17
ANALISA DAYA DUKUNG PONDASI MELAYANG YANG MENGGUNAKAN PVC (POLY VINIL CHLORIDE) PADA TANAH LUNAK DENGAN SKALA MODEL DI LAPANGAN Susy Srihandayani, Abdul Hakam, dan Rina Yuliet Sekolah Tinggi Teknologi Dumai, Universitas Andalas Email : [email protected] ABSTRAK A soft clay soil has a low support energy, so it need to be planned a foundation form that able to improve soil bearing capacity and estimate a maximum load that can be supported by that soil. Planning a float foundation is one of the solutions to overcome that problem. Behavior of burden degradation at float foundation which obtained from encumbering of axial introduced here. Proposed analysis based on classic theory and examination of foundation at field. Float foundation models with different amount and dimension. At field, pipe which one of its end closed tightly came into soft clay soil and then encumbered step by step. Giving an axial burden and degradation model area and noted. Boundary capacities in each foundation model estimated from curve of load-displacement yielded of test. In this research, to appraise the float foundation energy capacities and the efficiency of group float foundation in soft clay soil which evaluated and analyses by using classic formula. From the result of theoretical analysis at a single float foundation got a proportionate result with the field result but after giving additional pile/pipe with larger ones cap got the theoretical result of bearing capacity bigger than the field result. Besides that, the comparison also done at the foundation IV (4 PVC + Cap 70cm x 70cm) by the foundation V (4 holey PVC cover + Cap 70cm x 70cm) the result showed that the foundation IV gave bearing capacities bigger than foundation V, it is caused by there is no additional bearing capacities which is caused by a holey PVC cover that make the water and air came out from the pipe. The efficiency value of the comparison of bearing capacities theoretically that using five classic methods got more than 100%, and after giving additional pipe, the efficiency value near to 100%. Key words : Float foundation, bearing capacities, PVC pipe, efficiency PENDAHULUAN

736848689ANALISA DAYA DUKUNG PONDASI MELAYANG.pdf

Embed Size (px)

Citation preview

ANALISA DAYA DUKUNG PONDASI MELAYANG YANG

MENGGUNAKAN PVC (POLY VINIL CHLORIDE) PADA TANAH LUNAK

DENGAN SKALA MODEL DI LAPANGAN

Susy Srihandayani, Abdul Hakam, dan Rina Yuliet

Sekolah Tinggi Teknologi Dumai, Universitas Andalas

Email : [email protected]

ABSTRAK

A soft clay soil has a low support energy, so it need to be planned a foundation form

that able to improve soil bearing capacity and estimate a maximum load that can be

supported by that soil. Planning a float foundation is one of the solutions to

overcome that problem. Behavior of burden degradation at float foundation which

obtained from encumbering of axial introduced here. Proposed analysis based on

classic theory and examination of foundation at field. Float foundation models with

different amount and dimension. At field, pipe which one of its end closed tightly

came into soft clay soil and then encumbered step by step. Giving an axial burden

and degradation model area and noted. Boundary capacities in each foundation

model estimated from curve of load-displacement yielded of test. In this research, to

appraise the float foundation energy capacities and the efficiency of group float

foundation in soft clay soil which evaluated and analyses by using classic formula.

From the result of theoretical analysis at a single float foundation got a proportionate

result with the field result but after giving additional pile/pipe with larger ones cap

got the theoretical result of bearing capacity bigger than the field result. Besides that,

the comparison also done at the foundation IV (4 PVC + Cap 70cm x 70cm) by the

foundation V (4 holey PVC cover + Cap 70cm x 70cm) the result showed that the

foundation IV gave bearing capacities bigger than foundation V, it is caused by there

is no additional bearing capacities which is caused by a holey PVC cover that make

the water and air came out from the pipe. The efficiency value of the comparison of

bearing capacities theoretically that using five classic methods got more than 100%,

and after giving additional pipe, the efficiency value near to 100%.

Key words : Float foundation, bearing capacities, PVC pipe, efficiency

PENDAHULUAN

1. Latar Belakang.

Sejalan dengan roda pembangunan bangsa Indonesia, kebutuhan lahan untuk

pembangunan terus bertambah, sehingga pembangunan baru terpaksa harus

dilakukan diatas tanah yang kurang memenuhi syarat; yaitu antara lain diatas tanah

yang lunak dan diatas tanah yang kurang stabil bila ada getaran/ gempa.

Tanah harus mampu mendukung dan menopang beban dari konstruksi yang

ditempatkan diatasnya tanpa mengalami keruntuhan geser dan penurunan yang

berlebihan. Keruntuhan geser tanah terjadi jika daya dukung tanah terlewati.

Penurunan yang berlebihan akan menyebabkan kerusakan struktural pada kerangka

bangunan, gangguan-gangguan seperti pintu dan jendela yang sukar dibuka, retak-

retak pada lapisan porselen dan plesteran, dan pemakaian berlebihan atau kerusakan

peralatan karena ketidak sejajaran akibat penurunan pondasi.

Jenis tanah mempengaruhi besarnya zona tegangan yang terjadi akibat

pembebanan. Ini terjadi karena masing-masing jenis tanah memiliki kekuatan yang

berbeda dalam menahan beban. Untuk kondisi subsurface yang mempunyai lapis

tanah yang berbeda, penyebaran pembebanannya akan berbeda pula dengan kondisi

tanah yanag tidak berlapis.

Tanah lempung lunak merupakan salah satu permasalahan dalam perencanaan

pondasi suatu struktur karena memiliki daya dukung yang lemah. Dalam menghadapi

kondisi tanah ini perlu direncanakan bentuk pondasi yang dapat meningkatkan daya

dukung tanah dan perkiraan beban maksimum yang mampu dipikul oleh tanah

tersebut.

Perencanaan pondasi suatu konstruksi sangat dipengaruhi oleh daya dukung

tanah tempat konstruksi tersebut akan didirikan. Daya dukung tanah harus mampu

memikil beban yang ditumpunya agar struktur tersebut dapat berdiri stabil.

Pada perencanaan pondasi bangunan dengan beban yang besar di atas tanah

dengan daya dukung rendah, dapat digunakan pondasi rakit (raft foundation) yang

merupakan pondasi telapak persegi yang dibuat pada tanah lunak sehingga seolah-

olah melayang bagaikan sebuah rakit.

Pada umumnya pondasi rakit dapat ditopang oleh tiang pancang, membentuk

raft-pile foundation pada tanah lunak. Oleh karena itu, penulis tertarik untuk

melakukan pengujian beban pada pondasi rakit dengan pipa PVC (Poly Vinil

Chloride) ukuran 20cm sebagai bahan penopang pengganti tiang dengan skala model

di lapangan dan menghitung kapasitas daya dukung yang dapat dipikul oleh pondasi

tersebut (pondasi melayang).

2. Batasan Masalah

Batasan-batasan masalah yang akan dibahas dalam penelitian ini adalah:

a. Yang dimaksud dengan pondasi melayang pada penelitian ini adalah, sebuah

pondasi yang direncanakan pada tanah yang mempunyai daya dukung rendah

yaitu tanah lempung lunak dimana ujung pondasi jauh dari permukaan tanah

keras.

b. Pondasi melayang yang direncanakan dengan skala model dan di uji pada tanah

lempung lunak di lapangan terhadap 5 (lima) model pondasi yaitu:

Cap uk 30cm x 30cm + 1 pipa PVC dia 20 cm disebut model pondasi I,

Cap uk 30cm x 70cm + 2 pipa PVC dia 20 cm disebut model pondasi II,

Cap uk 70cm x 70cm + 3 pipa PVC dia 20 cm disebut model pondasi III,

Cap uk 70cm x 70cm + 4 pipa PVC disebut model pondasi IV

(Untuk semua pipa pada setiap model, salah satu ujung pipa diberi tutup

yang kedap air dan udara)

Cap uk. 70cm x 70cm + 4 pipa PVC dia 20 cm dengan salah satu ujung pipa

yang tertutup di beri lubang disebut model pondasi V.

c. Dalam uji pembebanan di lapangan, yang dicatat adalah besar beban yang

diberikan dan penurunan yang terjadi.

d. Pembebanan dilakukan secara vertikal dengan menggunakan metode CRP

(Constant Rate Penetration)

e. Analisa daya dukung ultimit secara teoritis dari pengujian parameter tanah di

laboratorium menggunakan metode klasik yaitu, Mayerhof, Janbu, Skempton,

Vesic dan Terzaghi. Sedangkan analisa daya dukung ultimit hasil data lapangan

menggunakan metode Mazurkiwiecz dan Chin.

3. Tujuan dan Manfaat Penelitian

Adapun tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah:

a. Menanalisa daya dukung batas (ultimate) pondasi melayang dengan PVC

(Poly Vinil Chloride) sebagai bahan penopang pondasi rakit dengan cara

teoritis menggunakan metode klasik dari pengujian parameter tanah di

laboratorium dan dari hasil pengujian beban di lapangan.

b. Membandingan hasil analisa daya dukung yang diperoleh dari pengujian

model pondasi IV (Cap/rakit uk. 70cm x 70 cm + 2PVC salah satu ujung pipa

ditutup), dengan model pondasi V (Cap uk. 70cm x 70 cm +2PVC salah satu

ujung dilubangi).

c. Menentukan nilai efisiensi dari perbandingan kapasitas daya dukung pondasi

melayang grup terhadap pondasi melayang tunggal.

Manfaat dari penelitian ini adalah mengetahui secara empiris kapasitas daya

dukung ultimit yang dapat dipikul oleh pondasi melayang tunggal maupun pondsi

melayang grup dan sebagai bahan referensi untuk semua pihak yang membutuhkan

dan menghadapi masalah dalam perencanaan pondasi pada tanah lunak.

METODE PENELITIAN

1. Pekerjaan Persiapan

Pemilihan Lapisan Tanah di Lapangan

Lapisan tanah dipilih dengan kondisi tanah lempung lunak dan diperkirakan

hampir 100% lolos saringan No.20, yang berasal dari daerah Air Pacah

Padang.

Sebelum dilakukan pengujian di Lapangan, maka dilakukan pengambilan

sampel (Boring dan Sampling) ASTM D 1452-65 yaitu sampel tanah tidak

terganggu (undisturbed).

Pengujian Parameter-parameter Tanah

Indeks Propertis Tanah

a. Kadar Air ( w ) ASTM D 2216 – 71

b. Berat Volume ( γ ) ASTM D 2937 – 83 c. Spesific Gravity ( Gs ) ASTM D 854 – 58

Batas-batas Konsistensi Tanah (Atterberg Limit) ASTM D 2216– 80

a. Pemeriksaan Batas Cair (Liquit Limit Test)

b. Pemeriksaan Batas Plastis (Plastic Limit)

Analisa Butiran (Grained Size Analysis) ASTM D 2487 – 69

a. Analisa Saringan (Sieve Analysis)

b. Analisa Hidrometer (Hydrometer Analysis)

Pemeriksaan Kuat Tekan Bebas (Unconfined Compressive Strength Test)

ASTM D 2166-66

Test Konsolidasi (Consolidasi Test) ASTM D 2435 – 70

Test Triaksial (Triaxial Test) ASTM D 2850-70

Pembuatan Benda Uji

Benda uji terdiri dari Pondasi Rakit (Raft Foundation) .Untuk benda uji

menggunakan Drum plastik bekas uk 60–90 cm sebagai bahan penopang Raft

Foundation pada tanah lempung lunak untuk kondisi pengujian skala penuh

dilapangan.

Karna keterbatasan peralatan pengujian (khususnya beban yang digunakan) maka

pengujian dilapangan menggunakan skala kecil/ model, dimana ukuran dan dimensi

di skalakan dengan perbandingan 1 : 3 cm dari ukuran drum. Drum yang digunakan

sebagai penopang diganti dengan menggunakan Pipa PVC (Poly Vinil Chloride) uk

20 – t 30 cm yang salah satu ujungnya ditutup dengan penutup pipa PVC.

Contoh pembuatan benda uji di lapangan :

Pengujian dilakukan untuk lima model pondasi yaitu:

I. Model Pondasi I (Tiang Tunggal)

Bahan-bahan yang digunakan untuk Model I :

- 1 Pipa PVC (Dia = 20, L = 30 cm)

- Plat beton bertulang (30 x 30 cm)

- Seperangkat alat penetrasi dilapangan

II. Model Pondasi II (Tiang Grup) menggunakan 2 pipa PVC dalam 1 cap

Bahan-bahan yang digunakan untuk Model II :

- 2 Pipa PVC (Dia = 20, L = 30 cm)

- Plat beton bertulang (30 x 70 cm)

- Seperangkat alat penetrasi dilapangan

III. Model Pondasi III (Tiang Grup) menggunakan 3 pipa PVC dalam 1 cap

Bahan-bahan yang digunakan untuk Model III :

- 3 Pipa PVC (Dia = 20, L = 30 cm)

- Plat beton bertulang (70 x 70 cm)

- Seperangkat alat penetrasi dilapangan

IV. Model Pondasi IV (Tiang Grup) menggunakan 4 pipa PVC dalam 1 cap

Bahan-bahan yang digunakan untuk Model IV :

- 4 Pipa PVC (Dia = 20, L = 30 cm)

- Plat beton bertulang (70 x 70 cm)

- Seperangkat alat penetrasi dilapangan

V. Model Pondasi V (Tiang Grup) menggunakan 4 pipa PVC dalam 1 cap

Bahan-bahan yang digunakan untuk Model V :

- Pipa PVC (Salah satu ujung pipa yang tertutup dilubangi sehingga udara

keluar dari dalam pipa) (Dia = 20, L = 30 cm)

- Plat beton bertulang (70 x 70 cm)

- Seperangkat alat penetrasi dilapangan

2. Pelaksanaan Pembebanan Terhadap Model Pondasi

Pada pengujian ini metoda yang digunakan adalah metoda Penetrasi Kecepatan

Konstan sering di singkat dengan CRP (Constant Rate Penetration). Pengujian

dilakukan dengan menguji tiang di bawah beban yang diterapkan secara kontinue

oleh sebuah dongkrak hidrolis dengan kecepatan penetrasi tiang ke tanah konstan.

Pada saat pengujian, gaya tekan yang dibutuhkan untuk penetrasi tiang secara

kontinu dicatat. Penurunan kepala tiang diukur dengan menggunakan arloji pengukur

yang didukung oleh sebuah balok tetap. Adapun langkah-langkah pengujian secara

rinci adalah sebagai berikut :

a. Benda uji diletakkan di tanah dengan kedalaman tertentu.

b. Diatas benda uji diberikan dial untuk membaca penurunan benda uji akibat

pembebanan.

c. Berikan beban terhadap benda uji dengan besar yang bervariasi dari yang kecil

sampai yang besar. Beban diberikan dengan dongkrak hydrolik.

d. Amati dan catat penurunan akibat beban dengan membaca dial penurunan tadi.

e. Proses a sampai d dilakukan untuk kelima model pondasi.

Dari hasil pengujian dilapangan didapatkan grafik hubungan antara beban

dengan penurunan untuk mendapatkan daya dukung ultimit, dan grafik hubungan

penurunan dengan waktu.

3. Bagan Alir Penelitian

Metode penelitian adalah tata cara pelaksanaan penelitian dalam rangka

mencari penyelesaian atas permasalahan penelitian yang akan dilakukan. Jalannya

dapat dilihat dari bagan alir berikut ini.

Pengujian di lapangan

Gambar 1. Bagan Alir Penelitian

Analisa dan Pembahasan

Kesimpulan dan saran

Selesai

Mulai

Persiapan tanah dan

peralatan

Pengujian Tanah Asli

dilaboratorium

Pembuatan Benda Uji di Lapangan

Pengujian Tanah di

Lapangan

Pengolahan Data

Pondasi Rakit

70 x 70 cm +

3PVC

Pondasi Rakit

30 x 70 cm +

2PVC

Pondasi Rakit

30 x 30 cm +

1PVC

Pondasi Rakit

70 x 70 cm +

4PVC

Pondasi Rakit 70 x

70 cm + 4PVC

berlubang

HASIL DAN PEMBAHASAN

1. Hasil Pengujian Parameter Tanah

Berikut ini adalah rekapitulasi hasil pengujian parameter tanah daerah Aie

Pacah Kota Padang

Tabel 1. Hasil Pengujian Parameter Tanah

No Jenis Pengujian Parameter Nilai Satuan

1 Kadar air w 58,642 %

2 Berat Volume 1,648 gr/cm3

3 Spesific gravity Gs 2,592 -

4 Atterberg Limits

LL 59,372 %

PL 40,347 %

PI 19,025 %

7 Direct Shear 7,990

o

c 0,098 kg/cm2

8 UCST qu 0,258 kg/cm2

9 Analisa Butiran %<silt 74,384 %

10 Konsolidasi Cv 0,034 cm

2/dtk

Pc 0,130 kg/cm2

11 Tri-Axial u 0,00

o

cu 0,08 kg/cm2

2. Analisa Daya Dukung Secara Teoritis

Berdasarkan data tanah yang didapat dari laboratorium (Tabel 1), maka

dilakukan perhitungan daya dukung batas pondasi melayang (floating foundation)

secara teoritis menggunakan beberapa rumus klasik seperti metode Mayerhof, Janbu,

Skempton, Vesic dan Terzaghi untuk setiap jenis model Pondasi. Untuk menentukan

daya dukung friksi/sisi (Qs) menggunakan metode Alfa ().

A. Daya Dukung Friksi Tiang dengan Metoda

Daya dukung friksi tiang dengan metoda dapat dihitung dengan

persamaan:

LcQ us Dengan cu = 0.053 kg/cm2 maka = 1.

dimana: Qs = Daya dukung friksi (kg)

= keliling tiang

cu = cohesi kondisi undrained diambil 2/3 dari 0.08

kg/cm2

L = Kedalaman tiang

B. Gaya Apung pada Tiang

Menentukan gaya apung menggunakan persamaan

Fa = . rdalam2. H . w

dimana :

Fa = gaya apung

w = berat volume air (kg/cm3)

C. Daya Dukung Rakit /Cap

Perhitungan daya dukung rakit/ cap pada setiap metode klasik yang

digunakan pada setiap model pondasi menggunakan persamaan

*

cuRtRR NcFAQ

dimana :

QR = Daya dukung pondasi rakit bujur sangkar

AR = Luas penampang dasar pondasi rakit

cuR = Kohesi tanah kondisi undrained

Ft = Faktor bentuk keruntuhan untuk tanah lunak 0.45 untuk pondasi

rakit bujur sangkar, 0.77 untuk pondasi persegi panjang

Nc* = Faktor daya dukung 5.14 menurut Mayerhof dan Vesic

5.74 menurut Janbu, 6.2 menurut Skempton, 5.7 menurut

Terzaghi

D. Daya Dukung Ujung Tiang

Secara umum daya dukung ujung tiang pada lempung jenuh air dapat

dihitung dengan menggunakan persamaan :

cpup NAcQ

dimana :

cu(p) = nilai kohesi kondisi undrained tanah dibawah dasar (ujung)

pondasi

AP = luas penampang yang menahan

= ¼ D2 untuk penampang tiang lingkaran dengan diameter D

Nc*dan Nq

* adalah faktor kapasitas daya dukung tanpa satuan (non-

dimensional) yang didapatkan hanya dari nilai sudut geser dalam tanah .

E. Daya Dukung Total Tiang Tunggal

Daya dukung total tiang tunggal menggunakan persamaan

)( aspRT FQQQQ

3. Analisa Daya Dukung Ultimate dari Pengujian Beban di Lapangan

Rangkain pengujian model test sistem tiang/pipa PVC-rakit dilapangan

selanjutnya dilakukan denga mengadopsi prosedur CRP yang dimodifikasi (Hunt,

1986). Prosedur CRP yang dimodifikasi ini adalah dengan memberikan beban

terhadap pondasi dengan pertambahan tetap selama satu menit sedemikian rupa.

Dari rangkaian pengujian model tiang/pipa –rakit dilapangan ini terdiri dari

lima jenis model pondasi. Jarak antar tiang dibuat dua kali diameter pipa PVC yang

digunakan.

Hasil pengujian dilapangan ditampilkan dalam bentuk kurva beban-

penurunan (load-settlement) dan kurva penurunan dan waktu (settlement-time). Dari

hasil kurva beban-penurunan didapatkan daya dukung ultimate dengan menggunakan

metode Mazurkiewicz dan Chin.

Dari hasil analisa data yang di dapat dari pengujian dilapangan, metode

Mazurkiewicz dan metode Chin yang dapat digunakan atau cocok digunakan untuk

jenis pondasi melayang ini, karena tergantung dari material yang digunakan.

Dalam hal ini, pengaruh efisiensi kelompok tiang hanya sebagai petunjuk

awal untuk mengetahui jumlah tiang yang dibutuhkan pada beban penuh dari

struktur. Untuk analisa digunakan persamaan :

tunggaltiangkapasitasxtiangjumlahan

tianggrupkapasitasErp

Tabel 3 Nilai efisiensi grup pondasi melayang (Hasil perhitungan)

Metode Efisiensi Grup (%)

I - II I - III I - IV

Teori

Mayerhoff 147,711 139,021 117,293

Janbu 151,358 142,003 118,615

Skempton 152,746 143,138 119,118

M. Terzaghi 136,529 128,239 107,515

M. Vesic 165,309 155,209 129,961

Lapangan Mazurkiewicz 50,893 35,357 27,232

Chin 53,846 44,444 35,176

Dari analisa perbandingan pondasi melayang tiang tunggal terhadap pondasi

melayang tiang grup secara teoritis menggunakan lima metode klasik lihat tabel 3

didapatkan nilai efisiensi grup lebih besar dari 1 atau 100%. Hasil hitungan

menggunakan metode Vesic lebih besar nilainya dan dari hasil perhitungan

menggunakan metode Terzaghi didapatkan nilai efisiensi lebih kecil dari lima

metode yang digunakan dalam perhitungan, artinya kita dapat menggambil nilai

efisiensi yang lebih kecil dari hasil perhitungan yang menggunakan lima metode

sebagai acuan.

Dari hasil percobaan tersebut diatas dari hasil teori nilai efisiensi melebihi

100% berarti adanya effek penguatan. Dalam satu system, raft/ rakit dan pipa/tiang

akan bersinergi sehingga memberikan daya dukung yang melebihi jumlah dari

masing-masingnya. Dalam aplikasinya, disarankan pengaruh bersinerginya (sinergity

impact) dari rakit dan pipa dalam satu system raft-pile tidak perlu diperhitungkan.

Namun hal ini dikompensasikan dengan mengambil nilai effisiensi sebesar 100%,

tetapi dari hasil uji lapangan yang dihitung menggunakan metode Mazurkiewicz dan

Chin didapatkan nilai efisiensi di bawah 100 %

4. Resume Hasil Perhitungan Daya Dukung Ultimit

Tabel 2. Resume Hasil Perhitungan Daya Dukung Ultimit

No Model Pondasi

Daya dukung ultimate dari hasil teoritis (kg) Daya dukung dari hasil

lapangan (kg)

Metode Metode Metode Metode Metode Metode Metode

Mayerhof Janbu Skempton Vesic Terzaghi Mazurkiewicz Chin

1 Pondasi Model I 231,837 240,517 252,956 221,234 243,004 280 357,143

2 Pondasi Model II 684,9 728,083 772,76 663,702 731,336 285 384,615

3 Pondasi Model III 966,903 1024,622 1086,228 935,106 1029,972 297 476,19

4 Pondasi Model IV 1087,716 1141,155 1205,265 1045,320 1149,856 305 502,513

5 Pondasi Model V 1053,65 1107,089 1171,198 1011,252 1115,788 263 333,333

Gambar 5. Grafik Hasil Perhitungan Daya Dukung Ultimit

Pada tabel 2 dan Gambar 5 menunjukkan hasil analisa secara teoritis didapatkan

kapasitas daya dukung ultimit pada model pondasi I (1 pipa + cap uk 30cm x 30cm)

lebih kecil daripada kapasitas daya dukung hasil pengujian di lapangan, tetapi

selisihnya tidak terlalu besar. Setelah penambahan pipa menjadi pondasi tiang grup,

daya dukung semakin bertambah sesuai dengan jumlah tiang/ pipa yang diberikan,

sehingga didapat kapasitas daya dukung ultimit dari hasil lapangan tiga kali lebih

kecil dibandingkan dari hasil teoritis. Dari hasil perhitungan kapasitas daya dukung

pada setiap model pondasi penentuan nilai efisiensi tiang grup terhadap tiang tunggal

juga diperhitungkan.

Gambar 2 Menentukan Qu berdasarkan Metode Mazurkiewicz (1972)

(Sumber: Hutapea. B, ITB)

Gambar 3 Menentukan Qu berdasarkan Metode Chin

(Sumber: Hutapea. B, ITB)

Gambar 4 Grafik penurunan dan waktu

(Sumber: Hutapea B, ITB)

Waktu (detik)

Pe

nu

run

an

(mm

)

Qultim

ate Loa

d

45

Set

tlem

e

nt

Penentuan nilai efisiensi sebagai pedoman dalam pemakaian jumlah tiang

yang akan digunakan untuk memikul beban struktur diatasnya. Namun dari hasil

analisa tersebut diketahui pondasi tiang grup khususnya model pondasi II

mempunyai nilai effisiensi yang lebih tinggi dibandingkan dengan model pondasi

yang mempunyai tiang/pipa yang lebih banyak. Ini berarti pemakaian pipa atau tiang

yang lebih banyak tidak efisien dalam penggunaannya atau tidak ekonomis

digunakan untuk perencanaan pondasi melayang (floating foundation).

5. Perbedaan Model Pondasi IV dengan Model Pondasi V

Hal lain terjadi pada model pondasi IV (4PVC + Cap uk. 70cm x 70 cm)

dengan model pondasi V (4PVC tutup pipa berlubang + Cap uk. 70cm x 70 cm).

Pondasi V mempunyai bentuk rakit dan jumlah tiang yang sama dengan model

pondasi IV, tetapi ada beberapa perbedaan pada kedua model pondasi ini. Contohnya

dengan penambahan beban yang sama dan jangka waktu yang sama, pondasi IV

mempunyai nilai kapasitas daya dukung lebih besar dibandingkan dengan kapasitas

daya dukung pada pondasi V. Hal serupa juga terjadi apabila dilihat dari perilaku

penurunan. Pada pondasi V perubahan penurunan terhadap waktu lebih besar

sehingga penurunan lebih cepat terjadi dibandingkan dengan penurunan pada pondasi

IV. Berkuarangnya kapasitas daya dukung dan besarnya penurunan pada pondasi V

penyebabnya antara lain gaya apung tidak bekerja pada pondasi V dimana salah satu

ujung yang diberi tutup dilubangi sehingga udara yang berada di dalam pipa keluar.

Gambar 6 Grafik Penurunan Model Pondasi IV dengan Model Pondasi V

PENUTUP

Model V Model

IV

1. Kesimpulan

Dari hasil pengujian yang telah dilakukan di lapangan terhadap setiap model

pondasi didapatkan kesimpulan sebagai berikut: a. Analisa daya dukung ultimit yang menggunakan teori klasik sebanding

nilainya dengan hasil yang didapatkan dari data lapangan untuk model

pondasi I (cap 30cm x 30cm + 1PVC), tetapi setelah penambahan pipa

menjadi pondasi melayang grup kapasitas daya dukung semakin meningkat,

dan hasil yang didapat secara teoritis lebih besar dari pada hasil pengujian

dilapangan.

b. Dilihat dari kapasitas daya dukung pada model pondasi V (Cap uk. 70cm x

70cm + 4 pipa PVC dia 20 cm dengan salah satu ujung pipa yang tertutup di

beri lubang) dengan model pondasi IV (Cap uk 70cm x 70cm + 4 pipa PVC)

terdapat perbedaan dimana kapasitas daya dukung model pondasi V lebih

kecil dibandingkan dengan kapasitas daya dukung pondasi IV, karena

pondasi V tidak mempunyai penambahan daya dukung dari tekanan air yang

berada di dalam pipa, hal ini disebabkan tutup yang digunakan pada salah

satu ujung pipa diberi lubang sehingga udara yang tersimpan keluar dari pipa.

c. Nilai efisiensi yang didapatkan dari perbandingan kapasitas tiang grup

terhadap tiang tunggal dikalikan dengan jumlah pipa dari hasil perbandingan

kapasitas daya dukung secara teoritis yang menggunakan lima metode klasik

didapatkan melebihi 100%, dan setelah ada penambahan pipa nilai efisiensi

semakin mendekati 100%.

2. Saran

a. Dari segi ekonomis penggunaan pondasi melayang pada tanah lunak lebih

baik dari pada menggunakan pondasi tiang grup pada umumnya.

b. Dari hasil pengujian pondasi melayang dengan skala model dilapangan

dengan pipa PVC sebagai penapang, diharapkan nantinya drum plastik yang

berukuran 60 cm dan tinggi 90 cm dapat digunakan sebagai penopang

pondasi pada keadaan sebenarnya, seperti pondasi rumah rakyat sederhana

dan bertingkat yang berada pada tanah lunak jenuh air.

DAFTAR PUSTAKA

Bowles, J.E., 1988, Foundation Analysis and Design, McGraw Hill Book Company,

Singapore.

Bowles, J.E., 1997, Analisis dan Desain Pondasi, Jilid 1 Erlangga, Jakarta

Bowles, J.E., 1997, Analisis dan Desain Pondasi, Jilid 2 Erlangga, Jakarta

Christiady H, Hary., 2003 Teknik Pondasi, Jilid 1 dan 2, Beta Offset, Yogyakarta

Das, B. M., 1983, Advanced Soil Mechanics, McGraw Hill, New York

Das, B. M., 1990, Principles of Foundation Engineering, PWS- KENT Piblishing

Company, Boston.

Hakam, A., 2008, Rekayasa Pondasi, Bintang Grafika, Padang.

Hakam, A., Novrial, Pane, I F., 2005, ‘Load Capacity of Floating Raft Pile’, Atrium,

Universitas Sumatera Utara, Vol.02, No.1, pp 5-14.

Harpito, 2006 Skripsi: Studi Perilaku Beban Penurunan Floating Raft Pile

Foundation Pada Lempung Lunak Dengan Skala Model Besar Di

Lapangan, Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Andalas,

Padang

Hunt, R.E. 1986, Geotechnical Engineering Analysis and Evolution, McGraw Hill,

New York

Hutapea, Bigman, Bahan Ajar: Static Loading Test, Progra, Studi Teknik Sipil,

Institut Teknologi Bandung, Bandung

Poulos, H. G, dan Davis, E. H., 1980 Pile Foundation Analysis and Design, The

University of Sidney, John Wiley and Sons

Wesley, L.D., 1977, Mekanika Tanah, Pekerjaan Umum, Jakarta

Som N.N and Das S.C., 2003. Theory And Practice of Foundation Design, Prentice-

Hall of India Private Limited, New Delhi.

Young-Kyo Seo and Kyung-Sik Choi., Design Charts of piled Raft Foundations on

Soft Clay, Div of Ocean Development Engineering Korea, Busan Korea