26
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Tarekat adalah salah satu bentuk kelanjutan usaha para sufi terdahulu dalam menyebarluaskan tasawuf sesuai pemahamannya. Dalam ilmu tasawuf disebut thuruqas sufiyah. Secara umum tujuan tasawuf adalah mendekatkan diri kepada Allah melalui persucian jiwa. Ajaran tasawuf yang harus diamalkan dalam bimbingan seorang guru, itulah yang disebut Tarekat. Dengan kata lain dapat dirumuskan bahwa tasawuf adalah seperangkat ilmu mendekatkan diri kepada Allah. Sedangkan tarekat adalah suatu sistem untuk mendekatkan diri kepada Allah yang salah satu unsur pokoknya adalah ilmu tasawuf. 1.2. Rumusan Masalah Pada makalah dijelaskan mengenai Asal Usul Tarekat (awal mula terbentuknya tarekat), Pengertian Tarekat (menurut bahasa serta pengertian dalam ilmu tasawuf), Tujuan Tarekat, Tarekat yang berkembang di Indonesia, Tokoh-Tokoh Tarekat, dan Konsep-konsep ajaran tarekat. Selanjutnya juga menyertakan hadits dan beberapa Ayat Al-qur’an yang menjadi landasan tarekat. 1.3. Tujuan Tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk menyelesaikan tugas mata kuliah Akhlak mengenai Tarekat, sekaligus untuk memperluas wawasan penyusun serta 1

Agama 4 Tarekat

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Agama 4 Tarekat

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Tarekat adalah salah satu bentuk kelanjutan usaha para sufi terdahulu dalam

menyebarluaskan tasawuf sesuai pemahamannya. Dalam ilmu tasawuf disebut

thuruqas sufiyah. Secara umum tujuan tasawuf adalah mendekatkan diri kepada

Allah melalui persucian jiwa. Ajaran tasawuf yang harus diamalkan dalam

bimbingan seorang guru, itulah yang disebut Tarekat. Dengan kata lain dapat

dirumuskan bahwa tasawuf adalah seperangkat ilmu mendekatkan diri kepada

Allah. Sedangkan tarekat adalah suatu sistem untuk mendekatkan diri kepada Allah

yang salah satu unsur pokoknya adalah ilmu tasawuf.

1.2. Rumusan Masalah

Pada makalah dijelaskan mengenai Asal Usul Tarekat (awal mula

terbentuknya tarekat), Pengertian Tarekat (menurut bahasa serta pengertian dalam

ilmu tasawuf), Tujuan Tarekat, Tarekat yang berkembang di Indonesia, Tokoh-

Tokoh Tarekat, dan Konsep-konsep ajaran tarekat. Selanjutnya juga menyertakan

hadits dan beberapa Ayat Al-qur’an yang menjadi landasan tarekat.

1.3. Tujuan

Tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk menyelesaikan tugas mata

kuliah Akhlak mengenai Tarekat, sekaligus untuk memperluas wawasan penyusun

serta pembaca khususnya mengenai Tarekat. Semoga dengan diselesaikannya

makalah ini dapat bermanfaat kepada para pembaca untuk menambah pengetahuan

agar bisa diamalkan dalam kehidupan sehari-hari, serta menambah semangat umat

muslim untuk selalu mengeksplorasi serta meningkatkan ilmu pengetahuan

mengenai Akhlak.

1

Page 2: Agama 4 Tarekat

BAB II

ISI

2.1 Definisi Tarekat

Tarekat berasal dari bahasa Arab “tharikah” jamaknya “taraiq” secara

etimologis berarti (1) jalan, cara (al-kaifiyah), (2) metode, sistem (al-uslub), (3)

mazhab, aliran, haluan (al-mazhab), (4) keadaan (al-halal), (5) pohon kurma yang

tinggi (an-nakhlah aththawillah), (6) tiang tempat berteduh, tongkat payung (amud

al-mizallah), (7) yang mulia, terkemuka dari kaum (syarif al-qaum) dan (8)

goresan/garis pada sesuatu (al-khathth fi asy-syay).1

Tarekat adalah jalan yang ditempuh para sufi dan dapat digambarkan sebagai

jalan yang berpangkal dari syariat. Sebab jalan utama disebut syar’, sedangkan

anak jalan disebut thariq, kata turunan ini menunnjukan bahwa menurut anggapan

para sufi, pendidikan mistik merupakan cabang dari jalan utama yang terdiri dari

hukum illahi, tempat berpijak bagi setiap muslim. Tak mungkin ada anak jalan

tanpa ada jalan utama tempat berpangkal, pengalam mistik tak mungkin di peroleh

bila perintah syariat yang mengikat itu tidak ditaati terlebih dahuulu dengan

seksama.2 Dengan kata lain tarekat adalah perjalanan seorang salik (pengikut

tarekat) menuju Tuhan dengan cara mensucikan diri atau perjalanan yang harus

ditempuh oleh seseorang untuk mendekatkan diri sedekat mungkin kepada Tuhan.3

Mengenai pengertian diatas Asy-Syekh Muhammad Amin Al-Kurdiy

mengemukakan tiga macam definisi, “Tarekat adalah mengamalkan syariat,

melaksanakan bebab ibadah (dengan tekun) dan menjauhkan diri dari sikap

mempermudah ibadah yang sebenarnya memang tidak boleh dipermudah.

Sementara itu Harun Nasution, menyatakan bahwa tarekat berasal dari kata

tariqah yaitu jalan yang harus ditempuh oleh seorang calon sufi dalam tujuannya

berada sedekat mungkin dengan Allah. Thariqh kemudian mengandung arti

1Luis Makluf.1896.Al-Munjid fi Al-Lughat wa Al-Alam. Beirut: Dar A-Masyrik..hlm.465 2 Annemarie Schimel, 1975. Dimensi Mistik dalam Islam. Ter Supadri Djoko Darmono, dkk, dari Mystical Dimension Of Islam. Jakarta : Pustaka Firdaus3 Ensiklopedia Islam Jilid 5. hlm.66

2

Page 3: Agama 4 Tarekat

organisasi (tarekat). Tiap tarekat mempunyai syekh, upacara ritual, dan bentuk

dzikir masing-masing.4

Sejalan dengan ini maka Martin Van Bruinessen menyatakan istilah tarekat ,

paling tidak dipakai untuk dua hal yang secara konseptual berbeda. Makananya

yang asli merupakan paduan yang khas dari doktrin, metode, dan ritual. Akan

tetapi, istilah ini pun sering dipakai untuk mengacu pada organisasi yang

menyatukan pengikut-pengikut jalan tertentu. Di timur tengah istilah ta’ifah

terkadang lebih disukai untuk organisasi sehingga lebih mudah membedakan antara

yang satu dengan yang lain. Akan tetapi di indonesia kata tarekat mengacu pada

keduanya.5

L.Massignon, salah seorang peneliti tasawuf di berapa negara muslim,

berkesimpulan bahwa istilah tarekat mempunyai dua pengertian:

pertama, tarekat merupakan pendidikan kerohanian yang sering dilakukan

oleh orang-orang yang menempuh kehidupan tasawuf untuk mencapai suatu

tingkatan kerohanian, yang disebut al-maqamat dan al- akhwal. Pengertian ini

menonjol sekitar abad ke-9 dan ke-10 Masehi.

Kedua, tarekat merupakan perkumpulan yang didirikan menurut aturan yang

telah dibuat oleh seorang syekh yang menganut suatu aliran tertentu. Dalam

perkumpulan itulah seorang syekh yang menganut suatu tarekat yang dianutnya,

lalu mengamalkan aliran aliran tersebut bersama dengan murid-muridnya,

pengertian dan definisi ini menonjol ketika abad ke-9 Masehi.

Dengan demikian tarekat memiliki dua pengertian, pertama tarekat berarti

metode pemberian bimbingan spiritual kepada individu dalam mengarahkan

kehidupannya menuju kedekatan diri dengan Tuhan. Kedua, tarekat sebagai

persaudaraan kaum sufi (sufi brotherhood) yang ditandai dengan adanya lembaga

formal, seperti zawiyah, ribatah, ataukhanaqah.

4Harun Nasution. Islam ditinjau dari berbagia speknya. Jilid II,UI Press: Jakarta5 Martin Van Bruinessen,  1994. Tarekat Naqsabandiyah di Indonesia, Mizan : Bandung.

3

Page 4: Agama 4 Tarekat

2.2 Asal Usul Tarekat

Pada mulanya Tarekat yang berkembang di masyarakat itu belum ada dalam

agama Islam, akan tetapi untuk memasuki dunia sufi dan tasawuf yaitu memerlukan

suatu cara atau jalan untuk dapat mencapai tujuan utama yang ingin dicapai oleh

seseorang dalam lapangan tasawuf.

Hasil pengaaman dari seorang sufi yang diikuti oleh para murid ari gurunya

merupakan dasar dari rumusan Tarekat yang menjurus juga pada tujuan untuk lebih

mendekatkan diri kepad Allah. Dalam perkembangannya digunakan sebagai nama

kelompok mereka yang menjadi pengikut bagi seorang Syekh yang mempunyai

pengalaman tertentu bagaimana cara mendekatkan diri kepada Allah dan cara

memberikan tuntunan kepada para muridnya.

Pada pemberian nama pada suatu kelompok Tarekat dan suatu ajaran tertentu

dan dalam cara member latihan selalu dinisbahkan kepada nama dari seorang Syekh

yang di anggap mempunyai otoritas tertentu dan berpengalaman khusus.

Selanjutnya dalam hubungan murid dengan gurunya pada umumnya kelompaok

terekat menamai gurunya sebagai muisyid atau syekh. Wakil nya dipanggil dengan

khalifah, dan sejumlah murid nya disebut Khalid.

Sedangakan tempat latihan disebut ribath atau zawiyah atau taqiyah dan

dalam bahasa Persia disebut khahaqah, selanjutnya pada setiap tarikat syekh itu

sangat kuat hubungannya dengan muridnya, dimana mereka harus memiliki syarat-

syarat sebagai berikut :

1. Mempelajari ilmu pengetahuan yang berkaitan dengan syariat

2. Mengamati dan berusaha semaksimal mungkin untuk mengikuti jejak dan

melaksanakan perintah guru.

3. Tidak mencari-cari keinginan dalam beramal agar tercapai kesempurnaan yang

hakiki

4. Berbuat dan mengisi waktu seefisien mungkin dan dengan segalawirid dan do’a

guna permantapan serta mengkhususkan dalam mencapai maqmat yang lebiih

tinggi

5. Mengekang hawa nafsu agar terhindar dari kesalahan yang dapat menodai amal.

4

Page 5: Agama 4 Tarekat

Dari syarat-syarat diatas dapat dilihat bahwa tujuan yang sebenarnya dari

tarikat adalah agar para pengikut yang tergabung didalamnya dapat berada sedekat

mungkin dengan kepada Tuhan sesuai dengan bimbingan dari guru, oleh karena itu

harus diikuti pula pokok ajarannya, antara lalin :

1. Zikir, yaitu selalu mengingat kepada Allah. Berfungsi sebagai kontrol diri.

2. Ratib, yaitu mengucapkan tahlil dengan bilangan, gaya, gerak, dan irama

tertentu.

3. Muzik, yaitu dalam membacakan wirid-wirid dan syair-syair tertentu diiringi

oleh bunyi-bunyian seperti memukul rebana.

4. Menari yaitu gerak yang dilakukan untuk mengiringi wiris-wirid dan bacaan

tertentu untuk menimbulkan kekhidmatan.

5. Bernafas yaitu mengatur cara bernafas saat melakukan zikir.

Setiap tokoh sufi yang mengembangkan ajarannya sesuai dengan tuntunan dan

metode pengajaran yang disampaikannya, maka semakin hari terikat tersebut

berkembang terus sesuai dengan jumlah mereka yang sampai derajat khalifah.

Tarikat yang terkenal dan keunggulan masing-masing tokohnya antara lain :

1. Baha ad-Din Al-Magsyabandi, pendiri tarekat Magsyabandiyah ini terkenal

dengan keahliannya melukis, hakikat kehidupan dan terlempar dalam lautan

kesatuan “fana dan baqa”.

2. Abd. Al-Qadir Al-Jailani, pendiri tarekat qadriyah terkenal dengan kekuatan

ma’rifah dan kekuatan membantu kepada me’rifah imbad.

3. Abu Al-Hasan Al-Sazili pendiri tarekat saziliyah terkenal dengan kekuatan ilmu

dan wirid-wiridnya.

4. Ahmad Al-Rivai pendiri tarekat Rafaiyah terkenal dengan keramat-keramat dan

ketinggian fatwanya.

5. Ahmad Al-Badawi pendiri tarekat Bandawiyah terkenal dengan sifat penyayang

dan lemah lembutya.

6. Ibrahim Al-Dasuqi pendiri trekat dasuqiyah terkenal dengan sifat pemurah dan

penyayang.

7. Syekh Al-Akbar pendiri tarekat Akbariyah terkenal dengan kearifan dan

kebijaksanaannya.

8. Jala Al-Rumi seorang sufi terkenal dengan sifat-sifat cinta dan kerinduannya.

5

Page 6: Agama 4 Tarekat

Selanjutnya dalam setiap tarekat ad alia dasar ajaran yang harus dimiliki

penganutnya, yaitu :

1. Menuntut ilmu untuk menegakkan perintah

2. Cinta kepada syekh dan persaudaraan untuk mendapatkan penglihatan yang

tajam.

3. Meninggalkan rukhsan dan takwil untuk memelihara keutamaan.

4. Mengisi waktu dengan wirid-wirid untuk selalu menghadirkan Tuhan dlam hati.

5. Mencurigai diri dari segala sesuatu agar dapat keluar dari hawa nafsu.

Disamping itu setiap tarekat mengharuskan memilih murid-murinya memiliki 5

syarat pula yaitu :

1. Perasaan yang tajam.

2. Ilmu yang betul.

3. Cita-cita yang tinggi.

4. Kepribadian yang disenangi.

5. Mempunyai pendangan yang menyelamatkan.

Adab yang harus dimiliki oleh murid-murid ada 5, yaitu :

1. Mengikuti setiap perintah syekh meskipun bertentangan dengan pendapatnya.

2. Menjauhi larangan syekh meskipun disenanginya.

3. Manjaga kehormatan syekh baik dihadapan maupun dibelakang syekh diwaktu

hidup atau sesudah matinya.

4. Menegakkan hak-hak sedapat mungkin dengan tidak bersia-sia.

5. Mengenyampingkan akalnya, ilmunya dan kepemimpinannya kecuali dalm

halhal yang sesuai dengan perintah syekhnya.

Al-Junaid membatasi tingkah laku ahlu ma’rifat kedalam 4 perkara, yaitu :

1. Ahli ma’rifat mengenal Tuhan sebagaiantara manusia dan tuhan tidak ada

perantara dengan demikian seolah-olah dia mampu berkomunikasi langsung.

2. Semua dasar dari tuntutan hidup adalah berdasarkan ajaran Rasulullah dan

berusaha meningkatkan akhlak yang hina dan rendah.

3. Menyerahkan hawa nafsu emosional menurut kehendak tuhan yang dijiskan

dalam Alquran.

4. Manusia dan semua yang ada di muka bumi adalah milik Allah semata dan

kepadaNya lah semua akan kembali.

6

Page 7: Agama 4 Tarekat

Demikian pokok-pokok ajaran yang dimiliki oleh setiap tarekat, disamping itu

terdapat pua pokok-pokok ajaran secara khusus pada masing-masing tarekat untuk

membedakan antara tarikat yang satu dengan yang lain. Tarikat mempunyai

hubungan yang substansial dan fungsional dengan tasawuf, tarikat pada mulanya

berarti tata cara untuk mendekatkan diri kepada Allah dan digunakan unutuk

kelompok yang mengikuti seorang syekh.

Kelompok ini kemudian menjadi lembaga-lembaga yang mengumpul dan

mengikat sejumlah pengikut dengan aturan-aturan sebagaimana disebutkan di atas.

Dengan kata lain, tarikat adalah tasawuf yang melembaga. Dengan demikian

tasawuf adalah usaha mendekatkan diri kepada Allah. Dilihat dari sisi historis nya,

kapan dan tarikat mana yang mula-mula timbul sebagi lembaga, sulit diketahui

karena tiadanya artifak sejaraha yang jelas.

Pada umumnya tarikat yang berkembang di Persia menganut paham tasawuf

Abu Yazid yang lahir di Taifun, Persia. Namun perkembangan nyata keberadaan

tarikat adalah sekitar abad ke-XII di dua daerah basis yaitu di Khurasan atau Persia

dan Mesopotamia atau Irak. Tarikat yang bermunculan di daerah Khurasan

menganut paham Abu Yazid, sedangkan tarikat yang berkembang di Mesopotamia

berakar kepada tasawuf Junaid Al-Baqdadi.

Dalam perkembangan selanjutnya, tarikat ini menyebar ke Turki, India dan

Indonesia dengan nama baru sesuai dengan pendirinya di kawasan setempat. Di

Indonesia, tarikat yang mempunyai cabang dari Naqsyabandyah antara lain tarikat

Khalidiyah, Muradiyah, Mujaddiyah, Ahsaniyah, dll.

2.3 Tujuan Tarekat

Tarekat adalah jalan atau petunjuk dalam melakukan sesutu ibadah sesuai

dengan agarna yang dicontohkan oleh Nabi Muhammad SAW, dan dikerjakan oleh

sahabat-sahabatnya, tabiin secara berantai sampai pada masa kita ini.

Lebih khusus lagi tarekat dikalangan sufiyah berarti sistem dalam rangka

mengadakan latihan jiwa, membersihkan diri dari sifat-sifat tercela dan mengisinya

dengan sifat-sifat yang terpuji dan memperbanyak dikir dengan penuh ikhlas

semata-mata untuk mengharapkan bertemu dengan dan bersatu secara ruhiyah

dengan tuhan.6  Jalan dalam tarekat itu antara lain terus-menerus berada dalam zikir

6 Mustafa Zahri, 1995. Kunci memahai Ilmu Tasawuf, Bina Ilmu : Jakarta. Hlm 57

7

Page 8: Agama 4 Tarekat

atau ingat terus kepada Tuhan, Dan terus-menerus menghindarkan diri dari sesuatu

yang melupakan Tuhan.

Harun nasution mengatakan tarekat ialah jalan yang harus di tempuh oleh

seorang sufi dalam tujuan berada sedekat mungkin dengan tuhan.7 Hamka

mengatakan bahwa diantara makhluk dan khalik itu ada perjalan hidup yang harus

ditempuh, inilah yang kita katakan tarekat.8

Dengan memperhatikan berbagai pendapat tersebut diatas, kiranya dapat

diketahui bahwa yang dimaksud dengan tarekat adalah jalan yang bersifat spiritual

bagi seorang sufi yang didalamnya berisi amalan ibadah dan lainnya bertemakan

menyebut nama Allah dan sifat-sifatnya disertai penghayatan yang mendalam.

Amalan dalam tarekat ini ditujukan untuk memperoleh hubungan sedekat mungkin

(secara rohaniah) dengan Tuhan.

2.4 Tarekat Di Indonesia

Sebagai bentuk tasawuf yang melembaga, tarekat ini merupakan kelanjutan

dari pengikut-pengikut Sufi yang terdahulu, perubahan tasawuf ke dalam tarekat

sebagai lembaga dapat dilihat dari keseorangannya yang kemudian berkembang

menjadi tarekat yang lengkap dengan symbol-simbol dan unsurnya sebagaimana

disebutkan diatas.

Dari beberapa aliran Tarekat terdapat sekurang-kurangnya tujuh aliran

Tarekat yang berkembang di Indonesia, Yaitu Tarekat Qadriyah, Rifaiyah,

Naqsyabandiyah, Sammaniyah, Khalwatiyh, Al-Hadad, dan Tarekat Khalidiyah.

Tarekat Qadriyah didirikan oleh syaikh Abdul Qadir Jaelani (1077-1166) dan ia

sering disebut Al-Jilli, Tarekat ini banyak tersebar di daerah timur, tiongkok,

sampai ke pulau Jawa. Pengaruh Tarekat ini cukup banyak meresap di hati

masyarakat yang dituturkan lewat bacaan manaqib pada acara-acara tertentu.

Naskah asli manaqib ditulis dalam bahasa arab, berisi riwayat hidup dan

pengalaman Sufi Abdul Qadir Jaelani sebanyak 40 episode. Manaqib ini dibaca

dengan tujuan agar mendapatkan berkah dengan sebab keramatnya. Selanjutnya

Tarekat Rifa’iyah didirikan oleh Syekh Rifa’i. Nama lengkapnya adalah Ahmad bin

Abbas. Meninggal di Umn Abidah pada tanggal 22 jumaidil awal tahun 578 H,

7 Harun Nasution, 1963. Falsafah dan Mitisisme dalam Islam, Bulan Bintang : Jakarta8 Hamka, 1984. Tasawuf perkembangan  dan Pemurniannya, Pustaka Panjimas : Jakarta. hlm. 104.

8

Page 9: Agama 4 Tarekat

bertepatan pada tanggal 23 September tahun 1106 M. Dan ada pula yang

mengatakan bahwa Ia meninggal pada bulan rajab tahun 512 H, bertepatan dengan

bulan November tahun 1118 M, di Qaryah Hasan, Tarekat ini banyak tersebar di

daerah Aceh, Jawa, Sumatera Barat, Sulawesi dan daerah lainnya. Ciri tarekat ini

adalah penggunaan tabuhan rebana dalam wiridnya, yang diikuti dengan tarian dan

permainan debus, yaitu menikam diri dengan sepotong senjata tajam yang diiringi

zikir-zikir tertentu, permainan debus ini berkembang pula di daerah Sunda

khususnya Banten, Jawa Barat.

Adapun Tarekat Naqsyabandi didirikan oleh Muhammad bin Bahauddin Al-

Uwaisi Al-Bukhari (727-791). Ia bisa disebut Naqsyabandi di ambil dari kata

Naqsyabandi yang berarti lukisan, karena is ahli dalam memberikan lukisan

kehidupan yang gaib-gaib. Tarekat ini banyak tersebar di Sumatera Barat, tepatnya

di daerah Minangkabau, Tarekat ini banyak dibawa oleh Syekh Ismai Al-Khalidi

Al-Kurdi, sehingga dikenal dengan sebutan tarekat Naqsyabandiyah Al-Khalidiyah.

Amalan Tarekat ini tidak banyak dijelaskan cirri-cirinya. Selanjutnya Tarekat

Samaniyah didirikan oleh Syekh Saman yang meninggal dalam tahun 1720 di

Madina. Tarekat ini banyak tersebar luas di Aceh dan Mempunyai pengaruh yang

dalam di daerah ini, juga di Palembang dan daerah lainnya di Sumatera.

Di Jakarta Tarekat ini juga sangat besar pengaruhnya, terutama di daerah

pinggiran kota. Di daerah Palembang orang banyak yang membaca riwayat Syekh

Saman sebagai tawasul untuk mendapatkan berkah. Ciri tarekat ini zikirnya dengan

suara keras dan melengking, khususnya ketika mengucapkan lafadz Lailaha Illallah,

juga terkenal dengan nama ratib saman yang hanya mempergunakan kata “hu” yang

artinya dia Allah, Syekh Saman ini juga mengajarkan agar mencintai dunia,

menukar akal basyariyah dengan akal robaniyah, beriman hanya kepada Allah

dengan tujuan tulus Ikhlas.

Selanjutnya tarekat Khalwatiyah didirikan oleh Zahiruddin (w. 1397 M) di

khurasan dan merupakan cabang dari tarekat Suhrawardi yang didirikan oleh Abdul

Qadir Suhrawardi yang meninggal tahun 1167 M, Tarekat khalwatiyah ini mula-

mula tersiar di Banten oleh Syekh Yusuf Al-Khalwalti Al-Makasari pada masa

pemerintahan Sultan Ageng Tirtayasa.

9

Page 10: Agama 4 Tarekat

Tarekat ini banyak pengikutnya di Indonesia, dimungkinkan karena suluk dari

tarekat ini sangat sederhana dalam pelaksanaannya. Untuk membawa jiwa dari

tingkat yang rendah ke tingkat yang lebih tinggi melalui tujuh tingkat, yaitu

peningkatan dari nafsu amarah, lawwamah, mulhammah, muthmainnah, radhiyah,

mardiyah, dan nafsu kailah. Adapun tarekat Al-Haddad didirikan oleh Sayyid

Abdullah bin Alwi bin Muhammad Al-Haddad. Ia lahir di Tarim, sebuah kota yang

terletak di Hadramaut pada malam senin, 5 safar tahun 1044 H. Ia pencipta Ratib

Haddad dan ia dianggap sebagai salah seorang Wali Qutub dan Arifin dalam ilmu

Tasawuf. Ia banyak mengarang kitab-kitab dalam ilmu tasawuf, di antaranya kitab

yang berjudul Nashaihud Diniyah (Nasehat-Nasehat Agama). Dan Al-Mu’awanah

fi suluk Thariq Akhirah (pendukung mencapai hidup di Akhirat) Tarekat Al-

Haddad Banyak dikenal di hadramaut, Indonesia, India, Hijaz, Afrika timur, dan

lain-lain.

Selanjutnya Tarekat Khalidiyah merupakan salah satu cabang dari tarekat

Naqsyabandiyah di Turki yang berdiri pada abad ke 19. Pokok-pokok ini dibangun

oleh syekh Sulaiman Zahdi Al-Khalidi. Tarekat ini berisi tentang adab zikir,

tasawuf dalam tarekat, adab suluk, tentang saik dan maqamnya, tentang ribath dan

beberapa fatwa pendek dari Syekh Sulaiman Al-Zahdi Al-Khalidi mengenai

beberapa persoalan yang diterima dari bermacam-macam daerah. Tarekat ini

banyak berkembang di Indonesia.

2.5 Pengaruh Tarekat di Dunia Islam

Dalam perkembangannya tarekat-tarekat itu bukan hanya memusatkan

perhatian pada tasawuf ajaran-ajaran gurunya, tetapi juga mengikuti kegiatan

politik.

Tarekat memengaruhi dunia islam mula abad ke-13 kedudukan tarekat saat

itu sama dengan partai politik. Bahkan tentara itu juga menjadi anggota tarekat.

Tarekat keagamaan meluaskan pengaruh dan organisasinya keseluruh

pelosok negeri menguasai masyarakat melalui suatu jenjang yang terancang dengan

baik, dan memberikan otomomi kedaerahan seluas-luasnya. Setiap desa atau

kelompok desa ada wali lokalnya yang didukung dan dimuliakan sepanjang

hidupnya, bahkan dipuja dan diagung-agungkan setelah kematiannya. Akan tetapi

pada saat-saat itu telah terjadi penyelewengan dalam tarekat-tarekat.

10

Page 11: Agama 4 Tarekat

Disamping itu tarekat pada umumnya hanya berorientasi akhirat, tidak

mementingkan dunia, tarekat mengandungkan banyak beribadah saja dan jangan

mengikuti dunia ini karena anggapan, “dunia ini adalah bangkai maka yang

mengejar dunia ini adalah anjing”. Ajaran ini tampaknya menyelewengkan umat

islam dari jalan yang harus ditempuhnya. Demikian juga sifat tawakal, menunggu

apa saja yang akan datang, qadha dan qadar yang sejalan denga faham Asy’ariyah.

Para pembaharu dalam dunia islam melihat bahwa tarekat bukan hanya

mencemarkan paham tauhid, tetapi juga membawa kemunduran bagi umat islam.

Oleh karena itu pada abad ke-19 timbul pemikiran yang sinis terhadap

tarekat. Banyak orang yang menentang dan meninggalkan tarekat ini.

2.6 Tokoh-Tokoh Tarekat

Dilihat dari sisi historisnya, kapan dan tarekat mana yang mula-mula timbul

sebagai lembaga, sulit diketahui karena tiadanya artifack sejarah yang jelas dari

beberapa literatur yang dirujuk, nampaknya tarekat Taifuriyah adalah tarekat tertua.

Tarekat ini berdiri pada abad ke IX di Persia yang mengembangkan tasawuf Abu

Yazid Al-Bustami Al-taifuriyah. Pendapat ini dipandang cukup beralasan, karena

tarekat ini menganut paham tasawuf Abu Yazid Al-Bustami Al-Taifuriyah. Pada

umumnya tarekat yang berkembang di Persia menganut paham tasawuf Abu Yazid

Al-Bustami Al-Taifuriyah di Taifur, suatu desa yang terletak di khurasan Persia

atau Iran. Namun perkembangan nyata keberadaan tarekat adalah sekitar abad ke

XII di dua daerah basis, yaitu di khurosan (Persia) dan Mesopatamia (Irak). Tarekat

yang bermunculan di Khurosan beraliran tasawuf Abu Yazid Al-Bustami Al-

taifuriyah, sedangkan tarekat yang berkembang di Mesopatamia berakar pada

tasawuf Junaid Al-Baghdudi.

Pada Abad ke 12 itu di Khurosan berdiri tarekat Yasaviyah yang dipelopori

oleh Ahmad Al-Yasavi (w. 1169) dan tarekat Khawajaganiyah yang didirikan oleh

Abdul Khaliq Al-Ghafdawani (1220).

Tarekat Yasaviyah melebarkan sayap nya ke Turki dengan nama baru tarekat

Bektashiyah di identikkan dengan nama pendirinya Muhammad Atha Bin Ibrahim

Haji Bektash (w. 1335). Tarekat ini cukup populer di masa kekuasaan Sultan Murad

I, karena tarekat ini memiliki pasukan komando sebagai kekuatan inti kerajaan

Turki Osmani, yang disebut “Jenissari” tarekat Naqsyabandiyah adalah salah satu

11

Page 12: Agama 4 Tarekat

tarekat Khawajaganiyah yang didirikan oleh Muhammad Bahauddin Al-

Naqsyaband Al-Awisi Al-Bukhari (w. 1335) dalam perkembangan selanjutnya

tarekat ini menyeber ke Turki, India dan Indonesia dengan nama baru sesuai

dengan pendirinya di kawasan setempat. Di Indonesia tarekat ini yang merupakan

cabang dari Naqsyabandiyah, Al-khalidiyah, Al-Muradiyah, Al-Mujaddiyah,

Saniyah, dll.

Di kawasan mesir tarekat didirikan oleh Muhammad Ibnu Abdul Karim As-

Sammani (w. 1775) tarekat ini disebut tarekat Hafniyah, tarekat yang berasal dari

rumpun Mesopatamia – Irak Anutannya berakar pada tasawuf Abdul Kasim Al-

Junaidi yang meninggal sekitar tahun 910 atau menganut paham tasawuf Abdul

Qadir Al-Jailani (w. 1078) tarekat suhrawardiyah yang dirintis oleh abu Hafs As

Suhrawardi (w 1234) Tarekat Kubrawiyah yang dipelopori Najamud bin Kobra (w

1221) dan tarekat Maulawiyah yang didirikan oleh Jalaluddin Al-Romi (w. 1273)

adalah tarekat-tarekat besar yang mengacu pada Tasawuf Al-Junaidi. Tarekat

Qadriyah yang dibangun oleh Muhyidin Abdul Qadir Al-Jailani di Irak melebarkan

ajaran tasawufnya melalui tarekat Syadziliyah yang didirikan oleh Nuruddin As-

Shadzili (w. 1258). Tarekat Rifaiyah yang dirintis oleh Ahmud Ibnu Ali Ar-Rifai

(w. 1182), tarekat Faridiyah yang mengilhami lahirnya tarekat Sanusiah dan

Idrisiyah di kawasan Afrika Utara adalah tarekat yang masuk rumpun Qadriyah

yang berakar pada Tasawuf Dzu an Nun Al-Mishiri (w. 860) tarekat Qadariyah

masuk kawasan India atas jasa Muhammad Al-Ghawt dengan mendirikan tarekat

Ghawthiyah sekitar tahun 1917. Karena setiap tokoh Sufi mengembangkan

ajarannya sesuai dengan tuntunan dan metode pengajaran yang disampaikannya,

maka semakin Tarekat tersebut berkembang terus sesuai dengan jumlah mereka

yang mencapai derajat Khalifah (Mursyid). Namun diantara tarekat itu yang paling

terkenal dan keunggulan masing-masing tokohnya antara lain :

1. Bahauddin Al-Naqsyabandi, pendiri Tarekat Naqsyabandiyah, terkenal dengan

keahliannya melukiskan hakikat kehidupan dan terlempar pada lautan kesatuan,

fana’ dan baqa’.

2. Abd. Al-Qadir Al-Jailani, pendiri tarekat Qadiriyah, terkenal dengan kekuatan

ma’rifah dan kekuatan membantu Ma’rifah Imbad.

12

Page 13: Agama 4 Tarekat

3. Abu Al-Hasan Al-Sazili, pendiri Tarekat Saliyah terkenal dengan kekuatan ilmu

dan wirid-wiridnya.

4. Ahmad Al-Rifa’I pendiri tarekat Rifaiyah terkenal dengan keramat-keramat dan

ketinggian fatwa-fatwanya.

5. Ahmad Al-Badawi pendiri Tarekat Badawiyah terkenal dengan sikap

penyayang dan lemah lembutnya.

6. Ibrahim Al-Dasuqi pendiri Tarekat Dasuqiyah terkenal dengan sifat-sifat

pemurah dan penyayangnya.

7. Syekh Al-Akbar, pendiri Tarekat Akbariyah terkenal dengan kearifan dan

kebijaksanaannya.

8. Jala A-Din Al-Rumi, seorang sufi terkenal dengan sifat-sifat nya cinta dan

kerinduannya.

9. Syekh saman, pendiri Tarekat Samaniyah terkenal dengan sifat memperbanyak

sholat dan zikir, kasih pada fakir miskin, jangan mencintai dunia, menukar akal

basyariyah dengan akal robaniyah, beriman hanya kepada Allah dengan tulus

Ikhlas.

10. Tahiruddin, pendiri Tarekat Khalwatiyah, Tarekat ini merupakan cabang

Suhrawardi.

2.7 Konsep Ajaran Tarekat

1. Dzikir

Di dalam tarekat ini dikenal dzikir Lat ha’if, mengerjakan dzikir pada

tujuh lhatifahd dengan membaca nama Allah, Allah. Untuk tiap lat haif

mempunyai ketentuan bilangan yang berbeda. Untuk lhatifa Qolbi, dzikri

sebanyak 500 kali. Untuk lhatifahul ruh dzikir sebanyak seribu kali, untuk

lhatifatus sirri dzikir sebanyak seribu kali, untuk lhatifatuh akhfa dzikir

sebanyak seribu kali, untuk lhatifatun nafsun nathiqah dzikir sebanyak seribu

kali, untuk lhatifutu kulli jasud dzikir sebanyak seribu kali. Jadi jumlah dzikir

Allah, Allah dari semua tingkat lhatifah sebanyak sebelas ribu.

2. Rabithah

Rabithah secara harfiyah berarti ikatan, yakni ikatan yang mengikat

sesuatu dengan sesuatu yang lain. Rabithah di kalangan para ahli tarekat

diartikan sebagai suatu wasilah yang berhubungan kecintaan hati orang yang

13

Page 14: Agama 4 Tarekat

melakukan rabithah dengan yang di rabithaniyah. Rabithah menurut ahli tarekat

dibagi dua yaitu : Rabithah yang dilarang oleh syara’ dan Rabithah yang

dibenarkan oleh syara’. Rabithah yang dilarang adalah dimana orang yang

melakukan rabithah keyakinan bahwa yang menjadi rabithah tersebut dapat

memberi manfaat dan madhurut secara hakiki kepadanya, seperti halnya orang

yang musyrik yang menjadikan berhala sebagai rabithah mereka untuk dekat

dengan Allah, di mana pada hakekatnya, mereka meyakini bahwa berhala-

berhala tersebut dapat member manfaat dan mudharat pada mereka.

Adapun Rabithah yang di bolehkan syara’ adalah rabithah yang tidak

demikian seperti halnya rabithah antara seseorang makmum dengan Iman di

dalam Sholat, dimana sah tidaknya shalat makmum tergantung kepada

terpenuhi atau tidaknya syarat-syarat untuk menjadi makmum, tergantung

kepada kepatuhannya untuk mengikuti seluruh gerak-gerik sholat sang Imam,

selama imam itu tidak melakukan sesuatu yang membatalkan shalat. Contoh

lain

3. Suluk 40 Hari

Pada hakekatnya suluk berarti “mengosongkan diri dari sifat-sifat buruk

(maksiat lahir dan maksiat batin) dan mengisinya dengan sifat-sifat terpuji (taat

lahir dan bathin).

4. Tidak Makan Daging

Tentang praktek tidak makan daging selama me9njalankan khalawat para

ahli tentang tarekat mendasarkan praktek tersebut diantaranya kepada hadits

yang artinya : maksudnya, Dari Aisyah bahwasanya Ia berkata kepada ‘Urwah:

” hai anak laki-laki saudara perempuanku, kita selama waktu dua bulan

lamanya sama riyadhah tidak menjalankan api dapur”. Kemudian Urwah

menyahut: ” lantas yang engkau sekalian makan dan demikian juga

Rasulullah”. Aisyah menjawab : “yang kita makan hanya dua perkara yang

hitam yaitu kurma dan air sumur”.

Hadits ini dijadikan landasan untuk tidak memakan daging selama

melakukan khalawat. Pelarangan ini menurut ahli tarekat bersifat sementara,

menurut mereka bahwa pelarangan ini bukan pengharaman, tetapi mengikuti

9

14

Page 15: Agama 4 Tarekat

jejak langkah keluarga Rasulullah saw. Dimana didalamnya tersimpan rahasia

dalam upaya efektif untuk mendekatkan diri kepada Allah swt. Jadilah mereka

menolak tuduhan yang mengatakan bahwa ahli tarekat telah mengharamkan

sesuatu yang telah dihalalkan oleh Allah, sebab pengharaman apa yang telah

dihalalkan oleh Allah merupakan suatu pelanggaran atau dalam ungkapan Al-

Qur’an termasuk dalam golongan orang-orang yang melampaui batas (Al-

Maidah : 87)

5. Muzik, dalam membacakan wirid-wirid dan syair tertentu diiringi dengan

bunyi-bunyian (instrumentalia) seperti memukul rebana.

6. Bernafas, yaitu mengatur cara bernafas pada waktu melakukan zikir yang

tertentu.

7. Uzlah, menyendiri secara spiritual di tengah keramaian.

8. Zuhd Dunia, menjauhi sikap dan usaha mencari kenikmatan duniawi atau

bersifat bendawi.

9. Duduk tawadhu menghadap kiblat.

10. Membaca surat Al-Fatihah dan Al-Ikhlas tiga kali.

Tata cara pelaksanaan tarekat antara lain :

a. Zikir, yaitu ingat yang terus menerus kepada Allah dalam hati serta

menyebutkan namanya dengan lisan, zikir ini berguna sebagai alat kontrol

dalam hati, ucapan dan perbuatan agar tidak menyimpang dari garis yang

sudah ditetapkan Allah.

b. Ratib, yaitu mengucap lafal la ilaha illallah dengan gaya gerak dan irama

tertentu.

c. Muzik, yaitu dalam membacakan wirid-wirid dan syair tertentu diiringi

dengan bunyi-bunyian (instrumentalia) seperti memukul rebana.

d. Menari, yaitu gerak yang dilakukan mengiringi wirid-wirid dan bacaan-

bacaan tertentu untuk menimbulkan kekhidmatan.

e. Bernafas, yaitu mengatur cara bernafas pada waktu melakukan zikir

tertentu.

Kaum sufi berpendapat bahwa kehidupan dan alam ini penuh dengan rahasia-

rahasia tersembunyi, akan tetapi rahasia itu telah tertutup dengan dinding-dinding

yang membatasi, adapun dinding itu adalah hawa nafsu manusia itu sendiri,

15

Page 16: Agama 4 Tarekat

keinginan dan kemewahan hidup di dunia. Tetapi rahasia itu mungkin terbuka dan

dinding itu mingkin tersingkap dan manusia dapat melihat dan merasai atau

berhubungan langsung dengan Allah, yang rahasia, asalkan manusia menempuh

jalannya atau tharekatnya. Tarekat itulah jalan yang digunakan untuk mencapai

pada tujuan mengenal Allah dan mendekatkan diri kepada Allah.

BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Tarekat yang ada pada saat sekarang ini di dalam Islam belum ada pada

mulanya berkembang di masyarakat, akan tetapi untuk memasuki dunia sufi dan

tashawwuf memerlukan suatu cara atau jalan untuk dapat mencapai tujuan yang

utama. Di dalam pemberian nama suatu kelompok Tarekat dengan suatu ajaran

tertentu dan dalam cara memberikan latihan-latihan selalu dimisbahkan kepada

guru/syekh mursyid awal yang menumbuhkembangkannya. Tarekat mempunyai

tujuan agar para pengikut yang tergabung di dalamnya dapat berada sedekat

mungkin bersama Allah SWT. Sesuai dengan bimbingan seorang guru atau

mursyid. Jika diperhatikan tujuan tarekat persis sama dengan tujuan tasawuf,

bedanya hanya pada tasawuf tanpa bimbingan sedangkan tarekat selalu ada syekh

mursyid sebagai pembimbingnya. Karena itu dapat disimpulkan bahwa setiap

tarekat itu adalah tasawuf, tapi setiap tasawuf belum tentu tarekat.

3.2 Saran

Atas berkat rahmat Allah SWT, makalah ini dapat penulis selesaikan dengan

sebaik mungkin. Meskipun makalah ini telah tersusun dengan sistematisnya, namun

penulis menyadari masih banyaknya kekurangan atau bahkan terdapat kesalahan di

dalam makalah ini. Oleh sebab itu, penulis sangat mengharapkan adanya saran-

sarang yang membangun untuk penyempurnaan makalah ini.

16

Page 17: Agama 4 Tarekat

17