12
11 BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR A. Kajian Pustaka 1. Penelitian Terdahulu Sejauh amatan penulis di Universitas Sebelas Maret, Surakarta, Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta, dan berbagai macam sumber dari internet, penelitian tentang novel Sinta Obong Karya Ardian Kresna dan cerita Ramayana karya C. Rajagopalachari, selama ini belum pernah dilakukan oleh para peneliti terdahulu. Jika ditilik dari segi teori yang digunakan dalam penelitian ini, ada beberapa penelitian yang menggunakan sastra bandingan sebagai teori. Pada tahun 2008, mahasiswi FKIP Universitas Sebelas Maret Surakarta Pendidikan Bahasa dan Seni. Siti Zulaikhah menyelesaikan skripsinya yang berjudul Kisah Cinta Laila-Majnun dan Romeo-Juliet (Suatu Tinjauan Sastra Bandingan). Dalam penelitian ini, Siti lebih memfokuskan perbandingan dalam segi intrinsik cerita yang terdapat dalam objek penelitiannya. Kurangnya penelitian yang menggunakan teori maupun objek dalam penelitian ini, penulis mendapatkan alasan yang kuat untuk meneliti karya tersebut lebih lanjut.

A. Kajian Pustaka - abstrak.ta.uns.ac.id file5) Teori Sastra, Sejarah Sastra, dan Teori Kritik Sastra Dari kelima pokok tersebut, penulis akan menggunakan kajian pertama, yaitu tema

  • Upload
    dominh

  • View
    224

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: A. Kajian Pustaka - abstrak.ta.uns.ac.id file5) Teori Sastra, Sejarah Sastra, dan Teori Kritik Sastra Dari kelima pokok tersebut, penulis akan menggunakan kajian pertama, yaitu tema

11

BAB II

KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR

A. Kajian Pustaka

1. Penelitian Terdahulu

Sejauh amatan penulis di Universitas Sebelas Maret, Surakarta,

Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta, dan berbagai macam sumber dari

internet, penelitian tentang novel Sinta Obong Karya Ardian Kresna dan cerita

Ramayana karya C. Rajagopalachari, selama ini belum pernah dilakukan oleh

para peneliti terdahulu. Jika ditilik dari segi teori yang digunakan dalam

penelitian ini, ada beberapa penelitian yang menggunakan sastra bandingan

sebagai teori.

Pada tahun 2008, mahasiswi FKIP Universitas Sebelas Maret

Surakarta Pendidikan Bahasa dan Seni. Siti Zulaikhah menyelesaikan

skripsinya yang berjudul Kisah Cinta Laila-Majnun dan Romeo-Juliet (Suatu

Tinjauan Sastra Bandingan). Dalam penelitian ini, Siti lebih memfokuskan

perbandingan dalam segi intrinsik cerita yang terdapat dalam objek

penelitiannya. Kurangnya penelitian yang menggunakan teori maupun objek

dalam penelitian ini, penulis mendapatkan alasan yang kuat untuk meneliti

karya tersebut lebih lanjut.

Page 2: A. Kajian Pustaka - abstrak.ta.uns.ac.id file5) Teori Sastra, Sejarah Sastra, dan Teori Kritik Sastra Dari kelima pokok tersebut, penulis akan menggunakan kajian pertama, yaitu tema

12

Pada tahun 2013 mahasiswi Universitas Sebelas Maret Surakarta

(UNS), Christin Cahyoningrum menggunakan sastra bandingan sebagai teori

dalam penelitianya. Penelitiannya membahas sikap hidup tokoh wanita,

persamaan dan perbedaan cerita sekaligus budaya dalam ritual penahbisan

seorang ronggeng dan gheisha dalam Trilogi Ronggeng Dukuh Paruk dan

Novel Memoar Seorang Geisha. Judul penelitian yang dilakukan Christin

yaitu, Sikap Hidup Tokoh Wanita dan Nilai-nilai Budaya dalam Trilogi

Ronggeng Dukuh Paruk Karya Ahmad Tohari dan Memoar Seorang Geisha

Karya Athur Golden.

Penulis mencatat beberapa penelitian yang menggunakan teori sastra

bandingan, hal tersebut dimaksudkan untuk membantu menambah referensi

tentang teori sastra banding. Mengingat tidak adanya penelitian terdahulu

yang mengkaji tentang novel Sinta Obong karya Ardian Kresna dan cerita

Ramayana karya C. Rajagopalachari.

2. Landasan Teori

Dalam penelitian ini penulis menggunakan beberapa teori sastra untuk

mendukung dalam menganalisis permasalahan yang terkadung di dalam data

penelitian. Masalah dilihat dari kedua karya sasta di atas adalah perbandingan

tokoh Sinta dan sudut pandang pengarang, maka penulis menggunakan teori

sastra bandingan dan pendekatan biografis sastra. Tujuan menggunakan teori

ini tentu saja untuk mendasari, membantu, dan mendukung penulis hingga

mampu menyelesaikan penelitian.

Page 3: A. Kajian Pustaka - abstrak.ta.uns.ac.id file5) Teori Sastra, Sejarah Sastra, dan Teori Kritik Sastra Dari kelima pokok tersebut, penulis akan menggunakan kajian pertama, yaitu tema

13

Adapun teori yang akan digunakan oleh penulis ialah teori sastra

bandingan dan pendekatan biografis sastra. Hal ini karena penulis akan

membandingkan kedua karya sastra dan sekaligus mengamati sisi budaya dari

karya tersebut.

a. Sastra Bandingan

Istilah sastra bandingan merupakan suatu cara untuk membandingkan dua

karya sastra atau lebih. Bandingan dapat diartikan pula membandingkan (to

compare) dari berbagai aspek. Adapun sastra bandingan dapat juga dimengerti

sebagai upaya membandingkan dua karya sastra atau lebih (Endraswara,

2011:2)

Berdasarkan sejarahnya, sastra bandingan mempunyai dua aliran.

Pertama aliran Perancis yang kerap disebut sebagai aliran lama. Kedua, aliran

Amerika atau aliran baru. Perbedaan keduanya terletak pada objek kajiannya

saja. Aliran Perancis lebih fokus pada perbandingan antara karya sastra satu

dengan karya sastra lain, sedangkan aliran Amerika berpikiran lebih luas,

yaitu karya sastra dapat dibandingkan dengan beberapa ilmu lain.

Aliran Perancis menyebutkan bahwa ahli sastra bandingan berusaha

meneliti karya sastra dengan membandingkan dengan karya sastra lain dengan

mempertimbangkan aspek pertukaran tema, gagasan, feeling, dan

nasionalisme (Trisman, 2003:50). Aliran Perancis dirasa lebih tepat dengan

penelitian yang diangkat karena dalam penelitian ini membandingkan dua

karya sastra yang senada dan berbentuk prosa.

Page 4: A. Kajian Pustaka - abstrak.ta.uns.ac.id file5) Teori Sastra, Sejarah Sastra, dan Teori Kritik Sastra Dari kelima pokok tersebut, penulis akan menggunakan kajian pertama, yaitu tema

14

Endraswara (2011:7) menjelaskan munculnya dua konsep dalam studi

sastra bandingan. Konsep pertama, istilah sastra bandingan digunakan untuk

studi sastra lisan. Lalu konsep kedua, belakangan istilah sastra bandingan

turut mencakup studi hubungan antardua kesusastraan atau lebih. Dalam

penilitian ini, penulis menitikberatkan pada konsep yang kedua mengingat

kedua objek yang penulis bandingkan merupakan karya sastra.

Ditinjau dari sifat kajiannya, sastra bandingan dapat dibagi menjadi

empat kelompok kajian :

1) Kajian bersifat komparatif

2) Kajian bersifat historis

3) Kajian bersifat teoretis

4) Kajian bersifat antar-disiplin

Kajian yang bersifat komparatif maksudnya kajian ini menitikberatkan

pada penelaahan teks karya sastra yang dibandingkan (Kasim, 1996:28).

Karena penelitian yang diangkat berpusat pada karya sastra, maka penelitian

ini dimaksudkan dalam sifat komparatif.

Kajian yang bersifat komparatif dapat berbentuk kajian pengaruh

(influence study) kajian kesamaan (affinity study) (Kasim, 1996:29). Sejauh

ini, latar belakang penulis untuk membandingakan novel Sinta Obong karya

Ardian Kresna dan cerita Ramayana karya C. Rajagopalachari ditinjau dari

kemiripan karya tersebut. Oleh karena itu, kajian komparatif kesamaan

(affinity study) menjadi acuan dalam menganalisis karya.

Page 5: A. Kajian Pustaka - abstrak.ta.uns.ac.id file5) Teori Sastra, Sejarah Sastra, dan Teori Kritik Sastra Dari kelima pokok tersebut, penulis akan menggunakan kajian pertama, yaitu tema

15

Adanya persamaan secara tekstual tentu memerlukan bidang kajian

secara khusus. Berikut bidang-bidang kajian sastra bandingan menurut Kasim

(1996:31):

1) Tema dan motif

Meliputi: buah pikiran, gambaran perwatakan, alur cerita (plot),

episode, latar (setting)

2) Jenre (genre) dan bentuk (form)

3) Aliran dan angkatan

4) Hubungan karya sastra dengan ilmu lain

5) Teori Sastra, Sejarah Sastra, dan Teori Kritik Sastra

Dari kelima pokok tersebut, penulis akan menggunakan kajian

pertama, yaitu tema dan motif. Tema di sini mencakup juga pengertian

tentang motif dan kedua istilah tersebut memang sering dicampuradukkan.

Bagian tema atau cerita yang penulis fokuskan dalam penelitian ini adalah

tokoh Sinta. Tommy Christomy, tokoh adalah individu yang mengalami

peristiwa atau berlaku dalam berbagai peristiwa dalam cerita. Tokoh memiliki

sifat tertentu dengan peran yang dilekatkan padanya oleh sang pengarang.

Cara menampilkan tokoh-tokoh dalam karya sastra disebut juga penokohan

(Trisman, 2003:56).

Dalam setiap kajiannya, sastra bandingan membutuhkan ilmu lain

untuk mempertajam analisisnya. Hal ini serupa dengan pendapat Wellek dan

Warren, istilah sastra bandingan dalam praktiknya menyangkut pula bidang

Page 6: A. Kajian Pustaka - abstrak.ta.uns.ac.id file5) Teori Sastra, Sejarah Sastra, dan Teori Kritik Sastra Dari kelima pokok tersebut, penulis akan menggunakan kajian pertama, yaitu tema

16

studi sastra dan masalah lain. Sastra bandingan menjadi lebih luas (Teeuw,

1988:30). Luas dalam arti, sebuah karya tidak hanya dilihat dari persamaan

dan perbedaan intrinsiknya saja, melainkan dapat ditinjau dari bidang lain,

salah satunya adalah budaya yang terkandung di dalamnya.

b. Sastra Terjemahan

Sastra terjemahan ialah bentuk sastra yang diterjemahkan ke dalam

bahasa lain, seperti yang disampaikan oleh Damono (2005:35), penerjemahan

sebenarnya merupakan usaha untuk mengubah cara penggungkapan dalam

suatu kebudayaan menjadi cara pengungkapan yang ada dalam kebudayaan

lain. Hal ini berarti pengubahan kode agar sesuai dengan yang ada dalam

kebudayaan sasaran.

Posisi sastra terjemahan sendiri dalam sastra Indonesia juga tidak bisa

dikesampingkan. Adanya sastra terjemahan turut menambahkan kekayaan

sastra Indonesia dan dapat menjadi inspirasi sastrawan lain. Segenap

terjemahan karya sastra yang selama ini dikerjakan adalah bagian yang tidak

terpisahkan dara sastra (Damono, 2005:40).

Selain dapat menambah wawasan satra Indonesia, sastra terjemahan

dapat menyebabkan sebuah karya sastra yang diterjemahkan tetap hidup dan

tetap dapat dinikmakti. Terjemahan, dengan demikian, menyebabkan karya

sastra bertahan hidup; meminjam istilah Gifford karena diterjemahkan karya

Page 7: A. Kajian Pustaka - abstrak.ta.uns.ac.id file5) Teori Sastra, Sejarah Sastra, dan Teori Kritik Sastra Dari kelima pokok tersebut, penulis akan menggunakan kajian pertama, yaitu tema

17

sastra mengalami second existence, keberadaan atau kehidupan kedua

(Damono, 2005:37).

Bahasan selanjutnya, mengani sastra terjemahan ialah kaitanya dengan

kajian sastra bandingan. Seperti yang telah dikatakan pada bagian sebelumnya

bahwa sastra bandingan membandingkan karya sastra dari dua negara yang

berbeda, maka muncul suatu pertanyaan apakah bahasa yang digunakan dalam

sastra bandingan harus asli karya tersebut. Kemudian, apakah penelitian sastra

bandingan yang menggunakan sastra terjemahan sebagai objek kajiannya

dianggap tidak sah?

Pendapat ini dijawab dengan apik oleh Sapardi Djoko Damono.

Bagaimana seandainya ada penelitian yang membicarakan dua karya sastra

yang salah satunya berupa sastra terjemahan, tetapi dalam penilitian itu hanya

membicarakan masalah tema dan sama sekali tidak tersangkut-paut dengan

stilistika? Dengan menggunakan terjemahan, seharusnya masih bisa

membanding-bandingkan kecenderungan tematik yang ada dalam karya-karya

yang penulis/peneliti bandingkan (Damono, 2005:12)

Berdasarkan peryantaan tersebut, maka objek kajian penulis yang

salah satunya berupa cerita atau novel terjemahan dapat disahkan ke dalam

studi sastra bandingan. Hal ini karena peneliti mempunyai kecenderungan

untuk membandingkan aspek tema dan budaya, bukan mengerucut pada ranah

stilistika.

Page 8: A. Kajian Pustaka - abstrak.ta.uns.ac.id file5) Teori Sastra, Sejarah Sastra, dan Teori Kritik Sastra Dari kelima pokok tersebut, penulis akan menggunakan kajian pertama, yaitu tema

18

c. Pendekatan Biografis Sastra

Perbedaan sudut pandang pengarang memang menjadi sisi yang tak

kalah menarik dalam penilitian ini. Secara garis besar, novel Sinta Obong

Karya Ardian Kresna dan cerita Ramayana karya C. Rajagopalachari,

menceritakan suatu cerita dengan tema yang sama, yaitu tentang kisah

petualangan cinta penuh liku antara Rama dan Sinta, namun dalam akhir

cerita kedua pengarang menyajikan bentuk gambaran cerita yang berbeda

dalam karyanya.

Dari sana, penulis tertarik untuk meneliti dan memandang faktor yang

menyebabkan hal itu terjadi. Pengarang merupakan faktor penting dalam

permasalahan yang dipaparkan di atas, dalam penilitian ini penulis

menggunakan pendekatan biografis untuk membantu mempertajam analisis.

Wellek dan Warren menyatakan bahwa, model biografis dianggap

sebagai pendekatan yang tertua. Pendekatan biografis merupakan studi yang

sistematis mengenai proses kreativitas. Subjek kreator dapat dianggap sebagai

asal-usul karya sastra, arti sebuah karya sastra dengan demikian secara relatif

sama dengan maksud, niat pesan, dan bahkan tujuan-tujuan tertentu pengarang

(Ratna, 2012:55)

Karya sastra pada giliranya identik dengan riwayat hidup, pernyataan-

pernyataan pengarang dianggap sebagai suatu kebenaran, biografis

mensubordinasiakan karya. Sebagai anggota masyarakat, pengarang dengan

Page 9: A. Kajian Pustaka - abstrak.ta.uns.ac.id file5) Teori Sastra, Sejarah Sastra, dan Teori Kritik Sastra Dari kelima pokok tersebut, penulis akan menggunakan kajian pertama, yaitu tema

19

sendirinya lebih berhasil untuk melukiskan masyarakat di tempat ia tinggal,

lingkungan hidup yang benar-benar dialaminya secara nyata. Oleh karena

itulah, seperti juga dari disiplin ilmu yang lain dalam menggunakan gejala-

gejala sosial, pengarang juga dianggap perlu untuk mengadakan semacam

‘penelitian’ yang kemudian secara interpretatif imajinatif diangkat dalam

karya seni (Ratna, 2012:56).

Dalam kaitan dengan aktivitas kreatif dibedakan menjadi tiga macam

pengarang. Yaitu :

1) Pengarang yang mengarang atau yang menciptakan

berdasarkan pengalaman langsung

2) Pengarang yang menciptakan suatu karya berdasarkan

keterampilan dalam menyusun kembali unsur-unsur pencitraan,

dan

3) Pengarang yang mengarang berdasarkan kekuatan imajinasi.

Manusia adalah makhluk sosial. Meskipun sering ditolak, dalam

kasus-kasus tertentu biografi masih bermanfaat. Dalam ilmu sastra, biografi

pengarang, bukan curriculum vitae, membantu untuk memahami proses

kreatif, genesis karya seni. Biografi memperluas sekaligus membatasi proses

analisis.

Dalam ilmu sosial, pada umumnya biografi dimanfaatkan dalam

kaitanya dengan latar belakang proses rekontruksi fakta-fakta, membantu

menjelaskan pikiran-pikiran seorang ahli, seperti: sistem ideologis, paradigma

Page 10: A. Kajian Pustaka - abstrak.ta.uns.ac.id file5) Teori Sastra, Sejarah Sastra, dan Teori Kritik Sastra Dari kelima pokok tersebut, penulis akan menggunakan kajian pertama, yaitu tema

20

ilmiah, pandang dunia, dan kerangka umum sosial budaya yang ada

disekitarnya (Ratna 2012:57).

Ratna (2012:58) menjelaskan, dalam kehidupan praktis sehari-hari,

pengarang memiliki posisi tertinggi. Kepengarangan dengan demikian

dikaitkan dengan kualitas rohaniah, seperti intelektualitas dan emosional,

moral dan spiritual, didaktis dan ideologis.

B. Kerangka Pikir

Dalam penelitian perbandingan antara novel Sinta Obong Karya

Ardian Kresna dan erita Ramayana karya C. Rajagopalachari, digunakan teori

sastra bandingan dan pendekatan biografis sastra. Adapun pendekatan

biografis sastra turut digunakan untuk membantu mempertajam analisis

tentang sudut pandang pengarang yang menjadi faktor perbedaan cerita kedua

karya sastra yang bertemakan sama. Kerangka pikir yang digunakan untuk

menganalisis perbandingan antara novel Sinta Obong Karya Ardian Kresna

dan cerita Ramayana karya C. Rajagopalachari adalah sebagai berikut.

1. Pada tahap awal penulis menentukan permasalahan penilitian, yaitu

persamaan dan perbedaan cerita yang muncul pada novel Sinta Obong

Karya Ardian Kresna dan cerita Ramayana karya C. Rajagopalachari.

Lalu dilakukan pemahaman yang sungguh terhadap kedua karya sastra

atau objek penelitian tersebut sehingga mampu menemukan maksud yang

terdapat di dalamnya.

Page 11: A. Kajian Pustaka - abstrak.ta.uns.ac.id file5) Teori Sastra, Sejarah Sastra, dan Teori Kritik Sastra Dari kelima pokok tersebut, penulis akan menggunakan kajian pertama, yaitu tema

21

2. Setelah melakukan pemahaman yang seksama, tahap selanjutnya adalah

menemukan permasalahan yang akan diteliti. Adapun penulis

menitikberatkan permasalahan dalam pengambaran tokoh Sinta dalam

novel Sinta Obong Karya Ardian Kresna dan cerita Ramayana karya C.

Rajagopalachari.

3. Tahap selanjutnya adalah menentukan teori yang digunakan untuk

menganalisis permasalahan dalam objek penelitian. Sastra bandingan dan

pendekatan biografis sastra yang digunakan untuk meneliti dan

menganalisis lebih lanjut, persamaan dan perbedaan dalam novel Sinta

Obong Karya Ardian Kresna dan cerita Ramayana karya C.

Rajagopalachari dipisahkan terlebih dahulu, kemudian mengidentifikasi

persamaan dan perbedaan dari sisi intrinsik dan ekstrinsik. Tahap ini

dimaksudkan untuk mengetahui persamaan dan perbedaan kedua karya

sastra dari berbagai aspek. Analisis selanjutnya, memaparkan perbedaan

sudut pandang masing-masing pengarang dengan bantuan pendekatan

biografis sastra

4. Terakhir adalah tahap dimana penulis menyimpulkan pesan yang terdapat

dalam novel Sinta Obong Karya Ardian Kresna dan cerita Ramayana

karya C. Rajagopalachari, dengan didasarkan pada analisis dengan teori

dan pendekatan di atas.

Page 12: A. Kajian Pustaka - abstrak.ta.uns.ac.id file5) Teori Sastra, Sejarah Sastra, dan Teori Kritik Sastra Dari kelima pokok tersebut, penulis akan menggunakan kajian pertama, yaitu tema

22

Melalui berbagai langkah dari uraian kerangka berpikir di atas

diperjelas melalui bagan sebagai berikut:

Novel Sinta Obong Karya Adrian Kresna dan cerita Ramayana karya

C. Rajagopalachari

Sudut Pandang

Pengarang

Gambaran Tokoh

Sinta

Sastra bandingan

Pendekatan biografis sastra

Aspek budaya Tema cerita

Analisis

Simpulan