15
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 1. Posyandu 1.1. Pengertian Posyandu Posyandu merupakan salah satu bentuk Upaya Kesehatan Bersumber Daya Masyarakat (UKBM) yang dikelola dan diselenggarakan dari, oleh, untuk dan bersama masyarakat dalam penyelenggaraan pembangunan kesehatan, guna memberdayakan masyarakat dan memberikan kemudahan kepada masyarakat dalam memperoleh pelayanan kesehatan dasar untuk mempercepat penurunan angka kematian ibu dan bayi (Depkes, 2011). Posyandu merupakan suatu forum komunikasi, alih teknologi dan pelayanan kesehatan masyarakat oleh dan untuk masyarakat yang mempunyai nilai strategis dalam mengembangkan sumber daya manusia sejak dini. Posyandu merupakan pusat kegiatan masyarakat dalam upaya pelayanan kesehatan dan keluarga berencana (Meilani, 2009). Pengintegrasian layanan sosial dasar di Posyandu adalah suatu upaya mensinergikan berbagai layanan yang dibutuhkan masyarakat meliputi perbaikan kesehatan dan gizi, pendidikan dan perkembangan anak, peningkatan ekonomi keluarga, ketahanan pangan keluarga dan kesejahteraan sosial. UKBM adalah wahana pemberdayaan masyarakat, yang dibentuk atas dasar kebutuhan masyarakat, dikelola oleh, dari, untuk dan bersama masyarakat, dengan bimbingan dari petugas Puskesmas, intas sektor dan lembaga terkait lainnya (Depkes, 2011). Universitas Sumatera Utara

repository.usu.ac.id › bitstream › handle › 123456789... · BAB II TINJAUAN PUSTAKA 1. Posyandu 1.1. Pengertian Posyandukegiatan posyandu dapat dilaksanakan di pos pelayanan

  • Upload
    others

  • View
    5

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: repository.usu.ac.id › bitstream › handle › 123456789... · BAB II TINJAUAN PUSTAKA 1. Posyandu 1.1. Pengertian Posyandukegiatan posyandu dapat dilaksanakan di pos pelayanan

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

1. Posyandu

1.1. Pengertian Posyandu

Posyandu merupakan salah satu bentuk Upaya Kesehatan

Bersumber Daya Masyarakat (UKBM) yang dikelola dan

diselenggarakan dari, oleh, untuk dan bersama masyarakat dalam

penyelenggaraan pembangunan kesehatan, guna memberdayakan

masyarakat dan memberikan kemudahan kepada masyarakat dalam

memperoleh pelayanan kesehatan dasar untuk mempercepat penurunan

angka kematian ibu dan bayi (Depkes, 2011).

Posyandu merupakan suatu forum komunikasi, alih teknologi dan

pelayanan kesehatan masyarakat oleh dan untuk masyarakat yang

mempunyai nilai strategis dalam mengembangkan sumber daya manusia

sejak dini. Posyandu merupakan pusat kegiatan masyarakat dalam upaya

pelayanan kesehatan dan keluarga berencana (Meilani, 2009).

Pengintegrasian layanan sosial dasar di Posyandu adalah suatu

upaya mensinergikan berbagai layanan yang dibutuhkan masyarakat

meliputi perbaikan kesehatan dan gizi, pendidikan dan perkembangan

anak, peningkatan ekonomi keluarga, ketahanan pangan keluarga dan

kesejahteraan sosial. UKBM adalah wahana pemberdayaan masyarakat,

yang dibentuk atas dasar kebutuhan masyarakat, dikelola oleh, dari, untuk

dan bersama masyarakat, dengan bimbingan dari petugas Puskesmas,

intas sektor dan lembaga terkait lainnya (Depkes, 2011).

Universitas Sumatera Utara

Page 2: repository.usu.ac.id › bitstream › handle › 123456789... · BAB II TINJAUAN PUSTAKA 1. Posyandu 1.1. Pengertian Posyandukegiatan posyandu dapat dilaksanakan di pos pelayanan

Menurut Hartono (2009), Posyandu merupakan unit pelayanan

kesehatan di lapangan yang di selenggarakan oleh masyarakat untuk

masyarakat dengan dukungan teknis Puskesmas, Departemen Agama,

Departemen Pertanian dan BKKBN. Posyandu melaksanakan lima

program kesehatan dasar yakni: keluarga berencana, kesehatan ibu, dan

anak, gizi, imunisasi, dan penanggulangan diare. Sasaran utama yaitu

menurunkan angka kematian bayi dan ibu memperbaiki status kesehatan

dan gizi balita, serta ibu hamil dan menyusui.

1.2. Tujuan Posyandu

Sasaran utama pelayanan Posyandu adalah kelompok-kelompok

rentan yakni ibu hamil, ibu menyusui bayi dan balita. Oleh sebab itu

pelayanan Posyandu mencakup pelayanan-pelayanan: kesehatan ibu dan

anak, imunisasi, gizi, penanggulangan diare, dan keluarga berencana.

Tujuan dikembangkan Posyandu sejalan dengan tujuan pembangunan

kesehatan (Depkes, 2009).

Menurut Sulistyorini (2011) tujuan penyelenggaraan Posyandu

adalah sebagai berikut: a) Menurunkan Angka Kematian Bayi (AKB),

Angka Kematian Ibu (ibu hamil, melahirkan, dan nifas). AKI dsn AKB

masih cukup tinggi meskipun dari tahun ketahun sudah dapat diturunkan,

b) Membudayakan NKKBS (Norma Keluarga Kecil Bahagia Sejahtera),

c) Meningkatkan peran serta dan kemampuan masyarakat untu

mengembangkan kegiatan kesehatan dan Keluarga Berenacana (KB) serta

kegiatan lainnya yang menunjang untuk tercapainya masyarakat sehat

sejahtera, d) Posyandu berfungsi sebagai Wahana Gerakan Reproduksi

Keluarga Sejahtera, Gerakan Ketahanan Keluarga dan Gerakan Ekonomi

Universitas Sumatera Utara

Page 3: repository.usu.ac.id › bitstream › handle › 123456789... · BAB II TINJAUAN PUSTAKA 1. Posyandu 1.1. Pengertian Posyandukegiatan posyandu dapat dilaksanakan di pos pelayanan

Keluarga Sejahtera, e) Menghimpun potensi masyarakat untuk berperan

serta secara aktif meningkatkan kesejahteraan ibu, bayi, dan balita dan

keluarga serta mempercepat penurunan angka kematian ibu, bayi dan

balita

1.3. Manfaat Posyandu

1.3.1. Bagi Masyarakat

Menurut Karwati, Pujiati, dan Mujiwati (2011) manfaat

posyandu bagi masyarakat adalah: 1) Memperoleh kemudahan

untuk mendapatkan informasi dan pelayanan kesehatan bagi anak

balita dan ibu, 2) Pertumbuhan anak balita terpantau sehingga tidak

menderita gizi kurang atau gizi buruk, 3) Bayi dan balita

mendapatkan kapsul vitamin A, 4) Ibu hamil terpantau berat

badannya dan memperoleh tablet tambah darah serta imunisasi

tetanus toxoid (TT), 5) Ibu nifas memperoleh kapsul vitamin A dan

tablet tambah darah, 6) memperoleh penyuluhan kesehatan yang

berkaitan tentang kesehatan ibu dan anak, 7) apabila mendapat

kelainan pada anak balita, ibu hamil, ibu nifas menyusuidapat

segera diketahui dan dirujuk ke puskesmas, 8) dapat berbagi

pengetahuan dan pengalaman tentang ibu dan anak balita.

1.3.2. Bagi Kader

Karwati, Pujiati, dan Mujiwati (2011) mengidentifikasi

manfaat Posyandu bagi kader antara lain: 1) Mendapatkan berbagai

informasi kesehatan lebih dahulu dan lebih lengkap, 2) Ikut

berperan secara nyata dalam perkembangan tumbuh kembang anak

balita dan kesehatan ibu, 3) Citra diri meningkat di mata masyarakai

Universitas Sumatera Utara

Page 4: repository.usu.ac.id › bitstream › handle › 123456789... · BAB II TINJAUAN PUSTAKA 1. Posyandu 1.1. Pengertian Posyandukegiatan posyandu dapat dilaksanakan di pos pelayanan

sebagai orang yang terpercaya dalam bidang kesehatan, 4) Menjadi

panutan karena telah mengabdi demi pertumbuhan anak dan

kesehatan ibu.

1.3.3. Bagi Puskesmas

Menurut Meilani, Setiyawati, Estiwidani, dan Sumarah (2009)

manfaat posyandu bagi puskesmas adalah: 1) Optimalisasi fungsi

Puskesmas sebagai pusat penggerak pembangunan berwawasan

kesehatan, pusat pemberdayaan masyarakat, pusat pelayanan

kesehatan strata pertama, 2) dapat lebih spesifik membantu

masyarakat dalam pemecahan masalah kesehatan sesuai kondisi

setempat, 3) Meningkatkan efesiensi waktu, tenaga, dan dana

melalui pemberian pelayanan terpadu.

1.3.4. Bagi Sektor lain

Meilani, Setiyawati, Estiwidani, dan Sumarah (2009) manfaat

posyandu bagi sector lain adalah:

a. Dapat lebih spesifik membantu masyarakat dalam pemecahan

masalah sektor terkait, utamanya yang terkait dengan upaya

penurunan AKI dan AKB sesuai kondisi setempat.

b.Meningkatkan efesiensi melalui pemberian pelayanan secara

terpadu sesuai dengan tugas pokok dan fungsi masing-masing

sektor.

1.4. Kegiatan Posyandu

Menurut Depkes RI (2011), kegiatan Posyandu terdiri dari kegiatan

utama dan kegiatan pengembangan atau pilihan. Secara rinci kegiatan

utama Posyandu adalah sebagai berikut:

Universitas Sumatera Utara

Page 5: repository.usu.ac.id › bitstream › handle › 123456789... · BAB II TINJAUAN PUSTAKA 1. Posyandu 1.1. Pengertian Posyandukegiatan posyandu dapat dilaksanakan di pos pelayanan

1.4.1. Kesehatan Ibu dan Anak (KIA)

a. Ibu Hamil

Pelayanan yang diselenggarakan untuk ibu hamil mencakup:

1) Penimbangan berat badan dan pengukuran tinggi badan,

pengukuran tekanan darah, pemantauan nilai status gizi

(pengukuran lingkar lengan atas), pemberian tablet besi,

pemberian imunisasi Tetanus Toksoid, pemeriksaan tinggi fundus

uteri, temu wicara (konseling) termasuk Perencanaan Persalinan

dan Pencegahan Komplikasi (P4K) serta KB pasca pesalinan yang

dilakukan oleh tenaga kesehatan dibantu oleh kader. Apabila

ditemukan kelainan, segera dirujuk ke Puskesmas.

2) Untuk lebih meningkatkan kesehatan ibu hamil, perlu

diselenggarakan Kelas Ibu Hamil pada setiap hari buka Posyandu

atau pada hari lain sesuai dengan kesepakatan. Kegiatan Kelas Ibu

Hamil antara lain sebagai berikut: a) Penyuluhan: tanda bahaya

pada ibu hamil, persiapan persalinan, persiapan menyusui, KB

dan gizi, b) Perawatan payudara dan pemberian ASI, c) peragaan

pola makan ibu hamil, d) Peragaan perawatan bayi baru lahir, dan

d) senam hamil.

1.4.2. Ibu Nifas dan Menyusui

Pelayanan yang diselenggarakan untuk ibu nifas dan menyusui

mencakup: a) Penyuluhan/konseling kesehatan, KB pasca

persalinan, Inisiasi Menyusui Dini (IMD) dan ASI eksklusif dan

gizi, b) Pemberian 2 kapsul vitamin A warna merah 200.000 SI (1

kapsul segera setelah melahirkan dan 1 kapsul lagi 24 jam setelah

Universitas Sumatera Utara

Page 6: repository.usu.ac.id › bitstream › handle › 123456789... · BAB II TINJAUAN PUSTAKA 1. Posyandu 1.1. Pengertian Posyandukegiatan posyandu dapat dilaksanakan di pos pelayanan

pemberian kapsul pertama), c) Perawatan payudara, d) Dilakukan

pemeriksaan kesehatan umum, pemeriksaan payudara, pemeriksaan

tinggi fundus uteri (rahim) dan pemeriksaan lochia oleh petugas

pemeriksaan payudara, pemeriksaan tinggi fundus uteri (rahim) dan

pemeriksaan lochia oleh petugas kesehatan. Apabila ditemukan

kelainan, segera dirujuk ke Puskesmas.

1.4.3. Keluarga Berencana (KB)

Pelayanan KB di Posyandu yang dapat diberikan oleh kader

adalah pemberian kondom dan pemberian pil ulangan. Jika ada

tenaga kesehatan Puskesmas dapat dilakukan pelayanan suntikan

KB dan konseling KB. Apabila tersedia ruangan dan peralatan

yang menunjang serta tenaga yang terlatih dapat dilakukan

pemasangan IUD dan implant (Depkes RI, 2011).

1.4.4. Imunisasi

Pelayanan imunisasi di Posyandu hanya dilaksanakan oleh

petugas Puskesmas. Jenis imunisasi yang diberikan disesuaikan

dengan program terhadap bayi dan ibu hamil (Depkes RI, 2011).

Menurut Syarifuddin, Theresia, dan Jomima (2009), survey

epidemiologi untuk menemukan kasus penyakit menular sedini

mungkin, imunisasi untuk memberikan perlindungan kepada

kelompok-kelompok masyarakat sehingga dapat mencegah terjadi

penularan penyakit seperti TBC, tetanus, dufteri, batuk rejan

(pertusis), folio nyelitis, campak dan hepatitis B

1.4.5. Pelayanan gizi di Posyandu dilakukan oleh kader

Universitas Sumatera Utara

Page 7: repository.usu.ac.id › bitstream › handle › 123456789... · BAB II TINJAUAN PUSTAKA 1. Posyandu 1.1. Pengertian Posyandukegiatan posyandu dapat dilaksanakan di pos pelayanan

Jenis pelayanan yang diberikan meliputi penimbangan berat

badan, deteksi dini gangguan pertumbuhan, penyuluhan dan

konseling gizi, pemberian makanan tambahan (PMT) lokal,

suplementasi vitamin A dan tablet Fe. Apabila ditemukan ibu

hamil Kurang Energi Kronis (KEK), balita yang berat badannya

tidak naik 2 kali berturut-turut atau berada di bawah garis merah

(BGM), kader wajib segera melakukan rujukan ke Puskesmas atau

Poskesdes.

1.4.6. Pencegahan dan Penanggulangan Diare

Pencegahan diare di Posyandu dilakukan dengan penyuluhan

Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS). Penanggulangan diare

di Posyandu dilakukan melalui pemberian oralit. Apabila

diperlukan penanganan lebih lanjut akan diberikan obat Zinc oleh

petugas kesehatan.

Menurut Meilani, (2011), pada saat dikenal beberapa kegiatan tambahan

Posyandu yang telah diselenggarakan antara lain: 1) Bina Keluarga Balita

(BKB), 2) Kelompok peminat Kesehatan Ibu dan Anak (KP-KIA), 3)

Penemuan dini dan pengamatan penyakit potensial Kejadian Luar Biasa

(KLB), misalnya ISPA, demam berdarah, gizi buruk, polio, campak, difteri,

pertusis, tetanus neonatorum, 4) Pengembangan Anak Usia Dini (PAUD), 5)

Usaha Kesehatan Gigi Masyarakat Desa (UKGMD), 6) Penyediaan air bersih

dan penyehatan lingkungan pemukiman (PAP-PLP), 7) Program diversifikasi

tanaman pangan dan pemanfaatan pekarangan melalui Tanaman Obat Keluarga

(TOGA), 8) desa siaga, 9) Pos Malaria desa (Polmades), 10) Kegiatan

Ekonomi produktif, seperti Usaha Peningkatan Pendapatan Keluarga (UP2K),

Universitas Sumatera Utara

Page 8: repository.usu.ac.id › bitstream › handle › 123456789... · BAB II TINJAUAN PUSTAKA 1. Posyandu 1.1. Pengertian Posyandukegiatan posyandu dapat dilaksanakan di pos pelayanan

usaha simpan pinjam, 11) Tabungan Ibu Bersalin (Tabulin), Tabungan

Masyarakat (Tabumas).

1.5. Pelaksanaan Posyandu

Menurut Syarifuddin, Theresia, dan Jomima (2011),

penyelenggaraan dilakukan oleh kader yang terlatih dibidang kesehatan,

berasal dari PKK, tokoh masyarakat, pemuda dan lain-lain dengan

bimbingan tim pembina PKMD tingkat kecamatan. Posyandu

direncanakan dan dikembangkan oleh kader bersama KKL LKMD

(Kelompok Kerja LKMD di tingkat kedukuhan) dengan bimbangan tim

LKMD tingkat kecamatan.

Posyandu sebaiknya berada pada tempat yang mudah didatangi

oleh masyarakat ditentukan oleh masyarakat sendiri, dengan demikian

kegiatan posyandu dapat dilaksanakan di pos pelayanan yang telah ada,

rumah penduduk, kepala dusun, tempat pertemuan RT/RW atau tempat

khusus yang dibangun masyarakat (Syarifuddid, Theresia, dan Jomima,

2011).

Menurut Syarifuddin, Theresia dan Jomima (2011)

penyelenggaraan dilakukan dengan “ sistem lima meja” yang dapat

diajabarkan sebagai berikut:

a. Meja I : Meja pendaftaran + penyuluhan kelompok: 1) Mendaftar

balita, ibu hamil, ibu menyusui, 2) Setiap pengunjung yang datang ke

Posyandu didaftarkan oleh kader sendiri, 3) Para pegunjung secara

berkelompok lebih kurang 10-15 pengunjung diberikan penjelasan

secara bertahap, tidak perlu menunggu berkumpulnya seluruh

pengunjung, 4) Penyuluhan kelompok diutamakan oleh kader sendiri

Universitas Sumatera Utara

Page 9: repository.usu.ac.id › bitstream › handle › 123456789... · BAB II TINJAUAN PUSTAKA 1. Posyandu 1.1. Pengertian Posyandukegiatan posyandu dapat dilaksanakan di pos pelayanan

secara tepat dan benar dengan bimbingan petugas Puskesmas, 6)

Sewaktu-waktu penyuluhan juga oleh petugas kesehatan dan petuhas

lintas sektor (misal dari pertanian, BKKBN, Dikmas, dan lain-lain), 7)

Materi penyuluhan: tentang “Yandu” dan Topik yang sangat relevan

pada waktu itu, 8) Disesuaikan dengan alat peraga, 7) Pada waktu

menunggu dilanjutkan kreatifitas dan inisiatif kader untuk

menyelenggarakan/ menyediakan alat permainan edukati (APE) dan

lebih baik lagi kalau buatan kader sendiri misalnya balok-balok

mainan dari tanah liat dan sebagainya, 8) APE berguna untuk

meningkatkan keterampilan alat-alat permainan secara sederhana,

misalnya ayunan dari ban bekas dan lain-lain. Hal ini menarik anak

agar senang datang ke Posyandu, begitu pula orang tuanya.

b. Meja II: Meja penimbangan terdiri dari: 1) Menimbang balita, 2)

Penimbangan dilakukan oleh kader, 3) Penimbangan dilakukan bagi

bayi dan balita dilaksanakan sebulan sekali, 4) Ada juga posyandu

yang menambah kegiatan di meja II: penimbangan untuk ibu hamil, 5)

Alat timbangan diusahakan oleh kader sendiri atau berupa bantuan, 6)

Alat timbangan yang perlu ditingkatkan adalah: tempat duduk

timbangan yang nyaman dan cukup untuk memenuhi syarat etis dan

sebagainya, 7) Hasil penimbangan dicatat dan dibawa ke meja III.

c. Meja III: meja pencatatan terdiri dari: 1) Mencatat hasil penimbangan,

2) Pencatatan oleh kader : dengan bimbingan petugas Puskesmas, 3)

Semua hasil penimbangan, hasil imunisasi penyakit yang diderita,

pemberian kapsul vitamin A dosis tinggi, dan lain-lain dicatat dalam

Universitas Sumatera Utara

Page 10: repository.usu.ac.id › bitstream › handle › 123456789... · BAB II TINJAUAN PUSTAKA 1. Posyandu 1.1. Pengertian Posyandukegiatan posyandu dapat dilaksanakan di pos pelayanan

KMS (Kartu Menuju Sehat), 4) Selain itu ada : buku-buku bantu (buku

register, dan lain-lain buku catatan).

d. Meja IV: meja penyuluhan dan penerangan terdiri dari: 1) Menyuluh

ibu berdasar hasil penimbangan anaknya, 2) Memberikan pelayanan

gizi kepada ibu balita, serta ibu hamil, 4) Penyuluhan yang dilakukan

kader, tergantung dari jenis kasus individu: 1) Mengenai balita

berdasarkan hasil penimbangan berat badannya naik/tidak naik, diikuti

dengan pemberian makanan tambahan (PMT), oralit, dan vitamin A

dosis tinggi, 2) Terhadap ibu hamil diberikan tablet besi, ibu hamil

resiko tinggi dirujuk kepada petugas Puskesmas, 3) Terhadap

Pasangan Usia Subur (PUS) agar menjadi peserta KB lestari diikut i

dengan pemberian kondom, pil ulangan atau tablet biasa.

e. Meja V : meja pelayanan terdiri dari: 1) Pelayanan oleh tenaga

profesional, meliputi pelayanan KIA, KB, Imunisasi, dan pengobatan

pelayanan lain sesuai dengan kebutuhan, 2) Di meja V diberikan

pelayanan yang sifatnya profesional yang tidak dapat dilakukan kader,

3) Rujukan kasus dari kader dirujuk di meja V tersebut, 4) Intertie IUD

diberikan bila tempatnya memenuhi syarat.

1.6. Tingkat Perkembangan Posyandu

Menurut Depkes RI (2011), perkembangan masing-masing

Posyandu tidak sama. Dengan demikian, pembinaan yang dilakukan

untuk masing-masing Posyandu juga berbeda. Untuk mengetahui tingkat

perkembangan Posyandu, telah dikembangkan metode dan alat telaahan

perkembangan Posyandu, yang dikenal dengan nama Telaah Kemandirian

Posyandu. Tujuan telaahan adalah untuk mengetahui tingkat

Universitas Sumatera Utara

Page 11: repository.usu.ac.id › bitstream › handle › 123456789... · BAB II TINJAUAN PUSTAKA 1. Posyandu 1.1. Pengertian Posyandukegiatan posyandu dapat dilaksanakan di pos pelayanan

perkembangan Posyandu yang secara umum dibedakan atas 4 tingkat

sebagai berikut:

1.6.1. Posyandu Pratama

Posyandu Pratama adalah Posyandu yang belum mantap, yang

ditandai oleh kegiatan bulanan Posyandu belum terlaksana secara

rutin serta jumlah kader sangat terbatas yakni kurang dari 5 (lima)

orang. Penyebab tidak terlaksananya kegiatan rutin bulanan

Posyandu, di samping karena jumlah kader yang terbatas, dapat

pula karena belum siapnya masyarakat. Intervensi yang dapat

dilakukan untuk perbaikan peringkat adalah memotivasi

masyarakat serta menambah jumlah kader.

1.6.2. Posyandu Madya

Posyandu Madya adalah Posyandu yang sudah dapat melaksanakan

kegiatan lebih dari 8 kali per tahun, dengan rata-rata jumlah kader

sebanyak lima orang atau lebih, tetapi cakupan kelima kegiatan

utamanya masih rendah, yaitu kurang dari 50%. Intervensi yang

dapat dilakukan untuk perbaikan peringkat adalah meningkatkan

cakupan dengan mengikutsertakan tokoh masyarakat sebagai

motivator serta lebih menggiatkan kader dalam mengelola kegiatan

Posyandu.

1.6.3. Posyandu Purnama

Posyandu Purnama adalah Posyandu yang sudah dapat

melaksanakan kegiatan lebih dari 8 kali per tahun, dengan rata-rata

jumlah kader sebanyak lima orang atau lebih, cakupan kelima

kegiatan utamanya lebih dari 50%, mampu menyelenggarakan

Universitas Sumatera Utara

Page 12: repository.usu.ac.id › bitstream › handle › 123456789... · BAB II TINJAUAN PUSTAKA 1. Posyandu 1.1. Pengertian Posyandukegiatan posyandu dapat dilaksanakan di pos pelayanan

program tambahan, serta telah memperoleh sumber pembiayaan

dari dana sehat yang dikelola oleh masyarakat yang pesertanya

masih terbatas yakni kurang dari 50% KK di wilayah kerja

Posyandu. Intervensi yang dapat dilakukan untuk perbaikan

peringkat antara lain: a) Sosialisasi program dana sehat yang

bertujuan untuk memantapkan pemahaman masyarakat tentang

dana sehat, b) pelatihan dana sehat, agar di desa tersebut dapat

tumbuh dana sehat yang kuat, dengan cakupan anggota lebih dari

50% KK. Peserta pelatihan adalah para tokoh masyarakat, terutama

pengurus dana sehat desa/kelurahan, serta untuk kepentingan

Posyandu mengikutsertakan pula pengurus Posyandu.

1.6.4. Posyandu Mandiri

Posyandu Mandiri adalah Posyandu yang sudah dapat

melaksanakan kegiatan lebih dari 8 kali per tahu, dengan rata-rata

jumlah kader sebanyak lima orang ataulebih, cakupan kelima

kegiatan utamanya lebih dari 50%, mampu menyelenggarakan

program tambahan, serta telah memperoleh sumber pembiayaan

dari dana sehatyang dikelola oleh masyarakat yang pesertanya

lebih dari50% KK yang bertempat tinggal di wilayah kerja

Posyandu. Intervensi yang dilakukan bersifat pembinaan termasuk

pembinaan program dana sehat, sehingga terjamin

kesinambungannya. Selain itu dapat dilakukan intervensi

memperbanyak macam program tambahan sesuai dengan masalah

dan kemampuan masing-masing

Universitas Sumatera Utara

Page 13: repository.usu.ac.id › bitstream › handle › 123456789... · BAB II TINJAUAN PUSTAKA 1. Posyandu 1.1. Pengertian Posyandukegiatan posyandu dapat dilaksanakan di pos pelayanan

2. Faktor-faktor yang mempengaruhi Pelaksanaan posyandu

Menurut Suwandono (2006 dalam Maqbul, 2007), faktor-faktor yang

menyebabkan ketidakaktifan Posyandu ada faktor dari dalam maupun dari

luar Posyandu. Faktor yang berasal dari luar posyandu antaranya tingkat

pendidikan masyarakat sekitar, keadaan sosial, dan ekonomi masyarakat

sekitar serta jumlah balita di daerah sekitar. Sedangkan faktor yang berasal

dari dalam Posyandu itu sendiri diantaranya kader, dana, dan sarana prasara.

2.1. Kader

Kendala-kendala yang dapat menganggu pelaksanaan Posyandu

karena faktor kader adalah: a) kurangnya kader, b) banyak terjadi angka

putus (drop-out) kader, c) Kepasifan dari pengurus Posyandu karena

belum adanya pembentukan atau resuffle pengurus baru dari kegiatan

tersebut, d) Keterampilan pengisian Kartu Menuju Sehat (KMS), e)

sistem pencatatan buku register tidak lengkap atau kurang lengkap, f)

kader Posyandu sering berganti-ganti tanpa diikuti dengan pelatihan atau

training sehingga kemampuan teknis gizi para kader yang aktif tidak

memadai. Hal ini mengakibatkan kegiatan pemantauan pertumbuhan

balita tidak dapat dilakukan secara optimal sehingga upaya pencegahan

timbulnya kasus gizi kurang dan buruk menjadi kurang efektif, g)

Kemampuan kader posyandu dalam melaksanakan konseling dan

penyuluhan gizi menjadi macet. Akhirnya balita yang datang hanya

ditimbang, dicatat/dituliskan hasil penimbangannya di KMS atau buku

KIA tanpa dimaknakan kemudian mengambil jatah PMT dan pulang.

Balita yang sudah selesai mendapatkan imunisasi lengkap tidak mau

Universitas Sumatera Utara

Page 14: repository.usu.ac.id › bitstream › handle › 123456789... · BAB II TINJAUAN PUSTAKA 1. Posyandu 1.1. Pengertian Posyandukegiatan posyandu dapat dilaksanakan di pos pelayanan

datang lagi ke Posyandu, karena merasa tidak memperoleh manfaat apa-

apa.

2.2. Ketersediaan Dana

Dana pelaksanaan Posyandu berasal dari swadaya masyarakat

melalui gotong royong dengan kegiatan himpitan beras dan hasil potensi

desa lainnya serta sumbangan dari donatur yang tidak mengikat yang

dihimpin melalui kegiatan dana sehat (Depkes, 2011).

Menurut Sulistyorini, Pebriyanti, dan Proverawati (2010),

Ketersediaan dana yang dapat menjadi kendala pelaksanaan Posyandu

adalah: 1) Pelaksanaan kegiatan posyandu tidak didukung dengan

anggraan rutin, 2) Dana operasional sangat menurun, sehingga posyandu

menjadi tersendat kondisi ini terkait dengan:

a. Otonomi tidak selalu menjamin Posyandu sebagai hal yang penting

dalam pembangunan kesehatan sehingga tidak dijadikan perioritas,

baik dari segi danan maupun pengembangannya.

b. Pemerintah Kabupaten / Kota tidak memiliki dana yang cikup untuk

mengembangkan dana dan melestarikan Posyandu

c. Kemampuan ekonomi masyarakat semakin menurun sejak terjadinya

krisis ekonomi tahun 1997, sehingga kemandirian masyarakat dalam

mempertahankan dan melestarikan Posyandu menjadi sangat kurang

Dana yang digunakan Puskesmas untuk kegiatan posyandu sangat

minim sekali dari informasi kepala Puskesmas sebagaian besar

mengatakan bahwa satu-satunya dana yang ada di Puskesmas untuk

kegiatan Posyandu berasal dari dana PKPS BBM. Puskesmas tidak

mimiliki dana operasional yang berasal dari APBD dan APBN.

Universitas Sumatera Utara

Page 15: repository.usu.ac.id › bitstream › handle › 123456789... · BAB II TINJAUAN PUSTAKA 1. Posyandu 1.1. Pengertian Posyandukegiatan posyandu dapat dilaksanakan di pos pelayanan

Anggaran yang diberikan untuk masalah kesehatan seharusnya

memadai buka hanya untuk mengadakan tenaga kesehatan di

Puskesmas tetapi juga untuk program-program kesehatan.

2.3. Sarana dan prasarana

Sarana prasarana merupakan alat yang digunakan untuk menunjang

kegiatan Posyandu. Sehingga sarana dan prasarana merupakan faktor

yang sangat berpengaruh terhadap kegiatan Posyandu. Kendala-

kendalanya adalah: a) Tempat pelaksanaan Posyandu kurang

representatif (dikantor kelurahan, polindes, atau gedung PKK), sehingga

tidak memungkinkan menyediakan tempat bermain bagi balita, b)

ketepatan jam buka posyandu, c) kebersihan tempat pelaksanaan

posyandu, d) kurang kelengakapan untuk pelaksanaan KIE seperti buku-

buku yang berkaitan dengan gizi dan kesehatan, poster-poster, leaflet,

lembar balik, modul, dan lain-lain, e) kurangnya kelengkapan alat ukur

dan timbangan, f) sarana dan peralatan yang ada dipuskesmas dan

Posyandu masih kurang (Sulistyorini, Pebriyanti, dan Proverawati,

2010).

Universitas Sumatera Utara