10
1 AGROFORESTRI UNTUK ADAPTASI DAN MITIGASI PERUBAHAN IKLIM (Agroforestry for Mitigating and Adapting Climate Change) Oleh / By : Tigor Butarbutar 1 1 Pusat Penelitian dan Pengembangan Perubahan Iklim dan Kebijakan, Jalan Gunung Batu No. 5, P.O. Box. 272, Bogor 16118. Telp. (0251) 8633944, Fax (0251) 8634924, e-mail : [email protected] Diterima sekretariat : 20 April 2011, siap cetak : 1 November 2011 Hilangnya tutupan lahan hutan karena konversi hutan untuk pemukiman, perkebunan, pertanian dan kebutuhan untuk pembangunan di sektor lain, telah menyebabkan perubahan pola cuaca/iklim di berbagai tempat. Perubahan iklim dapat diantisipasi dengan mitigasi dan adaptasi. Mitigasi berarti usaha- usaha pencegahan yang perlu dilakukan, sedangkan adaptasi merupakan kegiatan-kegiatan penyesuaian yang perlu dilakukan untuk dapat hidup dan bertahan dan meningkatkan ketahanan, kelenturan dan mengarah ke migrasi karena kondisi iklim yang berbeda. Agroforestri dapat memitigasi dan mengadaptasi perubahan iklim dengan alasan-alasan sebagai berikut: a) Pencampuran jenis pohon penghasil kayu, buah dan lain-lain, karena campuran jenis lebih baik dari tanaman murni; b) Pencampuran jenis yang didasarkan pada sifat toleransi ( dan ), sehingga akan memanfaatkan seluruh cahaya untuk fotosintesis; c) Pencampuran perbedaan umur; d) Pencampuran berdasarkan perbedaan waktu pemanenan; e) Penggabungan nilai ekonomi, sosial dan budaya sehingga perubahan vegetasi dapat berjalan seiring dengan perubahan sosial dan budaya secara berangsur yang dapat disesuaikan dengan perubahan iklim; dan f) Dapat digunakan sebagai model untuk memfasilitasi perubahan kelompok vegetasi menjadi kelompok yang baru (adaptasi), seperti teori perubahan vegetasi melalui perladangan berpindah-pindah yang teratur. Kata kunci: Agroforestri, perubahan iklim, mitigasi, adaptasi dan campuran jenis ABSTRACT The disappearing of forest land cover by conversion to plantation, settlement, agriculture and to fulfill the needs of other sectors has changed the climate pattern in some areas. The climate change can be addressed by mitigation and adaptation in forestry sector. Mitigation is related with the efforts to reduce the effect of climate change, meanwhile adaption is related to adjustment by the implementation of activities to increase resistance to insects, disease, and wildfire; increasing resilience for recovering after a disturbance; and assisting migration- facilitating the transition to the new condition by introducing better-adaptive species, expanding genetic diversity, encouraging species mixture and providing refugia. Mitigation and adaptation for climate change can be addressed by developing of agroforestry system based on several reasons such as : a) mixed species of tree, fruit, etc, as a mixed species better than pure plantation; b) species mixture based on tolerance characteristics (canopy and understory), so it will use the whole space of sun light for photosynthesis c) mixed-age stand; d) mixed-age harvesting; e) mixed of economy, social and cultural values, therefore the vegetation change will happen together with the social and cultural change gradually as adjusted to climate change and f) model for facilitation for the new group of vegetation, such as the changing vegetation by normal shifting cultivation. Keywords: Agroforestry, climate change ,mitigation, adaptation and mixed-species canopy understory ABSTRAK

AGROFORESTRI UNTUK ADAPTASI DAN MITIGASI … · tidak maksimal di masa mendatang. Tulisan ini bermaksud untuk menguraikan bahwa agroforestri dapat menjadi salah satu kegiatan alternatif

  • Upload
    donhi

  • View
    225

  • Download
    1

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: AGROFORESTRI UNTUK ADAPTASI DAN MITIGASI … · tidak maksimal di masa mendatang. Tulisan ini bermaksud untuk menguraikan bahwa agroforestri dapat menjadi salah satu kegiatan alternatif

1

AGROFORESTRI UNTUK ADAPTASI DAN MITIGASIPERUBAHAN IKLIM

(Agroforestry for Mitigating and Adapting Climate Change)

Oleh / By :Tigor Butarbutar1

1Pusat Penelitian dan Pengembangan Perubahan Iklim dan Kebijakan, Jalan Gunung Batu No. 5,P.O. Box. 272, Bogor 16118. Telp. (0251) 8633944, Fax (0251) 8634924, e-mail : [email protected]

Diterima sekretariat : 20 April 2011, siap cetak : 1 November 2011

Hilangnya tutupan lahan hutan karena konversi hutan untuk pemukiman, perkebunan, pertaniandan kebutuhan untuk pembangunan di sektor lain, telah menyebabkan perubahan pola cuaca/iklim diberbagai tempat. Perubahan iklim dapat diantisipasi dengan mitigasi dan adaptasi. Mitigasi berarti usaha-usaha pencegahan yang perlu dilakukan, sedangkan adaptasi merupakan kegiatan-kegiatan penyesuaianyang perlu dilakukan untuk dapat hidup dan bertahan dan meningkatkan ketahanan, kelenturan danmengarah ke migrasi karena kondisi iklim yang berbeda. Agroforestri dapat memitigasi dan mengadaptasiperubahan iklim dengan alasan-alasan sebagai berikut: a) Pencampuran jenis pohon penghasil kayu, buahdan lain-lain, karena campuran jenis lebih baik dari tanaman murni; b) Pencampuran jenis yangdidasarkan pada sifat toleransi ( dan ), sehingga akan memanfaatkan seluruh cahayauntuk fotosintesis; c) Pencampuran perbedaan umur; d) Pencampuran berdasarkan perbedaan waktupemanenan; e) Penggabungan nilai ekonomi, sosial dan budaya sehingga perubahan vegetasi dapatberjalan seiring dengan perubahan sosial dan budaya secara berangsur yang dapat disesuaikan denganperubahan iklim; dan f) Dapat digunakan sebagai model untuk memfasilitasi perubahan kelompokvegetasi menjadi kelompok yang baru (adaptasi), seperti teori perubahan vegetasi melalui perladanganberpindah-pindah yang teratur.

Kata kunci: Agroforestri, perubahan iklim, mitigasi, adaptasi dan campuran jenis

ABSTRACT

The disappearing of forest land cover by conversion to plantation, settlement, agriculture and to fulfill theneeds of other sectors has changed the climate pattern in some areas. The climate change can be addressed bymitigation and adaptation in forestry sector. Mitigation is related with the efforts to reduce the effect of climatechange, meanwhile adaption is related to adjustment by the implementation of activities to increase resistance toinsects, disease, and wildfire; increasing resilience for recovering after a disturbance; and assisting migration-facilitating the transition to the new condition by introducing better-adaptive species, expanding geneticdiversity, encouraging species mixture and providing refugia. Mitigation and adaptation for climate changecan be addressed by developing of agroforestry system based on several reasons such as : a) mixed species of tree,fruit, etc, as a mixed species better than pure plantation; b) species mixture based on tolerance characteristics(canopy and understory), so it will use the whole space of sun light for photosynthesis c) mixed-age stand; d)mixed-age harvesting; e) mixed of economy, social and cultural values, therefore the vegetation change willhappen together with the social and cultural change gradually as adjusted to climate change and f) model forfacilitation for the new group of vegetation, such as the changing vegetation by normal shifting cultivation.

Keywords: Agroforestry, climate change ,mitigation, adaptation and mixed-species

canopy understory

ABSTRAK

Page 2: AGROFORESTRI UNTUK ADAPTASI DAN MITIGASI … · tidak maksimal di masa mendatang. Tulisan ini bermaksud untuk menguraikan bahwa agroforestri dapat menjadi salah satu kegiatan alternatif

2

I. PENDAHULUAN

Dalam ” ” disebutkanbahwa untuk mengantisipasi akibat imple-mentasi dari kegiatan pengurangan emisi,masyarakat yang dirugikan baik secara sosialdan ekonomi dapat mengusulkan berbagaiprogram yang akan dinegoisasikan pada COP17 mendatang di Durban, Afrika Selatan.Berbagai permasalahan yang mungkinberbenturan dengan kepentingan sosial danekonomi masyarakat akibat penerapankegiatan-kegiatan pengurangan emisi, sepertidi sektor kehutanan dapat diantisipasi denganmengusulkan agroforestri sebagai kegiatandispensasi. Sebelumnya pada tahun 1992Konvensi Perubahan Iklim (

) ditandatangani, belum ada upayanyata pengurangan emisi gas rumah kacasebagai upaya dari aktivitas manusia.Kemudian pada(COP)-3 tahun 1997 di Kyoto dicetuskan suatuprotokol yang menawarkan

, yang memungkinkan negara-negara industri memenuhi kewajibanpengurangan emisi ( GHG)-nya) melalui kerjasama dengan negara lain baikberupa investasi dalam

maupun . Di bawahKyoto Protocol negara-negara industridiharuskan menurunkan emisi GRK minimal5% dari tingkat emisi tahun 1990, selama tahun2008-2012. Sampai saat ini, skema ini belummenunjukkan hasil dalam usaha penguranganemisi, baik di negara maju maupun di negaraberkembang. Kemudian pada tahun 2007proses negosiasi untuk memasukkandeforestasi sebagai bagian dari penguranganemisi muncul pada Konferensi Para PihakKonvensi Perubahan Iklim ke-13 (COP 13) diBali, sebagai bagian kelanjutan dari ProtokolKyoto. Rencana ini mengakui pentingnyahutan dalam mengatasi perubahan iklim dan

cancun agreement

United NationsFramework Convention on Climate Change-UNFCCC

Conference of the Parties

flexibilitymechanism

green houses gases

emission reductionproject carbon trading

besarnya potensi yang terkandung dalamskema

(REDD) yangkemudian diperluas menjadi REDD+ (yangberarti pengurangan emisi dari kegiatandeforestasi dan degradasi hutan, usahakonservasi, pengelolaan hutan lestari danpeningkatan stok karbon).

Sampai saat ini pemerintah Indonesia telahmelakukan berbagai aktivitas untuk kesiapanimplementasi REDD+ pada tahun 2012 baikyang bersifat teknis maupun kebijakan.Kegiatan yang bersifat teknis meliputipembangunan diberbagai wilayah. inimerupakan percontohan berbagai kegiatanyang dapat mengurangi emisi dari deforestasi,degradasi hutan, konservasi, manajemen hutanlestari dan peningkatan stok karbon. Berbagaikebijakan yang sudah diterbitkan pemerintahsaat ini adalah : (a) Peraturan MenteriKehutanan No.P/68/Menhut-II/2008 tentangPenyelenggaraanuntuk Pengurangan Emisis Karbon dariDeforestasi dan Degradasi Hutan; (b) Per-aturan Menteri Kehutanan No.P.36/Menhut-II/2009 tentang Tata Cara Perijinan UsahaPemanfaatan Penyerapan dan/atau Penyim-panan Karbon pada Hutan Produksi danHutan Lindung; (c) Peraturan MenteriKehutanan No.P.30/Menhut-II/2009 tentangTata Cara Pengurangan Emisi dari Deforestasidan Degradasi Hutan (REDD) dan (d)Instruksi Presiden Nomor 10 Tahun 2011Tentang Moratorium Pemberian Izin Kon-versi Hutan Primer dan Bergambut selama 2(dua) tahun (2011-2013).

Jika dilihat dari perkembangan yang terjadidari penerapan berbagai kebijakan di atas,berbagai benturan antara kepentingan pengu-rangan emisi, pembangunan ekonomi dankeberadaan masyarakat setempat (yang hidupdi sekitar hutan atau ) dapatmenyebabkan implementasi REDD+ menjadi

Reduct ion o f Emis s ion fromDeforestation and Degradation

Demonstration ActivitiesDemonstration Activities

Demonstration Activies

indigenous people

Jurnal Analisis Kebijakan KehutananVol. 9 No. 1, April 2012 : 1 - 10

Page 3: AGROFORESTRI UNTUK ADAPTASI DAN MITIGASI … · tidak maksimal di masa mendatang. Tulisan ini bermaksud untuk menguraikan bahwa agroforestri dapat menjadi salah satu kegiatan alternatif

tidak maksimal di masa mendatang. Tulisanini bermaksud untuk menguraikan bahwaagroforestri dapat menjadi salah satu kegiatanalternatif yang moderat untuk mengakomo-dasi berbagai benturan di atas. Selanjutnyaagroforestri ini dapat menjadi kegiatan yangdiusulkan untuk mendapatkan insentif dariimplementasi skema REDD+ setelah tahun2013.

Agroforestri adalah merupakan modelpengelolaan hutan yang bertujuan untukmeningkatkan produktifitas lahan berupa hasilhutan, hasil pertanian/peternakan/perikanansehingga masyarakat dapat memperoleh hasildalam jangka pendek, menengah dan jangkapanjang. Prinsip dalam agroforestri adalahkeseimbangan lingkungan, ekonomi dansosial. Zomer, Dawson,(2011) menyebutkan sekitar 56 juta pendudukdunia hidup dari sistem agroforestri. SedanganAcharya, Dawson, (2011)mengataan bahwa budidaya pohon dalamsistem agroforestri oleh masyarakat pedesaan,dapat mengonservasi ratusan jenis pohonsetempat (konservasi insitu) di lahan pertanian.

Apabila dilihat dari prinsip-prinsip di atas(peningkatan produktifitas lahan yang berbasislingkungan dan sosial), model agroforestridapat memitigasi dan mengadaptasi perubahaniklim dengan alasan-alasan sebagai berikut:a) Pencampuran jenis pohon penghasil kayu,buah dan lain-lain merupakan salah satu modeltanaman campuran, karena campuranbeberapa jenis lebih baik dari hanya satu jenis(dari segi pencegahan hama & penyakit danjumlah karbon yang diserap ) ; b) Pencampuranjenis yang didasarkan pada perbedaan sifattoleransi ( dan ), karena akanmemanfaatkan seluruh cahaya untuk foto-sintesa; c) Pencampuran tanaman dari berbagai

II. AGROFORESTRI

et al. dalam et al.

et al. dalam et al.

canopy understory

umur, yang dipanen adalah yang sudah siappanen (miskin riap atau tidak melakukanpenyerapan karbon yang tinggi lagi), sehinggamemberi kesempatan untuk tanaman denganumur relatif lebih muda untuk mendapatcahaya lebih banyak dan pada akhirnya akanmenyerap karbon lebih banyak, sehinggafungsi mitigasi dan adaptasi sekaligus dapatterjadi; d) Penggabungan nilai ekonomi, sosialdan budaya sehingga perubahan vegetasi dapatberjalan seiring dengan perubahan sosial danbudaya secara berangsur yang dapat disesuai-kan dengan perubahan iklim dan e) Dapatdigunakan sebagai model untuk memfasilitasiperubahan kelompok vegetasi menjadikelompok yang baru (adaptasi), seperti teoriperubahan vegetasi melalui perladangan ber-pindah-pindah yang teratur (Malmsheimer,2008). Selanjutnya beberapa keterkaitan modelagroforestry dapat memitigasi dan mengadap-tasi perubahan iklim sebagai berikut :Adaptasi dapat dilakukan melalui : a)peningkatan daya lentur ( ), karenaadanya pencampuran jenis yang mempunyaiketahanan yang berbeda terhadap temperatur,jika terjadi kenaikan suhu jenis-jenis yangtadinya dapat tumbuh pada temperatur yanglebih tinggi akan lebih , sedangkan jenislainnya akan menurun pertumbuhannnya,tetapi jumlah karbon yang diserap akan sama ;b) Peningkatan daya tahan ( ), jikaterjadi kenaikan suhu, secara total produk-tifitas atau daya serap sistem akan terhadapCO tidak akan terganggu karena adapenyesuaian-penyesuaian yang disebabkanoleh berbagai tanaman campuran yangmempunyai karakteristik fisiologi yang relatifberbeda dan c) Migrasi, berarti karena padabatas tertentu seluruh unsur atau jenis yangdalam sistem agroforestri tidak lagi toleranterhadap perubahan suhu yang ada, sehinggapada beberapa kasus unsur ekosistem tertentuatau jenis tertentu akan berpindah tempat ketempat yang lebih sesuai, hal ini akan dibantu

resilience

survive

recistency

2

3

Agroforestry untuk Adaptasi dan . . .Tigor Butarbutar

Page 4: AGROFORESTRI UNTUK ADAPTASI DAN MITIGASI … · tidak maksimal di masa mendatang. Tulisan ini bermaksud untuk menguraikan bahwa agroforestri dapat menjadi salah satu kegiatan alternatif

dengan proses alam, baik secara langsungmaupun tidak. Sebagai contoh jenis-jenis faunatertentu akan menyebarkan bahan tanamandari jenis-jenis yang tadinya toleran terhadapsuhu 25 C, karena kenaikan suhu jadi 30 C,jenis tersebut akan mencari tempat yang lebihtinggi (seperti beberapa jenis anggrek di kebunraya, berkurang jumlahnya dan di daerahPangrango jenis tersebut meningkat). Jenis-jenis pohon tropis yang tadinya hanya adadidaerah khatulistiwa maka pada suatu saatkarena terjadi pemanasan di khatulistiwa, jenisini secara gradual yang membentuk populasidigaris lintang yang lebih ke utara. Sebagaicontoh laporan terkini dari tim penelitiBritania Inggris hasil pengamatan selama 40(empat puluh) tahun terakhir pengaruhperubahan perubahan iklim (kenaikantemperatur) terhadap sekitar 2000 jenistumbuhan, hewan dan insekta didaerahkhatulistiwa mulai dari Amerika Utara danAmerika Selatan, Malaysia dan Eropa telahmenemukan bahwa pergerakan jenis-jenistersebut lebih cepat tiga kali dari yangdiperkirakan sebelumnya ke daerah yangaltitude lebih tinggi dan altitude yang lebihtinggi mencari tempat yang lebih dingin,selanjutnya disebutkan dalam satu dekadeterjadi pergerakan 17 km/10 tahun atau sekitar20 cm/jam dan juga pergerakan ke atas gunung1 m/tahun ( Science, 2011).

Agroforestri dapat berfungsi mitigasidengan membandingkan tapak yangsebelumnya tanpa vegetasi dengan agroforestriakan menyimpan karbon atau akan menyerapkarbon, sehingga efek GRK akan berkurang.Jika dibandingkan dengan vegetasi berhutan,akan berbeda, tetapi pencegahan disini tidakberarti pencegahan total, tetapi mengurangiemisi GRK dengan menyerap karbon yangada. Sistem agroforestri juga dapat berkon-tribusi terhadap perubahan iklim melaluiperbaikan iklim mikro dan pencapaianketahanan pangan (N'Klo, . 2011 ). Nair

0 0

et al et

al dalam et al

et al

dalam

et al. 2

crop lands

in situ

et al. et al. dalamet al.

N'Klo, . 2011) melaporkan studipenyerapan karbon di lima negara termasukMali ditemukan sitem agroforestri yangberbasis pohon menyimpan karbon yang lebihbanyak dalam lapisan tanah yang lebih dalampada keragaman jenis yang lebih tinggi dankerapatan pohon yang lebih tinggi.

Manajemen sistem agroforestri berpeluangpenting dalam menciptakan sinergi diantaraaksi mitigasi dan adaptasi (Verhot, . 2006).Areal yang cocok untuk agroforestri diper-kirakan mencapai 585 - 1215 juta hektardengan potensi teknis mitigasi 1,1 - 2,2 x 10gram C (Pg C) di ekosistem daratan untuk 50tahun kedepan (Albert dan Kandji, 2003IPPC, 2007). Agroforestri juga membantumenurunkan tekanan terhadap hutan alam danmendukung konservasi tanah dan memberi-kan jasa ekologis untuk peternakan (Mudiarso,

005 dalam IPPC, 2007). SelanjutnyaSanzech (2000) menyebutkan kegiatanagroforestri dapat menyerap tambahan karbon57 x10 gram (Mg C) per hektar (nilai ini 3 kalilebih tinggi dari pada lahan pertanian ataupadang rumput). Transformasi lahan pertanian( ) menjadi agroforestri diperkirakanakan menyimpan karbon tiga kali lebih tinggiselama 20 (dua puluh) tahun.

Budidaya pohon dengan model agrofores-tri mempunyai potensi untuk mengurangieksploitasi pohon dari hutan alam, kontribusiterhadap konservasi , mengurangideforestasi, mengurangi emisi GRK danmenangkap karbon di lahan pertanian(Jamnadas 2010 dan Nair 2009Dawson 2010).

Peran agroforestri terhadap adaptasi peru-bahan iklim dapat dilihat dari 3 (tiga) pen-

15

6

III. PERAN AGROFORESTRITERHADAP ADAPTASI

A. Peran Agroforestri

4

Jurnal Analisis Kebijakan KehutananVol. 9 No. 1, April 2012 : 1 - 10

Page 5: AGROFORESTRI UNTUK ADAPTASI DAN MITIGASI … · tidak maksimal di masa mendatang. Tulisan ini bermaksud untuk menguraikan bahwa agroforestri dapat menjadi salah satu kegiatan alternatif

dekatan, yaitu : 1) pemindahan/translokasigermaplasma ; 2) adaptasi genetik lokal dan 3)peran plastisitas jenis.

1. Translokasi germaplasma

2007 kecepatan migrasi jenis di hutan alamdaerah karena perubahan iklimantropogenik ditaksir lebih dari 1 (satu) kmper tahun atau 10 (sepuluh) kali kecepatanperubahan iklim secara alam. Migrasi inidibutuhkan pohon untuk mengadaptasiketidaksesuaian fisiologi dan untuk memper-tahankan/menyesuaikan dengan perubahantemperatur dan curah hujan pada tingkat taxa(Person, 2006 dalam Dawson 2011).

Cara mengadaptasi jenis-jenis pohon hutanatau kelompok jenis hutan cenderung akanbergerak ke arah belahan bumi utara dan naikke elevasi yang lebih tinggi. Pemanasan global( ) dapat menambah hutan

, dan hutan Dalamkonteks manajemen, sistem agroforestrimerupakan fasilitator translokasi (yang tidakterjadi di hutan alam). Fasilitasi ini termasukpengaruh manusia seperti dalam pengangkutanbibit dan biji, mikroorganisme seperti bakteripengikat nitrogen dan binatang/seranggapenyerbuk ( ). Beberapa hal yangperlu diperhatikan dalam translokasi germa-plasma adalah kesesuaian tempat tumbuh danvariasi jenis, pertukaran germaplasma antarnegara dan akses petani terhadap sumbergenetik yang cocok.

a. Kesesuaian tempat tumbuh dan variasi jenis

Weber dalam Dawson (2010)menyebutkan, berdasarkan pengujian yangdilakukan terhadap biji yang berasal dariberbagai pola curah curah terhadap pertum-buhan, direkomendasikan bahwa transfergermaplasma jenis harusnya terjadi satu arahdari daerah kering ke daerah yang lebih basah.Pertukaran seperti ini akan menghasilkan

temperate

et al.

global warmingmontane grassland arid.

pollinators

et al. et al.

pertumbuhan yang lebih baik di daerahasalnya.

b. Pertukaran germaplasma antar negara

Pertukaran germaplasma antar negarapenting untuk meningkatkan keaneka-ragaman masing-masing negara dan padaakhirnya akan meningkatkan daya tahanekosistem jika terjadi perubahan iklim, ataudengan kata lain pada suatu saat jenisgermaplasma tersebut akan dapat menyesuai-kan diri di negara lain atau lebih cocokditempat yang baru, karena di lokasi lama telahberubah pola iklimnya.

c. Akses petani terhadap sumber genetikyang cocok

Akses petani terhadap kebutuhan bibityang cocok, lebih baik dilakukan dengansistem yang tidak sentralistik dan atau lebihbaik dilakukan oleh pengumpul biji komersilyang informal dan selanjutnya didistribusikanmelalui petugas-petugas lokal.

2. Adaptasi genetik lokal

Adaptasi genetik lokal berarti mengem-bangkan suatu jenis tertentu dengan jumlahtertentu secara eksitu (di luar habitatnya).Jumlah populasi efektif (Ne) adalah ukuranpopulasi ideal dengan sifat-sifat genetik yangsama seperti yang diamati pada populasi dialam. Nilai Ne dari jenis tertentu merupakancerminan dari : a) jumlah individu dari spesiestententu dalam suatu komunitas di alam ataubuatan/tanaman; b) mempunyai level kera-gaman genetik yang tinggi; c) mempunyai” dari jenis dominan; d)menghasilkan biji yang banyak dan e) pollendan biji dapat menyebar jarak jauh, sehinggabisa terjadi penyerbukan jarak jauh. Adaptasiseperti di atas dapat dilakukan denganmempertahankan dan meningkatkan ukuranpopulasi efektif (Ne).

natural out crossing”

5

Agroforestry untuk Adaptasi dan . . .Tigor Butarbutar

Page 6: AGROFORESTRI UNTUK ADAPTASI DAN MITIGASI … · tidak maksimal di masa mendatang. Tulisan ini bermaksud untuk menguraikan bahwa agroforestri dapat menjadi salah satu kegiatan alternatif

3. Plastisitas jenis secara individual

Jenis pohon yang plastis adalah jenis yangpunya morfologi dan fisiologi yang fleksibeldan dapat tumbuh baik pada kondisi mininumtanpa perubahan genetik (Gienapp 2008

Dawson , 2011). Sebagai contoh,dan yang berasal

dari Amerika Tengah, jenis ini tumbuh lebihbaik dalam interval lingkungan yang lebih luasdibanding dengan persyaratan alamiahnya(van Zonneveld . 2009 Naver2010). Jenis lain adalah seperti dariAustralia, saat ini sudah dapat dibudidayakanpaling sedikit di 25 negara dengan kondisi yanglebih baik (Koskela , 2009 Naver

, 2010)Keanekaragaman jenis pohon lokal dan

eksotik dan tanaman pertanian dapat mem-perbaiki kelenturan ( ) sistem per-tanian terhadap perubahan lingkungan jikajenis tersebut mempunyai respon yangberbeda terhadap gangguan (Kind, . danSteffan Dewertz . Dawson, .(2011).

1. Agroforestri yang terkait dengan pemin-dahan germaplasma

Agroforestri seperti ini adalah merupakankoleksi jenis pohon dari hutan alam disekitarnya atau dari daerah lain (eksotik speciesyang berasal dari daerah yang lebih kering), dimana berbagai jenis pohon dapat dicampursesuai dengan komposisi di alam, dilapis keduadapat ditanam pohon penghasil buah dantanaman penghasil pangan atau rempah-rempah di lapisan ketiga.

2. Agroforestri yang terkait dengan adaptasilokal

Model ini, mempunyai titik berat untukmeningkatkan nilai Ne = ukuran populasi

et al.dalam et al.Pinus patula P.tecunumanii

et al dalam et al.Eucalyptus

et al. dalam etal. .

resilience

et alet al dalam et al

B. Agroforestri untuk Adaptasi

ideal/efektif dengan sifat genetik yang samadengan yang ada di lapangan. Model inimenitikberatkan pada penanaman jenis-jenispohon atau tanaman tertentu dengan tujuanjumlah ini sudah memenuhi syarat kesamaangenetik dengan ukuran populasi yang ada dialam. Contoh seperti ini dapat dilihat padabentang lahan dengan sekelompok pohonyang mempunyai jenis sama, kelompok inibisa menyebar secara terpisah dengan lainnyadengan jumlah anggota populasi yang relatifsama.

3. Agroforestri yang terkait dengan plastisitas

Model ini fokus pada budidaya jenis pohonyang dapat tumbuh pada berbagai kondisi yanglebih luas, atau mempunyai plastisitas yangtinggi, seperti dan

(Dawson, , 2011). Deskripsidari ketiga jenis tersebut dapat dilihat padauraian berikut.

adalah jenis asli dari Mexico ,dapat tumbuh pada Lintang Utara dari 24 - 18derajat dan pada altitude 1800-2700 m daripermukaan laut, tinggi mencapai 30 meter,tidak dapat bertahan pada suhu dibawah -10 Ctetapi kadang-kadang tahan dibawah ) 0 C,semi toleran kekeringan dengan curah hujanantara 750 mm-2000 mm, terutama di musimpanas. Dapat ditanam pada daerah yang lebihtinggi sampai 3500 m dpl di Ekuador dan jugadi daerah pantai di New South Wales, Australia(Wikipedia, the free ensiklopedia :

)tumbuh di daerah dataran

tinggi Chiapas dan Oaxaca sampai ke bagianutara Nicaragua (17° to 14° LU). Tumbuhdengan 2 (dua) populasi terpisah secara alam ,yang pertama pada ketinggian 1500-2900 mdan pada 500-1500 m dari permukaan laut.Jenis ini banyak dibudidayakan pada beberapawilayah sub tropis untuk industri kertas.Percobaan budidaya menunjukkan bahwayang bersumber dari ketinggian yang lebih

Pinus patula, P.tecunumaniiEucalyptus sp et al.

Pinus patula

Pinus tecumanii

o

o

http://en.wikipedia.org/wiki/Pinus_patula

6

Jurnal Analisis Kebijakan KehutananVol. 9 No. 1, April 2012 : 1 - 10

Page 7: AGROFORESTRI UNTUK ADAPTASI DAN MITIGASI … · tidak maksimal di masa mendatang. Tulisan ini bermaksud untuk menguraikan bahwa agroforestri dapat menjadi salah satu kegiatan alternatif

tinggi, lebih produktif dibandingkan denganyang berasal dari dataran rendah. Tumbuhbagus di Colombia, Venezuela, Brazil danAfrika Selatan (Wkipedia, the free ensiklo-pedia: http://en.wikipedia.org/wiki/Pinus_tecumanii)

adalah jenis pohon yangberbunga (dengan sedikit jenis yang berupaherba), termasuk Famili, . Anggotajenis ini didominasi dari flora Australia.Terdapat lebih dari 700 jenis , palingbanyak dari Australia, dan sejumlah kecilberasal dari sekitar New Guinea dan Indonesiadan satu jenis dari bagianselatan Philippines. Hanya 15 jenis dari luarAustralia dan hanya 9 (sembilan) jenis yang adadiluar Australia. Jenis telahdibudidayakan diseluruh areal tropis dan subtropis termasuk Amerika, Eropa, Afrika danMediteranian Basin, Timur Tengah, China dan

India (Wikipedia, the freeensiklopedia :

Maness (2009) mengemukakan terdapat 3(tiga) proses dimana pengelolaan hutan dapatmengurangi konsentrasi gas rumah kaca, yaitu:1) Strategi perlindungan stok (melalui kegiatankonservasi, penundaan panen, pencegahankebakaran dan pencegahan hama danpenyakit; b) Strategi penyerapan karbon(melalui kegiatan penanaman, peningkatanstok karbon, penggunaan kayu yang sudahdiawetkan) dan c) Strategi penggunaan energiyang dapat diperbaharui, melalui produksibiomassa yang dapat diperbaharui untukmenggantikan energi fosil.

.Eucalyptus spp.

Myrtaceae

Eucalyptus

Eucalyptus deglupta,

Eucalyptus

Subcontinenthttp://en.wikipedia.org/wiki/

Eucalyptus)

IV. AGROFORESTRI UNTUKMITIGASI

A. Peran Agroforestri Terhadap Mitigasi

Peran agroforestri dalam mitigasi dapatdilihat dari ketiga strategi di atas yaitu fungsiyang pertama sebagai penyerapan karbon,melalui penanaman campuran (jenis kayupertukangan, pakan ternak, buah-buahan danlain-lain). Kedua terhadap fungsi perlin-dungan stok terlihat pada pengurangan bahayakebakaran dan serangan hama penyakitdengan pencampuran berbagai jenis tanamandan yang ketiga terhadap fungsi pemanfaatanenergi yang dapat diperbaharui, dengantanaman jenis penghasil kayu bakar.

Dawson, (2011) merekomendasikanemisi karbon dapat dikurangi denganpenerapan agroforestri melalui campuran jenispohon penghasil kayu, pakan ternak danbuah-buahan. Kaiser (2000) menyebutkanbahwa kegiatan agroforestri dapat menambahpenyimpanan karbon lebih tinggi dibandingdengan lahan pertanian, lahan penggembalaan,hutan dan padang rumput masing-masingsebesar 390 , 125, 240, 170 dan 38 x10 gram Cper tahun (Tg C /tahun).

Oelbermann dan Voroney (2010) menye-butkan dalam penelitiannya bahwa sistemagroforestri di daerah tropis dan beriklimsedang menyimpan jumlah karbon dalamtanah lebih tinggi dibandingkan dengantanaman satu jenis. Peningkatan stok karbondalam tanah juga dapat dilakukan dengankegiatan-kegiatan manajemen lahan secaralestari seperti meminimalkan pengolahanlahan dan pemupukan kimia, penggunaanpupuk hijau, sisa tanaman, kompos, mulsa,tanaman penutup tanah dan pergilirantanaman (LaI, 2004 Oelbermann danVoroney (2010).

Naver, (2010) menyebutkan bahwapengurangan emisi karbon dapat dilakukandengan penerapan agroforestri pada areal/lanskap yang terdeforestasi dengan jenis pohonyang dicampur dengan jenis penaung, pohondengan daun pakan ternak dan buah-buahan.

et al

dalam

et al.

12

7

Agroforestry untuk Adaptasi dan . . .Tigor Butarbutar

Page 8: AGROFORESTRI UNTUK ADAPTASI DAN MITIGASI … · tidak maksimal di masa mendatang. Tulisan ini bermaksud untuk menguraikan bahwa agroforestri dapat menjadi salah satu kegiatan alternatif

B. Penerapan Agroforestri dalam Baselinedan Skenario Mitigasi

Navar, (2010) dalam penelitiannyamengemukakan bahwa pengurangan emisi gasrumah kaca dapat dilakukan melalui 3 (tiga)skenario sebagai berikut : 1) Menghentikan

et al.

Stok karbon ( )(Tg)

Carbon stock

Tahun ( )Year

Gambar 1. dan alternatif skenario stok karbon di hutan Tropis kering Morelos,Meksiko

.

Baseline

Figure 1 Baseline and alternative practices scenarios in carbon stock of tropical dry forests in thestate of Morelos, Mexico

Keterangan ( ) : -- -- -- = Tanpa perubahan penggunaan lahan ( );- - - - - = Kegiatan agroforestri di ¼ area deforestasi (

);....... Deforestasi tanpa pengolahan lahan

;

Remarks No landuse changeImplementation of agrosilviculture

in ¼ deforested area(Continuation of deforestation with zero

tillage practices). =

Pada Gambar 1 terlihat bahwa kegiatanagroforestri akan meningkatkan stok karbondi atas sejak tahun 2010 sampai dengan2050 yang relatif lebih tinggi dibandingkandengan kedua skenario lainnya (penghentianperubahan lahan hutan dan perubahan penu-tupan lahan hutan tanpa pengolahan hutan).

baseline

Pendekatan ini merupakan solusi yang lebihrealistik dibandingkan dengan pandanganpopuler yang akan menghemat hutan danmengintensifkan pertanian.

Stapleton (2011) menyebutkan bahwa pen-dekatan terpadu dalam pemanfaatan berbagaimultifungsi lahan dapat menggunakan lahanuntuk berbagai keperluan dalam pertanian,

8

Jurnal Analisis Kebijakan KehutananVol. 9 No. 1, April 2012 : 1 - 10

perubahan penggunaan lahan hutan; 2)Menerapkan praktek agroforestri di ¼ arealyang terdeforestasi dan 3) Deforestasi tetapterjadi dengan tanpa pengolahan lahan di lahanterdeforestasi. Selanjutnya dari ketigaskenario di atas dapat dilihat pada Gambar 1dibawah (Sumber : Naver, 2010).

baseline

et al.

10

8

7

4

3

2

1970 1980 1990 2000 2010 2020 2030 2040 2050

9

Page 9: AGROFORESTRI UNTUK ADAPTASI DAN MITIGASI … · tidak maksimal di masa mendatang. Tulisan ini bermaksud untuk menguraikan bahwa agroforestri dapat menjadi salah satu kegiatan alternatif

kehutanan dan fungsi lainnya dapat mengu-rangi emisi gas rumah kaca dan meningkatkanproduksi pangan. Verchot, (2007)menyebutkan sistem agroforestri mengan-dung karbon 50 Mg-75 Mg C dibandingkandengan tanaman pertanian < 10 Mg C perhektar. Perubahan tanaman pertanian ataupadang penggembalaan menjadi agroforestriakan meningkatkan stok C padadi atas tanah. Pilihan agroforestri sebagai alatadaptasi melalui model diversifikasi produkakan meningkatkan sistem kelestarian petanikecil. Hal yang paling dikhawatirkan dariperubahan iklim adalah pandangan petani kecilterhadap meningkatnya variasi curah hujandan temperatur. Sistem agroforestri yangberbasis pohon akan mempunyai keuntunganbaik pada tahun basah dan tahun kering,karena : i) perakaran yang dalam akan mampumenyerap air dan zat hara yang lebih besar halini akan membantu pada saat musim kering; ii)meningkatkan porositas tanah, mengurangialiran permukaan dan meningkatkan penu-tupan tanah yang akan meningkatkan infiltrasitanah dan retensi pada profil tanah akanmengurangi tekanan kelembaban selamatahun-tahun basah; iii) sistem yang berbasispohon mempunyai kecepatan evaporasi yanglebih tinggi dibandingkan dengan tanaman per-tanian atau areal penggembalaan dan dapatmempertahankan kondisi aerasi tanah denganpemompaan air berlebih dari profil tanah lebihcepat dibanding dengan sistem lainnya. Sistemagroforestri yang berbasis pohon akan meng-hasilkan produksi yang lebih tinggi dan baikdalam jumlah maupun nilai dibandingkandengan tanaman pertanian, sehingga bisamenjadi alternatif pendapatan dikaitkandengan variasi perubahan iklim ( .Ies.lbl.gov/iespubs/14verchot.pdf.).

Pendekatan ini merupakan solusi yanglebih realistis dibandingkan dengan pandanganpopuler yang akan menghemat hutan danmengintensifkan pertanian. Penggunaan lahansecara bersama untuk hutan dan pertanian

et al.,

pool biomass

http://www

akan mengurangi emisi gas rumah kaca danmeningkatkan produksi pangan lebih efektifdibandingkan dengan menghemat hutan danintensifikasi pertanian.

1. Agroforestri dapat dikembangkan untukmemitigasi dan mengadaptasi perubahaniklim dengan alasan-alasan sebagai berikut:a) Pencampuran jenis pohon penghasilkayu, buah dan lain-lain, merupakan salahsatu model tanaman campuran, karenacampuran jenis lebih baik dari tanamansejenis; b) Pencampuran jenis yangdidasarkan pada sifat toleransi ( dan

), akan memanfaatkan seluruhcahaya untuk fotosintesa; c) Pencampuranperbedaan umur; d) Penggabungan nilaiekonomi, sosial dan budaya sehinggaperubahan vegetasi dapat berjalan seiringdengan perubahan sosial dan budaya secaraberangsur yang dapat disesuaikan denganperubahan iklim dan e) Dapat digunakansebagai model untuk memfasilitasi peru-bahan kelompok vegetasi menjadikelompok yang baru (adaptasi), sepertiteori perubahan vegetasi melalui per-ladangan berpindah-pindah yang teratur.

2. Proses adaptasi dengan peningkatan dayatahan ( ), peningkatan daya lentur( ) dan mendorong/membantumigrasi ( ) jenis-jenis dapatdilakukan melalui pengembangan modelagroforestri.

3. Agroforestri dapat diusulkan sebagai kom-pensasi bagi masyarakat yang terkenadampak langsung atau tidak langsung darikegiatan-kegiatan implementasi pengu-rangan emisi gas rumah kaca.

4. Agroforestri dapat diajukan sebagai salahsatu alternatif mitigasi dan adaptasi untukmendapatkan insentif dalam mengatasiperubahan iklim.

V. KESIMPULAN DAN SARAN

canopyunderstory

resistancyresilience

migration

9

Agroforestry untuk Adaptasi dan . . .Tigor Butarbutar

Page 10: AGROFORESTRI UNTUK ADAPTASI DAN MITIGASI … · tidak maksimal di masa mendatang. Tulisan ini bermaksud untuk menguraikan bahwa agroforestri dapat menjadi salah satu kegiatan alternatif

DAFTAR PUSTAKA

Dawson, I.K; B. Vinceti; J.C. Weber; H.Neufeldt; J. Russel; A.G. Leengkek; A.Kalinganire; R. Kindt; J.P.B. Lilleso; J.Rhosetko and R. Jamnadas. 2010. Climatechange and tree genetic resourcesmanagement : Maintaining and Enhancingthe productivity and value of smallholdertropical agroforestry Landscapes. Areview. Agroforestry System (2011).Published online, 20 April 2010. Springer-Science Business Media 2010.

IPCC. Working Group Discussion : ClimateChange 2007 : Working Group III :Mitigation of Climate Change.

IPCC Fourth Assessment Report: ClimateChange.

Kaiser, J. 2000. Rift Over Biodiversity DividesEcologist. Science 289. p: 1282-1283.

Malmsheimer, RW; P. Hefferman; S. Brink; D.Crandall; F. Deneke; C. Galik; E. Gee; J.A.Helm; N. Mac Clure; M. Mortimer; S.Ruddell; M. Smith and J. Stewart. 2008.Forest Managemnent Solutions forMitigating Climate Change. Journal ofForestry Volume 106 Number 3. p:115-173. Society of Americans Foresters TaskForce Report. Grosvernor Lane, Bethesda,Maryland USA.

Maness, T.C. 2009. Forest Management andClimate Change Mitigation : Good PolicyRequires Careful Thought. Journal ofForestry April/May 2009 pp: 119-124.A Society of American Foresters.Grosvernor Lane, Bethesda, MarylandUSA.

Naver, J; J.A. Estrada-Salvador and E. Estrada-Castrillon, 2010. The effectof landusechange in the tropical dry forest ofMorales, Mexico on Carbon Stock andFluxes. Journal of Tropical Forest ScienceVolume 22 No 3, 2010. Pp. 295-307.Institut Perhutanan Malaysia.

N'Klo, Q.; D. Louppe and F. Bourge, 2011. IsAgroforestry a suitabel response to climatechange ? CIRAD.

Oelbermann, M. and R.P. Voroney, 2010. Anevaluation of the century model to predictsoil organic carbon : examples from CostaRica and Canada. Agroforestry System(Published online, 13 October 2010).Springer Science + Business Media B.V.2010.

Sanchez, P.A. 2000. Linking climate changeresearch with food security and povertyreduction in the tropics.

, Volume 82,Number 1, December 2000, pp. 371-383(13)

tapleton, P. 2011. Integrating agriculture andforestry in the landscape is key to REDDdiunduh tanggal 14 Juni 2011 jam 11.00) di

Science, 2011. Climate Change : Forcingplants, animals to higher elevation (http:www.ibtimes.com/art/serviceoleh ibtimes staff reporter tanggal 21 Agustus2011 jam 4.52 PM EDT ; diunduh tanggal23 Agustus 2011 jam 23 WIB).

UNFCCC. 2010. The Cancun Agreements :An Assesment by the Executive Secretaryof the United Nations FrameworkConvention on Climate Change. Key Stepsof the United Nations Climate ChangeConference.

Verchot, L.V., Meine Van Noordwij, SerigneKandji, Tom Tomich, Chin Ong, AlanAlbrecht, Jens Mackensen, CynthiaBantilan, V. Anupama and Cheryl Palm.2007. Climate Change : linking adaptationand mitigation through agroforestry. MitigAdapt Strat Glob Change (12) : 901-918.D01 10.1007/s11027-007-9105-6.(

.) Diunduh tanggal 14September 2011.

Agriculture,Ecosystems & Environment

Elsevier.

www.eurekalert.org/pub_releases/2011-06/wac-iaa060911.php.

Http://www.ies . lbl .gov/iespubs/14verchot.pdf

S

10

Jurnal Analisis Kebijakan KehutananVol. 9 No. 1, April 2012 : 1 - 10