51
AKTIFITAS EKSTRAK DAUN TURI (Sesbania grandiflora syn. Aeschynomene grandiflofa ) TERHADAP Candida albicans KARYA TULIS ILMIAH OLEH: GARVIANTI NURUL AMELIA 06.005 AKADEMI ANALIS FARMASI DAN MAKANAN PUTRA INDONESIA MALANG Juli 2009

Aktifitas Ekstrak Daun Turi (Sesbania grandiflora syn. Aeschynomene grandiflofa ) Terhadap Candida albicans.PDF

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Aktifitas Ekstrak Daun Turi (Sesbania grandiflora syn. Aeschynomene grandiflofa ) Terhadap Candida albicans.PDF

AKTIFITAS EKSTRAK DAUN TURI (Sesbania grandiflora syn. Aeschynomene

grandiflofa ) TERHADAP Candida albicans

KARYA TULIS ILMIAH

OLEH:

GARVIANTI NURUL AMELIA

06.005

AKADEMI ANALIS FARMASI DAN MAKANAN

PUTRA INDONESIA MALANG

Juli 2009

Page 2: Aktifitas Ekstrak Daun Turi (Sesbania grandiflora syn. Aeschynomene grandiflofa ) Terhadap Candida albicans.PDF

AKTIFITAS EKSTRAK DAUN TURI (Sesbania grandiflora syn. Aeschynomene

grandiflofa ) TERHADAP Candida albicans

KARYA TULIS ILMIAH

Diajukan kepada Akademi Analis Farmasi dan Makanan Putra Indonesia Malang Untuk memenuhi salah satu persyaratan dalam menyelesaikan

program D III Bidang Analis Farmasi dan Makanan

OLEH:

GARVIANTI NURUL AMELIA

06.005

AKADEMI ANALIS FARMASI DAN MAKANAN

PUTRA INDONESIA MALANG

Juli 2009

Page 3: Aktifitas Ekstrak Daun Turi (Sesbania grandiflora syn. Aeschynomene grandiflofa ) Terhadap Candida albicans.PDF

Tak ada yang sulit di dunia ini

Tak ada yang tak mungkin di dunia ini

Hanya dengan doa

Hanya dengan usaha dan kerja keras

Serta dukungan dari orang- orang tercinta

Semua dapat terlewati dengan MUDAH, dan terwujud dengan INDAH.

Siang bagaikan malam

Malam bagaikan siang

Makan tak enak

Tidur pun tak nyenyak

Benar kata pepatah

Berakit- rakit kehulu

Berenang- renang ketepian

Bersakit- sakit dahulu

Bersenang- senang kemudian, dan inilah akhir dari sebuah kerja keras.

Untuk itu,

Karya tulis ilmiah ini kupersembahkan

Untuk kedua orang tuaku yang penuh kasih sayang memberikan semangat

dan doa.

Untuk kakak dan adikku yang telah memotivasi dan menghiburku

Untuk seseorang dan keluarganya yang tidak pernah berhenti memahamiku

dan memberi semangat

Untuk teman – teman AKAFARMA yang sangat aku cintai

Untuk semuanya yang tak sempat disebutkan namanya satu per satu terima

kasih yang sedalam – dalamnya.

Page 4: Aktifitas Ekstrak Daun Turi (Sesbania grandiflora syn. Aeschynomene grandiflofa ) Terhadap Candida albicans.PDF

Karya Tulis Ilmiah

Oleh Garvianti Nurul Amelia ini

Telah diperiksa dan disetujui untuk diujikan

Pembimbing,

Misgiati, A.Md, S.Pd.

Page 5: Aktifitas Ekstrak Daun Turi (Sesbania grandiflora syn. Aeschynomene grandiflofa ) Terhadap Candida albicans.PDF

i

ABSTRAK

Amelia, Garvianti Nurul. 2009. Aktifitas Ekstrak Daun Turi (Sesbania grandiflora syn. Aeschynomene grandiflofa ) Terhadap Candida albicans. Karya Tulis Ilmiah. Akademi Analis Farmasi dan Makanan Putra Indonesia Malang. Pembimbing Misgiati, A.Md, S.Pd.

Kata Kunci : Aktifitas, Daun Turi (Sesbania grandiflora syn. Aeschynomene

grandiflofa ), Candida albicans.

Salah satu masalah kesehatan pada wanita adalah keputihan, yang dalam hal ini disebabkan oleh Candida albicans. Dalam dunia medis telah banyak obat kimia yang diproduksi sebagai obat keputihan, namun sebaiknya digunakan obat tradisional karena selain mudah dijangkau baik harga maupun ketersediaannya, juga menurut beberapa penelitian memiliki efek samping yang relatif lebih rendah dibanding obat kimia. Dalam penelitian ini menggunakan daun turi, yang memiliki kandungan saponin sebagai antijamur.

Untuk mengetahui khasiat daun turi dalam menghambat Candida Albicans menggunakan metode disk (Cakram kertas ). Pengukuran daerah atau zona hambat yang ditandai dengan adanya zona jernih di sekitar cakram kertas dan diukur menggunakan jangka sorong. Data yang diperoleh di analisa menggunakan uji hipotesis dengan uji SD dan KV.

Penelitian ini dilakukan di laboratorium Mikrobiologi Akademi Analis Farmasi dan Makanan Putra Indonesia Malang, pada bulan April dan Juni 2009. Hasil yang diperoleh bahwa ekstrak daun turi tidak efektif menghambat Candida Albicans pada dosis75 gram. Hal tersebut menunjukkan bahwa daun turi pada dosis tersebut tidak dapat digunakan sebagai pengobatan antijamur.

Berdasarkan hasil penelitian, di harapkan agar dilakukan penelitian lebih lanjut tentang daun turi menggunakan metode yang lain, menggunakan jamur atau bakteri lain penyebab keputihan dan dilakukan penelitian aktifitas ekstak daun turi berbunga putih dan rimpang kunyit sesuai ramuan tradisional.

Page 6: Aktifitas Ekstrak Daun Turi (Sesbania grandiflora syn. Aeschynomene grandiflofa ) Terhadap Candida albicans.PDF

ii

KATA PENGANTAR

Puji syukur ke hadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan

hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaika Karya Tulis Ilmiah yang berjudul

” Aktifitas Ekstrak Daun Turi (Sesbania grandiflora syn. Aeschynomene grandiflofa )

Terhadap Candida albicans” ini tepat pada waktunya.

Adapun tujuan penulisan karya tulis ilmiah ini adalah sebagai persyaratn

untuk menyelesaikan program DIII di Akademi Analis Farmasi dan Makanan ”Putra

Indonesia” Malang.

Sehubungan dengan terselesaikannya penulisan karya tulis ilimiah ini, saya

mengucapkan terima kasih kepada pihak-pihak, yaitu :

1. Ibu Erna Susanti, S.Si, Apt, selaku Direktur Akademi Analis Farmasi dan

Makanan ”Putra Indonesia” Malang.

2. Bapak Sentot S. Raharjo, S.Si, selaku PD I Akademi Analis Farmasi dan

Makanan ”Putra Indonesia” Malang.

3. Ibu Misgiati, A.Md, S.Pd, selaku dosen pembimbing.

4. Ibu Dra. Chusnul Arifanti, Apt., selaku dosen penguji ahli.

5. Bapak Sentot S. Raharjo, S.Si, selaku dosen penguji nasional.

6. Bapak dan Ibu dosen Akademi Analis Farmasi dan Makanan ”Putra

Indonesia” Malang serta seluruh staf yang turut membantu dan mendukung

penyelesaian karya tulis ilmiah ini.

7. Kedua orang tua, kakak, adikku, yang memberi doa serta motivasi.

Page 7: Aktifitas Ekstrak Daun Turi (Sesbania grandiflora syn. Aeschynomene grandiflofa ) Terhadap Candida albicans.PDF

iii

8. Rekan-rekan mahasiswa dan semua pihak baik yang langsung maupun tak

langsung telah memberikan bimbingan, bantuan, serta arahan kepada penulis.

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa Karya Tulis Ilmiah ini masih

mempunyai beberapa kekurangan. Oleh karena itu, kritik dan saran akan sangat

diharapkan.

Semoga Karya Tulis Ilmiah ini dapat berguna dan bermanfaat.

Malang, juli 2009

Penulis

Page 8: Aktifitas Ekstrak Daun Turi (Sesbania grandiflora syn. Aeschynomene grandiflofa ) Terhadap Candida albicans.PDF

iv

DAFTAR ISI

ABSTRAK .............................................................................................................. i

KATA PENGANTAR ............................................................................................ ii

DAFTAR ISI .......................................................................................................... iv

DAFTAR GAMBAR .............................................................................................. vi

BAB I . PENDAHULUAN.

1.1 Latar Belakang .................................................................................... 1

1.2 Rumusan Masalah ............................................................................... 4

1.3 Tujuan Penelitian ................................................................................. 5

1.4 Kegunaan Penelitian ........................................................................... 5

1.5 Asumsi Penelitian ................................................................................ 5

1.6 Ruang Lingkup dan Keterbatasan Masalah .......................................... 6

1.7 Definisi Istilah ..................................................................................... 6

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Keputihan .......................................................................................... ..7

2.2 Candida Albicans. ............................................................................. . 9

2.3 Obat tradisional...................................................................................... 11

2.4 Turi( Sesbania grandiflora (L.) pers.).. .............................................. .12

2.5 Definisi Saponnin. ............................................................................. .14

2.6 Ekstrak .............................................................................................. .16

2.7 Metode Difusi .................................................................................... .19

2.8 Kerangka Teori .................................................................................. .20

2.9 Hipotesis ........................................................................................... .21

BAB III. METODE PENELITIAN

3.1 Rancangan Penelitian .......................................................................... 22

3.2 Populasi dan Sampel ........................................................................... 22

3.3 Lokasi dan Waktu Penelitian .............................................................. 23

3.4 Definisi Operasional Variabel............................................................... 23

3.5 Instrumen Penelitian dan Bahan .......................................................... 24

Page 9: Aktifitas Ekstrak Daun Turi (Sesbania grandiflora syn. Aeschynomene grandiflofa ) Terhadap Candida albicans.PDF

v

3.6 Pengumpulan Data .............................................................................. 25

3.7 Analisis Data ...................................................................................... 28

BAB IV. HASIL PENELITIAN

4.1 Hasil Pengamatan Daun turi.................................................................. 31

4.2 Hasil Pengamatan ekstrak daun turi...................................................... 31

4.3 Hasil Pengamatan efektifitas ekstrak daun turi .................................... 32

BAB V. PEMBAHASAN ................................................................................ ......34

BAB VI. PENUTUP ......................................................................................... ......36

DAFTAR RUJUKAN ....................................................................................... ......37

LAMPIRAN GAMBAR ................................................................................... ......39

Page 10: Aktifitas Ekstrak Daun Turi (Sesbania grandiflora syn. Aeschynomene grandiflofa ) Terhadap Candida albicans.PDF

vi

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Turi ( Sesbania grandiflora (L.) pers.)..........................................39

Gambar 2. Kontrol media ..............................................................................39

Gambar 3. Kontrol media + jamur ..................................................................40

Gambar 4. Kontrol media + jamur + etanol ....................................................40

Gambar 5. Kontrol media + jamur + kalpanax ...............................................41

Gambar 6. media + jamur + Infus daun Turi ..................................................41

Gambar 7. media + jamur + Ekstrak daun Turi ..............................................42

Page 11: Aktifitas Ekstrak Daun Turi (Sesbania grandiflora syn. Aeschynomene grandiflofa ) Terhadap Candida albicans.PDF

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Saat ini, masalah kesehatan khususnya pada wanita masih kurang mendapat

perhatian atau terabaikan dari setiap individu wanita. Kebanyakan wanita mengalami

beberapa masalah khususnya pada organ kewanitaannya. Namun, mereka tidak mau

mengkonsultasikannya pada ahli kesehatan. Bahkan, kebanyakan dari mereka tidak

mengetahui sebab dan akibat penyakit yang dideritanya.

Salah satu penyakit yang perlu diperkenalkan pada kaum wanita adalah

keputihan. Penyakit ini sudah umum, bahkan enam dari tujuh wanita di dunia pasti

pernah mengalami keputihan minimal sekali dalam hidupnya. Hal ini terjadi tanpa

memandang umur, latarbelakang, pekerjaan, dan kondisi lainnya. Keputihan dapat

menimbulkan infeksi lebih lanjut ke organ reproduksi lain misalnya mulut rahim dan

rahim. Tidak menutup kemungkinan dapat mengganggu kesuburan ( kemandulan )

dan gejala kanker mulut rahim.

Keputihan yang dalam bahasa kedokteran disebut leukore atau flour albus,

merupakan cairan yang keluar dari vagina atau liang kemaluan secara berlebihan.

Keputihan dapat disebabkan oleh berbagai hal, seperti infeksi mikroorganisme.

Dalam hal ini infeksi di sebabkan oleh Candida albicans yang memiliki ciri-ciri :

cairan vagina yang keluar berwarna putih, kental, ada bercak putih yang melekat pada

dinding vagina, seringkali disertai rasa gatal yang intensif,dan bau apek. Tetapi dalam

Page 12: Aktifitas Ekstrak Daun Turi (Sesbania grandiflora syn. Aeschynomene grandiflofa ) Terhadap Candida albicans.PDF

2

keadaan normal, vagina yang sehat memproduksi cairan untuk membersihkan vagina

dari benda-benda asing yang tidak diinginkan dan cairan tersebut keluar bila

menjelang menstruasi, keadaan terangsang, letih, dan stress.

www.blogdokter.net/2007/10/22/keputihan-si-putih-yang menjengkelkan/-289k-

Dalam dunia medis, sudah banyak obat kimia yang diproduksi sebagai obat

keputihan. Namun, ada bahan alam yang dapat digunakan sebagai obat keputihan

.Penggunaan bahan alam biasa disebut obat tradisional. Obat tradisional merupakan

obat yang diolah secara tradisional turun - temurun dari nenek moyang. Obat

tradisional masih digunakan oleh masyarakat sebagai alternative penyembuhan

karena, selain lebih mudah dijangkau baik harga maupun ketersediaannya, juga

menurut beberapa penelitian memiliki efek sampingyang relatif rendah dibandingkan

obat kimia. Salah satu bahan alam yang dapat dimanfaatkan sebagai bahan obat

keputihan adalah daun Turi ( Sesbania grandiflora (L.) pers.).

Turi ( Sesbania grandiflora (L.) pers.) merupakan tanaman yang umumnya

tumbuh liar di pekarangan, di tepi jalan sebagai pohon pelindung, atau ditanam

sebagai tanaman pembatas pekarangan . Turi dibedakan menjadi dua yaitu : Turi

berbunga putih dan Turi berbung merah. Dari perbedaan tersebut, secara empiris

pemanfaatannya juga berbeda. Untuk Turi berbunga merah, daunnya digunakan untuk

penyembuhan yang ada hubungannya dengan darah, sedangkan Turi berbunga putih,

daunnya digunakan untuk penyembuhan keputihan.(Soedibyo, 1998:378) Di daerah

Jawa Tengah maupun Jawa Timur, Turi di konsumsi sebagai campuran sayur pecel.

Di kalangan masyarakat jawa, turi sangat popular, namun seiring dengan makin

Page 13: Aktifitas Ekstrak Daun Turi (Sesbania grandiflora syn. Aeschynomene grandiflofa ) Terhadap Candida albicans.PDF

3

berkurannya lahan tanam, maka turi makin sulit ditemukan khususnya di daerah

perkotaan.

Secara empiris, tanaman ini dapat digunakan sebagai alternative pengobatan

berbagai macam penyakit. Menurut ramuan tradisional penggunaan kulit batang

untuk memulihkan sariawan, disentri, diare, cacar air, dan deman. Sedangkan

daunnya dapat digunakan untuk keseleo, memar akibat terpukul, luka, keputihan,

batuk, memperkancar produksi ASI, dan lain-lain. Turi berbunga putih memiliki

kandungan senyawa aktif yaitu pada kulit batang memiliki tannin, sulfur,

peroksidase, calsium oksalat. Dan untuk daunnya memiliki kandungan senyawa aktif

yaitu saponin, yang bermanfaat sebagai pengobatan.

(Soedibyo, 1998:377)

Dalam kandungan senyawa aktif tersebut yang paling efektif menyembuhkan

keputihan adalah kandungan yang terdapat pada daunnya. Dikarenakan pada

daunnya, umumnya daun turi ( berbung putih) lebih efektif digunakan sebagai obat

keputihan dan juga berfungsi sebagai antijamur. Jamur pada keputihan umumnya

adalah Candida albicans karena jamur tersebut biasanya berkembang biak pada

daerah lembap khususnya pada vagina. Candida albicans adalah jamur penyebab

sariawan, keputihan, infeksi kulit, serta biasanya terdapat pada selaput lender saluran

pernafasan dan saluran pencernaan. Namun pada keadaan normal atau sehat, jamur

ini ada dalam vagina tanpa menimbulkan gejala apapun, tetapi jamur ini dapat

berkembang biak saat kondisi tubuh terganggu sehingga dapat menimbulkan infeksi.

.

Page 14: Aktifitas Ekstrak Daun Turi (Sesbania grandiflora syn. Aeschynomene grandiflofa ) Terhadap Candida albicans.PDF

4

Berdasarkan ramuan tradisional, daun turi (berbunga putih) dipercaya dapat

menyembuhkan keputihan. Dengan ramuan : daun turi (berbunga putih) satu

genggam dan rimpang kunyit 1 ibu jari kemudian diinfus dengan penambahan air 110

ml, namun dalam penelitian ini hanya mengujikan aktifitas ekstrak daun turi terhadap

Candida albicans apakah peranannya mampu digunakan sebagai antijamur, pengujian

dilakukan secara mikrobiologi.

Ada dua metode untuk menguji kepekaan terhadap antimikroba in vitro yaitu

yang pertama, metode pengenceran (Dilution Method) dan yang kedua metode

penyebaran (Difusion Method). (Tim Mikrobiologi Universitas Brawijaya, 2003:122)

Dalam penelitian ini menggunakan metode penyebaran (Difusion Method), Adapun

digunakannya metode penyebaran (Difusion Method), karena dapat menentukan daya

hambat terhadap Jamur Candida albicans juga karena lebih praktis dan ekonomis.

Berdasarkan uraian di atas dan secara empiris yang di temukan di dalam

masyarakat, maka peneliti tertarik untuk mengadakan penelitian mengenai uji

aktifitas pada ekstrak daun turi ini terhadap Candida albicans.Dalam penelitian ini

menggunakan metode penyebaran (Difusion Method), dengan menggunakan dosis

yaitu 25 gram.

1.2 Rumusan Masalah

Daun Turi berbunga putih mengandung Saponin yang berkhasiat mengatasi

keputihan ,Adapun permasalahan dalam penelitian ini adalah :

1.2.1 Apakah ekstrak daun turi (berbunga putih) pada dosis 25 gram efektif

menghambat Candida albicans ?

Page 15: Aktifitas Ekstrak Daun Turi (Sesbania grandiflora syn. Aeschynomene grandiflofa ) Terhadap Candida albicans.PDF

5

1.3 Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut :

1.3.1 Tujuan umumnya adalah:

Mengetahui aktifitas ektrak daun turi (berbunga putih) terhadap

Candida albicans.

1.3.2 Tujuan khususnya adalah :

Mengetahui diameter daya hambat ekstrak daun turi (berbunga putih)

terhadap Candida albicans.

1.4 Kegunaan Penelitian

Kegunaan dari penelitian ini adalah sebagai berikut :

1.4.1 Dapat mengetahui aktifitas ekstrak daun turi (berbunga putih) terhadap

Candida albicans.

1.4.2 Dapat memberikan informasi kepada peneliti maupun masyarakat mengenai

manfaat daun turi sebagai obat keputihan.

1.4.3 Penelitian ini dapat digunakan sebagai salah satu referensi pemanfaatan

tumbuhan yang memiliki khasiat obat.

1.5 Asumsi Penelitian

1.5.1 Esktrak daun turi (berbunga putih) merupakan jenis ekstrak dengan pelarut

semi polar dan menggunakan metode maserasi.

Page 16: Aktifitas Ekstrak Daun Turi (Sesbania grandiflora syn. Aeschynomene grandiflofa ) Terhadap Candida albicans.PDF

6

1.5.2 Candida albicans yang digunakan sebagai indikator jamur yang dapat

menimbulkan infeksi pada manusia dan salah satu penyebab keputihan pada

wanita.

1.6 Ruang Lingkup dan Keterbatasan Masalah

1.6.1 Ruang lingkup penelitian ini adalah pengujian ekstrak daun turi (berbunga

putih) yang dapat menghambat Candida albicans.

1.6.2 Keterbatasan penelitian

1.6.2.1 Jenis daun turi (berbunga putih) yang di ambil di daerah X

1.6.2.2 Pengujian aktifitas ini hanya menggunakan mikroba Candida albicans

karena jamur ini merupakan salah satu penyebab keputihan.

1.6.2.3 Pengujian hanya untuk mengetahui aktifitas ekstrak daun turi ( Sesbania

grandiflora (L.) pers.) (berbunga putih) terhadap Candida albicans.

1.7 Definisi Istilah

1.7.1 Aktifitas adalah kemampuan suatu zat (simlisia) dalam menghambat

mikroba.

1.7.2 Ekstrak adalah sediaan yang dapat berupa kering, kental, dan cair di buat

dengan cara menyari simplisia nabati atau hewani.

1.7.3 Keputihan merupakan cairan yang keluar dari vagina atau liang kemaluan

secara berlebihan disebabkan oleh jamur Candida albicans.

1.7.4 Antijamur merupakan zat yang dapat menghambat dan membunuh jamur

atau menekan pertumbuhannya.

Page 17: Aktifitas Ekstrak Daun Turi (Sesbania grandiflora syn. Aeschynomene grandiflofa ) Terhadap Candida albicans.PDF

7

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Keputihan

Dalam dunia kedokteran, istilah medis untuk keputihan adalah

leucorrhea/fluor albus/white discharge/vaginal discharge. Pengertian leucorrhea

sendiri berdasarkan kamus kedokteran Dorland adalah discharge keputihan dan

kental dari vagina dan rongga uterus, yang dimaksud dengan keputihan adalah cairan

yang keluar dari alat genital wanita yang tidak berupa darah. Hal ini terjadi karena

pengaruh hormonal dalam tubuh. Keluarnya cairan selain darah ini dapat bersifat

normal ataupun tidak normal (patologis). Keputihan adalah masalah yang sejak lama

menjadi persoalan bagi kaum wanita. Tidak banyak wanita yang tahu apa itu

keputihan dan terkadang menganggap enteng persoalan keputihan .

Keputihan yang bersifat normal terjadi saat ovulasi (keluarnya sel telur dari

kandung telur), menjelang dan setelah menstruasi, adanya rangsangan seksual, serta

dalam masa kehamilan. Dalam keadaan stress, keputihan juga sering terjadi.

Keputihan yang bersifat patologis yang umumnya disebabkan oleh infeksi pada alat

genital, baik infeksi yang ditularkan langsung tanpa melalui hubungan seksual

ataupun yang ditularkan melalui hubungan seksual. Namun selain infeksi, keputihan

yang patologis juga dapat timbul jika terdapat tumor, baik jinak maupun ganas pada

alat genital. Pada keputihan yang normal, cairan yang keluar berwarna putih encer,

bila menempel pada celana dalam maka warnanya kuning terang, konsistensinya

Page 18: Aktifitas Ekstrak Daun Turi (Sesbania grandiflora syn. Aeschynomene grandiflofa ) Terhadap Candida albicans.PDF

8

seperti lendir (encer kental) tergantung dari siklus hormon, tidak berbau dan tidak

menimbulkan keluhan. Berbeda dengan keputihan patologis, selain memberikan rasa

tidak nyaman, timbul pula keluhan-keluhan lain seperti rasa gatal. Warna cairan yang

keluar tidak lagi jernih dan cairan yang keluar berbau. bila terjadi gejala gejala antara

lain: gatal pada organ intim perempuan, rasa terbakar, kemerahan, nyeri selama

berhubungan intim, nyeri saat berkemih, keluar cairan berlebihan dari organ intim

perempuan (baik berlendir ataupun bercampur darah), dan berbau maka perlu

diwaspadai karena keputihan tersebut disebabkan oleh penyakit yang disebabkan oleh

mikroorganisme seperti jamur, virus, bakteri dan lain-lain, Cuaca yang lembab pun

ikut mempengaruhi.

2.1.1 Dampak keputihan terhadap kesehatan

Keputihan yang semakin lama tidak diobati dapat menimbulkan komplikasi

sehingga menjadi masalah yang serius antara lain: infertilitas, radang penyakit

panggul, dan pada wanita hamil dapat menyebabkan kelahiran prematur dan berat

badan lahir yang rendah.Telah terbukti pula dari 95% kasus kanker leher rahim pada

wanita Indonesia disebabkan oleh keputihan.

2.1.2 Penyebab keputihan

Keputihan pada wanita disebabkan karena kurang menjaga kebersihan pada

daerah kewanitaan, kurang asupan gizi, atau juga tindakan memasukkan suatu benda

baik secara sengaja maupun tidak ke liang vagina.Misalnya obat kontrasepsi dan alat

kontrasepsi.

Page 19: Aktifitas Ekstrak Daun Turi (Sesbania grandiflora syn. Aeschynomene grandiflofa ) Terhadap Candida albicans.PDF

9

2.2 Candida albicans

Candida albicans adalah satu dari sekian banyak jenis yeast yang namanya

cukup dikenal di bidang Mikrobiologi. Yeast sendiri merupakan fungi mikroskopis

bersel tunggal yang bereproduksi secara vegetatif dengan membentuk sejenis kuncup

(budding). Beberapa jenis yeast, termasuk Candida albicans, memiliki sifat

dimorphic. Ketika berada di alam ia akan tumbuh sebagai miselium dan ketika berada

di dalam tubuh ia akan tumbuh sebagai yeast yang bereproduksi Dengan membentuk

budding.

2.2.1 Klasifikasi Ilmiah :

Kingdom : Fungi

Divisi : Ascomycota

Subphylum : Saccharomycotina

Kelas : Saccharomycetes

Order : Saccharomycetales

Family : Saccharomycetaceae

Genus : Candida

Spesies : Candida albicans

Candida albicans menimbulkan suatu keadaan yang disebut kandidiasis, yaitu

penyakit pada selaput lender mulut, Vagina, dan saluran pencernaan. Infeksi yang

lebih gawat dapat menyerang jantung (endokarditis), darah (septisemia), dan otak (

meningitis). Organisme ini dapat hidup sebagai saprofit pada selaput-selaput lender

tersebut di atas pada kebanyakan orang tanpa menyebabkan penyakit. Namun

Page 20: Aktifitas Ekstrak Daun Turi (Sesbania grandiflora syn. Aeschynomene grandiflofa ) Terhadap Candida albicans.PDF

10

demikian apabila inangnya menjadi lemah karena suatu penyakit, atau jika bakteri

saingannya tertekan seperti pada pengobatan antibiotic yang berlanjut Candida

albicans dapat menyebabkan infeksi .

( pelezar, dkk , 1986: 202-205 )

2.2.2 Hubungan Candida albicans dengan keputihan

Dalam kondisi normal, kehadiran Candida albicans dalam tubuh manusia

tidak menimbulkan gangguan apapun. Gangguan hanya akan muncul apabila

keseimbangan populasi flora normal ini mengalami perubahan. Entah itu jumlahnya

meningkat dengan pesat ataupun menurun secara drastis. Perubahan keseimbangan

flora normal dalam vagina dapat terjadi karena beberapa hal, antara lain :

1. Penggunaan alat kontrasepsi oral. Penggunaan alat kontrasepsi oral ini dapat

menyebabkan perubahan kondisi hormonal yang pada akhirnya akan

mempengaruhi derajat keasaman (pH) vagina. Adanya perubahan pH ini akan

mempengaruhi keseimbangan flora normal yang ada di dalamnya.

2. Mengkonsumsi antibiotik (dari golongan tetracycline) secara berlebihan akan

mengganggu keseimbangan flora normal vagina dan berakibat lebih jauh akan

meningkatkan pertumbuhanCandida albicans.

3. Terlalu sering membasuh vagina dengan cairan pembersih vagina juga akan

mematikan flora normal tertentu dalam vagina, sehingga komposisi flora

normal menjadi tidak seimbang.

4. Pemakaian celana dalam yang terlalu ketat dan penggunaan pembalut yang

terlalu sering akan mengurangi aerasi di daerah vagina, sehingga akan

Page 21: Aktifitas Ekstrak Daun Turi (Sesbania grandiflora syn. Aeschynomene grandiflofa ) Terhadap Candida albicans.PDF

11

meningkatkan suhu dan kelembaban di sana. Kondisi semacam ini

memungkinkan yeast untuk berkembang biak dengan pesat.

2.2.3 Pencegahan terhadap keputihan yang di sebabkan oleh jamur Candida albicans

1. Jagalah kebersihan vagina dan sekitarnya, tapi usahakan untuk tidak terlalu

sering menggunakan cairan pembasuh vagina.

2. Setiap selesai buang air sebaiknya membasuh vagina dari arah depan ke

belakang (dari vagina ke anus).

3. Hindari penggunaan celana dalam yang ketat ataupun berbahan nylon,

lebih baik gunakan celana dalam berbahan katun yang dapat menyerap

keringat.

4. Jangan malas untuk mengganti pembalut sesering mungkin di saat

menstruasi.

http://www.kafemuslimah.com/article_detail.php?id=764

2.3 Obat Tradisional

Obat tradisional merupakan obat-obatan yang diolah secara tradisional, turun-

temurun, berdasarkan resep nenek moyang, adat-istiadat, kepercayaan, atau kebiasaan

setempat, baik bersifat magic maupun pengetahuan tradisional. Menurut penelitian

masa kini, obat-obatan tradisional memang bermanfaat bagi kesehatan dan kini

digencarkan penggunaannya karena lebih mudah dijangkau masyarakat, baik harga

maupun ketersediaannya. Obat tradisional pada saat ini banyak digunakan karena

menurut beberapa penelitian tidak terlalu menyebabkab efek samping, karena masih

Page 22: Aktifitas Ekstrak Daun Turi (Sesbania grandiflora syn. Aeschynomene grandiflofa ) Terhadap Candida albicans.PDF

12

bisa dicerna oleh tubuh.

Beberapa perusahaan mengolah obat-obatan tradisional yang dimodifikasi

lebih lanjut. Bagian dari Obat tradisional yang bisa dimanfaatkan adalah akar,

rimpang, batang, buah, daun dan bunga. Bentuk obat tradisional yang banyak dijual

dipasar dalam bentuk kapsul, serbuk, cair, simplisia dan tablet.

http://id.wikipedia.org/wiki/Obat_tradisional

2.4 Turi (Sesbania grandiflora syn. Aeschynomene grandiflora)

Turi (Sesbania grandiflora syn. Aeschynomene grandiflora) merupakan

pohon kecil (tinggi mencapai 10m). Asal diduga dari Asia Selatan dan Asia Tenggara

namun sekarang telah tersebar ke berbagai daerah tropis dunia. Bentuk berupa pohon

dengan percabangan jarang, cabang mendatar, batang utama tegak, tajuk cenderung

meninggi, daun menyirip ganda. Bunganya tersusun majemuk, mahkota berwarna

putih, tipe kupu-kupu khas Faboideae. Buah polong, menggantung.

Turi dimanfaatkan sebagai pohon peneduh jalan atau pekarangan. Daun dan

bunganya dapat disayur. Bunganya biasanya digunakan dalam pecel. Kulit batang turi

berkhasiat sebagai obat radang usus, obat sariawan dan obat kudis.

Nama-nama lokal di Indonesia mencakup turi (Jawa Tengah), turi (Pasundan),

toroi (Madura), tuwi, suri (Mongondow), uliango (Gorontalo), gorgogua (Buol), kayu

jawa (Baree, Makasar), ajutaluma (Bugis), palawu (Bima), tanunu (Sumba), gala-gala

(Timor), tun (Ternate, Tidore).

Page 23: Aktifitas Ekstrak Daun Turi (Sesbania grandiflora syn. Aeschynomene grandiflofa ) Terhadap Candida albicans.PDF

13

2.4.1 Klasifikasi ilmiah :

Kerajaan : Plantae

Divisi : Magnoliophyta

Kelas : Magnoliopsida

Ordo : Fabales

Famili : Fabaceae

Upafamili : Faboideae

Bangsa : Robinieae

Genus : Sesbania

Spesies : Sesbania grandiflora syn. Aeschynomene grandiflora

(Hutapea,1991: 524 )

2.4.2 Penyakit yang dapat disembuhkan :

1. Sariawan

2. Sakit tenggorok

3. Penambah ASI

4. Disentri, berak darah

5. Kuku jari bengkak akibat tersandung atau terpukul

6. Keputihan

7. Batuk

8. Batuk berdahak

9. Radang tenggorok

Page 24: Aktifitas Ekstrak Daun Turi (Sesbania grandiflora syn. Aeschynomene grandiflofa ) Terhadap Candida albicans.PDF

14

2.4.3 Kandungan Tanaman Turi (Sesbania grandiflora syn. Aeschynomene

grandiflora)

Turi memiliki kandungan pada Kulit batang yaitu Tanin,egatin, zantoagetin,

basorin, resin, calsium oksalat, sulfur, peroksidase, zat warna.dan pada

daun mengandung saponin ,kemudian pada Bunganya mengandung kalsium, zat besi,

gula, vit A dan B. Bagian tanaman yang digunakan adalah daunnya yang memiliki

kandungan saponin sebagai antijamur.

2.5 Definisi saponin

Istilah saponin diturunkan dari bahasa latin “SAPO” yang berarti sabun,

diambil dari kata SAPONARIA VACCARIA, suatu tanaman yang mengandung

saponin digunakan sebagai sabun untuk mencuci. Saponin tersebar luas di antara

tanaman tinggi. Keberadaan saponin sangat mudah di tandai dengan pembentukan

larutan koloidal dengan air yang apabila di gojog menimbulkan buih yang stabil.

Saponin merupakan senyawa berasa pahit menusuk dan menyebabkan bersin dan

sering mengakibatkan iritasi terhadap selaput lendir. Ada dua jenis Saponin yaitu

steroidal (ditemui dalam banyak tumbuhan monokotilidon) dan triterpenoid (dalam

tumbuhan dikotilidon). Dikenal dua jenis saponin ; glikosida triterpenoid alkohol dan

glikosida struktur steroid tertentu yang mempunyai rantai samping spiroketal. Kedua

jenis saponin ini larut dalam air dan etanol tetapi tidak larut dalam eter. Saponin

diketahui memiliki efek sebagai antimikroba, menghambat jamur, dan melindungi

tanaman dari serangan serangga. Saponin mempunyai tingkat toksisitas yang tinggi

melawan fungi. Aktifitas fungisida terhadap Trichomerd viride telah digunakan

Page 25: Aktifitas Ekstrak Daun Turi (Sesbania grandiflora syn. Aeschynomene grandiflofa ) Terhadap Candida albicans.PDF

15

sebagai metide untuk mengudentifikasi saponin. Mekanisme kerja saponin sebagai

antifungi berhubungan dengan interaksi saponin dengan sterol membran.

(http:jajo66.files.wordpress.com/2008/06/saponin.pdf)

Saponin merupakan metabolit sekunder yang banyak terdapat di alam.

Menurut Foerster dalam Wikipedia menyebutkan bahwa saponin memiliki aktivitas

antijamur dengan jalan meningkatkan penetrasi makromolekul seperti protein melalui

sel membran (Anonymous, 2009 : 1)

2.5.1 Sifat-sifat Saponin adalah:

1. Mempunyai rasa pahit

2. Dalam larutan air membentuk busa yang stabil

3. Menghemolisa eritrosit

4. Merupakan racun kuat untuk ikan dan amfibi

5. Membentuk persenyawaan dengan kolesterol dan hidrok-sisteroid lainnya

6. Sulit untuk dimurnikan dan diidentifikasi

7. Berat molekul relatif tinggi, dan analisis hanya menghasil-kan formula empiris

yang mendekati.

2.5.2 Kegunaan saponin

Saponin memiliki kegunaan dalam pengobatan , terutama karena sifatnya

yang mempengaruhi absorpsi zat aktif secara farmakologi.

2.5.3 Struktur saponin

Page 26: Aktifitas Ekstrak Daun Turi (Sesbania grandiflora syn. Aeschynomene grandiflofa ) Terhadap Candida albicans.PDF

16

2.6 Ekstrak

Ekstrak adalah sediaan yang dapat berupa kering, kental, dan cair di buat

dengan cara menyari simplisia nabati atau hewani menurut cara yang sesuai yaitu

maserasi, perkolasi, atau penyeduhan dengan air yang mendidih.

( Anief, 1994 : 168)

2.6.1 Pemilihan penyari

Pemilihan cairan penyari harus sesuai dengan karakteristik bahan aktifnya

agar tidak rusak kandungan zat aktifnya. Untuk penyarian menurut farmakope

Indonesia menetapkan bahwa yang digunakan sebagai larutan penyari adalah air,

etanol, etanol-air, eter.

Pemilihan pelarut ekstraksi dipengaruhi oleh beberapa faktor, diantaranya adalah :

1. Mudah diperoleh dan murah

2. Stabil secara kimia dan fisika

3. Selektif, yaitu hanya menarik zat berkhasiat yang dikehendaki

4. Bereaksi netral

5. Tidak mempengaruhi zat yang berkualitas

6. Diperbolehkan oleh peraturan

Page 27: Aktifitas Ekstrak Daun Turi (Sesbania grandiflora syn. Aeschynomene grandiflofa ) Terhadap Candida albicans.PDF

17

2.6.2 Jenis – jenis cairan penyari

Ekstrak diperoleh dengan cara mengekstraksi simplisia dengan cairan penyari,

contohnya air, etanol, etanol-air yang kemudian sari yang di peroleh diuapkan.

1. Air

Keuntungan menggunakan penyari air adalah murah dan mudah diperoleh,

stabil, tidak mudah menguap, tidak beracun, alamiah. Sedangkan kerugian air adalah

tidak selektif, sari yang diperoleh tidak boleh disimpan lebih dari 24 jam karena

mudah ditumbuhi jamur dan bakteri sehingga mudah rusak dan memerlukan waktu

yang lama dalam proses pemekatan

2. Etanol

Keuntungan menggunakan pelarut etanol adalah etanol lebih slektif, sulit

ditumbuhi kapang, kuman, atau bakteri, tidak beracun, netral, absorbsinya baik,

etanol dapat bercampur dengan air pada segala perbandingan, memerlukan waktu

yang lebih singkat dalam pemekatan karena etanol mudah menguap. Sedangkan

kerugiannya adalah harganya mahal namun untuk meningkatkan penyarian biasa

digunakan campuran antara etanol dan air.

2.6.3 Metode Ekstraksi

1. Infundasi

Infus adalah sediaan cair yang dibuat dengan mengekstraksi simplisia nabati

dengan air panas pada suhu 900C selama 15 menit .Infus merupakan proses penyarian

yang pada umumnya di gunakan untuk menyari zat-zat kandungan aktif yang larut

dalam air dari bahan-bahan nabati. Penyarian dengan cara ini menghasilkan sari yang

Page 28: Aktifitas Ekstrak Daun Turi (Sesbania grandiflora syn. Aeschynomene grandiflofa ) Terhadap Candida albicans.PDF

18

tidak stabil dan mudah tercemar oleh kuman dan kapang. Oleh sebab itu sari yang di

peroleh dengan cara ini tidak boleh di simpan lebih dari 24 jam.

- Cara pembuatan infuse :

Membasahi bahan baku, biasanya dengan air 2 kali bobot bahan, untuk bunga 4 kali

bahan dan untuk karagenan 10 kali bobot bahan .

1. Bahan baku di tambah dengan air dan dipanaskan selama 15 menit pada suhu

900-980C. Umumnya untuk 100 bagian sari di perlukan 10 bagian bahan. Pada

simplisia tidak di tambambah 10 bagian , hal ini di sebabkan karena :

- Kandungan simplisia kelarutannya terbatas

- Disesuaikan dengan penggunaannya dalam pengobatan

2. Untuk memindahkan penyarian kadang-kadang di tambah bahan kimia

3. Penyarian di lakukan saat cairan masih panas , kecuali bahan yang

mengandung bahan mudah menguap.

Simplisia yang di gunakan untuk infuse harus mempunyai derajat halus sebagai

berikut :

1. Derajat kehalusan 2/3 : Akar manis, daun kumis kucing, daun sirih, dan daun

serai

2. Derajat kehalusan 3/6 : Dringo, kelembak

3. Derajat kehalusan6/8 : laos, temulawak, jahe

4. Derajat kehalusan8/24: Kulit kina, akar ipeka

(Farmakope Indonesia edisi IV, 1995:9)

Page 29: Aktifitas Ekstrak Daun Turi (Sesbania grandiflora syn. Aeschynomene grandiflofa ) Terhadap Candida albicans.PDF

19

2. Maserasi

Maserasi adalah proses pengambilan bahan berkhasiat pada temperature

rendah dengan cara perendaman. Maserasi digunakan untuk penyarian simplisia yang

mengandung zat aktif yang mudah larut dalam cairan penyari.

Keuntungan cara maserasi adalah cara pengerjaan dan peralatan yang

digunakan sederhana dan mudah diusahakan. Cara melakukan maserasi adalah

dengan menuangi bahan obat dengan penyari yang sesuai sambil sesekali

diadukdalam sebuah wadah, kemudian tutup wadah dengan rapat dan simpan atau

tunggu selama 5 hari.

2.7 Metode Difusi

Cara yang mudah untuk menetapkan kerentanan organisme terhadap

antibiotik adalah dengan menginokulasi plat agar dengan biakan dan membiarkan

antibiotik berdifusi kemedia agar . Cakram yang telah mengandung antibiotik di

letakkan di permukaan plat agar yang mengandung organisme yang di uji. Konsentari

menurun sebanding dengan luas bidang difusi pada jarak tertentu dari masing-masing

cakram, antibiotik terdifusi sampai pada titik dimana antibiotik tidak lagi

menghambat pertumbuhan mikroba. Efektifitas antibiotik di tunjukkan oleh zona

hanbatan. Zona hambatan ini tampak sebagai area jernih / bening yang mengelilingi

cakram dimana zat dengan aktifitas anti mikroba terdifusi. Diameter zona dapat di

hitung dengan penggaris dan hasil dari eksperimental ini merupakan satu anti

biogram.

Page 30: Aktifitas Ekstrak Daun Turi (Sesbania grandiflora syn. Aeschynomene grandiflofa ) Terhadap Candida albicans.PDF

20

Metode difusi agar telah digunakan secara luas dengan cakram kertas saring

yan tersedia secara kormesial , kemasan yang menunjukkan konsentrasi antibiotik

tertentu juga tersedia. Efektivitas relative dari antibiotik yang berbeda menjadi dasar

dari spectrum sensitivitas suatu organisme. Informasi ini, bersama dengan berbagai

pertimbangan farmakologi, di gunakan dalam memilih antibiotic untuk pengobatan.

Ukuran dari zona hambatan dapat di pengaruhi oleh kepadatan atau viskositas

dari media biakan, kecepatan difusi antibiotik , konsentrasi antibiotik pada cakram

filter, sensitivitas organisme terhadap antibiotic, dan interaksi antibiotik dengan

media.

Media cakram difusi mewakili prosedur sederhana mempunyai aktivitas

antibiotik yang berguna.

( Biomed & Harminto , 2005 : 2-3 )

2.8 Kerangka Teori

Daun Turi berbunga putih merupakan salah satu tanaman yang dapat di

gunakan dalam pengobatan yang banyak digunakan oleh masyarakat. Bagian dari

tanaman ini yang dapat digunakan untuk pengobatan antijamur adalah pada bagian

daunnya. Pada bagian ini diekstraksi menggunakan metode maserasi, karena

memungkinkan kandungan aktif yang diinginkan tersari dengan baik, kemudian

ekstrak yang didapat digunakan sebagai antijamur. Salah satu jamur yang

menyebabkan keputihan pada daerah kewanitaan wanita adalah Candida albicans.

Dibuktikan khasiat ekstrak turi berbunga putih sebagai antijamur, dapat

menggunakan metode penyebaran dengan cakram kertas karena lebih praktis

,ekonomis dan dalam penelitian ini hanya menguji aktifitas ekstrak daun turi.

Page 31: Aktifitas Ekstrak Daun Turi (Sesbania grandiflora syn. Aeschynomene grandiflofa ) Terhadap Candida albicans.PDF

21

Ekstrak daun turi berbunga putih dinyatakan memiliki aktifitas antijamur

apabila terdapat zona hambat pertumbuhan Candida albicans pada lempeng agar

Sabouraud Dextrosa Agar setelah di inkubasi pada suhu 370C selama 2 x 24 jam. Hal

ini ditunjukkan dengan adanya wilayah jernih di sekitar cakram kertas. Zona

hambatan yang terbentuk di ukur menggunakan jangka sorong.

2.9 Hipotesis

Ekstrak daun turi berbunga putih mampu menghambat pertumbuhan Candida

albicans di tandai dengan zona hambat.

Page 32: Aktifitas Ekstrak Daun Turi (Sesbania grandiflora syn. Aeschynomene grandiflofa ) Terhadap Candida albicans.PDF

22

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Rancangan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui aktifitas ekstrak daun turi

berbunga putih terhadap pertumbuhan Candida albicans.

Penelitian ini bersifat deskritif dan meliputi tiga tahapan kerja . Pertama ,

tahap penyiapan bahan ekstrak daun Turi berbunga putih dengan cara ekstraksi

maserasi, persiapan media Sorbouraud Dextrosa Agar, persiapan cakram kertas,

persiapkan semua alat –alat kemudian disterilisasi, persiapan biakan murni Candida

albicans. Kedua, tahap pelaksanaan yaitu pengujian aktivitas ekstrak daun Turi

berbunga putih terhadap Candida albicans. Ketiga, yaitu tahap penelitian dan

melakukan pengamatan terhadap hasil pengujian serta analisa data.

3.2 Populasi dan Sampel

3.2.1 Populasi

Populasi dalam penelitian ini ialah daun turi berbunga putih di daerah X

3.2.2 Sampel

Sampel dalam penelitian ini ialah daun turi berbunga putih sebanyak 25 gram.

3.2.3 Bahan Uji

Bahan uji dalam penelitian ini ialah Candida albicans

Page 33: Aktifitas Ekstrak Daun Turi (Sesbania grandiflora syn. Aeschynomene grandiflofa ) Terhadap Candida albicans.PDF

23

3.3 Lokasi dan Waktu Penelitian

3.3.1 Lokasi penelitian

Penelitian dilakukan di laboratorium Mikrobiologi Akademi Analis

Farmasi dan Makanan Putra Indonesia Malang.

3.3.2 Waktu penelitian

Waktu penelitian dimulai pada bulan April dan Juni 2009

3.4 Devinisi Operasional Variabel

Devinisi operasional variabel dalam penelitian ini terdiri dari variabel bebas

dan variabel terikat. variabel bebas dalam penelitian ini adalah ekstrak daun turi

berbunga putih, dan variabel terikat dalam penelitian ini adalah aktifitas terhadap

Candida albicans.

Tabel Definisi Operasional Variabel

Variabel Definisi Pengamatan Skala ukur

Ekstrak daun turi

Berbunga putih

Ekstrak daun turi

Berbunga putih yang

diperoleh dari proses

maserasi

Warna

Bau

Tekstur

Rasa

Nominal

Aktifitas

antijamur ( daya

hambat )

Zona hambat dalam

satuan mm

Mempunyai Aktivitas

antijamur jika terdapat

zona jernih pada daerah

sekitar cakram.

Nominal

Page 34: Aktifitas Ekstrak Daun Turi (Sesbania grandiflora syn. Aeschynomene grandiflofa ) Terhadap Candida albicans.PDF

24

3.5 Instrumen Penelitian dan Bahan

Instrumen penelitian ialah semua alat dan bahan yang di gunakan dalam

peneliian ini untuk pengumpulan data. Adapun alat dan bahan yang digunakan adalah

sebagai berikut.

3.5.1 Bahan :

1. Alumunium foil

2. Aquadest steril

3. Biakan murni jamur Candida Albicans

4. Daun Turi berbunga putih

5. Etanol 70 %

6. Kertas saring

7. NaCl 0,9 %

8. Sorbouraud Dextrosa Agar

3.5.2 Alat :

1. Autoklaf

2. Batang pengaduk

3. Beker glass

4. Botol semprot

5. Bunsen

6. Cawan penguap

7. Cawan Petri

8. Blue tip

9. Pipet mikro

Page 35: Aktifitas Ekstrak Daun Turi (Sesbania grandiflora syn. Aeschynomene grandiflofa ) Terhadap Candida albicans.PDF

25

10. Corong glass

11. Corong buchener

12. Gelas ukur

13. Inkubator

14. Jangka sorong

15. Kertas Whatman no 2

16. Laminar air flaw

17. Oven

18. Penangas air

19. Pipet volume

20. Tabung reaksi

3.6 Pengumpulan Data

Pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan melalui langkah kerja sebagai

berikut :

3.6.1 Pembuatan ekstrak Daun Turi berbunga putih

1. Sampel daun Turi berbunga putih dan cuci bersih dan dirajang halus.

2. Timbang dosis sebanyak 25 gram.

3. Siapkan etanol 70 % sebanyak 100 ml sebagai caian penyari.

4. Masukkan sampel daun turi dalam beker glass lalu tuang etanol 70 %

tersebut hingga sampel terendam semua.

5. Aduk – aduk sebentar kemudian tutup dengan alumunium foil.

6. Simpan selama 5 hari.

Page 36: Aktifitas Ekstrak Daun Turi (Sesbania grandiflora syn. Aeschynomene grandiflofa ) Terhadap Candida albicans.PDF

26

7. Saring menggunakan corong buchner dan dievaporasi guna memisahkan

ekstrak dengan pelarut.

8. Hasil ekstrak diuapkan di water bath.

3.6.2 Pembuatan media Sorbouraud Dextrosa Agar

Media yang digunakan dalam penelitian ini adalah Sorbouraud Dextrosa Agar

untuk pembiakan jamur Candida albicans

Bahan Jumlah

Pepton 10 gram

D (+) glukosa 40 gram

Agar 15 gram

Aquadest 1000 gram

pH 5,6 ± 0,2

3.6.3 Persiapan cakram kertas

Cakram kertas dibuat dari kertas saring merek whatman no 2 yang di potong

bulat berdiameter 8 mm , kemudian masukkan dalam cawan petri dan di sterilkan

dalam autoklaf pada suhu 1210C selama 15 menit .

3.6.3 Sterilisasi Alat

Sterilisasi alat yang digunakan dalam penelitian ini meliputi dua cara yaitu

sterilisasi panas basah dan sterilisasi panas kering. Sterilisasi panas basah adalah

sterilisasi untuk alat-alat yang terbuat dari bahan – bahan kaca atau gelas yaitu

dengan cara dibungkus kertas perkamen, kemudian di masukkan dalam autoklaf

pada suhu 1210C selama 15 menit. Sedangkan sterilisasi panas kering adalah

Page 37: Aktifitas Ekstrak Daun Turi (Sesbania grandiflora syn. Aeschynomene grandiflofa ) Terhadap Candida albicans.PDF

27

sterilisasi untuk alat-alat yang terbuat dari bahan – bahan logam atau porselin yaitu

dengan cara membungkus dengan alumunium foil, kemudian masukkan dalam oven

pada suhu 1700C selama 1 jam .

3.6.6 Persiapan biakan murni Candida albicans

1. Biakan Candida albicans ditanam pada media Sorbouraud Dextrosa Agar

pada cawan petri secara merata kemudian di inkubasi selama 24 jam pada

suhu 370C.

2. Biakan di suspensi dalam larutan NaCl steril 0,9 % dan kocok.

3. Serapan suspensi diukur dengan spektrofotometri visibel pada panjang

gelombang 580 nm sedemikian rupa sehingga dengan pengenceran tertentu

diperoleh transmitan 25%.

4. Sebagai blangko adalah larutan NaCl steril 0,9 %.

5. Buat inokulum dengan cara menanamkan sampel biakan yang memberikan

transmitan 25% pada media dalam cawan petri secara merata dan biarkan

lempeng mengering.

3.6.7 Pengujian aktifitas antijamur ekstrak daun Turi berbunga putih

Pengujian aktifitas antijamur ekstrak daun turi berbunga putih meliputi

tahap-tahap sebagai berikut :

1. Siapkan Candida albicans yang telah di ukur transmitanya.

Page 38: Aktifitas Ekstrak Daun Turi (Sesbania grandiflora syn. Aeschynomene grandiflofa ) Terhadap Candida albicans.PDF

28

2. Masukkan suspensi jamur kedalam cawan petri yang telah berisi media

Sorbouraud Dextrosa Agar sebanyak 1 ml, kemudian putar cawan petri

searah hingga homogen dan biakan menjadi padat dan mengering.

3. Cakram di ambil dengan pinset secara aseptis, rendam di dalam ekstrak

daun Turi berbunga putih selama 5 menit, kemudian pasang pada

permukaan agar yang telah memadat , dan pengujian ini dilakukan dalam 4

kali replikasi pengamatan.

4. Dibuat kontrol : kontrol media, kontrol media + jamur, kontrol media +

jamur + etanol, dan kontrol media + jamur + kalpanax.

5. Biakan perlakuan dan biakan kontrol di inkubasikan dalam inkubator pada

suhu 370C selama 2 x 24 jam.

6. Dilakukan pengukuran daerah atau zona hambat yang ditandai dengan

adanya zona jernih di sekitar cakram kertas dan di ukur dengan jangka

sorong.

3.7 Analisa Data

Dalam penelitian ini analis data dilakukan dengan mengukur zona bening

menggunakan jangka sorong pada masing-masing cawan Petri yang telah di inkubasi

pada suhu 370C selama 2 x 24 jam.

Data yang telah di peroleh dari hasil pengujian analisis untuk mendapatkan

suatu kesimpulan, diolah menggunakan uji hipotesis dengan uji SD dan KV.

Langkah perhitungan dari data yang di peroleh adalah:

1. Mencari rata-rata hitung

Page 39: Aktifitas Ekstrak Daun Turi (Sesbania grandiflora syn. Aeschynomene grandiflofa ) Terhadap Candida albicans.PDF

29

X = nx1

2. Menghitung Standart Deviasi

1-nx)-(x 2

1SD

3. Menghitung Koevisien Variabel

KV = %100xX

SD

Keterangan :

SD = Standart Deviasi

KV = Koefisien variasi

X = Diameter Hambatan

X = Rata- rata

n = Banyaknya Replikasi

Page 40: Aktifitas Ekstrak Daun Turi (Sesbania grandiflora syn. Aeschynomene grandiflofa ) Terhadap Candida albicans.PDF

30

Tabel pengamatan diameter hambat dalam satuan mm terhadap Candida albicans

Replikasi

(n)

Diameter

hambat

sampel

uji

Kontrol

Media Media

+ jamur

Media

+ jamur

+ etanol

Media

+ jamur

+ kalpanax

I

II

III

IV

Total

x

Keterangan :

n = Banyaknya replikasi

x = Diameter Hambatan

Page 41: Aktifitas Ekstrak Daun Turi (Sesbania grandiflora syn. Aeschynomene grandiflofa ) Terhadap Candida albicans.PDF

31

BAB IV

HASIL PENELITIAN

4.1 Hasil Pengamatan Daun turi ( Sesbania grandiflora (L.) pers.).

Daun turi yang diambil adalah daun dari pohon turi yang memiliki bunga

berwarna putih, daun turi yang digunakan dalam penelitian ini berwarna hijau, dan

berbentuk oval panjang .

4.2 Hasil Pengamatan ekstrak daun turi ( Sesbania grandiflora (L.) pers.).

Ekstrak daun turi yang diperoleh dari proses maserasi kemudian dievaporasi

untuk memisahkan ekstak dengan pelarutnya etanol 70 %, dan diuapkan di water

bath.

Tabel 4.2 Hasil ekstak di uji organoleptis meliputi :

organoleptis Hasil pengamatan

Warna Hijau tua

Bau Daun

Tekstur Kental

Rasa Pahit

4.3 Hasil Pengamatan efektifitas ekstrak daun turi ( Sesbania grandiflora (L.)

pers.).

Ditinjau dari aktivitasnya terhadap Candida albicans , ternyata tidak terdapat

zona bening di sekitar cakram kertas,setelah di inkubasi pada suhu 370 C selama 2 x

Page 42: Aktifitas Ekstrak Daun Turi (Sesbania grandiflora syn. Aeschynomene grandiflofa ) Terhadap Candida albicans.PDF

32

24 jam. Dari hasil tersebut ekstak daun turi tidak efektif menghambat Candida

albicans pada dosis 25 gram.

Tabel 4.3 Hasil Pengamatan zona hambat ekstrak daun turi ( Sesbania grandiflora

(L.) pers.) terhadap Candida albicans.

Replikasi

(n)

Diameter

hambat (X)

sampel uji

Kontrol

Media Media

+ jamur

Media

+ jamur

+ etanol

Media

+ jamur

+ kalpanax

I Tidak

terdapat

zona

hambat di

sekitar

cakram

Tidak

ditumbuhi

jamur

Berwarna

putih susu

karena

media

ditumbuhi

jamur

Berwarna

putih susu,

karena

etanol tidak

membunuh

jamur

Cakram

direndam

kalpanax,

terdapat

zona bening

disekitar

cakram

II

III

IV

Total

Dari hasil pengamatan tersebut, diketahui tidak terdapat zona hambat disekitar

cakram kertas. Hal tersebut dimungkinkan karena kandungan saponin yang

dibutuhkan sebagai antijamur tidak terambil semua, atau dalam dosis 25 gram daun

turi mengandung saponin yan sangat sedikit / sangat kecil .

Dimungkinkan juga, dosis yang digunakan dalam pengobatan lebih tinggi

dibanding pengujian yang dilakukan. Adapun kemungkinan lain yaitu pada cakram

kertas dengan diameter 8 mm, tidak dapat menyerap satu dosis ekstrak daun turi

sehingga tidak tampak zona hambatan di sekitar cakram kertas.

Page 43: Aktifitas Ekstrak Daun Turi (Sesbania grandiflora syn. Aeschynomene grandiflofa ) Terhadap Candida albicans.PDF

33

BAB V

PEMBAHASAN

Dari hasil pengamatan ekstrak daun turi diperoleh dari proses maserasi menggunakan

pelarut semi polar yaitu etanol 70%. Kemudian suspensi Candida albicans yang telah

diukur transmitannya dipipet sebanyak 1 ml kedalam Media Sorbouraud Dextrosa

Agar yang telah steril dan memadat kemudian diputar homogen. Setelah itu

diinkubasi dengan suhu 37 0 C selama 1 x 24 jam. Setelah diamati ternyata ekstrak

daun turi tidak mampu menghambat pertumbuhan Candida albicans di tandai dengan

tidak tampaknya zona bening di sekitar cakram kertas, kemudian dilanjutkan lagi

inkubasi dengan suhu 37 0 C selama 2 x 24 jam, 3 x 24 jam, 4 x 24 jam, dan 5 x 24

jam, tetap tidak tampak zona bening disekitar cakram .

Penggunaan kontrol media bertujuan untuk mengetahui adanya kontaminan -

kontaminan lain yang tumbuh pada media, dan kontrol media + jamur digunakan

untuk mengetahui apakah Candida albicans dapat tumbuh pada media Sorbouraud

Dextrosa Agar. Untuk kontrol media + jamur + etanol digunakan untuk mengetahui

apakah jamur Candida albicans dapat tetap tumbuh bila masih ada kandungan etanol

pada ekstrak daun turi . Sedangan untuk kontrol media + jamur + kalpanax

digunakan untuk mengetahui keefektifan kalpanax dalam menghambat pertumbuhan

jamur Candida albicans.

Dari pengamatan tersebut maka ekstrak daun turi tidak efektif sebagai

antijamur.Dimungkinkan ektrak dengan dosis 25 gram tidak terserap semua oleh

Page 44: Aktifitas Ekstrak Daun Turi (Sesbania grandiflora syn. Aeschynomene grandiflofa ) Terhadap Candida albicans.PDF

34

cakram kertas sehingga tidak efektif, dan dari ramuan tradisional menyatakan bahwa

daun turi (berbunga putih) satu genggam dan rimpang kunyit 1 ibu jari kemudian

diinfus dengan penambahan air 110 ml, dapat mengobati keputihan,jadi ada

kemungkinan yang memberikan efek sebagai antijamur dari ramuan tersebut adalah

rimpang kunyit dan daun turi (berbunga putih) hanya sebagai bahan tambahan yang

membantu proses penyembuhan. Dalam penelitian ini sebelumnya menggunakan

metode ekstraksi secara infus untuk mengambil zat aktif yang dibutuhkan sebagai

antijamur yaitu saponnin, namun setelah di ujikan ternyata tidak terdapat zona

hambat, ada kemungkinan hasil ekstraksi tersebut kurang optimal, lalu dilakukan

metode maserasi, kemudian di ujikan pada jamur, namun tetap tidak tampak zona

hambat. Untuk itu dilakukan peningkatan dosis dari 25 gram ditingkatkan 2 kalinya

yaitu 50 gram daun turi, dan peningkatan 3 kalinya yaitu 75 gram, namun tetap tidak

tampak zona hambat di sekitar cakram kertas.

Page 45: Aktifitas Ekstrak Daun Turi (Sesbania grandiflora syn. Aeschynomene grandiflofa ) Terhadap Candida albicans.PDF

35

BAB VI

PENUTUP

Kesimpulan

Berdasarkan hasil pengamatan tidak terdapat zona bening di sekitar cakram

kertas. Dari hasil tersebut ekstak daun turi berbunga putih tidak efektif

menghambat Candida albicans pada dosis 75 gram.

Saran

Perlu kiranya dilakukan penelitian aktifitas ekstak daun turi berbunga putih,

menggunakan metode yang lain.

Perlu kiranya dilakukan penelitian aktifitas ekstak daun turi berbunga putih,

menggunakan jamur atau bakteri lain penyebab keputihan.

Perlu kiranya dilakukan penelitian aktifitas ekstak daun turi berbunga putih dan

rimpang kunyit sesuai ramuan tradisional.

Page 46: Aktifitas Ekstrak Daun Turi (Sesbania grandiflora syn. Aeschynomene grandiflofa ) Terhadap Candida albicans.PDF

36

DAFTAR RUJUKAN

Anief, Mohammad. 1994. Penggolongan obat berdasarkan Khasiat Dan

Penggunaan. Edisi IV. Yogyakarta : Gajahmada University Press

Anonymous.Candida Albicans,http://www.kafemuslimah.com/,diakses 3 januari 2009 Anonymous .2007.Keputihan Si Putih yang Menjengkelkan.www.blogdokter.net/2007

diakses 3 januari 2009

Anonymous.ObatTradisional Wikipedia http://id.wikipedia.org/wiki/Obat_tradisional

diakses 3 januari 2009

Anonymous .2008.Saponin,http:jajo66.files.wordpress.com/2008/06/saponin.pdf diakses 10 Agustus 2009

Departemen Kesehatan Republik Indonesia. 1995. Farmakope Indonesia. Edisi IV.

Jakarta : Departemen Kesehatan Republik Indonesia.

Fardiaz, Srikandi, 1992. Mikrobiologi Pangan I. Jakarta : Gramedia Pustaka Utama.

Harmita dan Biomed, Maksum Radji. 2005. Analisis Hayati. Depok : Departemen

Farmasi FMIPA Universatas Indonesia

Hutapea,Johnny Ria dan Syamsuhidayat, Sri sugati. 1991. Inventaris Tanaman Obat

Indonesia ( I ). Jakarta : Departemen Kesehatan RI Badan Penelitian dan

Pengembangan Kesehatan.

Nasir, Moh.1989. Metodologi Penelitian. Jakarta : Ghalilia Indonesia

Page 47: Aktifitas Ekstrak Daun Turi (Sesbania grandiflora syn. Aeschynomene grandiflofa ) Terhadap Candida albicans.PDF

37

Pelezar, J. Michael dan ECS Chan. 1986. Dasar-Dasar Mikrobiologi Kedokteran.

Jakarta : Universitas Indonesia Press.

Sari, Nina Puspita. 2007. Uji Aktifitas Antibakteri Ekstrak Biji Jinten Hitam ( Nigella

Sativa ) terhadap Pseudomonas Aeruginosa Secara Invitro : Karya Tulis

Tidak Diterbitkan. Malang : Akademi Farmasi Malang.

Soedibyo, B.R.A Mooryati. 1998. Alam Sumber Kesehatan Manfaat dan Kegunaan.

Jakarta : Balai Pustaka.

Volk, A Wesley dan Margaret. F. Wheeler. 1990. Mikrobiologi Dasar Edisi Kelima

Jilid 2. Jakarta : Erlangga.

Page 48: Aktifitas Ekstrak Daun Turi (Sesbania grandiflora syn. Aeschynomene grandiflofa ) Terhadap Candida albicans.PDF

38

LAMPIRAN GAMBAR

Gambar 1.

Turi ( Sesbania grandiflora (L.) pers.)

Gambar 2.

Page 49: Aktifitas Ekstrak Daun Turi (Sesbania grandiflora syn. Aeschynomene grandiflofa ) Terhadap Candida albicans.PDF

39

Kontrol media

Gambar 3.

Kontrol media + jamur

Gambar 4.

Kontrol media + jamur + etanol

Page 50: Aktifitas Ekstrak Daun Turi (Sesbania grandiflora syn. Aeschynomene grandiflofa ) Terhadap Candida albicans.PDF

40

Gambar 5.

Kontrol media + jamur + kalpanax

Gambar 6.

replikasi (1) replikasi (2) replikasi (3) replikasi (4)

media + jamur + Infus daun turi (dosis 25 gram)

Page 51: Aktifitas Ekstrak Daun Turi (Sesbania grandiflora syn. Aeschynomene grandiflofa ) Terhadap Candida albicans.PDF

41

Gambar 7.

replikasi (1) replikasi (2) replikasi (3) replikasi (4)

media + jamur + Ekstrak daun turi (dosis 25 gram)