Upload
others
View
7
Download
2
Embed Size (px)
Citation preview
A B Management
Tidak sadar
Bunyi Gurgling
RR 40 x/mnt Dangkal
TUJUAN PEMBELAJARAN Setelah mengikuti perkuliahan, mahasiswa diharapkan memahami dan mampu : 1. Menjelaskan definisi airway and
breathing management 2. Menjelaskan anatomi dan fisiologi sistem
pernafasan 3. Melakukan penilaian jalan nafas 4. Mensimulasikan teknik membuka jalan
nafas 5. Mensimulasikan teknik mengelola
pernafasan
Anatomi Jalan Nafas
AIRWAY
• Gangguan oksigenasi pada otak dan jaringan sangat membahayakan korban, serta dapat menyebabkan kematian.
• Proses kematian dapat dimulai dari hipoksia
• Hipoksia dapat dicegah dg mempertahankan airway & oksigenasi yg cepat dan tepat.
OTAK
&
JANTUNG
Tidak ada O2
Hipoksia Mati
0-4 Menit Mati Klinis Kerusakan Sel-sel otak tidak diharapkan
4 – 6 menit Mungkin sudah terjadi kerusakan sel otak
6 – 10 menit Mati biologis Sudah mulai terjadi kerusakan otak
> 10 menit Hampir dipastikan terjadi kerusakan sel-sel otak
AIRWAY
Hipoventilasi
Hilangnya pergerakan usaha bernafas
Adanya obstruksi jalan nafas
Penurunan paru untuk mengembang
Penurunan absorbsi O2 melalui membran alveolar-kapiler
Penurunan aliran darah ke alveoli
Akibat ketidak mempuan udara masuk ke alveoli ada cairan
Akibat penurunan darah ke jaringan
Gangguan
Gangguan Jalan Nafas
Progresif
Parsial
Total
Obstruksi
Tanda2 Obstruksi
Sesak, a/ mengeluh sesah jk sadar
Takhipnea
Retraksi otot bantu nafas
Gurgling cairan
Snoring lidah
Stridor obstruksi anatomis
PADAT CAIR
ANATOMIS
PENGKAJIAN
Penilaian Jalan Napas
Look
Listen
Feel
Kaji Tanda2 Obstruksi
•Penurunan kesadaran, disorientasi? •Gelisah?
“HIPOKSIA” •Pasien trauma kaptis, gelisah?
Bunyi napas ?
Rasakan aliran udara pada saat ekspirasi
Note: Selain dari tanda hipoksia, gelisah juga sbg indikasi : buli2 penuh, trauma kapitis, nyeri
UPAYA MEMPERBAIKI AIRWAY: AKAN SELALU MENGGERAKAN KEPALA
Ingat !
Multitrauma
Trauma kapitis & penurunan kesadaran
Luka di wajah
Imobilisasi Leher
Airway Tanda2 obstruksi “ Jika tidak ada respon Buka buka mulut dengan cross finger technique”
Penanganan Airway Back Blow
Manuver Heimlich
Cross finger &Swipingfinger
Jaw trust
Head tilt chin lift
Log roll
Suction
Orofaringeal Airway
Nasofaringeal Airway
Kriko-Tiroidotomi
Intubasi Naso-trachea
Intubasi Oro-trachea
Kriko-Tiroidotomi Surgikal/ Trekeostom
Depinitif Airway
Manual Airway
AIRWAY
Jika tidak ada respon : BUKA MULUT dengan
CrossFinger technique
Penanganan Obstruksi
Cairan (gurgling) :
• Suction
• Cairan banyak miringkan kepala
(Trauma : “log roll”)
JIka tidak teratasi :
Airway definitif
Log Roll
Ingat
Imobilisasi Leher
Back Blow Manuver Heimlich
BUKA JALAN NAFAS MANUAL AIRWAY
Head tilt chin lift Jaw trust
BU
KA
JALA
N N
AFA
S MA
NU
AL
AIRWAY : Obstruksi Parsial
Oro-pharingeal
Naso-pharingeal
Orofaringeal Airway Cara Pemasangan: • Bersihkan mulut dan faring dr segala kotoran • Masukan alat dg ujung mengarah ke chefalad • Saat didorong masuk mendekati dinding belakang faring,
alat diputar 180’ • Ukuran alat dan penempatan yg tepat menghasilkan
bunyi nafas yg nyaring pd auskultasi paru saat dilakukan ventilasi
• Pertahankan posisi kepala yg tepat setelah alat terpasang
Bahaya: •Cara pemasangan yg tdk tepat dpt mendorong lidah ke belakang atau apabila ukuran terlampau panjang, epiglotis akan tertekan menutup rimaglotis, sehingga jalan nafas tersumbat •Terjepitnya lidah dan bibir antara gigi dan alat
Perhatian ! jangan gunakan alat ini pd korban dmn refleks faring masih ada karena dpt mengebabkan muntah dan spasme laring
Nasofaringeal Airway Cara Pemasangan: • Pilih alat yg sesuai • Lumasi dan masukan menyusuri bagian tengah dan dasar
rongga hidung, hingga mencapai belakang lidah • Apabila ada tahanan dg dorongan ringan alat diputar
sedikit
Bahaya: •Alat yg terlalu panjang dpt masuk ke esopagus dg segala akibatnya •Alat ini dpt merangsang muntah dan spasme laring •Dpt menyebabkan perdarahan akibat kerusakan mukosa akibat pesangan, oleh sebab itu alat pengisap harus selalu siap saat pemasangan
Hal yg perlu diperhatikan: •Selalu periksa apakah nafas spontan timbul setelah pemasangan alat ini •Apabila tdk ada nafas spontan, lakukan nafas buatan dg alat bantu nafas yg memadai •Bila tdk ada alat bantu nafas yg memadai, lakukan pernafasan dr mulut ke mulut dg menggunakan barier
Nasofaringeal airway
Cara pemasangan
Sumbatan anatomis (stridor)
• Trauma edema laring pada luka bakar fraktur
• Non trauma Benda asing
Difteri
Biasanya perlu
jalan napas definitif
1. Proteksi Airway : Indikasi Ancaman obstruksi &
Ancaman aspirasi
2. Perlu ventilasi
Proteksi Certikal
Blind Naso-tracheal : • Untuk fraktur servikal
• Sambil mendengar pernafasan
• Dorong saat inspirasi
• Bila suara hilang : masuk esofagus
• Kontra Indikasi :
*Apnea
*Fraktur tulang wajah
*Fraktur basis kranii
AIRWAY DEFINITIF
Airway Definitif
Intubasi Naso-trachea :
Jika pasien apnea
Dengan sedasi
Dengan atau tanpa
pelumpuh otot
Perhatikan
pengembangan
paru
Intubasi Oro-trachea
• Tanpa / dengan obat pelumpuh otot
• Menggunakan obat sedasi
• Persiapan alat lengkap
• Perhatikan malposisi
• Selalu bersiap untuk kriko-tirotomi
Airway Definitif
Pemasangan endotrakeal tube (ETT)
Keuntungan :
• Terpeliharanya jalan nafas
• Dpt memberi oksigen dg konsentrasi tinggi
• Menjamin tercapainya volume tidal yg diinginkan
• Mencegah terjadinya aspirasi
• Mempermudah penghisapan lendir dr trakea
• Merupakan jalur masuk beberapa obat resusitasi
Indikasi pemasangan ETT:
Henti jantung
Korban sadar tdk mampu bernafas dg baik c/ edema paru
Perrlindungan jalan nafas tdk memadai c/koma
Penolong tdk mampu memberikan bantuan nafas dg cara konvensional
Pemasangan ETT (lanjut...)
Komplikasi : • ETT masuk ke esofagus
hipoksia • Luka bibir • Gigi patah • Llaserasi pd faring dan trakea • Kerusakan pita suara • Perforasi pd faring dan
esofagus • Muntah dan aspirasi • Intubasi pelepasan
adrenalin dan noradrenalin hipertensi, tkhikardi, aritmia
• Masuk ke salahsatu bronkus
Peralatan pemasangan ETT
Laringoskop (lengkap)
Pipa ETT
Perempuan: No. 7,0: 7,5 : 8,0
Laki-laki : No. 8,0 : 8,5
Emegrensi: No. 7,5
Stilet (madrin)
Forsep margil
Jeli
Spuit 20 cc/ 10 cc
Stetoskop
Bantal
Plester
Alat pengisap lendir
Pemasangan ETT (lanjut...)
Teknik Pemasangan :
Cek alat sesuai ukuran
Lakukan hiperventilasi minimal 30 detik
Berikan pelumas pd ujung ETT sampai daerah cuff
Letakan bantal setinggi + 10 cm di oksiput pertahankan kepala ekstensi
bila perlu lakukan pengisapan lendir pd mulut dan faring
Buka mulut dg cross finger dan tanga kiri memegang laringoskop
Masukan bilah laringoskop menelusuri mulut sebelah kanan, sisihkan lidah ke kiri. Masukan bilah sampai mencapai dasar lidah, perhatikan agar lidah atau bibir tidak terjepit diantara bilah dan gigi korban
Angkat laringoskop ke depan (30-40’) jngn gunakan gigi sbg tumpuan
Bila pita sudah terlihat masukan ETT sambil pertahankan bagian proksimal dr cuff ETT melewati pita suara + 1-2 cm atau pd orang dewasa kedalam ETT + 19-23 cm.
Pemasangan ETT (lanjut...)
Teknik Pemasangan (lanjut....) :
Waktu untuk intubasi tdk boleh lebih dr 30 detik
Lakukan ventilasi dg menggunakan baging dan lakukan auskultasi pertama pd lambung kemudian pd paru kanan dan kiri sambil memperhatikan pengembangan dada
Bila terdengar suara gargling pd lambung dan dada tdk terdengar, lepaskan EE dan lakukan hiperventilasi ulang selama 30 detik kemudia lakukan intubasi kembali
Kembangkan balon dgn menggunakan spuit 20 atau 10 cc, dg secukupnya sampai tdk terdengar lagi suara kebucoran dimulut korban saat dilakukan vetilasi
Lakukan fiksasi ETT dg plester agar tdk terdorong atau dicabut
Pasar orofaring untuk mencegah korban mengigit ETT jika mulai sadar
Lakukan ventilasi dg oksigen 100% (aliran 10-12 liter/ mnt)
Tidak berhasil intubasi trachea
Kriko-Tirotomi
1. Dengan jarum (needle cricothyroidotomy) 2. Surgikal oleh dokter
Kriko-tirotomi dengan jarum: • Ditusuk lewat membran krikotiroidea • Sambungkan oksigen 1 detik ditutup, 4 detik buka • Hanya selama 30-45 menit
Airway Definitif (lanjut…)
Kriko-Tiroidotomi
Kartilago tiroid
Membrana
Kartilago krikoid
Trakea
Airway Definitif
Krikotirotomi - Jarum • Ditusukkan lewat
membran kriko-tiroidea.
• Sambungkan oksigen : 1
detik tutup, 4 detik buka
• Hanya selama 30-45
menit
Airway Definitif
Kriko-Tiroidotomi Surgikal
Airway Definitif
Airway Sulit • Gelisah, tidak sadar, sulit membuka mulut
• Perlu sedasi atau pelumpuh otot
• Ulangi tindakan intubasi
• Jika tidak berhasil intubasi, naso atau orotrakea, segera krikotiroidotomi dengan jarum
• Segera surgical krikotiroidotomi surgikal
• Jika mulut banyak darah suction
BREATHING
Ventilasi yg Baik Mendapatkan
Oksigenasi Oksigen Sel Cukup
•Frekuensi pernafasan •Dispnea-sianosis •Penurunan kesadaran •Bunyi nafas abnormal •Apnea •Saturasi O2 (jika ada) •Penurunan HR
Kaji Segera Lakukan !
Apakah pasien bernafas/ tdk ?
Look, Listen, Feel
Note: Rentang Pernafasan Normal
Bayi 25 – 50 x/ menit
Anak 15 – 30 x/ menit
Dewasa 12 – 20 x/ menit
Hasil kajian
Jika pasien tidak bernapas segera
Lakukan manajemen airway dengan benar
Ventilasi & oksigenasi konsentrasi tinggi
Breathing
Ventilasi Tambahan :
Mulut Ke Mulut
Mulut Ke Mask
Bag Valve & Mask
Ventilator
Mouth to Mouth Ventilation
• Resiko terinfeksi
• Gunakan alat pelindung
• Teknik ventilasi tepat
• Lihat adanya sekresi selama ventilasi cairan, darah, muntah
• Lihat pengenbangan dada
Breathing
Mouth to Mask Ventilation • Pooket face mask one way
valve
• Teknik dan ukuran benar
• Posisi tepat
• Sambungkan ke oksigen jika ada
Teknik Mouth to Mask Posisi pasien
Buka mulut dengan telunjuk/jari tengah
Posisi masker tepat
Letakan mulut pd valve
Beri 2x nafas lambat dg vol. 500-1000 ml (dewasa selama 1,5 – 2 detik)
Nilai pengembangan dinding dada
Lanjutkan ventilasi jika belum berhasil
Breathing
Bag-Valve-Mask Ventilation
• Buka jalan nafas
• Pilih masker yg tepat
• Letakan masker yg tepat
• Sambungkan dengan bag-valve
• Beri oksigen tinggi 1 detik ditutup, 4 detik buka
• Sebaiknya dilakukan oleh 2 org tdk bocor
Breathing
Ventilator
• Bisa secara non-invasive (tanpa intubasi)
• Bisa secara ninvasive (terintubasi)
Breathing
O2
Sistem Aliran
Rendah
Konsentrasi Rendah
Nasal Kanul (1-5 Lt/mnt)
Konsentrasi Tinggi
Simpel Mask (6 – 8 Lt/Mnt)
Reabring Mask ( 9 – 12 Lt/ Mnt)
Non Rebriting Mask (9 – 12 Lt/ Mnt)
Sistem Aliran Tinggi
Konsentrasi Rendah Venturi Mask (24 % - 50%)
Konsentrasi Tinggi
Ambu Bag (12 – 15 Lt/Mnt)
Ventilator (24 – 100 % O2)
PEMBERIAN OKSIGEN Breathing
KESIMPULAN
• Pembebasan jalan napas atas dengan cara
memanipulasi airway dengan cepat dan
tepat.
• Bisa terhindar dari obstruksi.
• Tercapainya ventilasi dan oksigenasi yang
optimal.
• Perlu ketrampilan khusus.