23
Abortus Inkomplit Presentasi Kasus Dimas Muhammad Akbar – 2008.031.0003 Dokter Pembimbing: dr. Nurul Ichsan Sp.OG

Abortus - Presentasi Kasus

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Abortus - Presentasi Kasus

Abortus InkomplitPresentasi Kasus

Dimas Muhammad Akbar – 2008.031.0003

Dokter Pembimbing: dr. Nurul Ichsan Sp.OG

Page 2: Abortus - Presentasi Kasus

Case

Pasien: Ny. Sri Wahyuni (21 tahun)

Masuk: 19 September 2012; Pukul: 09.15 WIB

Vital Sign TD : 120/80 T : 26

N : 84x RR: 18x

Anamnesis

Pasien datang merasa hamil 14 minggu, flek (+) sejak seminggu yang lalu, prongkol (-), jaringan (-). Pasien mengaku sudah melakukan PP Test dan hasilnya (+), belum pernah USG

Riwayat Obstetri (G2P1AO)

Anak I: 2006, ♀, 3000 gr

Anak II: Hamil saat ini

HPM: 24-06-2012 UK: 12+3 minggu

HPL: 31-03-2013

Page 3: Abortus - Presentasi Kasus

Case (cont...)

Riwayat Penyakit

HT (-), DM (-), asma (-), penyakit jantung (-), alergi obat (-)

Pemeriksaan Fisik Inspeksi: KU baik, CM, tidak anemis

Palpasi: TFU bisa diukur (1 jari di atas simphisis pubis)

Pem. Dalam: V/U tenang, dinding vagina licin, portio mencucu, STLD (+)

Diagnosis: Abortus Imminens

Terapi: Pemeriksaan PP Test, rencana USG, pertahankan kehamilan, kendalikan KU

Page 4: Abortus - Presentasi Kasus

Case (cont...)

Pukul 13.30 WIB

Anamnesis: Pasien mengeluh masih terdapat flek (+), jaringan (+)

Pemeriksaan Penunjang: USG

V/U terisi cukup, cavum douglass tidak terisi cairan, tampak kesan sisa jaringan di cavum uteri

Diagnosis: Abortus inkomplit

Terapi: Kuretase, RL

Pukul 16.00 WIB

Telah dilakukan kuretase (sondase 9 cm, darah 50 ml, jaringan 30 ml)

Diagnosis: Post Kuretase a/i Abortus inkomplit

Terapi: Asam mefenamat 3 x 500 Vitamin C 2 x 1

Metargin 3 x 1

Amoxicilin 3 X 500

Page 5: Abortus - Presentasi Kasus

Pemeriksaan Lab.

Pemeriksaan Hematologi

Hasil Nilai Rujukan

Clooting Time (CT)Bleeding Time (BT)HbsAg

5 menit2,5 menitNegatif

2 – 6 menit1 – 3 menit

Negatif

Urin Rutin Hasil Nilai Rujukan

WarnaKekeruhan

Kuning KemerahanKeruh

Kuning Mudajernih

PP Test Positif

Golongan Darah B

Page 6: Abortus - Presentasi Kasus

Pemeriksaan Lab. (cont...)

Pemeriksaan Kimia Hasil Nilai Rujukan

GlukosaProteinBilirubinUrobilinogenpHBJBloodKetonNitritLeukosit

NegatifNegatifNegatifNormal

61,025

+3NegatifNegatif

250

NegatifNegatifNegatifNormal4,5 – 8

1,015 – 1,025NegatifNegatifNegatifNegatif

Page 7: Abortus - Presentasi Kasus

Pemeriksaan Lab. (cont...)

Sedimen Hasil Nilai Rujukan

Epitel SquamousLeukositEritrositSilinderKristalBakteri

10 – 155 -7

30 – 50NegatifNegatifNegatif

< 5< 5

NegatifNegatifNegatif

Differential Hasil Nilai Rujukan

NeutofilLymphocyteMonocyteEosinofilbasofil

6822,86,72,30,2

50 – 7025 – 40

2 – 82 – 40 – 1

Page 8: Abortus - Presentasi Kasus

Pemeriksaan Lab. (cont...)

Pem. Darah Lengkap Hasil Nilai Rujukan

WBCRBCHGBHCTMCVMCHMCHCPLTRDW-CVRDW-SDPDWMPVP LCR

13,365,0714,743,585,82933,838712,839,38,78,615,4

5 – 104 – 512 – 1537 – 4379 – 9927 – 3133 – 37150 – 40011,5 – 14,535 – 479 – 137,2 – 11,115 - 40

Page 9: Abortus - Presentasi Kasus

Case Analysis Diagnosis

Definisi

Faktor Risiko

Klasifi-kasi

Etiologi

Pato-genesii

s

Tata-laksana

Page 10: Abortus - Presentasi Kasus

Discussion

1. Mengapa diagnosis awal dan akhir berbeda? Apakah diagnosis sudah benar?

2. Apa saja etiologi kasus ini?

3. Bagaimana patogenesis kasus ini?

4. Apa saja penatalaksanaannya? Apakah sudah tepat pada kasus?

5. Bagaimana interpretasi hasil pemeriksaan lab?

Page 11: Abortus - Presentasi Kasus

Definisi Aborsi

Terminasi kehamilan < 20 minggu, didasarkan pada tanggal hari pertama haid normal terakhir

Penghentian kehamilan sebelum janin dapat hidup di luar kandungan atau berat janin kurang dari 500 gram (WHO)

> 80% aborsi terjadi dalam 12 minggu pertama dan angka tersebut kemudian menurun secara cepat pada umur kehamilan selanjutnya.

Pasien datang merasa hamil 14 minggu, flek (+) sejak seminggu yang lalu, prongkol (-), jaringan (-). Pasien mengaku sudah melakukan PP Test dan hasilnya (+), belum pernah USGRiwayat Obstetri (G2P1AO) Anak I: 1996, ♀, 3000 gr Anak II: Hamil saat ini HPM: 24-06-2012 UK: 12+3 minggu HPL: 31-03-2013

Page 12: Abortus - Presentasi Kasus

Faktor Risiko

Umur Usia aman untuk kehamilan dan persalinan 20 – 30 tahun

< 20 tahun = organ reproduksi ibu belum matur

> 30 tahun = kualitas organ reproduksi ibu berangsur-angsur menurun

Jarak hamil dan bersalin yang dekat

Jarak kehamilan < 2 tahun dapat menimbulkan pertumbuhan janin kurang baik, persalinan lama, dan perdarahan pada saat persalinan karena keadaan rahim belum pulih dengan baik

Paritas ibu

Anak > 4 menimbulkan gangguan pertumbuhan janin dan perdarahan saat persalinan karena keadaan rahim biasanya sudah lemah

Riwayat abortus pada kehamilan sebelumnya

Page 13: Abortus - Presentasi Kasus

Klasifikasi Abortus

Abortus spontan: Abortus yang terjadi dengan sendirinya tanpa disengaja Abortus imminens (threatened abortion)

Abortus insipiens (inevitable abortion)

Abortus inkomplit

Abortus komplit

Missed abortion

Abortus habitualis (recurrent abortion)

Abortus provokatus: Abortus yang disengaja, baik dengan memakai obat-obatan maupun dengan alat-alat Abortus medisinalis/therapeutica

Abortus kriminalis

Page 14: Abortus - Presentasi Kasus

Abortus Imminens (Threatened Abortion) Abortus tingkat permulaan, dimana terjadi perdarahan pervaginam,

ostium masih tertutup, dan hasil konsepsi masih dalam kandungan

Diagnosis klinis: Jika muncul rabas vagina yang bersemu darah atau perdarahan selama paruh pertama kehamilan.

Perdarahan biasanya terjadi lebih dulu, kemudian timbul nyeri kram perut beberapa jam atau beberapa hari kemudian

DD: Perdarahan fisiologis pada waktu haid, lesi di serviks, polip serviks, servisitis, dan reaksi desidua pada serviks, kehamilan ektopik, abortus mola

Bila terjadi robekan luas membran, pembukaan serviks, pengeluaran cairan diikuti oleh perdarahan dan nyeri, atau timbul demam aborsi insipiens (inevitable abortion)

Terapi: tirah baring di rumah dengan analgesia. Jika perdarahan menjadi serius atau menetap, wanita yang bersangkutan perlu diperiksa ulang dan dilakukan pemeriksaan hematokrit

Page 15: Abortus - Presentasi Kasus

Abortus Inkomplit

Bila plasenta, seluruhnya atau sebagian, tertahan di uterus, tetapi janin telah keluar

Abortus inkomplit merupakan salah satu bentuk klinis dari abortus spontan maupun sebagai komplikasi dari abortus provokatus kriminalis ataupun medisinalis

Sekitar 60 % dari wanita hamil yang mengalami abortus inkomplit memerlukan perawatan rumah sakit akibat perdarahan yang terjadi (komplikasi: syok hipovolemik)

Gambaran klinis: perdarahan pervaginam derajat sedang sampai berat + kram perut bagian bawah, bahkan sampai ke punggung

Page 16: Abortus - Presentasi Kasus

Etiologi

Abnormalias kromosom Trisomi autosom merupakan kelainan kromosom yang tersering ditemukan (52%)

trisomo 13, 16, 18, 21, dan 22

Diiukuti oleh poliplodi (21%) dan monosomi X (45,X) sebesar 13%

Infeksi

Treponema pallidum, Chlamydia trachomatis, Neisseria gonorhoeae, Streptococcus agalactina, virus herpes simplek, cytomegalovirus Listeria monocytogenes, Toxoplasma, Mycoplasma hominis, dan Ureaplasma urealyticum

Pengaruh endokrin

Kenaikan insiden abortus bisa disebabkan oleh hipertiroidisme, diabetes mellitus, dan defisiensi progesteron

Pemakaian obat-obatan, merokok, alkohol, dan konsumsi kopi yang berlebihan

Trauma fisik dan trauma emosional

Kelainan uterus leiomioma, mioma submukosa, sinekia (sindrom

Ashennan)

Page 17: Abortus - Presentasi Kasus

Patogenesis

Perdarahan pada desidua basalis nekrosis jaringan diatasnya

Sebagian atau seluruh hasil konsepsi lepas dari dinding uterus

Hasil konsepsi yang lepas menjadi benda asing terhadap uterus dikeluarkan langsung atau bertahan beberapa waktu

Page 18: Abortus - Presentasi Kasus

Patogenesis (cont...)

Kehamilan < 8 minggu, hasil konsepsi dikeluarkan seluruhnya karena villi korialies belum menembus desidua secara mendalam.

Kehamilan 8 – 14 minggu, villi koriales menembus desidua lebih dalam sehingga plasenta tidak dilepaskan sempurna banyak perdarahan.

Kehamilan > 14 minggu, yang mula-mula dikeluarkan setelah ketuban pecah adalah janin, kemudian plasenta yang telah lengkap terbentuk. Perdarahan tidak banyak jika plasenta segera terlepas dengan lengkap

Page 19: Abortus - Presentasi Kasus

Penatalaksanaan

Penilaian keadaan pasien, periksa tanda-tanda syok

Penatalaksanaan abortus spontan dapat dilakukan dengan menggunakan teknik pembedahan kuretase; dan medis (obat-obatan)

Teknik kuretase dengan penyedotan (aspirasi vakum) sangat bermanfaat untuk mengosongkan uterus, dilakukan dengan menyedot isi uterus menggunakan kanula yang terbuat dari bahan plastik atau metal dengan tekanan negatif. Tekanan negatif dapat menggunakan pompa vakum listrik atau dengan syringe pump 60 ml

Aspirasi vakum merupakan prosedur pilihan yang lebih aman jika dibandingkan dengan teknik kuretase tajam, digunakan pada kehamilan kurang dari 12 minggu, dapat dilakukan hanya dengan atau tanpa analgesia lokal pada serviks maupun analgesia sistemik sedang.

Page 20: Abortus - Presentasi Kasus

Penatalaksanaan (cont...)

Medikamentosa Asam mefenamat 3 x 500 mengurangi nyeri

Metargin 3 x 1 mempertahankan kontraksi uterus untuk mengurangi perdarahan

Amoxicilin 3 X 500 antibiotik, mencegah infeksi

Vitamin C 2 x 1

Page 21: Abortus - Presentasi Kasus

Interpretasi Hasil Lab.

Urin Rutin Hasil Nilai Rujukan

WarnaKekeruhan

Kuning KemerahanKeruh

Kuning Mudajernih

PP Test Positif

Pemeriksaan Kimia Hasil Nilai Rujukan

BloodLeukosit

+3250

NegatifNegatif

Sedimen Hasil Nilai Rujukan

LeukositEritrosit

5 -730 – 50

< 5< 5

Pem. Darah Lengkap Hasil Nilai Rujukan

WBC 13,36 5 – 10

Page 22: Abortus - Presentasi Kasus

Referensi

Leveno, K. J., et al. 2009. Obstetri Williams Panduan Ringkas, Ed. 21. EGC: Jakarta

Wibowo B. Wiknjosastro GH. Kelainan dalam Lamanya Kehamilan. Dalam : Wiknjosastro GH, Saifuddin AB, Rachimhadhi T, editor. Hmu Kebidanan. Edisi 5. Jakarta : Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo ; 2002 : hal. 302 - 312.

Manoe IMS. M., Rauf S., Usmany H. Abortus dalam Pedoman Diagnosis dan Terapi Obstetri Dan Ginekologi, Bagian/SMF Obstetri Dan Ginekologi FKUH RSUP dr. Wahidin Sudiro Husodo, Ujung Pandang, 1999. Hal.97-103

Mochtar R. Abortus dan Kelainan dalam Tua Kehamilan dalam Sinopsis Obstetri, Jilid 1, Penerbit Buku Kedokteran EGC, Jakarta, 1998. Hal: 209-214

Abortion. In : Cunningham FG, Leveno KJ, Bloom SL, Hauth JC, Bilstrap LC, Wenstrom KD, editors. William Obsetrics. 22nd ed. USA : The McGraw-Hills Companies, Inc ; 2005 : p. 231-247.

Page 23: Abortus - Presentasi Kasus

Referensi (cont...)

Pedoman Diagnosis – Terapi Dan Bagian Alir Pelayanan Pasien, Lab/SMF Obstetri dan Ginekologi Fakultas Kedokteran Universitas Udayana RS Sanglah Denpasar. 2003

Ministry of Health Republic of Indonesia. Indonesia Reproductive Health Profile 2003. 2003.Available at: http:/w3.whosea.org/LinkFiles/Reproduc-tive_Health__Profile_RHP-Indonesia.pdf.

Griebel CP, Vorsen JH, Golemon TB, Day AA. Management of Spontaneus Abortion. AAFP Home Page>New & Publications>Joumals>American Family Physician. October 012005;72;1.

Rand SE. Recurrent spontaneous abortion: evaluation and management. In: American Family Physician. December 1993.http://www/findarticles.com/p/articles/mi_m3255/is_n8_v48/ai_14674724/pg_1