80920044 Diare Akut Dehidrasi Ringan Azam

Embed Size (px)

Citation preview

  • 7/28/2019 80920044 Diare Akut Dehidrasi Ringan Azam

    1/26

    BAB I

    PENDAHULUAN

    1.1 Latar Belakang

    Penyakit diare hingga kini masih merupakan salah satu penyakit utama

    pada bayi dan anak di Indonesia. Dari daftar urutan penyebab kunjungan

    Puskesmas/Balai Pengobatan, hampir selalu termasuk dalam kelompok 3

    penyebab utama bagi masyarakat yang berkunjung ke Puskesmas. Angka

    kesakitannya adalah sekitar 200-400 kejadian diare di antara 1000 penduduk

    setiap tahunnya. Dengan demikian di Indonesia dapat ditemukan penderita diare

    sekitar 60 juta kejadian setiap tahunnya, sebagian besar (70-80%) dari penderita

    ini adalah anak di bawah lima tahun ( 40 juta kejadian). Kelompok ini setiap

    tahunnya mengalami lebih dari satu kejadian diare. Sebagian dari penderita (1-

    2%) akan jatuh ke dalam dehidrasi dan kalau tidak segera ditolong 50-60% di

    antaranya dapat meninggal. Hal inilah yang menyebabkan sejumlah 350.000-

    500.000 anak di bawah lima tahun meninggal setiap tahunnya. 1,2

    Dari pencatatan dan pelaporan yang ada, baru sekitar 1,5-2 juta penderita

    penyakit diare yang berobat rawat jalan ke sarana kesehatan pemerintah. Jumlah

    ini adalah sekitar 10% dari jumlah penderita yang datang berobat untuk seluruh

    penyakit, sedangkan jika ditinjau dari hasil survei rumah tangga (LKRN, 1972), di

    antara 8 penyakit utama, ternyata penyakit diare mempunyai persentase berobat

    yang sangat tinggi, yaitu 72% dibandingkan 56% untuk rata-rata penderita seluruh

    penyakit yang memperoleh pengobatan.2

    1

    1

  • 7/28/2019 80920044 Diare Akut Dehidrasi Ringan Azam

    2/26

    Dehidrasi dan malnutrisi merupakan komplikasi utama diare akut pada

    bayi dan anak. Terapi yang benar terdiri dari upaya Rehidrasi Oral (URO) dan

    terapi makanan. Hanya usaha-usaha yang telah dibuktikan dapat menunjang

    prinsip terapi tersebut, yaitu mencegah dan mengatasi dehidrasi dan malnutrisi,

    yang sampai saat ini dapat diterima.3,4

    1.2 Tujuan

    1. Menjelaskan berbagai macam agen infeksius: morfologi, sifat, daur hidup,

    habitat, dan asalnya.

    2. Menjelaskan patogenesis dan patofisiologi penyakit mulai dari masuknya

    agen infeksius hingga muncul gejala klinis.

    3. Menjelaskan komplikasi, prognosis, dan penegakan diagnosis penyakit

    infeksi.

    4. Menjelaskan penatalaksanaan penyakit infeksi (cara pencegahan, pengobatan,

    perawatan, dan rehabilitasi).

    2

  • 7/28/2019 80920044 Diare Akut Dehidrasi Ringan Azam

    3/26

    BAB II

    TINJAUAN PUSTAKA

    2.1 Definisi

    Diare adalah meningkatnya frekuensi buang air besar, konsistensi feses

    menjadi cair, dan perut terasa mules ingin buang air besar. Secara praktis

    dikatakan diare bila frekuensi buang air besar lebih dari 3 kali sehari dengan

    konsistensi cair. Dokter atau peneliti klinik lebih memilih mengartikan diare

    sebagai tanda fisik (ekskresi 24 jam berat atau volume) daripada sebuah gejala.

    Berat feses harian orang dewasa atau anak sehat kurang dari 200 g dan infant

    kurang dari 10 g/kgBB. Meskipun konsistensi feses lebih baik untuk

    mendefinisikan diare, tetapi sulit untuk mengukurnya. Oleh karena itu, berat feses

    200 g/24 jam lebih mudah ditentukan, lebih obyektif untuk mendefinisikan diare.

    Definisi ini bisa salah pada 20% pasien dengan berat feses yang kurang dari berat

    tersebut. Hal ini karena komposisi feses bervariasi mulai dari 60%-85% air, oleh

    karena itu diare dapat diartikan sebagai penyakit transportasi air dan elektrolit di

    intestinal. 1,4,5,6

    Diare dapat tergolong keadaan akut dan bila lebih dari 2 minggu

    digolongkan dalam diare persisten.4,6

    1.3 Etiologi

    Etiologi diare dapat dibagi dalam beberapa faktor, yaitu:1

    1. Faktor infeksi

    3

  • 7/28/2019 80920044 Diare Akut Dehidrasi Ringan Azam

    4/26

    a. Infeksi enteral yaitu infeksi saluran pencernaan yang merupakan penyebab

    utama diare pada anak.

    Infeksi enteral ini meliputi:

    - Infeksi bakteri: Vibrio, E. coli, Salmonella, Shigella, Campylobacter,

    Yersinia, Aeromonas dan sebagainya.

    - Infeksi virus: Enterovirus (Virus ECHO, Coxsackie, Poliomyelitis),

    Adenovirus, Rotavirus, Astrovirus dan lain-lain.

    - Infestasi parasit: Cacing (Ascaris, Trichiuris, Oxyuris, Strongyloides),

    Protozoa (Entamoeba histolytica, Giardia lamblia, Trichomonas

    hominis), jamur (Candida albicans).

    b. Infeksi parenteral yaitu infeksi di bagian tubuh lain di luar alat pencernaan,

    seperti Otitis media akut (OMA), tonsilofaringitis, bronkopneumonia,

    ensefalitis dan sebagainya. Keadaan ini terutama terdapat pada bayi dan

    anak berumur di bawah 2 tahun.

    2. Faktor malabsorbsi

    a. Malabsorbsi karbohidrat: disakarida (intoleransi laktosa, maltosa dan

    sukrosa), monosakarida (intoleransi glukosa, fruktosa dan galaktosa). Pada

    bayi dan anak yang terpenting dan tersering ialah intoleransi laktosa.

    b. Malabsorbsi lemak

    c. Malabsorbsi protein

    3. Faktor makanan: makanan basi, beracun, alergi terhadap makanan.

    4. Faktor psikologis: rasa takut dan cemas. Walaupun jarang, dapat menimbulkan

    diare terutama pada anak yang lebih besar.

    1.4 Patogenesis

    4

  • 7/28/2019 80920044 Diare Akut Dehidrasi Ringan Azam

    5/26

    Mekanisme dasar yang menyebabkan timbulnya diare ialah: 1,3,7

    1. Gangguan osmotik

    Akibat terdapatnya makanan atau zat yang tidak dapat diserap akan

    menyebabkan tekanan osmotik dalam rongga usus meninggi, sehingga terjadi

    pergeseran air dan elektrolit ke dalam rongga usus. Isi rongga usus yang

    berlebihan ini akan merangsang usus untuk mengeluarkannya sehingga timbul

    diare.

    2. Gangguan sekresi

    Akibat rangsangan tertentu (misal oleh toksin) pada dinding usus akan terjadi

    peningkatan sekresi air dan elektrolit ke dalam rongga usus dan selanjutnya

    diare timbul karena terdapat peningkatan isi rongga usus.

    3. Gangguan motilitas usus

    Hiperperistaltik akan mengakibatkan berkurangnya kesempatan usus untuk

    menyerap makanan, sehingga timbul diare. Sebaliknya bila peristaltik usus

    menurun akan mengakibatkan bakteri tumbuh berlebihan yang selanjutnya

    akan menimbulkan diare pula.

    Patogenesis diare akut 1

    1. Masuknya jasad renik yang masih hidup ke dalam usus halus setelah berhasil

    melewati rintangan asam lambung.

    2. Jasad renik tersebut berkembang biak (multiplikasi) di dalam usus halus.

    3. Oleh jasad renik dikeluarkan toksin (toksin diaregenik)

    4. Akibat toksin tersebut terjadi hipersekresi yang selanjutnya akan

    menimbulkan diare.

    1.5 Patofisiologi

    5

  • 7/28/2019 80920044 Diare Akut Dehidrasi Ringan Azam

    6/26

    Sebagai akibat diare baik akut maupun kronis akan terjadi: 1

    1. Kehilangan air dan elektrolit (dehidrasi) yang mengakibatkan terjadinya

    gangguan keseimbangan asam-basa (asidosis metabolik, hipokalemia dan

    sebagainya)

    2. Gangguan gizi sebagai akibat kelaparan (masukan makanan kurang,

    pengeluaran bertambah)

    3. Hipoglikemia

    4. Gangguan sirkulasi darah

    1.6 Anamnesis dan Pemeriksaan Fisik

    Mula-mula bayi dan anak menjadi cengeng, gelisah, suhu tubuh biasanya

    meningkat, nafsu makan berkurang atau tidak ada, kemudian timbul diare. Tinja

    cair dan mungkin disertai lendir dan atau darah. Warna tinja makin lama berubah

    menjadi kehijau-hijauan karena bercampur dengan empedu. Anus dan daerah

    sekitarnya lecet karena seringnya defekasi dan tinja makin lama makin asam

    sebagai akibat makin banyaknya asam laktat, yang berasal dari laktosa yang tidak

    dapat diabsorbsi usus selama diare. Gejala muntah dapat terjadi sebelum atau

    sesudah diare dan dapat disebabkan oleh lambung yang turut meradang atau

    akibat gangguan kesimbangan asam-basa dan elektrolit. Bila penderita telah

    kehilangan banyak cairan dan elektrolit, maka gejala dehidrasi mulai tampak.

    Berat badan turun, turgor kulit berkurang, mata dan ubun-ubun besar menjadi

    cekung, selaput lendir bibir dan mulut serta kulit tampak kering. 1,2

    Berdasarkan banyaknya cairan yang hilang dapat dibagi menjadi dehidrasi

    ringan, sedang dan berat, sedangkan berdasarkan tonisitas plasma dapat dibagi

    menjadi dehidrasi hipotonik, isotonik dan hipertonik. 1,2

    6

  • 7/28/2019 80920044 Diare Akut Dehidrasi Ringan Azam

    7/26

    Tabel 1. Cara Menilai Dehidrasi 6

    PENILAIAN A B CLihat keadaan

    umum

    Mata

    Air mata

    Mulut dan lidah

    Rasa haus

    Turgor kulit

    Baik, sadar

    Normal

    Ada

    Basah

    Minum biasa, tidak

    haus

    Kembali cepat

    *Gelisah

    Cekung

    Tidak ada

    Kering

    *Haus, banyak

    minum

    Kembali lambat (= 2

    detik)

    *Kesadaran

    menurun/tidak sadar

    Sangat cekung

    Tidak ada

    Sangat kering

    *Sedikit

    minum/tidak bisa

    minum

    Kembali sangat

    lambat (> 2 detik)

    Derajat dehidrasi Tanpa dehidrasi Dehidrasi

    ringan/sedang. Bila

    ada tanda *

    ditambah satu atau

    lebih tanda lain

    Dehidrasi berat, bila

    ada tanda * ditambah

    1 atau lebih tanda

    lain

    Tabel 2. Simptom, gejala klinis dan sifat tinja penderita diare akut karena infeksi

    usus

    Simptom dan gejala Rotavirus E.coli

    entero-

    toksi-

    genik

    E.coli

    entero-

    invasif

    Salmo-

    nella

    Shigella V.cho-

    lerae

    Mual dan

    Muntah

    Dari per-

    mulaan

    - - + Jarang Jarang

    7

  • 7/28/2019 80920044 Diare Akut Dehidrasi Ringan Azam

    8/26

    Panas

    Sakit

    Gejala lain

    Sifat tinja:

    - Volume

    - Frekuensi

    - Konsistensi

    - Mukus

    - Darah

    - Bau

    - Warna

    - Leukosit

    - Sifat lain

    +

    Tenesmus

    Sedang

    Sampai

    10/lebih

    Berair

    Jarang

    -

    -

    Hijau

    kuning

    -

    -

    Kadang-kadang

    Sering

    distensi

    abdo-

    men

    Banyak

    Sering

    Berair

    +

    -

    Bau

    tinja

    Tidak

    ber-

    warna

    -

    +

    Tenes-mus

    Kolik

    Hipo-

    tensi

    Sedikit

    Sering

    Kental

    +

    +

    Tidak

    spesifik

    Hijau

    +

    +

    Tenes-mus

    Kolik

    Pusing

    Bakterie

    -mia,

    tok-

    semia

    sistemik

    Sedikit

    Sering

    Berlen-

    dir

    +

    Kadang-

    kadang

    Bau te-

    lur

    Hijau

    +

    +

    Tenes-mus

    Kolik

    Pusing

    Dapat

    ada

    kejang

    Sedikit

    Sering

    sekali

    Kental

    Sering

    Sering

    Tak ber-

    bau

    Hijau

    +

    Alkalis

    -

    Kolik

    Sangat

    banyak

    Hampir

    terus

    Berair

    Flacks

    Anyir

    -

    Tinja

    seperti

    air

    cucian

    beras

    1.7 Pemeriksaan Penunjang

    Pemeriksaan penunjang yang dapat dilakukan berupa: 1

    1. Pemeriksaan tinja

    a. makroskopis dan mikroskopis

    8

  • 7/28/2019 80920044 Diare Akut Dehidrasi Ringan Azam

    9/26

    b. pH dan kadar gula dalam tinja dengan kertas lakmus dan tablet clinitest, bila

    diduga terdapat intoleransi gula.

    c. Bila perlu dilakukan pemeriksaan biakan dan uji resistensi

    2. Pemeriksaan gangguan keseimbangan asam-basa dalam darah, dengan

    menentukan pH dan cadangan alkali atau lebih tepat lagi dengan pemeriksaan

    analisa gas darah menurut ASTRUP (bila memungkinkan).

    3. Pemeriksaan kadar ureum dan kreatinin untuk mengetahui faal ginjal.

    4. Pemeriksaan elektrolit terutama kadar natrium, kalium, kalsium dan fosfor

    dalam serum (terutama pada penderita diare yang disertai kejang).

    5. Pemeriksaan intubasi duodenum untuk mengetahui jenis jasad renik atau parasit

    secara kualitatif dan kuantitatif, terutama dilakukan pada penderita diare

    kronik.

    1.8 Diagnosis

    Pendekatan diagnostik4

    - Pada umumnya diare akut disebabkan infeksi atau toksin bakteri.

    - Adanya riwayat makan makanan tertentu (terutama makanan siap santap) dan

    adanya keadaan yang sama pada orang lain, sangat mungkin merupakan

    keracunan makanan yang disebabkan toksin bakteri.

    - Travelers diarrhea merupakan kejadian diare pada wisatawan.

    - Adanya riwayat pemakaian antibiotika yang lama, harus dipikirkan

    kemungkinan diare karena C. difficile.

    - Diare yang terjadi tanpa kerusakan mukosa usus (non-inflammatory) dan

    disebabkan oleh toksin bakteri (terutama E. coli), biasanya mempunyai gejala

    feses benar-benar cair, tidak ada darah, nyeri perut terutama daerah umbilikus

    9

  • 7/28/2019 80920044 Diare Akut Dehidrasi Ringan Azam

    10/26

    (karena kelainan terutama daerah usus halus), kembung, mual, dan muntah.

    Bila muntahnya sangat mencolok, biasanya disebabkan oleh virus atau S.

    aureus dalam bentuk keracunan makanan.

    - Bila diare dalam bentuk bercampur darah , lendir dan disertai demam,

    biasanya disebabkan oleh kerusakan mukosa usus yang ditimbulkan oleh

    invasi Shigella, Salmonella atau amebiasis. Daerah yang terkena adalah kolon.

    - Pada umumnya diare akut bersifat sembuh sendiri dalam 5 hari dengan

    pengobatan sederhana yang disertai rehidrasi.

    1.9 Penatalaksanaan

    Diare akut umumnya disebabkan oleh infeksi virus atau kuman, atau dapat

    pula akibat efek samping obat atau gejala dari gangguan saluran cerna. Umumnya

    gangguan ini bersifatself-limitingdan bila tanpa komplikasi tidak perlu ditangani

    dengan obat, kecuali rehidrasi oral bila ada bahaya pengeringan (dehidrasi).

    Hanya pada bentuk diare bakteriil yang sangat serius perlu dilakukan terapi

    antibakterial dengan antibiotika. 4

    Diare viral dan diare akibat enterotoksin pada hakikatnya sembuh dengan

    sendirinya sesudah lebih kurang 5 hari, sel-sel epitel mukosa yang rusak diganti

    oleh sel-sel baru. Kebanyakan pasien dengan dehidrasi ringan sampai sedang

    dapat direhidrasi dengan larutan dehidrasi oral yang mengandung elektrolit dan

    glukosa. Larutan-larutan ini mengandung natrium sebanyak 75-90 mEq/l,

    sedangkan larutan rumatan mengandung natrium 40-60 mEq/l. Rehidrasi dengan

    larutan rehidrasi oral sebaiknya dilakukan lebih dari 4-6 jam.Cairan rumatan per

    oral dapat diberikan setelah rehidrasi, tetapi makanan sebaiknya diberikan

    kembali dalam waktu 24 jam. Makanan awal sebaiknya berupa ASI, susu formula

    10

  • 7/28/2019 80920044 Diare Akut Dehidrasi Ringan Azam

    11/26

    atau susu murni, nasi, pisang, kentang, biskuit, roti panggang, dan sereal kering.

    Manfaat penggunaan susu formula yang bebas laktosa masih belum jelas. Untuk

    diare dengan dehidrasi ringan sedang diberikan cairan oralit. Jumlah oralit yang

    diberikan 3 jam pertama 75 ml/kgBB. 4,6,8

    Dalam garis besarnya pengobatan diare dapat dibagi dalam: 2

    a. Pengobatan kausal

    b. Pengobatan simptomatik

    c. Pengobatan cairan

    d. Pengobatan dietetik

    Pengobatan kausal

    Pengobatan yang tepat terhadap kausa diare diberikan setelah kita

    mengetahui penyebabnya yang pasti. Jika kausa diare ini penyakit parenteral,

    diberikan antibiotika sistemik. Jika tidak terdapat infeksi parenteral, sebenarnya

    antibiotika baru boleh diberikan kalau pada pemeriksaan laboratorium dapat

    ditemukan bakteri patogen. Karena pemeriksaan untuk menemukan bakteri ini

    kadang-kadang sulit atau hasil pemeriksaan datang terlambat, antibiotika dapat

    diberikan dengan memperhatikan umur penderita, perjalanan penyakit, sifat tinja

    dan sebagainya.

    Di Indonesia diperkirakan kasus diare yang disebabkan oleh infeksi

    (termasuk virus) kira-kira 50-75%. Menemukan kuman pada pemeriksaan

    mikroskopik umumnya sulit. Oleh karena itu dipakai pegangan yang lebih mudah:

    bila pada pemeriksaan tinja ditemukan leukosit 10-20/LP (dengan menggunakan

    pembesaran 200x), maka penyebab diare tersebut dapat dianggap infeksi enteral.

    11

  • 7/28/2019 80920044 Diare Akut Dehidrasi Ringan Azam

    12/26

    Berdasarkan hal-hal tersebut di atas, pada penderita diare antibiotika hanya boleh

    diberikan kalau:

    - Ditemukan bakteri patogen pada pemeriksaan mikroskopik dan/atau biakan

    - Pada pemeriksaan makroskopik dan/atau mikroskopik ditemukan darah pada

    tinja

    - Secara klinis terdapat tanda-tanda yang menyokong adanya infeksi enteral (lihat

    tabel 2)

    - Di daerah endemik kolera (diberi tetrasiklin)

    - Pada neonatus jika diduga terjadi infeksi nosokomial

    - Antibiotika lain dapat pula diberikan bila terdapat penyakit penyerta seperti

    misalnya:

    - Infeksi ringan (OMA, faringitis), diberikan penisilin prokain

    - Infeksi sedang (bronkitis), diberikan penisilin prokain atau ampisilin

    - Infeksi berat (misal bronkopneumonia). Diberikan penisilin prokain dengan

    kloramfenikol atau ampisilin dengan gentamisin atau derivat sefalosforin

    Pengobatan simptomatik

    - Obat-obat anti diare : Obat-obat yang berkhasiat menghentikan diare secara

    cepat seperti antispasmodik/spasmolitik atau opium (papaverin, Extractum

    Belladona, loperamid, kodein, dan sebagainya) justru akan memperburuk

    keadaan karena akan menyebabkan terkumpulnya cairan di lumen usus dan akan

    menyebabkan terjadinya pelipatgandaan (overgrowth) bakteri, gangguan digesti

    dan absorbsi.

    Obat-obat ini hanya berkhasiat untuk menghentikan peristaltik saja, tetapi justru

    akibatnya sangat berbahaya karena baik si pemberi obat maupun penderita akan

    12

  • 7/28/2019 80920044 Diare Akut Dehidrasi Ringan Azam

    13/26

    terkelabui. Diarenya terlihat tidak ada lagi tetapi perut akan bertambah kembung

    dan dehidrasi bertambah berat yang akhirnya dapat berakibat fatal untuk

    penderita.

    -Adsorbents

    -Stimulan

    -Antiemetik

    - Antipiretik

    Pengobatan cairan

    Untuk menentukan jumlah cairan yang perlu diberikan kepada penderita

    diare, harus diperhatikan hal-hal sebagai berikut.

    Jumlah cairan : Jumlah cairan yang harus diberikan sama dengan:

    - Jumlah cairan yang telah hilang melalui diare dan/atau muntah (Previous water

    losses = PWL) ditambah dengan,

    - Banyaknya cairan yang hilang melalui keringat, urin dan pernapasan (Normal

    water losses = NWL), ditambah dengan,

    - Banyaknya cairan yang hilang melalui tinja dan muntah yang masih terus

    berlangsung (Concomitant water losses = CWL)

    Jumlah ini tergantung pada derajat dehidrasi serta berat badan masing-

    masing atau golongan umur (lihat tabel)

    Tabel 3. Jumlah cairan yang hilang pada anak umur > 5 tahun (berat badan 15-25

    kg)

    Derajat

    dehidrasi

    PWL NWL CWL Jumlah

    Dehidrasi

    ringanDehidrasi

    25

    50

    65

    65

    25

    25

    115

    140

    13

  • 7/28/2019 80920044 Diare Akut Dehidrasi Ringan Azam

    14/26

    sedang

    Dehidrasi berat

    80 65 25 170

    Jenis cairan, ada 2 jenis cairan yaitu,

    1. Cairan rehidrasi oral

    Ada beberapa macam cairan rehidrasi oral :

    - Cairan rehidrasi oral dengan formula lengkap yang mengandung NaCl, KCl,

    NaHCO3 dan glukosa atau penggantinya, yang dikenal dengan nama oralit.

    - Cairan rehidrasi oral yang tidak mengandung keempat komponen di ataas,

    misalnya larutan garam-gula (LGG), larutan tepung beras-garam, air tajin, air

    kelapa dan lain-lain cairan yang tersedia di rumah.

    2. Cairan rehidrasi parenteral (CRP)

    Sebagai hasil rekomendasi Seminar Rehidrasi Nasional ke I s/d IV dan

    Pertemuan Ilmiah Penelitian Diare, Litbangkes (1982) digunakan cairan Ringer

    Laktat sebagai cairan rehidrasi parenteral tunggal untuk digunakan di Indonesia,

    dan cairan inilah yang sekarang terdapat di Puskesmas-puskesmas dan di rumah-

    rumah sakit di Indonesia.

    BAB II

    SIMULASI KASUS

    2.1 Kasus

    An. Ani, umur 6 tahun, BB 20 kg, pelajar kelas II SD, alamat Jl.

    Bimantara No. 20 Banjarmasin, datang ke klinik jam 10.00 pagi dengan keluhan :

    14

  • 7/28/2019 80920044 Diare Akut Dehidrasi Ringan Azam

    15/26

  • 7/28/2019 80920044 Diare Akut Dehidrasi Ringan Azam

    16/26

    cairan sejenis dimasukkan ke dalam usus maka biasanya cairan itu hanya akan

    mengganti yang telah hilang. 3

    Penderita ini, diare dengan dehidrasi ringan diberikan oralit. Jumlah oralit

    yang diberikan 75 ml/kgBB selama tiga jam pertama.

    2.3 Kelompok Obat/Jenis Obat Menurut Khasiat, Keamanan dan

    Kecocokannya11

    Kelompok/JenisObat

    Khasiat (efek) Keamanan BSO(Efek Samping

    Obat)

    Kecocokan(Kontra Indikasi

    BSO)

    Antipiretik

    - Parasetamol

    - Ibuprofen

    Analgetik-

    antipiretik

    Analgetik-

    antipiretik

    Jarang

    Berupa urtikaria.

    Eritema, sakit

    kepala,

    trombositopenia,

    ambliopia, toksik

    yang reversible

    Penderita dengan

    penyakit hati atau

    ikterus

    Hipersensitif,

    anak kuarang dari

    7 kg, kehamilan

    dan ibu menyusui

    Antiemetik

    - Domperidon

    - Metoklopramid

    Antiemetik

    antiemetik

    Reaksi alergi

    seperti rash dan

    urtikaria

    Sembelit, diare,

    mengantuk, gejala

    ekstrapiramidal,

    lelah berlebihan

    Pada pasien

    dimana

    peningkatan

    motilitas lambung

    dapat

    membahayakanmisal adanya

    perdarahan,

    perforasi

    Epilepsi,

    perdarahan

    gastrointestinal,

    perforasi

    2.4 Obat yang Tepat dari Kelompok obat untuk kasus di atas dan

    alternatifnya

    16

  • 7/28/2019 80920044 Diare Akut Dehidrasi Ringan Azam

    17/26

    Tabel 4. Pilihan Obat dan Alternatif yang digunakan sebagai Antipiretik

    Uraian ObatPilihan Obat AlternatifNama Obat Parasetamol Ibuprofen

    BSO Generik : Paracetamol

    Paten : Sanmol

    BSO : tablet, sirup

    Kekuatan : tablet 250-500

    mg, sirup 120

    mg/5 ml

    Generik : Ibuprofen

    Paten : Ibufen

    BSO : tablet

    Kekuatan : tablet 200 mg,

    400mg, 600 mg

    BSO yang diberikan Sirup Sirup

    Dosis referensi1-6 tahun : 60-120 mg/kali 20-30 mg/kg BB/hari

    Dosis dalam kasus 120 mg/kali, alasan :dengan

    dosis tersebut sudah

    mencukupi untuk terapi

    simptomatik

    133,3 - 200 mg/kali, alasan :

    dengan dosis tersebut sudah

    mencukupi untuk terapi

    simptomatik

    Frekuensi pemberian 3 kali sehari

    Alasan :

    waktu paruh dalam plasma 1-

    3 jam

    3 kali sehari

    Alasan :

    waktu paruh dalam plasma 2

    jam

    Cara Pemberian Peroral

    Alasan :

    penderita masih sadar dapat

    makan dan minum

    Peroral

    Alasan :

    penderita masih sadar dapat

    makan dan minum

    Saat Pemberian Sebelum makan

    Alasan :

    absorbsinya lebih cepat

    apabila lambung kosong

    Sebelum makan

    Alasan :

    absorbsinya lebih cepat

    apabila lambung kosong

    Lama pemberian 3 hari karena sifatnya

    simptomatis

    3 hari karena sifatnya

    simptomatis

    Tabel 5. Pilihan Obat dan Alternatif yang digunakan sebagai Antiemetik

    Uraian ObatPilihan Obat AlternatifNama Obat Domperidon Metoklopramid

    BSO Generik : Domperidon

    Paten : Dometic

    Kekuatan : Tablet 10mg

    Generik : metoklopramid

    Paten : Primperan

    Kekuatan : Tablet 5mg,

    10mg, Sirup 5mg/5ml,Injeksi 5mg/ml

    17

  • 7/28/2019 80920044 Diare Akut Dehidrasi Ringan Azam

    18/26

    BSO yang diberikan Sirup Sirup

    Dosis referensi0,2 0,4 mg/kgBB 3 kalisehari 5-14 thn 2,5-5 mg 3 kalisehari

    Dosis dalam kasus 24 mg /hari

    Alasan :

    dengan dosis tersebut sudah

    mencukupi untuk terapi

    simptomatik

    15 mg /hari

    Alasan :

    dengan dosis tersebut

    sudah mencukupi untuk

    terapi simptomatik

    Frekuensi pemberian 3 kali sehari

    Alasan :

    waktu paruh dalam plasma

    7,5 jam

    3 kali sehari

    Alasan :

    waktu paruh dalam plasma

    4 6 jam

    Cara Pemberian Peroral

    Alasan :

    penderita masih sadar dapat

    makan dan minum

    Peroral

    Alasan :

    penderita masih sadar dapat

    makan dan minum

    Saat Pemberian Sebelum makan

    Alasan :

    absorbsinya lebih cepat

    apabila lambung kosong

    Sebelum makan

    Alasan :

    absorbsinya lebih cepat

    apabila lambung kosong

    Lama pemberian 3 hari karena sifatnya

    simptomatis

    3 hari karena sifatnya

    simptomatis

    Pada kasus ini tidak digunakan kelompok obat antibiotik dan antidiare

    karena diare pada anak akan diatasi melalui URO dengan pemberian oralit

    sebanyak 1,5 L dalam 3 jam pertama. Setelah tidak terdapat tanda dehidrasi maka

    pemberian oralit disesuaikan dengan keinginan anak.

    2.5 Resep yang Benar dan Rasional Untuk Kasus di Atas

    Resep pilihan untuk kasus di atas

    18

  • 7/28/2019 80920044 Diare Akut Dehidrasi Ringan Azam

    19/26

    dr. Marlensius A.Wijaya

    SIP No. 777/77/SPD/2006

    Praktek Umum

    Alamat Praktek Alamat rumah

    Jl. Melati IV No. 31 Jl. Melati No. 31

    Banjarmasin Banjarmasin

    Telp(0511)329764 Telp(0511)329764

    Banjarmasin, 11 Agustus 2006

    R/ Oralit 200 No. VIII

    S uc

    R/ Parasetamol 1,08 g

    Domperidon 0,072 g

    Syr simplex qs

    Aqua ad 45 ml

    m.f.l.a sirup

    S prn tdd cth I (muntah dan panas)

    Pro : An. Ani

    Umur : 6 tahun (20 kg)

    Alamat : Jl. Bimantara No. 2 Banjarmasin

    Resep alternatif untuk kasus di atas

    dr. Marlensius A.Wijaya

    SIP No. 777/77/SPD/2006Praktek Umum

    Alamat Praktek Alamat rumah

    Jl. Melati IV No. 31 Jl. Melati IVNo.31

    Palangkaraya Palangkaraya

    Telp (0511)329764 Telp(0511)329764

    Banjarmasin, 11 Agustus 2006

    R/ Oralit 200 No. VIII

    19

  • 7/28/2019 80920044 Diare Akut Dehidrasi Ringan Azam

    20/26

    S uc

    R/ Ibuprofen 1,5 g

    Metoklopramid 0,045 g

    Syr simplex qs

    Aqua ad 45 ml

    m.f.l.a sirup

    S prn tdd cth I (muntah dan panas)

    Pro : An. Ani

    Umur : 6 tahun (20 kg)

    Alamat : Jl. Bimantara No. 2 Banjarmasin

    2.6. Pengendalian Obat

    Penanganan pasien pada kasus ini adalah pencegahan agar tidak terjadi

    dehidrasi yang berat sehingga menyebabkan kematian. Untuk itu dilakukan upaya

    rehidrasi oral (URO) dengan menggunakan oralit.

    Bukti-bukti menunjukkan bahwa URO berhasil baik pada sebagian besar

    kasus diare, karena kasus-kasus tersebut hanya mengalami dehidrasi ringan

    sedang yang saat ini disebut some dehydration (WHO 1992). Hanya sekitar 10%

    dari semua kasus diare benar-benar membutuhkan upaya rehidrasi intravena

    (URI), yaitu yang disertai dehidrasi berat. Hal ini berbeda dari situasi sekitar 10-

    20 tahun yang lalu, saat URO belum dikenal, sehingga sepertiga kasus diare

    meninggal karena dehidrasi. Masalahnya sekarang ialah bagaimana agar

    masyarakat luas mengernal URO sehingga kematian karena dehidrasi tidak perlu

    terjadi.3

    Upaya rehidrasi oral didasarkan pada prinsip bahwa absorbsi natrium

    dapat terjadi dengan adanya beberapa molekul hasil cerna makanan, misalnya

    20

  • 7/28/2019 80920044 Diare Akut Dehidrasi Ringan Azam

    21/26

    glukosa dan asam amino. Penyerapan ini tetap dipertahankan walaupun terdapat

    toksin bakteri yang menghambat absorbsi natrium oleh cAMP.3

    Absorbsi natrium searah (yaitu mekanisme pengangkutan aktif secara

    terpisah), dihalangi selama terjadi diare sekretorik akibat toksin. Namun berbagai

    penelitian menunjukkan bahwa jalan lain absorbsi natrium yang berhubungan

    dengan absorbsi glukosa atau asam amino tidak terganggu sekalipun pada

    penderita kolera berat yang buang air besar mengalir deras. Dengan

    menambahkan glukosa ke dalam larutan yang mengandung garam, jalur lain

    absorbsi akan dioperasikan, hambatan absorbsi natrium dapat diatasi, sehingga

    jumlah cairan serta elektrolit yang dapat diserap cukup banyak. Prinsip ini

    digunakan ntuk membuat larutan garam yang sesuai dengan oralit untuk

    pengobatan diare. Jadi bila gula diserap, natrium ikut diserap, dan air akan

    mengikuti natrium dengan difusi pasif.3

    Sebagai tambahan, sitrat (atau bikarbonat) dan kalium diserap terpisah dari

    gula selama diare. Untuk mengatasi asidosis akibat kehilangan bikarbonat (basa)

    dalam tinja, agaknya sitrat memacu absorpsi natrium dan klorida pada jenis diare

    tertentu.3

    URO pada pasien ini kemungkinan besar akan berhasil sebab anak sudah

    cukup besar (6 tahun) dan bersekolah sehingga bisa diajak kerjasama. Selain itu

    diare baru terjadi satu hari, dehidrasi ringan dan dari ciri fesesnya bukan

    disebabkan oleh bakteri yang dapat membahayakan anak. Obat-obat anti diare dan

    antibiotika tidak diperlukan pada kasus ini karena justru dapat membahayakan

    keadaan anak. Pemberian makan juga harus diperhatikan dan dari berat badannya

    21

  • 7/28/2019 80920044 Diare Akut Dehidrasi Ringan Azam

    22/26

    (20 kg) diketahui anak juga tidak menderita kekurangan gizi sehingga daya tahan

    tubuh alami dapat mengeliminasi kuman penyebab infeksi pada anak.

    Antipiretik yang digunakan adalah paracetamol. Paracetamol merupakan

    antipiretik kuat dengan efek samping minimal. Dosis yang diberikan adalah

    3 x 1 sendok teh, dimana dalam 5 ml sirup mengandung 120 mg paracetamol.

    Paracetamol dianjurkan diminum sebelum makan karena absorbsinya akan

    dihambat oleh makanan.

    Antipiretik alternatif yang digunakan adalah ibuprofen, yang mempunyai

    daya analgetis dan antiradang yang cukup baik, resorpsi di usus cepat dan baik.

    Dosis yang diberikan adalah 20 - 30 mg/kg BB/hari diberikan 3x sehari.

    Antiemetik pilihan yang digunakan adalah domperidon suatu antagonis

    dopamin yang memiliki khasiat antiemetik. Domperidon bekerja secara perifer

    dan jarang menyebabkan efek samping ekstrapiramidal.

    Antiemetik alternatif yang digunakan adalah metoklopramid, kerja sentral

    metoklopramid mempertinggi ambang rangsang muntah di Chemoreceptor

    Trigger Zone (CTZ), kerja perifer menurunkan kepekaan saraf viseral yang

    menghantarkan impuls aferen dari saluran cerna ke pusat muntah.

    22

  • 7/28/2019 80920044 Diare Akut Dehidrasi Ringan Azam

    23/26

    DAFTAR PUSTAKA

    1. Hassan R, Alatas H, ed. Gastroenterologi. Dalam: Buku Kuliah IlmuKesehatan Anak Jilid I Cetakan ke-9. Jakarta:,FKUI, 2000. h. 283-85, 294.

    2. Noerasid H, Suraatmadja S, Asnil PO. Gastroenteritis (Diare) Akut. Dalam:

    Suharyono, Boediarso A, Halimun EM, ed. Gastroenterologi Anak Praktis

    Cetakan ke-3. Jakarta: FKUI, 1999. h. 51, 59, 64-69.

    3. Soenarto Y. Tatalaksana Kasus Diare Akut Pada Anak. Dalam: Pemakaian

    Obat Pada Anak. Yogyakarta: FK UGM, 1993. h. 85-9.

    4. Tan Hoan Tjay, Rahardja K. Obat-obat Penting Edisi V Cetakan Ke-2. Jakarta:

    Elex Media Komputindo, 2002. h.270,273.

    23

  • 7/28/2019 80920044 Diare Akut Dehidrasi Ringan Azam

    24/26

    5. Powell DW. Approach to the Patient With Diarrhea. In: Yamada T, ed.

    Textbook of Gastroenterology Volume One Third Edition. Philadelphia:

    Lippincott Williams & Wilkins, 1999. p. 859.

    6. Gunawan G. Diare Akut. Dalam: Yunanto A, ed. Pedoman Diagnosis dan

    Terapi Bagian/ SMF Ilmu Kesehatan Anak . Banjarmasin: FK UNLAM/RSU

    ULIN, 2004. h. 63.

    7. Andreoli TE, Bennet JC, Carpenter CCJ, Plum F, ed. Diarrhea. In: Cecil

    Essentials of Medicine Fourth Edition. Philadelphia: W.B. Saunders

    Company, 1997. p. 270-71, 275.

    8. Mansjoer A, Triyanti K, Savitri R, Wardhani WI, Setiowulan W, ed.

    Gastroenterologi. Dalam: Kapita Selekta Kedokteran Jilid 1 Edisi ke-3.Jakarta: Media Aesculapius, 2001. h. 500,502.

    9. Wiley CC. Diare Akut. Dalam: Schwartz MW, ed. Mahanani DA, Susi N,

    editor bahasa Indonesia. Pedoman Klinis Pediatri Cetakan I. Jakarta: EGC,

    2005. h. 269.

    10. Wiley CC. Diare Akut. Dalam: Schwartz MW, ed. Mahanani DA, Susi N,

    editor bahasa Indonesia. Pedoman Klinis Pediatri Cetakan I. Jakarta: EGC,

    2005. h. 269.

    Laporan Simulasi Kasus

    DIARE AKUT DENGAN DEHIDRASI RINGAN

    Disusun Guna Memenuhi Sebagian Syarat Untuk Mengikuti Ujian

    Ilmu Farmasi Kedokteran

    24

  • 7/28/2019 80920044 Diare Akut Dehidrasi Ringan Azam

    25/26

    Oleh

    Marlensius A. Wijaya

    I1A099050

    Pembimbing

    dr. Agung Biworo, M. Kes

    UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT

    FAKULTAS KEDOKTERAN

    LABORATORIUM FARMASI

    Agustus, 2006

    25

  • 7/28/2019 80920044 Diare Akut Dehidrasi Ringan Azam

    26/26