Upload
hoangngoc
View
229
Download
1
Embed Size (px)
Citation preview
BAB III
NARKOTIKA, PSIKOTROPIKA DAN ZAT ADITIF
LAINNYA
I. KOMPETENSI DASAR
3.3 Mengidentifikasi jenis-jenis dan menganalisis bahaya
penggunaan NARKOBA terhadap diri sendiri, keluarga dan
masyarakat luas.
4.3 Menyajikan hasil identifikasi dan analisis bahaya penggunaan
NARKOBA terhadap dirinya, keluarga dan masyarakat luas.
II. TUJUAN PEMBELAJARAN
Melalui proses mencari informasi, menanya, dan berdiskusi
peserta didik dapat:
Mengidentifikasi bahaya, jenis-jenis dan penggolongan Narkoba
yang sering disalahgunakan oleh kaum remaja secara individu.
Mengidentifikasi bahan-bahan dan cara pembuatan Narkoba
yang populer di Indonesia secara individu.
Mengidentifikasi ciri-ciri orang yang ketergantungan pada
Narkoba secara individu.
Mengidentifikasi tahapan-tahapan ketergantungan terhadap
Narkoba secara individu.
Menemukan hubungan antara dampak penggunaan narkoba
terhadap kesehatan.
III. MATERI PEMBELAJARAN
A. Pendahuluan
Pengertian narkoba menurut Kurniawan (2008) adalah zat
kimia yang dapat mengubah keadaan psikologi seperti perasaan,
pikiran, suasana hati serta perilaku jika masuk ke dalam tubuh
manusia baik dengan cara dimakan, diminum, dihirup, suntik,
intravena, dan lain sebagainya. Sedangkan pengertian
narkoba menurut pakar kesehatan adalah psikotropika yang biasa
dipakai untuk membius pasien saat hendak dioparasi atau obat-
obatan untuk penyakit tertentu. Namun kini presepsi itu disalah
gunakan akibat pemakaian yang telah diluar batas dosis.
B. Jenis
Berdasarkan proses pembuatannya Narkoba di bagi ke dalam
3 Golongan :
1. Alami yaitu jenis ata zat yang diambil langsung dari alam
tanpa adanya proses fermentasi atau produksi mslnya :
Ganja, Mescaline, Psilocybin, Kafein, Opium.
2. Semi Sintesis yaitu jenis zat/obat yang diproses sedemikian
rupa melalui proses fermentasi mslnya : Morfin, Heroin,
Kodein, Crack.
3. Sintesis yaitu jenis zat yang dikembangkan untuk keperluan
medis yang juga untuk menghilangkan rasa sakit misal;nya :
petidin, metadon, dipipanon, dekstropropokasifen
Narkoba dibagi dalam 3 jenis yaitu Narkotika, Psikotropika
dan Zat adiktif lainnya. Penjelasan mengenai jenis-jenis
narkoba adalah sebagai berikut:
1. Narkotika
Menurut Soerdjono Dirjosisworo mengatakan
bahwa pengertian narkotika adalah “Zat yang bisa menimbulkan
pengaruh tertentu bagi yang menggunakannya dengan memasukkan
kedalam tubuh. Pengaruh tersebut bisa berupa pembiusan,
hilangnya rasa sakit, rangsangan semangat dan halusinasi atau
timbulnya khayalan-khayalan. Sifat-sifat tersebut yang diketahui
dan ditemukan dalam dunia medis bertujuan dimanfaatkan bagi
pengobatan dan kepentingan manusia di bidang pembedahan,
menghilangkan rasa sakit dan lain-lain.
Narkotika digolongkan menjadi 3 kelompok yaitu :
Narkotika golongan I adalah narkotika yang paling
berbahaya. Daya adiktifnya sangat tinggi. Golongan ini
digunakan untuk penelitian dan ilmu pengetahuan. Contoh :
ganja, heroin, kokain, morfin, dan opium.
Narkotika golongan II adalah narkotika yang memiliki daya
adiktif kuat, tetapi bermanfaat untuk pengobatan dan
penelitian. Contoh : petidin, benzetidin, dan betametadol.
Narkotika golongan III adalah narkotika yang memiliki daya
adiktif ringan, tetapi bermanfaat untuk pengobatan dan
penelitian. Contoh : kodein dan turunannya.
a. Opium
Berasal dari kata opium, jus dari bunga opium. Opium
disaripatikan dari opium poppy (Papaver somniferum) dan
disuling untuk membuat morfin, kodein, dan heroin. Opium
digunakan berabad-abad sebagai penghilang rasa sakit
(mencegah batuk, diare, dll).
Gejala gejala yang ditimbulkan dari penggunaan opiat
Perasaan tenang dan bahagia
Acuh tak acuh (apatis)
Malas bergerak
Mengantuk
Rasa mual
Bicara cadel
Pupil mata mengecil (melebar jika overdosis)
Gangguan perhatian/daya ingat
b. Ganja
Ganja dikenal dapat memicu psikosis yaitu gangguan mental
yang menyebabkan ketidakmampuan seseorang menilai realita
dengan fantasi dirinya., terutama bagi mereka yang memiliki
latar belakang psikosis. Ganja juga bisa memicu dan
mencampuradukkan antara kecemasan dan depresi
Gejala yang ditimbulkan dari penggunaan ganja
Rasa senang dan bahagia
Santai dan lemah
Acuh tak acuh
Mata merah
Nafsu makan meningkat
Mulut kering
Pengendalian diri dan konsentrasi kurang
Depresi dan sering menguap/mengantuk
c. Kokain
Kokain adalah salah satu zat adiktif yang sering
disalahgunakan. Kokain merupakan alkaloid yang didapatkan
dari tanaman belukar Erythroxylon coca, yang berasal dari
Amerika Selatan, dimana daun dari tanaman belukar ini
biasanya dikunyah-kunyah oleh penduduk setempat untuk
mendapatkan efek stimulan, seperti untuk meningkatkan daya
tahan, stamina, mengurangi kelelahan, rasa lapar dan untuk
memberikan efek euforia. Gejala yang ditimbulkan dari
penggunaan kokain
Gelisah dan denyut nadi meningkat
Euforia/rasa gembira berlebihan
Banyak bicara dan kewaspadaan meningkat
Kejang dan tekanan darah meningkat
Berkeringat dan mudah berkelahi
Penyumbatan pembuluh darah
Distonia (kekakuan otot leher)
d. Morfin
Morfin adalah alkaloid analgesik yang sangat kuat dan
merupakan agen aktif utama yang ditemukan pada opium.
Efek samping penggunaan morfin :
Morfin bekerja langsung pada sistem saraf pusat untuk
menghilangkan rasa sakit.
penurunan kesadaran,
euforia, rasa kantuk, lesu, dan penglihatan kabur.
Morfin juga mengurangi rasa lapar, merangsang batuk,
dan meyebabkan konstipasi.
e. Kodein
Kodein merupakan analgesik agonis opioid (agonis opioid
merupakan obat opioid yang menyerupai morfin yang
dapat mengaktifkan reseptor.
Kodein dapat menimbulkan efek menenangkan dan
meningkatkan ambang rasa nyeri
2. Psikotropika
Psikotopika adalah zat atau obat bukan narkotika, baik alamiah
maupun sintesis, yang memiliki khasiat psikoaktif melalui pengaruh
selektif pada susunan saraf pusat yang menyebabkan perubahan
khas pada aktivitas normal dan perilaku. Psikotropika digolongkan
lagi menjadi 4 kelompok adalah :
Psikotropika golongan I adalah dengan daya adiktif yang
sangat kuat, belum diketahui manfaatnya untuk pengobatan
dan sedang diteliti khasiatnya. Contoh: MDMA, LSD, STP,
dan ekstasi.
Psikotropika golongan II adalah psikotropika dengan daya
adiktif kuat serta berguna untuk pengobatan dan penelitian.
Contoh : amfetamin, metamfetamin, dan metakualon.
Psikotropika golongan III adalah psikotropika dengan daya
adiksi sedang serta berguna untuk pengobatan dan penelitian.
Contoh : lumibal, buprenorsina, dan fleenitrazepam.
Psikotropika golongan IV adalah psikotropika yang
memiliki daya adiktif ringan serta berguna untuk pengobatan
dan penelitian. Contoh : nitrazepam (BK, mogadon, dumolid)
dan diazepam.
a. Ekstasi (MDMA
Ekstasi (MDMA) adalah salah satu obat bius yang di buat
secara ilegal di sebuah laboratorium dalam bentuk tablet atau
kapsul. Senyawa HYPERLINK atau dalam bahasa kimia.
Ekstasi adalah bubuk kristal putih yang didapat dari ekstraksi
serta isolasi daun coca (erythoroxylon coca) yang dapat
menjadi perangsang pada sambungan syaraf dengan cara /
teknik diminum dengan mencampurnya dengan minuman,
dihisap seperti rokok, disuntik ke pembuluh darah, dihirup
dari hidung dengan pipa kecil, dan beragam metode lainnya.
b. Sabu-sabu
Narkoba jenis psikotropika ini berbentuk kristal seperti gula,
tidak berwarna dan berbau, dalam bahasa medis lebih
dikenal dengan nama methamphetamine.
Obat ini juga mempunyai pengaruh yang kuat terhadap
syaraf. Si pemakai sabu-sabu akan selalu bergantung pada
obat bius itu dan akan terus berlangsung lama, bahkan bisa
mengalami sakit jantung atau bahkan kematian.
efek yang ditimbulkan yaitu menjadi bersemangat, gelisah
dan tidak bisa diam, tidak bisa tidur, tidak bisa makan, dalam
jangka panjang bisa menyebabkan fungsi otak terganggu
bahkan bisa berakhir dengan kegilaan, paranoid, dan
gangguan hati (lever).
c. Pentobarbital
semacam obat penenang yang sangat mirip dengan valium
(diazepam), tetapi jauh lebih kuat pengaruhnya.
Obat ini menghasilkan efek penenang, amnesia, relaksasi
otot, dan perlambatan respon psikomotor.
d. Diazepam
diazepam termasuk kelompok obat benzodiazepine yang
memengaruhi sistem saraf otak dan memberikan efek
penenang.
Obat ini digunakan untuk mengatasi serangan
kecemasan, insomnia, kejang-kejang, gejala putus alkohol
akut, serta sebagai obat bius untuk praoperasi.
3. Zat adiktif lainnya
Zat adiktif lainnya adalah zat – zat selain narkotika dan psikotropika
yang dapat menimbulkan ketergantungan pada pemakainya,
diantaranya adalah :
a) Minuman Alkohol : mengandung etanol etil alkohol, yang
berpengaruh menekan susunan saraf pusat, dan sering menjadi
bagian dari kehidupan manusia sehari – hari dalam
kebudayaan tertentu. Jika digunakan bersamaan dengan
Narkotika atau Psikotropika akan memperkuat pengaruh obat /
zat itu dalam tubuh manusia. Ada 3 golongan minuman
beralkohol :
Golongan A : kadar etanol 1 – 5 % ( Bir ).
Golongan B : kadar etanol 5 – 20 % ( Berbagai minuman
anggur )
Golongan C : kadar etanol 20 – 45 % ( Whisky, Vodca,
Manson House, Johny Walker)
b) Inhalasi ( gas yang dihirup ) dan solven ( zat pelarut ) mudah
menguap berupa senyawa organik, yang terdapat pada
berbagai barang keperluan rumah tangga, kantor, dan sebagai
pelumas mesin. Yang sering disalahgunakan adalah : Lem,
Tiner, Penghapus Cat Kuku, Bensin.
c) Tembakau : pemakaian tembakau yang mengandung nikotin
sangat luas di masyarakat. Dalam upaya penanggulangan
NAPZA di masyarakat, pemakaian rokok dan alkohol
terutama pada remaja, harus menjadi bagian dari upaya
pencegahan, karena rokok dan alkohol sering menjadi pintu
masuk penyalahgunaan NAPZA lain yang berbahaya.
C. Tahapan Ketergantungan Narkoba
Kondisi ketergantungan seseorang akan mengalami beberapa
tahap :
- Experimental Use adalah periode dimana seseorang mulai
mencoba-coba menggunakan narkoba dan zat adiktif untuk
tujuan memenuhi rasa ingin tahu.
- Social Use adalah periode dimana individu mulai mencoba
menggunakan narkoba untuk tujuan rekreasional, namun sama
sekali tidak mengalami problem yang berkait dengan aspek
sosial, finansial, medis dan sebagainya. Umumnya individu
masih dapat mengontrol penggunaannya.
- Early Problem Use adalah periode dimana individu sudah
menyalahgunakan narkoba dan perilaku penyalahgunaan ini
mulai berpengaruh pada kehidupan sosial individu tersebut,
seperti timbulnya malas bersekolah, keinginan bergaul hanya
dengan orang-orang tertentu, dan lain-lain.
- Early Addiction adalah periode dimana individu sampai pada
perilaku ketergantungan baik fisik, maupun psikologis, dan
perilaku ketergantungan ini sangat mengganggu kehidupan
individu tersebut. Yang bersangkutan nyaris sulit mengikuti
pola hidup orang normal sebagaimana mestinya dan mulai
terlibat pada perbuatan yang melanggar pada norma dan nilai
yang berlaku.
- Severe Addiction adalah periode dimana individu hanya
hidup dan berlaku untuk mempertahankan ketergantungannya,
sama sekali tidak memperhatikan lingkungan sosial dan diri
sendiri. Pada tahap ini, individu biasanya sudah terlibat pada
tindakan kriminal yang dilakukan demi memperoleh narkoba
yang diinginkan.
Pengguna napza terbagi dalam 3 tingkatan :
1. User (pemakai coba-coba) yaitu seseorang yang
menggunakan napza sesekali. Pada tahap ini orang
menggunakan Narkoba hanya sekali-kali dan dalam waktu
yang relative jarang. Misalnya: menggunakan Narkoba
untuk merayakan kelulusan, tahun baru, pesta-pesta seperti
ulang tahun, dan sebagainya. Pada tahap ini hubungan
seseorang dengan keluarga dan masyarakatnya masih
terjalin dengan baik. Demikian halnya dalam bidang
pendidikan (jika orang tersebut masih bersekolah atau
kuliah). Semua itu terjadi karena orang tersebut masih
dapat mengontrol kebiasaan “memakainya”. Apabila
seseorang yang berada dalam tahap user ini terus-menerus
memfokuskan dirinya pada Narkoba, maka ia akan
melangkahkan hidupnya pada tahap kedua, yaitu menjadi
seorang abuser (pemakai iseng).
2. Abuser (pemakai iseng) yaitu seseorang yang
menggunakan napza karena alasan tertentu, misalnya
memperkuat hubungan sosial dan digunakan secara
bersama-sama. Pada tahap ini seorang mengkonsumsi
Narkoba lebih sering daripada saat ia berada dalam tahap
pertama. Pengguna Narkoba tersebut mulai menggunakan
Narkoba sebagai suatu keisengan untuk melupakan
masalah, mencari kesenangan, dan sebagainya. Pada tahap
ini, orang tersebut sebenarnya mulai dihantui masalah-
masalah. Hal itu terjadi karena control dirinya terhadap
penggunaan Narkoba semakin lemah sehingga
mempengaruhi hubungannya dengan keluarga, dan
masyarakat secara langsung. Bagitu pula halnya dengan
pengguna Narkoba yang masih duduk di bangku sekolah
atau kuliah. Pendidikan mereka akan mulai terganggu
karena konsentrasi mereka tehadap pelajaran semakin
melemah. Pada tahap ini seseorang sudah mulai kehilangan
control dalam memakai Narkoba, sehingga sangat potensial
untuk terjerumus pada tahap ketiga, yaitu menjadi seorang
pecandu (pemakai tetap).
3. Addict yaitu seseorang yang menggunakan napza atas
dasar kebutuhan artinya jika tidak di penuhi maka akan
timbul efek secara fisik maupun psikis. Pada tahap ini
seseorang telah kehilangan control sama sekali dalam hal
penggunaan Narkoba. Pada saat ini, bukan mereka yang
mengontrol kebiasaan penggunaan Narkoba, melainkan
mereka yang dikontrol oleh Narkoba.Pada tahap ini
hubungan antara orang tersebut dengan keluarga dan
masyarakatnya sudah rusak karena perilaku mereka benar-
benar tidak terkontrol lagi. Hal itu terjadi karena jika
kebutuhan Narkoba tidak terpenuhi, maka orang tersebut
akan merasa “gejala putus obat” yang amat menyakitkan.
D. Ciri-Ciri Orang yang Ketergantungan Narkoba
Menurut Ami Siamsidar Budiman (2006 : 57–59) tanda awal
atau gejala dini dari seseorang yang menjadi korban kecanduan
narkoba antara lain :
1. Tanda-tanda fisik Penyalahgunaan Narkoba
Kesehatan fisik dan penampilan diri menurun dan suhu badan
tidak beraturan, jalan sempoyongan, bicara pelo (cadel), apatis (acuh
tak acuh), mengantuk, agresif, nafas sesak,denyut jantung dan nadi
lambat, kulit teraba dingin, nafas lambat/berhenti, mata dan hidung
berair,menguap terus menerus,diare,rasa sakit diseluruh tubuh,takut
air sehingga malas mandi,kejang, kesadaran menurun, penampilan
tidak sehat,tidak peduli terhadap kesehatan dan kebersihan, gigi
tidak terawat dan kropos, terhadap bekas suntikan pada lengan atau
bagian tubuh lain (pada pengguna dengan jarum suntik)
2. Tanda-tanda Penyalahgunaan Narkoba ketika di rumah
Membangkang terhadap teguran orang tua, tidak mau
mempedulikan peraturan keluarga, mulai melupakan tanggung
jawab rutin di rumah, malas mengurus diri, sering tertidur dan
mudah marah, sering berbohong, banyak menghindar pertemuan
dengan anggota keluarga lainnya karena takut ketahuan bahwa ia
adalah pecandu, bersikap kasar terhadap anggota keluarga lainnya
dibandingkan dengan sebelumnya, pola tidur berubah,
menghabiskan uang tabungannya dan selalu kehabisan uang, sering
mencuri uang dan barang-barang berharga di rumah, sering
merongrong keluarganya untuk minta uang dengan berbagai alasan,
berubah teman dan jarang mau mengenalkan teman-temannya,
sering pulang lewat jam malam dan menginap di rumah teman,
sering pergi ke disko, mall atau pesta, bila ditanya sikapnya
defensive atau penuh kebencian, sekali-sekali dijumpai dalam
keadaan mabuk.
3. Tanda-tanda Penyalahgunaan Narkoba ketika di sekolah
Prestasi belajar di sekolah tiba-tiba menurun mencolok,
perhatian terhadap lingkungan tidak ada, sering kelihatan
mengantuk di sekolah, sering keluar dari kelas pada waktu jam
pelajaran dengan alasan ke kamar mandi, sering terlambat masuk
kelas setelah jam istirahat; mudah tersinggung dan mudah marah di
sekolah, sering berbohong, meninggalkan hobi-hobinya yang
terdahulu (misalnya kegiatan ekstrakurikuler dan olahraga yang
dahulu digemarinya), mengeluh karena menganggap keluarga di
rumah tidak memberikan dirinya kebebasan, mulai sering
berkumpul dengan anak-anak yang “tidak beres” di sekolah.
E. Gejala Putus Obat (Sakaw)
Jenis-jenis Narkoba menunjukkan gejala berbeda pada waktu
pecandu Narkoba mengalami sakaw.
1) Obat Jenis Opiat (heroin, morfin, putaw)
Obat-Obatan ini menimbulkan gejala banyak berkeringat,
sering menguap, gelisah, mata berair, gemetar, hidung berarir,
tak ada selera makan, pupil mata melebar, mual atau muntah,
tulang atau otot sendi menjadi sakit, diare, panas, dingin, tidak
dapat tidur, tekanan darah sedikit naik.
2) Obat Jenis ganja
Obat jenis ini menyebabkan munculnya gejala-gejala:
banyak berkeringat, gelisah, gemetar, tak ada selera makan,
mual atau muntah, diare, tak dapat tidur (insomnia).
3) Obat Jenis amphetamine (shabu-shabu, ekstasi)
Obat jenis ini menimbulkan afek depresif, gangguan tidur
dan mimpi bertambah, merasa lelah.
4) Obat Jenis Kokain
Obat jenis ini menimbulkan depresi, resa lelah yang
berlebihan, banyak tidur, mimpi, gugup, ansietas dan perasaan
curiga.
5) Obat Jenis alcohol atau benzodiazepine
Obat jenis ini menimbulkan gejala banyak keringat,
mudah tersinggung, gelisah, murung, mual/muntah, lemah,
berdebar-debar, tangan gemetar, lidah dan kelopak mata
bergetar, bila dehidrasi (kekurangan cairan) tekanan darah
menurun, dan seminggu kemudian dapat timbul halusinasi.
F. Dampak Narkoba
Secara umum semua jenis narkoba jika disalah gunakan akan
memberikan empat dampak sebagai berikut:
1. Depresan
Pemakai akan tertidur atau tidak sadarkan diri.
2. Halusinogen
Pemakai akan berhalusinasi (melihat sesuatu yang sebenarnya
tidak ada).
3. Stimulan
Mempercepat kerja organ tubuh seperti jantung dan otak
sehingga pemakai merasa lebih bertenaga untuk sementara
waktu. Karena organ tubuh terus dipaksa bekerja di luar batas
normal, lama-lama saraf-sarafnya akan rusak dan bisa
mengakibatkan kematian.
4. Adiktif
Pemakai akan merasa ketagihan sehingga akan melakukan
berbagai cara agar terus bisa mengonsumsinya. Jika pemakai
tidak bisa mendapatkannya, tubuhnya akan ada pada kondisi
kritis (sakaw).
G. Bahaya Narkoba
Bagi pecandu, bahaya narkoba tidak hanya merugikan masalah
fisik saja tetapi akan mengalami gangguan mental dan kejiwaan.
Sebenarnya narkoba ini merupakan senyawa-senyawa psikotropika
yang biasa digunakan dokter atau rumah sakit untuk membius
pasien yang mau dioperasi atau sebagai obat untuk penyakit
tertentu, tetapi persepsi tersebut disalah artikan akibat penggunaan
di luar fungsinya dan dengan dosis yang di luar ketentuan. Apabila
disalah gunakan, bahaya narkoba dapat mempengaruhi susunan
syaraf, mengakibatkan ketagihan, dan ketergantungan, karena
mempengaruhi susunan syaraf. Dari ketergantungan inilah bahaya
narkoba akan mempengaruhi fisik, psikologis, maupun lingkungan
sosial.
1) Bahaya narkoba terhadap fisik
Gangguan pada system syaraf (neurologis)
Gangguan pada jantung dan pembuluh darah
(kardiovaskuler)
Gangguan pada kulit (dermatologis)
Gangguan pada paru-paru (pulmoner)
Sering sakit kepala, mual-mual dan muntah, murus-murus,
suhu tubuh meningkat, pengecilan hati dan insomnia
Gangguan terhadap kesehatan reproduksi yaitu gangguan
padaendokrin, seperti: penurunan fungsi hormon reproduksi
(estrogen, progesteron, testosteron), serta gangguan fungsi
seksual.
Gangguan terhadap kesehatan reproduksi pada remaja
perempuan antara lain perubahan periode menstruasi,
ketidakteraturan menstruasi, dan amenorhoe (tidak haid)
Bagi pengguna narkoba melalui jarum suntik, khususnya
pemakaian jarum suntik secara bergantian, risikonya adalah
tertular penyakit seperti hepatitis B, C, dan HIV
Bahaya narkoba bisa berakibat fatal ketika terjadi over dosis
yaitu konsumsi narkoba melebihi kemampuan tubuh untuk
menerimanya. Over dosis bisa menyebabkan kematian
2) Bahaya narkoba terhadap psikologi
Kerja lamban dan seroboh, sering tegang dan gelisah
Hilang rasa percaya diri, apatis, pengkhayal, penuh curiga
Agitatif, menjadi ganas dan tingkah laku yang brutal
Sulit berkonsentrasi, perasaan kesal dan tertekan
Cenderung menyakiti diri, perasaan tidak aman, bahkan
bunuh diri
3) Bahaya narkoba terhadap lingkungan sosial
Gangguan mental
Anti-sosial dan asusila
Dikucilkan oleh lingkungan
Merepotkan dan menjadi beban keluarga
Pendidikan menjadi terganggu dan masa depan suram
H. Upaya Pencegahan Narkoba
Ada beberapa cara kiat tips pencegahan dan menghindari
penggunaan dan penyalahgunaan Narkotika dan Obat Berbahaya
serta NAPZA Narkotika, Psikotropika dan Zat Adiktif antara lain :
1. Memberikan Menanamkan Sejak Dini Akan Arti Makna
Hidup Sehat
Bila seseorang telah terjerumus pada penggunaan narkoba maka
akan sulit untuk melepas dari jeratan narkotika ini.
Membutuhkan waktu kesabaran ketekunan dan rehabilitasi yang
baik dan tepat pada korban-korban narkotika. Contoh perilaku
orang tua dalam kehidupan sehari-hari dalam mempraktekkan
hidup sehat juga perlu dilakukan. Orang tua seyogyanya
menjadi role-model bagi anak-anak mereka, harus memberikan
contoh yang baik bila ingin anaknya berperilaku baik.
2. Informasi Yang Benar Tentang Bahaya Narkoba
Memberikan informasi dan pengetahuan yang benar dan jelas
mengenai bahaya penyalahgunaan narkoba ini kepada anak-
anak generasi muda kita sebelum anak-anak mengetahui dari
teman-temannya yang bisa jadi memberikan pengertian yang
salah atau malah sebaliknya.
3. Peduli Pada Lingkungan Sekitar
Orang tua selalu tanggap lingkunga di rumah mereka sendri, di
mana anak-anak mereka tumbuh. Orang tua harus selalu sadar
akan perubahan-perubahan kecil dari perilaku sang anak.
Perubahan-perubahan masa puber dan peralihan anak menjadi
remaja, remaja menjadi dewasa, tidak sama dengan perubahan
perilaku seorang anak yang mulai ter ekspos pada narkoba, atau
yang sudah terpengaruh akibat dampak kecanduan narkoba.
Orangtua juga perlu waspada dan mengetahui akan ciri tanda
anak mulai menggunakan narkobasehingga bisa secara lebih
dini diobati dan direhabilitasi secepatnya.
4. Bekerjasama Dengan Lingkungan Rumah
Kita sebaiknya bekerjasama dengan lingkungan rumah kita
seperti dengan ketua RT, RW, dsb. Terutama dengan tetangga
yang mempunyai anak seusia atau yang lebih tua dari anak kita.
Menjalin hubungan yang baik dengan para tetangga selalu
mendatangkan kenyamanan dan keamanan bagi kita. Kita bisa
membuat sistem pemantauan keamanan bersama tetangga
lainnya yang juga melibatkan ketua RT untuk memantau
keamanan umum dan memantau bila ada anak-anak di RT kita
yang disinyalir menggunkan narkoba. Bila sistem yang
dibangun bersama para tetangga itu kuat, dijamin gejala-gejala
penyalahgunaan narkoba di pemukiman kita akan terdeteksi dan
dapat tertanggulangi dengan cepat dan baik
5. Menjalin Hubungan Interpersonal Yang Baik
Hubungan interpersonal yang baik dengan pasangan dan juga
dengan anak-anak kita, akan memungkinkan kita
melihat gejala-gejala awal pemakaian narkoba pada anak-
anak kita. Kedekatan hubungan batin dengan orang tua akan
membuat anak merasa nyaman dan aman, menjadi benteng bagi
keselamatan mereka dalam mengarungi kehidupan mereka
nanti. Bila orang tua sering ribut, cekcok, maka itu bisa
memengaruhi sang anak secara psikologis. Kegalauan ini bisa
memancingnya untuk mencoba narkoba dengan berbagai
macam alasan yang dicarinya sendiri. Misalnya supaya
diperhatikan, sikap masa bodoh terhadap hidupnya, untuk
mengatasi kemarahan, ketidaksenagan, atau kesedihan yang
timbul dari melihat orang tua mereka yang selalu bertengkar.
TIPS MENGHINDARI NARKOBA
1. Jangan pernah untuk mencoba-coba menggunakan narkotika,
kecuali atas dasar pertimbangan medis atau dokter.
2. Mengetahui akan berbagai macam dampak buruk narkoba.
3. Memilih pergaulan yang baik dan jauhi pergaulan yang bisa
mengantarkan kita pada penyalahgunaan narkotika.
4. Memiliki kegiatan-kegiatan yang positif, berolahraga atau
pun mengikuti kegiatan kegiatan organisasi yang
memberikan pengaruh positif baik kepada kita.
5. Selalu ingatkan bahwawasannya ancaman hukuman untuk
penyalah guna Narkoba, apalagi bagi pengedar Narkoba
adalah Lembaga Pemasyarakatan.
6. Gunakan waktu dan tempat yang aman, jangan keluyuran
malam-malam. Bersantailah dengan keluarga, berkaraoke,
piknik, makan bersama, masak bersama, beres-beres
bersama nonton bersama keluarga.
7. Bila mempunyai masalah maka cari jalan keluar yang baik
dan jangan jadikan narkoba sebagai jalan pelarian.
I. Rehabilitasi
Tahap-tahap rehabilitasi bagi pecandu narkoba :
1. Tahap rehabilitasi medis (detoksifikasi), tahap ini pecandu
diperiksa seluruh kesehatannya baik fisik dan mental oleh
dokter terlatih. Dokterlah yang memutuskan apakah pecandu
perlu diberikan obat tertentu untuk mengurangi gejala putus
zat (sakau) yang ia derita. Pemberian obat tergantung dari
jenis narkoba dan berat ringanya gejala putus zat. Dalam hal
ini dokter butuh kepekaan, pengalaman, dan keahlian guna
memdeteksi gejala kecanduan narkoba tersebut.
2. Tahap rehabilitasi nonmedis, tahap ini pecandu ikut dalam
program rehabilitasi. Di Indonesia sudah di bangun tempat-
tempat rehabilitasi, sebagai contoh di bawah BNN adalah
tempat rehabilitasi di daerah Lido (Kampus Unitra),
Baddoka (Makassar), dan Samarinda. Di tempat rehabilitasi
ini, pecandu menjalani berbagai program diantaranya
program therapeutic communities (TC), 12 steps (dua belas
langkah, pendekatan keagamaan, dan lain-lain.
3. Tahap bina lanjut (after care), tahap ini pecandu diberikan
kegiatan sesuai dengan minat dan bakat untuk mengisi
kegiatan sehari-hari, pecandu dapat kembali ke sekolah atau
tempat kerja namun tetap berada di bawah pengawasan.