34
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Demam Berdarah Dengue (DBD) 2.1.1. Definisi DBD Penyakit Demam Berdarah Dengue adalah penyakit menular yang disebabkan oleh virus dengue dan ditularkan oleh nyamuk Aedes aegypti yang ditandai dengan demam 2 – 7 hari disertai dengan manifestasi perdarahan, Jumlah trombosit <100.000/μl, adanya tanda tanda kebocoran plasma (peningkatan hematokrit ≥ 20% dari nilai normal, dan/atau efusi pleura, dan/atau ascites, dan/atau hypoproteinemia/ albuminemia) dan atau hasil pemeriksaan serologis pada penderita tersangka DBD menunjukkan hasil positif atau terjadi peninggian (positif) IgG saja atau IgM dan IgG pada pemeriksaan dengue rapid test (diagnosis laboratoris) (WHO, 2005). Demam Berdarah Dengue (DBD) adalah penyakit demam akut disertai dengan manifestasi perdarahan bertendensi menimbulkan syok dan dapat menyebabkan kematian, umumnya menyerang anak <15 tahun, namun tidak tertutup kemungkinan menyerang orang dewasa. Tanda-tanda penyakit ini adalah demam mendadak 2 - 7 hari tanpa penyebab yang jelas, lemah, lesu, gelisah, nyeri ulu hati, disertai tanda-tanda perdarahan di kulit (petechiae), lebam (echymosis) atau ruam (purpura). Kadang-kadang mimisan, buang air besar darah, kesadaran menurun atau renjatan (shock) (Depkes RI, 2003). 12 Universitas Sumatera Utara

repository.usu.ac.id › bitstream › handle › 123456789... · BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Demam Berdarah Dengue (DBD) …Penyakit Demam Berdarah Dengue adalah penyakit menular

  • Upload
    others

  • View
    3

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: repository.usu.ac.id › bitstream › handle › 123456789... · BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Demam Berdarah Dengue (DBD) …Penyakit Demam Berdarah Dengue adalah penyakit menular

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Demam Berdarah Dengue (DBD)

2.1.1. Definisi DBD

Penyakit Demam Berdarah Dengue adalah penyakit menular yang disebabkan

oleh virus dengue dan ditularkan oleh nyamuk Aedes aegypti yang ditandai dengan

demam 2 – 7 hari disertai dengan manifestasi perdarahan, Jumlah trombosit

<100.000/µl, adanya tanda tanda kebocoran plasma (peningkatan hematokrit ≥ 20%

dari nilai normal, dan/atau efusi pleura, dan/atau ascites, dan/atau hypoproteinemia/

albuminemia) dan atau hasil pemeriksaan serologis pada penderita tersangka DBD

menunjukkan hasil positif atau terjadi peninggian (positif) IgG saja atau IgM dan

IgG pada pemeriksaan dengue rapid test (diagnosis laboratoris) (WHO, 2005).

Demam Berdarah Dengue (DBD) adalah penyakit demam akut disertai

dengan manifestasi perdarahan bertendensi menimbulkan syok dan dapat

menyebabkan kematian, umumnya menyerang anak <15 tahun, namun tidak tertutup

kemungkinan menyerang orang dewasa. Tanda-tanda penyakit ini adalah demam

mendadak 2 - 7 hari tanpa penyebab yang jelas, lemah, lesu, gelisah, nyeri ulu hati,

disertai tanda-tanda perdarahan di kulit (petechiae), lebam (echymosis) atau ruam

(purpura). Kadang-kadang mimisan, buang air besar darah, kesadaran menurun atau

renjatan (shock) (Depkes RI, 2003).

12 Universitas Sumatera Utara

Page 2: repository.usu.ac.id › bitstream › handle › 123456789... · BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Demam Berdarah Dengue (DBD) …Penyakit Demam Berdarah Dengue adalah penyakit menular

2.1.2. Etiologi DBD

DBD disebabkan oleh virus dengue dari kelompok ArbovirusB,yaitu

arthopod-borne virus atau virus yang disebarkan oleh artropoda. Virus ini dikenal

sebagai genus Flavivirusdari famili Flaviviridaedan mempunyai 4 jenis serotipe yaitu

Den-1, Den-2, Den-3, Den-4. Keempat serotipe virus ini semuanya terdapat di

Indonesia (Soegijanto, 2008). Di daerah endemik DBD, seseorang dapat terkena

infeksi semua serotipe virus pada waktu yang bersamaan. Menurut hasil penelitian,

serotipe Den-3 merupakan serotipe yang menunjukkan manifestasi klinis yang berat.

Serotipe Den-3 berasal dari Asia, ditemukan pada populasi dengan tingkat imun

rendah, tingkat penyebaran yang tinggi dan berkaitan dengan terjadinya wabah

(Widoyono, 2011).

2.1.3. Klasifikasi Kasus DBD

Klasifikasi kasus DBD berdasarkan Depkes RI, (2005b) adalah :

1. Suspek DBD

Demam tinggi mendadak, tanpa sebab yang jelas, berlangsung terus menerus

selama 2-7 hari disertai manifestasi perdarahan (sekurang-kurangnya uji torniquet

positif) dan/atau trombositopenia ≤ 100.000/µ1 (normal 150.000/µ1-300.000/µ1).

2. Demam Dengue (DD)

Gejala demam tinggi mendadak, kadang-kadang bifasik (saddle back fever), nyeri

kepala hebat, nyeri belakang bola mata, nyeri otot, tulang dan sendi, mual,

muntah dan timbulnya ruam. Demam Dengue biasanya karena infeksi primer

virus dengue, pada pemeriksaan serologis hanya dapat dideteksi dengan

Universitas Sumatera Utara

Page 3: repository.usu.ac.id › bitstream › handle › 123456789... · BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Demam Berdarah Dengue (DBD) …Penyakit Demam Berdarah Dengue adalah penyakit menular

peningkatan (positif) IgM saja. Biasanya IgM tersebut mulai terdeteksi pada saat

demam hari ke-4.

3. Demam Berdarah Dengue (DBD)

Demam tinggi mendadak, tanpa sebab yang jelas, berlangsung terus-menerus

selama 2-7 hari disertai manifestasi perdarahan (sekurang-kurangnya uji

Torniquet positif), trombositopenia, hemokonsentrasi dapat dilihat dari

peningkatan hematokrit ≥ 20% (Normal: pria <45, wanita <40). atau hasil

pemeriksaan serologis (IgM/IgG) positif.

4. Dengue Shock Syndrom (DSS)

Renjatan berat dengan nadi yang tidak dapat diraba dan tekanan darah yang tidak

dapat diukur.

2.1.4. Mekanisme Penularan DBD

Menurut Widoyono (2011) nyamuk yang menjadi vektor penyakit DBD

adalah nyamuk yang menjadi terinfeksi saat menggigit manusia yang sedang sakit

dan viremia (terdapat virus dalam darahnya). Virus berkembang dalam tubuh nyamuk

selama 8-10 hari terutama dalam kelenjar liurnya dan jika nyamuk ini menggigit

orang lain maka virus dengue akan dipindahkan bersama bersama air liur nyamuk.

Dalam tubuh manusia, virus ini akan berkembang selama 4-7 hari dan orang tersebut

akan mengalami sakit demam berdarah dengue. Virus dengue memperbanyak diri

dalam tubuh manusia dan berada dalam darah selama satu minggu. Orang yang

didalam tubuhnya terdapat virus dengue tidak semuanya akan sakit demam berdarah

dengue, ada yang mengalami demam ringan dan sembuh dengan sendirinya atau

Universitas Sumatera Utara

Page 4: repository.usu.ac.id › bitstream › handle › 123456789... · BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Demam Berdarah Dengue (DBD) …Penyakit Demam Berdarah Dengue adalah penyakit menular

bahkan ada yang sama sekali tanpa gejala sakit, tetapi semuanya merupakan

pembawa virus dengue selama satu minggu, sehingga dapat menularkan kepada orang

lain di berbagai wilayah yang ada nyamuk penularnya. Sekali terinfeksi, nyamuk

menjadi infektif seumur hidupnya.

2.1.5. Tempat Potensial Penularan Nyamuk DBD

Penularan nyamuk DBD dapat terjadi di semua tempat yang terdapat nyamuk

penularnya. Tempat-tempat potensial untuk terjadinya penularan DBD menurut

Depkes RI (2005c) adalah :

Tempat-tempat umum merupakan tempat berkumpulnya orang-orang yang

datang dari berbagai wilayah sehingga kemungkinan terjadinya pertukaran beberapa

tipe virus dengue cukup besar yaitu :

a. Sekolah

Anak sekolah merupakan kelompok umur yang paling rentan untuk terserang

penyakit DBD.

b. Puskesmas/rumah sakit dan unit pelayanan kesehatan lainnya orang datang dari

berbagai wilayah dan kemungkinan diantaranya adalah penderita DBD, demam

dengue (DD) atau carrier virus dengue.

c. Tempat-tempat umum lainnya, seperti : hotel, pertokoan, pasar, restoran dan

tempat ibadah.

d. Wilayah rawan DBD (endemis).

e. Pemukiman baru dipinggir kota

Universitas Sumatera Utara

Page 5: repository.usu.ac.id › bitstream › handle › 123456789... · BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Demam Berdarah Dengue (DBD) …Penyakit Demam Berdarah Dengue adalah penyakit menular

Pada daerah ini penduduk umumnya berasal dari berbagai wilayah yang

kemungkinan diantaranya terdapat penderita atau carier yang membawa tipe

virus dengue yang berlainan dari masing-masing daerah asal.

2.2. Nyamuk Penular DBD

2.2.1. Morfologi Nyamuk

Morfologi Aedes aegypti dan Aedes albopictus sebagai vektor utama virus

DBD adalah kedua spesies tersebut termasuk Genus Aedes dari Famili Culicidae.

Secara morfologis keduanya sangat mirip, namun dapat dibedakan dari strip putih

yang terdapat pada bagian skutumnya (Gambar 2.1) (Soegijanto, 2008).

Nyamuk Aedes aegypti berukuran lebih kecil jika dibandingkan dengan

ukuran nyamuk rumah (Culex), mempunyai warna dasar yang hitam dengan bintik-

bintik putih pada bagian badannya, terutama pada kaki dan dikenal dari bentuk

morfologi yang khas sebagai nyamuk yang mempunyai gambaran lire (Lyre form)

yang putih pada punggungnya. Probosis bersisik hitam, palpi pendek dengan ujung

hitam bersisik putih perak. Oksiput bersisik lebar, berwarna putih terletak

memanjang. Femur bersisik putih pada permukaan posterior dan setengan basal,

anterior dan tenga bersisik putih memanjang. Tibia semuanya hitam. Tarsi belakang

berlingkaran putih pada segmen basal kesatu sampai keempat dan kelima berwarna

putih. Sayap berukuran 2,5 – 3,0 mm bersisik hitam.

Nyamuk Aedes albopictus, sepintas seperti nyamuk Aedes aegypti, yaitu

mempunyai warna dasar hitam dengan bintik-bintik putih pada bagian dadanya, tetapi

Universitas Sumatera Utara

Page 6: repository.usu.ac.id › bitstream › handle › 123456789... · BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Demam Berdarah Dengue (DBD) …Penyakit Demam Berdarah Dengue adalah penyakit menular

pada thorax yaitu bagian skutumnya terdapat satu garis longitudinal (lurus dan tebal)

yang dibentuk oleh sisik-sisik putih berserakan. Nyamuk ini merupakan penghuni asli

Negara Timur, walaupun mempunyai kebiasaan bertelur di tempat-tempat yang alami

di rimba dan hutan bambu, tetapi telah dilaporkan dijumpai telur dalam jumlah

banyak di sekitar tempat pemukiman penduduk di daerah perkotaan (Depkes RI,

2008).

Gambar 2.1 Morfologi Aedes aegypti dan Aedes albopictus

2.2.2. Siklus Hidup Nyamuk

Siklus hidup nyamuk adalah proses perkembangbiakan dan pertumbuhan

nyamuk mulai dari telur, jentik, kepompong sampai dengan dewasa. Siklus hidup

nyamuk dapat digambarkan sebagai berikut:

Universitas Sumatera Utara

Page 7: repository.usu.ac.id › bitstream › handle › 123456789... · BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Demam Berdarah Dengue (DBD) …Penyakit Demam Berdarah Dengue adalah penyakit menular

Gambar 2.2. Siklus Hidup Nyamuk Aedes aegypt I

Sumber : (Depkes, RI. 2005c)

a. Telur

Menurut Anggraeni (2010), Nyamuk Aedes aegypti meletakkan telur pada

permukaan air yang bersih atau menempel pada dinding tempat penampung air secara

individual. Telur berbentuk elips berwarna hitam dengan panjang 0,50 mm. Telur

Aedes aegypti tahan kekeringan dan dapat bertahan hingga 1 bulan dalam keadaan

kering. Jika terendam air, telur dapat menetas menjadi jentik. Telur menetas dalam 1

sampai 2 hari.

b. Jentik

Pada jentik sangat membutuhkan air yang cukup untuk perkembangannya.

Kondisi jentik saat berkembang dapat mempengaruhi kondisi nyamuk dewasa yang

dihasilkan. Sebagai contoh, populasi jentik yang meledak sehingga kurang

ketersediaan makanannya akan menghasilkan nyamuk dewasa yang cenderung lebih

Universitas Sumatera Utara

Page 8: repository.usu.ac.id › bitstream › handle › 123456789... · BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Demam Berdarah Dengue (DBD) …Penyakit Demam Berdarah Dengue adalah penyakit menular

rakus dalam menghisap darah. Ada 4 (empat) instar atau tahapan perkembangan

jentik tersebut, yaitu:

1) Instar I : berukuran paling kecil, yaitu 1 – 2 mm

2) Instar II : 2,5 – 3,8 mm

3) Instar III : berukuran besar sedikit dari larva instar II

4) Instar IV : berukuran paling besar 5 mm

Setelah mencapai instar ke-4, jentik berubah menjadi pupa dalam 5 - 7 hari

(Depkes RI, 2005c).

c. Pupa (Kepompong)

Pupa berbentuk seperti ‘koma’. Bentuknya lebih besar namun lebih ramping

dibanding jentiknya. Pupa berukuran lebih kecil jika dibandingkan dengan rata-rata

pupa nyamuk lain. Pupa bertahan selama 2 hari sebelum akhirnya nyamuk dewasa

keluar dari pupa.

Perkembangan dari telur hingga nyamuk dewasa membutuhkan waktu

7-8 hari, namun dapat lebih lama jika kondisi lingkungan tidak mendukung

(Depkes RI, 2005c).

d. Nyamuk Dewasa

Nyamuk dewasa berukuran lebih kecil jika dibandingkan dengan rata-rata

nyamuk lain dan mempunyai warna dasar hitam dengan bintik-bintik putih pada

bagian badan dan kaki. Sesaat setelah menjadi dewasa, nyamuk akan segera kawin

dan nyamuk betina yang telah dibuahi akan mencari makan dalam waktu 24 sampai

Universitas Sumatera Utara

Page 9: repository.usu.ac.id › bitstream › handle › 123456789... · BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Demam Berdarah Dengue (DBD) …Penyakit Demam Berdarah Dengue adalah penyakit menular

36 jam. Darah merupakan sumber protein terpenting untuk pematangan telur

(Depkes RI, 2005c).

2.2.3. Ekologi Vektor

Ekologi adalah ilmu yang mempelajari hubungan timbal balik antara vektor

dengan lingkungannya. Eksistensi nyamuk Aedes aegypti dipengaruhi oleh

lingkungan fisik maupun lingkungan biologik. Lingkungan merupakan tempat

interaksi vektor penular penyakit DBD dengan manusia yang dapat mengakibatkan

terjadinya penyakit DBD, hal ini sejalan dengan penelitian Teguh (2007) di Kota

Purwokerto menyatakan adanya hubungan antara keadaan lingkungan dengan

penyakit DBD. Lingkungan fisik mempengaruhi eksistensi nyamuk antara lain

ketinggian tempat, curah hujan, temperatur dan kecepatan angin. Eksistensi nyamuk

Aedes aegypti dan Aedes albopictus dipengaruhi oleh lingkungan fisik maupun

lingkungan biologik (Depkes RI, 2005c).

2.2.3.1 Lingkungan Fisik

Berdasarkan Depkes RI (1998) Lingkungan fisik adalah lingkungan sekeliling

manusia yang terdiri dari benda-benda yang tidak hidup (non living things) dan

kekuatan-kekuatan fisik lainnya. Dalam hal ini lingkungan fisik dapat menjadi

enviromental reservoir dan ikut berperan menentukan pola populasi nyamuk.

Lingkungan fisik mencakup keadaan iklim (suhu, kelembaban dan curah

hujan), keadaan geografis, struktur geologi dan sebagainya. Lingkungan fisik erat

kaitannya dengan kehidupan vektor, sehingga berpengaruh terhadap munculnya

Universitas Sumatera Utara

Page 10: repository.usu.ac.id › bitstream › handle › 123456789... · BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Demam Berdarah Dengue (DBD) …Penyakit Demam Berdarah Dengue adalah penyakit menular

sumber penularan DBD. Lingkungan fisik dapat menciptakan tempat-tempat

perindukan dan beristirahatnya nyamuk (Depkes RI, 2009 dalam Irianti, 2013).

1. Jarak antara Rumah

Berdasarkan Depkes RI, (1998) jarak rumah mempengaruhi penyebaran

nyamuk dari satu rumah ke rumah lain, semakin dekat jarak antara rumah semakin

mudah menyebar ke rumah sebelah. Bahan-bahan rumah, warna dinding dan

pengaturan barang-barang dalam rumah menyebabkan rumah tersebut disenangi atau

tidak disenangi oleh nyamuk. Berdasarkan syarat lingkungan perumahan sehat

menurut Winslow dalam Susanto (2007) bahwa jarak antara rumah 2 kali tinggi

bangunan (2,8 m) atau jarak antara rumah satu dengan yang lain sepanjang 5 m.

Berbagai penelitian penyakit menular membuktikan bahwa kondisi perumahan yang

berdesak-desakan dan kumuh mempunyai kemungkinan lebih besar terserang

penyakit.

Penelitian Roose dalam Imran (2013), di Kecamatan Bukit Raya Kota

Pekanbaru menunjukkan bahwa ada hubungan jarak antar rumah ≤5 m memberikan

kontribusi dampak/risiko dengan kejadian DBD sebesar 1,79 kali dibanding dengan

jarak antar rumah >5 m. Jarak antar rumah mempengaruhi penyebaran nyamuk dari

satu rumah ke rumah yang lain, semakin dekat jarak antar rumah semakin mudah

nyamuk menyebar ke rumah yang lain (Soeroso, 2006).

2. Macam Tempat Penampungan Air/Container

Macam tempat penampungan air sebagai tempat perindukan nyamuk Aedes

aegypti. Macam tempat penampungan air ini dibedakan lagi berdasarkan bahan

Universitas Sumatera Utara

Page 11: repository.usu.ac.id › bitstream › handle › 123456789... · BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Demam Berdarah Dengue (DBD) …Penyakit Demam Berdarah Dengue adalah penyakit menular

tempat penampungan air (logam, plastik, porselin, fiberglass, semen, tembikar dan

lain lain), warna tempat penampungan air (putih, hijau, coklat dan lain-lain), letak

tempat penampungan air (di dalam rumah atau di luar rumah), penutup tempat

penampungan air (ada atau tidak ada), pencahayaan pada tempat penampungan air

(terang atau gelap) dan sebagainya (Depkes RI, 2008). Hal ini sejalan dengan

penelitian Syarif Usman dalam Widodo (2012) di Bandar Lampung jika keberadaan

barang-barang tempat penampung air (OR=2,79) yang menemukan adanya hubungan

barang-barang penampung air dengan kejadian DBD.

3. Ketinggian Tempat

Menurut Widoyono (2011) keadaan geografis seperti ketinggian

mempengaruhi penularan penyakit. Nyamuk Aedes aegypti tidak menyukai

ketinggian lebih dari 1000 m di atas permukaan laut. Kadar oksigen juga

mempengaruhi daya tahan tubuh seseorang, semakin tinggi letak pemukiman maka

akan semakin rendah kadar oksigennya. Dataran tinggi juga berhubungan dengan

temperatur udara.

Nyamuk Aedes aegypti tersebar luas di daerah tropis dan sub tropis. Di

Indonesia nyamuk ini tersebar luas baik di rumah-rumah maupun di tempat-tempat

umum. Nyamuk ini dapat hidup dan berkembangbiak sampai ketinggian daerah ±

1.000 m dari permukaan air laut. Di atas ketinggian 1.000 m, nyamuk tidak dapat

berkembangbiak karena pada ketinggian tersebut suhu udara terlalu rendah sehingga

tidak memungkinkan bagi kehidupan nyamuk (Depkes RI, 2005c).

Universitas Sumatera Utara

Page 12: repository.usu.ac.id › bitstream › handle › 123456789... · BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Demam Berdarah Dengue (DBD) …Penyakit Demam Berdarah Dengue adalah penyakit menular

4. Iklim

Menurut Achmadi (2012) iklim dapat mempengaruhi ekosistem, habitat

binatang penular penyakit, bahkan tumbuh kembangnya koloni kuman secara

alamiah. Timbulnya demam berdarah dengue sering dikaitkan dengan kelembaban

dan musim hujan. Disamping itu, adanya peningkatan suhu global mengakibatkan

perubahan pola transmisi beberapa parasit dan penyakit baik yang ditularkan

langsung maupun yang ditularkan oleh serangga. Suhu lingkungan yang lebih hangat

akan menyebabkan lebih cepatnya pengaktifan virus dengue didalam tubuh nyamuk.

Iklim adalah salah satu komponen pokok lingkungan fisik yang terdiri dari

suhu udara, kelembaban udara, curah hujan, pencahayaan dan kecepatan angin.

a. Suhu Udara

Suhu berpengaruh terhadap pertumbuhan, masa hidup keberadaan nyamuk.

Suhu yang tinggi akan meningkatkan aktivitas nyamuk dan perkembangannya bisa

menjadi lebih cepat, tetapi apabila suhu diatas 340C akan membatasi populasi

nyamuk. Suhu optimum untuk perkembangbiakan nyamuk adalah 25°C – 30°C.

Nyamuk dapat bertahan hidup dalam suhu rendah tetapi proses metabolismenya

menurun atau bahkan berhenti bila suhu turun sampai 100C (Epstein et.al dalam

Irianti, 2013).

Kecepatan perkembangan nyamuk tergantung dari kecepatan proses

metabolisme sebagian diatur oleh suhu, oleh karena kejadian-kejadian biologis

tertentu seperti lamanya masa pradewasa, kecepatan pencernaan darah yang dihisap,

pematangan idung telur, frekuensi mencari makanan atau menggigit dan lamanya

Universitas Sumatera Utara

Page 13: repository.usu.ac.id › bitstream › handle › 123456789... · BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Demam Berdarah Dengue (DBD) …Penyakit Demam Berdarah Dengue adalah penyakit menular

pertumbuhan parasit di dalam tubuh nyamuk dipengaruhi oleh suhu (Depkes RI,

2007).

Berdasarkan Depkes RI (2005c) nyamuk betina setiap kali bertelur ditempat

yang kering (tanpa air) dapat bertahan berbulan-bulan pada suhu 20C sampai 420C

dan bila tempat-tempat tersebut kemudian tergenang air atau kelembabannya tinggi

maka telur dapat menetas lebih cepat.

Menurut Achmadi (2012) suhu lingkungan yang lebih hangat akan

menyebabkan lebih cepatnya pengaktifan virus dengue di dalam tubuh nyamuk.

Berdasarkan penelitian Maria, dkk (2013) di Kota Makassar dari hasil

pengukuran suhu dilokasi penelitian untuk semua responden, baik kasus maupun

kontrol antara 200C-300C, nyamuk Aedes aegypti sangat rentan terhadap suhu udara,

dalam waktu 3 hari telur nyamuk telah mengalami embriosasi lengkap dengan

temperatur udara 250C-300C.

Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor

1077/MENKES/PER/V/2011 tentang Penyehatan Udara Dalam Rumah persyaratan

fisik seperti Suhu dalam rumah yang memenuhi persyaratan kesehatan adalah

180C - 300C

b. Kelembaban Udara

Menurut Depkes RI (1998), umur nyamuk dipengaruhi oleh kelembaban

udara. Pada suhu 20ºC kelembaban nisbi 27% umur nyamuk betina 101 hari dan

umur nyamuk jantan 35 hari, kelembaban kurang dari 60% umur nyamuk akan

Universitas Sumatera Utara

Page 14: repository.usu.ac.id › bitstream › handle › 123456789... · BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Demam Berdarah Dengue (DBD) …Penyakit Demam Berdarah Dengue adalah penyakit menular

menjadi pendek, tidak bisa menjadi vektor karena tidak cukup waktu untuk

perpindahan virus dari lambung ke kelenjar ludah.

Berdasarkan Depkes RI (2007), kelembaban udara adalah banyak uap air yang

terkandung dalam udara yang biasanya dinyatakan dalam persen (%). Kelembaban

udara yang terlalu tinggi dapat mengakibatkan keadaan rumah menjadi basah dan

lembab yang memungkinkan berkembangbiaknya kuman atau bakteri penyebab

penyakit. Kelembaban yang baik berkisar antara 40% – 60%. Pada keadaan ini

nyamuk tidak dapat bertahan hidup akibatnya umur nyamuk menjadi lebih pendek

sehingga nyamuk tersebut tidak cukup untuk siklus pertumbuhan parasit di dalam

tubuh nyamuk. Hal ini sejalan dengan penelitian Maria dkk, (2013) di Kota Makassar

risiko responden yang tinggal di rumah yang lembab untuk terkena DBD 3,36 kali

lebih besar dibandingkan dengan responden yang tinggal di rumah yang tidak

lembab, variabel kelembaban bermakna secara statistik.

Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor

1077/MENKES/PER/V/2011 tentang Penyehatan Udara Dalam Rumah persyaratan

fisik kelembaban dalam rumah yang memenuhi syarat kesehatan adalah 40% - 60%.

c. Curah Hujan

Hujan akan menambah genangan air sebagai tempat perindukan dan

menambah kelembaban udara. Temperatur dan kelembaban selama musim hujan

sangat kondusif untuk kelangsungan hidup nyamuk yang terinfeksi (Soeroso, 2000).

Hujan akan mempengaruhi naiknya kelembaban nisbi udara dan menambah

jumlah tempat perkembangbiakan vektor (breeding places) atau dapat pula

Universitas Sumatera Utara

Page 15: repository.usu.ac.id › bitstream › handle › 123456789... · BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Demam Berdarah Dengue (DBD) …Penyakit Demam Berdarah Dengue adalah penyakit menular

menghilangkan tempat perindukan, oleh karena jentiknya hanyut dan mati (Anshari,

2004 dalam Irianti, 2013). Kejadian penyakit yang ditularkan nyamuk biasanya

meninggi beberapa waktu sebelum musim hujan lebat. Pengaruh hujan berbeda-beda

menurut banyaknya hujan dan keadaan fisik daerah. Curah hujan yang cukup dengan

jangka waktu lama akan memperbesar kesempatan nyamuk untuk berkembangbiak

secara optimal (Depkes RI, 2007).

Peningkatan kelembaban dan curah hujan berbanding lurus dengan

peningkatan kepadatan nyamuk (Epstein et al dalam Irianti, 2013).

d. Pencahayaan

Larva dari nyamuk Aedes aegypti dapat bertahan lebih baik di ruangan dalam

kontainer yang gelap dan juga menarik nyamuk betina untuk meletakkan telurnya.

Dalam bejana yang intensitas cahaya rendah atau gelap rata-rata berisi larva lebih

banyak dari bejana yang intensitas cahanya besar atau terang (Soegijanto, 2008).

Cahaya merupakan faktor utama yang mempengaruhi nyamuk beristirahat

pada suatu tempat intensitas cahaya yang rendah dan kelembaban yang tinggi

merupakan kondisi yang baik bagi nyamuk, intensitas cahaya merupakan faktor

terbesar yang mempengaruhi aktivitas terbang nyamuk. Intensitas pencahayaan untuk

kehidupan nyamuk adalah < 60 lux (Depkes RI, 2007).

Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor

1077/MENKES/PER/V/2011 tentang Penyehatan Udara Dalam Rumah persyaratan

fisik pencahayaan dalam rumah yang memenuhi syarat kesehatan adalah minimal

60 Lux.

Universitas Sumatera Utara

Page 16: repository.usu.ac.id › bitstream › handle › 123456789... · BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Demam Berdarah Dengue (DBD) …Penyakit Demam Berdarah Dengue adalah penyakit menular

e. Kecepatan Angin

Kecepatan angin secara langsung berpengaruh pada penguapan (evaporasi)

air dan suhu udara (konveksi), disamping itu angin berpengaruh terhadap arah

penerbangan nyamuk. Bila kecepatan angin 11 – 14 meter perdetik atau 25 – 31 mil

per jam akan menghambat penerbangan nyamuk. Dalam keadaan udara tenang

mungkin suhu nyamuk ada beberapa fraksi atau derajat lebih tinggi dari suhu

lingkungan, bila ada angin evaporasi baik dan konveksi baik maka suhu nyamuk akan

turun beberapa fraksi atau derajat lebih rendah dari suhu lingkungan (Depkes, 2007).

2.2.3.2. Lingkungan Biologik

Lingkungan biologik yang mempengaruhi penularan DBD adalah banyaknya

tanaman hias dan tanaman pekarangan yang mempengaruhi pencahayaan dan

kelembaban dalam rumah dan halaman. Bila banyak tanaman hias dan tanaman

pekarangan, berarti akan menambah tempat yang disenangi oleh nyamuk untuk

hinggap istirahat dan juga menambah umur nyamuk (Fransisca, 2009). Kelembaban

yang tinggi dan kurangnya pencahayaan dalam rumah merupakan tempat yang

disenangi oleh nyamuk untuk istirahat (Soedarmo dalam Widiyanto, 2007).

Menurut Chandra (2012) lingkungan biologis bersifat abiotik atau benda

hidup, misalnya tumbuh-tumbuhan, hewan virus, bakteri, jamur, parasit, serangga dan

lain-lain yang dapat berperan sebagai agens penyakit, reservoir infeksi, vektor

penyakit, dan hospes intermediat. Contoh lingkungan biologi adalah adanya tanaman

air sebagai tempat pertumbuhan nyamuk.

Universitas Sumatera Utara

Page 17: repository.usu.ac.id › bitstream › handle › 123456789... · BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Demam Berdarah Dengue (DBD) …Penyakit Demam Berdarah Dengue adalah penyakit menular

2.2.4. Bionomik Vektor

Bionomik vektor adalah kesenangan memilih tempat perindukan (breeding

habit), kesenangan menggigit (feeding habit), kesenangan tempat hinggap istirahat

(resting habit) dan jangkauan terbang (flight range) (Depkes RI, 2007).

1. Tempat Perkembangbiakan (Breeding Habit)

Tempat perindukan nyamuk utama adalah tempat-tempat penampungan air di

dalam dan di sekitar rumah. Biasanya tidak melebihi jarak 500 (lima ratus) meter dari

rumah. Nyamuk Ae.aegypti tidak berkembangbiak pada genangan air yang langsung

berhubungan dengan tanah. Jenis-jenis tempat perkembangbiakan nyamuk Aedes

aegypti dapat dikelompokkan sebagai berikut :

a. Tempat penampungan air (TPA) yaitu tempat-tempat untuk menampung air

guna keperluan sehari-hari seperti: drum, tempayan, bak mandi, bak WC,

ember dan lain-lain.

b. Bukan tempat penampungan air (TPA) yaitu tempat-tempat yang biasa

menampung air tetapi bukan keperluan sehari-hari seperti: tempat minum

hewan piaraan (ayam, burung dan lain-lain), barang bekas (kaleng, ban, botol,

pecahan gelas dan lain-lain), vas kembang, perangkap semut, penampungan

air dispenser dan sebagainya.

c. Tempat penampungan air buatan alam (alamiah/natural) seperti: lubang

pohon, lubang batu, pelepah daun, tempurung kelapa, kulit kerang, pangkal

pohon pisang, potongan bambu dan lain-lain (Depkes RI, 2007).

Universitas Sumatera Utara

Page 18: repository.usu.ac.id › bitstream › handle › 123456789... · BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Demam Berdarah Dengue (DBD) …Penyakit Demam Berdarah Dengue adalah penyakit menular

2. Kebiasaan Menggigit (Feeding Habit)

Berdasarkan Depkes (2005c) nyamuk Aedes aegypti jantan menghisap cairan

tumbuhan untuk keperluan hidupnya, sedangkan yang betina lebih menyukai

menghisap darah (protein) manusia daripada binatang (bersifat antropofilik). Protein

diperlukan untuk mematangkan telurnya untuk menyelesaikan perkembangan telur,

mulai dari nyamuk menghisap darah sampai telur dikeluarkan biasanya bervariasi

antara 3-4 hari yang disebut (gonotropic cycle). Kebiasaan nyamuk betina mencari

mangsanya pada siang hari. Aktifitas menggigit biasanya mulai pagi sampai sore hari,

dengan 2 puncak aktifitas antara pukul 09.00 – 10.00 dan 16.00 – 17.00. tidak seperti

nyamuk lain, Aedes ageypti mempunyai kebiasaan menghisap darah berulangkali

(multiples bites) dalam satu siklus gonotropik, untuk memenuhi lambungnya dengan

darah, maka nyamuk ini sangat efektif sebagai penular penyakit.

Setelah menghisap darah, nyamuk ini hinggap (beristirahat) di dalam atau kadang-

kadang di luar rumah berdekatan dengan tempat perkembangbiakannya. Biasanya

ditempat yang gelap dan lembab.

3. Tempat Istirahat (Resting Habit)

Tempat yang disayangi nyamuk untuk beristirahat selama menunggu bertelur

adalah tempat yang gelap, lembab dan sedikit angin. Aedes aegypti lebih menyukai

tempat yang gelap, lembab dan tersembunyi di dalam rumah atau bangunan sebagai

tempat peristirahatannya termasuk di kamar tidur, di kamar mandi maupun di dapur.

Nyamuk ini jarang ditemukan di luar rumah, di tanaman atau tempat terlindung

lainnya. Di dalam ruangan permukaan istirahat yang disukai nyamuk adalah dibawah

Universitas Sumatera Utara

Page 19: repository.usu.ac.id › bitstream › handle › 123456789... · BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Demam Berdarah Dengue (DBD) …Penyakit Demam Berdarah Dengue adalah penyakit menular

perabotan, benda-benda yang bergantung seperti baju, kelambu dan tirai serta

dinding. Sementara nyamuk Aedes albopictus lebih menyukai tempat diluar rumah

yaitu hidup di lubang-lubang pohon, lekukan tanaman dan kebun atau kawasan

pinggir hutan. Oleh karena itu, Aedes albopictus sering disebut nyamuk kebun (forest

mosquito) (WHO, 2005).

Kebiasaan hinggap istirahat lebih banyak di dalam rumah yaitu pada benda-

benda yang bergantungan, berwarna gelap dan tempat-tempat lain yang terlindung

juga di dalam sepatu (Depkes, 2007).

4. Jarak Terbang (Flight Range)

Pergerakan nyamuk Aedes aegypti ditentukan oleh kemampuan terbang

dengan rata-rata 40-100 meter. Namun secara pasif misalnya karena angin atau

terbawa kendaraan, nyamuk ini dapat berpindah jauh (Depkes 2005c)

2.2.5. Pengamatan Kepadatan Vektor

Untuk mengetahui kepadatan populasi nyamuk Aedes aegypti di suatu lokasi

dapat dilakukan beberapa survei di rumah yang dipilih secara acak berdasarkan

Depkes RI (2005c).

1. Survei Nyamuk

Survei nyamuk dilakukan dengan cara penangkapan nyamuk umpan orang di

dalam dan di luar rumah, masing-masing selama 20 menit per rumah dan

penangkapan nyamuk yang hinggap di dinding dalam rumah yang sama.

Penangkapan nyamuk biasanya dilakukan dengan menggunakan aspirator.

Universitas Sumatera Utara

Page 20: repository.usu.ac.id › bitstream › handle › 123456789... · BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Demam Berdarah Dengue (DBD) …Penyakit Demam Berdarah Dengue adalah penyakit menular

2. Suvei Jentik

Survei jentik dilakukan dengan cara pemeriksaan terhadap semua tempat air

di dalam dan di luar rumah dari 100 (seratus) rumah yang diperiksa di suatu daerah

dengan mata telanjang untuk mengetahui ada tidaknya jentik. Dalam pelaksanaan

survai ada 2 (dua) metode yang meliputi : (Depkes RI, 2005c).

a. Metode Singel Survei

Survei ini dilakukan dengan mengambil jentik dissetiap tempat genangan air

yang ditemukan ada jentiknya untuk dilakukan identifikasi lebih lanjut jenis

jentiknya.

b. Metode Visual

Survei ini dilakukan dengan melihat ada atau tidaknya jentik. Dalam program

pemberantasan penyakit DBD, survei jentik yang biasa digunakan adalah cara visual

dan ukuran yang dipakai untuk mengetahui kepdatan jentik yaitu :

1). Angka Bebas Jentik (ABJ)

Angka Bebas Jentik adalah persentase pemeriksaan jentik yang dilakukan di

semua desa/kelurahan setiap 3 (tiga) bulan oleh petugas puskesmas pada rumah–

rumah penduduk yang diperiksa secara acak.

Jumlah rumah/bangunan yang tidak ditemukan jentik x 100% Jumlah rumah/bangunan yang diperiksa

2). House Indeks (HI)

House Indeks (HI) adalah persentase jumlah rumah yang ditemukan jentik

yang dilakukan di semua desa/kelurahan oleh petugas puskesmas setiap 3 (tiga) bulan

pada rumah-rumah yang diperiksa secara acak.

Universitas Sumatera Utara

Page 21: repository.usu.ac.id › bitstream › handle › 123456789... · BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Demam Berdarah Dengue (DBD) …Penyakit Demam Berdarah Dengue adalah penyakit menular

Jumlah rumah yang ditemukan jentik HI = x 100%

Jumlah rumah yang diperiksa 3). Container Indeks (CI)

Container Indeks (CI) adalah persentase pemeriksaan jumlah container yang

diperiksa ditemukan jentik pada container di rumah penduduk yang dipilih secara

acak.

Jumlah Container ditemukan jentik CI = x 100%

Jumlah container yang diperiksa 4). Breteau Indeks (BI)

Jumlah container yang terdapat jentik dalam 100 rumah. Angka Bebas Jentik

dan House Index lebih menggambarkan luasnya penyebaran nyamuk di suatu

daerah.Tidak ada teori yang pasti Angka Bebas Jentik dan House Index yang dipakai

sebagai standard, hanya berdasarkan kesepakatan, disepakati House Index minimal

1% yang berarti persentase rumah yang diperiksa jentiknya positif tidak boleh

melebihi 1% atau 99% rumah yang diperiksa jentiknya harus negatif. Ukuran tersebut

digunakan sebagai indikator keberhasilan pengendalian nyamuk penularan DBD.

2.2.6. Stratifikasi Kelurahan/Desa DBD

Stratifikasi Keluarahan/Desa DBD berdasarkan Depkes RI (2005c) :

1. Kelurahan/Desa Endemis adalah kelurahan/desa yang dalam 3 tahun terakhir,

setiap tahun ada penderita DBD.

2. Kelurahan/desa Sporadis adalah kelurahan/desa yang dalam 3 tahun terakhir

terdapat penderita DBD tapi tidak setiap tahun

Universitas Sumatera Utara

Page 22: repository.usu.ac.id › bitstream › handle › 123456789... · BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Demam Berdarah Dengue (DBD) …Penyakit Demam Berdarah Dengue adalah penyakit menular

3. Kelurahan/desa Potensial adalah kelurahan/desa yang dalam 3 tahun terakhir

tidak pernah ada penderita DBD, tetapi penduduknya padat, mempunyai

hubungan transportasi yang ramai dengan wilayah yang lain dan presentase

rumah yang ditemukan jentik lebih atau sama dengan 5%.

4. Kelurahan/desa Bebas yaitu yang tidak pernah ada penderita DBD selama 3

tahun terakhir dan persentase rumah yang ditemukan jentik ≤ 5%.

2.3. Pemberantasan dan Penanggulangan DBD

2.3.1 Upaya Pemberantasan DBD

Berdasarkan Depkes RI, (2005c) hingga saat ini pemberantasan nyamuk

Aedes aegypti merupakan cara utama yang dilakukan untuk pemberantasan DBD,

karena vaksin untuk mencegah dan obat untuk membasmi virusnya belum tersedia.

Cara pemberantasan yang dilakukan adalah:

1. Pemberantasan Nyamuk Dewasa

Pemberantasan yang dilakukan terhadap nyamuk dewasa dengan cara

penyemprotan (pengasapan/fogging) dengan insektisida. Penyemprotan dilakukan

pada benda-benda yang bergantungan.

2. Pemberantasan Jentik

Pemberantasan terhadap jentik Aedes aegypti yang dikenal dengan istilah

Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) DBD, dilakukan dengan cara :

Universitas Sumatera Utara

Page 23: repository.usu.ac.id › bitstream › handle › 123456789... · BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Demam Berdarah Dengue (DBD) …Penyakit Demam Berdarah Dengue adalah penyakit menular

a. Fisik

Cara ini dilakukan dengan kegiatan “3M’, yaitu : Menguras (dan menyikat)

bak mandi, bak WC, dan lain-lain: Menutup tempat penampungan air rumah tangga

(tempayan, drum dan lain-lain), serta Mengubur, menyingkirkan atau memusnahkan

barang-barang bekas (seperti kaleng, ban, dan lain-lain). Bila PSN DBD dilaksakan

oleh seluruh masyarakat, maka populasi nyamuk Aedes aegypti dapat ditekan

serendah-rendahnya, sehingga penularan DBD tidak terjadi lagi, karena keberadaan

jentik nyamuk berkaitan erat dengan perilaku masyarakat.

Menurut Depkes RI, (1992) dalam Anton (2008) upaya pemberantasan sarang

nyamuk (PSN) DBD adalah upaya untuk memberantas nyamuk Aedes aegypti,

dilakukan dengan cara:

1) Menguras dengan menggosok tempat-tempat penampungan air sekurang-

kurangnya seminggu sekali yang bertujuan untuk merusak telur nyamuk,

sehingga jentik-jentik tidak bisa menjadi nyamuk atau menutupnya rapat-

rapat agar nyamuk tidak bisa bertelur di tempat penampungan air tersebut.

2) Mengganti air vas bunga, perangkap semut, air tempat minum burung

seminggu sekali dengan tujuan untuk merusak telur maupun jentik nyamuk.

Mengubur atau menyingkirkan barang-barang bekas dan sampah-sampah

lainnya yang dapat menampung air hujan sehingga tidak menjadi tempat

berkembangbiaknya nyamuk.

3) Mencegah barang-barang/pakaian-pakaian yang bergelantungan di kamar

ruang yang remang-remang atau gelap. Dengan melakukan kegiatan PSN

Universitas Sumatera Utara

Page 24: repository.usu.ac.id › bitstream › handle › 123456789... · BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Demam Berdarah Dengue (DBD) …Penyakit Demam Berdarah Dengue adalah penyakit menular

DBD secara rutin oleh semua masyarakat maka perkembangbiakan penyakit

di suatu wilayah tertentu dapat di cegah atau dibatasi.

b. Kimia

Cara memberantas jentik Aedes aegyptidengan menggunakan insektisida

pembasmi jentik (larvasida) yang dikenal dengan istilah larvasidasi. Larvasida yang

biasa digunakan adalah temephos.

c. Biologi

Misalnya memelihara ikan pemakan jentik (ikan kepala timah, ikan gupi, ikan

cupang/tempalo dan lain-lain).

Dengan insektisida (fogging)

Fisik

Kimiawi

Biologi

Gambar 2.3. Bagan Pemberantasan DBD (Depkes RI, 2005c)

2.3.2. Upaya Penanggulangan DBD

Upaya penanggulangan adalah kegiatan pemberantasan nyamuk penular DBD

yang dilaksanakan dengan melakukan sebagai berikut (Depkes RI, 2005d) :

1. Penanggulagan Fokus

Penanggulangan fokus adalah penanggulangan hasil tindak lanjut dari

Penyelidikan Epidemiologi (PE) yaitu bila ditemukan penderita DBD 1 atau 3 atau

Nyamuk Dewasa

Jentik

Universitas Sumatera Utara

Page 25: repository.usu.ac.id › bitstream › handle › 123456789... · BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Demam Berdarah Dengue (DBD) …Penyakit Demam Berdarah Dengue adalah penyakit menular

lebih tersangka DBD dan ditemukan jentik (≥5%) dari rumah yang diperiksa maka

dilakukan kegiatan

- Penggerakan masyarakat dalam PSN DBD oleh ketua RW/RT, Tokoh

Masyarakat memberikan pengarahan langsung kepada warga pada waktu

pelaksanaan PSN DBD.

- Larvasidasi dilakukan sebelum dilakukan pengasapan dengan insektisida.

- Pemeriksaan jentik rutin (PJR), adalah kegiatan yang dilakukan oleh kader

wisma PKK, pengurus RT atau juru pemantau jentik (jumantik), paling sedikit

satu minggu sekali.

- Pemeriksaan jentik berkala (PJB), yaitu kegiatan reguler tiga bulan sekali,

dengan cara mengambil sampel 100 rumah/desa/kelurahan yang dilakukan secara

random, kegiatan ini dilakukan untuk mendapatkan angka kepadatan jentik atau

HI (house indeks).

- Penyuluhan oleh petugas kesehatan/kader atau kelompok kerja (Pokja) DBD

Desa/Kelurahan berkoordinasi dengan petugas puskesmas.

- Pengasapan dengan insektisida dilakukan oleh petugas puskesmas dan

bekerjasama dengan dinas kesehatan kabupaten/kota.

- Hasil pelaksanaan penanggulangan fokus dilaporkan oleh puskesmas dengan

dinas kesehatan kabupaten/kota.

Bila tidak ditemukan penderita lainnya seperti tersebut diatas dan tidak

ditemukan jentik, maka dilakukan penyuluhan kepada masyarakat.

Universitas Sumatera Utara

Page 26: repository.usu.ac.id › bitstream › handle › 123456789... · BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Demam Berdarah Dengue (DBD) …Penyakit Demam Berdarah Dengue adalah penyakit menular

2.3.3. Penanggulangan Kejadian Luar Biasa (KLB)

Kriteria KLB DBD adalah adanya peningkatan jumlah penderita DBD disuatu

desa/kelurahan (atau wilayah yang lebih luas) dua kali atau lebih dalam kurun waktu

satu minggu/bulan dibandingkan dengan minggu/bulan sebelumnya atau bulan yang

sama tahun yang lalu. Sesuai dengan Undang-Undang No.4 tahun 1984 tentang

Wabah Penyakit menular dan Permenkes No. 560 tahun 1989 tentang Jenis Penyakit

yang Dapat Menimbulkan Wabah, maka semua penyakit yang dapat menimbulkan

KLB/wabah termasuk DBD (tersangka DBD, penderita DD, DBD, SSD) harus segera

dilaporkan selambat-lambatnya dalam waktu 24 jam setelah diagnosis ditegakkan

(Depkes RI, 2005d)..

Berdasarkan Depkes RI (2005b), kegiatan penanggulangan KLB adalah upaya

penanggulangan yang meliputi :

- Pengobatan/perawatan

Penderita DBD yang berat dirawat di rumah sakit atau puskesmas yang

mempunyai fasilitas.

- Pemberantasan vektor penular DBD

Pengasapan yang dilakukan 2 siklus dengan interval 1 minggu, PSN DBD dan

larvasidasi.

- Penyuluhan kesehatan masyarakat

- Evaluasi penanggulangan yang dilakukan diseluruh wilayah yang terjadi KLB.

Universitas Sumatera Utara

Page 27: repository.usu.ac.id › bitstream › handle › 123456789... · BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Demam Berdarah Dengue (DBD) …Penyakit Demam Berdarah Dengue adalah penyakit menular

2.4. Perilaku

Perilaku adalah suatu reaksi psikis seseorang terhadap lingkungannya. Dari

batasan dapat diuraikan bahwa reaksi dapat diuraikan bermacam-macam bentuk, yang

pada hakekatnya digolongkan menjadi 2, yaitu bentuk pasif (tanpa tindakan nyata

atau konkret) dan dalam bentuk aktif dengan tindakan nyata atau (konkret)

(Notoatmodjo, 2007).

Menurut Mubarak (2012), perilaku merupakan seperangkat perbuatan/

tindakan seseorang dalam melakukan respon terhadap sesuatu dan kemudian

dijadikan kebiasaan karena adanya nilai yang diyakini. Perilaku manusia pada

dasarnya terdiri atas komponen pengetahuan (kognitif), sikap (afektif) dan

keterampilan (psikometer). Menurut Notoatmodjo (2007), perilaku merupakan

hasil hubungan antara rangsangan (stimulus) dan tanggapan (respon). Hal ini dikenal

dengan Teori S-O-R (Stimulus- Organisme-Respon).

Menurut ilmu sosiologi, perilaku manusia merupakan hasil daripada segala

macam pengalaman serta interaksi manusia dengan lingkungannya yang terwujud

dalam bentuk pengetahuan, sikap dan tindakan. Sesuai dengan batasan perilaku

kesehatan dapat dirumuskan sebagai segala bentuk pengalaman dan interaksi individu

dengan lingkungannya, khususnya yang menyangkut pengetahuan dan sikap tentang

kesehatan, serta tindakannya yang berhubungan dengan kesehatan (Sarwono dalam

Fransisca, 2009).

Universitas Sumatera Utara

Page 28: repository.usu.ac.id › bitstream › handle › 123456789... · BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Demam Berdarah Dengue (DBD) …Penyakit Demam Berdarah Dengue adalah penyakit menular

2.4.1. Definisi Perilaku

Menurut Notoatmodjo (2007), perilaku dapat dibatasi sebagai keadaan jiwa

(berpendapat, berpikir bersikap dan sebagainya) untuk memberikan respons terhadap

situasi di luar subjek.

Perilaku kesehatan (Health Behavior) menurut Notoatmodjo (2010) adalah

respon sesorang terhadap stimulus atau objek yang berkaitan dengan sehat-sakit,

penyakit dan faktor-faktor yang mempengaruhi sehat-sakit (kesehatan) seperti

lingkungan, makanan, minuman dan pelayanan kesehatan. Dengan kata lain perilaku

adalah semua aktifitas atau kegiatan seseorang baik yang dapat diamati (observable)

maupun yang tidak dapat diamati (unobservable) yang berkaitan dengan pemeliharan

dan peningkatan kesehatan. Pemeliharaan kesehatan ini mencakup mencegah atau

melindungi diri dari penyakit dan masalah kesehatan lain, meningkatkan kesehatan

(covert behavior) dan mencari penyembuhan apabila sakit atau terkena masalah

kesehatan (health seeking behavior).

Menurut Notoatmodjo (2003) perilaku terhadap lingkungan kesehatan

(enviromental health behavior) adalah respon seseorang terhadap lingkungan sebagai

determinan kesehatan manusia. Lingkup perilaku ini seluas lingkungan kesehatan

lingkungan itu sendiri. Perilaku ini antara lain mencakup :

a. Perilaku sehubungan dengan air bersih, termasuk di dalamnya komponen,

manfaat dan penggunaan air bersih untuk kepentingan kesehatan.

Universitas Sumatera Utara

Page 29: repository.usu.ac.id › bitstream › handle › 123456789... · BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Demam Berdarah Dengue (DBD) …Penyakit Demam Berdarah Dengue adalah penyakit menular

b. Perilaku sehubungan dengan pembuangan air kotor, yang menyangkut segi-segi

higiene pemeliharaan tekhnik dan penggunaannya.

c. Perilaku sehubungan dengan rumah yang sehat, yang meliputi ventilasi,

pencahayaan, lantai dan sebagainya.

d. Perilaku sehubungan dengan pemebersihan sarang-sarang naymuk (vektor), dan

sebagainya.

Domain perilaku manusia itu sangat kompleks dan mempunyai ruang lingkup

yang sangat luas. Seorang ahli psikologi pendidikan Benyamin Bloom dalam

Notoatmodjo (2003), membagi perilaku ke dalam 3 domain (ranah/kawasan). Ke 3

(tiga) domain ini diukur dari pengetahuan, sikap dan tindakan.

2.4.2. Pengetahuan (Knowledge)

Pengetahuan yaitu dengan mengetahui reaksi atau rangsangan dari luar.

Pengetahuan merupakan hasil dari “tahu”, dan ini terjadi setelah seseorang

melakukan penginderaan (pengelihatan, pendengaran, penciuman, rasa dan raba).

Secara umum sebelum seseorang mengadopsi perilaku baru, di dalam diri orang

tersebut terjadi beberapa proses sebagai berikut:

a. Awareness (kesadaran), seseorang menyadari dan mengetahui adanya stimulus.

b. Interest, mulai tertarik kepada stimulus.

c. Evaluation, menimbang-nimbang/mengevaluasi baik tidaknya stimulus tersebut

terhadap dirinya.

d. Trial, mencoba perilaku baru.

Universitas Sumatera Utara

Page 30: repository.usu.ac.id › bitstream › handle › 123456789... · BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Demam Berdarah Dengue (DBD) …Penyakit Demam Berdarah Dengue adalah penyakit menular

e. Adoption, telah terjadi perilaku baru sesuai dengan pengetahuan, kesadaran dan

sikapnya terhadap stimulus.

Pengetahuan yang dicakup di dalam domain kognitif mempunyai 6 tingkat

yakni :

1) Tahu (Know)

Tahu diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah dipelajari

sebelumnya.

2) Memahami (Comprehension)

Memahami diartikan sebagai suatu kemapuan menjelaskan secara benar tentang

objek yang diketahui.

3) Aplikasi (Application)

Aplikasi diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan materi yang telah

dipelajari pada situasi atau kondisi riil (sebenarnya).

4) Analisis (Analysis)

Analisis adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan materi atau suatu objek ke

dalam komponen-komponen, tetapi masih didalam suatu struktur organisasi

tersebut, dan masih ada kaitannya satu sama lain.

5) Sintesis (Synthesisi)

Sintesis suatu kemampuan untuk menyusun formulasi-formulasi yang ada.

6) Evaluasi ( Evaluation)

Evaluasi ini berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan justifikasi atau

penilaian terhadap suatu materi atau objek.

Universitas Sumatera Utara

Page 31: repository.usu.ac.id › bitstream › handle › 123456789... · BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Demam Berdarah Dengue (DBD) …Penyakit Demam Berdarah Dengue adalah penyakit menular

2.4.3. Sikap (Attitude)

Sikap adalah reaksi atau respon yang masih tertutup dari seseorang terhadap

stimulus atau objek. Manifestasi dari sikap tidak dapat langsung dilihat, tetapi hanya

dapat ditafsirkan terlebih dahulu dari perilaku yang tertutup (Notoatmodjo, 2007).

Tingkatan sikap adalah:

a. Menerima (Receiving), seseorang (subjek) mau dan memperhatikan stimulus

yang diberikan (objek)

b. Merespon (Responding), merespon/mengerjakan tugas yang diberikan.

Memberikan jawaban apabila ditanya, mengerjakan dan menyelesaikan tugas

diberikan adalah suatu indikasi dari sikap. Karena dengan suatu usaha untuk

menjawab pertanyaan dan mengerjkakan yang diberikan, lepas dari pekerjaan

itu benar atau salah adalah berani orang mnenerima ide tersebut.

c. Menghargai (Valuing), mengajak orang lain untuk mengerjakan/ mendiskusikan

sesuatu masalah.

d. Bertanggung jawab (Responsible), bertanggung-jawab atas sesuatu yang telah

dipilihnya walau apapun risiko dan tantangannya.

2.4.4. Tindakan atau Praktek

Tindakan suatu yang sikap belum otomatis terwujud. Untuk terwujudnya

sikap menjadi suatu perbuatan nyata diperlukan faktor pendukung atau suatu kondisi

yang memungkinkan, antara lain adalah fasilitas (Notoatmodjo, 2003).

Universitas Sumatera Utara

Page 32: repository.usu.ac.id › bitstream › handle › 123456789... · BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Demam Berdarah Dengue (DBD) …Penyakit Demam Berdarah Dengue adalah penyakit menular

Menurut Notoatmodjo (2007) tindakan adalah sesuatu yang dilakukan;

perbuatan. Tindakan terdiri dari empat tingkatan yaitu:

a. Persepsi (Perception), mengenal dan memilih berbagai object sehubungan

dengan tindakan yang akan diambil.

b. Respon Terpimpin (Guided response), melakukan sesuatu sesuai dengan urutan

yang benar sesuai dengan contoh.

c. Mekanisme (Mechanism), apabila seseorang telah dapat melakukan sesuatu

dengan benar secara otomatis, atau sesuatu itu sudah merupakan kebiasaan.

d. Adaptasi (Adaptation) adalah suatu praktek atau tindakan yang sudah

berkembang dengan baik. Tindakan itu sudah dimodifikasinya tanpa

mengurangi kebenaran tindakan.

Perilaku manusia merupakan refleksi dari berbagai gejala kejiwaan, seperti

keinginan, minat, kehendak, pengetahuan, emosi, berpikir, sifat, motivasi, reaksi dan

sebagainya, namun demikian pada realitasnya sulit dibedakan atau dideteksi gejala

kejiwaan yang menentukan perilaku seseorang. Apabila ditelusuri lebih lanjut, gejala

kejiwaan ditentukan atau dipengaruhi oleh berbagai faktor lain diantaranya adalah

pengalaman, keyakinan, sarana fisik, sosio budaya masyarakat.

Universitas Sumatera Utara

Page 33: repository.usu.ac.id › bitstream › handle › 123456789... · BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Demam Berdarah Dengue (DBD) …Penyakit Demam Berdarah Dengue adalah penyakit menular

2.5. Landasan Teori

Penyakit DBD dipengaruhi oleh beberapa faktor risiko. Landasan teori dalam

penelitian ini berdasarkan Paradigma Kesehatan Lingkungan (Teori Simpul) yaitu

hubungan interaksi antara komponen lingkungan yang memiliki potensi penyakit

dengan manusia serta perilakunya (Achmadi, 2012).

Adapun Teori Simpul dari timbulnya kejadian DBD sebagai berikut:

Simpul 1 Simpul 2 Simpul 3 Simpul 4

Gambar 2.4. Kerangka Teori

Sumber : Modifikasi Simpul (Achmadi, 2012)

Dengan mengacu pada gambar skematik tersebut diatas maka simpul-simpul

dalam penelitian ini yang berhubungan dengan kejadian DBD sebagai berikut:

a. Simpul 1 yaitu sumber penularan penyakit adalah orang yang menderita DBD

b. Simpul 2 yaitu media transmisi penyakit adalah lingkungan meliputi suhu,

pencahayaan, kelembaban, curah hujan, kecepatan angin, topografi, keberadaan

jentik, tempat penampungan air, kondisi rumah dan nyamuk Aedes aegypti.

Sumber Penularan

Media Transmisi

Komunitas Dampak Kesehatan

Penderita DBD

Lingkungan

Kependudukan

Sakit/Sehat

Universitas Sumatera Utara

Page 34: repository.usu.ac.id › bitstream › handle › 123456789... · BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Demam Berdarah Dengue (DBD) …Penyakit Demam Berdarah Dengue adalah penyakit menular

c. Simpul 3 yaitu kependudukan, variabel yang meliputi penduduk adalah

karakteristik penduduk meliputi : umur, gender, pendidikan, kepadatan penduduk,

pengetahuan, sikap dan tindakan.

d. Simpul 4 yaitu kejadian penyakit atau gangguan dari hasil hubungan interaktif

manusia dengan lingkungan yang memiliki potensi bahaya gangguan kesehatan

manusia, yaitu sakit atau sehat (Achmadi, 2012).

2.6. Kerangka Konsep

Berdasarkan landasan teori, maka peneliti merumuskan ada beberapa variabel

yang akan diteliti berkaitan dengan kejadian DBD yang terjadi di Wilayah Kerja

Puskesmas Helvetia Kota Medan pada Tahun 2013. Variabel tersebut adalah Faktor

Lingkungan Fisik dan Perilaku.

Variabel Independen Variabel Dependen

Gambar 2.5. Kerangka Konsep Penelitian

Lingkungan Fisik : 1. Suhu 2. Pencahayaan 3. Kelembaban 4. Keberadaan Jentik

Perilaku 1. Pengetahuan 2. Sikap 3. Tindakan

Kejadian DBD

Universitas Sumatera Utara