24

advokasi No 14

Embed Size (px)

DESCRIPTION

 

Citation preview

Page 1: advokasi No 14
Page 2: advokasi No 14

2 Buletin Petani ADVOKASI No. 13 Oktober-Desember 2003

Surat TaniSurat TaniSurat TaniSurat TaniSurat Tani

Kami dari pemonitor BRDP(Bengkulu Regional Develop-

ment Project - Proyek PembangunanWilayah Bengkulu dengan dana dariBank Dunia) di Bengkulu Selatan,mengadakan dialog dengan BapakCamat berdasarkan data-datalapangan. Sayangnya pihak BRDPada yang tidak hadir, padahal sudahdiundang, seperti Fasilitator,Konsultan dan Pimbagro. Berikutdata-data kami sampaikan padadialog itu:1. Banyaknya unsur KKN. Banyak

terdapat dalam satu keluarga adatiga orang peminjam.

2. Ada anak dibawah umur yangsudah jadi peminjam.

3. Ada pemalsuan nama nasabah.4. Adanya rekayasa jumlah yang

dipinjam dengan yang dilaporkanke dalam RAT.

5. Banyak nasabah dipinjami tidaksesuai dengan aturan. Sepertiuntuk pinjaman pertama dalamJuklak dan Juknis hanya sebesarRp. 1.500.000,- akan tetapi adayang bisa dapat Rp. 3.000.000.Sebaliknya, masyarakat petaniyang membutuhkan banyak malahditolak.

6. Dilaporan RAT 2002 ada disebutdana sosial dan pendidikan, akan

tetapi masyarakat melihatkenyataannya tidak ada.

7. Peminjam yang menunggak sekitar75 % dari nasabah. Merekaberalasan bila pengurus tidakdiganti, belum mau mengangsur.

Dalam dialog itu, tidak bisa diambilsolusi dari temuan-temuan kamidiatas, karena pihak kecamatan tidakmemberikan kesempatan. Alasanmereka waktu tidak mengijinkan,bahkan Kades nampak bekerjasamadengan UPKD, ini tersirat dari adanyatuduhan pada saya memalsukantanda tangan pendukung data itu.

Kami mohon kepada pihak YDAuntuk menyampaikan data-data kamikepada Bank Dunia. SebaiknyaBRDP ditarik/dipindah saja karenamasyarakat yang dapat dampaknegatif.

JanaidiJl. Lembak No.18 Ds. Serambi

Gunung, Kec. Talo, Kab. BengkuluUtara, Bengkulu

Dialog denganCamat

UPKD“Sakit Parah”

Bersama ini saya juga beri kabartentang BRDP/UPKD yang ada

di Desa Tunggang Kec. Pondok

Masih Lakukah “Tujuan Hidup” Selain “Pasar” di Jaman Ini?

Masing-masing orang terburai, bersepih.Tubuh ini terbagi berkeping-keping tidak berbentuk lagi.Setiap keping di tubuh ini adalah pasar....adalah pasar!

Mereka mengincar, selalu mengincar, apalagi yang bisa dibelah darikepingan-kepingan kedirian kita.

Mereka membuat denah kebutuhan, membuat peta perjalanan yangharus kita tuju. Dan kita tidak kemana-kemana, kepingan-kepingan itu

sudah terpancang pada kiblat-kiblat kecil.Dan kita sibuk melayani permintaan kepingan-kepingan tubuh kita,

rayuan-rayuan kepingan itu seolahkepastian yang harus kita penuhi.

(Petikan dari naskah Orang-Orang Yang Bergegas karya Puthut EA)

Suguh, Kab. Muko-Muko Bengkulu.Kon-disinya sekarang “sakit parah”seperti sudah mati dan tidak berjalanseperti yang kita harapkan.

Berita lain: Sebagian masyarakatkami sekarang, sedang menungguganti rugi lahan pertaniannya dari PTArgensinal, yang masih dalam rangkapengukuran lahan. Masyarakat belumjuga mengerti tentang jamanpenjajahan globalisasi karenasekarang lahan masyarakat DesaTunggang sudah mencapai sekitar70% yang akan dijual.

MukmininDesa Tunggang Kec. Pondok Suguh,

Kab. Muko-muko, Bengkulu

Ada UpayaPerbaikan

Bagaimano teman-teman YDA danpetani. Cak mano petani sejawa

ko? Salam rindu buat teman petanisemua dan kami petani Bengkulu,STAB (Serikat Tani Bengkulu),memberi kabar bahwa kami duamusim panen gagal hama tikus.Alhamdullilah, pada bulan Nopemberini (2003) kami panen seperti semula.Jadi untuk sekarang sudah lumayan.

Oh…ya hampir lupa, kami STABmengucapkan terima kasih ataskerjasama dengan petani Bengkuludalam monitoring proyek BRDP.Sebelumnya, kami belum mengertiapa tujuan proyek tersebut. Dansekarang sudah ada upaya perbaikandari pimpro dan orang yang terlibat didalamnya.

Demikianlah kabar dari kami danbagaimana kabar teman-temanpetani semua?

Adi OganJl. Pramuka No.33 RT.3 Kel. Pasar

Muara Aman, Kec. Lebong Utara, Kab.Rejang Lebong, Bengkulu

Page 3: advokasi No 14

Buletin Petani ADVOKASI No. 13 Oktober-Desember 2003

Salam AdvokasiSalam AdvokasiSalam AdvokasiSalam AdvokasiSalam Advokasi

3

Buletin Petani Advokasi diter-bitkan oleh Yayasan DutaAwam (YDA), sebagai mediakomunikasi dan advokasimenuju petani Indonesiamandiri.Redaksi Buletin PetaniAdvokasi menerima tulisan,gambar/foto dengan misipemberdayaan petani dariberbagai pihak, khususnyadari kalangan petani sendiri.

Penanggung Jawab: M RizaSidang Redaktur:Mediansyah (koordinator),Haleluya Giri Rahmasih, MYunus, M Riza,Kurniawan Eko, M ZainuriHasyim, Gideon Sumiyarsa.Penulis edisi ini: KurniawanEko, Mediansyah, Sri Sutardi(Petani), Paiman (Petani),Sudadi (Petani)Riset Foto: K. EkoAdministrasi: PuitriHatiningsih Pengiriman:Agus WahyonoAlamat: Jl Adi Sucipto No184-I Solo 57102Telp: (0271) 710816 Fax:(0271) 729176e-mail: [email protected]

Kepada Para Wakil&

Pemimpin Rakyat

etani, katanya adalah pilar pe-nyangga ekonomi bangsa

terdepan dan terakhir. Ketika krisisekonomi, sektor lain tersungkurbahkan gulung tikar, terbuktilah sektorpertanian rakyat mampu tegak meno-pang bangsa.

Namun, sektor ini pula yangpaling sering terlupakan dalam proses-proses pembangunan. Buktinya, lihatsaja APBN (Anggaran Pendapatandan Belanja Negara) hanya menga-lokasikan dana 2% saja, padahaljumlah penduduk petani kita 70%.Dan banyak bukti lain, yangmenunjukkan bangsa inisia-sia pada petani.

Tahun 2004, bisa jadibanyak tokoh akan men-coba berbaik-baik dengankaum tani. Hal ini karena,petani di pedesaan secarafakta merupakan kaummayoritas di negeri ini,sehingga jadi kunci peme-nangan Pemilu.

Karena petani menjadikunci kemenangan dalam Pemilu,sangat mengherankan tentunya jikaproblem-problem petani (misalnyaharga Saprodi yang melambung, hargajual produk pertanian yang terseok-seok, tergusurnya lahan dan air demiperusahaan privat) masih tetapmenjadi problem besar, dari Pemilu kePemilu. Dari janji ke janji!

Dalam Buletin kali ini, adabeberapa tulisan petani yang berisikanamanat kepada wakil dan ataupemimpin negeri. Ada jugakegelisahan dan keprihatinan karenamelihat kinerja wakil mereka.

Di pusat maupun di banyakdaerah, kebanyakan wakil rakyat tidakmenyumbang apa-apa untuk

kesejahteraan petani. Merekamembiarkan nasib petani berhadapandengan impor beras misalnya. Adamemang yang memberi pernyataanyang “menyejukkan” namun tetaptidak sanggup membuat kebijakanyang “menyejukkan”.

Namun di beberapa daerah, adajuga prestasi wakil rakyat yang patutdiacungi jempol. DPRD NusaTenggara Barat (NTB) misalnya,mampu merancang Peraturan Daerah(Perda) tentang kemitraan petanidengan pengusaha, untuk melindungi

petani. Di Wonosobo,Dewan setempat membuatPerda tentang pengelolaanhutan yang berbasismasyarakat lokal.

Sejalan dengan disah-kannya UU Privatisasi Air,19 Pebruari 2004, nasibrakyat pedesaan (yangsebagian besar petani)makin terancam. Sumberair yang selama ini menjadimilik bersama dan ber-

fungsi sosial, setiap saat dapat“dijual” pemerintah kepada orang lainyang berorientasi bisnis semata.

Bagi petani, tahun ini lebihpenting mengetahui dahulu, “Meng-apa memilih?” kemudian barulahbertanya “Bagaimana mencoblos?”

Memang, perihal “mengapamemilih/mencoblos” inilah yangtampaknya kurang mendapatsosialisasi dari KPU. Lembaga-lembaga yang mensosialisasikanpemilu, lebih suka menjelaskan“bagaimana cara menusuk yangbenar”.

Salam Advokasi

P

Ist

Page 4: advokasi No 14

4 Buletin Petani ADVOKASI No. 14 Januari - Maret 2004

LaporanLaporanLaporanLaporanLaporan

Negeri ini memangpenuh teka-teki nanmisterius. Pertama,ketika kita disebutnegeri dengan sumber

alam yang melimpah ruah, namundengan jumlah rakyat miskin yangsemakin banyak. Kedua, kitadisebut sebagai negeri timur yangmengutamakan budi pekerti,namun dengan jumlah kasuskorupsi nomor satu. Ketiga,ketika sistem politik dijusti-fikasikan sebagai “reformasi”,penderitaan rakyat justru semakinmenjadi-jadi. Maka, mengapapenguasa seakan melupakankenyataan ini? Mengapa rakyat harusmenjadi korban dalam prosesrecovery ekonomi, dalam manadistribusi kue-kue ekonomi secara adiltidak dinikmati rakyat banyak?Semua paradoksal! (Vox Populi VoxDei- Benny Susetyo, hal 50-51)

Paradoksal… Serba ParadoksalJika kita mau mencermati lebih tekun,dan menilai lebih arif tentang negeriini, maka kita akan semakin banyakmenemukan kondisi yang serbaparadoksal.Sistem demokrasi yang saat initampak dikembangkan di negeri inimengalami nasib sama. Kita akanmudah mengerti perbedaan yangmencolok antara wakil rakyat danrakyat yang diwakilinya. “Kemen-colokan” ini bukan sebatas kondisisosial ekonomi yang nyata-nyataberbeda, namun juga mulai ber-gesernya aspirasi dari rakyat yangempunya kehendak dengan aspirasipribadi si wakil rakyat.Pada bagian lain, kaum tani yangkonon jumlahnya lebih dari 60% dari

penduduk Indonesia, harus puas jikahak-hak politik dan sekaligus hak-haklain sebagai warga negara harusterampas, atau setidaknya takterterimakan sebagaimana se-harusnya. Fakta ini terjadi dengantidak jelas kapan dimulainya, dansemakin tidak jelas kapan akanberakhir.

“Kacaunya” Model PerwakilanKonsekuensi logis dari demokrasiperwakilan, adalah adanyapenyerahan nasib rakyat kepadawakil-wakilnya. Hal ini ditempuhkarena tidak mungkin lagi meng-gunakan demokrasi langsung sepertimasa kelahirannya. Akibat yangdipastikan segera muncul darimodel perwakilan ini adalahterjadinya pergeseran (mulaidari yang kecil sampai bergesertotal) kehendak rakyat. Contohyang paling mudah didapatdalam kehidupan nyata adalahsemakin menjauhnya kebijakan-kebijakan yang diambil di negeriini dari kebutuhan asasi kaumtani.Masalah klasik yang dihadapikaum tani (misal: mahalnyasarana produksi dan rendahnya

harga jual hasil tani) bukanmasalah yang asing dan baru.Namun masalah itu tidakkunjung terselesaikan daritahun ke tahun. Fakta inimembuat saya curiga, jangan-jangan bagian ini memangbukan bagian yang menarikuntuk diperjuangkan. Tampak-nya memperjuangkan danapurnabakti yang hanyamenyentuh hidup beberapaorang yang notabene “tidak

kurang suatu apa”, justru menjadiajang perjuangan yang gigih. Ini jugatidak mungkin terelakkan dari modelyang telah disepakati, modelperwakilan.

Penindasan Terhadap Kaum TaniJujur saja: Petani merupakanmayoritas yang tertindas. Ini tragissekaligus ironis bagi kehidupandemokrasi. Namun yang menjadipertanyaan adalah: “Mengapa ini bisaterjadi?” Jawaban yang tampaknyamungkin adalah:Pertama: Kaum tani Indonesia adalahkelompok dengan pendidikan rendah,status sosial ekonomi rendah,sekaligus dengan kesadaran penuh

RAKYAT MENGGUGAT (WAKIL) RAKYATRAKYAT MENGGUGAT (WAKIL) RAKYATRAKYAT MENGGUGAT (WAKIL) RAKYATRAKYAT MENGGUGAT (WAKIL) RAKYATRAKYAT MENGGUGAT (WAKIL) RAKYAT(Sebuah Perenungan)*(Sebuah Perenungan)*(Sebuah Perenungan)*(Sebuah Perenungan)*(Sebuah Perenungan)*Oleh: Sri Sutardi **

Page 5: advokasi No 14

Buletin Petani ADVOKASI No. 14 Januari - Maret 2004 5

LaporanLaporanLaporanLaporanLaporan

sering memvonis diri sebagaigolongan rendah.Kedua: Vonis yang kadang dibuatsendiri oleh kaum tani, bahwa dirinyaadalah golongan rendah, membuatkaum tani sering “mengalah” danmembiarkan hak-haknya terampas.Ketiga: Sangat sedikit yang menaruhminat untuk memberikan pem-belajaran bagi kaum tani, sehinggasemakin membuat kondisi negatif inikokoh bertahan.Keempat: Dalam prakteknya sangatsedikit atau bahkan tidak ada wakilpetani di Dewan yang benar-benarpetani. Dengan demikian kondisiobyektif kehidupan petani jelas tidakdimengerti, tidak mungkin dipahami,sekaligus menyulitkan anggotaDewan menghayati kehidupan kaumtani. Dalam konteks penyampaian idepenulis dalam tulisan ini, maka bagiankeempat dari jawaban di atas layakuntuk mendapat kajian khusus.

Jauhnya Pemikiran Dewan dariKaum TaniSebenarnya harus juga kita akui,bahwa anggota Dewan telah berusahakeras untuk mengerti dengan cermatperi kehidupan rakyat banyak. Namunyang kadang justru membingungkanadalah, mereka lebih tertarik untukmengadakan kunjungan, studibanding atau apapun istilahnya, ketempat-tempat yang menurut sayatidak mewakili kondisi nyatamasyarakat. Coba simak, apa artinyakunjungan yang menghabiskan uangrakyat, namun tidak punya imbas

yang cukup kuat bagi rakyat,utamanya kaum tani. Menurutsaya, dana itu akan punya arti,jika sekali-kali anggota Dewan

mengadakan kunjungan ke petani,bukan kelompok yang diformalkanuntuk dikunjungi, tetapi kondisiobyektif di lapangan. Memang halini jika dikerjakan sangat tidak“trendy” dan “hanya” menghabiskanuang yang sedikit, hingga rasanyatidak menguntungkan.Kehidupan nyata kaum tani (jugapenderitaannya) tak mungkin akan

bergaung lama di gedung Dewan, jikatidak ada wakil yang benar-benarmenghayati peri kehidupan kaumtani. Saya berani mengistilahkanbahwa “roh kaum tani” tak pernahberkunjung ke gedung Dewan, karena(di sana) tidak ada yang mengalamiseperti apa hidup kaum tani itu.Pada bagian lain, memotretkehidupan rakyat akan naïf biladipelajari hanya dari data statistikyang sangat mudah direkayasa.Perlu dicari model untuk mengorekisi hati “mBok Jah”, “mBok Nah” “LikJo”, “mBah Min” dan lain-lain, yangsuya yakin masih sulit dikuak denganmetode penelitian baku yangsekarang diberlakukan untukmengerti kehidupan kaum tani. Sayayang hidup bersama petani,menemukan betapa seringmetodologi penelitian “gagal”menemukan sisi esensial darikehendak rakyat tani.

Sebuah Usulan AwamSebuah usulan kadangmenjadi mandeg karenatidak memenuhi kaidah-kaidah tentang usulan,atau tidak tahan denganmekanisme panjangyang harus dilalui. Nah,jalur yang saat ini sayagunakan tampaknya lebihleluasa untuk sekadarmemberikan usul. Usulanini saya dapatkan ketikaterjadi diskusi panjangdengan kaum tani dari

Dusun Manding, Dusun Manggis,Dusun Sayutan, Dusun Jati danDusun Geneng Rejo (Desa NgunengKe.Puhpelem, Kab. Wonogiri, JawaTengah), pertengahan Pebruari 2004yang lalu. Pun saya diberi wewenangpenuh untuk membahasakan bahasakaum tani itu menjadi bahasa yangtidak ditertawakan. Namun saya jugamerasa perlu bahwa bahasa aslimereka tak perlu “dialihbahasakan”.Dan inilah usulan-usulan itu:Pertama, Wakil rakyat harus seringbersama rakyat.Ini logika yangsangat mudah. Jika seorang wakiltidak bersama yang diwakilinya, makasangat mustahil aspirasi dari nuranirakyat akan muncul.Kedua, Wakil wakyat harus beranimenegakkan kebenaran. Ini berat,apalagi kalau wakil rakyat juga bagiandari oknum yang tidak setia padakebenaran. Penegakan kebenaranharus dimulai dari orang-orang yangmenegakkan kebenaran. Siapaberani memberantas KKN, jika dirinyaadalah pelaku, siapa yang akandengan gagah berteriak “berantaskolusi” jika dirinya bagian dari sebuahkolusi.Ketiga, Wakil rakyat harus pandaimengerti hati rakyat. Mengetahuikehendak hati rakyat tidak mudah,sebagian masyarakat kita masihpemalu dan “ewuh-pekewuh”,termasuk dengan wakilnya. Makatidak cukup kehendak rakyat inihanya didapat dari forum-forum yangdiformalkan. Penyerapanaspirasi perlu dilakukan

Page 6: advokasi No 14

6 Buletin Petani ADVOKASI No. 14 Januari - Maret 2004

LaporanLaporanLaporanLaporanLaporan

Dalam kehidupan di NegaraRepublik Indonesia yangkita cintai ini - konon dise-but juga negara agraris -tentu penduduknya se-

bagian besar petani. Petaniberjumlah besar tetapi sampai saatini, “Apakah keberadaanmu,potensimu, andilmu, bahkan nasibmuyang mau tidak mau ikut berpartisipasimewarnai kelangsungan tatananhidup bernegara sudah ada yangmemperhitungkan? Khususnya daripartai politik peserta pemilu,calon legislatif maupuncalon presiden danwakil presiden.

Untuk menyong-song Pemilu 2004yang akan datang,marilah kita sebagaipetani mengevaluasi,mengkoreksi danmawas diri sehinggakita bisa mengambilsikap. Bagaimanamenempatkan diridan menyalurkanaspirasi kita se-hingga kita tidak akanmenyesal dan suara hati kita sia-sia.Melalui media TV, radio, cetak yanglain, kita tahu bahwa pilihan kitamenentukan nasib dan kelangsunganhidup tatanan bernegara yangberdemokrasi menuju masyarakatadil makmur berda-sarkan Pancasila(itu katanya yang di TV dan koran itulhooo…).

Maraknya perdebatan, promosidan propaganda serta slogan parapartai kontestan peserta pemilu,membuat kita sebagai petani kadangmerasa BIMBANG, BINGUNG,

bahkan PUSING dengan keadaanyang selama ini berkembang.

BIMBANGPetani sudah berkali-kali mengalamidan menjalankan Pemilihan Umumdari masa ke masa :Era Orde Baru

Pemilu dilaksanakan denganLangsung, Umum, Bebas, danRahasia, itu teorinya…prakteknyaper lu dipertanyakan, siapa

dan partai apa yangberkuasa pada saatitu. Apa hasilnya bagipetani? ProyekB i m a s k a h ,Inmaskah, KUT-kah,S w a s e m b a d ap a n g a n k a h ?Cobalah kita seba-gai petani mere-nungkan, “Siapa-kah yang palingdiuntungkan?”Memang kitatidak bisa me-mungkiri adasedikit kema-juan dan keun-

tungan walaupun menerima dampakdan akibat dari adanya proyektersebut diatas.Era Reformasi

Pelaksanaan Pemilihan Umumsedikit banyak mengalami kemajuan,Langsung, Umum, Bebas, Rahasia,dan Demokratis. Akan tetapi apayang kita bisa nikmati sebagai petaniatas hasil Pemilu? BBM naik,katanya subsidinya dicabut dandialihkan untuk dana pengentasankemiskinan, tetapi kenyataannyadikemanakan subsidinya? Justru

PARTAI POLITIK, PEMILU 2004PARTAI POLITIK, PEMILU 2004PARTAI POLITIK, PEMILU 2004PARTAI POLITIK, PEMILU 2004PARTAI POLITIK, PEMILU 2004DAN PETANIDAN PETANIDAN PETANIDAN PETANIDAN PETANIOleh : Paiman*Oleh : Paiman*Oleh : Paiman*Oleh : Paiman*Oleh : Paiman*

dengan lebih mendalam dan intensif.Oleh karena itu, tidak mungkin wakilrakyat mengerti hati rakyat jika hanyaduduk di gedung Dewan. Wakil rakyatperlu “turun ke bawah”, perlumenghayati kehidupan rakyat.Keempat, Wakil rakyat jangan ingkarirealita. Ingat 60% rakyat Indonesiaadalah petani! Implikasinya wakilrakyat bisa duduk nyaman karena60% nasibnya ditentukan oleh petani.Jangan menanti penderitaan kaumtani meledak, hingga ada sistem baruyang secara alami muncul untukmenyuarakan nurani kaum tani. Jikawakil rakyat lebih mampumengekprasikan diri sebagai wakildari kaum tani juga, tentu segalanyaakan lebih aman.Kelima, Wakil rakyat harus percayadiri. Jika wakil rakyat memulaikemunculannya dengan tidak percayadiri, maka ia akan menggunakansegala fasilitas yang ia miliki untukjadi anggota Dewan. Tentu banyakuang yang dikeluarkan agar dirinya“jadi”. Akibatnya sederhanya saja:“Pulihkan modal”. Ini jebakan yangmembuat runyam terus menerus.Jika anggota Dewan memangdikehendaki oleh rakyat, tampaknyatidak perlu mengeluarkanpembiayaan yang bukan seharusnya.Keenam, Dekatlah pada kami, kamiakan membisikkan lebih banyak lagi!

Perenungan…bahwa pembawa pembaharuanyang benar itu orang yang mampumelihat keadaan, di mana setiap halsempurna, seperti apa adanya danmampu membiarkannya begitu..…(Anthoni de Mello)Saatnya sekarang, rakyat dan wakilrakyat merenung bersama, untukpembaharuan, untuk rakyat, untukkaum tani. Merdeka!

* Dari diskusi petani-petani tentangwakilnya**Yang hidup bersama petani-petani,di padepokan “Lemah Miring” BukitBlego, Wonogiri.

Dok. YDA

Page 7: advokasi No 14

Buletin Petani ADVOKASI No. 14 Januari - Maret 2004 7

LaporanLaporanLaporanLaporanLaporanmasyarakat kecil terutama petanimerupakan salah satu korbandampak kenaikan BBM tersebut. Kitatidak bisa lari dari kenyataan bahwabarang-barang kebutuhan petani ikutnaik, baik sarana dan prasaranaproduksi seperti pupuk,pestisida, bibit, dan ongkostransportasi hasil tani danbelum kebutuhan yanglainnya. Bagaimana denganhasil pertanian para petani?Juga ikut naik? Tunggu dulu!Tidak! Kok bisa? Bisa saja,karena kalah bersaingdengan hasil produkpertanian impor. Ironismemang nasibmu hai parapetani. Melihat kenyataanini, lantas salah siapa? Tentutidak menyalahkan siapa-siapa. Tanyakan saja padawakil rakyat di gedungmegah yang sedangberdendang.

BINGUNGDalam kebingungan, kadang-

kadang petani berandai-andai, adakahpartai politik, caleg, capres danwakilnya yang betul-betul mem-perhatikan nasib rakyat khususnyapara petani? Apakah mereka-merekayang terhormat dan terpelajar tidaksadar bahwa petani yang kecil -bahkan kadang-kadang terkucil -punya sumbangsih dan andil besardalam kemenangan partai politikAnda? Sehingga menghantarkanAnda para calon wakil rakyat yangbudiman ke tempat yang terhormatdan dengan segala fasilitas yangsangat memadai (kalau sungkandikatakan terlalu mewah). Harapanpetani, Anda bisa menang dan dudukdi sana dengan segala fasilitas yangada bukan untuk melupakan nasibkami - para petani - tetapi sebagaipenyambung lidah. Pembuatkebijakan yang dilaksanakan untukmemperhatikan dan memperbaikinasib kehidupan para petani yangtersebar di pelosok negeri yang sama-sama kita cintai ini. Itu lho Bapak,

angan-angan dan cita-cita kamisebagai petani kecil. Caranya tentuanda yang budiman dan terpelajarserta sarat dengan pengalaman danpenuh kebijaksanaan lebih arif danmengerti.

PUSINGDi era reformasi dan keterbukaan

ini kadang-kadang petani melihatkeadaan dan kenyataan walaupunmelalui sarana media yang ada,petani justru pusing dibuatnya.

Pertama, kepiawaian juru bicarapartai politik yang menyampaikan visidan misi serta janji cenderungmenonjolkan kesalahan keadaanyang sedang berjalan, seakan-akankalau partai politiknya menang semuabisa dipikirkan, diperhatikan dandiperbaiki (semoga bukan hanya janjidan isapan jempol belaka).

Kedua, makin semaraknya acaratelevisi yang menampilkan pengamatpolitik yang jenius serta berwawasantinggi yang merasa (entah disadariataupun tidak) paling bisa. Denganilmunya merasa bisa membenahisegala persoalan yang ada dandengan entengnya menyalahkansistem yang ada. Apakah kalaumenjadi tokoh pelaku bisa sebenarseperti kalau ia menjadi pengamat?Karena praktek tak semudahteorinya, bisa dibilang pemain tak

segampang menjadi penonton(jangan seperti komentator bola diTV)

Ketiga, menjelang pendaftarancaleg maupun pencalonan presidendan wakilnya ada katanya GERAKAN

ANTI POLITISIBUSUK. Bagi pe-tani yang bodho inisangatlah ber-syukur, karenadengan kebo-dohannya tentangpolitik (tetapi tidakmau dibodohi) tidakterhanyut maupunikut-ikutan dalamgerakan ini. Kare-na menurut petanijustru timbul per-tanyaan besar,“Kenapa ada ge-rakan politisi bu-suk? Siapakahtokoh intelektual

dibaliknya? Untuk kepentingan apagerakan ini? Walaupun dengan dalihgerakan moral, yang digerakkanmoral siapa? Petani berpikir walaupundengan pikiran semampunya, apakahgerakan ini menjadi ajang fitnah antaranak bangsa, saling jegal dan salingmenjatuhkan antar tokoh partaipolitik, karena dalam politik tidak adakawan yang abadi, yang ada hanyakepentingan abadi untuk saranamencapai suatu tujuan.

Marilah kita bersama berdoa,semoga keadaan ini cepat berakhirkarena petani yakin dengankeyakinannya bahwa membuka aibsesama adalah perbuatan dosa,memberi julukan buruk yang belumtentu kebenarannya kepadaseseorang dilarang oleh agamakarena boleh jadi yang memberijulukan lebih buruk dari yang diberijulukan. Ingatlah pepatah Jawa yangberbunyi “Becik ketitik ala ketara”(yang baik akan kelihatan yang jelekakan kentara). Janganlah kita teradu-domba oleh keadaan dan kondisiyang belum berpihak pada kita.Kebenaran dan kejujuran ada di hati

Janji-janji dalam kampanye. Masihkah hanya sekedar janji?Dok. YDA

Page 8: advokasi No 14

8 Buletin Petani ADVOKASI No. 14 Januari - Maret 2004

LaporanLaporanLaporanLaporanLaporan

nurani anak bangsa ini. Biar diPemilihan Umum 2004 nanti hatinurani berbicara, semoga Ridho Illahiyang sangat kita harapkan, tetapijangan pernah berputus asa. Apabilakita gagal lagi memilih pemimpinbangsa yang arif dan bijaksana,berarti Tuhan masih menguji kitasemuanya.

Semoga menuju pemilihan umum2004 nanti yang konon menghabiskanuang rakyat yang jumlahnyabermilyar-milyar tidak akan sia-siabelaka, dalam arti :Sukses, apabila semua komponenbangsa ini - terlebih-lebih yangterlibat berperan langsung dalamajang pemilihan umum 2004 - nantibisa mengendalikan diri dalam fungsimasing-masing. Petani yakin bahkanhaqqul yakin Pemilu 2004 bisaberjalan sebagaimana yangdiharapkan. Karena pemilu adalahajang untuk mencapai tatanan hidupberbangsa dan bernegara yang lebihbaik. Pemilu bukan titik rawan yangbisa menimbulkan gejolak sosialyang tidak diharapkan oleh semuapihak dan bisa dimanfaatkan olehpihak-pihak yang tidak bertanggung-jawab untuk mencari keuntungansesaat. Walaupun Pemilu sebagai

ajang untuk mencari jabatan dankedudukan bagi semua partai politikpeserta pemilu.Aman, seandainya para pesertapemilu dan simpatisannya sadar tidaksaling menyindir apalagi mengoloksehingga bisa menimbulkan emositinggi bagi masing-masing kontestanpartai peserta pemilu. Apalagi ujung-ujungnya saling terlibat bentroksehingga menimbulkan korban.Jangan sampai terjadi! Ingat si korbanbukan Pahlawan Demokrasi, akantetapi korban adalah pengacau prosesberdemokrasi. Karena demokrasibukan pesta unjuk gigi tetapi belajarmenghargai perbedaan aspirasi.Pemenang dan yang memimpin hasilPemilu 2004 semoga bertaqwa danberhati nurani jujur serta membelakepentingan rakyat banyakkhususnya petani, karena ingatkemenangan anda mayoritas suarahati nurani rakyat kecil. Kekuasaanyang anda pegang amanah rakyat,kata orang suara rakyat adalah suarakata hati Anda, maka berpegangteguhlah pada kebenaran suara katahati Anda.

Di tengah berkibarnya benderadan umbul-umbul partai, disertaiberedarnya kaos-kaos gratis, marilah

para petani mengambil sikap. Janganterkecoh dengan keadaan, janganterbuai janji-janji partai pesertapemilu, bersikap dewasalah dalamberdemokrasi. Ikuti kata hati Andadengan jernih dan jujur. Tak lupaberdoa kepada Tuhan Yang Maha Esasemoga pilihan kita nanti tepat,berguna serta bermanfaat untuksarana menuju ke arah perbaikanhidup berdemokrasi, berbangsa danbernegara. Jayalah negeriku, berimandan bertaqwalah pemimpin-pemimpinkami. Sejahteralah semua pendudukdi seluruh pelosok negeri ini. SemogaPemilu 2004 nanti sukses selalu, doadan harapan seluruh rakyat diseantero negeri ini. Amien ya robbalalamien.Di akhir coretan ini, marilah kitasebagai petani bercermin danbertanya dalam hati, Apa yang bisakita sumbangkan untuk negeri ini,jangan bertanya apa yang sudah kaudapat dari negeri ini. Semoga menjadimotivasi bagi petani untuk menujupetani yang mandiri….Semoga!!! (*)

* Anggota Kelompok ANdap DesaBade Kec. Klego Kab. Boyolali, Jawa

Tengah

Petani seringkali hanya dijadikan target massa pemilih, namun nasibnya belum menjadi perhatian partai politikDok. YDA

Page 9: advokasi No 14

Buletin Petani ADVOKASI No. 14 Januari - Maret 2004 9

LaporanLaporanLaporanLaporanLaporan

Pemilu bagi masyarakatIndonesia bukan merupa-kan hal baru tetapi sudahbeberapa kali, namunkenyataannya pemilu yang

ada hanya digunakan bagi elit-elitpolitik memperjuangkan dirinya, lupayang diamanatkan oleh rakyat untukmemperjuangkan aspirasi-aspirasidari rakyat banyak khususnya bagimasyarakat petani.

Perubahan yang diharapkantidaklah kunjung tiba, namun berbalikperubahan yang terjadi adalahkesengsaraan serta kemiskinan yangberkembang akibat korban darikebijakan oleh wakil-wakil rakyat yangdipilihnya,

Sektor penting yang seharusnyadiperhatikan justru malahdikesampingkan yakni sektorpertanian karena bangsa Indonesianegara agraris yang penduduknyabermata pencaharian sebagai petani.

Produk-produk berkualitas tidakdihasilkan di bumi Nusantara yangkonon kabarnya sebuah negeri subur“loh jinawi kertho raharjo” justruproduk-produk untuk kebutuhandalam negeri masih mendatangkandari luar negeri.

Persepsi ditingkatan masyarakatbahwa ada dan tidak ada Pemilusama saja. Tidak ada pengaruhnyaapapun terhadap hidupnya, karenayang dirasakan selama ini itulahkenyataannya.

Harapan MasyarakatDari segi keamanan : Agarpelaksanaan pemilu tetap dalamkeadaan yang aman tanpamerisaukan masyarakat atau dengankata lain tidak menggangguaktivitasnya sebagai petani.Dari segi politisnya : Bagaimanamomentum Pemilu ini bisa mencetakseorang yang duduk sebagai anggota

Dampak Pemilu

dewan legislatif benar-benarmemperjuangkan kepentingan danbisa mendengarkan aspirasi rakyat.Dari segi ekonomi: Sangatdiharapkan sekali bagaimanamembangun sebuah pasar yang bisamengakses produk petani dari hasilpertanian organik.Dari sektorpertanian : Adanya subsidi daripemerintah kepada petani terhadapsaprodi (sarana produksi). Jugadikembangkannya pertanianberkelanjutan.

Harapan bagi masyarakat petanicukup sederhana yaitu adanyaperubahan di tingkatan petani danada yang memperjuangkan hak-haknya.(*)

*Petani dariPaguyuban Petani Merapi Kec. Selo,

Kab BoyolaliJawa Tengah

Oleh : Sudadi*

Petani tidak mau lagi dibodohi,Petani tidak mau lagi dibodohi,Petani tidak mau lagi dibodohi,Petani tidak mau lagi dibodohi,Petani tidak mau lagi dibodohi,sudah saatnya petani memperjuangkansudah saatnya petani memperjuangkansudah saatnya petani memperjuangkansudah saatnya petani memperjuangkansudah saatnya petani memperjuangkannasibnya sendirinasibnya sendirinasibnya sendirinasibnya sendirinasibnya sendiri.Kami tahu:Siapa yang membuat Indonesia terpuruk. Kami tahu siapa yangtelah menggadaikan negeri ini dengan menumpuk utang luarnegeri. Kami tahu siapa yang menyembah WTO sambilmenginjak rakyat. Kami tahu siapa yang dulu menyerbuTimorleste untuk berbisnis peluru dan seragam prajurit.Kami tahu siapa yang atas nama stabilitas telah menindas.Yang menggadaikan hasil tambang untuk kepentingan sesaat.Kami tahu siapa yang kini bergandengan tangan dengan “butoijo”. Kami tahu siapa yang terus menjual asset bangsa inidengan dalih privatisasi.

Page 10: advokasi No 14

10 Buletin Petani ADVOKASI No. 14 Januari - Maret 2004

Monitoring dan AdvokasiMonitoring dan AdvokasiMonitoring dan AdvokasiMonitoring dan AdvokasiMonitoring dan Advokasietelah begitu nyata, alam kitamakin rusak, kerusakan initelah menyebabkan terjadinya

berbagai bencana hidrometeorologi,mulai dari kekeringan, banjir, hinggatanah longsor. Pemerintah dalam halini, Presiden Megawati, pada 21Januari 2004 di Gunungkidul,Yogyakarta, mencanangkan GerakanNasional Rahabilitasi Hutan danLahan (GN-RHL) yaitu suatu langkah-langkah teknis yang khususdilakukan untuk merehabilitasi hutandan lahan kritis.

Tiga Menko yaitu Jusuf Kalla,Menteri Koordinator Bidang Politikdan Keamanan Susilo BambangYudho-yono, dan MenkoPerekonomian Dorodajtun Kuntjoro-Jakti menan-datangani SK bersama31 Maret 2003 tentang PembentukanTim Koordinasi Perbaikan Lingkunganmelalui Rehabilitasi dan ReboisasiNasional. Salah satu wujud dari kerjatim ini adalah GN-RHL.

Bayangkan! Hutan di Jawa sajakini hanya tinggal 15 persen dan disisi lain terjadi defisit (kekurangan) air(bersih) 32 miliar meter kubik pertahun sejak 1995, mengindikasikanadanya korelasi antara hutan danpenyediaan air. Laju defisit air itu akanterus meningkat sehingga Depar-temen Kehutanan memprediksi tahun2010 mencapai 134 juta meter kubikper tahun.

Laju kerusakan hutan di Indonesiamencapai 1,6-2 juta hektar per tahun.Padahal, kemampuan merehabi-litasinya hanya sekitar 300.000 hektarper tahun. Hingga kini, kawasan hutanyang rusak maupun hamparan lahanyang perlu direhabilitasi yang telahmencapai 96,33 juta hektar.

Menurut rencana, GN-RHLdiadakan selama lima tahun dengantotal luas sasaran tiga juta hektar.Secara rinci, sasarannya adalah300.000 hektar (tahun 2003), 500.000hektar (2004), 600.000 hektar (2005),700.000 hektar (2006), dan 900.000hektar (2007).

Sesuai masukan dari Depar-temen Permukiman dan Prasarana

(Kompas Online-September,Kompas-17 Juni 2002).

S

Wilayah, sasaran GN-RHL adalahhutan dan lahan di sekitar 68 daerahaliran sungai (DAS) di seluruhIndonesia untuk seluruh kegiatanselama lima tahun.

Khusus tahun 2003 rencananyadilaksanakan di 29 DAS di 15 provinsiyang melibatkan 145 kabupaten/kota,dengan luas lahan 300.000 hektar.Rinciannya adalah 163.382 hektarlahan dalam kawasan hutan dan136.618 hektar lahan di luar kawasanhutan.

Ke-15 provinsi itu adalahSumatera Utara, Sumatera Barat,Riau, Jambi, Lampung, DKI Jakarta,Banten, Jawa Barat, Jawa Tengah, DIYogyakarta, Jawa Timur, KalimantanSelatan, Sulawesi Utara, Gorontalo,dan Sulawesi Selatan.

Departemen Kehutanan jugatelah menetapkan jenis dan hargabibit yang akan ditanam, yaitu akasia,jati, meranti, dan pohon multigunaseperti jambu mete atau melinjo.Totalnya ada sekitar 250 juta bibitditanam tahun 2003 dan satu miliarbibit tahun 2004.

Mengenai biaya tampaknya tidakterlalu menjadi masalah karenasebetulnya telah ada dana reboisasi(DR) yang tersimpan di DepartemenKeuangan dan tidak terpakai selamaempat tahun terakhir. Dana yangsering disalahgunakan di zaman OrdeBaru itu menurut Jusuf Kalla,jumlahnya mencapai 9 triliun rupiahdan jika ditambah bunganya menjadisekitar 10 triliun rupiah.

Namun setelah dihitung-hitung,sebetulnya dana tersebut tidakmencukupi untuk menutupikecepatan kerusakan hutan yangterjadi. Karena keterbatasan danayang ada itu, maka pada tahun 2003ini disediakan dana 1,26 triliun rupiah.

Dana itu diharapkan dapatmenyerap tenaga kerja lebih dari25.500.000 hari orang kerja (HOK)dan 255 juta HOK selama lima tahun(asumsi standar penanaman 85 HOK/hektar). Untuk penyediaan bibit sudahtersedia dana Rp 430 miliar dari bungadana reboisasi.

Ayo Kita Monitor!Gerakan NasionalRehabilitasi Hutan dan Lahandi Tempat Kita Masing-Masing

GN-RHL melaksanakan jurus lama yaitu reboisasi.Menhut M. Prakosa mengakui bahwa reboisasi ini bukanhal baru karena sudah banyak dilaksanakan di masalalu. Ada yang berhasil, tetapi lebih banyak gagal karenaberbagai faktor. Salah satunya penyebab kegagalan

pada masa lalu adalah orientasinya yang masih proyek. Makanya,program reboisasi kali ini bernama gerakan nasional, di manaharusnya segala pihak terlibat aktif melaksanakan GN-RHL. Kalautanpa peran aktif warga, di setiap tahapan proses kegiatannya,tentu namanya bukan gerakan nasional.

Page 11: advokasi No 14

Buletin Petani ADVOKASI No. 14 Januari - Maret 2004 11

Monitoring dan AdvokasiMonitoring dan AdvokasiMonitoring dan AdvokasiMonitoring dan AdvokasiMonitoring dan Advokasi

Yang harus Dicermati!Mewujudkan Hak dalam Proses GN-RHL

i atas kertas, tampaknyaprogram GN-RHL (GerakanNasional Rehabilitasi HUtan

dan Lahan) ini akan berjalan mulusdan sempurna. Meski demikian,pelaksanaan di lapangan akan sangattergantung bagaimana masyarakatbetul-betul terlibat secara luas dalamgerakan nasional. Selain itu kontrolpenggunaan anggaran juga pentingagar GN-RHL ini hanya “proyek” baruyang menghabiskan anggarannegara.

D

Tidak Hanya Menanam PohonPenyelenggaraan GN-RHL terbagimenjadi kegiatan pokok danpenunjang. Kegiatan pokok berupapenanaman (reboisasi dan peng-hijauan), pemeliharaan, pengayaantanaman dan penerapan teknikkonservasi tanah. Kegiatan pen-dukung berupa penataan bataswilayah kerja, perbenihan danpembibitan tanaman, pengamanandan perlindungan, penyuluhan, Diklat,dan Litbang, serta pemberdayaanmasyarakat (pembangunan danpenguatan masyarakat).

Masyarakat sebagai BasisApakah GN-RHL di daerah Andadilaksanakan dengan pola “BerbasisMasyarakat”? Jika ya, dengandampingan penyuluh lapangan(kehutanan, pertanian, koperasi, dll)serta tokoh masyarakat, masyarakatlokal berperan juga dalam prosesperencanaan. Juga ada aktifitas untukmembangun dan menguatkankelembagaan masyarakat, dalammembuat perencanaan danmelakukan pengawasan RHL.Masyarakat juga berperan mengambilinisiatif, sebagai pelaku dan pengelolakegiatan RHL termasuk pengamanandan pemanfaatan hasilnya.

Ukuran keberhasilan GN-RHL

GN-RHL menetapkan ukuran keber-hasilannya sebagai berikut:a. Presentase tumbuh tanaman

sebagai dasar untuk mene-tapkankegiatan pemeliha-raannya.

b. Pencapaian sasaran kegiatan yangtepat jenis kegiatan, tepat jumlahdan kualitas, tepat waktu, tepatdana.

c. Pencapaian setiap tahapankegiatan untuk mencapai tujuanpokok kegiatan RHL.

Nah, ambilah peran aktif dalammenilai keberhasilan GN-RHL didaerah Anda.

Lain-lain

Sebagai masyarakat lokal, Andalahyang lebih tahu, tanaman hutan apayang cocok untuk ditanam di daerahAnda.

Ada catatan sejarah tentang latahnyaprogram penghijauan dalammenggunakan bibit tanaman.Misalnya menggunakan turi tahun1950-an, disusul jenis sengon tahun1960-an, akasia daun kecil (Acasiaauriculiformis), glirisidia, kaliandra(Callyandra calotirsus dan Callyandratetragona) tahun 1970 hingga 1980-an, lamtoro gung tahun 1980-an,

Acasia mangium tahun 1990-an, danmulai 2001 yang sedang sangatmerebak adalah penggunaan jenisjati mas asal Thailand.

Sikap kelatahan sesaat ini tanpadisadari telah mengorbankanpeningkatan mutu hasil hutantanaman dan bahkan mengabaikankeunggulan jenis lokal sepertimeranti, jati jawa, mahoni, pinus, jatimuna, dan banyak lainnya. Tanamanturi yang nyatanya sangat baik untukmenjaga kesuburan lahan keringseperti di Kabupaten Bangkalan,Madura, malahan diabaikanpengembangannya karena sudahtidak populer lagi.

Bibit jenis impor tersebut telahmembanjiri hampir semua daerahsejak adanya Dana Alokasi KhususDana Reboisasi luncuran 2001. Hargabibit jati mas pun melambung sampaiRp. 20.000-Rp.25.000 per batangakibat manipulasi penggunaan danapemerintah yang dikucurkan sebesarRp. 700 miliar tahun 2001 itu

Ingat, dan Jangan biarkan lagi!

Program penghijauan (reboisasi)

dari jaman ke jaman

telah menjadi sarana empuk bagi

para penyeleweng uang negara

Kuilu

Page 12: advokasi No 14

12Buletin Petani ADVOKASI No. 14 Januari-Maret 2004

Pengalaman AksiPengalaman AksiPengalaman AksiPengalaman AksiPengalaman Aksi

Perkembangan jaman dengansegala bentuknya menuntutsiapapun untuk tanggap dan

cepat beradaptasi. Seperti halnya isuglobalisasi yang sering didengung-dengungkan, sangat memacu oranguntuk tidak hanya tinggal diam, tetapiharus bisa memanfaatkan ataubermain diantara celah dari setiapperkembangan itu.

Dengan berlatar belakang hal itu,maka sekelompok masyarakat disebuah desa bernama PolokartoKecamatan Polokarto Kab.Sukoharjo, Jawa Tengah dua tahunlalu tepatnya 3 Januari 2001 sepakatmendirikan sebuah kelompok. NamaMekar berasal dari singkatan “MemetriKaryo”, yang bertujuan agar anggotadapat berkarya tanpa harusmeninggalkan profesinya masing-masing. Kegiatan dalam kelompokbukan merupakan usaha-satu-satunya namun merupakan usahayang dilakukan berdampingandengan usaha yang sedangditekuninya.

Awalnya kelompok yang lahir atasgagasan Sutardi dan Nur Wardoyo inibelum mempunyai program kerjayang jelas. Ketidakjelasan kegiatankelompok tersebut membuat gelisahpara anggota. Akhirnya pada suatukesempatan anggota kelompoksepakat mengadakan pertemuanuntuk membicarakan program yangakan dilakukan oleh kelompok

Komunikasi dalam kelompokuntuk menggagas berbagai hal

dilakukan di berbagai kesempatan,seperti saat bertemu di jalan, saatbersantai, saat bertemu di warung ‘hik’(penjual minuman dan makanan kecilkhas daerah Surakarta dansekitarnya yang berjualan padamalam hari dan hanya diterangi olehlampu minyak), dan saat rapat RT.Kondisi geografis anggota yangterbentang sepanjang radius 60 meterjuga merupakan faktor pendukungmudahnya berkomunikasi kelompokyang beranggotakan 20 KK ini.

Kegiatan AwalSetelah melakukan pertemuan kesekian kali, maka disepakatilahkegiatan-kegiatan yang akandilakukan. Saat itu kegiatan pertamakali yang baru bisa dilakukan adalahusaha simpan pinjam dan jual belisecara kredit.

Usaha jual beli secara kredit inidilakukan pengurus untuk memenuhikebutuhan anggota. Sistem yangdigunakan adalah pengurus membelibarang yang dibutuhkan oleh anggotadan anggota membayarnya denganmengangsur selama tiga bulan.Untuk kebutuhan bernilai kurang dari200 ribu, batas maksimalpengembalian adalah satu setengahsampai dua bulan, yang dibayarkansetiap satu atau dua minggu. Dalamjual beli secara kredit ini kelompokmengambil laba minimal 10 persen.Barang kebutuhan yang dikreditkantersebut antara lain sembako, bahanbangunan, ataupun kebutuhan lain

yang sebelumnya dipesan olehanggota. Dengan kata lain, kebutuhantersebut adalah kebutuhan yangmasih bisa diusahakan atau didanaioleh KUB. Namun, kelompokmenolak memberikan pinjaman danaatau pemesanan barang yang berupapestisida kimia. Hal ini dilakukankelompok agar anggota dapatmemahami bahwa penggunaanpestisida kimia berdampak negatif.

Pemeliharaan Sapi danPengolahan KotoranSeiring dengan berjalannya kegiatansebelumnya, saat ini KUB telahmemiliki kelompok pemelihara ternaksapi. Sapi-sapi ini diperoleh melaluiDinas Peternakan Kab. Sukoharjo.Untuk memudahkan pemeliharaansapi dan komunikasi pemelihara,sapi-sapi ini dikumpulkan dalamsebuah kandang komunal. Kandangyang sekarang ada berdiri di atastanah salah satu anggota kelompok,sementara untuk pemenuhankebutuhan air, anggota membawasendiri dari rumah mereka masing-masing. Mengingat kendala airtersebut, kelompok berencana ditahun 2004 akan membuat sendirisebuah sumur yang berada dekatdengan kandang.

Untuk menghimpun dana danbiaya operasional kandang, setiapbulannya penggaduh sapi dibebanibiaya 2.000 rupiah per ekor, dimanaseribu rupiah digunakan untuk sewatanah dan listrik, dan seribu rupiah

Kelompok Usaha Bersama MekarMenggali Potensi untuk Bangkit

Suatu hari disebuah kandang sapi yang terletak di Dusun Werubadran, Desa Polokarto, Kecamatan Polokarto,Kabupaten Sukoharjo, Jawa Tengah terlihat beberapa orang mengurus sapi di kandang milik Kelompok UsahaBersama Mekar (KUB Mekar). Nampak pula dua orang pengurus KUB Mekar sedang serius berbincang.Perbincangan mereka terhenti sejenak, melihat kedatangan Advokasi. Setelah saling menanyakan kabar masing-masing, dengan wajah berseri-seri kemudian Sutardi (Ketua Kelompok) dan Nur Wardoyo (Sekretaris) berceritatentang perjalanan kelompok ini.

Page 13: advokasi No 14

13 Buletin Petani ADVOKASI No. 14 Januari-Maret 2004

Pengalaman AksiPengalaman AksiPengalaman AksiPengalaman AksiPengalaman Aksiyang lain masuk kedalam kaskelompok.

Selain memelihara sapi,penggaduh juga mengolah kotorannyauntuk dijadikan pupuk organik. Pupukini digunakan sendiri oleh anggotauntuk keperluan bertani. Kemampuananggota mengolah kotoran sapidiperoleh dari pelatihan yang pernahdilakukan bersama dengan DinasLingkungan Hidup Kab. Sukoharjopada tanggal 9 Agustus 2003.

Kandang komunal dibangundengan tujuan untuk memudahkankomunikasi antar pemelihara sapimaupun untuk bertukar pengalamantentang banyak hal. Kebersamaanyang dibangun kelompok, jugadilakukan melalui giliran rondakandang oleh pemilik sapi. Untukmenghilangkan kejenuhan pada saatronda, dalam kandang disediakantelevisi hitam putih, disamping itu jugaagar anggota tidak ketinggalaninformasi.

Keinginan BergabungPerkembangan kelompok ternyatamampu menarik minat masyarakatlain untuk bergabung dalam kelompokpeternak sapi. Namun hingga saat inikelompok masih belum bisamenambah jumlah anggota.Penambahan anggota yang berada diluar wilayah dilakukan apabila

kelompok telah berjalan hingga satutahun dan benar-benar membuahkanhasil yang nyata.

Salah satu hal utama yangdilakukan kelompok saat ini adalahpembenahan berbagai hal terkaitpengembangan usaha kelompok danorganisasi. Pembenahan secaraorganisasi merupakan hal pentingagar organisasi dapat berjalan dengansehat.

Kendala dan KemitraanUsaha perdagangan mendapatkepercayaan dari anggota, sehinggajumlah permintaan akan barangsemakin meningkat. Namunpermintaan ini tidak bisa seluruhnyadipenuhi oleh kelompok karenaketerbatasan modal, sehingga seringpula konsumen memenuhi kebutuhantersebut pada pihak lain.

Mensiasati kendala yang dihadapitersebut, salah satu upaya yangdapat dilakukan adalah denganberjaringan dengan pihak-pihak yangbisa memfasilitasi pengembangankelompok, baik dari sisi finansialmaupun pengembangan pelatihandan pendidikan. Kerjasama ini tentusaja harus dilandasi oleh visi dan misipemberdayaan kelompok. Salah satukelompok yang sering diajak untukberdiskusi guna memecahkanmasalah adalah Kelompok MudaPeduli Petani Sukoharjo(KOMPPOS).

Keterampilan LainDalam kelompok ternak, terdapatanggota yang lemah dalam halperekonomian, sehingga tidakmampu membiayai sekolah anaknya.Upaya yang dilakukan pengurusadalah dengan menyertakan anakputus sekolah dalam perawatan sapidan membekali mereka dengan ilmupeternakan dan pertanian. Agarkemampuan ketrampilan anak putussekolah ini dapat berkembang,

kelompok berencana untuk bekerjasama dengan konveksi yang ada diwilayahnya untuk memberi pen-didikan gratis mengenai cara jahit-menjahit.

Perubahan SikapHadirnya KUB ternyata juga mampumengubah sikap masyarakat dalamhidup bermasyarakat. Misal, adaseorang warga yang setelahbergabung dengan kelompok manjadisangat aktif dalam kegiatankemasyarakatan. Padahal sebe-lumnya warga terebut tidak pernahaktif dalam kegiatan masyarakat.Bagi kelompok, ini merupakan halyang bisa dibilang istimewa, karenamengubah sikap seseorang tidaksemudah seperti yang dibayangkan.

Apapun kondisi alam yang adapasti memiliki potensi yang bisadikembangkan, asalkan kita mauberusaha untuk mencari tahu apa danbagaimana potensi tersebut bisadikelola. Seperti halnya wilayahPolokarto yang tidak sepanjang tahunbisa ditanami, tetapi mempunyaipotensi untuk mengembangkanusaha peternakan yang didukungdengan ketersediaan pakan yangcukup.

“Tentunya pengelolaan sumberdaya alam harus tetap memper-tahankan keberlangsungan dankearifan bagi manusia dan lingkungan”ujar Nur sambil menawarkan secang-kir teh hangat. (Eko)

Pelatihan pupuk-Anggota kelompoksedang mengikuti pelatihan pembuatanpupuk organik dari kotoran sapi dan ayam.Dok. YDA

Jadwal ronda-Ronda jaga kandangmerupakan sarana untuk berkomuni-kasi dan tukar pengalaman anggotakelompok.

Dok. YDA

Page 14: advokasi No 14

Buletin Petani ADVOKASI No. 14 Januari-Maret 200414

Album AdvokasiAlbum AdvokasiAlbum AdvokasiAlbum AdvokasiAlbum AdvokasiMASYARAKAT KALSEL LANJUTKAN ADVOKASICERDP -Sejumlah masyarakat pemantau (pemonitor)Proyek Pembangunan Pemberdayaan Masyarakat untukPembangunan Desa/Community Empowerment for RuralDevelopment Project (CERDP, yaitu proyek dengan danautang dari Bank Pembangunan Asia -ADB) di KabupatenTanah Laut dan Barjar, Kalimantan Selatan,merencanakan serangkaian kegiatan advokasi.

Kegiatan membahas tentang ketidakberesan proyekyang masih ada, keberlanjutannya, penguatan pemonitor(masyarakat pemantau), berlangsung tanggal 24 hingga27 Januari 2004. Rencana gerakan advokasi lanjutan iniakan dimulai sejak Pebruari hingga bulan April 2004.

PETANI BENGKULU RAPATKAN BARISAN -Beberapa petani pemantau Proyek PembangunanDaerah Bengkulu (Bengkulu Regional DevelopmentProject-BRDP, yaitu proyek dengan dana utang BankDunia) yang berada di Kabupaten Bengkulu Utara,Bengkulu Selatan, dan Rejang Lebong melakukanperencanaan kegiatan advokasi terhadappermasalahan-permasalahan proyek yang ada danyang masih tersisa.

Kegiatan ini berlangsung dari tanggal 17-28 Pebruari2004. Dalam kegiatan tersebut, petani juga melakukanpenggalian kebutuhan media, baik media komunikasiantara petani pemonitor maupun untuk berkomunikasidengan pihak manajemen BRDP, terkait advokasi yangdilakukan.

Sebelum kegiatan ini berlangsung, petani pemantau telah melakukan beberapa kegiatan advokasi di daerahnyamasing-masing, seperti melakukan pertemuan dengan manajemen BRDP untuk meningkatkan kinerja proyek BRDP.Sebagian besar petani pemonitor juga melibatkan diri meningkatkan kinerja UPKD (Unit Pengelolaan Keuangan Desa)di desa masing-masing.

SUKA DUKA MASYARAKAT MEMANTAU PROYEK -Setelah pernah melakukan pemantauan/monitoringterhadap proyek yang dibiayai oleh utang luar negeri,para petani pemantau (pemonitor) merasakan banyakmanfaat yang berguna bagi dirinya sendiri maupunmasyarakat.

Hal ini diketahui dari evaluasi terhadap hasil dandampak dari pelatihan ABMP yang telah dilaksanakanPegurus YDA, dr IG Ambar Yoewana, akhir tahun 2003 -hingga awal 2004, bersama petani pemonitor di Kalsel,Kalbar, Riau dan Bengkulu.

Bagi masyarakat sekitarnya, advokasi yang dilakukanpemonitor memberikan kesan positif, karena bertujuanmenyelesaikan masalah-masalah yang terjadi dalamproyek. Suka duka yang dialami tidak menyurutkansemangat mereka untuk tetap melakukan pembelaanterhadap hak-hak yang seharusnya diterima masyarakat.

Page 15: advokasi No 14

15

Album AdvokasiAlbum AdvokasiAlbum AdvokasiAlbum AdvokasiAlbum Advokasi

Buletin Petani ADVOKASI No. 14 Januari-Maret 2004

STUDI BANDING PETANI-20 petani dari beberapa kecamatan diKabupaten Karawang, Jawa Barat, yang tergabung dalam organisasibernama Dewan Tani (Dewan untuk Hak-hak Petani) Karawang padatanggal 19 Pebruari 2004 berkunjung ke Solo, untuk berdiskusi dengankelompok-kelompok tani mitra YDA. Rombongan yang terdiri dari petanipemilik lahan sempit, penggarap, dan buruh tani ini bermaksud untukbelajar dan berbagi mengenai model organisasi petani; administrasidan keuangan organisasi petani; program-program advokasi dankegiatan organisasi petani; pengembangan jaringan organisasi petani;sistem pengelolaan irigasi untuk pertanian. Juga tentang teknologipertanian alternatif yang ramah lingkungan.

RENCANA KEGIATAN DESA-Sepanjang April -September 2003, dan Januari - Maret 2004sejumlah petani dan masyarakat di empat desadi tiga kabupaten di Jawa Tengah, merancangpembangunan bottom up (perencanaan daribawah) bersama YDA Solo.

Desa-desa yang kini telah memiliki RencanaStrategis Desa (Renstra Desa) itu adalah, DesaPesu Kec.Wedi Kabupaten Klaten. KemudianDesa Suroteleng Kec Selo dan Desa Bade KecKlego di Kabupaten Boyolali. Serta Desa NgunengKec Puhpelem di Kabupaten Wonogiri.

Penyusunan Renstra desa, bertujuanmemberdayaan masyarakat melalui metodepartisipati f. Juga untuk meningkatkankemampuan masyarakat dalam mengenali/menganalisa masalah dan potensi yang dimilikidesanya. Dengan kegiatan ini diharapkanmasyarakat mampu menyelesaikan per-soalannya tanpa ketergantungan pihak lain.

Hasil Renstra adalah serangkaian rencanakegiatan desa, seperti perbaikan sarana fisikserta membenahi masalah air, lingkungan,kesehatan, peningkatan keterampilan, danmasalah sosial.

1

2

3

41, Meninjau lokasi air Desa Suroteleng2, Renstra Desa Bade3, Diskusi tim air Desa Nguneng4, Renstra Desa Pesu

Foto-foto: Dok YDA

MENGADVOKASI BENIH DAN PERATURANNYA-Puluhan petaniasal Eks-Karesidenan Surakarta dan Kabupaten Groboganberkumpul di Solo, untuk membahas kegiatan advokasi terhadapbenih dan perundang-undangan yang mengaturnya.

Kegiatan yang dilakukan tanggal 18-20 Pebruari ini dalam rangkamenganalisis perubahan kebijakan perbenihan yang masih sajabelum memihak petani.

Para petani yang sudah berpengalaman dalam advokasiperbenihan pada tahun-tahun sebelumnya, pada pertemuan inimenghasilkan rencana aksi lanjutan. Berbagai aksi yang berhasildirancang antara lain, akan melakukan kampanye publik tentanghak-hak petani terkait dengan benih. Direncanakan juga kunjunganke beberapa pejabat pusat dan daerah untuk berdialog.

Page 16: advokasi No 14

Buletin Petani ADVOKASI No. 14 Januari - Maret 200416

Berita TaniBerita TaniBerita TaniBerita TaniBerita Tani

10 Tahun Lagi WadukGajah Mungkur Mati

Waduk Gajahmungkur di Kab.Wonogiri, Jawa Tengah, yangdiharapkan memiliki umur ekonomishingga 100 tahun, diprediksikan takakan sampai 10 tahun lagi sudah tidakberfungsi. Hal itu akibat peningkatanlaju sedimentasi, dari semula 1,2 mmmenjadi 26 mm/tahun.

Sebagaimana diketahui, WadukGajah Mungkur berfungsi sentral untuksumber pengairan sawah di JawaTengah bagian selatan.(SuaraMerdeka, 9 Maret 2004)

Presiden: Indonesiaakan Kekurangan AirBersih

Presiden Megawati Soekarnoputri,Selasa tanggal 9 Maret 2004,mengemukakan, jika tidak mampumenjaga lingkungan dan hutan, dalam

waktu kurang lebih 25 tahun Indone-sia akan kekurangan sumber airbersih. (Kompas Online, 9 Maret2004)

Pertanian Harus Re-but Perhatian Politik

Lebih dari dua-pertiga masalahpertanian di Indonesia berada di luarsektor pertanian. Untuk memecahkan-nya, diperlukan koordinasi antarsektor terkait dan merebut perhatianpolitik untuk pertanian.

Demikian diutarakan DirekturPusat Studi Pertanian IPB, BayuKrisnamurthi, di sela konggresMasyarakat Pangan dan Pertanian diJakarta, Rabu 11/2 lalu.

Masalah yang terkait sektor diluar pertanian, diantaranya kreditperbankkan untuk petani, perbaikaninprastruktur, tarif impor, pengenaanbea masuk dan banyaknya penye-lundupan. Masalah-masalah perhatianpolitik, agar tidak dianaktirikan.(Kompas, 12 Pebruari 2004)

Selama Pebruari, sebanyak 16kapal dari Pelabuhan Bangkok,Thailand, diketahui mengirim 103.000ton beras ke Indonesia. Pengirimanini diindikasikan penyelundupankarena sejak tanggal 20 Januari 2004pemerintah resmi menghentikanimpor sementara hingga enam bulansejak tanggal itu. Meski beberapa kalidilaporkan, hingga berita ini ditu-runkan, belum ada tindakan berartidari pemerintah. Padahal kapal-kapalitu dipastikan membongkar muatandi pelabuhan-pelabuhan besar.

Dari laporan perjalanan kapaldari pelabuhan Bangkok, sepertidikutip Dow Jones, Jumat (5/3),menyebutkan bahwa sepanjangPebruari, 16 kapal itu memuat berasdengan tujuan Jakarta. Kapal paling

Sejak Stop impor, 103.000 Ton BerasMasuk Lewat Depan Hidung Petugas

Tanggal Kapal Muatan (ton)2 Februari Sinar Borneo 3.5005 Februari Hawaiian Eye 4.5006 Februari Tonanth 15.00011 Februari Sang Thai Bery 5.00017 Februari An Lu Jiang 10.00019 Februari Tropical Rose 3.00019 Februari Cong Gen 8.50020 Februari Ha Tien 6.00020 Februari Rimba Satu 6.00023 Februari My Hung 8.00023 Februari Sea Maid 5.00025 Februari Intan-71 8.50027 Februari Tae Dong Gang 3.00027 Februari PK Prosperity 5.00027 Februari Dibena Joy 8.00027 Februari Asia Express 4.000

kecil memuat 3.000 ton hinggapaling besar 15.000 ton beras.

Mungkin karena inilah, hargaberas tidak bergerak naik sejakpemerintah melakukan pelaranganimpor. (Kompas, 6 Maret 2004)

Perlu Polisi Ling-kungan SelesaikanTPA Cilincing

Karena berlarut-larutnya kasuspencemaran lingkungan di sekitarTempat Pembuangan SampahAlternatif (TPA) Cilincing di KampungNagrak, Kelurahan Rorotan, Cilincing,Jakarta Utara, DPRD DKI memintakepada Pemprov untuk membentukpolisi lingkungan. Polisi ini, nantinyadi bawah koordinasi Badan PengelolaLingkungan Hidup Daerah (BPHLD).

"Polisi itu dibentuk agar bisamenangani kasus-kasus pencemaranlingkungan, termasuk upaya ganti rugikepada warga. Setiap kasus perluditangani secepatnya, jangan terkesanmengulur-ulur waktu. Kasihan wargayang dirugikan," tandas H. Muhayar,anggota Komisi D DPRD DKI.

Menurutnya, Perda DKI No. 11/1988 masih perlu direvisi karenabanyak kelemahan. Dalam Perda itubanyak pasal pengecualian. "Kalauwarga membuang sampah sem-barangan akan dikenakan sanksi,ironisnya Dinas Kebersihan jugamembuang sampah sembarangan,tapi sanksinya belum ada," ujarnya.(Kompas, 10 Pebruari 2004)

Penting, PendidikanLingkungan Hidup

Masih berlangsungnya proseskerusakan lingkungan mendorongpemerintah menempuh prakarsa lain.Pemerintah berencana menyusunsuatu program pendidikan lingkunganhidup di sekolah dan di masyarakat.

Materi pendidikan lingkungan kiniterus dibahas Kementerian LingkunganHidup (KLH) dan DepartemenPendidikan Nasional serta sejumlahinstitusi lain. Dalam kaitan tersebut,KLH menggelar Konferensi PendidikanLingkungan Hidup di Jakarta, baru-baru ini. (Suara Pembaruan, 24Pebruari 2004)

Page 17: advokasi No 14

17

Berita TaniBerita TaniBerita TaniBerita TaniBerita Tani

Buletin Petani ADVOKASI No. 14 Januari - Maret 2004

Alih FungsiHutan LindungAncam Lingkungan

Alih fungsi kawasan hutan lindungmenjadi pengembangan konsesipertambangan di wilayah KalimantanTengah mengancam terjadinyakerusakan atau berubahnya bentangalam secara permanen dengan segalaaspek ikutannya.

Penilaian tersebut disampaikanstaf pengajar pada Fakultas Kehutanandan Program Pascasarjana InstitutPertanian Bogor (IPB) Dr HariadiKartodiharjo pada Pelatihan LegalDrafter dan Jurnalistik Lingkungan,Sabtu (6/3), di Rungan Sari,Palangkaraya.

Proyek itu, lanjutnya, memangbernilai ekonomi miliaran rupiah, tetapikerusakan lingkungan yang permanentidak dapat dikembalikan ke kondisisemula.

Hutan Lindung

di Jarah PerusahaanDinas Kehutanan Sumatera Utara

(Sumut) menuding PT. GrahaduraLeidong Prima telah merambahsedikitnya 8.000 hektar (ha) hutanlindung di Kecamatan Kuala Hulu,Kabupaten Labuhan Batu sejak tahun1995.

Sementara itu, penggundulanhutan lindung terjadi pula di PawinihanKabupaten Banjarnegara JawaTengah, mengancam ketersediaan airbersih pada musim kemarau men-datang.

Dari luas Hutan Pawinihan yangmencapai 1.847,6 hektar, sebanyak215 hektar habis dijarah. Penjarahanitu cenderung demi kepentingan bisnispihak tertentu.

Kiranya, bukan hanya hutan di 3daerah di atas saja yang terkenaimbas keserakahan industri, herannyawarga lokal yang sering ditudingmerambah. (Pikiran Rakyat/KompasOnline/Media Indonesia)

Diguyur Dana Utang,PDAM Kab SemarangTetap Bangkrut

Dalam kurun waktu 10 tahun sejak1994, Perusahaan Daerah Air MinumKabupaten Semarang telah men-dapatkan utang luar negeri dari AsianDevelopment Bank dengan nilaiseluruhnya Rp. 33,8 miliar.

Dana utang itu seharusnya untukmembangun dan memperbesarkapasitas produksi air bersih,tetapikenyataannya banyak proyek yanggagal dilaksanakan.

Tunggakan utang yang menumpukitu kini harus segera diselesaikan.Menurut Direktur Utama PDAMKabupaten Semarang Ririh Sudi

Raharjo, Kamis (26/2). Salah satu carapenyelesaiannya adalah bekerja samadengan swasta dalam pengelolaan airbersih. Kali ini PDAM sepakatmenyerahkan (sebenarnya melegohak) pengelolaan sumber air diNgembat, Kecamatan Jambu, kepadainvestor PT Sara Tirta Ungaran.

Di sisi lain, sumber-sumber airkita, memang diincar perusahaan-perusahaan besar dengan strategiinternasional. Informasi tersebutdisampaikan pakar lingkungan, DrMulyanto, dalam surat elektroniknya.Menurut dia, masalah pengelolaan airternyata sudah menjadi targetperusahaan besar pada KonferensiTingkat Tinggi (KTT) Bumi diJohanesburg, Afrika Selatan, tahunlalu. (Kompas/Suara Pembaruan)

Menteri Pertanian Bungaran Saragih, mengatakan bahwa varietas unggultipe baru (VUTB) Fatmawati diharapkan meningkatkan kesejahteraan petani.Ini dikatakan Saragih saat melakukan panen pertama VUTB Fatmawati diTegaltirto, Kecamatan Berbah, Kabupaten Sleman, Daerah IstimewaYogyakarta, Sabtu 28 Pebruari 2004. Dari ujicoba di Tegaltirto, produktivitasFatmawati dengan pengelolaan tanaman terpadu (PTT) 8,41 per hektar, lebihtinggi dari varietas Ciherang yang menghasilkan 7,8.3 ton dan IR-64 yang 6,4ton per hektar.

Direktur Institut Penelitian Padi Indonesia, Dr Irsal Las menuturkan,kelebihan lain Fatmawati adalah petani hanya membeli bibit unggul itu sekali.Selanjutnya bisa memakai bibit hasil panennya, tanpa penurunan kualitas.Fatmawati dihasilkan dari persilangan padi cere (Indica) dengan padi bulu(Japonica dan Javanica) sehingga berbatang besar dan kokoh, umur 110hari, akar panjang dan dalam, lebih dari 300 butir per malai. Namun diakui,Fatmawati memiliki kelemahan, diantaranya padi sulit rontok sehinggamemerlukan alat, dan juga peka terhadap penyakit tungro serta hawar daunbakteri strain IV.

Panen perdana itu ternyata disambut pesimistis oleh petani. Beberapapetani yang dihubungi mengatakan, persoalan mereka bukan produktivitas,melainkan rendahnya harga gabah dan mahalnya harga pupuk. Harjo Sentono(60), petani peserta ujicoba yang memiliki lahan 1.000m2 mengatakan,produksi padi IR-64 sekitar 600 kg. Seandainya diganti Fatmawati,penambahan hasil panen sekitar 150 kg. dengan asumsi harga padi basahRp 1.000, maka penambahan pendapatannya Rp 150.000 saja. “Hal ini samasaja jika ada kenaikan harga padi Rp 250 jika menanam IR-64,” kata Harjo.

Sementara Wijiono (28), petani lainnya menambahkan, “Setelah ini sayatidak akan menanam Fatmawati dan akan menanam Cihering. Fatmawatisulit rontok kalau digepyok, padahal kami merontokkan dengan gepyokkan.Fatmawati juga tidak tahan tungro.” (Kompas, 29 Pebruari 2004)

Menteri Optimistis, Petani PesimistisPanen Perdana Padi VUTB Fatmawati

Page 18: advokasi No 14

Buletin Petani ADVOKASI No. 13 Oktober-Desember 200318

Konsultasi TaniKonsultasi TaniKonsultasi TaniKonsultasi TaniKonsultasi Tani

Saya punya sepupu di Talo, Bengkulu yang punya kebun sawit. Dia seringmenyemprot tanamannya dengan pestisida MATADOR, tapi racun tersebutmempunyai efek samping pada sawit. Sawit tersebut mati karena daunyang masih di dalam batang menjadi busuk. Pertanyaan saya, mengapaterjadi demikian?

JanaidiJl. Lembak No.18 Ds. Serambi Gunung, Kec. Talo, Kab. Bengkulu Utara,Bengkulu

Efek samping MATADOR?

Pertanyaan tersebut mungkinmewakili pertanyaan-pertanyaan dari petani yang

lain. Dapat kami jelaskan bahwapestisida adalah senyawa kimia yangdigunakan untuk mengendalikan,mencegah, membasmi, membunuh,menangkis, mengusir dan mengurangisemua jasad pengganggu.

Organisasi Kesehatan Dunia(WHO = World Health Organization)menggolongkan pestisidaberdasarkan LD (Lethal Dose = Dosismematikan) 50. Klasifikasi dilakukansetiap dua tahun sekali dan dimuatdalam daftar WHO RecommendedClassification of Pesticide by Hazard(klasifikasi tingkat bahaya pestisidayang direkomendasikan oleh WHO).WHO menggolongkan pestisida

menjadi enam kelas, yaitu :1.Berbahaya sekali/supertoksik (IA)2.Bahayanya tinggi/sangat beracun

(IB)3.Bahayanya sedang/sangat beracun

(II)4.Tingkat bahayanya rendah/beracun

(III)5.Tidak terpakai sebagai pestisida

atau tidak tergolongkan (O), dan6.Tidak mungkin untuk memberikan

bahaya yang akut dalampenggunaan normal (U)

Sedangkan untuk merk pestisidaMatador mempunyai bahan aktiflamda sihalotrin yang dalamklasifikasi WHO termasuk dalamkelas II dengan tingkat bahayasedang. Matador termasuk jenisinsektisida racun kontak dan perut.

Racun kontak artinya bahwapestisida tersebut membunuh secaralangsung hama, sedang racunlambung berarti bahwa pestisidatersebut membunuh hama setelahhama memakan racun melaluitanaman. Namun demikian, karenabahan aktif pestisida disemprotkanpada tanaman, maka terjadi juga efeksamping dari penggunaan pestisidatersebut. Efek samping tersebutantara lain adalah bukan hanya hamayang kemudian mati, tapi juga hewanyang lain yang berada di sekitartanaman. Selain itu, pestisida jugamempunyai kemungkinan untukmengganggu kesehatan manusia.

Ada beberapa hal yang harusdiperhatikan ketika kita menyem-protkan pestisida. Hal tersebutadalah dosis, cara penyemprotan,penyimpanan, keselamatan kerjaselama penyemprotan dan juga efeksampingnya.

Pengendalian hama terpadu danpestisida alami sebaiknya kitagunakan untuk mengurangi efeksamping penggunaan pestisida kimiayang kurang menguntungkan. (red)

Page 19: advokasi No 14

19

Santai SejenakSantai SejenakSantai SejenakSantai SejenakSantai Sejenak

Buletin Petani ADVOKASI No. 13 Oktober-Desember 2003

berhadiah!&&Santai

Seorang kawan petani dari Riau,menuturkan pengalamannya

dalam hal pengendalian hama.Untuk mengendalikan lalat buahyang merusak tanamansemangkanya, dia menggunakancara sederhana, yakni resep yangditemukan dari pengamatan terhadaplingkungan di sekitar rumah danlahan.

Supaya buah semangka terbebasdari lalat buah, petani ini tidakmelakukan penyemprotan denganpestisida. Justru dia memberi makanlalat buah. Lho ko’ begitu?

Ketika semangka mulai berbuah,atau masa lalat buah menyerang,kawan petani kita meletakkanpotongan-potongan buah jambu biji didalam tabung/botol bekas air mineral.

Botol tersebut sebelumnya sudahdipotong di bagian dekat leher botol,kemudian disambung lagi dengan cara

membalikb a g i a nd e k a t

leher bo-tol. Sehing-

ga jadilah sema-cam perangkapyang mirip pe-

rangkap ikan(bubu) dari botol plastik tersebut.Perangkap diletakkan setiapbeberapa meter di lahan semangka.

Pertanyaan:Dari pernyataan di bawah ini,manakah pernyataan yang benar danterkait dengan cerita di atas:a. Lalat buah lebih tertarik pada

jambu biji dari pada semangka.b. Di Riau, nilai ekonomis semangka

lebih tinggi dari jambu biji.c. Petani di atas, adalah “petani

peneliti” yang cermat.d. Pengendalian hama di atas, ramah

lingkungan.

Menjaga perasaan orangmemang tidaklah mudah,apalagi jika orang ter-sebut

berusia jauh lebih tua dari kita.Persoalan akan muncul dari hal yangmungkin terlihat sepele. Hal ini bisaterjadi pada siapapun, bahkan antaraorang tua dan anak yang nyata-nyatasaling faham sifat masing-masing.

Kisah nyata ini dialami olehPak Jois (bukan namasebenarnya), seorangpetani asal Desa Lengkong,Flores Barat. Suatu hari iamenerima sepu-cuk surat darianaknya yang kuliah di kota pelajar,Yogyakarta. Seperti biasanya, surattersebut diawali dengan mengabarkanbahwa kondisi sang anak dalamkeadaan sehat-sehat saja.

Kemudian sang anak mencerita-kan kegiatan yang ia lakukan diYogyakarta. Di akhir suratnya sanganak minta dikirim sejumlah uang

Pemenang Kuis Edisi 12 dan 13

kemudian sanganak kembalimela-yangkansurat padabapaknya.

t e r k e j u tdan gemas sangbapak, ketika didapatidalam surat tersebutsebuah kertasfotocopy bergambarparang (senjatatajam), dan tertuliskalimat “Parangyang asli nantimenyusul”. Sambil melotot danmenyobek-nyobek kertas tersebutsang bapak ngomel-ngomel “Dasaranak kurang ajar”, awas kau!.(KirimanFransiskus, Larantuka, Flores NTT)

KUIS e. Pengendalian lalat buah denganjambu biji, dapat diterapkan dimana saja.

f. Resep seperti di atas, harusdisesuaikan dengan daerah baru/lain, j ika petani lain inginmenerapkannya.

1. Ilham Pradigda MPJl. Cempaka No. 9 Dusun. Glonggong Rt02/Rw 03 Desa Kranggaharjo Kec.Toroh 58171 Grobogan

2. Lidya IskandarJl. Ratu Agung 92 ArgamakmurBengkulu Utara 38613

3. Siti MufatirohJl. Srijaya Negara Lrg. Jaya SempurnaNo. 58 Rt 28 Rw 09 Bukit Besar-Palembang

4. Komang Sudiarthad/a VECO-RI. Jl. Letda Kajen No. 22Denpasar 80234-Bali

5. AlikmanDs. Bunga Tanjung Kec. Pd PondokSuguh Kab. Muko-muko-Bengkulu 38366

KU

PO

N K

UIS

No

14

Anak Kurangajaruntuk membayar biaya kuliah (SPP).Dalam surat tersebut tertulis “Bapa,ini aku kirim fotokopi kwitansipembayaran SPP (yang be-lum diisi),untuk kwitansi aslinya menyusul”.

Beberapa hari kemudian sangayah membalas surat ter-sebut pada

anaknya. Alangkah terkejutsang anak, karena dalam

surat itu berisi secarikkertas dan beberapalembar fotokopi uangkertas.

Dengan penuhpena-saran ia

membaca surat yang telah ia terimadan ia terkejut ketika membacasebuah kalimat “Ini Bapa kirimfotokopi uang untuk membayar biayakuliahmu, yang asli nanti menyusul”.Sambil bergumam ia berkata “Wahini namanya pemba-lasan”.

Sambil menunggu kiriman uang(asli) yang ia harapkan, beberapa hari

Kirim Jawaban Anda ke Redaksi Advokasi, hadiah

yang manis menunggu Anda!

Page 20: advokasi No 14

20 Buletin Petani ADVOKASI No. 14 Januari - Maret 2004

Info TaniInfo TaniInfo TaniInfo TaniInfo Tani

Apabila orang yang punyapohon pisang sendiri hendakm e m p e r s e m b a h k a n

pisangnya sebagai bingkisan, makasedapat mungkin dia akanmempersembahkan pisang masakpohon atau bahasa Jawanya ‘matenguwit’. Tetapi bagi konsumen pisangbiasa yang memperoleh pisang daripasar, mungkin sudah sulitmendapatkan pisang mateng uwit ini,karena para petani penjual pisangtidak akan memotong pisangnya bilatelah masak pohon, karena nanti bisajadi pisangnya telah membusuksebelum laku dijual. Walaupundemikian kita pun tetap mela-kukannya, tidak merasa ada yangkurang mengkonsumsi pisang tidakmasak pohon, atau ‘mateng imbon’.Lalu apa kelebihan pisang yangdipotong masak pohon? Apakahrasanya lebih enak? Jawabnyamungkin ya mungkin pula tidak.Jawaban ya bila si penjawab memangmemiliki selera rasa (taste) yangpeka, tetapi tidak bila tidak bisamembedakan keduanya .

Terlepas dari rasanya lebih enakatau tidak, pisang yang masak pohonakan memiliki kandungan gizi dan“khasiat” yang lebih tinggi dari padapisang imbon. Menurut analisisbiokimia buah pisang, kandungan gizibuah ini selain mengandungkarbohidrat dan protein, jugamengandung kalium yang berkasiatmenurunkan tekanan darah, vitaminC yang penting untuk meningkatkandaya tahan tubuh, dan vitamin E yangmembantu mengendalikan prosespenuaan kulit, sehingga membuatkita awet muda. Tiga kandunganpertama, yaitu karbohidrat, protein,dan vitamin, nilainya tidak banyakberbeda antara dipanen sebelummasak atau sesudah masak.Seandainya berbeda pun bukanmenjadi persoalan penting, karena

umumnya orang makan pisang bukanuntuk tujuan menambah ketiga zatgizi tersebut. Seandainya punmenjadi masalah, paling pada jeniskandungan karbohidratnya, yangpada waktu sebelum masak berupasukrosa setelah masak menjadifruktosa yang rasanya manis.

Sehingga pada pisang yang dipotongmasih belum masak, perlu ditungguproses perubahan biokimia tersebut,sedang pisang yang dipotongsesudah masak, tidak perlumenunggu proses tersebut. Bilapisang yang dipotong terlalu muda,kadang bisa menghasilkan pisangnyakurang manis karena prosesbiokimianya yang tidak sempurna.Namun bila telah cukup tua, praktistidak ada perbedaan. Namun bagi tigakandungan gisi yang lain, yaitu unsurkalium, vitamin C, dan vitamin E,perbedaan antara pisang yangdipanen sebelum masak dengansetelah masak sangat mencolok.Sebagai salah satu unsur haraesensial, kalium mempunyai sifatyang unik. Unsur ini sangat pentingdiperlukan tanaman untukmetabolisme karbohidrat danmembentuk jaringan, tetapi bilajaringannya telah tua, unsur ini akantertinggal di jaringan itu. Sehingga

pada jerami padi sawah, sebenarnyabanyak kalium tertinggal. Olehkarenanya sangat disayangkan masihbanyak petani kita yang membakarjeraminya, padahal apabiladibenamkan kembali ke tanah dapatmengurangi biaya pembelian pupuk(KCl) yang sekarang mahalnyaselangit itu.

Pisang termasuk tanaman yangdikonsumsi buahnya, yang notabenepada waktu jaringan buahnya telahtua. Pada waktu belum masak,kalium masih aktif melakukanmetabolisme karbohidrat sehinggadia sendiri metabolismenya di dalamjaringan buah belum matang. Apabiladipanen pada kondisi ini, makastruktur kimianya dalam jaringanbuah belum mantap, dengan kata lainkandungannya lebih sedikit danstruktur kimianya masih labil. Namunbila dipanen setelah buah masak,kandungannya telah banyak danstruktur kimianya telah mapan.Akibatnya, bila kita mengkonsumsipisang mateng imbon, salah satukeuntungan dari makan pisang tidakkita peroleh secara lengkap;mengurangi tekanan darah tinggi.

Demikian pula halnya denganvitamin C yang penting untukmenambah daya tahan tubuh danvitamin E yang membantu agar kitaawet muda. Struktur kimia keduavitamin ini pada waktu buah belummasak masih belum mantap,sehingga kandungannya bisa lebihrendah, karena bukan tidak mungkindalam keadaan struktur kimia belummapan ini mereka justru teruraiselama proses pemasakan. (SM)

Sumber : Seri Iptek Pangan Volume 1:Teknologi, Produk, Nutrisi & KeamananPangan, Jurusan Teknologi Pangan -Unika Soegijapranata, Semarang.Editor : Budi Widianarko, A. Rika Pratiwi,Ch. Retnaningsih

Makan Buah Pisang Masak Pohon

Page 21: advokasi No 14

Buletin Petani ADVOKASI No. 14 Januari - Maret 2004 21

Info TaniInfo TaniInfo TaniInfo TaniInfo Tani

Selamatatas kelahiran dari

Efras Grandi Christian Molle pada 8 Februari 2004putra dari

Keluarga Willem Molle(Jl. Mangga II No.7 Tanjung Redep, Berau, Kalimantan Timur)

dan

Wildan Pambel Al Gifari pada 18 Pebruari 2004putra dari

Keluarga Adi Haryanto(Ds. Darat Sawah Kec. Seginim Kab. Bengkulu Selatan - Bengkulu)

Saya berminat menjual produk-produkpertanian organik. Rencana awal Sayamemasarkan beras organik.Jika Anda ingin menjadi pemasok...Silahkan hubungi:

SupriyatnoTelp. (0254) 381430Hp. 0817 48 49 500

KOMPPOS(Kelompok Muda Peduli Petani Sukoharjo)telah memproduksi pupuk organik dari bahankotoran ternak. Bagi yang membutuhkan bisamenghubungi:

KOMPPOSd.a MariminDs.Sugihan Kec. Bendosari Kab. Sukoharjo Jawa TengahatauHp. 0812-1546-6740 (Sartono), 0813-2905-9385 (Muji)

Turut Berduka cita atasmeninggalnya Ibunda

tercintadari

Sukidoanggota KOMPPOS

(Kelompok Muda PeduliPetani Sukoharjo) pada

Hari Jumat 12 Maret2004. Telah dikebumikan

pada Hari Sabtu 13 Maret2004. Seluruh Redaksi

mengucapkanbelasungkawa yang

sebesar-besarnya dansemoga keluarga yangditinggalkan diberi

ketabahan

....pengalaman yang ingin kamibagi kepada pembaca ialah cara“melakukan monitoringproyek-proyekpemerintah”......lebih-lebih yangdana proyeknya berasal dariutang luar negeri.....

Info Buku YDA

JUDUL BUKUPengalaman Advokasi Berbasis

Monitoring PartisipatifPetani Memonitor Proyek yang

Didanai Utang Luar Negeri

PENERBITYayasan Duta Awam Solo

Page 22: advokasi No 14

22 Buletin Petani ADVOKASI No. 14 Januari - Maret 2004

ResepResepResepResepResep

URAIAN SINGKATPenjernihan air dengan biji kelor (Moringa oleifera) dapat dikatakanpenjernihan air dengan bahan kimia, karena tumbukan halus biji kelor dapatmenyebabkan terjadinya gumpalan (koagulan) pada kotoran yangterkandung dalam air. Cara penjernihan ini sangat mudah dan dapatdigunakan di daerah pedesaan yang banyak tumbuh pohon kelor.

BAHANBiji kelor yang sudah tua betul dankering

PEMBUATAN1) Kupas biji kelor dan bersihkan kulitnya.2) Biji yang sudah bersih dibungkus dengan kain, kemudian

ditumbuk sampai halus betul. Penumbukan yang kurang halusdapat menyebabkan kurang sempurnanya prosespenggumpalan.

3) Campur tumbukkan biji kelor dengan air keruh denganperbandingan 1 biji : 1 liter air keruh.

4) Campur tumbukkan biji kelor dengan sedikit air sampai berbentukpasta. Masukkan pasta biji kelor ke dalam air kemudian diaduk.

5) Aduklah secara cepat 30 detik, dengan kecepatan 55-60 putaran/menit.

6) Kemudian aduk lagi secara berlahan dan beraturan selama 5menit dengan kecepatan 15-20 putaran/menit.

7) Setelah dilakukan pengadukan, air diendapkan selama 1-2 jam.Makin lama waktu pengendapan makin jernih air yang diperoleh.

8) Pisahkan air yang jernih dari endapan. Pemisahan harusdilakukan dengan hati-hati agar endapan tidak naik lagi.

9) Pada dasar bak pengendapan diberi kran yang dapat dibuka,sehingga endapan dapat dikeluarkan bersama-sama dengan airkotor.

Penjernihan Air dengan Biji Kelor(Moringa oleifera)

KEUNTUNGAN1) Caranya sangat mudah2) Tidak berbahaya bagi kesehatan3) Dapat menjernihkan air lumpur, maupun air

keruh (keputih-putihan, kekuning-kuninganatau ke abu-abuan)

4) Kualitas air lebih baik :a. Kuman berkurangb.Zat organik berkurang sehingga

pencemaran kembali berkurangc. Air lebih cepat mendidih

KERUGIAN1) Kelor tidak terdapat di semua daerah.2) Air hasil penjernihan dengan kelor harus segera

digunakan dan tidak dapat disimpan untuk hariberikutnya.

3) Penjernihan dengan cara ini hanya untuk skalakecil.

Sumber: Buku Panduan Air dan Sanitasi, Pusat Informasi Wanita dalamPembangunan PDII-LIPI bekerjasama dengan Swiss Development

Cooperation, Jakarta, 1991.Disadur oleh: Esti, Haryanto Sahar

Biji Kelor

Pembuangan kulit biji

Penumbukan

Pencampuran dengan air

Biji kotor terkupas

Biji kelor halus

Air keruh Pasta biji kelor

Air jernih

Air yang diproses

Pencampuran dan pengadukan

Pengendapan dan pemisahan

Gambar 2.Diagram Proses

55 – 60 putaran/menit, selama 30 menit, 15 -20 putaran/menit; selama 5 menit

1 – 2 jam

Page 23: advokasi No 14

Buletin Petani ADVOKASI No. 14 Januari - Maret 2004 23

ResepResepResepResepResep

Ramuan untuk PengobatanPenyakit Demam Berdarah

Bahan:a. Daun pepaya tua 2 lembarb. Kunyit 3 – 4 ruasc. Temu ireng 2 – 3 ruasd. Daun meniran 3 – 4 batange. Garam secukupnya

Cara pembuatan:a. Daun papaya, kunyit, temu ireng dan daun meniran dicuci

bersih.b. Keempat bahan tersebut kemudian diblender.c. Tambahkan 1 gelas air masak dan garam secukupnya.d. Peras dan saring larutan tersebut sebelum diminum.e. Minumlah setiap 4 jam sekali hingga benar-benar sembuh.

Fungsi masing-masing bahan:a. Daun papaya untuk membunuh virus.b. Kunyit sebagai antibody.c. Temu ireng menyembuhkan luka lambung, sekaligus

menaikkan nafsu makan.d. Daun meniran untuk menaikkan trombosit.e. Garam untuk menaikkan tekanan darah.

Tumbuhan meniran daunnya mirip daun putri malu, dibalikdaunnya terdapat bintik-bintik sebesar menir (beras).Tumbuhan ini tumbuh ditempat-tempat lembab.

sumber: yosephine [email protected]

Ekstrak Daun Jambu Biji sebagai ObatDemam Berdarah

Daun Jambu biji tua ternyatamengandung berbagaimacam komponen yang

berkhasiat untuk mengatasi penyakitdemam berdarah dengue (DBD).Demikian hasil penelitian yangdilakukan oleh Badan PengawasObat dan Makanan (POM)bekerjasama dengan FakultasKedokteran dan Fakultas FarmasiUniversitas Airlangga (Unair)

Surabaya. Hasil penelitian inidipaparkan oleh Kepala Badan POMDrs Sampurno MBA di Jakarta.

Daun jambu biji memangmengandung berbagai macamkomponen. Berkaitan dengan itutelah dilakukan uji ekstrak daunjambu biji dimana ekstrak tersebutterbukti dapat menghambatpertumbuhan virus dengue. Kelaksetelah dilakukan penelitian lebih

lanjut diharapkan ekstrak daunjambu biji dapat digunakan sebagaiobat anti virus dengue.

Dari uji awal yang dilakukanmenunjukkan bahwa pemberianekstrak daun jambu biji dapatmempercepat peningkatan jumlahtrombosit tanpa disertai efek yangberarti, misalnya sembelit. Namunpenelitian ini masih perlu dilanjutkandengan uji klinik untuk membuktikankhasiatnya. (Kompas, 11 Maret2004)

Page 24: advokasi No 14