85324647 LAPORAN KASUS Glaukoma Sudut Terbuka

  • Upload
    dwi-sri

  • View
    805

  • Download
    134

Embed Size (px)

DESCRIPTION

glaukoma

Citation preview

  • 7/16/2019 85324647 LAPORAN KASUS Glaukoma Sudut Terbuka

    1/21

    1

    LAPORAN KASUS

    ODS Glaukoma Primer Sudut Terbuka

    I. IDENTITAS PASIENNama : Ny.IS

    Umur : 65 tahun

    Jenis kelamin : Perempuan

    Suku : Makassar

    Agama : Budha

    Alamat : Jalan Sulawesi, Makassar

    No. register : 014521

    Pekerjaan : -

    RS : Orbita

    Tanggal pemeriksaan : 23 Februari 2012

    Dokter : dr.H

    II. ANAMNESISKeluhan utama : Penurunan penglihatan pada kedua mata

    Anamnesis terpimpin :

    Dialami sejak 1 tahun yang lalu, secara perlahan-lahan, dimulai dari

    mata kanan kemudian yang kiri. Nyeri (-), mata merah (-), mata silau (-), air mata

    berlebihan (+), kotoran mata berlebihan (-), rasa berpasir (-). Riwayat memakai

    kacamata baca (+) sejak lebih dari 5 tahun yang lalu. Riwayat trauma pada mata (-

    ). Riwayat DM dan riwayat HT disangkal. Riwayat keluhan yang sama dalam

    keluarga (+).

    III. PEMERIKSAAN OFTALMOLOGIA. INSPEKSI

    PEMERIKSAAN OD OS

    1. Palpebra Edema (-) Edema (-)

  • 7/16/2019 85324647 LAPORAN KASUS Glaukoma Sudut Terbuka

    2/21

    2

    2. Aparatus Lakrimalis Lakrimasi (-) Lakrimasi (-)

    3. Silia Kesan Normal Kesan Normal

    4. Konjungtiva Hiperemis (-) Hiperemis (-)

    5. Mekanisme Muskular

    - ODS

    - OD

    - OS

    6. Kornea Jernih Jernih

    7. BMD Normal Normal

    8. Iris Coklat, kripte (+) Coklat, kripte (+)

    9. Pupil Bulat, sentral,RC(+) Bulat,sentral,RC(+)

    10. Lensa Jernih Jernih

    Foto pasien

    B. PALPASIPALPASI OD OS

    1. Tensi Okuler Tn Tn

    2. Nyeri tekan (-) (-)

  • 7/16/2019 85324647 LAPORAN KASUS Glaukoma Sudut Terbuka

    3/21

    3

    3. Massa tumor (-) (-)

    4. Glandula preaurikuler Tidak ada Pembesaran Tidak ada Pembesaran

    C. VISUSVOD : 20/30 F

    VOS : 20/30 F

    D. TONOMETRITOD : 22 mmHg

    TOS : 24 mmHg

    E. CAMPUS VISUALTidak dilakukan pemeriksaan

    F. COLOR SENSETidak dilakukan pemeriksaan

    G. LIGHT SENSETidak dilakukan pemeriksaan

    H. PENYINARAN OBLIKPemeriksaan OD OS

    Konjungtiva Hiperemis (-) Hiperemis (-)

    Kornea Jernih Jernih

    Bilik Mata Depan Kesan Normal Kesan Normal

    Iris Coklat Coklat

    Pupil Bulat, sentral Bulat, sentral

    Lensa Jernih Jernih

  • 7/16/2019 85324647 LAPORAN KASUS Glaukoma Sudut Terbuka

    4/21

    4

    I. FUNDUSKOPIFOD : Refleks fundus (+), papil N.II batas tegas, CDR 0,5; cupping (+),

    A:V=2:3, makula refleks fovea (+), retina perifer kesan normal.

    FOS : Refleks fundus (+), papil N.II batas tegas, CDR 0,7; cupping (+),

    A:V=2:3, makula refleks fovea (+), retina perifer kesan normal.

    J. SLIT LAMPSLOD: Konjungtiva hiperemis (-), kornea jernih, BMD kesan normal, iris

    coklat, kripte (+), pupil bulat, sentral, refleks cahaya (+), lensa jernih

    SLOS: Konjungtiva hiperemis (-), kornea jernih, BMD kesan normal, iris

    coklat, kripte (+), pupil bulat, sentral, refleks cahaya (+), lensa jernih

    K. BIOMETRITidak dilakukan pemeriksan

    L. LABORATORIUMTidak dilakukan pemeriksaan

    M.GONIOSKOPIOD OS

    TM TM

    TM TM TM TM

    TM TM

    Kesimpulan: ODS Sudut terbuka

    N. PERIMETRIOD: GHT Outside normal limits, VFI 60%

    OS: GHT Outside normal limitr, VFI 90%

  • 7/16/2019 85324647 LAPORAN KASUS Glaukoma Sudut Terbuka

    5/21

    5

    IV. RESUMESeorang perempuan 65 tahun datang ke klinik Orbita dengan keluhan penglihatan

    menurun pada kedua mata, dialami sejak 1 tahun yang lalu, secara perlahan-

    lahan, dimulai dari mata kanan kemudian yang kiri. Disertai keluhan

    hiperlakrimasi. Tidak ada keluhan nyeri, hiperemis, fotofobia, sekret berlebih, dan

    rasa berpasir. Ada riwayat memakai kacamata baca sejak lebih dari 5 tahun yang

    lalu dan riwayat keluhan yang sama dalam keluarga. Tidak ada riwayat trauma

    pada mata. Riwayat DM dan riwayat HT disangkal.

    Pada pemeriksaan oftalmologi didapatkan VOD 20/30 F, VOS 20/30 F.

    TOD : 22 mmHg, TOS: 24 mmHg. FOD : CDR 0,5 dan tampak cupping,

    sedangkan pada FOS: CDR 0,7 juga tampak cupping. Pada pemeriksaan slit lamp,

    tidak ditemukan kelainan. Gonioskopi: kesan ODS sudut terbuka.

    V. DIAGNOSISODS Glaukoma Primer Sudut Terbuka

    VI. TERAPITimol 0,5% 2x1 tts ODS

    Glaucon 2x250 mg

    KSR tab 1x1

    VII. DISKUSIDari hasil anamnesis pada pasien ini, ditemukan adanya keluhan

    penglihatan menurun pada kedua mata, dialami sejak 1 tahun yang lalu, secara

    perlahan-lahan, dimulai dari mata kanan kemudian yang kiri. Pada pemeriksaan

    oftalmologi didapatkan VOD 20/30 F, VOS 20/30 F, TOD : 22 mmHg, TOS: 24

    mmHg, FOD: CDR 0,5 dan tampak cupping; FOS: CDR 0,7 dan tampak cupping;

    dan pada gonioskopi terlihat trabekular meshwork pada kedua mata, kesan ODS

    sudut terbuka. Sehingga pasien ini didiagnosis dengan ODS glaucoma primer

    sudut terbuka.

  • 7/16/2019 85324647 LAPORAN KASUS Glaukoma Sudut Terbuka

    6/21

    6

    Glaukoma ditandai dengan meningkatnya tekanan bola mata, atrofi papil

    saraf optik, dan menciutnya lapangan pandang dan dapat berakhir dengan

    kebutaan. Glaukoma disebabkan oleh bertambahnya produksi cairan mata oleh

    badan siliar, berkurangnya pengeluaran cairan mata di daerah sudut bilik mata.

    Terdapat klasifikasi glaukoma primer, sekunder, kongenital, dan absolut. Pada

    pasien ini tidak diketahui apa yang menyebabkan glaukoma, selain itu terjadi

    penurunan visus pada kedua bola mata sehingga dapat digolongkan dalam

    glaukoma primer.

    Untuk pengobatan diperlukan kombinasi beberapa golongan obat glaukoma

    baik topikal maupun oral. Timol merupakan beta bloker yang bekerja

    menghambat produksi cAMP di epitel siliaris dan Glaukon berisi golongan

    karbonik anhidrase inhibitor, keduanya digunakan untuk mengurangi sekresi

    humor akuous. Pemberian KSR dimaksudkan untuk mengurangi efek samping

    dari glaukon.

  • 7/16/2019 85324647 LAPORAN KASUS Glaukoma Sudut Terbuka

    7/21

    7

    GLAUKOMA PRIMER SUDUT TERBUKA

    I. PENDAHULUANGlaukoma berasal dari bahasa Yunani glaukos yang berarti hijau kebiruan,

    yang memberikan kesan warna tersebut pada pupil penderita glaukoma. Kelainan

    mata glaukoma ditandai dengan meningkatnya tekanan bola mata, atrofi papil

    saraf optik, dan berkurangnya lapangan pandang.1

    Penyakit yang ditandai dengan peninggian tekanan intraokular ini

    disebabkan oleh bertambahnya produksi cairan mata oleh badan siliar dan

    berkurangnya pengeluaran cairan mata di daerah sudut bilik mata atau di celah

    pupil. Pada glaukoma akan terdapat melemahnya fungsi mata dengan terjadinya

    cacat lapangan pandang dan kerusakan anatomi berupa ekskavasi serta degenerasi

    papil saraf optik, yang dapat berakhir dengan kebutaan.1

    Beberapa klasifikasi glaukoma berdasarkan American Academy of

    Ophthalmology adalah sebagai berikut:glaukoma sudut terbuka, glaukoma sudut

    tertutup dan childhood glaucoma.2

    Hampir 60 juta orang terkena glaukoma. Diperkirakan 3 juta penduduk

    Amerika Serikat terkena glaukoma, dan di antara kasus-kasus tersebut, sekitar

    50% tidak terdiagnosis. Sekitar 6 juta orang mengalami kebutaan akibat

    glaucoma, termasuk 100.000 penduduk Amerika, menjadikan penyakit ini sebagai

    penyebab utama kebutaan yang dapat dicegah di Amerika Serikat. Ras kulit hitam

    memiliki risiko yang lebih besar mengalami onset dini, keterlambatan diagnosis,

    dan penurunan penglihata yang berat dibadingkan ras kulit putih. Glaukoma sudut

    tertutup didapatkan pada 10-15% kasus ras kulit putih. Glaukoma sudut tertutup

    primer berperan pada lebih dari 90% kebutaan bilateral akibat glaukoma di

    China.3

    II. ANATOMI KORPUS SILIARISKorpus siliaris yang secara kasar berbentuk segitiga pada potongan

    melintang, menjembatani segmen anterior dan posterior. Membentang ke depan

    dari ujung anterior koroid ke pangkal iris (sekitar 6 mm). Korpus siliaris terdiri

  • 7/16/2019 85324647 LAPORAN KASUS Glaukoma Sudut Terbuka

    8/21

    8

    dari suatu zona anterior yang berombak-ombak (pars plikata) dan zona posterior

    yang datar (pars plana). Korpus siliaris memiliki dua fungsi penting; membentuk

    humor akuos dan akomodasi lensa. Processus siliaris berasal dari pars plikata.

    Processus siliaris ini terutama terbentuk dari kapiler-kapiler dan vena yang

    bermuara ke vena-vena vorteks. Ada dua lapisan epitel siliaris yaitu satu lapisan

    epitel tanpa pigmen disebelah dalam, yang merupakan perluasan dari neuroretina

    ke anterior dan lapisan berpigmen disebelah luar, yang merupakan perluasan dari

    lapisan epitel pigmen retina. Muskulus siliaris memiliki tiga lapisan fiber;

    longitudinal, radial, sirkular. 3, 4

    Gambar 1. Anatomi korpus siliaris, sudut iridokorneal dan trabekula Meshwork

    (dikutip dari kepustakaan 5)

    Gambar 2. Anatomi bilik mata depan, kanalis Schlemm dan trabekula Meshwork

    (dikutip dari kepustakaan 5).

  • 7/16/2019 85324647 LAPORAN KASUS Glaukoma Sudut Terbuka

    9/21

    9

    III. FISIOLOGI HUMOUR AKUOSHumor akuos merupakan cairan transparan yang mengisi bilik anterior dan

    bilik posterior yang dibentuk dari plasma darah dan disekresikan oleh epitelium

    siliaris nonpigmentasi. Humor akuos merupakan sumber nutrisi untuk lensa dan

    kornea, serta merupakan media untukmembuang produk sisa. Dibentuk dalam

    mata rata-rata 2-3 mikroliter tiap menit oleh epitelium siliaris. Komposisi humor

    akuos serupa dengan plasma kecuali bahwa cairan ini memiliki konsentrasi

    askorbat, piruvat, dan laktat yang lebih tinggi dan protein, urea dan glukosa yang

    lebih rendah. Pada dasarnya, seluruh cairan ini dibentuk oleh processus siliaris,

    yeng merupakan sebuah lipatan linear yang menghubungkan badan siliar ke ruang

    belakang iris di mana ligamen-ligamen lensa dan otot-otot siliaris juga melekat

    pada bola mata. Karena struktur lipatan mereka, daerah permukaan prosessus

    siliaris kurang lebih 6 cm2 pada setiap mata. Permukaan dari prosessus ini

    ditututpi oleh sel epitel yang bersifat sangat sekretoris.3, 4, 6

    Humor akuos hampir seluruhnya terbentuk sebagai sekresi aktif dari

    lapisan epitel prosessus siliaris. Sekresi dimulai dengan transport aktif dari ion

    natrium ke dalam ruangan di antara sel-sel epitel. Ion natrium kemudian

    mendorong ion klorida dan bikarbonat, dan bersama-sama mempertahankan sifat

    netralitas listrik. Kemudian semua ion ini bersama-sama menyebabkan osmosis

    air dari jaringan dibawahnya ke dalam ruang intersel epitel yang sama.4,7

    Setelah dibentuk di prosessus siliaris, humor akuos ini kemudian mengalir

    diantara ligamen-ligamen lensa, kemudian melalui pupil ke ruang anterior mata.

    Disini, cairan mengalir ke dalam sudut diantara kornea dan iris dan kemudian

    melalui trabekula-trabekula dan akhirnya masuk ke kanalis Schlemm. Kanalis

    Schlemm sebaliknya adalah sebuah vena yang berdinding tipis yang meluas

    secara sirkumferensial ke segela arah pada mata. Membran endotelnya yang

    berpori-pori sehingga bahkan molekul protein yang besar pun sampai seukuran sel

    darah merah, dapat lewati ruang anterior ke dalam kanalis Schlemm. Dan pada

    akhirnya berakhir pada vena akuos dan vena episklera.7

  • 7/16/2019 85324647 LAPORAN KASUS Glaukoma Sudut Terbuka

    10/21

    10

    Gambar 3. Sirkulasi Humor Akuos. B dan C merupakan tempat terjadinya

    resistensi dari sirkulasi humor akuos. (dikutip dari kepustakaan 8).

    IV.ETIOPATOGENESISEtiopatogenesis dari glaukoma sudut terbuka primer belum diketahui

    secara pasti. Beberapa faktor yang telah diketahui dapat menyebabkan terjadinya

    penyakit ini adalah sebagai berikut :

    1.

    Faktor resiko dan predisposisi :a. Herediter. Terjadi peningkatan resiko sekitar 10% mengidap glaukoma

    sudut terbuka primer pada orang yang bersaudara.

    b. Usia. Resiko mengidap penyakit ini meningkat seiring bertambahnyausia. Penyakit ini lebih sering terjadi pada decade ke-5 dan ke-7.

    c. Ras. Lebih sering dan lebih berat pada ras kulit hitam dibandingkandengan ras kulit putih.

    d. Miop. Lebih sering terjadi pada orang miop daripada orang normal.e. Lebih sering terjadi pada orang dengan DM, Hipertensi, penyakit

    kardiovaskuler, merokok, oklusi vena retina, dan penderita tirotoksikosis.

    2. Patogenesis peningkatan TIO. Telah diketahui bahwa terjadi TIO karenapenurunan drainase humor akuos akibat peningkatan resistensi pada trabekula

    meshwork. Dan adanya peningkatan produksi dari humor akuos itu sendiri.2, 7

  • 7/16/2019 85324647 LAPORAN KASUS Glaukoma Sudut Terbuka

    11/21

    11

    V. KLASIFIKASIKlasifikasi glaukoma berdasarkan etiologi:

    3

    1.Glaukoma primer:a. Glaukoma sudut terbuka :

    - Glaukoma sudut terbuka kronik, glaukoma sederhana kronik.- Glaukoma tekanan normal : glaukoma tekanan rendah.

    b. Glaukoma sudut tertutup : Akut, Subakut,Kronik, Iris Plateau.2. Glaukoma kongenital:

    a. Glaukoma kongenital primerb. Glaukoma yang berkaitan dengan kelainan perkembangan mata lain :

    - Sindrom pembelahan bilik mata depan: Sindrom Axenfeld, SindromRieger, Sindrom Peter

    - Aniridiac. Glaukoma yang berkaitan dengan kelainan perkembangan ekstraokular :

    - Sindrom Sturge Weber- Sindrom Marfan- Neurofibromatosis- Sindrom Lowe- Rubela kongenital

    3. Glaukoma Sekunder :a. Glaukoma pigmentasi

    b.Sindrom eksfoliasic. Akibat kelainan lensa ( fakogenik ) :

    - Dislokasi- Intumesensi- Fakolitik

    d. Akibat kelainan traktus uvea :- Uveitis- Sinekia posterior ( seklusio pupilae )- Tumor

    e. Sindrom iridokorneo endotel ( ICE )

  • 7/16/2019 85324647 LAPORAN KASUS Glaukoma Sudut Terbuka

    12/21

    12

    f. Trauma :- Hifema- Kontusio / resesi sudut- Sinekia anterior perifer

    g. Pascaoperasi :- Glaukoma sumbatan siliaris ( glaukoma maligna )- Sinekia anterior perifer- Pertumbuhan epitel ke bawah- Pascabedah tandur kornea- Pascabedah pelepasan retina

    h. Glaukoma neovaskular :- Diabetes melitus- Sumbatan vena retina sentralis- Tumor intraokular

    i. Peningkatan tekanan vena episklera :- Fistula karotiskavernosa- Sindrom SturgeWeber

    j. Akibat steroid4. Glaukoma absolut: hasil akhir semua glaucoma yang tidak dapat terkontrol

    berupa mata yang keras, tidak dapat melihat dan sering nyeri.

    VI. GEJALA KLINISGejala klinis glaukoma sebagai berikut:6

    1. Biasanya terjadi secara tiba-tiba dan asimptomatik, sampai terjadi penurunanpenglihatan.

    2. Pasien mengeluhkan adanya sakit kepala dan nyeri pada bola mata.3. Beberapa pasien mengeluhkan adanya defek lapangan pandang apabila sudah

    mencapai stadium lanjut.

    4. Terjadi kesulitan dalam kemampuan membaca dekat akibat kegagalanakomodasi karena adanya tekanan pada muskulus siliaris dan suplai darah

    sehingga penderita mengganti kaca mata bacanya secara berulang-ulang.

  • 7/16/2019 85324647 LAPORAN KASUS Glaukoma Sudut Terbuka

    13/21

    13

    5. Terjadi keterlambatan dalam adaptasi gelap.6. Riwayat penggunaan kortikosteroid dalam jangka waktu yang lama

    Tanda klinis glaukoma: 6

    1. Pada pemeriksaan penyinaran oblik atau dengan slit-lamp didapatkan bilikmata depan normal.

    2. Peningkatan TIO yang dapat diukur dengan tonometri Schiotz, aplanasiGoldmann dan Non Contact Tonometry (NCT). Peningkatan TIO pada

    glaukoma yang disebabkan kortikosteroid biasanya terjadi secara perlahan-

    lahan.

    3. Perubahan pada diskus saraf optik, dibagi menjadi early glaukomatous danadvanced glaucomatous changes.

    a. Early glaucomatous changes ditandai dengan : Perubahan cup menjadi lebih oval dibagian vertikal akibat adanya

    kerusakan pada jaringan saraf dibagian kutub inferior dan superior.

    Asimetri dari cup (cekungan ) papil saraf optik. Cup yang besar (normal 0,3-0,4) Perdarahan disekitar papil saraf optik. Diskus tampak lebih pucat. Atrofi dari papil saraf optik.

  • 7/16/2019 85324647 LAPORAN KASUS Glaukoma Sudut Terbuka

    14/21

    14

    Gambar 4. A dan B. diskus optikus normal. C dan DEarly glaukomatous

    changes. (dikutip dari kepustakaan 6).

    b. Advanced glaukomatous changes ditandai dengan : Ekskavasi dari cup sampai ke diskus saraf optik dengan CDR : 0,7

    0.9

    Penipisan jaringan neuroretinal. Adanya pergeseran ke nasal dari pembuluh darah retina. Pulsasi dari arteriol retina mungkin tampak saat TIO sangat tinggi

    dan patognomonik untuk glaukoma.

    Lamellar dot sign

  • 7/16/2019 85324647 LAPORAN KASUS Glaukoma Sudut Terbuka

    15/21

    15

    Gambar 5. A dan B.Advanced glaukomatous change.s C dan D. Atrofi

    optik glaukomatous. (dikutip dari kepustakaan 6).

    4. Atrofi optik glaukomatous. Sebagai akibat progresif dari glaukoma dimanasemua jaringan retina pada diskus mengalami kerusakan dan papil saraf optik

    terlihat putih/pucat. Factor mekanik dan vascular memegang peranan penting

    terhadap terjadinya cupping dari diskus saraf optik. Efek mekanik dari

    peningkatan TIO menyebabkan penekanan terhadap nervus optikus pada

    lamina kribrosa sehingga mengganggu aliran aksoplasmik dari nervus optikus.

    Selain itu peningkatan TIO menyebabkan penekanan pada pembuluh darah di

    retina sehingga terjadi iskemik pada retina.

    5. Defek lapangan pandangVII. DIAGNOSIS

    Diagnosis glaukoma sudut terbuka primer ditegakkan apabila ditemukan

    kelainan-kelainan glaukomatosa pada diskus optikus dan lapangan pandang

    disertai peningkatan TIO, sudut kamera anterior terbuka dan tampak normal, dan

    tidak terdapat faktor penyebab yang dapat meningkatkan tekanan intraokuler.1

    Penegakan diagnosis dapat dilakukan dengan cara.8

  • 7/16/2019 85324647 LAPORAN KASUS Glaukoma Sudut Terbuka

    16/21

    16

    1. Mengukur peningkatan TIO dengan menggunakan tonometri Schiotz,Aplanasi goldman, dan NCT.

    Gambar 6. Tonometer di tempatkan pada mata yang sebelumnya ditetesi

    pantokain. Gambarkan disebelah kanan memperlihatkan kontak langsung antara

    tonometer dengan kornea (dikutip dari kepustakaan 8).

    2. Gonioskopi. Sudut pada kamera anterior terbuka seperti pada orang yang tidakmenderita glaukoma.

    Gambar 7. Gambaran hasil pemeriksaan gonioskopi. Pada glaukoma sudut terbuka

    hasil gonioskopi seperti pada orang normal (dikutip dari kepustakaan 8).

  • 7/16/2019 85324647 LAPORAN KASUS Glaukoma Sudut Terbuka

    17/21

    17

    Gambar 8. Sistem Shaffer untuk grading dari glaucoma

    (dikutip dari kepustakaan 6).

    Gambar 9. A. Tampilan hasil Gonioskopi B. konfigurasi sudut pada bilik

    mata depan (dikutip dari kepustakaan 6).

    3. Funduskopi. Pemeriksaan untuk melihat papil nervus optikus, untuk melihatadanya cupping dan atropi papil glaukomatosa.

    Gambar 10. A. Batas diskus optikus menjadi tegas dan lebih pucat disertai

    pelebaran dari cup nervus optikus (tanda dari suatu atrofi papil) B. Pembuluh

    darah menjorok kedalam cup (bayonet shaped kink)

    (dikutip dari kepustakaan 8).

  • 7/16/2019 85324647 LAPORAN KASUS Glaukoma Sudut Terbuka

    18/21

    18

    4. Perimetri. Untuk melihat adanya defek lapangan pandang

    Gambar 11.Early glaukoma. Mata panah menunjukkan adanya defek lapangan

    pandang. (dikutip dari kepustakaan 8).

    VII. PENATALAKSANAANa. Medikamentosa

    Untuk menurunkan TIO maka digunakan obat-obat yang mampu menghambat

    produksi humor akuos, meningkatkat drainase humor akuos pada trabekula

    dan uvoskleral. 8

  • 7/16/2019 85324647 LAPORAN KASUS Glaukoma Sudut Terbuka

    19/21

    19

    Gambar 12. Medikamentosa dalam pengobatan glaukoma. (dikutip dari

    kepustakaan 8)

    b. Operasi 8Operasi hanya dilakukan jika pengobatan dengan medikamentosa gagal.

    - Argon laser trabeculoplastyPrinsip : Laser menyebabkan kontraksi dari trabekula Meshwork, sehingga

    menjadi lebih lebar, akibatnya terjadi peningkatan drainase dari humor

    akuos melewati Trabekula Meshwork.

  • 7/16/2019 85324647 LAPORAN KASUS Glaukoma Sudut Terbuka

    20/21

    20

    - Filtration surgeryPrinsipnya adalah humor akuos dialirkan ke bilik mata depan melewati

    subkonjungtiva mengitari Trabekula Meshwork

    - CyclodialysisPrinsipnya adalah humor akuos dialirkan ke ruang supra koroid. Insisi

    dilakukan pada sklera ke korpus siliaris, 4 mm posterior dari limbus.

    Kemudian sclera dipisahkan dengan korpus siliaris dengan menggunakan

    retractordan diretraksi ke depan ke bilik mata depan. Pada daerah insisi

    terjadi atropi dari korpus siliaris sehingga juga berperan dalam

    menurunkan produksi humor akuos.

    - Cycloablation (cyclodestructive procedures)Menginduksi terjadinya atropi pada korpus siliaris sehingga produksi

    humor akuos menurun. Misalnya menggunkan laser YAG atau laser

    dengan energi tinggi.

    VIII.KOMPLIKASITanpa pengobatan glaukoma sudut terbuka dapat bekembang secara

    perlahan sehingga akhirnya menimbulkan kebutaan total.3

    IX. PROGNOSISApabila obat tetes anti-glaukoma dapat mengontrol TIO pada mata yang

    belum mengalami kerusakan glaukomatousa luas, prognosis akan baik (walupun

    penurunan lapangan pandang dapat terus berlanjut walupun TIO telah normal).

    Apabila proses penyakit terdeteksi secara dini, sebagian besar pasien glaukoma

    dapat ditangani dengan baik secara medis.3

  • 7/16/2019 85324647 LAPORAN KASUS Glaukoma Sudut Terbuka

    21/21

    21

    DAFTAR PUSTAKA

    1. Ilyas S. Glaukoma. Dalam : Ilyas S, Editor. Ilmu Penyakit Mata. Edisi 3.Jakarta : Balai penerbit FKUI; 2008. Hal. 212-17.

    2. The Eye M.D. Association. Glaucoma. In: Basic and Clinical Science CourseAmerican Academy of Ophthalmology. Section 10. Singapore : LEO; 2008.

    3. Vaughan D, Eva PR. Glaukoma. Dalam : Suyono YJ, Editor. OftalmologiUmum. Edisi 14. Jakarta: Widya Medika; 2000. Hal. 220-39.

    4. The Eye M.D. Association. Fundamentals and Principles of ophthalmology.In:Basic and Clinical Science Course American Academy of Ophthalmology.

    Section 2. Singapore : LEO; 2008.

    5. Crick RP, Khaw PT. Practical Anatomy and Physiology of The Eye and Orbit.In: A Textbook of Clinical Ophtalmology. 3thEd. Singapore : FuIsland Offset

    Printing (S) Pte Ltd; 2003. p 5-7.

    6. Guyton AC, Hall JE. Fluid System of the Eye. In: Textbook of MedicalPhysiology. 11th Ed. Pennyslvania: Elsevier Inc; 2006. p 623-25.

    7. Ming ALS, Constable IJ. Lens and Glaukoma. In : Color Atlas ofOphtalmology. 3th Ed. New York : World Science; 2006. p 51-60.

    8. Lang GK. Glaukoma. In : Ophtalmology : A Pocket Textbook Atlasy. Germany: Georg Thieme Verlag; 2007. p 239-71.