29
11 BAB II TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Pengertian Good Corporate Governance (GCG) Ada berbagai pengertian Good Corporate Governance (GCG) yang dapat dijelaskan sebagai berikut: a. Good corporate governance adalah suatu tata kelola bank yang menerapkan prinsip-prinsip keterbukaan (transparency), akuntabilitas (accountability), pertanggungjawaban (responsibility), independensi (independency), dan kewajaran (fairness). (Peraturan Bank Indonesia No. 8/4/PBI/2006 tentang Pelaksanaan Good Corporate Governance Bagi Bank Umum). b. Good corporate governance didefiinisikan sebagai seperangkat aturan dan prinsip-prinsip antara lain fairness, transparency, accountability, dan responsibility yang mengatur hubuungan antara pemegang saham, manajemen perusahaan (direksi dan komisaris), pihak kreditur, karyawan, serta stakeholder lainnya yang berkaita dengan hak dan kewajiban masing-masing pihak (Dian Prasinta, 2012). c. Good corporate governance atau tata kelola perusahaan merupakan mekanisme pengendalian untuk mengatur dan mengelola bisnis dengan maksud untuk meningkatkan kemampuan dan akuntanbilitas perusahaan guna mempertimbangkan kepentingan pihak-pihak yang berkaitan dengan perusahaan repository.unisba.ac.id

repository.unisba.ac.id › bitstream › handle › 123456789 › 5162 › ... · BAB II TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS 2.1 2.1.1 Pengertian Good ...2016-10-14 ·

  • Upload
    others

  • View
    6

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: repository.unisba.ac.id › bitstream › handle › 123456789 › 5162 › ... · BAB II TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS 2.1 2.1.1 Pengertian Good ...2016-10-14 ·

11

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS

2.1 Landasan Teori

2.1.1 Pengertian Good Corporate Governance (GCG)

Ada berbagai pengertian Good Corporate Governance (GCG) yang dapat

dijelaskan sebagai berikut:

a. Good corporate governance adalah suatu tata kelola bank yang menerapkan

prinsip-prinsip keterbukaan (transparency), akuntabilitas (accountability),

pertanggungjawaban (responsibility), independensi (independency), dan

kewajaran (fairness). (Peraturan Bank Indonesia No. 8/4/PBI/2006 tentang

Pelaksanaan Good Corporate Governance Bagi Bank Umum).

b. Good corporate governance didefiinisikan sebagai seperangkat aturan dan

prinsip-prinsip antara lain fairness, transparency, accountability, dan

responsibility yang mengatur hubuungan antara pemegang saham, manajemen

perusahaan (direksi dan komisaris), pihak kreditur, karyawan, serta stakeholder

lainnya yang berkaita dengan hak dan kewajiban masing-masing pihak (Dian

Prasinta, 2012).

c. Good corporate governance atau tata kelola perusahaan merupakan

mekanisme pengendalian untuk mengatur dan mengelola bisnis dengan maksud

untuk meningkatkan kemampuan dan akuntanbilitas perusahaan guna

mempertimbangkan kepentingan pihak-pihak yang berkaitan dengan perusahaan

repository.unisba.ac.id

Page 2: repository.unisba.ac.id › bitstream › handle › 123456789 › 5162 › ... · BAB II TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS 2.1 2.1.1 Pengertian Good ...2016-10-14 ·

12

(stakeholder), tidak hanya para pemegang saham (shareholder) (Framudyo Jati,

2009).

Berdasarkan uraian mengenai corporate governance tersebut, maka

dapat disimpulkan bahwa Good Corporate Governance adalah suatu sistem

pengelolaan perusahaan yang dirancang untuk meningkatkan kinerja perusahaan,

melindungi kepentingan stakeholders dan meningkatkan kepatuhan terhadap

peraturan perundang-undangan serta nilai-nilai etika yang berlaku secara umum.

2.1.2 Mekanisme Corporate Governance

Penelitian mengenai corporate governance menghasilkan berbagai

mekanisme yang dimaksud untuk memastikan bahwa tindakan tim manajemen

benar-benar untuk kepentingan shareholder terutama minority interest

(Purwantini, 2008).

2.1.3 Aspek Mekanisme Corporate Governance

Menurut Rizky Arifani (2012) mekanisme good corporate governance

merupakan suatu sistem yang mengatur hubungan antara pihak-pihak yang

berkepentingan (stakeholder) demi tercapainya tujuan organisasi. Indikator dari

mekanisme corporate governance yang digunakan adalah komite audit,

kepemilikan institusional, komisaris independen dan kepemilikan manajerial. Siti

Muntiah (2013) mekanisme corporate governance digunakan untuk mengontrol

perusahaan yang bertindak bagi kepentingan internal dan eksternal lainnya yang

repository.unisba.ac.id

Page 3: repository.unisba.ac.id › bitstream › handle › 123456789 › 5162 › ... · BAB II TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS 2.1 2.1.1 Pengertian Good ...2016-10-14 ·

13

berkaitan dengan hak-hak dan kewajiban mereka. Mekanisme good corporate

governance dibagi menjadi dua bagian yaitu internal dan eksternal. Mekanisme

internal dilakukan oleh kepemilikan manajerial, ukuran dewan komisaris, komite

audit, proporsi dewan komisaris independen, sedangkan indikator mekanisme

eksternal terdiri dari kepemilikan institusional. Berdasarkan beberapa penelitian

di atas maka penelitian ini penulis meneliti lima aspek mekanisme corporate

governance yang diambil berdasarkan penelitian sebelumnya yaitu:

1. Kepemilikan Manajerial

Kepemilikan saham manajerial adalah proporsi saham biasa yang

dimiliki oleh para manajemen, yang dapat diukur dari presentase saham biasa

yang dimiliki oleh pihak manajemen yang secara aktif terlibat dalam

pengambilan keputusan perusahaan. Struktur kepemilikan manajerial dapat

dijelaskan melalui dua sudut pandang, yaitu pendekatan keagenan dan

pendekatan ketidakseimbangan. Pendekatan keagenan menganggap struktur

kepemilikan manajerial sebagai suatu instrument atau alat yang digunakan

untuk mengurangi konflik keagenan diantara beberapa klaim terhadap sebuah

perusahaan. Pendekatan ketidakseimbangan informasi memandang

mekanisme struktur kepemilikan manajerial sebagai suatu cara untuk

mengurangi ketidakseimbangan informasi antara insider dengan outsider

melalui pengungkapan informasi didalam perusahaan.

repository.unisba.ac.id

Page 4: repository.unisba.ac.id › bitstream › handle › 123456789 › 5162 › ... · BAB II TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS 2.1 2.1.1 Pengertian Good ...2016-10-14 ·

14

Meningkatkan kepemilikan manajerial digunakan sebagai salah satu

cara untuk mengatasi masalah yang ada di perusahaan. Dengan meningkatnya

kepemilikan manajerial maka manajer akan termotivasi untuk meningkatkan

kinerjanya sehingga dalam hal ini akan berdampak baik kepada perusahaan

serta memenuhi keinginan dari para pemegang saham. Semakin besar

kepemilikan manajerial dalam perusahaan maka manajemen akan lebih giat

untuk meningkatkan kinerjanya karena manajemen mempunyai tanggung

jawab untuk memenuhi keinginan dari pemegang saham yang tidak lain

adalah dirinya sendiri. Manajemen akan lebih berhati-hati dalam mengambil

suatu keputusan, karena manajemen akan ikut merasakan manfaat secara

langsung dari keputusan yang diambil. Selain itu manajemen juga ikut

menanggung kerugian apabila keputusan yang diambil oleh mereka salah.

2. Ukuran Dewan Komisaris

Dewan Komisaris merupakan organ perusahaan yang bertugas dan

bertanggung jawab secara kolektif untuk melakukan pengawasan dan

memberikan nasihat kepada Direksi serta memastikan bahwa perusahaan

melaksanakan GCG pada seluruh tingkatan atau jenjang organisasi. Dalam

melaksanakan tugas, dewan komisaris bertanggung jawab kepada Rapat

Umum Pemegang Saham (RUPS). Pertanggungjawaban dewan komisaris

kepada RUPS merupakan perwujudan akuntabilitas pengawasan atas

pengelolaan perusahaan dalam rangka pelaksanaan prinsip-prinsip GCG.

Kinerja dewan komisaris dievaluasi berdasarkan unsur-unsur penilaian kinerja

repository.unisba.ac.id

Page 5: repository.unisba.ac.id › bitstream › handle › 123456789 › 5162 › ... · BAB II TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS 2.1 2.1.1 Pengertian Good ...2016-10-14 ·

15

yang disusun secara mandiri oleh dewan komisaris. Pelaksanaan penilaian

dilakukan pada tiap akhir periode tutup buku. Hasil penilaian kinerja Dewan

Komisaris disampaikan dalam RUPS.

Tugas dan tanggung jawab Dewan Komisaris dapat dirinci sebagai

berikut:

a. Melakukan pengawasan atas jalannya pengurusan Perseroan oleh Direksi

serta memberikan persetujuan dan pengesahan atas rencana kerja dan

anggaran tahunan Perseroan.

b. Mengadakan rapat atau pertemuan secara berkala untuk membahas

pengelolaan operasional Perseroan.

c. Mengawasi pengelolaan Perseroan atas kebijakan yang telah ditetapkan

oleh Direksi dan memberikan masukan jika diperlukan.

d. Menominasikan dan menunjuk calon anggota Dewan Komisaris dan

Direksi untuk diajukan dan disetujui dalam RUPS Tahunan.

e. Menentukan jumlah remunerasi bagi anggota Dewan Komisaris dan

Direksi, berlandaskan pada wewenang yang diberikan dalam RUPS

Tahunan.

f. Menunjuk dan menetapkan anggota Komite Audit.

repository.unisba.ac.id

Page 6: repository.unisba.ac.id › bitstream › handle › 123456789 › 5162 › ... · BAB II TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS 2.1 2.1.1 Pengertian Good ...2016-10-14 ·

16

3. Komite Audit

Komite audit adalah sekelompok orang yang dipilih dari dewan

komisaris perusahaan yang bertanggung jawab untuk membantu auditor

dalam mempertahankan independensinya dari manajemen. Pada lampiran

surat keputusan dewan direksi PT. Bursa Efek Jakarta No. Kep-315/BEF/06-

2000 poin 2f, peraturan tentang pembentukan komite audit disebutkan bahwa

“Komite audit adalah komite yang dibentuk oleh dewan komisaris Perusahaan

Tercatat yang anggotanya diangkat dan diberhentikan oleh dewan komisaris

Perusahaan Tercatat untuk membantu dewan komisaris Perusahaan Tercatat

melakukan pemeriksaan atau penelitian yang dianggap perlu terhadap

pelaksanaan fungsi direksi dalam pengelolaan Perusahaan Tercatat.”

Berdasarkan Surat Edaran dari Direksi PT. Bursa Efek Jakarta No. SE-

008/BEJ/12-2001 tanggal 7 Desember 2001 perihal keanggotaan komite audit,

disebutkan bahwa:

a. Jumlah anggota komite audit sekurang-kurangnya 3 (tiga) orang,

termasuk ketua komite audit.

b. Anggota komite

4. Proporsi Dewan Komisaris Independen

Komisaris independen merupakan komisaris yang tidak berasal dari pihak

terafiliasi. Maksudnya adalah pihak yang mempunyai hubungan bisnis dan

kekeluargaan dengan pemegang saham pengendali, anggota Direksi dan Dewan

repository.unisba.ac.id

Page 7: repository.unisba.ac.id › bitstream › handle › 123456789 › 5162 › ... · BAB II TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS 2.1 2.1.1 Pengertian Good ...2016-10-14 ·

17

Komisaris lain, serta dengan perusahaan itu sendiri. Mantan anggota Direksi dan

Dewan Komisaris yang terafiliasi serta karyawan perusahaan, untuk jangka waktu

tertentu termasuk dalam kategori terafiliasi (KNKG, 2006).

Keberadaan komisaris independen telah diatur Bursa Efek Jakarta melalui

peraturan BEJ tanggal 1 juli 2000 diikuti dari (FCGI, 2002). Dikemukakan bahwa

perusahaan yang listed di Bursa harus mempunyai Dewan Komisaris Independen

yang secara proporsional sama dengan jumlah saham yang dimiliki pemegang

saham yang minoritas (bukan controlling shareholders). Dalam peraturan ini,

persyaratan jumlah minimal Komisaris Independen adalah 30% dari seluruh

anggota Dewan Komisaris. Beberapa kriteria lainnya tentang Komisaris

Independen adalah sebagai berikut:

a. Komisaris independen tidak memiliki hubungan afiliasi dengan pemegang

saham mayoritas atau pemegang saham pengendali (controlling

shareholders). Perusahaan tercatat bersangkutan;

b. Komisaris Independen tidak memiliki hubungan dengan direktur dan/atau

komisaris lainnya. Perusahaan tercatat yang bersangkutan;

c. Komisaris Independen tidak memiliki kedudukan rangkap pada perusahaan

lainnya yang terafiliasi dengan perusahaan tercatat yang bersangkutan;

d. Komisaris Independen harus mengerti peraturan perundang-undangan di

bidang pasar modal;

repository.unisba.ac.id

Page 8: repository.unisba.ac.id › bitstream › handle › 123456789 › 5162 › ... · BAB II TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS 2.1 2.1.1 Pengertian Good ...2016-10-14 ·

18

e. Komisaris Independen diusulkan dan dipilih oleh pemegang saham minoritas

yang bukan merupakan pemegang saham pengendali (bukan controlling

shareholders) dalam Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS).

Pihak Independen ini dapat berperan sebagai agen pengawas yang efektif

untuk mengurangi masalah keagenan, karena dapat mengendalikan perilaku

oportunistik manajer.

5. Kepemilikan Institusional

Kepemilikan institusional yaitu kepemilikan saham yang dimiliki institusional

dan blockholders. Kepemilikan institusional merupakan kepemilikan saham oleh

pemerintah, institusi keuangan, institusi berbadan hukum, institusi luar negeri,

dana perwalian serta institusi lainnya pada akhir tahun (Shien et al., 2006).

Menurut Wening (2007) kepemilikan institusional merupakan salah satu faktor

yang dapat mempengaruhi kinerja perusahaan. Adanya kepemilikan oleh investor

institusional akan mendorong peningkatan pengawasan yang lebih optimal

terhadap kinerja manajemen, karena kepemilikan saham mewakili suatu sumber

kekuasaan yang dapat digunakan untuk mendukung atau sebaliknya terhadap

kinerja manajemen.

Sedangkan yang dimaksud blockholders adalah kepemilikan individu atas

nama perorangan diatas 5% tetapi tidak termasuk dalam kepemilikan insider (Fitri

dan Mamduh, 2003).

repository.unisba.ac.id

Page 9: repository.unisba.ac.id › bitstream › handle › 123456789 › 5162 › ... · BAB II TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS 2.1 2.1.1 Pengertian Good ...2016-10-14 ·

19

Keberadaan investor institusional dapat menunjukkan mekanisme corporate

governance yang kuat yang dapat digunakan untuk memonitor manajemen

perusahaan. Pengaruh investor institusional terhadap manajemen perusahaan

dapat menjadi sangat penting serta dapat digunakan untuk menyelaraskan

kepentingan manajemen dengan para pemegang saham (Solomon, 2004). Hal

tersebut disebabkan jika tingkat kepemilikan manajerial tinggi, dapat berdampak

buruk terhadap perusahaan karena dapat menimbulkan masalah pertahanan, yang

berarti jika kepemilikan manajerial tinggi, mereka memiliki posisi yang kuat

untuk melakukan kontrol terhadap perusahaan dan pihak pemegang saham

ekternal akan mengalami kesulitan untuk mengendalikan tindakan manajer.

2.1.4 Manfaat Good Corporate Governance

Corporate governance merupakan faktor penting dalam menentukkan

nilai perusahaan dan berpengaruh terhadap kinerja keuangan perusahaan. Good

corporate governance memberikan suatu struktur yang memfasilitasi penetuan

sasaran-sasaran dari suatu perusahaan dan sebagai sarana untuk menentukan

teknik monitoring kinerja (Khomsiyah dan Rahayu, 2005). Penerapan corporate

governance yang baik memberikan manfaat sebagai berikut:

a. Perbaikan dalam komunikasi

b. Minimalisasi potensial benturan

c. Fokus pada strategi-strategi utama

d. Peningkatan dalam produktivitas dan efisiensi

repository.unisba.ac.id

Page 10: repository.unisba.ac.id › bitstream › handle › 123456789 › 5162 › ... · BAB II TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS 2.1 2.1.1 Pengertian Good ...2016-10-14 ·

20

e. Kesinambungan dan manfaat

f. Promosi citra korporat

g. Peningkatan kepuasan pelanggan

h. Perolehan kepercayaan investor

Sedangkan menurut The Forum for Corporate Governance in Indonesia,

kegunaan dari corporate governance yang baik adalah:

a. Lebih mudah memperoleh modal

b. Biaya modal (cost of capital) yang lebih rendah

c. Memperbaiki kinerja perusahaan

d. Mempengaruhi harga saham

e. Memperbaiki kinerja ekonomi

Corporate governance yang baik merupakan langkah yang penting dalam

membangun kepercayaan pasar (market confidence) dan mendorong arus

investasi internasional yang lebih stabil, dan bersifat jangka panjang. Secara

mikro, manfaat GCG bagi perusahaan adalah efisiensi dan produktivitas. Hal ini

sangat dibutuhkan oleh kompetisi global karena produktivitas dan efisiensi usaha

adalah jawaban dalam menghadapi kompetisi global di tengah situasi yang

turbulent. Sedangkan dalam sudut pandang mikro, pelaksanaan GCG juga

membawa dampak yang sangat baik terhadap masyarakat secara keseluruhan.

Secara singkat Good Corporate Governance dapat disimpulkan sebagai

berikut (Media Akuntansi, 2000):

1. Entitas bisnis akan menjadi efisien

repository.unisba.ac.id

Page 11: repository.unisba.ac.id › bitstream › handle › 123456789 › 5162 › ... · BAB II TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS 2.1 2.1.1 Pengertian Good ...2016-10-14 ·

21

2. Meningkatkan kepercayaan public

3. Menjaga going concern (kelangsungan hidup) perusahaan

4. Dapat mengukur target kinerja perusahaan

5. Meningkatkan produktivitas

6. Mengurangi distorsi (management risk)

Manfaat-manfaat tersebut di atas merupakan salah satu dasar pemikiran

yang menjadi landasan teori dalam penelitian ini. Pembuktian atas manfaat-

manfaat tersebut merupakan sebagian dari tujuan yang ingin dicapai dalam

penelitian ini. Relevansi atas penerapan praktik Good Corporate Governance

terhadap manfaat-manfaat tersebut adalah asumsi awal yang digunakan penulis

dalam melakukan penelitian ini.

2.1.5 Tujuan Good Corporate Governance

Terdapat enam tujuan dalam penerapan good corporate governance

(GCG) menurut BUMN sesuai SK. Menteri No. 117/M-MBU/2002 Pasal 4, yaitu:

1. Untuk memaksimalkan nilai perusahaan dengan cara meningkatkan prinsip

keterbukaan, akuntabilitas, dapat dipercaya, bertanggungjawab, dan adil agar

perusahaan memiliki daya saing yang kuat, baik secara nasional maupun

internasional.

2. Mendorong pengelolaam perusahaan secara professional, transparan dan

efisien, serta memberdayakan fungsi dan meningkatkan kemandirian organ.

repository.unisba.ac.id

Page 12: repository.unisba.ac.id › bitstream › handle › 123456789 › 5162 › ... · BAB II TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS 2.1 2.1.1 Pengertian Good ...2016-10-14 ·

22

3. Mendorong agar organ dalam membuat keputusan dan menjalankan tindakan

dilandasi nilai moral yang tinggi dan kepatuhan terhadap peraturan

perundang-undangan yang berlaku, serta kesadaran akan adanya

tanggungjawab sosial perusahaan terhadap stakeholders maupun kelestarian

lingkungan di sekitar perusahaan.

4. Meningkatkan kontribusi perusahaan dalam perekonomian nasional

5. Meningkatkan iklim investasi nasional

6. Mensukseskan program privatisasi

2.1.6 The Indonesian Institute for Corporate Governance (IICG)

IICG merupakan lembaga di bawah naungan Masyarakat Transparansi

Indonesia. Mulai dari tahun 2001, IICG bekerjasama dengan majalah SWA

menyelenggarakan survei Corporate Governance Perception Index (CGPI). CGPI

2006 merupakan survei dan pemeringkatan penerapan GCG pada perusahaan

publik yang tercatat di BEI. Tahun 2006, survei dilakukan pada emiten yang

terdaftar Juni-Desember 2005 secara sukarela. Metodologi survei CGPI 2004,

berubah dibanding tahun sebelumnya karena disesuaikan dengan kondisi yang

terjadi.

Mula-mula dilakukan penilian kuantitatif, melalui pengisian kuesioner

self assessment oleh responden dengan skala penilaian 0-100. Kuesioner ini

melibatkan komisaris, direksi, anggota perusahaan, serta pihak-pihak terkait

(pemasok, anak perusahaan, serikat pekerja, investor). Tahap kedua, pengujian

repository.unisba.ac.id

Page 13: repository.unisba.ac.id › bitstream › handle › 123456789 › 5162 › ... · BAB II TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS 2.1 2.1.1 Pengertian Good ...2016-10-14 ·

23

dokumen yang diserahkan peserta kepada tim peneliti IICG. Terakhir, tahap

penilaian kualitatif. Bentuknya: observasi, wawancara dan konfirmasi dokumen

langsung terhadap perusahaan-perusahaan berdasarkan penilaian tahap

sebelumnya. Pengujian kesahihan (validitas konstruk) menggunakan analisis

faktor. Hanya pertanyaan yang loading lactornya memenuhi kriteria yang

dihitung dalam pemeringkatan. Sementara pengujian keandalan memakai

koefisien Alpha Cronbach. Nilai keandalan instrumen menunjukkan tingkat

konsistensi jawaban para responden pada pertanyaan yang diajukan dengan skor

nilai 0-10.

2.1.7 Pengertian Kinerja Perusahaan

Kinerja perusahaan merupakan suatu gambaran tentang kondisi keuangan

suatu perusahaan yang dianalisis dengan alat-alat analisis keuangan, sehingga

dapat diketahui menganai baik buruknya keadaan keuangan suatu perusahaan

yang mencerminkan prestasi kerja dalam periode tertentu. Hal ini sangat penting

agar sumber daya digunakan secara optimal dalam menghadapi perubahan

lingkungan (Rizky Arifani, 2012).

Dari pengertian kinerja keuangan di atas, dapat diambil kesimpulan

sederhana bahwa kinerja keuangan merupakan pencapaian prestasi perusahaan

pada suatu periode yang menggambarkan kondisi kesehatan keuangan perusahaan

dengan indikator kecukupan modal, likuiditas dan profitabilitas.

repository.unisba.ac.id

Page 14: repository.unisba.ac.id › bitstream › handle › 123456789 › 5162 › ... · BAB II TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS 2.1 2.1.1 Pengertian Good ...2016-10-14 ·

24

Menurut Purwantini (2011) kinerja perusahaan dipengaruhi oleh

beberapa faktor, antara lain terkonsentrasi atau tidaknya kepemilikan, manipulasi

laba, serta pengungkapan laporan keuangan. Kepemilikan yang banyak

terkonsentrasi oleh institusi akan memudahkan pengendalian sehingga akan

meningkatkan kinerja perusahaan. Dalam hubungannya denga kinerja suatu

perusahaan dapat dilihat dari laporan keuangan yang sering dijadikan dasar untuk

penilaian kinerja keuangan perusahaan.

Penilaian perusahaan khususnya kinerja sering dilakukan dengan tujuan:

1. Memperoleh pendapat wajar atas penyertaan dalam suatu perusahaan atau

menunjukkan bahwa perusahaan bernilai lebih dari apa yang ada di dalam

neraca.

2. Keperluan merger dan akuisisi, yaitu untuk mengetahui beberapa nilai

perusahaan dan nilai ekuitas dari masing-masing perusahaan.

3. Kepentingan usaha, yang bertujuan untuk mengetahui apakah nilai usaha lebih

besar dari pada likuiditasnya.

4. Memperoleh pembelanjaan penetapan besarnya pinjaman atau tambahan

modal.

Kinerja perusahaan merupakan suatu gambaran tentang kondisi keuangan

suatu perusahaan sehingga dengan adanya kinerja perusahaan dapat diketahui

mengenai baik buruknya keadaan keuangan suatu perusahaan yang

memperlihatkan prestasi kerja dalam periode tertentu. Penilaian kinerja atau

prestasi suatu perusahaan diukur karena dapat dipakai sebagai dasar dalam

repository.unisba.ac.id

Page 15: repository.unisba.ac.id › bitstream › handle › 123456789 › 5162 › ... · BAB II TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS 2.1 2.1.1 Pengertian Good ...2016-10-14 ·

25

pengambilan keputusan oleh internal maupun eksternal perusahaan. Pencapaian

tujuan yang telah ditetapkan oleh perusahaan dan agar para pihak manajemen

dapat memenuhi kewajibannya terhadap para penyandang dana salah satu cara

yang harus dilakukan adalah dengan penilaian kinerja keuangan.

2.1.8 Pengukuran Kinerja Keuangan

Pengukuran kinerja keuangan dalam perusahaan dilakukan untuk

mengetahui apakah hasil yang dicapai telah sesuai dengan perencanaan. Dengan

meningkatnya kinerja keuangan perusahaan berarti perusahaan dapat mencapai

tujuan dari didirikannya perusahaan tersebut (Siti Muntiah, 2013).

Ada berbagai metode penilaian kinerja yang digunakan selama ini.

Penilaian kinerja dapat diukur dengan ukuran keuangan dan non keuangan.

Ukuran keuangan untuk mengetahui hasil tindakan yang telah dilakukan dimasa

lalu dan ukuran keuangan tersebut dilengkapi dengan ukuran non keuangan

tentang kepuasan costumer, produktivitas dan cost effectiveness proses bisnis

intern serta produktivitas dan komitmen personel yang akan menentukan kinerja

keuangan masa yang akan datang. Dalam penelitian ini peneliti menggunakan

ukuran keuangan dalam penilaian kinerja perusahaan, adalah return on asset

(ROA).

2.1.8.1 Return on asset (ROA)

ROA merupakan salah satu rasio keuangan yang dapat digunakan

untuk mengukur kinerja keuangan suatu perusahaan. ROA merupakan alat

repository.unisba.ac.id

Page 16: repository.unisba.ac.id › bitstream › handle › 123456789 › 5162 › ... · BAB II TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS 2.1 2.1.1 Pengertian Good ...2016-10-14 ·

26

ukuran efisiensi operasi dari suatu perusahaan dalam menciptakan laba dari

total aktiva yang dimiliki perusahaan. Rasio ROA menunjukkan pengaruh

gabungan dari likuiditas, manajemen aktiva, dan hutang terhadap hasil

operasi. Sama halnya dengan metode tradisional lainnya, metode ROA

cenderung hanya memperhatikan laba. Dengan ROA, akan diketahui tingkat

kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba yang dapat dilihat dari

rasio ROA yang diperoleh. Semakin tinggi rasio yang diperoleh, maka

semakin tinggi pula tingkat kemampuan perusahaan untuk memperoleh laba

atas aktiva yang dimilikinya demikian sebaliknya.

2.1.9 Pengertian Nilai Perusahaan

Nilai perusahaan adalah sebuah nilai yang menunjukkan cerminan dari

ekuitas dan nilai buku perusahaan, baik berupa nilai pasar ekuitas, nilai buku dari

total utang dan nilai buku dari total ekuitas (Purwaningtyas, 2011).

Memaksimalkan nilai perusahaan sangat penting artinya bagi suatu perusahaan,

karena dengan memaksimalkan nilai perusahaan berarti juga memaksimalkan

kemakmuran pemegang saham yang merupakan tujuan utama perusahaan.

Dalam penelitian ini peneliti menggunakan metode Tobin’s Q sebagai

pengukuran nilai perusahaan.

repository.unisba.ac.id

Page 17: repository.unisba.ac.id › bitstream › handle › 123456789 › 5162 › ... · BAB II TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS 2.1 2.1.1 Pengertian Good ...2016-10-14 ·

27

2.1.9.1 Tobin’s Q

Pasternack & Rosenberg (2002) mendefinisikan sebagai “specified

as the ratio of the firm’s value divided by the replacement value of assets, use

the market value of the firm’s equity added with the book value of the total

debt as a measure of the firm value, and the book value of total assets as a

proxy for the replacement value of assets”. Dari definisi diatas dapat

diterjemahkan sebagai Tobin’s Q adalah ditetapkan sebagai rasio dari nilai

perusahaan dibagi dengan nilai penggantian aset, menggunakan nilai pasar

ekuitas perusahaan ditambah dengan nilai buku total hutang sebagai ukuran

nilai perusahaan, dan nilai buku total aset sebagai proksikan untuk nilai

penggantian aset.

Salah satu alternatif yang digunakan dalam menilai nilai perusahaan

adalah dengan menggunakan Tobin’s Q, rasio ini dikembangkan oleh

professor James Tobin (1967). Rasio ini merupakan konsep yang berharga

karena menunjukkan estimasi pasar keuangan saat ini tentang nilai hasil

pengembalian dari setiap dolar investasi incremental. Tobin’s Q adalah Hasil

dari nilai pasar ekuitas ditambah total hutang dan total persediaan, dikurangi

asset lancar perusahaan lalu dibagi dengan nilai buku dari total asset

(Carningsih, 2012). Jika rasio-Q diatas satu, ini menunjukkan bahwa

investasi dalam aktiva menghasilkan laba yang memberikan nilai yang lebih

tinggi daripada pengeluaran investasi, hal ini akan merangsang investasi

repository.unisba.ac.id

Page 18: repository.unisba.ac.id › bitstream › handle › 123456789 › 5162 › ... · BAB II TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS 2.1 2.1.1 Pengertian Good ...2016-10-14 ·

28

baru. Jika rasio-Q dibawah satu, maka investasi dalam aktiva tidaklah

menarik (Herawaty, 2008).

2.2 Penelitian Terdahulu

Tabel 2.1

Penelitian Terdahulu

Nama Peneliti Judul Variabel yang

Digunakan Indikator Hasil Penelitian

Framudtyo Jati

(2009)

Pengaruh struktur

corporate

governance

terhadap kinerja

perusahaan

manufaktur yang

terdaftar di Bursa

Efek Indonesia

Corporate

governance

Kepemilikan

institusional,

kepemilikan

manajerial,

ukuran

perusahaan,

pertumbuhan

penjualan,

ukuran dewan

direksi, dan

keberadaan

komite audit.

Penelitian ini terdapat pengaruh signifikan

antara variabel struktur corporate

governance terhadap kinerja perusahaan

yang diukur ROA dan tidak terdapat

pengaruh yang signifikan antara variabel

struktur corporate governance terhadap

kinerja perusahaan yang diukur dengan

ROE.

Hudan Diandono

(2012)

Pengaruh

Mekanisme Good

Corporate

Governance

(GCG) terhadap

Kinerja

Keuangan pada

Perusahaan yang

masuk kelompok

Jakarta Islamic

Index (JII)

Periode 2006-

2011

Mekanisme

Good

Corporate

Governance

Kepemilikan

saham

institusional,

proporsi dewan

komisaris

independen,

dewan

komisaris,

komite audit

1. Kepemilikan institusional berpengaruh

positif terhadap kinerja keuangan. Hal

tersebut karena semakin besar jumlah

kepemilikan saham oleh pihak institusi

akan mampu meminimalisir masalah

agency theory sehingga mendorong

mengoptimalkan nilai perusahaan dan

kinerja perusahaan akan meningkat.

2. Proporsi dewan komisaris independen

berpengaruh positif terhadap kinerja

keuangan. Hal tersebut menepis

anggapan bahwa keberadaan komisaris

independen bukan hanya sebagai

formalitas saja dalam organ perusahaan

dan indikasi timbulnya agency cost

sebagai akibat dari agency problem

tidak terjadi sehingga dapat

meningkatkan kinerja keuangan.

repository.unisba.ac.id

Page 19: repository.unisba.ac.id › bitstream › handle › 123456789 › 5162 › ... · BAB II TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS 2.1 2.1.1 Pengertian Good ...2016-10-14 ·

29

3. Dewan komisaris tidak berpengaruh

terhadap kinerja keuangan. Hal

tersebut karena dewan komisaris tidak

bisa melakukan koordinasi, komunikasi

dan pengambilan keputusan dalam

menjalankan fungsi control yang lebih

baik untuk meningkatkan kinerja

perusahaan.

4. Komite audit tidak berpengaruh

terhadap kinerja keuangan. Hal

tersebut karena keberadaan komite

audit dalam memelihara kredibilitas

laporan keuangan dan upaya membantu

dewan komisaris belum sepenuhnya

tercapai sehingga belum mampu

meningkatkan kinerja perusahaan.

Rizky Arifani

(2012)

Pengaruh Good

Corporate

Governance

terhadap Kinerja

Keuangan

Perusahaan

(Studi pada

Perusahaan yang

tercatat di Bursa

Efek Indonesia)

Mekanisme

Good

Corporate

Governance

Komite audit,

kepemilikan

institusional,

komisaris

independen,

kepemilikan

manajerial

1. Komite audit mempunyai pengaruh

terhadap kinerja keuangan. Hal ini

mengindikasikan bahwa dengan

bentuknya komite audit mampu untuk

mengawasi manajemen dalam

meningkatkan kinerja keuangannya.

2. Kepemilikan institusional mempunyai

pengaruh terhadap kinerja keuangan.

Hasil ini menunjukkan bahwa

kepemilikan saham oleh institusi diluar

perusahaan mampu menjadi kontroler

dalam pengambilan keputusan oleh

manajemen sehingga tercipta kinerja

keuangan yang baik.

3. Komisaris independen memiliki

pengaruh terhadap kinerja keuangan.

Dengan ditunjuknya komisaris

independen pada Rapat Umum

Pemegang Saham (RUPS), akan secara

langsung memberikan pengawasan

terhadap direksi dalam pelaksanaan

kebijakan-kebijakan yang telah dibuat

untuk mencapai tujuan perusahaan.

4. Kepemilikan manajerial tidak dapat

membuktikan bahwa adanya pengaruh

terhadap kinerja keuangan perusahaan.

Kepemilikan manajerial yang minoritas

tidak dapat mempengaruhi kinerja

keuangan karena pengambilan

keputusan manajemen dalam rangka

repository.unisba.ac.id

Page 20: repository.unisba.ac.id › bitstream › handle › 123456789 › 5162 › ... · BAB II TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS 2.1 2.1.1 Pengertian Good ...2016-10-14 ·

30

untuk meningkatkan kinerja keuangan

masih dipengaruhi oleh pemegang

saham yang lebih besar.

Nurcahyani,

Suhadak dan R.

Rustam Hidayat

(2013)

Pengaruh

Penerapan Good

Corporate

Governance dan

Kepemilikan

Institusional

terhadap Kinerja

Keuangan (Studi

Pada Perusahaan

Peserta CGPI

yang Terdaftar Di

BEI Tahun 2009-

2011)

Kepemilikan

institusional

1. Penelitian ini menunjukkan bahwa

good corporate governance

berpengaruh terhadap ROE.

2. Penelitian ini menunjukkan bahwa

good corporate governance

berpengaruh terhadap ROA.

3. Kepemilikan saham oleh institusional

pada penelitian ini menunjukkan

hubungan positif dan berpengaruh

terhadap ROE.

4. Kepemilikan saham oleh institusional

pada penelitian ini menunjukkan

hubungan positif dan berpengaruh

terhadap ROA.

Siti Muntiah

(2013)

Pengaruh

Mekanisme

Corporate

Governance

terhadap Kinerja

Perusahaan

(Studi

Perusahaan

Manufaktur yang

Terdaftar di

Bursa Efek

Indonesia

Periode 2010-

2012)

Mekanisme

corporate

governance

Kepemilikan

institusional,

kepemilikan

manajerial,

ukuran dewan

komisaris,

proporsi dewan

komisaris,

komite audit

1. Hasil pengujian hipotesis secara parsial

menunjukkan bahwa variabel

kepemilikan institusional berpengaruh

negatif dan signifikan terhadap kinerja

perusahaan.

2. Hasil pengujian hipotesis secara parsial

menunjukkan bahwa variabel

kepemilikan manajerial berpengaruh

positif dan tidak signifikan

berpengaruh terhadap kinerja

perusahaan.

3. Hasil pengujian hipotesis secara parsial

menunjukkan bahwa variabel ukuran

dewan komisaris berpengaruh positif

dan tidak signifikan terhadap kinerja

perusahaan.

4. Hasil pengujian hipotesis secara parsial

menunjukkan bahwa variabel proporsi

dewan komisaris independen

berpengaruh positif dan signifikan

terhadap kinerja perusahaan.

5. Hasil pengujian hipotesis secara parsial

menunjukkan bahwa variabel komite

audit berpengaruh positif dan

signifikan terhadap kinerja perusahaan.

Wardoyo &

Veronica (2013)

Pengaruh Good

Corporate

Governance,

Corporate Social

Mekanisme

Good

Corporate

Governance

Jumlah dewan

komisaris,

independensi

dewan

GCG yang diukur dengan variabel

ukuran dewan direksi memiliki

pengaruh secara signifikan terhadap

nilai perusahaan sedangkan variabel

repository.unisba.ac.id

Page 21: repository.unisba.ac.id › bitstream › handle › 123456789 › 5162 › ... · BAB II TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS 2.1 2.1.1 Pengertian Good ...2016-10-14 ·

31

Responsibility

dan Kinerja

Keuangan

terhadap Nilai

Perusahaan

komisaris,

ukuran dewan

direksi, dan

jumlah anggota

komite audit

GCG lainnya, yaitu ukuran dewan

komisaris,, independensi dewan

komisaris dan jumlah anggota komite

audit tidak memiliki pengaruh secara

signifikan terhadap nilai perusahaan.

Noviana Bekti

Lestari,

Muhammad

Khafid dan Indah

Anisykurlillah

(2014)

Pengaruh Good

Corporate

Governance

terhadap Nilai

Perusahaan

dengan Kualitas

Laba sebagai

variabel

Intervening

Mekanisme

Good

Corporate

Governance

Kepemilikan

manajerial,

kepemilikan

institusional,

komisaris

independen

Hasil penelitian ini menunjukkan

bahwa variabel kepemilikan manajerial

dan komisaris independen berpengaruh

terhadap kualitas laba maupun nilai

perusahaan. Kualitas laba berpengaruh

terhadap nilai perusahaan. Variabel

kepemilikan manajerial dan komisaris

independen berpengaruh terhadap

kualitas laba serta nilai perusahaan.

Kualitas laba hanya menjadi mediator

pengaruh kepemilikan manajerial

terhadap nilai perusahaan.

Purwaningtyas

(2011)

Analisis

pengaruh

mekanisme good

corporate

governance

terhadap nilai

perusahaan

Mekanisme

good corporate

governance

Kepemilikan

institusional,

kepemilikan

manajemen,

dewan direksi,

dewan komisaris

dan komite audit

Kepemilikan institusional, kepemilikan

manajemen dan ukuran dewan direksi

berpengaruh terhadap nilai perusahaan.

Tetapi, dewan komisaris independen

dan komite audit tidak berpengaruh

terhadap nilai perusahaan.

Arieful Hidayat

(2010)

Hubungan

struktur

corporate

governance

terhadap nilai

perusahaan pada

perusahaan

manufaktur yang

terdaftar di Bursa

Efek Indonesia

Struktur

corporate

governance

Dewan

komisaris,

kepemilikan

institusional,

kepemilikan

publik dan

pengungkapan

corporate

governance

Hasil dari penelitian menunjukkan

bahwa nilai komposisi dewan

menunjukkan nilai negatif dalam

regresi, yang berarti hubungan antara

komposisi dewan komisaris untuk

menghargai perusahaan memiliki

hubungan yang berlawanan. Sementara

komponen lainnya adalah hubungan

yang positif dan bermakna dalam yang

sama arah mempunyai nilai

perusahaan. Sementara komponen

lainnya adalah hubungan yang positif

dan bermakna dalam yang sama arah

mempuyai nilai perusahaan. Dengan

kesimpulan dari pengolahan yang

dilakukan bahwa secara umum

komposisi dewan komisaris,

kepemilikan institusional, kepemilikan

publik, dan pengungkapan tidak

memiliki pengaruh terhadap nilai

perusahaan.

repository.unisba.ac.id

Page 22: repository.unisba.ac.id › bitstream › handle › 123456789 › 5162 › ... · BAB II TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS 2.1 2.1.1 Pengertian Good ...2016-10-14 ·

32

2.3 Kerangka Pemikiran

1.3.1 Pengaruh Mekanisme Good Corporate Governance terhadap Nilai

Perusahaan

Corporate governance merupakan mekanisme untuk mengatur dan

mengelola bisnis, serta untuk meningkatkan kemakmuran perusahaan. Tujuan

utama mekanisme good corporate governance adalah untuk menciptakan nilai

tambah bagi semua pihak yang berkepentingan (stakeholder). Mekanisme

corporate governance merupakan mekanisme untuk mengatur, mengelola,

menganalisis, dan untuk meningkatkan kemakmuran perusahaan. Mekanisme

corporate governance yang baik memberikan perlindungan kepada pemegang

saham dan kreditur untuk memperoleh kembali investasi dengan wajar, tepat dan

efisien dengan memastikan manajemen untuk bertindak sebaik yang dilakukan

kepentingan perusahaan.

Adanya mekanisme CGC diharapkan monitoring terhadap manajer

perusahaan dapat lebih efektif sehingga dapat meningkatkan kinerja perusahaan

dan nilai perusahaan. Hal tersebut dilakukan untuk melihat seberapa berhasilnya

manajemen perusahaan mengelola aset dan modal yang dimilikinya untuk

memaksimalkan nilai perusahaan karena investor perlu memiliki tolak ukur agar

dapat mengetahui investasi yang dilakukannya akan mendapat keuntungan jika

sahamnya dijual.

repository.unisba.ac.id

Page 23: repository.unisba.ac.id › bitstream › handle › 123456789 › 5162 › ... · BAB II TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS 2.1 2.1.1 Pengertian Good ...2016-10-14 ·

33

Kepemilikan institusional yaitu kepemilikan saham yang dimiliki

institusional dan blockholders. Kepemilikan institusional merupakan kepemilikan

saham oleh pemerintah, institusi keuangan, institusi berbadan hukum, institusi

luar negeri, dana perwalian serta institusi lainnya pada akhir tahun (Shien et al.,

2006). Kepemilikan institusional bertindak sebagai pihak yang memonitor

perusahaan pada umumnya dan manajer sebagai pengelola perusahaan pada

khususnya. Kepemilikan institusional memiliki arti penting dalam memonitor

manajemen, karena dengan adanya kepemilikan oleh institusional akan

mendorong peningkatan pengawasan yang lebih optimal terhadap kinerja

manajemen, sehingga manajemen akan lebih berhati-hati daam mengambil

keputusan. Semakin tinggi tingkat kepemilikan institusional, maka semakin kuat

kontrol terhadap perusahaan sehingga meningkatkan nilai perusahaan.

Kepemilikan saham manajerial adalah proporsi saham biasa yang dimiliki

oleh para manajemen, yang dapat diukur dari presentase saham biasa yang

dimiliki oleh pihak manajemen yang secara aktif terlibat dalam pengambilan

keputusan perusahaan. kepemilikan saham manajerial akan membantu penyatuan

kepentingan manajer dan pemegang saham, shingga manajer ikut merasakan

secara langsung manfaat dari keputusan yang diambil dan ikut pula menanggung

kerugian sebagai konsekuensi dari pengambilan keputusan yang salah. Semakin

tinggi kepemilikan saham oleh manajemen, maka manajer akan merasa ikut

memiliki perusahaan, sehingga akan berusaha semaksimal mungkin melakukan

tindakan-tindakan yang dapat memaksimalkan kemakmurannya dan menurunkan

repository.unisba.ac.id

Page 24: repository.unisba.ac.id › bitstream › handle › 123456789 › 5162 › ... · BAB II TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS 2.1 2.1.1 Pengertian Good ...2016-10-14 ·

34

kecenderungan manajer untuk melakukan tindakan yang berlebihan yang

berdampak pada meningkatnya nilai perusahaan.

Proporsi dewan komisaris independen adalah jumlah dewam komisaris

independen dalam perusahaan. Keberadaan komisaris independen telah diatur

Bursa Efek Jakarta melalui peraturan BEJ tanggal 1 juli 2000 diikuti dari (FCGI,

2002). Dikemukakan bahwa perusahaan yang listed di Bursa harus mempunyai

Dewan Komisaris Independen yang secara proporsional sama dengan jumlah

saham yang dimiliki pemegang saham yang minoritas (bukan controlling

shareholders). Dalam peraturan ini, persyaratan jumlah minimal Komisaris

Independen adalah 30% dari seluruh anggota Dewan Komisaris (Siti Muntiah,

2013). Semakin tinggi dewan komisaris independen, semakin baik dewan

komisaris independen melakukan fungsi pengawasan dan koordinasi dalam

perusahaan akan meningkatkan nilai perusahaan.

Pada lampiran surat keputusan dewan direksi PT. Bursa Efek Jakarta No.

Kep-315/BEF/06-2000 poin 2f, peraturan tentang pembentukan komite audit

disebutkan bahwa “Komite audit adalah komite yang dibentuk oleh dewan

komisaris Perusahaan Tercatat yang anggotanya diangkat dan diberhentikan oleh

dewan komisaris Perusahaan Tercatat untuk membantu dewan komisaris

Perusahaan Tercatat melakukan pemeriksaan atau penelitian yang dianggap perlu

terhadap pelaksanaan fungsi direksi dalam pengelolaan Perusahaan Tercatat”.

Komite audit juga berperan dalam mengawasi proses pelaporan keuangan

perusahaan yang bertujuan mewujudkan laporan keuangan yang disusun melalui

repository.unisba.ac.id

Page 25: repository.unisba.ac.id › bitstream › handle › 123456789 › 5162 › ... · BAB II TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS 2.1 2.1.1 Pengertian Good ...2016-10-14 ·

35

proses pemeriksaan dengan integritas dan obyektifitas dari auditor. Komite audit

akan berperan efektif untuk meningkatkan kredibilitas laporan keuangan dan

membantu dewan komisaris memperoleh kepercayaan dari pemegang saham

untuk memnuhi kewajiban penyampaian informasi. Dengan adanya keberadaan

komite audit dalam suatu perusahaan, maka akan memberikan kontribusi dalam

kualitas laporan keuangan yang dapat meningkatkan nilai perusahaan.

Dewan Komisaris merupakan organ perusahaan yang bertugas dan

bertanggung jawab secara kolektif untuk melakukan pengawasan dan

memberikan nasihat kepada Direksi serta memastikan bahwa perusahaan

melaksanakan GCG pada seluruh tingkatan atau jenjang organisasi. Semakin

banyak dewan komisaris dalam perusahaan akan memberikan suatu bentuk

pengawasan terhadap kinerja perusahaan yang semakin baik, dengan kinerja

perusahaan yang baik dan terkontrol maka akan menghasilkan profitabilitas yang

baik dan nantinya akan dapat meningkatkan harga saham perusahaan dan nilai

perusahaan pun juga akan ikut meningkat.

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh Purwaningtyas (2011)

dan Noviana et.,al (2014) bahwa mekanisme good corporate governance

berpengaruh terhadap nilai perusahaan. Menurut Wardoyo (2013) GCG yang

diukur dengan variabel ukuran dewan direksi memiliki pengaruh terhadap nilai

perusahaan sedangkan variabel GCG lainnya, yaitu ukuran dewan komisaris,,

independensi dewan komisaris dan jumlah anggota komite audit tidak memiliki

repository.unisba.ac.id

Page 26: repository.unisba.ac.id › bitstream › handle › 123456789 › 5162 › ... · BAB II TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS 2.1 2.1.1 Pengertian Good ...2016-10-14 ·

36

pengaruh terhadap nilai perusahaan. Hal inilah yang akan dijadikan dasar bagi

penulis untuk mengembangkan penelitian lebih lanjut.

2.3.2 Pengaruh Return On Asset (ROA) Terhadap Nilai Perusahaan

Banyak faktor yang mempengaruhi nilai perusahaan, yang mana penelitian

mengenai faktor-faktor yang berpengaruh terhadap nilai perusahaan sendiri telah

banyak dilakukan, antara lain kinerja keuangan suatu perusahaan, kebijakan

deviden, corporate governance dan lain sebagainya.

Penilaian kinerja lainnya dilihat dari kemampuan perusahaan tersebut

untuk menghasilkan laba (Rahayu, 2010). Laba perusahaan selain merupakan

indikator kemampuan perusahaan memenuhi kewajiban bagi para penyandang

dananya juga merupakan elemen dalam penciptaan nilai perusahaan yang

menunjukkan prospek perusahaan dimasa yang akan datang. Rendahnya kualitas

laba akan membuat kesalahan pembuatan keputusan para pemakainya seperti

investor dan kreditor, sehingga nilai perusahaan akan berkurang (Siallagan &

Machfoedz, 2006). Hal tersebut berarti mendukung penyataan bahwa semakin

baik kinerja perusahaan maka semakin tinggi nilai perusahaan. Mengukur kinerja

perusahaan investor biasanya melihat kinerja keuangan dapat dilakukan dengan

menghitung return on asset (ROA). Penelitian mengenai pengaruh ROA terhadap

nilai perusahaan menunjukkan hasil yang tidak konsisten. ROA yang positif

menunjukkan bahwa dari total aktiva yang dipergunakan untuk beroperasi,

perusahaan mampu memberikan laba bagi perusahaan. Sebaliknya apabila ROA

repository.unisba.ac.id

Page 27: repository.unisba.ac.id › bitstream › handle › 123456789 › 5162 › ... · BAB II TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS 2.1 2.1.1 Pengertian Good ...2016-10-14 ·

37

yang negatif menunjukkan bahwa perusahaan mengalami kerugian. Jadi jika suatu

perusahaan mempunyai ROA yang tinggi maka perusahaan tersebut berpeluang

besar dalam meningkatkan pertumbuhan perusahaan. Akan tetapi, jika total aktiva

yang digunakan perusahaan tidak memberikan laba artinya perusahaan akan

mengalami kerugian dan akan menghambat pertumbuhan perusahaan. Semakin

tinggi ROA menunjukkan semakin baik kinerja perusahaan, karena dana yang

diinvestasikan ke dalam aset dapat menghasilkan Earning After Tax (EAT) yang

semakin tinggi (Ang, 2002).

Dari hasil penelitian tika dan Ferry (2002) menyatakan bahwa ROA

mempunyai pengaruh terhadap nilai perusahaan. dari hsil penelitiannya

menunjukkan para investor melakukan overview suatu perusahaan dengan melihat

rasio keuangan sebagai alat evaluasi investasi, karena rasio keuangan

mencerminkan tinggi rendahnya nilai perusahaan.

2.3.3 Pengaruh Mekanisme Good Corporate Governance Terhadap Nilai

Perusahaan Dengan Return On Asset (ROA) Sebagai Variabel

Pemoderasi

Mekanisme good corporate governance digunakan untuk mengontrol

perusahaan yang bertindak bagi kepentingan internal dan eksternal lainnya yang

berkaitan dengan hak-hak dan kewajiban mereka. Adanya Mekanisme Good

Corporate Governance mencerminkan kinerja perusahaan yang baik dan

mencerminkan keadaan keuangan perusahaan yang baik juga (Rizky Arifani,

repository.unisba.ac.id

Page 28: repository.unisba.ac.id › bitstream › handle › 123456789 › 5162 › ... · BAB II TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS 2.1 2.1.1 Pengertian Good ...2016-10-14 ·

38

2012). Return On Asset (ROA) merupakan salah satu rasio keuangan yang dapat

digunakan untuk mengukur kinerja keuangan suatu perusahaan. ROA merupakan

alat ukuran efisiensi operasi dari suatu perusahaan dalam menciptakan laba dari

total aktiva yang dimiliki perusahaan. Menurut Ulupui (2007) menyatakan bahwa

nilai perusahaan ditentukan oleh earning power dari aset perusahaan. semakin

tinggi earning power maka semakin efisien perputara aset dan atau semakin tinggi

profit margin yang diperoleh oleh perusahaan. hal ini tentunya berdampak pada

peningkatan ilia perusahaan karena semakin baik kinerja yang dimiliki suatu

perusahaan maka semakin tinggi nilai perusahaan.

1.4 Hipotesis Penelitian

Hipotesis yang diajukan penulis adalah sebagai berikut:

H1: Terdapat pengaruh mekanisme Good Corporate Governance terhadap nilai

perusahaan

H2: Terdapat pengaruh return on asset (ROA) terhadap nilai perusahaan

H3: Terdapat pengaruh mekanisme Good Corporate Governance terhadap nilai

perusahaan dengan return on asset (ROA) sebagai variabel pemoderasi

repository.unisba.ac.id

Page 29: repository.unisba.ac.id › bitstream › handle › 123456789 › 5162 › ... · BAB II TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS 2.1 2.1.1 Pengertian Good ...2016-10-14 ·

39

Gambar 2.1

Skema kerangka pemikiran

X1

Y

X2

Nilai

Perusahaan

Return On Asset

(ROA)

Mekanisme GCG

1. Proporsi

Dewan

Komisaris

Independen

2. Kepemilikan

Institusional

3. Kepemilikan

Manajerial

4. Ukuran

Dewan

Komisaris

5. Komite Audit

repository.unisba.ac.id