24
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dewasa ini, semakin berkembanganya perkembangan zaman menutut banyak perusahaan di Dunia, termasuk di perusahaan-perusahaan di Indonesia untuk selalu mengikuti perkembangan zaman tersebut. Banyak perubahan yang harus dilakukan banyak perusahaan untuk menghadapi perkembangan zaman tersebut. Dalam menghadapi perkembangan tersebut, perusahaan selalu dituntut untuk mengikuti perkembangan teknologi, termasuk didalamnya metode-metode yang tepat dalam pelakasanaan kegiatan perusahaan tersebut, termasuk didalamnya metode yang digunakan untuk menghitungan biaya produksi yang akan dilaksanakan suatu perusahaan. Pada saat ini, kita mengetahui terdapat metode yang baru dalam perhitungan biaya produksi yang mana metode ini lahir untuk menjadi solusi yang baik atas metode tradisional yang masih banyak sekali kekuranganya. Yang menjadi permasalahan saat ini adalah bahwa masih banyak sekali perusahaan-perusahaan di dunia yang belum secara optimal menggunakan ABC/ABM sytem ini, padahal metode ini sangat baik untuk digunakan bagi suatu perusahaan. Akan tetapi telah cukup banyak juga perusahaan yang telah mengimplementasikan metode ini, termasuk diindonesia, akan tetapi yang menjadi pertaanyaan apakah di Indonesia metode ini telah

akunt. managemen 1111111

Embed Size (px)

DESCRIPTION

akun management

Citation preview

Page 1: akunt. managemen 1111111

BAB I

PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang

Dewasa ini, semakin berkembanganya perkembangan zaman menutut

banyak perusahaan di Dunia, termasuk di perusahaan-perusahaan di

Indonesia untuk selalu mengikuti perkembangan zaman tersebut. Banyak

perubahan yang harus dilakukan banyak perusahaan untuk menghadapi

perkembangan zaman tersebut. Dalam menghadapi perkembangan

tersebut, perusahaan selalu dituntut untuk mengikuti perkembangan

teknologi, termasuk didalamnya metode-metode yang tepat dalam

pelakasanaan kegiatan perusahaan tersebut, termasuk didalamnya metode

yang digunakan untuk menghitungan biaya produksi yang akan dilaksanakan

suatu perusahaan.

Pada saat ini, kita mengetahui terdapat metode yang baru dalam

perhitungan biaya produksi yang mana metode ini lahir untuk menjadi solusi

yang baik atas metode tradisional yang masih banyak sekali kekuranganya.

Yang menjadi permasalahan saat ini adalah bahwa masih banyak sekali

perusahaan-perusahaan di dunia yang belum secara optimal menggunakan

ABC/ABM sytem ini, padahal metode ini sangat baik untuk digunakan bagi

suatu perusahaan. Akan tetapi telah cukup banyak juga perusahaan yang

telah mengimplementasikan metode ini, termasuk diindonesia, akan tetapi

yang menjadi pertaanyaan apakah di Indonesia metode ini telah

dimplementasikan dengan baik. Untuk itu Paper ini disusun untuk

mengungkap apakan mayoritas perusahaan di Indonesia telah

mengimplementasikan ABC/ABM System ini.

B.     Rumusan Masalah

Page 2: akunt. managemen 1111111

1.      Apakah Activity Based Costing itu?

2.      Apakah Activity Based Management itu?

3.      Bagaiamanakah pengimplememtasian ABC/ABM System di Indonesia?

C.    Tujuan

1.      Pembaca dapat memahami dengan baik yang dimaksud dengan Activity

Based Costing.

2.      Pembaca dapat mengerti dan memahami yang dimaksud dengan Activity

Based Management.

3.      Pembaca dapat memahami bagaimana pengimplementasian dari ABC/ABM

di Indonesia.

D.    Manfaat

1.      Pahamnya pembaca mengenai Activity Based Activity

2.      Mengerti dan pahamnya pembaca mengenai Activity Based Management

3.      Pehamnya pembaca bagaiamana pengimplementasian ACC/ABC system di

Indonesia

Page 3: akunt. managemen 1111111

BAB II

PEMBAHASAN

A.    Activity Based Costing System

1.      Activity Based Costing (ABC)

Activity-Based Costing (ABC) adalah suatu sistem informasi akuntansi

yang mengidentifikasi berbagai aktivitas yang dikerjakan dalam suatu

organisasi dan mengumpulkan biaya dengan dasar dan sifat yang ada dan

perluasan dari aktivitasnya. ABC memfokuskan pada biaya yang melekat

pada produk berdasarkan aktivitas untuk memproduksi, mendistribusikan

atau menunjang produk yang bersangkutan.

Sistem ABC timbul sebagai akibat dari kebutuhan manajemen akan

informasi akuntansi yang mampu mencerminkan konsumsi sumber daya

dalam berbagai aktivitas untuk menghasilkan produk secara akurat. Hal ini

didorong oleh:

·         Persaingan global yang tajam yang memaksa perusahaan untuk cost

effective

·         Advanced manufacturing technology yang menyebabkan proporsi biaya

overhead pabrik dalam product cost menjadi lebih tinggi dari primary cost.

·         Adanya strategi perusahaan yang menerapkan market driven strategy

Kelemahan sistem akuntansi biaya tradisional:

·         Akuntansi biaya tradisional dirancang hanya menyajikan informasi biaya

pada tahap produksi.

·         Alokasi biaya overhead pabrik hanya didasarkan pada jam tenaga kerja

langsung atau hanya dengan volume produksi.

·         Ada diversitas produk, dimana masing-masing produk mengkonsumsi biaya

overhead yang berbeda beda.

Penerapan ABC sistem akan relevan bila biaya overhead pabrik

merupakan biaya yang paling dominan dan multiproduk. Dalam merancang

Page 4: akunt. managemen 1111111

ABC sistem, aktivitas untuk membuat dan menjual produk digolonhkan

dalam 4 kelompok, yaitu:

a.       Facility sustaining activity cost ----- biaya yang berkaitan dengan

aktivitas mempertahankan kapasitas yang dimiliki perusahaan. Misal biaya

depresiasi, biaya asuransi, biaya gaji pegawai kunci

b.      Product sustaining activity cost ----- biaya yang berkaitan dengan

aktivitas penelitian dan pengembangan produk dan biaya untuk

mempertahankan produk untuk tetap dapat dipasarkan. Misal biaya

pengujian produk, biaya desain produk

c.       Bacth activity cost ----- biaya yang berkaitan dengan jumlah bacth produk

yang diproduksi. Misal biaya setup mesin.

d.      Unit level activity cost ---- biaya yang berkaitan dengan besar kecilnya

jumlah unit produk yang dihasilkan. Misal biaya bahan baku, biaya tenaga

kerja

Langkah-langkah ABC sistem:

·         Tahap pertama pengelompokan biaya overhead ke dalam kelompok biaya

yang homogen. Kelompok biaya homogen merupakan kumpulan overhead

yang variasinya dapat dijelaskan oleh satu faktor penyebab (cost driver).

Untuk menentukan mana kelompok biaya yang homogen, dapat melihat

biaya yang mempunyai rasio konsumsi sama untuk seluruh produk.

·         Tahap kedua alokasi biaya overhead pabrik:

Alokasi biaya overhead = Tarif kelompok x Dasar pembebanan yang

dikonsumsi

2.      Konsep-Konsep Dasar Activity Based Costing

Activity Based Costing Sistem adalah suatu sistem akuntansi yang

terfokus pada aktivitas-aktifitas  yang dilakukan untuk menghasilkan

produk/jasa.  Activity Based Costing menyediakan informasi perihal aktivitas-

aktivitas dan sumber daya yang dibutuhkan untuk melaksanakan aktivitas-

aktivitas tersebut. Aktivitas adalah setiap kejadian atau transaksi yang

Page 5: akunt. managemen 1111111

merupakan pemicu biaya (cost driver) yakni, bertindak sebagai faktor

penyebab dalam pengeluaran biaya dalam organisasi. Aktivitas-aktivitas ini

menjadi titik perhimpunan biaya. Dalam sistem ABC, biaya ditelusur ke

aktivitas dan kemudian ke produk. System  ABC mengasumsikan bahwa

aktivitas aktivitaslah, yang mengkonsumsi sumber daya dan bukannya

produk.

3.      Perbandingan Biaya Produk Tradisional dan ABC

Metode  ABC memandang bahwa biaya overhead dapat dilacak dengan

secara memadai pada berbagai produk secara individual. Biaya yang

ditimbulkan oleh cost driver berdasarkan unit adalah biaya yang dalam

metode tradisional disebut sebagai biaya variabel.

Metode  ABC memperbaiki keakuratan perhitungan harga pokok

produk dengan mengakui bahwa banyak dari biaya overhead tetap

bervariasi dalam proporsi untuk berubah selain berdasarkan volume

produksi. Dengan memahami apa yang menyebabkan biaya-biaya tersebut

meningkat dan menurun, biaya tersebut dapat ditelusuri kemasing-masing

produk. Hubungan sebab akibat ini  memungkinkan manajer untuk

memperbaiki ketepatan kalkulasi biaya produk yang dapat secara signifikan

memperbaiki pengambilan keputusan (Hansen  dan  Mowen, 2004: 157-158)

Digambarkan dalam tabel, perbedaan antara penentuan harga pokok

produk tradisional dan sistem ABC, yaitu:  

Tabel

Perbedaan penetapan harga pokok produk

Tradisional dengan Metode Activity Based Costing

Metode Penentuan Harga

Pokok Produk Tradisional

Metode Activity Based

Costing

Tujuan Inventory level Product Costing

Lingkup Tahap produksi Tahap desain, produksi,

Page 6: akunt. managemen 1111111

Tahap pengembangan

FokusBiaya bahan baku, tenaga

kerja langsungBiaya overhead

Periode Periode akuntansi Daur hidup produk

Teknologi yang

digunakanMetode manual Komputer telekomunikasi

4.      Struktur sistem ABC

Desain  ABC difokuskan pada kegiatan, yaitu apa yang dilakukan oleh

tenaga kerja dan peralatan  untuk memenuhi kebutuhan pelanggan.

Kegiatan adalah segala sesuatu yang mengkonsumsi sumber daya

perusahaan. Dengan memusatkan perhatian pada kegiatan dan bukannya

departemen atau fungsi, maka sistem  ABC akan dapat menjadi media untuk

memahami, memanajemeni, dan memperbaiki suatu usaha.

Ada dua asumsi penting yang mendasari Metode Activity Based

Costing, yaitu:  

·         Aktivitas-aktivitas yang menyebabkan timbulnya biaya Metode  Activity

Based Costing bahwa sumber daya pembantu atau sumber daya tidak

langsung menyediakan kemampuannya untuk melaksanakan kegiatan bukan

hanya sekedar penyebab timbulnya biaya.

·         Produk atau pelanggan jasa Produk menyebabkan timbulnya permintaan

atas dasar aktivitas untuk membuat produk atau jasa yang diperlukan

berbagai kegiatan yang menimbulkan sumber daya  untuk melaksanakan

aktivitas tersebut.  

Asumsi tersebut diatas merupakan konsep dasar dari sitem  ABC.

Selanjutnya, karena adanya aktivitas akan menimbulkanan biaya, maka

untuk dapat menjalankan usahanya secara efisien, perusahaan harus dapat

mengelola aktivitasnya. Dalam hubungannya dengan biaya produk, maka

biaya yang dikonsumsi untuk menghasilkan produk adalah biaya-biaya untuk

aktivitas merancang, merekayasa, memproduksi, menjual dan memberikan

pelayanan produk.

Page 7: akunt. managemen 1111111

5.      Syarat Penerapan Sistem Activity-Based Costing

Dalam penerapannya,  penentuan harga pokok dengan menggunakan

sistem ABC menyaratkan tiga hal:

·         Perusahaan mempunyai tingkat diversitas yang tinggi

Sistem ABC mensyaratkan bahwa perusahaan memproduksi beberapa

macam produk atau lini produk  yang diproses dengan menggunakan

fasilitas yang sama. Kondisi yang demikian tentunya akan menimbulkan

masalah dalam membebankan biaya ke masing-masing produk.

·         Tingkat persaingan industri yang tinggi

Yaitu terdapat beberapa perusahaan yang menghasilkan produk yang

sama atau sejenis. Dalam persaingan antar perusahaan yang sejenis

tersebut maka perusahaan akan  semakin meningkatkan persaingan untuk

memperbesar pasarnya. Semakin besar tingkat persaingan maka semakin

penting peran informasi tentang harga pokok dalam mendukung

pengambilan keputusan manajemen.

·         Biaya pengukuran yang rendah

Yaitu bahwa biaya yang digunakan system ABC untuk menghasilkan

informasi biaya yang akurat harus lebih rendah dibandingkan dengan

manfaat yang diperoleh.

Ada dua hal mendasar yang harus dipenuhi sebelum kemungkinan

penerapan metode ABC, yaitu:

·         Biaya berdasarkan non unit  harus merupakan prosentase yang signifikan

dari biaya overhead. Jika hanya terdapat biaya overheadyang dipengaruhi

hanya oleh volume produksi dari keseluruhan overhead pabrik maka jika

digunakan akuntansi biaya tradisionalpun informasi biaya yang dihasilkan

masih akurat sehingga penggunaan sisitem ABC  kehilangan relevansinya.

Artinya Activity Based Costingakan lebih baik diterapkan pada  perusahaan

yang biaya overheadnya tidak hanya dipengaruhi oleh volume produksi saja.

·         Rasio konsumsi antara aktivitas berdasarkan unit dan berdasarkan non unit

harus berbeda. Jika rasio konsumsi antar aktivitas sama, itu artinya semua

Page 8: akunt. managemen 1111111

biaya overhead yang terjadi bisa diterangkan dengan satu pemicu biaya.

Pada kondisi ini penggunaan system  ABC justru tidak tepat karena sistem

ABC hanya dibebankan ke produk dengan menggunakan pemicu biaya baik

unit maupun non unit (memakai banyak cost driver). Apabila berbagai

produk rasio konsumsinya sama, maka sistem akuntansi biaya tradisional

atau sistem  ABCmembebankan biaya overhead dalam jumlah yang sama.

Jadi perusahaan yang produksinya homogen (diversifikasi paling rendah)

mungkin masih dapat  mengunakan sistem tradisional tanpa ada masalah.

6.      Pembebanan Biaya Overhead pada Activity-Based Costing

Pada  Activity-Based Costing meskipun pembebanan biaya-biaya

overhad pabrik dan produk juga menggunakan dua tahap seperti pada

akuntansi biaya tradisional, tetapi pusat biaya yang dipakai untuk

pengumpulan biaya-biaya pada tahap pertama dan dasar pembebanan dari

pusat biaya kepada produk pada tahap kedua sangat berbeda dengan

akuntansi biaya tradisional.

Activity-Based costing menggunakan lebih banyak cost driver bila

dibandingkan dengan sistem pembebanan biaya pada akuntansi biaya

tradisional. Sebelum sampai pada prosedure pembebanan dua tahap dalam

Activity-Based Costing perlu dipahami hal-hal sebagai berikut:

·         Cost Driver adalah suatu kejadian yang menimbulkan biaya.  Cost Driver

merupakan faktor yang dapat menerangkan konsumsi biayabiaya overhead.

Faktor ini menunjukkan suatu penyebab utama tingkat aktivitas yang akan

menyebabkan biaya dalam aktivitasaktivitas selanjutnya.

·         Rasio Konsumsi adalah proporsi masing-masing aktivitas yang dikonsumsi

oleh setiap produk,  dihitung dengan cara membagi jumlah aktivitas yang

dikonsumsi oleh suatu produk dengan jumlah keseluruhan aktivitas tersebut

dari semua jenis produk.

·         Homogeneous Cost Pool merupakan kumpulan biaya dari  overheadyang

variasi biayanya dapat dikaitkan dengan satu pemicu biaya saja. Atau untuk

dapat disebut suatu kelompok biaya yang homogen, aktivitas-aktivitas

Page 9: akunt. managemen 1111111

overhead secara logis harus berhubungan dan mempunyai rasio konsumsi

yang sama untuk semua produk.

7.      Cost Driver

Landasan penting untuk menghitung biaya berdasarkan aktivitas

adalah dengan mengidentifikasi pemicu biaya atau cost driver untuk setiap

aktivitas. Pemahaman yang tidak tepat  atas pemicu akan mengakibatkan

ketidaktepatan pada pengklasifikasian biaya, sehingga menimbulkan

dampak bagi manajemen dalam mengambil keputusan.

Jika perusahaan memiliki  beberapa jenis produk maka biaya overhead

yang terjadi ditimbulkan secara bersamaan oleh seluruh produk. Hal ini

menyebabkan jumlah  overhead  yang ditimbulkan oleh masing-masing jenis

produk harus diidentifikasi melalui cost driver.   

·         Pengertian Cost Driver  

Cost driver merupakan faktor yang dapat menerangkan konsumsi biaya-

biaya  overhead. Faktor ini menunjukkan suatu penyebab utama tingkat

aktifitas yang akan menyebabkan biaya dalam aktifitas.

·         Penentuan Cost Driver Yang Tepat

Aktivitas yang ada dalam perusahaan sangat komplek dan banyak

jumlahnya. Oleh karena itu perlu pertimbangn yang matang dalam

menentukan penimbul biayanya atau cost driver.

·         Penentuan jumlah cost driver yang dibutuhkan  

Penentuan banyaknya cost driver yang dibutuhkan berdasarkan pada

keakuratan laporan product cost yang diinginkan dan kompleksitas

komposisi output perusahaan. Semakin banyak cost driver yang digunakan,

laporan biaya produksi semakin akurat. Dengan kata lain semakin tinggi

tingkat keakuratan yang diinginkan, semakin banyak cost driveryang

dibutuhkan.

·         Pemilihan cost driver yang tepat.

Dalam pemilihan  cost driver yang tepat ada tiga faktor yang harus

dipertimbangkan:

Page 10: akunt. managemen 1111111

a.       Kemudahan untuk mendapatkan data yang dibutuhkan dalam pemilihan

cost driver (cost of measurement).  Cost driver yang membutuhkan biaya

pengukuran lebih rendah akan dipilih.

b.      Korelasi antara konsumsi aktivitas yang diterangkan oleh cost driver

terpilih dengan konsumsi aktivitas sesungguhnya 20(degree of correlation).

Cost driver yang  memiliki korelasi tinggi akan dipilih.  

c.       Perilaku yang disebabkan oleh cost driver terpilih  (behavior effec). cost

driver yang menyebabkan perilaku yang diinginkan yang akan dipilih

8.      Keunggulan Metode ABC

Amin (1994: 23) mengemukakan tentang keunggulan ABC adalah sebagai

berikut:

a.       Suatu pengkajian  ABC dapat meyakinkan manajemen bahwa mereka harus

mengambil sejumlah langkah untuk menjadi lebih kompetitif. Sebagai

hasilnya mereka dapat berusaha untuk meningkatkan mutu sambil secara

simultan memfokus pada mengurangi biaya. Analisis biaya dapat menyoroti

bagaimana benar-benar mahalnya proses manufakturing, yang pada

akhirnya dapat memicu aktivitas untuk mereorganisasi proses, memperbaiki

mutu dan mengurangi biaya.

b.      ABC dapat membantu dalam pengambilan keputusan.  

c.       Manajemen akan berada dalam suatu posisi untuk melakukan penawaran

kompetitif yang lebih wajar.

d.      Dengan analisis biaya yang diperbaiki, manajemen dapat melakukan

analisis yang lebih akurat mengenai volume, yang dilakukan untuk mencari

break even atas produk yang bervolume rendah.  

e.       Melalui analisis data biaya  dan pola konsumsi sumber daya, manajemen

dapat mulai merekayasa kembali proses manufakturing untuk mencapai pola

keluaran mutu yang lebih efisien dan lebih tinggi.

9.      Kelemahan Sistem akuntansi Biaya Tradisional

Page 11: akunt. managemen 1111111

Hal-hal yang tidak diberitahukan oleh sistem akuntansi biaya

tradisional kepada manajemen banyak sekali. Akuntansi biaya tradisional

memberi sedikit ide kepada manajemen pada saat harus mengurangi

pengeluaran pada waktu yang mendesak. Sistem tersebut hanya

memberikan laporan manajemen dengan menunjukkan dimana biaya

dikeluarkan dan tidak ada indikasi apa-apa yang menimbulkan biaya.

Sistem biaya tradisional memang memeperhatikan biaya total

perusahaan, akan tetapi mereka mengabaikan “below the line expenses”,

seperti penjualan, distribusi, riset, dan pengembangan serta biaya

administrasi. Biaya-biaya ini tidak dibebankan kepasar, pelanggan, saluran

distribusi, atau bahkan produk yang  berbeda. Banyak manajer yang percaya

bahwa biaya-biaya ini adalah tetap. Oleh sebab itu, biaya-biaya “below the

line” ini diperlakukan  secara sama dengan mendistribusikannya kepada

pelanggan. Padahal, sekarang ini beberapa pelanggan jauh lebih mahal

untuk dilayani dibandingkan dengan yang lain dan sebenarnya beberapa

biaya tersebut adalah biaya variabel. (Amin, 1992: 22).

Dengan berkembangnya dunia teknologi,  sistem biaya tradisional

mulai dirasakan tidak mampu menghasilkan  produk yang akurat lagi. Hal ini

disebabkan karena lingkungan global  menimbulkan banyak pertanyaan

yang tidak dapat dijawab sistem akuntansi biaya tradisional, antara lain:

a.       Sistem akuntansi biaya tradisional terlalu menekankan pada tujuan

penentuan harga pokok produk yang dijual. Akibatnya sistem ini hanya

menyediakan informasi yang relatif sangat sedikit untuk mencapai

keunggulan dalam persaingan global.

b.      Sistem akuntansi biaya tradisional untuk biaya  overhead terlalu

memusatkan pada distribusi dan alokasi biaya  overhead  daripada berusaha

keras untuk mengurangi pemborosan dengan menghilangkan aktivitas yang

tidak bernilai tambah.

c.       Sistem akuntansi biaya tradisional tidak mencerminkan sebab akibat biaya

karena seringkali beranggapan bahwa biaya ditimbulkan oleh faktor tunggal

misalnya volume produk atau jam kerja langsung.

Page 12: akunt. managemen 1111111

d.      Sistem akuntansi biaya tradisional menghasilkan informasi biaya yang

terdistorsi sehingga mengakibatkan pembuatan keputusan yang

menimbulkan konflik dengan keunggulan perusahaan.

e.       Sistem akuntansi biaya tradisional menggolongkan biaya langsung dan

tidak langsung serta biaya tetap dan variabel hanya mendasarkan faktor

penyebab tunggal misalnya volume produk, padahal dalam lingkungan

teknologi maju cara penggolongan tersebut menjadi kabur karena biaya

dipengaruhi oleh berbagai macam aktivitas.

f.       Sistem akuntansi biayaa  tradisional menggolongkan suatu perusahaan

kedalam pusat-pusat pertanggung jawaban yang kaku dan terlalu

menekankan kinerja jangka pendek.

g.      Sistem akuntansi biaya tradisional memusatkan perhatian kepada

perhitungan selisih biaya pusat-pusat pertanggngjawaban tertantu dengan

menggunakan standar.

h.      Sistem akuntansi biaya tradisional tidak banyak memerlukan alatalat dan

teknik-teknik yang canggih dalam sistem informasi dibandingkan pada

lingkungan teknologi maju.

i.        Sistem akuntansi biaya tradisional kurang menekankan pentingnya daur

hidup produk. Hal ini dibuktikan dengan perlakuan akuntansi biaya

tradisional terhadap biaya aktivitas-aktivitas perekayasaan, penelitian dan

pengembangan. Biay-biaya tersebut diperlakukan sebagai biaya periode

sehingga menyebabkan terjadinya distorsi harga pokok daur hidup produk.

B.     Activity Based Management System

1.      Pengertian ABM System

Manajemen berdasarkan aktivitas (Activity-Based Management)

merupakan suatu konsep yang mengarahkan perhatian pada konsumsi

sumber daya terhadap aktivitas yang dilakukan oleh suatu perusahaan,

sehingga untuk dapat mengetahui bagaimana suatu perusahaan

menggunakan sumber dayanya, maka terlebih dahulu haruslah dipahami

mengenai aktivitas-aktivitas apa sajakah yang telah terjadi di dalam

Page 13: akunt. managemen 1111111

perusahaan tersebut. Aktivitas-aktivitas tersebut merupakan aktivitas yang

telah mengkonsumsi sumber daya melalui pengidentifikasian pemicu

biayanya, dimana biaya-biaya ini timbul karena dilaksanakannya aktivitas-

aktivitas tersebut.

Pengertian dan pemahaman yang baik mengenai berbagai aktivitas

yang telah dilaksanakan, akan dapat memberikan pandangan yang baik

tentang bagaimana menggunakan, mengelola, dan mengendalikan sumber

daya perusahaan, dan dapat pula digunakan untuk mengetahui peluang

yang ada untuk meningkatkan kinerja perusahaan serta memberi pedoman

yang baik untuk menilai kinerja tersebut dalam rangka untuk mendukung

perbaikan berkesinambungan (continous improvement).

Activity based management (manajemen berdasarkan aktivitas)

merupakan pendekatan yang terintegrasi yang memfokuskan perhatian

manajemen pada aktivitas yang bertujuan untuk meningkatkan nilai yang

diterima oleh pelanggan (customer value) dan meningkatkan laba

perusahaan melalui penyediaan nilai pelanggan tersebut dengan

menggunakan informasi yang diperoleh dari activity-based costing system,

dimana antara ABM dengan ABC saling berkaitan satu sama lain.

2.      Dimensi Activity Based Management

Manajemen berdasarkan aktivitas memiliki dua dimensi, yaitu sebagai

berikut:

a.       Dimensi biaya (cost dimension).

Memberikan informasi biaya mengenai sumber daya, aktivitas, produk

dan pelanggan (serta biaya-biaya lain yang diperlukan), dimana biaya-biaya

sumber daya dapat ditelusuri ke aktivitas-aktivitas dan kemudian biaya

aktivitas tersebut dibebankan ke pelanggan. Dengan demikian dimensi ini

merefleksikan kebutuhan untuk membagi sumber daya biaya (cost of

resources) terhadap aktivitas dan biaya aktivitas (cost of activities) terhadap

obyek biaya (cost object), seperti pelanggan dan produk agar dapat

Page 14: akunt. managemen 1111111

menganalisis keputusan kritikal. Keputusan tersebut termasuk penetapan

harga, pengadaan produk dan penetapan prioritas untuk usaha perbaikan.

b.      Dimensi proses (process dimension).

Memberikan informasi mengenai aktivitas apa saja yang dilaksanakan,

mengapa aktivitas tersebut dilaksanakan dan seberapa baik

pelaksanaannya. Dimensi ini menjelaskan mengenai akuntasi pertanggung

jawaban berdasarkan aktivitas dan lebih memfokuskan pada pertanggung

jawaban aktivitas bukan pada biaya, dan menekankan pada maksimalisasi

kinerja system secara menyeluruh bukan pada kinerja secara individu.

Dengan demikian dimensi ini merefleksikan kebutuhan untuk suatu kategori

informasi yang baru mengenai kinerja aktivitas. Informasi ini menunjukkan

apa yang menyebabkan pemicu biaya dan bagaimana pengukuran

kinerjanya. 

3.      Faktor-faktor yang mendukung keberhasilan penerapan Activity

based Management

Usaha perbaikan secara terus-menerus dengan cara penerapan system

manajemen biaya yang baru ke dalam suatu organisasi tidak secara

otomatis bisa diterima oleh organisasi tersebut. Karyawan dari organisasi

tersebut umumnya cenderung untuk menolak perubahan yang terjadi,

karena perubahan dapat merupakan ancaman untuk berbagai alasan.

Faktor-faktor yang mendukung keberhasilan penerapan activity based

management dalam suatu organisasi adalah sebagai berikut:

·         Budaya organisasi

Budaya organisasi mencerminkan kerangka berpikir dari karyawan

termasuk perilaku, nilai, keyakinan yang dianut oleh karyawan. Budaya

organisasi menunjukkan keterlibatan, kerja sama serta partisipasi yang

tinggi dari seluruh karyawan. Budaya organisasi sangatlah mendukung

keberhasilan dari penerapan ABM di suatu organisasi.

·         Top management support and commitment

Page 15: akunt. managemen 1111111

Penerapan suatu system manajemen biaya yang baru seperti ABM dan

ABC membutuhkan waktu dan sumber daya, oleh karena itu dukungan dan

peran serta top manajer sangatlah diperlukan untuk keberhasilan

penerapannya.

·         Change process

Perubahan bisa terjadi apabila diterapkannya suatu proses yang sudah

dirancang untuk menghasilkan perubahan tersebut. Perbaikan dari proses

yang sudah ada sangat mendukung keberhasilan penerapannya. Elemen-

elemen dari proses diantaranya adalah daftar dari aktivitas, sekumpulan

tujuan, dan tindakan lanjutan.

·         Continuing education

Memberikan kesempatan kepada karyawan untuk mengikuti pelatihan serta

meningkatkan keahlian mereka terhadap lingkungan kerja yang cepat

sangatlah penting.Keberhasilan penerapan dari program manajemen biaya

yang baru membutuhkan keahlian, peran serta dan kerja sama dari

karyawan suatu organisasi.

C.    Pengimplementasian ABC dan ABM System di Indonesia

Berdasarkan informasi diatas dapat disimpulkan bahwa pada saat ini

telah ditemukan metode baru dalam perhitungan harga pokok produksi yang

lebih baik dari pada metode-metode yang telah digunakan sebelumnya yaitu

metode perhitungan tradisional. Dapat disimpulkan bahwa dengan adanya

metode ABC/ABM Sytem ini merupakan suatu solusi yang sangat tepat bagi

perusahaan ini.

Pada saat ini perusahaan didunia, khususnya di Indonesia selalu dituntut

untuk melakukan perkembangan dalam melakukan semua kegiatan

perusahaan. Dengan adanya perkembangan zaman perusahaan-perusahaan

selalu dituntut untuk selalu melakukan pembaharuan untuk kemajuan

perusahaan itu sendiri, seperti mengikuti perkembanga teknologi, metode-

metode yang digunakan dalam melaksanakan kegiatan operasional

perusahaan termasuk didalamnya metode yang digunakan untuk melakukan

Page 16: akunt. managemen 1111111

perhitungan harga pokok produksi. Metode yang tepat dalam perhitungan

harga pokok produksi aka selalu menjadi salah satu perhatian utama

perusahaan. Penggunaan metode tradisional dalam perhitungan harga pokok

produksi ataupun perhitungan informasi biaya bukanlah suatu metode yang

tepat dalam pelaksanaanya, untuk itu diharapkan sekali bagi perusahaan

pada saat lebih baik menggunakan metode ABC/ABM system dalam

melakukan perhitunga tersebut, karena metode ini lahir ditujukan untuk

menjadi solusi dalam perbaikan atas metode tradisional. Akan tetapi sesuai

atau tidaknya penerapan metode-metode tersebut juga harus disesuaikan

dengan kondisi perusahaan, apakah cocok atau tidak.

Berdasarkan data yang kami peroleh di Indonesia sendiri dalam

Pengimplementasian Activity Based Costing (ABC) dan Activity Based

Management (ABM) System masih belum optimal. Berdasarkan data-data

yang kami peroleh masih banyak sekali perusahaan di Indonesia yang belum

mengimplementasikan metode ini. Umumnya metoda yang digunakan oleh

perusahaan yang berada di Indonesia adalah pemerataan biaya secara

umum untuk masing-masing produk. Padahal masing-masing produk

tersebut kenyataannya tidak menggunakan sumber daya dalam jumlah yang

sama. Pemerataan biaya dapat menyebabkan kekurangan atau kelebihan

biaya produk. Perusahaan yang produknya mengalami kekurangan biaya

bisa jadi melakukan penjualan yang sebenarnya menghasilkan kerugian,

meskipun perusahaan tersebut menganggap penjualan produknya tersebut

menghasilkankeuntungan. Jadi penjualan yang dilakukan menghasilkan lebih

sedikit pendapatan dibanding biaya sumber daya yang digunakan.

Sementara perusahaan yang produknya mengalami kelebihan biaya bisa jadi

menetapkan harga yang terlalu tinggi, sehingga produknya kehilangan daya

saing dibanding produk sejenis yang diproduksi perusahaan lain.

Berdasarkan penjelasan diatas, mayoritas perusahaan masih

menggunakan metode tradisional dalam perhitungan harga pokok

produksinya atau menghasilkan perhitungan informasi biayanya. Banyak

alasan kenapa kebanyakan perushaan di Indonesia yang belum

Page 17: akunt. managemen 1111111

mengimplementasikan ABC/ABM system ini. berikut beberapa perusahaan

yang tidak menggunakan ABC/ABM System, antara lain:

a)      PT MERTEX INDONESIA, PT. MERTEX INDONESIA merupakan perusahaan

besar yang memproduksi beberapa jenis tekstil, selain tekstil perusahaan ini

juga memproduksi benang. Dalam perusahaan ini masing-masing produk

yang dihasilkan memiliki karakteristik yang berbeda baik tipe, kualitas, dan

kuantitasnya. PT. MERTEX INDONESIA juga merupakan perusahaan

manufaktur yang diotomatisasi, yang dapat dilihat dari beberapa

departemen produksi yang telah menggunakan peralatan modern dan

canggih dalam produksinya, tetapi sampai saat ini PT. MERTEX INDONESIA

masih menggunakan sistem konvensional atau tradisional untuk menghitung

harga pokok produksinya

b)      PT Panca Mitra Sandang Indah adalah salah satu perusahaan tekstil yang

sampai saat ini belum menerapkan Activity-based costing system. Activity-

Based Costing (ABC) memiliki penerapan penelusuran biaya yang lebih

menyeluruh dibandingkan dengan akuntansi biaya tradisional.Pada saat ini

PT Panca Mitra Sandang Indah menghitung harga pokok dan harga jual

produk dengan menghitung semua biaya yang dikeluarkan dan dibagi

dengan jumlah produk yang dihasilkan.

c)      PT MATAHARI ALKA

Perusahaan-perusahaan diatas merupakan contoh besar yang

menunjukan masih belum optimalnya pengimplementasian ABC/ABM System

di Indonesia. Tidak menutup kemuungkinan pasti ada beberapa perusahan di

Indonesia yang telah menggunakan metoide ABM ataupun ABC ini, akan

tetapi mayoritas masih banyak perusahaan yang belum menggunakan

metode ini, dan intinya pengimplementasian terhadap ABC/ABM Sistem di

Indonesia masih sangat kurang serta optimal.

BAB III

Page 18: akunt. managemen 1111111

PENUTUP

1.      Kesimpulan

Berdasarkan pembahasan sebelumnya dapat kita pahami bahwa betapa

pentingnya metode ABC maupun ABM. Metode ini merupakan solusi yang

tepat bagi perusahaan untuk menghadapi berbagai tuntutan saat ini. dan

seperti yang diketahui bahwa metode ini merupakan salah satu solisi yang

dibuat untuk mengatasi berbagai kelemahan metode tradisional yang

selama ini selalu digunakan banyak perushaaan.

Pengimplementasian metode ABC maupun ABM system pada saat ini

belumlah terlalu optimal, termasuk didalamnya itu adalah Negara Indonesia.

Mayoritas perusahaan di Indonesia belum mengimplementasikan metode ini.

Hal ini dilihat berdasarkan data yang diperoleh, kebanyakan perusahaan di

Indonesia masih menggunakan metode yang tradisional.

2.      Saran

1)      Lebih baik di pemerintah melakuka banyak pendekatan dan sosialiasi

kepada perusahaan-perusahaan di Indonesia untuk mengimplementasikan

AC maupun ABM System, mengingat betapa bagusnya pengggunaan metode

ini

2)      Perusahaan-perusahaan di Indonesia alangkah baiknya dapat

menggunakan metode yang tepat dalam melakukan perhitungan biaya

produksi dalam perusahaannya.

Page 19: akunt. managemen 1111111