86
BAB I MAKHLUK MANUSIA A. MAKHLUK MANUSIA DIANTARA MAKLUK-MAKHLUK LAIN Dipandang dari sudut biologi manusia hanya merupakan suatu Macam makluk diantara lebih dari sejuta macam makhluk lain, yang pernah atau masi menduduki alam dunia ini. Pada pertengahan abad ke-19 para ahli biologi, dan yang terpanting diantara mereka c.Darwin, mengumumkan teori mereka tentang proses evolisi biologi. Menurut teori itu bentuk-bentuk hidup tertua dimuka bumi ini , terdiri dari makhluk-makhluk satu sel yang sangat sederhana misalnya protozoa. Oleh para ahli biologi manusia ditempatkan ke dalamsub-suku : Antropoid,yang sebaliknya dibagi khusus menjadi tiga infra-suku Ceboid mengolongkan menjadi satu semua kera, baik yang telah punah maupun yang masi hidup langsung di daerah tropic di benua Amerika ; infra-suku Cercopithecoid menggolongkan menjadi satu semua kera, baik yang sudah punah maupun yang masi hidup langsung didaerah tropic di benua Asia dan Afrika ; sedangkan infra-suku Hominoid mengologkan menjadi satu kera-kera besar dengan manusia. Dalam proses evolusi biologi yang berlangsung sangat lama tersebut, telah menghilangkan sekian banyak bentuk-bentuk mahluk lama dari muka bumi ini. Akan tetapi banyak juga yang dapat bertahan hingga sekarang ini bahkan sudah hampir mendekati angka satu juta jenis bentuk-bentuk mahluk hidup baru yang berasal dari bentuk-bentuk lama di muka bumi ini. Untuk mendapatkan pengertian tentang jumlah aneka warna dan jenis sebesar itu, para ahli biologi telah membuat suatu system klasifikasi dimana semua mahluk di dunia ini telah mendapatkan tempat yang sewajarnya berdasarkan atas morfologi dari organismanya. Manusia menyusi adalah salah satu keturunannya, dari ciri-ciri itu maka manusia dikelaskan bersama dengan mahluk-mahluk lain kedalam satu golongan yaitu binatang menyusui atau Mammalia.

A. MAKHLUK MANUSIA DIANTARA MAKLUK-MAKHLUK · PDF fileSeleksi dan adaptasi adalah suatu ... yang lalu dan bahwa ia merupakan makhluk hidup manusia jenis Autralopithecus yang paling

  • Upload
    vananh

  • View
    257

  • Download
    10

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: A. MAKHLUK MANUSIA DIANTARA MAKLUK-MAKHLUK · PDF fileSeleksi dan adaptasi adalah suatu ... yang lalu dan bahwa ia merupakan makhluk hidup manusia jenis Autralopithecus yang paling

BAB I

MAKHLUK MANUSIA

A. MAKHLUK MANUSIA DIANTARA MAKLUK-MAKHLUK LAIN

Dipandang dari sudut biologi manusia hanya merupakan suatu

Macam makluk diantara lebih dari sejuta macam makhluk lain, yang pernah atau masi menduduki alam

dunia ini. Pada pertengahan abad ke-19 para ahli biologi, dan yang terpanting diantara mereka c.Darwin,

mengumumkan teori mereka tentang proses evolisi biologi. Menurut teori itu bentuk-bentuk hidup

tertua dimuka bumi ini , terdiri dari makhluk-makhluk satu sel yang sangat sederhana misalnya

protozoa.

Oleh para ahli biologi manusia ditempatkan ke dalamsub-suku :

Antropoid,yang sebaliknya dibagi khusus menjadi tiga infra-suku Ceboid mengolongkan menjadi satu

semua kera, baik yang telah punah maupun yang masi hidup langsung di daerah tropic di benua Amerika

;

infra-suku Cercopithecoid menggolongkan menjadi satu semua kera, baik yang sudah punah maupun

yang masi hidup langsung didaerah tropic di benua Asia dan Afrika ;

sedangkan infra-suku Hominoid mengologkan menjadi satu kera-kera besar dengan manusia.

Dalam proses evolusi biologi yang berlangsung sangat lama tersebut, telah menghilangkan

sekian banyak bentuk-bentuk mahluk lama dari muka bumi ini. Akan tetapi banyak juga yang dapat

bertahan hingga sekarang ini bahkan sudah hampir mendekati angka satu juta jenis bentuk-bentuk

mahluk hidup baru yang berasal dari bentuk-bentuk lama di muka bumi ini.

Untuk mendapatkan pengertian tentang jumlah aneka warna dan jenis sebesar itu, para ahli

biologi telah membuat suatu system klasifikasi dimana semua mahluk di dunia ini telah mendapatkan

tempat yang sewajarnya berdasarkan atas morfologi dari organismanya. Manusia menyusi adalah salah

satu keturunannya, dari ciri-ciri itu maka manusia dikelaskan bersama dengan mahluk-mahluk lain

kedalam satu golongan yaitu binatang menyusui atau Mammalia.

Page 2: A. MAKHLUK MANUSIA DIANTARA MAKLUK-MAKHLUK · PDF fileSeleksi dan adaptasi adalah suatu ... yang lalu dan bahwa ia merupakan makhluk hidup manusia jenis Autralopithecus yang paling

Dalam kelas Mammalia ini terdapat satu sub-golongan atau suku yaiutu Primat. Suku ini terdiri dari

semua jenis kera, dari kera yang terkecil yang disebut dengan Tarsi sampai kera yang besar yang disebut

Gorila dan juga manusia.

Suku Primat dibagi menjadi 2 sub-suku yaitu sub-suku Prosimii dan sub-suku Anthropoid. Oleh para

ahli, manusia dimasukan kedalam sub-suku Anthropoid. Sub-suku Anthropoid dibagi menjadi tiga (3)

infra-suku yang diantaranya :

1. Infra suku Ceboid

Suku ini mempunyai ciri yaitu menggolongkan semua jenis kera, baik yang sudah punah maupun yang

masih hidup langsung du daerah tropic di Benua Amerika.

2. Infra suku Cercopitheroid

Sedangkan suku ini menggolongkan semua jenis kera, baik yang sudah punah maupun yang masih hidup

langsung du daerah tropik di Benua Asia dan Afrika.

Infra suku Hominoid

Sementara suku Hominoid menggolongkan semua jenis kera dengan manusia. Infra suku ini dibagi lagi

kedalam 2 keluarga, yaitu Keluarga Pongidae dan keluarga Hominidae.

1. Keluarga Pongidae

Keluarga ini menggolongkan menjadi satu beberapa macam kera besar yang terutama hidup di daerah

tropik di Asia dan Afrika. Seperti kera gibbon, orang utan, chimpanzee dan gorilla.

2. Keluarga Hominiode

Menggolongkan menjadi satu manusia purba sejenis pithecanthropus danegan homo Neanderthal dan

dengan manusia sekarang atau disebut dengan Homo sapiens. Manusia/Homo sapiense jaman sekarang

ini memiliki sedikitnya empat ras yaitu Australoid, Mongoloid, Caucasoid dan Negroid.

2. EVOLUSI CIRI-CIRI BIOLOGI

Sumber Ciri-Ciri Organisma Fisik. Dalam proses evolusi itu

Page 3: A. MAKHLUK MANUSIA DIANTARA MAKLUK-MAKHLUK · PDF fileSeleksi dan adaptasi adalah suatu ... yang lalu dan bahwa ia merupakan makhluk hidup manusia jenis Autralopithecus yang paling

bentuk-bentuk makhluk yang baru timbul sebagai proses pencabangan dari bentuk-bentuk makhluk

yang lebih tua.

Menurut para ahli biologi cirri cirri biologi itu termaksud di dalam gen. Setiap inti sel manusia

misalnya, terdiri dari 46 bagian berupa ulat-ulat kecil yang terdiri dari serat-serat berspiral. Ulat-ulat

kecil itu di sebut oleh para ahli biologi khromosom, pada khromosom-khromosom inilah terletak berbiu-

ribu pusat kekuatan dengan berbagai macam struktur bio kimia yang khas, yang menjadi sebab dari

segala cirri organisma makhluk yang bersangkutan.

Pada waktu konsepsi, apabila sel sperma beradu dengan sel, telur maka akan menjadi suatu sel

buah,atau zygote. Seluruh tubuh organisme baru akan timbul dari zygote tadi, degan suatu proses yang

disebut mitosis tiap-tiap khromosom akan membelah menjadi dua.

Proses mitosis bagi semua sel itu sama saja, tetapi terkecualian tampak pada timbulnya sel-sel

gamete, atau sel-sel sex (yaitu sel-sel sperma laki-laki dan sel telur dari wanita)

Perubahan dalam proses keturunan. Dari uraian diatas terbukti bahwa suat ciri yang berasal dari

suatu nenek moyang laki-laki atau perempuan tak pernah dapat “di campur” tetapi selalu dapat

tersimpan dalam gen yang diturunkan dan di sebarkan kepada berpuluh-puluh angkatan , bahkan

berratus ratus angkatan berikutnya.

Mutasi adalah suatu proses yang berasal dari dalam organisma. Seleksi dan adaptasi adalah suatu

proses evolusi yang berasal dari sekitaran alam.menghilangnya gen tertentu sering juga disebabkan oleh

peristiwa-pristiwa kebetulan.

3. EVOUSI PRIMATA DAN MANUSIA

Proses pengembangan Makhluk Primat. Soal asal mula dan proses evolusi makhluk manusia itu

secara khusus dipelajari dan diteliti oleh suatu ilmu dari antropologi biologi, yaitu ilmu paleoantropologi,

dengan mempergunakan sebagai bahan penelitian bekas-bekas tubuh manusia yang beruppa fosil yang

terkandung dalam lapisan-lapisan bumi. Selain menganalisa data mengenai fosil-fosil kera dan manusia

yang tersimpan dalam lapisan bumi, mereka juga mempergunakan data ilmu-ilmu lain seperti

paleogeografi dan paleoekologi, seta metode analisa potassium-argon dari ilmu geologi.

Page 4: A. MAKHLUK MANUSIA DIANTARA MAKLUK-MAKHLUK · PDF fileSeleksi dan adaptasi adalah suatu ... yang lalu dan bahwa ia merupakan makhluk hidup manusia jenis Autralopithecus yang paling

Menurut penelitian-penelitian paling akhir, makhluk pertama dari suku Primat muncul di muka

bumi sebagai suatu cabang dari makhluk Mammalia, atau binatang menyusui, sudah kira-kira

70.000.000 tahun yang lalu, di dalam suatu zaman yang oleh para geologi disebut Kala Paleosen Tua.

Dalam masa yang amat lama makhluk Primat induk tadi bercabang lebih lanjut ke dalam berbagai sub-

suku dan infra-suku khusus, dan di antaranya telah terjadi proses percabangan antara keluarga kera-

kera Pongid atau kera-kera besar dari keluarga Hominid yang mempunyai sebagai anggota makhluk

nenek moyang manusia.

Rupa-rupanya telah terjadi paling sedikit lima proses percabangan. Percabangan yang tertua, yang

timbul kira-kira 30.000.000 tahun yang lalu dalam Kala Eosen Akhir, adalah percabangan yang

mengevolusikan kera gibbon (Hylobatidae).

Cabang yang timbul kemudian, pada permulaan Kala Miosen kira-kira 20.000.000 tahun yang

lalu, adalah kera Pongopygmeus atau orang utan. Orang utan memang merupakan makhluk kera yang

tinggal di pucuk-pucuk pohon-pohon besar di daerah hutan rimba di Asia Baratdaya, Asia Selatan, hingga

Asia Tenggara dalam jangka waktu satu dua juta tahun lamanya. Dalam pada itu, kira-kira pada bagian

akhir Kala Miosen terjadi beberapa perubahan besar pada kulit bumi dan pada lingkungan alamnya.

Benua Afrika membelah dari Asia, dan dalam proses tersebut terjadilah laut merah dan belahan bumi

berupa lembah yang dalam, bernama Great Rift Valley, yang merupakanpemisah alam secara ekologi

yang membujur dari Utara ke Selatan antara Afrika Barat dan Tengah dengan Afrika Timur.

Cabang ketiga adalah sejenis makhluk yang menurut perkiraan para ahli menjadi nenek moyang

manusia. Percabangan ini terjadi kira-kira 10.000.000 tahun yang lalu pada bagian terakhir dar Kala

Miosen. Fosil-fosil makhluk ini menunjukkan sifat yang lain, yaitu ukuran badan raksasa yang jauh lebih

besar dari pada Gorilla yang hidup sekarang. Para ahli memperkirakan bahwa kera-manusia raksasa ini

juga hidup dalam kelompok-kelompok seperti halnya jenis-jenis kera besar lainnya, dan dengan

demikian dapat tahan hidup, membiak, dan seperti Orangutan, juga menyebar dari Afrika ke Asia

Selatan dan Tenggara. Namun, karena perubahan-perubahan alam yang terjadi dalam bagian akhir Kala

Miosen, maka seperti halnya dengan Orangutan juga, kera-manusia raksasa ini menghilang dari Afrika

dan Asia Selatan dan hanya bertahan di Asia Tenggara, hingga akhirnya kandas juga di sana karena

sebab-sebab yang belum dapat dketahui.

Cabang keempat adalah cabang-cabang kera Pongid yang lain, yaitu Gorilla dan Chimpanze, yang

terjadi kira-kira 12.000.000 tahun yang lalu pada akhir kala Miosen. Kedua makhluk kera dari Afrika ini

Page 5: A. MAKHLUK MANUSIA DIANTARA MAKLUK-MAKHLUK · PDF fileSeleksi dan adaptasi adalah suatu ... yang lalu dan bahwa ia merupakan makhluk hidup manusia jenis Autralopithecus yang paling

dapat menyesuaikan diri dengan berevolusi mengembangkan organisma yang dapat hidup di pohon

maupun di darat. Percabangan khusus atau spesialisasi biologi antara Gorilla dan Chimpanzee terjadi

karena perkembangan dari dua lingkungan ekologi yang khusus di Afrika Tengah sebelah timur dari

Sungai Niger., dan di Afrika Barat sebelah barat dari sungai tersebut. Di daerah hutan di Afrik Tengah

tadi berlangsung evolusi organisma dari kera Gorilla, sedangkan di daerah hutan Afrika Barat

berlangsung evolusi organisma dari Chimpanzee.

Mahluk Primat Pendahuluan Manusia. Kira-kira seabad yang lalu para ahli biologi dan

paleoantropologi masih mengira bahwa soal siapakah nenek moyang manusia itu, dapat dipecahkan

dengan usaha menemukan sejenis mahluk yang telah kandas, yang merupakan penghubung antara kera

dan manusia dalam silsilah hidup. Dengan demikian usaha terpenting dari para ahli tersebut adalah

mencari mahluk penghubung yang hilang, atau missing link, dalam silsilah perkembangan alam mahluk

di muka bumi.

Sekarang, dengan kemajuan-kemajuan di bidang ilmu-ilmu paleoantropologi dan geologi, konsepsi para

ahli mengenai soal missing link itu sudah berubah. Mahluk itu sudah tidak lagi dipandang sebagai suatu

mahluk yang berada di antara kera dan manusia, tetapi sebagai seekor mahluk pendahuluan (prescusor)

atau mahluk-induk yang mendahului baik kera-kera besar (Pongid) maupun manusia, yang kedua-

duanya hanya merupakan spesialisasi khusus dari mahluk induk tadi. Kecuali itu, karena proses

percabangan antara berbagai jenis kera besar dengan manusia itu tidak hanya terjadi hanya satu kali

melainkan beberapa kali dan di beberapa tempat, maka dengan demikian sebenarnya ada lebih dari satu

makhluk induk.

Mahkluk-induk kedua adalah Gigantanthropus yang, seperti apa yang telah tersebut sebelumnya

hidu[pada bagian akhir Kala Miosen kurang-lebih 10.000.000 tahun yang lalu. Pengetahuan para ahli

mengenai wujud, sifat-sifat serta penyebarannya dari makhluk kera-raksasa ini masih terlampau sedikit,

karena terbatasnya jumlah fosil yang telah ditemukan untuk menelitinya.

Sebaliknya, pengetahuan mereka mengenai nenek moyang yang langsng dari manusia kini,

sudah mulai cukup mantap. Makhluk yang dapat disebut pendahuluan manusia itu adalah makhluk,

yang sudah dapat berjalan tegak diatas kedua kaki belakangnya secara lama terus menerus sepanjang

jarak-jarak yang cukup jauh, yang hidup dalam kelompok-kelompok yang terdiri dari rata-rata delapan

sampai ssepuluh individu, dan yang secara berkelompok telah dapat melawan binatang-binatang

penyaing yang lain. Suatu mahluk Primat yang menurut wujud dari fosil-fosilnya menunjukkan ciri-ciri

Page 6: A. MAKHLUK MANUSIA DIANTARA MAKLUK-MAKHLUK · PDF fileSeleksi dan adaptasi adalah suatu ... yang lalu dan bahwa ia merupakan makhluk hidup manusia jenis Autralopithecus yang paling

tersebut addalah makhluk yang pertama-tama yang ditemukan pada tahun 1924 di Taungs, sebelah

utara Kimberley di daerah Bechuana Timur di Afrika Selatan. Oleh para ahli paleoantropologi, makhluk

itu disebut Australopithecus ( kera dari selatan ). Sekarang telah ditemukan lebih dari 65 fosil dari

makhluk tersebut, semuanya di Afrika Selatn dan Timur. Beberapa diantaranya diperkirakan hidup di

muka bumi ini lebih dari sepuluh jtua tahun yang lalu. Fosil dari keluarga australopithecues yang akhir-

akhir ini dalam tahun 1959 ditemukan, adalah fosil dari Lembah Oldovai di Tanzania, Afrika Timur.

Hasil analisa dari metode Potassium Argom adalah kesimpulan bahwa mahluk yang dibeinya

nama khusus yakni Zinjanthropus, itu hidup di daerah Sabana, Afika Timur kurang lebih 2 juta tahun

yang lalu dan bahwa ia merupakan makhluk hidup manusia jenis Autralopithecus yang paling dekat.

Pada masa 2 juta tahun yang lalu bumi mengalami suatu masa dalam sejarah perkembangan

kulit bumi yang berbeda dari sekarang, yaitu suatu Kala es di daerah utara dan selatan dan suatu Kala

Kering di daerah Tropik.

Kala es dan Kala glasial adalah zaman ketika seluruh Eropa utara sampai kira2 garis pegunungan

Alpen di negara Swis sekarang ketika sebagian dari Asia utara ketika seluruh Kanada dan Amerika Utara

sampai kira2 garis danau Micigan sekarang dan ketika pucuk selatan Amerika Selatan tertutup dengan

lapisan2 es yang tebal (gletcher).

Pada akhir berlangsungnya tiap Kala glasial, maka bumi mempunyai wujud yang berbeda antara

darat dan laut. Hal ini disebabkan karena pada masa itu muka air laut lebih rendah dari pada

keadaannya sekarang, sehingga banyak daratan yang sekarang tergenang air berada diatas muka laut.

Selama tiap Kala glasial daerah tropik bersifat lebih kering dari waktu skala Interglasial, dan hutan-hutan

rimba tropik berkurang padatnya dan berubah menjadi daerah [padang rumput dengan gerombolan-

gerombolan hutan yang tersebat.

Dalam tahun 1898 seorang dokter belanda, Eugene Du Bois mendapatkan sekelompok

tengkorak atas, rahang bawah dan sebuat tulang paha. Tengkorak atas seolah-olah sebuah tengkorang

seekor kera besar. Isi otaknya jauh lebih besar bila dibandingkan dengan jenis kera manapun tetapi jauh

lebih kecil dari otak manusia. Du Bois memberikan nama Pithecanthropus Erectus (manusia kera yang

berjalan tegak) dan mengganggalp contoh dari nenek moyang manusia zaman sekarang.

Page 7: A. MAKHLUK MANUSIA DIANTARA MAKLUK-MAKHLUK · PDF fileSeleksi dan adaptasi adalah suatu ... yang lalu dan bahwa ia merupakan makhluk hidup manusia jenis Autralopithecus yang paling

Seorang ahli geologi Jerman bernama G. H. R. Von Konigswald dan teuku Jacob pada tahun 1931 dan

1934 menemukan 14 fosil dan 12 tengkorak di lapisan pleistosen tengah yang umurnya diperkirakan 800

ribu tahun dan menyebutnya pithecanthropus Soloensis.

Pada tahun1936 para ahli juga menemukann fosil-dosil di bagian Lower Pleistocene berumur

kitra-kira 2 juta tahun dan para ahli menyebutnya Pithecantrhopus majakertensis dan pada tahun 1941

G.H.R. von menemukanfosil yang luar biasa besar dan diberi nama meghanthropus paleojavanicus yang

umurnya sama dengan pithecanthropus Majakertensis.

Fosil-fosil itu tidak pernah ditemukan bersama dengan bekas alat-alat yang menunjukan bahwa makhluk

tersebut sudah berkebudayaan. Makhluk yang mempunyai kebudayaan itulah yang baru dapat disebut

makluk manusia secara penuh,

Pada zaman holosen fosil homo sapiens meninggalkan bekas-bekas kebudayaan dan mulai menunjukan

perbedaan ras. Ada 4 perbedaan ras pokok pada homo sapiens, yaitu :

1. Ras Autraloid

Terdapat dibenua Australia

2. Ras mongoloid

Ras yang paling besar jumlahnya

3. Ras kaukasoid

Tersebar di eropa, Afrika sebelah utara, Asia barat daya, dan

Amerika.

4.Ras Negroid

Tersebar di benua Afrika bagian selatan

4. ANEKA WARNA MANUSIA

Salah Faham Mengenai Konsep Ras.

Ras sebagai suatu golongan manusia yang menunjukkan berbagai ciri tubuh yang tertentu

dengan suatu frekuensi yang besar, tetapi dalam sejarah bangsa – bangsa, konsepsi mengenai aneka

Page 8: A. MAKHLUK MANUSIA DIANTARA MAKLUK-MAKHLUK · PDF fileSeleksi dan adaptasi adalah suatu ... yang lalu dan bahwa ia merupakan makhluk hidup manusia jenis Autralopithecus yang paling

warna ciri tubuh manusia itu telah menyebabkan banyak kesedihan dan kesengsaraan, karena suatu

salah faham yang besar yang hidup dalam pandangan manusia berbagai bangsa. Salah faham itu

mengacaukan ciri – ciri ras ( yang sebenarnya harus dikhususkan kepada ciri – ciri jasmani semata –

mata ), dengan ciri – ciri rohani : dan lebih dari itu, salah paham tadi memberi penilaian tinggi rendah

kepada ras – ras berdasarkan perbedaan tinggi – rendah rohani daripada ras itu.

Contoh – contoh tersebut adalah :

� Ras Caucasoid atau ras kulit putih lebih kuat,maju, luhur daripada ras – ras lainnya.

� Di Perancis, Pendirian menurut A. de Gobineau yang berpendapt bahwa ras yang

terunggul dan termurni adalah ras Arya.

� Jerman, menurut De Gobineau bahwa orang jerman keturunan langsung ras Arya.

Metode – Metode Untuk Mengklaskan Aneka Ras Manusia.

Mengklasifikasikan aneka warna ras manusia merupakan pusat perhatian bagi ilmu antropologi fisik,

terutama memperhatikan ciri – ciri lahir, atau ciri – ciri morfolgi, pada tubuh individu – individu. Ciri –

ciri morfologi itu yang dalam praktek merupakan ciri – ciri fenotip, terdiri dari dua golongan, yaitu : 1)

ciri – ciri kualitatif ( seperti warna kulit, bentuk rambut dan sebagainya, dan 2) ciri – ciri kuantitatif (

seperti berat badan, ukuran badan, index cephalicus, dan sebgainya ). Metode ini disebut metode

antropometri metode yang hanya berdasarkan morfologi. Seiring berkembang nya zaman, metode ini

sudah jarang dipergunakan, para ahli beralih kepada metode filogenetik yang menekankan persamaan –

persamaan dan perbedaan – perbedaan, hubungan – hubungannya serta percabangannya. Untuk

membangun suatu klasifikasi yang serupa itu faktor terpenting adalah ciri – ciri genotipe yang terdapat

pada individu – individu, contoh nya ialah metode mengklasifikasikan berdasarkan frekuensi golongan

darah.

Salah Satu Klasifikasi Dari Aneka Ras – Ras Manusia.

� Menurut C. Linnaeus yang merpergunakan warna kulit sebagai ciri terpenting dalam

sistemnya.

� Menurut J.F Blumenbach yang mengkombinasikan ciri – ciri morfologi dengan

geografi dalam sistemnya.

� Menurut J. Deniker yang memakai warna dan bentuk rambut sebagai ciri – ciri

terpenting dalam sistemnya.

Page 9: A. MAKHLUK MANUSIA DIANTARA MAKLUK-MAKHLUK · PDF fileSeleksi dan adaptasi adalah suatu ... yang lalu dan bahwa ia merupakan makhluk hidup manusia jenis Autralopithecus yang paling

� Menurut E. Von Eickstedt dan E.A Hooton memakai unsur – unsur Filogenetik

� Menurut A.L Kroeber, Yaitu :

Australoid

Penduduk asli Austra

2. Mongoloid

• Asiatic Mongoloid ( Utara, Tengah, Timur )

• Malayan Mongoloid ( Tenggara, Indonesia, Malaysia, Filipina dan Taiwan )

• American Mongoloid ( Amerika Utara, Selatan, Orang Eskimo )

3. Cauca

• Nordic ( Eropa Utara )

• Alpine ( Tengah dan Timur )

• Mediteranaen ( Sekitar laut tengah, afrika Utara, Armenia Arab, Iran )

4. Negroid

• Afican Negroid ( Benua Afrika )

• Negrito ( Tengah, Semenanjung Melayu, filipina )

• Melanesian ( Irian, Melanesia )

5. Ras – Ras khusus

• Bushman ( Gurun Kalahari, Afsel )

• Veddoid ( Pedalaman Srilangka dan Sulsel )

• Polynesian ( kepulauan Mikronesia & Polinesia )

• Ainu ( Pulau Karafuto dan Hokaido, Jepang Utara )

Page 10: A. MAKHLUK MANUSIA DIANTARA MAKLUK-MAKHLUK · PDF fileSeleksi dan adaptasi adalah suatu ... yang lalu dan bahwa ia merupakan makhluk hidup manusia jenis Autralopithecus yang paling

5. ORGANISMA MANUSIA

Perbedaan Organisma Manusia dan Organisma Binatang. Mahluk manusia adalah mahluk yang

hidup kelompok, dan mempunyai organisma yang secara biologis sangat kalah kemampuan fisiknya

dengan jenis-jenis binatang berkelompok yang lain. Walaupun demikian otak manusia telah berevolusi

paling jauh dibandingan dengan mahluk lain. Otak manusia yang telah dikembangkan oleh bahasa, dan

kemampuan akal, yaitu kemampuan untuk membentuk gagasan-gagasan dan konsep-konsep yang

makin lama makin tajam.

Bahasa menyebabkan bahwa manusia tidak hanya dapat belajar mengenai keadaan sekitar

dengan mengalami secara kongkret peristiwa yang bersangkutan dengan keadaan-keadaan tadi, tetapi

juga secara abstrak tanpa menyelami sendiri peristiwa tersebut,

Dengan demikian bahasa manusia itu meabstraksikan dan menyimpan tiap pengeahuan barukedalam

lambing vocal atau bentuk kata-kata baru.pengalaman yang telah kian bertambah banyak itu kemudian

disimpan dan diatur oleh akal menjadisuatu system pengetahuan.

Dengan bahasa maka pengetahuan manusia telah bertimbun membanyak menjadi himpunan

pengetahuan akal manusia yang merupakan dasar dari apa yang disebut kebudayaan manusia. Dengan

demikian terjadi benih-benih bagi system pembagian keahlian, yang sebaliknya merupukan benih dari

system diferensi atau sisitem pembagian kerja, sedangkan system pembagian kerja itu memerlukan

suatu pengaturan dan organisasi.

Kapasitas otak yang unggul yang berupa akal tadi , menyebabkan ia dapat mengembangkan system

pengetahuan yang menjadi dasar dari kemampuannya untuk membuat bermacam-macam alat hidup

seperti senjata, alat-alat produksi, alat-alat berlindung, alat-alat transportasi dan sebagainya serta

sumber-sumber energi lainnya.

Dengan adanya pengaturan antara individu-individu dalam kelompok dan dengan adanya

peralatan hidup, maka cara mahluk manusia mencari dan memproduksi pangannya dilakukan juga

dengan system-sistem tertentu di mana terdapat pembagian kerja antara berbagai tahap atau teknik

memproduksi pangan dan peralatan hidupnya itu.

Page 11: A. MAKHLUK MANUSIA DIANTARA MAKLUK-MAKHLUK · PDF fileSeleksi dan adaptasi adalah suatu ... yang lalu dan bahwa ia merupakan makhluk hidup manusia jenis Autralopithecus yang paling

Kemampuan otak manusia untuk membentuk gagasan dari konsep dalam akalnya merupakan dasar dari

kesadaran identitas diri dan kesadaran kepribadian diri sendiri.manusia juga memiliki kemampuan untuk

membayangkan dengan akalnya peristiwa-peristiwa yang mungkin dapat terjadi terhadapnya. Rasa

takut akan tibanya maut merupakan salah satu sebab timbulnya suatu unsur penting dalam kehidupan

manusia, yaitu religi. Akal manusia juga mengadakan suatu reaksi yang sadar dan kreatif, sehingga

smenjadi unsure khas dalam hidupnya yaitu kesenian.

Walaupaun organisma manusia kalah kemampuannya dengan banyak jenis binatang berkelompok

lainnya, namun manusia dengan kemampuan otaknya, yang kita sebut akal budi itu, telah membantu

dan menyambung keterbatasan kemampuan organisma itu. Keseluruhan dari system-sistem itu, yaitu

(1) system bahasa, (2) system pengetahuan, (3) organisasi social, (4) system peralatan hidup dan

teknologi, (5) system mata pencaharian, (6) system religi dan (7) kesenian, adalah yang disebut

kebudayaan manusia.

Kebudayaan manusia tidak terdapat dalam organismanya, artinya tidak tertentukan dalam system

gennya, berbeda dengan kemampuan-kemampuan organisma binatang. Manusia harus mempelajari

kebudayaannya sejak lahir, selama seluruh jangka waktu hidupnya. Walaupun begitu manusia dengan

kebudayaanya dapat menjadi mahluk yang paling berkuasa dan berkembang biak paling luas di muka

bumi ini.

Page 12: A. MAKHLUK MANUSIA DIANTARA MAKLUK-MAKHLUK · PDF fileSeleksi dan adaptasi adalah suatu ... yang lalu dan bahwa ia merupakan makhluk hidup manusia jenis Autralopithecus yang paling

BAB II

KEPRIBADIAN

A. Definisi Kepribadian

Susunan unsur-unsur akal dan jiwa yang menentukan perbedaan tingkah laku atau

tindakan dari tiap-tiap individu manusia disebut “kepribadian”atau personality. Dalam

bahasa populer, istilah “kepribadian” juga berarti ciri-ciri watak seseorang individu yang

konsisten. Hal itu memberikan kepadanya suatu identitas sebagai individu yang khusus.

Sedangkan dalam bahasa sehari-hari kita anggap bahwa seorang tetentu mempunyai

kepribadian, memang yang biasanya kita maksudkan ialah bahwa orang tersebut

mempunyai beberapa ciri watak yang diperlihatkannya sejak lahir,konsisten, dan

konsekuen dalam tingkah lakunya sehingga tampak bahwa individu tersebut memiliki

identitas khusus yang berbedadari individu-individu lainnya.

B. Unsur-unsur Kepribadian

1. Pengetahuan

Unsur-unsur yang mengisi akal dan alam jiwa seorang manusia yang sadar, secara

nyata terkandung dalam otaknya. Dalam lingkungan hidup manusia, ada bermacam-macam

hal yang dialami dalam penerimaan pancainderanya dan alat penerima atau reseptor organ

lain, misalnya sebagai getaran eter (cahaya dan warna), getaran akustik (suara), bau, rasa,

sentuhan, tekanan mekanikal (berat-ringan),tekanan termikal (panas-dingin) dan

sebagainyayang masuk ke dalam sel-sel tetentu di bagian-bagian tetentu di otaknya. Di

sana berbagai macam proses fisik, fisiologi, dan psikologi terjadi,yang menyebabkan

berbagai macam getaran dan tekanan tadi diolah menjadi suatu susunan yang dipancarkan

atau diproyeksikan oleh individu tesebut menjadi suatu penggambaran tentang lingkungan

tadi. Seluruh proses akal manusia yang sadar (conscious) tadi, dalamilmu psikologi disebut

“persepsi”.

Penggambaran tentang lingkungan dengan fokus kepada bagian-bagian yang paling

menarik perhatian seorang individu, sering kali juga diolah oleh suatu proses dalam

akalnya yang menghubungkan penggambaran tadi dengan berbagai penggambaran lain

Page 13: A. MAKHLUK MANUSIA DIANTARA MAKLUK-MAKHLUK · PDF fileSeleksi dan adaptasi adalah suatu ... yang lalu dan bahwa ia merupakan makhluk hidup manusia jenis Autralopithecus yang paling

yang sejenis yang pernah diterima dan diproyeksikan oleh akalnya dalam masa lalu,

kemudian timbul kembali sebagai kenangan atau penggambaran lama dalam kesadaranya.

Dengan demikian diperoleh suatu penggambaran baru dengan lebih banyak pengertian

tentang keadaan lingkungan tadi. Penggambaran baru dengan penegrtian baru seperti itu,

dalam ilmu psikologi disebut “apersepsi”.

Ada kalanya suatu persepsi, setelah diproyeksikan kembali oleh individu menjadi

suatu penggambaran berfokus tentang lingkungan yang mengandung bagian-bagian yang

menyebabkan individu itu tertarik, akan lebih intensif memusatkan akalnya terhadap

bagian-bagian khusus tadi. Penggambaran yang lebih intensif terfokus (terjadi karena

pemusatan akal yang lebih intensif tadi), dalam ilmu psikologi disebut “pengamatan”.

Seorang individu dapat juga menggabungkan dan membanding-bandingkan bagian-

bagian dari suatu penggambaran dengan bagian-bagian dari berbagai penggambaran lain

yang sejenis, berdasarkan asas-asas tertentu secara konsisiten. Dengan demikian bumi ini,

bahkan juga di luar bumi ini, padahal ia belum pernah melihat, atau mempersepsikan

tempat-tempat tadi. Penggambaran abstrak tadi dalam ilmu-ilmu sosial disebut “konsep”.

Dalam usaha pengamatan oleh seorang individu dengan cara seperti terurai tadi

maka penggambaran tentang lingkungannya tersebut ada yang ditambah-tambah dan

dibesar-besarkan, dan ada yang dikurangi serta dikecil-kecilkan pada bagian-bagian

tetentu. Bahkan ada pula yang digabung-gabungkan dengan penggambaran-penggambaran

lain menjadi penggambaran yang baru sama sekali, sebenarnya tidak akan pernah ada

dalam kenyataan. Penggambaran baru yang sering kali tidak realistis itu dalam ilmu

psikologi disebut “fantasi”.

Seluruh penggambaran, apersepsi, pengamatan, konsep, dan fantasi tadi merupakan

unsur-unsur “pengetahuan” seseorang individu yang sadar. Sebaliknya, banyak

pengetahuan atau bagian-bagian dari seluruh himpunan pengetahuan yang ditimbun oleh

seorang individu selama hidupnya itu, sering kali hilang dalam alam akalnya yang sadar,

atau dalam “kesadarannya”, karena berbagai macam sebab. Perlu diperhatikan bahwa

unsur-unsur pengetahuan tadi sebenarnya tidak hilang lenyap begitu saja, terdesak masuk

Page 14: A. MAKHLUK MANUSIA DIANTARA MAKLUK-MAKHLUK · PDF fileSeleksi dan adaptasi adalah suatu ... yang lalu dan bahwa ia merupakan makhluk hidup manusia jenis Autralopithecus yang paling

saja ke dalam bagian dari jiwa manusia yang dalam ilmu psikologi disebut alam “bawah

sadar” (subconsious).

Pengetahuan seorang individu karena berbagai alasan dapat terdesak atau dengan

sengaja didesak oleh individu itu, ke dalam bagian dari jiwa manusia yang lebih dalam lagi,

yaitu bagian yang dalam ilmu psikologi disebut alam “tidak sadar” (unconscious). Di

sanalah pengetahuan individu larut dan terpecah-pecah ke dalam bagian-bagian yang

saling terbaur dan tercampur.

2. Perasaan

Selain pengetahuan, alam kesadaran manusia juga mengandung berbagai macam

“perasaan“. Ternyata selain segala macam pengetahuan”perasaan” juga mengisi penuh

alam kesadaran manusia setiap saat dalam hidupnya. “Perasaan” adalah suatu keadaan

dalam kesadaran manusia yang karena pengaruh pengetahuannya dinilai sebagai keadaan

positif atau negatif. Suatu perasaan yang selalu bersifat subjektif karena adanya unsur

penilaian tadi, biasanya menimbulkan suatu kehendak dalam kesadaran seorang individu.

Kehendak itu bisa juga positif (individu tersebut ingin mendapatkan hal yang dirasakannya

sebagai suatu hal yang akan memberikan kenikmatan) atau bisa juga negatif (individu

tersebut hendak menghindari hal yang dirasakannya membawa perasaan tidak nikmat).

Sementara perasaan terhadap barang yang diingini dengan sangat itu menjadi

bertambah, membuat udara disekitar semakin panas, keringat pun keluar lebih banyak dan

hati berdebar. perasaan keras seperti itu disebut “emosi”.

3. Dorongan Naluri

Kesadaran manusia menurut para ahli psikologi juga mengandung berbagai perasaan

lain yang tidak ditimbulkan karena pengaruh pengetahuannya, tetapi karena sudah

terkandung dalam organnya, dan khususnya dalam gennya sebagai naluri. Kemauan yang

sudah merupakan naluri pada tiap mahluk manusia itu, oleh beberapa ahli psikologi

disebut “dorongan” (drive). Sedikitnya tujuh macam dorongan naluri, yaitu :

a. Dorongan untuk mempertahankan hidup

Page 15: A. MAKHLUK MANUSIA DIANTARA MAKLUK-MAKHLUK · PDF fileSeleksi dan adaptasi adalah suatu ... yang lalu dan bahwa ia merupakan makhluk hidup manusia jenis Autralopithecus yang paling

b. Dorongan seks

c. Dorongan untuk upaya mencari makan

d. Dorongan untuk bergaul atau berinteraksi dengan sesama manusia

e. Dorongan untuk meniru tingkah laku sesamanya

f. Dorongan untuk berbakti

C. Materi dari Unsur-unsur Kepribadian

Kepribadian seseorang terbentuk oleh pengetahuan ( khususnya yaitu : persepsi,

penggambaran, apersepsi, pengamatan, konsep, dan fantasi mengenai bermacam hal yang

ada dalam lingkungannya ). Selain pengetahuan, keperibandian seseorang juga terbentuk

oleh berbagai perasaan, emosi, dan keinginan tentang bermacam hal yang ada dalam

lingkungannya.

Materi Unsur-unsur Kepribadian :

I. Beragam kebutuhan individu

1. Kebutuhan biologis yang bernilai positif

a. Makan dan minum

b. Seks

c. Buang hajat

d. Istirahat dan tidur

e. Keseimbangan suhu

f. bernafas

2. kebutuhan biologis yang bernilai negative ( karena tidak terpenuhi )

a. makan dan minum tidak lezat

b. istirahat dan tidur terganggu

c. kegagalan seks

d. ketidakseimbangan suhu

e. kesulitan buang hajat

f. bernafas sesak

3. Kebutuhan Psikologis bernilai positif

a. Relaks dan bersantai

Page 16: A. MAKHLUK MANUSIA DIANTARA MAKLUK-MAKHLUK · PDF fileSeleksi dan adaptasi adalah suatu ... yang lalu dan bahwa ia merupakan makhluk hidup manusia jenis Autralopithecus yang paling

b. Kemesraan dan cinta

c. Kepuasan altruistic ( misalnya : karena berkesempatan untuk berbuat baik,

berbakti kepada orang lain, kepada suatu ide, dan suatu cita-cita ).

d. Kepuasan ego

e. Kehormatan

f. Kepuasan dan kebanggaan mencapai tujuan

4. Dorongan psikologis bernilai negative

a. Ketegangan

b. Kebencian

c. Altruisme ekstrem, sehingga tidak dapat dipenuhi dan menimbulkan

keadaan tidak puas yang bernilai negative.

d. Egoisme ekstrem sehingga menimbulkan kebencian terhadap orang lain.

e. Penghinaan

f. Tidak percaya diri, malu

II. Ragam Hal dalam Lingkungan Individu

1. Identitas Aku yang Bersifat Fisik

a. Deskripsi badan sendiri

b. Deskripsi anggota badan tertentu

c. Deskripsi mengenai kekurangan, cacat, atau penyakit-penyakit tertentu pada

badan sendiri

d. Deskripsi perhiasan dan ornament pada badan sendiri

2. Identitas Aku yang Bersifat Psikologis

a. Deskripsi mengenai watak sendiri

b. Sistem pra lambing mengenai diri sendiri

3. Kesadaran Individu mengenai Lingkungan sosialnya atau berbagai macam

manusia disekelilingnya, seperti :

a. Orang-orang dalam lingkungan sosialnya yang berada dalam hubungan

mesra dan karib dengannya

b. Orang-orang dalam lingkungan sosialnya yang berhubungan dengannya

hanya berdasarkan asa-guna

Page 17: A. MAKHLUK MANUSIA DIANTARA MAKLUK-MAKHLUK · PDF fileSeleksi dan adaptasi adalah suatu ... yang lalu dan bahwa ia merupakan makhluk hidup manusia jenis Autralopithecus yang paling

c. Orang-orang dalam lingkungan sosial individu yang dikenal atau

diketahuinya tetapi tidak ada arti atau pengaruh dalam lingkungan

kehidupannya.

d. Orang-orang dalam lingkungan sosial individu yang diketahuinya, tetapi yang

ditanggapinya dengan sikap masa bodoh

4. Kesadaran Individu Mengenai Alam Fauna atau binatang, dan alam flora atau

tumbuh-tumbuhan, dalam alam sekeklilingnya.

5. Kesadaran individu mengenai berbagai macam benda, zat, kekuatan, serta

gejala-gejala alam yang berada dan terjadi disekelilingnya.

III. Berbagai cara untuk memperlakukan hal-hal dalam lingkungan diri sendiri guna

memenuhi kebutuhan diri

1. Berbagai cara, teknik, dan metode untuk memenuhi kebutuhan biologis maupun

psikologis yang bersifat positif dari individu

2. Berbagai cara, teknik, dan metode untuk menghindari, menolak, atau

meniadakan berbagai kebutuhan biologis dan berbagai dorongan psikologis

yang bersifat negative bagi individu

3. Berbagai cara, teknik, dan metode untuk memperkuat identitas Aku dan individu

4. Berbagai cara, teknik, dan metode untuk berhubungan dan berinteraksi dengan

berbagai manusia dalam lingkungan individu

5. Berbagai cara, teknik, dan metode untuk mempergunakan bermacam-macam

binatang dan tumbuh-tumbuhan untuk keperluan individu

6. Berbagai cara, tehnik, dan metode untuk mendapatkan, menguasai, dan

mempergunakan berbagai macam benda, zat kekuatan, serta gejala-gejala alam

yang berada dan terjadi disekitar individu.

D. Macam-macam Kepribadian

1. Macam-macam kepribadian individu

Berbagai isi dan sasaran dari pengetahuan, perasaan, kehendak, dan keinginan

kepribadian, serta perbedaan kualitas hubungan antara berbagai unsur kepribadian

Page 18: A. MAKHLUK MANUSIA DIANTARA MAKLUK-MAKHLUK · PDF fileSeleksi dan adaptasi adalah suatu ... yang lalu dan bahwa ia merupakan makhluk hidup manusia jenis Autralopithecus yang paling

dalam kesadaran individu, menyebabkan keragaman struktur kepribadian pada setiap

manusia. Oleh karena itu, kepribadian tiap individu sangat unik.

Mempelajari materi setiap unsure kepribadian ( baik yang berupa pengetahuan

maupun yang berupa perasaan, sasaran dari kehendak, keinginan, dan emosi seseorang

) adalah tugas ilmu psikologi. Dalam hal itu diperhatikan satu macam materi yang

menyebabkan satu tingkah laku berpola, yaitu suatu kebiasaan ( babit ) dan berbagai

macam materi yang menyebabkan timbulnya kepribadian ( personality ), serta segala

macam tingkah laku berpola dari individu bersangkutan.

2. Kepribadian Umum

Para pengarang etnografi abad ke-19 yang lalu hingga tahun 1930-an sering

mencantumkan dalam karangan etnografi mereka suatu deskripsi tentang watak atau

kepribadian umum dari para warga kebudayaan yang menjadi topic etnografi mereka.

Deskripsi itu biasanya berdasarkan kesan-kesan saja, didapat dari pengalaman-

pengalaman mereka bergaul dengan para individu warga kebudayaan yang sedang

mereka teliti.

Linton dan Kardiner pertajam konsep kepribadian umum sehingga timbul konsep

“kepribadian dasar” atau basic personality structure, berarti : semua unsure kepribadian

yang dimiliki bersama oleh suatu bagian besar dari warga masyarakat itu. Kepribadian

dasar itu ada karena semua individu warga dari suatu masyarakat itu mengalami

pengaruh lingkungan kebudayaan yang sama selama masa tumbuhnya.

Pendekatan dalam penelitian kepribadian dari suatu kebudayaan juga dilakukan

dengan metode lain yang didasarkan pada suatu pendirian dalam ilmu psikologi.

Pendirian tersebut menyatakan bahwa benih dari ciri-ciri dari unsur watak telah

tertanam dalam jiwa seorang individu sejak ia masih anak-anak. Pembentukan watak

dalam jiwa individu banyak dipengaruhi oleh pengalamannya ketika anak-anak ia

diasuh orang-orang dalam lingkungannya. Watak juga sangat ditentukan oleh cara-cara

ia sewaktu kecil diajarkan makan, diajarkan kebersihan, disiplin, diajarkan main dan

bergaul dengan anak-anak lainnya dan sebagainya. Oleh karena dalam tiap kebudayaan

cara pengasuhan anak didasarkan pada adat dan norma-norma tertentu, maka

beberapa unsur watak yang seragam akan tampak menonjol pada banyak individu yang

telah menjadi dewasa itu.

Page 19: A. MAKHLUK MANUSIA DIANTARA MAKLUK-MAKHLUK · PDF fileSeleksi dan adaptasi adalah suatu ... yang lalu dan bahwa ia merupakan makhluk hidup manusia jenis Autralopithecus yang paling

3. Kepribadian Barat dan Kepribadian Timur

Semua kebudayaan bukan Eropa Barat disebut pandangan hidup dan kepribadian

Timur. Dengan demikian timbul dua konsep yang kontras, yaitu Kepribadian Timur dan

Kepribadian Barat.

Dalam rangka pemakaian kedua konsep yang kontras itu, ada berbagai macam

pandangan diantara para cendekiawan Indonesia, yang sering bersifat kabur. Mereka

yang suka mendiskusikan kontras antara kedua konsep tersebut biasanya menyangka

bahwa kepribadian Timur mempunyai pandangan hidup yang mementingkan

kehidupan kerohanian, mistik, fikiran prelogis, keramah-tamahan, dan kehidupan

sosial. Sebaliknya kepribadian Barat mempunyai pandangan hidup yang mementingkan

kehidupan material, pikiran logis, hubungan berdasarkan asa guna, dan individualisme.

Dalam kenyataan, berbagai kebudayaan suku bangsa di Indonesia ( yang dapat

digolongkan kedalam “kebudayaan timur” ), penuh dengan unsur-unsur prelogis;

mementingkan diskusi-diskusi tentang kebatinan; dan mementingkan mistik.

Dalam sebuah karangannya berjudul Psychological Homeostatis and Jen, yang

dimuat dalam majalah American Anthropologist jilid 73, tahun 1971 ( hlm. 23-44 ), Hsu

telah mengembangkan suatu konsep bahwa alam jiwa manusia sebagai makhluk sosial

budaya itu mengandung delapan daerah yang berwujud seolah-olah seperti lingkaran-

lingkaran konsentrikal sekitar diri pribadinya. Bagan dibawah ini menggambarkan

kedelapan daerah lingkaran itu.

0

1

2

3

4

5

6

7

Page 20: A. MAKHLUK MANUSIA DIANTARA MAKLUK-MAKHLUK · PDF fileSeleksi dan adaptasi adalah suatu ... yang lalu dan bahwa ia merupakan makhluk hidup manusia jenis Autralopithecus yang paling

7. Tidak sadar

6. Subsadar

5. Kesadaran yang tidak dinyatakan

4. Kesadaran yang dinyatakan

3. Lingkungan hubungan karib

2. Lingkungan hubungan berguna

1. Lingkungan hubungan jauh

0. Dunia luar

Lingkaran yang diberi nomor 7 dan 6 adalah daerah dalam jiwa individu yang oleh

para ahli psikologi disebut daerah “tidak sadar” dan “subsadar”. Kedua lingkaran itu

berada didaerah pedalaman dari alam iwa individu, dan terdiri dari bahan pikiran dan

gagasan yang telah terdesak kedalam sehingga tidak disadari lagi oleh individu

bersangkutan.

Lingkaran nomor 5 yang disebut oleh Hsu : “kesadaran yang tidak dinyatakan” (

unexpressed consiousnes ). Lingkaran itu terdiri dari fikiran-fikiran dan gagasan-gagasan

yang disadari penuh oleh individu bersangkutan, tetapi yang disimpan saja olehnya

dalam alam jiwanya sendiri dan tidak dinyatakannya kepada siapapun dalam

lingkungannya.

Lingkaran nomor 4 “kesadaran yang dinyatakan” (expressed conscious ). Lingkaran

ini dalam alam jiwa manusia mengandung fikiran-fikiran, gagasan-gagasan dan

perasaan-perasaan yang dapat dinyatakan secara terbuka oleh individu kepada

sesamanya, yang dengan mudah dapat diterima dan dijawab pula oleh sesamanya.

Lingkaran nomor 3, yang oleh Hsu disebut “lingkaran hubungan karib” ( intimate

society ) mengandung konsep tentang orang, binatang, atau benda yang oleh individu

diajak bergaul secara mesra dan karib, yang dapat dipakai sebagai tempat berlindung

dan tempat mencurahkan isi hati apabila sedang terkena tekanan batin atau dikejar-

kejar oleh kesedihan serta masalah-masalah hidup yang menyulitkan.

Lingkaran nomor 2, “lingkungan hubungan berguna”, tidak lagi ditandai oleh sikap

saying mesra, tetapi ditentukan oleh fungsi kegunaan dari orang, binatang, atau benda-

benda itu bagi dirinya.

Page 21: A. MAKHLUK MANUSIA DIANTARA MAKLUK-MAKHLUK · PDF fileSeleksi dan adaptasi adalah suatu ... yang lalu dan bahwa ia merupakan makhluk hidup manusia jenis Autralopithecus yang paling

Lingkaran nomor 1, “lingkaran hubungan jauh”, terdiri dari fikiran dan sikap dalam

alam jiwa manusia tentang manusia, benda-benda, alat-alat, pengetahuan, dan adat

yang ada dalam kebudayaan dan masyarakat sendiri, tetapi yang jarang sekali

mempunyai arti dan pengaruh langsung terhadap kehidupan sehari-hari.

Daerah nomor 0, “lingkaran dunia luar”, fikiran-fikiran dan anggapan-anggapan

tentang orang dan hal yang terletak diluar masyarakat dan Negara Indonesia, dan

ditanggapi oleh individu bersangkutan dengan sikap masa bodoh.

Daerah lingkaran nomor 4 dibatasi oleh garis yang digambar lebih tebal dari pada

yang lain. Garis ini menggambarkan batas dari alam jiwa individu yang dalam ilmu

psikologi disebut personality atau “kepribadian”.

Menurut ilmu psikologi Barat terkandung dalam kepribadian manusia, itulah yang

merupakan konsep Ego atau Akunya manusia dalam psikologi Barat. Konsep yang dapat

dipakai sebagai landasan untuk mengembangkan konsep lain itu menurut Hsu adalah

konsep Jen dalam kebudayaan Cina. Jen adalah anusia yang berjiwa selaras, manusia

yang berkepribadian”.

Nomor 4 dan 3, dibedakan dari yang lain dengan garis-garis arsir yang sedikit

memasuki daerah lingkaran nomor 5 dan nomor 2, menggambarkan konsep Jen atau

alam jiwa dari “manusia yang berjiwa selaras” itu disebut Psychological homeostasis

(sama dengan judul karangannya).

Page 22: A. MAKHLUK MANUSIA DIANTARA MAKLUK-MAKHLUK · PDF fileSeleksi dan adaptasi adalah suatu ... yang lalu dan bahwa ia merupakan makhluk hidup manusia jenis Autralopithecus yang paling

BAB III

MASYARAKAT

A. Kehidupan Berkelompok dan Devinisi Masyarakat

1. Kehidupan Berkelompok Dalam Alam Binatang

Dari ilmu mikrobiologi, misalnya kita mengetahui bahwa banyak jenis protozoa

hidup bersama makhluk sel sejenis dalam suatu kelompok sebanyak ribuan sel yang

masing-masing tetap merupakan individu sendiri-sendiri. Dalam kelompok protozoa

misalnya jenis Hydractinia itu, ada suatu pembagian kerja yang nyata antara subkelompok.

Ada subkelompok yang terdiri dari ratusan sel yang fungsinya mencari makan bagi seluruh

kelompok ; ada subkelompok lain yang fungsinya memreproduksi jenis dengan cara

membelah diri ; ada subkelompok yang fungsinya meneliti keadaan lingkungan dengan

kemampuannya membedakan suhu yang terlampau tinggi atau terlampau rendah, untuk

mendeteksi adanya bahan yang dapat dimakan, adanya lingkungan yang cocok utuk

reproduksi dan lain-lain.

Dari mempelajari kelompok-kelompok binatang seperti itu kita dapat

mengabstraksikan beberapa ciri yang dapat kita anggap ciri khas kehidupan berkelompok,

yaitu :

1. Pembagian kerja yang tetap antara berbagai macam subkesatuan atau golongan

individu dalam kelompok untuk melaksanakan berbagai macam fungsi hidup ;

2. Ketergantungan individu kepada individu lain dalam kelompok sebagai akibat dari

pembagian kerja tadi ;

3. Kerja sama antarindividu yang disebabkan karena sifat ketergantungan tadi ;

4. Komunikasi antarindividu yang diperlukanguna melaksanakan kerja sama tadi;

5. Diskriminasi yang diadakan antar individu-individu warga kelompok dan individu-

Page 23: A. MAKHLUK MANUSIA DIANTARA MAKLUK-MAKHLUK · PDF fileSeleksi dan adaptasi adalah suatu ... yang lalu dan bahwa ia merupakan makhluk hidup manusia jenis Autralopithecus yang paling

individu dari luarnya.

Mengenai asas-asas pergaulan antara makhluk dalam kehidupan alamiah itu,

beberapa ahli filsafat seperti H. Spencer pernah menyatakan bahwa asas egoisme atau asas

“ mendahulukan kepentingan diri sendiri di atas kepentingan yang lain “, mutlak perlu bagi

jenis-jenis makhluk untuk dapat bertahan dalam alam yang kejam.

Kita dapat mengerti bahwa asas altruisme ini terutama berarti bagi makhluk-

makhluk yang hidup berkelompok. Justru karena altruisme yang kuat, maka jenis makhluk

berkelompokitu mampu mengembangkan sesuatu hubungan saling tolong-menolong dan

kerja sama yang serasi sehingga sebagai kelompok mereka menjadi begitu kuat dapat

bertahan hidup dalam alam yang kejam.

2. Kehidupan Berkelompok Makhluk Manusia

Manusia adalah jenis makhluk hidup yang juga hidup dalam kelompok. Asas-asas

hidup berkelompok yang sebenarnya telah dapat kita pelajari pada berbagai jenis protozoa,

serangga, dan binatang berkelompok lainnya. Walaupun demikian masih ada suatu

perbedaan yang sangat mendasar anatara kehidupan kelompok binatang dan kehidupan

kelompok manusia antara lain :

1. Sistem pembagian kerja

2. Aktifitas kerja sama

3. Berkomunikasi dalam kehidupan berkelompok binatang bersifat naluri.

Naluri merupakan suatu kemampuan yang telah dirancang oleh alam dan

terkandung dalam gen jenis binatang yang bersangkutan. Sedangkan sistem pembagian

kerja, aktivitas kerja sama dan berkomunikasi dalam kehidupan berkelompok manusia

tidak bersifat nurani. Hal ini disebabkan karena lepas dari pengaruh ciri-ciri ras, baik

Kaukasoid, Mongoloid, Negroid atau lainnya, organisme manusia mengevolusi suatu otak

yang khas. Otak manusia telah mengembangkan suatu kemampuan yang biasanya disebut “

akal “.

Page 24: A. MAKHLUK MANUSIA DIANTARA MAKLUK-MAKHLUK · PDF fileSeleksi dan adaptasi adalah suatu ... yang lalu dan bahwa ia merupakan makhluk hidup manusia jenis Autralopithecus yang paling

Kelakuan binatang berkelompok yang berakar dalam naluri, pada manusia menjadi

tingkah laku yang dijadikan milik diri dengan belajar. Kelakuan binatang dan kelakuan

manusia yang prosesnya telah direncanakan dalam gennya dan merupakan milik dirinya

tanpa belajar, seperti refleks, kelakuan naluri, dan kelakuan membabi buta, tetap kita sebut

kelakuan. Sebaliknya, perilaku manusia yang prosesnya tidak direncanakan dalam gennya,

tetap yang harus dijadikan milik dirinya dengan belajar, kita sebut tindakan atau tingkah

laku.

Oleh karena pola-pola tindakan dan tingkah laku manusia adalah hasil belajar, maka

kita dapat mudah mengerti bahwa pola-pola tindakan dapat berubah dengan lebih cepat

daripada perubahan bentuk biologisnya. Tingkah laku dan hidup manusia beberapa tahun

yang lalu sangat berbeda dengan sekarang. Hanya tiga dasawarsa hingga empat dasawarsa

yang lalu saja orang Indonesia masih banyak tinggal dalam rumah-rumah besar dengan

kelompok kerabatnya yang luas, dan dari musim ke musim menanam padi di lading atau

sawah sebagai petani.

Perubahan-perubahan yang terjadi dalam rentang waktu hidup beberapa generasi

manusia tidak sama cepatnya pada kelompok manusia satu dengan kelompok manusia

lainnya. Ada yang mengalami perubahan lamban dalam jangka waktu beberapa puluh

generasi selama saru-dua abad, ada pula yang berubah dengan cepat hanya memerlukan

waktu dua-tiga generasi saja selama beberapa puluh tahun. Apabila sejenis serangga lebah

tetap sama pola kelakuan dan cara hidupnya di mana pun ia berada, tidaklah demikian

dengan pola tingkah laku dan hidup manusia di Asia, Afrika, Australia, Amerika Utara,

Amerika Latin, atau Eropa.

B. Berbagai Wujud Kelompok Manusia

Manusia dimuka bumi saat ini berjumlah lebih dari tiga miliar dan seluruh makhuk

jenis homo sapiens itu menampakan suatu keragaman yang disebabkan karena ciri-ciri raas

Kaukasoid, Mongoloid, Negroid, dan beberapa ciri lain yang berbeda-beda. Namun seperti

yang telah tersebut tadi, beragam ciri ras itu tidak menyebabkan timbulnya beragam pola

tingkah laku manusia.

Page 25: A. MAKHLUK MANUSIA DIANTARA MAKLUK-MAKHLUK · PDF fileSeleksi dan adaptasi adalah suatu ... yang lalu dan bahwa ia merupakan makhluk hidup manusia jenis Autralopithecus yang paling

Ragam tingkah laku manusia memang bukan disebabkan karena ciri-ciri ras,

melainkan karena kelompok-kelompok tempat manusia itu bergaul dan berinteraksi. Pada

zaman sekarang ini wujud tersebut adalah kelompok-kelompok yang besar terdiri dari

banyak manusia, tersebar dimuka bumi sebagai kesatuan-kesatuan manusia yang erat, dan

disebut Negara-negara nasional. Di Asia Tenggara, tampak kesatuan-kesatuan manusia

yang terwujud sebagai Negara nasional besar-kecil, seperti Indonesia, Malaysia, Singapura,

Papua Nugini, Filipina, Vietnam, Laos. Kamboja, Thailand, Myanmar. Di Eropa Barat

misalnya tampak kesatuan-kesatuan manusia yang juga berwujud sebagai Negara nasional

besar-kecil, seperti Inggris, Belanda, Prancis, Denmark, Jerman, Belgia, Luksemburg,

Lechtenstein dan banyak yang lain.

Lebih khusus, dalam setiap suku bangsa ada kesatuan-kesatuan hidup yang lebih

kecil lagi, yaitu desa dan kota. Di dalamnya manusia yang terkait dalam kesatuan-kesatuan

khusus itu terwujud sebagai kelompok-kelompok kekerabatan, sedangkan organisasi-

organisasi khusus itu berwujud sebagai misalnya perkumpulan-perkumpulan rekreasi,

partai-partai politik, organisasi-organisasi dagang, badan-badan pendidikan dan lain-lain.

Adapula organisasi-organisasi untuk mengurus pertanian dan irigasi yang bernama

subak ; ada organisasi-organisasi untuk melaksanakan suatu pertukangan yang bernama

seka, seperti seka tukang patung, seka tukang pandai besi, seka tukang ukir, seka pelukis

dan lain-lain ; ada organisasi-organisasi untuk kesenian atau untuk rekreasi yang juga

disebut seka.

Beragam kesatuan hidup manusia dalam suatu kesatuan Negara nasional

mempunyai wujud yang lain. Berbagai wujud ini bukan disebabkan karena ada suku-suku

bangsa yang berbeda-beda, melainkan karena secara horizontal ada lapisan-lapisan sosial

yang berbeda-beda. Masing-masing golongan tersebut mempunyai pola-pola tingkah laku,

adat-istiadat, dan gaya hidup yang berbeda-beda. Golongan-golongan seperti ini seolah-

olah merupakan lapisan-lapisan sosial, karena ada penilaian tinggi rendah mengenai tiap

golongan tadi oleh warga dan negara yang bersangkutan.

Page 26: A. MAKHLUK MANUSIA DIANTARA MAKLUK-MAKHLUK · PDF fileSeleksi dan adaptasi adalah suatu ... yang lalu dan bahwa ia merupakan makhluk hidup manusia jenis Autralopithecus yang paling

C. Unsur-unsur Masyarakat

Yang merupakan unsur-unsur dari masyarakat, yaitu kategori sosial, golongan

sosial, komunitas, kelompok dan perkumpulan.

1. Masyarakat

Masyarakat ( sebagai terjemahan istilah society ) adalah sekelompok orang yang

membentuk sebuah sistem semi tertutup atau semi terbuka, dimana sebagian besar

interaksi adalah antara individu-individu yang berada dalam kelompok tersebut. Perkataan

society berasal dari bahasa latin societas, “ perkataan “. Societas diambil dari socius yang

berarti “ teman “, maka makna masyarakat itu adalah berkait rapat dengan apa yang

dikatakan sosial. Kata “ masyarakat “ sendiri berasal dari kata dalam bahasa arab,

musyarak. Lebih abstraknya, sebuah masyarakat adalah suatu jaringan hubungan-

hubungan antar entitas-entitas. Masyarakat adalah komunitas yang interdependen ( saling

tergantung satu sama lain ). Umumnya, istilah masyarakat digunakan untuk mengacu

sekelompok orang yang hidup bersama dalam satu komunitas yang teratur.

Pengertian lain dari masyarakat merupakan istilah yang digunakan untuk

menerangkan komuditi manusia yang tinggal bersama-sama. Boleh juga dikatakan

masyarakat itu merupakan jaringan perhubungan antara pelbagai individu. Masyarakat

adalah sekumpulan manusia yang saling “ bergaul “, atau dengan istilah ilmiah, saling “

berinteraksi “. Negara modern misalnya, merupakan suatu kesatuan manusia dapat

mempunyai berbagai macam prasarana yang memungkinkan para warganya untuk

berinteraksi secara intensif dan dengan frekuensi yang tinggi.

Hendaknya diperhatikan bahwa tidak semua kesatuan manusia yang bergaul atau

berinteraksi itu merupakan masyarakat, karena suatu masyarakat harus mempunyai suatu

ikatan lain yang khusus. Ikatan yang membuat suatu kesatuan manusia menjadi suatu

masyarakat adalah pola tingkah laku yang khas mengenai semua faktor kehidupannya

dalam batas kesatuan itu. Lagipula, pola itu harus bersifat mantap dan kontinu ; dengan

kata lain, pola khas itu harus sudah menjadi adat istiadat yang khas.

Page 27: A. MAKHLUK MANUSIA DIANTARA MAKLUK-MAKHLUK · PDF fileSeleksi dan adaptasi adalah suatu ... yang lalu dan bahwa ia merupakan makhluk hidup manusia jenis Autralopithecus yang paling

Sebaliknya suatu Negara, suatu kota atau desa, misalnya merupakan kesatuan

manusia yang memiliki ke empat ciri terurai di atas, yaitu ;

1. Interaksi antar warga dan-warganya;

2. Adat istiadat, norma, hukum dan aturan-aturan khas yang mengatur pola tingkah

laku warga Negara kota atau desa;

3. Kontinuitas waktu;

4. Rasa identitas kuat yang mengikat semua warga.

Maka definisi masyarakat secara khusus dapat kita rumuskan sebagai berikut :

Masyarakat adalah kesatuan hidup manusia yang berinteraksi menurut suatu sistem adapt

istiadat tertentu yang bersifat kontinu, dan yang terikat oleh suatu rasa identitas bersama.

Definisi ini merupakan suatu definisi yang diajukan oleh J. L. Gillin dan J. P. Gillin dalam

buku mereka Cultural Sociology ( 1954 : hlm. 139 ), yang merumuskan bahwa masyarakat

atau society adalah “ …… the largest grouping ini which common customs, traditions,

attitudes and feelings of unity are operative “. Unsur grouping dalam definisi itu menyerupai

unsur “ kesatuan hidup “ dalam definisi kita, unsur common customs dan traditions adalah

unsur “ adat istiadat “ dan “kontinuitas” dalam definisi kita, serta unsur common attitudes

and feelings of unity sama dengan unsur “ identitas bersama “.

Asas-asas Sosiologi guru ilmu sosiologi Universitas Gajah Mada, M.M. Djojodigoeno,

membedakan antara konsep “ masyarakat dalam arti yang luas dan sempit “. Berdasarkan

konsep Djojodigoeno ini dapat dikatakan masyarakat Indonesia sebagai contoh suatu “

masyarakat dalam arti luas “. Sebaliknya, masyarakat yang terdiri dari warga suatu

kelompok kekerabatan seperti dadia, marga, atau suku, kita anggap sebagai contoh dari

suatu “ masyarakat dalam arti sempit “.

Apakah dengan demikian konsep masyarakat sama dengan konsep kumunitas ?

kedua istilah itu memang tumpang tindih, tetapi istilah masyarakat adalah istilah umum

bagi suatu kesatuan hidup manusia, dank arena itulah bersifat lebih luas daripada istilah

komunitas. Masyarakat adalah semua kesatuan hidup manusia yang bersifat mantap dan

terikat oleh satuan adat istiadat dan rasa identitas bersama, tetapi komunitas bersifat

khusus karena ciri tambahan ikatan lokasi dan kesadaran wilayah tadi.

Page 28: A. MAKHLUK MANUSIA DIANTARA MAKLUK-MAKHLUK · PDF fileSeleksi dan adaptasi adalah suatu ... yang lalu dan bahwa ia merupakan makhluk hidup manusia jenis Autralopithecus yang paling

2. Kategori Sosial

Kategori sosial adalah kesatuan manusia yang terwujud karena adanya suatu ciri

atau suatu kompleks ciri-ciri objektif yang dapat dikenakan kepada manusia-manusia itu.

Ciri-ciri objektif itu, misalnya dalam masyarakat suatu Negara ditentukan melalui

hukumnya bahwa ada kategori warga di atas umur 18 tahun, dan kategori warga di bawah

18 tahun, dengan maksud untuk membedakan antara warga Negara yang mempunyai hak

pilih dan warga Negara yang tidak mempunyai hak pilih dalam pemilihan umum. Contoh

lain adalah bahwa dalam masyarakat itu juga ada suatu kategori orang yang memiliki

mobil, dan suatu kategori orang yang tidak memilikinya, dengan maksud untuk

menentukan warga Negara yang harus membayar sumbangan wajib dan yang bebas dari

sumbangan wajib itu.

Orang-orang dalam suatu kategori sosial, misalnya semua anak di bawah 17 tahun,

biasanya tidak ada suatu orientitas sosial yang mengikat mereka. Mereka juga tidak

memiliki potensi yang dapat mengembangkan suatu interaksi di antara mereka sebagai

keseluruhan. Suatu kategori sosial biasanya juga tidak terikat oleh kesatuan adat, sistem

nilai, atau norma tertentu. Suatu kategori sosial tidak mempunyai lokasi, tidak mempunyai

organisasi, tidak mempunyai pimpinan.

3. Golongan Sosial

Suatu golongan sosial juga merupakan suatu kesatuan manusia yang ditandai oleh

suatu ciri tertentu. Bahkan sering kali ciri itu juga dikenakan kepada mereka oleh pihak

luar kalangan mereka sendiri. Walaupun demikian, suatu kesatuan manusia yang kita sebut

golongan sosial itu mempunyai ikatan identitas sosial. Hal ini dapat disebaabkan karena

kesadaran identitas itu tumbuh sebagai respons atau reaksi terhadap cara pihak luar

memandang golongan sosial itu. Hal ini dapat dijelaskan dengan contoh-contoh seperti

terurai berikut ini.

Dalam masyarakat Indonesia misalnya ada konsep golongan pemuda. Golongan

sosial ini terdiri dari manusia yang oleh pihak luar ditentukan berdasarkan atas satu ciri,

yaitu “ sifat muda “. Namun, selain ciri objektif tersebut, golongan sosial ini digambarkan

Page 29: A. MAKHLUK MANUSIA DIANTARA MAKLUK-MAKHLUK · PDF fileSeleksi dan adaptasi adalah suatu ... yang lalu dan bahwa ia merupakan makhluk hidup manusia jenis Autralopithecus yang paling

oleh umum sebagai suatu golongan manusia yang penuh idealisme ; belum terikat oleh

kewajiban-kewajiban hidup yang membebankan sehingga masih sanggup mengabdi dan

berkorban kepada masyarakat ; penuh semangat dan validitas ; mempunyai daya

mempengaruhi serta kreativitas yang besar.

Suatu golongan sosial dapat juga timbul karena pandangan negatif dari orang lain di

luar golongan itu. Misalnya : golongan Negro atau black dalam masyarakat Amerika Serikat,

disebabkan karena ciri-ciri ras yang tampak lahir secara mencolok dan membedakan

mereka dari warga Negara Amerika Serikat lainnya yang mempunyai ciri-ciri ras

Kaukasoid.

Dalam masyarakat masih ada suatu kesatuan manusia yang dapat disebut golongan

sosial, yaitu lapisan atau kelas sosial. Dalam masyarakat kuno misalnya ada lapisan-lapisan

seperti lapisan bangsawan, lapisan orang biasa, lapisan budak dan sebagainya ; dalam

masyarakat masa kini ada lapisan petani, lapisan buruh, lapisan pegawai, lapisan pegawai

tinggi, lapisan cendikiawan, lapisan usahawan dan sebagainya. Lapisan atau golongan

social semacam itu terjadi karena manusia-manusia yang dikelaskan ke dalamnya

mempunyai suatu gaya hidup yang khas.

Walaupun konsep golongan social dapat dibedakan dari konsep kategori sosial

melalui tiga syarat pengikat lagi, yaitu system norma, rasa identitas sosial, dan kontinuitas ;

namun konsep golongan sosial itu sama dengan konsep kategori sosial dan tidak

memenuhi syarat untuk disebut masyarakat. Hal itu disebabkan karena ada suatu syarat

pengikat masyarakat yang tidak ada pada keduanya, yaitu prasarana khusus untuk

melakukan interaksi sosial.

4. Kelompok dan Perkumpulan

Suatu kelompok atau group juga merupakan suatu masyarakat karena memenuhi

syarat-syaratnya dengan adanya sistem interaksi antara para anggota, dengan adanya

adapt istiadat serta system norma yang mengatur in teraksi itu, dengan adanya idenitas

yang mempersatukan semua anggota tadi. Namun selain ketiga ciri tadi, suatu kesatuan

manusia yang disebut kelompok juga mempunyai ciri tambahan, yaitu organisasi dan

Page 30: A. MAKHLUK MANUSIA DIANTARA MAKLUK-MAKHLUK · PDF fileSeleksi dan adaptasi adalah suatu ... yang lalu dan bahwa ia merupakan makhluk hidup manusia jenis Autralopithecus yang paling

sistem pimpinan, dan selalu tampak sebagai kesatuan dari individu-individu pada masa-

masa yang secara berulang berkumpuk dan kemudian bubar lagi.

Kedua ciri khas tersebut sebenarnya juga dimiliki oleh kesatuan manusia yang

paling besar masa kini, yaitu Negara. Namun, istilah kelompok tidak dikenakan pada

Negara.Kelompok yang didasarkan organisasi yang disebut pertama, misalnya marga

Tarigan, dalam buku-buku pelajaran antropologi dan sosiologi dalam bahasa Inggris sering

disebut group atau juga primaty group. Sistem organisasi sering disebut informal

organization. Kelompok yang berdasarkan organisasi yang disebut kedua, seperti PSIM

atau Gerakan Subud, dalam buku-buku pelajaran antropologi dan sosiologi dalam bahasa

Inggris disebut association. System organisasi sering disebut farmal organization.

Apabila istilah-istilah bahasa Inggris group, informal organization, association, dan

farmal organization itu kita terjemahkan ke dalam bahasa Indonesia secar otomatis, maka

kan timbul istilah-istilah yang artinya menjadi tidak jelas, seperti asosiasi, organisasi resmi,

kelompok, dan organisasi tidak resmi. Karena itu, untuk menghindari salah paham

digunakan istilah-istilah lain dalam bahasa Indonesia yang mempunyai arti lebih jelas

untuk menyebut kedua macam kelompok dan organisasi tadi. Association sebaiknya

diterjemahkan dengan istilah “ perkumpulan “. Dasar organisasinya adalah “ organisasi

buatan “. Group diterjemahkan dengan istilah “ kelompok “. Atau bila perlu kita dapat juga

memakai istilah yang digunakan Cooley, kelompok primer. Dasar organisasinya adalah “

organisasi adat “.

Suatu kelompok primer dengan kelompok adat, biasanya mempunyai system

pimpinan yang berbeda sifatnya daripada suatu perkumpulan dengan organisasi buatan.

Pimpinan kelompok lebih dilandaskan kewibawaan dan karisma, sedangkan hubungan

dengan warga kelompok yang dipimpin lebih berdasarkan hubungan asas perorangan.

Sebaliknya, pimpinan perkumpulan biasanya lebih berlandaskan wewenang dan hukum,

sedangkan hubungan dengan anggota kelompok yang dipimpin lebih berlandaskan

hubungan anonim dan asas guna.

Page 31: A. MAKHLUK MANUSIA DIANTARA MAKLUK-MAKHLUK · PDF fileSeleksi dan adaptasi adalah suatu ... yang lalu dan bahwa ia merupakan makhluk hidup manusia jenis Autralopithecus yang paling

Tabel 1

Perbedaan antara kelompok dan perkumpulan

Kelompok Perkumpulan

Primary group Association

Gemeinsschaft Gessellshaft

Solidarite mechanique Solidarite organique

Hubungan familistic Hubungan contractual

Dasar organisasi adapt Dasar organisassi buatan

Pimpinan berdasarkan kewibawaan dan

karisma

Pimpinan berdasarkan wewenang dan

hukum

Hubungan berasaskan perorangan Hubungan anonym dan berasas guna

5. Beragam Kelompok dan Perkumpulan

Perkumpulan dapat dikelaskan berdasarkan prinsip guna dan keperluan atau

fungsinya. Ada perkumpulan-perkumpulan yang berdasarkan keperluan manusia untuk

memajukan pendidikan dalam masyarakat seperti suatu yayasan pendidikan atau

kelompok studi, suatu perkumpulan pemberantasan buta huruf dan sebagainya. Ada

perkumpulan untuk memajukan ilmu pengetahuan seperti Himpunan Indonesia untuk

Pengembangan Ilmu-ilmu sosial, atau organisasi-organisasi profesi yang sekaligus juga

bertujuan mengajukan ilmu dan profesi bersangkutan, seperti Ikatan Dokter Indonesia.

Ada perkumpulan yang berdasarkan keperluan untuk memajukan kesenian, seperti

perkumpulan Mitra Budaya, perkumpulan seni tari Krida beksa Wirama, band musi pop

Koes Plus, perkumpulan kesusasteraan, aliran-aliran seni lukis dan sebagainya. Adapula

perkumpulan yang bertujuan melaksanakan aktivitas-aktivitas keaagamaan, seperti

Page 32: A. MAKHLUK MANUSIA DIANTARA MAKLUK-MAKHLUK · PDF fileSeleksi dan adaptasi adalah suatu ... yang lalu dan bahwa ia merupakan makhluk hidup manusia jenis Autralopithecus yang paling

organisasi gereja, organisasi-organisasi penyiaran agama, sekte, gerakan-gerakan

kebatinan, gerakan-gerakan ratu adil dan sebagainya.

6. Ikhtisar Mengenai Beragam Wujud Kesatuan Manusia

Agar menjadi lebih jelas, maka beragam wujud kesatuan manusia terurai tadi

beserta istilah-istilahnya yang hingga sekarang masih tetap merupakan suatu masalah yang

belum mantap diantara para ahlu antropologi dan sosiologi.

Ada tiga wujud kesatuan manusia, yaitu kerumunan, katerogi social, dan golongan

social tidak dapat disebut masyarakat. Hal itu karena ketiganya tidak memenuhi ketiga

unsur-unsur yang merupakan syarat konsep “ masyarakat “. Sedangkan perkumpulan

lazimnya juga tidak disebut demikian, walaupun memenuhi syarat.

7. Interaksi Antarindividu Dalam Masyarakat

Konsep interaksi yang dalam pembahasan sehari-hari, berarti “ bergaul “. Dalam hal

menganalisis proses interaksi antara individu-individu dalam masyarakat, kita harus

membedakan dua hal yaitu : kontak dan komunikai. Kontak antara individu juga tidak

hanya mungkin pada jarak dekat dengan misalnya “ berhadapan muka “. Juga tidak hanya

pada jarak sejauh kemampuan pancaindra manusia, tetapi alat-alat kebudayaan manusia

masa kini seperti tulisan, buku, surat kabar, telepon, radio, televisi memungkinkan

individu-individu berkontak pada jarak yang sangat jauh. Komunikasi terjadi setelah

adanya kontak.

D. Pranata Sosial

Istilah pranata sosial oleh Soerjono Soekanto disebut lembaga kemasyarakatan

merupakan hasil terjemahan dari bahasa Inggris social institution. Istilah yang lain yang

sering dipakai menunjukan pranata sosial adalah lembaga sosial. Istilah pranata sosial

berkaitan erat dengan istilah pranata dan lembaga.

Pengertian mengenai pranata social :

Page 33: A. MAKHLUK MANUSIA DIANTARA MAKLUK-MAKHLUK · PDF fileSeleksi dan adaptasi adalah suatu ... yang lalu dan bahwa ia merupakan makhluk hidup manusia jenis Autralopithecus yang paling

1. Pranata sosial adalah suatu system norma yang mencapai suatu tujuan atau

kegiatan yang oleh masyarakat dipandang penting ( menurut Horton dan Hunt

Suharko )

2. Pranata sosial merupakan himpunan norma-norma yang berkisar pada kebutuhan

pokok yang dipandang penting dalam masyarakat ( menurut Soerjono Soekanto ).

3. Pranata sosial merupakan tata cara atau prosedur yang telah diciptakan untuk

mengatur hubungan antarmanusia yang berkelompok dalam suatu kelompok

masyarakat ( menurut Robert Max. Iver dan Charles H. Page ).

4. Pranata sosial adalah suatu system tata kelakuan dan hubungan yang berpusat pada

aktivitas untuk memenuhi kompleks kebutuhan khusus dalam kehidupan

masyarakat. ( Menurut Koentjaraningrat )

5. Pranata sosial adalah semua norma dari segala tingkat yang berkisar pada suatu

keperluan pokok dalam kehidupan masyarakat merupakan suatu kelompok yang

diberi nama lembaga kemasyarakatan.( Menurut Selo Soemardjan dan Soelaeman

Soemardi )

1. Pranata

Pranata adalah suatu system norma khusus menata suatu rangkaian tindakan

berpola mantap guna memenuhi suatu keperluan khusus dari manusia dalam kehidupan

masyarakat. Konsep pranata atau institution telah lama berkembang dan dipergunakan

dalam ilmu sosiologi dan merupakan suatu konsep dasar yang diuraikan secara panjang

lebar dalam semua kitab pelajaran mengenai ilmu itu.

2. Pranata ( institusi ) dan Lembaga ( istitut )

Pranata adalah system norma atau aturan-aturan yang mengenai suatu aktivitas

masyarakat yang khusus, sedangkan lembaga adalah badan atau organisasi yang

melaksanakan aktivitas itu. Dengan kata lain, lembaga merupakan wujud konkret dari

pranata. Pranata bersifat abstrak, karena merupakan seperangkat aturan. Sedangkan,

lembaga bersifat nyata, karena berupa lembaga, asosiasi, organisasi, kelompok, badan, atau

perkumpulan yang khusus.

Page 34: A. MAKHLUK MANUSIA DIANTARA MAKLUK-MAKHLUK · PDF fileSeleksi dan adaptasi adalah suatu ... yang lalu dan bahwa ia merupakan makhluk hidup manusia jenis Autralopithecus yang paling

Sebagai contoh : Sekolah merupakan pranata yang memiliki seperangkat norma

yang mengatur tentang pendidikan. Sedangkan SD Negeri 1, SD 2 merupakan lembaga.

3. Macam-macam Pranata

Menurut Koentjaaraningrat bahwa pranata-pranata social atau lembaga social

kemasyarakatan dibagi menjadi delapan pranata, sebagai berikut :

1. Pranata yang mengatur atau berfungsi tenteng kekerabatan, yaitu sering disebut

kinship atau domestic institutions. Yaitu mengatur tentang : Kekeluargaan,

perkawinan, perceraian, cara-carameminang / melamar, tolong menolong

antarkerabat, pengasuhan anak-anak, sopan santun pergaulan antarkerabat dan

sebagainya.

2. Pranata yang mengatur tentang mata pencaharian hidup, memproduksi, menimbun,

menyimpan, mendistribusikan hasil produksi dan harta adalah economic

institutions, yaitu mengatur kebutuhan-kebutuhan yang berhubungan dengan

kegiatan-kegiatan ekonomi seperti : pertanian, peternakan, perindustrian,

perkebunan, perbankan, perburuan, jasa dan sebagainya.

3. Pranata yang mengatur tentang penerangan dan pendidikan manusia supaya

menjadi anggota masyarakat yang berguna adalah educational institutions, yaitu

mengatur tentang tingkatan / jenjang pendidikan sejak TK, SD, SLTP, SMA,

Perguruan Tinggi ( Program S1, S2, S3 ), pendidikan formal kejuruan,

pemberantasan buta huruf pers, dan sebagainya.

4. Pranata yang mengatur tentang kebutuhan ilmiah manusia, menyelami alam

semesta sekelilingnya atau scientific institutions, yaitu mengatur tentang kebutuhan

ilmiah, seperti : metodologi ilmiah, karya ilmiah, kelompok ilmiah remaja ( KIR ),

penelitian, pendidikan ilmiah, dan sebagainya.

5. Pranata yang mengatur tentang rasa keindahan dan rekreasi ( aesthetic and

recreational institutions ), yaitu meliputi kebutuhan-kebutuhan seperti : seni rupa,

seni drama, seni tari, sport, menikmati keindahan panorama alam, rekreasi, wisata

dan sebagainya.

Page 35: A. MAKHLUK MANUSIA DIANTARA MAKLUK-MAKHLUK · PDF fileSeleksi dan adaptasi adalah suatu ... yang lalu dan bahwa ia merupakan makhluk hidup manusia jenis Autralopithecus yang paling

6. Pranata yang mengatur tentang kebutuhan berhubungan dengan Tuhan Yang Maha

Esa, yaitu kebutuhan-kebutuhan dalam kegiatan-kegiatan agama atau religious

institutions, contoh : masjid, gereja, pura, kenduri, upacara ritual, dan sebagainya.

7. Pranata yang mengatur tentang kebutuhan hidup berkelompok atau bernegara atau

political institutions, seperti : partai politik, Negara demokrasi, Polri, TNI, kejaksaan,

kehakiman, departemen, dan sebagainya.

8. Pranata yang mengatur tentang kebutuhan jasmani manusia atau somatic

institutions, yaitu kebutuhan yang mengatur pemeliharan badan seperti :

kecantikan, kesehatan, kedokteran, tata rias, dan sebagainya.

Penggolongan tersebut tentu tidak lengkap karena tidak mencakup segala macam

pranata yang mungkin ada dalam masyarakat manusia. Selain itu dalam suatu masyarakat

banyak pula pranata yang tidak khusus tumbuh dari dalam adapt istiadat suatu masyarakat

bersangkutan, tanpa disadari adan direncanakan diambil dari masyarakat lain. Banyak

pranata berasal dari luar, seperti : demokrasi parlementer, system kepartaian, koperasi,

perguruan tinggi, komunikasi satelit, dan lain-lain.

Pada tanggal 10 Juni 1976, misalnya dalam masyarakat Indonesia dikembangkan

yaitu pranata baru, yaitu pranata komunikasi satelit.

4. Pranata, kedudukan dan pranata Sosial

Istilah peranan memang dipinjam dari seni sandiwara. Berbeda dengan sandiwara,

si pemain tidak hanya memainkan suatu peranan saja, tetapi beberapa peranan sekaligus

atau secara berganti-ganti. Dalam ilmu antropologi dan ilmu-ilmu sosial lain, peranan

diberi arti yang lebih khusus, yaitu peranan khas yang dipentaskan atau ditindakan oleh

individu dalam kedudukan di mana ia berhadapan dengan individu-individu dalam

kedudukan-kedudukan lain.

Untuk tiap individu dalam masyarakat ada dua macam kedudukan, yaitu kedudukan

yang dapat diperoleh dengan sendirinya, dan kedudukan yang hanya dapat diperoleh

dengan usaha. Golongan yang pertama disebut kedududkan tergaridkan dan yang keduaa

disebut kedudukan diusahakan.

Page 36: A. MAKHLUK MANUSIA DIANTARA MAKLUK-MAKHLUK · PDF fileSeleksi dan adaptasi adalah suatu ... yang lalu dan bahwa ia merupakan makhluk hidup manusia jenis Autralopithecus yang paling

E. Integrasi Masyarakat

1. Struktur Sosial

Konsep social structure pertama kali dikembangkan oleh seorang tokoh dalam ilmu

antropologi, yaitu A.R. Radcliffe Brown. Sarjana antropologi Inggris ini hidup di antara

1881 dan 1955, yang di antara lain pernah melakukan penelitian terhadap orang-orang

pygmee di kepulauan Andaman di Teluk Bengali di sebelah utara sumatera. Dalam bukunya

yang melaporkan penelitian itu, The Andaman Islanders ( 1922) belum tercantum uraian

mengenai konsep social structure itu. Baru pada tahun 1939 konsep itu diuraikan olehnya

dalam suatu pidato resmi yang diucapakannya saat peristiwa penerimaan jabatannya

sebagai Ketua Lembaga Royal Anthropological Institute of Great Britain and Ireland. Dasar

pikirannya mengenai struktur sosial itu secara singkat adalah seperti yang terurai berikut

ini :

1. Pangkal dan pusat dari segala penelitian masyarakat di muka bumi ini, serupa

dengan penelitian-penelitian ilmu kimia itu yang memusatkan perhatian terhadap

susunan hubungan antara molekul-molekul yang menyebabkan adanya berbagai

zat.

2. Struktur sosial dari suatu masyarakat itu mengendalikan tindakan individu dalam

masyarakat, tetapi tidak tampak oleh seorang peneliti dengan sekejap pandangan

dan harus diabstraksikan secara induksi dan dari kenyataan kehidupan masyarakat

yang konkret.

3. Hubungan interaksi antarindividu dalam masyarakat adalah hal yang konkret yang

dapat diobservasi dan dapat dicatat.

4. Dengan struktur sosial itu seorang peneliti kemudian dapat menyelami latar

belakang seluruh kehidupan suatu masyarakat, baik hubungan kekerabatan,

perekonomian, religi, maupun aktivitas kebudayaan atau pranata lainnya.

5. Untuk mempelajari struktur sosial suatu masyarakat diperlukan suatu penelitian di

lapangan, dengan mendatangi sendiri suatu masyarakat manusia yang hidup terikat

oleh suatu desa, suatu bagian kota besar, suatu kelompok berburu dan yang lain.

Page 37: A. MAKHLUK MANUSIA DIANTARA MAKLUK-MAKHLUK · PDF fileSeleksi dan adaptasi adalah suatu ... yang lalu dan bahwa ia merupakan makhluk hidup manusia jenis Autralopithecus yang paling

6. Struktur sosial juga dapat dipakai sebagai kriterium untuk menentukan batas-batas

dari suatu masyarakat tertentu.

2. Analisis Struktur Sosial

Walaupun Radcliffe- Brown telah menguraikan konsep social structure, ia belum

pernah memberikan petunjuk mengenai metodologi yang digunakan seorang peneliti

mengabstraksikan susunan social dari kenyataan kehidupan masyarakat. Ahli-ahli

antropologi telah mencoba berbagai metode untuk mengabstaksikan struktur sosial,

metode-metode yang paling umum adalah mencari karangka itu dari kehidupan

kekerabatan. Dalam suatu masyarakat kecil dan lokal, kehidupan kekerabatan merupakan

suatu system yang sering kali bersifat amat ketat, yamg memang mempengaruhi suatu

lapangan kehidupan yang sangat luas, sehingga menyangkut banyak sektor kehidupan

masyarakat.

Antropologi yang mempunyai pengalaman cukup lama justru dalam hal meneliti

masyarakat lokal, telah mengembangkan berbagai metode dan konsep mengenai berbagai

system kekerabatan yang beragam.

Page 38: A. MAKHLUK MANUSIA DIANTARA MAKLUK-MAKHLUK · PDF fileSeleksi dan adaptasi adalah suatu ... yang lalu dan bahwa ia merupakan makhluk hidup manusia jenis Autralopithecus yang paling

BAB IV

KEBUDAYAAN

A. Definisi Menurut Ilmu Antropologi

Menurut ilmu antropologi “kebudayaan” adalah keseluruhan sistem gagasan,

tindakan dan hasil karya manusia dalam kehidupan masyarakat yang dijadikan milik diri

manusia dengan belajar. Hal tersebut berarti bahwa hampir seluruh tindakan manusia

adalah “kebudayaan” karena hanya sedikit tindakan manusia dalam kehidupan masyarakat

yang tidak perlu dibiasakan dengan belajar, yaitu hanya beberapa tindakan naluri,

beberapa refleks, beberapa tindakan akibat proses fisiologi, atau kelakuan membabi buta.

Bahkan berbagai tindakan manusia yang merupakan kemampuan naluri yang terbawa

dalam gen bersama kelahirannya (seperti makan, minum, atau berjalan dengan kedua

kakinya), juga dirombak olehnya menjadi tindakan kebudayaan.

Definisi yang menganggap bahwa “kebudayaan” dan “tindakan kebudayaan” itu

adalah segala tindakan yang harus dibiasakan oleh manusia dengan belajar, juga diajukan

oleh beberapa ahli antropologi terkenal seperti C. Wissler, C. Kluckhohn, A. Davis, atau A.

Hoebel. Definisi yang mereka ajukan hanya beberapa saja diantara banyak definisi lain

yang pernah diajukan, tidak hanya para sarjana antropologi, tetapi juga oleh para sarjana

ilmu-ilmu lain seperti sosiologi, filsafat, sejarah, dan kesusasteraan. Hasil penelitian

mengenai definisi kebudayaan tadi diterbitkan menjadi buku berjudul: Culture, A Critical

Review of Concepts and Definitions (1952).

1. Kebudayaan (Culture) dan Peradaban

Kata “kebudayaan: berasal dari kata Sanskerta buddhayah, yaitu bentuk jamak dari

buddhi yang berarti “budi” atau “akal”. Dengan demikian ke-budaya-an dapat diartikan:

“hal-hal yang bersangkutan dengan akal”. Ada sarjana lain yang mengupas kata budaya

sebagai suatu perkembangan dari kata majemuk bu-daya, yang berarti “daya dan budi”.

Karena itu mereka membedakan “budaya” dan “kebudayaan”. Demikianlah “budaya”

adalah “daya dan budi” yang berupa cipta, karsa, dan rasa itu.

Page 39: A. MAKHLUK MANUSIA DIANTARA MAKLUK-MAKHLUK · PDF fileSeleksi dan adaptasi adalah suatu ... yang lalu dan bahwa ia merupakan makhluk hidup manusia jenis Autralopithecus yang paling

Kata culture merupakan kata asing yang sama artinya dengan “kebudayaan”. Berasal

dari kata latin colore yang berarti “mengolah, mengerjakan,” terutama mengolah tanah atau

bertani. Dari arti lain berkembang arti culture sebagai “segala daya upaya serta tindakan

manusia untuk mengolah tanah dan mengubah alam.”

2. Sifat Superorganik dari Kebudayaan

Manusia berevolusi dalam jangka waktu lebih-kurang 4 juta tahun lamanya. Pada

saat itu muncul di muka bumi, tentu telah ada benih-benih dari kebudayaan. Telah ada

bahasa sebagai alat komunikasi untuk perkembangan sistem pembagian kerja dan

interaksi antar warga kelompok. Tentu saja ada kemampuan akal manusia untuk

mengembangkan konsep-konsep yang makin tajam, yang dapat disimpan dalam bahasa,

dan bersifat akumulatif. Mungkin ketika itu juga sudah ada alat-alatnya yang pertama,

berupa sebatang kayu untuk tongkat pukul, segumpal batu untuk senjata lempar.

Kemudian batang-batang kayu diperuncing olehnya sehingga selain senjata pukul, juga

dapat berfungsi sebagai senjata tusuk, dan gumpal-gumpal batu yang dipertajam pada sisi

belahannya dapat juga berfungsi sebagai alat potong.

Kemudian hanya 50.000 tahun setelah itu, ketika dalam proses evolusi organik

tampak perbedaan beragam ras, maka dalam proses evolusi kebudayaan telah mulai

tampak alat-alat dengan teknologi rumit seperti busur panah. Adapun suatu perkembangan

yang meloncat cepat adalah ketika dalam waktu hanya 20.000 tahun saja, berkembang

kepamdaian manusia untuk bercocok tanam.

Setelah revolusi bercocok tanam dan kehidupan menetap, yang juga menyebabkan

meloncatnya pertambahan jumlah manusia, hanya dalam jangka waktu separohnya dari

jangka waktu proses perkembangan bercocok tanam, yaitu 6.000 tahun kemudian, telah

timbul lagi suatu revolusi atau perubahan mendadak yang baru lagi dalam proses

perkembangan kebudayaan, yaitu revolusi perkembangan masyarakat kota. Peristiwa itu

pertama-tama terjadi di Pulau Kreta, kira-kira pada tahun 4.000 S.M.,di daerah subur di

perairan sungai-sungai Tigris dan Eufrat (daerah yang sekarang menjadi negara Siria dan

Irak), di daerah muara Sungai Nil (daerah yang sekarang menjadi Mesir sekitar kota Kairo).

Page 40: A. MAKHLUK MANUSIA DIANTARA MAKLUK-MAKHLUK · PDF fileSeleksi dan adaptasi adalah suatu ... yang lalu dan bahwa ia merupakan makhluk hidup manusia jenis Autralopithecus yang paling

Dengan melalui dua peristiwa revolusi kebudayaan, yaitu revolusi pertanian dan

revolusi perkotaan, proses perkembangan tampak membumbung tinggi dengan suatu

kecepatan yang seolah-olah tidak dapat dikendalikan sendiri, dalam waktu hanya 200

tahun saja, melalui peristiwa yangt disebut revolusi industri. Proses perkembangan

kebudayaan yang seolah-olah melepaskan diri dari evolusi organik, dan terbang sendiri

membumbung tinggi ini, merupakan proses yang oleh ahli antropologi A.L. Kroeber disebut

proses perkembangan superorganic dari kebudayaan.

B. Tiga Wujud Kebudayaan

Seorang ahli sosiologi Talcott Parsons bersama dengan seorang ahli antropologi

A.L.Kroeber pernah menganjurkan untuk membedakan wujud kebudayaan sebagai suatu

sistem dari ide dan konsep dari wujud kebudayaan sebagai suatu rangkaian tindakan dan

aktivitas manusia yang berpola. Serupa dengan J.J. Honigmann yang dalam buku pelajaran

antropologinya, berjudul The World of Man (1959:hlm. 11-12) membedakan adanya tiga

“gejala kebudayaan”, yaitu (1) ideas, (2) activities, dan (3) artifacts, pengarang berpendirian

bahwa kebudayaan itu ada tiga wujudnya, yaitu :

1. Wujud kebudayaan sebagai suatu kompleks dari ide, gagasan, nilai, norma,

peraturan dan sebagainya.

2. Wujud kebudayaan sebagai suatu kompleks aktivitas serta tindakan berpola dari

manusia dalam masyarakat.

3. Wujud kebudayaan sebagai benda-benda hasil karya manusia.

Wujud pertama adalah wujud ideal dari kebudayaan. Sifatnya abstrak, tidak dapat

diraba atau difoto. Lokasinya ada didalam kepala atau dengan perkataan lain, dalam alam

pikiran warga masyarakat tempat kebudayaan bersangkutan itu hidup.

Wujud kedua dari kebudayaan disebut sistem sosial atau social system, mengenai

tindakan berpola dari manusia itu sendiri. Sistem sosial ini terdiri dari aktivitas-aktivitas

manusia yang berinteraksi, berhubungan, dan bergaul satu sama lain dari detik ke d etik,

dari hari ke hari, dan dari tahun ke tahun, selalu menurut pola-pola tertentu yang

berdasarkan adat tata kelakuan.

Page 41: A. MAKHLUK MANUSIA DIANTARA MAKLUK-MAKHLUK · PDF fileSeleksi dan adaptasi adalah suatu ... yang lalu dan bahwa ia merupakan makhluk hidup manusia jenis Autralopithecus yang paling

Wujud ketiga dari kebudayaan disebut kebudayaan fisik. Berupa seluruh hasil fisik

dan aktivitas, perbuatan, dan karya semua manusia dalam masyarakat. Sifatnya paling

konkret dan berupa benda-benda atau hal-hal yang dapat diraba, dilihat, dan difoto. Ada

benda-benda yang sangat besar seperti pabrik baja: ada benda-benda yang amat kompleks

dan canggih, seperti komputer berkapasitas tinggi; atau benda-benda besar yang bergerak.

C. Adat – Istiadat

1. Sistem Nilai Budaya, Pandangan Hidup, dan Ideologi

Sistem nilai budaya merupakan tingkat yang paling tinggi dan paling abstrak dari

adat istiadat. Hal itu disebabkan karena nilai budaya merupakan konsep-konsep mengenai

suatu yang ada dalam alam pikiran sebagian besar dari masyarakat yang mereka anggap

bernilai, berharga, dan penting dalam hidup sehingga dapat berfungsi sebagai suatu

pedoman yang memberi arah dan orientasi pada kehidupan para warga masyarakat tadi.

Menurut C. Kluckhohn, kelima masalah dasar dalam kehidupan manusia yang menjadi

landasan bagi kerangka variasi sistem nilai budaya adalah :

1) Masalah hakikat dan hidup manusia (selanjutnya disingkat MH).

2) Masalah hakikat dari karya manusia (selanjutnya disingkat MK).

3) Masalah hakikat dari kedudukan manusia dalam ruang waktu (selanjutnya disingkat

MW).

4) Masalah hakikat dari hubungan manusia dengan alam sekitarnya (selanjutnya

disingkat MA).

5) Masalah hakikat dari hubungan manusia dengan sesamanya (selanjutnya disingkat

MM).

Suatu sistem nilai budaya sering juga berupa pandangan hidup atau world view bagi

manusia yang menganutnya. Namun istilah “pandangan nhidup” sebaiknya dipisahkan dari

konsep sistem nilai budaya. Pandangan hidup itu biasanya mengandung sebagian dari

nilai-nilai yang dianut oleh suatu masyarakat, yang dipilih secara selektif oleh para individu

dan golongan-golongan dalam masyarakat. Dengan demikian, apabila “sistem nilai” itu

merupakan pedoman hidup yang dianut oleh sebagian besar warga masyarakat, maka

“pandangan hidup” itu merupakan suatu sistem pedoman yang dianut oleh golongan-

golongan atau lebih sempit lagi, individu-individu khusus dalam masyarakat. Karena itu,

Page 42: A. MAKHLUK MANUSIA DIANTARA MAKLUK-MAKHLUK · PDF fileSeleksi dan adaptasi adalah suatu ... yang lalu dan bahwa ia merupakan makhluk hidup manusia jenis Autralopithecus yang paling

hanya ada pandangan hidup golongan atau individu tertentu, tetapi tidak ada pandangan

hidup seluruh masyarakat.

Lain lagi dengan konsep “ideologi”. Konsep itu juga merupakan suatu sitem

pedoman hidup atau cita-cita, yang ingin sekali dicapai oleh banyak individu dalam

masyarakat, tetapi lebih khusus sifatnya daripada sistem nilai budaya. Suatu ideologi dapat

menyangkut sebagian besar dari warga masyarakat, tetapi dapat juga menyangkut

golongan-golongan tertentu dalam masyarakat. Sebaiknya istilah ideologi biasanya tidak

dipakai dalam hubungan dengan individu.

2. Adat Istiadat, Norma, dan Hukum

Norma yang berupa aturan-aturan untuk bertindak bersifat khusus, sedangkan

perumusannya bersifat amat terperinci, jelas, tegas, dan tidak meragukan. Hal itu memang

seharusnya demikian, sebab kalau terlampau umum dan luas ruang lingkupnya, serta

terlampau kabur perumusannya, maka norma tersebut tidak dapat mengatur tindakan

individu dan membingungkan individu bersangkutan (mengenai prosedur dan cara

pelaksanaan suatu tindakan).

Norma-norma yang khusus dapat digolongkan menurut pranata yang ada di

masyarakat. Tiap masyarakat mempunyai sejumlah pranata, seperti pranata ilmiah,

pranata pendidikan, pranata peradilan, pranata ekonomi, pranata estetika atau kesenian,

pranata keagamaan dan sebagainya. Sejajar dengan adanya beragam pranata itu ada juga

norma ilmiah, norma pendidikan, norma politik, norma politik, norma peradilan, norma

ekonomi, norma estetika atau keindahan, norma keagamaan dan sebagainya.

Oleh seorang ahli sosiologi W.G. Sumner, norma golongan pertama disebut mores,

dan norma golongan kedua folkways. Istilah mores menurut konsepsi Sumner dapat kita

sebut dalam bahasa Indonesia “adat-istiadat dalam arti khusus”, sedangkan folkways dapat

kita sebut “tata cara”.

Norma-norma dari golongan adat yang mempunyai akibat panjang tadi juga berupa

“hukum”. Walaupun demikian, tidaklah tepat untuk menyamakan mores menurut konsepsi

Sumner itu dengan “hukum”, karena menurut Sumner norma-norma yang mengatur

upacara-upacara suci tertentu juga termasuk mores karena dalam banyak kebudayaan

norma seperti itu dianggap berat, dan pelanggaran terhadapnya sering menyebabkan

Page 43: A. MAKHLUK MANUSIA DIANTARA MAKLUK-MAKHLUK · PDF fileSeleksi dan adaptasi adalah suatu ... yang lalu dan bahwa ia merupakan makhluk hidup manusia jenis Autralopithecus yang paling

ketegangan-ketegangan dalam masyarakat dan sering mempunyai akibat panjang. Dengan

demikian kita perlu mengetahui secara jelas perbedaan antara norma-norma yang dapat

kita sebut “hukum” atau “hukum adat”.

Mengenai perbedaan antara adat dan hkum adat, atau mengenai ciri-ciri dasar dari

hukum dan hukum adat, memang sudah sejak lama menjadi buah pemikiran para ahli

antropologi. Mereka dapat kita bagi dalam dua golongan.

Golongan pertama beranggapan bahwa tidak ada aktivitas hukum dalam

masyarakat yang tidak bernegara (seperti masyarakat kelompok berburu dan meramu,

masyarakat peladang yang tidak mengenal dunia lain diluar desa mereka). Ahli antropologi

A.R. Radcliffe Brown menganut pendiri ini. Pendiriannya mudah, tetapi kemudian timbul

masalah tentang cra masyarakat yang tidak ada hukumnya berhasil menjaga tata tertib

didalamnya, mengenai itu Radcliffe Brown percaya akan adanya suatu komplek norma

umum, yaitu adat (yang berada diatas individu, sifatnya mantap dan kontinu, mempunyai

sifat memaksa).

Golongan kedua tidak mengkhususkan definisi mereka tentang hukum, hanya

kepala hukum dalam masyarakat bernegara dengan suatu sistem alat-alat kekuasaan saja.

Di antara kedua golongan ini ada B. Malinowski. Ia berpendapat bahwa ada suatu dasar

universal yang sama antara “hukum” dalam masyarakat bernegara dan masyarakat

terbelakang. Katanya, semua aktivitas kebudayaan berfungsi untuk memenuhi suatu

rangkaian hasrat naluri dari manusia. Adapun diantara berbagai macam aktivitas

kebudayaan itu ada yang mempunyai fungsi memenuhi (yaitu hasrat naluri manusia untuk

saling memberi dan menerima berdasarkan prinsip yang oleh Malinowski disebut the

principle of reciprocity).

B. Teer Haar yang pernah memikirkan mengenai batas antara adat dan hukum

adat. Pendiriannya tentang masalah itu adalah seperti berikut: pedoman untuk

menentukan suatu kasus (merupakan kasus hukum atau bukan hukum), dalam suatu

masyarakat yang mempunyai adat dan sistem hukum yang tidak terkodifikasi itu adalah

keputusan dari para pejabat pemegang kuasa dalam masyarakat. Pendiri ini diajukan oleh

Ter Haar dalam beberapa pidato ilmiah, salah satu diantaranya adalah Het

Adatprivaatrecht van Nederlandsch-in Wetenschap, Praktijk en Onderwijs (1937).

Page 44: A. MAKHLUK MANUSIA DIANTARA MAKLUK-MAKHLUK · PDF fileSeleksi dan adaptasi adalah suatu ... yang lalu dan bahwa ia merupakan makhluk hidup manusia jenis Autralopithecus yang paling

Hasil dari analisis komparatif yang amat luas adalah suatu teori tentang batas

antara adat dan hukum adat, yang singkatnya berbunyi sebagai berikut :

a. Hukum adalah suatu aktivitas didalam rangka suatu kebudayaan yang mempunyai

fungsi pengawasan sosial. Untuk membedakan suatu aktivitas itu dari aktivitas-

aktivitas kebudayaan lain yang mempunyai fungsi serupa dalam suatu masyarakat,

seorang peneliti harus mencari adanya empat ciri dari hukum, atau atributes of law.

b. Atribute yang terutama disebut attribute of aut hority (sampai disini teori Pospisil

tidak berbeda denga teori Ter Haar). Atribut otoritas atau kekuasaan menentukan

bahwa aktivitas kebudayaan yang disebut hukum itu adalah keputusan-keputusan

melalui suatu mekanisme yang diberi wewenang dan kekuasaan dalam masyarakat.

Keputusan-keputusan ini memberi pemecahan terhadap ketegangan sosial yang

disebabkan karena misalnya ada: (i) serangan-serangan terhadap diri individu;

(ii) serangan-serangan terhadap hak orang; (iii) serangan-serangan terhadap pihak

yang berkuasa; (iv) serangan-serangan terhadap keamanan hukum.

c. Atribute yang kedua disebut atribute of intention of universal application. Atribut ini

menentukan bahwa keputusan-keputusan dari pihak yang berkuasa itu harus

dimaksudkan sebagai keputusan-keputusan yang mempunyai jangka waktu panjang

dan harus dianggap berlaku juga terhadap peristiwa serupa dalam masa yang akan

datang.

d. Atribute yang ketiga disebut attribute of obligation. Atribut ini menentukan bahwa

keputusan-keputusan dari pemegang kuasa harus mengandung perumusan dan

kewajiban pihak kesatu terhadap pihak kedua, tetapi juga hak dari pihak kedua

yang harus dipenuhi oleh pihak kesatu

e. Atribute yang keempatdisebut attribute of sanction, dan menentukan bahwa

keputusan-keputusan dari pihak berkuasa itu harus dikuatkan dengan sanksi dalam

arti seluas-luasnya. Sanksi itu bisa berupa sanksi jasmaniah berupa hukuman

tubuh dan deprivasi dari milik (yang misalnya amat dipentingkan dalam sistem-

Page 45: A. MAKHLUK MANUSIA DIANTARA MAKLUK-MAKHLUK · PDF fileSeleksi dan adaptasi adalah suatu ... yang lalu dan bahwa ia merupakan makhluk hidup manusia jenis Autralopithecus yang paling

sistem hukum bangsa-bangsa Eropa), selain itu juga berupa sanksi rohani seperti

menimbulkan rasa takut, rasa malu, rasa dibenci dan sebagainya.

D. Unsur-Unsur Kebudayaan

Para sarjana antropologi yang biasa menanggapi suatu kebudayaan (misalnya

kebudayaan Minangkabau, kebudayaan Bali, atau kebudayaan Jepang) sebagai suatu

keseluruhan yang terintegrasi, ketika hendak menganalisis membagi keseluruhan itu ke

dalam unsur-unsur besar yang disebut “unsur-unsur kebudayaan universal” atau cultural

universals. Unsur-unsur kebudayaan universal yang disusun oleh beberapa sarjana

antropologi bahwa ada tujuh unsur kebudayaan yang dapat kita sebut sebagai isi pokok

dari tiap kebudayaan di dunia itu adalah :

1. Bahasa,

2. Sistem pengetahuan,

3. Organisasi sosial,

4. Sistem peralatan hidup dan teknologi,

5. Sistem mata pencaharian hidup,

6. Sistem religi, dan

7. Kesenian.

E. Integrasi Kebudayaan

1. Metode Holistik

Ilmu antropologi memang telah mengembangkan beberapa konsep yang dapat

dipakai untuk memahami berbagai macam kaitan antara berbagai unsur kecil dalam suatu

kebudayaan itu. Kesadaran akan perlunya masalah integrasi kebudayaan dipelajari secara

mendalam, baru setelah tahun 1920 timbul, dan baru sesudah waktu itu masalah integrasi

menjadi bahan diskusi dalam teori. Dalam pada itu timbul beberapa konsep untuk

menganalisis masalah integrasi kebudayaan, yaitu pikiran kolektif, fungsi unsur-unsur

kebudayaan, fokus kebudayaan, etos kebudayaan, dan kepribadian umum.

Page 46: A. MAKHLUK MANUSIA DIANTARA MAKLUK-MAKHLUK · PDF fileSeleksi dan adaptasi adalah suatu ... yang lalu dan bahwa ia merupakan makhluk hidup manusia jenis Autralopithecus yang paling

2. Pikiran Kolektif

Sudah sejak akhir abad ke-19 ada seorang ahli sosiologi dan antropologi Prancis, bernama

E.Durkheim, yang mengembangkan konsep representations collectives (pikiran-pikiran

kolektif) dalam sebuah karantgan berjudul Representation Individuelles et Representations

Collectives (1898). Cara Dukheim menguraikan konsep itu pada dasarnya tidak berbeda

dengan cara ilmu psikologi menguraikan konsep berpikir. Ia juga beranggapan bahwa

aktivitas-aktivitas dan proses-proses rohaniah, seperti: penangkapan pengalaman, rasa,

sensasi, kemauan, keinginan, dan lain-lain itu, terjadi dalam organ fisik dari manusia dan

khususnya berpangkal di otak dan sistem syarafnya. Akal manusia mempunyai

kemampuan untuk menghubung-hubungkan proses-proses rohaniah yang primer tadi

melalui proses sekunder, menjadi bayangan-bayangan; dan jumlah dari semua bayangan

tentang suatu hal yang khas, menjadi gagasan. Suatu gagasan seperti itu oleh Durkheim

disebut representation. Oleh karena gagasan berada dalam alam pikiran seorang individu,

maka disebutnya representation individuelle.

3. Fungsi Unsur-unsur Kebudayaan

Ada beberapa sarjana antropologi lain yang mencoba mencapai pengertian

mengenai masalah integrasi kebudayaan dan jaringan berkaitan antara unsur-unsurnya,

dengan cara meneliti fungsi unsur-unsur itu. Istilah “fungsi” itu dapat dipakai dalam bahasa

sehari-hari maupun dalam bahasa ilmiah dengan arti yang berbeda-beda. Seorang sarjana

antropologi, M.E. Spiro, pernah mendapatkan bahwa dalam karangan ilmiah ada tiga cara

pemakaian kata “fungsi” itu, adalah :

a) Menerangkan “fungsi” itu sebagai hubungan antara suatu hal dengan suatu tujuan

tertentu (misalnya mobil mempunyai fungtsi sebagai alat untuk mengangkut

manusia atau barang dari satu tempat ke tempat lain),

b) Menerangkan kaitan antara satu hal dengan hal yang lain (kalau nilai dari satu hal x

itu berubah, maka nilai dari suatu hal lain yang ditentukan oleh x tadi, juga

berubah),

c) Menerangkan hubungan yang terjadi antara satu dengan hal-hal lain dalam suatu

sistem yang terintegrasi (suatu bagian dari suatu organisme yang berubah

Page 47: A. MAKHLUK MANUSIA DIANTARA MAKLUK-MAKHLUK · PDF fileSeleksi dan adaptasi adalah suatu ... yang lalu dan bahwa ia merupakan makhluk hidup manusia jenis Autralopithecus yang paling

menyebabkan perubahan dari berbagai bagian lain, malahan sering menyebabkan

perubahan dalam seluruh organisme).

“Fungsi” dalam arti pertama selain dalam bahasa ilmiah, juga merupakan salah satu

arti dalam bahasa sehari-hari; arti kedua sangat penting dalam ilmu pasti, tetapi juga

mempunyai arti dalam ilmu-ilmu sosial, antara lain dalam ilmu antropologi; sedangkan

dalam arti ketiga terkandung kesadaran para sarjana antropologi akan integrasi

kebudayaan itu.

Kesadaran akan metode untuk memandang suatu kebudayaan yang hidup sebagai

suatu sistem yang terintegrasi, timbul setelah tahun 1925 ketika buku etnografi tulisan B.

Malinowski mengenai penduduk Kepulauan Trobriand, yang terletak disebelah tenggara

Papua Nugini, menjadi terkenal. Buku The Argonauts of the Western Pacific (1922),

merupakan suatu etnografi mengenai kehidupan orang papua yang dituliskan dengan gaya

bahasa yang sangat menarik dan dengan suatu cara yang sangat khas. Fokus dari buku itu

adalah sistem pelayaran untuk berdagang antar pulau, dalam bahasa setempat disebut

kula. Perahu-perahu bercadik yang berlayar dari pulau ke pulau menempuh jarak hingga

puluhan mil dan memakan waktu berbulan-bulan, mengedarkan benda-benda suci (sulava)

berupa kalung-kalung yang dibuat dari kerang, ditukarkan dengan benda-benda suci

lainnya bernama mwali (berupa gelang-gelang). Bersama dengan penukaran benda-benda

suci itu, terjadi berbagai transaksi perdagangan dan barter secara luas yang meliputi

berbagai macam benda ekonomi.

Aliran pemikiran mengenai masalah fungsi dari unsur-unsur kebudayaan terhadap

kehidupan suatu masyarakat, yang mulai timbul setelah tulisan Malinowski mengenai

penduduk Kepulauan Trobriand itu menarik perhatian umum, dan disebut aliran

Fungsionalisme. Dalam aliran itu ada berbagai pendapat dari berbagai sarjana antropologi

mengenai fungsi dasar dari unsur-unsur kebudayaan manusia.

Teorinya mengenai fungsi kebudayaan dikembangkan oleh Malinowski pada masa

akhir dari hidupnya sehingga bukunya dimana teori itu diuraikannya, tidak dialaminya.

Buku itu, A Scientific Theory of Culture and Other Essays (1944), diterbitkan anumerta, dua

tahun setelah ia meninggal.

Page 48: A. MAKHLUK MANUSIA DIANTARA MAKLUK-MAKHLUK · PDF fileSeleksi dan adaptasi adalah suatu ... yang lalu dan bahwa ia merupakan makhluk hidup manusia jenis Autralopithecus yang paling

4. Fokus Kebudayaan

Suatu kompleks unsur-unsur kebudayaan yang tampak amat digemari warga

masyarakatnya sehingga tampak seolah-olah mendominasi seluruh kehidupan masyarakat

yang bersangkutan, oleh ahli antropologi Amerika R. Linton, disebut cultural interest, atau

kadang-kadang juga socia linterest.

5. Etos Kebudayaan

Suatu kebudayaan sering memancarkan keluar suatu watak khas tertentu yang

tampak. Watak khas itu dalam ilmu antropologi disebut ethos, sering tampak pada gaya

tingkah laku warga masyarakatnya, kegemaran-kegemaran mereka, dan berbagai benda

budaya hasil karya mereka. Berdasarkan konsep itu, maka seorang Batak misalnya, yang

mengamati kebudayaan Jawa, sebagai orang asing yang tidak mengenal kebudayaan Jawa

memancarkan keselarasan, kesuraman, ketenangan berlebih-lebihan, sehingga sering

menjadi kelambanan; kegemaran akan tingkah laku yang mendetail ke dalam, atau njelimet,

dan kegemaran akan karya dan gagasan-gagasan yang berbelit-belit. Kemudian gambaran

orang Batak mengenai watak kebudayaan Jawa tadi biasanya akan diilustrasikan dengan

bahasa Jawa yang terpecah ke dalam tingkat-tingkat bahasa yang sangat rumit dan

mendetail, dengan sopan-santun dan gaya tingkah laku yang menganggap pantang

berbicara dan tertawa keras-keras, gerak-gerik yang ribut dan agresif, tetapi menilai tinggi

tingkah laku yang tenang tidak tergoyahkan, dengan kegemaran orang Jawa akan warna-

warna yang gelap dan tua, akan seni suara gamelan yang tidak keras, akan benda-benda

kesenian dan kerajinan dengan hiasan-hiasan yang sangat mendetail dengan bentuk-

bentuk berliku-liku yang makin ke dalam menjadi makin kecil dan sebagainya.

6. Kepribadian Umum

Metode lain yang pernah dikembangkan oleh para ahli antropologi untuk melukiskan suatu

kebudaaan secara holistik terintegrasi adalah dengan memusatkan perhatian terhadap

“kepribadian umum” yang dominan dalam kevbudayaan itu. Artinya, perhatian terhadap

kepribadian atau watak yang ada pada sebagian besar dari individu yang hidup dalam

kebudayaan bersangkutan. Konsep “kepribadian umum” atau “kepribadian bahasa” (basic

personality) itu mula-mula dikembangkan oleh ahli antropologi R. Linton dalam hubungan

kerja sama dengan seorang ahli psikologi, A. Kardiner, sekitar tahun 1930-an.

Page 49: A. MAKHLUK MANUSIA DIANTARA MAKLUK-MAKHLUK · PDF fileSeleksi dan adaptasi adalah suatu ... yang lalu dan bahwa ia merupakan makhluk hidup manusia jenis Autralopithecus yang paling

F. Kebudayaan dan Kerangka Teori Tindakan

Definisi mengenai kebudayaan mengandung beberapa pengertian penting yaitu:

bahwa kebudayaan hanya ada pada makhluk manusia; kebudayaan mula-mula hanya

merupakan satu aspek dari proses evolusi manusia, tetapi yang kemudian menyebabkan

bahwa ia dapat lepas dari alam kehidupan makhluk primata yang lain; kebudayaan akhir-

akhir ini seolah-olah berkembang menjadi suatu gejala yang superorganik. Walaupun

demikian, karena kebudayaan yang berwujud gagasan dan tingkah laku manusia itu keluar

dari otak dan tubuhnya, maka kebudayaan itu tetap berakar dalam sistem organik manusia.

Selain itu kebudayaan tidak lepas dari kepribadian individu melalui suatu proses belajar

yang panjang, menjadi milik dari masing-masing individu warga masyarakat bersangkutan.

Dalam proses itu kepribadian atau watak tiap-tiap individu pasti juga mempunyai

pengaruh terhadap perkembangan kebudayaan itu dalam keseluruhannya.

Pandangan menyeluruh dan terintegrasi megenai konsep kebudayaan ini dapat kita

mantapkan dengan mempergunakan sebuah kerangka yang disusun oleh suatu kelompok

studi yang terdiri dari sejumlah sarjana ilmu-ilmu sosial dari Universitas Harvard dengan

ketuanya seorang ahli sosiologi, Talcott Parsons. Kelompok studi itu terdiri dari ahli-ahli

sosiologi seperti Talcott Parsons sendiri, E. Shils, dan R. Merton, ahli antropologi seperti C.

Kluckhohn, ahli psikologi seperti H.H. Murray, ahli-ahli biologi dan lain-lain. Kerangka yang

mereka susun bersama memandang kebudayaan sebagai tindakan manusia yang berpola,

dan mereka sebut Kerangka Teori Tindakan (Frame of Reference of the Theory of Action).

Di dalamnya terkandung konsepsi bahwa hal menganalisis suatu kebudayaan dalam

dalam keseluruhan perlu dibedakan secara tajam antara empat komponen, yaitu: (1)

sistem budaya; (2) sistem sosial; (3) sistem kepribadian; dan (4) sistem organisme.

Keempat komponen itu, walaupun erat kaitan satu dengan yang lain, tetapi merupakan

entitas yang khusus, masing-masing dengan sifat-sifatnya sensiri.

Sistem budaya atau cultural system merupakan komponen yang abstrak dari

kebudayaan dan terdiri dari pikiran-pikiran, gagasan-gagasan, konsep-konsep, tema-tema

berpikir, dan keyakinan-keyakinan. Dengan demikian, sistem budaya adalah bagian dari

kebudayaan yang dalam bahasa Indonesia lebih lazim disebut adat-istiadat. Fungsi dari

budaya adalah menata dan memantapkan tindakan-tindakan serta tingkah laku manusia.

Page 50: A. MAKHLUK MANUSIA DIANTARA MAKLUK-MAKHLUK · PDF fileSeleksi dan adaptasi adalah suatu ... yang lalu dan bahwa ia merupakan makhluk hidup manusia jenis Autralopithecus yang paling

Sistem kepribadian (personality system) mengenali isi jiwa dan watak individu yang

berinteraksi sebagai warga masyarakat. Kepribadian individu dalam suatu masyarakat,

walaupun berbeda-beda satu sama lain, namun juga distimulasi dan dipengaruhi oleh nilai

dan norma dalam sistem budaya, serta oleh pola-pola bertindak dalam sistem sosial yang

telah diinternalisasinya melalui proses sosialisasi dan proses pembudayaan selama hidup

sejak masa kecilnya. Dengan demikian, sistem kepribadian manusia berfungsi sebagai

sumber motivasi dari tindakan sosialnya.

Sistem organik (organic system) melengkapi seluruh kerangka dengan mengikut-

sertakan ke dalamnya proses biologis dan biokimia dalam organisme manusia sebagai

suatu jenis makhluk alamiah yang apabila dipikirkan lebih mendalam juga ikut

menentukan kepribadian individu, pola-pola tindakan manusia, dan bahkan juga gagasan-

gagasan yang dicetuskannya.

Page 51: A. MAKHLUK MANUSIA DIANTARA MAKLUK-MAKHLUK · PDF fileSeleksi dan adaptasi adalah suatu ... yang lalu dan bahwa ia merupakan makhluk hidup manusia jenis Autralopithecus yang paling

BAB V

DINAMIKA MASYARAKAT DAN KEBUDAYAAN

A. Konsepsi-konsepsi khusus mengenai penggeseran masyarakat dan kebudayaan.

Apa bila hendak menganalisis secara ilmiah gejala dan kejadian sosial budaya disekeliling

kita dari sudut perwujudan atau morfologinya seperti yang telah diuraikan pada bab 4 da 5

terdapat berbagai konsep seperti: kategori sosial, golongan sosial, komunitas, kelompok

adat, perkumpulan adat-istiadat, pranata sosial, dan sebagainya yang semuanya itu

diperlukan.

Diantara konsep-konsep yang tepenting ada mengenai proses belajar kebudayaan oleh

warga masyarakat bersangkutan yaitu internalisasi (iternalization), sosialisasi(

socialization) dan enkulturasi,(enculturation) ada juga proses kebudayaan yang dari

sederhan menjadi kompleks yaitu evolusi kebudayaan (cultural evolution), ada proses

penyebaran kebudayaan secara geografi terbawa oleh perpindahan bangsa-bangsa di muka

bumi yaitu proses difusi (diffution) ada proses belajar kebudayaan asing atau proses

akulturasi, dan asimilasi, ada proses pembaharuan atau inovasi.

1. Proses Internalisasi

Proses internalisasi adalah proses panjang sejak seorang individu dilahirkan sampai ia

hampir meninggal dalam kehidupannya individunya belajar menanamkan kepribadiannya

segala perasaan, hastrat, napsu, dan emosi yang diperlukan sepanjang hidupnya.

Dari hari kehari seorang individu baru tadi mulai belajar dan bertambah pengalaman

hidupnya seperti perasaan baru, kegembiraan, kebahagiaan, simpati,cinta, benci,keamanan,

harga diri, kebenaran, perasaan bersalah, dosa, malu, dan sebagainya. Selain perasaan

seorang individu juga memiliki berbagai macam hastrat seperti: hastrat untuk

mempertahankan hidup, bergaul, meniru, tahu, berbakti keindahan, dipelajarinya semua

dari internalisasi.

2. Proses sosialisasi

Proses sosialisasi adalah proses seorang individu berintraksi dengan segala

macam individu sekelilingnya yang memiliki beraneka macam peranan social.proses

sosialisasi berbeda-beda sesuai dengan pekerjaan dan tingkat sosialnya dalam masyarakat.

Adat istiadat mengasuh anak antara lain: cara memandikan bayi dan membersihkan

bayi, cara mempelajari disiplin membuang air, cara melatih disiplin makan, cara

mengendong bayi, dan anaak-anak dan cara mendisplinkan anak dan segainya.

Page 52: A. MAKHLUK MANUSIA DIANTARA MAKLUK-MAKHLUK · PDF fileSeleksi dan adaptasi adalah suatu ... yang lalu dan bahwa ia merupakan makhluk hidup manusia jenis Autralopithecus yang paling

3. Proses Enkulturasi

proses enkulturasi adalah proses seorang individu mempelajari dan menyesuaikan alam

pikiranserta sikapnya dengan adat,sistem norma, dan peraturan yang hidup dalam

kebudayaan.

PROSES EVOLUSI SOSIAL

1. Proses Microscopic dan Macroscopic dalam Evolusi Social

Proses evolusi sosial adalah proses perubanhan yang terjadi dalam dinamika dalam

kehidupan sehari-hari tiap masyarakat didunia.(proses berulang),sedangkan perubahan-

perubahan besaryang terjadi dalam jangka waktu yang panjang di sebut prose-proses

menentukan arah (directional processes) atau yang meemberikan arah.

2 .Proses-Proses Berulang dalam Evolusi Social Budaya.

Pada adfat-istiadat perkawinan orang bali upacara, akivitas dan tindakan yang

menyimpang dari adat bali pada umumnya terjadi karena berbagai situasi atau keadaan

khusus, biasanya dibaikan atau kurang diperhatikan.keadaan yang menyimpang dari adat

ini sangat penting artinya karena penyimpangan yang demikian pangkal dari proses-proses

perubahan kebudayaan masyarakat pada umumnya. Untuk mengurangi penyimpangan

terhadap adat tadi ada alat-alat pengendalian. Contoh adat minangkabau yang mewajibkan

seorang pria mewariskan harta miliknya kepada kemenakanya, yaitu anak dari saudara

perempuannya. Lalu ada seorng A yang berpengaruh mengabaikan adat ini. Tentu para

kemenakan merasa tidak puas. Dan sebagai penengah di sini adalah kepala adat yang akan

memberikan keputusaterhadap masalah yang sedang dihadapi.

3. Proses Mengarah dalam Evolusi Kebudayaan

Proes mengarah dalam evolusikebudayaan dapat dilihat berdasarkat histories

perkembangan umat manusia para sarjana ilmu sejarah misalnya E. Spengler, A.J. Toynbee,

G. Childe dan lain-lain.

Page 53: A. MAKHLUK MANUSIA DIANTARA MAKLUK-MAKHLUK · PDF fileSeleksi dan adaptasi adalah suatu ... yang lalu dan bahwa ia merupakan makhluk hidup manusia jenis Autralopithecus yang paling

Kala lapisan bumi tingkat kebudayaan

Perunggu-besi

Aluvium Neolitik

+ 100.000 th. Y.l. Mesolitik

+ 1.000.000 th. Y.l dilivium paleolitik

Table tingkat kebudayaan Zaman pehistori Indonesia

Hasil ini berdasarkan analisis para ahli dari sisa benda-benda peninggalan kebudayaan

orang zaman dahulu.

Proses Difusi

1.Penyebaran Manusia

Salah satu bentuk difusi adala penyebaran unsure-unsur kebudayaan dari satu tempat

ke tempat lain di muka bumi oleh kelompok manusia yang berimigrasi.

Proses difusi atau penyebaran manusia di bumi ini disebabkan beberapa pfaktor,baik

migrasi secara langsung atau cepat maupun secara tidak langsung atau lambat,karena

wabah, yang berlangsung sejak ratusan ribu tahun yang lalu, migrasi-migrasi besar

penduduk dunia berlangsung antara 80.000 S.M.sampai 1.000 S.M.

2. Penyebaran Unsur Kebudayaan

penyebarab unsure kebudayaan dapat juga terjadi tanpa ada perpindahan kelompok-

kelompok manusia atau bangsa-bangsa dari tempat dari tempat satu ketempat lain,tetapi

oleh karena individu-individu tertentu yang membawa unsr-unsur kebudayaan itu yang

hingga jauh sekali.

Page 54: A. MAKHLUK MANUSIA DIANTARA MAKLUK-MAKHLUK · PDF fileSeleksi dan adaptasi adalah suatu ... yang lalu dan bahwa ia merupakan makhluk hidup manusia jenis Autralopithecus yang paling

Bentuk difusi yang lain adalah dengan adanya pertemuan-pertemuan antar individu

dalam kelompok manusia dengan individu kelompok tetangga. Dan dapat berlangsung

secara berulang-ulang.

Hubungan symbiotic adalah hubungan dan bentuk kebudayaan itu masing-masing

hampir tidak berubah.contohnya didaerah pedalaman negara Kongo, Togo, dan kamerun di

afrika tengah dan barat,yang bercocok tanam dan memiliki bertetangga.

Stimulus diffusion,yaitu proses kebudayaan didifusikan dari A ke B, ke C, ke D dan

sebaliknya.

Dalam dunia modern ini proses difusi unsure unsure kebudyaan yang timbul disuatu

tempat di miuka bumi berlangsung dengan sangat cepat sekali. Bahkan sering kali tanpa

kontak yang antar individu-individu, ini dikarenakan adanya alat penyiaran yang sangat

efektif misalnya surat kabar, majalah, radio, buku, film,dan televisi.

1. Akulturasi dan Asimilasi

Akulturasi adalah proses pencampuran dua kebudayaan atau lebih yang saling bertemu

dan saling mempengaruhi, proses pemasukan kebudayaan kedalam suatu masyarakat,

contohnya candi-candi yang ada sekarang bukti adanya proses antara kebudayaan

Indonesia dengan kebudayaan India.

2. Asimilasi

Asimilasi atau asilation adalah proses social yang timbul bila ada (A) golongan-golongan

manusia dengan latar belakang berbeda-beda dengan (B), bergaul lansung secara intensif

untuk waktu yang cukup lama sehinga (C) golongan-golongan kebudayaan tadi masing-

masing berubah sifatnya, juga unsure-unsurnya masing-masing berubah wujudnya

menjadi unsur-unsur kebudayaan campuran.

3. Pembaharuan atau Inovasi

1. Inovasi dan Penemuan

Inovasi adalah proses pembaharuaan dan penggunaan sumber alam,energi dan modal

dan semua proses produksi akan mempengaruhi kebudayaan baru

Suatu discovery adalah suatu penemuaan dari unsur-unsur kebudayaan yang baru baik

suatu alat baru, suatu ide baru yang diciptakanoleh seorang individu atau serangkaian dari

beberapa indivu dalam masyarakat yang bersangkutan.

Page 55: A. MAKHLUK MANUSIA DIANTARA MAKLUK-MAKHLUK · PDF fileSeleksi dan adaptasi adalah suatu ... yang lalu dan bahwa ia merupakan makhluk hidup manusia jenis Autralopithecus yang paling

2. Dorongan Penemuan Baru

Yang mendorong penemuan-penemuan baru antara lain: (a) kesadaran seorang

individu akan kekurang-kekurangan dalam kebudayaan. (b) mutu dari keahlian dalam

suatu kebudayaan, (c) system perangsang bagi aktivitas pencipta dalam masyarakat..

3. Inovasi dan Evolusi

Proses inovasi yaitu proses pembaharuan teknologi ekonomi dan lanjutanya itujuga

proses evolusi bedanya adalah bahwa dalam proses inovasi individu-individu bersifat

aktif . sedangkan dalam proses evolusi individu-individu itu fasif bahkan sering bersifat

negatif.

Page 56: A. MAKHLUK MANUSIA DIANTARA MAKLUK-MAKHLUK · PDF fileSeleksi dan adaptasi adalah suatu ... yang lalu dan bahwa ia merupakan makhluk hidup manusia jenis Autralopithecus yang paling

BAB VI

ANEKA RAGAM KEBUDAYAAN DAN MASYARAKAT

HUBUNGAN ANTAR SUKU-BANGSA DAN GOLONGAN

SERTA MASALAH INTEGRASI NASIONAL

Oleh : Hari Poerwanto

A. Umum

Sifat majemuk dari bangsa Indonesia, disamping merupakan kebanggaan

hendaknya puladilihat bahwa suatu negara dengan keanekaragaman suku-bangsa dan

kebudayaan mengandungpotensi konflik. Oleh karenanya guna menuju suatu integrasi

nasional Indonesia yang kokoh, terdapat berbagai kendala yang harus diperhatikan.

Dalam rangka mempersatukan penduduk Indonesia yang beranekawarna,

Koentjaraningrat(1982:345-346) melihat ada empat masalah pokok yang dihadapi, ialah

(a) mempersatukananeka-warna suku-bangsa, (b) hubungan antar umat beragama, (c)

hubungan mayoritas-minoritasdan (d) integrasi kebudayaan di Irian Jaya dengan

kebudayaan Indonesia. Diantara sekitar 210juta orang penduduk Indonesia dewasa ini,

sulit diketahui secara pasti distribusi jumlah dari masing-masing suku-bangsa.

Terakhir kalinya, Sensus Penduduk di Indonesia yang memuat items suku-bangsa

adalah yang dilakukan oleh pemerintah kolonial Hindia Belanda; yang hasilnya dimuat

dalam Volkstelling (1930). Sensus Penduduk Indonesia yang dilakukan pada 1970 dan

dalam dasawarsa berikutnya, tidak mencantumkan items suku-bangsa. Mengingat hal

tersebut, ada kesulitan untuk mengetahui secara pasti laju pertumbuhan penduduk

berdasarkan suku-bangsa dan distribusi mereka. Sekalipun demikian, ada pula berbagai

usaha untuk mengetahui hal di atas, antara lain pernah dicoba oleh Pagkakaisa Research

(1974), antara lain disebutkan bahwa suku-bangsa bahwa Jawa mencapai 45,8 % dari total

penduduk Indonesia pada 1974 (sekitar 120.000.000 orang).

Berbagai distribusi penduduk Indonesia berdasarkan suku-bangsa ialah Sunda (14,1

%), Madura (7,1 %), Minangkabau (3,3 %), Bugis (2,5 %), Batak (2,0 %), Bali (1,8 %), 24

suku-bangsa lainnya (20,3 %) dan orang Cina (2,7 %). Sementara itu, di kalangan para

pakar masih terdapat perbedaan dalam mengklasifikasikan penduduk di Indonesia ke

dalam suatu konsep suku-bangsa.

Koentjaraningrat (1982:346-347) menilai bahwa berapakah sebenarnya jumlah

suku-bangsa di Indonesia, sampai saat kini masih sukar ditentukan secara pasti. Hal ini

disebabkan ruang lingkup istilah konsep suku-bangsa dapat mengembang atau menyempit,

tergantung subyektivitas.

Sebagai contoh, paling sedikit di Pulau Flores terdapat empat suku-bangsa yang

berbeda bahasa dan adat-istiadatnya, ialah orang Manggarai, Ngada, Ende-Lio dan Sikka.

Namun kalau mereka ada di luar Flores, mereka biasanya dipandang oleh suku-bangsa

lainnya atau mereka mengidentifikasikan dirinya sebagai satu suku-bangsa, ialah Flores.

Hal ini juga terjadi dikalangan suku-bangsa Dayak di Pulau Kalimantan. Menurut

H.J.Malinckrodt, orang Dayak diklasifikasikan ke dalam enam rumpun atau stammen ras,

ialah Kenya-Kayan-Bahau, Ot Danum, Iban, Moeroet, Klemantan dan Poenan. Selanjutnnya

jika diamati lebih lanjut, di kalangan orang Dayak Kalimantan ada 405 suku-bangsa yang

saling berbeda satu dengan lainnya. Jika mereka berada di luar Pulau Kalimantan, orang

lain menyebut mereka dan mereka sendiri mengidentifikasikan dirinya sebagai suku-

Page 57: A. MAKHLUK MANUSIA DIANTARA MAKLUK-MAKHLUK · PDF fileSeleksi dan adaptasi adalah suatu ... yang lalu dan bahwa ia merupakan makhluk hidup manusia jenis Autralopithecus yang paling

bangsa Dayak, akan tetapi di Makalah dibawakan dalam Focus Group Discussion (FGD)

“Identifikasi Isu-isu Strategis yang Berkaitan denganPembangunan Karakter dan Pekerti

Bangsa”, dilaksanakan oleh Balai Kajian Sejarah dan Nilai Tradisional Yogyakarta, tanggal

10 Oktober 2006.

Hari Poerwanto, Guru Besar Antropologi, Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Gadjah

Mada, Yogyakarta.2

Kalimantan sendiri antara satu dengan yang lain merasa memiliki perbedaan.

Demikian pula hanya di Irian Jaya, berdasarkan penelitian dari Summer Language Institute,

paling tidak terdapat 252 suku-bangsa yang masing-masing memakai bahasa yang berbeda.

Mengingat hal tersebut maka, Koentjaraningrat memandang perlu upaya pendifinisian

konsep suku-bangsa di Indonesia secara ilmiah, antara lain dengan mengambil beberapa

unsur kebudayaan sebagai indikator yang dapat berlaku bagi semua "suku-suku-bangsa"

yang ada di Indonesia.

Upaya untuk memahami keanekaragaman suku-bangsa dan kebudayaan di

Indonesia adalah sekaligus berpretensi pula mengungkapkan berbagai bentuk interaksi

sosial yang terjadi di kalangan suku-bangsa yang saling berbeda kebudayaannya. Dengan

mempelajari proses interaksi sosial yang terjadi, sekaligus diharapkan akan memberikan

pengetahuan tentang proses-proses sosial di kalangan mereka sehingga akan diketahui

segi dinamis dari masyarakat dan kebudayaan.

Berbagai perubahan dan perkembangan masyarakat yang merupakan segi dinamis

adalah akibat interaksi sosial yang terjadi diantara para warganya, baik orang perorangan,

orang dengan kelompok maupun antar kelompok manusia. Kerjasama (cooperation),

persaingan (competition), pertikaian (conflict), akomodasi (acomodation), asimilasi

(assimilation), akulturasi (acculturation)dan integrasi (integration) merupakan proses-

proses sosial yang perlu diperhatikan dalam rangka studi hubugan antar suku-bangsa,

terutama untuk mempercepat terwujudnya integrasi nasional Indonesia yang kokoh.

B. Prejudice dan Stereotype Ethnic

Dalam rangka upaya menuju integrasi nasional Indonesia yang kuat maka

anekawarna suku-bangsa di Indonesia itu saling berinteraksi, dan Sebagai konsekwensi

dari suatu interaksi sosial yang timbul maka seringkali muncul gambaran subyektif

mengenai suku-bangsa lain. Oleh karena itu, dalam kehidupan suatu suku-bangsa tertentu

sehari-harinya dijumpai gambaran subyektif mengenai suku-bangsa lain atau yang lazim

disebut dengan stereotipe etnik. Sementara ini stereotipe etnik, tidak selalu berupa

gambaran yang bersifat negatif (akan tetapi biasanya ini yang sering muncul) melainkan

ada kalanya pula gambaran yang bersifat positif.

Ada penilaian bahwa stereotipe etnik yang negatif akan menghambat interaksi

sosial dalam kehidupan masyarakat yang multi etnik, yang pada gilirannya akan dapat pula

menyebabkan terhambatnya proses menuju integrasi nasional. Untuk memahami

bagaimanakah posisi dan hubungan seorang individu dalam konteks kelompoknya, Herbert

M.Blalock (1976:2) pernah mengusulkan dua model pendekatan, ialah secara mikro dan

makro. Secara mikro, individu dipakai sebagai pusat penelitian terutama yang berkaitan

dengan berbagai hal latar belakang timbulnya bentuk-bentuk prejudice (prasangka)

maupun stereotipe etnik. Selanjutnya dalam pendekatan secara makro, lebih dipusatkan

terhadap studi mengenai masalah diskriminasi dan kepemimpinan. Berbagai hal yang erat

Page 58: A. MAKHLUK MANUSIA DIANTARA MAKLUK-MAKHLUK · PDF fileSeleksi dan adaptasi adalah suatu ... yang lalu dan bahwa ia merupakan makhluk hidup manusia jenis Autralopithecus yang paling

kaitannya dengan itu antara lain mengenai bentuk-bentuk diskriminasi serta masalah

status dan peranan ditempatkan sebagai unit analisis yang penting.

Disadari sepenuhnya oleh Blalock (1976:16) bahwa sering terjadi ketidak-jelasan

dalam menafsirkan arti kata diskriminasi; apakah ditempatkan sebagai proses

(discriminatory behavior) ataukah sebagai hasil dari suatu proses. Oleh karenanya studi

tentang diskriminasi, unit analisisnya harus lebih dipusatkan kepada kelompok daripada

perorangan. Hal ini antarala disebabkan oleh kesukaran dalam mengukur 'derajad

diskriminasi'; sama halnya dengan mengukur favorable sebagai lawan unfavorable.

Selanjutnya, dalam salah satu pembatasannya tentang diskriminasi F.H.Hankins (1976:16)

mengartikannya sebagai unequal treatment of equals.

3

Ada beberapa aspek yang terkandung dalam pengertian prejudice yang harus

diperhatikan (Blalock, 1976:2; Martin dan Franklin, 1973:144), antara lain rasa gelisah

(anxiety), rasa frustrasi, sifat otoriter, kekakuan (rigidity), rasa terasing (alienation), sifat

kolot, konvensional dan yang berkaitan dengan kedudukan. Berbagai aspek tersebut

melekat dalam struktur masyarakat, karenanya untuk memahami perlu dikaitkan dengan

berbagai hal yang melatarbelakanginya, misalnya pendidikan, pekerjaan, pekerjaan,

kepercayaan, mobilita vertikal dan horizontal seseorang. Selain itu, harus disadari pula

bahwa ada kesulitan untuk menentukan latar belakang yang manakah merupakan penentu

utama bagi timbulnya suatu prejudice.

Dalam tulisan Blalock (1976:3-10) dijelaskan bahwa dari hasil penelitian John D.

Photiadis dan Jeane Bigger di kalangan 300 orang dewasa di Dakota Selatan terbukti bahwa

authoritarianism berkorelasi tinggi dengan timbulnya prejudice. Akan tetapi jika hasil

penelitian tersebut dibandingkan dengan yang dilakukan oleh peneliti lainnya dengan

indikator yang berbeda maka korelasi authoritarianism yang tinggi itu, ternyata tidak

selalu tepat.

Prejudice dan stereotype saling erat berkaitan, baik secara logika maupun psikologis

(Martin dan Franklin, 1973:152-153). Kedua hal itu ada pada semua ras, suku-bangsa,

kepercayaan, pekerjaan maupun kebangsaan. Pada hakekatnya prejudice dan stereotype

merupakan imaginasi mentalitas yang kaku; yaitu dalam wujud memberikan penilaian

negatif yang ditujukan kepada out-group, sebaliknya kepada sesama in-group memberikan

penilaian yang positip. Stereotype terhadap out-group yang kaku akan menyebabkan

timbulnya prejudice yang kuat. Oleh karenanya prejudice dinilai pula sebagai

perkembangan lebih lanjut dari stereotype.

Timbulnya stereotype dalam diri seseorang adalah sebagai akibat pengaruh suatu

persepsi tertentu dan berfungsi untuk menyakinkan diri sendiri. Adanya fungsi seperti itu,

juga dibenarkan oleh Milton M.Gordon (1975:97), yang antara lain disebabkan oleh akibat

terjadinya hubungan di kalangan dua kelompok yang berbeda. Adanya berbagai perbedaan

rasial (fisik) diantara segmen penduduk yang porsinya tidak sama dalam suatu wilayah

geografis atau sosial, akan dapat menimbulkan kesulitan. Oleh karenanya diusahakan

untuk memunculkan sesuatu yang dapat merupakan kepentingan dan loyalitas bersama.

Guna menumbuhkan loyalitas nasional, Linton (1957:28) menilai bahwa adanya

keragaman dan perbedaan kepercayaan dan berbagai unsur-unsur kebudayaan yang lain,

bukanlah merupakan ancaman untuk menumbuhkan solidaritas nasional. Oleh karenanya

dalam mengamati inti permasalahan yang dapat menjelaskan berbagai kristalisasi

Page 59: A. MAKHLUK MANUSIA DIANTARA MAKLUK-MAKHLUK · PDF fileSeleksi dan adaptasi adalah suatu ... yang lalu dan bahwa ia merupakan makhluk hidup manusia jenis Autralopithecus yang paling

prejudice, ada kalanya tidak cukup dijelaskan melalui adanya kendala perbedaan fisik

semata.

Ada penilaian bahwa stereotipe etnik yang negatif akan menghambat interaksi

sosial dalam kehidupan masyarakat yang multi etnik, yang pada gilirannya akan dapat pula

menyebabkan terhambatnya proses menuju integrasi nasional. Studi mengenai etisitas

sering dikaitkan dengan derajat konformitas dari anggota suatu kolektiva (suku-bangsa)

untuk bersedia menerima norma – norma tertentu dalam suatu proses interaksi sosial.

Oleh karenanya para ahli antropologi seperti Mitchell (1956), Epstein (1958), Gluckman

(1961) dan Barth (1969); sering mengkaitkan studi mengenai etnisitas dengan perbedaan

latar belakang kebudayaan dari suatu kolektiva tertentu, terutama yang menunjuk pada

aspek mendasar yang bersifat primordial. Hal ini disebabkan oleh adanya kecenderungan

seseorang untuk mengidentifikasikan dirinya dengan etnik tertentu sementara itu pihak

lain juga sering mengidentifikasikan bahwa perilaku seseorang adalah terkait dengan latar

belakang kesuku-bangsannya.

4

C. Suku-Bangsa dan Golongan di Indonesia

Istilah ethnic atau yang diterjemakan ke dalam istilah suku-bangsa, berasal dari kata

Yunani eOvikos yang artinya heathen, yaitu penyembah berhala atau sebutan bagi orang

yang tidak ber Tuhan. Sementara itu, istilah itu sendiri dalam bahasa Yunani berasal dari

akar kata eOvos ("ethnos") yang diterjemahkan sebagai nation atau bangsa, yaitu suatu

istilah yang lazim dipakai untuk menunjuk pada bangsa-bangsa yang bukan Israel. Dengan

kata lain, menurut The ShorterOxford English Dictionary on Historical Principles, ada dua

pengertian yang terkandung dalam istilah ethnic, ialah (a) menunjuk kepada bangsa-

bangsa yang non Kristen atau non Yahudi dan (b) menunjuk kepada bangsa yang masih

menyembah berhala.

Dalam perkembangan berikutnya, istilah ethnic dikenal luas setelah dipakai secara

resmi oleh suatu Ethnological Society, yaitu suatu lembaga yang didirikan di London pada

1843. Lima tahun sebelumnya, di Paris juga terdapat lembaga serupa, ialah Societe

Ethnologique de Paris, dan di New York pada 1842 juga memiliki lembaga serupa tersebut

di atas American Ethnological Society. Lloyd Warner dalam tulisan Brian M.du Toit et

al.(1978:3) menjelaskan bahwa yang terkandung dalam pengertian ethnic menunjuk pada

individu-individu guna mempertimbangkan di manakah seseorang atau dirinya termasuk

atau dimasukkan sebagai anggotanya; yaitu yang di dasarkan atas latar belakang

kebudayaan. Oleh karena itu istilah ethnic cenderung lebih bersifat sosio-kultural dari pada

yang berkaitan dengan ras.

Salah satu batasan dari pengertian ethnic-group adalah dibuat oleh Schemerhorn

(1970: 12) "........ as a collectivity within a larger society having real or putative common

acestrry, memories of a shared historical past, and a cultural focus on one or more symbolic

elements defined as the epitome of their peoplehood". Sebagai contoh dari berbagai unsur

simbolik tersebut meliputi "kinship patterns, physical contiguity (as in localism or

sectioalist), religious patterns, language aor dialiect form, tribal affiliation, nationality,

phenotypical feature, or any combination of these”. Selanjutnya, seringkali pemakaian istilah

golongan dalam konteks integrasi nasional, dikaitkan dengan kehadiran masyarakat Cina di

Indonesia yang diklasifikasi sebagai golongan minoritas. Secara sepintas, konotasi arti

minoritas adalah lebih dikaitkan dengan perbandingan jumlah mereka yang lebih kecil

daripada beberapa suku-bangsa yang ada di Indonesia, misalnya Jawa dan Sunda. Selain

Page 60: A. MAKHLUK MANUSIA DIANTARA MAKLUK-MAKHLUK · PDF fileSeleksi dan adaptasi adalah suatu ... yang lalu dan bahwa ia merupakan makhluk hidup manusia jenis Autralopithecus yang paling

itu, jumlah mereka pada tahun 1971 adalah merupakan 2,7 % dari keseluruhan penduduk

Indonesia; dan jumlah mereka pada setiap ibukota kabupaten di Indonesia hanyalah

berkisar lima sampai dengan sepuluh persen dari keseluruhan penduduk suatu kota.

Jika dikaji lebih lanjut, istilah minoritas mengandung berbagai dimensi dan variabel.

Dalam suatu studi mengenai hubungan antar kelompok, Simson dan Yinger (1972:11)

menganjurkan agar para peneliti hendaknya berhati-hati, terutama jika dikaitkan dengan

konsepkonsep yang mendasar. Istilah minoritas memang sering dipakai tetapi tidak dalam

konteks sebagai istilah teknis. Semula istilah tadi sering dipakai untuk menunjukkan

kategori orang-orang dan bukannya bukan berdasarkan kelompok. Akan tetapi

semakinlama, istilah itu juga dipergunakan untuk menunjuk pada kategori orang atau

sejumlah penduduk yang merupakan sasaran suatu prejudice atau prasangka dan

diskriminasi; misalnya dipergunakan oleh Theodorson dan Theodorson (1970:258), "Any

recognizable racial, religion, or ethnic group in community that suffer some disadvantage due

to prejudice or discrimination".

Apabila ditelaah lebih lanjut, pengertian yang dikandung dalam pembatasan di atas

adalah masih umumnya sifatnya. Berbeda halnya dengan pembatasan yang dibuat oleh

Louis Wirth 5 (1943:347), “We may define a minority as a group of people who, because of

their physical or cultural characteristics are single out from the other society in which they

live for differential and unequal treatment, and who therefore regard themselves as objects of

collective discrimination. The existence of minority in a society implies the existence of a

corresponding dominant group with higher social status and greater priviledges. Minority

status carries it the exclusion from full participation in the life of the society". Jelas tampak

melalui pembatasan tersebut bahwa konotasi arti minoritas tidak selalu harus dikaitkan

dengan variabel ras. Oleh karenanya, apabila pembatasan itu ditrapkan terhadap orang

Cina di Indonesia, adalah kurang tepat. Orang Cina maupun berbagai suku-bangsa

bumiputera di Indonesia, sebagian besar adalah termasuk ke dalam klasifikasi ras

Mongoloid. Perbedaan di kalangan mereka itu, lebih tampak pada wujud fisik dan lebih

menunjuk pada perbedaan kebudayaan dan kehidupan sehari-harinya. Timbulnya

perlakuan 'diskriminatif dalam konteks Louis Wirth adalah lebih disebabkan oleh

kurangnya keterlibatan orang Cina dalam berbagai aktivitas kehidupan bermasyarakat dan

bernegara.

Lebih lanjut Louis Wirth juga mengemukakan bahwa kehadiran golongan minoritas,

tidak terlepaskan dari adanya kelompok dominan yang mempunyai kedudukan lebih tinggi

dan memiliki hak-hak istimewa (privileges). Oleh karena itu, untuk lebih memahami

bentuk-bentuk kehidupan dalam suatu masyarakat yang majemuk, kiranya paradigma yang

diusulkan Schermerhorn (1970:13) seperti orang Cina di Indonesia. tampak pada bagan 1

di atas, dapat dipakai untuk menjelaskan posisi keturunan

Paradigma Kelompok Dominan dan Subordinat

Kelompok Dominan

Jumlah Kekuasaan

Kelompok A + + Golongan mayoritas

Kelompok B - + Elite

Kelompok Subordinat

Jumlah Kekuasaan

Kelompok C + - Subyek massa

Page 61: A. MAKHLUK MANUSIA DIANTARA MAKLUK-MAKHLUK · PDF fileSeleksi dan adaptasi adalah suatu ... yang lalu dan bahwa ia merupakan makhluk hidup manusia jenis Autralopithecus yang paling

Kelompok D - - Golongan minoritas

Melalui bagan di atas tampak bahwa paradigma kelompok dominan dan subordinat, di

dasarkan atas dua dimensi, ialah size (jumlah) dan power (kekuasaan). Berdasarkan

paradigma itu maka keturunan orang Cina di Indonesia yang lazim diklasifikasikan sebagai

golongan minoritas adalah lebih memiliki karakteristik sebagai kelompok B dan D;

sebaliknya berbagai suku-bangsa bumiputera yang sering dikategorikan sebagai golongan

mayoritas adalah lebih memiliki ciri-ciri kelompok A dan C. Oleh karenanya apabila

konotasi golongan minoritas (kelompok D) menurut 6

model paradigma tersebut ditrapkan untuk orang Cina di Indonesia, adalah tidak tepat.

Dilihat dari perbandingan jumlah orang Cina dengan keseluruhan penduduk, konotasi

minoritas bagi orang Cina memang tepat. Akan tetapi ditinjau dari kekuasaan yang

dimilikinya, terutama dalam pengertian ekonomik, adalah tidak tepat jika golongan Cina di

Indonesia termasuk minoritas.

Secara ekonomik, orang Cina di Indonesia memiliki peranan yang cukup besar.

Paradigma yang dikemukakan oleh Schemerhorn adalah sebagai salah satu upaya untuk

lebih dapat memahami pengertian minoritas yang memiliki kompleksitas dimensi dan

variabel. Selanjutnya, berdasarkan dimensi dan variabel lain, pemakaian istilah golongan

minoritas bagi orang Cina dapat dibenarkan karena dalam rangka hubungan dengan

penduduk bumi putera, posisi mereka adalah sebagai subordinat; sebaliknya berbagai

suku-bangsa bumiputera tidak selalu berada pada kedudukan supraordinat atau kelompok

dominant. Pengklasifikasian apakah belum ditulis, misalnya adanya kecenderungan untuk

melakukan perkawinan dengan sesama golongannya seperti yang dikemukakan oleh

Wagley dan Maris. Pendapat Wagley dan Maris mengenai hal tersebut dikutip oleh Simpson

dan Yinger (1972:12-13); dikatakannya bahwa golongan minoritas memiliki lima

karakteristik. Pertama, golongan minoritas adalah merupakan segmen dari subordinat

dalam suatu negara yang kompleks. Kedua, golongan minoritas memiliki bentuk fisik yang

berbeda dan unsur-unsur kebudayaan yang dimilikinya dinilai lebih rendah oleh golongan

mayoritas. Ketiga, bahwa golongan minoritas memiliki kesadaran akan dirinya merupakan

suatu kesatuan dengan ciri-ciri tertentu. Keempat, bahwa keanggotaan seseorang dalam

golongan minoritas adalah diperoleh karena keturunan atau karena ciri-ciri kebudayaan

dan fisik yang melekat pada dirinya. Kelima, perkawinan yang terjadi di kalangan golongan

minoritas adalah cenderung dengan sesamanya.

D. Asimilasi dan Integrasi Nasional

Asimilasi sebagai salah bentuk proses-proses sosial adalah erat kaitannya dengan

proses dan pertemuan dua kebudayaan atau lebih. Oleh karenanya, istilah asimilasi dan

akulturasi dipergunakan dalam pengertian yang sama; dan sebagai akibatnya kedua

pengertian yang diberikan kepada kedua istilah tersebut bertumpang tindih.

Ada sebagian pendapat yang mengatakan bahwa istilah asimilasi lebih sering dipakai oleh

para ahli sosiologi, sedangkan istilah akulturasi lebih sering dipergunakan oleh ahli

antropologi (Gordon, 1964:61). Lebih lanjut M.J.Herskovits berpendapat bahwa akulturasi

lebih spesifik istilah yang lazim dipakai di Amerika. Lapangan studi mengenai akulturasi di

kalangan sebagian mahasiswa di Jerman, lebih dikenal dengan kajian mengenai perubahan

kebudayaan, sedangkan di Inggris lebih populer dengan studi perihal kontak kebudayaan.

Mengingat hal tersebut maka melalui The Social Research Council 1930, selain

mengusahakan perumusan yang lebih tepat mengenai akulturasi, juga disusun suatu

Page 62: A. MAKHLUK MANUSIA DIANTARA MAKLUK-MAKHLUK · PDF fileSeleksi dan adaptasi adalah suatu ... yang lalu dan bahwa ia merupakan makhluk hidup manusia jenis Autralopithecus yang paling

pedoman metodologi yang berisikan sejumlah permasalahan yang harus diperhatikan.

Untuk pertama kalinya, pembatasan akulturasi yang dibuat oleh tiga orang ahli antropologi

(R.Redfield, R.Linton dan M.J.Herskovits) sebagai hasil rumusan sub komite akulturasi dari

kongres di atas, dimuat dalam "Memorandum for the Study of Acculturation" dalam

American Anthropologist Vol.38 No.1 (Januari-Maret 1936:149). Lebih lanjut, perumusan

mengenai hal itu dikembangkan lebih lanjut dan dimuat dalam Outline for the Study of

Acculturation (Herskovits, 1958:131-136).

Selanjutnya, pada dasarnya pengertian yang terkandung dalam istilah asimilasi dan

akulturasi; disamping mengandung pengertian yang sama, tetapi juga menunjukkan ada

dimensi yang berbeda. Sebagai contoh pembatasan asimilasi yang dibuat oleh Robert

E.Park dan Ernest 7 W.Burgess (1921:735), antara lain "......... a process of interpretation and

fusion in which persons and groups aquire the memories, sentiments, and attitude of other

persons or groups, and, by sharing their experience and history, are incorporated with them

in a common cultural life".

Lebih lanjut, ketiga ahli antropologi di atas dalam memberikan pembatasan

akulturasi adalah "......... comprehends those phenomena which result when groups of

individuals having different culture comes into continous first hand contact, with subsequent

changes in the original cultural patterns of either or both groups". Jika diamati, kedua

pembatasan tersebut berisikan suatu pengertian mengenai terjadinya pertemuan orang-

orang atau perilaku budaya. Sebagai akibat pertemuan tersebut, kedua belah pihak saling

mempengaruhi dan akhirnya kebudayaan mereka saling berubah bentuk. Sementara itu

yang tampak membedakannya adalah tidak ditemukannya ciri-ciri struktural dalam

pembatasan akulturasi. Dalam pembatasan asimilasi, hubungan yang bersifat sosio-

struktural tercermin

dari "sharing their experience" dan "incorporated with in in a common cultural life". Lebih

lanjut Herskovits (1958:10) juga berpendapat bahwa makna yang terkandung dalam

akulturasi adalah berbeda dengan perubahan kebudayaan (cultural change). Akulturasi

hanyalah merupakan salah satu aspek dari perubahan kebudayaan, sedangkan akulturasi

merupakan salah satu tahapan dari asimilasi. Lebih lanjut Arnold M.Rose (1957:557-558)

mengatakan bahwa “........the adoption by a person or group of the culture of another social

group" adalah akulturasi; sedangkan "leading to this adoption" adalah karakteristik dari

asimilasi.

Terwujudnya rumusan dari sub komite akulturasi tersebut di atas, tidak terlepaskan

dari perkembangan ruang lingkup dan obyek yang selalu mengalami perubahan, terutama

sejak awal abad XX. Sebagai akibat pengaruh Ero-Amerika, bangsa-bangsa 'primitif' mulai

menghilang; sementara itu sebagai akibat perkembangan yang terjadi di Amerika, konsepsi

asimilasi juga mengalami perubahan karena mulai dikaitkan dengan aspek politik.

Park dan Burgess (1921:736-737) mengatakan bahwa asimilasi merupakan produk

akhir yang sempurna dari suatu kontak sosial; dan pada bagian lain tulisannya, Park

(1957:281) memberikan istilah konsepnya sebagai 'asimilasi sosial', yaitu " .......... the

process or processes by which people of diverse racial origins and different cultural heritage,

accupying a commonterritory, achieve a cultural solidarity sufficient at least to sustain a

national exixtence". Para migran di Amerika dianggap telah berasimilasi apabila mereka itu

secepatnya dapat mempergunakan bahasa Inggris dan berperan serta dalam berbagai

aktivitas sosial, ekonomi dan politik tanpa menyebabkan timbulnya prasangka. Oleh

Page 63: A. MAKHLUK MANUSIA DIANTARA MAKLUK-MAKHLUK · PDF fileSeleksi dan adaptasi adalah suatu ... yang lalu dan bahwa ia merupakan makhluk hidup manusia jenis Autralopithecus yang paling

karenanya dalam salah satu tulisannya, Milton M.Gordon menunjuk adanya tujuh variabel

yang harus dikaji dalam asimilasi.

Dalam hal itu asimilasi mengharuskan para migran untuk menyesuaikan dirinya

pada kelompok kebudayaan yang didatangi (host society). Ini berarti bahwa kebudayaan

golongan mayoritaslah yang dijadikan ukuran untuk menilai keberhasilan orang-

perorangan atau suatu kelompok dalam menyesuaikan dirinya. Konsepsi ini sesuai dengan

pandangan Arnold M.Rose, dalam asimilasi loyalitas mereka terhadap kebudayaan asal

semakin kecil dan akhirnya kelompok tersebut mengidentifikasikan dirinya ke dalam

kebudayaan baru.

Guna mengupayakan terwujudnya asimilasi dalam rangka integrasi nasional, adalah

menarik mengkaitkannya dengan ungkapan dari Horace Kallen yang dikutip oleh Milton

M.Gordon (1964:145), yaitu "Men may change their clothes, their wive, their religion, their

philosophies, to a greater or lesser extent; their cannot change the grandfather". Timbulnya

ungkapan tersebut adalah erat kaitannya dengan penilaian dalam bentuk stereotipe

terhadap orang Yahudi, 'sekali Yahudi tetap Yahudi'. Meskipun orang Yahudi hidup

tersebar di berbagai negara tetapi mengingat kuatnya ikatan perasaan mereka terhadap

keluarga, maka akar kebudayaan Yahudi sangat mewarnai sepak terjang kehidupannya

(Epstein, 1978:139). Selanjutnya, para perantau orang Cina di berbagai negara Asia

Tenggara juga sering disamakan dan memiliki ciri seperti orang Yahudi (Purcell, 1964;

Skinner, 1967; Somers, 1964).

Selain mengandung pengertian kuatnya ikatan suatu golongan terhadap

keluarganya, atau dalam arti luas terhadap nenek-moyang mereka; berbagai ciri tersebut

bukanlah merupakan suatu yang tidak dapat diubah atau berubah. Berbagai studi

mengenai proses perubahan kebudayaan yang dimiliki oleh suatu kelompok manusia

adalah menunjuk pada suatu gerak yang dinamis.

Yang menjadi masalah adalah bagaimanakah aspek primordial attachment dapat

dieliminasi sehingga tujuan akhir untuk membangun watak bangsa dapat diwujudkan.

Dalam salah satu tulisannya, C.Geertz (1965:105-107) menjelaskan berbagai hal yang

berkaitan dengan primordial attachment, yaitu rasa keterikatan terhadap golongan

tertentu, misalnya karena ras, hubungan darah, bahasa, adat-istiadat dan agama. Berbagai

bentuk keterikatan tersebut antara lain disebabkan oleh sub national cultural value.

Sebagai akibatnya, proses pengembangan kebudayaan (politik) nasional menjadi

terganggu. Dengan kata lain, suatu proses asimilasi dalam rangka integrasi nasional akan

berjalan tersendat.

ı

Paradigma Orientasi Sentripetal (Sp) dan Sentrifugal (Sf)

A B

Superordinat Sp Sf

Cenderung ke arah integrasi

Subordinat Sp Sf

Assimilation Incorporation Cultural Autonomy

C D

Superordinat Sf Sp

Cenderung ke arah konflik

Subordinat Sp Sf

Forced segregration with resistance Forced assimilation with resistance

Page 64: A. MAKHLUK MANUSIA DIANTARA MAKLUK-MAKHLUK · PDF fileSeleksi dan adaptasi adalah suatu ... yang lalu dan bahwa ia merupakan makhluk hidup manusia jenis Autralopithecus yang paling

SP: Sentripetal, SF: Sentrifugal

Dalam upaya mewujudkan integrasi nasional, terdapat dua aliran, ialah

asimilasionis dan pluralis, yaitu dua dari empat tipologi yang dipakai untuk meletakkan

identitas golongan minoritas, terutama yang berkaitan dengan penerapan suatu

kebijaksanaan. Lebih lanjut Louis Wirth (1945:347) mengatakan bahwa kebijakan

asimilasionis merupakan upaya untuk menggabungkan para anggota minoritas ke dalam

masyarakat lebih luas dengan cara melarang kebudayaan mereka dan mengharuskannya

mengadopsi sistem nilai dan gaya hidup kelompok dominan atau superordinat. Hal

tersebut adalah berbeda dengan upaya yang dianut oleh kaum pluralis.

Kelompok dominan bersikap toleran terhadap kebudayaan kelompok subordinat,

atau dengan kata lain golongan minoritas diperkenankan mempertahankan kebudayaan

mereka. Jika diperbandingkan maka kebijaksanaan asimilasi yang ditrapkan bagi orang

Cina di Indonesia dengan berbagai suku-bangsa yang ada di Indonesia, terdapat perbedaan.

Untuk orang orang Cina yang telah memiliki status kewarganegaraan Indonesia berlaku

kebijaksanaan yang bersifat asimilasionis; sedangkan untuk berbagai suku-bangsa di

Indonesia cenderung berlaku paham pluralis. Dalam konteks orang Cina diarahkan dan

diharapkan menerima dan menyatukan dirinya ke dalam salah satu kebudayaan kelompok

superordinat, yaitu salah satu kebudayaan yang dimiliki oleh suatu suku-bangsa

bumiputera di Indonesia; sementara itu hingga kini apakah itu kebudayaan nasional

Indonesia, masih merupakan polemik yang menarik.

Selanjutnya, jika kedua paham tersebut dikaji lebih lanjut, maka ada implikasi yang

mungkin dapat muncul dari kedua paham tadi, terutama jika dikaitkan dengan sejauh

manakah kelompok superordinat mampu melaksanakan dan memperkenankan kelompok

subordinat melaksanakan hal tersebut. Dalam hal ini, timbul pula suatu pertanyaan apakah

kelompok superordinat begitu saja percaya bahwa golongan minoritas akan berasimilasi

ataukah akan tetap mempertahankan kebudayaan mereka. Selain itu pula, apakah

kelompok dominan dapat menerima berbagai hal kontradiktip yang mungkin akan

dilakukan oleh kelompok subordinat. Oleh karenanya, jika berbagai hal tadi dapat diterima

maka suatu integrasi akan berjalan dengan baik, dan sebaliknya jika tidak maka akan

timbul konflik, baik secara terbuka maupun yang bersifat latent.

Selanjutnya, penting diperhatikan dalam mengidentifikasikan suatu integrasi,

terutama dalam menempatkan kelompok superordinat. Dalam hal ini ada dua konsep

utama yang dapat dipakai sebagai model bagi analisis, yaitu apakah cenderung bersifat

sentripetal ataukan sentrifugal. Suatu kecenderungan yang bersifat sentripetal, biasanya

lebih menunjuk hal-hal yang bersifat kultural, misalnya dalam bentuk diterimanya sistem

nilai dan gaya hidup yang lazim berlaku di masyarakat. Sementara itu dapat pula dalam

bentuk semakin meningkatnya partisipasi dalam berbagai kelompok perkumpulan dan

kelembagaan. Untuk melihat adanya perbedaaan dalam tingkat analisis, maka yang

pertama disebut dengan asimilasi sedangkat yang kedua adalah inkorporasi. Selanjutnya,

yang disebut sebagai suatu kecenderungan sentrifugal terjadi di kalangan subordinat

apabila ada keinginan untuk memisahkan diri dari kelompok dominan atau dari berbagai

ikatan yang ada di masyarakat. Secara kultural, biasanya hal tersebut lazim terjadi karena

kelompok subordinat seringkalai masih tetap menjaga berbagai tradisi, sistem nilai,

bahasa, agama, pola-pola rekreasi mereka dan lain sebagainya. Guna melindungi berbagai

hal tersebut, diperlukan persyaratan struktural, antara lain tampat dari adanya

kecenderungan untuk melakukan endogami atau mendirikan perkumpulan yang terpisah,

Page 65: A. MAKHLUK MANUSIA DIANTARA MAKLUK-MAKHLUK · PDF fileSeleksi dan adaptasi adalah suatu ... yang lalu dan bahwa ia merupakan makhluk hidup manusia jenis Autralopithecus yang paling

dan bahkan memusatkan diri pada suatu lapangan pekerjaan tertentu yang eksklusif

terhadap out-group.

Akhirnya, suatu integrasi adalah mengandung kendala psikologis, antara lain

berkaitan dengan tingkat kepuasan tertentu dari suatu suku-bangsa atau golongan. Oleh

karenanya dalam suatu upaya mewujudkan integrasi, muncul pandangan yang menilai

apakah itu suatu agreement (permufakatan) ataukah congruency (penyesuaian), terutama

yang berkaitan apakah sentripetal ataukah sentrifugal. Apabila terjadi disagreement atau

discrepancy (ketidaksesuaian) maka berarti kelompok superordinat menang atas

kebijaksanaan yang bersifat sentripetal; padahal kelompok subordinat lebih menghendaki

yang bersifat sentrifugal. Jika hal ini terjadi maka akan timbul konflik yang menyebar luas.

Page 66: A. MAKHLUK MANUSIA DIANTARA MAKLUK-MAKHLUK · PDF fileSeleksi dan adaptasi adalah suatu ... yang lalu dan bahwa ia merupakan makhluk hidup manusia jenis Autralopithecus yang paling

BAB V

DINAMIKA MASYARAKAT DAN KEBUDAYAAN

A. Konsepsi-konsepsi khusus mengenai penggeseran masyarakat dan kebudayaan.

Apa bila hendak menganalisis secara ilmiah gejala dan kejadian sosial budaya

disekeliling kita dari sudut perwujudan atau morfologinya seperti yang telah diuraikan

pada bab 4 da 5 terdapat berbagai konsep seperti: kategori sosial, golongan sosial,

komunitas, kelompok adat, perkumpulan adat-istiadat, pranata sosial, dan sebagainya yang

semuanya itu diperlukan.

Diantara konsep-konsep yang tepenting ada mengenai proses belajar kebudayaan oleh

warga masyarakat bersangkutan yaitu internalisasi (iternalization), sosialisasi(

socialization) dan enkulturasi,(enculturation) ada juga proses kebudayaan yang dari

sederhan menjadi kompleks yaitu evolusi kebudayaan (cultural evolution), ada proses

penyebaran kebudayaan secara geografi terbawa oleh perpindahan bangsa-bangsa di muka

bumi yaitu proses difusi (diffution) ada proses belajar kebudayaan asing atau proses

akulturasi, dan asimilasi, ada proses pembaharuan atau inovasi.

1. Proses Internalisasi

Proses internalisasi adalah proses panjang sejak seorang individu dilahirkan sampai ia

hampir meninggal dalam kehidupannya individunya belajar menanamkan kepribadiannya

segala perasaan, hastrat, napsu, dan emosi yang diperlukan sepanjang hidupnya.

Dari hari kehari seorang individu baru tadi mulai belajar dan bertambah pengalaman

hidupnya seperti perasaan baru, kegembiraan, kebahagiaan, simpati,cinta, benci,keamanan,

harga diri, kebenaran, perasaan bersalah, dosa, malu, dan sebagainya. Selain perasaan

seorang individu juga memiliki berbagai macam hastrat seperti: hastrat untuk

mempertahankan hidup, bergaul, meniru, tahu, berbakti keindahan, dipelajarinya semua

dari internalisasi.

B. Proses sosialisasi

Proses sosialisasi adalah proses seorang individu berintraksi dengan segala

macam individu sekelilingnya yang memiliki beraneka macam peranan social.proses

sosialisasi berbeda-beda sesuai dengan pekerjaan dan tingkat sosialnya dalam masyarakat.

Adat istiadat mengasuh anak antara lain: cara memandikan bayi dan membersihkan

bayi, cara mempelajari disiplin membuang air, cara melatih disiplin makan, cara

mengendong bayi, dan anaak-anak dan cara mendisplinkan anak dan segainya.

Page 67: A. MAKHLUK MANUSIA DIANTARA MAKLUK-MAKHLUK · PDF fileSeleksi dan adaptasi adalah suatu ... yang lalu dan bahwa ia merupakan makhluk hidup manusia jenis Autralopithecus yang paling

3. Proses Enkulturasi

proses enkulturasi adalah proses seorang individu mempelajari dan menyesuaikan alam

pikiranserta sikapnya dengan adat,sistem norma, dan peraturan yang hidup dalam

kebudayaan.

PROSES EVOLUSI SOSIAL

2. Proses Microscopic dan Macroscopic dalam Evolusi Social

Proses evolusi sosial adalah proses perubanhan yang terjadi dalam dinamika dalam

kehidupan sehari-hari tiap masyarakat didunia.(proses berulang),sedangkan perubahan-

perubahan besaryang terjadi dalam jangka waktu yang panjang di sebut prose-proses

menentukan arah (directional processes) atau yang meemberikan arah.

4 .Proses-Proses Berulang dalam Evolusi Social Budaya.

Pada adfat-istiadat perkawinan orang bali upacara, akivitas dan tindakan yang

menyimpang dari adat bali pada umumnya terjadi karena berbagai situasi atau keadaan

khusus, biasanya dibaikan atau kurang diperhatikan.keadaan yang menyimpang dari adat

ini sangat penting artinya karena penyimpangan yang demikian pangkal dari proses-proses

perubahan kebudayaan masyarakat pada umumnya. Untuk mengurangi penyimpangan

terhadap adat tadi ada alat-alat pengendalian. Contoh adat minangkabau yang mewajibkan

seorang pria mewariskan harta miliknya kepada kemenakanya, yaitu anak dari saudara

perempuannya. Lalu ada seorng A yang berpengaruh mengabaikan adat ini. Tentu para

kemenakan merasa tidak puas. Dan sebagai penengah di sini adalah kepala adat yang akan

memberikan keputusaterhadap masalah yang sedang dihadapi.

3. Proses Mengarah dalam Evolusi Kebudayaan

Proes mengarah dalam evolusikebudayaan dapat dilihat berdasarkat histories

perkembangan umat manusia para sarjana ilmu sejarah misalnya E. Spengler, A.J. Toynbee,

G. Childe dan lain-lain.

Page 68: A. MAKHLUK MANUSIA DIANTARA MAKLUK-MAKHLUK · PDF fileSeleksi dan adaptasi adalah suatu ... yang lalu dan bahwa ia merupakan makhluk hidup manusia jenis Autralopithecus yang paling

Kala lapisan bumi tingkat kebudayaan

Perunggu-besi

Aluvium Neolitik

+ 100.000 th. Y.l. Mesolitik

+ 1.000.000 th. Y.l dilivium paleolitik

Table tingkat kebudayaan Zaman pehistori Indonesia

Hasil ini berdasarkan analisis para ahli dari sisa benda-benda peninggalan kebudayaan

orang zaman dahulu.

Proses Difusi

1.Penyebaran Manusia

Salah satu bentuk difusi adala penyebaran unsure-unsur kebudayaan dari satu tempat

ke tempat lain di muka bumi oleh kelompok manusia yang berimigrasi.

Proses difusi atau penyebaran manusia di bumi ini disebabkan beberapa pfaktor,baik

migrasi secara langsung atau cepat maupun secara tidak langsung atau lambat,karena

wabah, yang berlangsung sejak ratusan ribu tahun yang lalu, migrasi-migrasi besar

penduduk dunia berlangsung antara 80.000 S.M.sampai 1.000 S.M.

2. Penyebaran Unsur Kebudayaan

penyebarab unsure kebudayaan dapat juga terjadi tanpa ada perpindahan kelompok-

kelompok manusia atau bangsa-bangsa dari tempat dari tempat satu ketempat lain,tetapi

oleh karena individu-individu tertentu yang membawa unsr-unsur kebudayaan itu yang

hingga jauh sekali.

Page 69: A. MAKHLUK MANUSIA DIANTARA MAKLUK-MAKHLUK · PDF fileSeleksi dan adaptasi adalah suatu ... yang lalu dan bahwa ia merupakan makhluk hidup manusia jenis Autralopithecus yang paling

Bentuk difusi yang lain adalah dengan adanya pertemuan-pertemuan antar individu

dalam kelompok manusia dengan individu kelompok tetangga. Dan dapat berlangsung

secara berulang-ulang.

Hubungan symbiotic adalah hubungan dan bentuk kebudayaan itu masing-masing hampir

tidak berubah.contohnya didaerah pedalaman negara Kongo, Togo, dan kamerun di afrika

tengah dan barat,yang bercocok tanam dan memiliki bertetangga.

Stimulus diffusion,yaitu proses kebudayaan didifusikan dari A ke B, ke C, ke D dan

sebaliknya.

Dalam dunia modern ini proses difusi unsure unsure kebudyaan yang timbul disuatu

tempat di miuka bumi berlangsung dengan sangat cepat sekali. Bahkan sering kali tanpa

kontak yang antar individu-individu, ini dikarenakan adanya alat penyiaran yang sangat

efektif misalnya surat kabar, majalah, radio, buku, film,dan televisi.

1. Akulturasi dan Asimilasi

Akulturasi adalah proses pencampuran dua kebudayaan atau lebih yang saling bertemu

dan saling mempengaruhi, proses pemasukan kebudayaan kedalam suatu masyarakat,

contohnya candi-candi yang ada sekarang bukti adanya proses antara kebudayaan

Indonesia dengan kebudayaan India.

2. Asimilasi

Asimilasi atau asilation adalah proses social yang timbul bila ada (A) golongan-golongan

manusia dengan latar belakang berbeda-beda dengan (B), bergaul lansung secara intensif

untuk waktu yang cukup lama sehinga (C) golongan-golongan kebudayaan tadi masing-

masing berubah sifatnya, juga unsure-unsurnya masing-masing berubah wujudnya

menjadi unsur-unsur kebudayaan campuran.

3. Pembaharuan atau Inovasi

1. Inovasi dan Penemuan

Inovasi adalah proses pembaharuaan dan penggunaan sumber alam,energi dan modal

dan semua proses produksi akan mempengaruhi kebudayaan baru

Suatu discovery adalah suatu penemuaan dari unsur-unsur kebudayaan yang baru baik

suatu alat baru, suatu ide baru yang diciptakanoleh seorang individu atau serangkaian dari

beberapa indivu dalam masyarakat yang bersangkutan.

Page 70: A. MAKHLUK MANUSIA DIANTARA MAKLUK-MAKHLUK · PDF fileSeleksi dan adaptasi adalah suatu ... yang lalu dan bahwa ia merupakan makhluk hidup manusia jenis Autralopithecus yang paling

2. Dorongan Penemuan Baru

yang mendorong penemuan-penemuan baru antara lain: (a) kesadaran seorang individu

akan kekurang-kekurangan dalam kebudayaan. (b) mutu dari keahlian dalam suatu

kebudayaan, (c) system perangsang bagi aktivitas pencipta dalam masyarakat..

3. Inovasi dan Evolusi

Proses inovasi yaitu proses pembaharuan teknologi ekonomi dan lanjutanya itujuga

proses evolusi bedanya adalah bahwa dalam proses inovasi individu-individu bersifat

aktif . sedangkan dalam proses evolusi individu-individu itu fasif bahkan sering bersifat

negatif.

Page 71: A. MAKHLUK MANUSIA DIANTARA MAKLUK-MAKHLUK · PDF fileSeleksi dan adaptasi adalah suatu ... yang lalu dan bahwa ia merupakan makhluk hidup manusia jenis Autralopithecus yang paling

BAB VII

ETNOGRGAFI

A. Kesatuan Sosial dalam Etnografi

Jenis karangan yang penting mengandung bahan pokok dari pengolahan dan

analisis antropologi adalah karangan etnografi.isi dari sebuah karangan etnografi

adalah suatu deskripsi mengenai kebudayaan suatu suku bangsa. Suku-suku bangsa

kecil yang hanya terdiri dari beberapa ratus penduduk, tetapi ada pula yang terdiri

dari puluhan juta penduduk. Oleh karena itu, seorang ahli antropologi yang

mengarang sebuah etnografi sudah tentu tidak dapat mencakup seluruh suku

bangsa yang besar itu dalam deskripsi. Hanya suku-suku bangsa yang sangat kecil

jumlah tahun 1963 hanya terdiri dari 481 orang.

Mengingat hal-hal tadi, yang menyebabkan bahwa para ahli antropologi masa

kini jarang dapat meneliti suatu suku bangsa yang kecil dan “semurni” suku bangsa

Bgu tersebut mereka memerlukan suatu metode untuk menentukan secara kongkrit

batas-batas dari bagian suku bangsa yang konkret menjadi pokok deskripsi

etnografi mereka.

Seorang ahli antropologi Amerika, R. Naroll, pernah menyusun suatu daftar

dengan beberapa modifikasi oleh J.A. Clifton dalam buku pelajarannya, Introduction

to Cultural Anthropology (1968: hlm. 15), maka daftar itu menjadi seperti yang

tercantum di bawah ini.

1. Kesatuan masyarakat yang dibatasi oleh satu desa atau lebih;

2. Kesatuan masyarakat yang terdiri dari penduduk yang mengucapkan satu

bahasa atau satu logat bahasa;

3. Kesatuan masyarakat yang dibatasi oleh garis batas suatu daerah politis

administrative;

4. Kesatuan masyarakat yang batasnya ditentukan oleh rasa identitas

penduduknya sendiri;

Page 72: A. MAKHLUK MANUSIA DIANTARA MAKLUK-MAKHLUK · PDF fileSeleksi dan adaptasi adalah suatu ... yang lalu dan bahwa ia merupakan makhluk hidup manusia jenis Autralopithecus yang paling

5. Kesatuan masyarakat yang ditentukan oleh suatu wilayah geografi yang

merupakan kesatuan daerah fisik;

6. Kesatuan masyarakat yang ditentukan oleh kesatuan ekologi;

7. Kesatuan masyarakat dengan penduduk yang mengalami satu pengalaman

sejarah yang sama;

8. Kesatuan masyarakat dengan penduduk yang frekuensi interaksinya satu

dengan lain tingginya merata;

9. Kesatuan masyarakat dengan susunan social yang seragam.

Prinsip yang disebut pertama biasanya mencakup juga prinsip yang lain.

Sebaliknya, prinsip 2 sampai 9 belum tentu mencakup juga semua prinsip yang lain.

Prinsip pembatasan oleh garis batas politis-administratif contohnya suatu

Kabupaten di Jawa Barat memang untuk sebagian besar terdiri dari penduduk yang

berkebudayaan suku bangsa Sunda dan berbahasa Sunda, namun dalam kabupaten

itu pasti ada pula penduduk yang berasal dari suku bangsa Jawa, Batak atau lainnya

yang mengucapkan bahasa Jawa, bahasa Batak atau bahasa lainnya.

Serupa dengan hal tersebut, prinsip yang disebut sebagai prinsip nomor 5, yaitu

prinsip pembatasan oleh kesatuan ciri dalam satu wilayah geografi seperti daerah

hutan rimba tropis, daerah sabana tropis, kepulauan atoll di Lautan pasifik, daerah

Gurun Asia Barat Daya, daerah hutan Koniferus di Kanada Barat Laut, atau daerah

pantai dekat Kutub Utara. Di daerah-daerah geografi seperti itu sering kita lihat

adanya penduduk yang hidup dalam kebudayaan-kebudayaan dengan system

teknologi, system ekonomi, dan organisasi social yang sama, tetapi berbeda suku

bangsa karena adanya bahasa-bahasa, system-sistem religi, dan ekspresi-ekspresi

kesenian yang berbeda.

Page 73: A. MAKHLUK MANUSIA DIANTARA MAKLUK-MAKHLUK · PDF fileSeleksi dan adaptasi adalah suatu ... yang lalu dan bahwa ia merupakan makhluk hidup manusia jenis Autralopithecus yang paling

B. Kerangka Etnografi

Untuk memerinci unsure-unsur bagian dari suatu kebudayaan, sebaiknya

dipakai daftar unsur-unsur kebudayaan universal yang telah diuraikan dalam bab 5,

yaitu;

1. Bahasa

2. System teknologi

3. System ekonomi

4. Organisasi social

5. System pengetahuan

6. Kesenian

7. System religi.

Karena unsure-unsur kebudayaan itu bersifat universal maka dapat

diperkirakan bahwa kebudayaan suku bangsa yang menjadi pokok perhatian ahli

antropologi pasti juga mengandung aktivitas adat istiadat, pranata-pranata social

dan benda-benda kebudayaan yang dapat dogolongkan ke dalam salah satu dari

ketujuh unsure universal tadi. Hal itu berarti selain unsure bahasa yang selalu

diuraikan dalam bab paling depan sebagai suatu unsure yang dapat memberi

identifikasi kepada suku bangsa yang dideskripsi, unsure yang diuraikan dulu

adalah system teknologi, sedangkan yang paling akhir adalah system religi.

Walaupun demikian, setiap ahli antropologi mempunyai focus. Pengarang

etnogarafi dengan suatu focus perhatian seperti itu biasanya mulai dengan unsure

pokoknya itu, dan memandang unsure-unsur lainnya hanya sebagai pelengkap dari

unsure pokok tadi. Bisa juga ia mempergunakan cara susunan etnografi yang lain

dan mulai dengan unsure-unsur lainnya sebagai pengantar kebudayaan ( cultural

introduction) terhadap unsure pokok yang diuraikan pada akhir karangan

etnografinya, dan seolah-olah merupakan klimaks dari deskripsinya.

Page 74: A. MAKHLUK MANUSIA DIANTARA MAKLUK-MAKHLUK · PDF fileSeleksi dan adaptasi adalah suatu ... yang lalu dan bahwa ia merupakan makhluk hidup manusia jenis Autralopithecus yang paling

Bab selanjutnya biasanya mengandung uraian tentang asal dan sejarah dari

suku bangsa yang bersangkutan, dan dari wilayah yang didiaminya.uraian tentang

sejarah pada permulaan akan menjadi lebih bermanfaat kalau bab terakhir

mengandung uraian tentang keadaan masa sekarang, disambung dengan uraian

dengan perubahan serta pengeseran dari kebudayaan yang bersangkutan. Bab

penutup seperti itu biasanya member aspek dinamis terhadap sebuah buku

etnografi.

Sedang tiap bab akan terdiri dari bagian-bagian khusus yang akan diuraikan

dengan lebih mendalam dalam sub-sub bab di bawah ini yaitu;

1. Lokasi, lingkungan alam dan demografi

2. Asal mula dan sejarah suku bangsa

3. Bahasa

4. System teknologi

5. System mata pencaharian

6. Organisasi social

7. System pengetahuan

8. Kesenian

9. System religi

C. Lokasi, Lingkungan Alam, dan Demografi

Dalam menguraikan lokasi atau tempat tinggal dan penyebaran suku bangsa

yang menjadi pokok deskripsi etnografi perlu dijelaskan cirri-ciri geografinya, yaitu

iklimnya (tropis, mediteran, iklim sedang atau iklim kutub), sifat daerahnya

(pegunungan, dataran tinggi, dataran rendah, jenis kepulauan, daerah rawa, hutan

tropis, sabana, stepa, gurun dan sebagainya), suhu dan curah hujannya. Ada baiknya

juga kalau penulis etnografi dapat melukiskan ciri-ciri geologi dan geomorfologi dari

daerah lokasi dan penyebaran suku bangsanya; sedangkan suatu hal yang perlu juga

adalah keterangan mengenai ciri-ciri flora dan fauna di daerah yang bersangkutan.

Page 75: A. MAKHLUK MANUSIA DIANTARA MAKLUK-MAKHLUK · PDF fileSeleksi dan adaptasi adalah suatu ... yang lalu dan bahwa ia merupakan makhluk hidup manusia jenis Autralopithecus yang paling

Bahan keterangan geografi dan geologi tersebut sebaiknya dilengkapi dengan

peta-peta yang memenuhi syarat ilmiah.

Beberapa masalah yang terutama pada masa kini mendapat perhatian banyak

adalah mengenai pengaruh timbal balik antara keadaan alam dengan kesehatan

serta laju kematian dan tingkat fertilitas penduduk, yang sebaliknya berguna untuk

studi kependudukan. Masalah lain yang penting juga adalah masalah hubungan

antara alam dan tanah dengan system mata pencaharian penduduk. Studi-studi

semacam itu disebut studi ekologi (ecology).

Suatu etnografi juga harus dilengkapi dengan data demografi, yaitu data mengenai

jumlah penduduk yang diperinci dalam jumlah wanita dan jumlah pria, dan sedapat

mungkin juga menurut tingkat umur dengan interval lima tahun, data mengenai laju

kelahiran dan laju kematian, serta data mengenai orang yang pindah keluar masuk

desa.

D. Asal Mula dan Sejarah Suku Bangsa

Dalam usaha ini seorang ahliantropologi perlu bantuan dari para ahli sejarah

atau ahli-ahli ilmu bantu pada ilmu sejarah lainnya.

Keterangan mengenai asal mula suku bangsa yang bersangkutan biasanya harus

dicari dengan mempergunakan tulisan para ahli prehistori yang pernah melakukan

penggalian dan analisis benda-benda kebudayaan prehistori yang mereka temukan

di daerah sekitar lokasi penelitian ahli antropologi tadi.

Apabila tulisan tersebut tidak ada, atau walaupun ada,kurang dapat member

bahan keterangan tentang asal mula suku bangsa, maka ia terpaksa harus berusaha

mencari bahan keterangan lain, yaitu bahan mengenai dongeng-dongeng suci atau

mitologi suku bangsa. Hal itu termasuk folklore, dan khususnya kesusstraan rakyat

suku bangsa.

Page 76: A. MAKHLUK MANUSIA DIANTARA MAKLUK-MAKHLUK · PDF fileSeleksi dan adaptasi adalah suatu ... yang lalu dan bahwa ia merupakan makhluk hidup manusia jenis Autralopithecus yang paling

Dalam mitologi suatu suku bangsa, biasanya terdapat dongeng-dongeng suci

mengenai penciftaan alam, penciftaan dan penyebaran manusia oleh dewa-dewa

dalam religi asli suku bangsa bersangkutan. Dongeng-dongeng seperti itu biasanya

penuh peristiwa keajaiban yang jauh dari fakta sejarah. Namun seorang ahli

antropologi harus mampu menginterprestasi dongeng-dongeng ajaib itu, dan

mencari artinya, serta indikasi-indikasi tertentu yang dapat menunjuk kearah fakta

sejarah yang benar.

Dengan mitologi dan cerita-cerita rakyat yang hidup secara lisan, seorang

peneliti antropologi harus menmgumpulkan bahan tersebut dengan merekam

cerita-cerita tersebut dari mulut-mulut tokoh-tokoh penduduk tertentu yang

mengetahui dongeng-dongeng itu.

Sebaliknya, apabila suku bangsa bersangkutan mengenal tulisan tradisional

sehingga kebudayaan mereka mempunyai suatu kesusasteraan tradisional, maka

peneliti tadi harus juga berusaha membaca dan mempelajari bahan tersebut. Bahan

tersebut sering kali termuat dalam berpuluh-puluh naskah kuno dengan tulisan

tradisional yang perlu dipelajari dan diseleksi dahulu untuk mendapatkan isi yang

sebenar-benarnya. Untuk pekerjaan yang sudah sangat teknis sifatnya itu seorang

ahli antropologi memerlukan bantuan seorang ahli naskah-naskah kuno, yaitu ahli

filologi.

Keterangan sejarah mengenai zaman, ketika suku bangsa bersangkutan sudah

mendapat kontak dengan bangsa-bangsa lain yang menulis tentang kejadian

masyarakatnya, lebih mudah untuk dipergunakan seorang peneliti antropologi.

Biasanya keterangan itu ditulis dalam salah satu bahasa Eropa, yaitu Inggris,

Prancis, Portugis, Spanyol, atau Jerman, atau kadang-kadang juga dalam bahasa Asia

seperti Arab, Parsi, Cina, dan lainnya.

E. Bahasa

Page 77: A. MAKHLUK MANUSIA DIANTARA MAKLUK-MAKHLUK · PDF fileSeleksi dan adaptasi adalah suatu ... yang lalu dan bahwa ia merupakan makhluk hidup manusia jenis Autralopithecus yang paling

Deskripsi dari bahasa suku bangsa dalam karangan etnografi tentu tidak perlu

sama dalamnya seperti suatu deskripsi khusus yang dilakukan oleh seorang ahli

bahasa tentang bahasa yang bersangkutan. Deskripsi mendalam oleh seorang ahli

bahasa khusus mengenai susunan system fonetik, fonologi, sintaksis, dan sematik

sesuatu bahasa akan menghasilkan suatu buku khusus, yaitu suatu buku tata bahasa

tentang bahasa yang bersangkutan, sedangkan deskripsi mendalam mengenai

kosakata suatu bahasa akan menghasilkan suatu daftar leksikografi (vocabulary),

atau lebih mendalam lagi suatu kamus kecil atau besar.

Ciri-ciri menonjol dari bahasa suku bangsanya dapat diuraikan pengarang

etnografi dengan cara tepat menempatkannya dalam klasifikasi bahasa-bahasa

sedunia pada rumpun, subrumpun, keluarga, dan subkeluarga bahasanya yang

wajar, dengan beberapa contoh fonetik, fonologi, sintaksis, dan sematik, yang

diambil dari bahan ucapan bahasa sehari-hari. Ada baiknya peneliti dapat

melengkapi bab mengenai bahasa dalam etnografinya dengan sebuah lampiran

yang berisi daftar kata-kata dasar dari bahasa suku bangsanya. Daftar kata-kata

dasar, atau basic vocabulary suatu bahasa terdiri dari kira-kira 200 kata mengenai

anggota badan ( kepala, mata, hidung, mulut, tangan, kaki dan sebagainya ), gejala-

gejala dari badan-badan alam (angin, hujan, panas, dingin, dan sebagainya ), warna,

bilangan, kata kerja pokok.

Menentukan luas batas penyebaran suatu bahasa memang tidak mudah, dan hal

ini disebabakan karena di daerah perbatasan antara daerah tempat tinggal dua suku

bangsa, hubungan antara individu warga masing-masing suku bangsa tadi sering

kali sangat intensif sehingga ada proses saling pengaruh-mempengaruhi antara

unsure-unsur bahasa dari kedua belah pihak.

F. Sistem Teknologi

Teknologi tradisional mengenal paling sedikit delapan macam system peralatan system

peralatan dan unsur kebudayaan fisik yang dipakai oleh manusia yang hidup dalam masyarakat

kecil berpindah-pindah atau masyarakat pedesaan yang hidup dari pertanian, yaitu :

Page 78: A. MAKHLUK MANUSIA DIANTARA MAKLUK-MAKHLUK · PDF fileSeleksi dan adaptasi adalah suatu ... yang lalu dan bahwa ia merupakan makhluk hidup manusia jenis Autralopithecus yang paling

Macam peralatan

Bahan

mentah

Tekhnik

pembuatan

Pemakaian

Alat-alat produksi Batu Dupukul-pukul,

ditekan, dipecah-

pecah

Alat memotong

Alat menusuk

Alat membuat lubang

Alat memukul

Alat menggiling

Tulang retouching

Logam Menuang

Menandai

Senjata Batu Dupukul-pukul,

ditekan, dipecah-

pecah

Senjata potong

Senjata pukul

Senjata tusuk

Senjata lempar

Senjata penahan

Tulang retouching

Kayu, bambu

Logam Menuang

Menandai

Kayu Membentuk,

mengukir

Alat menyimpan

Alat memuat

Alat makan

Alat masak

Alat untuk membawa

Bambu Mengukir

Kulit kayu Memproses dan

menjahit

Serat-seratan Menganyam

Tanah liat

(tembikar)

Cetakan,

menumbuk,

membentuk,

memutar-mutar.

Alat menyalakan

api

Batu api menggesek

Alat meniup api kulit Ububan api

Makanan Bambu Pompa api

Sayur-mayur Masak diatas api Dimakan

Page 79: A. MAKHLUK MANUSIA DIANTARA MAKLUK-MAKHLUK · PDF fileSeleksi dan adaptasi adalah suatu ... yang lalu dan bahwa ia merupakan makhluk hidup manusia jenis Autralopithecus yang paling

Daun-daunan

Akar-akaran

Biji-bijian

Daging, susu

Masak dengan batu

panas

Pembuatan arak

Diminum

Narkotika

Pakaian Kulit pohon Penahan pengaruh

alam sekitar

Lambing gengsi

Lambing suci

Perhiasan

Kulit binatang

Bahan tenun Cara-cara memintal

dan menenun

teknik ikat dan

teknik celup (batik)

Tempat

perlindungan

Kayu Tekhnik menyusun

Tekhnik mengikat

Tekhnik

memangku

Tadah angina

Tenda

Gubuk-gubuk yang

dapat dipindahkan

Rumah

Bambu

Kulit pohon

Tanah liat

Alat transportasi Kulit binatang

Kulit kayu

Prinsip mocassin Sepatu

Sepatu salju

Prinsip sandal

Tekhnik-tekhnik

mengikat

Tekhnik-tekhnik

pemeliharaan dan

peternakan

Binatang (unta, kuda,

keledai, dll) sebagai

binatang muatan,

menarik, dikendarai.

Kayu

Kayu

Bambu

Jerami

Rakit

Travois, alat seret.

Kereta roda

Alat transportasi air

Kayu Perahu lesung

Perahu bercadik

Page 80: A. MAKHLUK MANUSIA DIANTARA MAKLUK-MAKHLUK · PDF fileSeleksi dan adaptasi adalah suatu ... yang lalu dan bahwa ia merupakan makhluk hidup manusia jenis Autralopithecus yang paling

Kulit kayu

Kulit binatang

Perahu kecil

G. Sistem Mata Pencarian

System Mata Pencarian Tradisional

System mata pencaharian tradisional yaitu : berburu dan meramu, beternak, bercocok tanam

di ladang, menangkap ikan, dan bercocok tanam menetap dengan irigasi.

H. Organisasi Sosial

1. Unsur-unsur khusus dalam organisasi sosial

Kesatuan sosial yang paling dekat adalah kesatuan kekerabatannya, yaitu keluarga inti

yang dekat dan kaum kerabat lain. Kemudian ada kesatuan-kesatuan diluar kaum kerabat, tetapi

masih dalam lingkungan komunitas.

2. Sistem Kekerabatan

Dalam masyarakat dimana pengaruh industrialisasi sudah masuk mendalam, tampak bahwa

fungsi kesatuan kekerabatan yang sebelumnya penting dalam banyak sector kehidupan

seseorang, biasanya mulai berkurang dan bersamaan dengan itu adat-istiadat yang mengatur

kehidupan kekerabatan sebagai kesatuan mulai mengendor. Namun pada masyarakat agraris,

hubungan kekerabatan dalam kehidupan masyarakat masing-masing sangat penting.

I. Sistem Pengetahuan

1. Perhatian Antropologi terhadap Pengetahuan

Dalam suatu etnografi biasanya ada berbagai bahan keterangan mengenai system

pengetahuan dalam kebudayaan dari setiap suku bangsa yang bersangkutan. Bahan itu biasanya

meliputi pengetahuan tentang teknologi. Namun, pada zaman dahulu, para ahli antropologi

kurang memperhatikan kebudayaan suku-suku diluar Eropa. Perhatian yang sangat kurang ini

mungkin disebabkan karena antara para ahli antropologi di Eropa dalulu ada suatu pendirian

bahwa dalam kebudayaan suku-suku bangsa diluar Eropa tidak ada system pengetahuan, dan

kalaupun ada, maka hal itu dianggap tidak penting.

Sekarang para ahli antropologi sudah sadar bahwa pendirian seperti itu tidak sesuai dengan

kenyataan. Mereka sekarang sudah yakin bahwa suatu masyarakat, betapa kecil pun, tidak

Page 81: A. MAKHLUK MANUSIA DIANTARA MAKLUK-MAKHLUK · PDF fileSeleksi dan adaptasi adalah suatu ... yang lalu dan bahwa ia merupakan makhluk hidup manusia jenis Autralopithecus yang paling

mungkin dapat hidup tanpa pengetahuan tentang alam sekelilingnya dan sifat-sifat dari alat yang

dipakainya.

2. Sistem Pengetahuan

Setiap suku bangsa di dunia biasanya mempunyai pengetahuan tentang :

a. Alam sekitar;

b. Alam flora di daerah tempat tinggalnya;

c. Alam fauna di daerah tempat tinggalnya;

d. Zat-zat, bahan mentah dan benda-benda dalam lingkungannya;

e. Tubuh manusia;

f. Sifat-sifat dan tingkah laku sesame manusia; dan

g. Ruang dan waktu.

J. Sistem Religi

1. Perhatian Ilmu Antropologi terhadap Religi

Dua hal yang menyebabkan perhatian yang sangat besar terhadap religi, yaitu :

a. Upacara keagamaan dalam kebudayaan suatu suku bangsa biasanya merupakan unsur

kebudayaan yang tampak secara lahir.

b. Bahan etnografi mengenai upacara keagamaan diperlukan untuk menyusun teori-teori

tentang asal mula religi.

2. Unsur-unsur Khusus dalam Sistem Religi

Suatu system religi dalam suatu kebudayaan selalu mempunyai ciri-ciri untuk sedapat

mungkin memelihara emosi keagamaan itu diantara pengikut-pengikutnya. Dengan demikian,

emosi keagamaan merupakan unsur penting dalam suatu religi bersama dengan tiga unsur

lainnya, yaitu : a) Sistem keyakinan; b) Sistem upacara keagamaan; dan c) Umat yang menganut

religi itu.

System upacara keagamaan secara khusus mengandung empat aspek yang menjadi

perhatian khusus dari para ahli antropologi ialah : a0 Tempat upacara keagamaan dilakukan; b)

Saat-saat upacara keagamaan itu dilaksanakan; c) Benda-benda dan alat-alat upacara; d) orang-

orang yang melakukan dan memimpin upacara.

Page 82: A. MAKHLUK MANUSIA DIANTARA MAKLUK-MAKHLUK · PDF fileSeleksi dan adaptasi adalah suatu ... yang lalu dan bahwa ia merupakan makhluk hidup manusia jenis Autralopithecus yang paling

Upacara itu sendiri terdiri dari banyak unsur, yaitu : a) bersaji; b) Berkorban; c) Berdoa; d)

Makan bersama makanan yang telah disucikan dengan doa; e) Menari tarian suci; f) Menyanyi

nyanyian suci; dsb.

K. Kesenian

1. Kesenian dalam Etnografi

Perhatian terhadap kesenian atau segala ekspresi hasrat manusia akan keindahan, dalam

kebudayaan suku-suku bangsa diluar Eropa, mula-mula bersifat deskriptif. Para pengarang

etnografi masa akhir abad ke-19 dan permulaan abad ke-20 dalam karangan-karangan mereka

sering kali memuat suatu deskripsi mengenai benda-benda hasil seni, seperti seni rupa, seni

music, seni tari, dan seni drama.

2. Lapangan-lapangan Khusus dalam Kesenian

Dipandang dari sudut cara kesenian sebagai ekspresi hasrat manusia akan keindahan itu

dinikmati, maka ada dua lapangan besar, yaitu : a) Seni rupa, atau kesenian yang dinikmati oleh

manusia dengan mata; dan b) seni suara, atau kesenian yang dinikmati oleh manusia dengan

telinga.

Dalam lapangan seni rupa ada seni patung, seni relief, seni ukir dan gambar, dan seni rias.

Sedangkan bagian-bagian dari seni suara ialah seni vocal, seni instrumental, serta seni sastra

yang lebih khusus terdiri dari prosa dan puisi. Suatu lapangan seni yang meliputi keduanya ialah

seni gerak atau seni tari. Akhirnya, ada suatu lapangan kesenian yang meliputi keseluruhannya,

yaitu seni drama, karena lapangan kesenian ini mengandung unsur-unsur dari seni lukis, seni

rias, seni music, seni sastra dan seni tari, yang semua diintegrasikan menjadi satu kebulatan.

Untuk lebih jelasnya perhatikan kerangka kesenian dibawah ini.

1. Seni patung

2. Seni relief

Seni rupa 3. Seni lukis dan gambar

4. Seni rias

Seni tari Seni drama

1. Seni vocal

Seni suara 2. Seni instrumental

3. Seni sastra 1. Prosa

2. Puisi

Page 83: A. MAKHLUK MANUSIA DIANTARA MAKLUK-MAKHLUK · PDF fileSeleksi dan adaptasi adalah suatu ... yang lalu dan bahwa ia merupakan makhluk hidup manusia jenis Autralopithecus yang paling

DAFTAR PUSTAKA

Allport, Gordon W., The Nature of Prejudice, Boston, Beacon Press, 1951.

Allport, Gordon W., "The Problem of Prejudice", Racial and Ethnic Relations - Selected

Readings, Bernard E.Segal (ed.), New York, Thomas Y.Crowell Company, 1954, Hlm.5-53.

Blalock, Hurbert M., Toward a Theory of Minority Group Relations, John Willey and

Sons Inc., New York, 1967.

Cohen, Abner (ed.), Urban Ethnicity, Tavistock Publications, London-New York, 1974.

Geertz, Clifford, "The Inrtegrative Revolution: Primordial Sentiment and Civil Politics in

the New States", Old Societies and New States, C.Geertz (ed.), New York, The Free Press,

1965,

Hlm.105-107.

Gordon, Milton M., Assimilation in American Life, Oxford University Press, New York,

1964.

Herkovits, Melville J., Acculturation: The Study of Culture Contact, New York, Peter

Smith, 1958.

Koentjaraningrat (ed.), Masalah-Masalah Pembangunan: Bunga Rampai Antropologi

Terapan, LP3ES, Jakarta, 1982.

Koenjaraningrat, Pengantar Ilmu Antropologi, Rineka Cipta, 2009

Linton, Ralp (ed.), The Science of Man in the World Crisis, New York, Columbia

University Press, 1945.

Martin, James G and Clyde W.Franklin, Minority Group Relations, Charles E. Merrill

Publishing Company, Ohio, 1973.

Schermerhorn,R.A., Comparative Ethnic Relations: A Framework of Theory and Research,

Random House, New York, 1970.

Page 84: A. MAKHLUK MANUSIA DIANTARA MAKLUK-MAKHLUK · PDF fileSeleksi dan adaptasi adalah suatu ... yang lalu dan bahwa ia merupakan makhluk hidup manusia jenis Autralopithecus yang paling

Untuk Kalangan Sendiri

Bahan Ajar

Pendidikan Etnologi

Disusun Oleh

Mardiana, S.Pd.,M.Pd

Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu Pendidikan

( STKIP ) Melawi

Page 85: A. MAKHLUK MANUSIA DIANTARA MAKLUK-MAKHLUK · PDF fileSeleksi dan adaptasi adalah suatu ... yang lalu dan bahwa ia merupakan makhluk hidup manusia jenis Autralopithecus yang paling

10

DAFTAR PUSTAKA

Allport, Gordon W., The Nature of Prejudice, Boston, Beacon Press, 1951.

Allport, Gordon W., "The Problem of Prejudice", Racial and Ethnic Relations - Selected

Readings, Bernard E.Segal (ed.), New York, Thomas Y.Crowell Company, 1954, Hlm.5-53.

Blalock, Hurbert M., Toward a Theory of Minority Group Relations, John Willey and

Sons Inc., New York, 1967.

Cohen, Abner (ed.), Urban Ethnicity, Tavistock Publications, London-New York, 1974.

Geertz, Clifford, "The Inrtegrative Revolution: Primordial Sentiment and Civil Politics in

the New States", Old Societies and New States, C.Geertz (ed.), New York, The Free Press,

1965,

Hlm.105-107.

Gordon, Milton M., Assimilation in American Life, Oxford University Press, New York,

1964.

Herkovits, Melville J., Acculturation: The Study of Culture Contact, New York, Peter

Smith, 1958.

Koentjaraningrat (ed.), Masalah-Masalah Pembangunan: Bunga Rampai Antropologi

Terapan, LP3ES, Jakarta, 1982.

Linton, Ralp (ed.), The Science of Man in the World Crisis, New York, Columbia

University Press, 1945.

Martin, James G and Clyde W.Franklin, Minority Group Relations, Charles E. Merrill

Publishing Company, Ohio, 1973.

Schermerhorn,R.A., Comparative Ethnic Relations: A Framework of Theory and Research,

Random House, New York, 1970.

Page 86: A. MAKHLUK MANUSIA DIANTARA MAKLUK-MAKHLUK · PDF fileSeleksi dan adaptasi adalah suatu ... yang lalu dan bahwa ia merupakan makhluk hidup manusia jenis Autralopithecus yang paling