16
Diagnosis dan Penatalaksanaan Abses Payudara Skenario Seorang wanita berusia 28 tahun datang ke poliklinik dengan keluhan payudara kirinya dirasa membengkak, terasa sakit disertai demam sejak 1 minggu lalu. Pasien sedang menyusui. Pada pemeriksaan fisik, tanda-tanda vital dalam batas normal. Pendahuluan Abses Payudara adalah suatu kondisi medis yang ditandai dengan kumpulan nanah yang terbentuk di bawah kulit payudara sebagai akibat dari infeksi bakteri. Kondisi ini menyebabkan payudara membengkak, merah, dan nyeri bila disentuh. Pada beberapa kasus, orang-orang dengan abses payudara dapat menderita demam. Kondisi ini umumnya terjadi pada orang-orang yang berusia antara 18 sampai dengan 50 tahun tetapi sangat jarang terjadi pada wanita yang tidak menghasilkan air susu ibu (ASI). Oleh karena itu, wanita yang menyusui memiliki resiko lebih tinggi untuk terjadinya abses payudara. 1 Annamnesis Anamnesis Anamnesis merupakan waancara medis yang merupakan tahap awal dari rangkaian pemeriksaan pasien, baik secara langsung pada pasien atau secara tidak langsung. Tujuan dari anamnesis adalah mendapatkan informasi menyeluruh dari pasien yang bersangkutan. Informasi yang dimaksud adalah data medis organobiologis, psikososial, dan lingkungan pasien, selain itu 1

ABSES PAYUDARA

  • Upload
    fitri

  • View
    76

  • Download
    1

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: ABSES PAYUDARA

Diagnosis dan Penatalaksanaan Abses Payudara

Skenario

Seorang wanita berusia 28 tahun datang ke poliklinik dengan keluhan payudara kirinya dirasa

membengkak, terasa sakit disertai demam sejak 1 minggu lalu. Pasien sedang menyusui. Pada

pemeriksaan fisik, tanda-tanda vital dalam batas normal.

Pendahuluan

Abses Payudara adalah suatu kondisi medis yang ditandai dengan kumpulan nanah yang

terbentuk di bawah kulit payudara sebagai akibat dari infeksi bakteri. Kondisi ini

menyebabkan payudara membengkak, merah, dan nyeri bila disentuh. Pada beberapa kasus,

orang-orang dengan abses payudara dapat menderita demam. Kondisi ini umumnya terjadi

pada orang-orang yang berusia antara 18 sampai dengan 50 tahun tetapi sangat jarang terjadi

pada wanita yang tidak menghasilkan air susu ibu (ASI). Oleh karena itu, wanita yang

menyusui memiliki resiko lebih tinggi untuk terjadinya abses payudara.1

Annamnesis

Anamnesis    Anamnesis merupakan waancara medis yang merupakan tahap awal dari rangkaian

pemeriksaan pasien, baik secara langsung pada pasien atau secara tidak langsung. Tujuan dari

anamnesis adalah mendapatkan informasi menyeluruh dari pasien yang bersangkutan.

Informasi yang dimaksud adalah data medis organobiologis, psikososial, dan lingkungan

pasien, selain itu tujuan yang tidak kalah penting adalah membina hubungan dokter pasien

yang profesional dan optimal.

    Anamnesis yang dapat ditanyakan adalah bertujuan untuk mencapai diagnosis dan

memisahkan kemungkinan diagnosis banding atas keluhan pasien. Anamnesis yang dapat kita

tanyakan berdasarkan standar pola anamnesis adalah sebagai berikut :

Idenditas Pasien

    Identitas pasien meliputi nama, umur, jenis kelamin, suku, agama, status perkawinan,

pekerjaan, dan alamat rumah. Data ini sangat penting karena data tersebut sering

berkaiatan dengan  masalah klinik maupun gangguang sistem organ tertentu

1

Page 2: ABSES PAYUDARA

Keluhan Utama

    Keluhan utama adalah kuluhan terpenting yang membawa pasien minta pertolongan

dokter atau petugas kesehatan lainnya. Keluhan utama biasanya diteliskan secara singkat

berserta lamanya, dalam kasus ini pasien mempunyai keluhan payudara kirinya dirasa

membengkak, terasa sakit sejak 1 minggu lalu.

Riwayat Penyakit Sekarang

    Untuk riwayat penyakit sekarang berikanlah penekanan pada beberapa rincian penting

selama anamnesis. Pusatkanlah perhatian pada sejumlah kecil ciri-ciri fisik yang akan

membantu memahami sifat dasar penyakit. Pasien turut mengalami demam dan pasien

juga sedang menyusui.

Riwayat Penyakit Dahulu

    Riwayat penyakit yang pernah diderita dapat juga ditanyakan dikarenakan untuk

mengetahui faktor resiko yang dapat menjadi faktor dari keluhan utama saat ini, dan juga

hal yang mungkin memperberat keluhan untuk saat kedepan. Riwyat penyakit dahulu juga

ditanyakan agar mengetahui apakah keluhan tersebut merupakan keluhan

kambuhan/rekuren yang bisa diduga sebagai penyakit kronis.

Riwayat Keluarga

    Riwayat keluarga ditanyakan bertujuan untuk mengetahui adanya kemungkinan faktor

resiko yang diturunkan dari penyakit yang dialami oleh anggota keluarga. Keluhan yang

sama juga dapat ditanyakan apakah terdapat pada keluarga dan juga lingkungan sekitar

seperti tempat kerja, rumah dan tempat kegiatan sehari-hari bertujuan menentukan

keluhan tersebut merupakan suatu penyakit yang dapat ditularkan atau juga endemis.

Riwayat Melahirkan dan Menyusui

    Berdasarkan kasus yaitu diduga terjadinya abses pada payudara maka diapat

ditanyakan beberapa hal mengenai riwayat melahirkan seperti adakah mengalami

penyakit infeksi saat mengandung atau setelah melahirkan. Dan pertanyaan yang penting

ialah mengenai pola menyusui anak seperti apakah bergantian pada payudara kiri dan

kanan atau hanya pada satu payudara. Apakah kebersihan payudara dijaga agar tetap

bersih dan sebagainya.

Pola Hidup dan Kebersihan

Berhubungan dengan pola hidup dan sanitasi kebersihan pasien sehari-hari. Seperti pola

makan, mandi, dan kebiasaan-kebiasaan yang dilakukan oleh pasien.

2

Page 3: ABSES PAYUDARA

Pemeriksaan Fisik

Gambar 1: Urutan Pemeriksaan Fisik Payudara.2

3

Page 4: ABSES PAYUDARA

Gambar 2: Posisi yang Benar untuk Melakukan Palpasi pada Pasien.3

Pertama sekali dilakukan pemeriksaan tanda-tanda vital (TTV). Dari skenario TTV pasien

dalam batas normal kecuali suhu agak subfebris 37.8 oC. seterusnya dilanjutkan dengan

pemeriksaan status lokalis yaitu payudara kirinya dengan cara inspeksi dan palpasi. Hasil

inspeksi didapatkan benjolan pada arah jam 4, warna kulit hiperemis dan lebih mengkilap,

tidak ada nipple discharge. Hasil palpasi didapatkan benjolan berukuran 4X3 cm, nyeri tekan

positif, permukaan benjolan licin, terdapat fluktuasi, teraba hangat dan papil megeluarkan asi.

Working Diagnosis (Diagnosis Kerja)

Berdasarkan anamnesis dan pemeriksaan fisik yang dilakukan ibu tersebut diduga menderita

abses mammae sinistra.

Pemeriksaan Penunjang

Pemeriksaan Darah

Pemeriksaan darah yang dapat dilakukan adalah pemeriksaan darah rutin untuk menilai

peningkatan jumlah leukosit yang memberi tanda berlaku infeksi.

4

Page 5: ABSES PAYUDARA

Pemeriksaan Radiologi

Ultrasonografi (USG)

USG dianggap paling berguna sebagai modalitas awal ketika abses payudara diduga. Ini juga

merupakan metode pencitraan pilihan untuk memantau kemajuan, respon terhadap terapi dan

untuk memastikan resolusi. Fitur sonografi sugestif abses payudara termasuknya adalah

koleksi hypoechoic, sebagian besar multiloculated, tidak ada vaskularisasi, peningkatan

penyangatan akustik karena kandungan cairan.4

Gambar 4: Gambaran USG pada abses payudara.5

Mamografi

Mammografi adalah proses pemeriksaan radiologis terhadap payudara manusia menggunakan

sinar-X dosis rendah. Mammografi digunakan untuk melihat beberapa tipe tumor dan kista,

dan telah terbukti dapat mengurangi mortalitas akibat kanker payudara. Mamografi dilakukan

berdasarkan beberapa indikasi yaitu pada wanita yang memiliki faktor resiko besar dan jika

terana benjolan pada payudara terutama dengan adanya pembesaran kalenjar getah bening

disekitarnya.6

5

Page 6: ABSES PAYUDARA

Aspirasi Abses dan Kultur

Aspirasi abses dapat dilakukan jika diyakini bahwa jaringan tubuh mengandung cairan atau

pus pada pemeriksaan sebelumnya seperti pada USG ataupun gambaran fluktuasi pada bagian

tubuh saat palpasi. Aspirasi bertujuan agar pus ataupun cairan pada jaringan yang merupakan

kontaminan dikeluarkan dari jaringan tubuh. Selain itu aspirasi sebagai penentuan diagnosis

dan juga sebagai treatment dimana cairan aspirasi dapat dilakukan kultur mengetahui bakteri

penyebab dan menentukan pengobatan selanjutnya.6

Gejala Klinis

Kelainan pada payudara pasien dapat berupa edema, eritema, dan rasa sakit. Biasanya pasien

mempunyai riwayat infeksi payudara (mastitis) sebelumnya. Gejala lain yang dapat

ditemukan adalah demam, mual, muntah, dan drainase spontan dari massa atau puting.7

Diagnosis Banding

Mastitis puerperalis

Mastitis puerperalis merupakan kondisi peradangan pada payudara yang mungkin terjadi

pada wanita menyusui selama masa nifas dan dilaporkan pada wanita yang terus menyusui

hingga 1 tahun setelah melahirkan. Mastitis dapat terjadi baik sebagai kasus epidemik atau

sporadis (endemik). Kasus epidemik terjadi beberapa hari setelah melahirkan dan infeksi

didapat di rumah sakit biasanya disebabkan oleh strain virulen dari Staphylococcus aureus.

Bayi yang diinokulasi oleh personel yang membawa S. aureus akan membawa bakteri ini

kepada ibu menyusui melalui nasofaring. Mastitis sporadis, bagaimanapun tetap merupakan

komplikasi yang relatif sering terjadi pada ibu yang menyusui.8

Gejala Klinis

Mastitis puerperalis biasanya bermula dengan onset demam akut (100.4° F atau lebih tinggi),

menggigil, mialgia, malaise, dan nyeri payudara dengan eritema. Mastitis paling sering

unilateral. Pada pemeriksaan payudara, didapatkan eritema yang segmental, biasanya di

kuadran atas luar, dengan derajat indurasi yang variabel.8

Pemeriksaan Penunjang

Diagnosis mastitis umumnya dibuat secara klinis. Kultur asi jarang dilakukan untuk

mengkonfirmasi infeksi bakteri karena kultur positif dapat terjadi hasil dari kolonisasi bakteri

6

Page 7: ABSES PAYUDARA

normal, dan kultur negatif tidak mengesampingkan diagnosa mastitis. Kultur berguna apabila

infeksi parah atau bila gagal untuk merespon pada pengobatan antibiotika selama dua hari.

Untuk mendapatkan kultur asi, ibu harus membersihkan putingnya. Kemudian harus

mengumpulkan sampel susu ke dalam wadah steril, berhati-hati untuk menghindari

menyentuh puting ke wadah tersebut.8

Patofisiologi Abses Payudara

Gambar 3: Anatomi Payudara.3

Kelenjar susu muncul di sepanjang garis susu yang merentasi permukaan anterior tubuh dari

ketiak ke pangkal paha. Selama pubertas, hormon dari kalenjar hipofisis dan ovarium

merangsang pembesaran payudara, terutama karena akumulasi adiposit. Setiap payudara

berisi sekitar 15-25 unit kelenjar dikenal sebagai lobulus payudara, yang dibatasi oleh

ligamen Cooper. Setiap lobulus terdiri dari kelenjar tubuloalveolar dan jaringan adiposa.

Setiap lobulus mempunyai duktus laktiferus, yang kemudian bermuara ke permukaan puting.

7

Page 8: ABSES PAYUDARA

Beberapa saluran laktiferus berkumpul untuk membentuk satu ampula, sebelum keluar ke

putting susu.7

Di bawah permukaan puting, duktus laktiferus membentuk ruangan yang disebut sinus

laktiferus, yang bertindak sebagai reservoir susu selama masa menyusui. Ketika lapisan

saluran laktiferus mengalami epidermalisasi, produksi keratin dapat menyebabkan

penyumbatan saluran, sehingga terbentuk abses. Hal ini mungkin menjelaskan tingkat

kekambuhan tinggi (sekitar 39% -50%) dari abses payudara pada pasien yang diobati dengan

insisi standar dan drainase, karena teknik ini tidak mengatasi mekanisme dasar dimana abses

payudara diperkirakan terjadi. 7

Postpartum mastitis adalah selulitis lokal yang disebabkan oleh invasi bakteri melalui

kelainan pada puting misalnya fissure. Ini biasanya terjadi setelah minggu kedua postpartum

dan dapat dipicu oleh susu stasis. Biasanya ada riwayat fissure puting atau kulit abrasi.

Staphylococcus aureus adalah organisme yang paling umum bertanggung jawab, namun

Staphylococcus epidermidis dan Streptococcus kadang-kadang dapat juga ditemukan.

Drainase susu dari segmen yang terkena harus sentiasa dilakukan dan yang terbaik dicapai

dengan terus menyusui atau penggunaan pompa payudara. 7

Epidemiologi

Prevalensi global mastitis pada wanita menyusui adalah sekitar 1% sampai 10%, tetapi mungkin lebih

tinggi. Duct ectasia (mastitis peri-duktus atau saluran melebar berhubungan dengan peradangan)

terjadi pada 5% sampai 9% dari wanita non-menyusui. Pengembangan menjadi abses payudara

berkisar 3% sampai 11% dari wanita dengan mastitis yang kejadian yang dilaporkan sebesar 0,1%

menjadi 3% pada wanita menyusui. TBC mastitis jarang, bahkan dalam TB-negara endemik, dengan

kejadian yang dilaporkan antara 0,1% dan 3%. 8

Penatalaksanaan

Pengobatan abses payudara mungkin melibatkan insisi dan drainase atau aspirasi jarum dan

terapi antibiotik. Pengobatan lini pertama untuk kebanyakan abses saat ini aspirasi jarum

dengan antibiotik. Pembedahan biasanya dilakukan untuk abses berulang atau sangat besar.

Pembedahan abses dibiarkan terbuka untuk membiarkannya sembuh dan pada waktu yang

8

Page 9: ABSES PAYUDARA

sama mungkin ada susu dapat keluar dari area luka yang juga alan membantu proses

penyembuhan. Di masa lalu, bedah adalah terapi standar, tapi ini memerlukan anestesi umum,

waktu yang lebih lama penyembuhan, dan menyebabkan jaringan parut.9

Satu penelitian telah dilakukan untuk mendapatkan terapi yang dapat menghindari tekanan

psikologis kepada ibu dan bayi dengan menghindari anestesi umum dan rawat inap di rumah

sakit. Dalam penelitian tersebut, 50 pasien dengan abses payudara dirawat dengan cara

aspirasi abses, antibiotik oral, dan aspirasi berulang, jika perlu. Pengobatan awal yang

dilakukan adalah aspirasi sebanyak mungkin dari abses dengan jarum 16 G sampai 19 G

dengan spuit 10 ml dan terapi selama 7 hari dengan oral ampisilin dan kloksasilin 500mg 3

kali sehari. Semuanya diawat jalan, dan dirawat di Departemen Bedah, Regional Institute of

Medical Sciences, Imphal. Ultrasonografi tidak digunakan. Dari 50 pasien, 31 yang ibu

menyusui. Usia rata-rata pasien adalah 32 tahun (19-80 tahun). Staphylococcus aureus adalah

organisme yang paling umum terisolasi di kedua menyusui dan kasus non menyusui. Dari 50

kasus, 39 (78%) diselesaikan dengan baik tanpa kekambuhan. Delapan (16%) kasus gagal

untuk menanggapi aspirasi berulang dan dilanjutkan dengan bedah insisi dan drainase. Tiga

(6%) kasus memiliki abses berulang setelah 1 bulan dari aspirasi terakhir. Kesimpulannya

aspirasi abses dengan antibiotik adalah pengobatan yang efektif untuk abses payudara.10

Komplikasi11

Beberapa komplikasi dapat terjadi pada abses payudara jika penanganan terhadap abses

terlambat atau tidak adekuat. Beberapa komplikasi yang apat terjadi adalah sebagai berikut :

Rekuren abses payudara

Dapat terjadi dengan terapi yang terlambat, terapi singkat, terapi yang tidak sesuai dan

juga tidak adekuat. Mastitis berulang dengan massa menetap setelah terapi mungkin

karena abses payudara atau lesi payudara. Granulomatosa mastitis memiliki tingkat

kekambuhan tinggi. Berhenti merokok juga harus didorong untuk meminimalkan risiko

kekambuhan

Fistula

    Pecah abses secara spontan dapat menyebabkan sinus mengering dengan pembentukan

fistula. Sebuah fistula mammae terjadi pada 1% sampai 2% dari perempuan.

Hipoplasia payudara

9

Page 10: ABSES PAYUDARA

    Dikarenakan terdapatnya jaringan yang rusak akibat pertumbuhan abses yang

berlebihan menyebabkan jaringan tersebut harus dibuang sehingga payudara menjadi

asimetris dan lebih kecil.

Scarring

    Rusaknya permukaan payudara akibat benjolan yang ditimbulkan oleh pertumbuhan

abses yang berlebihan dan penanganan yang adekuat melibatkan pembedahan.

Pembedahan akan menginggalkan bekas-bekas scarring pada payudara.

Sepsis

    Penyebaran penyakit melalui sistem pembuluh darah dan menyebar menuju organ lain

sehingga dapat menimbulkan infeksi di berbagai tempat.

Prognosis

Tingkat kekambuhan abses payudara adalah tinggi (39% -50%). Abses yang besar atau

berulang mungkin memerlukan bedah insisi dan drainase. Jaringan dan saluran laktiferus

yang terkena infeksi kronis mungkin perlu dieksisi untuk mengelak kekambuhan.12

Kesimpulan

Abses payudara dapat memberi kesan psikologis pada ibu dan bayi yang baru lahir. Jadi

penting untuk mencegah dari berlakunya keadaan ini supaya tidak memberi kesan jangka

panjang kepada ibu tersebut. Dikarenakan abses payudara biasanya merupakan komplikasi

dari mastitis jadi diagnosis dan pengobatan dini mastitis penting untuk mengelak dari

terjadinya abses payudara. Misalnya dengan mendapatkan aliran tengah asi dan diuji kultur

serta sensitivitas supaya pengobatan antibiotika yang spesifik dapat diberikan.

Daftar Pustaka

1. Breast absccess. In: Decherney AH, Nathan L, Laufer N, Roman AS. Gleason CA,

Devaskar SU. Editors. Current medical diagnostic and treatment: Obstetrics and

gynecology. 11th ed: McGraw-Hill Companies; 2013. P 124.

2. In: Konar H. Editors. DC Dutta’s textbook of gynecology. 6 th ed: New Delhi. Jaypee

Brothers Medical Publishers; 2013. P. 101.

3. Schorge JO, Schaffer JI, Halvorson LM, Hoffman BL, Bradshaw KD, Cunningham

FG. Editors. Williams gynecology. McGraw-Hill Companies; 2008.

10

Page 11: ABSES PAYUDARA

4. Breast abscess. http://radiopaedia.org/articles/breast-abscess. Diunduh pada 19/04/15.

5. Ultrasound image of breast abscess. http://www.ultrasound-images.com/breast.htm.

Diunduh pada 19/04/15.

6. Breast abscess and masses workup. http://emedicine.medscape.com/article/781116-

workup#showall. Diunduh pada 19/04/15.

7. Breast abscess and masses clinical presentation.

http://emedicine.medscape.com/article/781116-clinical#a0216. Diunduh pada

19/04/15.

8. Hogg BB. Puerperal mastitis .

http://www.glowm.com/section_view/heading/Puerperal%20Mastitis/item/142.

Diunduh pada 19/04/15.

9. Breast abscess in lactation. http://www.medscape.com/viewarticle/589139_2.

Diunduh pada 20/04/15/.

10. Singh G, Singh LR, Rahul S, Lekhachandra KS. Management of breast abscess by

repeated aspiration and antibiotics. Journal of Medical Society / Sep-Dec 2012 / Vol

26 | Issue 3. Diunduh dari http://www.jmedsoc.org.

11. Pado KM. Infectious disorders of the breast. In: Advanced therapy of breast disease.

2nd ed: United States of America. BC Decker Inc; 2004. P. 4.

12. Management of breast abscess.

http://www.imt.ie/clinical/womens-health/2010/03/management-of-breast-abscess-

%E2%80%94-a-review.html. Diunduh pada 20/04/15/.

11