21
ASUHAN KEPERAWATAN “ AKUT LUNG OEDEM ” KELOMPOK 3 ZARATULAINI VINA NOVITA DWI PUTRI I KADEK DEDI IRIAWAN LISA FASTI NINGSI PUTU SUDARSANA MENI SAMBAYO

Akut Lung Odem

Embed Size (px)

DESCRIPTION

Keperawatan Gawat Darurat I

Citation preview

Page 1: Akut Lung Odem

ASUHAN KEPERAWATAN “ AKUT LUNG OEDEM ”

KELOMPOK 3

ZARATULAINI

VINA NOVITA DWI PUTRI

I KADEK DEDI IRIAWAN

LISA FASTI NINGSI

PUTU SUDARSANA

MENI SAMBAYO

 

Page 2: Akut Lung Odem

DEFINISI

Edema paru merupakan kondisi yang disebabkan oleh kelebihan cairan di paru-paru. cairan ini terkumpul dalam kantung-kantung udara di paru-paru banyak, sehingga sulit untuk bernapas. Dalam kebanyakan kasus, masalah jantung menyebabkan edema paru.

Page 3: Akut Lung Odem

ETIOLOGI

Penyebab edema dapat dikelompokan menjadi empat kategori  umum:

Penurunan konsentrasi protein plasma Peningkatan permeabilitas dinding

kapiler Peningkatan tekanan vena Penyumbatan pembuluh  limfe

menimbulkan edema

Page 4: Akut Lung Odem

KLASIFIKASI

Berdasarkan penyebabnya, edema paru terbagi menjadi 2, kardiogenik dan  non-kardiogenik. Hal ini penting diketahui oleh karena pengobatannya sangat berbeda. Edema Paru Kardiogenik disebabkan oleh adanya Payah Jantung Kiri apapun sebabnya. Edema Paru Kardiogenik yang akut disebabkan oleh adanya Payah Jantung  Kiri Akut. Tetapi dengan adanya faktor presipitasi, dapat  terjadi pula pada penderita Payah Jantung Kiri Khronik.

1) Cardiogenic pulmonary edema 2) Non-cardiogenic pulmonary edema

Page 5: Akut Lung Odem

MANIFESTASI KLINIS

Manifestasi klinis Edema Paru secara spesifik juga dibagi dalam 3 stadium:

Stadium 1. Adanya distensi dan pembuluh darah kecil paru yang prominen akan

memperbaiki pertukaran gas di paru dan sedikit meningkatkan kapasitas difusi gas CO. Keluhan pada stadium ini mungkin hanya berupa adanya sesak napas saat bekerja. Pemeriksaan fisik juga tak jelas menemukan kelainan, kecuali mungkin adanya ronkhi pada saat inspirasi karena terbukanya saluran napas yang tertutup pada saat inspirasi.

Stadium 2. Pada stadium ini terjadi edema paru intersisial. Batas pembuluh darah paru

menjadi kabur, demikian pula hilus juga menjadi kabur dan septa interlobularis menebal (garis Kerley B). Adanya penumpukan cairan di jaringan kendor inter-sisial, akan lebih memperkecil saluran napas kecil, terutama di daerah basal oleh karena pengaruh gravitasi. Mungkin pula terjadi refleks bronkhokonstriksi. Sering terdapat takhipnea. Meskipun hal ini merupakan tanda gangguan fungsi ventrikel kiri, tetapi takhipnea juga membantu memompa aliran limfe sehingga penumpukan cairan intersisial diperlambat. Pada pemeriksaan spirometri hanya terdapat sedikit perubahan saja.

Page 6: Akut Lung Odem

Next…..

Stadium 3. Pada stadium ini terjadi edema alveolar.

Pertukaran gas sangat terganggu, terjadi hipoksemia dan hipokapnia. Penderita nampak sesak sekali dengan batuk berbuih kemerahan. Kapasitas vital dan volume paru yang lain turun dengan nyata. Terjadi right-to-left intrapulmonary shunt. Penderita biasanya menderita hipokapnia, tetapi pada kasus yang berat dapat terjadi hiperkapnia dan acute respiratory acidemia. Pada keadaan ini morphin hams digunakan dengan hati-hati (Ingram and Braunwald, 1988).

Page 7: Akut Lung Odem

PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK Pemeriksaan Fisik Sianosis sentral. Sesak napas dengan bunyi napas seperti mukus

berbuih. Ronchi basah nyaring di basal paru kemudian memenuhi hampir

seluruh lapangan paru, kadang disertai ronchi kering dan ekspirasi yang memanjang akibat bronkospasme sehingga disebut sebagai asma kardiale.

Takikardia dengan S3 gallop. Murmur bila ada kelainan katup. Elektrokardiografi. Bisa sinus takikardia dengan hipertrofi atrium kiri atau fibrilasi atrium,

tergantung penyebab gagal jantung. Gambaran infark, hipertrofi ventrikel kiri atau aritmia bisa ditemukan.

Laboratorium Analisa gas darah pO2 rendah, pCO2 mula-mula rendah dan kemudian

hiperkapnia. Enzim kardiospesifik meningkat jika penyebabnya infark miokard. Darah rutin, ureum, kreatinin, , elektrolit, urinalisis, foto thoraks, EKG,

enzim jantung (CK-MB, Troponin T), angiografi koroner.

Page 8: Akut Lung Odem

Next….. Gambaran Radiologi yang

ditemukan : Pelebaran atau penebalan hilus

(dilatasi vaskular di hilus) Corakan paru meningkat (lebih

dari 1/3 lateral) Kranialisasi vaskuler Hilus suram (batas tidak jelas) Interstitial fibrosis (gambaran

seperti granuloma-granuloma kecil atau nodul milier)

Ekokardiografi Pengukuran plasma B-type

natriuretic peptide (BNP) Pulmonary artery catheter (Swan-

Ganz)

Gambar 1 : Edema Intesrtitial

Page 9: Akut Lung Odem

PENATALAKSANAAN Tujuan terapi pada edema paru yang disebabkan oleh

peningkatan permeabilitas adalah untuk menghilangkan faktor penyebab perlukaan paru, perbaikan keadaan umum dan memberi kesempatan pada paru-paru untuk membaik, serta sejauh mungkin mengurangi tekanan yang menyebabkan pergeseran cairan melalui barrier yang terluka. Hal ini penting, karena terapi spesifik untuk perlukaan akut paru pada umumnya tidak ada (kecuali bila penyebabnya adalah infeksi), dan terapi suportif merupakan satu-satunya pilihan.

Penatalaksanaan MedisTujuan penatalaksanaan medis pada pasien dengan Edema Paru akut adalah mengurangi volume sirkulasi total untuk memperbaiki pertukaran gas pernapasan. Tujuan ini dapat dicapai dengan kombinasi terapi oksigen dan terapi medis.

- Oksigenasi- Farmakologi

Page 10: Akut Lung Odem

Next….

Penatalaksanaan Keperawatan Posisi ½ duduk Infus emergensi. Monitor tekanan darah,

monitor EKG, oksimetri bila ada. Jika tidak memberi hasil memuaskan

maka dapat diberikan Nitroprusid IV

Page 11: Akut Lung Odem

KOMPLIKASI

Pada pasien dengan Edema paru kemungkina untuk terjadi Gagal napas sangat tinggi jika tidak dilakukan penatalaksanaan dengan tepat.

Page 12: Akut Lung Odem

PENGKAJIAN Sistem Integumen• Subyektif : -

Obyektif : kulit pucat, cyanosis, turgor menurun (akibat dehidrasi sekunder), banyak keringat , suhu kulit meningkat, kemerahan

Sistem Pulmonal• Subyektif : sesak nafas, dada tertekan, cengeng• Obyektif : Pernafasan cuping hidung, hiperventilasi, batuk

(produktif/nonproduktif), sputum banyak, penggunaan otot bantu pernafasan, pernafasan diafragma dan perut meningkat, Laju pernafasan meningkat, terdengar stridor, ronchii pada lapang paru,

Sistem Cardiovaskuler• Subyektif : sakit kepala• Obyektif : Denyut nadi meningkat, pembuluh darah vasokontriksi,

kualitas darah menurun, Denyut jantung tidak teratur, suara jantung tambahan.

Page 13: Akut Lung Odem

Next…. Sistem Neurosensori• Subyektif : gelisah, penurunan kesadaran, kejang• Obyektif : GCS menurun, refleks menurun/normal, letargi Sistem genitourinaria• Subyektif : • Obyektif : produksi urine menurun/normal, Sistem digestif• Subyektif : mual, kadang muntah• Obyektif : konsistensi feses normal/diare Studi Laboratorik :• Hb : menurun/normal• Analisa Gas Darah : acidosis respiratorik, penurunan kadar oksigen

darah, kadar karbon darah meningkat/normal• Elektrolit : Natrium/kalsium menurun/normalSistem

Musculoskeletal• Subyektif : lemah, cepat lelah• Obyektif : tonus otot menurun, nyeri otot/normal, retraksi paru dan

penggunaan otot aksesoris pernafasan

Page 14: Akut Lung Odem

DIAGNOSA KEPERAWATAN

Bersihan jalan nafas tidak efektif b.d intubasi, ventilasi, proses penyakit, kelemahan dan kelelahan

Gangguan pertukaran Gas b.d sekresi tertahan, proses penyakit, atau pengesetan ventilator tidak tepat

Gangguan komunikasi verbal b.d pemasangan selang endotrakeal

Resiko tinggi infeksi b.d pemasangan selang endotrakeal.

Page 15: Akut Lung Odem

INTERVENSI Bersihan jalan nafas tidak efektif b.d intubasi, ventilasi, proses

penyakit, kelemahan dan kelelahan Tujuan : Jalan nafas dapat dipertahankan kebersihannya Kriteria evaluasi : Suara nafas bersih, ronchii tidak terdengar pada seluruh lapang paru Rencana Intervensi

a) Auskultasi bunyi nafas tiap 2-4 jam

R/ Bersihan jalan nafas yang tidak efektif dapat dimanifestasikan dengan adanya bunyi nafas adventisius

b) Lakukan hisap lendir bila ronchii terdengar

R/ Tekanan penghisapan tidak lebih 100-200 mmHg. Hiperoksigenasi dengan 4-5 kali pernafasn dengan O2 100 % dan hiperinflasi dengan 1 ½ kali VT menggunakan resusitasi manual atau ventilator. Auskultasi bunyi nafas setelah penghisapan

Page 16: Akut Lung Odem

c) Monitor humidivier dan suhu ventilator

R/Oksigen lembab merangasang pengenceran sekret. Suhu ideal 35-37,8OC

d) Monitor status hidrasi klien

R/Mencegah sekresi kental

e) Monitor ventilator tekanan dinamis

R/Peningkatan tekanan tiba-tiba mungkin menunjukkan adanya perlengketan jalan nafas

f) Beri Lavase cairan garam faali sesuai indikasi

R/Memfasilitasi pembuangan secret

g) Beri fisioterapi dada sesuai indikasi

R/Memfasilitasi pengenceran dan penge-luaran sekret menuju bronkus utama

h) Beri bronkodilator

R/Memfasilitasi pengeluaran secret menuju bronkus utama

Page 17: Akut Lung Odem

Gangguan pertukaran Gas b.d sekresi tertahan, proses penyakit, atau pengesetan ventilator tidak tepat

Tujuan : Pertukaran gas jaringan paru optimal Kriteria evaluasi : Gas Darah Arteri dalam keadaan normal Rencana Intervensi Periksa AGD 10-30 menit setelah pengesetan

ventilator atau setelah adanya perubahan ventilator

R/AGD diperiksa sebagai evaluasi status pertukaran gas; menunjukkan konsentrasi O2 & CO2 darah

Monitor AGD atau oksimetri selama periode penyapihan

R/Periode penyapihan rawan terhadap perubahan status oksigenasi

Page 18: Akut Lung Odem

Kaji apakah posisi tertentu menimbulkan ketidaknyamanan pernafasan

R/Dalam berbagai kondisi, ketidak-nyamanan dapat mempengaruhi klinis penderita

Monitor tanda hipoksia dan hiperkapneaR/Hipoksia dan hiperkapnea ditandai adanya gelisah dan penurunan

kesadaran, asidosis, hiperventilasi, diaporesis dan keluhan sesak meningkat

Gangguan komunikasi verbal b.d pemasangan selang endotrakeal

Tujuan : Klien dan petugas kesehatan dapat berkomunikasi secara efektif selama pemasangan selang endotrakeal

Kriteria evaluasi : Klien dan perawat menentukan dan menggunakan metodayang

tepat untuk Rencana Intervensi Jelaskan lingkungan, semua prosedur, tujuan dan alat yang

berhubungan dengan klienR/Mengurangi kebingungan klien dan meminimalisasi adanya

komunikasi yang sulit antara klien dan perawat

Page 19: Akut Lung Odem

Berikan bel atau papan catatan serta alat tulis untuk komunikasi

R/Sebagai media komunikasi antara klien dan perawat Ajukan pertanyaan tertutup

R/Menghindari komunikasi tidak efektif Yakinkan pasien bahwa suara akan kembali bila

endotrakela dilepas

R/Mengurangi kecemasan yang mungkin timbul akibat kehilangan suara

Resiko tinggi infeksi b.d pemasangan selang endotrakeal

Tujuan : Klien tidak mengalami infeksi nosokomial Kriteria evaluasi : Tidak terdapat tanda-tanda infeksi nosokomial Rencana Intervensi

Page 20: Akut Lung Odem

Evaluasi warna, jumlah, konsistensi dan bau sputum tiap kali penghisapan

R/ Infeksi traktus respiratorius dapat mengakibatkan sputum bertambah banyak, bau lebih menyengat, warna berubah lebih gelap

Tampung spesimen untuk kultur dan sensitivitas sesuai indikasi

R/ Memastikan adanya kuman dalam sputum/jalan nafas Pertahankan teknis steril selama penghisapan lendir

R/ Mengurangi resiko infeksi nosokomial Ganti selang ventilator tiap 24 – 72 jam

R/ Mengurangi resiko infeksi nosokomial Lakukan oral higiene

R/ Mengurangi resiko infeksi nosokomial Palpasi sinus dan lihat membrana mukosa selama demam yang

tidak diketahui sebabnya

R/ Perubahan membrana mukosa dan adanya sinusitis mungkin menjadi indikasi adanya infeksi pernafasan

Monitor tanda vital terhadap tanda infeksi

R/ Infeksi dapat dilihat dari tanda umum/khusus organ

Page 21: Akut Lung Odem