27
BAB II TINJAUAN TEORITIS 2.1 Perawatan Luka 2.1.1 Pengertian Luka Luka adalah kerusakan hubungan antar jaringan-jaringan pada kulit, mukosa membran dan tulang atau organ tubuh lain (Agung, 2005). Selain itu, menurut Koiner dan Taylan (2001), Luka adalah terganggunya integritas normal dari kulit dan jaringan di bawahnya yang terjadi secara tiba-tiba atau disengaja, tertutup atau terbuka, bersih atau terkontaminasi, superficial atau dalam. Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam pengertian luka seperti Klasifikasi Luka yang diklasifikasikan dalam beberapa bagian antara lain : Tindakan terhadap Luka yaitu Luka disengaja dan Luka tidak disengaja; Integritas Luka dibagi atas Luka tertutup dan Luka terbuka; berdasarkan Mekanisme Luka dibagi atas Luka insisi (Incised wounds), terjadi karena teriris oleh instrumen yang tajam. Luka bersih (aseptik) secara umum tertutup oleh sutura setelah seluruh pembuluh darah yang luka diikat (Ligasi). Luka memar (Contusion Wound), terjadi akibat benturan oleh suatu tekanan dan dikarakteristikkan oleh cedera pada jaringan lunak, perdarahan dan bengkak. Luka lecet (Abraded Wound), terjadi akibat kulit bergesekan dengan benda lain yang biasanya dengan benda yang tidak tajam. Luka tusuk (Punctured Wound), terjadi akibat adanya benda, seperti peluru atau pisau yang masuk kedalam kulit dengan diameter yang kecil. Luka gores (Lacerated Wound), terjadi akibat benda yang tajam seperti oleh Universita Sumatera Utara

repository.usu.ac.id › bitstream › handle › 123456789... · BAB II TINJAUAN TEORITIS 2.1 Perawatan Luka 2.1.1 ...2.1 Perawatan Luka 2.1.1 Pengertian Luka. Luka adalahkerusakan

  • Upload
    others

  • View
    3

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: repository.usu.ac.id › bitstream › handle › 123456789... · BAB II TINJAUAN TEORITIS 2.1 Perawatan Luka 2.1.1 ...2.1 Perawatan Luka 2.1.1 Pengertian Luka. Luka adalahkerusakan

BAB II

TINJAUAN TEORITIS

2.1 Perawatan Luka

2.1.1 Pengertian Luka

Luka adalah kerusakan hubungan antar jaringan-jaringan pada kulit,

mukosa membran dan tulang atau organ tubuh lain (Agung, 2005). Selain itu,

menurut Koiner dan Taylan (2001), Luka adalah terganggunya integritas normal

dari kulit dan jaringan di bawahnya yang terjadi secara tiba-tiba atau disengaja,

tertutup atau terbuka, bersih atau terkontaminasi, superficial atau dalam.

Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam pengertian luka seperti

Klasifikasi Luka yang diklasifikasikan dalam beberapa bagian antara lain :

Tindakan terhadap Luka yaitu Luka disengaja dan Luka tidak disengaja; Integritas

Luka dibagi atas Luka tertutup dan Luka terbuka; berdasarkan Mekanisme Luka

dibagi atas Luka insisi (Incised wounds), terjadi karena teriris oleh instrumen

yang tajam. Luka bersih (aseptik) secara umum tertutup oleh sutura setelah

seluruh pembuluh darah yang luka diikat (Ligasi). Luka memar (Contusion

Wound), terjadi akibat benturan oleh suatu tekanan dan dikarakteristikkan oleh

cedera pada jaringan lunak, perdarahan dan bengkak. Luka lecet (Abraded

Wound), terjadi akibat kulit bergesekan dengan benda lain yang biasanya dengan

benda yang tidak tajam. Luka tusuk (Punctured Wound), terjadi akibat adanya

benda, seperti peluru atau pisau yang masuk kedalam kulit dengan diameter yang

kecil. Luka gores (Lacerated Wound), terjadi akibat benda yang tajam seperti oleh

Universita Sumatera Utara

Page 2: repository.usu.ac.id › bitstream › handle › 123456789... · BAB II TINJAUAN TEORITIS 2.1 Perawatan Luka 2.1.1 ...2.1 Perawatan Luka 2.1.1 Pengertian Luka. Luka adalahkerusakan

kaca atau oleh kawat. Luka tembus (Penetrating Wound), yaitu luka yang

menembus organ tubuh biasanya pada bagian awal luka masuk diameternya kecil

tetapi pada bagian ujung biasanya lukanya akan melebar. Luka Bakar adalah

kerusakan jaringan kulit yang disebabkan oleh sesuatu yang panas (bersifat

membakar) yang menimbulkan panas berlebihan (Ismail, 2008)

Faktor yang mempengaruhi luka yaitu: berdasarkan usia menyatakan

bahwa anak dan dewasa penyembuhan lebih cepat daripada orang tua. Orang tua

lebih sering terkena penyakit kronis, penurunan fungsi hati dapat mengganggu

sintesis dari faktor pembekuan darah; berdasarkan nutrisi menyatakan

penyembuhan menempatkan penambahan pemakaian pada tubuh. Klien

memerlukan diit kaya protein, karbohidrat, lemak, vitamin C dan A, dan mineral

seperti Fe, Zn. Klien kurang nutrisi memerlukan waktu untuk memperbaiki status

nutrisi mereka setelah pembedahan jika mungkin. Klien yang gemuk

meningkatkan resiko infeksi luka dan penyembuhan lama karena supply darah

jaringan adipose tidak adekuat, berdasarkan infeksi menyatakan infeksi luka

menghambat penyembuhan (Ismail, 2008)

Kondisi fisik dapat mempengaruhi penyembuhan luka. Adanya

sejumlah besar lemak subkutan dan jaringan lemak (yang memiliki sedikit

pembuluh darah) mengakibatkan gangguan sirkualsi dan oksigenisasi pada

jaringan. Pada orang-orang yang gemuk penyembuhan luka lambat karena

jaringan lemak lebih sulit menyatu, lebih mudah infeksi, dan lama untuk

sembuh. Aliran darah dapat terganggu pada orang dewasa dan pada orang yang

menderita gangguan pembuluh darah perifer, hipertensi atau diabetes millitus.

Universita Sumatera Utara

Page 3: repository.usu.ac.id › bitstream › handle › 123456789... · BAB II TINJAUAN TEORITIS 2.1 Perawatan Luka 2.1.1 ...2.1 Perawatan Luka 2.1.1 Pengertian Luka. Luka adalahkerusakan

Oksigenasi jaringan menurun pada orang yang menderita anemia atau gangguan

pernapasan kronik pada perokok. Kurangnya volume darah akan mengakibatkan

vasokonstriksi dan menurunkan ketersediaan oksigen dan nutrisi untuk

penyembuhan luka; Hematoma (bekuan darah), merupakan hal yang sering

terjadi, sehingga darah pada luka secara bertahap diabsorbsi oleh tubuh masuk

kedalam sirkulasi. Tetapi jika terdapat bekuan yang besar, hal tersebut

memerlukan waktu untuk dapat diabsorbsi oleh tubuh, sehingga menghambat

proses penyembuhan luka; berdasarkan faktor benda asing bahwa benda asing

seperti pasir atau mikroorganisme akan menyebabkan terbentuknya suatu abses

sebelum benda tersebut diangkat. Abses ini timbul dari serum, fibrin, jaringan sel

mati dan lekosit (sel darah putih), yang membentuk suatu cairan yang kental

yang disebut dengan nanah (Ismail, 2008)

Iskemia merupakan suatu keadaan dimana terdapat penurunan suplai

darah pada bagian tubuh akibat dari obstruksi dari aliran darah. Hal ini dapat

terjadi akibat dari balutan pada luka terlalu ketat. Dapat juga terjadi akibat faktor

internal yaitu adanya obstruksi pada pembuluh darah itu sendiri; Diabetes dengan

Hambatan terhadap sekresi insulin akan mengakibatkan peningkatan gula darah,

nutrisi tidak dapat masuk ke dalam sel. Akibat hal tersebut juga akan terjadi

penurunan protein-kalori tubuh; Keadaan luka menyatakan bahwa keadaan khusus

dari luka mempengaruhi kecepatan dan efektifitas penyembuhan luka. Beberapa

luka dapat gagal untuk menyatu. Beberapa diantaranya adalah penggunaan obat

anti inflamasi (seperti steroid dan aspirin), dimana heparin dan anti neoplasmik

mempengaruhi penyembuhan luka. Penggunaan antibiotik yang lama dapat

Universita Sumatera Utara

Page 4: repository.usu.ac.id › bitstream › handle › 123456789... · BAB II TINJAUAN TEORITIS 2.1 Perawatan Luka 2.1.1 ...2.1 Perawatan Luka 2.1.1 Pengertian Luka. Luka adalahkerusakan

membuat seseorang rentan terhadap infeksi luka seperti steroid akan menurunkan

mekanisme peradangan normal dan tubuh terhadap cedera, antikoagulan dapat

mengakibatkan perdarahan, antibiotik dapat efektif diberikan segera sebelum

pembedahan untuk bakteri penyebab kontaminasi yang spesifik. Jika diberikan

setelah luka pembedahan tertutup, tidak akan efektif akibat koagulasi

intravaskular (Ismail, 2008)

2.1.2 Proses Penyembuhan Luka

Menurut Sotani (2009), dalam proses penyembuhan luka dapat

diklasifikasikan menjadi penyembuhan primer dimana luka diusahakan bertaut,

biasanya dengan bantuan jahitan dan penyembuhan sekunder dimana

penyembuhan luka tanpa ada bantuan dari luar (mengandalkan antibodi)

Gambar 1. Proses Penyembuhan Luka

1. Proses Inflamasi

Pembuluh darah terputus, menyebabkan pendarahan dan tubuh

berusaha ntuk menghentikannya (sejak terjadi luka sampai hari ke – lima) dengan

karakteristik dari proses ini adalah: hari ke 0-5, respon segera setelah terjadi

Universita Sumatera Utara

Page 5: repository.usu.ac.id › bitstream › handle › 123456789... · BAB II TINJAUAN TEORITIS 2.1 Perawatan Luka 2.1.1 ...2.1 Perawatan Luka 2.1.1 Pengertian Luka. Luka adalahkerusakan

injuri pembekuan darah untuk mencegah kehilangan darah, dan memiliki ciri-ciri

tumor, rubor, dolor, color, functio laesa. Selanjutnya dalam fase awal terjadi

haemostasis, pada fase akhir terjadi fagositosis dan lama fase ini bisa singkat jika

tidak terjadi infeksi

2. Proses Proliferasi

Terjadi proliferasi fibroplast (menautkan tepi luka) dengan

karakteristik dari proses ini adalah: terjadi pada hari 3 – 14, disebut juga dengan

fase granulasi adanya pembentukan jaringan granulasi pada luka-luka nampak

merah segar, mengkilat, jaringan granulasi terdiri dari kombinasi: fibroblasts, sel

inflamasi, pembuluh darah yang baru, fibronectin and hyularonic acid. Epitelisasi

terjadi pada 24 jam pertama ditandai dengan penebalan lapisan epidermis pada

tepian luka dan secara umum pada luka insisi, epitelisasi terjadi pada 48 jam

pertama

3. Proses Maturasi

Proses ini berlangsung dari beberapa minggu sampai dengan 2 tahun

dengan terbentuknya kolagen yang baru yang mengubah bentuk luka serta

peningkatan kekuatan jaringan (tensile strength), dilanjutkan terbentuk jaringan

parut (scar tissue) 50-80% sama kuatnya dengan jaringan sebelumnya serta

terdapat pengurangan secara bertahap pada aktivitas selular dan vaskularisasi

jaringan yang mengalami perbaikan

Universita Sumatera Utara

Page 6: repository.usu.ac.id › bitstream › handle › 123456789... · BAB II TINJAUAN TEORITIS 2.1 Perawatan Luka 2.1.1 ...2.1 Perawatan Luka 2.1.1 Pengertian Luka. Luka adalahkerusakan

2.2 Kepuasan Pasien

2.2.1 Defenisi Kepuasan

Kepuasan menurut Kamus Bahasa Indonesia adalah puas yang berarti

merasa senang; perihal (hal yang bersifat puas, kesenangan, kelegaan dan

sebagainya). Kepuasan dapat diartikan sebagai perasaan puas, rasa senang dan

kelegaan seseorang dikarenakan mengkonsumsi suatu produk atau jasa untuk

mendapatkan pelayanan suatu jasa (Poerwodarminto, 2003).

Kepuasan sebagai tingkat perasaan seseorang setelah membandingkan

kinerja atau hasil yang dirasakan dengan harapan. Tingkat kepuasan merupakan

fungsi dari perbedaan antara kinerja yang dirasakan dengan harapan. Apabila

kinerja dibawah harapan, maka pelanggan akan sangat kecewa. Bila kinerja sesuai

harapan, maka pelanggan akan sangat puas. Sedangkan bila kinerja melebihi

harapan pelanggan akan sangat puas harapan pelanggan dapat dibentuk oleh

pengalaman masa lampau, komentar dari kerabat serta janji dan informasi dari

berbagai media. Pelanggan yang puas akan setia lebih lama, kurang sensitive

terhadap harga dan memberi komentar yang baik tentang perusahaan tersebut

(Supranto, 2001).

Kepuasan adalah tingkat kepuasan seseorang setelah membandingkan

kinerja atau hasil yang dirasakan dengan harapan. Jadi kepuasan atau ketidakpuasan

adalah kesimpulan dari interaksi antara harapan dan pengalaman sesudah memakai

jasa atau pelayanan yang diberikan. Upaya untuk mewujudkan kepuasan pelanggan

total bukanlah hal yang mudah. Berdasarkan uraian dari beberapa ahli tersebut

diatas, maka dapat disimpulkan bahwa kepuasan adalah perasaan senang, puas

Universita Sumatera Utara

Page 7: repository.usu.ac.id › bitstream › handle › 123456789... · BAB II TINJAUAN TEORITIS 2.1 Perawatan Luka 2.1.1 ...2.1 Perawatan Luka 2.1.1 Pengertian Luka. Luka adalahkerusakan

individu karena antara harapan dan kenyataan dalam memakai dan pelayanan yang

diberikan terpenuhi (Kotler, 2008).

2.2.2 Defenisi Kepuasan Pasien

Kepuasan pasien yaitu memahami kebutuhan dan keinginan

konsumen dalam hal ini pasien adalah hal penting yang mempengaruhi kepuasan

pasien. Pasien yang puas merupakan aset yang sangat berharga karena apabila

pasien puas mereka akan terus melakukan pemakaian terhadap jasa pilihannya,

tetapi jika pasien merasa tidak puas mereka akan memberitahukan dua kali lebih

hebat kepada orang lain tentang pengalaman buruknya. Untuk menciptakan

kepuasan pasien suatu perusahaan atau rumah sakit harus menciptakan dan

mengelola suatu system untuk memperoleh pasien yang lebih banyak dan

kemampuan untuk mempertahankan pasien. Namun upaya untuk perbaikan atau

kesempurnaan kepuasan dapat dilakukan dengan berbagai strategi oleh

perusahaan untuk dapat merebut pelanggan (Junaidi, 2002).

Indarjati (2001) yang menyebutkan ada tiga macam kondisi

kepuasan yang bisa dirasakan oleh konsumen berkaitan dengan perbandingan

antara harapan dan kenyataan, yaitu jika harapan atau kebutuhan sama dengan

layanan yang diberikan maka konsumen akan merasa puas. Jika layanan yang

diberikan pada konsumen kurang atau tidak sesuai dengan kebutuhan atau harapan

konsumen maka konsumen menjadi tidak puas. Kepuasan konsumen merupakan

perbandingan antara harapan yang dimiliki oleh konsumen dengan kenyataan

yang diterima oleh konsumen. Berdasarkan uraian dari beberapa ahli tersebut

Universita Sumatera Utara

Page 8: repository.usu.ac.id › bitstream › handle › 123456789... · BAB II TINJAUAN TEORITIS 2.1 Perawatan Luka 2.1.1 ...2.1 Perawatan Luka 2.1.1 Pengertian Luka. Luka adalahkerusakan

diatas, maka dapat disimpulkan bahwa kepuasan pasien adalah perasaan senang,

puas individu karena terpenuhinya harapan atau keinginan dalam menerima jasa

pelayanan kesehatan.

Pasien baru merasa puas apabila kinerja layanan kesehatan yang

diperoleh sama atau melebihi harapan dan sebaliknya, ketidakpuasan atau

kekecewaan pasien akan muncul apabila kinerja layanan kesehatan yang diperoleh

tidak sesuai dengan yang diharapkan. Berdasarkan apa yang disebut di atas

pengertian kepuasan pasien dapat dijabarkan sebagai berikut; kepuasan pasien

adalah suatu tingkat perasaan pasien yang timbul sebagai akibat dari kinerja

layanan kesehatan yang diperolehnya setelah pasien membandingkan dengan apa

yang diharapkan (Pohan, 2007). Dengan demikian tingkat kepuasan adalah suatu

fungsi dari perbedaan antara penampilan yang dirasakan dan harapan (Wijono,

2008).

2.2.3 Mengukur Tingkat Kepuasan Pasien / Klien

Jika kita akan melakukan upaya peningkatan pelayanan kesehatan,

pengukuran tingkat kepuasan pasien ini mutlak diperlukan. Melalui pengukuran

tersebut, dapat diketahui sejauh mana dimensi-dimensi pelayanan kesehatan yang

telah diselenggarakan telah memenuhi harapan pasien.

Bentuk kongkret untuk mengukur kepuasan pelanggan rumah sakit,

dalam seminar survei kepuasan pelanggan di RS oleh Junadi tahun 2007,

mengemukakan ada empat aspek yang dapat diukur yaitu: kenyamanan, hubungan

pelanggan dengan petugas, kompetensi petugas dan biaya.

Universita Sumatera Utara

Page 9: repository.usu.ac.id › bitstream › handle › 123456789... · BAB II TINJAUAN TEORITIS 2.1 Perawatan Luka 2.1.1 ...2.1 Perawatan Luka 2.1.1 Pengertian Luka. Luka adalahkerusakan

Kenyaman, aspek ini dijabarkan dalam pertanyaan tentang lokasi

rumah sakit, kebersihan, kenyamanan ruangan, makanan dan minuman, peralatan

ruangan, tata letak, penerangan, kebersihan WC, pembuangan sampah, kesegaran

ruangan dll.

2.2.4 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Tingkat Kepuasan Klien

Menurut pendapat Budiastuti, 2002 dalam Tjiptono (2005)

mengemukakan bahwa pasien dalam mengevaluasi kepuasan terhadap jasa

pelayanan yang diterima mengacu pada beberapa faktor, antara lain :

a. Faktor internal

1. Faktor Kebudayaan

Faktor budaya memberi pengaruh yang paling luas dan mendalam

terhadap perilaku pelanggan/klien. Faktor budaya terdiri dari beberapa komponen

yaitu budaya , sub-budaya dan kelas sosial. Budaya merupakan penentu keinginan

dan perilaku yang mendasar dalam mempengaruhi keinginan atau kepuasan orang.

Sub-budaya terdiri atas nasionalitas, agama, kelompok, ras, dan daerah geografi.

Sedangkan kelas sosial adalah sebuah kelompok yang relatif homogen

mempunyai susunan hirarki dan anggotanya memiliki nilai, minat dan tingkah

laku. Kelas sosial tidak hanya ditentukan oleh satu faktor melainkan diukur

sebagai kombinasi dari pekerjaan, pendapatan, dan variabel lainnya.

2. Faktor Sosial

Faktor sosial terbagi atas kelompok kecil, keluarga, peran dan status.

Orang yang berpengaruh kelompok/lingkungan biasanya orang yang mempunyai

Universita Sumatera Utara

Page 10: repository.usu.ac.id › bitstream › handle › 123456789... · BAB II TINJAUAN TEORITIS 2.1 Perawatan Luka 2.1.1 ...2.1 Perawatan Luka 2.1.1 Pengertian Luka. Luka adalahkerusakan

karakteristik, keterampilan, pengetahuan, kepribadian. Orang ini biasanya menjadi

panutan karena pengaruhnya amat kuat.

3. Faktor Pribadi

Faktor pribadi merupakan keputusan seseorang dalam menerima

pelayanan dan menanggapi pengalaman sesuai dengan tahap-tahap

kedewasaannya. Faktor pribadi klien dipengaruhi oleh usia dan tahap siklus hidup,

jenis kelamin, pendidikan, pekerjaan, status ekonomi, gaya hidup, dan

kepribadian/konsep diri.

Usia mempunyai dimensi kronologis dan intelektual. Dikatakan

berdimensi kronologis karena bersifat progres berjalan terus dan tidak akan

kembali sedangkan usia berdimensi intelektual berkembang melalui pendidikan

dan pelatihan. Usia merupakan tanda perkembangan kematangan/kedewasaan

seseorang untuk memutuskan sendiri atas suatu tindakan yang diambilnya. Usia

juga dapat meningkatkan kemungkinan terjadinya penyakit misal penyakit kardio

vaskuler dengan peningkatan usia. Jenis kelamin merupakan sifat jasmani/fisik

seseorang dan berkaitan dengan sistem reproduksi yaitu : laki-laki dan

perempuan. Jenis kelamin juga berhubungan dengan emosi. Pendidikan

merupakan proses pengajaran baik formal maupun informal yang dialami

seseorang. Hasilnya akan mempengaruhi sikap dan perilaku seseorang dalam

mendewasakan diri.

Pendidikan berkaitan dengan harapan dimana seseorang yang tingkat

pendidikannya tinggi akan mengharapkan pelayanan yang lebih baik dan lebih

tinggi. Pekerjaan merupakan aktifitas jasa seseorang untuk mendapat imbalan

Universita Sumatera Utara

Page 11: repository.usu.ac.id › bitstream › handle › 123456789... · BAB II TINJAUAN TEORITIS 2.1 Perawatan Luka 2.1.1 ...2.1 Perawatan Luka 2.1.1 Pengertian Luka. Luka adalahkerusakan

berupa materi dan non materi. Pekerjaan dapat mejadi faktor risiko kesehatan

seseorang dan berdampak pada sistem imunitas tubuh. Pekerjaan ada

hubungannya dengan penghasilan seseorang untuk berperilaku dalam menentukan

pelayanan yang diinginkan. Status perkawinan sementara diduga ada kaitannya

dengan gaya hidup dan kepribadian.

4. Faktor Psikologi

Faktor psikologi yang berperan dengan kepuasan yaitu motivasi,

persepsi, pengetahuan, keyakinan dan pendirian. Motivasi mempunyai hubungan

erat dengan kebutuhan. Ada kebutuhan biologis seperti lapar dan haus. Ada

kebutuhan psikologis yaitu adanya pengakuan, dan penghargaan. Kebutuhan akan

menjadi motif untuk mengarahkan seseorang mencari kepuasan. Persepsi klien

terhadap kualitas sebelum membeli produk dipengaruhi oleh citra merek dan

pengalaman masa lalu (Sutojo, 2003).

Pasien yang merasa bangga dan yakin bahwa orang lain kagum terhadap

konsumen bila dalam hal ini pasien memilih rumah sakit yang sudah mempunyai

pandangan “rumah sakit mahal”, cenderung memiliki tingkat kepuasan yang lebih

tinggi.

b. Faktor eksternal

Menurut Budiastuti (2002 dalam Tjiptono, 1997), menyatakan bahwa bagian

eksternal dari kepuasan adalah :

1. Kualitas produk atau jasa dimana pasien akan merasa puas bila hasil evaluasi

mereka menunjukkan bahwa produk atau jasa yang digunakan berkualitas.

Universita Sumatera Utara

Page 12: repository.usu.ac.id › bitstream › handle › 123456789... · BAB II TINJAUAN TEORITIS 2.1 Perawatan Luka 2.1.1 ...2.1 Perawatan Luka 2.1.1 Pengertian Luka. Luka adalahkerusakan

Persepsi konsumen terhadap kualitas poduk atau jasa dipengaruhi oleh dua

hal yaitu kenyataan kualitas poduk atau jasa yang sesungguhnya dan

komunikasi perusahaan terutama iklan dalam mempromosikan rumah

sakitnya.

2. Kualitas pelayanan; merupakan hal yang memegang peranan penting dalam

industri jasa. Pelanggan dalam hal ini pasien akan merasa puas jika mereka

memperoleh pelayanan yang baik atau sesuai dengan yang diharapkan.

3. Harga; Harga merupakan aspek penting, namun yang terpenting dalam

penentuan kualitas guna mencapai kepuasan pasien. Meskipun demikian

elemen ini mempengaruhi pasien dari segi biaya yang dikeluarkan, biasanya

semakin mahal harga perawatan maka pasien mempunyai harapan yang lebih

besar. Sedangkan rumah sakit yang berkualitas sama tetapi berharga murah,

memberi nilai yang lebih tinggi pada pasien.

4. Biaya; Mendapatkan produk atau jasa, pasien yang tidak perlu mengeluarkan

biaya tambahan atau tidak perlu membuang waktu untuk mendapatkan jasa

pelayanan, cenderung puas terhadap jasa pelayanan tersebut.

5. Kinerja (performance), berpendapat pasien terhadap karakteristik operasi dari

pelayanan inti yang telah diterima sangat berpengaruh pada kepuasan yang

dirasakan. Wujud dari kinerja ini misalnya : kecepatan, kemudahan, dan

kenyamanan bagaimana perawat dalam memberikan jasa pengobatan

terutama keperawatan pada waktu penyembuhan yang relatif cepat,

kemudahan dalam memenuhi kebutuhan pasien dan kenyamanan yang

Universita Sumatera Utara

Page 13: repository.usu.ac.id › bitstream › handle › 123456789... · BAB II TINJAUAN TEORITIS 2.1 Perawatan Luka 2.1.1 ...2.1 Perawatan Luka 2.1.1 Pengertian Luka. Luka adalahkerusakan

diberikan yaitu dengan memperhatikan kebersihan, keramahan dan

kelengkapan peralatan rumah sakit.

6. Ciri-ciri atau keistimewaan tambahan (features), merupakan karakteristik

sekunder atau karakteristik pelengkap yang dimiliki oleh jasa pelayanan,

misalnya : kelengkapan interior dan eksterior seperti televisi, AC, sound

system, dan sebagainya.

7. Keandalan (reliability), sejauhmana kemungkinan kecil akan mengalami

ketidakpuasan atau ketidaksesuaian dengan harapan atas pelayanan yang

diberikan. Hal ini dipengaruhi oleh kemampuan yang dimiliki oleh perawat

didalam memberikan jasa keperawatannya yaitu dengan kemampuan dan

pengalaman yang baik terhadap memberikan pelayanan keperawatan dirumah

sakit.

8. Kesesuaian dengan spesifikasi (conformance to spesification), yaitu sejauh

mana karakteristik pelayanan memenuhi standart-standart yang telah

ditetapkan sebelumnya. Misalnya : standar keamanan dan emisi terpenuhi

seperti peralatan pengobatan.

9. Daya tahan (durability), berkaitan dengan beberapa lama produk tersebut

digunakan. Dimensi ini mencakup umur teknis maupun umur ekonomis

dalam penggunaan peralatan rumah sakit, misalnya : peralatan bedah, alat

transportasi, dan sebagainya

10. Service ability, meliputi kecepatan, kompetensi, serta penanganan keluhan

yang memuaskan. Pelayanan yang diberikan oleh perawat dengan

Universita Sumatera Utara

Page 14: repository.usu.ac.id › bitstream › handle › 123456789... · BAB II TINJAUAN TEORITIS 2.1 Perawatan Luka 2.1.1 ...2.1 Perawatan Luka 2.1.1 Pengertian Luka. Luka adalahkerusakan

memberikan penanganan yang cepat dan kompetensi yang tinggi terhadap

keluhan pasien sewaktu-waktu.

11. Estetika, merupakan daya tarik rumah sakit yang dapat ditangkap oleh panca

indera. Misalnya : keramahan perawat, peralatan rumah sakit yang lengkap

dan modern, desain arsitektur rumah sakit, dekorasi kamar, kenyamanan

ruang tunggu, taman yang indah dan sejuk, dan sebagainya.

12. Kualitas yang dipersepsikan (perceived quality), citra dan reputasi rumah

sakit serta tanggung jawab rumah sakit. Bagaimana kesan yang diterima

pasien terhadap rumah sakit tersebut terhadap prestasi dan keunggulan rumah

sakit daripada rumah sakit lainnya dan tangggung jawab rumah sakit selama

proses penyembuhan baik dari pasien masuk sampai pasien keluar rumah

sakit dalam keadaan sehat.

13. Komunikasi, yaitu tata cara informasi yang diberikan pihak penyedia jasa dan

keluhan-keluhan dari pasien. Bagaimana keluhan-keluhan dari pasien dengan

cepat diterima oleh penyedia jasa terutama perawat dalam memberikan

bantuan terhadap keluhan pasien. Misalnya adanya tombol panggilan didalam

ruang rawat inap, adanya ruang informasi yang memadai terhadap informasi

yang akan dibutuhkan pemakai jasa rumah sakit seperti keluarga pasien

maupun orang yang bekunjung di rumah sakit. Maka dapat ditarik

kesimpulan bahwa faktor-faktor kepuasan pasien adalah : kualitas jasa, harga,

emosional, kinerja, estetika, karakteristik produk, pelayanan, lokasi, fasilitas,

komunikasi, suasana, dan desain visual.

Universita Sumatera Utara

Page 15: repository.usu.ac.id › bitstream › handle › 123456789... · BAB II TINJAUAN TEORITIS 2.1 Perawatan Luka 2.1.1 ...2.1 Perawatan Luka 2.1.1 Pengertian Luka. Luka adalahkerusakan

2.3 Modern Dressing

2.3.1 Defenisi Modern Dressing

Modern dressing adalah suatu balutan modern yang sedang

berkembang pesat dalam wound care, dimana disebutkan dalam beberapa literatur

lebih efektif bila dibandingkan dengan metode konvensional (Rukmana, 2008).

Luka dapat memproduksi eksudat mulai dari jumlah sedikit, sedang, hingga

banyak. Luka dengan eksudat banyak dapat menyebabkan maserasi pada kulit

sekitar luka dan luka dengan eksudat sedikit atau tidak ada eksudat dapat menjadi

kering (Gitaraja, 2008).

Luka menyebabkan disentegrasi dan discontinuitas dari jaringan kulit

sehingga kulit kehilangan yang fungsinya untuk memproteksi jaringan di

bawahnya menjadi terganggu (Gitaraja, 2008). Tujuan utama dari modern

dressing adalah penggunakan prinsip moisture balance ini mengkondisikan luka

dalam keadaan lembab karena lingkungan yang lembab akan mempercepat proses

penyembuhan luka (Rukmana, 2008).

Manajemen dalam modern dressing antara lain adalah pemilihan

bahan topical therapy yang di dasarkan pada pertimbangan biaya (cost),

kenyamanan (comfort), keamanan (safety). Oleh karena itu, tingkat kemandirian

dan profesional perawat akan tampak pada pemilihan topical therapy saat

melaksanakan modern dressing (Suryo, 2009).

Universita Sumatera Utara

Page 16: repository.usu.ac.id › bitstream › handle › 123456789... · BAB II TINJAUAN TEORITIS 2.1 Perawatan Luka 2.1.1 ...2.1 Perawatan Luka 2.1.1 Pengertian Luka. Luka adalahkerusakan

2.3.2 Manfaat Modern Dressing

Menurut Haimowitz, dkk (1997), ada beberapa keuntungan prinsip

moisture dalam perawatan luka antara lain adalah untuk mencegah luka menjadi

kering dan keras, meningkatkan laju epitelisasi, mencegah pembentukan jaringan

eschar, meningkatkan pembentukan jaringan dermis, mengontrol inflamasi dan

memberikan tampilan yang lebih kosmetis, mempercepat proses autolysis

debridement, dapat menurunkan kejadian infeksi, cost effective, dapat

mempertahankan gradien voltase normal, mempertahankan aktifitas neutrofil,

menurunkan nyeri, memberikan keuntungan psikologis dan mudah digunakan.

2.3.3 Pemilihan Balutan Luka

Balutan luka (wound dressings) secara khusus telah mengalami

perkembangan yang sangat pesat selama hampir dua dekade ini. Revolusi dalam

perawatan luka ini dimulai dengan adanya hasil penelitian yang dilakukan oleh

Professor G.D Winter pada tahun 1962 yang dipublikasikan dalam

jurnal Nature tentang keadaan lingkungan yang optimal untuk penyembuhan

luka. Menurut Gitaraja (2002), alasan dari teori perawatan luka dengan suasana

lembab ini antara lain adalah untuk mempercepat fibrinolisis dimana fibrin yang

terbentuk pada luka kronis dapat dihilangkan lebih cepat oleh netrofil dan sel

endotel dalam suasana lembab. Selain itu, mempercepat angiogenesis dimana

dalam keadaan hipoksia pada perawatan luka tertutup akan merangsang lebih

pembentukan pembuluh darah dengan lebih cepat. Selanjutnya menurunkan resiko

infeksi dengan hasil kejadian infeksi ternyata relatif lebih rendah jika

Universita Sumatera Utara

Page 17: repository.usu.ac.id › bitstream › handle › 123456789... · BAB II TINJAUAN TEORITIS 2.1 Perawatan Luka 2.1.1 ...2.1 Perawatan Luka 2.1.1 Pengertian Luka. Luka adalahkerusakan

dibandingkan dengan perawatan kering. Alasan lain yaitu mempercepat

pembentukan growth factor karena growth factor berperan pada proses

penyembuhan luka untuk membentuk stratum corneum dan angiogenesis, dimana

produksi komponen tersebut lebih cepat terbentuk dalam lingkungan yang

lembab. Dan alasan lain yaitu mempercepat terjadinya pembentukan sel aktif,

dimana pada keadaan lembab, invasi netrofil yang diikuti oleh makrofag,

monosit dan limfosit ke daerah luka berfungsi lebih dini.

Pada dasarnya prinsip pemilihan balutan yang akan digunakan untuk

membalut luka harus memenuhi kaidah-kaidah seperti kapasitas balutan untuk

dapat menyerap cairan yang dikeluarkan oleh luka (absorbing), kemampuan

balutan untuk mengangkat jaringan nekrotik dan mengurangi resiko terjadinya

kontaminasi mikroorganisme (non viable tissue removal), meningkatkan

kemampuan rehidrasi luka (wound rehydration), melindungi dari kehilangan

panas tubuh akibat penguapan, dan kemampuan atau potensi sebagai sarana

pengangkut atau pendistribusian antibiotic ke seluruh bagian luka (Hartmann,

1999; Ovington, 1999)

2.3.4 Pemilihan Terapi

Dasar-dasar untuk melakukan pemilihan terapi harus berdasarkan pada

apakah suplai telah tersedia, bagaimana cara memilih terapi yang tepat,

bagaimana dengan keterlibatan pasien untuk memilih, bagaimana dengan

pertimbangan biaya, apakah sesuai dengan SOP yang berlaku dan bagaimana cara

mengevaluasi.

Universita Sumatera Utara

Page 18: repository.usu.ac.id › bitstream › handle › 123456789... · BAB II TINJAUAN TEORITIS 2.1 Perawatan Luka 2.1.1 ...2.1 Perawatan Luka 2.1.1 Pengertian Luka. Luka adalahkerusakan

2.3.5 Jenis-jenis Balutan dan Terapi Alternative Lainnya

Jenis-jenis balutan modern dressing dan terapi alternative yang dapat

digunakan untuk merawat dan melindungi luka adalah :

1) Film Dressing

Bentuk Semi-permeable primary atau secondary dressings, clear polyurethane

yang disertai perekat adhesive, conformable, anti robek atau tergores, tidak

menyerap eksudat, dapat digunakan sebagai bantalan untuk pencegahan luka

dekubitus, pelindung sekitar luka terhadap maserasi, berfungsi sebagai

pembalut luka pada daerah yang sulit, pembalut/penutup pada daerah yang

diberi terapi salep, sebagai pembalut sekunder, transparan, bisa melihat

perkembangan luka, dapat breathable, tidak tembus bakteri dan air, pasien bisa

mandi, memiliki indikasi: luka dengan epitelisasi, low exudate, luka insisi.

Jenis modern dressing ini memiliki kontraindikasi berupa luka terinfeksi,

eksudat banyak. Contoh: Tegaderm, Op-site, Mefilm

2) Hydrocolloid

Memiliki kandungan pectin, gelatin, carboxymethylcellulose dan elastomers.

Memiliki fungsi autolysis untuk mengangkat jaringan nekrotik atau slough.

Bersifat occlusive yaitu hypoxic environment untuk mensupport angiogenesis,

waterproof, digunakan untuk luka dengan eksudat minimal sampai sedang,

dapat menjaga kestabilan kelembaban luka dan sekitar luka, menjaga dari

kontaminasi air dan bakteri, bisa digunakan untuk balutan primer dan balutan

sekunder, dapat diaplikasikan 5 – 7 hari serta memiliki indikasi: luka dengan

Universita Sumatera Utara

Page 19: repository.usu.ac.id › bitstream › handle › 123456789... · BAB II TINJAUAN TEORITIS 2.1 Perawatan Luka 2.1.1 ...2.1 Perawatan Luka 2.1.1 Pengertian Luka. Luka adalahkerusakan

epitelisasi, eksudat minimal dan kontraindikasi: luka yang terinfeksi atau luka

grade III-IV. Contoh: Duoderm extra thin, Hydrocoll, Comfeel

3) Alginate

Terbuat dari rumput laut, membentuk gel diatas permukaan luka, mudah

diangkat dan dibersihkan, bisa menyebabkan nyeri, membantu untuk

mengangkat jaringan mati, tersedia dalam bentuk lembaran dan pita,

kandungan calsium dapat membantu menghentikan perdarahan. Alginate

digunakan pada fase pembersihan luka dalam maupun permukaan, dengan

cairan banyak, maupun terkontaminasi karena dapat mengatur eksudat luka dan

melindungi terhadap kekeringan dengan membentuk gel serta dapat menyerap

luka > 20 kali bobotnya. Bersifat tidak lengket pada luka, tidak sakit saat

mengganti balutan, dapat diaplikasikan selama 7 hari serta memiliki indikasi

dapat dipakai pada luka dengan eksudat sedang sampai dengan berat seperti

luka decubitus, ulkus diabetik, luka operasi, luka bakar deerajat I dan II, luka

donor kulit. Dengan kontraindikasi tidak bisa digunakan pada luka dengan

jaringan nekrotik dan kering. Contoh : Kaltostat, Sorbalgon, Sorbsan

4) Foam Dressings

Digunakan untuk menyerap eksudat luka sedang dan sedikit banyak, tidak

lengket pada luka, menjaga kelembaban luka, menjaga kontaminasi serta

penetrasi bakteri dan air, balutan dapat diganti tanpa adanya trauma atau sakit,

dapat digunakan sebagai balutan primer / sekunder, dapat diaplikasikan 5-7

hari, bersifat non-adherent wound contact layer, tingkat absorbsi yang tinggi,

semi-permeable dengan indikasi pemakaian luka dengan eksudat sedang

Universita Sumatera Utara

Page 20: repository.usu.ac.id › bitstream › handle › 123456789... · BAB II TINJAUAN TEORITIS 2.1 Perawatan Luka 2.1.1 ...2.1 Perawatan Luka 2.1.1 Pengertian Luka. Luka adalahkerusakan

sampai dengan berat. Dressing ini memiliki kontraindikasi tidak bisa

digunakan pada luka dengan eksudat minimal, jaringan nekrotik hitam.

Contoh: Cutinova, Lyofoam, Tielle, Allevyn, Versiva

2.3.6 Implementasi

Dalam melakukan implementasi untuk merawat luka diperlukan beberapa

pertimbangan sesuai dengan keadaan dan kondisi luka yang ada setelah dilakukan

pengkajian terlebih dahulu. Untuk luka dengan eksudat & jaringan nekrotik

(sloughy wound) dipakai dengan tujuan untuk melunakkan dan mengangkat

jaringan mati (slough tissue), sel-sel mati terakumulasi dalam eksudat, berfungsi

untuk merangsang granulasi dengan mengkaji kedalaman luka dan jumlah eksudat

terlebih dahulu. Balutan yang dapat dipakai antara lain: hydrogels, hydrocolloids,

alginates dan hydrofibre dressing.

Untuk luka nekrotik, dipakai bertujuan untuk melunakan dan mengangkat

jaringan nekrotik (eschar), memberikan lingkungan yang kondusif untuk

autolysis. Diperlukan pengkajian kedalaman luka dan jumlah eksudat. Balutan

yang dapat dipakai berupa hydrogels, hydrocolloid dressing.

Pada luka terinfeksi, balutan ini digunakan bertujuan untuk mengurangi

eksudat, bau dan mempercepat penyembuhan luka. Perlu dilakukan identifikasi

tanda-tanda klinis dari infeksi pada luka, kebiasaan wound culture – systemic

antibiotic serta pengontrolan eksudat dan bau. Umumnya balutan diganti tiap hari.

Balutan yang digunakan pada jenis luka ini yaitu hydrogel, hydrofibre, alginate,

metronidazole gel (0,75%), carbon dressings, silver dressing.

Universita Sumatera Utara

Page 21: repository.usu.ac.id › bitstream › handle › 123456789... · BAB II TINJAUAN TEORITIS 2.1 Perawatan Luka 2.1.1 ...2.1 Perawatan Luka 2.1.1 Pengertian Luka. Luka adalahkerusakan

Pada luka granulasi, balutan modern digunakan untuk meningkatkan

proses granulasi, melindungi jaringan yang baru, jaga kelembaban luka,

kedalaman luka dan jumlah eksudat, bersifat moist wound surface – non-adherent

dressing, treatment overgranulasi. Balutan yang umum dipakai yaitu

hydrocolloids, foams, dan alginates. Untuk luka epitelisasi, balutan

digunakan untuk menciptakan lingkungan yang kondusif untuk “re-surfacing”,

dan umumnya balutan tidak terlalu sering diganti. Balutan yang digunakan seperti

transparent films, hydrocolloids.

Selain itu, tidak jarang juga dilakukan metode pemakaian balutan dengan

balutan kombinasi. Dimana balutan tidak hanya dipakai satu jenis modern

dressing saja, tetapi menggabungkan beberapa jenis balutan sesuai dengan

kebutuhan perawatan luka. Adapun balutan kombinasi tersebut adalah

Tabel 2.1 Balutan Kombinasi dalam Perawatan Luka

Tujuan Tindakan

Rehidrasi Hydrogel + film

atau hanya hydrocolloid

Debridement (deslough) Hydrogel + film/foam

Atau hanya hydrocolloid

Atau alginate + film/foam

Atau hydrofibre + film/foam

Manage eksudat sedang

sampai berat

Extra absorbent foam

Atau extra absorbent alginate + foam

Atau hydrofibre + foam

Atau cavity filler plus foam

Universita Sumatera Utara

Page 22: repository.usu.ac.id › bitstream › handle › 123456789... · BAB II TINJAUAN TEORITIS 2.1 Perawatan Luka 2.1.1 ...2.1 Perawatan Luka 2.1.1 Pengertian Luka. Luka adalahkerusakan

2.3.7 Evaluasi dan Monitoring Luka

Dalam mengevaluasi dan memonitoring luka, perlu diperhatikan tentang

dimensi luka seperti ukuran, kedalaman luka, panjang luka, dan lebar luka. Jika

memungkinkan dilakukan juga evaluasi dengan photography untuk dapat

membandingkan perkembangan luka sesudah dan sebelum dilakukan perawatan.

Selain itu, dapat juga menggunakan wound assessment charts, dimana

menggunakan grafik, meningkatkan frekuensi pengkajian pada luka dan

merencanakan perawatan/ tindakan selanjutnya pada luka

2.3.8 Dokumentasi Perawatan Luka

Dokumentasi perawatan luka sangat perlu dilakukan. Tujuannya untuk

mengetahui potential masalah dari luka, dapat memberikan informasi yang

adekuat sehubungan dengan luka, dapat merencanakan perawatan luka selanjutnya

yang akan dilakukan dan dapat mengkaji perkembangan terapi atau masalah lain

yang timbul akibat dari luka. Dokumentasi diharapkan dapat bersifat factual dan

tidak subjektif

2.4 Teori Keperawatan Dorothy E. Orem

2.4.1 Konsep

Model Keperawatan menurut Orem dikenal dengan Model Self Care.

Model Self Care ini memberi pengertian bahwa bentuk pelayanan keperawatan

dipandang dari suatu pelaksanaan kegiatan dapat dilakukan individu dalam

memenuhi kebutuhan dasar dengan tujuan mempertahankan kehidupan,

Universita Sumatera Utara

Page 23: repository.usu.ac.id › bitstream › handle › 123456789... · BAB II TINJAUAN TEORITIS 2.1 Perawatan Luka 2.1.1 ...2.1 Perawatan Luka 2.1.1 Pengertian Luka. Luka adalahkerusakan

kesehatan, kesejahteraan sesuai dengan keadaan sehat dan sakit. Model

keperawatan ini berkembang sejak tahun 1959-2001.

Model Self Care (perawatan diri) ini memiliki keyakinan dan nilai yang

ada dalam keperawatan diantaranya dalam pelaksanaan berdasarkan tindakan atas

keampuan. Self Care didasarkan atas kesengajaan serta dalam pengambilan

keputusan dijadikan sebagai pedoman dalam tindakan. Oleh karena itu, Model

Dorothea Orem ini sudah ditetapkan sebagai model konseptual untuk praktik

keperawatan karena tujuan utama dari model ini adalah sebagai panduan praktis

(Riehl & Roy, 1974) dalam Wagnil, dkk, 1987.

Dalam pemahaman konsep keperawatan khususnya dalam pandangan

mengenai pemenuhan kebutuhan dasar, Orem membagi dalam konsep kebutuhan

dasar yang terdiri dari Air (udara) yaitu berupa pemeliharaan dalam pengambilan

udara, Water (air): pemeliharaan pengambilan dalam air, Food (makanan):

pemeliharaan dalam mengkonsumsi makanan, Elimination (eliminasi):

pemeliharaan kebutuhan proses eliminasi, Rest and Activity (Istirahat dan

kegiatan): keseimbangan antara istirahat dan aktivitas, Solitude and Social

Interaction (kesendirian dan interaksi sosial): pemeliharaan dalam keseimbangan

antara kesendirian dan interaksi sosial, Hazard Prevention (pencegahan risiko):

kebutuhan akan pencegahan risiko pada kehidupan manusia dalam keadaan sehat

dan Promotion of Normality. (Wagnil, dkk, 1987)

Universita Sumatera Utara

Page 24: repository.usu.ac.id › bitstream › handle › 123456789... · BAB II TINJAUAN TEORITIS 2.1 Perawatan Luka 2.1.1 ...2.1 Perawatan Luka 2.1.1 Pengertian Luka. Luka adalahkerusakan

2.4.2 Teori Keperawatan

Pandangan teori Orem dalam tatanan pelayanan keperawatan ditujukan

kepada kebutuhan individu dalam melakukan tindakan keperawatan mandiri serta

mengatur dalam kebutuhannya. Dalam konsep praktik keperwatan Orem

mengembangkan tiga bentuk teori Self Care, di antaranya:

1. Perawatan Diri Sendiri (Self Care

Teori Self Care meliputi:

)

a. Self Care: merupakan aktivitas dan inisiatif dari individu serta dilaksananakan

oleh individu itu sendiri dalam memenuhi serta mempertahankan kehidupan,

kesehatan serta kesejahteraan.

b. Self Care Agency: merupakan suatu kemampuan individu dalam melakukan

perawatan diri sendiri, yang dapat dipengaruhi oeh usia, perkembangan,

sosiokultural, kesehatan dan lain-lain.

c. Theurapetic Self Care Demand: tuntutan atau permintaan dalam perawatan diri

sendiri yang merupakan tindakan mandiri yang dilakukan dalam waktu tertentu

untuk perawatan diri sendiri dengan menggunakan metode dan alat dalam

tindakan yang tepat.

d. Self Care Requisites: kebutuhan self care merupakan suatu tindakan yang

ditujukan pada penyediaan dan perawatan diri sendiri yang bersifat universal

dan berhubungan dengan proses kehidupan manusia serta dalam upaya

mempertahankan fungsi tubuh. Self Care Requisites terdiri dari beberapa jenis,

yaitu: Universal Self Care Requisites (kebutuhan universal manusia yang

merupakan kebutuhan dasar), Developmental Self Care Requisites (kebutuhan

Universita Sumatera Utara

Page 25: repository.usu.ac.id › bitstream › handle › 123456789... · BAB II TINJAUAN TEORITIS 2.1 Perawatan Luka 2.1.1 ...2.1 Perawatan Luka 2.1.1 Pengertian Luka. Luka adalahkerusakan

yang berhubungan perkembangan indvidu) dan Health Deviation Requisites

(kebutuhan yang timbul sebagai hasil dari kondisi pasien).

2.

Self Care Defisit merupakan bagian penting dalam perawatan secara umum di

mana segala perencanaan keperawatan diberikan pada saat perawatan

dibutuhkan. Keperawatan dibutuhkan seseorang pada saat tidak mampu atau

terbatas untuk melakukan self care secara terus menerus. Self care defisit dapat

diterapkan pada anak yang belum dewasa, atau kebutuhan yang melebihi

kemampuan serta terdapat perkiraan penurunan kemampuan dalam perawatan

dan tuntutan dalam peningkatan self care, baik secara kualitas maupun

kuantitas. Dalam pemenuhan perawatan diri sendiri serta membantu dalam

proses penyelesaian masalah, Orem memiliki metode untuk proses tersebut

diantaranya bertindak atau berbuat untuk orang lain, sebagai pembimbing

orang lain, memberi support, meningkatkan pengembangan lingkungan untuk

pengembangan pribadi serta mengajarkan atau mendidik pada orang lain.

Self Care Deficit

3.

Teori Sistem Keperawatan merupakan teori yang menguraikan secara

jelas bagaimana kebutuhan perawatan diri pasien terpenuhi oleh perawat atau

pasien sendiri. Dalam pandangan sistem ini, Orem memberikan identifikasi dalam

sistem pelayanan keperawatan diantaranya:

Teori Sistem Keperawatan

a. Sistem Bantuan Secara Penuh (Wholly Copensatory System). Merupakan suatu

tindakan keperawatan dengan memberikan bantuan secara penuh pada pasien

dikarenakan ketidakmampuan pasien dalam memenuhi tindakan perawatan

Universita Sumatera Utara

Page 26: repository.usu.ac.id › bitstream › handle › 123456789... · BAB II TINJAUAN TEORITIS 2.1 Perawatan Luka 2.1.1 ...2.1 Perawatan Luka 2.1.1 Pengertian Luka. Luka adalahkerusakan

secara mandiri yang memerlukan bantuan dalam pergerakan, pengontrolan,

dan ambulansi serta adanya manipulasi gerakan.

Kriteria yang termasuk dalam perawatan luka ini adalah luka yang luas,

kedalaman di atas 2 cm, luka nekrotik, memiliki pus, berbau, kemungkinan

mengganggu mobilitas fisik.

b. Sistem Bantuan Sebagian (Partially Compensatory System). Merupakan sistem

dalam pemberian perawatan diri sendiri secara sebagian saja dan ditujukan

kepada pasien yang memerlukan bantuan secara minimal. Contoh: perawatan

pada pasien post operasi abdomen di mana pasien tidak memiliki kemampuan

untuk melakukan perawatan luka.

Kriteria dari sistem ini adalah luka yang tidak terlalu luas, kedalaman luka di

bawah 2 cm, tidak ada nekrotik, terlihat jaringan yang mulai tumbuh (merah),

pasien dapat bekerja sama dalam mengganti balutan luka.

c. Sistem Supportif dan Edukatif. Merupakan sistem bantuan yang diberikan pada

pasien yang membutuhkan dukungan pendidikan dengan harapan pasien

mampu memerlukan perawatan secara mandiri. Sistem ini dilakukan agara

pasien mampu melakukan tindakan keperawatan setelah dilakukan

pembelajaran.

Kriteria sistem ini adalah luka sudah menunjukkan proses penyembuhan luka

di atas 50%, tidak memiliki pus, mobilitas fisik tidak terganggu, jaringan

nekrotik tidak ada, sudah dapat mengganti balutan mandiri.

Universita Sumatera Utara

Page 27: repository.usu.ac.id › bitstream › handle › 123456789... · BAB II TINJAUAN TEORITIS 2.1 Perawatan Luka 2.1.1 ...2.1 Perawatan Luka 2.1.1 Pengertian Luka. Luka adalahkerusakan

2.5 Kerangka Penelitian

Kerangka konseptual sangat dibutuhkan sebagai bahan dasar untuk berfikir

apa yang akan dilakukan dalam penelitian. Kerangka konseptual yang disusun

oleh peneliti antara lain :

Skema 2.1 Kerangka Konseptual

Kepuasan Pasien Diabetes yang mengalami luka di kaki

Aplikasi Modern Dressing pada Pasien luka diabetes

Universita Sumatera Utara