjol di

antara berbagai jenis kemampuan yang dimiliki

32

seseorang. Kemampuan khusus ini biasanya berbentuk

keterampilan atau suatu bidang ilmu, misalnya

kemampuan khusus (bakat) dalam bidang seni, teknik,

keguruan, olahraga, matematika, bahasa, ekonomi, dan

sebagainya.

e) Penyakit atau cacat tubuh

Beberapa penyakit atau cacat tubuh bisa berasal dari

turunan, seperti penyakit kebutaan, saraf dan luka yang

sulit kering.35

2. Faktor Lingkungan

Urie Bronfrenbrenner dan Ann Crounter mengemukakan

bahwa lingkungan perkembangan merupakan “berbagai peristiwa,

situasi atau kondisi diluar organisme yang diduga mempengaruhi

atau dipengaruhi oleh perkembangan individu”. Lingkungan ini

terdiri atas : fisik meliputi segala sesuatu dari molekul yang ada

disekitar janin sebelum lahir sampai kepada rancangan arsitektur

suatu rumah, dan sosial meliputi seluruh manusia yang secara

potensial mempengaruhi dan dipengaruhi oleh perkembangan

individu.36

Besar kecilnya pengaruh lingkungan terhadap pertumbuhan

dan perkembangan anak bergantung pada keadaan lingkungan anak

itu sendiri serta jasmani dan rohaninya. Ada beberapa macam

35 Abu Ahmadi dan Munawar Sholeh. Psikologi Perkembangan, (Jakarta: PT Rineka

Cipta, 2005), h. 47-55. 36 Syamsu Yusuf LN. Psikologi perkembangan Anak dan Remaja, (Bandung: PT Remaja

Rosdakarya, 2011), h. 35.

33

lingkungan yang ada disekitar anak untuk pertumbuhan dan

perkembangan yaitu :

a) Keluarga

Shigelman dan Shaffer mendefinisikan keluarga

sebagai unit sosial terkecil yang bersifat universal,

artinya terdapat pada setiap masyarakat di dunia

(universe) atau sesuatu sistem sosial yang lebih besar.37

Peran keluarga dalam perkembangan dan pertumbuhan

anak sangat penting dikarenakan anak yang dibesarkan

pada lingkungan keluarga berada umumnya sehat dan

cepat pertumbuhan badannya dibandingkan dengan

anak dari keluarga yang kurang mampu (miskin).

Fungsi keluarga secara psikososiologis sebagai

(1) pemberi rasa aman dan bagi anak dan anggota

keluarga lainnya, (2) sumber pemenuhan kebutuhan,

baik fisik maupun psikis, (3) sumber kasih saying dan

penerimaan, (4) model pola prilaku yang tepat bagi

anak untuk belajar menjadi anggota masyarakat yang

baik, (5) pemberi bimbingan bagi pengembangan

prilaku yang secara sosial dianggap tepat, (6)

pembentuk anak dalam memecahkan masalah yang

dihadapinya dalam rangka menyesuaikan dirinya

dengan lingkungan, (7) pemberi bimbingan dalam

37 Ibid, h. 36.

34

pembelajaran motorik, verbal dan sosial yang

dibutuhkan untuk penyesuaian diri, (8) stimulator bagi

pengembangan kemapuan anak untuk mencapai

prestasi, baik disekolah maupun di masyarakat, (9)

pembimbing dalam mengembangkan aspirasi, dan (10)

sumber persahabatan/teman bermain bagi anak samapai

cukup usia untuk mendapatkan teman di luar rumah,

atau persahabatan di luar rumah tidak memungkinkan.38

b) Sekolah

Sekolah merupakan lembaga pendidikan formal

yang secara sistematis melaksanakan program

bimbingan, pengajaran dan latihan dalam rangka

membantu siswa agar mampu mengembangkan

potensinya, baik yang menyangkut aspek moral-

spiritual, intelektual, emosional maupun sosial.

Di sekolah peran guru sangat penting karena

sebagai pengganti orang tua dalam membimbing dan

mengenbangkan potensi anak. Kualitas guru sangat

diperlukan menyangkut kemajuan anak didiknya

(siswa) dalam mengembangkan potensi.

c) Kelompok teman sebaya

Kelompok teman sebaya sebagai lingkungan

sosial bagi anak mempunyai peranan yang cukup

38 Ibid, h. 38.

35

penting bagi perkembangan kepribadiannya. Hal-hal

yang dapat dipelajarinya dari lingkungan teman sebaya

ini anak dapat memahami orang lain, menjalani

hubungan sosial yang lebih baik, memiliki kemampuan

untuk memikirkan tentang perasaan, pikiran, motif,

tingkah laku dirinya dan orang lain.

d) Masyarakat

Masyarakat adalah lingkungan tempat tinggal

anak. Anak-anak yang dibesarkan di kota berbeda pola

pikirnya dengan anak desa. Anak kota pada umumnya

lebih bersifat dinamis dan aktif bila dibandingkan

dengan anak desa yang cenderung bersifat statis dan

lamban. Anak kota lebih berani mengemukakan

pendapatnya, ramah dan luwes sikapnya dalam

pergaulan sehari-hari. Sementara anak desa umumnya

kurang berani mengekuarkan pendapat, agak penakut,

pemalu, dan kaku dalam pergaulan.

e) Keadaan alam sekitar

Keadaan alam sekitar tempat anak tinggal juga

berpengaruh bagi pertumbuhan dan perkembangan

anak. Keadaan alam sekitar adalah lokasi tempat anak

bertempat tinggal, di desa atau di kota, ditepi pantai

atau di pegunungan. Keadaan alam yang berbeda akan

36

berpengaruh terhadap perkembangan pola pikir atau

kejiwaan anak.

Lingkungan sangat besar artinya bagi setiap

pertumbuhan fisik. Sejak individu berada dalam

konsepsi, lingkungan telah ikut member andil bagi

proses pembuahan/pertumbuhan. Suhu, makanan,

keadaan gizi, vitamin, mineral, kesehatan jasmani,

aktivitas, dan sebagainya sangat berpengaruh terhadap

pertumbuhan.39

E. Potensi Diri

Potensi diri dapat diartikan sebagai kemampuan dasar dari sesuatu

yang masih terpendam didalamnya yang menunggu untuk diwujudkan

menjadi sesuatu kekuatan nyata dalam diri sesuatu tersebut. Dengan demikian,

potensi diri masusia adalah kemampuan dasar yang dimiliki manusia yang

masih terpendam didalam dirinya, yang menunggu untuk diwujudkan menjadi

suatu manfaatnyata dalam kehidupan diri manusia. Apabila pengertian potensi

diri manusia dikaitkan dengan penciptaan manusia Allah SWT, maka potensi

diri manusia dapat diberi pengertian sebagai “kemampuan dasar manusia yang

telah diberikan oleh Allah SWT sejak dalam kandungan ibunya sampai pada

saat tertentu (akhir hayatnya), yang masih terpendam dalam dirinya

39 Abu Ahmadi dan Munawar Sholeh. Psikologi Perkembangan, (Jakarta: PT Rineka

Cipta, 2005), h. 55-56.

37

menunggu untuk diwujudkan menjadi suatu manfaat nyata dalam kehidupan

diri manusia di dunia ini dan di akhirat nanti”.40

Jadi potensi diri manusia adalah sesuatu kekuatan atau kemampuan

dasar manusia yang telah berada dalam dirinya, yang siap untuk direalisasikan

menjadi kekuatan dan manfaat nyata dalam kehidupan manusia di muka bumi

ini, sesuai dengan tujuan penciptaan manusia oleh sang Maha Pencipta Allah

SWT.41

Menurt Joyce Meyer, potensi diri merupakan kecemerlangan yang ada

di dalam diri individu, namun masih belum terwujud dalam realita. Dengan

kata lain, individu yang memiliki potensi diri sesungguhnya mempunyai

sejumlah elemen yang dibutuhkan bagi pencapaian sebuah keberhasilan,

tetepai elemen-elemen itu masih belum teraktifkan. Apapun kemampuan yang

ada pada diri manusia kembangkan segera, agar kemampuan tersebut tidak

terpendam menjadi sia-sia.42

Sistem pendidikan yang baik dapat membantu lahirnya individu-

individu yang unik. Sistem pendidikan yang baik adalah sistem pendidikan

yang dapat memenuhi kebutuhan para peserta didiknya sehingga mereka

mampu mengembangkan segenap potensi diri sekaligus mendorong tumbuh

dan berkembangnya kreatifitas mereka sebagai individu-individu yang unik

dan berbeda-beda dari yang lain.43

Potensi diri terkait erat dengan bakat yang kita miliki, bakat yang

dimiliki seseorang pada dasarnya terkait dua hal. Pertama, kemampuan alami

40 Slamet Wiyono, Ak., M.B.K, Manajemen Potensi Diri, (Jakarta: Gramedia, 2006), h.

37-38. 41 Ibid. h. 39. 42 Djoko Subiarto, Gali Rahasia Potensi Diri, (T.tp.: by Leaf Production, 2011), h. 7. 43 Ibid. h. 14.

38

yang khusus dan kedua, kekuatan untuk menggapai sebuah prestasi atau

kesuksesan.44 Bakat yang dimiliki seseorang dapat saja sangat berbeda dengan

bakat yang dimiliki orang lainnya. Bidang kehidupan yang kita arungi ini

sangatlah luas. Maka, bakat itu pun sama luasnya dengan bidang kehidupan

yang ada. Jadi, bakat merupakan kemampuan alami yang khusus atau

kemampuan untuk menggapai kesuksesan.45

Ny. Yoesoef Noesyirwan (1987) menggolongkan jenis bakat atau

kemampuan menurut fungsi atau aspek-aspek yang terlibat dan menurut

prestasinya. Berdasarkan fungsi dan aspek-aspek yang terlibat dalam

berbagaimacam prestasi, bakat dapat dibedakan dalam46 :

a. Bakat yang lebih berdasarkan psikofisik, yaitu kemampuan yang

berakar pada jasmaniah sebagai dasar fundamen bakat, seperti

kemampuan pengindraan atau ketajaman panca indra, kemampuan

motorik, kekuatan badan, kelincahan jasmani, ketangkasan,

keterampilan, dan anggota badan.

b. Bakat kejiwaan yang bersifat umum, yaitu kemampuan ingatan,

daya khayal atau imajinasi dan intelegensi (kecerdasan).

c. Bakat yang lebih berdasarkan pada alam perasaan dan kemauan.

Bakat ini berhubungan erat dengan watak, seperti kemampuan

mengasihi, kemampuan merasakan atau mengkhayati perasaan

orang lain.

44 Ibid. h. 20. 45 Ibid. h. 23. 46 Abu Ahmadi dan Munawar Sholeh, Psikologi perkembangan, (Jakarta: PT Rineka

Cipta, Januari, 2005), h. 197.

39

Sebagaimana telah diterangkan dalam mengenal tingkah laku manusia,

bahwa sesuatu karya atau prestasi memerlukan adanya kemampuan atau bakat

dan motivasi atau kemauan. Sebagian dari bakat itu secara potensial sudah ada

sejak lahir dan sebagian lagi didapat atau muncul melalui pertumbuhan dan

perkembangan.47

Minat dan bakat seringkali dijadikan satu. Padahal keduanya memiliki

pengertian yang berbeda. Bakat (aptitude) adalah kemampuan bawaan yang

merupakan potensi yang masih perlu dikembangkan atau dilatih untuk

mencapai suatu kecakapan, pengetahuan, dan keterampilan khusus.nbakat

akan sulit berkembang dengan baik apabila tidak diawali dengan adanya minat

untuk hal tersebut atau hal yang berkaitan dengan bidang yang akan

ditekuni.48 Memperhatikan bakat dan minat anak membutuhkan usaha yang

serius dan berkesinambungan. Dengan mengembangkan minat, bakat dan

memberi bimbingan karir sejak dini, anak akan semakin menyadari mengenai

apa yang dia suka dan mampu melakukan hal tersebut. Dan, akan menjadi

lebih jelas pendidikan atau pekerjaan apa yang mungkin akan ditekuninya.

Banyak anak tidak selalu mudah menemukan bakat dan minat yang

tetap karena beberapa hal berikut :

a. Anak belum menjajaki kemampuan, bakat, serta minatnya.

b. Kurangnya wawasan bidang studi atau lapangan pekerjaan yang

ada.

47 Ibid. h. 199. 48 Bunda Lucy, mendidik Sesuai Dengan Minat dan Bakat Anak, (Jakarta.: PT Tangga

Pustaka, 2009), h. 59-60.

40

c. Tidak adanya masukan dari lingkungan mengenai kelebihan dalam

kemampuan atau bakatnya. Anak belajar tanpa mengetahui

kegunaan dan tujuan dari bidang studi yag dipelajarinya,

d. Bidang yang diminati dan bakat yang dimiliki bervariasi dan

kurang spesifik.

e. Bakat yang belum terasah atau kurang mendapatkan kesempatan

untuk dikembangkan sehingga tidak tampak.

f. Perasaan tidak mampu atau tidak barbakat dari pribadi yang

bersangkutan ataupun dari lingkungannya.

Jadi, manusia memiliki banyak kemampuan dan bakat yang masih

merupakan potensi, tetapi hanya sedikit sekali dari kemampuan tersebut bisa

terwujud.49

Dalam potensi diri anak pastinya ada kecerdasan yang istimewa.

Kecerdasan adalah manifestasi kapasitas mental yang tinggi atau kapasitas

untuk belajar, menalar dan memahami. Perkembangan kecerdasan pada setiap

individu satu dengan yang lainnya berbeda-beda sebagai berikut50 :

Pertama, kecerdasan intelektual yaitu anak dikembangkan dengan

memberikan tugas agar anak lebih mengasah pengetahuannya dengan member

dukungan dan suasana yang nyaman bagi sang anak.

Kedua, kecerdasan emosional dan sosial yaitu anak dikembangkan

dengan cara berempati kepada temannya yang sedang susah dan member

bantuan. Ketiga, kecerdasan spiritual anak dikembangkan dengan kesadaran

49 Ibid. h. 62-63. 50 Djoko Subiarto, Gali Rahasia Potensi Diri, (T.tp.: by Leaf Production, 2011), h. 24.

41

sekaligus menunjukan prilaku taat kepada Allah SWT untuk menghadapi dan

memecahkan masalah.51

Menurut David Wechsler, intelegensi adalah kemampuan untuk

bertindak secara terarah, berfikir secara rasional, dan menghadapi

lingkungannya secara efektif. Secara garis besar dapat disimpulkan bahwa

intelegensi adalah suatu kemampuan mental yang melibatkan proses berfikir

secara rasional. Intelegensi dan kecerdasan atau IQ mempunyai perbedan arti,

sedangkan IQ hanya memberikan sedikit indikasi mengenai taraf kecerdasan

seseorang dan tidak menggambarkan kecerdasan seseorang secara

keseluruhan.52

Prestasi seseorang ditentukan juga oleh tingkat kecerdasannya

(intelegensi). Walaupun mereka memiliki dorongan yang kuat untuk

berprestasi, tetapi kecerdasan mereka yang terbatas tidak memungkinkannya

untuk mencapai keunggulan. Tingkat kecerdasan (intelegensi) bawaan

ditentukan oleh bakat, bakat-bakat tersebut baik sebagai potensi maupun yang

sudah terwujud meliputi kemampuan intelektual umum, kemampuan berfikir,

kreatif-produktif, kemampuan dalam salah satu bidang seni, dan bakat

kepemimpinan.53 Oleh karena itu, untuk meningkatkan potensi, minat dan

bakat pada anak perlu kematangan dalam menjalankannya.

51 Akhmad Muhaimin Azzet, Mengembangkan Kecerdasan Sosial Bagi Anak,

(Yogyakarta: Katahati, 2010), h. 18-19. 52 Bunda Lucy, mendidik Sesuai Dengan Minat dan Bakat Anak, (Jakarta: PT Tangga

Pustaka, 2009), h. 51. 53 Ibid. h. 52.

42

F. Ruang Lingkup Potensi Diri

1. Kognitif

Para ahli psikologi sepakat bahwa otak manusia adalah sumber

kekuatan yang luar biasa dan dahsyat, yang tidak dimiliki oleh makhluk

lain. Mereka mengaplikasikan otak kedalam dua klasifikasi, yaitu otak kiri

dan otak kanan. Secara ringkas otak kiri berfungsi untuk menghafal dan

mengingat, logika atau berhitung, menganalisa, memutuskan dan bahasa.

Otak kanan berfungsi untuk melakukan aktifiktas imajinasi atau intuisi,

kreasi atau kreatifitas, inovasi, seni secara umum, manusia yang dilahirkan

normal di dunia ini telah diberikan Allah kemampuan-kemampuan dasar

tersebut. Tugas otak tersebut akhirnya adalah melakukan kegiatan berfikir,

yaitu berfikir untuk menghasilkan karya nyata melalui bahasa, logika,

intuisi, kreatifitasnya. Jadi otak manusia adalah sumber kekuatan manusia

untuk menghasilkan karya melalui proses berfikir, bahkan menurut Daviv

J Schwart, berfikir positif dapat mendatangkan mukzizat.54

Berfikir menurut Agus Sujanto adalah gejala-gejala jiwa yang

dapat menetapkan hubungan-hubungan antara ketahuan-ketahuan kita.55

Kognitif menurut kamus besar bahasa Indonesia kontemporer

adalah kegiatan memperoleh ilmu pengetahuan atau usaha mengenali

sesuatu sesuai pengalaman sendiri.56

Dalam berfikir kita menggunakan alat, alat itu adalah akal. Berfikir

adalah suatu proses diaklektis. Artinya, selama berfikir, pikiran kita

54 Slamet Wijoyo, Manajemen Potensi Diri, (Jakarta: Grasindo, 2004), h. 39. 55 Agus Sujanto, Psikologi Umum, (Jakarta: Bumi Aksara, 2004), Cet ke-2, h. 56. 56 Peter Salim & Yenni Salim, Kamus Bahasa Indonesia Kontemporer, (Jakarta: Modern

Enlish Press, 1991), Edisi Pertama, h. 759.

43

mengadakan tanya jawab dengan pikiran kita, untuk dapat meletakkan

hubungan-hubungan antara ketahuan kita itu dengan tepat. Pertanyaan

itulah yang memberikan arah pikiran kita.

Proses-proses yang dilalui dalam berfikir adalah sebagai berikut :

a. Pembentukan pengertian, artinya dari suatu masalah, pikiran

kita membuang cirri-ciri tambahan, sehingga tinggal cirri-ciri

yang tipis (yang tidak boleh tidak ada) pada masalah itu.

b. Pembentukan pendapat, artinya pikiran kita menggabungkan

atau menceraikan beberapa pengertian yang menjadi tanda khas

dari masalah itu.

c. Pembentukan keputusan artinya fikiran kita menggabungkan

pendapat tersebut.

d. Pembentukan kesimpulan, artinya pikiran kita menarik

keputusan dari keputusan-keputusan yang lain.57

Proses kognitif melibatkan perubahan-perubahan dalam

kemampuan dalam pola berfikir, kemahiran berbahasa dan cara individu

memperoleh pengetahuan dari lingkungannya. Aktifitas-aktifitas seperti

mengamati dan mengklasifikasikan benda-benda, menyatukan beberapa

menjadi suatu kalimat, menghafal sajak atau doa, memecahkan soal

matematika, dan menceritakan pengalaman, merefleksikan peran

merupakan suatu proses kognitif dalam perkembangan anak.

Perkembangan kognitif perlu dibadakan dengan perubahan dalam

arti belajar. Perkembangan kognitif mengacu kepada perubahan-perubahan

57 Agus Sujanto, Psikologi Umum, (Jakarta: Bumi Aksara, 2004), Cet ke-2, h. 57.

44

penting dalam pola dan kemampuan berfikir serta kemahiran berbahasa,

tetapi belajar cenderung lebih terbatas pada perubahan-perubahan sebagai

hasil dari pengalaman atau peristiwa yang relatif spesifik. Selain itu,

perubahan-perubahan yang dipelajari seringkali dipelajari dalam waktu

yang singkat, tetapi perkembangan kognitif terjadi dalam kurung waktu

yang singkat, tetapi perkembangan kognitif terjadi dalam kurun waktu

yang relatif lama. Perkembangan kognitif anak dan pengalaman belajar ini

sangat erat kaitannya dan saling berpengaruh satu sama lain.

Perkembangan kognitif anak akan memfasilitasi atau membatasi

kemampuan belajar anak, sebaliknya pengalaman belajar anak akan sangat

memfasilitasi perkembangan kognitifnya.

Menurut Piaget perkembangan kognitif pada anak terdiri atas

empat tahap, yaitu :

a. Tahap Sensorik-Motorik (0-2 tahun). Yang berkembang adalah

skema motorik, jadi anak harus berbuat atau melakukan sesuatu

dahulu untuk mengetahui sesuatu. Kalau kepalanya sudah

terbentur dinding maka ia tahu bahwa dinding itu keras.

b. Tahap Pra-Oprasional (2-7 tahun). Anak sudah

mengambangkan skema simbolik (lisan dan kemudian jadi

tulisan). Anak cukup diberi tahu secara lisan bahwa dinding itu

keras, dengan sendirinya dia tidak akan membenturkan

kepalanya ke dinding.

c. Tahap Oprasional Konkrit (7-11 tahun). Dalam usia sekolah

dasar ini anak sudah mampu memecahkan masalah-masalah

45

yang konkrit (dua jeruk ditambah tiga jeruk menjadi lima

jeruk). Selanjutnya, ia mampu berprilaku di dalam kognisinya

(menghitung, menambah, membagi, mengalikan, menganali

nama-nama kota di peta buta dan sebagainya) sehingga ia tidak

perlu sungguh-sungguh berbuat sesuatu untuk memecahkan

suatu masalah. Misalnya, untuk menemukan kantor kepala

desa, ia tidak perlu berjalan menyusuri seluruh desa, tetapi

cukup membaca peta dan mengikuti peta tersebut sampai ke

kantor kepala desa.

d. Tahap Oprasional Formal (11 tahun ke atas). Pada tahap ini

orang sudah mampu memecahkan masalah-masalah hipotesis

dan dapat berfikir deduktif (menjawab pertanyaan-pertanyaan

yang tidak ataubelum terjadi dalam kenyataan). Misalnya, “jika

reactor nuklir bocor apakah yang harus dilakukan pemerintah?”

atau “jika seorang anak tiga kali tidak naik kelas apakah yang

harus dilakukan oleh orang tuanya?”.

Menurut Piaget, tahapan berkembang positif itu adalah invariant

yaitu seragam atau sama saja bagi setiap orang dan tidak ada tahapan yang

dapat diloncati sebelum masuk ketahapan berikutnya, karena setiap

tahapan adalah persiapan bagi tahap berikutnya.58

2. Emosi

Kata “emosi” berasal dari bahasa latin “emovere” yang artinya

“bergerak keluar”, maksud setiap emosi adalah untuk menggerakkan

58 Sarlinto Wirawan Sarwono, Psikologi Sosial Individu Dan Teori-Teori Psikologi

Sosial, (Jakarta: Balai Pustaka, 2002), h. 78-79.

46

individu untuk menuju rasa aman dan pemenuhan kebutuhannya serta

menghindari sesuatu yang merugikan dan menghambat pemenuhan

kebutuhan.59

Emosi menurut Arnold yaitu rasa dan atau perasaan yang membuat

kecenderungan yang mengarah terhadap sesuatu yang secara intuitif di

nilai sebagai hal yang baik atau bermanfaat atau menjauhi dari sesuatu

yang secara intuitif di nilai buruk atau berbahaya. Tindakan itu diikuti oleh

pola-pola perubahan fisiologis sejalan dengan mendekati atau menghindari

objek.60

Emosi merupakan luapan yang berkembang dan surut dalam waktu

yang cepat.61 Kecerdasan emosi menurut Ary Ginanjar Agustian adalah

kemampuan merasakan, memahami dan secara efektif menerapkan daya

kepekaan emosi sebagai sumber energy, informasi, koneksi dan pengaruh

manusia. Emosi adalah bahan bakar yang tidak tergantikan oleh apapun

oleh otak agar mampu melakukan penalaran yang tinggi. Emosi menyulut

kreatifitas, kolabirasi, inisiatif dan transformasi, sedangkan penalaran logis

berfungsi mengatasi dorongan-dorongan yang keliru dan

menyelaraskannya dengan proses dan teknologi dengan sentuhan

manusiawi. Emosi juga salah satu penggerak. Bukti-bukti bahwa nilai-nilai

dan watak dan dasar seseorang dalam hidup ini tidak berakar pada IQ,

tetapi pada kemampuan emosional, intregitas, komitmen, konsistensi,

ketulusan dan totalitas itulah yang dijadikan tolak ukur kecerdasan emosi

59 Mohammad Surya, Psikologi Konseling, (Bandung: Pustaka Bani Quraisy, 2003), h.

82. 60 Ibid, h. 83. 61 Peter Salim & Yenni Salim, Kamus Bahasa Indonesia Kontemporer, (Jakarta: Modern

Enlish Press, 1991), Edisi Pertama, h. 393.

47

(EQ). kecerdasan emosi sebenarnya akhlak dalam Islam yang pernah

diajarkan oleh Rasullullah 1.400 tahun yang lalu, jauh sebelum konsep EQ

diperkenalkan saat ini sebagai sesuatu yang dinamakan ESQ (Kecerdasan

Emosi dan Spiritual).

Emosi pada dasarnya adalah dorongan untuk bertindak rencana

seketika untuk mengatasi masalah yang ditanamkan secara berangsur-

angsur yang terkait dengan pengalaman dari waktu ke waktu.62

John Mayer, psikolog dari University of New Hampshire,

mendefinisikan kecerdasan emosi yaitu kemamouan memahami emosi

orang lain dan cara mengendalikan emosi diri sendiri. Lebih lanjut pakar

psikologi Coper dan Sawaf mengatakan bahwa kecerdasan emosional

merupakan kemampuan merasakan, memahami, dan secara kolektif

menerapkan daya dan kepekaan emosi sebagai sumber energy dan

pengaruh yang manusiawi. Kecerdasan emosi menuntut pemilikan

perasaan, untuk belajar mengakui, menghargai perasaan pada diri dan

orang lain serta menanggapinya dengan tepat, menerapkan secara efektif

energi emosi dalam kehidupan sehari-hari.63

Dapat dirangkum bahwa kecerdasan emosi dapat diartikan

kemampuan untuk mengenali, mengelola dan mengekspresikan dengan

tepat, termasuk untuk memotivasi diri sendiri, mengenali emosi orang lain,

serta membina hubungan dengan orang lain. Jelas bila seorang individu

mempunyai kecerdasan emosi tinggi, dapat hidup bahagia dan sukses

karena percaya diri serta mampu menguasai kesehatan mental yang baik.

62 Mohammad Surya, Psikologi Konseling, (Bandung: Pustaka Bani Quraisy, 2003), h. 80.

63 Ibid, h. 82.

48

Walaupun demikian, masing-masing faktor tersebut merupakan

gambaran agar dapat mendefinisikan dan menggambarkan suatu emosi

yang kita rasakan. Misalnya jika kita suatu perasaan yang berbaur benci,

takut dan sedih? Bagaimana kita menangkap emosi yang sedang

dirasakan? Sulit bagi kita untuk menangkap emosi tersebut namun

beberapa peneliti di University of California di Sanfransisco menyatakan

bahwa ekspresi wajah, gerak tubuh dapat dijadikan identifikasi awal kita

untuk melakukan identifikasi emosi yang sedang dirasakan saat itu.

Agar dapat mengembangkan keterampilan kecerdasan emosional,

pakar psikologi Salovey memberikan beberapa arahan, seperti :

a. Mengenali emosi diri kesadaran diri, mengenali perasaan

sewaktu perasaan yang dirasakan terjadi merupakan dasar

kecerdasan emosional. Kemampuan untuk memanta perasaan

diri waktu kewaktu merupakan hal penting bagi pemahaman

diri. Ketidak mampuan mencermati parasaan diri kita

sesungguhnya menempatkan kita pada lingkungan perasaan.

Orang yang memiliki keyakinan yang lebih tentang

perasaannya adalah bagaika pilot yang canggih mampu

mengenali kepekaan lebih tinggi akan keadaan emosi yang

dirasakan saat itu.

b. Mengelola emosi, menangani perasaan agar dapat terungkap

dengan pas adalah kecakapan yang tergantung pada kesadaran

diri. Kemampuan untuk menghibur diri, melepaskan

49

kemurungan atau ketersinggungan, atau akibat-akibat yang

muncul karena kegagalan keterampilan emosional dasar ini.

c. Memotofasi diri, penataan emosi sebagai alat untuk mencapai

tujuan adalah hal yang sangat dalam keterkaitan memberi

perhatian untuk member motvasi diri sendiri dan menguasai

diri serta ia mampu melakukan kreasi secara bebas.

Pengendalian diri seperti menahan diri terhadap suatu

keputusan dan [engendalian dorongan hati sebagai landasan

keberhasilan dalam berbagai bidang.

d. Memahami emosi orang lain, seperti kemampuan yang

bergantung pada kesadaran diri emosional, merupakan

keterampilan bergaul atau berinteraksi dengan orang lain. Jika

kita diberikan kemampuan empati yang tinggi situasi demikian

dapat menggerakkan pekerjaan yang cocok untuk individu ini

seperti bidang keperawatan, mengajar, penjualan dan

manajemen.

e. Membina hubungan, keterampilan membina hubungan

merupakan bagian dari keterampilan sosial, hal ini dapat

menunjang kita dalam mengembangkan pergaulan. Hal ini

dapat dilakukan dengan melakukan komunikasi.

Apabila emosi kuat, seringkali terjadi juga perubahan-perubahan

pada tubuh kita, antara lain :

a. Reaksi elektris pada kulit : meningkat bila terpesona

b. Peredaran darah : bertambah cepat bila marah

50

c. Denyut jantung : bertambah cepat bila terkejut

d. Pernafasan : bernafas panjang bila kencang

e. Pupil mata : membesar bila sakit mata atau marah

f. Luir : mongering bila takut dan tegang

g. Bulu roma : berdiri bila takut

h. Pencernaan : Mencret-mencret bila tegang

i. Otot : ketegangan dan ketakutan menyebabkan otot menegang

dan bergetar

j. Kondisi darah : komposisi darah akan picu berubah dalam

keadaan emosional karena kelenjar-kelenjar lebih aktif.64

3. Spiritual

Spiritual adalah spirit atau murni.65 Penguasaan ilmu pengetahuan

dan teknologi tanpa didasari pemhaman dan keyakinan bahwa sumber

pengetahuan adalah dari Allah SWT, justru akan membuat manusia lebih

banyak melakukan ‘trial and error’. Pengembangan segi-segi kehidupan

sebagai rahasia untuk meraih sukses manusia, perlu disempurnakan oleh

faktor SQ (Spiritual Qoutient), demi kematangan kerohanian.

Spiritual dalam Kamus Bahasa Indonesia Kontemporer adalah

berkenaan dengan spirit atau jiwa.66 Membangun mutu insane yang

berkualitas menurut Adi Sasono tidaklah cukup dengan hanya

mengandalkan IQ saja, namun harus didukung oleh SQ. Kecerdasan emosi

64 Abdul Rahman Shaleh dan Muhbib Abdul Wahab, Psikologi Suatu Pengantar Dalam

Perspektif Islam, (Jakarta: Kencana, 2005), h. 171. 65 Ary Ginanjar Agustian, Rahasia Sukses Membangkitkan ESQ Power, (Jakarta: Arga,

2003), h. 51. 66 Peter Salim & Yenni Salim, Kamus Bahasa Indonesia Kontemporer, (Jakarta: Modern

Enlish Press, 1991), Edisi Pertama, h. 1457.

51

(EQ) pun harus pula didasari dan didorong untuk mencari ridha Allah

(spiritualitas). Inilah jawaban untuk mengatasi krisis multidimensi yang

sedang melanda Indonesia saat ini.

Kunci dan kamus dari konsep ESQ menurut Ary Ginanjar Agustian

adalah Asmaul Husnah atau 99 nama dan sifat Allah SWT. “Manusia

diberi wewenang untuk menggunakan haknya dari Allah SWT untuk

mengurangi keluasan samudra hakikat dari ilmu-Nya. Maka dengan

meresapi ke-99 asma Allah tersebut, seorang pria akan mampu

menguatkan dirinya kembali (reinforcement) sebagai titik tolak

pembangunan dan pengesahan kecerdasan emosinya. Dengan Asmaul

Husnah manusia berikhtiar untuk menunjukkan kebaikan dari kebenaran,

kebenaran dari kebenaran, dan keindahan dari kebenaran milik-Nya.”

Di dalam Islam hal-hal yang berhubungan dengan kecakapan

emosi dan spiritual seperti konsistensi (isyiqamah), kerendahan hati

(tawadhu), berusaha dan berserah diri (tawakkul/tawakal), totalitas

(kaffah), keseimbangan (tawazun), integritas dan pnyempurnaan (ikhsan)

dan ketulusan (sincerety), semua itu dinamakan akhlakuk kharimah.”

Kecerdasan spiritual berasal dari suara-suara hati, sedangkan suara-

suara hati ternyata sama dengan nama dan sifat-sifat Ilahiyah yang telah

terekam di dalam jiwa setiap manusia, seperti dorongan ingin mulia,

dorongan ingin belajar, dorongan ingin bijaksana dan dorongan-dorongan

lainnya.

Untuk meningkatkan kecerdasan spiritual (SQ) dpat ditempuh

dengan menghayati serta mengamalkan agama, yaitu Rukun Iman (Iman

52

kepada Allah, Iman kepada Malaikat-Malaikat Allah, Iman kepada Kitab-

Kitab Allah, Iman kepada Rasul Allah, Iman kepada Hari Kiamat, dan

Iman kepada Qada dan Qadar) dan Rukun Islam (Membaca dua kalimat

syahadat, Shalat lima waktu, Puasa di Bulan Ramadhan, membayar Zakat,

Pergi Haji bila mampu).

Shalat ternyata berisi tentang pokok-pokok pikiran dan bacaan

suara-suara hati itu sendiri. Misalnya ucapan Maha Suci Allah, Maha

Besar Allah, Maha Tinggi Allah, Maha Pengasih dan Penyayang, itu

semua akan menjadi suatu reinforcement atau penguatan kembali akan

pentingnya suara-suara hati mulia itu yang sesungguhnya juga telah

dimiliki di dalam setiap dada manusia, sehingga sumber-sumber ESQ

tersebut akan hidup untuk mencerdaskan emosi dan spiritual, sekaligus

kecerdasan jiwa anda. “apabila kondisi di atas kita lakukan berulang-

ulang, maka itu akan menjadi sebuah doktrin yang akan mengisi jiwa, baik

sadar atau tanpa disadari melalui mekanisme “Repetitive Magic Power”

berujung pada pemilikan tingkan ESQ yang tinggi, atau seseorang yang

berakhlak mulia, yang merupaka syarat utama keberhasilan. Itu merupakan

metode pengesahan God Spot (hati nurani) di dalam hati manusia.

4. Keterampilan

Keterampilan atau life skill adalah berbagai keterampilan atau

kemampuan untuk dapat beradaptasi dan berprilaku positif yang

memungkinkan seseorang mampu menghadapi berbagai tantangan dalam

53

hidupnya sehari-hari secara efektif.67 Keterampilan menurut Peter Salim

dan Yenny Salim adalah kecakapan dalam menyelesaikan tugas,

kecekatan.68

Keterampilan atau life skill dapat dikelompokkan dalam empat

jenis, yaitu :

a. Keterampilan personal (personal skill) yang mencakup

keterampilan mengenai diri sendiri, keterampilan berfikir

rasional dan percaya diri.

b. Keterampilan sosial (social skill) seperti keterampilan

melakukan kerja sama, bertenggang rasa dan tanggung jawab

sosial.

c. Keterampilan akademik (academic skill) seperti keterampilan

dalam melakukan penelitian, percobaan-percobaan dengan

pendekatan ilmiah

d. Keterampilan vokasional (vocational skill) adalah keterampilan

yang berkaitan dengan suatu bidang kejuruan/keterampilan

tertentu seperti dibidang perbengkelan, jahit menjahit,

peternakan, pertanian, produksi barang-barang tertentu.69

Keempat kecakapan tersebut dilandasi oleh kecakapan spiritual

yakni, ketaqwaan, moral, etika, dan budi pekerti yang baik sebagai salah

satu pengamalan dari sila pertama pancasila, dengan demikian pendidikan

67 Departemen Pendidikan Nasional, Pedoman Penyelenggaraan Program Kecakapan Hidup (life skill) Pendidikan Luar Sekolah, (Jakarta: Direktorat Jendral Pendidikan Luar Sekolah dan Pemuda, 2003), h. 5.

68 Peter Salim & Yenni Salim, Kamus Bahasa Indonesia Kontemporer, (Jakarta: Modern Enlish Press, 1991), Edisi Pertama, h. 1596.

69 Departemen Pendidikan Nasional, Pedoman Penyelenggaraan Program Kecakapan Hidup (life skill) Pendidikan Luar Sekolah, (Jakarta: Direktorat Jendral Pendidikan Luar Sekolah dan Pemuda, 2003), h. 7.

54

keterampilan atau life skill diarahkan pada pembentukan manusia yang

berakhlak mulia, cerdas, terampil, sehat, dan mandiri.

Penyelenggaraan pendidikan keterampilan atau life skill pada

satuan dan program pendidikan luar sekolah mengutamakan pengantasan

kemiskinan, penanggulangan pengangguran dan lebih mendekatkan pada

pembelajaran yang bisa memberikan penghasilaan.

Dengan demikian dapat dirumuskan bahwa hakikat pendidikan

keterampilan atau life skill dalam pendidikan luar sekolah merupakan

upaya untuk meningkatkan pengetahuan, sikap, dan kemampuan.

Memungkinkan warga belajar dapat hidup mandiri. Dalam

penyelenggaraan pendidikan keterampilan atau life skill berprinsip dari

empat pilar pendidikan yaitu learning to know (belajar untuk memperoleh

pengetahuan), learning to do (belajar untuk berbuat/melakukan pekerjaan,

learning to be (belajar untuk dirinya menjadi orang yang berguna),

learning to live together (belajar untuk dapat hidup bersama dengan orng

lain).

55

BAB III

GAMBARAN UMUM

YAYASAN RUMAH YATIM AR-ROHMAN INDONESIA

PAMULANG, TANGERANG SELATAN

A. Sejarah Berdirinya Yayasan Rumah Yatim Ar-rohman Indonesia

RUMAH YATIM adalah sebuah organisasi sosial yang bertujuan

membantu anak-anak yatim dan dhuafa agar mereka memiliki kesempatan

yang sama untuk meraih masa depan yang lebih gemilang. Rumah Yatim

hadir untuk menjadi jembatan kasih sayang antara saudara-sudara kita yang

terhimpit kekurangan dan keterbatasan. Rumah Yatim hadir membantu

siapapun yang merasa berkepentingan untuk berbagi dan menyucikan rezeki

yang dimiliki.

Ada 12.000 anak yatim dan dhuafa dalam asuhan Rumah Yatim saat

ini dan bertekad untuk terus menerus berkembang karena ada ribuan bahkan

jutaan anak-anak bernasib sama di sekitar kita yang masih menunggu uluran

tangan dan kepedulian.70 Saran, masukan serta kontribusi dari semua pihak

adalah hal teramat berharga yang dinantikan dalam upaya Rumah Yatim

untuk selalu memberikan dan melakukan yang terbaik.

Sebelum menjadi lembaga yang professional dalam menangani anak

yatim dan dhuafa, yayasan ini hanya menyandang nama rumah yatim saja.

Pada awalnya sekitar bulan April tahun 1997, salah seorang rekan (Sdr.

Abdullah) meninggal dunia. Penyakit ginjalnya yang sudah akut

70 Brosur, Yayasan Rumah Yatim Ar-rohman Indonesia, juli 2012.

56

memisahkannya dari kehidupan ini dan meninggalkan seorang isteri dan

empat orang buah hatinya yang masih kecil-kecil. M. Iqbal (5 Thn), Aty

Nuraini (3,5), M. Faruq Waliullah (2) dan Salma Hanifah (5 Bln) harus

menghadapi dan menjalani kehidupan tanpa kasih sayang dan bimbingan sang

ayah.71

Kondisi ini sangat memprihatinkan. Tak terbayangkan bagaimana

sang ibu ( Zainab Hayati, 36 Thn ) akan berjuang membesarkan, dan

memberikan bekal terbaik untuk masa depan keempat buah hatinya. Bekal

yang ditinggalkan almarhum pun tidaklah terlalu besar dan tentu akan sangat

minim untuk membiayai dan memenuhi segala kebutuhan mereka. Rumah

Yatim pun tergerak untuk membantu mereka. Dengan segala keterbatasan

yang ada Rumah Yatim mencoba menyisihkan apa yang dimiliki untuk

membantu mereka memenuhi kebutuhannya. Secara bersama-sama, Rumah

Yatim mengontrak sebuah rumah sederhana untuk tempat tinggal mereka dan

kami mengupayakan mereka untuk dapat bersekolah sebagaimana layaknya.72

Ternyata Rumah Yatim tidak sendiri. Tanpa diduga, para tetangga

yang tinggal di sekitar rumah sederhana yang dikontrak menaruh perhatian

dan menunjukkan simpatinya atas apa yang kami lakukan. Mereka dengan

sukarela memberikan sumbangsihnya kepada anak-anak yatim yang Rumah

Yatim asuh. Berbagai sumbangan tulus berbentuk materi dan non-materi

kami terima dengan rasa terima kasih dan keharuan mendalam. Teramat

71 Administrator, “sejarah berdirinya yayasan,” diakses pada tanggal 18 Mei 2014 pukul

10.00 WIB dari www.rumah-yatim.org/indonesia/index.php/2012032822/profil/whats-new-in-15.html

72 Administrator, “sejarah berdirinya yayasan,”

57

banyak di sekitar Rumah Yatim para dermawan yang ikut berbagi dan peduli

dengan nasib anak-anak yatim itu.

Rumah Yatim terinspirasi, dari bantuan para tetangga, kebutuhan

anak-anak yatim yang makin meningkat , dan adanya permintaan dari anak-

anak yatim yang lain untuk diasuh dalam asuhan Rumah Yatim, akhirnya

memberikan inspirasi. Rumah Yatim tergerak untuk membentuk satu lembaga

formal yang bisa lebih baik lagi dalam upaya memberikan asuhan bagi anak-

anak yang kurang beruntung itu. Lahirlah kemudian sebuah Yayasan sosial

yang bertujuan menampung dan mengasuh anak-anak Yatim yang tinggal di

daerah Bandung dan sekitarnya dengan nama Yayasan Rumah Yatim Ar-

rohman Indonesia.

Berkat Rahmat dan karunia Ilahi dan dukungan serta kontribusi para

dermawan di kota Bandung dan sekitarnya Rumah Yatim Ar-rohman

Indonesia telah menjadi sebuah institusi sosial yang legal dan profesional

yang mencoba memberikan pelayanan dan pengasuhan terbaik untuk anak-

anak yatim dan dhuafa agar mereka tidak kehilangan kawalan dalam meraih

masa depan yang lebih cemerlang.

Rumah Yatim Ar-rohman Indonesia akan selalu berupaya menjadi

lembaga yang profesional dan dinamis. Sadar segala bentuk bantuan dan

dukungan dari para dermawan adalah amanah tidak ringan yang harus di

pertanggungjawabkan di dunia dan di akhirat. Penyelenggaraan Pemeriksaan

oleh Tim Akuntan Publik, adalah salah satu bentuk komitmen Rumah Yatim

58

Ar-rohman Indonesia dalam upaya membentuk lembaga sosial yang

terpercaya.73

Dalam menjalani tugasnya menjadi lembaga professional dalam

menangani anak yatim dan dhuafa rumah yatim mengacu pada nilai agama

islam yang terdapat pada surat al-Baqarah (2): 261 yaitu

"Perumpamaan (nafkah yang dikeluarkan oleh) orang-orang yang menafkahkan hartanya di jalan Allah adalah serupa dengan sebutir benih yang menumbuhkan tujuh bulir. Pada tiap-tiap bulir seratus biji. Allah melipat gandakan (ganjaran) bagi sesiapa yang Dia kehendaki, dan Allah Maha Luas (karunia-Nya) lagi Maha Mengetahui." (Q.S. al-Baqarah (2): 261).

Berdasarkan dari Al-Qur’an surat Al-Baqarah: 261 di atas sebagai

orang yang beriman kita harus membantu antar sesama yang membutuhkan

dan barang siapa yang membantu diibaratkan dengan sebutir biji yang nanti

akan dilipat gandakan oleh Allah SWT. Sebagai umat islam diwajibkan untuk

membayar Zakat bagi yang mampu.

“Tentang dunia dan akhirat. Dan mereka bertanya kepadamu tentang anak yatim, katakalah: "Mengurus urusan mereka secara patut adalah baik, dan jika kamu bergaul dengan mereka, maka mereka adalah saudaramu; dan Allah mengetahui siapa yang membuat kerusakan dari yang mengadakan perbaikan. Dan jikalau Allah menghendaki, niscaya Dia dapat mendatangkan kesulitan kepadamu. Sesungguhnya Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana.” (Q.S. al-Baqarah (2): 220)

73 Wawancara pribadi dengan Edi Nugroho, Jakarta, pada tanggal 20 Maret 2012.

59

Berdasarkan dari surat al-Baqarah: 220 di atas menjelaskan bahwa

sangat baik orang yang mau mengurus dan mengasuh anak yatim dan

janganlah sekali-sekali berbuat jahat atau menelantarkan anak yatim karena

Allah SWT sangat tidak menyukainya.

Yayasan Rumah Yatim Ar-rohman Indonesia Pamulang, Tangerang

Selatan merupakan salah satu asrama yang ada di wilayah Tangerang.

Keberadaan asrama ini dikarenakan luasnya wilayah Tangerang yang diikuti

banyak jumlah penduduknya. Sehingga Yayasan Rumah Yatim Ar-rohman

Indonesia menjadikan wilayah Tangerang ini khususnya pamulang,

Tangerang Selatan sebagai tempat untuk membangun asrama guna membantu

anak-anak yatim dan dhuafa.

B. Visi dan Misi Yayasan Rumah Yatim Ar-rohman Indonesia

Yayasan Rumah Yatim Ar-rohman Indonesia diselenggarakan dengan

maksud menjadi organisasi yang mandiri dalam pengelolaan dan pengasuhan

anak-anak yatim dan dhuafa. Selain itu, pendidikan dan kesejahteraan anak-

anak yatim dan dhuafa dapat lebih intensif dan terpantau dari waktu ke waktu

sehingga potensi yang dimiliki oleh setiap anak-anak dapat teroptimalkan dan

berdaya guna.

Lebih jauh dari itu Yayasan Rumah Yatim Ar-rohman Indonesia

melakukan berbagai cara agar potensi dan sumber daya anak-anak yatim yang

diasuh bisa berkembang lebih baik dan lebih unggul, baik aspek pendidikan,

kesehatan, agama, ketrampilan dan aspek-aspek lainnya.74

74 Administrator, “visi misi,” diakses pada tanggal 18 Mei 2014 pukul 10.00 WIB dari

www.rumah-yatim.org/indonesia/index.php/2012032561/profil/visi-misi.html

60

Visi

Menjadi lembaga sosial terbaik tingkat nasional dalam pengasuhan

dan pengelolaan anak yatim dan dhuafa

Misi

1. Memberikan pelayanan terbaik bagi anak-anak yatim dan dhuafa.

2. Menjadi fasilitator terpercaya antara kaum mampu dan tidak

mampu.

3. Menjadikan Rumah Yatim sebagai organisasi sosial yang

professional dan dinamis.

C. Struktur Kepengurusan Yayasan Rumah Yatim Ar-rohman Indonesia

Pola kepengurusan Yayasan Rumah Yatim Ar-rohman Indonesia

bersifat terpusat dimana disetiap asrama yang ada di-13 Kota di Indonesia

dipimpin oleh Kepala Asrama. Setiap Kepala Asrama bertanggung jawab

kepada Direktur Area yang kemudian bertanggung jawab kepada Dewan

Pembina.75

Berikut struktur kepengurusan Yayasan Rumah Yatim Ar-rohman

Indonesia.

1. Struktur kepengurusan Pusat

DEWAN PEMBINA

Ir. Apep Rochdiat

Uus Fauzi, Amd

Ahmad Jaeni, SE

75 Administrator, “struktur organisasi yayasan,” diakses pada tanggal 18 Mei 2014 pukul 10.00 WIB dari www.rumah-yatim.org/indonesia/index.php/2012032543/profil/struktur-organisasi-yayasan-rumah-yatim-arrohman-indonesia.html

61

DIREKTUR UTAMA

Nugroho BW

WAKIL DIREKTUR UTAMA

Lili H. Abdurrohman

SEKJEN

Rozalina

DIREKTUR KEMANDIRIAN YATIM DHUAFA

Indra Abdullah

DIREKTUR FUNDRAISING

Boy Hardy Harjadinata

DIREKTUR HRD & GENERAL AFFAIRS

Hilda Fermizola

DIREKTUR KEUANGAN & AKUNTING

Anis Asikin

DIREKTUR PEMBERDAYAAN UMAT

Nana Sujana

DIREKTUR PEKERJAAN UMUM

Gunawan Iryanto

DIREKTUR USAHA EKONOMI PRODUKTIF

Pipin Noor Arifin

DIREKTUR KESEHATAN

Ahmad Fakih

DIREKTUR WAKAF

Evi Rusmawati

62

2. Struktur kepengurusan asrama

Tabel 3.1 Struktur Kepengurusan Asrama

D. Asrama Yayasan Rumah Yatim Ar-rohman Indonesia

Hingga tahun 2013 ini Yayasan Rumah yatim Ar-rohman Indonesia

telah membuka 20 asrama putra dan putri di-13 kota di Indonesia. Adapun

kota-kota dimana asrama Rumah Yatim Ar-rohman berada meliputi Jawa

Barat, DKI Jakarta, Banten, Jawa Tengah, Yogyakarta, Jawa Timur,

Lampung, Kalimantan Selatan, Sumatra Utara, Sulawesi Selatan, Nangroe

Aceh Darussalam, dan Nusa Tenggara Barat.

Sarana dan prasarana yang ada di asrama dapat memenuhi kebutuhan

dari anak-anak yatim dan dhuafa yang tinggal di sana. Sarana dan prasarana

yang ada di Yayasan Rumah Yatim Ar-rohman Indonesia Pamulang,

Tangerang Selatan meliputi:

a) Ruang Tidur

Terdapat 3 ruang tidur dan 9 buah tempat tidur, 7

diantaranya adalah tempat tidur bertingkat. Disetiap tempat tidur

Kepala asramaIkin

Staf LogistikSiti

Asisten Masih

PenKes Gunawan

Staf UmumFeri

Staf UsahaYusuf

Ahmad

Front OfficeYaniYuniLina

63

terdapat sepasang bantal dan guling. Disetip kamar juga terdapat

lemari pakaian untuk anak-anak.

b) Dapur

Terdapat satu buah dapur yang terletak di belakang. Dapur

terdiri dari cucian piring dan berbagai alat dapur serta sebuah

kulkas. Dapur digunakan 3 (tiga) kali sehari untuk membuat

makanan bagi anak-anak.

c) Kamar mandi

Terdapat 3 buah kamar mandi dan salah satunya terdapat

di samping dapur di Rumah Yatim. Di dalamnya terdapat toilet,

bak untuk mandi dan alat-alat mandi.

d) Ruang tamu dan ruang kumpul

Terdapat dua ruangan besar yang biasanya digunakan oleh

anak-anak untuk berkumpul dan belajar. Ruang yang berada di

depan digunakan sebagai ruang tamu. Ruangan ini cukup besar di

dalamnya terdapat satu meja dan 3 (tiga) sofa untuk menerima

tamu dan sebuah meja serta 1 (satu) set computer dan sebuah

lemari file. Di ruangan ini juga terdapat sebuah papantulis putih

berukuran sedang untuk belajar bersama.

Sedangkan ruangan kedua berada ditengah rumah yang

menghubungkan dengan ruangan-ruangan lainnya. Di ruang

tengah terdapat sebuah TV, 3 (tiga) meja belajar yang tersusun

panjang, 2 (dua) lemari buku, 1 (satu) papan informasi anak/

jadwal pelajaran dan 2 (dua) set computer.

64

e) Taman

Tanah yang kosong yang terdapat di depan asrama

lumayan luas dan biasanya digunakan untuk tempat parkir bagi

staf, donator, tamu atau pun terkadang digunakan anak-anak untuk

bermain bola dan badminton.

f) Ruang front office

Ruangan ini berada di depan, terdapat 2 (dua) buah lemari

kaca untuk menyimpan piala serta piagam yang pernah diraih di

sekolah atau di luar sekolah oleh anak-anak. Terdapat juga meja

panjang yang diatasnya terdapat 2 (dua) buah set komputer serta

buku dan catatan donator. Di ruangan ini juga terdapat foto-foto

prestasi yang diperoleh Yayasan Rumah Yatim Ar-rohman

Indonesia. Ruangan ini sangatlah penting dikarenakan ruangan ini

adalah pintu awal menghubungkan antara donatur dan anak-anak

yatim dan dhuafa.

65

BAB IV

ANALISIS HASIL PENELITIAN

A. Manajemen strategi pengembangan potensi anak di Yayasan Rumah

Yatim Ar-rohman Indonesia Pamulang, Tangerang Selatan.

Sebagai sebuah wadah yang bergerak dalam pengasuhan dan

pengelolaan anak yatim dan dhuafa, Yayasan Rumah Yatim Ar-rohman

Indonesia berusaha memberikan pelayanan terbaik bagi anak yatim dan

dhuafa. Dengan membimbing mereka menuju masa depan yang lebih

gemilang dan mencapai kehidupan yang sejahtera dengan memberikan ilmu-

ilmu yang bermanfaat dan mengembangkan potensi yang dimiliki masing-

masing dari mereka.

Semua organisasi untuk mencapai tujuannya membutuhkan

manajemen strategi, begitu juga organisasi pelayanan kemanusiaan. Sebagai

organisasi non-pemerintah Yayasan Rumah Yatim Ar-rohman Indonesia

sesuai dengan tujuan dan misi merupakan organisasi pelayanan kemanusiaan

atau Human Service Organization (HSO) yang tergolong kedalam usaha

perubahan manusia (people changing technology). Hal ini didasari bahwa

klien dalam hal ini adalah anak yatim dan dhuafa memiliki kemampuan yang

signifikan untuk memperbaiki dan patuh dengan perubahan. Anak yatim dan

dhuafa memiliki kemampuan untuk mendapatkan ilmu sebanyak mungkin

hanya saja tidak memiliki kesempatan untuk mendapatkan hal tersebut. Untuk

mendapatkan kesempatan memperoleh ilmu anak yatim dan dhuafa harus

66

merubah sikap dan sifat kearah yang lebih baik dengan patuh akan peraturan

yang ditetapkan oleh Yayasan Rumah Yatim Ar-rohman Indonesia.

Dalam hal pengembangan dan pengasuhan anak yatim dan dhuafa

yang dilakukan Yayasan Rumah Yatim Ar-rohman Indonesia belum tertulis

secara jelas manajemen strategi yang dilakukan tetapi proses penanganan dan

pemilihan program dapat dinyatakan memiliki kesamaan dengan proses

manajemen strategi.

Berdasarkan pada teori yang sudah penulis kutip pada bab

sebelumnya, manajemen strategi membantu organisasi dalam melakukan

aktivitas atau tindakan dalam mencapai tujuan. Seperti yang terdapat dalam

buku Manajemen Strategi Konsep yang ditulis oleh Fred R. David bahwa

untuk mencapai tujuan dan menghasilkan sesuatu yang bermanfaat ada 3

(tiga) tahapan dalam manajemen strategi yaitu perumusan strategi,

implementasi strategi dan evaluasi strategi. Maka, penulis akan menganalisis

manajemen strategi dalam mengembangkan potensi anak yang dilakukan oleh

Yayasan Rumah Yatim Ar-rohman Indonesia berdasarkan teori diatas.

1. Perumusan Strategi

Sebelum terbentuknya sebuah program yang dapat

diimplementasikan, tentunya pertama-tama dibutuhkan terlebih dahulu

sebuah perencanaan yang matang untuk mendapatkan hasil yang maksimal.

Usaha yang dilakukan oleh Yayasan Rumah Yatim Ar-rohman Indonesia

dalam merumuskan strategi ditentukan dari misi yang dimiliki oleh organisasi

tersebut. Pentingnya misi yang jelas digunakan untuk memastikan kebulatan

67

tujuan dari sebuah organisasi. Sehingga untuk merumuskan strategi yang

tepat sebuah organisasi harus memiliki misi yang jelas.

Analisis SWOT digunakan untuk menentukan tahap perumusan

strategi yang terdiri dari tiga tahap yaitu, tahap pengumpulan data, tahap

analisa data dan tahap pengambilan keputusan. Pada tahap pengumpulan data

akan dibedakan menjadi dua yaitu data internal dan data eksternal.

Data internal diperoleh dari lingkungan dalam asrama Yayasan

Rumah Yatim Ar-rohman Indonesia Pamulang, Tangerang Selatan, antara

lain:

Keadaan staf dan anak asuh

Fasilitas dan prasarana asrama

Kegiatan/program asrama

Lokasi/Geografis asrama

Administrasi staf dan anak asuh

Pengambilan data internal diambil dari kekuatan (strength) dan

kelemahan (weakness)

Data eksternal dapat diperoleh dari lingkungan di luar asrama

Yayasan Rumah Yatim Ar-rohman Indonesia Pamulang, Tangerang Selatan,

antara lain:

Peran Masyarakat

Donator

Pemerintah

Organisasi lain

68

Pengambilan data eksternal diambil dari peluang (opportunities) dan

ancaman (threat).

Tahap analisa data

a. Kekuatan (Strength)

Terjalinnya kerja sama yang ada diantara para staf di setiap

asrama.

Letak dari lokasi asrama berada di kota-kota besar yang

memudahkan untuk mencari/mengetahui lokasi yayasan.

Terjalin hubungan yang baik antara staf dengan anak-anak

asuh yang tinggal di asrama.

Program-program yang yayasan buat dapat membangun

kemampuan potensi diri anak asuh untuk mencapai cita-cita

mereka.

b. Kelemahan (Weakness)

Kurangnya pekerja professional yang membantu dalam

pengasuhan anak yatim dan dhuafa.

Sarana dan prasarana untuk anak asuh terbatas dan berbeda

dikarnakan sesuai dengan pendapatan donasi dari donatur di

setiap asrama.

Terkadang terjadi penurunan kualitas kerja staf dikarenakan

banyak tugas yang dilakukan sedangkan pendapatan/gaji/upah

yang diterima tidak banyak

69

c. Peluang (Opportunities)

Masih ada dan tergolong banyak masyarakat yang masih mau

menyisihkan harta mereka untuk anak-anak yatim dan dhuafa.

Dukungan dari pemerintah pusat dan daerah dalam

terselenggaranya dan berdirinya Yayasan Rumah Yatim Ar-

rohman Indonesia.

Adanya hubungan kerjasama dengan lembaga atau organisasi

lain dalam proses pencapaian tujuan yayasan seperti dengan

klinik dan lembaga bimbingan belajar.

d. Ancaman (Threat)

Semakin bertambahnya jumlah anak putus sekolah, yatim dan

dhuafa membuat yayasan membatasi penerimaan anak asuh

yang tinggal di asrama.

Jauhnya sekolah-sekolah dengan asrama membuat terbatasnya

pengawasan dari yayasan dengan anak asuh.

Setelah melakukan analisa data diketahui bahwa kekuatan dan

kelemahan yang dimiliki organisasi seimbang, Begitu juga antara peluang dan

ancaman organisasi. Masih adanya ancaman dan kelemahan yang dimiliki

organisasi yang kemudian dilakukan pengambilan keputusan bahwa untuk

mencegah ancaman dan kelemahan maka diperlukan program/kegiatan.

Rencana jangka panjang untuk mengurangi kelemahan dan ancaman

yang ada di yayasan adalah dengan membangaun Yatim Apartemen yaitu

proses pengasuhan dan pemberian pendidikan dilakukan didalam lingkungan

Yatim Apartemen, mulai dari istirahan, makan, bermain hingga proses belajar

70

mengajar sehingga semua kegiatan anak yatim dan dhuafa dapat diawasi

dengan baik. Selanjutnya program Smart Scholarship dan School Of Life

adalah program edukasi yang diadopsi dari asmaul husnah dengan

meningkatkan keterampilan nilai-nilai kehidupan, sejalan dengan Smart

Scholarship adalah program pemberian beasiswa bagi anak yatim dan dhuafa

yang duduk dikelas 3 Sekolah Menengah Atas untuk melanjutkan pendidikan

di Perguruan Tinggi. Program ini bekerja sama dengan lembaga Bimbingan

Belajar Ganesha Operation.

Untuk menunjang program-program yang direncanakan maka

dibutuhkan usaha untuk meningkatkan potensi anak, ada 2 (dua) hal yang

dirumuskan Yayasan Rumah Yatim Ar-rohman Indonesia yaitu kesehatan dan

peningkatan kompetensi dan kualitas pendidikan anak. Kedua faktor ini

kemudian disusun dan dirancang dengan matang sehingga menjadi program

yang bertujuan meningkatkan potensi anak yatim dan dhuafa di Yayasan

Rumah Yatim Ar-rohman Indonesia sekaligus menjadi pencapaian yayasan

dalam mencapai tujuannya.

Melalui program kesehatan, kualitas diri anak yatim dan dhuafa dapat

terjaga dengan baik. Program ini memberikan pengembangan dan

perlindungan diri bagi anak yatim dan dhuafa. Pengembangan yang dimaksud

adalah anak yatim dan dhuafa mendapatkan gizi yang cukup dan baik melalui

makanan yang diberikan 3X sehari oleh staf logistik. Anak-anak masih sangat

memerlukan makanan yang bergizi dikarenakan mereka masih dalam proses

perkembangan.

71

Sebelum mereka menjadi manusia dewasa, mereka harus melalui

beberapa fase perkembangan. Seperti yang dikatakan oleh John W. Santrock

dalam bukunya tentang perkembangan anak ada 3 (tiga) fase yang dilalui

anak untuk mencapai tahap dewasa yaitu proses biologis menghasilkan

perubahan pada tubuh seseorang, proses kognitif menggambarkan perubahan

dalam pikiran, intelegensi dan bahasa seseorang, dan yang terakhir proses

sosial-emosi melibatkan perubahan dalam hubungan seseorang dengan orang

lain, perubahan emosi dan perubahan kepribadian.

Tentu saja staf-staf yang ada di Yayasan Rumah Yatim Ar-rohman

Indonesia tahu betul akan fase perkembangan anak. Oleh karena itu, mereka

memberikan gizi yang sehat dan baik untuk anak yatim dan dhuafa yang

mereka asuh supaya pertumbuhan anak akan terus berkembang hingga

mencapai tingkat yang paling tinggi dalam perkembangannya sehingga

kemampuan anak seperti kecerdasan dapat tumbuh dan menghasilkan

kemampuan atau potensi pada diri anak tersebut.

Selain itu kebersihan lingkungan Yayasan Rumah Yatim Ar-rohman

Indonesia yang terawat dengan baik dan bersih menjadi faktor penting dalam

mengembangkan potensi anak. Kebersihan lingkungan yayasan menjadi

sangat penting dikarenakan hampir setiap harinya anak-anak berada di

yayasan. Apabila yayasan tidak terjaga kebersihannya maka akan

menimbulkan banyak penyakit, dimana yang kemudian akan terjangkit pada

anak-anak yang tinggal. Jika hal tersebut terjadi maka anak-anak tidak dapat

tumbuh dan berkembang secara baik, mereka tidak dapat mengembangkan

potensi yang mereka miliki jika mereka sakit. Oleh karena itu, kebersihan

72

lingkungan Yayasan Rumah Yatim Ar-rohman Indonesia menjadi faktor

penting dalam mengembangkan potensi diri anak yatim dan dhuafa yang

mereka asuh.

Tidak hanya itu, Yayasan Rumah Yatim Ar-rohman Indonesia juga

bekerja sama dengan badan kesehatan seperti puskesmas dan rumah sakit

apabila ada anak yatim atau dhuafa yang harus mendapatkan bantuan

kesehatan seperti sakit atau kecelakaan seperti Klinik Tiga Mandiri yang

terletak tidak jauh dari asrama Pamulang. Oleh karena itu, program kesehatan

ini berguna untuk mengembangkan dan melindungi anak yatim dan dhuafa

dalam meningkatkan kualitas potensi diri.

Program peningkatan kompetensi dan kualitas pendidikan anak yatim

dan dhuafa membantu mereka menuju masa depan yang gemilang dan

kehidupan yang sejahtera. Melalui program ini anak yatim dan dhuafa

diberikan pendidikan yang layak dan mendapatkan ilmu yang bermanfaat.

Adapun pendidikan yang diberikan kepada anak yatim dan dhuafa meliputi:

a. Pendidikan Formal

Anak asuh dimasukkan ke sekolah-sekolah negeri atau

pun swasta sesuai dengan umur dan kemampuan yang

dimiliki setiap diri anak asuh. Mulai dari tingkat Taman

Kanak-kanak, Sekolah Dasar, Sekolah Menengah Pertama

dan Sekolah Menengah Atas atau Sekolah Menengah

Kejuruan.

73

b. Pendidikan Diniah

Tahfiz

Tahsin

Qiro’at

Tamyiz

Fuqoha Ceria

c. Pendidikan Informal

Bimbingan belajar intensif

Kursus bahasa Arab

Kursus bahasa Inggris

Kursus bahasa Mandarin

Kursus Akunting

Kursus Automotif

Kursus Komputer

d. Keterampilan

Tata Boga

Tata Busana

Handycraft

Membatik

e. Seni dan Budaya

Marawis

Angklung

Paduan suara

Lukis

74

Kaligrafi

Pahat

Seni peran / Theater

Macam-macam pendidikan yang diberikan oleh Yayasan Rumah

Yatim Ar-rohman Indonesia untuk anak asuhnya tersebut tidak selalu sama

antara asrama Rumah Yatim yang ada di satu daerah dengan daerah lain. Hal

ini dikarenakan minat dan potensi yang dimiliki oleh masing-masing anak

berbeda. Seperti di Yayasan Rumah Yatim Ar-rohman Indonesia Pamulang,

Tangerang Selatan semua anak asuhnya adalah perempuan sehingga

pengembangan dan talenta dan potensi anak berbeda dengan asrama yang

mengasuh anak laki-laki.

Untuk melaksanakan semua program/kegiatan yang direncanakan

dibutuhkan dana, oleh karena itu pendapatan Yayasan Rumah Yatim Ar-

rohman Indonesia seluruhnya diperoleh dari dana bantuan donator yang

diterima dari berbagai macam cara. Donator dapat memberikan donasinya

melalui Bank yang sudah bekerja sama dengan Yayasan Rumah Yatim Ar-

rohman Indonesia ataupun datang langsung ke asrama-asrama Yayasan

Rumah Yatim Ar-rohman Indonesia. Selain itu dana diperoleh dari alat

kencleng yang disebar dibeberapa tempat umum yang berpeluang dan aman

seperti Rumah Makan, tempat-tempat usaha kecil dan beberapa rumah warga

disekitar lingkungan asrama.

75

2. Implementasi Strategi

Tahapan manajemen strategi tidak berhenti ketika organisasi

memutuskan strategi apa yang akan dilakukan. Harus ada penerjemahan

pemikiran strategis menjadi tindakan strategis. Penerjemahan pemikiran

strategis berupa sebuah tindakan startegi atau dapat disebut juga implementasi

startegi. Strategi yang sudah dirumuskan tetapi tidak diimplementasikan sama

sekali tidak ada gunanya.

Dalam mencapai kesuksesan implementasi strategi ini ada 3 hal yang

mempengaruhi yaitu siapa yang melakukan, apa yang harus dilakukan dan

bagaimana melakukannya. 3 (tiga) hal ini yang menjadi kunci penilaian

keberhasilan dari implementasi strategi.

Untuk mengimplementasikan program-program peningkatan potensi

anak yang sudah direncanakan sebelumnya oleh Yayasan Rumah Yatim Ar-

rohman Indonesia, akan dilaksanakan oleh seluruh staf mulai dari tingkat

pusat hingga yang berada di asrama yang bertanggung jawab sesuai dengan

tugas masing-masing.

Di tahap ini sangat dubutuhkan kerjasama staf di setiap divisi dan

membutuhkan banyak sumberdaya manusia yang ada di Yayasan Rumah

Yatim Ar-rohman Indonesia. Setiap staf memiliki peran masing-masing

sehingga mereka kan mengetahui apa yang harus dilakukan dan bagaimana

melakukannya. Dalam pelaksanaan Yayasan Rumah Yatim Ar-rohman

Indonesia untuk mencapai tujuan mengembangkan potensi anak yatim dan

dhuafa yang diasuh terbagi kedalam 2 (dua) program, yaitu:

76

Pelaksanaan program kesehatan dalam upaya meningkatkan potensi

anak dilakukan oleh manajer area, kepala asrama, staf logistik, staf umum dan

staf pendidikan dan kesehatan. Setiap staf memiliki tugas yang berbeda satu

dangan yang lainnya tetapi memiliki satu tujuan yaitu untuk menjaga

kesehatan dari anak yatim dan dhuafa yang diasuhnya.

Tugas dari manajer area memberikan pemahaman dan memberikan

motivasi kepada bawahannya. Kegiatan ini dilakukan satu kali dalam kurun

waktu 1 (satu) bulan. Terdapat dua manajer area di Yayasan Rumah Yatim

Ar-rohman Indonesia yaitu manajer area Jawa Barat dan manajer area

Lampung, dan JABOTABEK. Manajer area harus membagi waktu dalam

tugasnya memberikan motivasi dan pemahaman. Tidak jarang seorang

manajer area harus pergi ke asrama untuk melihat atau memantau sekaligus

memberikan motivasi. Seperti yang dikatakan oleh Bapak EN sebagai

Manajer Area Tangerang.

“Seorang manajer area harus mengerti tentang tujuan dari yayasan, sehingga dapat memberikan pengarahan yang benar kepada bawahannya dan tidak terjadi kesalahan dalam pelaksanaan tugas masing-masing staf. Dalam program kesehatan yang berkaitan dengan hal mengembangkan potensi anak yatim dan dhuafa tugas manajer area adalah memberikan pemahaman bahwa kesehatan dari anak asuh sangat penting karena itu dapat mempengaruhi pertumbuhannya baik fisik, intelengensi, dan sosialnya. Selain itu dapat memotivasi staf untuk dapat bekerja dengan baik seperti memberikan pemahaman bahwa mengurus anak yatim dan dhuafa itu merupakan perbuatan mulia dan disenangi oleh Allah SWT.”76

Tugas dari staf logistik adalah memberikan asupan makanan yang

bergizi untuk anak asuh. Tugas staf logistik dibantu oleh seorang asisten

dalam pelaksanaannya. Sebelum memasak makanan, staf logistik dan

76 Wawancara pribadi dengan Manajer Area Jakarta, Tangerang dan Lampung pada

tanggal 23 Oktober 2013

77

asistennya pergi ke pasar untuk mencari bahan makanan. Biasanya kegiatan

ini dilakukan seminggu 3 atau 2 kali. Pemilihan menu yang dimasak setiap

harinya diserahkan sepenuhnya kepada staf logistik dengan catatan makanan

yang dimasak harus memenuhi kriteria 4 sehat seperti karbohidrat, vitamin,

mineral dan protein.

Dalam sehari anak asuh yang berada di Yayasan Rumah Yatim Ar-

rohman Indonesia Pamulang, Tangerang Selatan mendapat makanan 3 kali

yaitu diwaktu pagi, siang dan malam hari.

Tugas staf umum adalah untuk menjaga kebersihan lingkungan area

asrama. Menyapu area dalam asrama maupun luar asrama dan mengepel

merupakan tugas utama dari staf umum. Menjaga agar tidak ada debu atau

kotoran yang ada di lingkungan asrama yang dapat menimbulkan penyakit

bagi anak yatim dan dhuafa yang tinggal di asrama.

Adapun jadwal tugas staf umum dalam membersihkan lingkngan

asrama sebagai berikut:

Hari Tugas Ruangan/daerah

Senin Menyapu & Mengepel R. Tamu, R. Tidur, Dapur & R. Kantor

Selasa Menyapu & Mengepel R. Tamu, R. Tidur, Dapur, R. Kantor, & Kamar mandi

Rabu Menyapu & Mengepel R. Tamu, R. Tidur, Dapur, R. Kantor & Halaman

Kamis Libur Libur

Juma’at Menyapu & Mengepel R. Tamu, R. Tidur, Dapur & R. Kantor

Sabtu Menyapu & Mengepel R. Tamu, R. Tidur, Dapur, R. Kantor & Kamar mandi

Minggu Menyapu & Mengepel R. Tamu, R. Tidur, Dapur, R. Kantor & Halaman

Tabel 4.1 Jadwal Tugas Harian

78

Tugas staf pendidikan dan kesehatan adalah memonitor kegiatan

sehari-hari anak asuh baik dalah hal pendidikan dan kesehatan. Staf

pendidikan dan kesehatan atau yang disingkat penkes selalu memonitor anak

asuh yang ada di Yayasan Rumah Yatim Ar-rohman Indonesia Pamulang,

Tangerang Selatan. Setiap asrama di Yayasan Rumah Yatim Ar-rohman

Indonesia memiliki 1 (satu) staf penkes.

Staf penkes selalu berada di sisi anak asuh atau dapat dikatakan bahwa

staf ini merupakan orang yang menjembatani antara anak-anak dan pihak staf

asrama yang lain. Staf penkes mengetahui siapa-siapa saja anak yang sudah

melaksanakan tugasnya seperti menjaga agar anak asuh sudah makan atau

tidak dan mengetahui kondisi dari masing-masing anak asuh seperti siapa

yang sedang sakit dan sebagainya.

Pelaksanaan program peningkatan kompetensi dan kualitas

pendidikan dilakukan oleh manajer area, kepala asrama dan staf pendidikan

dan kesehatan. Pelaksanaan program ini dilakukan demi meningkatkan

potensi yang ada di dalam diri masing-masing anak asuh.

Tugas manajer area adalah memberikan pemahaman tentang

memberikan pendidikan yang baik untuk anak asuh. Manajer area sebagai

salah seorang yang ikut dalam tahapan perencanaan strategi pastinya

mengetahui apa saja hal-hal yang harus dilakukan dalam tahap implementasi.

Memberikan kepada anak asuh ilmu yang bermanfaat melalui sekolah-

sekolah yang berkompeten dan baik dalam kurikulumnya dan keterampilan-

keterampilan yang dimiliki anak asuh melalui kegiatan-kegiatan di luar

sekolah.

79

Menetapkan atau menyusun kebijakan dalam pemberian pendidkan

dan pelaksanaannya. Kebijakan tersebut mengatur supaya proses pendidikan

berjalan baik dan diharapkan tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan

seperti anak bolos sekolah dan anak tauran. Apabila hal ini terjadi maka anak

yang menyalahi aturan akan dikenakan hukuman sesuai dengan kebijakan

yang telah ada.

Tugas kepala asrama adalah mengatur jadwal kegiatan dari anak yatim

dan dhuafa yang diasuh. Menetapkan kapan anak harus sekolah dan kapan

anak mendapatkan kesempatan untuk mengembangkan potensinya melalui

kegiatan-kegiatan di luar sekolah. Kegiatan-kegiatan yang dilakukan oleh

anak asuh harus mendapat persetujuan dari kepala asrama.

Kepala asrama bertugas mendatangkan guru privat setiap minggunya

guna meningkatkan intelektual dan keterampilan diri anak asuh. Tidak jarang

juga ada guru privat yang datang dan memberikan waktunya untuk mengajar

tanpa meminta imbalan sedikit pun. Kepala asrama harus pintar dalam

memilih guru privat yang professional dalam bidangnya supaya anak asuhnya

mendapatkan ilmu yang bermanfaat.

Biasanya kepala asrama bekerja sama dengan staf pendidikan dan

kesehatan untuk mengetahui kemampuan yang dimiliki oleh masing-masing

anak asuh. Dengan demikian kepala asrama dapat mengambil keputusan

untuk memberikan kegiatan-kegiatan di luar sekolah yang dapat

mengembangkan potensi anak.

80

Kepala asrama mengatur pendidikan formal yang layak bagi anak

asuhnya. Dengan memasukkan anak yatim dan dhuafa yang diasuhnya ke

lembaga pendidikan negeri maupun swasta yang memiliki kurikulum baik.

Tugas staf pendidikan dan kesehatan adalah memonitor dan

memastikan bahwa setiap anak yatim dan dhuaya yang di asuh oleh Yayasan

Rumah Yatim Ar-rohman Indonesia Pamulang, Tangerang Selatan

melaksanakan tugasnya sebagai murid di sekolah. Staf penkes memonitor

perkembangan pendidkan anak asuh selama bersekolah dengan melihat hasil-

hasil ulangan dan raport akhir tahunnya.

Hampir setiap malam staf penkes harus memberikan bimbingan

kepada beberapa anak asuh. Dalam memberikan bimbingan pendidikan ada

beberapa relawan yang setiap minggunya datang. Mereka dari anak kuliahan

yang memang ingin membantu mencerdaskan anak-anak yatim dan dhuafa.

Mereka membantu secara cuma-cuma atau gratis tidak dipungut biaya

sedikitpun.

Hampir setiap hari staf penkes selalu berada didekat anak asuh,

sehingga dia dapat melihat potensi dari masing-masing anak. Untuk

mengembangkan potensi anak, staf penkes bekerja sama dengan kepala

asrama untuk memberikan kesempatan dengan memasukkan mereka

ketempat-tempat yang tepat lembaga pendidikan informal seperti bimbingan

bahasa asing dan lain-lain.

Selain itu dalam mengembangkan potensi anak, staf penkes dan

kepala asrama memberikan keterampilan. Keterampilan ini diberikan dengan

bekerjasama dengan orang-orang yang terlatih di bidangnya seperti

81

keterampilan musik, keterampilan menjahit, keterampilan komputer,

keterampilan memasak dan lain sebagainya.

Di Yayasan Rumah Yatim Ar-rohman Indonesia Pamulang,

Tangerang Selatan, staf pendidikan dan kesehatan telah bekerja sama dengan

3 orang yang professional dibidangnya. Mereka adalah ahli menjahit, ahli

komputer dan ahli memasak. Melalui 3 orang ini anak-anak asuh dapat

mengembangkan potensinya yang berhubungan dengan 3 hal tersebut.

Yayasan Rumah Yatim Ar-rohman Indonesia Pamulang, Tangerang

Selatan telah bekerja sama dengan beberapa professional dalam bidang

masing-masing baik perseorangan maupun organisasi untuk mengembangkan

potensi anak yatim dan dhuafa yang diasuh.

3. Evaluasi strategi

Evaluasi strategi adalah tahap akhir dari proses manajemen strategi.

Pada tahap ini bertujuan untuk mengukur atau menilai prestasi yang dicapai.

Pelaksanaan evaluasi dilakukan antara Staf dengan Kepala Asrama dan

Kepala Asrama dengan Manajer Area Jakarta, Tangerang dan Lampung.

Evaluasi antara Staf dengan Kepala asrama dilakukan dalam kurun waktu 1X

sebulan dan ini merupakan sharing dan menilai apa yang menjadi kekurangan

dan kendala dalam pelaksanaan kegiatan. Kemudian evaluasi antara Kepala

asrama dengan Manajer Area Jakarta, Tangerang dan Lampung dilakukan

dalam kurun waktu 1X setahun. Evaluasi ini meninjau keberhasilan rencana

jangka panjang yang dilakukan dan mencari rencana alternative setiap

tahunnya dikarenakan perubahan-perubahan yang terjadi dalam faktor

82

internal dan juga eksternal. Hal ini sesuai dengan pernyataan Bapak I selaku

Kepala Asrama Pamulang.

“Evaluasi dilakukan oleh staf dengan kepala asrama dan kepala asrama dengan manajer area. Dalam jangka waktu satu bulan sekali dilakukan pertemuan antar staf dengan kepala asrama untuk melihat hasil kenerja yang dilakukan staf dan melihat kekurangan-kekurangan. Kemudian dalam jangka waktu satu tahun dilakukan evaluasi antara semua kepala asrama dengan manajer area masing-masing. Dimana kepala asrama memberikan buku report kepada manajer area untuk kemudian diserahkan ke pusat.”77

B. Hasil yang dicapai dari manajemen strategi pengembangan potensi anak

yang dilaksanakan Yayasan Rumah Yatim Ar-rohman Indonesia

Pamulang, Tangerang Selatan.

Dari hasil penelitian dan analisa yang telah peneliti lakukan maka

didapatkan temuan bahwa proses manajemen strategi yang dilakukan oleh

Yayasan Rumah Yatim Ar-rohman Indonesia pamulang, Tangerang selatan

dalam mengembangkan potensi anak asuhnya telah menunjukkan

peningkatan perkembangan keterampilan diri anak yang cukup baik. Dalam

proses manajement startegi mulai dari perumusan strategi, implementasi

strategi hingga evaluasi diperoleh program-program yang dapat

meningkatkan potensi diri anak, salah satunya adalah program peningkatan

kompetensi dan kualitas pendidikan. Dari program pendidikan yang diberikan

untuk anak yatim dan dhuafa yang diasuh Yayasan Rmah Yatim Ar-rohman

Indonesia diperoleh hasil meningkatnya kemampuan intelektual diri pada

anak. Peningkatan intelektul pada diri anak dapat dilihat dari prestasi yang

diperoleh baik prestasi di dalam sekolah maupn di luar sekolah.

77 Wawancara pribadi dengan Kepala Asrama Jakarta, Tangerang dan Lampung pada

tanggal 23 Oktober 2013

83

Hal ini sesuai dengan teori yang dikemukakan oleh Djoko Subiarto

dalam bukunya Gali Rahasia Potensi Diri yang menyatakan bahwa penerapan

sistem pendidikan yang baik dapat membantu lahirnya individu-individu yang

unik. Sistem pendidikan yang baik adalah sistem pendidikan yang dapat

memenuhi kebutuhan para peserta didiknya sehingga mereka mampu

mengembangkan segenap potensi diri sekaligus mendorong tumbuh dan

berkembangnya kreatifitas mereka sebagai individu-individu yang unik dan

berbeda-beda dari yang lain.

Sistem pendidikan yang baik membutuhkan kerjasama setiap individu

yang berada di Yayasan Rumah Yatim Ar-rohman Indonesia mulai dari

pengurus pusat, staf-staf yang berada di asrama hingga semua anak yatim dan

dhuafa yang diasuh. Sehingga untuk mencapai sistem pendidikan yang dapat

mengembangkan potensi diri sekaligus mendorong tumbuh dan

berkembangnya kreatifitas sebagai individu-individu yang unik seyogyanya

harus melalui proses manajemen strategi yang baik.

Dan dampak dari manajemen strategi yang dilakukan Yayasan Rumah

Yatim Ar-rohman Indonesia dalam mengembangkan potensi anak terlihat

banyaknya piala dan piagam penghargaan atas prestasi yang diperoleh anak

asuh mereka seperti Juara lomba Tahfiz se Tangerang Selalatan, juara umum

lomba menggambar dan mewarnai, dan juara lomba lari putri 100 meter.

Selain itu terlihat perkembangan keterampilan yang sebelumnya tidak

bisa menjahit menjadi pandai menjahit dan dapat membuat beberapa pakaian

sendiri dan hasil jahitannya dapat dipakai sendiri atau teman-teman satu

asrama. Peningkatan lainnya yang dirasakan oleh anak-anak asrama Yayasan

84

Rumah Yatim Ar-rohman Indonesia Pamulang, Tangerang Selatan adalah

keterampilan bahasa, keterampilan bahasa yang dimiliki anak asuh tidak

sebatas bahasa Indonesia melainkan bahasa dari Negara lain seperti bahasa

inggris dan bahasa mandarin. Seperti yang dikatakan oleh S salah seorang

anak asuh di asrama Pamulang.

“Banyak ilmu-ilmu yang tadinya belum pernah saya dapat dan sekarang sudah saya peroleh. Banyak juga keterampilan-keterampilan yang saya terima setelah tinggal di asrama salah satunya adalah keterampilan menjahit.”78 Nilai-nilai yang dianut oleh Yayasan Rumah Yatim Ar-rohman

Indonesia berlandaskan nilai agama islam. Di dalam Al-quran surat Al-

baqarah ayat 220 dijelaskan bahwa mengurus urusan anak yatim secara patut

itu baik. Oleh karena itu mengurus anak yatim seperti menyekolahkannya dan

merawat tumbuh kembangnya akan mendapatkan balasan yang setimpal dari

Allah SWT. Selain mendapatkan pahala dari Allah SWT, merawat anak yatim

itu juga akan memberikan perasaan spiritual emosinal tersendiri didalam diri

karena islam mengajarkan untuk saling tolong menolong antar umat manusia

tanpa membedakan suku, ras, warna kulit dan agama.

Dengan demikian setiap manusia tidak dapat hidup sendiri,

dibutuhkan manusia lain untuk menjalani kehidupan. Seperti halnya yang

miskin membutuhkan yang kaya dan yang lemah membutuhkan yang kuat

begitu juga sebaliknya. Anak-anak yatim membutuhkan orang-orang

dermawan yang mau memberikan sebagian rizkinya untuk membantu mereka

meraih cita-citanya.

78 Wawancara pribadi dengan anak asuh asrama Pamulang pada tanggal 23 Oktober

2013

85

Dari hasil temuan penelitian dapat disimpulkan bahwa dalam

mengembangkan kemampuan dan potensi yang ada didalam diri anak yatim

dan dhuafa dibutuhkan bantuan dari banyak pihak. Dibutuhkan orang-orang

dermawan yang mau menyisihkan sedikit hartanya untuk membantu

mensukseskan program-program yang telah direncanakan oleh

lembaga/Yayasan yang bergerak dalam hal mengasuh dan membimbing anak

yatim dan dhuafa. Staf-staf yang bekerja di yayasan harus saling bekerjasama

dan memiliki misi yang sama supaya tidak ada perbedaan dalam melakukan

pelayanan untuk anak yatim dan dhuafa. Anak yatim dan dhuafa yang diberi

kesempatan untuk bersekolah harus bersungguh-sungguh dalam menuntut

ilmu dan meningkatkan potensinya karena tidak semua anak yatim dan

dhuafa mendapatkan kesempatan yang sama.

86

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Kemiskinan menjadi faktor penyebab banyaknya permasalahan yang

terjadi saat ini salah satunya adalah bertambahnya jumlah anak yang hidup di

jalanan atau yang dikenal dengan anak jalanan. Dibutuhkan peran serta dari

pemerintah dan seluruh lapisan masyarakat untuk meningkatkan

kesejahteraan anak seperti lingkungan keluarga dan lingkungan sosialnya.

Dengan meningkatnya kesejahteraan anak maka hak-hak anak akan terpenuhi.

Untuk mencapai hal tersebut dibutuhkan pengelolaan strategi yang tepat.

Oleh karena itu, Yayasan Rumah Yatim Ar-rohman Indonesia sebagai

lembaga sosial yang bergerak dalam pengasuhan dan pengelolaan anak yatim

membantu pemerintah guna meningkatkan kesejahteraan anak sehingga hak-

hak anak terpenuhi dengan melakukan manajemen strategi.

Untuk mengetahui proses dan hasil dari manajemen strategi sekaligus

menjawab rumusan masalah maka penulis membagi penjelasan kedalam dua

poin, yaitu:

1. Sebagai organisasi pelayanan sosial non-pemerintah Yayasan

Rumah Yatim Ar-rohman Indonesia memberikan pelayanannya kepada anak

yatim dan dhuafa berupa pengelolaan dan pengembangan potensi. Untuk

melaksanakan tugas tersebut dan mencapai tujuan dibutuhkan pemilihan

strategi yang tepat. Dengan melaksanakan proses manajemen strategi maka

proses pencapaian tujuan akan berjalan dengan baik. Terdapat 3 tahapan

87

dalam proses manajemen strategi, yaitu pertama, tahap perumusan strategi

yaitu menentukan obyektif jangka panjang dengan melihat peluang dan

ancaman serta kekuatan dan kelemahan organisasi. Masih banyak orang yang

peduli dengan anak yatim dan dhuafa menjadi peluang yang dimiliki yayasan

tetapi berbanding lurus dengan ancaman yang dimiliki yayasan semakin

banyaknya jumlah anak yatim dan dhuafa yang belum mendapatkan

pelayanan sosial. Selain itu kekuatan yayasan seperti program-program yang

yayasan buat dapat membangun kemampuan potensi diri anak asuh untuk

mencapai cita-cita mereka berbanding lurus pula dengan kelemahan seperti

terbatasnya sarana dan prasarana yang dimiliki setiap asrama.

Dengan mengetahui hasil analisis tersebut dibuatlah beberapa

program seperti yatim apartemen, school of life dan Smart Scholarship.

Terbentuknya program-program ini merupakan tujuan jangka panjang yang

dimiliki yayasan. Dengan adanya program-program ini dapat mengurangi

ancaman dan kelemahan yayasan sehingga tujuan dapat tercapai.

Kedua, tahap implementasi strategi yaitu pelaksanaan program

yang telah direncanakan dengan melibatkan staf-staf yang ada di asrama.

Terdapat 7 divisi atau bagian di asrama mulai dari manajer area Jakarta,

Tangerang dan Lampung, kepala asrama, staf logistik, staf pendidikan dan

kesehatan, staf umum, staf usaha dan staf front office. Mereka memiliki

fungsinya masing-masing sesuai dengan tugas yang telah diberikan. Manajer

area Jakarta, Tangerang dan Lampung memberi perintah dari pusat kepada

kepala asrama sekaligus sebagai supervisor asrama di daerah Jakarta,

Tangerang dan Lampung. Tugas dari kepala asrama adalah sebagai pemberi

88

keputusan bagi staf dan anak asuh. Tanpa persetujuan dari kepala asrama

maka tidak ada hal-hal seperti kegiatan yang berhubungan dengan anak asuh

dapat terlaksana.

Staf pendidikan dan kesehatan memiliki tugas sebagai penghubung

antara anak asuh dengan kepala asrama. Staf penkes selalu berada dekat

dengan anak asuh sehingga apabila ada hal yang dibutuhkan dalam hal

pendidikan atau kesehatan dapat segera diperoleh dengan persetujuan dari

kepala asrama. Untuk menjaga lingkungan asrama agar tetap bersih dan sehat

itu merupakan tugas dari staf umum. Setiap harinya selalu membersihkan

lingkungan asrama mulai dari taman, ruang tamu, kamar, kamar mandi, dapur

hingga ruang kantor. Tugas staf usaha dan front office hampir serupa yaitu

mencari dan menerima dana bantuan dari donator, dimana nantinya donasi ini

akan membantu anak yatim dan dhuafa yang ada di asrama maupun di luar

asrama dalam memperoleh kebutuhan mereka masing-masing.

Ketiga, tahap evaluasi strategi yaitu bertujuan untuk mengukur atau

menilai prestasi yang dicapai yayasan. Evaluasi dilakukan oleh manajer area

Jakarta, Tangerang dan Lampung kepada kepala asrama Pamulang yang

dilakukan dalam kurun waktu 1X setahun dan antara kepala asrama Pamulang

dengan staf-staf yang bekerja di asrama Pamulang yang dilakukan dalam

waktu 1X sebulan. Evaluasi ini meninjau keberhasilan rencana jangka

panjang yang dilakukan dan mencari rencana alternative setiap tahunnya

dikarenakan perubahan-perubahan yang terjadi dalam faktor internal dan juga

eksternal. Untuk melihat hasil yang dicapai maka akan dijelaskan pada poin

nomor dua.

89

2. Setelah tahap manajemen strategi dilakukan maka diketahui

hasilnya. Banyak terjadi perubahan sebelum masuk asrama Yayasan Rumah

Yatim Ar-rohman Indonesia dengan setelah masuk yaitu anak yatim dan

dhuafa mendapatkan kesempatan untuk bersekolah kembali, selain itu mereka

juga dibekali dengan ilmu-ilmu lain seperti ilmu agama Islam yang diajarkan

di asrama. Dengan ilmu agama tersebut telah membawa seseorang anak

asuhnya menjadi juara 3 di ajang perlombaan Tahfiz seluruh Tangerang

Selatan.

Tidak hanya itu, keterampilan juga diberikan kepada anak asuh untuk

menjadi bekalnya nanti seperti menjahit dan jurnalistik dengan harapan ilmu

yang diberikan dapat bermanfaat dan digunakan ketika keluar dari asrama

Yayasan Rumah Yatim Ar-rohman Indonesia.

B. Saran-Saran

1. Penulis melihat untuk kedepannya Yayasan Rumah Yatim Ar-rohman

Indonesia asrama Pamulang, Tangerang Selatan menambah tenaga

pekerja professional dalam meningkatkan potensi diri anak, supaya proses

pelaksanaannya dapat berjalan lebih maksimal.

2. Yayasan Rumah Yatim Ar-rohman Indonesia khususnya staf yang bekerja

di asrama Pamulang, Tangerang Selatan harus saling menjaga kerjasama

dalam mengasuh anak yatim dan dhuafa serta menjalin hubungan yang

lebih dekat lagi dengan anak asuh dan menjaga amanah yang diberikan.

3. Yayasan Rumah Yatim Ar-rohman Indonesia dapat menjalin kerjasama

dengan pihak-pihak lainnya untuk meningkatkan potesi anak yatim dan

90

dhuafa yang diasuh dengan lebih banyak lagi dan membuka banyak

kesempatan untuk anak asuh dalam meningkatkan potensi mereka.

4. Yayasan Rumah Yatim Ar-rohman Indonesia dapat membangun asrama

lebih banyak lagi sehingga dapat menyebar keseluruh pelosok daerah di

Indonesia agar memberi banyak kesempatan kepada anak-anak yang tidak

mendapatkan hak mereka menjadi anak yang sejahtera dan bisa

menggapai impian-impian mereka.

5. Yayasan Rumah Yatim Ar-rohman Indonesia harus lebih selektif dalam

menentukan/memilih pekerja khususnya dalam menangani permasalahan

anak, hal ini terlihat dari minimnya tenaga Pekerja Sosial Profesional di

Yayasan Rumah Yatim Ar-rohman Indonesia Pamulang, Tangerang

Selatan sehingga penanganan masalah anak yang ada kurang maksimal.

91

DAFTAR PUSTAKA

Agustian, Ary Ginanjar. Rahasia Sukses Membangkitkan ESQ Power. Jakarta:

Arga, 2003.

Ahmadi, Abu dan Sholeh, Munawar. Psikologi Perkembangan. Jakarta: PT

Rineka Cipta, 2005.

Azzet, Akhmad Muhaimin. Mengembangkan Kecerdasan Sosial Bagi Anak.

Yogyakarta: Katahati, 2010.

Bungin, Burhan. Analisis Data Penelitian Kualitatif, Cet. Ke-2. Jakarta: PT

Grafindo Persada, 2003.

Bungin, Burhan. Metode Penelitian Kulitatif. Jakarta: Prenada Media Group,

2005.

Brosur. Tentang Yayasan Rumah Yatim Ar-rohman Indonesia. April 2013.

David, Fred R. Manajemen Strategis Konsep. Jakarta: PT Prenhallindo, 2002.

Departemen Pendidikan Nasional. Pedoman Penyelenggaraan Program

Kecakapan Hidup (life skill) Pendidikan Luar Sekolah. Jakarta: Direktorat

Jendral Pendidikan Luar Sekolah dan Pemuda, 2003.

Direktorat Jendral Bina Kesejahteraan Sosial dan Direktorat Kesejahteraan Anak,

Keluarga dan Lanjut Usia. Petunjuk Pelaksanaan Pembinaan

Kesejahteraan Sosial Anak Jalanan. Jakarta: Departemen sosial RI, 1999.

Handoko, T. Hani. Manajemen, Cet ke-2. Yogyakarta: BPFE-Yogyakarta, 1999.

Hasenfeld, Yeheskel. Human Service Organization, USA: Prentice Hall, Inc,

1974.

92

LN, Syamsu Yusuf. Psikologi perkembangan Anak dan Remaja. Bandung: PT

Remaja Rosdakarya, 2011.

Lucy, Bunda. Mendidik Sesuai Dengan Minat dan Bakat Anak. Jakarta.: PT

Tangga Pustaka, 2009.

Patilima, Hamid. Metode Penelitian Kualitatif, Cet. Ke-3. Bandung: Alfabeta,

2011.

Poerwadarminta. Kamus Umum Bahasa Indonesia. Jakarta: PN Balai Pustaka,

1982.

Salim, Peter & Salim, Yenni. Kamus Bahasa Indonesia Kontemporer, Edisi

Pertama. Jakarta: Modern Enlish Press, 1991.

Santrock, John W. Perkembangan Anak, Jakarta: PT Gelora Aksara Pratama,

2007.

Sarwono, Sarlinto Wirawan. Psikologi Sosial Individu Dan Teori-Teori Psikologi

Sosial. Jakarta: Balai Pustaka, 2002.

Shaleh, Abdul Rahman dan Wahab, Muhbib Abdul. Psikologi Suatu Pengantar

Dalam Perspektif Islam. Jakarta: Kencana, 2005.

Subiarto, Djoko. Gali Rahasia Potensi Diri. T.tp.: by Leaf Production, 2011.

Sugiyono. Memahami Penelitian Kualitatif, Cet. Ke-5. Bandung: Alfabeta, 2009.

Sujanto, Agus. Psikologi Umum. Jakarta: Bumi Aksara, 2004.

Surya, Mohammad. Psikologi Konseling. Bandung: Pustaka Bani Quraisy, 2003.

Sutopo, Heribertus B. Metodologi Penelitian Kualitatif: Metodologi penelitian

untuk Ilmu-ilmu Sosial dan Buday. Surakarta: Universitas Sebelas Maret,

1996.

93

Undang-undang Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan

Anak.

Wiyono, Slamet Ak., M.B.K. Manajemen Potensi Diri. Jakarta: Gramedia, 2006.

Internet

Susi Wulandari, “Wajib Belajar 12 Tahun,” artikel diakses pada tanggal 15-5-

2013 pukul 16.05 WIB dari http://haluankepri.com/opini-/41790-wajib-

belajar-12-tahun.html

Lenny Tristia Tambun, “Dinas Pendidikan DKI luncurkan Kartu Jakarta Pintar,”

diakses pada 15 Mei 2013 pada pukul 16.20 WIB dari

http://www.beritasatu.com/megapolitan/102693-april-disdik-dki-

luncurkan-81-ribu-kjp.html

Administrator, “visi misi,” diakses pada tanggal 18 Mei 2014 pukul 10.00 WIB

dari www.rumah-yatim.org/indonesia/index.php/2012032561/profil/visi-

misi.html

Administrator, “sejarah berdirinya yayasan,” diakses pada tanggal 18 Mei 2014

pukul 10.00 WIB dari www.rumah-

yatim.org/indonesia/index.php/2012032822/profil/whats-new-in-15.html

Administrator, “struktur organisasi yayasan,” diakses pada tanggal 18 Mei 2014

pukul 10.00 WIB dari www.rumah-

yatim.org/indonesia/index.php/2012032543/profil/struktur-organisasi-

yayasan-rumah-yatim-arrohman-indonesia.html

TRANSKIP WAWANCARA

Informan : EN (Manajer Area Jakarta, Tangerang dan Lampung)

Waktu : Sabtu, 24 Mei 2014 Jam 09.30 – 10.30 WIB

Tempat : Asrama Karang Tengah, Lebak Bulus

Tanya : Apa yang melatar belakangi berdirinya Yayasan Rumah Yatim Ar-

rohman Indonesia?

Jawab : Melihat banyaknya anak-anak terutama yang tinggal di sekitar

tempat tinggal yang putus sekolah sehingga tidak memiliki masa depan

yang baik, kami saat itu yang hanya beberapa orang saja berencana

mencoba membantu mereka. Kami melakukan sumbangan yang

dikumpulkan kemudian memberikan uang itu sebagai amanah ntuk orang

tua agar dapat mensekolahkan mereka. Lama kelamaan anak-anak yang

kami asuh semakin banyak dan tidak hanya dari lingkungan sekitar saja

tetapi dari luar daerah juga semakin banyak sehingga akhirnya kami

memutuskan untuk membangun lembaga yang legal yang dapat bekerja

secara professional dalam merawat dan mengelola anak yatin dan dhuafa

di Indonesia. Jika lebih ingin jelas bisa di lihat melalui situs website

Yayasan Rumah Yatim Ar-rohman Indonesia.

Tanya : Apa yang menjadi prioritas dibangunnya asrama Yayasan Rumah

Yatim Ar-rohman Indonesia di Pamulang, Tangerang Selatan?

Jawab : Asrama Yayasan Rumah Yatim Ar-rohman Indonesia yang ada di

Pamulang ini dibangun untuk menunjang tujuan atau misi dari lembaga

ini. Kami ingin membantu dan menolong anak-anak yatim dan dhuafa di

setiap daerah di Indonesia agar dapat mencapai cita-cita mereka. Asrama

di Pamulang, Tangerang Selatan merupakan salah satu dari beberapa

asrama yang ada di daerah Tangerang dan menjadi satu-satunya asrama

putrid yang ada di wilayah Tangerang.

Tanya : Bagaimana struktur kepengurusan Yayasan Rumah Yatim Ar-

rohman Indonesia?

Jawab : Struktur kepengurusan yang ada di Yayasan Rumah Yatim Ar-

rohman Indonesia dibagi menjadi dua bagian yaitu struktur kepengurusan

pusat dan struktur kepengurusan asrama. Di dalam kepengurusan pusat di

pimpin oleh Dewan Pembina dan dibantu oleh Direktur Utama, Wakil

Direktur utama dan ada beberapa direktur lagi seperti di bagian

kesehatan, pemberdayaan, wakaf, keuangan. Sedangkan kepengurusan

asrama di pimpin oleh Kepala Asrama dan dibantu oleh beberapa staf

seperti staf logistik dan asistennya, staf pendidikan dan kesehatan, staf

umum, staf usaha dan staffront office.

Tanya : Seberapa besar pengaruh asrama Yayasan Rumah Yatim Ar-

rohman Indonesia di Pamulang, Tangerang Selatan bagi anak yatim dan

dhuafa?

Jawab : Pengaruhnya jika dalam segi keberadaan Yayasan Rumah Yatim

Ar-rohman Indonesia dapat dibilang baik, karena saat ini kami sudah

memiliki kurang lebih 12.000 anak asuh di 14 Provinsi seluruh

Indonesia. Dalam segi pemberdayaan dan pengelolaan anak asuh di

Pamulang, kami memiliki 18 anak asuh perempuan dimana sebagian

besar dari mereka adalah anak-anak yatim dan dhuafa dari daerah

tangerang.

Tanya : Dalam pengelolaan dan pengembangan yayasan untuk mencapai

tujuan apakah yayasan Rumah Yatim Ar-rohman Indonesia melakukan

manajemen strategi secara tertulis mulai dari tahap perencanaan,

implementasi hingga evaluasi? Bagaimana prosesnya?

Jawab : Secara tertulis sampai saat ini belum ada manajement strategi tetapi

dalam melaksanakan tugas untuk mencapai tujuan kami malaksanakan

perencanaan, pelaksanaan hingga evaluasi. Tentu saja itu merupakan

bagian dari strategi yang kami gunakan. Proses pengelolaan dan

pengembangan yayasan untuk mencapai tujuan yaitu pengasuhan dan

pemberian pelayanan sosial untuk anak yatim dan dhuafa, kami tentunya

merencanakan strategi apa yang tepat dan berguna nantinya sehingga

dapat menghasilkan program-program yang baik untuk anak asuh kami.

Dalam tahap perencanaan ini ditetapkan oleh pusat yaitu Dewan Pembina

dan para Direktur yang memiliki kuasa dalam perencanaan. Setelah

selesai direncanakan proses selanjutnya adalan pelaksanaan. Dalam

proses pelaksanaan ini diberikan kepada Kepala Asrama dan Staf-staf

lainnya yang lebih dekat dengan anak asuh. Terakhir Kepala Asrama

akan memberikan report atau hasil akhir kepada pusat apakah program

yang telah dijalankan sudah baik atau masih perlu direncanakan kembali.

Tanya : Apakah dalam proses pelaksanaan untuk mencapai tujuan dalam

hal ini manajemen strategi yayasan Rumah Yatim Ar-rohman Indonesia

melakukan analisis SWOT? Bagaimana analisis SWOT dilakukan?

Jawab : Tentunya dalam mencapai tujuan kami pastilah ada faktor-faktor

seperti kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman yang dimiliki

yayasan secara internal dan juga eksternal. Kekuatan yang yayasan miliki

adalah terjalinnya kerja sama yang ada diantara para staf di setiap

asrama, letak dari lokasi asrama berada di kota-kota besar yang

memudahkan untuk mengetahui lokasi yayasan, terjalin hubungan yang

baik antara staf dengan anak-anak asuh yang tinggal di asrama, program-

program yang yayasan buat dapat membangun kemampuan potensi diri

anak asuh untuk mencapai cita-cita mereka. Kelemahan yang yayasan

miliki adalah kurangnya pekerja professional yang membantu dalam

pengasuhan anak yatim dan dhuafa, sarana dan prasarana untuk anak

asuh terbatas dan berbeda dikarnakan sesuai dengan pendapatan donasi

dari donatur di setiap asrama, terkadang terjadi menurunnya kualitas

kerja staf dikarenakan banyak tugas yang dilakukan sedangkan

pendapatan/gaji/upah yang diterima tidak banyak. Peluang yang yayasan

miliki adalah masih ada dan tergolong banyak masyarakat yang masih

mau menyisihkan harta mereka untuk anak-anak yatim dan dhuafa,

dukungan dari pemerintah pusat dan daerah dalam terselenggaranya dan

berdirinya Yayasan Rumah Yatim Ar-rohman Indonesia, adanya

hubungan kerjasama dengan lembaga atau organisasi lain dalam proses

pencapaian tujuan yayasan seperti dengan klinik dan lembaga bimbingan

belajar. Sedangkan untuk ancaman yang dimiliki yayasan adalah semakin

bertambahnya jumlah anak putus sekolah, yatim dan dhuafa membuat

yayasan membatasi penerimaan anak asuh yang tinggal di asrama dan

jauhnya sekolah-sekolah dengan asrama membuat terbatasnya

pengawasan dari yayasan dengan anak asuh.

Tanya : Apakah Yayasan Rumah Yatim Ar-rohman Indonesia memiliki

perencanaan jangka panjang dalam pengelolaan dan pengembangan

potensi anak asuh ? Apa dan bagaimana rencana jangka panjang yang

dilakukan?

Jawab : Tentu saja kami memiliki rencana jangka panjang. Ada beberapa

rencana jangka panjang yang dilakukan yaitu rencana Yatim Apartement

adalah tempat/asrama bagi anak asuh yang lebih baik dimana sarana dan

prasarana terjamin baik. Semua kebutuhan dari anak asuh akan diberikan

seperti tempat tinggal yang bersih, kesehatan dijaga baik dengan

pemberian makanan yang bergizi dan pemberian pendidikan di

lingkungan apartemen sehingga semua aktifitas anak asuh dapat diawasi

lebih baik lagi. Rencana selanjutnya yang saat ini baru berlangsung

adalah smart scholarship dan school of life. Saat ini disetiap asrama

menjalankan program school of life dengan tujuan agar anak-anak dapat

bertahan dan berkompetisi dengan anak-anak lainnya di luar sana. school

of life adalah penekanan edukasi yang di adopsi dari asmaul husnah

dengan meningkatkan keterampilan nilai-nilai kehidupan (life skill) dan

keterampilan untuk berjuang (survival skill). Sejalan dengan smart

scholarship merupakan program beasiswa bagi anak-anak yang

berprestasi dalam akademik maupun non-akademik untuk melanjutkan

pendidikan ke jenjang perguruan tinggi.

Tanya : Yayasan Rumah Yatim Ar-rohman Indonesia adalah organisasi

non-pemerintah yang didirikan untuk membantu tercapainya

kesejahteraan bagi setiap penduduknya, dalam pelaksanaan kegiatannya

apakah usaha yang dilakukan Yayasan Rumah Yatim Ar-rohman

Indonesia termasuk kedalam golongan bersifat kuratif, prefentif atau

rehabilitasi?

Jawab : Sesuai dengan misi ataupun tujuan dari Yayasan Rumah Yatim Ar-

rohman Indonesia adalah untuk mengelola dan pengasuhan anak yatim

dan dhuafa berarti termasuk kedalam golongan pencegahan karena

yayasan bertugas untuk mencegah hilangnya hak-hak anak dimana di

dalamnya termasuk mendapatkan kehidupan yang layak seperti kesehatan

dan pendidikan yang baik untuk meningkatkan kesejahteraaan diri.

Tanya : Untuk mengelola dan mengembangkan potensi anak asuh

dilakukan dengan memberikan pendidikan formal maupun jenis kegiatan

penunjang lainnya, dari manakah sumber pendanaan yayasan untuk

melakukan kegiatan tersebut?

Jawab : Sumber pendanaan yang diterima Yayasan Rumah Yatim Ar-

rohman Indonesia adalah dari bantuan donasi para donator. Ada banyak

cara donatur untuk menberikan donasinya kepada anak yatim dan dhuafa

yang ada di Yayasan Rumah Yatim Ar-rohman Indonesia seperti melalui

kotak kencleng yang tersebar dibeberapa tempat umum seperti rumah

makan, tempat fotokopi dan masih banyak lagi. kemudian donasi melalui

Rekening Bank yang sudah terdaftar oleh Yayasan Rumah Yatim Ar-

rohman Indonesia. Untuk mengetahui tatacara menjadi donasi dapat

dilihat di situs resmi kami yaitu rumah-yatim.org.

Tanya : Bagaimana pemilihan strategi dalam pengelolaan dan pengasuhan

anak yatim dan dhuafa di Yayasan Rumah Yatim Ar-rohman Indonesia?

Jawab : Untuk memilih strategi yang tepat kami melihat dari berbagai

faktor, tetapi ada dua faktor yang diutamakan yaitu kesehatan dan

pendidikan hal ini dikarenakan misi lembaga kami untuk mengelola dan

mengasuh anak yatim dan dhuafa.

Tanya : Sampai saat ini kontribsi apa saja yang sudah diberikan Yayasan

Rumah Yatim Ar-rohman Indonesia terhadap anak-anak yatim dan

dhuafa?

Jawab : Hingga saat ini kami sudah memiliki anak asuh kurang lebih

12.000 di seluruh Indonesia, baik itu yang mukim atau tinggal di asrama

dan non-mukim yang masih tinggal keluarganya. Dengan rincian anak

asuh yang masih bersekolah di Taman Kanak-kanak sebanyak 727 anak,

tingkat Sekolah Menengah Pertama sebanyak 6.299 anak, dan tingkat

Sekolah Menengah Atas sebanyak 4.336 anak.

TRANSKIP WAWANCARA

Informan : I (Kepala Asrama Yayasan Rumah Yatim Ar-rohman

Indonesia Pamulang, Tangerang Selatan)

Waktu : Rabu, 23 Oktober 2013 Jam 10.30 – 12.00 WIB

Tempat : Asrama Pamulang, Tangerang Selatan

Tanya : Apa saja kegiatan utama yang diberikan Yayasan Rumah Yatim

Ar-rohman Indonesia Pamulang, Tangerang Selatan guna meningkatkan

potensi/kemampuan diri anak asuh?

Jawab : Setiap anak asuh yang tinggal di sekolahkan sesuai dengan umur

mereka, mulai dari Taman Kanak-kanak, Sekolah Menengah Pertama

hingga Sekolah Menengah Atas. Sekolah merupakan prioritas utama

yang diberikan kami untuk meningkatkan kemampan anak asuh. Selain

itu kami juga memberikan pembelajaran di luar sekolah seperti kursus.

Tanya : Untuk mengelola dan mengembangkan potensi anak asuh

dilakukan dengan memberikan pendidikan formal maupun jenis kegiatan

penunjang lainnya, dari manakah sumber pendanaan yayasan untuk

melakukan kegiatan tersebut?

Jawab : Pendanaan didapat dari hasil sumbangan donator yang hadir ke

asrama langsung maupun dapat melalui Bank yang sudah terdaftar di

Yayasan Rumah Yatim Ar-rohman Indonesia. Selain itu pendapatan

didapat dari kencleng yang disebar oleh staf usaha kebeberapa tempat

yang berpotensi dan dianggap aman dari tindak kejahatan. Ada juga

dibeberapa rumah warga sekitar asrama.

Tanya : Apa saja kegiatan penunjang yang diberikan Yayasan Rumah

Yatim Ar-rohman Indonesia Pamulang, Tangerang Selatan guna

meningkatkan potensi/kemampuan diri anak asuh?

Jawab : Kegiatan lain yang kami berikan untuk anak asuh adalah

pendidikan agama agar mereka lebih paham tentang agama, pendidikan

ini seperti Tahfiz, Tahsin dan lain-lain. Selain pendidikan agama ada juga

pendidikan non formal seperti kursus bahasa asing, kursus kompter dan

kursus akunting. Keterampilan dan seni budaya tak lupa kami berikan

kepada anak asuh. Kegiatan ini bekerja sama dengan beberapa individu

yang berkompeten di bidangnya dan kebanyakan dari mereka adalah

sukarelawan yang jasanya tidak dibayar/gratis.

Tanya : Apakah dalam kegiatan meningkatkan kemampuan/potensi anak

asuh, Yayasan Rumah Yatim Ar-rohman Indonesia Pamulang, Tangerang

Selatan bertindak secara adil dan terbuka untuk semua anak asuh tanpa

terkecuali? Bagaimana dengan perkembangan diri anak asuhnya?

Jawab : Tentu saja kami memperlakukan semua anak asuh secara adil tidak

ada pilih kasih. Perkembangan diri anak asuh secara kesehatan dan

pendidikannya selalu kami pantau dengan bekerja sama atar staf yang

bekerja di asrama supaya semua yang diberikan dapat optimal.

Tanya : Bagaimana pelaksanaan kegiatan peningkatan potensi anak asuh?

Jawab : Kegiatan dilaksanakan sesuai dengan jadwal sehingga tidak ada

kegiatan yang terbuang percuma. Seperti mengutamakan kegiatan

sekolah dari senin hingga jum’at mulai dari pagi hingga siang/sore hari.

Setelah itu barulah kegiatan penunjang lainnya dapat di berikan seperti

keterampilan, kursus-kursus dan pendidikan agama.

Tanya : Apa saja tugas Kepala Asrama dalam kegiatan pengembangan

potensi anak yatim dan dhuafa di Yayasan Rumah Yatim Ar-rohman

Indonesia Pamulang, Tangerang Selatan?

Jawab : Tugas kepala asrama adalah mengatur jadwal kegiatan anak asuh,

sehingga semua yang dijalankan oleh anak asuh dapat seimbang. Kepala

asrama memiliki wewenang untuk mengatur kapan kegiatan harus

diberikan dan kapan anak asuh harus istirahat dan juga kepala asrama

bisa bekerjasama orang yang mau memberikan ilmunya untuk anak asuh.

Dan tugas yang terakhir adalah memasukkan anak asuh ke lembaga

pendidikan seperti sekolah dengan yang terbaik sesuai kemampuan anak

asuh.

Tanya : Bagaimana pemilihan strategi untuk mengembangkan potensi anak

asuh di Yayasan Rumah Yatim Ar-rohman Indonesia Pamulang,

Tangerang Selatan?

Jawab : Pengembangan kemamuan anak asuh dilihat dari minat yang

dimiliki setiap anak asuh. Pemilihan minat diperoleh dari keinginan dari

anak asuh sendiri maupun penilaian dari kepala asrama dan staf

pendidikan dan kesehatan untuk melihat potensi/bakat dari anak asuhnya.

Tanya : Siapa saja yang bertugas untuk melaksanakan dan memantau

proses pengembangan potensi anak asuh? Bagaimana cara

melakukannya?

Jawab : Semua staf yang bekerja di asrama memiliki kesamaan tujuan yaitu

untuk memberdayakan anak asuh tetapi tentu dengan cara mereka

masing-masing. Staf logistic bertugas untuk mempersiapkan makanan

sehari-hari. Makanan yang diberikan harus sesuai dengan kebutuhan gizi

anaka asuh yaitu seperti mempertimbangkan makanan 4 Sehat 5

Sempurna. Tugas staf logistic ini penting karena untuk menjaga

kesehatan anak asuh dan proses perkembangan tumbuh tubuh anak asuh.

Kemudian tugas staf umum menjaga kebersihan dari lingkungan asrama.

Lingkungan asrama harus dijaga kebersihannya agar anak-anak terhindar

dari penyakit. Dengan bersihnya lingkungan maka kuman penyakit dapat

dicegah.

Tanya : Bagaimana tahap evaliasi dilakukan setelah semua program

dilakukan? Siapa saja yang melakukan tahap evaluasi?

Jawab : Evaluasi dilakukan oleh staf dengan kepala asrama dan kepala

asrama dengan manajer area. Dalam jangka waktu satu bulan sekali

dilakukan pertemuan antar staf dengan kepala asrama untuk melihat hasil

kenerja yang dilakukan staf dan melihat kekurangan-kekurangan.

Kemudian dalam jangka waktu satu tahun dilakukan evaluasi antara

semua kepala asrama dengan manajer area masing-masing. Dimana

kepala asrama memberikan buku report kepada manajer area untuk

kemudian diserahkan ke pusat. Hal-hal yang menjadi bahan evaluasi

adalah membandingkan hasil yang diharapkan dengan kenyataan dan

mengambil tindakan korektif untuk memastikan prestasi sesuai dengan

rencana.

TRANSKIP WAWANCARA

Informan : G (Staf Pendidikan dan Kesehatan asrama Yayasan

Rumah Yatim Ar-rohman Indonesia Pamulang, Tangerang

Selatan)

Waktu : Sabtu, 26 Oktober 2013 Jam 14.00 – 16.00 WIB

Tempat : Asrama Pamulang, Tangerang Selatan

Tanya : Apa saja tugas/peran Staf Pendidikan dan Kesehatan dalam

kegiatan pengembangan potensi anak yatim dan dhuafa di Yayasan

Rumah Yatim Ar-rohman Indonesia Pamulang, Tangerang Selatan?

Jawab : Peran staf pendidikan dan kesehatan dalam pengembangan potensi

anak asuh ada 2 (dua). Pertama peran dalam pendidikan yaitu bertugas

sebagai perantara anatara anak asuh dengan kepala asrama, karena stiap

harinya dan waktunya kebanyakan berada di dekat anak-anak, sehingga

apa yang dibutuhkan dan diperoleh anak asuh dapat disampaikan staf

PenKes kepada Kepala Asrama agar mengetahui hasilnya. Staf PenKes

dapat dikatakan sebagai tangan kanan Kepala Asrama untuk melihat

potensi yang dimiliki oleh masing-masing anak asuhnya. Tugas kedua

berperan dalam kesehatan yaitu menjaga dan merawat asupan makanan

yang dimakan anak asuh. Memonitor kegiatan sehari-hari anak asuh

sehingga mengetahi siapa anak asuh yang sudah makan atau belum dan

sakit atau tidak.

Tanya : Apakah ada koordinasi dalam kegiatan pengembangan potensi

anak yatim dan dhuafa antara staf Pendidikan dan kesehatan dengan staf

lainnya di Yayasan Rumah Yatim Ar-rohman Indonesia Pamulang,

Tangerang Selatan? Bagaimana koordinasi yang dilakukan dengan staf

yang lain?

Jawab : Tentunya ada kerjasama yang dilakukan Staf Pendidikan dan

Kesehatan dengan staf lainnya dalam pengembangan potensi diri anak

asuh. Staf PenKes merupakan penghubung antara anak asuh dengan staf

lainnya yang ada di asrama Yayasan Rumah Yatim Ar-rohman Indonesia

Pamulang, Tangerang, dikarenakan staf PenKes yang paling dekat

dengan anak asuh. Staf Penkes selalu melakukan komunikasi dengan staf

lainnya. Apabila dirasa ada yang dibutuhkan anak-anak asuh maka staf

PenKes akan bekerja sama dengan staf yang dibutuhkan, seperti

apababila ada anak asuh yang sedang sakit maka staf PenKes akan

meminta bantuan kepada staf Umum untuk lebih membersihkan

lingkungan asrama. Dan koordonasi dilakukan juga dengan staf logistik

untuk membuat menu makanan yang lebih bernilai gizi lagi.

Tanya : Bagaimana cara memilih dan menentukan potensi yang dimiliki

anak yatim dan dhuafa di Yayasan Rumah Yatim Ar-rohman Indonesia

Pamulang, Tangerang Selatan?

Jawab : Untuk menentukan potensi apa yang dimiliki setiap anak asuh, staf

Penkes melihat dari kemampuan yang menonjol dari masing-masing

anak-asuh. Dikarenakan hampir setiap harinya selalu berada didekat anak

asuh sehingga staf PenKes lebih mudah mengetahui minat masing-

masing anak asuh.

Tanya : Bagaimana cara merawat dan menjaga tumbuh kembang anak asuh

dalam meningkatkan potensi diri?

Jawab : Untuk menjaga tumbuh kembang anak asuh staf Penkes bekerja

sama dengan staf logistik yang memasak masakan untuk anak asuh

dengan mengutamakan 4 sehat 5 sempurna. Staf PenKes harus

mengetahui kesehatan anak asuhnya dikarenakan ada beberapa anak yang

memiliki alergi terhadap beberapa jenis bahan makanan. Sehingga

informasi ini yang diketahui oleh staf PenKes juga harus diketahui oleh

staf logistik.

Tanya : Dalam segi perkembangan potensi anak asuh apa ada perbedaan

dalam pemberian treatment?

Jawab : Pastinya ada perbedaan dalam pemberian treatment antara anak

asuh yang satu dengan yang lain, hal ini dikarenakan potensi yang ada

antara anak asuh yang satu dengan yang lain berbeda-beda. Seperti anak

yang suka dengan ilmu komputer dengan anak yang suka ilmu tata boga

treatmentnya berbeda yang suka dengan ilmu computer akan dikursuskan

di tempat kursus komputer sedangkan yang suka tata boga du kursuskan

di tempat tata boga.

TRANSKIP WAWANCARA

Informan : S (Anak asuh di asrama Yayasan Rumah Yatim Ar-

rohman Indonesia Pamulang, Tangerang Selatan)

Waktu : Sabtu, 26 Oktober 2013 16.00 – 17.00 WIB

Tempat : Asrama Pamulang, Tangerang Selatan

Tanya : Sudah berapa lama tinggal di asrama Yayasan Rumah Yatim Ar-

rohman Indonesia Pamulang, Tangerang Selatan?

Jawab : Saya tinggal di asrama Yayasan Rumah Yatim Ar-rohman

Indonesia yang ada di pamulang ini sudah 5 tahun. Saya tinggal di sini

sejak saya masuk kelas 1 SMP.

Tanya : Apakah ada perbedaan sebelum dan sesudah tinggal di asrama

Yayasan Rumah Yatim Ar-rohman Indonesia Pamulang, Tangerang

Selatan? Apa saja yang membedakannya?

Jawab : Sebelum saya tinggal di asrama Yayasan Rumah Yatim Ar-rohman

Indonesia yang ada di Pamulang, tangerang selatan saya tinggal di daerah

Banten dengan 6 saudara. Saya adalah anak yang paling tua sehingga

saya hanya lulus Sekolah Dasar saja dan harus membantu ibu dan bapak

berkebun. Setelah 5 tahun tinggal di asrama saya mendapat banyak teman

dan banyak ilmu-ilmu yang saya peroleh. Selain ilmu yang diperoleh di

sekolah. Di asrama saya juga dianjarkan pendidikan agama. Sebelumnya

saya jarang sekali dapat memenuhi shalat 5 waktu tapi sekarang saya

sudah rajin. Selain itu sudah 3 tahun belakangan ini semenjak saya

diperkenalkan dengan komputer saya langsung tertarik dan ingin

mempelajari ilmu komputer. Alhamdulillah saat ini saya sudah bisa

mengoperasikannya mulai dari aplikasi Microsoft office Word, Exel,

Power Point, dan aplikasi pengolahan gambar seperti Adobe Photoshop.

Tanya : Apakah semua yang diberikan oleh Yayasan Rumah Yatim Ar-

rohman Indonesia sudah memenuhi kebutuhan kamu? Apa saja yang

sudah kamu terima selama tinggal di asrama?

Jawab : Sampai saat ini semua kebutuhan untuk pendidikan saya sudah

terpenuhi dapat dilihat dengan hingga saat ini saya masih bersekolah

hingga kelas 2 Sekolah Menengah Atas. Selain pendidikan yang saya

terima kebutuhan atas tumbuh kembang saya juga terpenuhi. Yayasan

Rumah Yatim Ar-rohman Indonesia selalu memberikan makanan yang

enak dan juga bergizi. Selain 2 (dua) hal diatas ada satu hal lagi yang

saya dapatkan sebelum yaitu hak untuk bermain bersama teman-teman

sebaya.

Tanya : Bagaimana pendapat kamu tentang pengasuhan dan pendidikan

yang diberikan Yayasan Rumah Yatim Ar-rohman Indonesia Pamulang,

Tangerang Selatan?

Jawab : Saya sudah cukup merasa diasuh dengan baik karena diberikan

makanan yang bergizi dan diberikan 3 kali sehari. Hak-hak yang

sebelumnya tidak didapat sekarang sudah saya dapatkan.

Tanya : Dari segi perkembangan kemampuan atau potensi hal apa saja yang

kamu rasa ada peningkatan selama tinggal di asrama Yayasan Rumah

Yatim Ar-rohman Indonesia Pamulang, Tangerang Selatan?

Jawab : Banyak ilmu-ilmu yang tadinya belum pernah saya dapat dan

sekarang sudah saya peroleh. Banyak juga keterampilan-keterampilan

yang saya terima setelah tinggal di asrama salah satunya adalah

keterampilan menjahit.

TRANSKIP WAWANCARA

Informan : W (Anak asuh di asrama Yayasan Rumah Yatim Ar-

rohman Indonesia Pamulang, Tangerang Selatan)

Waktu : Sabtu, 24 Mei 2014 10.30 – 11.15 WIB

Tempat : Asrama Pamulang, Tangerang Selatan

Tanya : Sudah berapa lama tinggal di asrama Yayasan Rumah Yatim Ar-

rohman Indonesia Pamulang, Tangerang Selatan?

Jawab : Aku tinggal di sini udah 2 tahun

Tanya : Apakah ada perbedaan sebelum dan sesudah tinggal di asrama

Yayasan Rumah Yatim Ar-rohman Indonesia Pamulang, Tangerang

Selatan? Apa saja yang membedakannya?

Jawab : Sebelum aku tinggal di Rumah yatim aku tinggal sama kakek,

nenek, adik dan ibu saja sedangkan ayah sudah lama meninggal sejak

aku masih kecil karena kecelakaan kerja. Saat ini ibuku kerja sebagai

pembatu rumah tangga. Aku sempat sekolah hingga kelas 5 Sekolah

Dasar dan akhirnya putus sekolah karena keterbatasan ekonomi. Saat itu

aku membantu ibu dengan berjualan gorengan yang dibuat nenek untuk

membantu sekolah adik ku yang masih kelas 2 SD. Melalui teman ibu,

aku masuk Rumah Yatim Ar-Rohman Indonesia agar bisa bersekolah lagi

dan meneruskan pendidikan aku yang tertinggal sudah 2 tahun. Saat ini

aku kelas 1 Sekolah Menengah Pertama. Saat ini aku tinggal dengan

teman-teman dan pengurus asrama, terkadang aku kangen untuk inggal

dengan adik, kakek, nenek dan ibu ku tapi aku mengerti untuk bisa

membantu ibu nanti aku harus belajar setinggi mungkin dan mendapat

ilmu yang bermanfaat sehingga nanti bisa bekerja dan mendapat uang

yang banyak untuk membantu adik, ibu, kakek dan nenek di rumah.

Tanya : Apakah semua yang diberikan oleh Yayasan Rumah Yatim Ar-

rohman Indonesia sudah memenuhi kebutuhan kamu? Apa saja yang

sudah kamu terima selama tinggal di asrama?

Jawab : Aku sudah mendapatkan apa yang belum aku dapatkan sebelumnya

yaitu meneruskan lagi sekolah. Di asrama juga aku mendapat banyak

teman yang baik-baik.

Tanya : Bagaimana pendapat kamu tentang pengasuhan dan pendidikan

yang diberikan di Yayasan Rumah Yatim Ar-rohman Indonesia

Pamulang, Tangerang Selatan?

Jawab : menurut aku baik, karena selama aku tinggal di asrama Rumah

Yatim selalu diberikan kebutuhan sekolah seperti seragam, alat-alat

sekolah dan sepatu sekolah

Tanya : Dari segi perkembangan kemampuan atau potensi hal apa saja yang

kamu rasa ada peningkatan selama tinggal di asrama Yayasan Rumah

Yatim Ar-rohman Indonesia Pamulang, Tangerang Selatan?

Jawab : Selama aku tinggal aku belajar banyak di asrama, aku belajar untuk

hidup mandiri melakukan tugas sendiri. Yayasan Rumah Yatim juga

memberikan pendidikan agama islam yang baik sehingga aku saat ini

sudah dapat menghafal beberapa surat di Al-quran.

TRANSKIP WAWANCARA

Informan : L (Anak asuh di asrama Yayasan Rumah Yatim Ar-

rohman Indonesia Pamulang, Tangerang Selatan)

Waktu : Sabtu, 24 Mei 2014 11.15 – 12.00 WIB

Tempat : Asrama Pamulang, Tangerang Selatan

Tanya : Sudah berapa lama tinggal di asrama Yayasan Rumah Yatim Ar-

rohman Indonesia Pamulang, Tangerang Selatan?

Jawab : Saya tinggal di Rumah Yatim sudah 3 tahun dan saat ini saya kelas

3 Sekolah Menengah Pertama.

Tanya : Apakah ada perbedaan sebelum dan sesudah tinggal di asrama

Yayasan Rumah Yatim Ar-rohman Indonesia Pamulang, Tangerang

Selatan? Apa saja yang membedakannya?

Jawab : Sebelum saya tinggal di sini saya tinggal dengan ibu dan 5 orang

saudara. Saya adalah anak ke-2 dari lima bersaudara, kakak ku bekerja

sebagai buruh bangunan di daerah Jakarta Selatan sedangkan ibu dan

adik-adik saya tinggal di Cianjur. Selepas lulus Sekolah Dasar saya

membantu ibu dan kakak bekerja untuk mensekolahkan adik-adik dan

memutuskan untuk tidak melanjutkan sekolah. Waktu itu kakak mencoba

bekerja di Jakarta untuk menambah pendapatan dan agar saya dapat

bersekolah lagi. Setahun kemudian kakak mengajak aku untuk ke Jakarta

dan menitipkan aku di asrama Yayasan Rumah Yatim Ar-rohman

Indonesia Jakarta. Awalnya saya tidak mau tetapi setelah datang dan

melihat langsung bahwa saya dapat bersekolah lagi melalui kesempatan

yang diberikan pihak Yayasan Rumah Yatim, saya menerima untuk

tinggal jauh dari ibu dan adik-adik. Selama berada di asrama saya belajar

untuk lebih bertanggung jawab terhadap diri sendiri dan lebih mandiri

tentunya.

Tanya : Apakah semua yang diberikan oleh Yayasan Rumah Yatim Ar-

rohman Indonesia sudah memenuhi kebutuhan kamu? Apa saja yang

sudah kamu terima selama tinggal di asrama?

Jawab : Yayasan Rumah Yatim Ar-rohman Indonesia mengaasuh dan

merawat saya dengan baik, saya mendapatkan kesempatan untuk

bersekolaah, kesempatan untuk barmain dengan teman-teman yang

banyak, kesempatan untuk menambah ilmu dan selama tinggal di asrama

saya menerima banyak hal yang positif.

Tanya : Bagaimana pendapat kamu tentang pengasuhan dan pendidikan

yang diberikan di Yayasan Rumah Yatim Ar-rohman Indonesia

Pamulang, Tangerang Selatan?

Jawab : Pengasuhan dan pendidikan yang diberikan sangat baik. Setiap

harinya saya selalu mendapatkan makanan yang enak dan sehat dan juga

ilmu-ilmu yang diberikan terutama ilmu agama yg diberikan sangat

bermanfaat.

Tanya : Dari segi perkembangan kemampuan atau potensi hal apa saja yang

kamu rasa ada peningkatan selama tinggal di asrama Yayasan Rumah

Yatim Ar-rohman Indonesia Pamulang, Tangerang Selatan?

Jawab : Selama tinggal di asrama saya mendapat banyak kesempatan untuk

menggali ilmu yang saya dapatkan baik itu ilmu yang diberikan dari

sekolah maupun ilmu yang diberikan oleh yayasan seperti ilmu agama.

Melalui pendidikan tersebut saya berhasil memperoleh penghargaan juara

3 dari perlombaan tahfiz yang digelar oleh walikota Tangerang Selatan

tahun 2013.

TRANSKIP OBSERVASI

Fokus Observasi : Manajemen Strategi Perkembangan Potensi Anak Yayasan

Rumah Yatim Ar-rohman Indonesia Pamulang, Tangerang

Selatan

Waktu : Sabtu, 6 July 2013 pukul 10.00 WIB

Tempat : Ruang front office asrama Pamulang, Tangerang Selatan

Orang yang terlibat : Manajer Area Tangerang dan Kepala asrama

Aspek Kegiatan Deskripsi Makna

Perencanaan program

kegiatan anak asuh

Pada tahap perencanaan

awal ini di laksanakan

oleh Manajer Area

Tangerang dan Kepala

Asrama Pamulang,

Tangerang Selatan.

Dalam perencanaan ini

di tentukan program

dalam satu tahun

kedepan untuk anak

asuh. Manajer Area

memberikan amanah

yang diperintahkan oleh

kantor pusat kepada

kepada Kepala Asrama

untuk menjalankan

tugasnya dengan sebaik-

baiknya. Dan menjalin

kerjasama dengan staf-

stafnya. Dan kemudian

Kegiatan untuk mengelola

dan memberdayakan anak

yatim dan duafa

direncanakan oleh kantor

pusat dan kemudian

disampaikan kepada

manajer area masing-

masing wilayah. Setelah itu

disampaikan kepada kepala

asrama. Program kegiatan

yang diberikan harus

dilaksanakan tetapi dapat

mengalami beberapa

perubahan apabila kepala

asrama manganggap perlu

untuk melakukan

perubahandengan sesuai

keadaan masing-masing

asrama.

Manajer Area

menyerahkan beberapa

lembar kertas yang berisi

tentang program

kegiatan anak asuh yang

selanjutnya diterima oleh

kepala asrama.

TRANSKIP OBSERVASI

Fokus Observasi : Manajemen Strategi Perkembangan Potensi Anak Yayasan

Rumah Yatim Ar-rohman Indonesia Pamulang, Tangerang

Selatan

Waktu : 30 September 2013 – 20 Oktober 2013

Tempat : Asrama Pamulang, Tangerang Selatan

Orang yang terlibat : Kepala Asrama, Staf Pendidikan dan Kesehatan, Staf

Umum dan Staf Logistik

Aspek Kegiatan Deskripsi Makna

Pelaksanaan program

kegiatan anak asuh

Pelaksanaan kegiatan

untuk mengelola dan

memberdayakan anak

yatim dan dhuafa

dilakukan seluruh pekerja

di asrama. Tetapi lebih

fokus untuk

mengembangkan potensi

diri anak dilakukan oleh

Kepala Asrama, Staf

PenKes, Staf Umum dan

Staf logistik. Pelaksanaan

kegiatan dilakukan sesuai

dengan fungsi/tugas dari

masing-masing staf. Staf

logistik bertugas untuk

memasak makan yang

sehat dan bergizi untuk

anak asuh, staf umum

Semua pekerja yang

bekerja di Asrama

Pamulang, Tangerang

Selatan memiliki peran

penting dalam

mengembangkan potensi

anak. Sesuai dengan

fungsi/tugas mereka

masing-masing.

malakukan kegiatan

merawat kebersihan dari

lingkungan asrama, staf

penkes mendapingi setian

anak asuh yang tinggal di

asrama dan kepala asrama

mengatur dan memantau

kegiatan yang ada di

asrama.

TRANSKIP OBSERVASI

Fokus Observasi : Manajemen Strategi Perkembangan Potensi Anak Yayasan

Rumah Yatim Ar-rohman Indonesia Pamulang, Tangerang

Selatan

Waktu : Sabtu, 1 Desember 2013 pukul 10.00 WIB

Tempat : Asrama Pamulang, Tangerang Selatan

Orang yang terlibat : Manajer Area Tangerang, Kepala Asrama Pamulang, Staf

Pendidikan dan Kesehatan, Staf Umum dan Staf Logistik

Aspek Kegiatan Deskripsi Makna

Evaluasi program

kegiatan anak asuh

Kegiatan evaluasi

dilaksankan oleh manajer

area tangerang, kepala

asrama Pamulang,

Tangerang Selatan, staf

penkes, staf umum dan

staf logistik. setelah

setengah tahun atau enam

bulan pelaksanaan

selanjutnya dilakukan

evaluasi untuk

mengetahui kekurangan

atau keberhasilan dari

program yang telah

dilaksanakan. Mulai dari

kepala asrama hingga

staf-staf yang bekerja

menceritakan semua

kegiatan yang mereka

Evaluasi merupakan tahap

akhir dalam proses kegiatan

untuk mengembangkan

potensi diri anak asuh.

Tahap ini yang menentukan

apakan perencanaan telah

sesuai dengan apa yang

diinginkan, apakah

pelaksanaan sesuai dengan

apa yang telah ditentukan.

Sehingga menjadi

pertimbangan ulang untuk

membuat sebuah program

kegiatan yang lebih baik

lagi.

laksanakan dan pada

akhirnya manajer area

akan meminta pandangan

kepada para pekerja yang

ada di asrama Pamulang,

Tangerang Selatan apakah

ada kekurangan dalam

program dan kegiatan dan

apa saran mereka untuk

memperbaikinya. Setelah

itu kepala asrama akan

memberikan lembar

kegiatan program dalam

satu tahun kepada

manajer area yang

nantinya akan diserahkan

kepada kantor pusat untuk

dilakukan perencanaan

kembali apabila masih

ada kekurangan.

Foto Kegiatan dan Prestasi

Yayasan Rumah Yatim Ar-rohman Indonesia

Piagam-piagam hasil prestasi anak asuh Yayasan Rumah Yatim Ar-rohman Indonesia Pamulang, Tangerang Selatan

Hasil karya seni keterampilan melukis dan mewarnai anak asuh Yayasan Rumah Yatim Ar-rohman Indonesia Pamulang, Tangerang Selatan

Kegiatan keterampilan jurnalistik anak asuh Yayasan Rumah Yatim Ar-rohman Indonesia Pamulang, Tangerang Selatan