23
KATA PENGANTAR Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT. Yang telah memberikan rahmat, hidayah serta kesehatan dan kesempatan kepada penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Aspek Sosial Budaya Tentang Perkawinan Adat Suku Dayak” yang merupakan pemenuhan tugas Ilmu Sosial Budaya Dasar semester ganjil tingkat I. Dalam penyusunan makalah ini penulis mendapat bimbingan dan dorongan sehingga kesempatan ini penulis menyampaikan rasa terima kasih kepada: 1. Orang tua penulis yang telah banyak memberi dukungan baik secara moril mapun materil. 2. Bapak Soleman Jufri, S.KM, M.Sc selaku dosen pembimbing makalah ISBD ini. Dalam penyusunan makalah ini penulis menyadari masih banyak kekurangan isi makalah ini, karena tak seorangpun yang sempurna dimuka bumi ini. Oleh karena itu penulis mengharap saran dan kritik yang sifatnya membangun.

Adat Dayak, Siti

Embed Size (px)

DESCRIPTION

kmkkm

Citation preview

Page 1: Adat Dayak, Siti

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT. Yang telah memberikan

rahmat, hidayah serta kesehatan dan kesempatan kepada penulis sehingga penulis

dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Aspek Sosial Budaya Tentang

Perkawinan Adat Suku Dayak” yang merupakan pemenuhan tugas Ilmu Sosial

Budaya Dasar semester ganjil tingkat I.

Dalam penyusunan makalah ini penulis mendapat bimbingan dan dorongan

sehingga kesempatan ini penulis menyampaikan rasa terima kasih kepada:

1. Orang tua penulis yang telah banyak memberi dukungan baik secara moril

mapun materil.

2. Bapak Soleman Jufri, S.KM, M.Sc selaku dosen pembimbing makalah ISBD ini.

Dalam penyusunan makalah ini penulis menyadari masih banyak kekurangan

isi makalah ini, karena tak seorangpun yang sempurna dimuka bumi ini. Oleh karena

itu penulis mengharap saran dan kritik yang sifatnya membangun.

Akhir kata penulis mengucapkan terima kasih kepada banyak pihak yang

tentunya tidak bisa penulis ucapkan satu persatu lagi. Mudah-mudahan makalah ini

berguna bagi semua pihak yang membutuhkan.

Padangsidimpuan, Januari 2009

Penulis

Siti Nurlindasari SiregarNim. 200802074

Page 2: Adat Dayak, Siti

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Berdasarkan perkawinan adat-adat suku Dayak ini, ditemukan banyaknya

pergeseran-pergeseran budaya yang sudah tidak sesuai lagi dikarenakan banyaknya

pengaruh dan perobahan adat yang pastinya tidak lagi sesuai dengan budaya

terdahulu. Suku Dayak sangat unik sehingga enak dan menarik untuk dibahas karena

di Kalimantan masih banyak lagi daerah-daerah yang dipedalaman yang masih

kurang menerima perkembangan zaman ini.

1.2 Tujuan

Tujuan penulis menyusun makalah ini yang membahas tentang adat

perkawinan suku Dayak ini, bertujuan untuk membahas dan mengetahui sistem

kekerabatan dan tata cara berlangsungnya pernikahan di Kalimantan ini dan karena

seringnya kita dengar bahwa suku Dayak ini masih dibilang unik.

Page 3: Adat Dayak, Siti

BAB II

ASPEK SOSIAL BUDAYA PERKAWINAN

ADAT SUKU DAYAK

A. Sistem Kekerabatan

Sistem kekerabatan orang Dayak Kalimantan Tengah didasarkan pada prinsip

keturunan Ambitineal, yang diperhitungkan hubungan kekerabatan melalui laki-laki

maupun wanita. Perkawinan yang dianggap ideal dan diingini oleh suku Dayak

adalah perkawinan antara dua orang bersaudara sepupu yang kakek-kakeknya masih

saudara kandung, yaitu disebut hajengan, dan perkawinan antara dua orang saudara

sepupu yang ibu-ibunya masih saudara sekandung serta antara ras cousin.

B. Hukum Adat

Mengenai hukum adat pada masyarakat Dayak di Kalimantan Tengah

terkenal sebagai perdamaian tumbang anol yaitu garis-garis besar hukum adat yang

menjadi pedoman bagi seluruh orang Dayak di Kalimantan hasil musyawarah

kepala-kepala adat dan demang-demang. Sanksi dari hukum adat yang tidak tertulis

tersebut kebanyakan berupa pemberian ganti rugi dengan maksud untuk

mengembalikan keseimbangan ketenangan masyarakat yang dikacaukan.

C. Upacara Pernikahan Adat Dayak Kalis, Potensi Wisata Budaya Kalbar.

Upacara pernikahan secara adat suku Dayak urang kalis berlangsung secara

kidmat dan sederhana. Upacara adat ini menjunjung tinggi orang-orang yang sudah

Page 4: Adat Dayak, Siti

meninggal, bukan orang yang masih hidup dikatakan keluarga, akan tetapi orang

yang sudah meninggalpun masih merupakan keluarga makanya kami mengundang

kehadiran arwah-arwah yang sudah meninggal untuk tetap dapat hadir dalam upacara

adat ini. Makanya, saat prosesi berlangsung undangan yang hadir mesti diharuskan

melakukan pole’juaen/mencelupkan jari pada rendaman air bunga dan mengusap

kening masing-masing. Menurut mereka tujuan dilaksanakan upacara adat

pernikahan ini adalah merupakan sebuah seni budaya leluhur yang harus ditumbuh

kembangkan, sekalipun secara sederhana karena sebagai salah satu suku di

Kalimantan Barat. Dan dengan kita memahami sebuah budaya leluhur merupakan

sebuah penghargaan bagi bangsa dan dari sinilah akan diketahui sejauh mana

keberadaan bangsa. Adat istiadat budaya dan tatanan kehidupan dalam

bermasyarakat yang mesti harus diturunkan atau diwariskan kepada anak-anaknya

untuk dilestarikan, karena budaya dan seni yang harus mereka hargai merupakan

warisan orang tua.

Menurut penasehat DAD provinsi, perkembangan budaya Dayak saat ini

kelihatannya orang lebih mudah berusaha mengangkatnya sebagai sebuah budaya

Dayak, namun dalam mengangkat budaya Dayak harus diketahui filosofinya untuk

apa dan didukung dengan semangat yang tinggi agar budaya Dayak dapat

dilestarikan sebagai sebuah budaya leluhur yang sudah mereka dapatkan. Semangat

ada harus dibarengi dengan kemampuan yang ingin kita tumbuh kembangkan.

Upacara adat pernikahan sub suku Dayak kalis mengatakan prosesi upacara adat ini

sangat bagus untuk dipertahankan dan dilestarikan karena masing-masing suku

Page 5: Adat Dayak, Siti

Dayak pasti memiliki adatnya sendiri, dan mereka sangat mendukung apa yang

sudah dilakukan keluarga mempelai wanita yang masih eksis dalam menjalankan

adat budaya yang diwariskan.

Dalam mempertahankan budaya, menurut mantan Bupati kabupaten Sintang

harus selalu dijalankan dan pemangku adat memiliki peran strategis dalam

melestarikan sebuah budaya yang sudah diwariskan agar dapat tumbuh dan

berkembang sebagai sebuah budaya lokal.

Upacara adat pernikahan tidak harus dilaksanakan dirumah adat saja, upacara

ini juga dapat dilakukan dirumah ataupun dihotel-hotel. Proesesi adat pernikahan

kalau dilaksanakan di hotel-hotel akan dapat menambah PAD kota itu sendiri, seperti

yang terjadi di Provinsi Bali dalam setiap prosesi upacara adat pernikahan selalu

menambah pendapatan asli daerah itu sendiri. Pada umumnya pernikahan secara adat

ialah sebuah prosesi pengesahan perkawinan dari salah satu suku Dayak itu sendiri,

walaupun kedua mempelai sudah melangsungkan pernikahan di gereja namun tanpa

melalui prosesi adat Dayak pernikahan kedua mempelai belum sah menurut adat.

Pernikahan secara adat yang dimiliki masyarakat adat untuk saat ini mulai

luntur, oleh karena itu generasi muda sekarang harus menggali kembali budaya-

budaya adat ini agar tidak hilang ditelan zaman, dan upacara adat perkawinan yang

dilaksanakan adalah untuk ritual adat untuk menyucikan kedua mempelai dapat

hidup rukun sepanjang masa.

Page 6: Adat Dayak, Siti

BAB III

A. Strata Sosial Dayak Mali

Suku Dayak Mali sangat menghormati kepala adat (demang) yang

merupakan kekuasaan tertinggi dalam adat. Kepala adat menjadi pengayom atas

seluruh aspek kehidupan bermasyarakat. Adat istiadat juga ditegakkan dengan sangat

adil bagi masyarakat yang ada. Sementara itu, ada pemuka adat lain yang disebut

panglima perang yang hanya berkuasa pada saat genting saja dan juga sebagai

peredam/pendamai dalam amyarakat adat.

B. Adat Istiadat Dan Budaya Dayak Mali

1. Adat Istiadat

a. Perkawinan

Dalam budaya Dayak Mali, adat selalu ditetapkan berdasarkan hukum

adat yang berlaku adat sekaligus hukum adat. Ada beberapa hal yang harus

diperhatikan dalam adat perkawinan tersebut.

- Hubungan keluarga mempelai. Kedua mempelai akan diberi sanksi

apabila ada ikatan darah sampai keturunan ke 4. boleh saja menikah

asalkan membayar adat terlebih dahulu.

- Adanya hubungan saudara sekandung (adik-kakak/abang) = adat

pelangkah. Apabila adik terlebuh dahulu menikah maka adik tersebut

harus membayar adat kepada kakak/abang.

Page 7: Adat Dayak, Siti

- Hubungan antar suku (Tionghoa dan Melayu). Suku Dayak Mali telah

membuat perjanjian kepada suku Melayu dan Tionghoa dari zaman nenek

moyang. Apabila orang Dayak menikah dengan orang Melayu dan masuk

Melayu (Islam) maka pihak Melayu harus membayar adat sebagai sanksi.

Adatnya cukup besar dalam adat Dayak Mali. Demikian pula sebaliknya

dengan suku Tionghoa juga terjadi hal yang sama. Tetapi dengan suku

lain selain kedua suku tersebut tidak ada sanksi/hukum adat yang berlaku.

Suku yang lainnya bebas dari hukum bila menikah dengan suku Dayak

Mali. Tetapi bukan berarti bebas dari hukum yang lain yang berlaku bagi

seluruhnya.

- Penetapan hukum adat pada saat mulai pelaksanaan perkawinan. Pada

saat persiapan pernikahan akan ada perjanjian antara kedua mempelai

tersebut. Dan jika dilanggar maka sangsinya akan lebih berat dari biaya

pernikahan.

b. Kelahiran

c. Cerita Dongeng

- Cerita si bungsu

- Cerita buta

- Cerita pak alui/indong alui

d. Bercocok Tanam

Berladang dalam suku Dayak Mali merupakan suatu tradisi yang

sudah ada pada masa nenk moyang hidup. Ladang berpindah-pindah

Page 8: Adat Dayak, Siti

merupakan hal yang harus dilakukan, bagi suku Dayak sebab ladang

berpindah-pindah selalu berkaitan dengan alam dan kesuburan tanah. Kalau

tanah yang sama dibuka setiap tahun akan mengurangi kesuburan tanahnya.

Maka membuka ladang yang sama bisa sampai tiga sampai empat tahun

lamanya. Waktu membuka ladang harus diadakan perjanjian dengan alam

semesta terutama penunggu tanah (sisil) ladang tersebut. Suku Dayak Mali

percaya bahwa manusia harus memberi makan dan membuat perjanjian agar

penunggu tanah (sisil) ladang tersebut mau pindah ke tempat yang lain. Kalau

tidak maka penunggu tanah tersebut bisa marah dan mengutuk manusia yang

membuka ladang itu.

2. Budaya (Ngayau)

Ngayau (potong kepala manusia) merupakan budaya kanibal nenek

moyang yang pernah ada dalam suku Dayak. Sekalipun budaya itu telah punah

dan seharusnya tidak ada lagi pada masa sekarang namun hal itu masih dapat kita

saksikan pada era orde baru misalnya peristiwa sanggau ledo (Kalbar) tahun

1997 dan peristiwa sampit (Kalteng) tahun 2001. Ngayau merupakan budaya

untuk mencari kepala manusia. Ketika kepala itu didapati maka keberanian,

keperkasaan, kekuatan dan kehormatan akan diperoleh dengan seketika itu juga.

Setiap orang Dayak yangmampu memperoleh kepala panglima suku atau orang

yang terkuat dalam suku maka kekuatannya akan dapat diperoleh. Orang Dayak

tersebut akan dikagumi sebagai panglima. Kepala panglima suku yang dipotong

tadi akan dimakan dan tenggorokannya akan diawetkan. Kepala tersebut sampai

Page 9: Adat Dayak, Siti

sekarang masih digunakan untuk tarian Noto’gh. Yaitu menghormati

/menghadirkan kepala manusia itu didepan umum pada saat selesai panen. Masih

ada daerah-daerah tertentu yang sampai sekarang masih melaksanakan budaya

noto’gh tersebut.

a. Ganjor (gawai)

b. Noton’gh

c. Balien’gh (balian)

d. Ngangkong

e. Bapemang

f. Bebayer (mulang niat)

g. Berancak

h. Para burun’gh (para buah dan lepas panen)

C. Seni Dan Tarian Dayak Mali

1. Tuak

Tuak merupakan minuman khas Dayak. Setiap ada acara adat pasti pula

ada arak atau tuak. Budaya membuat tuak merupakan budaya yang turun

temurun. Orang Dayak sangat pandai membuat tuak dari ketan. Hasil dari

permentasi tersebut akan berubah menjadi minuman yang berasal dari tetesan

minuman yang cukup membuat mabuk tersebut. Dalam tradisi Dayak yang

disebut besompok (bertarung untuk minum arak) merupakan tradisi yang masih

terpelihara sampai saat ini. Bukan sebagai kebanggaan tetapi karena tradisi

Page 10: Adat Dayak, Siti

zaman nenek moyang. Rasa minuman ini agak terasa manis tapi bila terlalu

banyak minum tuak ini maka sangat sulit untuk cepat pulih.

2. Seni

3. Tarian ganjor (gawai)

4. Tarian noton’gh

5. Tarian ngangkong

6. Tarian berase

7. Tarian belien’gh

8. Tarian para burun’gh

9. Nkayut amot

10. Berancak

11. Bebayer

D. Hukum Adat Dayak Mali

Hukum adat adalah sanksi atau denda berupa barang-barang sebagai bukti

adat itu sendiri. Sekalipun adatnya sederhana tetap akan menjadi bukti-bukti adat

yang sah. Bagi orang Dayak adat merupakan hukuman yang sangat memalukan.

Karena itu setiap orang Dayak harus tahu diri bahwa setiap orang yang bersalah

sebenarnya ketika di adat maka sama harga dirinya telah hilang baginya sama

dengan ditolak dalam masyarakat Dayak Mali.

Struktur pemegang hukum adat

1. Dua real di pegang/dipimpin oleh pak RT/RW.

Page 11: Adat Dayak, Siti

2. Empat real dipimpin oleh demang (kepala adat kampung).

3. Enam real dipimpin kepala adat dusun.

4. Delapan (mi’gh) real dipimpin kepala adat desa dengan kepala desa.

5. Sepuluh real dipimpin kepala adat desa.

6. Duabelas real dipimpin kepala adat (pemangku adat) kecamatan.

7. Enam belas real dipimpin kepala adat (pemangku adat) kecamatan.

E. Hubungan Dayak Mali Dengan Alam Semesta

1. Batu

a. Ukiran batu

b. Batu keramat

c. Batu besar (tempat bunyi, penunggu batu)

2. Kayu Besar

Pedagi (tempat penyembahan apet kuyan’gh, jobata, jubata) pedagi

merupakan tempay untuk menaruh persembahan dalam upacara adat Dayak Mali.

Mereka yakin bahwa pedagi merupakan rumah sementar jubata didalam dunia

ini. Di pedagi itu orang datang membawa niat, syukur dan silih atas segala apa

yang direncanakan selama hidupnya didunia. Pedagi adalah tempat kedua setelah

puncak gunung yang juga ada pedaginya yang merupakan memiliki penunggu

yang berbeda. Biasanya pedagi selalu dekat dengan rumah penduduk. Mereka

percaya bahwa yang menunggu pedagi tersebut adalah apet kuyan’gh selalu

diidentikkan dengan orang tua yang sudah beruban, berjenggot putih dan

Page 12: Adat Dayak, Siti

bersorban. Apet kuyan’gh dianggap peduli dengan keamanan kampung dan

selalu memberi rizki pada kehidupan mereka.

3. Tanah

a. Sisil penunggu tanah (penunggu tanah) adalah penunggu lembah atau tanah

berawa. Setiap orang yang akan membuka ladang baru atau tanah baru

diwajibkan untuk meberi persembahan dan memohon kepada sisil untuk

meninggalkan tempat tersebut. Masyarakat menyebutnya sebagai balas budi

b. Mawin’gh

4. Hutan Rimba

a. Amot turun (hantu hutan rimba)

b. Amot uru ara

5. Gunung/bukit

a. Kamang (Pembawa kejahatan dan penyakit) adalah dewa pedagi yang ada

dipuncak gunung dianggap sebagai pusat segala-galanya. Pedagi tersebut

hanya bila ada hajatan kampung secara besar-besaran misalnya pada saat

syukuran setelah panen padi, ketika ada perang, pedagi tersebut dijaga oleh

kamang yang merupakan sosok seorang manusia yang raksasa berlumuran

darah dan sebagai dewa pencabut nyawa. Itu bila manusia melanggar aturan

atau kaidah yang ada dalam kampung. Kamang merupakan dewa yang paling

keramat.

b. Kayu ara (pohon beringin) penunggunya jin dan buta.

Page 13: Adat Dayak, Siti

BAB IV

PENUTUP

A. Kesimpulan

Sistem kekerabatan orang Dayak Kalimantan Tengah didasarkan pada prinsip

keturunan Ambitineal, yang diperhitungkan hubungan kekerabatan melalui laki-laki

maupun wanita. Perkawinan yang dianggap ideal dan diingini oleh suku Dayak

adalah perkawinan antara dua orang bersaudara sepupu yang kakek-kakeknya masih

saudara kandung, yaitu disebut hajengan, dan perkawinan antara dua orang saudara

sepupu yang ibu-ibunya masih saudara sekandung serta antara ras cousin.

B. Kritik

Demikian isi makalah ini yang mengenai perkawinan adat Dayak apabila ada

kesalahan dan kekurangan serta kejanggalan makalah ini penulis berharap

dimaklumi, serta kritik dan saran dari pembaca sangat dibutuhkan untuk

memperbaiki dan penyempurnaan makalah ini yang sifatnya membangun

Demi kelengkapan dari makalah ini, semoga isi dari makalah ini dapat

menambah ilmu pengetahuan kita semua. Akhir kata saya ucapkan terima kasih.

C. Saran

Perlunya kita ketahui bahwa budaya di Indonesia sangat banyak dan

beragam-ragam ras, suku, dan budaya. Untuk itu kita harus bisa menyaring dan

menjaga budaya kita.

Page 14: Adat Dayak, Siti

DAFTAR PUSTAKA

Tim Penyusun Master, 2003: Kewarganegaraan, PT Macanan Jaya Cemerlang, Klaten

Ginting P dkk, 2003: Geografi, PT Glora Aksara Pratama, Jakarta.

www.google.co.id. perkawinanDayak

www.yahoo.co.id. aspeksosialbudayaDayak

www.google.co.id. adatbudayaDayak .