38
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Kesimpulan yang dapat diperoleh dari penelitian ini adalah sebagai berikut. 1. Diperoleh tiga genus isolat murni bakteri pelarut fosfat yang dapat diidentifikasi, dari Bacillus. Micrococcus dan Pseudomonas pada rhizosfer tanah di kawasan mangrove Wonorejo Surabaya 2. Pada genus Bacillus secara makroskopik koloni memiliki warna putih pucat dengan bentuk bulat, tepi koloni rata dengan elevasi cembung dan secara mikroskopik termasuk Gram positif (+) dengan bentuk sel batang. Selanjutnya pada genus Micrococcus ditemukan 2 spesies yang berbeda yaitu Micrococcus sp.1 dengan koloni berwarna kuning dan Micrococcus sp.2 dengan koloni berwarna merah, namun keduanya sama-sama memiliki bentuk koloni bulat dengan tepian rata dan elevasinya cembung. Secara mikroskopis genus Micrococcus termasuk Gram positif dengan bentuk sel kokus. Secara mikroskopis yang membedakan Micrococcus sp.1 dari Micrococcus sp.2 adalah pada Micrococcus sp.2 memiliki hasil positif terhadap Gelatin, Inositol, Adonitol, Ornithin, Indol, VP, dan TDA pada uji fisiologis. Selanjutnya pada genus Pseudomonas juga ditemukan 2 jenis dengan penampakan makrosopis yang sama yaitu koloni memiliki warna putih pada bagian tengah dan transparan pada bagian tepi koloni dengan bentuk koloni tidak beraturan namun memiliki tepi yang rata dan elevasi yang datar. Dari segi mikroskopis yang membedakan Pseudomonas sp.1 dan Pseudomonas sp.2 adalah pada Pseudomonas sp.2 menunjukkan hasil positif pada Manitol, Inositol, Adonitol dan Sukrosa pada uji fisiologisnya. 58 ADLN-Perpustakaan Universitas Airlangga Skripsi Eksplorasi bakteri pelarut ... Nisa Dwi Octaviani

ADLN-Perpustakaan Universitas Airlanggarepository.unair.ac.id/24832/17/BAB V1.pdfSkripsi Eksplorasi bakteri pelarut ... Nisa Dwi Octaviani. 5.2 Saran 1. Bakteri pelarut fosfat ini

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: ADLN-Perpustakaan Universitas Airlanggarepository.unair.ac.id/24832/17/BAB V1.pdfSkripsi Eksplorasi bakteri pelarut ... Nisa Dwi Octaviani. 5.2 Saran 1. Bakteri pelarut fosfat ini

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Kesimpulan yang dapat diperoleh dari penelitian ini adalah sebagai

berikut.

1. Diperoleh tiga genus isolat murni bakteri pelarut fosfat yang dapat

diidentifikasi, dari Bacillus. Micrococcus dan Pseudomonas pada rhizosfer

tanah di kawasan mangrove Wonorejo Surabaya

2. Pada genus Bacillus secara makroskopik koloni memiliki warna putih

pucat dengan bentuk bulat, tepi koloni rata dengan elevasi cembung dan

secara mikroskopik termasuk Gram positif (+) dengan bentuk sel batang.

Selanjutnya pada genus Micrococcus ditemukan 2 spesies yang berbeda

yaitu Micrococcus sp.1 dengan koloni berwarna kuning dan Micrococcus

sp.2 dengan koloni berwarna merah, namun keduanya sama-sama

memiliki bentuk koloni bulat dengan tepian rata dan elevasinya cembung.

Secara mikroskopis genus Micrococcus termasuk Gram positif dengan

bentuk sel kokus. Secara mikroskopis yang membedakan Micrococcus

sp.1 dari Micrococcus sp.2 adalah pada Micrococcus sp.2 memiliki hasil

positif terhadap Gelatin, Inositol, Adonitol, Ornithin, Indol, VP, dan TDA

pada uji fisiologis. Selanjutnya pada genus Pseudomonas juga ditemukan

2 jenis dengan penampakan makrosopis yang sama yaitu koloni memiliki

warna putih pada bagian tengah dan transparan pada bagian tepi koloni

dengan bentuk koloni tidak beraturan namun memiliki tepi yang rata dan

elevasi yang datar. Dari segi mikroskopis yang membedakan

Pseudomonas sp.1 dan Pseudomonas sp.2 adalah pada Pseudomonas sp.2

menunjukkan hasil positif pada Manitol, Inositol, Adonitol dan Sukrosa

pada uji fisiologisnya.

58

ADLN-Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi Eksplorasi bakteri pelarut ... Nisa Dwi Octaviani

Page 2: ADLN-Perpustakaan Universitas Airlanggarepository.unair.ac.id/24832/17/BAB V1.pdfSkripsi Eksplorasi bakteri pelarut ... Nisa Dwi Octaviani. 5.2 Saran 1. Bakteri pelarut fosfat ini

5.2 Saran

1. Bakteri pelarut fosfat ini dapat digunakan sebagai pupuk hayati karena

bakteri pelarut fosfat tersebut dapat menyediakan salah satu unsur hara

makro hara yang diperlukan oleh tanaman yaitu fosfat.

2. Perlu diadakan penelitian lebih lanjut tentang keberadaan mikroba pelarut

fosfat selain dari bakteri, seperti: kapang, khamir, dan aktinomiset

ADLN-Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi Eksplorasi bakteri pelarut ... Nisa Dwi Octaviani

Page 3: ADLN-Perpustakaan Universitas Airlanggarepository.unair.ac.id/24832/17/BAB V1.pdfSkripsi Eksplorasi bakteri pelarut ... Nisa Dwi Octaviani. 5.2 Saran 1. Bakteri pelarut fosfat ini

DAFTAR PUSTAKA

Alexander, M. 1977. Soil microbiology. 2 nd ed. John Wiley and Sons Inc., New York. 472p.

Alexander, S. K. and Dennis S. 2001. Microbiology a photographic atlas for

the laboratory. Benjamin Cummings an imprint of Addison Wesley Longman, Inc. Canada.

Anonimus. 2009. Citing computer references. Hutan mangrove wonorejo

Surabaya. http://tugupahlawan.com/3224/wisata-alam-di-surabaya/. 5 Januari 2011.

Anonimus, 2011. Citing computer references. Mangrove Wonorejo.

http://lh.surabaya.go.id/simbplh/SLHD/kesehatan.html. Agustus 2011. Arshad, M. and W. T, Frankenberger. 1993. Microbial Production of Plant

Growth Regulators.p. 307-347. In f. B. Metting (Ed). Soil Microbial Ecology.Marcel Dekker, Inc.New York, Bassel. Hongkong.

Banik, S. and B.K. Dey. 1982. Available phosphate content of an alluvial soil

as influenced by inoculation of some isolated phosphate-solubilizing micro organisms. Plant Soil 69: 353-364.

Bohn, H. L., B. L. McNeal, and G.A. O’Connor. 1979. Soil chemistry. John

Wiley and Sons Inc., New York. Bridson, E. Y. 1998. The OXOID Manual, 8th Edition. OXOID Limited.

England. Buckman. H. O, and N. C. Brady. 1956. The nature and properties of soil, 5th

ed. Macmillan. New York. Buntan,A. 1992. Efektivitas bakteri pelarut fosfat dalam kompos terhadap

peningkatan serapan P dan efisiensi pemupukan P pada tanaman jagung. Tesis. Program Pascasarjana IPB. Bogor.

Case, C.L, and Johnson, T.R. 1995. Laboratory Experiments in Microbiology.

4th Edition. The Benjamin Cummings Publishing Company. D’Costa, P. M., Kalekar, S., and Bhosle, S. 2004. Breakdown of Conifer Needle

Debris in a New Nothern Reservoir. Southern Indian Lake. Manitoba. 41: 649-658.

ADLN-Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi Eksplorasi bakteri pelarut ... Nisa Dwi Octaviani

Page 4: ADLN-Perpustakaan Universitas Airlanggarepository.unair.ac.id/24832/17/BAB V1.pdfSkripsi Eksplorasi bakteri pelarut ... Nisa Dwi Octaviani. 5.2 Saran 1. Bakteri pelarut fosfat ini

Dwipayana dan Herto. 2009. Identification of bacterial diversity in waste recycling paint sludge by conventional microbiological technique. LAPI ITB. Bandung.

Elfiati, D. 2005. Peranan mikroba pelarut P terhadap pertumbuhan tanaman.

E-usu repository 2005. Fakultas Pertanian USU. Medan. (diakses tanggal : 27 september 2010).

Gaur, A. C. 1986. Phosphor microorganisms and various transfomations

dalam: FAO (Ed.) efficient fertilizer use in acid upland soils of the humid 1 tropics. bulletin FAO fertilizer and plant nutrition, 10:106-111.

Ginting, R.C.B., Saraswati R., dan Husen E. 2005. Mikroorganisme Pelarut

Fosfat. Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian : Bogor. Glick, B. R. 1995. The enhancement of plant growth by free living bacteria.

Canadian journal microbiology. 41: 109-117. Handayanto, E., dan Hairiah, K. 2009. Biologi tanah. landasan pengelolaan tanah

sehat, pustaka adipura. Yogyakarta. Havlin, J.L., J. D. Beaton., S.L.Tisdale., and W.L. Nelson, 1999. Soil fertility and

fertilizers. An introduction to nutrient management, sixth ed. Prentice Hall, New Jersey.

Holt, G., Krieg, N. R., Sneath, P. H. J. T., and William S. T, 2003. Bergey’s

manual of determinative bacteriology, 9th Edition. Lippincontt William and Wilking, Philadelphia. USA.

Islami, T. dan Utomo, W. H. 1995. Hubungan Tanah, Air, dan Tanaman. IKIP

Semarang Press. Kitamura, S., Anwar, C., Chaniago, A., and Baba, S. 1997. Handbook of

mangroves in indonesia. MEDIT. Tokyo-Japan. Kucey, R. M. N. 1983. Phosphate solubizing bacteria and fungi in various

cultivated and virgin alberto sils. Can J. Soil Sci. 63 : 671-678. Kundu, B. S. and A. C. Gaur. 1980. Establishment of nitrogen fixing and

phosphate solubilizing bacteria in rhizosphere and their effect on yield and nutrient uptake of wheat crop. Plant and Soil. 57 : 223-230.

Koneman, E. W., Stephen D. W., Dowel, V.R., William M. J., Sommers, and

Winn H. M. Washington C. 1988. Color atlas and textbook of diagnostic microbiology. third edition. Lippincott Company, Philadelphia.

56

ADLN-Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi Eksplorasi bakteri pelarut ... Nisa Dwi Octaviani

Page 5: ADLN-Perpustakaan Universitas Airlanggarepository.unair.ac.id/24832/17/BAB V1.pdfSkripsi Eksplorasi bakteri pelarut ... Nisa Dwi Octaviani. 5.2 Saran 1. Bakteri pelarut fosfat ini

Koesnandar dan Helianti. 2008. Isu bioetika dalam riset dan industrialisasi sumberdaya genetik mikroba. seminar bioetika nasional 2008.

Madigan, M. T., Martinko, J. M., and Parker, P. 2003. Biology of

microorganism. 10th edition. Prentice Hall. USA.

Muslimin, L. W. 1995. Mikrobiologi lingkungan . Direktorat Jendral pendidikan

Tinggi Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. Nautiyal, C.S. 1999. An efficient microbiological growth medium for

screening phosphate solubilizing microorganisms. FEMS Microbiology letters. 170: 265-270

Pelczar, M. J., and R. O. Reid, 1965. Microbiology, 2nd ed., Mac. Graw Hill

Book Co., New York. Pelczar, M.J., Chan, E.C.S., 1988. Dasar-dasar mikrobiologi. UI-Press, Jakarta. Purnobasuki, Heri. 2005. Tinjauan persfektif hutan mangrove. Airlangga

University Press, Surabaya. Rao, N. S. S. 1982a. Biofertilizersin agricultural . Oxford & IBH. Publ. Co. New

Delhi. Rao, N. S. S. 1982b. Phosphate solubilization by soil microorganisms. In N.S.

Rao (ed.). Advanced in agricultural microbiology. New Delhi: Oxford and IBH Publishing Co.

Rao, N. S. S. 1994. Mikroorganisme tanah dan pertumbuhan tanaman. Edisi

ke-2. Jakarta. Penerbit UI. Rodriguez.H., and R. Fraga. 1999. Phosphate solubilizing bacteria and their

role in plant growth promotiont . Biotech. Adv. 17:319-339. Rusila N., Y., M. Khazali, dan I N.N Suryadiputra. 2006. Panduan pengenalan

mangrove di indonesia. cetakan kedua. PHK/WI-IP, Bogor. Saeni, M. S. 1989. Kimia lingkungan . Pusat Antar Universitas Ilmu Hayat

Institut Pertanian Bogor. 117-120. Sanchez, A. P. 1976. Properties and management of soil in the tropic. John

Wiley and Sons Inc. New York. Santosa, E. 2006. Mikroba Pelarut Fosfat. Jurnal. Universitas Gajah Mada.

ADLN-Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi Eksplorasi bakteri pelarut ... Nisa Dwi Octaviani

Page 6: ADLN-Perpustakaan Universitas Airlanggarepository.unair.ac.id/24832/17/BAB V1.pdfSkripsi Eksplorasi bakteri pelarut ... Nisa Dwi Octaviani. 5.2 Saran 1. Bakteri pelarut fosfat ini

Satria, A. 2008. Fosfor. http://arief-s3.blogspot.com/&usg, diakses tanggal 3 September 2010.

Saraswati, R., Simanungkalit, Husen, E., Santoso, J., Setyorini, D., dan Rachman,

A. 2008. Baku mutu pupuk hayati. Balai Penelitian Tanah, Bogor. Stevenson, J. F. 1986. Cyclus of soil. John Wiley and Sons Inc. New York. Suriadikarta, dan Simanungkalit, R.D.M. 2006. Pupuk organik dan pupuk

hayati. Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Sumber Daya Lahan Pertanian : Bogor.

Supadi, T. H. 1991. Bakteri pelarut fosfat asal beberapa jenis tanah dan efeknya

terhadap pertumbuhan dan hasil jagung. Disertasi doktor. UNPAD. Bandung.

Supardi, G. 1983. Sifat dan ciri tanah. Dep. Ilmu Tanah Fak. Pertanian IPB.

Bogor. Taha, S. M., S. A. Z. Mahmoud, A. H, Damsty, and A. M. Abd. El-Hafez. 1969.

Activity of phosphate dissolving bacteria in Egyptian soils. Plant soil 31 (1) : 149-160.

Tatiek, H. 1991. Bakteri pelarut fosfat asal beberapa jenis tanah dan efeknya

terhadap pertumbuhan dan hasil jagung (Zea mays L.) . Disertasi Universitas Padjadjaran, Bandung

Tisdale, S. N. and Beaton, J. D. 1984. Soil fertility and fertilizer. 4th ed. Mc.

Macmillan Publ. Co. New York, 649 p. Tomlinson, P. B. 1986. The botany of mangroves. Cambridge University Press,

Cambridge. Tortora, Gerard J., Funkey, Berdell R., Case, and Christine L. 2007.

Microbiology. San Francisco. Wijiyono. 2009. Keanekaragaman Bakteri Serasah Daun Avicennia marina yang

Mengalami Dekomposisi Pada Berbagai Tingkat Salinitas di Teluk Tapian Nauli. Tesis. Pascasarjana Universitas Sumatra Utara Medan.

Yulipriyanto. 2010. Biologi tanah dan strategi pengolahannya. Graha ilmu.

Yogyakarta.

ADLN-Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi Eksplorasi bakteri pelarut ... Nisa Dwi Octaviani

Page 7: ADLN-Perpustakaan Universitas Airlanggarepository.unair.ac.id/24832/17/BAB V1.pdfSkripsi Eksplorasi bakteri pelarut ... Nisa Dwi Octaviani. 5.2 Saran 1. Bakteri pelarut fosfat ini

Young, C. C., C. L. Chen, and C. C. Chao. 1990. Effect of rhizobium, VAM and phosphatase solubizing bacteria on yield. Mineral and mineral phosphorus uptake of corn in subtropical-tropical soil. Departement of soil science. National Chun Hsing University Taichung. Taiwan.

.

ADLN-Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi Eksplorasi bakteri pelarut ... Nisa Dwi Octaviani

Page 8: ADLN-Perpustakaan Universitas Airlanggarepository.unair.ac.id/24832/17/BAB V1.pdfSkripsi Eksplorasi bakteri pelarut ... Nisa Dwi Octaviani. 5.2 Saran 1. Bakteri pelarut fosfat ini

Lampiran 1 RINGKASAN

EKSPLORASI BAKTERI PELARUT FOSFAT PADA TANAH DI KAWASAN MANGROVE WONOREJO SURABAYA

Nisa Dwi Octaviani, Drs. Agus Supriyanto, M.Kes dan Dr. Sucipto Hariyanto, DEA.

Prodi S-1 Biologi, Departemen Biologi, Fakultas Sains dan Teknologi, Universitas Airlangga, Surabaya

ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui keberadaan bakteri pelarut fosfat pada tanah di kawasan Wonorejo Surabaya. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif. Sampel tanah diambil dari 4 rhizosfer tanaman mangrove yang berbeda dengan 3 kali pengulangan. Bakteri pelarut fosfat diisolasi menggunakan media agar Pikovskaya dengan metode Pour plate. Kultur diinkubasi pada suhu 28ºC, dan koloni bakteri tumbuh 24-48 jam setelah penanaman. Kultur dinyatakan positif terdapat bakteri pelarut fosfat apabila terdapat halozone di sekitar koloni. Kemudian dibuat isolat murni dan dilakukan identifikasi secara makroskopis dan mikroskopis. Secara makroskopis yaitu pengamatan koloni yang meliputi bentuk, warna, elevasi dan tepi. Sedangkan identifikasi secara mikroskopis dilakukan dengan pewarnaan gram dan uji fisiologis. Dari hasil isolasi pada rhizosfer tanamam Mangrove Wonorejo diperoleh 12 isolat bakteri pelarut fosfat yang terdiri dari genus Bacillus sebanyak 5 isolat, genus Micrococcus sebanyak 5 isolat, dan genus Pseudomonas sebanyak 2 isolat. Kata kunci: bakteri pelarut fosfat, fosfat, tanah mangrove, Wonorejo, eksplorasi. ABSTRACT This research was aimed to know the existance of phosphate solubilizing bacteria at mangrove soils in Wonorejo Surabaya. The type of this research was descriptive. Soil samples were collected from 4 different rhizosfer plants of mangrove with 3 times of replicates. The isolates were isolated using Pikovskaya agar medium with pourplate methods. This mixture was incubated into temperature of 28ºC, and the colonies of bacteria started to developed at 24-48 hours after the starting point of this research. This research regarded positive phosphate solubilizing bacteria when there were had a halozone around the colony. Afterwards, helding the pure isolate of phosphate solubilizing bacteria and indentifiying about the macroscopic and microscopic. For the microscopic identification are about the colony including the form, colour, edge and elevation. And for the microscopic identification using Gram colouring and fisiologist testing. From the result of isolation rhizosfer plants of mangrove was obtained 12 isolates of phosphate solubilizing bacteria, there was from genera of Bacillus consisted of 5 isolate, from genera of Micrococcus consisted of 5 isolate, and from genera of Pseudomonas consisted of 2 isolate Keys word: phosphate solubilizing bacteria, phosphate, soils mangrove,

Wonorejo, exploration.

ADLN-Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi Eksplorasi bakteri pelarut ... Nisa Dwi Octaviani

Page 9: ADLN-Perpustakaan Universitas Airlanggarepository.unair.ac.id/24832/17/BAB V1.pdfSkripsi Eksplorasi bakteri pelarut ... Nisa Dwi Octaviani. 5.2 Saran 1. Bakteri pelarut fosfat ini

Pendahuluan Hutan mangrove adalah tipe hutan yang khas dan terdapat di daerah pantai

tempat pertemuan muara daratan dan lautan. Hutan mangrove di Indonesia

merupakan ekosistem yang produktif dan mempunyai potensi tinggi untuk

digunakan secara berkelanjutan. Di Surabaya terdapat ekowisata mangrove yang

terletak di kawasan Wonorejo. Namun, data-data dan informasi yang berkaitan

dengan sumber daya mangrovenya masih sangat terbatas.

Tanaman mangrove dapat tumbuh dengan subur walaupun tidak ada

sumber nutrisi seperti pupuk yang sengaja ditambahkan untuk memberikan unsur-

unsur hara ke dalam tanah. Hal ini mengindikasikan bahwa mangrove

mendapatkan nutrisi yang cukup dari tanah di sekitarnya. Kemungkinan di dalam

tanah tersebut terdapat suatu kegiatan yang dilakukan oleh organisme tanah.

Bakteri pelarut fosfat (BPF) seperti Bacillus sp. dan Pseudomonas sp. merupakan

mikroba tanah yang mempunyai kemampuan melarutkan fosfat (Rao, 1982).

Berdasarkan latar belakang di atas maka perlu dilakukan penelitian tentang

eksplorasi bakteri pelarut fosfat yang terdapat dalam tanah hutan mangrove dan

kemampuannya dalam melarutkan fosfat dengan menggunakan parameter secara

kualitatif. Pendekatan secara kualitatif dengan melakukan identifikasi pada bakteri

pelarut fosfat tersebut.

Metode Penelitian

Pengambilan sampel tanah

Sampel tanah dari rhizosfer mangrove diambil menggunakan alat cylinder

crof dengan kedalaman + 20 cm dan dimasukkan dalam kantong plastik.

Bersamaan dengan sampling pengambilan tanah dari rhizosfer tanaman mangrove,

dilakukan pula pengukuran faktor fisik dan kimia disetiap titik pengambilan

sampel meliputi : pH, Salinitas, Kelembapan, dan Temperatur. Selanjutnya

dianalisis di Laboratorium

Tahap isolasi bakteri pelarut fosfat

Masing-masing 25 g sampel yang telah ditimbang dimasukkan pada botol

kultur yang telah berisi 225 mL akuades yang telah disterilkan sebelumnya,

kemudian divortex selanjutnya dishaker selama 30 menit setelah itu didiamkan

ADLN-Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi Eksplorasi bakteri pelarut ... Nisa Dwi Octaviani

Page 10: ADLN-Perpustakaan Universitas Airlanggarepository.unair.ac.id/24832/17/BAB V1.pdfSkripsi Eksplorasi bakteri pelarut ... Nisa Dwi Octaviani. 5.2 Saran 1. Bakteri pelarut fosfat ini

selama beberapa menit untuk kemudian diambil suspensinya + 10 mL ke dalam

botol berisi 90 mL aquades steril dan homogenkan. Menumbuhkan pada media

selektif dengan cara mengambil masing-masing 1 mL suspensi tanah mangrove

setiap sampel lalu menuangkannya kedalam cawan petri, kemudian menambahkan

media Pikovskaya dan menghomogenkan. Memberi label dan menginkubasi pada

suhu 37ºC selama 2-3 hari. Setelah inkubasi, dilakukan pengamatan pada koloni

pengamatan pada koloni yang tumbuh pada cawan petri, keberadaan bakteri

pelarut fosfat dikatatakan positif apabila terdapat zona jernih pada media

Pikovskaya. Kemudian koloni tersebut dimurnikan dengan cara mengambil satu

ose pada koloni yang memiliki zona jernih dan di tanam pada media miring NA

dengan metode streak untuk mendapatkan biakan murni.

Tahap Identifikasi

1. Uji morfologi

Uji morfologi meliputi pengamatan secara makroskopis pada koloni yang

meliputi: bentuk, warna, tepi dan elevasi serta pengamatan secara mikroskopis

yang didapatkan dari hasil pengecatan Gram untuk mengetahui bentuk bakteri dan

jenis Gram bakteri.

2. Uji fisiologis

Untuk uji fisiologis menggunakan 24 senyawa uji yaitu: Lysine, Ornithine,

H2S, Glucose, Mannitol, Xylose, O-nitrophenyl-β-D-galacto-pyranoside (ONPG),

Indole, Urease, Voges-Proskauer, Citrate, Tryptophan deaminase (TDA),

Gelatin, Malonate, Inositol, Sorbitol, Rhamnose, Sucrose, Lactose, Arabinose,

Adonitol, Rafinose, Salicin, Arginine.

ADLN-Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi Eksplorasi bakteri pelarut ... Nisa Dwi Octaviani

Page 11: ADLN-Perpustakaan Universitas Airlanggarepository.unair.ac.id/24832/17/BAB V1.pdfSkripsi Eksplorasi bakteri pelarut ... Nisa Dwi Octaviani. 5.2 Saran 1. Bakteri pelarut fosfat ini

Hasil dan Pembahasan Tabel 4. Hasil Isolasi Pelarut Fosfat dari Rhizosfer Tanah Mangrove.

No Lokasi Sampling Ulangan

I II III 1 Rhizosfer tanah mangrove sp.1 I.1.2 II.1.2 - 2 Rhizosfer tanah mangrove sp.2 - - III.2.2

3 Rhizosfer tanah mangrove sp.3 - - III.3.1 ; III.3.2 ; III.3.3 ; III.3.4

4 Rhizosfer tanah mangrove sp.4 I.4.1 II.4.1 ; II.4.2

; II.4.3 III.4.2

Jumlah 2 isolat 4 isolat 6 isolat Dari hasil isolasi bakteri pelarut fosfat tersebut didapatkan 2 isolat pada

pengambilan tanah (sampling) pertama, 4 isolat pada pengambilan tanah kedua,

dan 6 isolat pada pengambilan tanah ketiga. Isolat keseluruhan yang berhasil

didapatkan pada penelitian kali ini sebanyak 12 isolat. Keberadaan isolat-isolat

bakteri pelarut fosfat pada rhizosfer tanaman-tanaman mangrove ini juga

dipengaruhi oleh faktor-faktor lingkungan di sekitar tempat tumbuh tanaman

tersebut, antara lain kelembapan, pH, suhu, dan salinitas. Kelembapan dan pH

merupakan faktor yang mempengaruhi kehidupan bakteri (Rao, 1982).

Tabel 5. Karakter morfologi koloni bakteri pelarut fosfat pada media

pikovskaya.

No Kode Isolat

Karakteristik morfologi koloni bakteri

Warna Bentuk Tepi Elevasi

1 I.1.2 Putih pucat Bulat Rata Cembung

2 I.4.1 -Tengah: Putih

-Tepi: Transparan Tidak

beraturan Rata Datar

3 II.1.2 Putih pucat Bulat Rata Cembung

4 II.4.1 Putih pucat Bulat Rata Cembung

5 II.4.2 Putih pucat Bulat Rata Cembung

6 II.4.3 Kuning Bulat Rata Cembung

7 III.2.2 Kuning Bulat Rata Cembung

8 III.3.1 Merah Bulat Rata Cembung

ADLN-Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi Eksplorasi bakteri pelarut ... Nisa Dwi Octaviani

Page 12: ADLN-Perpustakaan Universitas Airlanggarepository.unair.ac.id/24832/17/BAB V1.pdfSkripsi Eksplorasi bakteri pelarut ... Nisa Dwi Octaviani. 5.2 Saran 1. Bakteri pelarut fosfat ini

Tabel 6. Uji Morfologi sel secara mikroskopis isolat bakteri pelarut fosfat

yang ada pada sampel.

Kode Isolat Morfologi Sel

Bentuk Gram I.1.2 Batang + I.4.1 Batang - II.1.2 Batang + II.4.1 Batang + II.4.2 Batang + II.4.3 Kokus + III.2.2 Kokus + III.3.1 Kokus + III.3.2 Kokus + III.3.3 Batang - III.3.4 Kokus + III.4.2 Batang +

Berdasarkan tabel morfologi secara makroskopis dan mikroskopis, isolat

I.1.2 memiliki kesamaan karakter morfologi koloni dan morfologi sel dengan

kode isolat II.1.2 ; II.4.1 ; II.4.2 ; III.4.2. dan menunjukkan ciri genus Bacillus.

Menurut Holt et. al., (2003) karakter Bacillus sp adalah berbentuk batang lurus,

tersusun secara soliter atau berpasangan, gram positif. Pada isolat III.3.1 memiliki

kesamaan karakter morfologi koloni dan morfologi sel dengan isolat III.3.2 dan

III.3.4 dan menunjukkan ciri dari genus Micrococcus yang berpigmen merah.

Menurut Holt et al., (2003) karakter Micrococcus termasuk Gram positif (+),

kadang motil, tidak membentuk spora, aerob obligat, koloni biasanya berpigmen

kuning atau merah. Pada isolat II.4.3 memiliki kesamaan karakter morfologi

koloni dan morfologi sel dengan III.2.2 dan menunjukkan ciri dari genus

Micrococcus yang berpigmen kuning. Menurut Holt et al., (2003) karakter

Micrococcus termasuk Gram positif (+), kadang motil, tidak membentuk spora,

9 III.3.2 Merah Bulat Rata Cembung

10 III.3.3 -Tengah: Putih

-Tepi: Transparan Tidak

beraturan Rata Datar

11 III.3.4 Merah Bulat Rata Cembung

12 III.4.2 Putih pucat Bulat Rata Cembung

ADLN-Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi Eksplorasi bakteri pelarut ... Nisa Dwi Octaviani

Page 13: ADLN-Perpustakaan Universitas Airlanggarepository.unair.ac.id/24832/17/BAB V1.pdfSkripsi Eksplorasi bakteri pelarut ... Nisa Dwi Octaviani. 5.2 Saran 1. Bakteri pelarut fosfat ini

aerob obligat, koloni biasanya berpigmen kuning atau merah. Pada isolat III.3.3

dan I.4.1 termasuk kedalam genus Pseudomonas. . Menurut Holt et al., (2003)

karakter Pseudomonas merupakan bakteri berbentuk batang, motil dengan satu

atau lebih flagella, gram negatif, aerob, tidak membentuk spora

Tabel 8. Uji fisiologis untuk isolat bakteri

Kode isolat Ly

sine

Orn

ithin

e

H2S

Glu

cose

Man

nito

l

Xyl

ose

ON

PG

Indo

le

Ure

ase

V-P

Citr

ate

TD

A

I.1.2 + - - - - - + - + - + - I.4.1 + - - - - - + - + - + + II.1.2 + - - - - - + - + - + - II.4.1 + - - - - - + - + - + - II.4.2 + - - - - - + - + - + - II.4.3 + - - - - - + - + - + - III.2.2 + - - - - - + - + - + - III.3.1 + + - - - - + + + + + + III.3.2 + + - - - - + + + + + + III.3.3 + - - - + - + - + - + + III.3.4 + + - - - - + + + + + + III.4.2 + - - - - - + - + - + -

Kode isolat

Gel

atin

Mal

onat

e

Inos

itol

Sor

bito

l

Rha

mno

se

Suc

rose

Lact

ose

Ara

bino

se

Ado

nito

l

Raf

inos

e

Sal

icin

Arg

inin

e I.1.2 + + - - - - + - - - - + I.4.1 + + - - - + + - - - - + II.1.2 + + - - - - + - - - - + II.4.1 + + - - - - + - - - - + II.4.2 + + - - - - + - - - - + II.4.3 - + - - - - - - - - - - III.2.2 - + - - - - - - - - - - III.3.1 + + + - - - - - + - - - III.3.2 + + + - - - - - + - - - III.3.3 + - + - - + + - + - - + III.3.4 + + + - - - - - + - - - III.4.2 + + - - - - + - - - - +

Keterangan : + : Hasil uji positif

- : Hasil uji negatif

ADLN-Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi Eksplorasi bakteri pelarut ... Nisa Dwi Octaviani

Page 14: ADLN-Perpustakaan Universitas Airlanggarepository.unair.ac.id/24832/17/BAB V1.pdfSkripsi Eksplorasi bakteri pelarut ... Nisa Dwi Octaviani. 5.2 Saran 1. Bakteri pelarut fosfat ini

Pada tabel 8. Uji fisiologis diatas terdapat kesamaan hasil uji fisiologis

untuk beberapa isolat. Pada isolat Bacillus (I.1.2; II.1.2 ; II.4.1 ; II.4.2 ; III.4.2.)

dapat memecah gugus amino Lysine, dan Arginin namun tidak dapat memecah

gugus amino Ornithine, dapat memfermentasikan Lactose namun tidak dapat

memfermentasikan Glucose, Mannitol, Xylose, Malonate, Inositol, Sorbitol,

Rhamnose, Sucrose, Arabinose, Adonitol, Rafinose, dan Salicin, dapat

menghidrolisis ONPG, Urease, dan Gelatine namun tidak dapat menghidrolisis

asam amino sistein pada H2S, tidak terbentuk Indole, tidak membentuk acetoin

pada V-P, menghasilkan enzim citrase, dan tidak mendeaminasi Tryptophan pada

TDA. Pada isolat Micrococcus sp.2 (III.3.1; III.3.2 dan III.3.4) dapat memecah

gugus amino Lysine, dan Ornithine namun tidak dapat memecah gugus amino

Arginin, dapat memfermentasikan Malonate, Inositol, Glucose, Adonitol namun

tidak dapat memfermentasikan Lactose, Mannitol, Xylose, Sorbitol, Rhamnose,

Sucrose, Arabinose, Rafinose, dan Salicin, dapat menghidrolisis ONPG, Urease,

dan Gelatine namun tidak dapat menghidrolisis asam amino sistein pada H2S,

terbentuk Indole, membentuk acetoin pada V-P, menghasilkan enzim citrase, dan

mendeaminasi Tryptophan pada TDA. Pada Micrococcus sp.1 (II.4.3 dan III.2.2)

dapat memecah gugus amino Lysine, namun tidak dapat memecah Ornithine dan

Arginin, dapat memfermentasikan Malonate, namun tidak dapat

memfermentasikan Inositol, Glucose, Adonitol Lactose, Mannitol, Xylose,

Sorbitol, Rhamnose, Sucrose, Arabinose, Rafinose, dan Salicin, dapat

menghidrolisis ONPG, Urease, namun tidak dapat menghidrolisis Gelatine dan

asam amino sistein pada H2S, tidak terbentuk Indole, tidak membentuk acetoin

pada V-P, menghasilkan enzim citrase, namun tidak mendeaminasi Tryptophan

pada TDA. Pada genus Pseudomonas (III.3.3 dan I.4.1) dibedakan dari hasil uji

fisiologis karena isolat III.3.3 mampu memfermentasikan Mannitol, Inositol,

Adonitol dan Sucrose

Hasil isolasi dan identifikasi dari sampel tanah di kawasan Mangrove

Wonorejo Surabaya diperoleh 12 isolat bakteri pelarut fosfat dan didominasi oleh

genus Bacillus yaitu 5 (lima) isolat Bacillus sp.1, 3 (tiga) isolat Micrococcus sp.1,

2 (dua) isolat Micrococcus sp.2. 1 (satu) isolat Pseudomonas sp.1 dan 1 isolat

ADLN-Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi Eksplorasi bakteri pelarut ... Nisa Dwi Octaviani

Page 15: ADLN-Perpustakaan Universitas Airlanggarepository.unair.ac.id/24832/17/BAB V1.pdfSkripsi Eksplorasi bakteri pelarut ... Nisa Dwi Octaviani. 5.2 Saran 1. Bakteri pelarut fosfat ini

Pseudomonas sp.2. Pada Penelitian yang dilakukan oleh D.Costa et. al, (2004)

pada tanah mangrove di India ditemukan beberapa genus bakteri yaitu Bacillus,

Micrococcus, Pseudomonas, Mycobacteria, Microbacterium. Wijiono (2009) juga

berhasil mengisolasi beberapa bakteri dari tanah mangrove di kawasan teluk

tapian Nauli Tapanuli diantaranya B. subtilis, B. cereus, Micrococcus varians,

Aeromonas hydrophila, Bacilllus mycoides dan Pseudomonas aeruginosa

Kesimpulan

Diperoleh tiga genus isolat murni bakteri pelarut fosfat yang dapat

diidentifikasi, dari Bacillus. Micrococcus dan Pseudomonas pada rhizosfer tanah

di kawasan mangrove Wonorejo Surabaya Pada genus Bacillus secara

makroskopik koloni memiliki warna putih pucat dengan bentuk bulat, tepi koloni

rata dengan elevasi cembung dan secara mikroskopik termasuk Gram positif (+)

dengan bentuk sel batang. Pada genus Micrococcus ditemukan 2 spesies yang

berbeda yaitu Micrococcus sp.1 dengan koloni berwarna kuning dan Micrococcus

sp.2 dengan koloni berwarna merah, namun keduanya sama-sama memiliki

bentuk koloni bulat dengan tepian rata dan elevasinya cembung. Secara

mikroskopis genus Micrococcus termasuk Gram positif dengan bentuk sel kokus.

Secara mikroskopis yang membedakan Micrococcus sp.1 dari Micrococcus sp.2

adalah pada Micrococcus sp.2 memiliki hasil positif terhadap Gelatin, Inositol,

Adonitol, Ornithin, Indol, VP, dan TDA pada uji fisiologis. Pada genus

Pseudomonas juga ditemukan 2 jenis dengan penampakan makrosopis yang sama

yaitu koloni memiliki warna putih pada bagian tengah dan transparan pada bagian

tepi koloni dengan bentuk koloni tidak beraturan namun memiliki tepi yang rata

dan elevasi yang datar. Dari segi mikroskopis yang membedakan Pseudomonas

sp.1 dan Pseudomonas sp.2 adalah pada Pseudomonas sp.2 menunjukkan hasil

positif pada Manitol, Inositol, Adonitol dan Sukrosa pada uji fisiologisnya.

Saran

Bakteri pelarut fosfat ini dapat digunakan sebagai pupuk hayati karena

bakteri pelarut fosfat tersebut dapat menyediakan salah satu unsur hara makro

hara yang diperlukan oleh tanaman yaitu fosfat. Dan perlu diadakan penelitian

ADLN-Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi Eksplorasi bakteri pelarut ... Nisa Dwi Octaviani

Page 16: ADLN-Perpustakaan Universitas Airlanggarepository.unair.ac.id/24832/17/BAB V1.pdfSkripsi Eksplorasi bakteri pelarut ... Nisa Dwi Octaviani. 5.2 Saran 1. Bakteri pelarut fosfat ini

lebih lanjut tentang keberadaan mikroba pelarut fosfat selain dari bakteri, seperti:

kapang, khamir, dan aktinomiset

Daftar Pustaka D’Costa, P. M., Kalekar, S., and Bhosle, S. 2004. Breakdown of Conifer Needle

Debris in a New Nothern Reservoir. Southern Indian Lake. Manitoba. 41: 649-658.

Holt, G., Krieg, N. R., Sneath, P. H. J. T., and William S. T, 2003. Bergey’s manual of determinative bacteriology, 9th Edition. Lippincontt William and Wilking, Philadelphia. USA.

Rao, N. S. S. 1982. Phosphate solubilization by soil microorganisms. In N.S. Rao (ed.). Advanced in agricultural microbiology. New Delhi: Oxford and IBH Publishing Co.

Wijiyono. 2009. Keanekaragaman Bakteri Serasah Daun Avicennia marina yang Mengalami Dekomposisi Pada Berbagai Tingkat Salinitas di Teluk Tapian Nauli. Tesis. Pascasarjana Universitas Sumatra Utara Medan.

ADLN-Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi Eksplorasi bakteri pelarut ... Nisa Dwi Octaviani

Page 17: ADLN-Perpustakaan Universitas Airlanggarepository.unair.ac.id/24832/17/BAB V1.pdfSkripsi Eksplorasi bakteri pelarut ... Nisa Dwi Octaviani. 5.2 Saran 1. Bakteri pelarut fosfat ini

Lampiran 2 Komposisi dan prosedur pembuatan media selektif pertumbuhan bakteri

1. Pembuatan medium selektif Pikovskaya

Komposisi bahan kimia yang diperlukan

1. Glukosa 10 g/L

2. Ca3PO4 5 g/L

3. (NH4)2SO4 0,5 g/L

4. KCl 0,2 g/L

5. MgSO4 0,1 g/L

6. MnSO4 0,1 g/L

7. FeSO4 0,1 g/L

8. Yeast Ekstrak 0,5 g/L

9. Agar Powder 15 g/L

10. Aquades 1 Liter

Cara membuat

Mengisi kurang lebih 500 mL aquades kedalam erlenmayer 1000 mL, lalu

Menimbang satu per satu bahan dan mengaduk larutan dengan spatula setiap

penambahan bahan, pada akhir kita menambahkan aquades sampai volume 1 Liter

dan menambahkan agar powder lalu aduk dengan spatula, lalu kita memanaskan

media sambil terus di aduk, sebelum di autoclav kita membagi larutan kedalam

dua labu erlenmayer agar media tersterilisasi secara optimal, setelah steril kita

memasukkan media kedalam cawan untuk langsung digunakan dan sisanya

disimpan di dalam inkubator bersuhu 65oC.

2. Pembuatan Senyawa Uji Fisiologis berdasarkan buku The Manual OXOID

a. Uji Lysine

Bahan :

Yeast extract 3.0 g

Glucose 1.0 g

L-lysine 5.0 g

Bromocresol purple 0.016 g

ADLN-Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi Eksplorasi bakteri pelarut ... Nisa Dwi Octaviani

Page 18: ADLN-Perpustakaan Universitas Airlanggarepository.unair.ac.id/24832/17/BAB V1.pdfSkripsi Eksplorasi bakteri pelarut ... Nisa Dwi Octaviani. 5.2 Saran 1. Bakteri pelarut fosfat ini

Akuades 1000 mL

pH 6.1 ± 0.2

Prosedur :

Mencampurkan semua zat kimia ke dalam 1000 mL akuades, kemudian

diaduk sampai homogen. Setelah itu di sterilkan ke dalam autoclave

dengan suhu 121°C selama 15 menit dan tekanan 1 atm.

Cara kerja :

Menginokulasikan satu ose kultur murni ke dalam medium, kemudian

diinkubasi selama 24 jam pada suhu 35°C.

Positive

Glukosa asam (pH turun, kuning)

Asam amino(lysine) amina + CO2 (pH meningkat, ungu)

Negative

Glukosa asam (pH turun, kuning)

Asam amino(lysine) asam amino (pH tetap asam, kuning)

b. Uji Ornithine

Yeast extract 3.0 g

Glucose 1.0 g

Ornithine 5.0 g

Bromocresol purple 0.016 g

Akuades 1000 mL

pH 6.1 ± 0.2

Prosedur :

Mencampurkan semua zat kimia ke dalam 1000 mL akuades, kemudian

diaduk sampai homogen. Setelah itu di sterilkan ke dalam autoclave

dengan suhu 121°C selama 15 menit dan tekanan 1 atm.

Cara kerja :

Menginokulasikan satu ose kultur murni ke dalam medium, kemudian

diinkubasi selama 24 jam pada suhu 35°C.

dekarboksilase

No dekarboksilase

ADLN-Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi Eksplorasi bakteri pelarut ... Nisa Dwi Octaviani

Page 19: ADLN-Perpustakaan Universitas Airlanggarepository.unair.ac.id/24832/17/BAB V1.pdfSkripsi Eksplorasi bakteri pelarut ... Nisa Dwi Octaviani. 5.2 Saran 1. Bakteri pelarut fosfat ini

Positive

Glukosa asam (pH turun, kuning)

Asam amino(ornithine) amina + CO2 (pH meningkat, ungu)

Negative

Glukosa asam (pH turun, kuning)

Asam amino(ornithine) asam amino (pH tetap asam, kuning)

c. Uji H2S

Bahan

Tryptone 20 g

Peptone 6.1 g

Ferrous ammonium sulphate 0.2 g

Sodium thiosulphate 0.2 g

Agar 3.5 g

Akuades 1000 mL

pH 7.3 ± 0.2

Prosedur

Mencampurkan seluruh zat kimia ke dalam 1000 mL akuades, setelah

tercampur kemudian ditambahkan agar dan dipanaskan. Setelah itu

disterilkan dalam autoclave selama 15 menit dengan suhu 121°C dan

tekanan 1 atm.

Positive

Sistein NH3 + asam piruvat +H2S

H2S +FeSO4 FeS + H2SO4 (media hitam)

Negative

Sistein sistein (tidak ada produksi H2S, tidak ada reaksi)

d. Uji Glucose

Bahan :

Casein Peptone 10 g

dekarboksilase

No dekarboksilase

Sistein desulfurase

ADLN-Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi Eksplorasi bakteri pelarut ... Nisa Dwi Octaviani

Page 20: ADLN-Perpustakaan Universitas Airlanggarepository.unair.ac.id/24832/17/BAB V1.pdfSkripsi Eksplorasi bakteri pelarut ... Nisa Dwi Octaviani. 5.2 Saran 1. Bakteri pelarut fosfat ini

Glucose 5 g

Sodium Chloride 5 g

Phenol Red 0,018 g

Akuades 500 mL

pH 7.0 ±0.2

Prosedur :

Mencampurkan ke dalam 500 mL akuades, dan dipanaskan sampai semua

bahan terlarut. Selanjutnya media tersebut disterilkan dalam autoclave

selama 15 menit pada suhu 121°C dan tekanan 1 atm.

Cara Kerja

Menginokulasikan satu ose suspensi kultur murni biakan kedalam tabung

berisi media dan sebelumnya terlebih dahulu telah diberi tabung durham.

Lalu inkubasi 24-48 jam

Positive�karbohidrat �asam (pH turun) terbentuk gas pada tabung

durham warna berubah menjadi kuning

Negative �karbohidrat � tidak terbentuk gas tidak terjadi perubahan

warna

e. Uji Mannitol

Bahan :

Casein Peptone 10 g

Mannitol 5 g

Sodium Chloride 5 g

Phenol Red 0,018 g

Akuades 500 mL

pH 7.0 ±0.2

Prosedur :

Mencampurkan ke dalam 500 mL akuades, dan dipanaskan sampai semua

bahan terlarut. Selanjutnya media tersebut disterilkan dalam autoclave

selama 15 menit pada suhu 121°C dan tekanan 1 atm.

ADLN-Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi Eksplorasi bakteri pelarut ... Nisa Dwi Octaviani

Page 21: ADLN-Perpustakaan Universitas Airlanggarepository.unair.ac.id/24832/17/BAB V1.pdfSkripsi Eksplorasi bakteri pelarut ... Nisa Dwi Octaviani. 5.2 Saran 1. Bakteri pelarut fosfat ini

Cara kerja :

Menginokulasikan satu ose suspensi kultur murni biakan kedalam tabung

berisi media dan sebelumnya terlebih dahulu telah diberi tabung durham.

Lalu inkubasi 24-48 jam

Positive�karbohidrat �asam (pH turun) terbentuk gas pada tabung

durham warna berubah menjadi kuning

Negative �karbohidrat � tidak terbentuk gas tidak terjadi perubahan

warna

f. Uji Xylose

Bahan :

Casein Peptone 10 g

Xylose 5 g

Sodium Chloride 5 g

Phenol Red 0,018 g

Akuades 500 mL

pH 7.0 ±0.2

Prosedur :

Mencampurkan ke dalam 500 mL akuades, dan dipanaskan sampai semua

bahan terlarut. Selanjutnya media tersebut disterilkan dalam autoclave

selama 15 menit pada suhu 121°C dan tekanan 1 atm.

Cara kerja :

Menginokulasikan satu ose suspensi kultur murni biakan kedalam tabung

berisi media dan sebelumnya terlebih dahulu telah diberi tabung durham.

Lalu inkubasi 24-48 jam

Positive�karbohidrat �asam (pH turun) terbentuk gas pada tabung

durham warna berubah menjadi kuning

Negative �karbohidrat � tidak terbentuk gas tidak terjadi perubahan

warna

ADLN-Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi Eksplorasi bakteri pelarut ... Nisa Dwi Octaviani

Page 22: ADLN-Perpustakaan Universitas Airlanggarepository.unair.ac.id/24832/17/BAB V1.pdfSkripsi Eksplorasi bakteri pelarut ... Nisa Dwi Octaviani. 5.2 Saran 1. Bakteri pelarut fosfat ini

g. Uji ONPG (O-nitrophenyl-β-D-Galaktopiranosa)

Bahan

ONPG disc

NaCl 0.88% 0.1 mL

Cara kerja

1. Menempatkan disc yang steril ke dalam tabung reaksi

2. Menambahkan 0.1 mL NaCl 0.88%

3. Mengambil 1 ose biakan dan menginokulasikan ke dalam tabung reaksi

yang berisi larutan fisiologis dan ONPG disc

4. Inkubasi pada suhu 35°C

Positive berwarna kuning

Negative tidak berwarna

h. Uji Indole

Bahan

Tryptone 20 g

Peptone 6.1 g

Ferrous ammonium sulphate 0.2 g

Sodium thiosulphate 0.2 g

Agar 3.5 g

Akuades 1000 mL

pH 7.3 ± 0.2

Prosedur

Mencampurkan seluruh zat kimia ke dalam 1000 mL akuades, setelah

tercampur kemudian ditambahkan agar dan dipanaskan. Setelah itu

disterilkan dalam autoclave selama 15 menit dengan suhu 121°C dan

tekanan 1 atm.

Cara kerja :

Menginokulasikan satu ose lurus dengan cara menusukkannya ke dalam

1/3 bagian media. Inkubasi pada suhu 35°C selama 24 jam. Setelah

ADLN-Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi Eksplorasi bakteri pelarut ... Nisa Dwi Octaviani

Page 23: ADLN-Perpustakaan Universitas Airlanggarepository.unair.ac.id/24832/17/BAB V1.pdfSkripsi Eksplorasi bakteri pelarut ... Nisa Dwi Octaviani. 5.2 Saran 1. Bakteri pelarut fosfat ini

inkubasi kemudian ditambahkan 0.2 mL reagen kovac dan didiamkan

selama 10 menit.

Positive

Tryptophan NH3 + asam piruvat +indole

Indol + reagen kovac = cincin merah

Negative

Tryptophan tryptophan

Tidak terjadi reaksi dengan reagen kovac

i. Uji Urease

Bahan a

Peptone 1.0 g

Glukosa 1.0 g

Disodium fosfat 1.2 g

Potassium dihidrogen fosfat 0.8 g

NaCl 5.0 g

Phenol red 0.004 g

Akuades 1000 mL

pH 6.8 ± 0.2

Bahan b

Larutan urea 40% steril 5 mL

Prosedur

Mencampurkan semua bahan a, kemudian disterilkan di dalam autoclave

dengan suhu 115°C selama 15 menit. Setelah steril,mendinginkan media

hingga 55°C dan kemudian ditambahkan dengan bahan b secara aseptic,

homogenkan.

Positive warna media berubah menjadi pink-merah

Negative warna mediatidak mengalami perubahan warna

tryptophanase

ADLN-Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi Eksplorasi bakteri pelarut ... Nisa Dwi Octaviani

Page 24: ADLN-Perpustakaan Universitas Airlanggarepository.unair.ac.id/24832/17/BAB V1.pdfSkripsi Eksplorasi bakteri pelarut ... Nisa Dwi Octaviani. 5.2 Saran 1. Bakteri pelarut fosfat ini

j. Uji V-P (Voges-Proskauer)

Bahan

Peptone 5.0 g

Glukosa 5.0 g

Buffer fosfat 5.0 g

Akuades 1000 mL

pH 7.5 ± 0.2

Prosedur

Menambahkan seluruh zat kimia tersebut ke dalam akuades1000 mL,

kemudian aduk hingga semua bahan tercampur rata. Setelah itu disterilkan

ke dalam autoclave selama 15 menit dengan tekanan 121°C.

Cara kerja

Menginokulasikan 10 mL media dengan 2 ose kultur murni usia 24 jam,

inkubasi kurang dari 48 jam pada suhu 35°C. setelah inkubasi,

menambahkan larutan α-naphtol alkohol 5% sebanyak 3 mL ke dalam

tabung, setelah itu ditambahkan lagi dengan larutan KOH 40% sebanyak

3mL kemudian dihomogenkan.

Positive warna merah pada medium

Negative warna merah tembaga pada medium

k. Uji Citrate

Bahan :

Magnesium sulfat 0.2 g

Ammonium dihidrogen fosfat 0.2 g

Sodium ammonium fosfat 0.8 g

Sodium citrate, tribasic 2.0 g

NaCl 5.0 g

Bromothymol blue 0.08 g

Agar 15 g

Akuades 1000 mL

pH 7.0 ±0.2

ADLN-Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi Eksplorasi bakteri pelarut ... Nisa Dwi Octaviani

Page 25: ADLN-Perpustakaan Universitas Airlanggarepository.unair.ac.id/24832/17/BAB V1.pdfSkripsi Eksplorasi bakteri pelarut ... Nisa Dwi Octaviani. 5.2 Saran 1. Bakteri pelarut fosfat ini

Prosedur :

Mencampurkan semua zat kimia ke dalam 1000 mL akuades, kemudian

ditambahkan agar dan dipanaskan sampai semua bahan terlarut.

Selanjutnya media tersebut disterilkan dalam autoclave selama 15 menit

pada suhu 121°C dan tekanan 1 atm.

Cara kerja:

Inokulasikan satu ose bakteri dengan cara menusukkannya ke dalam media

di dalam tabung reaksi. Inkubasi 48 jam pada suhu 35°C.

Positive

Citrate asam oksaloasetat + asam asetat

Asam oksaloasetat asam purivat +CO2

CO2 + Na+ Na2CO3(pH meningkat) berwarna biru

Negative

Citrate (hijau) citrate (pH tidak berubah)

l. Uji TDA (Tryptophan Deamination)

Bahan :

Tryptophan 120 g

Akuades 1000 mL

pH 7.0 ±0.2

Prosedur :

Mencampurkan ke dalam 1000 mL akuades, dan dipanaskan sampai

semua bahan terlarut. Selanjutnya media tersebut disterilkan dalam

autoclave selama 15 menit pada suhu 121°C dan tekanan 1 atm.

Cara kerja:

Menginokulasikan kultur murni kedalam media berisi TDA lalu inkubasi

24-48 jam dengan suhu 35 derajat

Positive terjadi perubahan warna coklat kehijauan pada media

Negative warna tetap kuning krem pada media

ADLN-Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi Eksplorasi bakteri pelarut ... Nisa Dwi Octaviani

Page 26: ADLN-Perpustakaan Universitas Airlanggarepository.unair.ac.id/24832/17/BAB V1.pdfSkripsi Eksplorasi bakteri pelarut ... Nisa Dwi Octaviani. 5.2 Saran 1. Bakteri pelarut fosfat ini

m. Uji Gelatin

Bahan :

Gelatin 120 g

Akuades 1000 mL

pH 7.0 ±0.2

Prosedur :

Mencampurkan ke dalam 1000 mL akuades, dan dipanaskan sampai

semua bahan terlarut. Selanjutnya media tersebut disterilkan dalam

autoclave selama 15 menit pada suhu 121°C dan tekanan 1 atm.

Cara kerja

Mencampur suspense kultur biakan murni dengan media gelatin, lalu

inkubasi 35 derajat selama 24-48 jam. Setelah itu masukkan lemari es

bersuhu 20 derajat selama 30 menit.

Positive berwarna kuning

Negative tidak berwarna

n. Uji Malonate

Bahan :

Casein Peptone 10 g

Malonate 5 g

Sodium Chloride 5 g

Phenol Red 0,018 g

Akuades 500 mL

pH 7.0 ±0.2

Prosedur :

Mencampurkan ke dalam 500 mL akuades, dan dipanaskan sampai semua

bahan terlarut. Selanjutnya media tersebut disterilkan dalam autoclave

selama 15 menit pada suhu 121°C dan tekanan 1 atm.

Cara kerja:

ADLN-Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi Eksplorasi bakteri pelarut ... Nisa Dwi Octaviani

Page 27: ADLN-Perpustakaan Universitas Airlanggarepository.unair.ac.id/24832/17/BAB V1.pdfSkripsi Eksplorasi bakteri pelarut ... Nisa Dwi Octaviani. 5.2 Saran 1. Bakteri pelarut fosfat ini

Menginokulasikan satu ose suspensi kultur murni biakan kedalam tabung

berisi media dan sebelumnya terlebih dahulu telah diberi tabung durham.

Lalu inkubasi 24-48 jam

Positive�karbohidrat �asam (pH turun) terbentuk gas pada tabung

durham warna berubah menjadi kuning

Negative �karbohidrat � tidak terbentuk gas tidak terjadi perubahan

warna

o. Uji Inositol

Bahan :

Casein Peptone 10 g

Inositol 5 g

Sodium Chloride 5 g

Phenol Red 0,018 g

Akuades 500 mL

pH 7.0 ±0.2

Prosedur :

Mencampurkan ke dalam 500 mL akuades, dan dipanaskan sampai semua

bahan terlarut. Selanjutnya media tersebut disterilkan dalam autoclave

selama 15 menit pada suhu 121°C dan tekanan 1 atm.

Cara kerja :

Menginokulasikan satu ose suspensi kultur murni biakan kedalam tabung

berisi media dan sebelumnya terlebih dahulu telah diberi tabung durham.

Lalu inkubasi 24-48 jam

Positive�karbohidrat �asam (pH turun) terbentuk gas pada tabung

durham warna berubah menjadi kuning

Negative �karbohidrat � tidak terbentuk gas tidak terjadi perubahan

warna

ADLN-Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi Eksplorasi bakteri pelarut ... Nisa Dwi Octaviani

Page 28: ADLN-Perpustakaan Universitas Airlanggarepository.unair.ac.id/24832/17/BAB V1.pdfSkripsi Eksplorasi bakteri pelarut ... Nisa Dwi Octaviani. 5.2 Saran 1. Bakteri pelarut fosfat ini

p. Uji Sorbitol

Bahan :

Casein Peptone 10 g

Sorbitol 5 g

Sodium Chloride 5 g

Phenol Red 0,018 g

Akuades 500 mL

pH 7.0 ±0.2

Prosedur :

Mencampurkan ke dalam 500 mL akuades, dan dipanaskan sampai semua

bahan terlarut. Selanjutnya media tersebut disterilkan dalam autoclave

selama 15 menit pada suhu 121°C dan tekanan 1 atm.

Cara Kerja:

Menginokulasikan satu ose suspensi kultur murni biakan kedalam tabung

berisi media dan sebelumnya terlebih dahulu telah diberi tabung durham.

Lalu inkubasi 24-48 jam

Positive�karbohidrat �asam (pH turun) terbentuk gas pada tabung

durham warna berubah menjadi kuning

Negative �karbohidrat � tidak terbentuk gas tidak terjadi perubahan

warna

q. Uji Rhamnose

Bahan :

Casein Peptone 10 g

Rhamnose 5 g

Sodium Chloride 5 g

Phenol Red 0,018 g

Akuades 500 mL

pH 7.0 ±0.2

Prosedur :

ADLN-Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi Eksplorasi bakteri pelarut ... Nisa Dwi Octaviani

Page 29: ADLN-Perpustakaan Universitas Airlanggarepository.unair.ac.id/24832/17/BAB V1.pdfSkripsi Eksplorasi bakteri pelarut ... Nisa Dwi Octaviani. 5.2 Saran 1. Bakteri pelarut fosfat ini

Mencampurkan ke dalam 500 mL akuades, dan dipanaskan sampai semua

bahan terlarut. Selanjutnya media tersebut disterilkan dalam autoclave

selama 15 menit pada suhu 121°C dan tekanan 1 atm.

Cara kerja :

Menginokulasikan satu ose suspensi kultur murni biakan kedalam tabung

berisi media dan sebelumnya terlebih dahulu telah diberi tabung durham.

Lalu inkubasi 24-48 jam

Positive�karbohidrat �asam (pH turun) terbentuk gas pada tabung

durham warna berubah menjadi kuning

Negative �karbohidrat � tidak terbentuk gas tidak terjadi perubahan

warna

r. Uji Sucrose

Bahan :

Casein Peptone 10 g

Sucrose 5 g

Sodium Chloride 5 g

Phenol Red 0,018 g

Akuades 500 mL

pH 7.0 ±0.2

Prosedur :

Mencampurkan ke dalam 500 mL akuades, dan dipanaskan sampai semua

bahan terlarut. Selanjutnya media tersebut disterilkan dalam autoclave

selama 15 menit pada suhu 121°C dan tekanan 1 atm.

Cara kerja :

Menginokulasikan satu ose suspensi kultur murni biakan kedalam tabung

berisi media dan sebelumnya terlebih dahulu telah diberi tabung durham.

Lalu inkubasi 24-48 jam

Positive�karbohidrat �asam (pH turun) terbentuk gas pada tabung

durham warna berubah menjadi kuning

ADLN-Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi Eksplorasi bakteri pelarut ... Nisa Dwi Octaviani

Page 30: ADLN-Perpustakaan Universitas Airlanggarepository.unair.ac.id/24832/17/BAB V1.pdfSkripsi Eksplorasi bakteri pelarut ... Nisa Dwi Octaviani. 5.2 Saran 1. Bakteri pelarut fosfat ini

Negative �karbohidrat � tidak terbentuk gas tidak terjadi perubahan

warna

s. Uji Lactose

Bahan :

Casein Peptone 10 g

Lactose 5 g

Sodium Chloride 5 g

Phenol Red 0,018 g

Akuades 500 mL

pH 7.0 ±0.2

Prosedur :

Mencampurkan ke dalam 500 mL akuades, dan dipanaskan sampai semua

bahan terlarut. Selanjutnya media tersebut disterilkan dalam autoclave

selama 15 menit pada suhu 121°C dan tekanan 1 atm.

Cara Kerja

Menginokulasikan satu ose suspensi kultur murni biakan kedalam tabung

berisi media dan sebelumnya terlebih dahulu telah diberi tabung durham.

Lalu inkubasi 24-48 jam

Positive�karbohidrat �asam (pH turun) terbentuk gas pada tabung

durham warna berubah menjadi kuning

Negative �karbohidrat � tidak terbentuk gas tidak terjadi perubahan

warna

t. Uji Arabinose

Bahan :

Casein Peptone 10 g

Arabinose 5 g

Sodium Chloride 5 g

Phenol Red 0,018 g

Akuades 500 mL

ADLN-Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi Eksplorasi bakteri pelarut ... Nisa Dwi Octaviani

Page 31: ADLN-Perpustakaan Universitas Airlanggarepository.unair.ac.id/24832/17/BAB V1.pdfSkripsi Eksplorasi bakteri pelarut ... Nisa Dwi Octaviani. 5.2 Saran 1. Bakteri pelarut fosfat ini

pH 7.0 ±0.2

Prosedur :

Mencampurkan ke dalam 500 mL akuades, dan dipanaskan sampai semua

bahan terlarut. Selanjutnya media tersebut disterilkan dalam autoclave

selama 15 menit pada suhu 121°C dan tekanan 1 atm.

Menginokulasikan satu ose suspensi kultur murni biakan kedalam tabung

berisi media dan sebelumnya terlebih dahulu telah diberi tabung durham.

Lalu inkubasi 24-48 jam

Positive�karbohidrat �asam (pH turun) terbentuk gas pada tabung

durham warna berubah menjadi kuning

Negative �karbohidrat � tidak terbentuk gas tidak terjadi perubahan

warna

u. Uji Adonitol

Bahan :

Casein Peptone 10 g

Adonitol 5 g

Sodium Chloride 5 g

Phenol Red 0,018 g

Akuades 500 mL

pH 7.0 ±0.2

Prosedur :

Mencampurkan ke dalam 500 mL akuades, dan dipanaskan sampai semua

bahan terlarut. Selanjutnya media tersebut disterilkan dalam autoclave

selama 15 menit pada suhu 121°C dan tekanan 1 atm.

Cara kerja

Menginokulasikan satu ose suspensi kultur murni biakan kedalam tabung

berisi media dan sebelumnya terlebih dahulu telah diberi tabung durham.

Lalu inkubasi 24-48 jam

Positive�karbohidrat �asam (pH turun) terbentuk gas pada tabung

durham warna berubah menjadi kuning

ADLN-Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi Eksplorasi bakteri pelarut ... Nisa Dwi Octaviani

Page 32: ADLN-Perpustakaan Universitas Airlanggarepository.unair.ac.id/24832/17/BAB V1.pdfSkripsi Eksplorasi bakteri pelarut ... Nisa Dwi Octaviani. 5.2 Saran 1. Bakteri pelarut fosfat ini

Negative �karbohidrat � tidak terbentuk gas tidak terjadi perubahan

warna

v. Uji Rafinose

Bahan :

Casein Peptone 10 g

Rafinose 5 g

Sodium Chloride 5 g

Phenol Red 0,018 g

Akuades 500 mL

pH 7.0 ±0.2

Prosedur :

Mencampurkan ke dalam 500 mL akuades, dan dipanaskan sampai semua

bahan terlarut. Selanjutnya media tersebut disterilkan dalam autoclave

selama 15 menit pada suhu 121°C dan tekanan 1 atm.

Cara kerja

Menginokulasikan satu ose suspensi kultur murni biakan kedalam tabung

berisi media dan sebelumnya terlebih dahulu telah diberi tabung durham.

Lalu inkubasi 24-48 jam

Positive�karbohidrat �asam (pH turun) terbentuk gas pada tabung

durham warna berubah menjadi kuning

Negative �karbohidrat � tidak terbentuk gas tidak terjadi perubahan

warna

w. Uji Salicin

Bahan :

Casein Peptone 10 g

Salicin 5 g

Sodium Chloride 5 g

Phenol Red 0,018 g

Akuades 500 mL

ADLN-Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi Eksplorasi bakteri pelarut ... Nisa Dwi Octaviani

Page 33: ADLN-Perpustakaan Universitas Airlanggarepository.unair.ac.id/24832/17/BAB V1.pdfSkripsi Eksplorasi bakteri pelarut ... Nisa Dwi Octaviani. 5.2 Saran 1. Bakteri pelarut fosfat ini

pH 7.0 ±0.2

Prosedur :

Mencampurkan ke dalam 500 mL akuades, dan dipanaskan sampai semua

bahan terlarut. Selanjutnya media tersebut disterilkan dalam autoclave

selama 15 menit pada suhu 121°C dan tekanan 1 atm.

Cara kerja:

Menginokulasikan satu ose suspensi kultur murni biakan kedalam tabung

berisi media dan sebelumnya terlebih dahulu telah diberi tabung durham.

Lalu inkubasi 24-48 jam

Positive�karbohidrat �asam (pH turun) terbentuk gas pada tabung

durham warna berubah menjadi kuning

Negative �karbohidrat � tidak terbentuk gas tidak terjadi perubahan

warna

x. Uji Arginine

Bahan :

Yeast extract 3.0 g

Glucose 1.0 g

Arginine 5.0 g

Bromocresol purple 0.016 g

Akuades 1000 mL

pH 6.1 ± 0.2

Prosedur :

Mencampurkan semua zat kimia ke dalam 1000 mL akuades, kemudian

diaduk sampai homogen. Setelah itu di sterilkan ke dalam autoclave

dengan suhu 121°C selama 15 menit dan tekanan 1 atm.

Cara kerja :

Menginokulasikan satu ose kultur murni ke dalam medium, kemudian

diinkubasi selama 24 jam pada suhu 35°C.

Positive

Glukosa asam (pH turun, kuning) dekarboksilase

ADLN-Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi Eksplorasi bakteri pelarut ... Nisa Dwi Octaviani

Page 34: ADLN-Perpustakaan Universitas Airlanggarepository.unair.ac.id/24832/17/BAB V1.pdfSkripsi Eksplorasi bakteri pelarut ... Nisa Dwi Octaviani. 5.2 Saran 1. Bakteri pelarut fosfat ini

Asam amino(arginine) amina + CO2 (pH meningkat, ungu)

Negative

Glukosa asam (pH turun, kuning)

Asam amino(arginine) asam amino (pH tetap asam, kuning)

No dekarboksilase

ADLN-Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi Eksplorasi bakteri pelarut ... Nisa Dwi Octaviani

Page 35: ADLN-Perpustakaan Universitas Airlanggarepository.unair.ac.id/24832/17/BAB V1.pdfSkripsi Eksplorasi bakteri pelarut ... Nisa Dwi Octaviani. 5.2 Saran 1. Bakteri pelarut fosfat ini

Lampiran 3 Tabel Hasil pengukuran faktor fisik dan kimia lingkungan

Titik pengambilan

sampel Ulangan Koordinat

Parameter lingkungan

pH Kelembapan Suhu Salinitas

Rhizosfer tanaman

Mangrove sp.1

I S7o18.4351’

E112o49.456’ 6.5 61 % 26 oC 0 ‰

II S7o18.5568’

E112o49.8918’ 6.5 61 % 26 oC 3 ‰

III S7o18.4295’

E112o50.7032’ 5 64 % 27 oC 10 ‰

Rhizosfer tanaman

Mangrove sp.2

I S7o18.4082’

E112o49.4007’ 8 >85 % 27oC 5 ‰

II S7o18.5384’

E112o49.8893’ 8 >85 % 27 oC 8 ‰

III S7o18.3680’

E112o50.6353’ 9 >85 % 28 oC 10 ‰

Rhizosfer tanaman

Mangrove sp.3

I S7o18.4295’

E112o50.7032’ 8 >85 % 28 oC 7 ‰

II S7o18.5378’

E112o49.8887’ 8.5 >85 % 28 oC 10 ‰

III S7o18.3634’

E112o50.6512’ 8 >85 % 28 oC 25 ‰

Rhizosfer tanaman

Mangrove sp.4

I S7o18.5288’

E112o49.1859’ 8 >85 % 26 oC 8 ‰

II S7o18.723’

E112o49.8444’ 8.5 >85 % 28 oC 10 ‰

III S7o18.4295’

E112o50.7032’ 8.5 >85 % 28 oC 15 ‰

ADLN-Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi Eksplorasi bakteri pelarut ... Nisa Dwi Octaviani

Page 36: ADLN-Perpustakaan Universitas Airlanggarepository.unair.ac.id/24832/17/BAB V1.pdfSkripsi Eksplorasi bakteri pelarut ... Nisa Dwi Octaviani. 5.2 Saran 1. Bakteri pelarut fosfat ini

Lampiran 4

Suspensi sampel tanah dari rhizosfer tanah mangrove

Sampel 1 Sampel 2

Sampel 3 Sampel 4

ADLN-Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi Eksplorasi bakteri pelarut ... Nisa Dwi Octaviani

Page 37: ADLN-Perpustakaan Universitas Airlanggarepository.unair.ac.id/24832/17/BAB V1.pdfSkripsi Eksplorasi bakteri pelarut ... Nisa Dwi Octaviani. 5.2 Saran 1. Bakteri pelarut fosfat ini

Lampiran 5

Alat dan Bahan

Lemari es autoclave Laminar Air Flow

Neraca analitik Waterbath Vortex

pH indicator Soil tester cylinder crof

ADLN-Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi Eksplorasi bakteri pelarut ... Nisa Dwi Octaviani

Page 38: ADLN-Perpustakaan Universitas Airlanggarepository.unair.ac.id/24832/17/BAB V1.pdfSkripsi Eksplorasi bakteri pelarut ... Nisa Dwi Octaviani. 5.2 Saran 1. Bakteri pelarut fosfat ini

Lampiran 6

Isolasi pada media Pikovskaya

1. Sampling I

Sampel 1 Sampel 2

Sampel 3 Sampel 4

ADLN-Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi Eksplorasi bakteri pelarut ... Nisa Dwi Octaviani