Upload
aida-tazkiyyatun-nufus
View
237
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
8/17/2019 AIDA LBM 3 SGD 16.docx
1/37
Lbm 3 (Shivering Fever)
Step 1
1. Rapid test : untuk mengecek histidin rich proteinII(plasmodium alciorum)! "L#h(".viva$)
%. "eriodic ever : demam berkala dengan berbagai
dera&at
Step %
1. 'engapa demamna tinggi mendadak dan turun
secara tibatiba disertai menggigil dan diakhiriberkeringat*%. +pa hubungan pasien ang tinggal di papua
selama 3bulan dengan keluhanna*3. +pa &enis namuk g dapat mentransmisikan &enis
penakit ini*,. -hat is the interpretaion o the blood smear test
shos an abnormal ertrocte*
/. -h rom the e$amination shos a pale palpebralcon&unctiva! sclera &aundice! splenomegal*
0. agaimana patogenesis dari skenario*2. +pa pemeriksaan sik penun&ang g dilakukan
untuk kasus diskenario*4. +pa etiologi penakit dari skenario*5. -hat is the ## o the scenario*
16. +pa sa&a maniestasi klinis dari msing% ##*11. agaimana tatalaksana untuk scenario*1%. -hat is preventive o the scenario*13. -hat is complication o the scenario*
8/17/2019 AIDA LBM 3 SGD 16.docx
2/37
Step 3
1. 'engapa demamna tinggi mendadak dan turun
secara tibatiba disertai menggigil dan diakhiri
berkeringat*#emam periodik berkaitan dengan pecahna
ski7on matang (sporulasi) ang mengeluarkan
berbagai antigen. +ntigen ang akan merangsang
sel makroa8! monosit dan limosit ang
memproduksi sitokin seperti 9F. 9F akan dibaa
ke hipotalamus ang mengatur suhu tubuh.
Sumber: kapita selekta kedokteran edisi ke,
Stadium menggigil : #imulai dengan menggigil
dan perasaan sangat dingin! nadi cepat lemah!
bibir dan &ari pucat;kebiruan. "enderita mungkin
muntah dan pada anakanak sering ter&adi ke&ang.
Stadium ini berlangsung antara 1/ sampai 1 &am.
Stadium demam : Setelah merasa kedinginan
penderita merasa kepanasan! muka merah! kulit
kering! dan terasa sangat panas seperti terbakar!
sakit kepala! nadi lebih kuat. "enderita merasa
sangat haus dan suhu tubuh bisa mencapai ,1
8/17/2019 AIDA LBM 3 SGD 16.docx
3/37
tidak ada. "riode tidak panas berlangsung 1% &am pada ". alciparum! 30
&am ". viva$ dan ovale! 06 &am pada ".malraiae.
8/17/2019 AIDA LBM 3 SGD 16.docx
4/37
8/17/2019 AIDA LBM 3 SGD 16.docx
5/37
+nser: pirogen endogen histamin set point
meningkat 1. "eriode dingin;mengigil : 1/06
mnt! %. "eriode panas : %0&am ! 3. "eriode
keringat : %, &am'enggigil dirasa gigi gemertak! nadi cepat#emam* >arena pecahna ski7on!siklus eritrositik
baru demamerkeringat* >ompensasi saat panas mau ke dingin
'engigil set point di hipotalamus meningkat
suhu tubuh butuh beberapa &am untuk
menamakan suhu set point
suhu pembuluh
8/17/2019 AIDA LBM 3 SGD 16.docx
6/37
darah masih dibaah set point vasontriksi agar
organ vital mendapat suplai darah dulu
menggigil terus berlangsung sampai suhu sesuai
dengan set point
+da kaitanna dengan siklus hidup plasmodium
ski7on dihepar mero7oit keluar menginduksi
sistem imun ketika plasmodium pecah butuh
aktu(demam mendadak dan turun tiba%)%. +pa hubungan pasien ang tinggal di papua
selama 3bulan dengan keluhanna*
'enurut "raboo (%664) kemampuan bertahanna
penakit malaria disuatu daerah ditentukan oleh aktor
aktor berikut :
a. "arasit malaria "enakit malaria disebabkan
oleh parasit malaria aitu suatu proto7oa
dalam darah ang termasuk genus
plasmodium ang dibaa oleh namuk
+nopheles. +da empat spesies plasmodium
ang menebabkan malaria pada manusia!
aitu plasmodium alciarum! plasmodium
malariae! plasmodium viva$ dan plasmodium
ovale. 'asingmasing spesies plasmodium
menebabkan ineksi malaria ang berbeda
beda.b.'anusia Secara alami! penduduk disuatu
daerah endemis malaria ada ang mudah dan
ada ang sukar terineksi malaria! meskipun
ge&ala klinisna ringan. #ari dulu penakit ini
sering ter&adi di daerahdaerah pemukiman
baru! seperti daerah perkebunan dan
transmigrasi. ?al ini ter&adi karena peker&a
8/17/2019 AIDA LBM 3 SGD 16.docx
7/37
ang datang dari daerah lain belum
mempunai kekebalan tubuh sehinga rentan
terineksi.
c. Lingkungan >eadaan lingkungan sangatberpengaruh besar terhadap adatidakna
penakit malaria disuatu daerah! misalna
adana danau air paau! genangan air
dihutan! persaahan! tambak ikan!
pembukaan hutan dan pertambangan. >arena
tempattempat tersebut merupakan sebagai
tempat perindukan vektor malaria.d. Iklim Suhu dan curah hu&an pada suatu daerah
berperan penting dalam penularan penakit
malaria. iasana penularan malaria lebih
tinggi pada musim hu&an bandingkan kemarau
karena air hu&an ang menimbulkan genangan
air merupakan tempat ang ideal untuk
perindukan namuk malaria.e.amuk +nopheles 'alaria ang sebabkan
oleh namuk +nopheles betina akni sebagai
vektor penular penakit malaria hidup di
daerah beriklim tropis dan subtropis! meskipun
dapat pula hidup beriklim sedang. amun
namuk ini membutuhkan genangan air ang
tidak mengalir atau ang mengalir perlahanuntuk meletakkan telurtelurna! sebagai
tempat untuk berkembangbiak (+nis! %660).
+kan tetapi penebaran namuk +nopheles dapat
dibedakan menurut lingkungan ekologi antara lain:
a. "ada daerah pantai terutama muara sungai!
tambak ditepi pantai! raaraa! hutan bakauang mengandung air paau! lagon. #itempat ini
8/17/2019 AIDA LBM 3 SGD 16.docx
8/37
biasana senang berkembangbiak namuk +n.
sundaicus! +n. subpictus dan +n. minimus.b."ada daerah persaahan! ladang dan hutan
didekat pantai biasana berkembangbiak namuk+n. niggerimus! +n. compestris dan +n. leteer.
c. "ada daerah hutan bersemak! seperti hutan dikaki
bukit dan hutan karet ang mengandung air taar!
akan ditemukan tempat berkembangbiakna
namuk +n. umbrosus dan +n. balaba censisd.#i daerah bukit adana persaahan bertingkat!
hutan karet dan kolamkolam ang mengandung
air taar! biasana berkembangbiak namuk +n.
aconitus dan +n. maculatus.e. #i daerah pegunungan terdapat hutan karet! hutan
buahbuahan dan hutan pegunungan ang dapat
mengandung air taar biasana berkembangbiak
namuk +n. maculatus (Imron dan 'uni! %616).
@ektor 'alariaamuk +nopheles adalah vektor siklik satu
satuna dari malaria manusia. #ari sekitar ,66
spesies +nopheles! hana sekitar 26 spesies ang
men&adi vektor malaria. 9iap spesies mempunai
siat dan perilaku ang berbedabeda. erikut
beberapa contoh ang banak ditemukan di
beberapa pulau di Indonesia :• #i Aaa dan ali :1. +nopheles sundaicus : tempat perindukan di
raa! sepan&ang pantai berair asin atau air taar
campur air asin terutama ang banak
mengandung alga. 9ermasuk night biter (pukul %6
%,)! tempat istirahat di luar dan dalam rumah!
mampu terbang / km dari perindukan.
8/17/2019 AIDA LBM 3 SGD 16.docx
9/37
%. +nopheles aconitus : tempat perindukan di
saah! saluran irigasi dan anak sungai di
pedalaman! terlebih air ang mengandung &erami
busuk. 9ermasuk da biter dan tempat istirahatnadi rumah! kandang atau semak.
• #i Irian Aaa :
1. +nopheles arauti : menukai air taar dan air
paau. 9empat perindukan di tepi sungai! raa!
genangan hu&an! kolam. 9ermasuk night biter
mengisap darah malam hari dan dini hari.
eristirahat di luar dan di dalam rumah.%. +nopheles punctulatus : tempat perindukan di
genangan air! tepi sungai. 9ermasuk night biter.
• #i >alimantan :
1. +nopheles balabacensis : tidak memilih tempat
perindukan seperti! air di tanah bekas in&akan kaki!
kolam! sungai kecil.
• #i Sumatera :
1. +nopheles barbirostris : di tempat berair ang
banak ditumbuhi tanaman! baik sekitar rumah
maupun saah. 9ermasuk da biter. #i dalam
tubuh namuk +nopheles betina! dapat hidup lebih
dari satu spesies "lasmodium secara bersamaan
sehingga dapat menebabkan ter&adina ineksi
campuran (mi$ed inection)."lasmodium : &ateng p.alciorum p.viva$p.malaria papuap.ovale papua! 99suhu**kelembaban! ph!kebutuhan darah!curah hu&an
beda% plasmodium tergantung kebutuhn diatasspesikasi plasmodium**
8/17/2019 AIDA LBM 3 SGD 16.docx
10/37
3. +pa &enis namuk g dapat mentransmisikan &enis
penakit ini*
>lasikasi amuk +nopheles
'alaria adalah penakit ineksi ang ditularkan
melalui gigitan namuk +nopheles! adapun klasikasi
namuk +nopheles spp secara umum sebagai
berikutB
>ingdom : +nimalia
"hlum : +rthropoda
=lass : Insecta
Crder : #iptera
Famil : =ulicidae
9ribe : +nophelini
Denus : +nopheles
Spesies : +n. Sundaicus! +n. +conitus! +n.
alabacensis! +n. Suppictus +n. 'aulatus
Siklus hidup anopheles :
8/17/2019 AIDA LBM 3 SGD 16.docx
11/37
8/17/2019 AIDA LBM 3 SGD 16.docx
12/37
amuk menggigt mnusia masuk ke sel hati sel
hati terineksi eritrositik (sporo7oit masuk ke sel
hati dan berkembang) pecah &d mero7oit! ski7on
tropo7oit matang &d metosit gametosit
makro(prmpuan) dan mikro(laki%) pd tubuh
namuk ookinetookista pd air liur manusia
,. -hat is the interpretaion o the blood smear testshos an abnormal ertrocte*
8/17/2019 AIDA LBM 3 SGD 16.docx
13/37
8/17/2019 AIDA LBM 3 SGD 16.docx
14/37
8/17/2019 AIDA LBM 3 SGD 16.docx
15/37
8/17/2019 AIDA LBM 3 SGD 16.docx
16/37
/. -h rom the e$amination shos a pale palpebral
con&unctiva! sclera &aundice! splenomegal*
8/17/2019 AIDA LBM 3 SGD 16.docx
17/37
+nemia
"ada malaria terdapat anemia ang dera&atna
tergantung pada spesies penebab malaria. +nemia
terutama tampak &elas pada 'alaria alciparum dan
malaria kronis dengan penghancuran eritrosit ang
8/17/2019 AIDA LBM 3 SGD 16.docx
18/37
cepat dan hebat. +nemia bersiat hemolitik!
normokrom! dan normositik. "ada serangan akut! kadar
?b turun secara mendadak.
Faktor penebab anemia diantaranan karena:
a. "enghancuran eritrosit ang mengandung parasit
dan tidak mengandung parasit ter&adi di dalam limpa
(aktor autoimun memegang peranan).
b. Reduced survival time! karena eritrosit normal ang
tidak mengandung parasit tidak dapat hidup.
c. #iseritropoeiesis (gangguan dalam pembentukan
eritrosit karena depresi eritropoesis dalam sumsum
tulang) retikulosit tidak dilepaskan dalam peredaran
perier.1
KLASIFIKASI
Gambar 3 berisi daftar skema bagi klasifikasi umum jaundice: pre-hepatik, hepatik dan post-
hepatik. Jaundice obstruktif selalu ditunjuk sebagai post-hepatik sejak defeknya terletak pada
jalur metabolisme bilirubin melewati hepatosit. Bentuk lain jaundice ditunjuk sebagai
jaundice non-obstruktif. Bentuk ini akibat defek hepatosit jaundice hepatik! atau sebuah
kondisi pre-hepatik.
Gejala kuning pada yang dikenal sebagai ikterus dibagi 3 golongan berdasarkan penyebab
kuningnya tersebut. "! Ikterus hemolitik , ikterus yang timbul karena meningkatnya
penghancuran sel darah merah. #isal pada keadaan infeksi sepsis!, ketidak cocokan gol
darah ibu dengan golongan darah bayi, bayi yang baru lahir ikterus fisiologik! dsb.
$! Ikterus parenkimatosa, ikterus yang terjadi akibat kerusakan atau peradangan jaringan
hati, misal pada penyakit hepatitis. 3! Ikterus obstruktif , ikterus yang timbul akibat adanya bendungan yang mengganggu aliran empedu. #isal pada tumor, kelainan bawaan atresia
bilier!, batu pada kandung empedu dsb.
%iperbilirubinemia sendiri dikelompokkan dalam dua bentuk berdasarkan penyebabnya
yaitu hiperbilirubinemia retensi yang disebabkan oleh produksi yang berlebih bilirubin
indirek meningkat! dan hiperbilirubinemia regurgitasi yang disebabkan refluks bilirubin
kedalam darah karena adanya obstruksi bilier bilirubin direknya juga meningkat dan
produksi sterkobilinogen menurun!.
Hiperbilirubinemia retensi dapat terjadi pada kasus-kasus haemolisis berat dan gangguan
konjugasi. %ati mempunyai kapasitas mengkonjugasikan dan mengekskresikan lebih dari
3&&& mg bilirubin perharinya sedangkan produksi normal bilirubin hanya 3&& mg perhari.
%al ini menunjukkan kapasitas hati yang sangat besar dimana bila pemecahan hememeningkat, hati masih akan mampu meningkatkan konjugasi dan ekskresi bilirubin larut.
8/17/2019 AIDA LBM 3 SGD 16.docx
19/37
'kan tetapi lisisnya eritrosit secara massi(e misalnya anemia hemolitik pada kasus sickle
cell anemia ataupun malaria akan menyebabkan produksi bilirubin lebih cepat dari
kemampuan hati mengkonjugasinya sehingga akan terdapat peningkatan bilirubin tak larut
didalam darah indirek!. )eninggian kadar bilirubin tak larut dalam darah tidak terdeteksi
didalam urine sehingga disebut juga dengan ikterus acholuria. )ada neonatus terutama yang
lahir premature peningkatan bilirubin tak larut terjadi biasanya fisiologis dan sementara,dikarenakan haemolisis cepat dalam proses penggantian hemoglobin fetal ke hemoglobin
dewasa dan juga oleh karena hepar belum matur, dimana akti(itas glukoronosiltransferase
masih rendah. Jika ada dugaan ikterus hemolitik perlu dipastikan dengan pemeriksaan kadar
bilirubin total, bilirubin indirek, darah rutin, serologi (irus hepatitis.
'pabila peningkatan bilirubin tak larut ini melampaui kemampuan albumin mengikat kuat,
bilirubin akan berdiffusi ke basal ganglia pada otak dan menyebabkan ensephalopaty toksik
yang disebut sebagai kern ikterus ikterus neonatorum pathologis yang ditandai peningkatan
bilirubin direk dan pemecahan eritrosit!. Beberapa kelainan penyebab hiperbilirubinemia
retensi diantaranya seperti Syndroma Crigler Naar * yang merupakan gangguan konjugasi
karena glukoronil transferase tidak aktif, diturunkan secara autosomal resesif, merupakan
kasus yang jarang, dimana didapati konsentrasi bilirubin mencapai lebih dari $& mg+dl.yndroma rigler ajjar **, merupakan kasus yang lebih ringan dari tipe *, karena kerusakan
pada isoform glukoronil transferase **, didapati bilirubin monoglukoronida terdapat dalam
getah empedu. Syndroma !ilbert, terjadi karena haemolisis bersama dengan penurunan
uptake bilirubin oleh hepatosit dan penurunan akti(itas en/ym konjugasi dan diturunkan
secara autosomal dominan.
Hiperbilirubinemia regurgitasi paling sering terjadi karena terdapatnya obstruksi saluran
empedu, misalnya karena tumor caput pankreas ditandai ou(isier0s 1aw!, batu, proses
peradangan dan sikatrik. umbatan pada duktus hepatikus dan duktus koledokus akan
menghalangi masuknya bilirubin keusus dan peninggian konsentrasinya pada hati
menyebabkan refluks bilirubin larut ke (ena hepatika dan pembuluh limfe. Bentuknya yang
larut menyebabkan bilirubin ini dapat terdeteksi dalam urine dan disebut sebagai ikterus
choluria. 2arena terjadinya akibat sumbatan pada saluran empedu disebut juga
sebagai ikterus kolestatik . )ada kasus ini didapatkan peningkatan bilirubin direk, bilirubin
indirek, /at yang larut dalam empedu serta batu empedu. Jadi pada ikterus obstruktif ini perlu
dibuktikan dengan pemeriksaan kadar bilirubin serum, bilirubin urin, urobilin urin, G,
alkali fosfatase.
Beberapa kelainan lain yang menyebabkan hiperbilirubinemia regurgitasi adalah Syndroma
"ubin #ohnson, diturunkan secara autosomal resesif, terjadi karena adanya defek pada
sekresi bilirubin terkonjugasi dan estrogen ke sistem empedu yang penyebab pastinya belum
diketahui. Syndroma $otor, terjadi karena adanya defek pada transport anion an organik
termasuk bilirubin, dengan gambaran histologi hati normal, penyebab pastinya juga belumdapat diketahui.
Hiperbilirubinemia toksik adalah gangguan fungsi hati karena toksin seperti chloroform,
arsfenamin, asetaminofen, carbon tetrachlorida, (irus, jamur dan juga akibat cirhosis.
2elainan ini sering terjadi bersama dengan terdapatnya obstruksi. Gangguan konjugasi
muncul besama dengan gangguan ekskresi bilirubin dan menyebabkan peningkatan kedua
jenis bilirubin baik yang larut maupun yang tidak larut. 4erapi phenobarbital dapat
menginduksi proses konjugasi dan ekskresi bilirubin dan menjadi preparat yang menolong
pada kasus ikterik neonatus tapi tidak pada sindroma rigler najjar.
8/17/2019 AIDA LBM 3 SGD 16.docx
20/37
0. agaimana patogenesis dari skenario*"atologi 9erdapat tiga stadium parasit ang berpotensi invasi! sporo7oit!
mero7oit! dan ookinete. Sporo7oit malaria dilepaskan kedalam darah
manusia melalui gigitan namuk terineksi! biasana kurang dari 1.666
sporo7oit. Sporo7oit beredar dalam sirkulasi dalam aktu ang sangat
singkat. Sebagian mencapai hati! sebagian lain disaring keluar. #alam
beberapa menit kemudian sporo7oit ang mencapai hati akan melekat dan
menerang sel hati melalui pengikatan reseptor hepatosit untuk protein
trombospodin dan serum properdin. Sebagian sporo7oit dihancurkan oleh
agosit! tetapi sebagian besar masuk sel parenkim hati dan
memperbanak diri secara aseksual (proses ski7ogoni eksoeritrositer)!
dapat men&adi sebanak 36.666 mero7oit. #alam ,6,4 &am mero7oit
dapat ditemukan dalam sel hati (ase praeritrositik;eksoeritrositer). 9iga
hari kemudian bentuk intrahepatik ini dapat atau tidak berdirensiasi
kedalam bentuk ski7on atau hipno7oit tergantung pada spesies
plasmodium! hal ini akan menebabkan relaps! atau tidakna ineksi
malaria. Setelah 010 hari terineksi! sel hati ang mengandung ski7on
åan pecah dan mero7oit ang masuk sirkulasi darah mengalami
proses ski7ogoni eritrositer (ase intraeritrositer). "ada ineksi ".alciparum
dan ".malariae! ski7on åan pecah semua dalam aktu hampir
bersamaan dan tidak menetap dalam hati. Sedangkan ".viva$ dan ".ovale
mempunai % bentuk eksoeritrositer. 9ipe primer berkembang dan pecah
dalam 05 hari! dan tipe sekunder (hipno7oit akan dorman dalam hati
selama bermingguminggu! berbulanbulan! atau mencapai / tahun
sebelum mengembangkan diri dan menghasilkan relaps ineksi
eritrositik;parasetemia rekuren.#idalam sel darah merah (ase eritrositik;intraeritrositer) parasit akan
berkembang biak sehingga menimbulkan kerusakan sel darah merah dan
mengalami lisis sehinga dapat menebabkan anemia. +nemia ang ter&adi
menimbulkan anoksia (tidak terdapat oksigen) pada åan dan
menimbulkan berbagai kelainan organ. Selain itu! demam ang tinggi &uga
akan semakin mengganggu sirkulasi darah ang menebabkan statis pada
otak serta penurunan sirkulasi pada gin&al! kongesti sentrilobular dan
degenarasi hati.2 Dambaran patologis ang terpenting pada malaria
alciparum berat adalah eritrosit ang mengandung parasit tua
dipembuluh darah åan! terutama diotak.
#r sporo7oit hati ski7on mero7oit masuk
ke S#'% stadium (cincin dan matur) cincin :
permukaan antigenna RES+ RES+ %, &am ke
% matur dan hilang ada knob;penon&olan ?R"
sel akan mengeluarkan toksin D"I(glikosilpospatidilinositol) sitoaderensi : S#' ada
8/17/2019 AIDA LBM 3 SGD 16.docx
21/37
parasitna akan melekat ke vaskuler karena ada
knobna "F'" 1 divaskuler ada @=+'!
I=+' 1! =#30
"d stad.%
sekuesterasi
S#' g sudahdimasuki parsit nempel di vaskuler pd organ%
vital diusus kulit otak malaria beratRoseting ditempelin dgn S#' g sehat
mbbkn obstr.aliran darahSitokin keluar krn mkroag terstimulasi oleh
parasit toksin D"I dan Il0! tn ala!iL 3
2. +pa pemeriksaan sik penun&ang g dilakukan
untuk kasus diskenario*De&ala >linis #iagnosis malaria sering memerlukan anamnesis ang tepat
dari penderita tentang keluhan utama (demam! menggigil! berkeringat
dan dapat disertai sakit kepala! mual! muntah! diare! dan neri otot atau
pegalpegal)! riaat berkun&ung dan bermalam 1, minggu ang lalu ke
daerah endemis malaria! riaat tinggal di daerah endemis malaria!
riaat sakit malaria! riaat minum obat malaria satu bulan terakhir!
riaat mendapat transusi darah. Selain itu &uga dapat dilakukan
pemeriksaan sik berupa : b.1.1. #emam (pengukuran denganthermometer 32./ G=) b.1.%. +nemia b.1.3. "embesaran limpa
(splenomegali) atau hati (hepatomegali)
4. +pa etiologi penakit dari skenario*amuk +nopeles
5. -hat is the ## o the scenario*## : malaria! demam tioid dengan hepatitis!
demam dengue! !leptospirosis! colesistitis16. +pa sa&a maniestasi klinis dari msing% ##*11. agaimana tatalaksana untuk scenario*1%. -hat is preventive o the scenario*13. -hat is complication o the scenario*
MALARIA
ETIOLOGI
'alaria disebabkan parasit malaria! suatu proto7oa darah ang
termasuk dalam phyllum Apicomplexa! kelas Sporozoa! subkelas Coccidiida! ordo
8/17/2019 AIDA LBM 3 SGD 16.docx
22/37
EucOccidides!subordo Haemosporidiidea! amili Plasmodiidae! genus
Plasmodium.
Terdapat 4 spesies parasit malaria:
5 Plasmodium vivax 'alaria 9ertiana
5 Plasmodium ovale 'alaria Cvale
5 Plasmodium falciparum 'alaria 9ropika
5 Plasmodium malariae 'alaria >uartana
"enularan manusia dapat dilakukan oleh namuk betina dari tribus anopheles.
'asa inkubasi penakit malaria .
Plasmodium 'asa inkubasi (hari)
P. falciparum 5 H 1, (1%)
P.vivax 1% H 12 (1/)
P.ovale 10 H 14 (12)
P. malariae 14 H ,6 (%4)
Epidemiologi
8/17/2019 AIDA LBM 3 SGD 16.docx
23/37
Siklus Hidup Parasit Plasmodium
+da % ase :
1. Fase Estrinsi pada namuk +nopheles
secara se$ual ( sporogoni ; gametogoni )
%. Fase !ntrinsi pada manusia
ase aseksual
daur R= dalam darah ( ski7ogoni eritrosit )
daur dalam sel parenkim hati ( ski7ogoni eksoeritrosit )
Siklus Eksoeritrosit
Sporozoit dalam ludah nyamu Anopheles "etina pem"uluh darah #$%
menit&'(am) men*infesi hepatosit&hepatosit sporozoit "eru"ah "entu
men(adi sizon sizon pecah merozoit #yan* aan men*infesi eritrosit)
amun! P+ ovale dan P+ vivax setelah mengineksi hepatosit akan
berkembang men&adi
hipnozoit #fase dorman hin**a "ertahun&tahun,atunya)- "ila relaps : Hipnozoit pecah merozoit e aliran darah tida
difa*ositosis infesi eritrosit
Siklus Eritrosit
.erozoit dalam sirulasi darah merozoit men*infesi sel darah merah
#melalui reseptor permuaan eritrosit/) trofozoit cincin #parasit "eru"ah
men(adi "entu cincin) diferensiasi men(adi miro*ametosit dan
maro*ametosit) Trofozoit matan*
sizon muda
sizon matan*
merozoit men*infei eritrosit lain+
-aktu ang diperlukan dalam Ski7ogoni EritrositB aitu sebagai berikut :
P+ falciparum0 P+ vivax0 dan P+ ovale adalah ,4 &am dan pada P+ malariae adalah
2% &am. -aktu ang berbedabeda ini akan berdampak pada maniestasi klinik
spesik untuk tiap &enis "lasmodium.
Fase Seksual ; Sporogoni pada namuk +nopheles betina
8/17/2019 AIDA LBM 3 SGD 16.docx
24/37
1yamu men*isap darah yan* men*andun* maro*ametosit dan
miro*ametosit fertilisasi zi*ot ooinet #zi*ot motil) ooinet
menem"us lapisan epitel dan dindin* "asal lam"un* nyamu mem"entu
ooista men*eluaran sporozoit sporozoit mi*rasi e elen(ar ludah
nyamu sporozoit dapat men*infesi manusia+
Manifestasi linik
De&ala klasik T2!AS .A3A2!A0 aitu :
1. .en*i*il : 1/ 06 menit
%. emam : % 0 &amB suhuna sekitar 32!/ H ,6 o=! pada penderita hiper
parasitemia (J /K) suhu meningkat sampai J ,6 dera&at celsius
berlangsung
3. 5ererin*at : %, &am! timbul setelah demam ter&adi akibat gangguan
metabolisme.
"ada kasus :
1. !EMAM
'ekanisme :
ineksi Plasmodium 6melepaskan toksin malaria (D"I) maktivasi
makroag menskresikan IL 1 selM endotel hipotalamus sintesis
+s.arakhidonat pe sintesis "D! E% set point tubuh JJ #E'+'
"# SAIT EPALA $ HEA!A%HE &
'ekanisme :
ineksi Plasmodium 6melepaskan toksin malaria (D"I) maktivasi
makroag menskresikan IL 1% mengaktivasi sel 9h mensekresikan IL
3 maktivasi sel mast menskresikan "+F maktivasi aktor
?agemann sintesis bradikinin merangsang serabut sara (di otak)neri S+>I9 >E"+L+
8/17/2019 AIDA LBM 3 SGD 16.docx
25/37
+tau :
ineksi Plasmodium 6melepaskan toksin malaria (D"I) maktivasi
makroag N 9F O JJ menstimulasi selM otak msintesis C (itrit
oksida) S+>I9 >E"+L+
'# M(AL $ )A(SEA &
'ekanisme :
ineksi Plasmodium 6melepaskan toksin malaria (D"I) maktivasi
makroag menskresikan IL 1% mengaktivasi sel 9h mensekresikan IL
3 maktivasi sel mast menskresikan ?% pe sekresi +s. Lambung
+PSE+
*# A+!OMI)AL !IS%OM,ORT
rasa tidak naman pada saluran cerna (nausea) dan splenomegali
abdominal discomort.
Pemerisaan 7isi :
SPLE)OMEGALI
'ekanisme :
manusia digigit namuk +nopheles ♀ sporo7oit menu&u sel parenkim
hati! ter&adi ase aseksual # Sizo*oni Esoeritrosit ) ski7ont mero7oitke sel RES limpa diagositosis serta diltrasi limpa menghitam Q
mengeras karena timbunan pigmen E" dan åan ikat JJ
splenomegali
Pemerisaan 3a"oratorium
-# A)EMIA'ekanisme :
8/17/2019 AIDA LBM 3 SGD 16.docx
26/37
'anusia digigit namuk +nopheles ♀ sporo7oit ( setelah ,/ menit )
menu&u sel hati (sebagian kecil mati di darah) di sel parenkim hati
ter&adi ase aseksual # S8!9OO1! E8SOE2!T2OS!T ) mero7oit lolos
dari ltrasi Q agositosis di limpa ke sirkulasi darah menerang R=
terbentuk eritrosit parasit (E") memakan ?b ?b anemia
Atau :
'anusia→
digigit namuk +nopheles ♀→
sporo7oit ( setelah ,/ menit )
→
menu&u sel hati (sebagian kecil mati di darah)→
di sel parenkim hati
ter&adi ase aseksual # S8!9OO1! E8SOE2!T2OS!T )
→
mero7oit
→
lolos dari ltrasi Q agositosis di limpa→
ke sirkulasi darah→
menerang R=→
terbentuk eritrosit parasit (E")→
bereplikasi scr
aseksual # S8!9OO1! E2!T2OS!T )→
tropo7oit (stadium cincin)→
ski7on
( stadium mature )→
molekul adhesi pd permukaan knobna melekat
dgn molekul adhesi pd permukaan endotel vaskular→
di åan
mikrovaskular→
seuestrasi→
di gin&al→
mengalami kerusakan ungsi
→
produksi hormon erthropoetin tetrganggu→
?b →
anemia.
"# LE(OSITOSIS
'anusia digigit namuk +nopheles ♀ sporo7oit ( setelah ,/ menit )
menu&u sel hati (sebagian kecil mati di darah) di sel parenkim hati
ter&adi ase aseksual # S8!9OO1! E8SOE2!T2OS!T ) mero7oit lolos
dari ltrasi Q agositosis di limpa ke sirkulasi darah menerang R=
terbentuk eritrosit parasit (E") bereplikasi scr aseksual # S8!9OO1!
E2!T2OS!T ) tropo7oit (stadium cincin) ski7on ( stadium mature )
8/17/2019 AIDA LBM 3 SGD 16.docx
27/37
permukaanna menon&ol Q membentuk knob dgn ?R"1 ( ?istidin Rich
"rotein H 1 ) morogoni mengaktivasi makroag menskresikan 9F O
aktivasi leukosit ( mengerahkan dan mengaktivasi neutrol Q monosit)
leukosit JJ leukositosis
Patogenesis
8/17/2019 AIDA LBM 3 SGD 16.docx
28/37
8/17/2019 AIDA LBM 3 SGD 16.docx
29/37
Ian
"emeriksaan sik "emeriksaan laborator
'alaria
Digitan namuk +nopheles
Sporo7oit
?ipno7oit 'ero7oit
ski7on
S>ITCDCI E>SCERI9RCSI9 >e sel RES limpa
diagositosis serta diltrasi
>ronik! limpa menghitam! keras karena timbunan pi
Splenomegali
Lolos dari ltarsi dan agosit di limpa
9ropo7oit
Ski7on 'ero7oit
('erogoni)
Siklus eritrosit
+ktivasi makroage
'elepaskan toksin malaria VD"I
'ensekresikan 9F O! IL 1! IL 0! IL 1%
IL 1 ( (pirogen endogen)
Selsel endotel hipotalamus
+sam arakhidonat
"rostalglandin E%
"eningkatan set point tubuh
!EMAM
9F O
engaktivasi leukosit ('engerahkan dan mengaktivasi netrol dan monosit pada sel ang terineksi )
Leukosit JJ
leukositosis
IL 1%
IF W dan L9 (Limotoksin) IL 3
+ktivasi sel mast
?% "+F
"eningkatan sekresi asam lambung Sintesis bradi
nausea 'enstimulate serabut s
Abdominal dis/omforteri
Sakit kep
erang R='emakan ?b
?b
+nemia O
erangka onsep
8/17/2019 AIDA LBM 3 SGD 16.docx
30/37
8/17/2019 AIDA LBM 3 SGD 16.docx
31/37
!iagnosis
Pntuk menegakkan diagnosis dapat di tegakkan melalui :
X +namnesis :
"enderita dari bepergian ke daerah endemis malaria.
+dana rangkaian ge&ala: menggigil! demam tinggi! berkeringat banak!
ang bersiat serangan berulang (paroksismal).
+ir seni berarna merah seperti teh! neri kepala dan otot (terutama
otot punggung)! nasu makan menurun.
Fisik :
malaria tanpa komplikasi :
pucat0 anemia0 iterus0 hipotensi postural0 hepatome*ali0 splenome*ali
malaria dengan komplikasi :
an**uan esadaran dalam "er"a*ai dera(at 0 eadaan umum yan* lemah
#tida "isa dudu;"erdiri)0 e(an*&e(an*0 panas san*at tin**i0 mata atau
tu"uh unin*
X Laboratorium :
- +ir seni berarna merah! mengandung urobilinB
- +nemia hemolitik
!iagnosis +anding
8/17/2019 AIDA LBM 3 SGD 16.docx
32/37
Manifest
asi
kli
nis
Pen0akit
!ema
m
Sakit
kepal
a
)ause
a
Abdomin
al
dis/omfo
rt
Spleen
omega
li
Pete/1
ie
H
b2+%
Malaria 3 3 3 3 3 4 5 6
!# Tifoid Y Y Y Y Y 5 5
!+! Y Y Y Y Y; Y 5
7
6
5 7 6
Pemeriksaan penun8ang
+dapun pemeriksaan darah tepi ang dapat dilakukan:
1. "emeriksaan tetes darah untuk malaria
Pemerisaan mirosopi darah tepi untu menemuan adanya parasit
malaria san*at pentin* untu mene*aan dia*nosa+ "emeriksaan satu kali
dengan hasil negative tidak mengenampingkan diagnosa malaria. "emeriksaan
darah tepi tiga kali dan hasil negative maka diagnosa malaria dapat
dikesampingkan. +dapun pemeriksaan darah tepi dapat dilakukan melalui :
a. 9etesan preparat darah tebal.
'erupakan cara terbaik untuk menemukan parasit malaria karena tetesan
darah cukup banak dibandingkan preparat darah tipis.
Preparat dinyataan ne*ative "ila setelah diperisa
8/17/2019 AIDA LBM 3 SGD 16.docx
33/37
#igunakan untuk identikasi &enis plasmodium! bila dengan preparat
darah tebal sulit ditentukan. 5ila (umlah parasit > '%%+%%%;ul darah
menandaan infesi yan* "erat . Hitun* parasit pentin* untu menentuan
pro*nosa penderita malaria. "engecatan dilakukan dengan pearnaan
Diemsa! atau Leishmans! atau Fields dan &uga Romanosk.
%. 9es +ntigen : p test
Waitu mendeteksi antigen dari ".alciparum (?istidine Rich "rotein II).
#eteksi untuk antigen vivaks sudah beredar dipasaran aitu dengan metode
I=9. 9es se&enis dengan mendeteksi laktat dehidrogenase dari plasmodium
(pL#?) dengan cara immunochromatographic telah dipasarkan dengan nama
tes C"9I'+L. Cptimal dapat mendeteksi dari 6%66 parasit;ul darah dan dapat
membedakan apakah ineksi ".alciparum atau ".viva$. Tes ini searan*
dienal se"a*ai tes cepat #2apid test)+
3. 9es Serologi
9es ini berguna mendeteksi adana antibod specic terhadap malaria
atau pada keadaan dimana parasit sangat minimal. Tes ini uran* "ermanfaat
se"a*ai alat dia*nostic se"a" anti"ody "aru ter(adi setelah "e"erapa hari
parasitemia..
,. "emeriksaan "=R ("olmerase =hain Reaction)
"emeriksaan ini dianggap sangat peka dengan tekhnologi amplikasi #+!aktu dipakai cukup cepat dan sensitivitas maupun spesitasna tinggi.
8eun**ulan tes ini ,alaupun (umlah parasit san*at sediit dapat mem"erian
hasil positif .
8/17/2019 AIDA LBM 3 SGD 16.docx
34/37
Penatalaksaan
)enggunaan obat anti malaria tidak terbatas pada pengobatan kurattif saja, tetapi juga
termasuk:
". )engobatan pencegahan profilaksis! bertujuan mencegah terjadinya infeksi atau timbulnya
gejala klinis. )enyembuhan dapat diperoleh dengan pemberian terapi jenis ini pada infeksi
malaria oleh ).falciparum karena parasit ini tidak mempunyai fase ekso-eritrosit
$. )engobatan kuratif dapat dilakukan dengan obat malaria jenis ski/ontisid
3. "encegahan transmisi bermanaat untuk mencegah ineksi pada namuk atau
mempengaruhi sporogonik namuk. Cbat antimalaria ang dapat digunakan
seperti gametosid atau sporontosid.
Pengobatan
Monitoring
8/17/2019 AIDA LBM 3 SGD 16.docx
35/37
5 9ensi! nadi! suhu dan pernaasan setiap 36 menit.
5 "emeriksaan dera&at kesadaran dengan modikasi Dlasgo coma scale
(D=S) setiap 0 &am.
5 ?itung parasit setiap 1%%, &am.
5 ?b Q ?t setiap hari.
5 Dula darah setiap , &am.
5 "arameter lain sesuai indikasi ( misal : ureum! creatinin Q kalium darah
pada komplikasi gagal gin&al).
Pen/ega1an
1.9idur dengan kelambu sebaikna dengan kelambu impregnated (dicelup
pestisida : pemethrin atau deltamethrin)
%. 'enggunakan obat pembunuh namuk
3. 'encegah berada di alam bebas di mana namuk dapat mengigit atau
harus memakai proteksi (ba&u dengan lengan pan&ang! kaus;stoking).
amuk akan menggigit diantara &am 14.6660.66. amuk &arang pada
ketinggian di atas %666 m.
,. "enggunaan >emoprolaksis : ex+8lorouin
omplikasi
1. 'alaria serebral
%. +cidemia;asidosis
3. +nemia erat
,. Dagal gin&al akut
/. Dagal sirkulasi atau sok
0. "erdarahan spontan dari hidung! gusi! slauran cerna
2. >e&ang berulang lebih dari % kali;%, &am
4. 'akroskopik hemoglobinuri
Prognosis
8/17/2019 AIDA LBM 3 SGD 16.docx
36/37
5 "rognosis malaria berat tergantung kecepatan diagnosa dan ketepatan Q
kecepatan pengobatan!
8etepatan dia*nose dan penan*anan yan* "ai0 aan mem"ari nilai
pro*nosis yan* "ai
5 "ada malaria berat ang tidak ditanggulangi! maka mortalitas ang
dilaporkan pada anakanak 1/ K! deasa %6 K! dan pada kehamilan
meningkat sampai /6 K.
ompetensi !okter
'alaria Serebral :
'b. 'ampu membuat diagnosis klinik berdasarkan pemeriksaan sik dan
pemeriksaanpemeriksaan tambahan ang diminta oleh dokter
(misalna : pemeriksaan laboratorium sederhana atau ?&ray ). #okter
dapat memutuskan dan memberi terapi pendahuluan! serta meru&uk ke
spesialis ang relevan (kasus gaat darurat).
Ineksi 'alaria iasa :
*# 'ampu membuat diagnosis klinik berdasarkan pemeriksaan sik dan
pemeriksaanpemeriksaan tambahan ang diminta oleh dokter
(misalna : pemeriksaan laboratorium sederhana atau ?&ray ). #okter
dapat memutuskan dan mampu menangani problem itu secara mandiri
hingga tuntas.
Step , (mapping)
8/17/2019 AIDA LBM 3 SGD 16.docx
37/37