21
1 PENINGKATAN KETERAMPILAN PUSTAKAWAN SEBAGAI DOSEN DALAM PENYUSUNAN BAHAN AJAR UNTUK MENUNJANG PROSES PEMBELAJARAN PADA JURUSAN ILMU PERPUSTAKAAN Oleh : Drs. Hari Santoso, S.Sos. 1 Abstrak. Bahan ajar berfungsi sebagai: (1) Pedoman bagi dosen yang akan mengarahkan semua aktivitasnya dalam proses pembelajaran, sekaligus merupakan substansi kompetensi yang seharusnya diajarkan kepada mahasiswa, (2) Pedoman bagi mahasiswa yang akan mengarahkan semua aktivitasnya dalam proses pembelajaran, sekaligus merupakan substansi kompetensi yang seharusnya dipelajari/ dikuasainya, (3) Alat evaluasi pencapaian/penguasaan hasil pembelajaran. Penulisan bahan ajar memberikan sejumlah manfaat , yaitu (1) Diperoleh bahan ajar yang sesuai tuntutan kurikulum dan sesuai dengan kebutuhan belajar mahasiswa, (2) tidak lagi bergantung kepada buku teks yang terkadang sulit untuk diperoleh, (3) , bahan ajar menjadi lebih kaya karena dikembangkan dengan menggunakan berbagai referensi, (4) Menambah khasanah pengetahuan dan pengalaman dosen dalam menulis bahan ajar, (5) Bahan ajar akan mampu membangun komunikasi pembelajaran yang efektif antara dosen dengan mahasiswa karena mahasiswa akan merasa lebih percaya kepada dosennya maupukepada dirinya; dan (6) dapat dikumpulkan menjadi buku dan dapat diterbitkan Prinsip-prinsip atau kriteria-kriteria yang harus diperhatikan dalam penyusunan bahan ajar atau materi pembelajaran adalah sebagai berikut : (1) Prinsip relevansi, (2) Prinsip konsistensi, (3) Prinsip kecukupan, Sumber-sumber bahan ajar meliputi (1) Buku teks (2) Laporan hasil penelitian (3) Jurnal penerbitan hasil penelitian dan pemikiran ilmiah. (4) Pakar atau ahli bidang studi (5), Profesional (6) Buku kurikulum penting untuk digunakan sebagai sumber bahan ajar. (7) Penerbitan berkala (8) Internet (9) Berbagai jenis media audiovisual berisikan pula bahan ajar untuk berbagai jenis mata pelajaran. (10). Lingkungan ( alam, sosial, senibudaya, teknik, industri, ekonomi). Komponen utama yang perlu ada dalam setiap bahan ajar adalah (1) Tinjauan mata kuliah, (2) Pendahuluan setiap bab, (3) Penyajian dalam setiap bab, (4) Penutup setiap bab, (5) Daftar pustaka dan (6) Senarai. Secara umum ada tiga cara yang dapat ditempuh dalam menyusun bahan ajar, yaitu : (1) Menulis sendiri (Starting From Scratch). (2) Pengemasan kembali informasi (Information Repackaging atau Text Transformation). (3) Penataan informasi (Compilation atau Wrap Around Text). Kata Kunci : Bahan Ajar, Pustakawan , Ilmu perpustakaan PENDAHULUAN Dewasa ini ilmu perpustakaaan, dokumentasi dan informasi mengalami perkembangan yang pesat dan tuntutan kebutuhan akan pustakawan pada berbagai institusi semakin meningkat sehingga di berbagai perguruan tinggi banyak dibuka jurusan ilmu perpustakaan, informasi dan dokumentasi. Pembukaan jurusan ilmu perpustakaan, dokumentasi dan informasi di berbagai perguruan tinggi (PT) telah mendapat respons dan sambutan yang positif dari masyarakat dan hal tersebut ditunjukkan dengan tingginya minat calon mahasiswa untuk mendaftar pada jurusan tersebut. 1 Penulis adalah Pustakawan Madya pada Universitas Negeri Malang

8 PENINGKATAN KETERAMPILAN PUSTAKAWAN SEBAGAI …digilib.um.ac.id/images/stories/pustakawan/pdfhasan/pustakawan sebagai dosen.pdf · (10). Lingkungan ( alam, sosial, senibudaya,

  • Upload
    vodan

  • View
    232

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: 8 PENINGKATAN KETERAMPILAN PUSTAKAWAN SEBAGAI …digilib.um.ac.id/images/stories/pustakawan/pdfhasan/pustakawan sebagai dosen.pdf · (10). Lingkungan ( alam, sosial, senibudaya,

1

PENINGKATAN KETERAMPILAN PUSTAKAWAN SEBAGAI DOSEN

DALAM PENYUSUNAN BAHAN AJAR UNTUK MENUNJANG PROSES

PEMBELAJARAN PADA JURUSAN ILMU PERPUSTAKAAN

Oleh : Drs. Hari Santoso, S.Sos.1

Abstrak. Bahan ajar berfungsi sebagai: (1) Pedoman bagi dosen yang akan mengarahkan semua aktivitasnya dalam proses pembelajaran, sekaligus merupakan substansi kompetensi yang seharusnya diajarkan kepada mahasiswa, (2) Pedoman bagi mahasiswa yang akan mengarahkan semua aktivitasnya dalam proses pembelajaran, sekaligus merupakan substansi kompetensi yang seharusnya dipelajari/ dikuasainya, (3) Alat evaluasi pencapaian/penguasaan hasil pembelajaran. Penulisan bahan ajar memberikan sejumlah manfaat , yaitu (1) Diperoleh bahan ajar yang sesuai tuntutan kurikulum dan sesuai dengan kebutuhan belajar mahasiswa, (2) tidak lagi bergantung kepada buku teks yang terkadang sulit untuk diperoleh, (3) , bahan ajar menjadi lebih kaya karena dikembangkan dengan menggunakan berbagai referensi, (4) Menambah khasanah pengetahuan dan pengalaman dosen dalam menulis bahan ajar, (5) Bahan ajar akan mampu membangun komunikasi pembelajaran yang efektif antara dosen dengan mahasiswa karena mahasiswa akan merasa lebih percaya kepada dosennya maupukepada dirinya; dan (6) dapat dikumpulkan menjadi buku dan dapat diterbitkan Prinsip-prinsip atau kriteria-kriteria yang harus diperhatikan dalam penyusunan bahan ajar atau materi pembelajaran adalah sebagai berikut : (1) Prinsip relevansi, (2) Prinsip konsistensi, (3) Prinsip kecukupan, Sumber-sumber bahan ajar meliputi (1) Buku teks (2) Laporan hasil penelitian (3) Jurnal penerbitan hasil penelitian dan pemikiran ilmiah. (4) Pakar atau ahli bidang studi (5), Profesional (6) Buku kurikulum penting untuk digunakan sebagai sumber bahan ajar. (7) Penerbitan berkala (8) Internet (9) Berbagai jenis media audiovisual berisikan pula bahan ajar untuk berbagai jenis mata pelajaran. (10). Lingkungan ( alam, sosial, senibudaya, teknik, industri, ekonomi). Komponen utama yang perlu ada dalam setiap bahan ajar adalah (1) Tinjauan mata kuliah, (2) Pendahuluan setiap bab, (3) Penyajian dalam setiap bab, (4) Penutup setiap bab, (5) Daftar pustaka dan (6) Senarai. Secara umum ada tiga cara yang dapat ditempuh dalam menyusun bahan ajar, yaitu : (1) Menulis sendiri (Starting From Scratch). (2) Pengemasan kembali informasi (Information Repackaging atau Text Transformation). (3) Penataan informasi (Compilation atau Wrap Around Text). Kata Kunci : Bahan Ajar, Pustakawan , Ilmu perpustakaan

PENDAHULUAN

Dewasa ini ilmu perpustakaaan, dokumentasi dan informasi mengalami

perkembangan yang pesat dan tuntutan kebutuhan akan pustakawan pada berbagai

institusi semakin meningkat sehingga di berbagai perguruan tinggi banyak dibuka

jurusan ilmu perpustakaan, informasi dan dokumentasi. Pembukaan jurusan ilmu

perpustakaan, dokumentasi dan informasi di berbagai perguruan tinggi (PT) telah

mendapat respons dan sambutan yang positif dari masyarakat dan hal tersebut

ditunjukkan dengan tingginya minat calon mahasiswa untuk mendaftar pada jurusan

tersebut.

1 Penulis adalah Pustakawan Madya pada Universitas Negeri Malang

Page 2: 8 PENINGKATAN KETERAMPILAN PUSTAKAWAN SEBAGAI …digilib.um.ac.id/images/stories/pustakawan/pdfhasan/pustakawan sebagai dosen.pdf · (10). Lingkungan ( alam, sosial, senibudaya,

2

Pada bagian lain yang menyangkut proses pembelajaran ilmu perpustakaan di

berbagai PT, banyak pustakawan yang yang dlibatkan sebagai tenaga pengajar (dosen)

karena terbatasnya tenaga fungsional akademik yang memiliki latar belakang ilmu

perpustakaan. Disamping itu keterlibatan pustakawan sebagai dosen ilmu perpustakaan

juga dilatarbelakangi suatu kenyataan bahwa proses pembelajaran di jurusan ilmu

perpustakaan tidak sekedar mengkaji ilmu perpustakaan yang bersifat teoritis namun

juga diperlukan hal-hal yang bersifat praktis dan aplikatif melalui kegiatan praktek di

lapangan dimana kehadiran seorang pustakawan sangat mutlak diperlukan.

Sesuai dengan Keputusan MENPAN Nomor 132/KEP/M.PAN/12/2002. dan

Keputusan Kepala Perpustakaan Nasional RI Nomor 10 Tahun 2004 Tanggal 30 Maret

2004, maka keterlibatan pustakawan sebagai tenaga pengajar (dosen) di jurusan ilmu

perpustakaan, dokumentasi dan informasi sesungguhnya merupakan kegiatan unsur

penunjang dan bukan kegiatan unsur utama yang menjadi tugas pokok

kepustakawanan yang wajib dilakukan oleh setiap pustakawan seperti

pengorganisasian dan pendayagunaan koleksi bahan pustaka/sumber informasi;

pemasyarakatan perpusdokinfo dan pengkajian pengembangan perpusdokinfo.

Oleh sebab itu keterlibatan pustakawan sebagai dosen pada jurusan ilmu

perpustakaan dirasakan sangat penting sehingga seorang pustakawan yang menjalankan

fungsinya sebagai dosen dituntut memiliki berbagai kompetensi yang dipersyaratkan

dan salah satu kompetensi yang harus dimiliki adalah keterampilan dalam menyusun

dan mengembangkan bahan ajar.

Penyusunan dan pengembangan bahan ajar penting dilakukan dosen agar proses

pembelajaran baik yang dilakukan secara individual, kelompok maupun klasikal. lebih

efektif, efisien, dan tidak melenceng dari kompetensi yang ingin dicapainya.

Kompetensi mengembangkan bahan ajar idealnya telah dikuasai dosen secara baik,

namun pada kenyataannya masih banyak dosen yang belum menguasainya, sehingga

dalam melakukan proses pembelajaran masih banyak yang bersifat konvensional.

Dampak dari pembelajaran konvensional ini antara lain aktivitas dosen lebih dominan

dan sebaliknya mahasiswa kurang aktif karena lebih cenderung menjadi pendengar.

Disamping itu pembelajaran yang dilakukannya juga kurang menarik karena

pembelajaran kurang variatif. Melalui tulisan singkat ini akan dipaparkan tentang

pentingnya peningkatan keterampilan seorang pustakawan dalam penyusunan bahan

ajar terutama pada saat menjalankan fungsinya sebagai dosen pada jurusan ilmu

perpustakaan.

Page 3: 8 PENINGKATAN KETERAMPILAN PUSTAKAWAN SEBAGAI …digilib.um.ac.id/images/stories/pustakawan/pdfhasan/pustakawan sebagai dosen.pdf · (10). Lingkungan ( alam, sosial, senibudaya,

3

PEMBAHASAN

A. Arti , Fungsi, Manfaat dan Peranan Bahan Ajar

Dalam Pedoman Umum Penulisan Bahan Ajar (2010) disebutkan bahwa sebelum

kegiatan pembelajaran dilaksanakan, dosen pengampu harus menyiapkan bahan

ajar yang diperlukan dalam proses pembelajaran. Kelengkapan bahan ajar akan

membantu dosen dalam kegiatan mengajar, dan membantu mahasiswa dalam

proses belajar. Bahan ajar ikut menentukan pencapaian tujuan pembelajaran.

Bahan ajar merupakan informasi, alat dan teks yang diperlukan dosen dalam

perencanaan dan penelaahan implementasi pembelajaran. Beberapa pakar dalam

bidang pendidikan memberikan batasan yang beragam tentang bahan ajar dan

keberagaman pandangan tersebut sesungguhnya dilatarbelakangi oleh perbedaan

pendekatan dalam memberikan makna bahan ajar. Berikut ini beberapa definisi tentang

bahan ajar.

Pannen (2001) mendefinisikan bahan ajar sebagai bahan-bahan atau materi

perkuliahan yang disusun secara sistematis yang digunakan dosen dan mahasiswa

dalam proses perkuliahan. Bahan ajar mempunyai struktur dan urutan yang sistematis,

menjelaskan tujuan instruksional yang akan dicapai, memotivasi mahasiswa untuk

belajar, mengantisipasi kesukaran belajar mahasiswa dalam bentuk penyediaan

bimbingan bagi mahasiswa untuk mempelajari bahan tersebut, memberikan latihan

yang banyak bagi mahasiswa, menyediakan rangkuman dan secara umum berorientasi

pada mahasiswa secara individual (learner oriented). Biasanya bahan ajar bersifat “

mandiri “, artinya dapat dipelajari mahasiswa secara mandiri karena sistematis dan

lengkap. Bahan ajar adalah segala bentuk bahan yang digunakan untuk membantu

guru/ instruktur dalam melaksanakan kegiatan belajar mengajar di kelas. Bahan yang

dimaksud bisa berupa bahan tertulis maupun bahan tidak tertulis. (National Center for

Vocational Education Research Ltd/National Center for Competency Based Training).

Merujuk pada pandangan Ismanita (2010) yang dimaksud bahan ajar adalah

seperangkat materi yang disusun secara sistematis baik tertulis maupun tidak sehingga

tercipta lingkungan/suasana yang memungkinkan mahasiswa untuk belajar. Bahan ajar

atau materi pembelajaran (instructional materials) adalah pengetahuan, keterampilan,

dan sikap yang harus dipelajari mahasiswa dalam rangka mencapai standar kompetensi

yang telah ditentukan. Secara terperinci, jenis-jenis materi pembelajaran terdiri dari

pengetahuan (fakta, konsep, prinsip, prosedur), keterampilan, dan sikap atau nilai.

Page 4: 8 PENINGKATAN KETERAMPILAN PUSTAKAWAN SEBAGAI …digilib.um.ac.id/images/stories/pustakawan/pdfhasan/pustakawan sebagai dosen.pdf · (10). Lingkungan ( alam, sosial, senibudaya,

4

Bahan ajar adalah segala bentuk bahan yang digunakan untuk membantu

dosen dalam melaksanakan kegiatan belajar mengajar di tempat pembelajaran,

misalnya di dalam kelas. Bahan yang dimaksud dapat berupa bahan tertulis maupun

bahan tidak tertulis. Bahan ajar juga dapat dimaknai sebagai seperangkat materi

yang disusun secara sistematis baik tertulis maupun tidak tertulis, sehingga

tercipta lingkungan/suasana yang memungkinkan mahasiswa untuk belajar dengan

baik. Dengan mengadopsi pandangan Sungkono (2009) , bahan ajar dapat dijabarkan

sebagai sebagai bahan-bahan atau materi pelajaran yang disusun secara lengkap dan

sistematis berdasarkan prinsip-prinsip pembelajaran yang digunakan dosen dan

mahasiswa dalam proses pembelajaran. Bahan ajar bersifat sistematis artinya disusun

secara urut sehingga memudahkan mahasiswa belajar. Di samping itu bahan ajar juga

bersifat unik dan spesifik. Unik maksudnya bahan ajar hanya digunakan untuk sasaran

tertentu dan dalam proses pembelajaran tertentu, dan spesifik artinya isi bahan ajar

dirancang sedemikian rupa hanya untuk mencapai kompetensi tertentu dari sasaran

tertentu.

Bahan ajar yang lengkap, yang disusun secara sistematis dapat

menciptakan pembelajaran yang efektif dan efisien. Pembelajaran yang efektif

dan efisien diharapkan dapat menjadi wahana untuk mencapai tujuan pembelajaran

yang merupakan penjabaran dari kompetensi. Bahan ajar merupakan komponen

sangat penting yang harus dipersiapkan dosen sebelum melakukan proses

kegiatan belajar mengajar di dalam kelas, selain komponen-komponen lain yang

dapat menentukan keberhasilan dalam pembelajaran. Bahan ajar merupakan hal

penting dalam menentukan keberhasilan pada suatu sistem pendidikan, sehingga

dosen sebagai pelaksana pendidikan dituntut untuk membuat bahan ajar yang

berkualitas. Selama ini dosen hanya menggunakan buku-buku teks yang banyak

dijual oleh para penerbit yang materinya belum tentu cocok dengan kondisi

lingkungan dan kebutuhan mahasiswa, sehingga mahasiswa kurang dapat memahami

bahan ajar tersebut.

Bahan ajar yang berkualitas adalah bahan ajar yang materinya dapat menjawab

permasalahan mahasiswa untuk mencapai suatu tujuan pembelajaran, artinya

dapat memberikan pengetahuan keterampilan dan sikap yang harus dipelajari

mahasiswa untuk mencapai standar kompetensi yang telah ditentukan. Bahan ajar

dapat dipandang sebagai suatu pendekatan yang digunakan oleh seorang dosen

dalam melaksanakan proses pembelajaran melalui tahapan-tahapan tertentu

Page 5: 8 PENINGKATAN KETERAMPILAN PUSTAKAWAN SEBAGAI …digilib.um.ac.id/images/stories/pustakawan/pdfhasan/pustakawan sebagai dosen.pdf · (10). Lingkungan ( alam, sosial, senibudaya,

sehingga mahasiswa dap

garis besar mengandung

dipelajari mahasiswa da

tentukan.

Dalam kegiatan pembelajaran bahan ajar sang

mahasiswa. Dosen akan mengalami kesulitan dalam meningkatkan efektivitas

pembelajarannya jika tanpa disertai bahan ajar yang lengkap. Begitu pula bagi

mahasiswa, tanpa adanya bahan ajar mahasiswa akan mengalami kesulitan d

belajarnya. Hal tersebut diperparah lagi jika dosen dalam menjelaskan materi

pembelajarannya cepat dan kurang jelas. Oleh karena itu bahan ajar merupakan hal

yang sangat penting untuk dikembangkan sebagai upaya meningkatkan kualitas

pembelajaran. Bahan ajar pada dasarnya memiliki beberapa peran baik bagi dosen,

mahasiswa, dan pada kegiatan pembelajaran.

Dengan merujuk pada Panduan Pengembangan Bahan Ajar Depdiknas (2007)

disebutkan bahwa bahan ajar berfungsi sebagai: (1) Pedoman bagi dosen ya

mengarahkan semua aktivitasnya dalam proses pembelajaran, sekaligus merupakan

substansi kompetensi yang seharusnya diajarkan kepada mahasiswa, (2) Pedoman bagi

mahasiswa yang akan mengarahkan semua aktivitasnya dalam proses pembelajaran,

sekaligus merupakan substansi kompetensi yang seharusnya dipelajari/ dikuasainya, (3)

Alat evaluasi pencapaian/penguasaan hasil pembelajaran.

Dengan demikian, fungsi bahan ajar sangat akan terkait dengan kemampuan dosen

dalam membuat keputusan yang terkait de

aktivitas pembelajaran dan pengimplementasian (

(assessing).

Dalam proses pembelaja

bagi dosen, mahasiswa, dalam pembelajaran k

Dengan mengadopsi pandangan Belawati (2003) bahan ajar memiliki manfaat, yaitu :

(1) Bagi dosen ; bahan ajar bagi dosen memberikan manfaat yaitu (a) Menghemat

waktu dosen dalam mengajar. Adanya bahan ajar, mahasisw

mempelajari terlebih dahulu topik atau materi yang akan dipelajarinya, sehingga dosen

tidak perlu menjelaskan secara rinci lagi, (b) Mengubah peran dosen dari seorang

pengajar menjadi seorang fasilitator. Adanya bahan ajar dalam kegiatan

maka dosen lebih bersifat memfasilitasi

perkuliahan, (c) Meningkatkan proses pembelajaran menjadi lebih efektif dan interaktif.

5

pat mengikuti proses belajar mengajar. Ba

pengetahuan, keterampilan dan sikap

alam rangka mencapai standar kompetensi

Dalam kegiatan pembelajaran bahan ajar sangat penting artinya bagi dosen dan

mahasiswa. Dosen akan mengalami kesulitan dalam meningkatkan efektivitas

pembelajarannya jika tanpa disertai bahan ajar yang lengkap. Begitu pula bagi

mahasiswa, tanpa adanya bahan ajar mahasiswa akan mengalami kesulitan d

belajarnya. Hal tersebut diperparah lagi jika dosen dalam menjelaskan materi

pembelajarannya cepat dan kurang jelas. Oleh karena itu bahan ajar merupakan hal

yang sangat penting untuk dikembangkan sebagai upaya meningkatkan kualitas

an ajar pada dasarnya memiliki beberapa peran baik bagi dosen,

mahasiswa, dan pada kegiatan pembelajaran.

Dengan merujuk pada Panduan Pengembangan Bahan Ajar Depdiknas (2007)

disebutkan bahwa bahan ajar berfungsi sebagai: (1) Pedoman bagi dosen ya

mengarahkan semua aktivitasnya dalam proses pembelajaran, sekaligus merupakan

substansi kompetensi yang seharusnya diajarkan kepada mahasiswa, (2) Pedoman bagi

mahasiswa yang akan mengarahkan semua aktivitasnya dalam proses pembelajaran,

merupakan substansi kompetensi yang seharusnya dipelajari/ dikuasainya, (3)

Alat evaluasi pencapaian/penguasaan hasil pembelajaran.

Dengan demikian, fungsi bahan ajar sangat akan terkait dengan kemampuan dosen

dalam membuat keputusan yang terkait dengan perencanaan (planning

aktivitas pembelajaran dan pengimplementasian (implementing), dan penilaian

Dalam proses pembelajaran , bahan ajar memberikan manfaat yang penting baik

bagi dosen, mahasiswa, dalam pembelajaran klasikal, individual maupun kelompok.

Dengan mengadopsi pandangan Belawati (2003) bahan ajar memiliki manfaat, yaitu :

bahan ajar bagi dosen memberikan manfaat yaitu (a) Menghemat

waktu dosen dalam mengajar. Adanya bahan ajar, mahasiswa dapat ditugasi

mempelajari terlebih dahulu topik atau materi yang akan dipelajarinya, sehingga dosen

tidak perlu menjelaskan secara rinci lagi, (b) Mengubah peran dosen dari seorang

pengajar menjadi seorang fasilitator. Adanya bahan ajar dalam kegiatan

maka dosen lebih bersifat memfasilitasi mahasiswa dari pada penyampai

perkuliahan, (c) Meningkatkan proses pembelajaran menjadi lebih efektif dan interaktif.

Bahan ajar secara

yang harus

nsi yang telah di

at penting artinya bagi dosen dan

mahasiswa. Dosen akan mengalami kesulitan dalam meningkatkan efektivitas

pembelajarannya jika tanpa disertai bahan ajar yang lengkap. Begitu pula bagi

mahasiswa, tanpa adanya bahan ajar mahasiswa akan mengalami kesulitan dalam

belajarnya. Hal tersebut diperparah lagi jika dosen dalam menjelaskan materi

pembelajarannya cepat dan kurang jelas. Oleh karena itu bahan ajar merupakan hal

yang sangat penting untuk dikembangkan sebagai upaya meningkatkan kualitas

an ajar pada dasarnya memiliki beberapa peran baik bagi dosen,

Dengan merujuk pada Panduan Pengembangan Bahan Ajar Depdiknas (2007)

disebutkan bahwa bahan ajar berfungsi sebagai: (1) Pedoman bagi dosen yang akan

mengarahkan semua aktivitasnya dalam proses pembelajaran, sekaligus merupakan

substansi kompetensi yang seharusnya diajarkan kepada mahasiswa, (2) Pedoman bagi

mahasiswa yang akan mengarahkan semua aktivitasnya dalam proses pembelajaran,

merupakan substansi kompetensi yang seharusnya dipelajari/ dikuasainya, (3)

Dengan demikian, fungsi bahan ajar sangat akan terkait dengan kemampuan dosen

planning), aktivitas-

), dan penilaian

, bahan ajar memberikan manfaat yang penting baik

lasikal, individual maupun kelompok.

Dengan mengadopsi pandangan Belawati (2003) bahan ajar memiliki manfaat, yaitu :

bahan ajar bagi dosen memberikan manfaat yaitu (a) Menghemat

a dapat ditugasi

mempelajari terlebih dahulu topik atau materi yang akan dipelajarinya, sehingga dosen

tidak perlu menjelaskan secara rinci lagi, (b) Mengubah peran dosen dari seorang

pengajar menjadi seorang fasilitator. Adanya bahan ajar dalam kegiatan pembelajaran

mahasiswa dari pada penyampai materi

perkuliahan, (c) Meningkatkan proses pembelajaran menjadi lebih efektif dan interaktif.

Page 6: 8 PENINGKATAN KETERAMPILAN PUSTAKAWAN SEBAGAI …digilib.um.ac.id/images/stories/pustakawan/pdfhasan/pustakawan sebagai dosen.pdf · (10). Lingkungan ( alam, sosial, senibudaya,

6

Adanya bahan ajar maka pembelajaran akan lebih efektif karena dosen memiliki banyak

waktu untuk membimbing mahasiswanya dalam memahami suatu topik pembelajaran,

dan juga metode yang digunakannya lebih variatif dan interaktif karena dosen tidak

cenderung berceramah, (2) Bagi mahasiswa; bahan ajar bagi mahasiswa memberikan

manfaat yaitu : (a) Mahasiswa dapat belajar tanpa kehadiran/harus ada dosen, (b)

Mahasiswa dapat belajar kapan saja dan dimana saja dikehendaki, (c) Mahasiswa dapat

belajar sesuai dengan kecepatan sendiri, (d) Mahasiswa dapat belajar menurut urutan

yang dipilihnya sendiri, (e) Membantu potensi untuk menjadi mahasiswa mandiri. (3)

Dalam pembelajaran klasikal; bahan ajar memberikan manfaat yaitu : (a) Dapat

dijadikan sebagai bahan yang tak terpisahkan dari buku utama, (b) Dapat dijadikan

pelengkap/suplemen buku utama, (c). Dapat digunakan untuk meningkatkan motivasi

belajar mahasiswa, (d) Dapat dijadikan sebagai bahan yang mengandung penjelasan

tentang bagaimana mencari penerapan, hubungan, serta keterkaitan antara satu topik

dengan topik lainnya. (4) Dalam Pembelajaran Individual; bahan ajar memberikan

manfaat yaitu : (a) Sebagai media utama dalam proses pembelajaran, (b) Alat yang

digunakan untuk menyusun dan mengawasi proses mahasiswa memperoleh informasi,

(c) Penunjang media pembelajaran individual lainnya. (5) Dalam Pembelajaran

Kelompok; bahan ajar memberikan manfaat, yaitu : (a) Sebagai bahan terintegrasi

dengan proses belajar kelompok, (b) Sebagai bahan pendukung bahan belajar utama.

Dengan demikian penulisan bahan ajar memberikan sejumlah manfaat yang dapat

diperoleh apabila seorang dosen mengembangkan bahan ajar sendiri, antara lain; (1)

Diperoleh bahan ajar yang sesuai tuntutan kurikulum dan sesuai dengan kebutuhan

belajar mahasiswa, (2) tidak lagi bergantung kepada buku teks yang terkadang sulit

untuk diperoleh, (3) , bahan ajar menjadi lebih kaya karena dikembangkan dengan

menggunakan berbagai referensi, (4) Menambah khasanah pengetahuan dan

pengalaman dosen dalam menulis bahan ajar, (5) Bahan ajar akan mampu membangun

komunikasi pembelajaran yang efektif antara dosen dengan mahasiswa karena

mahasiswa akan merasa lebih percaya kepada dosennya maupukepada dirinya; dan (6)

dapat dikumpulkan menjadi buku dan dapat diterbitkan

Dengan mengadopsi pandangan Sunendar (2008) bahan ajar memiliki peranan,

yaitu : (1) Mencerminkan suatu sudut pandang yang tajam dan inovatif mengenai

pengajaran serta mendemonstrasikan aplikasinya dalam bahan ajar yang disajikan, (2)

Menyajikan suatu sumber pokok masalah yang kaya, mudah dibaca dan bervariasi,

sesuai dengan minat dan kebutuhan para mahasiswa, (3) Menyediakan suatu sumber

Page 7: 8 PENINGKATAN KETERAMPILAN PUSTAKAWAN SEBAGAI …digilib.um.ac.id/images/stories/pustakawan/pdfhasan/pustakawan sebagai dosen.pdf · (10). Lingkungan ( alam, sosial, senibudaya,

7

yang tersusun rapi dan bertahap, (4) Menyajikan metode-metode dan sarana-sarana

pengajaran untuk memotivasi peserta didik, (5) Menjadi penunjang bagi latihan- latihan

dan tugas- tugas praktis, (6) Menyajikan bahan/ sarana evaluasi dan remedial yang

serasi dan tepat guna.

Adapun perbedaan bahan ajar dengan buku teks, yaitu bahan ajar merupakan

bahan atau materi pembelajaran yang disusun secara sistematis yang digunakan dosen

dan mahasiswa dalam proses kegiatan belajar-mengajar (KBM), sementara buku teks

adalah sumber informasi yang disusun dengan urutan atau struktur berdasar bidang ilmu

tertentu.

Menurut Panenn (2001) bahan ajar berbeda dengan buku teks. Perbedaan antara

bahan ajar dengan buku teks tidak hanya terletak pada format, tata letak dan

perwajahannya, tetapi juga pada orientasi dan pendekatan yang digunakan dalam

penyusunannya. Buku teks biasanya ditulis dengan orientasi pada struktur dan urutan

berdasarkan bidang ilmu (content oriented) untuk dipergunakan oleh dosen atau guru

dalam mengajar (teaching oriented). Sangat jarang buku teks dipergunakan untuk

belajar mandiri, karena memang tidak dirancang untuk itu. Dengan demkian,

penggunaan buku teks memerlukan dosen yang berfungsi sebagai penterjemah yang

menyampaikan isi buku tersebut bagi mahasiswa.

Perbedaan secara lebih rinci antara buku teks dan bahan ajar dikemukakan oleh

Lewis & Paine (1985) sebagaimana dikutip oleh Panenn (2001) dapat dilihat pada tabel

di bawah ini :

Page 8: 8 PENINGKATAN KETERAMPILAN PUSTAKAWAN SEBAGAI …digilib.um.ac.id/images/stories/pustakawan/pdfhasan/pustakawan sebagai dosen.pdf · (10). Lingkungan ( alam, sosial, senibudaya,

8

PERBEDAAN BUKU TEKS DAN BAHAN AJAR

No. Buku Teks No. Bahan Ajar

1 Mengasumsikan minat dari pembaca

1 Menimbulkan minat dari baca

2 Ditulis terutama untuk digunakan dosen

2 Ditulis dan dirancang untuk mahasiswa

3 Dirancang untuk dipasarkan secara luas

3 Menjelaskan tujuan instruksional

4 Belum tentu menjelaskan tujuan instruksional

4 Disusun berdasarkan pola belajar yang fleksibel

5 Disusun secara linear 5 Struktur berdasarkan kebutuhan mahasiswa dan kompetensi akhir yang akan dicapai.

6 Stuktur berdasarkan logika bidang ilmu (content)

6 Berfokus poada apemberian kesempatan bagi mahasiswa untuk berlatih

7 Belum tentu memberikan latihan 7 Mengakomodasi kesukaran belajar mahasiswa

8 Tidak mengantisipasi kesukaran belajar mahasiswa

8 Selalu memberikan rangkuman

9 Belum tentu memberikan rangkuman

9 Gaya penulisan (bahasanya) komunikatif dan semi formal

10 Gaya penulisan (bahasanya) naratif tetapi tidak komunikatif

10 Kepadatan berdasarkan kebutuhan mahasiswa

11 Sangat padat 11 Dikemas untuk digunakan dalam proses instruksional

12 Dikemas untuk dijual secara umum 12 Mempunyai mekanisme untuk mengumpulkan umpan balik dari mahasiswa

13 Tidak memilki mekanisme untuk mengumpulkan umpan balik dari pemakai

13 Menjelaskan cara mempelajari bahan ajar

14 Tidak memberiukan saran-saran cara amemepelajari buku tersebut

14

Sumber : Panenn, Paulina. Dkk. 2001. Penulisan Bahan Ajar. Jakarta: Pusat Antar

Universitas untuk Peningkatan dan Pengembangan Aktivitas Instruksional. Ditjen Dikti Depdikbud

B. Penyusunan Bahan Ajar

Dalam penyusunan bahan ajar, seorang pustakawan yang menjalankan fungsinya

sebagai seorang dosen harus memperhatikan prinsip-prinsip dalam penyusunan bahan

ajar atau materi pembelajaran. Dengan mengadopsi pandangan Gafur (1994), maka

prinsip-prinsip atau kriteria-kriteria yang harus diperhatikan dalam penyusunan bahan

ajar atau materi pembelajaran adalah sebagai berikut : (1) Prinsip relevansi, artinya

Page 9: 8 PENINGKATAN KETERAMPILAN PUSTAKAWAN SEBAGAI …digilib.um.ac.id/images/stories/pustakawan/pdfhasan/pustakawan sebagai dosen.pdf · (10). Lingkungan ( alam, sosial, senibudaya,

9

keterkaitan. Materi pembelajaran hendaknya relevan atau ada kaitan atau ada

hubungannya dengan pencapaian Standar Kompetensi (SK) dan Kompetensi Dasar

(KD) . Cara termudah ialah dengan mengajukan pertanyaan tentang kompetensi dasar

yang harus dikuasai mahasiswa. Dengan prinsip dasar ini, dosen akan mengetahui

apakah materi yang hendak diajarkan tersebut materi fakta, konsep, prinsip, prosedur,

aspek sikap atau aspek psikomotorik sehingga pada gilirannya dosen terhindar dari

kesalahan pemilihan jenis materi yang tidak relevan dengan pencapaian SK dan KD, (2)

Prinsip konsistensi, artinya keajegan. Jika kompetensi dasar yang harus dikuasai

mahasiswa empat macam, maka bahan ajar yang harus diajarkan juga harus meliputi

empat macam, (3) Prinsip kecukupan, artinya materi yang diajarkan hendaknya cukup

memadai dalam membantu mahasiswa menguasai kompetensi dasar yang diajarkan.

Materi tidak boleh terlalu sedikit, dan tidak boleh terlalu banyak. Jika terlalu sedikit

akan kurang membantu mencapai SK dan KD. Sebaliknya, jika terlalu banyak akan

membuang-buang waktu dan tenaga yang tidak perlu untuk mempelajarinya.

Depdiknas (2007) merinci prosedur pengembangan bahan ajar, yaitu diantaranya

sebagai berikut : (1) Menentukan kriteria pokok pemilihan bahan ajar dengan

mengidentifikasi Standar Kompetensi (SK) dan Kompetensi Dasar (KD). Hal ini

dikarenakan setiap aspek dalam SK dan KD jenis materi yang berbeda-beda dalam

kegiatan pembelajaran. (2) Mengidentifikasi jenis-jenis materi bahan ajar. Materi

pembelajaran dibedakan menjadi jenis materi aspek kognitif (fakta, konsep, prinsip dan

prosedur), aspek afektif (pemberian respon, penerimaan, internalisasi, dan penilaian)

serta aspek psikomotorik (gerakan awal, semi rutin, dan rutin). (3) Mengembangkan

bahan ajar yang sesuai atau relevan dengan SK-KD yang telah teridentifikasi tadi, (4)

Mengembangkan sumber bahan ajar.

Adapun proses penyusunan bahan ajar menurut Panenn (2001) dapat digambarkan

sebagai berikut :

Page 10: 8 PENINGKATAN KETERAMPILAN PUSTAKAWAN SEBAGAI …digilib.um.ac.id/images/stories/pustakawan/pdfhasan/pustakawan sebagai dosen.pdf · (10). Lingkungan ( alam, sosial, senibudaya,

10

Sumber : Adaptasi dari Suparman, Atwi. 1990. Pokok-pokok Panduan Penulisan

Modul Universitas Terbuka. Edisi Kedua. Jakarta : Universitas Terbuka

Dengan merujuk pada pandangan Ismanita (2010), maka langkah-langkah dalam

penyusunan bahan ajar adalah sebagai berikut : (1) Mengidentifikasi aspek-aspek yang

terdapat dalam standar kompetensi dan kompetensi dasar yang menjadi acuan atau

rujukan pemilihan bahan ajar. Sebelum menentukan materi pembelajaran terlebih

dahulu perlu diidentifikasi aspek-aspek standar kompetensi dan kompetensi dasar yang

Merumuskan Tujuan Instruksional Umum

Melakukan Analisis Instruksional

Menentukan Perilaku Awal Mahasiswa

Merumuskan Tujuan Instruksional Khusus

Menyusun Rencana Kegiatan Belajar Mengajar

Menyusun Kontrak Perkuliahan

Menyusun/Menulis Bahan Ajar

Review/Uji Lapangan

Digunakan

Page 11: 8 PENINGKATAN KETERAMPILAN PUSTAKAWAN SEBAGAI …digilib.um.ac.id/images/stories/pustakawan/pdfhasan/pustakawan sebagai dosen.pdf · (10). Lingkungan ( alam, sosial, senibudaya,

11

harus dipelajari atau dikuasai mahasiswa. Aspek tersebut perlu ditentukan, karena setiap

aspek standar kompetensi dan kompetensi dasar memerlukan jenis materi yang berbeda-

beda dalam kegiatan pembelajaran. Sejalan dengan berbagai jenis aspek standar

kompetensi, materi pembelajaran juga dapat dibedakan menjadi jenis materi aspek

kognitif, afektif, dan psikomotorik. Materi pembelajaran aspek kognitif secara

terperinci dapat dibagi menjadi empat jenis, yaitu: fakta, konsep, prinsip dan prosedur.

Materi jenis fakta adalah materi berupa nama-nama objek, nama tempat, nama orang,

lambang, peristiwa sejarah, nama bagian atau komponen suatu benda, dan lain

sebagainya. Materi konsep berupa pengertian, definisi, hakekat, inti isi. Materi jenis

prinsip berupa dalil, rumus, postulat adagium, paradigma, teorema.Materi jenis

prosedur berupa langkah-langkah mengerjakan sesuatu secara urut, misalnya langkah-

langkah dalam menentukan nomor klasifikasi bahan pustaka atau langkah-langkah

dalam pengadaan koleksi di perpustakaan PT. Materi pembelajaran aspek afektif

meliputi: pemberian respon, penerimaan (apresisasi), internalisasi, dan penilaian. Materi

pembelajaran aspek motorik terdiri dari gerakan awal, semi rutin, dan rutin, (2)

Mengidentifikasi jenis-jenis materi bahan ajar sesuai dengan standar kompetensi dan

kompetensi dasar. Materi yang akan diajarkan perlu diidentifikasi apakah termasuk

jenis fakta, konsep, prinsip, prosedur, afektif, atau gabungan lebih daripada satu jenis

materi. Dengan mengidentifikasi jenis-jenis materi yang akan diajarkan, maka dosen

akan mendapatkan kemudahan dalam cara mengajarkannya. Setelah jenis materi

pembelajaran teridentifikasi, langkah berikutnya adalah memilih jenis materi tersebut

yang sesuai dengan standar kompetensi atau kompetensi dasar yang harus dikuasai

mahasiswa. Identifikasi jenis materi pembelajaran juga penting untuk keperluan

mengajarkannya. Sebab, setiap jenis materi pembelajaran memerlukan strategi

pembelajaran atau metode, media, dan sistem evaluasi/penilaian yang berbeda-beda, (3)

Memilih bahan ajar yang sesuai atau relevan dengan standar kompetensi dan

kompetensi dasar yang telah teridentifikasi tadi., (4) Memilih sumber bahan ajar.

Setelah jenis materi ditentukan langkah berikutnya adalah menentukan sumber bahan

ajar.

Sumber bahan ajar menurut Ismanita (2010) merupakan tempat di mana bahan ajar

dapat diperoleh. Dalam mencari sumber bahan ajar, berbagai sumber dapat digunakan

untuk mendapatkan materi pembelajaran dari setiap standar kompetensi dan kompetensi

dasar. Sumber-sumber dimaksud dapat adalah sebagai berikut : (1) Buku teks yang

diterbitkan oleh berbagai penerbit. Gunakan sebanyak mungkin buku teks agar dapat

Page 12: 8 PENINGKATAN KETERAMPILAN PUSTAKAWAN SEBAGAI …digilib.um.ac.id/images/stories/pustakawan/pdfhasan/pustakawan sebagai dosen.pdf · (10). Lingkungan ( alam, sosial, senibudaya,

12

diperoleh wawasan yang luas, (2) Laporan hasil penelitian yang diterbitkan oleh

lembaga penelitian atau oleh para peneliti sangat berguna untuk mendapatkan sumber

bahan ajar yang aktual atau mutakhir, (3) Jurnal penerbitan hasil penelitian dan

pemikiran ilmiah. Jurnal-jurnal tersebut berisikan berbagai hasil penelitian dan

pendapat dari para ahli di bidangnya masing-masing yang telah dikaji kebenarannya, (4)

Pakar atau ahli bidang studi penting digunakan sebagai sumber bahan ajar yang dapat

dimintai konsultasi mengenai kebenaran materi atau bahan ajar, ruang lingkup,

kedalaman, urutan, dan sebagainya, (5), Profesional yaitu orang-orang yang bekerja

pada bidang tertentu. (6) Buku kurikulum penting untuk digunakan sebagai sumber

bahan ajar. Karena berdasar kurikulum itulah standar kompetensi, kompetensi dasar dan

materi bahan dapat ditemukan. Hanya saja materi yang tercantum dalam kurikulum

hanya berisikan pokok-pokok materi (7) Penerbitan berkala seperti harian, mingguan,

dan bulanan yang banyak berisikan informasi yang berkenaan dengan bahan ajar suatu

mata pelajaran, (8) Internet yang yang banyak ditemui segala macam sumber bahan

ajar. Bahkan satuan pelajaran harian untuk berbagai mata pelajaran dapat diperoleh

melalui internet. Bahan tersebut dapat dicetak atau dikopi, (9) Berbagai jenis media

audiovisual berisikan pula bahan ajar untuk berbagai jenis mata pelajaran. (10).

Lingkungan ( alam, sosial, senibudaya, teknik, industri, ekonomi). Perlu diingat, dalam

menyusun rencana pembelajaran berbasis kompetensi, buku-buku atau terbitan tersebut

hanya merupakan bahan rujukan. Artinya, tidaklah tepat jika hanya menggantungkan

pada buku teks sebagai satu-satunya sumber bahan ajar. Tidak tepat pula tindakan

mengganti buku pelajaran pada setiap pergantian semester atau pergantian tahun. Buku-

buku pelajaran atau buku teks yang ada perlu dipelajari untuk dipilih dan digunakan

sebagai sumber yang relevan dengan materi yang telah dipilih untuk diajarkan.

Mengajar bukanlah menyelesaikan satu buku, tetapi membantu siswa mencapai

kompetensi. Karena itu, hendaknya dosen menggunakan banyak sumber materi. Bagi

dosen, sumber utama untuk mendapatkan materi pembelajaran adalah buku teks dan

buku penunjang yang lain.

Dalam Pedoman Umum Penulisan Bahan Ajar (2010) disebutkan bahwa susunan

bahan ajar lazimnya mengandung komponen-komponen sebagai berikut : (1)

Komponen kebahasaan mencakup: keterbacaan; kejelasan informasi; kesesuaian

dengan kaidah Bahasa Indonesia yang baik dan benar; dan pemanfaatan bahasa

secara efektif dan efisien (2) Komponen penyajian mencakup: kejelasan tujuan

(indicator) yang ingin dicapai; urutan sajian; pemberian motivasi, daya tarik; dan

Page 13: 8 PENINGKATAN KETERAMPILAN PUSTAKAWAN SEBAGAI …digilib.um.ac.id/images/stories/pustakawan/pdfhasan/pustakawan sebagai dosen.pdf · (10). Lingkungan ( alam, sosial, senibudaya,

13

interaksi (pemberian stimulus dan respons), (3) Komponen kegrafikan mencakup:

penggunaan font, jenis, dan ukuran; lay out atau tata letak; ilustrasi, gambar, foto, dan

desain tampilan. Sedangkan Pannen (2001) mengemukakan bahwa komponen utama

yang perlu ada dalam setiap bahan ajar adalah : (1) Tinjauan mata kuliah, (2)

Pendahuluan setiap bab, (3) Penyajian dalam setiap bab, (4) Penutup setiap bab, (5)

Daftar pustaka dan (6) Senarai. Setiap komponen mempunyai sub-sub sendiri yang

saling berintegrasi satu sama lain. Susunan komponen-komponen dan sub-sub

komponen bahan ajar sama dengan susunan strategi perkulihan yang lazim digunakan

dosen dalam perkuliahannnya.

Legowo (2011) mengemukakan bahwa berkait fungsinya dalam proses

pembelajaran, proses penyusunan buku ajar hendaknya diawali dengan telaah

kurikulum dan penyusunan silabus matakuliah. Landasan filosofis pengembangan

kurikulum yang meliputi pendekatan pembelajaran, tujuan, isi prosedur dan pengalaman

belajar harus memperhatikan kompetensi dan kebutuhan pengguna lulusan. Unsur-unsur

yang hendaknya dipenuhi dalam bahan ajar cetak adalah, 1) Judul, 2) Kata Pengantar,

3) Daftar Isi, 4) Tinjauan matakuliah, 5) Isi/Bab, 6) Daftar pustaka, 7) Glossary,

Jawaban pertanyaan kunci dan 9) Indeks. Masing-masing unsur dapat dijelaskan

sebagai berikut : Tinjauan mata kuliah berisi deskripsi singkat dan kegunaan

matakuliah, standar kompetensi, susunan bahan ajar serta petunjuk menggunakan bahan

ajar bagi pembelajar. Isi tiap bab memuat kompetensi dasar dan indikator, deskripsi

singkat dari bab, materi, daftar bacaan tambahan, pertanyaan kunci, soal serta tugas.

Daftar pustaka berisi semua materi yang dijadikan referensi dalam penyusunan materi

bahan ajar. Glosary merupakan definisi-definis istilah penting. Ini merupakan bagian

opsional, tapi lebih baik disertakan untuk memudahkan pembelajar memahami istilah

asing/baru yang digunakan secara khusus. Jawaban pertanyaan kunci adalah semacam

kunci jawaban untuk pertanyaan kunci dalam setiap bab. Indeks merupakan daftar kata

rujukan yang diserta nomor halaman untuk memudahkan pembelajaar materi berdasar

kata yang dimaksudkan.

Berdasarkan paparan di atas, sebuah bahan ajar yang dibuat haruslah

metodologis dan sistematis. Artinya, bahan ajar itu harus bisa dibaca dan

dipahami mahasiswa dan tersusun secara bertahap dan berjenjang. Sehingga

ketercapaian kompetensi dasar yang telah ditetapkan dapat dikuasai dengan

maksimal. Oleh karena itu, tujuan bahan ajar harus dirumuskan secara jelas dan

terukur mencakup mahasiswa , dosen, dan sasarannya.

Page 14: 8 PENINGKATAN KETERAMPILAN PUSTAKAWAN SEBAGAI …digilib.um.ac.id/images/stories/pustakawan/pdfhasan/pustakawan sebagai dosen.pdf · (10). Lingkungan ( alam, sosial, senibudaya,

14

Bahan ajar yang diberikan kepada mahasiswa haruslah bahan ajar yang

berkualitas. Bahan ajar yang berkualitas dapat menghasilkan mahasiswa

yang berkualitas, karena mahasiswa mengkonsumsi bahan ajar yang berkualitas.

Kriteria bahan ajar yang berkualitas adalah : (1) Menimbulkan minat baca; (2) ditulis

dan dirancang untuk mahasiswa; (3) Menjelaskan tujuan instruksional; (4) Disusun

berdasarkan pola belajar yang fleksibel; (5) Struktur berdasarkan kebutuhan

mahasiswa; (6) Memberi kesempatan pada mahasiswa untuk berlatih; (7

Mengakomodasi kesulitan mahasiswa; (8) Memberikan rangkuman; (9) Gaya

penulisan komutatif dan semi formal ;(10) Kepadatan berdasarkan kebutuhan

mahasiswa ; (11) Dikemas untuk proses instruksional; (12) Mempunyai mekanisme

untuk mengumpulkan umpan balik dari mahasiswa; (13) Menjelaskan cara

mempelajari bahan ajar.

Dengan berpedoman kepada butir-butir di atas, diharapkan kualitas

penyusunan bahan ajar dipertanggungjawabkan. Bahan ajar yang dihasilkan harus

benar-benar berguna bagi mahasiswa sehingga kemampuan berbahasa khususnya

menulis karangan deskripsi meningkat.

Berdasarkan teknologi yang digunakannya, bahan ajar dapat

dikelompokkan menjadi empat kategori, yaitu ; (1) Bahan cetak (printed) seperti

antara lain handout, buku, modul, lembar kerja siswa, brosur, leaflet,

wallchart, foto/gambar, model/maket. (2) Bahan ajar dengar (audio) seperti kaset,

radio, piringan hitam, dan compact disk audio. (3) Bahan ajar pandang dengar

(audio visual) seperti video compact disk, film. (4 ) Bahan ajar multimedia

interaktif (interactive teaching material) seperti CAI (Computer Assisted

Instruction), compact disk (CD) multimedia pembelajarn interaktif, dan bahan ajar

berbasis web (web based learning materials).

Bahan Ajar Cetak (Printed) dapat ditampilkan dalam berbagai bentuk. Jika

bahan ajar cetak tersusun secara baik maka bahan ajar akan mendatangkan

beberapa keuntungan, yaitu : (1) Bahan tertulis biasanya menampilkan daftar isi,

sehingga memudahkan bagi seorang dosen untuk menunjukkan kepada mahasiswa

bagian mana yang sedang dipelajari, (2) Biaya untuk pengadaannya relatif sedikit

(3)Bahan tertulis cepat digunakan dan dapat dipindah-pindah secara mudah, (4)

Susunannya menawarkan kemudahan secara luas dan kreativitas bagi individu,

(5) Bahan tertulis relatif ringan dan dapat dibaca di mana saja, ( 6) Bahan ajar yang

baik akan dapat memotivasi pembaca untuk melakukan aktivitas, seperti

Page 15: 8 PENINGKATAN KETERAMPILAN PUSTAKAWAN SEBAGAI …digilib.um.ac.id/images/stories/pustakawan/pdfhasan/pustakawan sebagai dosen.pdf · (10). Lingkungan ( alam, sosial, senibudaya,

menandai, mencatat, membuat

sebuah dokumen yang bernilai

mandiri .

Berbagai jenis bahan

adalah bahan tertulis y

pengetahuan mahasiswa.

statement given. Handout

Handout biasanya diamb

dengan materi yang diaj

dikuasai oleh mahasiswa

cara, antara lain denga

sebuah buku, (2) Buku.

pengetahuan buah pikiran

didapat dari berbagai c

aktualisasi pengalaman,

disebut sebagai fiksi. Buk

suatu ilmu pengetahuan

Buku yang baik adalah

baik dan mudah dim

gambar dan keterangan-

yang sesuai dengan ide

pengetahuan yang dapa

akan berisi tentang pikira

adalah sebuah buku yang

secara mandiri tanpa ata

tidak tentang: (a) Petunjuk

akan dicapai, (c) Content atau

(f) Petunjuk kerja, dapat berupa

hasil evaluasi. Sebuah m

mudah menggunakannya.

mahasiswa yang memil

menyelesaikan satu atau l

lainnya. Dengan demiki

yang akan dicapai oleh mahasiswa

15

membuat sketsa, (7) Bahan tertulis dapat dini

ng bernilai besar, (8) Pembaca dapat mengatur

ajar cetak telah populer, antara lain (1) Handout

yang disiapkan oleh seorang dosen untuk

Menurut kamus Oxford hal 389, handout

t adalah pernyataan yang telah disiapkan oleh

bilkan dari beberapa literatur yang mem

ajarkan/ kompetensi dasar dan materi pokok

mahasiswa Saat ini handout dapat diperoleh d

an cara down-load dari internet, atau

. Buku adalah bahan tertulis yang me

dari pengarangnya. Oleh pengarang

cara misalnya: hasil penelitian, hasi

otobiografi, atau hasil imajinasi se

ku sebagai bahan ajar merupakan buku

hasil analisis terhadap kurikulum dalam

buku yang ditulis dengan menggunaka

mengerti, disajikan secara menarik dile

-keterangannya, isi buku juga menggamb

penulisannya. Buku pelajaran berisi

at digunakan oleh mahasiswa untuk bela

an-pikiran fiksi si penulis, dan seterusnya.(3)

ng ditulis dengan tujuan agar mahasiswa

au dengan bimbingan dosen, sehingga modul

Petunjuk belajar (Petunjuk mahasiswa/dosen) (b) Kompetensi

atau isi materi, (d) Informasi pendukung, (e)

berupa Lembar Kerja (LK), (f) Evaluasi, (g) Balikan

modul akan bermakna kalau mahasiswa

. Pembelajaran dengan modul memungki

liki kecepatan tinggi dalam belajar ak

lebihkompetensi dasar dibandingkan deng

kian maka modul harus menggambarkan

mahasiswa, disajikan dengan menggunakan bahasa

inikmati sebagai

mengatur tempo secara

Handout. Handout

untuk memperkaya

handout is prepared

oleh pembicara.

miliki relevansi

kok yang harus

dengan berbagai

u menyadur dari

enyajikan ilmu

ngnya isi buku

sil pengamatan,

eseorang yang

buku yang berisi

dalam bentuk tertulis.

kan bahasa yang

engkapi dengan

barkan sesuatu

tentang ilmu

ajar, buku fiksi

seterusnya.(3) Modul. Modul

dapat belajar

modul berisi paling

Kompetensi yang

pendukung, (e) Latihan-latihan,

Balikan terhadap

dapat dengan

ngkinkan seorang

kan lebih cepat

ngan mahasiswa

kompetensi dasar

bahasa yang baik,

Page 16: 8 PENINGKATAN KETERAMPILAN PUSTAKAWAN SEBAGAI …digilib.um.ac.id/images/stories/pustakawan/pdfhasan/pustakawan sebagai dosen.pdf · (10). Lingkungan ( alam, sosial, senibudaya,

16

menarik, dilengkapi dengan ilustrasi, (4) Lembar kegiatan mahasiswa. Lembar

kegiatan mahasiswa adalah lembaran- lembaran berisi tugas yang harus

dikerjakan oleh mahasiswa. Suatu tugas yang diperintahkan dalam lembar

kegiatan harus jelas kompetensi dasar yang akan dicapainya. Lembar kegiatan

dapat digunakan untuk mata pembelajaran apa saja. Tugas-tugas sebuah lembar

kegiatan tidak akan dapat dikerjakan oleh mahasiswa secara baik apabila

tidak dilengkapi dengan buku lain atau referensi lain yang terkait dengan materi

tugasnya. Tugas-tugas yang diberikan kepada mahasiswa dapat berupa teoritis

dan atau tugas-tugas praktis. Tugas teoritis misalnya tugas membaca sebuah

artikel tertentu, kemudian membuat resume untuk dipresentasikan. Sedangkan

tugas praktis dapat berupa kerja laboratorium atau kerja lapangan, misalnya survei

tentang minat dan kebutuhan pemakai dalam kurun waktu tertentu di suatu tempat.

Keuntungan adanya lembar kegiatan bagi dosen adalah memudahkan dosen dalam

melaksanakan pembelajaran. Bagi mahasiswa akan memudahkan belajar secara

mandiri dan belajar memahami dan menjalankan suatu tugas tertulis. Dalam

menyiapkannya dosen harus cermat dan memiliki pengetahuan dan keterampilan

yang memadai, karena sebuah lembar kerja harus memenuhi paling tidak

kriteria yang berkaitan dengan tercapai/ tidaknya sebuah kompetensi dasar yang

harus dikuasai oleh mahasiswa, (5) Brosur. Brosur adalah bahan informasi tertulis

mengenai suatu masalah yang disusun secara bersistem atau cetakan yang hanya

terdiri atas beberapa halaman dan dilipat tanpa dijilid atau selebaran cetakan

yang berisi keterangan singkat tetapi lengkap tentang perusahaan atau

organisasi (Kamus Besar Bahasa Indonesia, BalaiPustaka,1996). Dengan

demikian, maka brosur dapat dimanfaatkan sebagai bahan ajar, selama sajian

brosur diturunkan dari kompetensi dasar yang harus dikuasai oleh mahasiswa.

Mungkin saja brosur dapat menjadi bahan ajar yang menarik, karena bentuknya

yang menarik dan praktis. Agar lembaran brosur tidak terlalu banyak, maka

brosur didesain hanya memuat satu kompetensi dasar saja. Ilustrasi dalam sebuah

brosur akan menambah menarik minat peserta didik untuk menggunakannya,

(6) Leaflet. A separate sheet of printed matter, often folded but not stitched

(Webster s New World, 1996) Leaflet adalah bahan cetak tertulis berupa

lembaran yang dilipat tapi tidak dimatikan/dijahit. Agar terlihat menarik biasanya

leaflet didesain secara cermat dilengkapi dengan ilustrasi dan menggunakan

bahasa yang sederhana, singkat serta mudah dipahami. Leaflet sebagai bahan

Page 17: 8 PENINGKATAN KETERAMPILAN PUSTAKAWAN SEBAGAI …digilib.um.ac.id/images/stories/pustakawan/pdfhasan/pustakawan sebagai dosen.pdf · (10). Lingkungan ( alam, sosial, senibudaya,

ajar juga harus memuat m

satu atau lebih kompetensi dasar, (7)

biasanya berupa bagan si

posisi tertentu. Agar wallchart

dosen, maka wallchart

pengaturan proporsi ya

alat bantu melaksanak

didesain sebagai bahan

harus memenuhi kriteria

tentang kompetensi dasar

didik, diajarkan untuk be

Sebagai contoh wallchart

perpustakaan perguruan tinggi.

yang lebih baik dibanding

tentu saja diperlukan

sebuah atau serangkaian

pada akhirnya menguasai satu

bermakna paling tidak

mengandung sesuatu ya

Sehingga gambar tidak

atau tidak ada yang

dimengerti. Sehingga,

pengertian, (3) Lengkap,

bahannya diambil dari sum

informasi yang berakibat p

Pengembangan bahan ajar memerlukan keahlian tersendiri. Bahan ajar biasanya

disusun oleh tiga komponen utama, yaitu ahli materi, ahli instruksional dan ahli

pengembangan media. Dosen yang memiliki pengalaman mengajar cukup lama

seringkali dapat bertindak s

pengembangan media. Ini yang sering menyebabkan kesulitan dalam perancangan dan

pengemasan bahan ajar.

Berdasar teknik pengemasannya, model bahan ajar dapat dibedakan menjadi empat,

yaitu : (1) Bahan ajar yang ditulis sendiri. Dosen dengan keahlian dalam bidang ilmu

tertentu, memiliki kemampuan menulis yang baik dan dapat memahami karakteristik

17

materi yang dapat menggiring peserta didik untuk

kompetensi dasar, (7) Wallchart. Wallchart adalah

siklus/proses atau grafik yang bermakna

wallchart terlihat lebih menarik bagi maha

didesain dengan menggunakan tata

ang baik. Wallchart biasanya masuk d

kan pembelajaran, namun dalam hal

n ajar. Karena didesain sebagai bahan ajar,

sebagai bahan ajar antara lain bahwa mem

kompetensi dasar dan materi pokok yang harus dikuasa

erapa lama, dan bagaimana cara me

wallchart tentang siklus pengadaan bahan pustaka di

perpustakaan perguruan tinggi.(8) Foto/Gambar. Foto/gambar m

ndingkan dengan tulisan. Foto/gambar sebaga

satu rancangan yang baik agar setelah

n foto/gambar mahasiswa dapat melakuka

i satu atau lebih kompetensi dasar Sebuah

k memiliki kriteria sebagai berikut: (1)

ang dapat dilihat dan penuh dengan

k hanya sekedar gambar yang tidak m

dapat dipelajari, (2) Gambar bermakn

si pembaca gambar benar-benar mengerti,

rasional untuk digunakan dalam proses

mber yang benar. Sehingga jangan sampai g

penggunanya tidak belajar apa-apa.

an bahan ajar memerlukan keahlian tersendiri. Bahan ajar biasanya

disusun oleh tiga komponen utama, yaitu ahli materi, ahli instruksional dan ahli

pengembangan media. Dosen yang memiliki pengalaman mengajar cukup lama

seringkali dapat bertindak sebagai ahli materi dan instruksional, tapi kurang menguasai

pengembangan media. Ini yang sering menyebabkan kesulitan dalam perancangan dan

Berdasar teknik pengemasannya, model bahan ajar dapat dibedakan menjadi empat,

han ajar yang ditulis sendiri. Dosen dengan keahlian dalam bidang ilmu

tertentu, memiliki kemampuan menulis yang baik dan dapat memahami karakteristik

untuk menguasai

h bahan cetak,

a menunjukkan

mahasiswa maupun

warna dan

dalam kategori

ini wallchart

maka wallchart

miliki kejelasan

ai oleh peserta

enggunakannya.

pengadaan bahan pustaka di

memiliki makna

ai bahan ajar

selesai melihat

an sesuatu yang

gambar yang

(1) Gambar harus

informasi/data.

mengandung arti

na dan dapat

mengerti, tidak salah

s pembelajaran,

i gambar miskin

an bahan ajar memerlukan keahlian tersendiri. Bahan ajar biasanya

disusun oleh tiga komponen utama, yaitu ahli materi, ahli instruksional dan ahli

pengembangan media. Dosen yang memiliki pengalaman mengajar cukup lama

ebagai ahli materi dan instruksional, tapi kurang menguasai

pengembangan media. Ini yang sering menyebabkan kesulitan dalam perancangan dan

Berdasar teknik pengemasannya, model bahan ajar dapat dibedakan menjadi empat,

han ajar yang ditulis sendiri. Dosen dengan keahlian dalam bidang ilmu

tertentu, memiliki kemampuan menulis yang baik dan dapat memahami karakteristik

Page 18: 8 PENINGKATAN KETERAMPILAN PUSTAKAWAN SEBAGAI …digilib.um.ac.id/images/stories/pustakawan/pdfhasan/pustakawan sebagai dosen.pdf · (10). Lingkungan ( alam, sosial, senibudaya,

18

pembelajar akan mudah membuat bahan ajar dengan menulis sendiri. Seperti halnya

gaya belajar seseorang, kemampuan menyusun bahan ajar juga dipengaruhi oleh

kemampuan auditori, visual dan kinestetik seseorang. (2) Hasil pengemasan informasi.

Bahan ajar model kedua merupakan hasil pengemasan kembali informasi. Model ini

paling banyak dijumpai pada pengembangan bahan ajar. Langkah penyusunannya

adalah dengan mengumpulkan informasi yang sudah ada “dipasaran” untuk selanjutnya

dipilah sesuai dengan kebutuhan pemenuhan standar kompetensi matakuliah. Informasi

yang terkumpul, selanjutnya ditulis kembali sesuai kaedah penyusunan bahan ajar

dengan menambahkan instrument kompetensi, panaduan belajar dan evaluasi. (3)

Kompilasi. Model bahan ajar selanjutnya adalah kompilasi. Metode pengembangannya

mirip seperti model pengemasan kembali informasi, bedanya adalah materi yang

dikumpulkan digunakan langsung sesuai degan bentuk asli “sumbernya”. Selanjutnya

materi disusun berdasar silabus matakuliah dengan menambahkan halaman penyekat

yang berisi komptensi dasar dan indikator dan panduan penggunaan bagi pembelajar.

(4) Panduan penggunaan buku teks.Model yang terakhir berbentuk panduan belajar

untuk buku teks. Bahan ajar ini berisi over view dan rangkuman dari topik yang harus

dipelajari. Buku teks seringkali berisi satu cakupan materi dalam satu bidang ilmu,

sehingga perlu dibuatkan peta atau diagram kaitan antar topik yang perlu dipelajari

untuk memandu ketercapaian kompetensi. Juga perlu dibuat daftar bacaan tambahan

sebagai bahan pengayaan dan penjelasan tambahan baik dalam bentuk tertulis atau

lisan/direkam untuk memberikan koreksi bagian dari topik yang salah, bias, kadaluarsa,

dan membingungkan pengguna.

Merujuk pada pandangan Panenn (2001), penyusunan bahan ajar dapat dilakukan

melalui beragam cara, dari yang termurah sampai yang termahal, dari yang paling

sederhana sampai yang tercanggih. Secara umum ada tiga cara yang dapat ditempuh

dalam menyusun bahan ajar, yaitu : (1) Menulis sendiri (Starting From Scratch). Bahan

ajar dapat ditulis sendiri oleh dosen sesuai dengan kebutuhan mahasiswa. Selain ditulis

sendiri dosen dapat berkolaborasi dengan dosen lain untuk menulis bahan ajar secara

kelompok, dengan dosen-dosen bidang studi sejenis.. Penulisan juga dapat dilakukan

bersama pakar, yang memiliki keahlian di bidang ilmu tertentu. Disamping penguasaan

bidang ilmu, untuk dapat menulis sendiri bahan ajar, diperlukan kemampuan menulis

sesuai dengn prinsip-prinsip instruksional. Penulisan bahan ajar selalu berlandaskan

pada kebutuhan mahasiswa, meliputi kebutuhan pengetahuan, keterampilan, bimbingan,

latihan, dan umpan balik. Untuk itu dalam menulis bahan ajar didasarkan: (a) analisis

Page 19: 8 PENINGKATAN KETERAMPILAN PUSTAKAWAN SEBAGAI …digilib.um.ac.id/images/stories/pustakawan/pdfhasan/pustakawan sebagai dosen.pdf · (10). Lingkungan ( alam, sosial, senibudaya,

19

materi pada kurikulum, (b) rencana atau program pengajaran, dan (c) silabus yang telah

disusun. (2) Pengemasan kembali informasi (Information Repackaging atau Text

Transformation). Dalam pengemasan kembali informasi, dosen tidak menulis bahan

ajar sendiri dari awal (from scratch), tetapi dosen memanfaatkan buku-buku teks dan

informasi yang sudah ada untuk dikemas kembali sehingga berbentuk bahan ajar yang

memenuhi karakteristik bahan ajar yang baik, dan dapat dipergunakan oleh dosen dan

mahasiswa dalam proses instruksional. Bahan atau informasi yang sudah ada di pasaran

dikumpulkan berdasarkan kebutuhan dan tujuan pembelajaran. Kemudian ditulis

kembali/ulang dengan dengn gaya bahasa yang sesuai untuk menjadi bahan ajar

(digubah), juga diberi tambahan kompetensi atau keterampilan yang akan dicapai,

bimbingan belajar, latihan, tes, serta umpan balik agar mereka dapat mengukur sendiri

kompetensinya yang telah dicapai. Keuntunganya, cara ini lebih cepat diselesaikan

dibanding menulis sendiri. Sebaiknya memperoleh ijin dari pengarang buku aslinya, (3)

Penataan informasi (Compilation atau Wrap Around Text). Selain menulis sendiri bahan

ajar juga dapat dilakukan melalui kompilasi seluruh materi yang diambil dari buku teks,

jurnal, majalah, artikel, koran, dan lain-lain. Proses ini disebut pengembangan bahan

ajar melalui penataan informasi (kompilasi). Proses penataan informasi hampir mirip

dengan proses pengemasan kembali informasi. Namun, dalam proses penataan

informasi tidak ada perubahan yang dilakukan terhadap buku teks, materi audiovisual,

dan informasi lain yang sudah ada di pasaran. Jadi buku teks, materi audiovisual dan

informasi lain tersebut digunakan secara langsung, hanya ditambahkan dengan

pedoman belajar untukmahasiswa tentang cara menggunakan materi tersebut, latihan-

latihan dan tugas yang perlu dilakukan, umpan balik untuk mahasiswa dan dari

mahasiswa.

PENUTUP

Melalui peningkatan keterampilan dalam menulis bahan ajar, diharapkan

pustakawan dapat semakin memperkaya khasanah ilmu pengetahuan di bidang

perpustakaan , dokumentasi dan informasi serta termotivasi dalam menjalankan tugas

kepustakawannya terutama dalam menuangkan ide dan gagasannya dalam bentuk

karya ilmiah sehingga akan mempercepat pencapaian jenjang karier yang diharapkan.

Oleh sebab itu seorang pustakawan dituntut terus mengembangkan keterampilannya

dalam menulis bahan ajar yang menyangkut sekurang-kurangnya tiga komponen

penting yang saling bertalian, yaitu: (1) penguasaan bahasa tulis, yang akan

Page 20: 8 PENINGKATAN KETERAMPILAN PUSTAKAWAN SEBAGAI …digilib.um.ac.id/images/stories/pustakawan/pdfhasan/pustakawan sebagai dosen.pdf · (10). Lingkungan ( alam, sosial, senibudaya,

20

berfungsi sebagai media tulisan, meliputi kosakata, struktur kalimat, paragraf,

ejaan, pragmatik, dan sebagainya; (2) penguasaan isi karangan sesuai dengan

topik yang akan ditulis; dan (3) penguasaan tentang jenis-jenis tulisan, yaitu

bagaimana merangkai isi tulisan dengan menggunakan bahasa tulis sehingga

membentuk sebuah komposisi yang diinginkan.

DAFTAR PUSTAKA

Belawati, Tian 2003. Pengembangan Bahan Ajar . Jakarta: Pusat Penerbitan UT.

Gafur, Abdul. 1994 Disain Instruksional: Langkah Sistematis Penyusunan Pola Dasar

Kegiatan Belajar Mengajar. Solo: Tiga Serangkai

Ismanita. 2010. Makalah Pengembangan Bahan Ajar Mata Kuliah Desain Instruksional

Palembang : Program Pascasarjana Universitas Sriwijaya

Langkah-langkah-mengembangkan-bahan-ajar. Error! Hyperlink reference not

valid.Diakses19 April 2011

Legowo, Budi . Bahan Ajar: Satu Ukuran Profesionalisme Dosen dalam Proses

Pembelajaran.http://legowo.staff.uns.ac.id/2011/04/27/bahan-ajar-satu-ukuran-

profesionalisme-dosen-dalam-proses-pembelajaran/

Majid, Abdul. 2007. Perencanaan Pembelajaran. Bandung,: PT. Remaja Rosdakarya

Panenn, Paulina. Dkk. 2001. Penulisan Bahan Ajar. Jakarta: Pusat Antar Universitas

untuk Peningkatan dan Pengembangan Aktivitas Instruksional. Ditjen Dikti

Depdikbud

Pangarsa, Abd. Azis Tata . Pengembangan Bahan Ajar. http://blog.uin-

malang.ac.id/azistatapangarsa /2011/06/05/pengembangan-bahan-ajar/Diakses

20 April 2012

Pedoman Umum Penulisan Bahan Ajar. 2010. Malang : Program Pascasarjana

Universitas Brawijaya

Sunendar, Dadang (dkk). 2008. Strategi Pembelajaran Bahasa . Bandung : PT. Remaja

Rosdakarya,

Sungkono,. 2003. Pengembangan Bahan Ajar. Yogyakarta: FIP UNY.

Sungkono. Pengembangan dan Pemanfaatan Bahan Ajar Modul dalam Proses

Pembelajaran. Majalah Ilmiah Pembelajaran No.1 Vol.5 Mei 2009

Suparman, Atwi. 1990. Pokok-pokok Panduan Penulisan Modul Universitas Terbuka.

Edisi Kedua. Jakarta : Universitas Terbuka

Universitas Terbuka (1997). Panduan Operasional Penulisan Modul. Jakarta: UT

Page 21: 8 PENINGKATAN KETERAMPILAN PUSTAKAWAN SEBAGAI …digilib.um.ac.id/images/stories/pustakawan/pdfhasan/pustakawan sebagai dosen.pdf · (10). Lingkungan ( alam, sosial, senibudaya,

21

.