Acara 3 Kualitas Air

Embed Size (px)

DESCRIPTION

Kualitas Air

Citation preview

LAPORAN PRAKTIKUMTEKNIK PENGOLAHAN LIMBAHPERHITUNGAN BPM DAN BPA SUATU INDUSTRI

Oleh:Yudya Cadita RokhmanNIM A1H011016

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAANUNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMANFAKULTAS PERTANIANPURWOKERTO2014I. PENDAHULUANA. Latar BelakangKualitas air adalah kondisi kualitatif air yang diukur dan atau diuji berdasarkan parameter-parameter tertentu dan metode tertentu berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku (Pasal 1 Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor : 115 Tahun 2003). Kualitas air dapat dinyatakan dengan parameter kualitas air. Parameter ini meliputi parameter fisik, kimia, dan mikrobiologis. Parameter fisik menyatakan kondisi fisik air atau keberadaan bahan yang dapat diamati secara fisual atau kasat mata. Yang termasuk dalam parameter fisik ini adalah kekeruhan, kandungan partikel/padatan, warna, rasa, bau, suhu, dan sebagainya.Parameter kimia menyatakan kandungan unsur/senyawa kimia dalam air, seperti kandungan oksigen, bahan organik (dinyatakan BOD, COD, TOC), mineral atau logam, derajat keasaman, nutrient/hara, kesadahan, dan sebagainya.

B. Tujuan1. Menentukan besar Beban Pencemaran Maksimum (BPM) suatu limbah industri2. Menentukan besar Beban Pencemaran Sebenarnya (BPA) suatu limbah industri3. Menyimpulkan apakah industri tersebut memenuhi baku mutu limbah cair.

II. TINJAUAN PUSTAKAKualitas air adalah kondisi kualitatif air yang diukur dan atau diuji berdasarkan parameter-parameter tertentu dan metode tertentu berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku (Pasal 1 Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor : 115 Tahun 2003). Kualitas air dapat dinyatakan dengan parameter kualitas air. Parameter ini meliputi parameter fisik, kimia, dan mikrobiologis. Parameter fisik menyatakan kondisi fisik air atau keberadaan bahan yang dapat diamati secara fisual atau kasat mata. Yang termasuk dalam parameter fisik ini adalah kekeruhan, kandungan partikel/padatan, warna, rasa, bau, suhu, dan sebagainya.Parameter kimia menyatakan kandungan unsur/senyawa kimia dalam air, seperti kandungan oksigen, bahan organik (dinyatakan BOD, COD, TOC), mineral atau logam, derajat keasaman, nutrient/hara, kesadahan, dan sebagainya.Limbah adalah sesuatu yang tidak berguna, tidak memiliki nilai ekonomi dan akan dibuang, apabila masih dapat digunakan maka tidak disebut limbah. Jenis limbah cair pada dasarnya ada 2 yaitu limbah industri dan limbah rumah tangga. Limbah cair yang termasuk limbah rumah tangga pada dasarnya hanya mengandung zat-zat organik yang dengan pengolahan yang sederhana atau secara biologi dapat menghilangkan poluten yang terdapat di dalamnya.Dalam masalah pengolahan dan pengelolaan limbah dikenal kata Baku Mutu Limbah cair, BPA dan BPM. Baku mutu limbah cair adalah batas maksimum limbah cairyang diperbolehkan dibuang ke lingkungan hidup dari suatu kawasan industri, sedangkan limbah cair industri sendiri adalah limbah dalam bentuk cair yang dihasilkan oleh kegiatan kawasan industri yang dibuang ke lingkungan hidup dan diduga dapat menurunkan kualitas lingkungan hidup. BPM atau Beban Pencemaran Maksimum adalah beban pencemaran tertinggi yang diperbolehkan dibuang ke lingkungan hidup. BPA atau Beban pencemaran sebenarnya adalah beban pencemaran yang dihasilkan suatu industri.Penerapan baku mutu limbah cair opada pembuangan limbah cair melalui penetapan beban pencemaran maksimum sebagaimana tercantum dalam lampiran I berdasarkan pada jumlah unsur pencemar yang terkandung dalam aliran limbah cair. Untuk itu digunakan perhitungan sebagai berikut :1. Beban Pencemaran MaksimumBeban pencemaran maksimum dapat dihitung dengan cara sebagai berikut :BPM= (Cm)j x Dm x A x fKeterangan:BPM= beban pencemaran maksimum yang diperbolehkan, dalam kg parameter per hari.(Cm)j= kadar maksimum parameter j, dalam mg/l.Dm= debit limbah cair maksimum dalam L limbah cair per detik per hektarA= luas lahan kawasan yang terpakai, dinyatakan dalam hektar (Ha)f= faktor konversi = 0,0862. Beban Pencemaran Sebenarnya (BPA)Beban pencemaran sebenarnya dapat dihitung dengan cara sebagai berikut :BPA= (CA)j x DA x fKeterangan:BPA= beban pencemaran sebenarnya, dalam kg parameter per hari(CA)j= kadar sebenarnya parameter j, dalam mg/lDA= debit limbah cair sebenarnya, dalam liter/detikf= faktor konversi = 0,0863. EvaluasiPenilaian beban pencemaran adalah BPA tidak boleh melewati BPM4. Contoh penerapanData yang diambil dari lapangan untuk penerapan Baku Mutu Limbah Cair Kawasan Industri adalah : - Luas areal kawasan industri yang terbangun (A) [hektar, ha] - Kadar sebenarnya (CA) untuk setiap parameter [mg/l] - Debit limbah hasil pengukuran (DA) [liter/detik]

III. METODOLOGIA. Alat dan Bahan1. Data praktikum BOD dan COD2. Kertas3. Kalkulator

B. Prosedur Kerja1. Menghitung besarnya beban pencemaran maksimum sampel sesuai ketentuan Keputusan menteri Lingkungan Hidup No:03/MENLH/19982. Menghitung besarnya beban pencemaran sebenarnya sampel sesuai ketentuan Keputusan menteri Lingkungan Hidup No:03/MENLH/19983. Menentukan apakah sampel limbah sudah memenuhi standar baku mutu limbah cair.

IV. HASIL DAN PEMBAHASANA. Hasil Tabel 1. Lampiran I Kep Men Neg L H Kep SI/MENLH/10/1995ParameterKadar maximum (mg/l)BPM Tekstil Terpadu (kg/ton)

BOD5606

COD15015

TSS505

pH 6,0 9,0

Debit limbah cair maximum 100 m3/ton Diasumsikan :Luas (A) = 500000 m 3 = 50 HaProses Produksi= 5 ton/hari Perhitungan BPMBOD= (Cm)j x Dm x f x A= 50 x 1 x 0,086 x 50= 215 kg/hariCOD= (Cm)j x DA x f x A= 100 x 145 x 0,086 x 50 = 430 kg/hari Perhitungan BPABOD= CA x DA x f= 60 x 5,78 x 0,086= 29,82 kg/hariCOD= CA x DA x f= 150 x 5,78 x 0,086= 74,562 kg/hariKonversi100 m3/ton x 5 ton/hari1000 m3/hari = 500 x 1000/86400 = 5,78 l/s

BPA BOD < BPM BODBPA COD < BPM COD29,82 < 21574,62 < 430AmanAman

B. PembahasanBPM atau Beban Pencemaran Maksimum adalah beban pencemaran tertinggi yang diperbolehkan dibuang ke lingkungan hidup. BPA atau Beban pencemaran sebenarnya adalah beban pencemaran yang dihasilkan suatu industri.Praktikum ini mengajarkan praktikan untuk menghitung nilai BPM, BPA dari nilai COD dan BOD pada Lampiran I Kep Men Neg L H Kep SI/ MENLH/10/1995. Dari data yang diperoleh, didapatkan keterangan bahwa kadar masimum BOD nya adalah 60 mg/l, sedangkan COD nya 150 mg/l, TSS sebesar 50 mg/l dengan debit limbah maksimumnya yaitu 100 m3/ton dan luasnya 50 Ha. Dari data telah diperoleh, dapat ditentukan hasil perhitungan BPM dan BPA nya. Pada perhitungan BOD, didapat nilai BPM sebesar 215 kg/hari dan BPA sebesar 29,82 kg/hari. Dari hasil tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa nilai BPM BOD > BPA BOD, sehingga limbah cair layak (aman) untuk dibuang langsung ke lingkungan, karena tidak berpotensi besar menimbulkan pencemaran lingkungan. Sedangkan pada perhitungan COD, didapat nilai BPM sebesar 430 kg/hari dan BPA sebesar 34,36 kg/hari. Dari hasil tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa nilai BPA COD < BPM COD, sehingga memenuhi baku mutu limbah cair dan limbah cair dari layak (aman) untuk dibuang langsung ke lingkungan, karena berpotensi besar tidak menimbulkan pencemaran lingkungan dan .Besarnya nilai BPM dan BPA dipengaruhi oleh beberapa faktor. Faktor-faktor yang mempengaruhi besarnya nilai BPM diantaranya :1. Kadar Maksimum Parameter j ((Cm)j)Kadar maksimum parameter j adalah kadar maksimum limbah yang diizinkan oleh pemerintah. Nilai kadar maksimum ini berupa nilai BOD dan COD. Nilai kadar maksimum ini ditetapkan oleh pemerintah, khusunya Menteri Lingkungan Hidup. Satuan kadar maksimum parameter j ini dalam mg/l.2. Debit Limbah Cair Maksimum (Dm)Debit limbah cair maksimum adalah debit limbah cair tertinggi yang masih diperbolehkan dibuang ke lingkungan hidup. Nilai debit limbah cair maksimum ini juga ditetapkan oleh pemerintah. Satuan debit limbah cair maksimum l/detik/Ha.3. Luas Lahan (A)Luas lahan adalah luas lahan kawasan industri yang terpakai. Maksudnya adalah luas dari lahan industri yang akan diteliti limbah cairnya.Sedangkan faktor-faktor yang mempengaruhi besarnya nilai BPA diantaranya adalah :1. Kadar Sebenarnya Parameter j ((CA)j)Kadar sebenarnya parameter j adalah kadar limbah yang di dapat di lapangan. Nilai ini didapat dari suatu kawasan industri yang akan diteliti limbah cairnya. Nilainya itu berupa nilai BOD dan COD yang didapat berdasarkan perhitungan limbah cair dengan menggunakan DO meter. Satuan kadar sebenarnya parameter j ini dalam mg/l.2. Debit Limbah Cair Sebenarnya (DA)Debit limbah cair sebenarnya adalah debit limbah cair yang didapat di lapangan pada suatu kawasan industri. Satuan debit limbah cair sebenarnya l/detik/Ha.Dalam perhitungan nilai BPA dan BPM tersebut juga dipertimbangkan faktor koreksi. Faktor koreksi adalah faktor penyesuaian dari kondisi ideal ke kondisi sebenarnya untuk suatu variable tertentu. Pada perhitungan nilai BPA dan BPM ini faktor koreksi yang digunakan sebesar 0,086. Nilai faktor koreksi ini didapat dari 1 kg/1000000 mg* (24 x 3600 detik)/hari. Akan tetapi, faktor koreksi ini tidak mempengaruhi nilai BPA dan BPM. Faktor koreksi ini hanya digunakan untuk menyesuaikan nilai BPA dan BPM itu sengan kondisi yang sebenarnya.Air diperlukan bagi kehidupan organisme. Peranan air bagi kehidupan semakin meningkat dengan majunya kebudayaan manusia. Kalau air tersebut digunakan oleh organisme untuk keperluannya, misalnya ikan maka kualitas airnya harus sesuai dengan air yang dibutuhkan oleh ikan itu .Kualitas air dalam hal analisis kualitas air mencakup keadaan fisik, kimia, dan biologi yang dapat mempengaruhi ketersediaan air untuk kehidupan manusia, pertanian, industri, rekreasi, dan pemanfaatan air lainnya (Asdak 1995).Adapun parameter kualitas air, parameter kualitas air dibagi menjadi 3, yaitu :1. Parameter fisikaParameter fisika adalah salah satu parameter yang digunakan untuk mengukur kadar kualitas air yang berhubungan dengan fisika seperti suhu, kecepatan arus, kecerahan dan tinggi air.Karakteristik fisika ini terdiri dari beberapa parameter, diantaranya :1. Total Dissolve Solid (TDS)Total Dissolved Solid (TDS) atau padatan terlarut adalah padatan-padatan yang mempunyai ukuran lebih kecil dari padatan tersuspensi. Bahan-bahan terlarut pada perairan alami tidak bersifat toksik, akan tetapi jika berlebihan dapat meningkatkan nilai kekeruhan yang selanjutnya akan menghambat penetrasi cahaya matahari ke kolom air dan akhirnya berpengaruh terhadap proses fotosintesis diperairan.2. Total Suspended Solid (TSS)Total Suspended Solid (TSS) atau padatan tersuspensi adalah padatan yang menyebabkan kekeruhan air, tidak terlarut, dan tidak dapat mengendap. Padatan tersuspensi terdiri dan partikel-partikel yang ukuran maupun beratnya lebih kecil dari pada sedimen, seperti bahan-bahan Organik tertentu, tanah liat dan lainnya. Partikel menurunkan intensitas cahaya yang tersuspensi dalam air umumnya terdiri dari fitoplankton, zooplankton, kotoran hewan, sisa tanaman dan hewan, kotoran manusia dan limbah industri.3. Warna.Pada dasarnya air bersih tidak berwarna, tetapi seiring dengan waktu dan menigkatnya kondisi anaerob, warna limbah berubah dari yang abu abu menjadi kehitaman. 4. KekeruhanKekeruhan disebabkan oleh zat padat tersuspensi, baik yang bersifat organik maupun anorganik.5. SuhuMerupakan parameter yang sangat penting dikarenakan efeknya terhadap reaksi kimia, laju reaksi, kehidupan organisme air dan penggunaan air untuk berbagai aktivitas sehari hari. Suhu dari suatu badan air dipengaruhi oleh musim, lintang (latitude), ketinggian dari permukaan laut, waktu dalam hari, sirkulasi udara, penutupan awan, dan aliran serta kedalaman badan air adalah salah satu faktor yang sangat penting bagi kehidupan organisme, karena suhu mempengaruhi baik aktivitas metabolisme maupun pengembangbiakan dari organisme-organisme tersebut6. BauDisebabkan oleh udara yang dihasilkan pada proses dekomposisi materi atau penambahan substansi pada limbah. Pengendalian bau sangat penting karena terkait dengan masalah estetika.2. Parameter KimiaParameter kimia adalah parameter yang sangat penting untuk menentukan air tersebut dikatakan baik atau tidak. Parameter kimia meliputi pH, nitrit, fospor, BOD, COD, alkalinitas, kesadahan, CO2 dan lain-lain Karakteristik kimia ini terdiri dari beberapa parameter, diantaranya :1. Derajat Keasaman (pH)Derajat keasaman adalah ukuran untuk menentukan sifat asam dan basa. Perubahan pH di suatu air sangat berpengaruh terhadap proses fisika, kimia, maupun biologi dari organisme yang hidup di dalamnya. Derajat keasaman diduga sangat berpengaruh terhadap daya racun bahan pencemaran dan kelarutan beberapa gas, serta menentukan bentuk zat didalam air. Nilai pH air digunakan untuk mengekpresikan kondisi keasaman (kosentrasi ion hidrogen) air limbah. Skala pH berkisar antara 1-14. Kisaran nilai pH 1-7 termasuk kondisi asam, pH 7-14 termasuk kondisi basa, dan pH 7 adalah kondisi netral.2. Biological (biochemical) Oxygen Demand (BOD) Kebutuhan oksigen Biokimia atau BOD adalah banyaknya oksigen yang dibutuhkan oleh mikroorganisme untuk menguraikan bahan organiknya yang mudah terurai. Jika BOD tinggi maka dissolved oxygen (DO) menurun karena oksigen yang terlarut tersebut digunakan oleh bakteri, akibatnya ikan dan organisme air yg bernafas dengan insang terancam nyawanya. Bahan organik yang tidak mudah terurai umumnya berasal dari limbah pertanian, pertambangan dan industri. Parameter BOD ini merupakan salah satu parameter yang di ukur dalam pemantauan parameter air, khusunya pencemaran bahan organik yang tidak mudah terurai. BOD menunjukkan jumlah oksigen yang dikosumsi oleh respirasi mikro aerob yang terdapat dalam botol BOD yang diinkubasi pada suhu sekitar 20 oC selama. lima hari, dalam keadaan tanpa cahaya (Boyd,1998).3. Chemical Oxigen Demand (COD)COD adalah kapasitas air untuk menggunakan oksigen selama peruraian senyawa organik terlarut dan mengoksidasi senyawa anorganik seperti amonia dan nitrit. Kebutuhan oksigen kimiawi atau COD menggambarkan jumlah total oksigen yang dibutuhkan untuk mengoksidasi bahan organik secara kimiawi, baik yang dapat didegradasi secara biologis maupun yang sukar didegradasi secara biologis menjadi CO2 dan H2O (Boyd 1998). Keberadaan bahan organik dapat berasal dari alam ataupun dari aktivitas rumah tangga dan industri. Perairan yang memiliki nilai COD tinggi tidak diinginkan bagi kepentingan perikanan dan petanian. Nilai COD pada perairan yang tidak tercemar biasanya kurang dari 29 mg/liter. Sedangkan pada perairan yang tercemar dapat lebih dari 200 mg/liter pada limbah industri dapat mencapai 60.000 mg/liter (UNISCO/WHO/UNEP 1992).4. Lemak dan MinyakMerupakan zat pencemar yang sering dimasukkan kedalam kelompok padatan, yaitu padatan yang mengapung di atas permukaan air. Menurut Sugiharto (1987), bahwa lemak tergolong benda organik yang relatif tidak mudah teruraikan oleh bakteri. Terbentuknya emulsi air dalam minyak akan membuat lapisan yang menutup permukaan air dan dapat merugikan, karena penetrasi sinar matahari ke dalam air berkurang serta lapisan minyak menghambat pegambilan oksigen dari udara sehingga oksigen terlarut menurun. Untuk air sungai kadar maksimum lemak dan minyak 1 mg/l.5. Nitrogen Amoniak (NH3-N)Merupakan salah satu parameter dalam menentukan kualitas air, baik air minum maupun air sungai. Amoniak berupa gas yang berbau tidak enak sehingga kadarnya harus rendah, pada air minum kadarnya harus nol sedangkan air surgai kadarnya 0.5 mg/l.6. AlkalinitasAlkalinitas adalah suatu parameter kimia perairan yang menunjukan jumlah ion karbonat dan bikarbonat.7. KesadahanKesadahan adalah kandungan mineral tertentu di dalam air, umumnya yaitu ion kalsium (Ca) dan magnesium (Mg) dalam bentuk garam karbonat. Air sadah atau sering disebut dengan air keras adalah air yang memiliki kadar mineral yang tinggi3. Parameter BiologiParameter biologi adalah parameter yang digunakan untuk mengetahui kepadatan biota di dalam air. Biota tersebut dapat berupa plankton, benthos, perifiton, bakteri maupun biota jenis lainnya. Tetapi dalam dunia perikanan biota yang sering diukur adalah jenis plankton dan bakteri baik biota yang menguntungkan maupun yang merugikan. Parameter biologi meliputi :1. PlanktonPlankton adalah mikroorganisme yang hidup melayang di perairan, mempunyai gerak sedikit sehingga mudah terbawa oleh arus. Plankton merupakan salah satu komponen utama dalam sistem rantai makanan atau food chain dan jaring makanan atau food web (Ferianti, 2007). Plankton dibagi menjadi dua jenis yaitu fitoplankton (plankton tumbuhan) dan zooplankton (plankton hewan).2. BakteriBakteri adalah salah satu golongan organisme prokariotik (tidak mempunyai selubung inti), uniselluler dan berukuran renik (mikroskopis). Bakteri merupakan organisme yang paling banyak jumlahnya dan lebih tersebar luas dibandingkan mahluk hidup yang lain. Bakteri ada yang menguntungkan tetapi ada pula yang merugikan. Bakteri yang menguntungkan seperti golongan Bacillus sp, Nitrosomonas, Nitrobacter dll. Sedangkan bakteri merugikan antara lain adalah Vibrio sp, Pseudomonas dan lain-lain.Pemerintah juga mengatur parameter kualitas air itu dalam undang-undang dan peraturan pemerintah. Peraturan pemerintah yang mengatur tentang kualitas air adalah Peraturan Pemerintah Nomor 82 Tahun 2001 tentang Pengelolaan kualitas air dan pengendalian pencemaran air. Peraturan tersebut mengacu pada keputusan menteri lingkungan hidup No.3 tahun 1998 tentang Baku mutu limbah cair Bagi kawasan industri. Peraturan Pemerintah Republik Indanesia Nomor 82 Tahun 2001 tentang Kualitas dan Pengendalian Pencemaran Air disebutkan bahwa baku mutu air telah diklasifikasikan menjadi 4 (empat) kelas, yang terdiri dari:1. Kelas satu, air yang peruntukannya untuk air baku air minum, dan untuk peruntukan lain yang mempersyaratkan mutu air yang sama dengan kegiatan tersebut.2. Kelas dua, air yang peruntukannya untuk prasarana/sarana rekreasi air. pembudidayaan ikan air tawar, peternakan, air untuk mengairi pertanian, dan peruntukan lain yang mempersyaratkan mutu air yang sama dengan kegunaan tersebut.3. Kelas tiga, yang peruntukannya untuk pembudidayaan ikan air tawar, peternakan, air untuk mengairi pertamanan, dan peruntukan lain yang persyaratan mutu air yang sama dengan kegunaan tersebut.4. Kelas empat, air yang peruntukannya lain, yang mempersyaratkan mutu air yang sama dengan kegunaan tersebut. Beberapa teknik-teknik pengolahan air buangan antara lain :1. Pengenceran atau DilutionAir limbah diencerkan sampai mencapai konsentrasi yang cukup rendah kemudian baru dibuang ke badan-badan air. Tetapi dengan makin bertambahnya penduduk, yang berarti makin meningkatnya kegiatan manusia, maka jumlah air limbah yang harus dibuang terlalu banyak dan diperlukan air pengenceran terlalu banyak pula maka cara ini tidak dapat dipertahankan lagi. Disamping itu, cara ini menimbulkan kerugian lain, diantaranya bahaya kontaminasi terhadap badan-badan air masih tetap ada, pengendapan yang akhirnya menimbulkan pendangkalan terhadap badan-badan air, seperti selokan, sungai, danau, dan sebagainya. Selanjutnya dapat menimbulkan banjir.2. Kolam Oksidasi atau Oxidation PondsPada prinsipnya cara pengolahan ini adalah pemanfaatan sinar matahari, ganggang (algae), bakteri dan oksigen dalam proses pembersihan alamiah. Air limbah dialirkan ke dalam kolam besar berbentuk segi empat dengan kedalaman antara 1-2 meter. Dinding dan dasar kolam tidak perlu diberi lapisan apapun. Lokasi kolam harus jauh dari daerah pemukiman dan di daerah yang terbuka sehingga memungkinkan sirkulasi angin dengan baik. Cara kerjanya untuk kolam oksidasi atau Oxidation Ponds adalah sebagai berikut:a) Empat unsur yang berperan dalam proses pembersihan alamiah ini adalah sinar matahari, ganggang, bakteri, dan oksigen. Ganggang dengan butir khlorophylnya dalam air limbah melakukan proses fotosintesis dengan bantuan sinar matahari sehingga tumbuh dengan subur.b) Pada proses sintesis untuk pembentukan karbohidrat dari H2O dan CO2 oleh chlorophyl dibawah pengaruh sinar matahari terbentuk O2 atau oksigen. Kemudian oksigen ini digunakan oleh bakteri aerobik untuk melakukan dekomposisi zat-zat organik yang terdapat dalam air buangan disamping itu terjadi pengendapan.c) Sebagai hasilnya nilai BOD dari air limbah tersebut akan berkurang sehingga relatif aman bila akan dibuang ke dalam badan-badan air seperti kali, danau, sungai.3. IrigasiAir limbah dialirkan ke dalam parit-parit terbuka yang digali dan air akan merembes masuk ke dalam tanah melalui dasar dan dinding parit-parit tersebut. Dalam keadaan tertentu air buangan dapat digunakan untuk pengairan ladang pertanian atau perkebunan dan sekaligus berfungsi untuk pemupukan. Hal ini terutama dapat dilakukan untuk air limbah dari rumah tangga, perusahaan susu sapi, rumah potong hewan, dan lain-lainnya di mana kandungan zat-zat organik dan protein cukup tinggi yang diperlukan oleh tanam-tanaman. Selain melakukan pencegahan perlu adapun cara/teknik pengolahan Air Limbah. Tujuan utama pengolahan air limbah ini ialah untuk mengurai kandungan bahan pencemar di dalam air terutama senyawa organik, padatan tersuspensi, mikroba patogen, dan senyawa organik yang tidak dapat diuraikan oleh mikroorganisme yang terdapat di alam. Pengolahan air limbah tersebut dapat dibagi menjadi 5 tahap, berikut ini adalah tahap-tahapannya :1. Pengolahan Awal (Pretreatment)Tahap pengolahan ini melibatkan proses fisik yang bertujuan untuk menghilangkan padatan tersuspensi dan minyak dalam aliran air limbah. Beberapa proses pengolahan yang berlangsung pada tahap ini ialah screen and grit removal, equalization and storage, serta oil separation.2. Pengolahan Tahap Pertama (Primary Treatment)Pada dasarnya, pengolahan tahap pertama ini masih memiliki tujuan yang sama dengan pengolahan awal. Letak perbedaannya ialah pada proses yang berlangsung. Proses yang terjadi pada pengolahan tahap pertama ialah neutralization, chemical addition and coagulation, flotation, sedimentation, dan filtration.3. Pengolahan Tahap Kedua (Secondary Treatment)Pengolahan tahap kedua dirancang untuk menghilangkan zat-zat terlarut dari air limbah yang tidak dapat dihilangkan dengan proses fisik biasa. Peralatan pengolahan yang umum digunakan pada pengolahan tahap ini ialah activated sludge, anaerobic lagoon, tricking filter, aerated lagoon, stabilization basin, rotating biological contactor, serta anaerobic contactor and filter.4. Pengolahan Tahap Ketiga (Tertiary Treatment)Proses-proses yang terlibat dalam pengolahan air limbah tahap ketiga ialah coagulation and sedimentation, filtration, carbon adsorption, ion exchange, membrane separation, serta thickening gravity or flotation.5. Pengolahan Lumpur (Sludge Treatment)Lumpur yang terbentuk sebagai hasil keempat tahap pengolahan sebelumnya kemudian diolah kembali melalui proses digestion or wet combustion, pressure filtration, vacuum filtration, centrifugation, lagooning or drying bed, incineration, atau landfill.COD atau Chemical Oxygen Demand adalah jumlah oksigen yang diperlukan untuk mengurai seluruh bahan organik yang terkandung dalam air (Boyd, 1990 dalam Hariyadi, 2004). Menurut Maier et all (2009), COD dibutuhkan untuk mengoksidasi semua karbon organik menjadi CO2 dan H2O. Satu g karbohidrat atau 1 g protein setara dengan 1 g COD. Secara normal, jumlah COD adalah sekitar 0,5. Ketika rasio ini turun di bawah 0,3, itu berarti bahwa sampel mengandung sejumlah besar senyawa organik yang tidak mudah dibiodegradasi. COD merupakan jumlah oksigen yang dibutuhkan dalam proses oksidasi kimia yang dinyatakan dalam O2/l. Dengan mengukur nilai COD maka akan diperoleh nilai yang menyatakan jumlah oksigen yang dibutuhkan untuk proses oksidasi terhadap total senyawa organik baik yang mudah diuraikan secara biologis maupun terhadap yang sukar atau tidak bisa diuraikan secara biologis (Barus, 2004). Bisa saja nilai BOD sama dengan COD, tetapi BOD tidak bisa lebih besar dari COD. Jadi COD menggambarkan jumlah total bahan organik yang ada (Hariyadi, 2004). Metode pengukuran COD sedikit lebih kompleks, karena menggunakan peralatan khusus reflux, penggunaan asam pekat, pemanasan, dan titrasi. Peralatan reflux diperlukan untuk menghindari berkurangnya air sampel karena pemanasan. Pada prinsipnya pengukuran COD adalah penambahan sejumlah tertentu kalium bikromat (K2Cr2O7) sebagai oksidator pada sampel (dengan volume diketahui) yang telah ditambahkan asam pekat dan katalis perak sulfat, kemudian dipanaskan selama beberapa waktu. Kelebihan kalium bikromat ditera dengan cara titrasi. Dengan demikian kalium bikromat yang terpakai untuk oksidasi bahan organik dalam sampel dapat dihitung dan nilai COD dapat ditentukan (Hariyadi, 2004). BOD5 (Biochemical Oxygen Demand) menyatakan jumlah oksigen yang diperlukan mikroorganisme aerobi dalam proses penguraian senyawa organik, yang diukur pada suhu 20 0C (Fortsner, 1990). Dalam proses oksidasi secara biologis ini tentu saja dibutuhkan waktu yang lebih lama jika dibandingkan dengan proses oksidasi secara kimiawi. Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi pengukuran BOD5 adalah jumlah senyawa organik yang diuraikan, tersedianya organisme aerob yang mampu menguraikan senyawa organik tersebut dan tersedianya sejumlah oksigen yang dibutuhkan dalam proses penguraian itu. Menurut Maier et all (2009), BOD adalah jumlah oksigen terlarut yang dikonsumsi oleh mikroorganisme selama oksidasi biokimia organik (karbon BOD) dan anorganik (materi amonia). Metodologi untuk mengukur telah sedikit berubah sejak dikembangkan pada tahun 1930. Pengukuran BOD (ditulis BOD5) adalah pengukuran jumlah oksigen yang dikonsumsi oleh populasi campuran bakteri heterothropic dalam gelap pada suhu 20C selama 5 hari. Dalam tes BOD, air ditempatkan dalam botol 300-ml BOD dan diencerkan dalam buffer fosfat (pH 7,2) yang mengandung unsur anorganik lain (N, Ca, Mg, Fe) dan oksigen jenuh. Kadang-kadang mikroorganisme teraklimasi atau mikroorganisme dikeringkan, dijual dalam bentuk kapsul, yang ditambahkan ke air limbah kota dan industri, yang mungkin tidak memiliki mikroflora yang cukup untuk melaksanakan tes BOD. Dalam beberapa kasus inhibitor nitrifikasi ditambahkan ke sampel hanya untuk menentukan BOD karbon (Maier et all, 2009).Prinsip pengukuran BOD cukup sederhana, yaitu mengukur kandungan oksigen terlarut awal (DOi) dari sampel segera setelah pengambilan contoh, kemudian mengukur kandungan oksigen terlarut pada sampel yang telah diinkubasi selama 5 hari pada kondisi gelap dan suhu tetap (20 C) yang sering disebut dengan DO5. Selisih DOi dan DO5 (DOi - DO5) merupakan nilai BOD yang dinyatakan dalam miligram oksigen per liter (mg/L). Pengukuran oksigen dapat dilakukan secara analitik dengan cara titrasi (metode Winkler, iodometri) atau dengan menggunakan alat yang disebut DO meter yang dilengkapi dengan probe khusus (Hariyadi, 2004). Menurut Maier et all (2009), pengukuran BOD5 terutama untuk pengelolaan limbah, umumnya digunakan untuk beberapa alasan: 1. Menentukan jumlah oksigen yang dibutuhkan untuk perlakuan biologis terhadap bahan organik yang ada dalam limbah cair2. Menentukan ukuran fasilitas pengolahan limbah yang dibutuhkan3. Mengukur efisiensi proses perlakuan dalam pengolahan limbah4. Mengetahui kesesuaian batasan yang diperbolehkan bagi pembuangan air limbah.

V. KESIMPULAN DAN SARANA. Kesimpulan1. BPM atau Beban Pencemaran Maksimum adalah beban pencemaran tertinggi yang diperbolehkan dibuang ke lingkungan hidup. BPA atau Beban pencemaran sebenarnya adalah beban pencemaran yang dihasilkan suatu industri.2. Besar nilai Beban Pencemaran Maksimum (BPM) pada Lampiran I Kep Men Neg L H Kep SI/MENLH/10/1995 tentang baku mutu limbah cair bagi kegiatan industri adalah sebesar 215 kg/hari pada parameter BOD, sedangkan pada parameter COD nilai BPM nya adalah 430 kg/hari.3. Besar nilai Beban Pencemaran Sebenarnya (BPA) adalah sebesar 29,82 kg/hari pada parameter BOD, sedangkan pada parameter COD nilai BPA nya adalah 74,62 kg/hari.4. Berdasarkan perhitungan, nilai BPA < BPM baik dalam parameter BOD maupun COD. Sehingga dapat disimpulkan bahwa sudah memenuhi baku mutu limbah cair dan limbah cair layak (aman) untuk dibuang langsung ke lingkungan, karena berpotensi besar tidak menimbulkan pencemaran lingkungan.

B. Saran

Diharapkan asisten dapat lebih jelas dalam menerangkan materi praktikum agar didapat suasana praktikum yang kondusif.DAFTAR PUSTAKAAnonim. Beberapa Parameter Kualitas Fisika dan Kimia Air dalam Permasalahan Kualitas Air. http://kuliahitukeren.blogspot.com/2011/07/beberapa-parameter-kualitas-fisika-dan.html. Diakses pada 17 Maret 2014.

Anonim. Parameter Kualitas Air Bersih. http://kimiadahsyat.blogspot.com/2009/07/parameter-kualitas-air-bersih.html. Diakses pada 17 Maret 2014.

Asdak, 1995.Hidrologi dan Pengelolaan DAS.Gadjah Mada University Press.Yogyakarta.

Hariyadi, 2004. Pengelolaan Kualitas Air. Fakultas Perikanan IPB. Bogor.

Maier, 2009.Ichtiologi.The Study Of Fishery.John and Sons.Ins.New York.