28
ABAD MUHAMMADIYAH A. BERDIRINYA MUHAMMADIYAH 1. Kolonialisasi dan masyakat pribumi Pada akhir abad XIX yang berkuasa di indonesia dalah kolonialis belanda, kekuasaanya semakin mantap sehingga berpengaruh terhadap berbagai aspek kehidupan di dalam masyakat, baik secara politik, kontrol pemerintah kolonialis terhadap wilayah,pengusa lokal, dan masyarakat secara umum berjalan sesuai dengan birokrasi kolonialis. Dalam sektor ekonomi juga di pengaruhi oleh kolonialis belanda dengan kebijakan ekonomi liberal yang berlaku secara formal sejak tahun 1870, sementara itu perluasan aktivitas ekonomi yang didasarkan pada sistem pasar dan penggunaan uang sebagai standar dalam setiap hubungan ekonomi telah merangsang ekonomi masyakat secara umum, semua itu mempunyai dampak positif terhadap ekonomi penduduk pribumi. Akan tetapi pada saat yang sama.tekanan ekonomi terhadap masyarakat semakin kuat akibat dari klenaikan biaya hidup, penarikan pajak tunai,pendapatan yang rendah, dan petani yang teralienasi dari tanah sebagai faktor produksi utama sehingga tingkat kehidupan masyarakat semakin rendah. Namun, di tengah-tengah kondisi ekonomi penduduk pribumi yang tidak menetu itu , sekelompok masyarakat pribumi muncul sebagai pengusaha industri pedagang yang kuat seperti pengusaha industri batik, rokok, kerajinan,pedagang keliling, ini terjadi d berbagai daerah seperti pekalongan, yogyakarta,surakarta, kudus, palembang, dan banjarmasin. Mereka ini adalahpedagang pribumi yang mampu bersaing dengan pengusaha asing seperti eropa, china, arab, dan india Para pengusaha dan pedagang pribumi ini mempnyai latar belakang agama islam dan ikatan sosial yang kuat, misalanya di jawa,mereka tinggal di kawasan tertentu yang dikenal dengan sebutab “ kauman

Abad Muhammadiyah

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Abad Muhammadiyah

ABAD MUHAMMADIYAH

A.    BERDIRINYA MUHAMMADIYAH

1.      Kolonialisasi dan masyakat pribumi

Pada akhir abad XIX yang berkuasa di indonesia dalah kolonialis belanda, kekuasaanya

semakin mantap sehingga berpengaruh terhadap berbagai aspek kehidupan di dalam masyakat,

baik secara politik, kontrol pemerintah kolonialis terhadap wilayah,pengusa lokal, dan

masyarakat secara umum berjalan sesuai dengan birokrasi kolonialis.

Dalam sektor ekonomi juga di pengaruhi oleh kolonialis belanda dengan kebijakan ekonomi

liberal yang berlaku secara formal sejak tahun 1870, sementara itu perluasan aktivitas ekonomi

yang didasarkan pada sistem pasar dan penggunaan uang sebagai standar dalam setiap hubungan

ekonomi telah merangsang ekonomi masyakat secara umum, semua itu mempunyai dampak

positif terhadap ekonomi penduduk pribumi. Akan tetapi pada saat yang sama.tekanan ekonomi

terhadap masyarakat semakin kuat akibat dari klenaikan biaya hidup, penarikan pajak

tunai,pendapatan yang rendah, dan petani yang teralienasi dari tanah sebagai faktor produksi

utama sehingga tingkat kehidupan masyarakat semakin rendah.

Namun, di tengah-tengah kondisi ekonomi penduduk pribumi yang tidak menetu itu ,

sekelompok masyarakat pribumi muncul sebagai pengusaha industri pedagang yang kuat seperti

pengusaha industri batik, rokok, kerajinan,pedagang keliling, ini terjadi d berbagai daerah seperti

pekalongan, yogyakarta,surakarta, kudus, palembang, dan banjarmasin. Mereka ini

adalahpedagang pribumi yang mampu bersaing dengan pengusaha asing seperti eropa, china,

arab, dan india

Para pengusaha dan pedagang pribumi ini mempnyai latar belakang agama islam dan ikatan

sosial yang kuat, misalanya di jawa,mereka tinggal di kawasan tertentu yang dikenal dengan

sebutab “ kauman atau sudagaran” sebagian besar penduduknya dalah pedagang dan pengusaha.

Ekonomi mereka dalam keadaan yang baik sehingga membuka kesempatan padamereka untuk

bisa merasakan menunaikan ibadah haji ke mekah, atau mengirim anak-anak mereka ke berbagai

pesantren atau lembaga pendidikan isalam lainya baik di indonesia maupun di luar negeri, seperti

timur tengah dan mesir, sehingga terjadilah intraksi kelompok pedagang dan pengusaha baik itu

di lokal maupun di luar indonesia, itu semua membuka kesempatan masuknya unsur-unsur baru

ke dalam masyarakat indonesia

Begitu juga dengan pendidikan para kolonalis memperkenalkan pendidikan barat kepada

masyarakat pribumi secara terbatas ternyata telah menciptakan kelompok inteletual dan

profesional yang mampu melakukan perubahan mau munculkan ide-ide baru di dalam

masyarakat,yaitu dengan membentuk organisasi modren sebagai realisasi perubahan ide-ide baru

tersebut.

Pada tahun 1908 budi utomo di dirikan oleh para mahasiswa sekolah kedokteran di jakarta,

walaupun dasar, tujuan, dan aktivitas budi utomo sebagai suatu organisasi masih terikat pada

Page 2: Abad Muhammadiyah

unsur-unsur primordial dan terbatas, keberadan budi utomo secara langsung atau tidak langsung

berpengaruh terhadap bentuk baru dari perjuangan kebangsaan melawan kondindisi yang di

ciptakan oleh kolonialis belanda, sebagai organisasi baru sebagai perlawanan terhadap kekuasaan

kolonialis yang berkonsentrasi di pedesaan dan perkotaan.

2.      Dunia islam dan masyakat muslim indonesia

Perkembangan dunia islam pada akhir abad XIX dan awal abad XX di tandai oleh usaha untuk

melawan dominasi barat setelah sebagian besar negara penduduknya beragama islam secara

politik, sosial,ekonomi maupun budaya, setelah kehilangan kemerdekaan dari kekuasan

kolonialis dan imperialis barat yang terjadi abad sebelumnya. Dalam masyarakat islam sendiri

muncul kesadaran untuk mengatasi krisis internal dalam proses sosialisasi ajaran islam, akidah

maupun pemikiran sebagian besar masyarakat,

Dalam kehidupan beragama terjadi kemerosotan ruhul islam, dimana orang islam seharusnya

sumber ajaranya al-quran dan sunah rasulullah, tetapi dalam pengamalan ajaran islam banyak

sekali dikalangan masyarakat islam yang bercampur dengan bid’ah, khurafat, dan syirik. Begitu

juga dengan pemikiran islam yang selalu terbelenggu oleh otoritas suatu mazhab dan taklid

kepada salah satu ulama sehingga ijtihad tidak dilakukan lagi dalam permasalahan ajaran agama

yang murni ini.

3.   Ahmad Dahlan dan Pembentukan Muhammadiyah

Di tengah-tengah kondisi yang tidak menentu seperti yang digambarkan di atas, pada waktu

itu pula Ahmad Dahlan muncul sebagai salah seorang yang peduli terhadap kondisi yang sedang

dihadapi masyarakat pribumi secara umum dan masyarakat muslim secara khusus,

Ahmad Dahlan lahir di kampung Kauman, Yogyakarta, tahun 1868dengan nama Muhammad

Darwis. Ayahnya, K.H. Abu Bakar, adalah iman dan khatib masjid besar kauman yogyakarta,

sementara Ibunya Aminah, adalah anak K.H. Ibrahim, penghulu besar di yogyakarta.menurut

salah satu silsilah, keluarga Muhammad Darwis dapat di hubungkan dengan maulana malik

Ibrahim, merupakan salah satu wali penyebar agama islam di pulau jawa, Muhammad Darwis

mempunyai lima orang saudara perempuan dan satu saudara laki-laki.

B.     MUHAMMADIYAH PERIODE TAHUN 1912-1923

Keberadaan dan aktivitas Muhammadiyah sejak didirikan pada tahun 1912 sampai tahun

1923 tidak dapat dipisahkan dari peran langsung Ahmad Dahlan sebagai pendiri organisasi. Pada

20 bulan pertama sejak didirikan, Muhammadiyah masih berjuang untuk mendapatkan

pengakuan resmi dari pemerintah Hindia Belanda. Walaupun begitu, Muhmmadiyah yang

dipimpin Ahmad dahlan tetap melakukan kegiatan sosial-keagamaan.

Periode delapan tahun pertama dapat dikategorikan sebagai mas membangun dasar gerakan

dengan menentukan prioritas atau fokus kegiatan 0rganisasi untuk mewujudkan tujuan organisasi

seperti yang tertulis dalam anggaran dasar. Akan tetapi semua aktifitas formal Muhammadiyah

sepanjang priode ini masih terkonsentrasi pada pribadi Ahmad Dahlan,tanpa ada pembagian

kerja yang jelas antar pengurus,strukur organisasi yang masih sederhana,jumlah anggota yang

Page 3: Abad Muhammadiyah

relatif sedikit,dan pembentukan cabang yang tersendat-sendat. Muhammadiyah identik dengan

ahmad dahlan, atau ahmad Dahlan identik dengan Muhammadiyah

Sebagai suatu organisasi, Muhammadiyah mulai mengalami perkembanganan yang penting

pada tahun 1920, ketika struktur organisasi ditata menjadi lebih jelas, peran para kader yang

semakin besar, serta dilakukan perubahan anggaran dasar untuk memeperluas lingkup geohrafis

kegiatan, lingkup dan jenis kegiatan organisasi menjadi lebih luas lagi sejak anggaran dasar

organisasi diubah lebih lanjut pada tahun 1921. Muhammadiyah priode pertama ini berakhir

pada tahun 1923 ketika ahmad dahlan meninggal dunia.

1.   Mencari Kekuatan Hukum

Walaupun Muhammadiyah telah didirikan pada tanggal 18 November 1912, tidak berarti

bahwa secara resmi organisasi ini sudah diakui sebagai suatubadan hukum oleh pemerintah

Hindia –Belanda. Sesuai dengan peraturan yang berlaku, Muhammadiayah dengan bantuan Budi

Utomo Cabang Yogyakarta mengajukan permohonana resmi kepada pemerintah Hindia-Belanda

agar Muhammadiyah mendapat pengakuan sebagai organisasi yang memepunyai kekuatan

hukum pada tanggal 20 desembar 1912, akan tetapi, usaha intuk mendapat pengakuan resmi ini

tidak berjalan dengan lancar dan harus melalui peroses yang panjang karena adanya sikap hati-

hati dari penguasa kolonialais maupun ketiak pahaman serta kecurigagan beberapa elit agama

lokalyang ikut dalam prorses penetuan pemberian izin ini.

Setalah menerima semua saran dan pertimbangan dari semua pihak, Gubenur Jenderal secara

resmi meminta muhammadiyah mengganti kata “jawa dan madura” pada anggaran dasar menjadi

“Residensi Yogyakarta” setelah melakukan rapat anggota pada tanggal 15 Juni 1914,

permintatan perubahan itu dipenuhi oleh muhammadiyah. Akhirnya, berdasarkan

besluitpemerintah nomor 81 tanggal 22 Agustus 1914, pemerintah Hindia-Belanda mengakui

Muhammadiayah sebagai sebuah badan hukum yang melaksanakan kegiatan di kalangan umat

islam di wilayah Residensi Yogyakarta.

2.   Membangun dasar gerakan

Sebagi sutu organisasi yang baru didirikan dan diakui secara resmi, Muhammadiyah yang

masih bergantung pada ahmad dahlan mulai membangaun dasar gerakan untuk mewujudkan

tujuan organisasi, yang terfokus pada penyebaran pengajaran agama kanjeng Nabi Muhammad

SAW kepada penduduk bumi putra di ersidensi Yogyakarta dan memajukan hal agama para

anggotanya. Tujuan organisasi dipengaruhi oleh ide-ide pembaharuan islam selain itu juga dilatar

belakangi kondidsi sosisal budaya,ekonomi, maupun politik yang dihadapi masyarakat muslim

pribumi di indonesia pada masa itu.

Berdasarkan tujuan Muhammadiyah berusaha untuk menyebarkan ajaran agama islam seperti

yang diajarakan kanjeng Nabi Muhammad SAW, bukan agama islam uangbtelah bercampur

dengan paham animisme, dinamisme, dan unsur-unsur sejenis lainya. Namun Muhammadiyah

menyebarkan ajaran agama islam yang murni, yang bersumber dari Al-Quran dan Sunah shohih.

Page 4: Abad Muhammadiyah

Sebagai upaya penyebaran ajaran agama islam yang murni maupun ide-ide pembaharuan

lain, secara umum kegiatan utama Muhammadiyah dapat dibedakan dalam empat hal:

1.      Menyelenggarakan sekolah sendiri yang mengajarkan ilmu umum ditambah ilmu agama islam.

2.      Mengadakan kursus agama islam dan propaganda dalam bentuk pertemuan-pertemuan informal.

3.      Mendidrikan, memelihara,membantu penyelenggaran tempat berkumpul dan masjid yang

dipergunakan untuk berbagai kegiatan yang berhubungan dengan agama islam.

4.      Melalui tulisan sesuai dengan perkembangan dalam bidang pendidikandan penerbitan

3.      Perluasan lingkup organisasi dan kegiatan

Muhammadiyah memperluas daerah-daerah di luar wilayah yogyakarta terjadi setelah tahun

1920,perluasan Muhammadiyah terjadi secara cepat,demikian juga penyempurnaan gerakan

Muhammadiyah melalui berbagai perlengkapan organisasi di dalam persyarikatan

Muhammadiyah. Perluasan tersebut dapat dwujudkan karena adanya kekompakan antara ide-ide

pembaharuan K.H Ahmad Dahlan dengan para pengurus dan anggota Muhammadiyah pada

masa awal tersebut.

a.    Menata kelembagan gerakan:pendirian bagian-bagian

Kegiatan para kader Muhammadiyah itu segera diketahui oleh hoofdbestuur Muhammadiyah,

khusunya oleh Ahmad Dahlan. Sebagai upaya untuk mengatasi pembenturan, persaingan yang

tidak sehat, serta dapat diarahkan menjadi suatu kegianatan yang teratur dan efektif, Ahmad

Dahlan mengusulkan agar kegiatan para pemuda itu dimasukan menjadi satu dengan kegiatan

hoofdbestuur Muhammadiyah. Usulan tersebut segera diterima oleh hoofdbesturr dalam

sidangpada bulan april 1920 karena kegitan tersebut sama dengan kegiatan yang selama ini

dilakukan oleh hhofdbestuur. Berdasarkan rapat anggota tanggal 17 juni 1920, kegiatan

parakader Muhammadiyah itu secara resmi dijadikan bagian dalam kepengurusan hoofdbestuur

Muhammadiyah.

Sejak itu Hoofdbestuur Muhammadiyah dilengkapi oleh empat bagian

1.   Bagian sekolah, merupakan kegiatan muhammadiyah yang berkaitan dengan pendidikan dan

sekolah Muhammadiyah.

2.   Bagian tablig, merupakan kegiatan muhammadiyah yang menyangkut masal penyiaran dan

pengajaran agama islam.

3.   Bagian taman pustaka, merupakan kegiatan Muhammadiyah yang berhubungan dengan

karangan,penerbitan, dan penyiaran berita berkala paham Muhammadiyah tentang islam dan

kemajuanya.

4.   Bagian penolongan kesengsaraan umum, merupakan kegiatan yang berhubungan dengan urusan

penyatunan anak yatim, fakir miskin, dan kesengsaran umumlainya.

Setelah pembentukan empat bagian itu, pekerjaan hoofdbestuur yang dilakukan oleh Ahmad

Dahlan bersama delapan anggota lain terbagi menjadi dua. Pertama, memimpin dan mengawasi

semua bagian persyarikatan. Kedua, menangani langsung pekerjaan yang harus dilakukan ahmad

Page 5: Abad Muhammadiyah

dahlan. Seperti berhubungan dengan pemerintah, dengan organisasi atau lembaga lain, atau

daerah binaan baru.

Selain itu muhammadiyah juga mengadakan perluasan aktivitas dan sasaran daerah atau wilayah

dengan cara melakukan perubahan anggaran dasar, perluasan ini pada dasarnya dilatarbelakangi

beberapa hal :

1.   Munculnya keinginan orang-orang yang tinggal di luar wilayah Residensi Yogyakarta,

membentuk kelompok pengajian di tempat mereka tinggal atau bertugas, serta para anggota

Muhammadiyah yang harus meninggalkan Yogyakarta karena alasan keluarga maupun

pekerjaan, tetepi tetap ingin menjadi anggota Muhammadiyah.

2.   Banyaknya permintaan orang dari beberapa daerah di pulau jawa untuk menjadi anggota

Muhammadiyah setalah mendengar ceramah Ahmad dahlan dalam rapat Budi utomo, serta

peranan Ahmad Dahlan sebagai komosaris penasihat urusan agama di dalam organisasi sarekat

islam.

b.   Perluasan gerakan dan pendirian cabang

Perkembangan jumlah anggota ini berhubungan langsung dengan penammabahan jumlah

cabang, setelah kegagalan pembentukan cabang sampai tahun 1920 cabang-cabang baru muncul

pada tahun berikutnya, terutama sejak perubahan anggaran dasar pada pertengahan tahun 1921.

Sebelum terjadi perubahan anggaran dasar, aktivitas cabang Muhammadiyahdidaerah lain

dilakukan oleh organisasi yang mempunyai nama berbeda,

Pada tahun 1921 tercata ada 5 cabang Muhammadiyah, pada tahun berikutnya, dari 6

cabang baru yang dibentuk, semuanya berada di luar wilayah residensi Yogyakarta, keadaan

yang sama terjadi pada tahun 1923 ketika 3 cabang baru di bentuk di wilayag jawa tengah,

kemudian pada akhir tahun 1923 jumlah cabang Muhammadiyah yang tercatat secara resmi ada

14 cabang.

Perluasan kegiatan Muhammadiyah semakin terasa jika dihubungkan dengan amal usaha

yang dilakukan, terutama dalam bidang pendidikan melalui sekolah. Setelah pembentukan dasar

pada peeriode sebelumnya melalaui penyelenggaran sekolah angka 2 dan sekolah calon guru,

sekolah-sekolah Muhammadiyah trus berkembang pada periode berikutnya.

Kegiatan muhammadiyah makin tahun semakin membaik, baik secara aktivitas organisasi

maupun kelembagaan seperti tersebarnya cabang-cabang Muhammadiyah di berbagai daerah,

pada waktu itulah juga Ahmad dahlan dipanggil sang kuasa pada tanggal 23 Februari 1923,

bertepatan dengan tanggal 7 Rajab 1340 Hijriyah. Ia meninggalkan organisasi Muhammadiyah

yang sedang berkembang pesat, perluasan cakupan geografis dan bentuk kegiatan, struktur

organisasi yang teratur, pembagian kerja yang jelas, serta adanya kontribusi yang besar dari para

kader dalam sebagian besar kegiatan organisasi pada masa-masa akhir kepemimpinan Ahmad

Dahlan.

Page 6: Abad Muhammadiyah

4.   Keagamaan muhammadiyah 1924-1937

Saat Ahmad Dahlan meningal dunia Pada tahun 1923 M telah meninggalkan warisan yang

sangat berharga yakni ide pembaharuaan , Muhammadiyah di lihat dari organisasi modern sudah

memiliki infrastruktur yang yang baik. Pada saat itu telah mencapai tujuan pendirian

Muhammadiyah. adapun generasi selanjutnya masih memeihara peninggalan Ahmad dahlan

a.             Warisan Intelektual Ahmad Dahlan

Ahmad dahlan meniggal dunia setelah kurag lebih 12 tahun mendirikan Muhammadiyah.

Beliau meninggalkan Muhammadiyah dalam keadaan yang sudah mapan dan memilki dasar-

dasar yan sudah cukup kokoh. Dibawah Ahmad Dahlan muhammadiah mengalami masa

pembentukan dan peletakan dasa-dasar orgaisasi.infra sruktur yang di bangun pada Masanya

atara lain, (1). Bagian Tabligh/dakwah; (2).bagian sekolahan;( 3) Bagian Aisyiyah; (4) bagian

penolong kesengaraan umum ( PKU ); (5) bagian Hizbul Wathan; dan (6 )bagian penolong haji.

Bagian tabligh/ dakwah adalah yang paling menonjol kegiatannya.pada tahun 1923,

Muhammadiyah 84 mubaligh, 31 di antaranya terdapat di Yogyakarta, 14 d Surabaya,11 di solo

dan 8 di Jakarta, 7 di purwekerto,8 di pekajangan dan 5 di purbolinggo,di samping juga memilki

35 mubalighoh di Yogyakarta dan 2 di purwekerto. bagian sekolahan juga memperlihatkan

kegiatan yang sana berarti.bibit sistem pendidikan modern muhammadiyah sudah ada sejak satu

tahun sebelum di dirikan Muhammadiyah dengan di dirikannya StandaardschoolI di suronatan

pada tahun 1911. Dan Pada tahun 1919 didirikan juga Kweekschool Islam yang bertempat di

Notoprajan bagi murid laki-laki, dan sebagian lagi di kauman untuk perempuan.

Bagian Aisyiyah di dirikan pada tahun 1918, sebagai penjelmaan dari suatu perkumpulan

yang disebut Sopo Tresno-asa bahasa jawa berarti ’siapa Cinta’ yang para anggotanya terdiri dri

wanita pembatik. Aisyiyah menitik beratkan kegiatannya pada kegiatan-kegiatan sosial

keagamaan dan pendidikan di kalangan para wanita.

K.H.Ahmad dahlan tidak hanya tertarik kepada kegiatan anak-anak dan pemuda seperti

hzbul wathan yang didirikan pada tahun 1918 tetapi juga memperhatikan nasib kaum miskin,

anak-anak yatim dan orang-orang sakit.berangkat dari keprihatinan inilah bagian penolong

kesengsaraan umum ( PKU ). pada tahun 1922 bagian ini sudah berhasil mendirikan panti

asuhan,sebuah kelinik dan sebuah poliklinik. Pada tahun ini pula didirikan suara Muhammadiah

Di antara ucapan-ucapan K.H, Ahmad dahlan yang selalu di ingat para pengikutnya

adalah, “ saya mesti bekerja keras untuk meletakan batu pertama dari pada awal yng besar ini

( Muhammadiyah ). Kalau saya lambatkan dan saya hentikan karena sakitku ini, tidak ada orang

yang sanggup meletakan dasar itu. Saya merasa baha umr saya tidak akan lama lagi, maka, jika

saya kerjakan lekas yang tinggal sedikit ini, mudahlah yang dataang kemudian

menyempurnakannya,”

b.            Gagasan Keagamaan dan Praksis Gerakan Muhammadiyah

Pada masa kepemimpinan K.H. Ibrahim, Muhammadiyah mengalami perkembangan yang

pesat di lihat dari perluasan organisasi. Muhammadiyah sudah tersebar luas di hampir seluruh

Page 7: Abad Muhammadiyah

kepulauan Indonesia.dari 15 cabang di jawa pada tahun 1923 menjadi 51 cabang pada tahu 1926,

dan menjadi 153 I tahu 1932.

1.            Perkembangan Muhammadiyah di Jawa

tabel perkemabangan Muhammadiyah selama Kurun waktu 1924 - 1933

Tahun Jawa Barat Jawa

Tengah

Jawa

Timur

Madura Jumlah

1923 2 12 1 0 15

1926 4 24 18 5 51

1932 7 112 26 8 15

Perbedaan angka dalam tabel di atas menunjukan beberapa hal penting yang

menggambarkan latar belakang perkembangan Muhammadiyah di Jawa.

Pertama, peningkatan jumlah tersebut terutama terjadi ketika Muhammadiyah dua peristiwa

penting ;timbulnya pemberontakan PKI 1926/1927 dan keputusan Sarekat Islam Yang

melakukan “disipin” dan beakibat pmisahan anatara Muhammadiyah dan Sarekat Islam.

Kedua, perkembangan tersebut terjadi di tempat muhammadiyah yang sudah berkembang pada

masa-masa sebelumnya.

Ketiga, kelambanan perkembagan muhamaiyah di jawa barat dan jawa timur berkaitan dengan

adanya organisasi-organisasi keagamaan seperti Persis dan PUI.dan di jawa timur oleh

banyaknya Nahlaul Ulama.

2.            Perubahan dalam Organisasi

Salah satu perubahan penting dalam oganisasi pada kurun kepemimpinan K.H. Ibrahim di

tandai dengan majlis tarjih di tetapkan dalam kongres ke -16 Muhammmadiyah tahun 1927 di

mempersatukan jalan hokum islam dalam kalangan Muhammadiyah (2)Mengamat-amati jalan

persyarikatan Muhamadiyyah berkaitan dengan Hukum islam. Cukup banyak keputusan yang

telah di ambil oleh majlis tarjih, baik berupa tuntunan yang menyangkut pelaksaan ibadah

mahdah maupun pemecahan terhadap berbagai masalah yang di hadapi oleh dan dalam

masyrakat. Semua keputusan tersebut menjadi pedoman yang sangat bagi para anggota

Muhammadiyah pada umumnya dalam melaksanakan kewajiban agama.

Hingga tahun 1933 , anggaran dasar Muhammadiyah sudah mengalami perubahan

sebanyak tiga kali , dua kali di masa K.H. Ahmad dahlan dan sekali di masa K.H. Ibrahim,

sampai suatu persyarikatan,Muhammadiyah memperoleh pengakuan dari pemerintah

berdasarkan Keputusan pemerintah RI tangal 22 Agustus 1914. Menurut artikel 2 anggaran

dasar pada waktu itu tujuan Muhammadiy adalah (a) mengajarkan pengajaran agama kanjeng

nabi Nabi Muhammad SAW kepada penduduk bumi putri di alam residensi Yogyakarta (b)

memajukan hal agama kepada anggot-anggotanya.tujun tersebut kemudia di rubah berdasarkan

keputusan pemerintah no 40 tanggal 16 agustus 1920 menjadi (a) memajukan dan

Page 8: Abad Muhammadiyah

menggembirakan kehidupan ( cara hidup ) spanjang kemauan agama islam kepada lid-lidnya

( para anggotanya)

Berdasarkan persidangan umum yang di selenggarakan pada tanggal 27 februari 1921,

artikel 4 ( tentang anggota )dan artikel 7 ( pendirian cabang )juga mengalami perubahan seperti

tabel berikut :

Artikel no LAMA BARU

4 Sekut biasa itu hanyalah

orang-orang yang beragama

isa di residen Yogyakarta

Orang menjadi donator jika

ia suka menolong

perhimpunan itu degan

memberi derma setahunnya

sekrang-kurangnya ,f2,50

atau di bayar sama skali

banyaknya f25

Sekutu biasa itu hanyalah orang-

orang beragama islam di Hindia-

Nederland saja.

Berapa banyaknya uang

peberiannya donator dan

kontribusinya sekutu dan

bagaimana caranya memungut

segala uang itu di atur dalam

undang-undang kecil

(haishoadelijk reglement (anggaran

Rumah tangga.

5 Maka pemeritah persarikan

itu ada di tangannya satu

hoofdbestuur, bananya

Sembilan anggota yang di

pilih dar anggautanya

pesarikatan itu , jalur satu

presiden, sau vice

puesidente satu sekretaris

nomer satu dan nomr

dua,satu tehasurier

( benahara )dan empat

komisaris.yang mulai

menjad anggauta daari

hoofdbestuur, adalah :

1.M. ketibbamin , haji

Ahmad Dahlan

2.M.Penghulu, Abdullah

Sirat

Jalannya pekerjaan persarikatan itu

ada di tangan hoodbestuur, yang

sekurang-kurangnya ada 9 orang

lidnya, terpilih dari sekutu

persarikatan itu.

Hofdbestuur boleh menambahi

bayaknya lidnya itu menurut

keperuannya.hal ini akan di sahkan

dalam perkmpulan umum tahunan.

Page 9: Abad Muhammadiyah

3. R.Ketib Cendana, Haji

Ahmad

4. Haji Abdul Rahman

5. R.Haji Sarkawi

6. M.Gebayan, Haji

Mohammad

7. R.haji Djaelani

8. Haji Akis (Anis )

9.M.carik, haji Mohammad

Fqih

7 Jikalau daam sebuah tempat

di Residen-yogyakarta ada

sekutu persarikatan ini lebih

10 orang ..dan sterusnya

Jikalau daam sebuah tempat di

Hindia-Nederland ada sekutu

persarikatan ini lebih 10

orang ..dan sterusnya

Keputusan di atas di sahkan melaui keputusan Pemerintah nomor 36 tanggal 2

september1921. Selanjutnya, kongres ke 22, yang di selenggaraka di semarang pada 21-28 juni

1933, telah pua mengubah beberapa artikel anngaran Dasar .perubahan ersebut kemudian di

sahkan oleh kongres ke 23, 19-35 juli 1934 di Yogyakarta. Perubahan-perubahan terakhir itu

menyangkut penambahan ayat tenatanf usaha organisasi ,jenis anggota, donator, pemilihan masa

kerja hoofdbestuur p, perubahan anggaran dasar dan tentang hak milik persarikatan.

3.      Perkembangan Muhammadiyah di Luar Jawa

Perkembangan Muhammadiyah di luar jawa adalah di Sumatra. Mulai masuk

Sumatra pada tahun 1925 di minangkabau melalui haji Abdul Karim Amrullah, yang di kenal

juga dengan haji Rasul, Bagi Muhammadiyah, minangkabau adalah sperti Yogyakarta bgi Jawa.

Di sana muhammadiya berkembang pesat. Penyebabnya adalah.

1.   sejak awal tahun 1920-an sudah muncul aum modernis islam yang di pelopori kaum muda,

sehinga muhammadiyah mudah d terima.

2.   para pemimpin Muhammadiyah minangkabau adalah ulama minangkabau asli dan mereka

memperoleh dukungan yang kuat dai masyarakat.

3.   para peimpi tersebut umumnya memilki hubungan kekeluargaan yang sangat akrab satu sama

lainnya, baik karena daeah maupun perkawinan.

Di kalimatan , perkembanagn Muhammadiah terjadi melalui keluarga haji Djapri Yang tinggal di

teluk Betung, Dekat Amuntai. Secara diam-dia dia mejadi pengagum.dan pada tahu 1923 ia

menirimka dua putrannya ntuk belajar di Kweekschool Muhammadiyah Yogyakarta, di Sulawesi

selatan, muhammadiyah berkembang melalui pedagang asal Jawa.Muhammadiyah di smatra

slatan di dirikan pada 17 Ramadhan 1345 H, berteaan dengan 4 April 1926 dengan ketua

pertamanya H.Jusuf Dg.Mattiro,di Batonaga

Page 10: Abad Muhammadiyah

5.      Perkembangan dan dinamikagerakan muhammadiyah 1934-1937

Setelah K.H Ibrahim Wafat, Jabatan Pimpinan Muhammadiyah di serahkan

kepada K.H Hasyim yag di pilih pada Kongres ke 23 di Yogyakarta tahun 1934.

K.H Hasym di lukiskan sebagai orang yang memilki dua macam keahlian:bidang

administrasi da management menurut ukuran zamannya dan terutama di idang syariat

Islam.minatnya yang pokok tertuju pada pendidikan dan pengajaran. Karena jasanya memajukan

masyarakat melalui bidang pendidikan dan pengajaran itu . beliau mendapatkan anugrah binang

Ridder orde Van Oranje Nassau dari Ratu Keajaan Belanda.

a.       Pertumbuhan Organisasi dan Lembaga Pendidikan

Muhammadiayah di bawah pimpinan K.H Hisyam tamapak menonjol , baik dari

kualitasdan kuantitas. Dalam kepemimpinannya Muhammadiyah masuk dalam masa yang di

sebut sebagai “ The Years Of Prominence”.tahun-tahun kepeloporan dalam sejarah

Muhammadiyah berlangsug tahun1934-1942.baik sebagai gerakan perubahan social maupun

pembaruan keagamaan.

Dari Segi pertambahan jumlah cabang dan ranting, pada tahun 1937 tampak

adanya perkembangan pesat di seluruh inonesia. Pada tahun 1932 jumlah cabang dan ranting

baru mencapai 283 buah, atau 437 buah menurut sumber lainnya. Lima tahhun kemudian jmlah

tersebut menigkat menjadi 921 buah dengan 112.850 anggota, sejalan dengan bertambahnya

jumlah cabang dan ranting Muhammadiyah, kegiatan di bidang sosialpengajaran juga megalami

peningkatan dan perkembaangan.

b.      Ide-ide Keagamaan

Cara yang di perlukan mencapai apa yang disebut sebagai hajat atau tujuan

muhammadiyah–di tentukan dalam anggaran dasar pasal 3 :

1.      Mendirikan dan memelihara atau membantu sekolah-sekola yang diberi pengajaran hal

pemulaan ajaran islam juga, lain dari pada ilmu –ilmu yag biasa di ajarkan di sekolah.

2.      Mengadakan perkumpulan sekutu- sekutunyadan orang-orang yang suka dating, di situlah di

bicarakan perkara-perkara agama Islam

3.      Mendirikan dan memlihara atau membantu tempat sembahyang ( rumah-rumah wakf dan

masjid ), yang di pakai melakukan agama islam buat orang banyak

4.      Menerbitkan serta membantu terbitnya kitab-kitab, kita khotbah, kitab sebaran, urat kabar,

semuanya itu yang memuat perkara ilmu agama islam, lmu ketertiban cara islam, dan I’tikad cara

islam

5.      Menolong kesengsaran serta memelihara orang-orang miskin da anak-anak yatim yan terlantar;

dan

6.      Mendidik anak-anak an pemuda-pemuda supaya kelak menjadi orang islam yang berari

6.      Aktivitas muhammadiyah

Page 11: Abad Muhammadiyah

Secara umum muhammadiyah bergerak pada bidang pendidikan , social kemasyarakatan,

ketarjihan, keanggotaan, dan peluasan wilayah serta oranisasi otonom.badan tersebt sebagai

instrument untuk menggerakan ide dan gagasan keagamaannya dalam rangka memajukan

kehidupan umat dan bangsa.

a.       Pendidikan

Muhammadiyah adalah salah satu organisasi islam yang menekankan perbaikn

hidup beragama dan menggiatkan amal-amal pendidikan dan social. Dengan adanya kegiata di

bidang tersebut, di harapkan akan lahir intelektual ulama, Sebagai realisasinya, pada tahun 1924

di dirkanlah madrasah mua’limat . sebetulnya sekolah tersebut adalah Kweekschool

Muhammadiyah

Dari sistim perguran yang ada, muhammadiyah mempunyai dua system

pendidikan .pertama . mengikuti system sekolah pemerintah yang sudah ada dengan menambah

roh dan agama. Kedua, mendirikan lemabaga penddikan yang berdirikan muhammadiyah, yang

mutu, sifat, dan cara-cara mengajarnya menpunyai corak tersendiri.

Pada tahun 1932 Muhammadiyah sudah mengpoprasikan 316 sekolah di Jawa dan

Madura, dan 207 di antaranya memakai system barat, 88 sekolah agama, dan 21 sekolah

memakai system lain.

b.      Sosial Kemasyarakatan

Di bidang social muhammadiyh mendirikan rumah sakit, poliklnik, dan rumah yatim, gerak

Muhammadiyah dalam bidang social sudah mulai tampak pada tahin 1920-1930. Seperti halnya

penolng kesengsaraan umat (PKU)

c.       Ketarjihan

Majlis tarjih di dirikan atas dasar keputusan kongres organisasi di pekaongan pada tahun

1927. Fungsi majlis ini adalah mengeluarkan fatwa atau memastikan hukum tentang masalah-

masaah tertentu , misalnya; adalah malah yang berkaitan dengan system bank, upacara-upacara

yang di lakuka oleh gerakan kepanduan dan menhadapi api unggun, soal pakain dan sebagainya.

Diantara keputusan yang di ambil oleh majlis tarjih adalah pada tahun 1932 yaitu ; wanita

idak boleh bepergian untuk sehari atau lebih lamanya kecuali jika I temni oleh seorang muhrim.

d.         Keanggotaan dan Perluasan Wilayah

Perluasan wilayah dan keanggotaan Muhammadiyah berlangsung secara cepat di bawah

kekuasaan dua tokoh; K.H Hisyam yang menjabat pada tahun 192-1936 dan K.H Mas Mansur

yang menjadi ketua pada tahun 1936-1942. Hal itu dapat di lihat dari jumlah cabang dan ranting

yang ada pada tahun1933, yang mencapai 599 buah.

e.       Organisasi Otonom

Bagian organisasi ini adalah Aisyiyah, Nasyiatul aisyiyah, dan Hizbul Wathan.

1.      ‘Aisyiyah

Beberapa kegiatan Aisyiyah pada wktu itu ;

1.      Gerakan pemberantasan Buta huruf ( PBH ), baik berupa huruf arab maupun latin

Page 12: Abad Muhammadiyah

2.      Menerbitkan majalah wanita suara Aisyiyah (192)

3.      Bersama-sama dengan organisasi wanita lain, pengurus membentuk badan Federasi dengan

nama kongres perempuan Indonesia ( sekarang Kowani), berjuang untuk membebaskan

bangsanya dari kebodohan.

4.      Mengadakan kursus bahasa idonesia

5.      Mengadakan Babi Show dalam rangka perhatiannya tentang kesehatan ibu dan anak (1934)

6.      Dalam kongres yang ke 27 di Medan di putuskan agar Aisyiyah menambah usahanya, yaitu

menyantuni anak yatim dan fakir miskin yang terkena musibah. Usaha yang lain adalah

pendirian taman kanak-kanak ( 1939)

2.      Nasyiatul ‘Asyiyah

Organisasi ini merupakan kelanjutan dari perkumpula Siswa Praya Wanita ( SPW). Dalam

kongresnya yang ke 18 (1929) muhammadiyah mengharuskan semua cabang di Indonesia

mendirikan Nasyiatul Aisyiyah. Pada tahun 1935 Nasyiatul Aisyiyah mengadakan Shalat Jum’at

bersama, tabligh ke luar kota dan kampung-kampung, mengadakan kursus administrasi, dan ikut

memasyarakatka organisasi Muhammadiyah.

3.      Hizbul Wathan

Hizbul Wathan merupakan Bagian dari Muhammadiyah yang diserahi tugas untuk

menangani pergerakan anak-anak dan pemuda dengan jalan memberikan pelajaran keagamaan

dan pengetahuan yang lain, sehingga anak-anak dan pemuda Muhammadiyah mempunyai

idenditas khas dan siap menggantikan alih tugas kepemimpinan di lingkungan muhammadiyah.

7.      Muhammadiyah pada masa pendudukan jepang

Muhammadiyah melalui K.H Mas Mansur mempunyai interaksi yang khas dengan

Jepang. Di satu sisi Muhammadiyah memilki wakil dan peran penting dalam Pusat Tenaga

Rakyat (Putera) namun melalui tokoh lain, Ki Bagus HadiKusumo tetap dapat menunjukan sikap

yang kritis, terkait penolakan penghormatan Tenno Haika dengan Membungkukan badan kearah

matahari terbit.

a.       Penduduk Jepang dan eksistensi Muhammadiyah

pada priode Muhammadiyah di bawah K.H Mas Mansur, Jepang Menyerbu Indonesia.

Dengan maksud untuk mendapat simpati umat Islam, setelah berkuasa jepang bersikak lunak

terhadap muhammadiyah. Gerakan dakwah yan di lakukan Muhammadiyah berjalan biasa.

Jepang berusaha menghlangka kean bahwa kehadiran mereka tidak untuk menjajah,

dengan jalan.Pertama, mengikut sertakan tokoh-tokoh kebangsaan organisasi atau lembaga

dalam pemerintahan Jepang. Kedua, menggunakan Bahasa Indonesia di amping bahasa jepang

sebagai bahasa resmi dalam lembaga-lembaga pemerintahan.

Setelah pemerintahan jepang berjalan sekitar tiga bulan, tekanan kepada bangsa Indonesia

mulai di rasakan. Jepang mulai menerapkna peraturan-peratuaran yang di buatnya; menyanyikan

lagu kimagayo,seikerei ( pengh9 penghormatan kearah matahri). Seikerei badi umat islam di

Page 13: Abad Muhammadiyah

ibaratkan ruku’.seikerei inilah yang merisauan umat islam. Maka, di pimpin Muhammadiyah,

rakyat Indonesia melakukan protes.bagi muhammadiyah, umat islam tidak di benarkan

melakukan seikerei.oleh sebab itu Ki Bagus Hadikusumo terus beruding dengan pengurus

Muhammadiyah lainnya. Selanjutnya di putuskan bahwa seikerei di larang bagi umat slam.

b.      Dilema Hubungan dengan penguasa

Pada 10 september 1943 mengumumkan status Muhammadiyah dan Nahdlatul ulama.

Meskipun Status Muhammadiyah aman, pemerintah mengharapkan agar pimpinan mengajukan

permohonan pendirian pekmplan agama. Pada 6 april 1943 Ki Bagu Haikusumo memohon izin

dengan mengubah tujuan agar sesuai dengan misi pemerintah. Permohonan Ki bagus

Hadikusumo tersebut memperoleh tangapan dari Gunseika dengan memberikan izin atas

berdirinya Muhammadiyah.

Pengabulan permohonan tersebut membuka kesempaan bagi Muhammadiyah untuk

mnyelenggarakan kegiatan, membangun kembali komunikasi, dengan cabang-cabang yang telah

terhenti selam dua tahun. Konsolidasi dan penataan kembali organisasi yang suadah rusak

menjadi agenda penting setelah memperoleh status badab hukum.

Dalam kondisi politik yang tidak menentu, dimana posisi organisasi social pribumi sangat

memugkinkan sikp-sikap polotik ormasseperti Muhammadiyah hanya formalitas, mereka

mengakui kekuasaan pemeritah, tetapi bersifat simbolik belaka, siakap anti terhadap Dai Nippon

tidak di tunjukan secara terbuka, tetapi membingkai kegiatan Muhammadiyah dan membangun

kesadaran bahwa tata cara member hormat kepada jepang seperti orang ruku’ merupakan suatau

tingkah laku menyimpang dari ajaran islam.

C.     DINAMIKA SOSIAL, POLITIK, DAN KEAGAMAAN MUHAMMADIYAH PERIODE

TAHUN 1945-1965

1.      Pergulatan di PPKI dan mukadimah

Pada 22 Juni 1945 elit-elit politik yang diwakili oleh berbagai aliran (nasionalis religius

dan kebangsaan) menyepakati bahwa umat islam diatur secara khusus dalam konstitusi dengan

diktum “kewajiban menjalankan syariat Islam bagi pemeluk-pemeluknya”. Ini merupakan

kompromi politik maksimal yang dapat dilakukan pada waktu itu, tetapi kompromi politik

sebagai “jalan tengah” tersebut diprotes oleh opsir Kaigun Angkatan Laut Jepang. Protes tersebut

disampaikan melalui Hatta pada sore hari tanggal 17 Agustus 1945. Menurut dia, kalau tujuh

kata dalam Piagam Jakarta itu diteruskan, Indonesia bagian timur akan memisahkan diri dari

Indonesia. Sebelum dimulai sidang PPKI pada 18 Agustus 1945, Hatta menyampaikan kepada

wakil-wakil islam perihal keberatan Opsir Kaigun Jepang tersebut. Semula wakil-wakil Islam,

Khususnya Ki Bagus Hadikusumo (ketua Umum PP Muhammadiyah), menolak penghapusan

tujuh kata yang telah disepakati tersebut, tetapi karena desakan dan ancaman disintegrasi, Ki

Bagus akhirnya menerima dengan menegaskan bahwa Ketuhanan Yang Maha Esa adalah

Page 14: Abad Muhammadiyah

Tauhid. Penerimaan itu sebagai manifestasi bahwa kalangan Islam mementingkan Keutuhan

Bangsa daripada Kepentingan golongan dan Agama.

2.      Perjuangan kemerdekaan dan pembentukan masyumi

Pendirian partai politik tidak semata-mata berorientasi pada kekuasaan, tetapi partai

dibentuk dan didukung dalam rangka merealisasikan misi amar makruf nahi mungkar. Oleh

karena itu, partai harus menjadi sarana untuk mewujudkan dan memajukan kehidupan umat,

merekatkan ukhuwah Islamiyah, dan mendorong demokratisasi bangsa. Penguatan integrasi

bangsa, demokrasi, pencapaian kesejahteraan sosial warga merupakan pesan penting dari

proklamasi kemerdekaan Indonesia pada 17 Agustus 1945.

Warga Muhammadiyah menganggap bahwa perjuangan mempertahankan negara

merupakan salah satu bagian dari cita-cita yang ingin dicapai. Oleh karena itu, peran aktif dalam

perjuangan mempertahankan negara pada hakekatnya sejalan dengan ide perjuangan

Muhammadiyah sendiri.

Ketika sebagian umat islam ikut ambil bagian dalam perjuangan kemerdekaan, Sukiman

tampil sebagai sponsor berdirinya Majelis Syura Muslimin Indonesia (Masyumi). Berdirinya

partai Masyumi ini sangat erat dengan sikap politik luar negri Indonesia yang dituangkan dalam

Maklumat Politik tanggal 1 November 1945.

Pada tanggal 7 November 1945 partai politik dan organisasi Islam seperti Nahdatul

Ulama, PII, Sarekat Islam, dan Muhammadiyah secara bersama-sama bergabung dalam wadah,

yaitu Partai Masyumi. Tujuan Masyumi, seperti dirumuskan dalam anggaran dasarnya antara lain

untuk melaksanakan ajaran dan hukum islam di dalam kehidupan individu, masyarakat, dan

negara menuju keridaan Allah dan baldatun thayyibatun wa rabbun ghafur.

Kesepakatan bahwa Masyumi merupakan satu-satunya partai politik bagi umat Islam

mempunyai arti bahwa keberadaan partai Islam lain tidak diakui. Masyumi memperoleh

sambutan luas, baik nasionalmaupun lokal, organisasi politik maupun sosial keagamaan,

modernis maupun tradisionalis. Menurut Syafi’i Maarif, hanya Perti yang berpusat di

Bukittinggi, Sumatera Barat, yang tidak ikut dalam Masyumi, disebabkan oleh dominannya

kelompok modernis dalam Masyumi, Sementara kelahiran Perti sebagai reaksi atas kelompok

modernis. Keadaan ini berbeda dengan kalangan tradisional Jawa. Mereka tetap turut serta dalam

Masyumi. Ini dapat dimungkinkan karena antara kalangan modernis dan tradisionalis di Jawa

telah saling berkomunikasi sejak MIAI

3.      Membenahi program baru dan menata langkah pengabdian

Program kemanusiaan Muhammadiyah digalakan pada bidang social budaya, pendidikan,

dan social politik. Program tersebut dapat dilakukan dengan baik apabila diorganisasi dengan

tata administras yang professional. Penataan kelembagaan dan pembebahan program yang

didukung dengan administrasi kelembagaan akan membawa dampak pada upaya pembaruan

dalam rangka memengaruhi berbagai kebijakan pemerintahan, melakukan advokasi pada

masalah pendidikan, kemanusiaan, dan masalah agama Islam secara umum. Selain itu,

Page 15: Abad Muhammadiyah

modernisasi di berbagai bidang kehidupan memerlukan kerjasama dengan berbagai pihak

termasuk pemerintahan, sesame ormas islam, dan pihak-pihak lain yang memiliki visi

kemanusiaan dan visi kebijakan yang mendorong kea rah terwujudnya kehidupan social yang

adil dan sejahtera.

Muktamar ke-30 Muhammadiyah yang akan dilaksanakan diPurwokerto pada tahun 1941

terpaksa tidak dapat dilaksanakan karena berkecamuknya PD II. Sebagai jalan keluarnya dan

untuk mempertemukan kembali para pemimpin Muhammadiyah, diadakan pertemuan

antarcabang se-jawa tahun 1941 di Yogyakarta.

Kongres I, yang kemudian disepakati sebagai Muktamar Ke-31, berlangsung di Kota

kelahiran Muhammadiyah, Yogyakarta, tanggal 21-26 Desember 1950. Kongres ini ditandai

beberapa peristiwa penting yang mendahuluinya, yakni proklamasi kemerdekaan, Kongres

muslim Indonesia I yang sekaligus merupakan hari kelahiran partai Masyumi tanggal 7

November 1945, pemberontakan PKI Madiun yang dimulai tanggal 18 September 1945,

berlangsungnya KongresMuslim Indonesia di Yogyakarta 20-25 desember 1949 yang ditandai

oleh pemantapan persatuan dan kesatuan umat islam, munculnya gerakan DI/TII dengan Negara

Islamnya tanggal 7 Agustus 1949 penyerahan kedaulatan Negara Indonesia menjadi Negara

kesatuan dengan prakarsa Muhammad Natsir melalui mosi Integralnya tanggal 17 Agustus 1950.

Dalam Muktamar ke-31 telah diputuskan beberapa program, antara lain yang

menyangkut bidang sosial budaya, pendidikan, dan sosial politik sebagai berikut : mendorong

dan bekerja sama dengan pemerintah untuk memperbaiki kerusakan akhlak, meningkatkan

kesehatan rakyat; membentuk kapal haji dalam organisasi muhammadiyah; menggiatkan badan

perekonomian Muhammadiyah; mendesak Menteri Agama tentang pelaksanaan tunjangan

kepada madrasah, pemberi pelajaran adama di sekolah umum, dan bantuan kepada organisasi

agama; masalah warisan menjadi tanggung jawab raad agama; menyediakan studiefonds untuk

membiayai para pelajar yang sekolah di luar negeri; mendirikan Universitas Muhammadiyah;

Upaya Penoong Kesengsaraan Umum (PKU) menitik beratkan usaha dalam perawatan anak

yatim piatu; membentuk badan amal pembagian zakat; memperbaiki cara pemeliharaan yatim

piatu; supaya semua guru Muhammadiyah mendapat syarat pengangkatan dari pengurus besar;

memperkuat hubungan Muhammadiyah dengan pengurus besar; memperkuat hubungan

Muhammadiyah dengan umat Islam Indonesia dan luar Negeri; mengajukan usul kepada Badan

Kongres Muslimin Indonesia dan pemerintahan supayamengadakan Kongres Umat Islam

Sedunia dan persyarikatan blok-blok (kelompok-kelompok) Islam; mendesak pemerintahan

Indonesia supanya mengambil harta wakaf yang dirampas oleh jepang yang masih dipakai oleh

pemerintah ; Muhammadiyah, baik sebagai organisasi maupun perorangan, diperkenankan

menjadi anggota DPR; Muhammadiyah tetap menjadi anggota istimewa agama dan kementrian

PPK diserahkan kepada kebijaksanaan Pengurus Besar Muhammadiyah.

Mengembalikan roh Muhammadiyah sama halnya menanamkan kembali suatu

nilai yang tidak mudah dievalusai dalam waktu yang singkat. Dengan demikan penanaman

Page 16: Abad Muhammadiyah

kembali suatu nilai, baik di kalangan anggota maupun pemimpi, merupakan pekerjaan besar

sepanjanperserikatan itu ada. Dua program yang dicanangkan itu tampaknya sangat sederhana ,

tetapi pelaksanaannya sulit. Dalam sebuah tajuk rencana majalah Suara Muhammadiyah, tahun

XXVII, bulan April 1952 dengan judul “Sebesar Mulut Berkata, Masih Berat Bahu Memikul”,

tampaknya diakui keadaan sulit: memelihara jauh lebih sulit daripada membentuknya atau

semangat tidak lagi sehebat waktu mendirikannya.

Pada edisi berikutnya majalah Suara Muhammadiyah menurunkan tajuk rencana yang

berjudul “memelihara dan menambahkan amal”, yang lebih mengakui realitas. Tajuk rencana itu

diturunkan untuk memberikan pengertian kepada para anggota dan pimpinan Muhammadiyah

setelah megalami pancaroba agar terus memelihara Muhammadiyah dan menambah amal

Kebajikan pada masa akan datang.

a.       Penerbitan Administrasi

Menyadari akan pentingnya tertib administrasi tersebut, menurut komentar Hasyim,

seorang pembantu Ahmad Dahlan dalam usaha pendirian Sekolah Agama Islam di Kepanjen,

timbang terima dengan cara tertulis merupakan contoh yang perlu dilanjutkan dan peristiwa itu

baru terjadi pertama kali, sedangkan masa yang sudah-sudah cukup dengan cara lisan.

Karena anggota Muhammadiyah dari waktu ke waktu terus bertambah, kebutuhan akan

kartu anggota semakin banyak. Untuk mengantisipasi keadaan tersebut kemudian muncul

gagasan agar setiap daerah atau wilayah mencetak sendiri kartu anggotanya.

Untuk memudahkan pengurusan anggota di seluruh Indonesia, sebelumnya telah

dibuat formulir yang sifatnya nasional. Sejak tahun 1951 penomoran anggota dipusatkan di

pengurus besar Muhammadiyah. Tahun 1954 penyusunan surat telah menggunakann system

administrasi modern dengan napas islam. Selain telah digunakan penomoran yang jelas,

pernyataan hal, tanggal, juga ditambahkan pencantuman tanggal hijrah, pencantuman ayat Quran

dan ucapan salam. Masalah pembukuan keuangan mulai semakin ditertibkan. Hal ini terlihat

dalam laporan-laporan daerah, terutama dalam pengumpulan dana muktamar, sampai soal yang

kecil-kecil sejak dari masukan perseorangan, ranting, hingga pusat.

Saat yang tepat untuk melakukan perubahan kendali organisasi adalah forum

muktamar. Penyelenggaraannya biasanya melewati tahap persiapan, tahap muktamar itu sendiri,

dan tahap pascamuktamar pada tahap persiapan dibentuk panitia yang diberi nama Panitia Pusat

Muktamar Muhammadiyah (PPMM), yang anggotanya diambil dari pusat maupun daerah tempat

muktamar berlangsung. Untuk menyakinkan panitia agar seorang anggota atau pengurus dapat

hadir dalam suatu muktamar, ia harus membawa surat perwakilan atau mandate yang sah.

b.      Realisasi program dan interksi yang Terjadi

Salah satu program yang diamanatkan oleh muktamar ke-31 itu adalah mendorong dan

bekerja sama dengan pemerintah untuk memperbaiki akhlak. Keluarnya peraturan bersama yang

isinya adlaah pelaksanaan pendidikan agama sejak sekolah rakyat hingga sekolah lanjutan

pertama dan atas. Menanggapi peraturan tersebut, pimpinan Pusat Muhammadiyah menyerukan

Page 17: Abad Muhammadiyah

kepada pimpinan cabang dan ranting supanya ikut memikirkan langkah selanjutnya dalam

melaksanakan peraturan itu.

Dalam siding Tanwir tahun 1951 juga berhasil dirumuskan konsepsi tentang MAjelis

Ekonomi yang bertujuan antara lain mengatur kesempurnaan keluarga muhammadiyah dalam

menjalankanekonomi, mendirikan badan-badan ekonomi, menghimpun keterangan dan laporan

dari keluarga Muhammadiyah, dan menjadi bahan kontak diantara keluarga Muhammadiyah

dal;am bidang ekonomi.

Undang-Undang Perkawinan juga dibahas dalam SIdang Tanwir tahun 1951. Menurut

Muhammdiyah, agaknya terlalu dini diadakan Undang-Undang Perkawinan untuk umum, tetapi

khusus umat islam masih memungkinkan. Untuk itu dibentuk suatu panitia kecil yang terdiri dari

Mr. Kasmat sebagai ahli hokum dan ahmad Badawi sebagai ulama.

Dibidang pendidikan telah dibangun kembali Madrasah Mu’alimin Muhammadiyah pada

tanggal 10 Desember 1951. Sebagai realisasi Tanwir itu juga telah diputuskan pembentukan

badan Pemusatan Urusan Subsidi. Badan ini bertugas memberikan keterangan , tuntutan , dan

saran Kepada Muhammdiyah mengenai usaha meminta subsidi dan sokongan kepada pemerintah

dan instansi lain.

Sebagai realisasi putusan Muktamar ke -31, Pengurus Besar Muhammadiyah berhasil

memutuskan Qaidah MAjelis Hikmah yang bertujuan memperhatikan dan mempelajari hal ihwal

Muhammadiyah yang berkaitan dengan soal politik. Adapun tugas utamanya adalah

menghimpun keseimbangan politik mengenai agama dan umat islam pada umumnya serta

Muhammadiyah sendiri.

Untuk mengatasi krisis di tanah air, salah seorang anggota parlemen dan juga ketua

Pengurus Besar Muhammadiyah, Ki Bagus Hadikusumo, berpendapat bahwa dengan agamalah

krisis akhlak dan polotik dapat diatasi. Seseorang yang senantiasa berpedoman pada agama tidak

akan menjalankan suatu kebijakan politik yang hanya akan menimbulkan krisis, baik krisis

akhlak maupun politik.

Hubungan Muhammadiyah dengan Masyumi di daerah-daerah diatur berdasarkan

konvensi. Satu organisasi akan dikeluarkan dari keanggotaan istimewa Masyumi apabila

menyalahi haluan politik Masyumi, sesudah diberikan kesempatan untuk membela diri, atau

keluar atas permintaan sendiri.Adapun hak dan kewajiban anggota istimewa adalah memberikan

pertimbangan dalam menentukan haluan partai, mengajukan gagasan kepada pimpinan partai

untuk diperjuangkan menjadi kenyataan sepanjang tidak bertentangan dengan kepentingan salah

satu anggota istimewa, dan wajib ikut melaksanakan rencana politik Masyumi yang termasuk

dalam lingkungan pekerjaan.

Dalam Rapat anggota istimewa, banyak terdapat perbedaan pendapat diantara anggota,

yang mengakibatkan Nahdatul Ulama salah satu anggota istimewa memisahkan diri dari

Masyumi dan berdiri sendiri sebagai partai politik. Beberapa pengamat mengatakan bahwa

keluarnya Nahdatul Ulama dari Masyumi karena jabatan Menteri Agama dalam cabinet Wilopo-

Page 18: Abad Muhammadiyah

D.    PERKEMBANGAN MUHAMMADIYAH TAHUN 1965-1985

Dalam kurun waktu 20 tahun muhamdiyyah telah melangsungkan 5 kali mukhtamar yaitu

mukhtamar ke 37 (1968) di Yogyakarta, mukhtamar ke 38 ( 1971) di ujung pandang ,

mukhtamar ke 39 (1974) di padang , mukhtamar ke 40 (1978) di Surabaya, dan mukhtamar ke 41

(1985) di Surakarta. Periode 1962-1965 dan periode 1968 adalah periode dimana organisasi

muhammadiyyah menghadapi masalah yang pelik,masalah yang akan menentukan hidup

matinya muhammadiyah sebagai organisasi dan pada periode ini juga terjadi keruntuhan orde

lama yang selama ini memegang kekuasaan secara mutlak.

Diantara rumusan hasil mukhtamar dan tanwir untuk di catat adalah

1.      di tetapkannya partai politik sebagai proyek amal usaha muhammadiyyah serta di susunnya

Pandangan dan sikap politik muhammadiyyah

2.      penyusunan program pembangunan masyarakat desa yang kemudian di sempurnakan dalam

dakwah jemaah dan gerakat jamaah serta sistem pembinaan kader

3.      konsepsi pendidikan islam menurut muhammadiyyah

4.      di susunnya paham agama dan metodologi memahami islam

5.      di tetapkannya pancasila sebagai asas persyarikatan