Upload
renwarin-jamrewav-richardo
View
319
Download
9
Embed Size (px)
Citation preview
Adaptasi Iklim Pada Bangunan Tradisional Bali
Mata Kuliah :Fisika Bangunan & Utilitas
Dosen:Mufidah, ST.MT
Oleh:Bagus
SuminarNBI:
440601543
Tipical Bangunan Tradisional Bali
Keterangan:1.sanggah, berfungsi sebagai
tempat suci.2.gedong, tempat tidur.3.bale dangin, berfungsi
sebagai tempat upacara manusa yadnya, pitra yadnya.
4.bale daja, berfungsi sebagai tempat tidur.
5.bale dauh, berfungsi sebagai tempat tidur.
6.jineng ( lumbung) berfungsi menyimpan hasil panen.
7.paon(dapur) jelaslah tempat masak
8.tembok penyengker, berfungsi sebagai pembatas antar rumah.
9.angkul-angkul, befungsi sebagai pintu masuk.
Filosofis bangunan Bali
Adanya hubungan yang erat dan hidup antara bhuwana alit dengan bhuwana agung
yang perwujudannya dilandasi oleh ketentuan
agama Hindu.
Pengelompokan bangunan Bali meliputi
Bangunan suci/ keagamaan.
Bangunan Kepara/ adat.
Beberapa ketentuan bangunan Bali:
1. Tempat/ denah berdasarkan Lontar Asta Bhumi.
2. Bangunan/ konstruksinya berdasarkan lontar Asta Dewa dan lontar Asta Kosala/ Kosali.
3. Bahan- bahan/ ramuan berdasarkan lontar Asta Dewa dan lontar Asta Kosala/ Kosali, seperti : kayu, ijuk, alang- alang, batu alam, bata dan sebagainya
Bangunan Bali mengandung ciri- ciri :
1. Pengider- ideran (Catur Loka Phala/ Asta Dala).
2. Tri Mandala/ Tri Loka3. Adanya upacara sangaskara/
penyucian.4. Mengandung simbul- simbul sesuai
dengan ajaran agama Hindu, (misalnya: Sanghyang Acintya, Naga, Padma dan sebagainya).
Jenis- jenis bangunan Bali
1. Bangunan suci/ keagamaan ialah segala pelinggih-pelinggih yang disucikan, termasuk patung- patung/ arca- arca serta perlengkapannya.
2. Bangunan Kepara/ adat adalah bangunan- bangunan perumahan, adat, dan bangunan Bali lainnya.
Bentuk dan nama bangunan Bali
Berdasarkan ketentuan- ketentuan lontar:
1. Asta Dewa,2. Asta Kosala/ Kosali 3. dan Lontar Wisma Karma.
Tata laksana dan penyucian bangunan Bali antara lain :
Ngeruwak Karang.Nyukat Karang.Nasarin.Memakuh.Ngurip- urip.
(Sesuai dengan lontar Asta Dewa, Asta Kosala/ Kosali, Dewa Tattwa dan lontar- lontar lainnya)
Ketertiban fungsi dan penggunaannya
Semua wujud bangunan Bali hendaknya mengikuti ketentuan- ketentuan tersebut di atas.
Fungsi dan penggunaannya ditetapkan pada proporsi yang sewajarnya
Pola Tatanan dan Orientasi MasaBangunan Bali:
Konsep Mata Angin Nawa Sanga
Orientasi orang Bali terhadap Gunung Agung dan arah terbit
matahari menjadi pedoman bagi perletakan pola perumahan pada
umumnya.
Pola Tatanan dan Orientasi MasaBangunan Bali:
Asta Kosala-Kosali:
Rumah harus mengikuti aturan aturan anatomi tubuh sang empunya pemilik rumah dengan dibantu sang undagi sebagai pedande atau orang suci yang mempunyai kewenangan membantu membangun rumah atau pura.
ukuran atau dimensi yang didasarkan pada ukuran jari-jari si pemilik rumah. Seperti Musti, yaitu ukuran atau dimensi untuk ukuran tangan mengepal dengan ibu jari yang menghadap ke atas.
Hasta untuk ukuran sejengkal jarak tangan manusia dewata dari pergelangan tengah tangan sampai ujung jari tengah yang terbuka.
Pola Tatanan dan Orientasi MasaBangunan Bali:
Pengaruh Status Sosial:Masyarakat Bali sangat
menghormati model hirarki kasta yang merupakan sikap hidup mereka sesuai dengan agama yang mereka anut. Dan hal ini
berpengaruh pada pola ruang dan arsitektur tradisional Bali.
Pola Tatanan dan Orientasi MasaBangunan Bali:
Pengaruh Status Sosial:Sistem hirarki ini bahkan tertranformasi dalam
system pola ruang pada bangunan-bangunan rumah, umum maupun pada pura. Seperti istilah jaba untuk
bagian paling luar bangunan, kebudian jabajero untuk mendifinisikan bagian ruang antara luar dan dalam, atau ruang tengah. Dan kebudian jero untuk
mendiskripsikan ruang bagian paling dalam dari sebuah pola ruang yang dianggap sebagai ruang
paling suci atau paling privacy bagi rumah tinggal.
KONFIGURASI RUANG:
Arsitektur tradisional Bali mempertimbangkan konsep yang
dinamakan tri angga, yaitu sebuah konsep hirarki dari mulai:
nista madya dan utama.
KONFIGURASI RUANG:
Nista:Suatu hirarki paling bawah suatu
tingkatan, yang biasanya diwujudkan dengan pondasi
bangunan atau bagian bawah sebuah bangunan sebagai
penyangga bangunan
KONFIGURASI RUANG:
Madya:Adalah bagian tengah bangunan
yang diwujudkan dalam bangunan dinding, jendela dan pintu. Madya
mengambarkan strata manusia atau alam manusia.
KONFIGURASI RUANG:
Utama:Adalah symbol dari bangunan bagian atas yang diwujudkan dalam bentuk
atap yang diyakini juga sebagai tempat paling suci dalam rumah
sehingga juga digambarkan tempat tinggal dewa atau leluhur mereka
yang sudah meninggal
KONFIGURASI RUANG:
Angkul-angkul yaitu entrance yang berfungsi seperti candi bentar pada pura yaitu sebagai gapura jalan masuk. Angkul-angkul biasanya teletak di kauh kelod.
Aling-aling adalah bagian entrance yang berfungsi sebagai pengalih jalan masuk sehingga jalan masuk tidak lurus kedalam tetapi menyamping. Hal ini dimaksudkan agar pandangan dari luar tidak langsung lurus ke dalam. Aling-aling terletak di kaluh kelod.
Latar atau halaman tengah sebagai ruang luar. Pamerajan ini adalah tempat upacara yang dipakai
untuk keluarga. Dan pada perkampungan tradisional biasanya setiap keluarga mempunyai pamerajan yang letaknya di kaja kangin pada sembilan petak pola ruang.
KONFIGURASI RUANG:
Umah Meten yaitu ruang yang biasanya dipakai tidur kapala keluarga sehingga posisinya harus cukup terhormat yaitu di kaja.
Bale tiang sanga biasanya digunakan sebagai ruang untuk menerima tamu yang diletakkan di lokasi kauh.
Bale Sakepat, bale ini biasanya digunakan untuk tempat tidur anakanak atau anggota keluarga lain yang masih junior. Bale sakepat biasanya terletak di kelod.
Bale Dangin biasanya dipakai untuk duduk-duduk membuat bendabenda seni atau merajut pakaian bagi anak dan suaminya. Bale Dangin terletak di lokasi kangin.
Paon yaitu tempat memasak bagi keluarga, posisinya berada pada kangin kelod.
Lumbung sebagai tempat untuk menyimpan hasil panen, berupa padi dan hasil kebun lainnya.
Material Bangunan:
Elemen Pondasi: (Nista)Materialnya dapat terbuat dari batu bata atau
batu gunung. Batu bata tersebut tersusun dalam suatu bentuk yang cukup rapi sesuai
dengan dimensi ruang yang akan dibuat pada permukaan batu bata atau batu gunung dibuat semacam penghalus sebagai elemen leveling yang rata,merupakan plesteran akhir. (nista juga digambarkan sebagai alam bawah atau
alam setan atau nafsu)
Material Bangunan:
Elemen Dinding: (Madya)Material yang sering digunakan
adalah batu bata, plesteran dan kayu
Material Bangunan:
Elemen Atap (Utama)Pada bagian atap ini bahan yang
digunakan pada arsitektur tradisional adalah atap ijuk dan
alang-alang.
KONSEP TATA RUANG:
Konsep-konsep dasar yang mempengaruhi tata nilai ruangnya.:Konsep hirarki ruang, Tri Loka atau Tri Angga Konsep orientasi kosmologi, Nawa Sanga atau
Sanga Mandala Konsep keseimbangan kosmologi, Manik Ring
Cucupu Konsep proporsi dan skala manusia Konsep court, Open air Konsep kejujuran bahan bangunan
BUKAAN BANGUNAN: (Kajian Iklim)
Pagar: Pagar yang mengelilingi bangunan tidak terlampau tinggi sehingga memungkinkan aliran angin yang optimal
Dinding: Beberapa bangunan inti dalam arsitektur Bali tidak berdinding sehingga memungkinkan terjadi aliran angin yang optimal.
BUKAAN BANGUNAN: (Kajian Iklim)
Atap: ◦ teritis yang cukup lebar membantu
mengurai panas matahari◦ Bahan dari Ijuk dan alang-alang,
merupakan bahan lokal yang mudah didapat dan membantu memperoleh kenyaman termal yang cukup baik karena mampu menyerap panas.
BUKAAN BANGUNAN: (Kajian Iklim)
Open Air (court yard)◦ adanya halaman tengah yang cukup
luas selain menjadi sarana sirkulasi yang efektif juga berfungsi untuk memberi ruang bukaan yang memungkinkan diperolehnya cahaya dan angin secara berlimpah.
Kajian Iklim:Open Space: memungkinkan
diperolehnya cahaya dan angin yang berlimpah
Gerbang Rumah Tradisional Bali
Angkul-angkul dan Aling-aling
memiliki banyak
fungsi sosial dan
memberikan privasi
Kajian Iklim: Ruang istirahat
Bukaan pada dinding
memungkinkan aliran angin
yang berlimpah
Atap ijuk memungkinka
nPenyerapan panas yang
optimal
Kajian Iklim: Bahan material
Dinding dari Bahan Batu alam yang mudah di
dapat
Atap alang-alang
memungkinkan
penyerapan panas yang
optimal
TERIMA KASIH