Adakah free-will dalam kehidupan manusia ?

Embed Size (px)

DESCRIPTION

Sedikit pembahasan tentang perkara : Adakah kehendak bebas manusia dalam kehidupannnya di muka bumi ?

Citation preview

Adakah pilihan bebas dalam kehidupan ini ? 1 Ad a ka hp ilih a n -beba s[ en: freewill ] d a la mkeh id u p a nin i . . . Dit ulis oleh :wiwin. wr Juli 2011 /Syaban 1432H Kemarin ini terjadi suatu perbincangan tentang kehendak bebas bagi manusia dalam memilih jalan kehidupannya terhadap ketetapan Allah yang sudah tertulis di Lauh Makhfudz [EN: freewill versus taqdir]. Kita sama-sama tahu bahwa iman kepada qadha dan qadar adalah rukun iman yang ke-enam. Kita maknai penempatan-nya pada rukun ke-enam oleh sebab manusia sangat sulit untuk dapat memahami hal tersebut. Dan kita tahu bahwa semuanya sudah ditetapkan Allah Taala jauh-jauh hari sebelum alam semesta ini diciptakan-Nya yang dengan demikian menjadi bisa disimpulkan bahwasanya sesungguhnya kehendak bebas [EN: freewill] bagi manusia pada dasarnya adalah tidak ada. Terlepas dari benar atau tidaknya karena kebenaran hanyalah dari Rabb-l-aalaamiin [1] marilah kita coba uraikan persoalan ini dalam bentuk tulisan dengan sepenuh harapan agar Allah Taala memberikan tambahan pengetahuan kepada kita perihal sejatinya pilihan-pilihan bebas [EN: freewill] dalam kehidupan ini. Kita awali dengan mengutip dari sebuah ayat, bahwa tiada sehelai daun pun yang gugur melainkan Dia mengetahuinya oleh sebab semuanya tertulis di kitab yang nyata [2], Lauh Makhfudz. Melalui ini, Allah Taala memberi kita sebuah pengetahuan, yakni pengetahuan tentang hubungan antara Dia Yang Maha Pencipta dengan semua makhluk yang diciptakan-Nya dan tentang Shifat-Nya Yang Maha Mengetahui. Adakah pilihan bebas dalam kehidupan ini ? 2 Oleh sebab semua sudah tertulis, bahkan ahli surga dan ahli neraka juga sudah ditetapkan [3] maka bisa terjadi pemikiran bahwa kalau seperti itu maka bagaimana mungkin manusia bisa memiliki pilihan . Tentunya manusia hanya bisa menjalani saja apa-apa yang Allah Taala tetapkan baginya, dalam kesehariannya maupun dalam perjalanan kehidupannya secara keseluruhan. Apalagi ketika seorang manusia memiliki suatu kehendak maka yang akan terwujud hanyalah kehendak Allah Taala saja karena siapakah yang dapat menghalang-halangi kehendak Allah jika Dia menghendaki kemudharatan bagimu atau jika Dia menghendaki manfaat bagimu [4]. Jelas sekali bahwa sama sekali tidak ada yang bisa dikehendaki oleh manusia oleh sebab kehendak-Nya sajalah yang akan terwujud. Dan lagi semuanya sudah ditetapkan-Nya terlebih dahulu dan bahkan sudah tertulis dalam Kitab Yang Nyata. Dari sudut pandang seperti di atas, maka konsep bahwa manusia memiliki kebebasan dalam menentukan pilihan yang menjadi tidak memiliki nilai keberlakuan sama sekali. TIDAK BISAKAH MANUSIA MEMILIKI KEHENDAK BEBAS ? [EN: FREEWILL] Pembahasan atas pertanyaan di atas, yakni pertanyaan apakah memang betul demikian,bisa kita panjangkan atau bisa juga kita pendekkan. Dan seandainya kita pilih yang pendek maka berikut inilah yang pendek itu.Allah Taala juga mengingatkan manusia bahwa manakala manusia tidak berupaya mengubah apa-apa yang ada di dalam dirinya, yang dalam teks aslinya menggunakan kata anfus yang artinya apa-apa yang ada di dalam jiwa nya, maka Allah Taala tidak akan mengubah nasibnya [5]. Pada kesempatan lain, Allah Taala memberitahu kepada manusia bahwa segala amal sholeh yang dikerjakan manusia adalah untuk kepentingan dirinya sendiri [6]. Bahkan bagi manusia tersedia pilihan untuk mau mengikuti petunjuk-Nya demi untuk keselamatan dirinya ataupun untuk tidak mau mengikuti petunjuk-Nya [7] walaupun Allah Taala telah Adakah pilihan bebas dalam kehidupan ini ? 3 menjanjikan keselamatan bagi siapa-siapa yang mengikuti petunjuk-Nya [8].Sebagian besar dari isi kitab Al Quran menunjukkan secara jelas bahwa Allah Taala memerintahkan manusia untuk beramal sholeh, yang artinya berbuat sesuatu. Dengan demikian, pengertiannya adalah, manusia memiliki pilihan untuk berbuat sesuatu atau tidak berbuat sesuatu. Sehingga seakan-akan manusia tidak boleh melihat bahwa segala sesuatu bagi dirinya telah ditetapkannya, apakah seorang manusia akan berbuat sesuatu ataupun tidak berbuat sesuatu. Perintah-Nya sangat jelas, manusia harus berbuat sesuatu. Dalam hal manusia yang berbuat sesuatu, diberikan-Nya pilihan yakni berbuat sesuatu yang akan menyelamatkan dirinya atau berbuat sesuatu yang justru dapat mencelakakan dirinya. Semua itu adalah pilihan ! Pilihan yang tentunya diambil berdasarkan kehendak dari pribadi seseorang itu sendiri. Tetapi bukankah apa-apa yang akan didapat dan apa-apa yang akan terluput sudah ditentukan sebelumnya. Jalan-jalan yang sudah ditempuh, yang sedang ditempuh dan yang akan ditempuh semuanya sudah ditulis. Siapa manusia yang beramal sholeh dan siapa manusia yang tidak beramal sholeh juga sudah ditentukan. Disisi Allah Taala semua itu sudah ditentukan, bahkan sudah ditulis. Sedangkan disisi manusia semua masih merupakan tanda tanya, masih merupakan pilihan, masih ada kebebasan untuk berbuat. Manusia tidak bisa membaca apa-apa yang tertulis di Lauh Makhfudz tentang dirinya, oleh sebab itu bagi seorang manusia semua masih berupa teka-teki, masih penuh dengan pilihan-pilihan.Pilihan yang sebebas-bebasnya. Yakni pilihan untuk mengikuti petunjuk Allah Taala atau bisa juga pilihan untuk mengingkari petunjuk itu atau bisa juga pilihan untuk tidak mau tahu bahwa petunjuk itu ada atau bahkan bisa juga pilihan untuk tidak berbuat suatu apapun walaupun telah datang kepadanya petunjuk. Adakah pilihan bebas dalam kehidupan ini ? 4 SIMULASI RUANGAN DENGAN BEBERAPA PINTU. Hidup ini bagaikan berada dalam sebuah ruangan dengan banyak pintu dan manusia diharuskan, secara bergulirnya waktu, untuk membuka salah satu pintu dan berpindah ke ruangan yang dibalik pintu itu. Manusia tidak pernah tahu apa yang akan terjadi pada dirinya atau apa yang akan diperolehnya di ruangan-ruangan yang dibalik pintu-pintu itu. Yang dimiliki manusia ketika itu hanyalah sebuah kepastian bahwa ia harus beranjak membuka salah satu pintu dan masuk ke dalam ruangan dibalik pintu itu dan tidak bisa kembali ke ruangan semula. Kalau saja kita bisa melakukan simulasi yang semacam ini maka kita akan menemukan ada banyak ragamnya manusia.Ada yang tanpa berpikir panjang kemudian membuka salah satu pintu dan itu adalah pintu yang mana saja atau yang paling mudah baginya atau yang memang tepat berada dihadapannya atau kemana kakinya melangkah. Bisa jadi kebanyakan dari manusia akan melakukan hal yang seperti ini. Padahal Allah Taala telah beritahukan kepada manusia agar tidak pernah berputus asa dari rahmat-Nya [9]. Ada pula yang berhati-hati memilih pintu mana yang akan dibukanya, semuadipertimbangkannya secara matang-matang berdasarkan pengetahuan yang ada pada dirinya. Kelompok inipun juga banyak ragamnya dimana mereka terbagi berdasarkan penngetahuan mereka. Ada yang memilih berdasarkan pengetahuan yang didapatnya dari mempelajari ilmu-ilmu formal di sekolah atau di pergaulan sehari-harinya atau dari para ustadz di pengajian-pengajian. Ada yang memilih berdasarkan pengetahuan yang didapatnya dari pengalaman hidupnya yang membentuk premis-premis dasar di fakultas fikir-nya.Dan ada yang memilih berdasarkan pengetahuan luhur yang diperolehnya langsung dari Allah Taala oleh sebab ke-taqwa-annya [10] berupa pengetahuan yang bisa secara terpisah atau tergabung dengan Petunjuk Umum yang Allah Taala turunkan yakni kitab Al Adakah pilihan bebas dalam kehidupan ini ? 5 Quran dan bisa juga terpisah atau tergabung dengan Petunjuk Khusus yang langsung ke qalb-nya oleh sebab keimanannya [11]. Apapun yang dilakukan atau apapun yang dipilih oleh seorang manusia pada saat ia berada dalam sebuah ruangan dengan beberapa pintu maka ia seakan-akan dihadapkan kepada beberapa pilihan yang harus diambilnya. Kalaupun ia memilih untuk tidak memilih maka dalam perumpamaan ini atau simulasi ini maka ia akan dengan sendirinya bergerak pindah ke ruangan yang sama dengan ruangan semula melalui pintu yang dibukanya tanpa disadarinya. Mengapa demikian, karena basis simulasi ini adalah waktu, dimana waktu akan terus berjalan dan tidak pernah berhenti. Karena waktu bukanlah milik manusia melainkan milik Allah Taala. BAGAIMANA KALAU SALAH PILIH ? Allah Taala mengajarkan kepada manusia agar sepenuhnya bergantung kepada-Nya [12]. Jangan terlalu bergembira terhadap apa-apa yang didapatnya dan jangan bersedih terhadap apa-apa yang terluput darinya [13]. Dan bahkan Allah Taala juga memberikan peringatan bagi manusia bahwa ada hal-hal yang menurut pandangan seorang manusia adalah sesuatu yang baik, yang tentunya disukai oleh manusia itu sedangkan sesungguhnya itu adalah buruk baginya. Demikian pula sebaliknya, ada hal-hal yang menurut pandangan seorang manusia adalah sesuatu yang buruk baginya, yang tentunya tidak disukainya padahal sesungguhnya hal itu adalah baik baginya [14]. Lalu, apakah mungkin salah memilih ? Jawabannya adalah : Sangat mungkin ! Jika berhenti sampai disini dan ia takut akan salah memilih maka yang terjadi bagi seseorang adalah ia tidak berbuat apa-apa [15]. Ia kemudian menjadi orang yang tidak mensyukuri apa-apa yang telah Allah Taala berikan kepadanya. Setidaknya kemampuan fikirnya tidak digunakannya untuk melakukan analisa dan perenungan dan tenaganya tidak digunakan untuk mencari pengetahuan agar mendapatkan jawabannya. Karena sesungguhnya, Allah Taala niscaya akan membuatkan jalan kembali kepada-Nya Adakah pilihan bebas dalam kehidupan ini ? 6 bagi setiap orang yang berhasrat untuk kembali kepada-Nya. Dan itu niscaya adalah suatu jalan yang menuju kepada-Nya dimana manusia hanya tinggal berupaya dan berjihad menempuh jalan itu. Jalan taubat ! [16]. APAKAH JALAN ITU MUDAH ? Jawabannya bergantung kepada apa-apa yang ada dalam diri pribadi masing-masing. Dalam simulasi di atas, pintu yang dipilih adalah pintu yang memang sudah Allah sediakan baginya sehingga seakan-akan tidak ada pintu lain bagi manusia itu dan di ruangan sesudah pintu itu dia akan Allah Taala perlakukan sebagaimana keadaan dirinya [17]. Kalau ia penuh berlumuran kotoran maka ia akan dibersihkan-Nya terlebih dahulu dan pada umumnya kita berada pada keadaan seperti ini.Perihal jalan itu mudah atau susah maka lagi-lagi ada pilihan. Secara jelas Allah Taala mengungkapkan bahwa Dia telah menunjukkan dua jalan dan bahkan memerintahkan agar manusia memilih untuk .... menempuh jalan yang mendaki lagi sukar [18]. PENUTUP Melalui Al Quran, Allah Taala justru memberikan pilihan-pilihan kepada manusia walaupun apa yang nantinya terjadi pada seorang manusia sudah ditetapkan-Nya terlebih dahulu jauh-jauh hari sebelum alam semesta ini diciptakan-Nya. Bahkan Allah Taala secara tegas juga memerintahkan agar manusia berjalan di muka bumi ini, yang dengan itu maka hatinya akan menjadi hidup dan dapat dipergunakannya untuk berakal (teks Arab: aql) [19] dan bahkan Allah Taala mengharuskan manusia untuk menggunakan akal-hatinya [20]. Dengan demikian, perihal kebebasan memilih dan bahwasanya Allah Taala telah tetapkan atau tentukan segala sesuatu bagi setiap pribadi merupakan dua hal yang harus menyatu secara harmonis dalam diri setiap pribadi. Adakah pilihan bebas dalam kehidupan ini ? 7 Rasullullah Saw. mengajarkan kepada kita dengan menjelaskan bahwa hati [qalb] bisa berkarat sebagaimana berkaratnya besi. Dimana untuk membersihkannya adalah dengan membaca Al Quran dan mengingat mati. Sehingga ketika kita membaca tulisan Abd Al Qadir Al Jaylani yang menyatakan bahwa hati [qalb] -mu adalah sebuah cermin yang berkilau dimana engkau harus membersihkannya dari debu dan kotoran yang telah terkumpul dan melekat di permukaannya karena sesungguhnya ia ditakdirkan untuk memantulkan cahaya Rahasia-Rahasia Ilaahiyyah dan kemudian kita bertanya-tanya apakah hati kita bisa menjadi bersih dan apakah akan menjadi bersih. Maka jawabannya bergantung kepada seberapa besar upaya kita dalam rangka ber-ikhtiyar untuk membersihkannya karena Allah adalah Dzat Yang Maha Menepati Janji. Dengan demikian, segala yang dihadapi manusia di muka bumi ini adalah pilihan-pilihan yang sangat bebas baginya yang mana sudah menjadi keharusan bagi manusia untuk memilihnya. Manusia diperintahkan-Nya untuk memilih yang olehsebab itu dilengkapi-Nya manusia dengan hawa-nafsu dan syahwat yang dengannya manusia menjadi bisa memiliki kehendak atas sesuatu dan/atau untuk sesuatu. Sehingga semua itu bergantung kepada manusia itu sendiri. Apakah dia seorang manusia yang tidak berpengetahuan sehingga tidak mengerti bahwa kehidupannya di muka bumi ini semata-mata adalah untuk kembali kepada Rabbnya yang menciptakan dirinya [21], sehingga ia bertindak hanya memperturutkan hawa-nafsu dan syahwatnya saja. Atau ia adalah seorang manusia, yang justru menggunakan hawa-nafsu dan syahwatnya untuk mencari pengetahuan agar sepenuhnya bisa kembali kepada Rabb-nya yang menciptakan dirinya.Atau bisa pula ia adalah seorang manusia yang sedang belajar dan berusaha untuk berjalan kembali kepada Rabb-nya berdasarkan pengetahuannya yang sedang dan telah dipelajarinya. Dan berupaya menjadi orang yang tidak memikirkan apa-apa yang tidak berada di Adakah pilihan bebas dalam kehidupan ini ? 8 tangannya dan berbahagia dengan apa-apa yang ada di tangannya sesuai dengan takdir yang telah ditentukan baginya disertai sebuah kesadaran bahwa anugerah apapun yang ia peroleh semata-mata karena karunia dan rahmat-Nya.Atau ia adalah seorang manusia yang telah seutuhnya kembali kepada Rabbnya oleh sebab pengetahuan yang telah diterimanya dari Rabb-nya. [] RENUNGAN !!., '_!.l . >.,!> Ls. _. , ",!: !.l _ ..l_.> .- _,...ll ___ _., ,l> ,> !.. `-.> __ .... Hai manusia, sesungguhnya telah datang kepadamu pelajaran dari Rabb-mu dan penyembuh bagi penyakit-penyakit (yang berada) dalam dada [shudur] dan petunjuk serta rahmat bagi Al-Muminiin. Katakanlah, dengan karunia Allah dan rahmat-Nya, hendaknya dengan itulah mereka bergembira. Itu lebih baik daripada apa yang mereka kumpulkan ...... QS.[10]:57-58. Semoga Allah Taala menunjukkan kepada kita kebenaran yang hakikiyang semata-mata hanya berasal dari Dia Taala. Semoga pula Dia Taala melimpahkan taufik dan hidayah-Nya kepada kita agar kita bisa kembali kepada-Nya. Bandung 11 Juli 2011, wallaahu alam bi-sh-showab. Adakah pilihan bebas dalam kehidupan ini ? i Catatan Kaki : [1] QS.[2]:147 Kebenaran itu adalah dari Rabb-mu [teks Arab: al haqqu min Rabbi-ka], sebab itu janganlah sekali-kali kamu termasuk orang-orang yang ragu. [2]QS.[6]:59 Dan pada sisi Allah-lah kunci-kunci semua yang ghaib; tidak ada yang mengetahuinya kecuali Dia sendiri, dan Dia mengetahui apa yang di daratan dan di lautan, dan tiada sehelai daun pun yang gugur melainkan Dia mengetahuinya, dan tidak jatuh sebutir biji-pun dalam kegelapan bumi, dan tidak sesuatu yang basah atau yang kering, melainkan tertulis dalam kitab yang nyata, Lauh Makhfudz. [3]QS.[10]:96 Sesungguhnya orang-orang yang telah pasti terhadap mereka kalimat Rabb-mu, tidaklah akan beriman. Hadis: Rasulullah saw. ditanya, Wahai Rasulullah ! Apakah sudah diketahui orang yang akan menjadi penghuni surga dan orang yang akan menjadi penghuni neraka ? Rasulullah saw. menjawab: Ya. Kemudian Beliau saw. ditanya lagi: Jadi untuk apa orang-orang harus beramal ? Rasulullah saw. menjawab: Setiap orang akan dimudahkan untuk melakukan apa yang telah menjadi takdirnya. [4]QS.[48]:11 ........ Katakanlah : "Maka siapakah yang dapat menghalang-halangi kehendak Allah jika Dia menghendaki kemudharatan bagimu atau jika Dia menghendaki manfaat bagimu. Sebenarnya Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan. QS.[2]:213Manusia itu adalah umat yang satu. (setelah timbul perselisihan), maka Allah mengutus para nabi, sebagai pemberi peringatan, dan Allah menurunkan bersama mereka Kitab yang benar [kitaaba bil-haqq], untuk memberi keputusan di antara manusia tentang perkara yang mereka perselisihkan. Tidaklah berselisih tentang Kitab itu melainkan orang yang telah didatangkan kepada mereka Kitab, yaitu setelah datang kepada mereka keterangan-keterangan yang nyata, karena dengki antara mereka sendiri. Maka Allah memberi petunjuk orang-orang yang Adakah pilihan bebas dalam kehidupan ini ? ii beriman kepada kebenaran tentang hal yang mereka perselisihkann itu dengan kehendak-Nya. Dan Allah selalu memberi petunjuk orang yang dikehendaki-Nya kepada jalan yang lurus [shirothi-m-mustaqiim]. QS.[18]:39 Dan mengapa kamu tidak mengatakan waktu kamu memasuki kebunmu "maa syaa`a-llaah, laa quwwata illaa billaah..... maa artinya segala apa atau apa-apa ; syaa`a artinya adalah ia menghendaki ; maa syaa`a-llaah diterjemahkan menjadiSungguh hanya atas kehendak Allah saja laa adalah suatu penegasian, seperti kata bukan yakni sesuatu yang tidak akan pernah ada atau singkatnya menjadi tidak ada ; quwwata artinya kemampuan atau kekuatan ;illaa adalah mengeksiskan sesuatu yang selainnya telah dinegasikan, diterjemahkan dengan kata kecuali ;billaah berasal dari dua kata bi dan Allah. Dimana kata bi artinya beserta, melibatkan, dengan mensertakan. Dalam gabungan kata itu, subyek (yang tidak disebutkan secara eksplisit) sebagai pasif dan obyek (yang disebutkan secara eksplisit sesudah kata bi) sebagai yang aktif. Dalam hal ini, manusia sebagai yang pasif atau penerima sedangkan Allah sebagai yang aktif atau pemberi. laa quwwata illaa billaah diterjemahkan menjadi tiada kekuatan kecuali dengan pertolongan Allah ada pula yang menerjemahkan dengan kalimat tiada daya maupun kekuatan kecuali beserta dengan Allah [5]QS.[13]:11.... Sesungguhnya Allah tidak merobah keadaan sesuatu kaum sehingga mereka merobah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri [teks arab: hatta yughoyyruu maa bi anfusihim].... QS.[8]:53 Yang demikian itu adalah karena sesungguhnya Allah sekali-kali tidak akan mengubah sesuatu nikmat yang telah dianugerahkan-Nya kepada suatu kaum, hingga kaum itu mengubah apa-apa yang ada pada diri mereka sendiri [teks arab: hatta yughoyyruu maa bi anfusihim], dan sesungguhnya Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui. Adakah pilihan bebas dalam kehidupan ini ? iii Tentang nikmat : Nikmat seringkali diartikan secara terbatas berupa nikmat makan, nikmat tidur, nikmat memiliki harta dan yang semacamnya. Nikmat diartikan sebagai sesuatu yang enak. Sedangkan nikmat yang lebih luhur adalah keimanan [teks Arab: al-iimaan, yang mana keimanan inimartabatnya lebih tinggi dari nur-imaan ]. Lihat QS.[49]:7-8. QS.[49]:17 Mereka merasa telah memberi nikmat kepadamu dengan keislaman mereka. Katakanlah: "Janganlah kamu merasa telah memberi nikmat kepadaku dengan keislamanmu, sebenarnya Allah, Dialah yang melimpahkan nikmat kepadamu dengan menunjuki kamu kepada keimanan [teks Arab: hadaaakum li-l-iimaan] jika kamu adalah orang-orang yang benar." Tentang Ayat QS.[8]:53 : Ayat ini masuk dalam konteks pembahasan Firaun dan pengikut-pengikutnya sehingga kita bisa saja mengatakan bahwa saya bukanlah Firaun dan juga bukan pengikut Firaun. Padahal kita tahu bahwasanya tidak ada Firaun dan pengikut Firaun saat itu yang berkesempatan membaca kitab Al Quran karena pada zaman mereka Allah Taala belum menurunkan Al Quran yang sekarang ini. Kalau seperti itu maka menjadi tidak ada gunanya cerita ini Allah Taala beritahukan.Ayat ini menjadi berguna kalau kita mencoba merenung dan melihat diri kita sendiri apakah masih ada sifat-sifat dan perilaku kita dalam keseharian yang masih seperti perilaku Firaun dan/atau pengikut-pengikut Firaun. Secara sederhana, Firaun dan pengikut-pengikutnya adalah orang-orang yang menolak apa-apa yang disampaikan dan tidak mau mengikuti apa-apa yang telah disampaikan Nabi Musa as. yang tidak lain adalah Nabi Allah yang Allah Taala turunkan pada zaman itu dan Allah Taala perintahkan Adakah pilihan bebas dalam kehidupan ini ? iv untuk menemui Firaun dan pengikut-pengikutnya ( lihat QS.[20]:42-47 ). Kalau saat itu yang ditolak oleh Firaun dan pengikut-pengikutnya adalah apa-apa yang Allah Taala turunkan kepada mereka melalui Nabi Musa as. Secara analogi terhadap zaman, maka kalau saat ini kita masih menolak dan tidak mau mengikuti apa-apa yang Allah Taala turunkan kepada kita melalui Nabi Muhammad Saw. maka kita menjadi tidak ada bedanya dengan Firaun dan/atau pengikut-pengikutnya pada zaman itu. Itulah bentuk pengajaran dan cara-cara yang Allah Taala gunakan untuk mengajari manusia terutama mengajari kita yang hidup pada zaman ini, zaman yang cukup jauh terpaut waktu dengan zaman Firaun.Sedemikian halus dan lembut cara Dia Taala mengajari kita. [6]QS.[45]:15 Barangsiapa yang mengerjakan amal saleh, maka itu adalah untuk dirinya sendiri, dan barangsiapa yang mengerjakan kejahatan, maka itu akan menimpa dirinya sendiri, kemudian kepada Tuhanmulah kamu dikembalikan. Amal Sholeh itulah yang harus dikerjakan manusia di muka bumi ini. Banyak sekali yang Allah Taala janjikan kepada manusia yang ber-iman dan kemudian ber- amal sholeh. Amal sholeh adalah amal yang berdasarkan petunjuk. QS.[10]:9 Sesungguhnya orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal-amal sholeh, mereka diberi petunjuk oleh Rabb mereka karena keimanannya, di bawah mereka mengalir sungai-sungai di dalam surga yang penuh kenikmatan. Petunjuk hanyalah dari Allah Taala, yakni Kitab Al Quran - QS.[2]:185, QS.[16]:64, QS.[31]:3, QS.[17]:82, QS.[3]:138, QS.[16]:89 ; maupun petunjuk yang langsung ke Qalb manusia - QS.[64]:11. Keduanya tidak akan pernah bertentangan. Perintah Allah Taala agar manusia mengerjakan amal-sholeh nampak jelas dengan sedemikian banyaknya keterangan tentang hal itu dan sedemikian besarnya ganjaran Adakah pilihan bebas dalam kehidupan ini ? v yang Alah janjikan untuk diberikan kepada mereka, berikut ini hanyalah sebagian dari ayat-ayat yang mengenai hal itu, QS.[29]:58-59Dan orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal-amal yang saleh, sesungguhnya akan Kami tempatkan mereka pada tempat-tempat yang tinggi di dalam syurga, yang mengalir sungai-sungai di bawahnya, mereka kekal di dalamnya. Itulah sebaik-baik pembalasan bagi orang-orang yang beramal, (yaitu) yang bersabar dan bertawakkal kepada Rabb-nya.QS.[31]:8Sesungguhnya orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal-amal saleh, bagi mereka surga-surga yang penuh kenikmatan, QS.[19]:76Dan Allah akan menambah petunjuk kepada mereka yang telah mendapat petunjuk. Dan amal-amal saleh yang kekal itu lebih baik pahalanya di sisi Rabb-mu dan lebih baik kesudahannya. QS.[24]:9Dan orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal sholeh benar-benar akan Kami masukkan mereka ke dalam (golongan) Ash-Sholihiin [yakni orang-orang yang ber-amal sholeh]. Hanya saja, perlu diwaspadai bahwasanya untuk menggapai peringkat ini, Ash-Sholihiin perlu menempuh suatu proses yang merupakan suatu transformasi diri sebagaimana diuraikan pada QS.[20]:82 dan sesungguhnya Aku Maha Pengampun bagi orang yang bertaubat, beriman, beramal sholeh, kemudian tetap di jalan yang benar. Secara logika matematika persamaan sederhana, bahwa dalam Al Quran, surga diberikan kepada orang-orang yang ber-iman dan surga juga diberikan kepada orang-orang yang bertakwa. Dengan demikian, maka untuk mencapai derajad takwa maka seseorang harus beriman dan melakukan amal-sholeh. [7]QS.[22]:54dan agar orang-orang yang telah diberi ilmu, meyakini bahwasanya Al Quran itulah yang hak dari Tuhan-mu lalu mereka beriman dan tunduk hati mereka kepadanya dan Adakah pilihan bebas dalam kehidupan ini ? vi sesungguhnya Allah adalah Pemberi Petunjuk bagi orang-orang yang beriman kepada jalan yang lurus [shirotho-l-mustaqiim]. QS.[17]:15 Barangsiapa yang berbuat sesuai dengan hidayah (petunjuk dari Allah), maka sesungguhnya dia berbuat itu untuk (keselamatan) dirinya sendiri; dan barangsiapa yang sesat maka sesungguhnya dia tersesat bagi (kerugian) dirinya sendiri. Dan seorang yang berdosa tidak dapat memikul dosa orang lain, dan Kami tidak akan meng'azab sebelum Kami mengutus seorang rasul. Petunjuk itu tidak lain adalah bagi diri pribadinya yang kemudian apabila petunjuk itu diikutinya maka perbuatan itu tidak lain adalah untuk keselamatannya. Petunjuk Allah adalah menuju ke Shirotho-l-mustaqiim, dan hanya orang-orang yang bersyukur saja yang akan berada di shirotho-l-mustaqiim. Dan shirotho-l-mustaqiim adalah jalannya orang-orang yang telah Allah limpahkan nikmat kepada mereka yakni para An-Nabiyyin, Ash-Shiddiqiin, Asy-Syuhada dan Ash-Sholihiin. Berada di jalan yang sama dengan mereka tidak lain adalah keselamatan. [8]QS. [20]:47 Maka datanglah kamu berdua kepadanya dan katakanlah : Sesungguhnya kami berdua adalah utusan Rabb-mu, maka lepaskanlah Bani Israil bersama kami dan janganlah kamu menyiksa mereka. Sesungguhnya kami telah datang kepadamu dengan membawa bukti dari Rabb-mu. Dan keselamatan itu dilimpahkan kepada orang yang mengikuti petunjuk. Perihal janji akan keselamatan yang dilimpahkan Allah Taala kepada manusia yang mengikuti petunjuk-Nya, maka manusia diberikan Allah Taala kesempatan untuk membuktikannya dan setelah memperoleh bukti maka manusia tentunya bisa menjadi saksi-Nya. [9]QS.[12]:87Hai anak-anakku, pergilah kamu, maka carilah berita tentang Yusuf dan saudaranya dan jangan kamu berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya tiada berputus asa dari rahmat Allah, melainkan kaum yang kafir." Adakah pilihan bebas dalam kehidupan ini ? vii [10]Pada bagian akhir dari QS.[2]:282, ..... bertaqwalah kepada Allah dan Allah akan mengajarimu. Terjemahan ini bisa jadi agak berbeda dari terjemah Al Quran dari terjemahan pada umumnya. Saya dalam hal ini menganut terjemah yang di atas karena secara gramatika bahasa Arab maka terjemahnya lebih tepat dan lebih bermakna bagi saya. Inilah keterangan saya:Phrase pertama, bunyinya wa-attaqullaah adalah suatu bentuk kata perintah dengan diawali kata sambung (wa) sehingga terjemahnya menjadi Dan bertakwalah kepada Allah !Phrase kedua berbunyi wa yu-allimu kumu-llaah adalah suatu bentuk kata untuk masa kemudian atau masa depan (EN: Future) yang diawali dengan kata sambung (wa) sehingga terjemahnya menjadi dan/maka Allah akan mengajarimu. [11]QS.[64]:11 .... dan barangsiapa yang ber-iman kepada Allah [teks Arab: yumin billah] niscaya Dia akan memberi petunjuk kepada qalb-nya. Iman billaah ini adalah peringkat keimanan yang tinggi, agak kurang tepat bila diterjemahkan menjadi beriman kepada Allah karena kalimat itu lalu tidak menunjukkan nilai luhur dari peringkat keimanan yang dimaksudkan dengan iman billaah. Bila kita gunakan Al Quran sebagai rujukan kita terhadap segala sesuatu dalam kehidupan kita, dimana sudah seharusnya kita seperti itu, maka definisi iman billaah akan kita temukan bahwa hanya mereka-mereka yang mencapai peringkat Ash-Shiddiqiin dan Asy-Syuhada saja yang keimanannya telahmencapai peringkat iman billah, QS.[57]:19. Terlihat jelas bahwa petunjuk adalah sesuatu yang mewah atau eksklusiv karena hanya diperuntukkan bagi orang-orang yang beriman. Dan petunjuk Allah itu hanya memiliki penunjukan kepada satu tujuan yakni menuju kepada Shirotho-l-mustaqiim. Sebab itu, salah satu ciri orang beriman adalah kemampuannya untuk menerima petunjuk Allah yang Allah berikan ke dalam qalb-nya. Adakah pilihan bebas dalam kehidupan ini ? viii [12]QS.[2]:256Tidak ada paksaan untuk (memasuki) agama (Islam); sesungguhnya telah jelas jalan yang benar daripada jalan yang sesat. Karena itu barangsiapa yang ingkar kepada Thaghut dan beriman kepada Allah, maka sesungguhnya ia telah berpegang kepada buhul tali yang amat kuat yang tidak akan putus. Dan Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui. QS.[2]:257Allah Pelindung orang-orang yang beriman; Dia mengeluarkan mereka dari kegelapan kepada cahaya. Dan orang-orang yang kafir, pelindung-pelindungnya ialah syaitan, yang mengeluarkan mereka daripada cahaya kepada kegelapan. Mereka itu adalah penghuni neraka; mereka kekal di dalamnya. [13]QS.[3]:153(Ingatlah) ketika kamu lari dan tidak menoleh kepada seseorangpun, sedang Rasul yang berada di antara kawan-kawanmu yang lain memanggil kamu, karena itu Allah menimpakan atas kamu kesedihan atas kesedihan, supaya kamu jangan bersedih hati terhadap apa yang luput dari pada kamu dan terhadap apa yang menimpa kamu. Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan. QS.[57]:22Tiada suatu bencanapun yang menimpa di bumi dan (tidak pula) pada dirimu sendiri melainkan telah tertulis dalam kitab (Lauhul Mahfuzh) sebelum Kami menciptakannya. Sesungguhnya yang demikian itu adalah mudah bagi Allah.QS.[57]:23(Kami jelaskan yang demikian itu) supaya kamu jangan berduka cita terhadap apa yang luput dari kamu, dan supaya kamu jangan terlalu gembira terhadap apa yang diberikan-Nya kepadamu. Dan Allah tidak menyukai setiap orang yang sombong lagi membanggakan diri, [14]QS.[2]:216Diwajibkan atas kamu berperang, padahal berperang itu adalah sesuatu yang kamu benci. Boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal ia amat baik bagimu, dan boleh jadi (pula) kamu menyukai sesuatu, padahal ia amat buruk bagimu; Allah mengetahui, sedang kamu tidak mengetahui. Dari mana datangnya pandangan atau penilaian bahwa sesuatu adalah baik atau sesuatu adalah buruk. Itu datang Adakah pilihan bebas dalam kehidupan ini ? ix dari pengetahuan yang telah masuk ke dalam diri manusia itu. Pada umumnya hanya merupakan pengetahuan yang berada di dada saja bukan merupakan penngetahuan yang telah berada di hati/qalb. Untuk lebih memahami tentang apa yang disebut sebagai pengetahuan yang masih berkumpul di dada dan pengetahuan yang telah masuk di qalb, saya persilahkanmembaca sendiri kitab tulisan At Tirmidzi Al Farq bayna-l-shadr wa-l-qalb wa-l-lubb yang telah dialih-bahasakan dengan judul Biarkan hatimu bicara Mencerdaskan Dada, Hati, Fuad dan Lubb atau kitab Al Ghazali di bawah judul Ajaaibu-l-qulub atau yang telah dialih-bahasakan dengan judul Keajaiban-keajaiban Hati Al-Hakim At-Tirmidzi, dalam bukunya di atas, terdapat kalimat sebagai berikut: Ilmu pengetahuan, seperti yang kau ketahui maksudnya ilmu pengetahuan yang kita pelajari secara lahiriyyah ini sebenarnya dipelajari untuk menegakkan syariat, mendidik jiwa anfus atau nafs - , memperbaikinya, mencegahnya dari kebodohan, serta untuk mengenali batasan hukum dan tegaknya agama ad diin -. Manfaatnya menjadi bertambah dan membesar manakala Allah Taala menyingkapkan untuknya pengetahuan bathin atau pengetahuan hati qalb -. Yakni pengetahuan yang bermanfaat. Bukankah Rasulullah Saw. telah bersabda, Pengetahuan itu ada dua, (1) Pengetahuan yang hanya ada di lisan. Itulah argumen [hujjah] Allah atas makhluk-Nya; (2) Pengetahuan yang di hati qalb . Itulah pengetahuan yang bermanfaat.Al-Ghazali juga menuliskan tentang hal tersebut di atas dalam bukunya Keajaiban-keajaiban Hati, tentunya dalam susunan kata dan kalimat yang berbeda. [15]Persoalan tidak berbuat apa-apa adalah persoalan tidak bersyukur yang tentunya menjadi perlu dipertanyakan apakah ada kesabaran dalam dirinya. Sabar dan syukur adalah semacam ujud dan bayangannya di cermin yang bersih. Kalau ujud aslinya tidak ada maka pasti bayangannya juga tidak ada. Kalau tidak ada sabar maka tidak akan ada syukur.Adakah pilihan bebas dalam kehidupan ini ? x QS.[41]:34-35Dan tidaklah sama kebaikan [teks asli: hasanah] dan kejahatan [teks asli: sayyiaah].............Sifat-sifat yang baik [teks asli: hasanah] itu tidak dianugerahkan melainkan kepada orang-orang yang sabar dan tidak dianugerahkan melainkan kepada orang-orang yang mempunyai keuntungan yang besar. QS.[25]:70kecuali orang-orang yang bertaubat, beriman dan mengerjakan amal sholeh; maka itu kejahatan [teks asli: sayyiaah] mereka diganti Allah dengan kebajikan [teks asli: hasanah]. Dan adalah Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. Sabar adalah persoalan menahan diri, antara lain menahan diri dari amarah, dari hawa nafsu, dari berbuat amal yang tidak baik dan lain-lainnya yang seperti itu. Dan adalah pekerjaan yang di dalam diri karena sifatnya adalah menahan luapan sesuatu yang buruk. Sedangkan syukur adalah berbuat sesuatu, seperti orang yang berbuat sesuatu karena ia mengembalikan sesuatu yang telah diperolehnya. Sebagai contoh, misalnya ketika seorang anak diberi pinsil oleh ibunya dan maka kemudian dengan sukacita si anak menggunakan pinsil itu untuk menulis atau menggambar. Syukur artinya adalah ungkapan atau rasa terima kasih yang diungkapkan dalam lisan dan tindakan dan dengan demikian tidak bersyukur adalah tidak adanya ungkapan terimakasih. QS.[2]:153Hai orang-orang yang beriman, jadikanlah sabar dan sholat sebagai penolongmu, sesungguhnya Allah beserta Ash-Shobiriin. [16]Ada sesuatu yang mustahil terjadi di alam semesta ini, ialah : Ada seseorang yang berniat bertaubat kepada Allah Taala dan Allah Taala menolaknya. Dari Abu Hurayrah r.a., katanya : Bersabda Rasulullah saw. : Berfirman Allah Yang Maha Agung : Aku berada dalam sangkaan hamba-Ku tentang Aku, dan Aku bersama-nya ketika ia menyebut Aku. Bila ia menyebut Aku dalam dirinya, Adakah pilihan bebas dalam kehidupan ini ? xi Aku menyebut dia dalam Diri-Ku. Bila ia menyebut Aku dalam khalayak, Aku menyebut dia dalam khalayak yang lebih baik dari itu. Bila ia mendekat kepada-Ku satu jengkal, Aku mendekat kepadanya satu hasta. Bila ia mendekat kepada-Ku satu hasta, Aku mendekat kepadanya satu depa. Bila ia datang kepada-Ku berjalan kaki, Aku datang kepadanya berlari-lari. [Hadist Qudsi riwayat Al Bukhari, Muslim, Ibn Majah, At Tirmidzi, Ibn Hanbal] Ada sesuatu yang mustahil terjadi di alam semesta ini, ialah : Ada seseorang yang berniat bertaubat kepada Allah Taala dan Allah Taala menolaknya. QS.[2]:160.... kecuali mereka yang telah taubat dan mengadakan perbaikan [teks asli: ishlah] dan menerangkan (kebenaran), maka terhadap mereka itulah Aku menerima taubatnya dan Akulah Yang Maha Menerima Taubat lagi Maha Rahiim. Al Ghazali dalam Kitab Arbain fii ushuluddin yang sudah diterjemahkan di bawah judul Teosofia Al Quran meriwayatkan berikut ini : Kegembiraan Allah terhadap taubat seorang hamba-Nya yang mukmin melebihi kegembiraan orang yang ...... ..... singgah di sebuah padang sahara yang tandus dan membahayakan. Ia membawa kendaraan tunggangannya, untuk membawa makanan dan minumannya (bekalnya). Kemudian dia merebahkan diri dan tidur sejenak. Ketika terbangun, ternyata ia tidak mendapatkan kendaraan tunggangannya lantaran terlepas dan melarikan diri. Lalu ia berupaya mencarinya ke pelbagai penjuru, hingga merasakan amat lapar dan haus ..... atau apa saja yang dikehendaki Allah menimpa dirinya. Kemudian ia berkata, Aku akan kembali ke tempat dimana aku tidur tadi, dan akan tidur kembali hingga aku mati disitu. Sesampainya di tempat itu, ia pun meletakkan kepalanya di atas lengannya lalu tidur untuk mati. Tiba-Adakah pilihan bebas dalam kehidupan ini ? xii tiba ia pun terbangun dan ternyata tunggangannya yang semula hilang itu ada disisinya lagi berikut bekal dan minumannya masih ada...... ! Allah jauh lebih bergembira dari orang yang mendapatkan kembali tunggangannya dan bekalnya itu. Hanya saja, pertaubatan menuntut pencarian pengetahuan dengan harapan agar Allah Taala menerima taubatnya dan menunjuki-Nya QS.[2]:37Kemudian Adam menerima beberapa kalimat dari Rabb-nya, maka Allah menerima taubatnya. Sesungguhnya Allah Maha Penerima Taubat lagi Maha Rahiim. [17]Allah Taala tidaklah menyiksa melainkan membersihkan. QS.[4]:49...... Sebenarnya Allah membersihkan siapa yang dikehendaki-Nya dan mereka tidak dianiaya sedikitpun. QS.[5]:6........ Allah tidak hendak menyulitkan kamu, tetapi Dia hendak membersihkan kamu dan menyempurnakan nikmat-Nya bagimu, supaya kamu bersyukur. [18]Allah Taala menunjukkan kepada manusia dua buah jalan, QS.[90]:10-16Dan Kami telah menunjukkan kepadanya dua jalan, tetapi dia tiada menempuh jalan yang mendaki lagi sukar. Tahukah kamu apakah jalan yang mendaki lagi sukar itu ? (yaitu) Melepaskan budak dari perbudakan, atau memberi makan pada hari kelaparan, (kepada) anak yatim yang ada hubungan kerabat, atau kepada orang miskin yang sangat fakir. QS.[91]:8maka Allah mengilhamkan kepada jiwa itu (jalan) kefasikan dan ketakwaannya. QS.[73]:19Sesungguhnya ini adalah suatu peringatan. Maka barangsiapa yang menghendaki niscaya ia menempuh jalan (yang menyampaikannya) kepada Rabb-nya. Adakah pilihan bebas dalam kehidupan ini ? xiii [19]QS.[22]:46maka apakah mereka tidak berjalan di muka bumi, lalu mereka mempunyai hati yang dengan itu mereka dapat memahami [teks asli : lahum qulubun yaqiluuna biha artinya menjadi memiliki hati yang untuk berakal dengannya] atau mempunyai telinga yang dengan itu mereka dapat mendengar ? Karena sesungguhnya bukanlah mata itu yang buta, tetapi yang buta, ialah hati [teks asli: qulub / kata jamak dari qalb] yang di dalam dada [teks asli : shudur / jamak dari shadr]. [20]QS.[10]:100Dan tidak ada seorangpun akan beriman kecuali dengan izin Allah; dan Allah menimpakan kemurkaan [teks asli: yajalu-r-rijsa] kepada orang-orang yang tidak mempergunakan aql nya. aql adalah kecerdasan qalb / hati yang tentunya supaya aql bisa dipergunakan maka hatinya harus telah bersih bercahaya. [21]Rasulullah Saw. mengajarkan kepada kita bahwa semua amal akan dinilai berdasarkan niatnya. Niat beramal sholeh demi Allah Taala hanya akan muncul oleh sebab adanya hasrat untuk kembali kepada-Nya. QS.[18]:110Katakanlah: Sesungguhnya aku ini manusia biasa seperti kamu, yang diwahyukan kepadaku: "Bahwa sesungguhnya Tuhan kamu itu adalah Tuhan Yang Maha Esa". Barangsiapa mengharap perjumpaan dengan Rabb-nya [liqooa robbihii], maka hendaklah ia mengerjakan amal yang sholeh dan janganlah ia mempersekutukan-Nya dalam beribadat kepada Rabb-nya". QS.[10]:7-8Sesungguhnya orang-orang yang tidak mengharapkan perjumpaan dengan Kami [liqooa naa], dan merasa puas dengan kehidupan dunia serta merasa tenteram dengan kehidupan itu dan orang-orang yang melalaikan ayat-ayat Kami, mereka itu tempatnya ialah neraka, disebabkan apa yang selalu mereka kerjakan. QS.[10]:11..... Maka Kami biarkan orang-orang yang tidak mengharapkan perjumpaan dengan Kami [liqooa naa], bergelimang dalam kesesatan mereka.Adakah pilihan bebas dalam kehidupan ini ? xiv QS.[73]:19Sesungguhnya ini adalah suatu peringatan. Maka barangsiapa yang menghendaki niscaya ia menempuh jalan kepada Rabb-nya. SELESAI.