Upload
de-initial-d
View
94
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
UKURAN KEMISKINAN
INDONESIA
Eko Nugroho, S.Pt, M.Sc
Fakultas Peternakan
Universitas Brawijaya
e-mail:[email protected]
TOPIK BAHASAN
� Head Count Index = Poverty Rate
� Indeks Kedalaman Kemiskinan
� Indeks Keparahan Kemiskinan
� Strategi Pengentasan Kemiskinan� Strategi Pengentasan Kemiskinan
Head Count Index (HCI-P0)
� adalah presentase penduduk yg berada dibawah Garis Kemiskinan (GK).
� Menghitung jumlah orang miskin sebagaiproporsi dari populasiproporsi dari populasi
� tapi, mengabaikan jumlah penduduk yg berada di garis kemiskinan
Indeks kedalaman kemiskinan
Latar Belakang:
� Persoalan kemiskinan bukan hanya sekedar
berapa jumlah dan persentase penduduk miskin
� Dimensi lain yg perlu diperhatikan adalah tingkat � Dimensi lain yg perlu diperhatikan adalah tingkat
kedalaman dan keparahan dari kemiskinan
� Oleh karena itu, kebijakan kemiskinan tidak
hanya memperkecil jumlah penduduk miskin,
namun juga sekaligus harus bisa mengurangi
tingkat kedalaman dan keparahan dari kemiskinan
Indeks kedalaman kemiskinan
� Poverty gap Index-P1 adalah ukuran rata-rata kesenjangan pengeluaran masing-masing penduduk miskin terhadap garis kemiskinan.
� Semakin tinggi nilai indeks, semakin jauh rata-� Semakin tinggi nilai indeks, semakin jauh rata-rata pengeluaran penduduk dari garis kemiskinan
Indeks keparahan kemiskinan
� Poverty Severity Index-P2 adalah ukuran yg memberikan gambaran mengenai penyebaran pengeluaran diantara penduduk miskin.
� Semakin tinggi nilai indeks, semakin tinggi � Semakin tinggi nilai indeks, semakin tinggi ketimpangan pengeluaran diantara penduduk miskin
Pendekatan untuk mengukur
Kemiskinan
� Pendekatan monetisasi (pendapatan, pengeluaran, kalori, dll)
� Pendekatan kapasitas individu/manusia(pendidikan, kesehatan, keterampilan, dll)(pendidikan, kesehatan, keterampilan, dll)
� Social exclusion, masyarakat yg terpinggirkan akibat kebijakan pemerintah
� Externally imposed (kemiskinan dari kacamata diluar kaum miskin)
KOEFISIEN GINI (GINI RASIO)
Preview:
� Awalnya Corrado Gini (ahli statistika Italia) menganalisis pembagian pendapatan personal dg peralatan matematis yg rumusannya seringdisebut Hukum Gini yg dipublikasikan padadisebut Hukum Gini yg dipublikasikan padatahun 1908.
� Gini tidak menentukan tingkat pendapatantertentu, tetapi menghitung tingkatkesenjangan pendapatan personal secaraagregatif yg diterima di atas tingkat tertentu.
KOEFISIEN GINI (GINI RASIO)
� Parameter yg digunakan untuk mengukur ketimpangan/kesenjangan distribusi pendapatan.
� Ukuran kemerataan pendapatan yg dihitung berdasarkan kelas pendapatan
Koefisien Gini bernilai 0 - 1 yg merupakan rasio� Koefisien Gini bernilai 0 - 1 yg merupakan rasioantara luas area antara kurva Lorenz dg garis kemerataan sempurna dg luas area di bawahkurva Lorenz.
� Nol mencerminkan kemerataan sempurna dan satu menggambarkan ketidakmerataan sempurna
A
B
(%)
Perfectly equal
income distribution
Lorenz curve:
actual income actual income
distribution
Gini-coefficient = Area A
Area A+BGini=0→perfectly equal
Gini=1→ perfectly unequal
KOEFISIEN GINI (GINI RASIO)
Lorenzcurve of income inequality among rural
households in Madagascar, by region (Gini- coefficient
of about 0.4)
80
90
100
Zeller: Poverty and Development
Strategies (5101)
12
0
10
20
30
40
50
60
70
80
0 20 40 60 80 100
% o f h ou se ho lds
% o
f in
com
e
M aju ng a Fia na r Va kin an karat ra T otal Dist ribu tio n é ga lita ire
Kritik atas beberapa program
� Pemerintah telah mendesain banyak program,
antara lain PNPM, KUR, PKH (program keluarga
Harapan), BOS, BLT, Askeskin, dll
� Problemnya: keragaman kegiatan yg spesifikProblemnya: keragaman kegiatan yg spesifikberdasarkan komunitas miskin tertentu belum
terlihat, misalnya pembedaan untuk petani,
nelayan, peternak, petambak, dll
� Akses terhadap modal tidak bertambah secara
meyakinkan karena agen yg diberi tugas
pelayanan cenderung memberikan kepada pelaku yg sudah mapan (misalnya program
KUR)
Kritik atas beberapa program
� Program yg secara sistematis memperkuat
struktur aset kaum miskin belum banyak
dilakukan, seperti reforma agraria
� Perbaikan institutional arrangements antar Perbaikan institutional arrangements antar
pelaku ekonomi belum disentuh, seperti
hubungan antara petani dan tengkulak/distributor
(termasuk perbaikan pasar distribusi)
� Belum ada komitmen yg kuat untuk
mendongkrak sektor pertanian dan industrisebagai lokomotif pembangunan sehingga
memiliki dampak yg besar bagi pengurangan
pengangguran dan kemiskinan
Strategi pengentasan kemiskinan
� Beberapa strategi yg dilakukan dalam menanggulangi masalah kemiskinan (BPS,2005):
1. Kebijakan makro ekonomi, 1. Kebijakan makro ekonomi,
2. Pendekatan kewilayahan, dan
3. Pendekatan pemenuhan hak-hak dasar.
Kebijakan makro
� Yakni dg cara meningkatkan pertumbuhan ekonomi, stabilitas ekonomi dan penciptaan lapangan kerja.
Pendekatan Kewilayahan
� Yakni dg percepatan pembangunanperdesaan, pembangunan perkotaan, pengembangan kawasan pesisir, danpercepatan pembangunan daerah tertinggal.
Pendekatan pemenuhan hak-hak
dasar
� Yakni dg pemenuhan hak atas pangan, sandang, pendidikan, kesehatan, aksesterhadap sumberdaya sosial dan ekonomi, kegiatan usaha produktif, perumahan, air bersih dan rasa aman.
Strategi pengentasan kemiskinan
� Sampai saat ini cara paling efektif menekan kemiskinan adalah dg menciptakan lapangankerja (formal)
� Akses pendidikan, kesehatan, infrastruktur, � Akses pendidikan, kesehatan, infrastruktur, air bersih, dll merupakan syarat dasar pengurangan kemiskinan
� Distribusi aset ekonomi (tanah, modal) harus dilakukan seiring perbaikan akses pendidikan, dll
Strategi pengentasan kemiskinan
� Program yg spesifik dg karakteristik kaum miskin dibutuhkan agar tujuan pengurangan kemiskinan tercapai
� Penguatan sektor pertanian dan industri� Penguatan sektor pertanian dan industrisebagai pencipta lapangan kerja (institutional
environment), disamping menata hubungan antar pelaku ekonomi (institutional
arrangements)