33
Pelatihan Konseling Dasar Masalah Penyalahgunaan Napza bagi Petugas Kesehatan di Fasilitas Pelayanan Kesehatan KEMENTERIAN KESEHATAN RI Page1 A. Latar Belakang Masalah Penyalahgunaan Napza merupakan adalah suatu masalah bio- psiko-sosial-kultural yang sangat komplek. Masalah penyalahgunaan Napza merupakan fenomena sosial yang sudah ada sejak jaman dulu, seiring munculnya perkembangan peradaban manusia di muka bumi. Berbagai upaya telah dilakukan pemerintah, swasta ataupun lembaga lembaga kemasyarakatan dalam menangani masalah penyalahgunaan Napza sehingga penanganannya harus bersifat holistik dengan memperhatikan faktor biologis, psikologis dan kepribadian, serta faktor sosial kultural dalam arti yang luas termasuk spiritual, ekonomi, legal. Faktor biologis relatif mudah diatasi dengan pendekatan farmakologis, sedangkan faktor sosio kultural seringkali sulit untuk dijangkau oleh berbagai upaya terapi dan rehabilitasi, sebab dibentuk oleh berbagai faktor, tidak saja klien itu sendirir, melainkan juga keluarga, keluarga besar, lingkungan tempat tinggal, lingkungan sekolah / pekerjaan dan masyarakat secara luas. Oleh karena itu program terapi dan rehabilitasi terutama ditujukan kepada individu klien, yaitu menjadikan klien lebih mampu menepis penggunaan Napza. Dalam konteks ini, peran terapi psikologis termasuk konseling memegang peran penting. Dari evaluasi hasil yang dilakukan oleh Kementerian Kesehatan ditemukan bahwa masyarakat kurang memanfaatkan pelayanan untuk Gangguan Penggunaan Napza yang tersedia di Fasilitas Pelayanan Kesehatan. Beberapa penyebab kurangnya pemanfaatan itu adalah antara lain: - Adanya stigma terhadap gangguan jiwa sehingga seorang klien dengan Gangguan Penggunaan Napza segan untuk berobat ke Fasilitas Pelayanan Kesehatan - Pelayanan yang diberikan oleh Fasilitas Pelayanan Kesehatan tidak memenuhi kebutuhan klien. Beberapa Fasyankes hanya memberikan pelayanan detoksifikasi saja, sedangkan modalitas terapi lainnya serta kemampuan sumber daya manusia yang ada masih terbatas Oleh karena itu, untuk meningkatakan kualitas sumber daya manusia yang terkait dengan layanan Gangguan Penggunaan Napza, diperlukan pelatihan Konseling Dasar Masalah Penggunaan Napza bagi Petugas Kesehatan di Fasilitas Pelayanan Kesehatan. PENDAHULUAN BAB I

A. ILatar Belakangsiakpel.bppsdmk.kemkes.go.id:8102/akreditasi... · Penyalahgunaan Narkoba di Indonesia Tahun 2017 GARIS-GARIS BESAR PROGRAM PEMBELAJARAN (GBPP) BAB V . ... pencegahan

  • Upload
    others

  • View
    9

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

  • Pelatihan Konseling Dasar Masalah Penyalahgunaan Napza bagi Petugas Kesehatan di Fasilitas Pelayanan Kesehatan

    KEMENTERIAN KESEHATAN RI Page1

    A. Latar Belakang

    Masalah Penyalahgunaan Napza merupakan adalah suatu masalah bio-psiko-sosial-kultural yang sangat komplek. Masalah penyalahgunaan Napza merupakan fenomena sosial yang sudah ada sejak jaman dulu, seiring munculnya perkembangan peradaban manusia di muka bumi. Berbagai upaya telah dilakukan pemerintah, swasta ataupun lembaga lembaga kemasyarakatan dalam menangani masalah penyalahgunaan Napza sehingga penanganannya harus bersifat holistik dengan memperhatikan faktor biologis, psikologis dan kepribadian, serta faktor sosial kultural dalam arti yang luas termasuk spiritual, ekonomi, legal. Faktor biologis relatif mudah diatasi dengan pendekatan farmakologis, sedangkan faktor sosio kultural seringkali sulit untuk dijangkau oleh berbagai upaya terapi dan rehabilitasi, sebab dibentuk oleh berbagai faktor, tidak saja klien itu sendirir, melainkan juga keluarga, keluarga besar, lingkungan tempat tinggal, lingkungan sekolah / pekerjaan dan masyarakat secara luas. Oleh karena itu program terapi dan rehabilitasi terutama ditujukan kepada individu klien, yaitu menjadikan klien lebih mampu menepis penggunaan Napza. Dalam konteks ini, peran terapi psikologis termasuk konseling memegang peran penting. Dari evaluasi hasil yang dilakukan oleh Kementerian Kesehatan ditemukan bahwa masyarakat kurang memanfaatkan pelayanan untuk Gangguan Penggunaan Napza yang tersedia di Fasilitas Pelayanan Kesehatan. Beberapa penyebab kurangnya pemanfaatan itu adalah antara lain: - Adanya stigma terhadap gangguan jiwa sehingga seorang klien dengan

    Gangguan Penggunaan Napza segan untuk berobat ke Fasilitas Pelayanan Kesehatan

    - Pelayanan yang diberikan oleh Fasilitas Pelayanan Kesehatan tidak memenuhi kebutuhan klien. Beberapa Fasyankes hanya memberikan pelayanan detoksifikasi saja, sedangkan modalitas terapi lainnya serta kemampuan sumber daya manusia yang ada masih terbatas

    Oleh karena itu, untuk meningkatakan kualitas sumber daya manusia yang terkait dengan layanan Gangguan Penggunaan Napza, diperlukan pelatihan Konseling Dasar Masalah Penggunaan Napza bagi Petugas Kesehatan di Fasilitas Pelayanan Kesehatan.

    PENDAHULUAN

    BAB

    I

  • Pelatihan Konseling Dasar Masalah Penyalahgunaan Napza bagi Petugas Kesehatan di Fasilitas Pelayanan Kesehatan

    KEMENTERIAN KESEHATAN RI Page2

    B. Filosofi Pelatihan

    Pelatihan Konseling Dasar Masalah Penyalahgunaan Napza bagi Petugas

    Kesehatan diselenggarakan dengan memperhatikan:

    1. Prinsip andragogy, yaitu bahwa selama pelatihan peserta berhak untuk: a. Didengarkan dan dihargai pengalamannya b. Dipertimbangkan setiap ide dan pendapatnya, sejauh berada di dalam

    konteks pelatihan. c. Diberikan kesempatan yang sama untuk berpartisipasi dalam setiap

    proses pembelajaran. d. Tidak dipermalukan ataupun diabaikan.

    2. Berorientasi kepada peserta, dimana bahwa peserta berhak untuk:

    a. Mendapatkan satu paket bahan belajar b. Mendapatkan pelatih profesional yang dapat memfasilitasi, menguasai

    materi dan dapat melakukan umpan balik. c. Belajar dengan modal pengetahuan dan atau pengalaman yang dimiliki

    masing masing, saling berbagi antar peserta maupun fasilitator d. Melakukan refleksi dan memberikan umpan balik secara terbuka. e. Melakukan evaluasi (bagi penyelenggara maupun fasilitator) dan

    dievaluasi tingkat kemampuannya

    3. Berbasis kompetensi, yang memungkinkan peserta untuk:

    a. Mengembangkan keterampilan langkah demi langkah dalam memperoleh kompetensi yang diharapkan

    b. Memperoleh sertifikat setelah dinyatakan berhasil mencapai kompetensi yang diharapkan pada akhir pelatihan.

    4. Learning by doing yang memungkinkan peserta untuk:

    a. Berkesempatan melakukan eksperimentasi berbagai kasus b. Melakukan pengulangan ataupun perbaikan yang dirasa perlu dengan

    bimbingan fasilitator

  • Pelatihan Konseling Dasar Masalah Penyalahgunaan Napza bagi Petugas Kesehatan di Fasilitas Pelayanan Kesehatan

    KEMENTERIAN KESEHATAN RI Page3

    A. Peran Setelah mengikuti pelatihan peserta mampu berperan sebagai tenaga kesehatan penatalaksana konseling dasar masalah penyalahgunaan napza di fasilitas pelayanan kesehatan

    B. Fungsi

    Dalam melaksanakan perannya, peserta mampu: 1. Menerapkan Etika Konseling 2. Menjelaskan Tahapan Perubahan Perilaku 3. Melakukan Teknik Dasar Konseling 4. Melakukan Teknik Konseling pada Individu 5. Melakukan Teknik Konseling pada Pasangan 6. Melakukan Teknik Konseling pada Keluarga 7. Melakukan Tata Laksana Burn Out pada Petugas

    C. Kompetensi

    Petugas mampu: 1. Menerapkan Etika Konseling 2. Melakukan Analisis Tahapan Perubahan Perilaku 3. Melakukan Teknik Dasar Konseling 4. Melakukan Teknik Konseling pada Individu 5. Melakukan Teknik Konseling pada Pasangan 6. Melakukan Teknik Konseling pada Keluarga 7. Melakukan Tata Laksana Burn Out pada Petugas

    PERAN, FUNGSI, DAN

    KOMPETENSI BAB

    II

  • Pelatihan Konseling Dasar Masalah Penyalahgunaan Napza bagi Petugas Kesehatan di Fasilitas Pelayanan Kesehatan

    KEMENTERIAN KESEHATAN RI Page4

    A. Tujuan Umum Setelah mengikuti pelatihan peserta mampu berfungsi sebagai konselor

    dasar masalah penyalahgunaan napza di fasilitas pelayanan kesehatan

    B. Tujuan Khusus Setelah mengikuti pelatihan Konseling Dasar Masalah Penyalahgunaan

    Napza bagi Petugas Kesehatan di fasilitas pelayanan kesehatan, peserta

    mampu:

    1. Menerapkan Etika Konseling 2. Melakukan Analisis Tahapan Perubahan Perilaku 3. Melakukan Teknik Dasar Konseling 4. Melakukan Teknik Konseling pada Individu 5. Melakukan Teknik Konseling pada Pasangan 6. Melakukan Teknik Konseling pada Keluarga 7. Melakukan Tata Laksana Burn Out pada Petugas

    TUJUAN PELATIHAN BAB

    III

  • Pelatihan Konseling Dasar Masalah Penyalahgunaan Napza bagi Petugas Kesehatan di Fasilitas Pelayanan Kesehatan

    KEMENTERIAN KESEHATAN RI Page5

    Untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan maka disusunlah materi yang akan diberikan secara rinci pada tabel berikut:

    1 jpl@45 menit. T=Penyampaian teori; P=Penugasan;

    1 jpl @60 menit PL=Praktek Lapangan

    NO MATERI WAKTU

    T P PL JLH

    A. MATERI DASAR

    1. Kebijakan Penanggulangan Masalah Penyalahgunaan Napza di Indonesia

    2. Gangguan Penggunaan Napza

    2

    2

    0

    0

    0

    0

    2

    2

    SUB TOTAL 4 0 0 4

    B MATERI INTI

    1. Etika Konseling 2. Tahapan Perubahan Perilaku 3. Teknik Dasar Konseling 4. Teknik Konseling pada Individu 5. Teknik Konseling pada Pasangan 6. Teknik Konseling pada Keluarga 7. Tata Laksana Burn Out pada Petugas

    1 2 2 2 1 1 1

    2 2 2 5 4 4 2

    0 0 0 0 0 0 0

    3 4 4 7 5 5 3

    SUB TOTAL 10 21 0 31

    C MATERI PENUNJANG

    1. Building Learning Commitment 2. RTL 3. Anti Korupsi

    0 0 2

    3 2 0

    0 0 0

    3 2 2

    SUB TOTAL 2 5 0 7

    JUMLAH 16 26 0 42

    STRUKTUR PROGRAM BAB

    IV

  • Pelatihan Konseling Dasar Masalah Penyalahgunaan Napza bagi Petugas Kesehatan di Fasilitas Pelayanan Kesehatan

    KEMENTERIAN KESEHATAN RI Page6

    Nomor : MD.1 Materi Dasar 1 : Kebijakan Penanggulangan Masalah Penyalahgunaan Napza di Indonesia Waktu : 2 jpl ( T= 2 jpl, P= 0 jpl, PL= 0 jpl ) TPU : Setelah mengikuti pelatihan, peserta mampu menjelaskan kebijakan penanggulangan masalah penyalahgunaan Napza di Indonesia

    Nomor : MD.2

    Tujuan Pembelajaran

    Khusus (TPK)

    Pokok Bahasan / Sub

    Pokok Bahasan Metode

    Alat bantu/

    Media Referensi

    Setelah mengikuti pelatihan,

    peserta mampu :

    1. Menjelaskan perkembangan masalah gangguan penggunaan Napza di Indonesia

    2. Menjelaskan kebijakan penanggulangan masalah gangguan penggunaan Napza di Indonesia

    3. Menjelaskan strategi Kementerian Kesehatan dalam penanggulangan masalah Gangguan Penggunaan Napza

    1. Perkembangan masalah penyalahgunaan Napza di Indonesia

    2. Kebijakan penanggulangan masalah penyalahgunaan Napza di Indonesia

    3. Strategi Kementerian Kesehatan dalam penganggulangan masalah penyalahgunaan Napza

    CTJ

    LCD

    Laptop

    Flipchart

    1. Kementerian Kesehatan, 2010. Modul

    Konseling Dasar Adiksi Napza 2. Isfandari, S., dkk. 2010. Analisis

    Penyalahgunaan Napza di Indonesia:Implikasi UU 35/2009 dan UU

    3. Kementerian Kesehatan, 2014. Buletin dan Jendela Informasi.

    4. BNN, 2016. Ringkasan Eksekutif Hasil Survei Penyalahgunaan Narkoba pada Kalangan Pelajar dan Mahasiswa di 18 Provinsi Tahun 2016

    5. BNN. 2017. Executive Summary Survei Penyalahgunaan Narkoba di Indonesia Tahun 2017

    GARIS-GARIS BESAR PROGRAM PEMBELAJARAN (GBPP)

    BAB

    V

  • Pelatihan Konseling Dasar Masalah Penyalahgunaan Napza bagi Petugas Kesehatan di Fasilitas Pelayanan Kesehatan

    KEMENTERIAN KESEHATAN RI Page7

    Materi Dasar 2 : Gangguan Penggunaan Napza

    Waktu : 2 Jpl (T = 2 Jpl; P = 0 Jpl; PL: 0 Jpl)

    TPU : Setelah mengikuti pelatihan, peserta mampu menjelaskan gangguan penggunaan Napza dan penatalaksanaannya

    Tujuan Pembelajaran Khusus Pokok dan Sub Pokok Bahasan Metode Alat Bantu Referensi

    Setelah mengikuti pelatihan,

    peserta mampu :

    1. Menjelaskan pengertian gangguan peggunaan Napza dan proses ketergantungan Napza

    2. Menjelaskan jenis-jenis napza

    3. Menjelaskan proses pemulihan

    4. Menjelaskan peran intervensi psikososial dalam proses pemulihan

    5. Menjelaskan masalah terkait penggunaan Napza

    1. Pengertian gangguan Penggunaan Napza dan proses ketergantungan napza

    2. Jenis-jenis Napza

    3. Proses Pemulihan 4. Peran intervensi psikososial

    dalam proses pemulihan

    5. Masalah terkait penggunaan Napza

    CTJ

    LCD

    Laptop

    Bahan tayang

    1. UNODC (United Nations Office on

    Drugs and Crime): Advanced Level Training Curriculum For Drug Councellor, Hanoi, November 2008.

    2. Materi UNODC (United Nations Office on Drugs and Crime) volume B, 2006)

    3. ICD X, XI 4. DSM 5 5. A handbook for health professional:

    Alcohol & Other Drugs, National Centre for Education and Training on Addiction (NCETA) Consortium.

    6. Joewana S, Gangguan Mental dan Perilaku Akibat Penggunaan Napza Psikoaktif, edisi 2, 2005.

    7. Stahl.M.S : Essential Psychopharmacology

    8. National Institute on Drug Abuse : Principles of Drug Addiction

    Treatment, A Research Based Guide, 2nd ed.

    Nomor : MI.1

  • Pelatihan Konseling Dasar Masalah Penyalahgunaan Napza bagi Petugas Kesehatan di Fasilitas Pelayanan Kesehatan

    KEMENTERIAN KESEHATAN RI Page8

    Materi Inti 1 : Etika Konseling

    Waktu : 3 Jpl (T = 1 Jpl; P = 2 Jpl; PL: 0 Jpl)

    TPU : Setelah mengikuti pelatihan, peserta menerapkan etika konseling

    Tujuan Pembelajaran Khusus Pokok dan Sub Pokok Bahasan Metode Alat Bantu Referensi

    Setelah mengikuti pelatihan, peserta

    mampu :

    1. Menjelaskan pedoman etika konseling 2. Menerapkan prinsip Kerahasiaan Klien 3. Menjelaskan konteks Legal dalam

    Konseling Gangguan Penggunaan Napza

    4. Melakukan tatalaksana etika dalam konseling

    1. Pedoman Etika Konseling

    1.1. Tujuan 1.2. Prinsip Etika Konseling

    2. Prinsip Kerahasiaan Klien

    2.1. Perlindungan Identitas Klien 2.2. Perlindungan Data Klien

    3. Konteks Legal dalam Konseling Gangguan Penggunaan Napza

    4. Etika dalam konseling

    CTJ

    Role Play

    LCD

    Laptop

    Skenario Role Play

    1. Direktorat

    Pelayanan

    Kesehatan

    Jiwa (2010).

    Konseling

    Adiksi

    Nomor : MI.2

  • Pelatihan Konseling Dasar Masalah Penyalahgunaan Napza bagi Petugas Kesehatan di Fasilitas Pelayanan Kesehatan

    KEMENTERIAN KESEHATAN RI Page9

    Materi Inti : Tahapan Perubahan Perilaku

    Waktu : 2 Jpl (T = 2 Jpl; P = 2 Jpl; PL: 0 Jpl)

    TPU : Setelah mengikuti pelatihan, peserta melakukan analisis tahapan perubahan perilaku

    Tujuan Pembelajaran Khusus Pokok dan Sub Pokok Bahasan Metode Alat Bantu Referensi

    Setelah mengikuti pelatihan,

    peserta mampu :

    1. Menjelaskan tahap-tahap dan proses perubahan perilaku

    2. Menjelaskan pendekatan

    Yang digunakan berdasarkan tahapan perubahan Perilaku

    3. Menjelaskan faktor-faktor

    yang mempengaruhi perubahan perilaku

    4. Melakukan analisis tahapan perubahan perilaku

    1. Tahap-tahan dan proses

    perubahan perilaku

    2. Pendekatan yang digunakan

    berdasarkan tahapan

    perubahan perilaku

    3. Faktor-faktor yang

    mempengaruhi perubahan

    perilaku.

    4. Analisis tahapan perubahan

    perilaku

    CTJ

    Diskusi Kasus

    LCD

    Laptop

    Flipchart

    Lembar Kasus

    1. Doweiko, H. E.2009. Concepts

    Of Chemicals Dependency. 7th.ed.

    2. Grant, A.M & Greene, J. 2001. Coach Your Self. Make real canges in your life

    3. Johnson, S.L. 2003. Therapist’s Guide to Subtance Abuse Intervention

    4. NIDA US Departement of Helath and Human Services ,Approaches of Drug Abuse Counseling and Principels of Drug Addiction Treatment. A Research Based Guide

    5. Sperry, L. dkk. 2nd ed. Health Promotion and Health Counseling.Effective Counseling and Pshcyotherapeutic Stategies

  • Pelatihan Konseling Dasar Masalah Penyalahgunaan Napza bagi Petugas Kesehatan di Fasilitas Pelayanan Kesehatan

    KEMENTERIAN KESEHATAN RI Page10

    Nomor : MI.3

    Materi Inti 3 : Teknik Dasar Konseling

    Waktu : 4 Jpl (T = 2 Jpl; P = 2 Jpl; PL: 0 Jpl)

    TPU : Setelah mengikuti pelatihan, peserta melaksanakan Teknik Dasar Konseling

    Tujuan Pembelajaran Khusus Pokok dan Sub Pokok Bahasan Metode Alat Bantu Referensi

    Setelah mengikuti pelatihan, peserta

    mampu :

    1. Menjelaskan prinsip dasar konseling 2. Melaksanakan teknik dasar konseling

    1. Prinsip Dasar Konseling

    2. Teknik Dasar Konseling

    CTJ

    Roleplay

    LCD

    Laptop

    Flipchart

    Skenario role play

    1. Australian Government Department Health and Ageing, Alcohol and Others Drugs : A Handbook for Health Professionals, Commonwealth of Australia, 2004

  • Pelatihan Konseling Dasar Masalah Penyalahgunaan Napza bagi Petugas Kesehatan di Fasilitas Pelayanan Kesehatan

    KEMENTERIAN KESEHATAN RI Page11

    Nomor : MI.4

    Materi Inti 4 : Penerapan Teknik Konseling pada Individu

    Waktu : 7 Jpl (T = 2 Jpl; P = 5 Jpl; PL: 0 Jpl)

    TPU : Setelah mengikuti pelatihan, peserta mampu melakukan teknik konseling pada Individu

    Tujuan Pembelajaran

    Khusus

    Pokok dan Sub Pokok

    Bahasan Metode Alat Bantu Referensi

    Setelah mengikuti pelatihan, peserta mampu : 1. Menjelaskan Isu umum

    pemulihan pada individu pengguna napza

    - 2. Melakukan wawancara

    motivasional

    3. Melakukan teknik pencegahan kekambuhan

    1. Isu umum pemulihan

    pada individu pengguna napza

    2. Wawancara motivasional

    3. Teknik Pencegahan

    kekambuhan

    CTJ

    Role Play

    LCD

    Laptop

    Flipchart

    Skenario role play

    Pedoman wawancara

    1. Steinberg, K.L, Roffman, R.A., Carroll,

    K.M, McRee, B., et al. 2006. Brief Counseling forMarijuana Dependence: a Manual for Treating Adults. DHHS Publication No. (SMA) 06-4211. Rockville, MD: Center for Substance Abuse Treatment, Substance Abuse and Mental Health Services Administration.

    2. Marek, C., 2009. Behavioral Drug Risk Reduction Counseling: a presentation for BDRRC research training. Connecticut: Yale University

    3. Tomlin, K.M, and Richardson, H. 2004. Motivational Interviewing and Stages of Change:Integrating Best Practices for Substance Abuse Professionals. Minnesota: Hazelden

  • Pelatihan Konseling Dasar Masalah Penyalahgunaan Napza bagi Petugas Kesehatan di Fasilitas Pelayanan Kesehatan

    KEMENTERIAN KESEHATAN RI Page12

    Nomor : MI.5

    Materi Inti 5 : Teknik Konseling Pada Pasangan

    Waktu : 5 Jpl (T = 1 Jpl; P = 4 Jpl; PL: 0 Jpl)

    TPU : Setelah mengikuti pelatihan, peserta mampu melakukan teknik konseling pada pasangan

    Tujuan Pembelajaran Khusus Pokok dan Sub Pokok Bahasan Metode Alat Bantu Referensi

    Setelah mengikuti pelatihan, peserta mampu : 1. Menjelaskan karakteristik

    hubungan pasangan dengan pengguna napza dalam proses pemulihan

    2. Menjelaskan teknik konseling pasangan terhadap pemulihan pengguna napza

    3. Melakukan teknik konseling

    terhadap pemulihan pengguna napza

    1. Karakteristik Hubungan Pasangan dengan Pengguna Napza dalam Proses Pemulihan

    2. Teknik Konseling Pasangan Terhadap Pemulihan Pengguna Napza

    3. Teknik Konseling terhadap

    pemulihan pengguna 3.1. Penguatan Dukungan

    Bagi Pasangan Napza

    CTJ

    Role play

    LCD

    Laptop

    Flipchart

    Skenario role play

    1. Brichler, G.R., Fals-Stewart, W.,

    O’Farrel, T.J. (2008), Couple Therapy for Alcohol and Drug Abuse. Dalam Gurman, A.J. (ed)., Clinical Handbook of Couple Therapy, 4th

    2. Jongsma, E.A. Jr (2006). The Complete Adult Psychotherapy Treatment Planner. John Wiley & Sons, Hoboken: N.J.

    3. O’Farrel, T.J.. Fals-Stewart, W. (2006). Behavioral Couples Therapy for Alcoholism and Drugs Abuse. Guillford Press : New York.

  • Pelatihan Konseling Dasar Masalah Penyalahgunaan Napza bagi Petugas Kesehatan di Fasilitas Pelayanan Kesehatan

    KEMENTERIAN KESEHATAN RI Page13

    Nomor : MI.6

    Materi Inti 6 : Praktik Konseling pada Keluarga

    Waktu : 5 Jpl (T = 1 Jpl; P = 4 Jpl; PL = 0 Jpl)

    TPU : Setelah mengikuti pelatihan, peserta mampu melakukan teknik konseling pada keluarga

    Tujuan Pembelajaran Khusus Pokok dan Sub Pokok Bahasan Metode Alat Bantu Referensi

    Setelah mengikuti materi ini, peserta mampu: 1. Menjelaskan pentingnya

    konseling pada keluarga terkait masalah adiksi NAPZA

    2. Menjelaskan dampak masalah adiksi NAPZA pada keluarga

    3. Melakukan teknik konseling pada keluarga

    1. Pengertian masalah pentingnya

    konseling pada keluarga terkait masalah adiksi NAPZA

    2. Dampak masalah adiksi NAPZA pada keluarga

    3. Teknik konseling keluarga

    CTJ

    Roleplay

    LCD

    Laptop

    Flipchart

    Skenario role play

    1. Kaufman E, Yoshioka M. Substance Abuse Treatment and Family Therapy. A Treatment Improvement Protocol (TIP 39). Rockville: U.S. Department of Health and Human Services; 2005.

    2. Daley DC. Family and social aspects of substance use disorders and treatment. Journal of Food and Drug Analysis. 2013; 2: 873-876.

    3. Marsh A, Dale A. Addiction Counselling Content and Process. 1st ed. Melbourne: IP Communications; 2006.

    4. Galanter M, Kleber H, Brady KT. Textbook of substance abuse treatment. 5thed.The Arlington: American Psychiatric Publishing; 2015.

  • Pelatihan Konseling Dasar Masalah Penyalahgunaan Napza bagi Petugas Kesehatan di Fasilitas Pelayanan Kesehatan

    KEMENTERIAN KESEHATAN RI Page14

    Nomor : MI.7

    Materi Inti 7 : Tata Laksana Burn Out pada Petugas

    Waktu : 3 Jpl (T = 1 Jpl; P = 2 Jpl; PL: 0 Jpl)

    TPU : Setelah mengikuti pelatihan, peserta mampu melakukan Tata Laksana Burn Out pada petugas

    Tujuan Pembelajaran Khusus Pokok dan Sub Pokok Bahasan Metode Alat Bantu Referensi

    Setelah mengikuti pelatihan, peserta mampu: 1. Menjelaskan tentang konsep

    burnout

    2. Menjelaskan penyebab burnout

    3. Menjelaskan strategi

    penanganan burnout pada

    petugas kesehatan

    4. Mampu melakukan tatalaksana

    penanganan burnout

    1. Definisi Burnout

    2. Penyebab Burnout

    3. Dampak Burnout

    4. Penanganan Burnout

    CTJ

    Diskusi Kelompok

    LCD

    Laptop

    Flipchart

    Lembar petunjuk diskusi

    1. Velimirovic, dkk.

    2017. Burnout Syndrome in Mental Health Professionals: psychiatric hospital setting.

    2. Schimp, J.B. 2015. Health Behaviours, Hardinness and Burnout in Mental Health Workers. Walden University

  • Pelatihan Konseling Dasar Masalah Penyalahgunaan Napza bagi Petugas Kesehatan di Fasilitas Pelayanan Kesehatan

    KEMENTERIAN KESEHATAN RI Page15

    Nomor : MP.1

    Materi Penunjang 1 : Membangun Komitmen Belajar

    Waktu : 3 Jpl (T = 0 Jpl; P = 3 Jpl; PL: 0 Jpl)

    TPU : Setelah mengikuti pelatihan, peserta fasilitator saling mengenal serta menyepakati peraturan kelas yang akan dilaksanakan bersama selama pelatihan berlangsung

    Tujuan Pembelajaran Khusus Pokok dan Sub Pokok Bahasan Metode Alat Bantu Referensi

    Setelah mengikuti pelatihan, peserta mampu :

    1. Mengenal seluruh peserta, fasilitator dan panitia penyelenggara

    2. Menjelaskan tujuan pelatihan yang diikutinya

    3. Menguraikan harapannya dalam

    mengikuti pelatihan 4. Menyusun bersama tentang nilai dan

    norma yang akan diterapkan selama pelatihan.

    1. Pencairan/perkenalan antar peserta

    serta fasilitator dan penyelenggara 2. Tujuan pelatihan yang diikuti sesuai

    dengan kurikulum pelatihan 3. Harapan peserta dalam mengikuti

    pelatihan 4. Nilai dan norma yang akan diterapkan

    selama pelatihan

    CTJ

    - --CT

    Flipchart

    LCD

    Laptop

    Flipchart

    1. Baderel Munir,

    Dinamika Kelompok,

    2. Depkes RI, Badan PPSDM Kesehatan, Pusdiklat Kesehatan, 2002, Kumpulan Instrumen Diklat, Jakarta.

  • Pelatihan Konseling Dasar Masalah Penyalahgunaan Napza bagi Petugas Kesehatan di Fasilitas Pelayanan Kesehatan

    KEMENTERIAN KESEHATAN RI Page16

    Nomor : MP.2

    Materi Penunjang 2 : Rencana Tindak Lanjut (RTL)

    Waktu : 2 Jpl (T = 0 Jpl; P = 2 Jpl; PL: 0 Jpl)

    TPU : Setelah mengikuti pelatihan, peserta mampu menyusun Rencana Tindak Lanjut (RTL) untuk pelaksanaan PTRM

    Tujuan Pembelajaran Khusus Pokok dan Sub Pokok Bahasan Metode Alat Bantu Referensi

    Setelah mengikuti pelatihan, peserta mampu : 1. Menjelaskan pengertian dan ruang

    lingkup RTL 2. Menyusun RTL untuk kegiatan yang

    akan dilakukan sesudah pelatihan

    1. Pengertian dan Ruang lingkup RTL 2. Formulir Isian RTL

    CTJ

    Diskusi

    LCD

    Laptop

    Formulir RTL

    1. Kementerian

    Kesehatan. 2018. Modul Konseling Dasar Masalah Penyalahgunaan Napza.

  • Pelatihan Konseling Dasar Masalah Penyalahgunaan Napza bagi Petugas Kesehatan di Fasilitas Pelayanan Kesehatan

    KEMENTERIAN KESEHATAN RI Page17

    Nomor : MP.3

    Materi Penunjang 3 : Anti Korupsi

    Waktu : 2 Jpl (T = 2Jpl; P = 0 Jpl; PL= 0 Jpl)

    TPU : Setelah mengikuti materi ini peserta mampu memahami anti korupsi

    Tujuan Pembelajaran Khusus (TPK)

    Pokok Bahasan dan Sub Pokok Bahasan

    Metode Media dan Alat Bantu

    Referensi

    Setelah mengikuti materi ini, peserta mampu: 1. Menjelaskan Konsep

    Korupsi 2. Menjelaskan Konsep Anti

    Korupsi 3. Menjelaskan Upaya

    Pencegahan Korupsi dan Pemberantasan Korupsi

    4. Menjelaskan Tata Cara

    Pelaporan Dugaan Pelanggaran Tindak Pidana Korupsi

    1. Konsep Korupsi a. Definisi Korupsi b. Ciri-ciri Korupsi c. Bentuk/Jenis Korupsi d. Tingkatan Korupsi e. Faktor Penyebab Korupsi f. Dasar Hukum tentang Korupsi

    2. Konsep Anti Korupsi a. Definisi Anti Korupsi b. Nilai-nilai Anti Korupsi c. Prinsip-prinsip Anti Korupsi

    3. Upaya Pencegahan Korupsi dan Pemberantasan Korupsi a. Upaya Pencegahan Korupsi b. Upaya Pemberantasan Korupsi c. Strategi Komunikasi Anti Korupsi

    4. Tata Cara Pelaporan Dugaan Pelanggaran Tindak Pidana Korupsi a. Laporan b. Pengaduan c. Peran Serta Masyarakat d. Tatacara Penyampaian

    Pengaduan

    CTJ

    Bahan tayang

    Papan dan kertas flipchart

    LCD projector

    Laptop

    White board

    Spidol

    1. Undang-undang Nomor 20

    Tahun 2001 tentang Perubahan Atas Undang-undang Nomor 31 Tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi

    2. Instruksi Presiden Nomor 1 Tahun 2013

    3. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 232/MENKES/SK/VI/2013 tentang Strategi Komunikasi Pekerjaan dan Budaya Anti Korupsi

  • Pelatihan Konseling Dasar Masalah Penyalahgunaan Napza bagi Petugas Kesehatan di Fasilitas Pelayanan Kesehatan

    KEMENTERIAN KESEHATAN RI Page18

    5. Menjelaskan Gratifikasi

    5. Gratifikasi

    a. Pengertian Gratifikasi b. Landasan Hukum Gratifikasi c. Gratifikasi merupakan Tindak

    Pidana Korupsi d. Contoh Gratifikasi e. Sanksi Gratifikasi

  • Pelatihan Konseling Dasar Masalah Penyalahgunaan Napza bagi Petugas Kesehatan di Fasilitas Pelayanan Kesehatan

    KEMENTERIAN KESEHATAN RI Page19

    Berikut adalah alur proses pembelajaran yang dimulai dari pembukaan sampai

    dengan penutupan pelatihan:

    DIAGRAM PROSES

    PEMBELAJARAN BAB

    VI

    Rencana Tindak lanjut

    Penutupan

    Post Test

    PEMBUKAAN

    BLC (Buiding Learning Comitment)

    WAWASAN:

    1. Kebijakan Penanggulangan

    Masalah Penyalahgunaan

    Napza di Indonesia

    2. Gangguan Penggunaan

    Napza

    METODE:

    Curah pendapat

    Ceramah dan tanya jawab

    PENGETAHUAN DAN KETRAMPILAN:

    1. Etika Konseling 2. Tahapan Perubahan Perilaku 3. Teknik Dasar Konseling 4. Teknik Konseling Pada Individu 5. Teknik Konseling Pada Pasangan 6. Praktik Konseling Pada Keluarga 7. Tata Laksana Burn Out Pada Petugas

    METODE:

    Curah pendapat

    Ceramah dan tanya jawab

    Diskusi Kelompok

    Studi Kasus

    Role Play

    Evalu

    asi

    PRETEST

  • Pelatihan Konseling Dasar Masalah Penyalahgunaan Napza bagi Petugas Kesehatan di Fasilitas Pelayanan Kesehatan

    KEMENTERIAN KESEHATAN RI Page20

    Proses pembelajaran dalam pelatihan tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut: Proses dan Metode Pembelajaran

    A. Proses pembelajaran Proses pembelajaran dilaksanakan melalui tahapan sebagai berikut: 1. Dinamisasi dan penggalian harapan peserta serta membangun komitmen

    belajar diantara peserta. 2. Penyiapan peserta sebagai individu atau kelompok yang mempunyai

    pengaruh terhadap perubahan perilaku dalam menciptakan iklim yang kondusif dalam melaksanakan tugas.

    3. Penjajagan awal peserta dengan memberikan pre-test. 4. Pembahasan materi kelas. 5. Praktik kelas dalam bentuk penugasan-penugasan. 6. Penjajagan akhir peserta dengan memberikan post-test.

    Dalam setiap pembahasan materi inti, peserta dilibatkan secara aktif baik dalam teori maupun penugasan, dimana: 1. Fasilitator mempersiapkan peserta untuk siap mengikuti proses

    pembelajaran. 2. Fasilitator menjelaskan tentang tujuan pembelajaran yang akan dicapai

    pada setiap materi. 3. Fasilitator dapat mengawali proses pembelajaran dengan:

    a. Penggalian pengalaman peserta. b. Penjelasan singkat tentang seluruh materi. c. Penugasan dalam bentuk individual atau kelompok.

    4. Setelah semua materi disampaikan, fasilitator dan atau peserta dapat memberikan umpan balik terhadap isi keseluruhan materi yang diberikan.

    5. Sebelum pemberian materi berakhir, fasilitator dan peserta dapat membuat rangkuman dan atau pembulatan.

    B. Metode Pembelajaran Metode pembelajaran ini berdasarkan pada prinsip: 1. Orientasi kepada peserta meliputi latar belakang, kebutuhan dan harapan

    yang terkait dengan tugas yang dilaksanakan. 2. Peran serta aktif peserta sesuai dengan pendekatan pembelajaran. 3. Pembinaan iklim yang demokratis dan dinamis untuk terciptanya

    komunikasi dari dan ke berbagai arah. Oleh karena itu metode yang digunakan selama proses pembelajaran diantaranya adalah: 1. Ceramah singkat dan tanya jawab. 2. Curah pendapat, untuk penjajagan pengetahuan dan pengalaman peserta

    terkait dengan materi yang diberikan. 3. Penugasan berupa: diskusi kelompok, role play dan studi kasus.

  • Pelatihan Konseling Dasar Masalah Penyalahgunaan Napza bagi Petugas Kesehatan di Fasilitas Pelayanan Kesehatan

    KEMENTERIAN KESEHATAN RI Page21

    C. Rincian rangkaian alur proses pelatihan sebagai berikut: 1. Pembukaan

    Proses pembukaan pelatihan meliputi beberapa kegiatan berikut: a. Laporan ketua penyelenggara pelatihan. b. Pengarahan dari pejabat yang berwenang tentang latar belakang

    perlunya pelatihan. c. Perkenalan peserta secara singkat.

    2. Membangun komitmen belajar

    Kegiatan ini ditujukan untuk mempersiapkan peserta dalam mengikuti proses pelatihan. Kegiatannya antara lain: a. Penjelasan oleh fasilitator tentang tujuan pembelajaran dan kegiatan

    yang akan dilakukan dalam materi membangun komitmen belajar. b. Perkenalan antara peserta dan para fasilitator dan panitia

    penyelenggara pelatihan, dan juga perkenalan antar sesama peserta. Kegiatan perkenalan dilakukan dengan permainan, dimana seluruh peserta terlibat secara aktif.

    c. Mengemukakan kebutuhan/harapan, kekuatiran dan komitmen masing-masing peserta selama pelatihan.

    d. Kesepakatan antara para fasilitator, penyelenggara pelatihan dan peserta dalam berinteraksi selama pelatihan berlangsung, meliputi: pengorganisasian kelas, kenyamanan kelas, keamanan kelas, dan yang lainnya.

    3. Pengisian pengetahuan/wawasan Setelah materi Membangun Komitmen Belajar, kegiatan dilanjutkan dengan memberikan materi sebagai dasar pengetahuan/wawasan yang sebaiknya diketahui peserta dalam pelatihan ini, sebagai berikut : Kebijakan Penanggulangan Masalah Penyalahgunaan Napza Tinjauan Singkat Gangguan penggunaan Napza

    4. Pemberian ketrampilan

    Pemberian materi ketrampilan dari proses pelatihan mengarah pada

    kompetensi keterampilan yang akan dicapai oleh peserta. Penyampaian

    materi dilakukan dengan menggunakan berbagai metode yang melibatkan

    semua peserta untuk berperan serta aktif dalam mencapai kompetensi

    tersebut, yaitu metode tanya jawab, studi kasus, diskusi kelompok dan role

    play.

    5. Rencana Tindak Lanjut (RTL)

  • Pelatihan Konseling Dasar Masalah Penyalahgunaan Napza bagi Petugas Kesehatan di Fasilitas Pelayanan Kesehatan

    KEMENTERIAN KESEHATAN RI Page22

    Masing-masing peserta menyusun rencana tindak lanjut pelaksanakan

    wajib lapor dan rehabilitasi medis pecandu narkotika.

    6. Evaluasi Evaluasi dilakukan tiap hari dengan cara mereview kegiatan proses

    pembelajaran yang sudah berlangsung, ini sebagai umpan balik untuk

    menyempurnakan proses pembelajaran selanjutnya. Di samping itu juga

    dilakukan proses umpan balik dari pelatih ke peserta berdasarkan

    penilaian penampilan peserta.

    7. Penutupan Acara penutupan dapat dijadikan sebagai upaya untuk mendapatkan masukan dari peserta ke penyelenggara dan fasilitator untuk perbaikan pelatihan yang akan datang.

  • Pelatihan Konseling Dasar Masalah Penyalahgunaan Napza bagi Petugas Kesehatan di Fasilitas Pelayanan Kesehatan

    KEMENTERIAN KESEHATAN RI Page23

    A. Peserta

    a. Kriteria Peserta: Peserta pelatihan ini adalah tenaga kesehatan yang terdiri dari Dokter, Perawat dan Psikolog dengan kriteria sebagai berikut: 1. Pendidikan Dokter minimal S-1 Kedokteran Umum, D-3 Keperawatan,

    S-1 Psikolog 2. Bekerja pada unit pelayanan HIV/AIDS dan /atau Napza 3. Pernah mengikuti pelatihan Asesmen dan Rencana Terapi atau

    Program Terapi Rumatan atau Skrining Dengan Menggunakan ASSIST 4. Bersedia mengikuti secara penuh kegiatan pelatihan

    b. Jumlah Peserta: Dalam 1 kelas, peserta berjumlah maksimal 30 orang.

    B. Pelatih/Fasilitator

    Kriteria Pelatih/Fasilitator: 1. Menguasai materi yang dilatihkan atau mempunyai pengalaman dan

    pengetahuan sesuai dengan materi yang dilatihkan 2. Pendidikan minimal setara dengan pendidikan peserta, dengan tambahan

    keahlian dibidang materi yang akan diajarkan 3. Memiliki kemampuan melatih, yaitu widyaiswara atau telah mengikuti

    AKTA atau pernah mengikuti Pelatihan Tenaga Pelatih Program Kesehatan (TPPK).

    PESERTA DAN PELATIH

    BAB

    VII

  • Pelatihan Konseling Dasar Masalah Penyalahgunaan Napza bagi Petugas Kesehatan di Fasilitas Pelayanan Kesehatan

    KEMENTERIAN KESEHATAN RI Page24

    A. Penyelenggara

    Pelatihan Konseling Dasar Masalah Penyalahgunaan Napza bagi Petugas Kesehatan diselenggarakan oleh Institusi Pelatihan yang terakreditasi/ Instansi lain dengan bekerjasama/ pengampuan dari Balai : 1. Mempunyai Pengendali Pelatihan atau seseorang yang ditunjuk sebagai

    Pengendali Proses pembelajaran yang menguasai materi pelatihan. 2. Mempunyai minimal 1 orang tenaga SDM yang pernah mengikuti Training

    Officer Course (TOC) atau pernah menyelenggarakan pelatihan. B. Tempat Penyelenggaraan

    Pelatihan Konseling Dasar Masalah Penyalahgunaan Napza bagi Petugas Kesehatan diselenggarakan di Instiutusi yang terakreditas/ BPPK Bapelkes/ Intansi lain tempat yang memiliki sarana dan prasarana yang menunjang proses pembelajaran.

    PENYELENGGARA DAN TEMPAT PENYELENGGARAAN BAB

    VIII

  • Pelatihan Konseling Dasar Masalah Penyalahgunaan Napza bagi Petugas Kesehatan di Fasilitas Pelayanan Kesehatan

    KEMENTERIAN KESEHATAN RI Page25

    Evaluasi yang dilakukan dalam pelatihan ini meliputi: A. Evaluasi terhadap Peserta

    Evaluasi terhadap peserta dilakukan melalui: 1. Penjajagan awal melalui pre test. 2. Penjajagan peningkatan pengetahuan dan keterampilan peserta terhadap

    materi yang telah diterima melalui post test. 3. Penilaian terhadap keterampilan yang dilakukan melalui penilaian hasil

    tugas kelompok. B. Evaluasi terhadap Pelatih/Instruktur

    Evaluasi terhadap pelatih/instruktur ini dimaksudkan untuk mengetahui seberapa jauh penilaian yang menggambarkan tingkat kepuasan peserta terhadap kemampuan pelatih/instruktur dalam menyampaikan pengetahuan dan atau keterampilan kepada peserta dengan baik, dapat dipahami dan diserap peserta, meliputi: a. Penguasaan materi b. Ketepatan waktu c. Sistematika penyajian d. Penggunaan metode dan alat bantu pelatihan e. Empati, gaya dan sikap kepada peserta f. Pencapaian Tujuan Pembelajaran Umum (TPU) g. Kesempatan tanya jawab h. Kemampuan menyajikan i. Kerapihan pakaian j. Kerjasama antar tim pengajar.

    C. Evaluasi terhadap Penyelenggara Pelatihan

    Evaluasi dilakukan oleh peserta terhadap pelaksanaan pelatihan. Obyek evaluasi adalah pelaksanaan administrasi dan akademis, yang meliputi: a. Tujuan pelatihan b. Relevansi program pelatihan dengan tugas c. Manfaat setiap materi bagi pelaksanaan tugas peserta di tempat kerja d. Manfaat pelatihan bagi peserta/instansi e. Hubungan peserta dengan pelaksana pelatihan f. Pelayanan sekretariat terhadap peserta g. Pelayanan akomodasi dan lainnya h. Pelayanan konsumsi i. Pelayanan perpustakaan j. Pelayanan komunikasi dan informasi.

    EVALUASI BAB

    IX

  • Pelatihan Konseling Dasar Masalah Penyalahgunaan Napza bagi Petugas Kesehatan di Fasilitas Pelayanan Kesehatan

    KEMENTERIAN KESEHATAN RI Page26

    Berdasarkan ketentuan yang berlaku, kepada setiap peserta yang telah mengikuti pelatihan dengan ketentuan kehadiran minimal 95% berhak mendapatkan sertifikat yang dikeluarkan oleh Kementerian Kesehatan RI dengan angka kredit 1 (satu) yang ditandatangani oleh pejabat yang berwenang dan ketua penyelenggara.

    SERTIFIKAT

    BAB

    X

  • Pelatihan Konseling Dasar Masalah Penyalahgunaan Napza bagi Petugas Kesehatan di Fasilitas Pelayanan Kesehatan

    KEMENTERIAN KESEHATAN RI Page27

    TIM PENYUSUN dr. Christina Siste, SpKJ

    dr. Esther S, SpKJ dr. Imelda Indriyani Meiske Y Suparman

    dr. Lucia Maya Savitri, MARS dr. Hans Christian Dharma, SpKJ

    Wini Wulansari, S.Si, MKM Endang Suharjanti, S.Sos, M.Si

    Ns. Dewi Sartika, M.Kep, Sp.Kep.J Ns. Dian Pancaningrum, S.Kep., M.Kep

    Utary Rezki Sakinah, SKM

    Penasehat dr. Ratna Mardiati, SpKJ

    Penanggung Jawab

    dr. Herbet Sidabutar, SpKJ dr. Fatcha Nuraliyah,MKM

    Ketua

    drg. Luki Hartanti, MPH

  • Pelatihan Konseling Dasar Masalah Penyalahgunaan Napza bagi Petugas Kesehatan di Fasilitas Pelayanan Kesehatan

    KEMENTERIAN KESEHATAN RI Page28

    MASTER JADWAL PELATIHAN KONSELING DASAR MASALAH PENYALAHGUNAAN

    NAPZA JAKARTA, ................ 2020

    HARI / TANGGAL

    JAM

    JPL

    KEGIATAN KELAS

    Senin, ……………

    .

    12.00 – 13.00 Registrasi peserta Panitia

    13.00 – 13.30 Pembukaan Direktur P2MKJN

    13.30 – 14.00 Pra tes Panitia

    14.00 – 15.00 2

    Kebijakan Penanggulangan Gangguan Penggunaan Napza di Indonesia

    Fasilitator

    15.00 – 15.15. Rehat

    15.15 – 16.30 3 Building Learning Commitment

    Fasilitator

    16.30 – 18.00 2

    Tinjauan Singkat Gangguan Penggunaan Napza

    Fasilitator

    Selasa, ………….

    07.30 - 08.00 Refleksi MOT

    08.00 – 10.00 3 Etika Konseling Fasilitator

    10.00 – 10.15 Rehat

    10.15 – 12.30 4 Tahapan Perubahan Perilaku dan

    Faktor-faktor yang mempengaruhi perubahan perilaku

    Fasilitator

    12.30 – 13.30 ISHOMA

    13.30 – 14.15

    Tahapan Perubahan Perilaku dan Faktor-faktor yang mempengaruhi perubahan perilaku

    Fasilitator

    14.15 – 15.45 4 Tehnik Dasar Konseling Fasilitator

    15.45 – 16.00 Rehat

    16.00 – 17.30 Tehnik Dasar Konseling Fasilitator

  • Pelatihan Konseling Dasar Masalah Penyalahgunaan Napza bagi Petugas Kesehatan di Fasilitas Pelayanan Kesehatan

    KEMENTERIAN KESEHATAN RI Page29

    HARI / TANGGAL

    JAM

    JPL

    KEGIATAN PEMBICARA/FASILIT

    ATOR

    Rabu, …………

    07.30 – 08.00 Refleksi Panitia

    08.00 – 10.00 7

    Penerapan Tehnik Konseling pada Individu

    Fasilitator

    10.00 – 10.15 Rehat

    10.15 – 12.00

    Lanjutan Penerapan Tehnik Konseling pada Individu

    Fasilitator

    12.00 – 13.00

    ISHOMA

    13.00 – 14.30 Lanjutan Penerapan Tehnik

    Konseling pada Individu Fasilitator

    14.30 – 14.45

    Rehat

    14.45 – 17.00 3

    Tata Laksana Burn Out pada Petugas

    Fasilitator

    Kamis,

    ………

    07.30 – 08.00 Refleksi MOT

    08.00 – 10.00 5 Tehnik Konseling pada Pasangan Fasilitator

    10.00 – 10.15

    Rehat

    10.15 – 12.00 Lanjutan Tehnik Konseling pada

    Pasangan Fasilitator

    12.00 – 13.00

    ISHOMA

    13.00 – 15.30 5

    Praktik Konseling pada Keluarga Fasilitator

    15.30 – 15.45

    Rehat

    15.45 – 17.00 Lanjutan Praktik Konseling pada

    Keluarga Fasilitator

    17.00 – 18.00 2

    Rencana Tindak Lanjut Fasilitator

    Jumat,

    ……….

    07.30 – 08.00 Refleksi MOT

    08.00 – 09.30 2

    Anti Korupsi BPPK Cilandak

    09.30 – 09.45

    Rehat

  • Pelatihan Konseling Dasar Masalah Penyalahgunaan Napza bagi Petugas Kesehatan di Fasilitas Pelayanan Kesehatan

    KEMENTERIAN KESEHATAN RI Page30

    09.45 – 10.15

    Post Test Panitia

    10.15 – 10.30

    Penutupan Kasubdit Masalah

    Penyalahgunaan Napza

  • Pelatihan Konseling Dasar Masalah Penyalahgunaan Napza bagi Petugas Kesehatan di Fasilitas Pelayanan Kesehatan

    KEMENTERIAN KESEHATAN RI Page31

    MASTER JADWAL PELATIHAN KONSELING DASAR MASALAH PENYALAHGUNAAN NAPZA

    JAKARTA, ......... 2020

    HARI /

    TANGGAL JAM

    JPL

    KEGIATAN KELAS A KELAS B

    Senin, …….

    12.00 – 13.00 Registrasi peserta Panitia

    13.00 – 13.30 Pembukaan Direktur P2MKJN

    13.30 – 14.00 Pra tes Panitia

    14.00 – 15.00 2

    Kebijakan Penanggulangan Gangguan Penggunaan Napza di Indonesia

    Fasilitator

    15.00 – 15.15. Rehat

    15.15 – 16.30 3 Building Learning Commitment

    Fasilitator

    16.30 – 18.00 2

    Tinjauan Singkat Gangguan Penggunaan Napza

    Fasilitator Fasilitator

    Selasa, ………

    07.30 - 08.00 Refleksi Panitia

    08.00 – 10.00 3 Etika Konseling Fasilitator Fasilitator

    10.00 – 10.15 Rehat

    10.15 – 12.30 4 Tahapan Perubahan Perilaku dan

    Faktor-faktor yang mempengaruhi perubahan perilaku

    Fasilitator Fasilitator

    12.30 – 13.30 ISHOMA

  • Pelatihan Konseling Dasar Masalah Penyalahgunaan Napza bagi Petugas Kesehatan di Fasilitas Pelayanan Kesehatan

    KEMENTERIAN KESEHATAN RI Page32

    13.30 – 14.15

    Tahapan Perubahan Perilaku dan Faktor-faktor yang mempengaruhi perubahan perilaku

    Fasilitator Fasilitator

    14.15 – 15.45 4 Tehnik Dasar Konseling Fasilitator Fasilitator

    15.45 – 16.00 Rehat

    16.00 – 17.30 Tehnik Dasar Konseling Fasilitator Fasilitator

    HARI / TANGGAL

    JAM

    JPL

    KEGIATAN PEMBICARA/ FASILITATOR

    Rabu, ……..

    07.30 – 08.00 Refleksi Panitia

    08.00 – 10.00 7

    Penerapan Tehnik Konseling pada Individu

    Fasilitator Fasilitator

    10.00 – 10.15 Rehat

    10.15 – 12.00

    Lanjutan Penerapan Tehnik Konseling pada Individu

    Fasilitator Fasilitator

    12.00 – 13.00

    ISHOMA

    13.00 – 14.30 Lanjutan Penerapan Tehnik

    Konseling pada Individu Fasilitator Fasilitator

    14.30 – 14.45

    Rehat

    14.45 – 17.00 3

    Tata Laksana Burn Out pada Petugas

    Fasilitator Fasilitator

    Kamis,

    ………..

    07.30 – 08.00 Refleksi Panitia

    08.00 – 10.00 5 Tehnik Konseling pada Pasangan Fasilitator Fasilitator

    10.00 – 10.15

    Rehat

    10.15 – 12.00 Lanjutan Tehnik Konseling pada

    Pasangan Fasilitator Fasilitator

  • Pelatihan Konseling Dasar Masalah Penyalahgunaan Napza bagi Petugas Kesehatan di Fasilitas Pelayanan Kesehatan

    KEMENTERIAN KESEHATAN RI Page33

    12.00 – 13.00

    ISHOMA

    13.00 – 15.30 5

    Praktik Konseling pada Keluarga Fasilitator Fasilitator

    15.30 – 15.45

    Rehat

    15.45 – 17.00 Lanjutan Praktik Konseling pada

    Keluarga Fasilitator Fasilitator

    17.00 – 18.00 2

    Rencana Tindak Lanjut Fasilitator

    Jumat,

    ………..

    07.30 – 08.00 Refleksi Panitia

    08.00 – 09.30 2

    Anti Korupsi BPPK Cilandak

    09.30 – 09.45

    Rehat

    09.45 – 10.15

    Post Test Panitia

    10.15 – 10.30

    Penutupan Kasubdit Masalah Penyalahgunaan Napza