Upload
brian-pradana
View
58
Download
1
Embed Size (px)
DESCRIPTION
alasan pariwisata
Citation preview
PROFIL WILAYAH MALANG RAYA
Kota Malang, Kota Batu,Kabupaten Malang
MASTER OF REGIONAL URBAN DEVELOPMENT UNDIP ‘2015III - 1
III.5 Aspek Ekonomi Malang Raya
III.5.1 Perkembangan PDRB Malang Raya
Perekonomian wilayah Malang Raya digerakkan oleh beberapa sektor antara lain
pertanian, pertambangan dan penggalian, industri pengolahan, listrik gas dan air bersih,
bangunan, perdagangan, hotel dan restoran, pengangkutan dan komunikasi, keuangan dan
jasa.
PROFIL WILAYAH MALANG RAYA
Kota Malang, Kota Batu,Kabupaten Malang
MASTER OF REGIONAL URBAN DEVELOPMENT UNDIP ‘2015III - 2
Pada masing-masing sektor tersebut memberikan sumbangan atau kontribusi yang
berbeda- beda bagi pertumbuhan ekonomi wilayah. Salah satu cara untuk mengetahui kinerja
dan struktur perekonomian dari suatu wilayah adalah dengan melihat seberapa besar nilai
tambah yang dihasilkan oleh faktor-faktor produksi tersebut yang pada umumnya disebut
dengan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB). Dari hasil analisis PDRB kota Malang
berasarkan sembilan sektor, maka perekonomian di Kota Malang pada tahun 2009-2013 adalah
sebagai berikut:
Tabel III. 20PDRB Wilayah Malang Raya Tahun 2009-2013
Jenis lap.usahaTahun
2009 2010 2011 2012 2013
Pertanian 4304097.3 4518873.6 4949564.08 5155488.62 5378114.79Pertambangan dan Penggalian 360466.46 383596.67 427188.84 440966.94 456941.46Industri Pengolahan 6573513.1 6892425.6 7535003.22 8088903.26 8573070.79Listrik. Gas dan Air Bersih 448554.9 470947.16 390234.7 420698.11 442901.35Bangunan 572020.59 635308.14 726728.63 803855.89 886545.55Perdagangan. Hotel dan Restoran 9050309.2 9685900.3 11027037.47 12070199.66 13124652.68Pengangkutan dan Komunikasi 1007063.9 1108308.5 1059172.53 1149235.36 1244051.03Keuangan. Persewaan & JasaPerusahaan 1576698 1670668.8 1885135.55 2026490.46 2173111.2
Jasa-Jasa 3646364.9 3829468.2 4209878.75 4448558.58 4721747.71JUMLAH 27539088.32 29.195.497 32209943.77 34604396.88 37001136.56Sumber: Kota Malang, Kabupaten Malang dan Kota Batu Dalam Angka 2009-2013
40000000
35000000
30000000
25000000
20000000
15000000
10000000
5000000
02009 2010 2011 2012 2013
Gambar 3. 26Grafik Perkembangan PDRB Malang Raya Tahun 2009-2013
PDRB (rp)
PROFIL WILAYAH MALANG RAYA
Kota Malang, Kota Batu,Kabupaten Malang
MASTER OF REGIONAL URBAN DEVELOPMENT UNDIP ‘2015III - 3
14000000
12000000
10000000
8000000
6000000
4000000
2000000
0
2009 2010 2011 2012 2013
Pertanian
Pertambangan danPenggalianIndustri Pengolahan
Listrik. Gas dan Air Bersih
Bangunan
Perdagangan. Hotel danRestoran Pengangkutan dan KomunikasiKeuangan. Persewaan &Jasa Perusahaan
Gambar 3. 27Diagram Perkembangan PDRB per Sektor Tahun 2009-2013
Dari data perkembangan PDRB tahun 2009 hingga tahun 2013, terlihat bahwa PDRB
Malang Raya selalu meningkat dari tahun ketahun. Sektor yang paling berkontribusi paling tinggi
adalah sektor perdagangan, hotel, dan restoran. Di mana diketahui bahwa Malang Raya memiliki
banyak objek wisata unggulan. Dengan banyaknya objek wisata di wilayah Malang Raya, secara
langsung mempengaruhi berkembangnya sektor-sektor seperti perdagangan, hotel, restoran
serta sektor jasa-jasa dimana sebagaimana tentunya memerlukan beberapa sarana pendukung
untuk pengembangan pariwisata itu sendiri. Dapat dilihat bahwa sektor perdagangan, hotel dan
restoran terus menerus mengalami peningkatan di setiap tahunnya sehingga dapat dikatakan
bahwa perkembangan pariwisata di Malang Raya memiliki daya tarik dan potensi untuk
memberikan sumbangan terhadap pertumbuhan ekonomi Kota Malang itu sendiri.
Selain itu, sektor industri pengolahan juga berkontribusi tinggi pada jumlah PDRB di
wilayah Malang Raya. Terus meningkatnya sektor industri pengolahan disebabkan karena
wilayah Malang Raya memiliki hasil-hasil pertanian yang cukup banyak dan cenderung tidak
dimiliki oleh wilayah atau kota-kota lainnya seperti perkebunan apel yang merupakan salah satu
andalan dari Kota Batu dan Kabupaten Malang. Adanya potensi tersebut pada akhirnya akan
memunculkan industri-industri pengolahan baik dalam skala besar maupun skala kecil atau
industri rumah tangga yang tidak hanya di Kota Batu dan Kabupaten Malang sebagai pemasok
bahan baku, tetapi juga industri pengolahan di Kota Malang. Selain itu, adanya beberapa industri
PROFIL WILAYAH MALANG RAYA
Kota Malang, Kota Batu,Kabupaten Malang
MASTER OF REGIONAL URBAN DEVELOPMENT UNDIP ‘2015III - 4
rokok seperti Bentoel, Banyu Biru, Sampoerna, dan pabrik gula Kebon Agung.
PROFIL WILAYAH MALANG RAYA
Kota Malang, Kota Batu,Kabupaten Malang
MASTER OF REGIONAL URBAN DEVELOPMENT UNDIP ‘2015III - 5
III.5.2 Laju Pertumbuhan
Sebagai kota yang banyak memiliki penduduk pendatang, Malang Raya menjadi kota
yang dinamis dan mengalami perkembangan. Berbagai potensi ekonomi banyak muncul di
Malang Raya sebagai akibat dari perkembangan di berbagai sektor, misalnya sektor pariwisata,
sektor pendidikan dan sektor industri yang mempengaruhi pertumbuhan dari sektor-sektor
ekonomi lainnya. Malang Raya yang memiliki semboyan “Tri Bina Cita” yaitu sebagai Kota
Pendidikan, Kota Industri dan Kota Pariwisata mencerminkan bahwa ketiga sektor tersebut
adalah potensi ekonomi Malang Raya. Banyaknya potensi-potensi ekonomi yang muncul dan
berkembang di Malang Raya menunjukkan bahwa sektor perekonomian di Malang Raya
berkembang dengan
baik.
Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) merupakan salah satu indikator untuk
mengetahui kondisi ekonomi suatu daerah/wilayah dalam suatu periode tertentu. Dalam
perencanaan pembangunan daerah, perlu memperhatikan juga mengenai pertumbuhan dan
kontribusi dari 9 (sembilan) sektor ekonomi terhadap PDRB Malang Raya. Kegiatan
perencanaan ekonomi untuk pengembangan sektor kegiatan ekonomi dimulai dengan
melakukan proses identifikasi sektor unggulan atau potensial ekonomi daerah yaitu salah
satunya dengan meluhat laju pertumbuhan dari sektor-sektor tersebut sehingga dapat diketahui
sektor mana saja yang memiliki laju pertumbuhan potensial untuk dikembangkan. Berikut
merupakan tabel laju pertumbuhan PDRB Malang Raya tahun 2009-2013:
Tabel III. 21Laju Pertumbuhan PDRB Malang Raya Tahun 2009-2013
Lapangan UsahaLaju Pertumbuhan
2009-2010 2010-2011 2011-2012 2012-2013 Rata-Rata
Pertanian 4,99% 9,53% 4,16% 4,32% 5,75%Pertambangan Dan Penggalian 6,4% 11,36% 3,23% 3,62% 6,2%Industri Pengolahan 4,85% 9,32% 7,35% 5,99% 6,88%Listrik, Gas Dan Air Bersih 4,99% 4,10% 6,21% 4,26% 4,89%Bangunan 11,06% 14,39% 10,61% 10,29% 11,59%Perdagangan, Hotel Dan Restoran 7,02% 13,85% 9,46% 8,74% 9,77%Pengangkutan Dan Komunikasi 5,53% 4,59% 3,46% 3,74% 4,33%Keuangan, Persewaan & Jasa 5,96% 12,84% 7,50% 7,24% 8,38%Jasa-Jasa 5,02% 9,93% 5,67% 6,14% 6,69%
Sumber: Kota Malang, Kabupaten Malang dan Kota Batu Dalam Angka 2009-2013
Berdasarkan tabel diatas, laju pertumbuhan PDRB di Malang Raya secara umum
mengalami peningkatan di periode tahun 2010-2011 dengan laju pertumbuhan terbesar adalah
sektor bangunan (14,39%), dimana hal ini mengindikasikan bahwa pembangunan di Malang
Pres
enta
se
PROFIL WILAYAH MALANG RAYA
Kota Malang, Kota Batu,Kabupaten Malang
MASTER OF REGIONAL URBAN DEVELOPMENT UNDIP ‘2015III - 6
Raya mengalami perkembangan yang cukup tinggi pada tahun tersebut. Sedangkan sektor yang
mengalami penurunan adalah sektor pengangkutan dan komunikasi (4,59%) dan sektor
listrik, gas dan air bersih (4,10%). Malang Raya sebagai kota “Tri Bina Cita” menuntut untuk
terus adanya pembangunan baik berupa pembangunan penginapan, rest area, sarana
transportasi dan lain-lain sebagai pendukung berkembangnya sektor pariwisata. Pembangunan
rumah sewa/kos, sarana penunjang pendidikan seperti warnet,rental, ruko dan lain-lain sebagai
penunjang adanya sektor pendidikan sebagaimana Malang Raya juga dikenal sebagai kota
pendidikan serta adanya pembangunan industri-industri baik industri skala kecil maupun skala
besar. Berikut merupakan
grafik laju pertumbuhan PDRB Kota Malang Raya periode tahun 2009-2013:
16,00%
14,00%
12,00%
10,00%
8,00%
6,00%
4,00%
2,00%
0,00%2009-2010 2010-2011 2011-2012 2012-2013
Gambar 3. 28
Bangunan
Pertambangan DanPenggalianIndustri Pengolahan
Listrik, Gas Dan Air Bersih
Pertanian
Perdagangan, Hotel DanRestoran Pengangkutan Dan KomunikasiKeuangan, Persewaan &Jasa
Tren Laju Pertumbuhan PDRB Malang Raya Tahun 2009-2013Sumber: Analisa Kelompok, 2015
Secara rata-rata, laju pertumbuhan PDRB periode tahun 2009-2013 yang paling tinggi
masih terdapat di sektor bangunan, diikuti dengan sektor perdagangan, hotel dan restoran,
keuangan, persewaan dan jasa serta industri pengolahan. Malang Raya menjadi orientasi yang
menjanjikan bagi pendatang, banyak masyarakat yang bergerak ke Malang Raya dengan tujuan
untuk bekerja, sekolah, rekreasi dan belanja. Tiga daerah di Malang raya, yaitu kabupaten
Malang, kota Malang, dan kota Batu mempunyai prospek pengembangan bisnis pariwisata yang
potensial, maka dari itu diperlukan adanya pembangunan sektor-sektor seperti pembangunan
gedung dan jalan raya sebagai sarana penunjang. Selain itu, Banyaknya kampus, tempat
perbelanjaan, dan kawasan industri yang tumbuh subur di Malang Raya membuat masyarakat
luar kota berdatangan ke Malang Raya.
PROFIL WILAYAH MALANG RAYA
Kota Malang, Kota Batu,Kabupaten Malang
MASTER OF REGIONAL URBAN DEVELOPMENT UNDIP ‘2015III - 7
11,59%
5,75% 6,2%6,88%
4,89%
9,77%
4,33%
8,38%
6,69%
Pertanian Pertambangan Industri Listrik, Gas Dan Bangunan Perdagangan, Pengangkutan Keuangan, Jasa-JasaDan Penggalian Pengolahan Air Bersih Hotel Dan
RestoranDan Komunikasi Persewaan & Jasa
Gambar 3. 29Diagram Presentase Rata-Rata Laju Pertumbuhan PDRB Tahun 2009-2013
Sumber : analisis kelompok, 2015
Secara umum, keadaan ekonomi di Malang Raya mengalami pertumbuhan yang
positif dan memiliki pangsa pasar yang cukup besar dan luas. Namun, dibalik adanya potensi
Malang Raya sebagai kota pendidikan, pariwisata dan industri, pemerintah kabupaten dan
pemerintah kota di Malang Raya dituntut untuk dalam melakukan koordinasi dengan baik dan
melakukan pengendalian pembangunan. Karena, apabila pembangunan di Malang Raya terus
terjadi dan tanpa pengendalian, maka dikhawatirkan bahwa akan terjadi pergeseran penggunaan
lahan dan mata pencaharian penduduk. Hal ini menjadi penting untuk dilakukan karena pada
awalnya Malang Raya mengandalkan sektor perkebunan dan agowisata sebagai daya tarik
wisatanya, sehingga apabila pembangunan tidak dikendalikan maka sektor tersebut lama
kelamaan akan semakin menurun yang pada akhirnya akan berdampak pada masyarakat yang
bermata pencaharian terkait dengan sektor tersebut.
III.5.3 Struktur Ekonomi
Salah satu cara untuk mengetahui kinerja dan struktur perekonomian dari suatu wilayah
antara lain dengan melihat seberapa besar nilai tambah yang dihasilkan oleh faktor-faktor
produksi yang ada di suatu wilayah. Besaran nilai tambah yang dihasilkan oleh faktor-faktor
produksi tersebut umumnya disebut dengan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB).
Penghitungan besaran PDRB tersebut dapat dihitung dengan tiga pendekatan yaitu pendekatan
produksi, pendapatan, dan pengeluaran. Dari ketiga pendekatan tersebut yang dapat
disajikan
PROFIL WILAYAH MALANG RAYA
Kota Malang, Kota Batu,Kabupaten Malang
MASTER OF REGIONAL URBAN DEVELOPMENT UNDIP ‘2015III - 8
adalah sebatas PDRB dari pendekatan produksi. Berdasarkan pendekatan produksi, dari seluruh
faktor produksi yang ada dikelompokkan ke dalam sembilan sektor, dimana faktor produksi
tersebut dinilai berdasarkan atas harga tahun berjalan atau berlaku dan atas harga dasar pada
tahun dasar (konstan) tertentu. Tahun yang dipergunakan sebagai tahun dasar pada
penghitungan ini adalah tahun 2009 - 2013.
Struktur perekonomian adalah komposisi peranan masing-masing sektor dalam
perekonomian baik menurut lapangan usaha maupun pembagian sektoral ke dalam sektor
primer, sekunder dan tersier. Ada beberapa faktor yang menentukan terjadinya perubahan
struktur ekonomi antara lain : Produktivitas tenaga kerja per sektor secara keseluruhan; Adanya
modernisasi dalam proses peningkatan nilai tambah dari bahan baku, barang setengah jadi dan
barang jadi; Kreativitas dan penerapan teknologi yang disertai kemampuan untuk memperluas
pasar produk/jasa yang dihasilkannya; Kebijakan pemerintah yang mendorong pertumbuhan dan
pengembangan sektor dan komoditi unggulan; Ketersediaan infrastruktur yang menentukan
kelancaran aliran distribusi barang dan jasa serta mendukung proses produksi; Kegairahan
masyarakat untuk berwirausaha dan melakukan investasi secara terus-menerus; Adanya pusat-
pusat pertumbuhan baru yang muncul dalam wilayah daerah; Terbukanya perdagangan luar
daerah dan luar negeri melalui ekspor-impor.
Secara umum aktifitas ekonomi dan stuktur ekonomi di Malang Raya yakni Kabupaten
Malang, Kota Malang, dan Kota Batu mengalami peningkatan pada setiap tahunnya. Dimulai dari
data tahun 2009 sampai tahun 2013 kondisi perkembangan dan struktur ekonomi malang raya
mengalami kenaikan atau peningkatan. Adapun analisis struktur ekonomi Malang Raya dapat
dilihat pada tabel dibawah ini :
Tabel III. 22Struktur Ekonomi Malang Raya Tahun 2009
Lapangan UsahaStruktur Ekonomi 2009
TotalKota Malang Kota Batu Kab. Malang
Pertanian 35,40% 35,25% 34,36% 34,98%Pertambangan dan Penggalian 1,10% 1,05% 1,03% 1,06%Industri 13,75% 13,39% 12,92% 13,34%Listrik, Gas, dan Air Minum 1,11% 1,21% 1,21% 1,18%Bangunan 6,86% 6,78% 6,67% 6,77%Perdagangan 12,46% 12,57% 12,52% 12,52%Angkutan 4,26% 4,44% 4,63% 4,45%Bank dan Lembaga Keuangan 6,78% 6,90% 7,20% 6,97%Jasa-jasa 18,29% 18,41% 19,45% 18,74%
Sumber : analisis kelompok, 2015
PROFIL WILAYAH MALANG RAYA
Kota Malang, Kota Batu,Kabupaten Malang
MASTER OF REGIONAL URBAN DEVELOPMENT UNDIP ‘2015III - 9
Struktur Ekonomi Malang Raya 2009 Pertanian
6,97%18,74%
34,98%
Pertambangan danPenggalianIndustri
4,45%12,52%
6,77% 1,18%
13,34%
1,06%
Listrik, Gas, dan AirMinumBangunan
Perdagangan
Angkutan
Bank dan LembagaKeuanganJasa-jasa
Gambar 3. 30Struktur Ekonomi Malang Raya Tahun 2009
Sumber : analisis kelompok, 2015
Struktur ekonomi Malang Raya pada tahun 2009 yang mencakup kabupaten malang, kota
malang, dan kota batu pada tahun 2009 sektor yang memiliki kontribusi terbesar adalah pada
sektor pertanian yaitu sebesar 34,98%. Sedangkan sektor yang memiliki kontribusi terendah
adalah pada sektor pertambangan dan penggalian yakni hanya sebesar 1,06%.
Tabel III. 23Struktur Ekonomi Malang Raya Tahun 2010
Lapangan UsahaStruktur Ekonomi 2010
TotalKota Malang Kota Batu Kab. Malang
Pertanian 0,40% 20,38% 30,41% 15,48%Pertambangan dan Penggalian 0,04% 0,23% 2,73% 1,31%Industri 30,29% 7,27% 18,47% 23,61%Listrik, Gas, dan Air Minum 1,70% 1,55% 1,53% 1,61%Bangunan 2,67% 1,62% 1,73% 2,18%Perdagangan 40,74% 46,65% 24,03% 33,18%Angkutan 3,28% 3,61% 4,35% 3,80%Bank dan Lembaga Keuangan 7,66% 4,57% 3,86% 5,72%Jasa-jasa 13,22% 14,13% 12,91% 13,12%
Sumber : analisis kelompok, 2015
PROFIL WILAYAH MALANG RAYA
Kota Malang, Kota Batu,Kabupaten Malang
MASTER OF REGIONAL URBAN DEVELOPMENT UNDIP ‘2015III - 10
5,72%
3,80%
Struktur Ekonomi Malang Raya 2010Pertanian
33,18%
13,12% 15,48% 1,31%
23,61%
1,61%2,18%
Pertambangan danPenggalianIndustri
Listrik, Gas, dan Air Minum
Bangunan
Perdagangan
Angkutan
Bank dan LembagaKeuanganJasa-jasa
Gambar 3. 31Struktur Ekonomi Malang Raya Tahun 2010
Sumber : analisis kelompok, 2015
Struktur ekonomi Malang Raya pada tahun 2010 yang mencakup kabupaten
malang, kota malang, dan kota batu pada tahun 2010 berbeda dengan tahun 2009, dimana
pada tahun
2009 sektor yang memiliki kontribusi terbesar adalah pada sektor pertanian yaitu sebesar
34,98%, tetapi pada tahun 2010 sektor yang memiliki kontribusi terbesar adalah pada sektor
perdagangan yakni sebesar 33,18%. Sedangkan sektor yang memiliki kontribusi terendah
adalah pada sektor pertambangan dan penggalian yakni hanya sebesar 1,31%.
Tabel III. 24Struktur Ekonomi Malang Raya Tahun 2011
Lapangan UsahaStruktur Ekonomi 2011
TotalKota Malang Kota Batu Kab. Malang
Pertanian 0,37% 19,79% 29,38% 10,44%Pertambangan dan Penggalian 0,03% 0,22% 2,67% 0,90%Industri 33,48% 7,13% 18,58% 27,78%Listrik, Gas, dan Air Minum 1,40% 1,56% 0,72% 1,18%Bangunan 3,14% 1,71% 1,88% 2,68%Perdagangan 38,06% 47,16% 26,28% 34,51%Angkutan 3,01% 3,64% 3,26% 3,11%Bank dan Lembaga Keuangan 8,11% 4,59% 4,27% 6,74%Jasa-jasa 12,42% 14,20% 12,95% 12,65%
Sumber : analisis kelompok, 2015
PROFIL WILAYAH MALANG RAYA
Kota Malang, Kota Batu,Kabupaten Malang
MASTER OF REGIONAL URBAN DEVELOPMENT UNDIP ‘2015III - 11
Struktur Ekonomi Malang Raya 2011Pertanian
6,74%
3,11% 12,65% 10,44%0,90%
27,78%
Pertambangan danPenggalianIndustri
Listrik, Gas, dan Air Minum
34,51%Bangunan
Perdagangan
1,18%2,68%
Angkutan
Bank dan Lembaga Keuangan
Jasa-jasa
Gambar 3. 32Struktur Ekonomi Malang Raya Tahun 2011
Sumber : analisis kelompok, 2015
Struktur ekonomi Malang Raya pada tahun 2011 yang mencakup Kabupaten
Malang, Kota Malang, Dan Kota Batu pada tahun 2011 sama dengan tahun 2010, dimana
pada tahun
2010 sektor yang memiliki kontribusi terbesar adalah pada sektor perdagangan yakni sebesar
33,18% dan pada tahun 2011 sektor yang memiliki kontribusi terbesar juga terletak pada sektor
perdangan yakni sebesar 34,51%. Sedangkan sektor yang memiliki kontribusi terendah pada
tahun 2011 juga sama pada tahun 2010 yaitu pada sektor pertambangan dan penggalian yakni
hanya sebesar 0.91%.
Tabel III. 25Struktur Ekonomi Malang Raya Tahun 2012
Lapangan UsahaStruktur Ekonomi 2012
TotalKota Malang Kota Batu Kab. Malang
Pertanian 0,33% 19,61% 28,48% 9,91%Pertambangan dan Penggalian 0,03% 0,22% 2,57% 0,85%Industri 33,05% 7,07% 18,84% 27,71%Listrik, Gas, dan Air Minum 1,34% 1,58% 0,72% 1,15%Bangunan 3,26% 1,76% 1,97% 2,80%Perdagangan 38,51% 47,27% 26,98% 35,11%Angkutan 2,93% 3,65% 3,32% 3,08%Bank dan Lembaga Keuangan 8,04% 4,61% 4,31% 6,75%Jasa-jasa 12,50% 14,24% 12,79% 12,65%
Sumber : analisis kelompok, 2015
PROFIL WILAYAH MALANG RAYA
Kota Malang, Kota Batu,Kabupaten Malang
MASTER OF REGIONAL URBAN DEVELOPMENT UNDIP ‘2015III - 12
Struktur Ekonomi Malang Raya 2012
6,75%
3,08% 12,65%
35,11%
9,91%0,85%
27,71%
1,15%
2,80%
Pertanian
Pertambangan dan Penggalian
Industri
Listrik, Gas, dan Air Minum
Bangunan
Perdagangan
Angkutan
Bank dan Lembaga Keuangan
Jasa-jasa
Gambar 3. 33Struktur Ekonomi Malang Raya Tahun 2012
Sumber : analisis kelompok, 2015
Struktur ekonomi Malang Raya pada tahun 2012 yang mencakup kabupaten malang, kota
malang, dan kota batu pada tahun 2012 sektor yang memiliki kontribusi terbesar adalah pada
sektor perdagangan yaitu sebesar 35,11%. Sektor perdagangan dari tahun 2010 sampai
tahun
2012 selalu mengalami peningkatan. Sedangkan sektor yang memiliki kontribusi terendah adalah
pada sektor pertambangan dan penggalian yakni hanya sebesar 0,85%.
Tabel III. 26Struktur Ekonomi Malang Raya Tahun 2013
Lapangan UsahaStruktur Ekonomi 2013
TotalKota Malang Kota Batu Kab. Malang
Pertanian 0,32% 19,34% 27,87% 9,37%Pertambangan dan Penggalian 0,00% 0,22% 2,50% 0,78%Industri 33,14% 7,00% 18,96% 27,99%Listrik, Gas, dan Air Minum 1,29% 1,59% 0,73% 1,13%Bangunan 3,24% 1,82% 2,07% 2,84%Perdagangan 38,66% 47,48% 27,41% 35,46%Angkutan 2,90% 3,65% 3,38% 3,07%Bank dan Lembaga Keuangan 8,15% 4,62% 4,36% 6,88%Jasa-jasa 12,31% 14,27% 12,72% 12,49%
Sumber : analisis kelompok, 2015
PROFIL WILAYAH MALANG RAYA
Kota Malang, Kota Batu,Kabupaten Malang
MASTER OF REGIONAL URBAN DEVELOPMENT UNDIP ‘2015III - 13
Struktur Ekonomi Malang Raya 2013
6,88%
3,07%12,49%
35,46%
9,37%0,78%
27,99%
1,13%
2,84%
Pertanian
Pertambangan danPenggalianIndustri
Listrik, Gas, dan AirMinumBangunan
Perdagangan
Angkutan
Bank dan LembagaKeuanganJasa-jasa
Gambar 3. 34Struktur Ekonomi Malang Raya Tahun 2013
Sumber : analisis kelompok, 2015
Struktur ekonomi Malang Raya pada tahun 2013 yang mencakup kabupaten malang, kota
malang, dan kota batu pada tahun 2013 sektor yang tertinggi sama dengan tahun 2010, 2011,
dan 2012. dimana pada tahun 2013 sektor yang memiliki kontribusi terbesar adalah pada sektor
perdagangan yakni sebesar 35,46%. Sedangkan sektor yang memiliki kontribusi terendah pada
tahun 2013 yaitu pada sektor pertambangan dan penggalian yakni hanya sebesar 0.78%.
Jika dilihat stuktur ekonomi Malang Raya yang mencakup kabupaten malang, kota
malang, dan kota batu dari tahun 2009 sampai tahun 2013, dapat dilihat bahwa pada tahun 2009
sektor tertinggi yang memberi kontribusi adalah pada sektor pertanian, tetapi pada tahun 2010
sampai tahun 2013 sektor yang memiliki kontribusi tertinggi adalah pada perdagangan.
Sehingga dapat dianalisis bahwa adanya perubahan stuktur ekonomi. Sedangkan pada sektor
yang memiliki kontribusi terkecil dari tahun 2009 sampai tahun 2013 adalah tetap pada sektor
pertambangan dan penggalian.
III.5.4 Analisis Agregat
Perekonomian regional terbagi menjadi dua kegiatan besar, yaitu: kegiatan basis dan
kegiatan non basis. Teori ini menyatakan bahwa faktor penentu utama pertumbuhan ekonomi
suatu daerah berhubungan langsung dengan permintaan barang dan jasa dari luar
daerah.
PROFIL WILAYAH MALANG RAYA
Kota Malang, Kota Batu,Kabupaten Malang
MASTER OF REGIONAL URBAN DEVELOPMENT UNDIP ‘2015III - 14
Pertumbuhan perindustrian yang menggunakan sumber daya lokal, termasuk tenaga kerja dan
bahan baku untuk diekspor, akan menghasilkan kekayaan daerah dan penciptaan peluang kerja
(job creation). Strategi pembangunan daerah yang muncul didasarkan pada teori ini merupakan
penekanan terhadap arti pentingnya bantuan kepada dunia usaha yang mempunyai pasar
secara nasional maupun internasional. Implementasinya adalah kebijakan yang mencakup
pengurangan hambatan atau batasan terhadap perusahaan perusahaan yang berorientasi
ekspor yang ada dan akan didirikan di daerah itu (Arsyad, 2006).
Mengacu pada teori ekonomi basis tersebut maka Arsyad (2006) menjelaskan bahwa
teknik Location Quotient dapat membagi kegiatan ekonomi suatu daerah menjadi dua golongan
yaitu:
Kegiatan sektor ekonomi yang melayani pasar di daerah itu sendiri maupun di luar
daerah yang bersangkutan. Sektor ekonomi seperti ini dinamakan sektor ekonomi potensial
(basis); Sektor unggulan atau basis adalah sektor yang dimana keberadaannya diharapkan
dapat meningkatkan pertumbuhan suatu wilayah. Kriteria sektor unggulan pun sangat
bervariasi. Tergantung seberapa besar peranan sektor tersebut dalam pembangunan
wilayah. Salah satu yang dapat memengaruhi sektor unggulan yaitu faktor anugerah
(endowment factors). Dengan adanya keberadaan sektor unggulan ini sangat membantu
dan memudahkan pemerintah dalam mengalokasikan dana yang tepat sehingga kemajuan
perekonomian akan tercapai.Secara umum, syarat utama agar suatu sektor layak dijadikan
sebagai unggulan perekonomian adalah sektor tersebut memiliki kontribusi yang dominan
dalam pencapaian tujuan pembangunan. Sektor unggulan sangat berperan penting pada
suatu pembangunan wilayah. Hal ini dapat dilihat pada besar kecilnya pengaruh serta
peranannya terhadap pembangunan tersebut, diantaranya (Tarigan, 2005) : Sektor
unggulan tersebut memiliki laju pertumbuhan yang tinggi; Sektor unggulan tersebut memiliki
angka penyerapan tenaga kerja yang relatif besar; Sektor unggulan tersebut memiliki
keterkaitan antar sektor yang tinggi baik ke depan maupun ke belakang; Sektor unggulan
tersebut mampu menciptakan nilai tambah yang tinggi.
Kegiatan sektor ekonomi yang hanya dapat melayani pasar di daerah itu sendiri
dinamakan sektor ekonomi tidak potensial (non basis) atau local industry;
PROFIL WILAYAH MALANG RAYA
Kota Malang, Kota Batu,Kabupaten Malang
MASTER OF REGIONAL URBAN DEVELOPMENT UNDIP ‘2015III - 15
III.5.5 Analisis Intra Wilayah
Analisis intrawilayah merupakan salah satu jenis analisis yang melihat secara lebih
mendalam mengenai apa yang terdapat pada suatu wilayah. Wilayah dilihat sebagai sebuah unit
atau penjumlahan elemen-elemen yang terdapat didalamnya. Dalam analisis intrawilayah ini, hal
yang disoroti adalah bagaimana karakteristik ekonomi di Kota Malang, Kabupaten Malang dan
Kota Batu dan bagaimana perbandingan diantara ketiganya. Selain itu perlu juga
dianalisis mengenai bagaimana kontribusi masing-masing Kabupaten dan Kota tersebut
terhadap Malang Raya secara Keseluruhan.
a. Karakteristik perekonomian Kota Malang, Kota Batu dan Kabupaten Malang
Jumlah rata-rata PDRB
5.779.223,78
4.212.731,38
1.985.269,20
1.041.243,81
94.392,71 244.454,59385.642,22
1.049.239,99503.983,53
Pertanian Pertambangan Industri Listrik, Gas Dan Bangunan Perdagangan, Pengangkutan Keuangan, Jasa-JasaDan Penggalian Pengolahan Air Bersih Hotel Dan
RestoranDan
KomunikasiPersewaan &
Jasa
Gambar 3. 35PDRB Rata-Rata Per Sektor Kota Malang Tahun 2009-2013
Sumber : analisis kelompok, 2015
Berdasarkan diagram PDRB Rata-Rata Per Sektor Kota Malang Tahun 2009-2013
tersebut menunjukkan bahwa perekonomian Kota Malang didukung oleh 2 sektor yang paling
memberikan kontribusi bagi Kota Malang yaitu sektor industri pengolahan rata-rata PDRB-nya
sebesar 4.212.731,38 serta perdagangan, hotel dan restoran rata-rata PDRB-nya
sebesar
5.779.223,78 atau dengan kata lain kegiatan perekonomian yang paling berperan
dalam perekonomian Kota Malang adalah di sektor perdagangan dan jasa serta sektor industri.
Untuk sektor-sektor ekonomi lainnya juga memberikan dukungan bagi perekonomian
Kota Malang namun tidak berpengaruh besar atau menjadi tumpuan bagi Kota Malang seperti
PROFIL WILAYAH MALANG RAYA
Kota Malang, Kota Batu,Kabupaten Malang
MASTER OF REGIONAL URBAN DEVELOPMENT UNDIP ‘2015III - 16
sektor perdagangan, hotel dan restoran serta sektor industri pengolahan. Adapun sektor
yang berkontribusi namun tidak menjadi tumpuan utama bagi perekonomian Kota Malang
meliputi :
- sektor pertanian,
- sektor listrik, gas dan air bersih
- bangunan
- pengangkutan dan komunikasi
- keuangan, persewaan dan jasa
- dan jasa-jasa
Sedangkan sektor yang tidak berpengaruh bagi perekonomian Kota Malang adalah
sektor pertambangan dan penggalian dengan rata-rata PDRB hanya sebesar 94.392,71.
Jumlah PDRB Rata-Rata
722.788,76
306.654,92
218.698,70
3.409,11
110.057,94
24.058,10 26.149,06 55.908,05 70.531,56
Gambar 3. 36PDRB Rata-Rata Per Sektor Kota Batu Tahun 2009-2013
Sumber : analisis kelompok, 2015
Berdasarkan diagram PDRB Rata-Rata Per Sektor Kota Batu Tahun 2009-2013 tersebut
menunjukkan bahwa perekonomian Kota Batu didukung oleh sektor perdagangan, hotel dan
restoran yang paling memberikan kontribusi bagi Kota Batu dengan rata-rata PDRB-nya
sebesar
722.788,76 atau dengan kata lain kegiatan perekonomian yang paling berperan dalam
perekonomian Kota Batu adalah di sektor perdagangan dan jasa. Setelah sektor perdagangan,
hotel dan restoran, ada dua sektor lagi yang dengan besaran rata-rata hampir sama dalam
mendukung perekonomian Kota Batu. Dua sektor tersebut adalah sektor pertanian dengan
rata-
PROFIL WILAYAH MALANG RAYA
Kota Malang, Kota Batu,Kabupaten Malang
MASTER OF REGIONAL URBAN DEVELOPMENT UNDIP ‘2015III - 17
rata PDRB-nya sebesar 306.654,92 dan sektor jasa-jasa dengan rata-rata PDRB-nya sebesar
218.698,70.
Untuk sektor-sektor ekonomi lainnya juga memberikan dukungan bagi
perekonomian Kota Batu namun tidak berpengaruh besar atau menjadi tumpuan bagi Kota Batu
seperti sektor perdagangan, hotel dan restoran, sektor pertanian serta sektor jasa-jasa. Adapun
sektor yang berpengaruh namun tidak menjadi tumpuan utama bagi perekonomian Kota Batu
meliputi :
- Industri pengolahan
- sektor listrik, gas dan air bersih
- bangunan
- pengangkutan dan komunikasi
- keuangan, persewaan dan jasa
Sedangkan sektor yang tidak berpengaruh bagi perekonomian Kota Batu adalah
sektor pertambangan dan penggalian dengan rata-rata PDRB hanya sebesar 3.409,11.
Jumlah PDRB Rata-Rata
4.500.800,62
3.993.149,60
2.877.118,72
1.983.493,07
404.388,01175.115,64 290.448,70
598.093,05 640.503,93
Pertanian Pertambangan Industri Listrik, Gas Dan Bangunan Perdagangan, Pengangkutan Keuangan, Jasa-JasaDan
PenggalianPengolahan Air Bersih Hotel Dan
RestoranDan
KomunikasiPersewaan &
Jasa
Gambar 3. 37PDRB Rata-Rata Per Sektor Kabupaten Malang Tahun 2009-2013
Sumber : analisis kelompok, 2015
Berdasarkan diagram PDRB Rata-Rata Per Sektor Kabupaten Malang Tahun 2009-2013
tersebut menunjukkan bahwa perekonomian Kabupaten Malang didukung oleh 3 sektor yang
paling memberikan kontribusi bagi Kota Malang yaitu sektor pertanian dengan rata-rata PDRB-
nya sebesar 4.500.800,62 dan sektor perdagangan, hotel dan restoran dengan rata-rata
PDRB-
PROFIL WILAYAH MALANG RAYA
Kota Malang, Kota Batu,Kabupaten Malang
MASTER OF REGIONAL URBAN DEVELOPMENT UNDIP ‘2015III - 18
nya sebesar 3.993.149,60 serta sektor industri pengolahan dengan rata-rata PDRB-nya sebesar
2.877.118,72.
Sektor lainnya yang juga turut memberikan kontribusi terhadap perekonomian Kabupaten
Malang namun tidak sebesar 3 sektor ekonomi di atas adalah sektor-jasa-jasa dengan rata-rata
PDRB sebesar 1.983.493,07 yang kemungkinan merupakan dampak dari adanya kekuatan
ekonomi di sektor industri dan pengolahan serta sektor perdagangan, hotel dan restoran.
Untuk sektor-sektor ekonomi lainnya juga memberikan dukungan bagi perekonomian
Kabupaten Malang namun tidak berpengaruh besar atau menjadi tumpuan bagi Kabupaten
Malang seperti sektor pertanian, sektor perdagangan, hotel dan restoran serta sektor industri
penggalian dan sektor jasa-jasa. Adapun sektor yang berkontribusi namun tidak menjadi
tumpuan utama bagi perekonomian Kabupaten Malang meliputi :
- sektor pertambangan dan penggalian,
- bangunan
- pengangkutan dan komunikasi
- keuangan, persewaan dan jasa
Sedangkan sektor yang tidak berpengaruh bagi perekonomian Kota Malang adalah sekto
r listrik, gas dan air bersih
b. Kontribusi Kota Malang, Kota Batu dan Kabupaten Malang terhadap Malang Raya
Berdasarkan tinjauan terhadap data-data PDRB Kota Malang, Kota Batu dan Kabupaten
Malang di dapatkan data-data sebagai berikut:
Tabel III. 27Perbandingan Kontribusi Sektor Ekonomi
ENTITAS MALANG RAYAKOTA MALANG KOTA BATU KABUPATEN MALANG
1. Sektor Perdagangan, hotel danrestoran
2. Sektor industri pengolahan1. Sektor Perdagangan, hotel dan
restoran
1. Pertanian2. Sektor Perdagangan, hotel dan
restoran3. Sektor industri pengolahan
Sumber : data PDRB Kota Malang, Kota Batu, dan Kabupaten Malang Tahun 2009-2013
Berdasarkan tabel tersebut menunjukkan bahwa Kota Malang didukung oleh dua sektor
dominan yaitu sektor perdagangan, hotel dan restoran dan sektor industri pengolahan. Untuk
sektor perdagangan, hotel dan restoran, hal tersebut salah satunya dikarenakan bahwa Kota
Malang merupakan salah satu destinasi wisata di Pulau Jawa pada khususnya dan di Indonesia
pada umumnya. Hal tersebut tercermin dari Misi Kota Malang yaitu membangun Kota Malang
sebagai kota tujuan wisata yang aman, nyaman, dan berbudaya (Visi: aman, berbudaya,
bersih,
PROFIL WILAYAH MALANG RAYA
Kota Malang, Kota Batu,Kabupaten Malang
MASTER OF REGIONAL URBAN DEVELOPMENT UNDIP ‘2015III - 19
terkemuka, makmur dan asri). Sedangkan, untuk sektor industri pengolahan, hal tersebut salah
satunya dikarenakan bahwa Kota Malang merupakan salah satu kota industri. Salah satu bentuk
industri yang ada di Kota Malang adalah industri keramik, gerabah, mebel, rotan, saniter,
kompor, dll (www.malangkota.go.id, 2015). Disamping itu, hal lainnya juga tercermin dari Misi
Kota Malang yaitu mendorong produktivitas industri dan ekonomi skala besar yang berdaya
saing, etis dan berwawasan lingkungan (visi: bersih, berbudaya, makmur, terkemuka, asri, adil).
Berdasarkan tabel tersebut juga menunjukkan bahwa Kota Batu utamanya didukung oleh
sektor yaitu sektor perdagangan, hotel dan restoran. Hal tersebut salah satunya dikarenakan
bahwa Kota Batu merupakan salah satu destinasi wisata di Pulau Jawa pada khususnya dan di
Indonesia pada umumnya. Branding wisata sangat lekat pada Kota Batu sehingga seringkali
digunakan nama Kota Wisata Batu. Sektor perdagangan, hotel dan restoran yang menjadi
tumpuan Kota Wisata Batu ini merupakan dampak dari pertumbuhan kegiatan wisata di
Kota Batu. Adapun Sektor perdagangan, hotel dan restoran Kota Batu sangat bergantung pada
perkembangan dan pertumbuhan kegiatan wisata Kota Batu itu sendiri.
Sedangkan sektor yang memberikan kontribusi untuk Kabupaten Malang meliputi tiga
sektor yaitu sektor pertanian yang merupakan sektor tertinggi, sektor perdagangan, hotel dan
restoran, dan sektor industri pengolahan. Kontribusi tertinggi dari sektor pertanian sebenarnya
adalah cerminan karakteristik kabupaten dimana aktivitas dominan di sektor pertanian/
perkebunan. Menurut www.malangkab.go.id (2015) bahwa salah satu potensi di sektor pertanian
adalah potensi agrobisnis yang meliputi:
- Agro kebun teh Wonosari
- Agro Apel Pujon
- Agro Buah Naga
- Agro Tawon
- Agro Salak Swaru, Pagelaran
- Agro Krisan, Poncokusumo
Sektor kedua yang memberikan kontribusi yang tinggi terhadap perekonomian Kabupaten
Malang adalah sektor Perdagangan, hotel dan restoran. Hal tersebut dikarenakan Kabupaten
Malang merupakan destinasi wisata juga sama halnya seperti Kota Malang dan Kota Batu.
Banyaknya potensi wisata di Kabupaten Malang tercermin dari banyaknya beberapa jenis wisata
yang di tawarkan oleh Kabupaten Malang seperti:
PROFIL WILAYAH MALANG RAYA
Kota Malang, Kota Batu,Kabupaten Malang
MASTER OF REGIONAL URBAN DEVELOPMENT UNDIP ‘2015III - 20
- Wisata alam
- Wisata budaya
- Wisata religi
- Wisata sejarah
- Wisata industri
Sedangkan sektor ketiga yang memberikan kontribusi yang tinggi terhadap perekonomian
Kabupaten Malang adalah sektor industri pengolahan. Adapun industri yang ada di Kabupaten
Malang yaitu:
- Industri agro
- Industri kosmetik
- Industri rokok
- Industri karoseri
Menurut www.malangkab.go.id (2015) jumlah perusahaan industri akhir tahun 2000
sebesar 18.089 yang terdiri dari formal/ berijin 583 perusahaan dan informal/ rumah
tangga
17.506 unit. Sedangkan jumlah perusahaan dagang 22.877 terdiri dari formal/ berijin 6.815
perusahaan dan informal 16.062.
Dilihat dari sumber daya alam dan bahan baku yang tersedia maka industri agro
merupakan industri basis dan dominan di Kabupaten Malang, yaitu ± 65%, sementara industri
manufaktur ± 35%. Adapun produk industri yang dihasilkan oleh Kabupaten Malang yaitu:
1. Produk industri agro antara lain : keju, jenang apel dan salak, saritoga dan jamu,
makanan dan kue, tepung tapioka, rokok, udang beku, ethanol dan furniture.
2. Produk kerajinan antara lain : tikar, alat dapur dan kerajinan kayu, topeng, kerajinan
perhiasan perak/imitasi, patung keramik, onyx, batik sutera, tas/jaket/dompet kulit dan
sepatu.
3. Produk industri manufaktur antara lain : benang, pakaian jadi, spare part mesin, kantorng
plastik, rak besi/logam, kosmetika, alat kesehatan, ketel dan pipa air, knalpot,
sepatu rem, kompor, karoseri/bak mobil, keramik, amplifier, shuttle cock.
4. Pasar produk Malang juga sudaj cukup luas baik di dalam maupun luar negeri. Untuk
rokok, Kabupaten Malang memiliki ± 60 pabrik rokok besar-kecil, satu di antaranya PT.
Bentoel yang merupakan pabrik rokok Nasional terbesar ke 4.
5. Industri KaroseriPengembangan industri dan perdagangan Kabupaten Malang ke depan
menganut prinsip ekonomi kerakyatan yang adil dan berimbang bagi segenap
pelaku
PROFIL WILAYAH MALANG RAYA
Kota Malang, Kota Batu,Kabupaten Malang
MASTER OF REGIONAL URBAN DEVELOPMENT UNDIP ‘2015III - 21
dalam rangka memanfaatkan secara optimal potensi yang tersedia bagi
sebesar- besarnya
Sementara yang sudah menjadi komoditi ekspor antara lain : udang beku, sayur dalam
kaleng, kantong plastik, tekstil, furniture, sepatu kulit, ethanol, sepatu rem, alat kesehatan.
Berdasarkan pembahasan tersebut, terdapat kesamaan karakteristik Kota Malang, Kota
Batu dan Kabupaten Malang sama-sama memiliki potensi wisata dan juga menjadi destinasi
wisata. Hal tersebut berdampak pada berkembangnya sektor perdagangan dan jasa di masing-
masing daerah tersebut. hal tersebut tercermin dari ekonomi yang mendukung Malang Raya
adalah sektor perdagangan, hotel dan restoran.
c. Perubahan Kontribusi Kota Malang, Kota Batu dan Kabupaten Malang terhadap
Malang Raya
Untuk melihat adanya perubahan kontribusi dari Kota Malang, Kota Batu dan Kabupaten
Malang terhadap Malang Raya, dalam hal ini dilakukan analisis dari tahun 2009 sebagai tahun
awal perbandingan dan tahun 2013 sebagai tahun akhir yang dibandingkan. Pemilihan tahun
tersebut diambil dengan dasar bahwa akan adanya perkembangan atau perubahan dari sektor
utama di Kabupaten dan Kota di Malang Raya mulai dari tahun 2009 ke tahun 2013. Berikut
merupakan analisisnya.
Tabel III. 28Kontribusi Sektoral Tahun 2009
Lapangan UsahaPresentase Kontribusi Sektoral 2009
TotalKota Malang Kota Batu Kab. Malang
Pertanian 35,40% 35,25% 34,36% 34,98%Pertambangan dan Penggalian 1,10% 1,05% 1,03% 1,06%Industri 13,75% 13,39% 12,92% 13,34%Listrik, Gas, dan Air Minum 1,11% 1,21% 1,21% 1,18%Bangunan 6,86% 6,78% 6,67% 6,77%Perdagangan 12,46% 12,57% 12,52% 12,52%Angkutan 4,26% 4,44% 4,63% 4,45%Bank dan Lembaga Keuangan 6,78% 6,90% 7,20% 6,97%Jasa-jasa 18,29% 18,41% 19,45% 18,74%
Sumber : analisis kelompok, 2015
PROFIL WILAYAH MALANG RAYA
Kota Malang, Kota Batu,Kabupaten Malang
MASTER OF REGIONAL URBAN DEVELOPMENT UNDIP ‘2015III - 22
Pertanian
6,97%
4,45%
18,74%
12,52%
6,77% 1,18%
34,98%
13,34%
1,06%
Pertambangan danPenggalianIndustri
Listrik, Gas, dan Air Minum
Bangunan
Perdagangan
Angkutan
Bank dan LembagaKeuanganJasa-jasa
Gambar 3. 38Presentase Kontribusi Sektoral Malang Raya Tahun 2009
Sumber : analisis kelompok, 2015
Berdasarkan tabel dan diagram struktur ekonomi Malang Raya Tahun 2009 tersebut
menunjukkan bahwa sektor yang merupakan sektor unggulan adalah sektor pertanian dengan
rata-rata prosentase sebesar 34,98%. Sedangkan sektor yang bukan menjadi unggulan adalah
sektor pertambangan dan penggalian dengan rata-rata prosentase sebesar 1,06% dan sektor
Listrik, Gas, dan Air Minum dengan rata-rata prosentase sebesar 1,18%.
Tabel III. 29Kontribusi Sektoral Tahun 2013
Lapangan UsahaPresentase Kontribusi Sektoral 2009
TotalKota Malang Kota Batu Kab. Malang
Pertanian 0,32% 19,34% 27,87% 9,37%Pertambangan dan Penggalian 0,00% 0,22% 2,50% 0,78%Industri 33,14% 7,00% 18,96% 27,99%Listrik, Gas, dan Air Minum 1,29% 1,59% 0,73% 1,13%Bangunan 3,24% 1,82% 2,07% 2,84%Perdagangan 38,66% 47,48% 27,41% 35,46%Angkutan 2,90% 3,65% 3,38% 3,07%Bank dan Lembaga Keuangan 8,15% 4,62% 4,36% 6,88%Jasa-jasa 12,31% 14,27% 12,72% 12,49%
Sumber : analisis kelompok, 2015
PROFIL WILAYAH MALANG RAYA
Kota Malang, Kota Batu,Kabupaten Malang
MASTER OF REGIONAL URBAN DEVELOPMENT UNDIP ‘2015III - 23
6,88%
3,07% 12,49% 9,37%0,78%
27,99%
Pertanian
Pertambangan danPenggalianIndustri
35,46%Listrik, Gas, dan AirMinumBangunan
1,13%
2,84%
Perdagangan
Angkutan
Gambar 3. 39Presentase Kontribusi Sektoral Malang Raya Tahun 2013
Sumber : analisis kelompok, 2015
Sedangkan berdasarkan tabel dan diagram struktur ekonomi Malang Raya Tahun 2013
tersebut menunjukkan bahwa sektor yang merupakan sektor unggulan adalah sektor
perdagangan, hotel dan restoran dengan rata-rata prosentase sebesar 35,46%. Sedangkan
sektor yang bukan menjadi unggulan adalah sektor pertambangan dan penggalian dengan rata
- rata prosentase sebesar 0,78%.
Tabel III. 30Perubahan Kontribusi Dari Tahun 2009 Ke Tahun 2013
Sektor EkonomiRata-rata
Tahun 2009Rata-rata
Tahun 2013 Keterangan
Pertanian 34,98% 9,37% Turun 25,61%Pertambangan dan Penggalian 1,06% 0,78% Turun 0,28%Industri 13,34% 27,99% Naik 14,65%Listrik, Gas, dan Air Minum 1,18% 1,13% Turun 0,05%Bangunan 6,77% 2,84% Turun 3,93%Perdagangan 12,52% 35,46% Naik 22,94%Angkutan 4,45% 3,07% Turun 1,38%Bank dan Lembaga Keuangan 6,97% 6,88% Turun 0,09%Jasa-jasa 18,74% 12,49% Turun 6,25%
Sumber : analisis kelompok, 2015
Berdasarkan tabel perbandingan tersebut menunjukkan perubahan sektor perkonomian
Malang Raya yaitu dimana terjadi perubahan dari sektor unggulan adalah sektor pertanian
menjadi sektor perdagangan, hotel dan restaurant dan sektor industri pengolahan.
Perubahan sektor unggulan di Kota Malang dari sektor pertanian menjadi sektor
perdagangan, hotel dan restoran dikarenakan adanya pergeseran arahan perencanaan dan
pengembangan Kota Malang. Sebagaimana yang tertuang dalam rencana strategis Kota
Malang
PROFIL WILAYAH MALANG RAYA
Kota Malang, Kota Batu,Kabupaten Malang
MASTER OF REGIONAL URBAN DEVELOPMENT UNDIP ‘2015III - 24
Tahun 2004-2008 untuk fokus perencanaan di sektor pertanian sedangkan untuk arahan
perencanaan pengembangan Kota Malang di atas tahun 2009 sudah mulai bergeser untuk fo
kus pada sektor pariwisata. Berikut ini merupakan bukti pergeseran arahan perencanaan dan
pengembangan Kota Malang :
Visi Misi Kota Malang Tahun 2004-2008 : Terwujudnya kota malang yang mandiri, berbudaya,
sejahtera dan berwawasan lingkungan
Visi Misi Kota Malang Tahun 2009-2013 : Terwujudnya kota malang sebagai kota pendidikan
yang berkualitas, kota sehat dan ramah lingkungan, kota pariwisata yang berbudaya, menuju
masyarakat yang maju dan mandiri.
Perubahan arahan rencana Kota Malang menjadi Kota Wisata akan memberikan dampak secara
langsung terhadap sektor perdagangan, hotel dan restoran di Kota Malang itu sendiri.
Untuk perubahan sektor unggulan di Kota Kota Batu dari sektor pertanian menjadi sektor
perdagangan, hotel dan restoran juga dikarenakan adanya pergeseran arahan perencanaan dan
pengembangan Kota Batu setelah melihat perkembangan wisata Kota Malang yang luar biasa
dan memberikan dampak signifikan kepada PAD Kota Malang yang dilihat dari sektor unggulan
melalui PDRB-nya. Tranformasi Kota Batu menjadi Kota Wisata merupakan salah satu bentuk
dampak dari kegiatan wisata di Kota Malang.
Hal tersebut juga dialami oleh Kabupaten Malang dimana saat ini telah menunjukkan
perubahan sektor ekonomi yang tercermin oleh meningkatnya sektor perdagangan, hotel dan
restoran yang mana pada tahun 2009 sebesar 12,52% dan naik pada tahun 2013 menjadi
27,
41%. Namun saat ini, dari data PDRB Kabupaten Malang tahun 2013 menunjukkan bahwa sektor
pertanian masih menjadi sektor unggulan Kabupaten Malang.
Berdasarkan hal tersebut menunjukkan bahwa adanya perubahan arahan perencanaan
dan pengembangan yang tertuang dalam dokumen perencanaan (renstra) yang di
rumuskan oleh Kepala Daerah terpilih bisa memberikan dampak yang signifikan terhadap
struktur ekonomi suatu daerah. Selain itu, suatu kondisi apabila kegiatan
perekonomian suatu daerah sedang berkembang dengan pesat maka akan memberikan
dampak langsung bagi daerah di sekitarnya (daerah transit, daerah aksesibilitas destinasi)
untuk ikut berkembang.
III.5.6 Analisis LQ (Location Quotient)
Dalam perekonomian regional terbagi menjadi dua kegiatan besar, yaitu kegiatan
basis dan kegiatan non basis. Menurut Glasson (1977) kegiatan-kegiatan Basis (Basic
activities)
PROFIL WILAYAH MALANG RAYA
Kota Malang, Kota Batu,Kabupaten Malang
MASTER OF REGIONAL URBAN DEVELOPMENT UNDIP ‘2015III - 25
adalah kegiatan mengekspor atau memasarkan barang dan jasa keluar batas perekonomian
masyarakatnya atau kepada orang yang datang dari luar perbatasan perekonomian masyarakat
yang bersangkutan. Sedangkan kegiatan non basis (Nonbasic activities) adalah kegiatan
menyediakan barang yang dibutuhkan oleh orang yang bertempat tinggal didalam batas
perekonomian masyarakat yang bersangkutan. Bertambah banyaknya kegiatan basis dalam
suatu daerah akan menambah arus pendapatan kedalam daerah yang bersangkutan,
menambah permintaan barang dan jasa sehingga akan menimbulkan kenaikan volume kegiatan.
Sebaliknya berkurangnya kegiatan basis akan mengurangi pendapatan suatu daerah dan
turunnya permintaan terhadap barang dan jasa dan akan menurunkan volume kegiatan
(Richardson,
1977).
Salah satu cara dalam menentukan suatu sektor sebagai sektor basis atau non basis
adalah dengan menggunakan alat analisis Location Quotient (LQ). Arsyad (1999 : 315)
menjelaskan bahwa teknik Location Quotient dapat membagi kegiatan ekonomi suatu daerah
menjadi dua golongan. Yaitu :
Kegiatan sektor ekonomi yang melayani Pasar di daerah itu sendiri maupun di luar
daerah yang bersangkutan. Sektor ekonomi seperti ini dinamakan sektor ekonomi
Potensial (Basis).
Kegiatan sektor ekonomi yang melayani pasar daerah tersebut dinamakan sektor tidak
potensial (non basis) atau Local Industry.
Teori ini menyatakan bahwa faktor penentu utama Pertumbuhan ekonomi daerah adalah
berhubungan langsung dengan permintaan akan barang dan jasa dari luar daerah. Pertumbuhan
Industri – industri yang menggunakan sumber daya lokal, termasuk tenaga kerja dan bahan baku
untuk di ekspor, akan menghasilkan kekayaan daerah dan penciptaan peluang kerja job
creation. (Arsyad, 1999).
PROFIL WILAYAH MALANG RAYA
Kota Malang, Kota Batu,Kabupaten Malang
MASTER OF REGIONAL URBAN DEVELOPMENT UNDIP ‘2015
Tabel III. 31Analisis LQ Malang Raya Tahun 2009
Lapangan UsahaPDRB Malang Raya 2009
(pi / p total)
PDRB Propinsi JawaTimur
(pi / p total)LQ
Kota Malang Kota Batu Kab. Malang 2009 Kota Malang Ket Kota Batu ket Kab. Malang ketPertanian 904.140,98 945.767,74 969.865,13 48.315.111,68 2,239 Basis 2,229 Basis 2,173 Basis
Pertambangan dan Penggalian 28.006,39 28.230,86 29.087,65 6.645.089,71 0,504Non
Basis 0,484 NonBasis 0,474 Non
Basis
Industri 351.180,07 359.204,64 364.603,72 81.033.880,59 0,518Non
Basis0,505 Non
Basis0,487 Non
Basis
Listrik, Gas, dan Air Minum 28.224,05 32.347,37 34.252,18 4.246.146,61 0,795Non
Basis 0,867 NonBasis 0,873 Non
BasisBangunan 175.235,76 181.954,02 188.345,87 9.887.403,83 2,120 Basis 2,095 Basis 2,062 Basis
Perdagangan 318.118,61 337.378,84 353.555,88 90.911.382,23 0,419Non
Basis 0,423 NonBasis 0,421 Non
Basis
Angkutan 108.738,92 119.224,57 130.734,08 20.164.063,96 0,645Non
Basis 0,673 NonBasis 0,702 Non
BasisBank dan Lembaga Keuangan 173.253,39 185.129,47 203.277,35 16.519.146,41 1,255 Basis 1,276 Basis 1,332 BasisJasa-jasa 467.101,93 494.122,84 549.108,70 27.816.461,60 2,009 Basis 2,023 Basis 2,137 BasisPDRB 2.554.000,10 2.683.360,35 2.822.830,56 305.538.686,62
Sumber : analisis kelompok, 2015
Dari hasil analisis Location Quotient pada tahun 2009 di Malang Raya yang mencakup Kabupaten Malang, Kota Malang Dan Kota Batu dapat dilihat
bahwa pada tiap – tiap kabupaten atau kota di Malang Raya sektor pertaniannya adalah sektor basis. Selain sektor pertanian, sektor perdangan, s
ektor keuangan dan sektor jasa-jasa di Kabupaten Malang, Kota Malang Dan Kota Batu juga masuk dalam sektor basis yang memiliki potensi atau
keunggulan lebih dalam mengembangkan wilayah Malang Raya.
PROFIL WILAYAH MALANG RAYA
Kota Malang, Kota Batu,Kabupaten Malang
MASTER OF REGIONAL URBAN DEVELOPMENT UNDIP ‘2015
Tabel III. 32Analisis LQ Malang Raya Tahun 2010
Lapangan UsahaPDRB Malang Raya 2010
pi / p total
PDRB Propinsi JawaTimur
pi / p totalLQ
Kota Malang Kota Batu Kab. Malang 2010 Kota Malang ket Kota Batu ket Kab. Malang ket
Pertanian 55.625,28 291.877,84 4.171.370,51 50.208.896,71 0,025 NonBasis 1,302 Basis 1,943 Basis
Pertambangan dan Penggalian 6.171,43 3.223,58 374.201,66 7.104.816,81 0,020 NonBasis 0,102 Non
Basis 1,232 Basis
Industri 4.254.693,26 104.082,34 2.533.650,03 83.299.893,42 1,167 Basis 0,280 NonBasis
0,711 NonBasis
Listrik, Gas, dan Air Minum 238.622,25 22.178,68 210.146,23 4.361.515,81 1,250 Basis 1,139 Basis 1,127 Basis
Bangunan 374.935,96 23.261,36 237.110,82 10.307.883,76 0,831 NonBasis
0,506 NonBasis
0,538 NonBasis
Perdagangan 5.721.906,62 668.072,72 3.295.920,93 95.983.867,09 1,362 Basis 1,559 Basis 0,803 NonBasis
Angkutan 460.113,26 51.695,08 596.500,13 22.781.527,67 0,461 NonBasis 0,508 Non
Basis 0,612 NonBasis
Bank dan Lembaga Keuangan 1.076.000,18 65.405,56 529.263,10 17.395.393,53 1,413 Basis 0,842 NonBasis
0,712 NonBasis
Jasa-jasa 1.856.556,91 202.441,74 1.770.469,53 29.417.374,11 1,442 Basis 1,542 Basis 1,408 BasisPDRB 14.044.625,15 1.432.238,90 13.718.632,94 320.861.168,91
Sumber : analisis kelompok, 2015
Dari hasil analisis Location Quotient pada tahun 2010 di Malang Raya yang mencakup Kabupaten Malang, Kota Malang Dan Kota Batu dapat
dilihat bahwa perbedaan perubahan banyak terlihat pada hampir di semua sektor bila dibandingkan dengan perhitungan analisis Location Quotient
pada tahun
2009. Hasil analisis Location Quotient tahun 2010 menunjukaan bahwa adanya perubahan pada sektor pertanian. Ditahun 2009 sektor pertanian di kota
malang adalah sektor basis, tetapi pada tahun 2010 menjadi sektor non basis. Tetapi sebaliknya pada sektor industri di tahun 2009 adalah sektor non basis
tetapi di tahun 2010 menjadi sektor basis.
PROFIL WILAYAH MALANG RAYA
Kota Malang, Kota Batu,Kabupaten Malang
MASTER OF REGIONAL URBAN DEVELOPMENT UNDIP ‘2015
Tabel III. 33Analisis LQ Malang Raya Tahun 2011
Lapangan UsahaPDRB Malang Raya 2011
pi / p total
PDRB Propinsi JawaTimur
pi / p totalLQ
Kota Malang Kota Batu Kab. Malang 2011 Kota Malang Ket Kota Batu Ket Kab. Malang Ket
Pertanian 112.672,28 306.163,18 4.590.418,77 51.329.548,83 0,024 NonBasis 1,319 Basis 1,959 Basis
Pertambangan dan Penggalian 10.052,25 3.417,00 417.730,01 7.757.319,82 0,014 NonBasis 0,097 Non
Basis 1,180 Basis
Industri 10.313.209,31 110.355,00 2.903.469,45 86.900.779,13 1,319 Basis 0,281 NonBasis
0,732 NonBasis
Listrik, Gas, dan Air Minum 429.734,86 24.148,01 112.741,76 4.642.081,81 1,029 Basis 1,151 Basis 0,532 NonBasis
Bangunan 965.697,46 26.514,25 293.521,34 10.992.599,76 0,976 NonBasis
0,534 NonBasis
0,585 NonBasis
Perdagangan 11.722.277,01 729.736,87 4.105.957,78 106.229.112,97 1,226 Basis 1,520 Basis 0,847 NonBasis
Angkutan 925.867,41 56.363,52 509.996,98 25.076.424,92 0,410 NonBasis 0,497 Non
Basis 0,446 NonBasis
Bank dan Lembaga Keuangan 2.497.093,95 71.027,65 666.964,40 18.659.490,17 1,487 Basis 0,842 NonBasis
0,783 NonBasis
Jasa-jasa 3.826.007,36 219.661,37 2.023.296,03 30.693.407,48 1,385 Basis 1,583 Basis 1,444 BasisPDRB 30.802.611,89 1.547.386,85 15.624.096,52 342.280.764,89
Sumber : analisis kelompok, 2015
Dari hasil analisis Location Quotient pada tahun 2011 di Malang Raya yang mencakup Kabupaten Malang, Kota Malang Dan Kota Batu dapat
dilihat bahwa perbedaan perubahan terdapat pada sektor listrik, gas dan air minum bila dibandingkan dengan perhitungan analisis Location Quotient
pada tahun
2010. Hasil analisis Location Quotient tahun 2010 menunjukaan bahwa sektor listrik, gas dan air minum menjadi sektor basis, tetapi di Hasil analisis Location
Quotient tahun 2011 sektor listrik, gas dan air minum berubah menjadi sektor non basis. adanya perubahan pada sektor pertanian. Ditahun 2009 sektor
PROFIL WILAYAH MALANG RAYA
Kota Malang, Kota Batu,Kabupaten Malang
MASTER OF REGIONAL URBAN DEVELOPMENT UNDIP ‘2015
pertanian di kota malang adalah sektor basis, tetapi pada tahun 2010 menjadi sektor non basis. sedangkan pada sektor – sektor yang lain hasil analisis
Location Quotient tahun 2011 masih sama dengan hasil analisis Location Quotient pada tahun 2010.
Tabel III. 34Analisis LQ Malang Raya Tahun 2012
Lapangan UsahaPDRB Malang Raya 2012
pi / p total
PDRB Propinsi JawaTimur
pi / p totalLQ
Kota Malang Kota Batu Kab. Malang 2012 Kota Malang Ket Kota Batu Ket Kab. Malang Ket
Pertanian 114.288,45 321.734,63 4.781.592,83 52.628.433,15 0,023 NonBasis 1,367 Basis 1,986 Basis
Pertambangan dan Penggalian 10.259,40 3.597,39 431.473,33 8.228.632,48 0,013 NonBasis
0,098 NonBasis
1,146 Basis
Industri 11.313.110,64 115.996,05 3.162.993,98 92.171.191,46 1,316 Basis 0,281 NonBasis 0,750 Non
Basis
Listrik, Gas, dan Air Minum 459.478,31 25.893,33 121.106,48 4.932.084,36 0,999 NonBasis 1,174 Basis 0,537 Non
Basis
Bangunan 1.114.741,02 28.950,29 331.406,84 11.994.825,72 0,996 NonBasis
0,540 NonBasis
0,604 NonBasis
Perdagangan 13.181.279,51 775.728,93 4.529.578,37 116.645.214,35 1,212 Basis 1,487 Basis 0,849 NonBasis
Angkutan 1.001.948,50 59.815,65 557.611,91 27.945.256,13 0,384 NonBasis
0,479 NonBasis
0,436 NonBasis
Bank dan Lembaga Keuangan 2.753.039,81 75.583,40 723.239,50 20.186.109,19 1,462 Basis 0,837 NonBasis 0,783 Non
BasisJasa-jasa 4.278.331,36 233.700,86 2.147.412,54 32.251.530,62 1,422 Basis 1,620 Basis 1,456 BasisPDRB 34.226.477,00 1.641.000,53 16.786.415,78 366.983.277,46
Sumber : analisis kelompok, 2015
PROFIL WILAYAH MALANG RAYA
Kota Malang, Kota Batu,Kabupaten Malang
MASTER OF REGIONAL URBAN DEVELOPMENT UNDIP ‘2015
Tabel III. 35Analisis LQ Malang Raya Tahun 2013
Lapangan UsahaPDRB Malang Raya 2013
pi / p total
PDRB Propinsi JawaTimur
pi / p totalLQ
Kota Malang Kota Batu Kab. Malang 2013 Kota Malang Ket Kota Batu Ket Kab. Malang Ket
Pertanian 122.398,04 336.889,96 4.989.291,55 54.463.942,77 0,023 NonBasis 1,398 Basis 2,014 Basis
Pertambangan dan Penggalian 0,00 3.783,58 447.473,33 8.401.262,86 0,000 NonBasis 0,102 Non
Basis 1,171 Basis
Industri 12.762.601,69 121.872,30 3.393.911,35 98.017.056,47 1,331 Basis 0,281 NonBasis
0,761 NonBasis
Listrik, Gas, dan Air Minum 497.499,71 27.713,49 129.996,65 5.238.431,69 0,971 NonBasis 1,196 Basis 0,546 Non
Basis
Bangunan 1.246.745,09 31.664,41 370.811,11 12.840.565,41 0,992 NonBasis
0,557 NonBasis
0,635 NonBasis
Perdagangan 14.887.127,00 827.021,27 4.907.671,41 128.375.498,60 1,185 Basis 1,456 Basis 0,841 NonBasis
Angkutan 1.117.362,42 63.655,99 604.638,97 30.640.913,33 0,373 NonBasis 0,470 Non
Basis 0,434 NonBasis
Bank dan Lembaga Keuangan 3.138.816,94 80.533,21 780.925,68 21.802.468,45 1,472 Basis 0,835 NonBasis
0,788 NonBasis
Jasa-jasa 4.740.084,79 248.628,54 2.277.202,95 33.886.297,81 1,430 Basis 1,658 Basis 1,478 BasisPDRB 38.512.635,68 1.741.762,75 17.901.923,00 393.666.437,39
Sumber : analisis kelompok, 2015
Dari hasil analisis Location Quotient pada tahun 2012 dan 2013 di Malang Raya yang mencakup Kabupaten Malang, Kota Malang Dan Kota Batu
dapat dilihat bahwa hasil analisisnya adalah sama. Yaitu Kota Malang memiliki 4 sektor basis, Kota Batu memiliki 4 sektor basis, dan Kabupaten Malang
memiliki 3 sektor basis. Dimana yang menjadi sektor basis dari tahun 2010 sampai tahun 2013 adalah pada sektor pertanian, sektor peradangan, dan
sektor jasa-jasa. perubahan sering muncul pada sektor listrik, gas dan air minum yang mana pada tiap tahun tertentu sektor ini bisa menjadi sektor basis
ataupun sektor non basis.
PROFIL WILAYAH MALANG RAYA
Kota Malang, Kota Batu,Kabupaten Malang
MASTER OF REGIONAL URBAN DEVELOPMENT UNDIP ‘2015III - 83
III.5.7 Analisis Shift-Share
Adapun tujuan yang ingin di capai dalam penyusunan profil Malang Raya ini salah satunya
dengan menggunakan analisis shift share, yang pertama adalah untuk mengetahui pengaruh
pertumbuhan ekonomi di Provinsi Jawa Timur terhadap pertumbuhan ekonomi di Malang Raya yang
mencakup Kota Malang, Kabupaten Malang dan Kota Batu (national growth effect). Yang kedua
adalah untuk mengetahui perubahan relatif kinerja dari sektor-sektor yang ada di Malang Raya
terhadap sektor-sektor yang sama di Provinsi Jawa Timur (proporsional shift). Yang ketiga untuk
mengetahui keunggulan kompetitif sektor - sektor di Malang Raya terhadap sektor - sektor yang
sama di Provinsi
Jawa Timur (differentsial shift).
Tabel III. 36Analisis Shift Share Kota Malang
SektorKota Malang (Rupiah)
Provinsi Jawa Timur(Rupiah) Ri Ri Ra
Pdrb 2009 Pdrb 2013 Pdrb 2009 Pdrb 2013Yit Yio Yo Yt Yit/Yio Yit/Yio Yt/Yo
Pertanian 904.140,98 122.398,04 48.315.111,68
54.463.942,77
0,1354 1,1273 1,2884
Pertambangan DanPenggalian 28.006,39 0,00 6.645.089,71 8.401.262,86 - 1,2643 1,288
4
Industri 351.180,07 12.762.601,69
81.033.880,59
98.017.056,47 36,3420 1,2096 1,288
4
Listrik, Gas, Dan Air Minum 28.224,05 497.499,71 4.246.146,61 5.238.431,69 17,6268 1,2337 1,2884
Konstruksi 175.235,76 1.246.745,09 9.887.403,83 12.840.565,4
1 7,1147 1,2987 1,2884
Perdagangan, Hotel, DanRestoran
318.118,61 14.887.127,00
90.911.382,23
128.375.498,60
46,7974 1,4121 1,2884
Transportasi Dan Komunikasi 108.738,92 1.117.362,42
20.164.063,96
30.640.913,33 10,2756 1,5196 1,288
4
Keuangan 173.253,39 3.138.816,94
16.519.146,41
21.802.468,45 18,1169 1,3198 1,288
4
Jasa-Jasa 467.101,93 4.740.084,79
27.816.461,60
33.886.297,81
10,1479 1,2182 1,2884
Total 2.554.000,10
38.512.635,68
305.538.686,62
393.666.437,39
146,5567
11,6032
1,2884
Sumber : analisis kelompok, 2015
Sektor Ra-1 Ri-Ra ri-Ri KPN+KPP+KPPW
Pertanian 29% -16,12% -99,19% -86,46%Pertambangan dan Penggalian 29% -2,42% -126,43% -100,00%Industri 29% -7,89% 3513,25% 3534,20%Listrik, Gas, dan Air Minum 29% -5,47% 1639,31% 1662,68%Konstruksi 29% 1,02% 581,60% 611,47%Perdagangan, Hotel, dan Restoran 29% 12,37% 4538,53% 4579,74%Transportasi dan Komunikasi 29% 23,11% 875,61% 927,56%Keuangan 29% 3,14% 1679,71% 1711,69%Jasa-jasa 29% -7,02% 892,96% 914,79%
Sumber : analisis kelompok, 2015
PROFIL WILAYAH MALANG RAYA
Kota Malang, Kota Batu,Kabupaten Malang
MASTER OF REGIONAL URBAN DEVELOPMENT UNDIP ‘2015III - 84
Sektor KPP KPPW KPP+KPPW (PB) KETERANGAN
Pertanian -16,12% -99,19% -115,31% mundurPertambangan dan Penggalian -2,42% -126,43% -128,84% mundurIndustri -7,89% 3513,25% 3505,36% progresifListrik, Gas, dan Air Minum -5,47% 1639,31% 1633,84% progresifKonstruksi 1,02% 581,60% 582,62% progresifPerdagangan, Hotel, dan Restoran 12,37% 4538,53% 4550,90% progresifTransportasi dan Komunikasi 23,11% 875,61% 898,72% progresifKeuangan 3,14% 1679,71% 1682,85% progresifJasa-jasa -7,02% 892,96% 885,94% progresif
Sumber : analisis kelompok, 2015
SektorKPP
KETERANGAN
(+/-)Pertanian -16,12% spesialisasi dalam sektor yang secara nasional tumbuh lambatPertambangan dan Penggalian -2,42% spesialisasi dalam sektor yang secara nasional tumbuh lambatIndustri -7,89% spesialisasi dalam sektor yang secara nasional tumbuh lambatListrik, Gas, dan Air Minum -5,47% spesialisasi dalam sektor yang secara nasional tumbuh lambatKonstruksi 1,02% spesialisasi dalam sektor yang secara nasional tumbuh cepatPerdagangan, Hotel, dan Restoran 12,37% spesialisasi dalam sektor yang secara nasional tumbuh cepatTransportasi dan Komunikasi 23,11% spesialisasi dalam sektor yang secara nasional tumbuh cepatKeuangan 3,14% spesialisasi dalam sektor yang secara nasional tumbuh cepatJasa-jasa -7,02% spesialisasi dalam sektor yang secara nasional tumbuh lambat
Sumber : analisis kelompok, 2015
SektorKPPW
KETERANGAN
(+/-)Pertanian -99,19% tidak mempunyai daya saingPertambangan dan Penggalian -126,43% tidak mempunyai daya saingIndustri 3513,25% mempunyai daya saingListrik, Gas, dan Air Minum 1639,31% mempunyai daya saingKonstruksi 581,60% mempunyai daya saingPerdagangan, Hotel, dan Restoran 4538,53% mempunyai daya saingTransportasi dan Komunikasi 875,61% mempunyai daya saingKeuangan 1679,71% mempunyai daya saingJasa-jasa 892,96% mempunyai daya saing
Sumber : analisis kelompok, 2015
Dari hasil analisis shift share Kota Malang tahun 2009 – 2013 terhadap provinsi jawa
timur, dapat dilihat bahwa Kota Malang memberikan kontribusi tertinggi terhadap provinsi jawa timur
adalah pada sektor perdagangan, hotel dan restoran. Sektor ini menjadi pengkontribusi terbanyak
dengan nilai Ri adalah sebesar 46,7974. Sektor perdagangan, hotel dan restoran juga memiliki
nilai progresif tertinggi yakni sebesar 4550,90%. Dan sektor yang memiliki daya saing tertinggi di Kota
Malang adalah
SektorKOTA BATU (rupiah) Provinsi Jawa Timur (rupiah) ri Ri Ra
PDRB 2009 PDRB 2013 PDRB 2009 PDRB 2013yit yio Yo Yt yit/yio Yit/Yio Yt/Yo
Pertanian 945.767,74 336.889,96 48.315.111,68 54.463.942,77 0,3562 1,1273 1,2884Pertambangan dan Penggalian 28.230,86 3.783,58 6.645.089,71 8.401.262,86 0,1340 1,2643 1,2884Industri 359.204,64 121.872,30 81.033.880,59 98.017.056,47 0,3393 1,2096 1,2884Listrik, Gas, dan Air Minum 32.347,37 27.713,49 4.246.146,61 5.238.431,69 0,8567 1,2337 1,2884Konstruksi 181.954,02 31.664,41 9.887.403,83 12.840.565,41 0,1740 1,2987 1,2884Perdagangan, Hotel, dan Restoran 337.378,84 827.021,27 90.911.382,23 128.375.498,60 2,4513 1,4121 1,2884Transportasi dan Komunikasi 119.224,57 63.655,99 20.164.063,96 30.640.913,33 0,5339 1,5196 1,2884Keuangan 185.129,47 80.533,21 16.519.146,41 21.802.468,45 0,4350 1,3198 1,2884Jasa-jasa 494.122,84 248.628,54 27.816.461,60 33.886.297,81 0,5032 1,2182 1,2884
Total 2.683.360,35 1.741.762,75 305.538.686,62 393.666.437,39 5,7837 11,6032 1,2884
Sektor Ra-1 Ri-Ra ri-Ri KPN+KPP+KPPW
Pertanian 29% -16,12% -77,11% -64,38%Pertambangan dan Penggalian 29% -2,42% -113,03% -86,60%Industri 29% -7,89% -87,03% -66,07%Listrik, Gas, dan Air Minum 29% -5,47% -37,69% -14,33%Konstruksi 29% 1,02% -112,47% -82,60%Perdagangan, Hotel, danRestoran 29% 12,37% 103,92% 145,13%Transportasi dan Komunikasi 29% 23,11% -98,57% -46,61%Keuangan 29% 3,14% -88,48% -56,50%Jasa-jasa 29% -7,02% -71,50% -49,68%
PROFIL WILAYAH MALANG RAYA
Kota Malang, Kota Batu,Kabupaten Malang
MASTER OF REGIONAL URBAN DEVELOPMENT UNDIP ‘2015III - 85
juga pada sektor perdagangan, hotel dan restoran dengan nilai KPPW sebesar 4538,53%. Tetapi
untuk spesialisasi dalam sektor secara nasional tumbuh cepat di Kota Malang adalah pada
sektor transportasi dan komunikasi dengan nilai KPP adalah 23,11%.
Tabel III. 37Analisis Shift Share Kota Batu
Sumber : analisis kelompok, 2015
Sumber : analisis kelompok, 2015
Sektor KPP KPPW KPP+KPPW (PB) KETERANGAN
Pertanian -16,12% -77,11% -93,22% mundurPertambangan dan Penggalian -2,42% -113,03% -115,44% mundurIndustri -7,89% -87,03% -94,92% mundurListrik, Gas, dan Air Minum -5,47% -37,69% -43,17% mundurKonstruksi 1,02% -112,47% -111,44% mundurPerdagangan, Hotel, dan Restoran 12,37% 103,92% 116,29% progresifTransportasi dan Komunikasi 23,11% -98,57% -75,45% mundurKeuangan 3,14% -88,48% -85,34% mundurJasa-jasa -7,02% -71,50% -78,53% mundur
Sumber : analisis kelompok, 2015
SektorKab Malang (rupiah) Provinsi Jawa Timur (rupiah) ri Ri Ra
PDRB 2009 PDRB 2013 PDRB 2009 PDRB 2013yit yio Yo Yt yit/yio Yit/Yio Yt/Yo
Pertanian 969.865,13 4.989.291,55 48.315.111,68 54.463.942,77 15,3836 1,2643 1,2884Pertambangan dan Penggalian 29.087,65 447.473,33 6.645.089,71 8.401.262,86 5,1443 1,1273 1,2884Industri 364.603,72 3.393.911,35 81.033.880,59 98.017.056,47 9,3085 1,2096 1,2884Listrik, Gas, dan Air Minum 34.252,18 129.996,65 4.246.146,61 5.238.431,69 3,7953 1,2337 1,2884
PROFIL WILAYAH MALANG RAYA
Kota Malang, Kota Batu,Kabupaten Malang
MASTER OF REGIONAL URBAN DEVELOPMENT UNDIP ‘2015III - 86
SektorKPP
KETERANGAN(+/-)
Pertanian -16,12% spesialisasi dalam sektor yang secara nasional tumbuh lambatPertambangan dan Penggalian -2,42% spesialisasi dalam sektor yang secara nasional tumbuh lambatIndustri -7,89% spesialisasi dalam sektor yang secara nasional tumbuh lambatListrik, Gas, dan Air Minum -5,47% spesialisasi dalam sektor yang secara nasional tumbuh lambatKonstruksi 1,02% spesialisasi dalam sektor yang secara nasional tumbuh cepatPerdagangan, Hotel, dan Restoran 12,37% spesialisasi dalam sektor yang secara nasional tumbuh cepatTransportasi dan Komunikasi 23,11% spesialisasi dalam sektor yang secara nasional tumbuh cepatKeuangan 3,14% spesialisasi dalam sektor yang secara nasional tumbuh cepatJasa-jasa -7,02% spesialisasi dalam sektor yang secara nasional tumbuh lambat
Sumber : analisis kelompok, 2015
SektorKPPW
KETERANGAN
(+/-)Pertanian -77,11% tidak mempunyai daya saingPertambangan dan Penggalian -113,03% tidak mempunyai daya saingIndustri -87,03% tidak mempunyai daya saingListrik, Gas, dan Air Minum -37,69% tidak mempunyai daya saingKonstruksi -112,47% tidak mempunyai daya saingPerdagangan, Hotel, dan Restoran 103,92% mempunyai daya saingTransportasi dan Komunikasi -98,57% tidak mempunyai daya saingKeuangan -88,48% tidak mempunyai daya saingJasa-jasa -71,50% tidak mempunyai daya saing
Sumber : analisis kelompok, 2015
Dari hasil analisis shift share Kota Batu tahun 2009 – 2013 terhadap provinsi jawa timur, dapat
dilihat bahwa Kota Batu memberikan kontribusi tertinggi terhadap provinsi jawa timur adalah
pada sektor perdagangan, hotel dan restoran. Sektor ini menjadi pengkontribusi terbanyak dengan nilai
Ri adalah sebesar 2,4513. Sektor perdagangan, hotel dan restoran juga memiliki nilai progresif
tertinggi yakni sebesar 116,29% bila dibandingkan dengan sektor – sektor lain yang mengalai
kemunduran. Dan sektor yang memiliki daya saing tertinggi di Kota Malang adalah juga pada sektor
perdagangan, hotel dan restoran dengan nilai KPPW sebesar 103,92%. Tetapi untuk spesialisasi
dalam sektor secara nasional tumbuh cepat di Kota Batu adalah pada sektor transportasi dan
komunikasi dengan nilai KPP
adalah 23,11%.
Tabel III. 38Analisis Shift Share Kabupaten Malang
PROFIL WILAYAH MALANG RAYA
Kota Malang, Kota Batu,Kabupaten Malang
MASTER OF REGIONAL URBAN DEVELOPMENT UNDIP ‘2015III - 87
SektorKab Malang (rupiah) Provinsi Jawa Timur (rupiah) ri Ri Ra
PDRB 2009 PDRB 2013 PDRB 2009 PDRB 2013yit yio Yo Yt yit/yio Yit/Yio Yt/Yo
Konstruksi 188.345,87 370.811,11 9.887.403,83 12.840.565,41 1,9688 1,2987 1,2884Perdagangan, Hotel, dan Restoran 353.555,88 4.907.671,41 90.911.382,23 128.375.498,60 13,8809 1,4121 1,2884Transportasi dan Komunikasi 130.734,08 604.638,97 20.164.063,96 30.640.913,33 4,6250 1,5196 1,2884Keuangan 203.277,35 780.925,68 16.519.146,41 21.802.468,45 3,8417 1,3198 1,2884Jasa-jasa 549.108,70 2.277.202,95 27.816.461,60 33.886.297,81 4,1471 1,2182 1,2884
Total 2.822.830,56 17.901.923,00 305.538.686,62 393.666.437,39 62,0951 11,6032 1,2884Sumber : analisis kelompok, 2015
Sektor
KPN KPP KPPW
KPN+KPP+KPPWRa-1 Ri-Ra ri-Ri
Pertanian 29% -2,42% 1411,93% 1438,36%Pertambangan dan Penggalian 29% -16,12% 401,70% 414,43%Industri 29% -7,89% 809,89% 830,85%Listrik, Gas, dan Air Minum 29% -5,47% 256,16% 279,53%Konstruksi 29% 1,02% 67,01% 96,88%Perdagangan, Hotel, dan Restoran 29% 12,37% 1246,88% 1288,09%Transportasi dan Komunikasi 29% 23,11% 310,54% 362,50%Keuangan 29% 3,14% 252,18% 284,17%Jasa-jasa 29% -7,02% 292,89% 314,71%
Sumber : analisis kelompok, 2015
Sektor KPP KPPW KPP+KPPW (PB) KETERANGAN
Pertanian -2,42% 1411,93% 1409,52% progresifPertambangan dan Penggalian -16,12% 401,70% 385,59% progresifIndustri -7,89% 809,89% 802,01% progresifListrik, Gas, dan Air Minum -5,47% 256,16% 250,68% progresifKonstruksi 1,02% 67,01% 68,03% progresifPerdagangan, Hotel, dan Restoran 12,37% 1246,88% 1259,25% progresifTransportasi dan Komunikasi 23,11% 310,54% 333,65% progresifKeuangan 3,14% 252,18% 255,32% progresifJasa-jasa -7,02% 292,89% 285,87% progresif
Sumber : analisis kelompok, 2015
SektorKPP
KETERANGAN
(+/-)Pertanian -2,42% spesialisasi dalam sektor yang secara nasional tumbuh lambatPertambangan dan Penggalian -16,12% spesialisasi dalam sektor yang secara nasional tumbuh lambatIndustri -7,89% spesialisasi dalam sektor yang secara nasional tumbuh lambatListrik, Gas, dan Air Minum -5,47% spesialisasi dalam sektor yang secara nasional tumbuh lambatKonstruksi 1,02% spesialisasi dalam sektor yang secara nasional tumbuh cepatPerdagangan, Hotel, dan Restoran 12,37% spesialisasi dalam sektor yang secara nasional tumbuh cepatTransportasi dan Komunikasi 23,11% spesialisasi dalam sektor yang secara nasional tumbuh cepatKeuangan 3,14% spesialisasi dalam sektor yang secara nasional tumbuh cepatJasa-jasa -7,02% spesialisasi dalam sektor yang secara nasional tumbuh lambat
Sumber : analisis kelompok, 2015
PROFIL WILAYAH MALANG RAYA
Kota Malang, Kota Batu,Kabupaten Malang
MASTER OF REGIONAL URBAN DEVELOPMENT UNDIP ‘2015III - 88
SektorKPPW
KETERANGAN
(+/-)
Pertanian 1411,93% mempunyai daya saingPertambangan dan Penggalian 401,70% mempunyai daya saingIndustri 809,89% mempunyai daya saingListrik, Gas, dan Air Minum 256,16% mempunyai daya saingKonstruksi 67,01% mempunyai daya saingPerdagangan, Hotel, dan Restoran 1246,88% mempunyai daya saingTransportasi dan Komunikasi 310,54% mempunyai daya saingKeuangan 252,18% mempunyai daya saingJasa-jasa 292,89% mempunyai daya saing
Sumber : analisis kelompok, 2015
Dari hasil analisis shift share Kabupaten Malang tahun 2009 – 2013 terhadap provinsi
jawa timur, dapat dilihat bahwa Kabupaten Malang memberikan kontribusi tertinggi terhadap Provinsi
Jawa Timur adalah pada sektor pertanian. Sektor ini menjadi pengkontribusi terbanyak terhadap
Provinsi Jawa Timur dengan nilai Ri adalah sebesar 15,3836. Sektor pertanian juga memiliki nilai
progresif tertinggi yakni sebesar 1409,52%. Dan sektor yang memiliki daya saing tertinggi di Kota
Malang adalah juga pada sektor pertanian dengan nilai KPPW sebesar 1411,93% Tetapi untuk
spesialisasi dalam sektor secara nasional tumbuh cepat di Kabupaten Malang adalah pada sektor
transportasi dan komunikasi dengan nilai KPP adalah 23,11% terhadap Provinsi Jawa Timur.
III.5.8 Disparitas Malang Raya
Salah satu model yang cukup representatif untuk mengukur tingkat ketimpangan pembangunan
antar wilayah adalah indeks Williamson yang dikemukakan oleh Williamson (1965). Dasar
perhitungannya adalah dengan menggunakan PDRB per kapita dalam kaitannya dengan jumlah
penduduk per daerah. Walaupun indeks ini mempunyai beberapa kelemahan, yaitu antara lain
sensitive terhadap definisi wilayah yang digunakan dalam perhitungan, namun demikian indeks ini
lazim digunakan dalam mengukur ketimpangan pembangunan antar wilayah. Formulasi Indeks
Williamson yang digunakan yaitu:
PROFIL WILAYAH MALANG RAYA
Kota Malang, Kota Batu,Kabupaten Malang
MASTER OF REGIONAL URBAN DEVELOPMENT UNDIP ‘2015III - 89
Apabila angka indeks kesenjangan Williamson semakin mendekati nol, maka menunjukkan
kesenjangan yang semakin kecil dan bila angka indeks menunjukkan semakin mendekati satu maka
menunjukkan kesenjangan yang makin melebar. Matolla dalam Puspandika (2007) menetapkan
sebuah kriteria yang digunakan untuk menentukan apakah kesenjangan ada pada kesenjangan level
rendah, sedang, atau tinggi. Berikut ini adalah kriterianya:
a. Kesenjangan level rendah, jika IW < 0,35
b. Kesenjangan level sedang, jika 0,35 ≤ IW ≤ 0,5
c. Kesenjangan level tinggi, jika IW > 0,5
Tabel III. 39PDRB Per Kapita Malang Raya Tahun 2009 dan 2013
Wilayah Tahun 2009 2013PDRB per Kapita Jumlah penduduk PDRB per Kapita Jumlah penduduk
Kota Malang 22.25 594,113 29.39 590669Kota Batu 9.59 134,114 12.75 136654
Kabupaten Malang 8.13 1,602,503 10.71 1670750Sumber : analisis kelompok, 2015
Tabel III. 40Indeks Williamson Tahun 2009
Tahun 2009
Kecamatan Yi - Y (yi-y)2 Fi/n (yi-y)2 Fi/n
Kota Malang 10.43 108.87 0.2549043 27.752001Kota Batu -2.23 4.97 0.0575416 0.2859321
Kabupaten Malang -3.68 13.56 0.6875541 9.3203369
Vw 0,5171Sumber : analisis kelompok, 2015
Tabel III. 41Indeks Williamson Tahun 2013
Tahun 2013
Kecamatan Yi - Y (yi-y)2 Fi/n (yi-y)2 Fi/n
Kota Malang 13.96 194.786 0.2463098 47.977593Kota Batu -2.68 7.202 0.0569849 0.4104323
Kabupaten Malang -4.71 22.228 0.6967052 15.486157
Vw 0,5178Sumber : analisis kelompok, 2015
Dari perhitungan indeks Williamson didapat nilai sebesar 0,51 pada tahun 2009 dan 2013. Hal ini
menandakan bahwa adanya ketimpangan antara ketiga wilayah, yaitu Kota Malang, Kota Batu, dan Kabupaten
Malang. Pertumbuhan ekonomi antara ketiga daerah tersebut tidak merata. Kota Malang memiliki nilai
PDRB per kapita yang paling tinggi dibandingkan dua wilayah lainnya. Ketimpangan ini
mengindikasikan adanya konsentrasi kegiatan ekonomi yang cukup tinggi hanya pada satu
daerah
PROFIL WILAYAH MALANG RAYA
Kota Malang, Kota Batu,Kabupaten Malang
MASTER OF REGIONAL URBAN DEVELOPMENT UNDIP ‘2015III - 90
yang akan mempengaruhi ketimpangan pembangunan antar wilayah. Konsentrasi kegiatan ekonomi
antar daerah yang cukup tinggi akan cenderung mendorong meningkatnya ketimpangan
pembangunan antar wilayah sebab proses pembangunan daerah akan lebih cepat pada daerah
dengan konsentrasi kegiatan ekonomi yang lebih tinggi.
Apabila dilihat dari sektor yang berkontribusi pada nilai PDRB, sektor pertanian memiliki
kontribusi paling tinggi di ketiga wilayah di Malang Raya. Namun, pada tabel perhitungan indeks
Williamson tahun 2009, terlihat bahwa jumlah penduduk usia produktif pada Kabupaten Malang sangat
tinggi, namun PDRB per Kapita nya paling rendah. Hal tersebut mengindikasikan tingkat
pengangguran yang tinggi di Kabupaten Malang.
Dari tabel indeks Williamson tahun 2013, jumlah penduduk usia produktif pada Kabupaten
Malang sangat tetap tinggi, namun PDRB per Kapita nya paling rendah. Pada Kota Malang, jumlah
penduduk produktif lebih kecil namun, PDRB per Kapita paling tinggi. Hal tersebut dapat diindikasikan
tingkat pengangguran yang tetap tinggi di Kabupaten Malang. Selain itu adanya asumsi bahwa
perekonomian di Kota Malang banyak didukung oleh para pekerja yang berasal luar daerah, termasuk
dari Kabupaten Malang. Sektor yang berkontribusi paling tinggi pada PDRB tahun 2013 di Kota Malang
adalah sektor perdagangan, hotel, dan restoran yakni sebesar 38,66%. Selanjutnya, sektor industri
merupakan sektor kedua penyumbang terbesar pada PDRB. Sektor-sektor ini banyak menyerap
tenaga kerja baik dari tenaga kerja dari Kota Malang maupun dari luar Kota Malang. Kota Malang
memiliki 996 industri baik industri kecil maupun besar. Sebagaimana diketahui bahwa Kota Malang
memiliki beberapa industri rokok seperti Bentoel, Banyu Biru, Hm.Sampoerna yang menyerap banyak
tenaga kerja.
III.6 Kelembagaan Dan Kebijakan
Kebijakan yang dibahas dalam laporan ini yaitu review sinkronisasi rencana pengembangan
infrastruktur Provinsi Jawa Timur dengan rencana pengembangan WP Malang Raya, review
sinkronisasi pengembangan infrastruktur WP Malang Raya, dan Review Kelembagaan Secara Spasial.
III.6.1 Review sinkronisasi rencana pengembangan infrastruktur Provinsi Jawa Timur dengan
rencana pengembangan WP Malang Raya
Dalam proses perencanaan pengembangan infrastruktur Kota Malang, Kabupaten Malang, dan
Kota Batu yang tergabung ke dalam Wilayah Pengembangan Malang Raya, harus memperhatikan
arahan pengembangan infrastruktur dari Provinsi Jawa Timur. Namun, ada beberapa rencana
No. Kebijakan Prov. Jawa Timur WP Malang Raya Keterangan1 Prasarana
TransportasiPengembangan jaringan jalan dari Batu ke Kota Malang dan Karangploso
Pembangunan jaringan jalan kolektor sekunder Kab. Malang (Karangploso) -Kota Batu (Giripurno - Bumiaji - Sidomulyo)
Sesuai
Pembangunan jaringan jalan kolektor primer Jalan Lingkar Utara Kab. Malang (Karanglo) - Kota Batu
Sesuai
- Tidak sesuaiPembangunan jalan lingkar diKota Malang
Pembangunan Jalan Lingkar Barat danTimur
Sesuai
Pengembangan Jalan TolGempol - Malang
Pembangunan Jalan Arteri Primer terusanJalan Tol Gempol-Kab. Malang
Tidak sesuai
Pengembangan jalur double track di Kota dan KabupatenMalang
Pengembangan jalur double track KotaMalang - Kota Surabaya dan Kec. Lawang- Kec. Kepanjen
Sesuai
Pengembangan Sub TerminalAgribisnis di Kota Batu
Pengembangan Terminal BarangAgribisnis
Sesuai
Pengembangan TerminalKargo di Kota Malang
Pembangunan Terminal Kargo di sekitarJalan Lingkar Sesuai
Pengembangan TerminalAgribisnis di Kab. Malang
- Tidak sesuai
PROFIL WILAYAH MALANG RAYA
Kota Malang, Kota Batu,Kabupaten Malang
MASTER OF REGIONAL URBAN DEVELOPMENT UNDIP ‘2015III - 91
pengembangan infrastruktur di daerah yang tidak sinkron dengan yang dimiliki oleh Proinsi Jawa
Timur. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel 3.1 berikut.
Dari tabel 3.1 dapat dilihat bahwa terdapat rencana pengembangan infrastruktur dari WP
Malang Raya yang sinkron dan yang tidak sinkron dengan rencana pengembangan infrastruktur dari
Provinsi Jatim. Dalam rencana pengembangan prasarana transportasi, pengembangan
terminal yang menunjang kegiatan agroindsutri di Kota Batu yang berada di Kabupaten Malang belum
bisa direalisasikan. Salah satu hipotesis yang bisa ditarik dari alasan mengapa terminal agribisnis di
Kabupaten Malang belum bisa dilaksanakan adalah karena ada rencana pengembangan terminal
barang yang bisa mengakomodasi dari kebutuhan terminal agribisnis, namun sifatnya yang umum tidak
khsusu untuk kegiatan agribisnis yang mendukung kegiatan agroindustri di Kota Batu.
Untuk rencana pengembangan air minum secara terpadu di WP Malang Raya belum bisa
sinkron dengan rencana pengembangan prasarana air minum dari Provinsi Jatim karena walaupun
salah satu mata air yang digunakan Kota dan Kabupaten Malang adalah mata air yang sama,
yaitu Mata Air Wendit, namun tidak ada pengelolaan terpadu di antara kedua daerah tersebut karena
ego sektoral dari PDAM Kota Malang dan PDAM Kabupaten Malang yang masih tinggi. Kerjasama
antar instansi masih didasari pada perolehan retribusi daerah atau peningkatan pendapatan asli
daerah (PAD), belum berorientasi pada pelayanan air minum masyarakat.
Tabel III. 42Review Sinkronisasi Rencana Pengembangan Infrastruktur Provinsi Jawa Timur Dengan Rencana
Pengembangan WP Malang Raya
PROFIL WILAYAH MALANG RAYA
Kota Malang, Kota Batu,Kabupaten Malang
MASTER OF REGIONAL URBAN DEVELOPMENT UNDIP ‘2015III - 92
No. Kebijakan Prov. Jawa Timur WP Malang Raya Keterangan
Pengembangan jalur transportasi komuter
- Tidak sesuai
2 Prasarana AirMinum
Pengembangan air minum bersama antara Kota Malang, Kota Batu, dan KabupatenMalang
- Tidak sesuai
Sumber: Analisis kelompok, 2015
III.6.2 Review sinkronisasi pengembangan infrastruktur WP Malang Raya
Sinkronisasi rencana pengembangan infrastruktur daerah di dalam WP Malang Raya, yang
terdiri Kota Malang, Kabupaten Malang, dan Kota Batu, perlu dilakukan karena kabupaten/kota
tersebut saling berdampingan dan secara tidak langsung kinerja dari suatu infrastruktur di satu
kabupaten/kota akan mempengaruhi kinerja infrastruktur di kabupaten/kota lain. Pada rencana
pengembangannya, terdapat beberapa infrastruktur yang tidak sinkron antar kabupaten/kota di dalam
WP Malang Raya. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel 3.2.
Untuk prasarana listrik dan energi, rencana pengembangan yang ada di kabupaten/kota tidak
sepenuhnya direncanakan oleh pemerintah kabupaten/kota setempat namun bekerja sama dengan
PT. PLN sebagai penyedia jasa dan barang dari kelistrikan dan energi seluruh Indonesia. Secara
khusus, rencana di tiap kabupaten/kota tidak terkait antar kabupaten/kota karena PT. PLN memiliki
wakil di daerah untuk mengelola kelistrikan dan energi di daerah. Namun secara umum pengelolaan
kelistrikan dan energi saling berkaitan dan tersinkron antar kabupaten/kota karena jaringan listrik
dan energi saling berhubungan di seluruh Jawa-Bali.
Untuk prasarana persampahan, TPA yang melayani sistem persampahan berada di Kecamatan
Sukun, Kabupaten Malang memiliki TPA yang berada di Kecamatan Kepanjen, dan TPA yang
melayani Kota Batu berada di Kecamatan Batu. TPA di tiap kabupaten/kota tidak berada di kawasan
perbatasan sehingga tidak mengganggu penggunaan lahan dan kegiatan yang berada di
kabupaten/kota lain di sekitar. Pengembangan prasarana Telekomunikasi terdiri dari tiga prasarana,
yaitu penyediaan Tower BTS, pengembangan sistem informasi telekomunikasi berbasis internet, dan
pengembangan telepon rumah tangga. Pengelolaan prasarana telekomunikasi, khususnya jenis
prasarana Tower BTS, di tiap kabupaten/kota memiliki karakteristik prasarana telekomunikasi berada
di kabupaten/kota, namun pengelolaannya berada di pusat-pusat regional. Untuk pengelolaan
prasarana telekomunikasi yang berbasis internet dan yang jenis telepon rumah, PT. Telkom selaku
penyedia jasa telekomunikasi mengelola prasarana telekomunikasi di tiap kabupaten/kota.
Pengelolaan prasarana telekomunikasi antar kabupaten/kota disesuaikan dengan kebutuhan tiap
daerah sehingga tidak memiliki keterkaitan.
PROFIL WILAYAH MALANG RAYA
Kota Malang, Kota Batu,Kabupaten Malang
Tabel III. 43Review Sinkronisasi Pengembangan Infrastruktur WP Malang Raya
No. Kebijakan Kota Malang Kab. Malang Kota Batu Keterangan1 Prasarana
TransportasiPembangunan Jalan Arteri Primerterusan Jalan Tol Gempol - Kab. Malang
Pembangunan Jalan Tol Gempo l- Kab. Malang - Sinkron
-Pembangunan jaringan jalan kolektor primer
Kota Malang - Kab. Malang - Kab. Lumajang - Kab. Jember
- Tidak ada sinkronisasi
- Pembangunan jaringan jalan kolektor primerKota Malang - Kab. Malang - Kota Blitar
- Tidak ada sinkronisasi
-Pembangunan jaringan jalan kolektor sekunderKab. Malang (Karangploso) - Kota Batu(Giripurno - Bumiaji - Sidomulyo)
Pembangunan jaringan jalan kolektor sekunderKarangploso - Giripurno Sinkron
-Pembangunan jaringan jalan kolektor primer Jalan Lingkar Utara Kab. Malang (Karanglo) - Kota Batu
- Tidak ada sinkronisasi
- Peningkatan jaringan jalan kolektor sekunderJalan Lingkar Selatan
- Tidak ada sinkronisasi
2 SaranaTransportasi
Peningkatan dan Pengembangan terminal tipe A, B, dan C
Pengembangan terminal tipe C di Kec. Turen dan terminal tipe B di Kec. Kepanjen
Pengembangan terminal tipe B di Kec. Giripurno dan terminal tipe C di Kec. Batu
Sinkron
Pengadaan kereta api komuter Pengadaan kereta api komuter di intrawilayah dan menuju ke Kota Malang dan Kota Batu
- Tidak ada sinkronisasi
3 Prasarana AirBersih
Sumber air bersih: Mata Air Wendit,Binangun, Banyuning, Karangan, Sumbersari, Sumberpit, Badut, Istana Dieng, TPA Supiturang, dan Sumbersari
Sumber air bersih: Mata Air Wendit, SumberMaguan, dan Sungai Brantas
Sumber air bersih: Mata Air Darmi, Mata Air Banyuning, Mata Air, Gemulo, Mata Air Torong Belok, Sumber Cemoro Kandang, Mata Air Ngesong, Mata Air Kasinan
Tidak sesuai
4 PrasaranaDrainase
Pembuatan dan perbaikan sudetanpada jaringan drainase yang sudah ada
Penggunaan saluran yang sudah ada sebagai jaringan drainase
Tidak ada perencanaan jaringan drainase Tidak saling berhubungan
Sumber: Analisis kelompok, 2015
MASTER OF REGIONAL URBAN DEVELOPMENT UNDIP ‘2015
PROFIL WILAYAH MALANG RAYA
Kota Malang, Kota Batu,Kabupaten Malang
III.6.3 Kelembagaan Secara Spasial
Gambar 3. 40Kondisi Kelembagaan Secara Spatial Malang Raya
Kelembagaan Malang Raya yang terdiri dari Kota Malang, Kota Batu, dan Kabupaten Malang
belum memiliki Badan Koordinasi Antar Daerah (BKAD). Pengelolaan dan penggunaan ruang masing
- masing wilayah yang secara spasial menyebabkan terjadinya potensi permasalahan dan konflik antar
wilayah khususnya di kawasan perbatasan. Kondisi Geografis Malang Raya berbatasan darat langsung
antar kawasan, Kota Malang berbatasan langsung dengan Kabupaten Malang dan Kota Batu
berbatasan dengan Kabupaten Malang. Fenomena penggunaan ruang masing-masing wilayah tanpa
melihat keterkaitan antar wilayah khususnya di wilayah perbatasan membuat ketidaksinkronannya
penggunaan ruang pada kawasan perbatasan.
Pertumbuhan kawasan yang tidak bisa diprediksi membuat kawasan pinggiran, khususnya pada
perbatasan antar kawasan berkembang sesuai fungsinya masing-masing. Perbedaan penggunaan
ruang yang tidak sesuai akan menimbulkan permasalahan antar wilayah. Beberapa permasalahan
penggunaan ruang yang terdapat pada kelembagaan khususnya pada spasial penggunaan ruan g
antar wilayah perbatasan akan menimbulkan alih fungsi lahan serta sub urban pada kawasan
tersebut. Beberapa contoh konflik ruang yang terjadi pada kawasan perbatasan di Kawasan Malang
Raya, khususnya antara Kota Malang dengan Kabupaten Malang serta Kota Batu dengan Kabupaten
Malang
dapat dilihat pada tabel dibawah ini :
MASTER OF REGIONAL URBAN DEVELOPMENT UNDIP ‘2015III - 94
PROFIL WILAYAH MALANG RAYA
Kota Malang, Kota Batu,Kabupaten Malang
MASTER OF REGIONAL URBAN DEVELOPMENT UNDIP ‘2015
No Lokasi Permasalahan Dampak Penyebaran
1 Perbatasan Kota Malang - Kabupaten Malang Kawasan Permukiman terletak berdampingan dengan kawasan industri
Fisik :
Kecamatan Blimbing - Kecamatan Singosari - Perluasan kawasan industri
Kecamatan Blimbing - Kecamatan Pakis - Limbah pabrik mengenai permukiman
KecamatanKedungkandang -
- -
Batu
Kecamatan Tajinan
- ketersediaan air tanah tercemar
Kecamatan Sukun Kecamatan Wagir Sosial :
Kecamatan Luwukwaru Kecamatan Karangploso - Membuka lapangan kerja baru
Perbatasan Kota - Kabupaten Malang - Perubahan struktur ekonomi masyarakat
Kecamatan Junrejo - Kecamatan Karangploso
- membuka lapangan sektor informal, pemenuhan kebutuhan sektor industri oleh masyarakat sekitar
Ekonomi :
- Naiknya nilai kawasan
- peningkatan ekonomi kawasan sekitar
- meningkatkan kesejahteraan warga masyarakat
Perbatasan Kota Malang - Kabupaten Malang
Kecamatan KedungKandang -
-
Kecamatan PakisKawasan Tegalan berdampingan denganKawasan Lindung Setempat
Fisik :
Kecamatan KedungKandang Kecamatan Tajinan
- Perluasan kawasan Tegalan
Tabel III. 44Kondisi Kelembagaan Secara Spatial
PROFIL WILAYAH MALANG RAYA
Kota Malang, Kota Batu,Kabupaten Malang
MASTER OF REGIONAL URBAN DEVELOPMENT UNDIP ‘2015
No Lokasi Permasalahan Dampak Penyebaran
Kecamatan Dauh - Kecamatan Wagir Sosial :
Kecamatan KedungKandang - Kecamatan Tumpang
- Membuka lapangan kerja baru
- Perubahan guna lahan
Ekonomi :
- Naiknya nilai kawasan
- peningkatan ekonomi kawasan sekitar
- meninbgkatkan kesejahteraan warga masyarakat
Perbatasan Kota Malang - Kabupaten Malang
Kecamatan Dauh - Kecamatan WagirKawasan Permukiman berdampingan dengan kawasan Tegalan
Fisik :
- Perluasan kawasan Permukiman
- ketersediaan air tanah terbatas
Sosial :
- Pembukaan lahan baru untukpermukiman
- ruang bersosialisasi masyarakat bertambah
Ekonomi :
- Naiknya nilai kawasan
- peningkatan ekonomi kawasan sekitar
Perbatasan Kota Malang - Kabupaten Malang Kawasan Industri Berdampingan dengan kawasan Lindung Setempat
Fisik :
Kecamatan Dauh - Kecamatan Wagir - Perluasan kawasan industri
PROFIL WILAYAH MALANG RAYA
Kota Malang, Kota Batu,Kabupaten Malang
MASTER OF REGIONAL URBAN DEVELOPMENT UNDIP ‘2015
No Lokasi Permasalahan Dampak Penyebaran
Kecamatan KedungKandang -
bupa - -
Kecamatan Tajinan
- Limbah pabrik mengenai permukiman
Perbatasan Kota Batu - Ka ten Malang - ketersediaan air tanah tercemar
Kecamatan Bumiaji Kecamatan Karangploso Sosial :
Kecamatan Batu Kecamatan Pakis - Membuka lapangan kerja baru
- Perubahan struktur ekonomi masyarakat
- membuka lapangan sektor informal, pemenuhan kebutuhan sektor industri oleh masyarakat sekitar
Ekonomi :
- Naiknya nilai kawasan
- peningkatan ekonomi kawasan sekitar
- meningkatkan kesejahteraan warga masyarakatSumber : Analisis Penyusun, 2015
PROFIL WILAYAH MALANG RAYA
Kota Malang, Kota Batu,Kabupaten Malang
MASTER OF REGIONAL URBAN DEVELOPMENT UNDIP ‘2015III - 98
BAB III PROFIL WILAYAH MALANG RAYA ....................................................................................................1
III.1 ASPEK FISIK LINGKUNGAN MALANG RAYA ........................................................................................... 1III.1.1 Kondisi Fisik Alam Wilayah Malang Raya ..................................................................................... 1III.1.2 Jenis tanah .................................................................................................................................... 1III.1.3 Curah hujan .................................................................................................................................. 3III.1.4 Topografi ...................................................................................................................................... 4III.1.5 Kondisi Tata Guna Lahan Wilayah Malang Raya........................................................................... 9III.1.6 Rawan Bencana .......................................................................................................................... 11
III.2 Kondisi Infrastruktur Malang Raya ..................................................................................................... 15III.2.1 Jaringan Jalan ............................................................................................................................. 15III.2.2 Transportasi Darat ...................................................................................................................... 18III.2.3 Transportasi Udara ..................................................................................................................... 19III.2.4 Jaringan Listrik ............................................................................................................................ 21III.2.5 Jaringan Telepon ........................................................................................................................ 23III.2.6 Jaringan Drainase ....................................................................................................................... 25III.2.7 Jaringan Air Bersih ...................................................................................................................... 26III.2.8 Jaringan Sanitasi/Air Limbah ...................................................................................................... 27III.2.9 Jaringan persampahan ............................................................................................................... 28
III.3 Penduduk............................................................................................................................................. 31III.3.1 Jumlah Penduduk ....................................................................................................................... 31III.3.2 Pertumbuhan Penduduk ............................................................................................................ 32III.3.3 Kepadatan dan Distribusi Penduduk .......................................................................................... 33III.3.4 Sistem Permukiman Perkotaan .................................................................................................. 38III.3.5 Komposisi Penduduk .................................................................................................................. 42
III.4 Kondisi Sarana..................................................................................................................................... 52III.4.1 Sarana Pendidikan ...................................................................................................................... 52III.4.2 Sarana Kesehatan ....................................................................................................................... 53III.4.3 Sarana Peribadatan .................................................................................................................... 54
III.5 Aspek Ekonomi Malang Raya .............................................................................................................. 54III.5.1 Perkembangan PDRB Malang Raya ............................................................................................ 54III.5.2 Laju Pertumbuhan ...................................................................................................................... 57III.5.3 Struktur Ekonomi........................................................................................................................ 59III.5.4 Analisis Agregat .......................................................................................................................... 65III.5.5 Analisis Intra Wilayah ................................................................................................................. 67III.5.6 Analisis LQ (Location Quotient) .................................................................................................. 76III.5.7 Analisis Shift-Share ..................................................................................................................... 83III.5.8 Disparitas Malang Raya .............................................................................................................. 88
III.6 Kelembagaan Dan Kebijakan .............................................................................................................. 90III.6.1 Review sinkronisasi rencana pengembangan infrastruktur Provinsi Jawa Timur dengan rencana pengembangan WP Malang Raya ................................................................................................................ 90III.6.2 Review sinkronisasi pengembangan infrastruktur WP Malang Raya ......................................... 92III.6.3 Kelembagaan Secara Spasial ...................................................................................................... 94
Tabel III. 1 Penggunaan Lahan Malang Raya.......................................................................................... 9Tabel III. 2................................................................................................................................................ 9Tabel III. 3 Luasan Sebaran Rawan Banjir di Malang Raya ................................................................... 11
PROFIL WILAYAH MALANG RAYA
Kota Malang, Kota Batu,Kabupaten Malang
MASTER OF REGIONAL URBAN DEVELOPMENT UNDIP ‘2015III - 99
Tabel III. 4 Kelas jalan dan kondisi jalan di Malang Raya ..................................................................... 15Tabel III. 5 Banyaknya Rumah Tangga dan Penduduk di Wilayah Malang Raya Tahun 2013 dan HasilSensus 2000 dan 2010 .......................................................................................................................... 31Tabel III. 6 Laju Pertumbuhan Penduduk Malang Raya SP 2000-2010 ................................................ 32Tabel III. 7 Kepadatan dan Distribusi Penduduk Wilayah Malang Raya Tahun 2013 .......................... 34Tabel III. 8 Jumlah Penduduk Urban dan Rural di Malang Raya Tahun 2010 ...................................... 38Tabel III. 9 Jumlah Penduduk Urban dan Rural di Malang Raya Tahun 2013 ...................................... 39Tabel III. 10 Komposisi Penduduk Menurut Umur di Malang Raya Tahun 2009 ................................. 42Tabel III. 11 Komposisi Penduduk Menurut Umur di Malang Raya ..................................................... 43Tabel III. 12 Komposisi Penduduk Malang Raya Berdasarkan Agama Tahun 2013 ............................. 45Tabel III. 13 Penduduk Usia 15 Tahun ke Atas yang Bekerja Menurut Lapangan Usaha Tahun 2009dan 2013 di Kabupaten Malang ............................................................................................................ 47Tabel III. 14 Penduduk Usia 15 Tahun ke Atas yang Bekerja Menurut Lapangan Usaha Tahun 2009dan 2013 di Kota Malang ...................................................................................................................... 48Tabel III. 15 Penduduk Usia 15 Tahun ke Atas yang Bekerja Menurut Lapangan Usaha Utama Tahun2009 dan Tahun 2013 di Kota Batu....................................................................................................... 50Tabel III. 16 Banyaknya Keluarga Sejahtera Di Wilayah Malang Raya Tahun 2013 ............................. 52Tabel III. 17 Pelayanan Sarana Pendidikan di Malang Raya Tahun 2013 ............................................. 53Tabel III. 18 Pelayanan Sarana Kesehatan di Malang Raya Tahun 2013 .............................................. 53Tabel III. 19 Jumlah Fasilitas Peribadatan Kabupaten Malang Tahun 2013......................................... 54Tabel III. 20 PDRB Wilayah Malang Raya Tahun 2009-2013 ................................................................ 55Tabel III. 21 Laju Pertumbuhan PDRB Malang Raya Tahun 2009-2013 ............................................... 57Tabel III. 22 Struktur Ekonomi Malang Raya Tahun 2009 .................................................................... 60Tabel III. 23 Struktur Ekonomi Malang Raya Tahun 2010 .................................................................... 61Tabel III. 24 Struktur Ekonomi Malang Raya Tahun 2011 .................................................................... 62Tabel III. 25 Struktur Ekonomi Malang Raya Tahun 2012 .................................................................... 63Tabel III. 26 Struktur Ekonomi Malang Raya Tahun 2013 .................................................................... 64Tabel III. 27 Perbandingan Kontribusi Sektor Ekonomi........................................................................ 70Tabel III. 28 Kontribusi Sektoral Tahun 2009 ....................................................................................... 73Tabel III. 29 Kontribusi Sektoral Tahun 2013 ....................................................................................... 74Tabel III. 30 Perubahan Kontribusi Dari Tahun 2009 Ke Tahun 2013 .................................................. 75Tabel III. 31 Analisis LQ Malang Raya Tahun 2009 ............................................................................... 78Tabel III. 32 Analisis LQ Malang Raya Tahun 2010 ............................................................................... 79Tabel III. 33 Analisis LQ Malang Raya Tahun 2011 ............................................................................... 80Tabel III. 34 Analisis LQ Malang Raya Tahun 2012 ............................................................................... 81Tabel III. 35 Analisis LQ Malang Raya Tahun 2013 ............................................................................... 82Tabel III. 36 Analisis Shift Share Kota Malang ...................................................................................... 83Tabel III. 37 Analisis Shift Share Kota Batu........................................................................................... 85Tabel III. 38 Analisis Shift Share Kabupaten Malang ............................................................................ 86Tabel III. 39 PDRB Per Kapita Malang Raya Tahun 2009 dan 2013 ...................................................... 89Tabel III. 40 Indeks Williamson Tahun 2009 ........................................................................................ 89Tabel III. 41 Indeks Williamson Tahun 2013 ........................................................................................ 89Tabel III. 42 Review Sinkronisasi Rencana Pengembangan Infrastruktur Provinsi Jawa Timur DenganRencana Pengembangan WP Malang Raya .......................................................................................... 91Tabel III. 43 Review Sinkronisasi Pengembangan Infrastruktur WP Malang Raya .............................. 93Tabel III. 44 Kondisi Kelembagaan Secara Spatial ................................................................................ 95
MASTER OF REGIONAL URBAN DEVELOPMENT UNDIP ‘2015III -
PROFIL WILAYAH MALANG RAYA
Kota Malang, Kota Batu,Kabupaten Malang
Gambar 3. 1 Prosentase Luasan Jenis Tanah Malang Raya ................................................................... 2Gambar 3. 2 Prosentase Luas Wilayah Berdasarkan Curah Hujan di Malang Raya ............................... 3Gambar 3. 3 Prosentase Luas Wilayah Berdasarkan Curah Hujan di Malang Raya ............................... 4Gambar 3. 4 Gambar Google Earth Kota Malang................................................................................. 10Gambar 3. 5 Kondisi Jalan Di Malang Raya .......................................................................................... 15Gambar 3. 6 Kondisi titik Kemacetan di Malang Raya ......................................................................... 17Gambar 3. 7 Titik Kemacetan di Jl. Ahmad Yani Kota Malang ............................................................. 17Gambar 3. 8 Kondisi jenis angkutan AKDP Malang Raya ..................................................................... 18Gambar 3. 9 Kondisi Tipe Terminal A dan B Malang Raya ................................................................... 18Gambar 3. 10 Kondisi Bandara Andul Rahman Saleh Malang Raya .................................................... 19Gambar 3. 11 Kondisi jaringan Listrik Malang Raya ............................................................................. 21Gambar 3. 12 Kondisi Jaringan telepon (BTS) Malang Raya ................................................................ 23Gambar 3. 13 Sungai Brantas Di Kota Batu .......................................................................................... 25Gambar 3. 14 Kondisi Drainase Skunder Malang Raya ........................................................................ 26Gambar 3. 15 Kondisi Air bersih Malang Raya ..................................................................................... 27Gambar 3. 16 Kondisi Sanitasi Perkerasan dan Jamban Darurat ......................................................... 28Gambar 3. 17 Kondis Bak Sampah dan Angkutan Sampah .................................................................. 28Gambar 3. 18 Sistem Pengolaan Sampah Di Malang Raya .................................................................. 29Gambar 3. 19 Grafik Perkembangan Penduduk Wilayah Malang Raya Tahun 2000-2013 ................. 31Gambar 3. 20 Piramida Penduduk Wilayah Malang Raya Tahun 2009 ............................................... 43Gambar 3. 21 Piramida Penduduk Wilayah Malang Raya Tahun 2013 ............................................... 44Gambar 3. 22 Presentase Jumlah Penduduk Menurut Agama ............................................................ 46Gambar 3. 23 Penduduk Usia 10 Tahun ke Atas yang Bekerja Menurut Lapangan Usaha UtamaTahun 2009 dan 2013 di Kabupaten Malang ........................................................................................ 47Gambar 3. 24 Penduduk Usia 15 Tahun ke Atas yang Bekerja Menurut Lapangan Usaha UtamaTahun 2009 dan 2013 di Kabupaten Malang ........................................................................................ 49Gambar 3. 25 Penduduk Usia 15 Tahun ke Atas yang Bekerja Menurut Lapangan Usaha Tahun 2009 dan 2013 di Kota Batu........................................................................................................................... 50Gambar 3. 26 Grafik Perkembangan PDRB Malang Raya Tahun 2009-2013 ....................................... 55Gambar 3. 27 Diagram Perkembangan PDRB per Sektor Tahun 2009-2013 ....................................... 56Gambar 3. 28 Tren Laju Pertumbuhan PDRB Malang Raya Tahun 2009-2013 .................................... 58Gambar 3. 29 Diagram Presentase Rata-Rata Laju Pertumbuhan PDRB Tahun 2009-2013 ................ 59Gambar 3. 30 Struktur Ekonomi Malang Raya Tahun 2009 ................................................................. 61Gambar 3. 31 Struktur Ekonomi Malang Raya Tahun 2010................................................................. 62Gambar 3. 32 Struktur Ekonomi Malang Raya Tahun 2011 ................................................................. 63Gambar 3. 33 Struktur Ekonomi Malang Raya Tahun 2012 ................................................................. 64Gambar 3. 34 Struktur Ekonomi Malang Raya Tahun 2013................................................................. 65Gambar 3. 35 PDRB Rata-Rata Per Sektor Kota Malang Tahun 2009-2013 ......................................... 67Gambar 3. 36 PDRB Rata-Rata Per Sektor Kota Batu Tahun 2009-2013 ............................................. 68Gambar 3. 37 PDRB Rata-Rata Per Sektor Kabupaten Malang Tahun 2009-2013............................... 69Gambar 3. 38 Presentase Kontribusi Sektoral Malang Raya Tahun 2009............................................ 74Gambar 3. 39 Presentase Kontribusi Sektoral Malang Raya Tahun 2013............................................ 75Gambar 3. 40 Kondisi Kelembagaan Secara Spatial Malang Raya ....................................................... 94