30
BAB I PENDAHULUAN I.1. LATAR BELAKANG Mata adalah organ penglihatan yang mendeteksi cahaya dan merupakan sensor pada tubuh manusia yang bermanfaat untuk membedakan siang dan malam, hujan dan tidak hujan dan sebagainya. Seringkali seiring dengan perkembangan jaman, fungsi sensor ini khususnya pada manusia telah banyak berubah. Dewasa ini banyak orang yang telah memanfaatkan mata sebagai alat untuk membaca atau melihat. Dengan mata orang dapat menyerap informasi yang ada dihadapannya, diatasnya, dibelakangnya, dan di tempat lain. Mata yang lebih kompleks dipergunakan untuk memberikan pengertian visual. “Aparatus Lakrimalis”. Aparatus Lakrimalis ini terdiri atas kelenjar lakrimalis, kelenjar aksesori ( Kelenjar Wolfring dan Kelenjar Krause ), pungtum lakrimalis, kanalikuli lakrimalis, kantong lakrimalis, dan ductus naso lakrimalis. Kelainan pada aparatus lakrimalis bisa dikarenakan sistem sekresinya dan ekskresinya. Pada sistem aparatus lakrimalis ini sangat berguna pada mata karena aparatus juga menghasilkan air mata yang dimana berguna untuk kesehatan mata. I.2. TUJUAN 1

54934223 Aparatus Lakrimalis

Embed Size (px)

DESCRIPTION

gfdhg

Citation preview

Page 1: 54934223 Aparatus Lakrimalis

BAB I

PENDAHULUAN

I.1. LATAR BELAKANG

Mata adalah organ penglihatan yang mendeteksi cahaya dan

merupakan sensor pada tubuh manusia yang bermanfaat untuk membedakan

siang dan malam, hujan dan tidak hujan dan sebagainya. Seringkali seiring

dengan perkembangan jaman, fungsi sensor ini khususnya pada manusia telah

banyak berubah. Dewasa ini banyak orang yang telah memanfaatkan mata

sebagai alat untuk membaca atau melihat. Dengan mata orang dapat menyerap

informasi yang ada dihadapannya, diatasnya, dibelakangnya, dan di tempat

lain. Mata yang lebih kompleks dipergunakan untuk memberikan pengertian

visual.

“Aparatus Lakrimalis”. Aparatus Lakrimalis ini terdiri atas kelenjar

lakrimalis, kelenjar aksesori ( Kelenjar Wolfring dan Kelenjar Krause ),

pungtum lakrimalis, kanalikuli lakrimalis, kantong lakrimalis, dan ductus naso

lakrimalis. Kelainan pada aparatus lakrimalis bisa dikarenakan sistem

sekresinya dan ekskresinya. Pada sistem aparatus lakrimalis ini sangat berguna

pada mata karena aparatus juga menghasilkan air mata yang dimana berguna

untuk kesehatan mata.

I.2. TUJUAN

Pada pembahasan ini kita mengetahui bagaimana fungsi dan cara kerja

dari aparatus lakrimalis sehingga bisa berguna bagi mata dan penyakit yang

terjadi bila ada kelainan pada aparatus lakrimalis ini.

1

Page 2: 54934223 Aparatus Lakrimalis

BAB II

ISI

II.1. ANATOMI

Aparatus lakrimalis terdiri dari 2 bagian : ( 1,2,3 )

1. Kelenjar lakrimalis yang berhubungan dengan pembentukan air mata

(sistem sekresi lakrimal)

2. Saluran air mata yang diteruskan ke dalam hidung (sistem ekskresi

lakrimal)

Bagian-bagian dari aparatus lakrimalis adalah: ( 2,4 )

1. Kelenjar lakrimalis terdapat pada fossa lakrimal, sisi medial

prosesus zigomatikum os frontal. Berbentuk oval, kurang lebih bentuk

dan besarnya menyerupai almond, dan terdiri dari dua bagian, disebut

kelenjar lakrimal superior (pars orbitalis) dan inferior (pars

palpebralis). Duktus kelenjar ini, berkisar 6-12, berjalan pendek

menyamping di bawah konjungtiva.

2. Kelenjar aksesori ( kelenjar wolfring dan kelenjar Krause )

3. Pungtum lakrimalis : ukuran punctum lakrimalis dengan diameter

0.3 mm terletak di sebelah medial bagian superior dan inferior dari

kelopak mata. Punctum relatif avaskular dari jaringan disekitarnya

selain itu warna pucat dari punctum ini sangat membantu jika

ditemukan adanya sumbatan. Punctum lalkrimalis biasanya tidak

terlihat kecuali jika kelopak bawah mata dibalik sedikit. Jarak superior

dan inferior punctum 0,5 mm, sedangkan jarak masing-masing ke

canthus medial kira-kira 6,5mm dan 6,0 mm. Air mata dari canthus

medial masuk ke punctum lalu masuk ke canalis lakrimalis.

4. Kanalikuli lakrimalis : Lacrimal ducts (lacrimal canals), berawal

pada orifisium yang sangat kecil, bernama puncta lacrimalia, pada

puncak papilla lacrimales, terlihat pada tepi ekstremitas lateral

lakrimalis. Duktus superior, yang lebih kecil dan lebih pendek,

2

Page 3: 54934223 Aparatus Lakrimalis

awalnya berjalan naik, dan kemudian berbelok dengan sudut yang

tajam, dan berjalan ke arah medial dan ke bawah menuju lacrimal sac.

Duktus inferior awalnya berjalan turun, dan kemudian hamper

horizontal menuju lacrimal sac. Pada sudutnya, duktus mengalami

dilatasi dan disebut ampulla. Pada setiap lacrimal papilla serat otot

tersusun melingkar dan membentuk sejenis sfingter.

5. Saccus lakrimalis (kantong lakrimal) : ujung bagian atas yang

dilatasi dari duktus nasolakrimal, dan terletak dalam cekungan

(groove) dalam yang dibentuk oleh tulang lakrimal dan prosesus

frontalis maksila. Bentuk lacrimal sac oval dan ukuran panjangnya

sekitar 12-15 mm; bagian ujung atasnya membulat; bagian bawahnya

berlanjut menjadi duktus nasolakrimal.

6. Duktus naso lakrimalis : kanal membranosa, panjangnya sekitar 18

mm, yang memanjang dari bagian bawah lacrimal sac menuju meatus

inferior hidung, dimana saluran ini berakhir dengan suatu orifisium,

dengan katup yang tidak sempurna, plica lacrimalis (Hasneri),

dibentuk oleh lipatan membran mukosa. Duktus nasolakrimal terdapat

pada kanal osseous, yang terbentuk dari maksila, tulang lakrimal, dan

konka nasal inferior.

Kelenjar lakrimalis terdiri dari struktur-struktur berikut ini :

1. Bagian Orbita berbentuk kenari, terletak di dalam fossa glandulae

lakrimalis di segmen temporal atas anterior orbita yang dipisahkan dari

bagian palpebra oleh kornu lateralis muskulus levator palpebra. Untuk

mencapai bagian kelenjar ini dengan pembedahan, harus diiris kulit,

muskulus orbikularis okuli, dan septum orbita.

2. Bagian Palpebra yang lebih kecil terletak tepat di atas segmen temporal

forniks konjungtiva superior. Duktus sekretorius lakrimal, yang bermuara

pada sekitar 10 lubang kecil, yang mengubungkan bagian orbita dan

bagian palpebra kelenjar lakrimal dengan forniks konjungtiva superior.

Pengangkatan bagian palpebra kelenjar akan memutus semua saluran

penghubung dan mencegah seluruh kelenjar bersekresi.

3

Page 4: 54934223 Aparatus Lakrimalis

Kelenjar Lakrimal aksesorius terletak di dalam substansia propria di

konjungtiva palpebra dan hanya dapat dilihat secara mikroskopik.

Persarafan Aparatus Lakrimalis ( 4 )

Kelenjar air mata dipersarafi oleh :

1. Nervus Lakrimalis (sensoris), suatu cabang dari devisi pertama

Trigeminus.

2. Nervus Petrosus superficialis magna (sekretoris ), yang datang dari

nukleus salivarius superior.

3. Saraf simpatis yang menyertai arteria dan nervus lakrimalis.

4

Page 5: 54934223 Aparatus Lakrimalis

II.2. FISIOLOGI APARATUS LAKRIMAL

Sistem lakrimal terdiri atas dua jaringan utama yaitu sistem sekresi

lakrimal yaitu kelenjar lakrimalis dan sistem drainase (1,3,5). Kelenjar lakrimalis ini

terdiri atas dua lobus, yaitu bagian orbita terletak pada sisi temporal anterior rongga

orbita dan bagian palpebra, yang terletak di sisi temporal fornik konjungtiva superior.

Kelenjar lakrimalis sebagai komponen sekresi menghasilkan berbagai unsur

pembentuk cairan air mata (1,3,5). Kelenjar lakrimal normalnya menghasilkan sekitar

1,2 µl air mata per menit. Sebagian hilang melalui evaporasi. Sisanya dialirkan

melalui sistem nasolakrimal. Bila produksi air mata melebihi kapasitas sistem

drainase, air mata yang berlebih akan mengalir ke pipi (5,6)

5

Page 6: 54934223 Aparatus Lakrimalis

Gambar 3. Struktur anatomi aparatus lakrimalis (Gerhard K.,2000)

Kelenjar ekskresi terdiri dari: punktum lakrimalis, kanalis lakrimalis, sakus

lakrimalis, duktus nasolakrimalis. Sistem ekskresi lakrimalis sebagai sistem drainase

lakrimal berawal melalui punktum lakrimalis yang terletak medial bagian atas dan

bawah kelopak mata, bagian bawah punktum terletak lebih lateral dibanding punktum

atas(3,5,6,7). Secara normal punkta agak inversi, setiap punktum dikelilingi oleh ampulla,

dengan setiap puncta mengarah ke kanalikuli. Kanalikuli merupakan struktur non

keratinasi, epitel squamous non mucin. Berjalan 2 mm vertikal dan berputar 90 o, dan

berjalan 8-10 mm medial berhubungan dengan sakus lakrimalis (5,6,7)

6

Page 7: 54934223 Aparatus Lakrimalis

Pada umumnya kanalikuli ini berkombinasi membentuk kanalikuli tunggal

sebelum masuk ke bagian dinding lateral dari sakus lakrimalis. Valva Rosenmuller

dideskripsikan sebagai struktur yang mencegah refluks airmata dari sakus kembali ke

kanalikuli. Terdapat beberapa studi yang menyatakan bahwa kanalukuli membelok

dari posterior ke bagian anterior di belakang dari tendo kantus medial sebelum

memasuki sakus lakrimal. Belokan ini pada konjungtiva berperan untuk memblokir

refluks. Sakus lakrimalis terletak anterior medial orbital, berada dalam cekungan

tulang yang dibatasi oleh lakrimal anterior dan posterior, dimana tendokantus medial

melekat. Pada tendokantus medial merupakan struktur kompleks berkomposisi krura

anterior dan posterior. Dari medial ke lamina papyracea merupakan bagian tengah

dari meatus hidung, kadang juga terdapat sel ethmiod. Bagian kubah dari sakus

memanjang beberapa mm di atas tendo kantus medial. Padabagian superior, sakus ini

dilapisi dengan jaringan fibrosa. Ini menjelaskan mengapa pada kebanyakan kasus,

distensi sakus lakrimalis memanjang dari inferior ke tendo kantus medial. Pada bagian

lateral, sakus lakrimal ini bersambung pula dengan duktus nasolakrimalis. Duktus

nasolakrimalis berukuran 12 mm atau lebih panjang. Berjalan melalui tulang dalam

7

Page 8: 54934223 Aparatus Lakrimalis

kanalis nasolakrimalis yang melengkung inferior dan sedikit laterposterior. Duktus

nasolakrimalis ini membuka ke dalam hidung melalui ostium, yang biasanya sebagian

dilapisi oleh lipatan mukosa (valva hasner). Kegagalan pembentukan ostium ini pada

kebanyakan kasus adalah disebabkan oleh obstruksi duktus nasolakrimalis kongenital

(3).

Volume terbesar air mata dihasilkan oleh kelenjar air mata utama yang

terletak di fossa lakrimalis di kuadran temporal atas orbita. Kelenjar yang

berbentuk kenari ini dibagi oleh kornu lateral aponeurosis levator menjadi lobus

orbita yang lebih besar dan lobus palpebra yang lebih kecil, masing-masing dengan

sistem saluran pembuangan tersendiri ke dalam forniks temporal superior.

Lobus palpebra kadang-kadang dapat dilihat dengan membalikkan palpebra

superior. Sekresi dari kelenjar lakrimal utama dipicu oleh emosi atau iritasi fisik

sehingga menyebabkan air mata mengalir berlimpah melewati tepian palpebra.

Persarafan kelenjar utama datang dari nukleus lakrimalis di pons melalui nervus

intermedius dan menempuh jalur rumit dari cabang maxillaris nervus trigeminus (5,7).

 Kelenjar lakrimal tambahan, meskipun hanya sepersepuluh dari massa

utama mempunyai peran penting. Kelenjar Krause dan Wolfring identik dengan

kelenjar utama namun tidak memiliki sistem saluran. Kelenjar-kelenjar ini terletak di

dalam konjungtiva, terutama di fornix superior. Sel goblet uniseluler yang juga

tersebar di konjungtiva menghasilkan glikoprotein dalam bentuk musin.

Setiap berkedip, palpebra menutup menyebarkan air mata secara merata di

atas kornea dan menyalurkan kedalam sistem ekskresi pada aspek medial palpebra.

Dalam keadaan normal, air mata dihasilkan dengan kecepatan sesuai dengan jumlah

yang diuapkan dan itulah sebabnya hanya sedikit yang sampai ke sistem ekskresi. Bila

8

Page 9: 54934223 Aparatus Lakrimalis

memenuhi sakus konjungtiva, air mata akan memasuki puncta sebagian karena

sedotan kapiler  konjungtiva (5).

Gambar .2.  Gerakan mengedip yang menyebarkan air mata (8)

 

Dengan menutup mata, bagian khusus orbikularis pra-tarsal yang mengelilingi

ampula mengencang untuk mencegah air mata keluar. Pada waktu yang sama,

palpebra ditarik ke arah krista lakrimalis posterior, dan traksi fascia mengelilingi

sakus lakrimalis, berakibat memendeknya kanalikulus dan menimbulkan tekanan

negative di dalam sakus. Kerja pompa dinamik ini menarik air mata ke dalam sakus

yang kemudian berjalan melalui duktus nasolakrimalis karena pengaruh gaya berat

dan elastisitas jaringan ke dalam meatus inferior hidung (5) .

Suplai darah sakus lakrimalis antara lain berasal dari cabang palpebra superior dan

inferior dari arteri oftalmika, arteri angularis, arteri infraorbitalis cabang dari arteri

sphenopalatina, kemudian mengalir ke vena angularis, vena infraorbitalis dan vena-

vena di hidung. Saluran getah bening masuk ke dalam glandula submandibular dan

glandula cervicalis. Persarafan berasal dari cabang nervus infratrochlearis dari nervus

nasociliaris dan antero-superior nervus alveolaris (1).

9

Page 10: 54934223 Aparatus Lakrimalis

Air mata merupakan komposisi dari kelenjar sekresi lakrimalis mayor

dan minor, sel-sel goblet dan kelenjar meibom. Normal merupakan lapisan

tipis sekitar 7-10 μm yang melapisi permukaan kornea dan kongjungtiva. ( 4 )

Fungsi dari air mata :

1. Membuat kornea menjadi permukaan optik yang licin dengan

meniadakan ketidakteraturan minimal di permukaan epitel.

2. Membasahi dan melindungi permukaan epitel kornea dan

konjungitva yang lembut.

3. Menghambat pertumbuhan mikroorganisme dengan pembilasan

mekanik dan efek antimikroba.

4. Menyediakan kornea berbagai substansi nutrien yang diperlukan.

Volume air mata normal diperkirakan 7 ± 2 μL di setiap mata.

Air mata mengandung : ( 4 )

1. Gama globulin IgA, IgG, IgE.

2. Lysosim

3. Glukosa 2,5 mg / deciliter

4. Urea 0,04 mg / deciliter

5. K+, Na+, Cl-

6. pH : 7,35

7. Osmolaritas : 295-300 m osmol/l

10

Page 11: 54934223 Aparatus Lakrimalis

III. KELAINAN PADA SEKRESI dan EKSKRESI PADA

APARATUS LAKRIMALIS ( 4 )

Kelainan pada kelenjar lakrimalis dan salurannya dapat berupa proses

infeksi , tumor , trauma maupun suatu kelainan kongenital . Keluhan yang

sering ditemui pada penderita dengan kelainan sistem lakrimal ialah mata

kering , lakrimasi dan epifora. Mata kering disebabkan oleh berkurangnya

produksi air mata. Keadaan ini dapat disebabkan oleh karena trakoma , trauma

kimia , erythema multiforme, yang menyumbat muara kelenjar lakrimal atau

bisa pula karena sindroma Sjogren. Lakrimasi ialah kelebihan produksi air

mata yang disebabkan oleh suatu rangsangan kelenjar lakrimal, biasanya

karena suatu proses infeksi. Epifora ialah keadaan dimana terjadi gangguan

sistem ekskresi air mata. Gangguan ini dapat disebabkan oleh kelainan posisi

pungtum lakrimal, jaringan sikatrik pada pungtum , paresis atau paralisis otot

orbikularis okuli yang menyebabkan berkurangnya efek penghisapan dari

kanalikuli lakrimal, benda asing dalam kanalikuli, obstruksi duktus

nasolakrimalis dan sakus lakrimal.

Untuk menentukan adanya gangguan pada sistem ekskresi air mata dilakukan :

1. Inspeksi pada posisi pungtum

2. Palpasi daerah sakus lakrimal , apakah mengeluarkan cairan yang bercampur

nanah

3. Irigasi melalui pungtum dan kanalikuli lakrimal, bila cairan mencapai rongga

hidung, maka sistem ekskresi berfungsi baik (uji Anel)

4. Probing yaitu memasukkan probe Bowman melalui jalur anatomik sistem

ekskresi lakrimal. Tindakan probing didahului oleh dilatasi pungtum dengan

dilatator.

11

Page 12: 54934223 Aparatus Lakrimalis

III.1 KELAINAN PADA SISTEM SEKRESI LAKRIMAL(1,2,3)

III.1.1 DAKRIOADENITIS

Dakrioadenitis ialah suatu proses inflamasi pada kelenjar air

mata pars sekretorik. Dibagi menjadi dua yaitu dakrioadenitis akut

dan kronik, keduanya dapat disebabkan oleh suatu proses infeksi

ataupun dari penyakit sistemik lainnya.

Patofisiologinya masih belum jelas, namun beberapa ahli

mengemukakan bahwa proses infeksinya dapat terjadi melalui

penyebaran kuman yang berawal di konjungtiva yang menuju ke

ductus lakrimalis dan menuju ke kelenjar lakrimalis.

Beberapa penyebab utama dari proses infeksi terbagi menjadi 3 , yaitu :

1. Viral (penyebab utama)

▪ Mumps (penyebab tersering, terutama pada anak-anak)

▪ Epstein-Barr virus

▪ Herpes zoster

▪ Mononucleosis

▪ Cytomegalovirus

▪ Echoviruses

▪ Coxsackievirus A

2. Bacterial

▪ Staphylococcus aureus and Streptococcus

▪ Neisseria gonorrhoeae

▪ Treponema pallidum

▪ Chlamydia trachomatis

▪ Mycobacterium leprae

▪ Mycobacterium tuberculosis

▪ Borrelia burgdorferi

12

Page 13: 54934223 Aparatus Lakrimalis

3. Fungal (jarang)

▪ Histoplasmosis

▪ Blastomycosis

▪ Parasite (rare)

▪ Schistosoma haematobium

▪ Protozoa (rare)

Pada penyakit sistemik yang memungkinkan terjadinya dakrioadenitis adalah :

1.Sarcoidosis

2.Graves disease

3.Sjögren syndrome 3  

4.Orbital inflammatory syndrome

5.Benign lymphoepithelial lesion

III.1.1.1 DAKRIOADENITIS AKUT

Pada dakrioadenitis akut sering ditemukan pembesaran kelenjar air

mata di dalam palpebra superior , hal ini dapat ditemukan apabila kelopak

mata atas dieversi , maka akan kelihatan tonjolan dari kelenjar air mata yang

mengalami proses inflamasi . Pada perabaan karena ini merupakan suatu

proses yang akut maka biasanya akan sangat nyeri dan dapat diikuti oleh

gejala klinis lainnya yaitu kemosis (pembengkakkan konjungtiva),

konjungtival injeksi , mukopurulen sekret, erythema dari kelopak mata,

lymphadenopati (submandibular), pembengkakkan dari 1/3 lateral atas

kelopak mata (S- shape ) , proptosis , pergerakan bola mata yang terbatas.

Diagnosis bandingnya :

1. Hordeolum internum biasanya lebih kecil dan melingkar

2. Abses kelopak mata terdapat fluktuasi

3. Selulitis orbita biasanya berkaitan dengan penurunan pergerakan mat

13

Page 14: 54934223 Aparatus Lakrimalis

III.1.1.2 DAKRIOADENITIS KRONIK

Pada kronis darkrioadenitis gejala klinisnya lebih baik daripada yang

akut. Umumnya tidak ditemukan nyeri , ada pembesaran kelenjar namun

mobil, tanda-tanda ocular minimal, ptosis bisa ditemukan, dapat ditemukan

sindroma mata kering .

Diagnosis bandingnya :

1. Periostitis dari kelopak mata atas sangat jarang terjadi

2. Lipodermoid tidak ada tanda-tanda inflamasi

Semuanya diterapi secara kausatif dan kompres mata dengan rivanol.

Keterangan gambar : Tampak eritema dan odema pada kedua mata

14

Page 15: 54934223 Aparatus Lakrimalis

Keterangan gambar : Tampak kel. Lakrimalis yang odema pada eversi

III.2 KELAINAN PADA SISTEM EKSKRESI

LAKRIMAL(1,2,3)

III.2.1 DAKRIOSISTITIS

Suatu proses inflamasi pada kelenjar air mata pars ekskretorik.

Patofisiologinya kembali lagi pada anatomi bahwa pars ekskresi memiliki

mukous membran yang memang sudah ada koloni bakteri yaitu pada

konjungtiva, dan mukosa nasi . Kegunaan dari sistem ekskresi adalah

mengeluarkan air mata ke cavum nasi , seperti sistem drainase . Adanya

stagnansi dari air mata , dan tidak dapat dikeluarkan ke kavum nasi maka akan

ada gangguan dari sistem drainase air mata dan hal ini dapat menjadi media

kuman untuk memperbanyak diri dan terjadilah proses inflamasi disana.

Dakriosistitis sering muncul pada mata kiri daripada mata kanan,

dikarenakan sudut yang terbentuk antara fossa lakrimalis dan duktus naso

lakrimalis kiri lebih kecil daripada yang kanan.Dakriosistitis dibagi menjadi

tiga yaitu, akut , kronis dan kongenital.

15

Page 16: 54934223 Aparatus Lakrimalis

III.2.1.1 DAKRIOSISTITIS AKUT

Pada dakriosistitis akut dapat ditemukan beberapa gelaja klinis antara

lain dapat ditemukan pada perabaan yaitu pembengkakan pada daerah kantus

medial hingga ke hidung , muka , bahkan ke dahi. Keluarnya sekret purulen

dari puncta, dapat ditemukan conjungtiva injeksi dan selulitis per septal,

ataupun selulitis orbital .

Diagnosis bandingnya :

1.Hordeolum lebih kecil, berbatas jelas, tidak mobil, ada inflamasi

2.Orbital selulitis biasanya terjadi penurunan pergerakan bola mata

III.2.1.2 DAKRIOSISTITIS KRONIK

Pada dakriosistitis kronis dapat ditemukan beberapa gejala klinis

antara lain epifora dan lakrimasi karena adanya obstruksi pada jalan keluarnya

air mata.Pada dakriosistitis kongenital, karena terjadinya obstruksi dari sistem

drainase sehingga terjadi penumpukkan debris dan denudasi daripada epitel

permukaan mata , seringkali gejala klinis yang ditimbulkan adalah

konjungtivitis . Biasanya bakteri yang menginfesi adalah staphylococcus yang

menghasilkan eksotoxin.

Beberapa penyebab yang sering ditemukan adalah :

1.Bakteri aerobik antara lain S epidermidis, S aureus, and Streptococcus,

Pseudomonas, and Pneumococcus species.

2.Bakteri anaerobik antara lain Peptostreptococcus, Propionibacterium,

Prevotella, and Fusobacterium species.

3.Bakteri gram negatif yang sering menjadi penyebab adalah E coli.

Terapi untuk dakriosistitis bergantung pada etiologi dan causanya,

pada anak- anak biasanya diterapi dengan pemijatan pada daerah antara mata

dengan hidung untuk membuka obstruksi yang terjadi dan diberikan pula

16

Page 17: 54934223 Aparatus Lakrimalis

antibiotik. Apabila obstruksi tidak membaik pada terapi pemijatan, dapat

dilakukan operasi dakriosistorinostomi . Pada penderita dewasa biasanya

dilakukan irigasi pada ductus lakrimalis dengan menggunakan salin, dan

diberikan pengobatan topikal antibiotik.

Keterangan gambar : tampak massa di kantus medialis , eritema .

Keterangan gambar : tampak pus keluar dari puctum lakrimalis

III.2.2 KANALIKULITS

Kanalikulitis adalah infeksi yang terjadi di kanalikulus. Sering terjadi

pada orang tua usia 50 tahun keatas dengan penyebab utama adalah

Actinomyces israelii . Dapat terjadi pada orang usia muda sekitar 20 tahunan

atau dibawahnya biasanya penyebab tersering adalah infeksi herpes. Jika tidak

ditangani dengan benar dapat terjadi stenosis dari kanalikulus biasanya oleh

17

Page 18: 54934223 Aparatus Lakrimalis

dakriolit. Dakriolit adalah batu yang terbentuk dari air mata dan debris serta

sisa epitel yang bergabung jadi satu. Keluhan biasanya terjadi epifora , terdapat

pengeluaran sekret yang serous ataupun mukopurulen dan biasanya unilateral.

Terapinya dilakukan dengan dua cara , yang pertama adalah dengan

mengeluarkan benda asing disana (sekret ) dan antibiotik terapi. Dakriolit yang

kecil dan debris dapat dikeluarkan dengan cotton buds yang ditekankan pada

punctum lakrimalis . Jika batu yang terbentuk banyak dan susah dikeluarkan

dengan cara manual maka dapat dilakukan tindakan pembedahan yaitu

kanalikulotomi.

Keterangan gambar : Tampak sekret purulen yang keluar dari kanalikulus

Keterangan gambar : Tampak sekret yang keluar setelah dimanipulasi

18

Page 19: 54934223 Aparatus Lakrimalis

III.3 DISFUNGSI DARI SISTEM LAKRIMALIS (1,2,3,4)

III.3.1 KERATOKONJUNGTIVITIS SICCA

Keratokonjungtivitis sicca atau sindroma mata kering adalah suatu

keadaan dimana air mata tidak membasahi mata dengan baik bisa karena

memang produksi air mata yang kurang, bisa karena kualitas air matanya yang

tidak baik dan mengakibatkan mata kering.

Biasanya sindroma mata kering sering terkena pada wanita yang

berusia 40-50 tahun dan berkaitan dengan proses menopause, karena wanita

yang menopause memiliki hormon estrogen yang sangat rendah bahkan tidak

ada , dan ini berkaitan dengan adanya reseptor hormon estrogen maupun

androgen di kelenjar lakrimalis dan kelenjar meibom yang merangsang

produksi air mata.

Pada dasarnya keratokonjungtivitis sika dibagi menjadi 2 , yaitu

keratokonjungtivitis dengan kelainan sistemik seperti Sjogren sindroma dan

keratokonjungtivitis tanpa kelainan sistemik seperti defisiensi vitamin A ,

penggunaan obat-obat kontrasepsi , dan kondisi lingkungan (terlalu lama

berada diruangan ber AC , atau ruangan yang berasap )

Keluhan pasien dengan sindroma mata kering adalah rasa panas pada mata,

mata merah , terasa seperti ada benda asing pada mata, dan juga rasa sakit pada

mata. Terkadang ada keluhan mata yang berair , hal ini karena refleks dari

lakrimasi yang ditimbulkan dari lingkungan yang berangin, dingin, dan

kelembapan udara yang rendah dan terkadang sesudah membaca lama.

Tes pemeriksaan yang dapat dilakukan untuk menegakkan diagnosa adalah :

1. Schimmer test

2. Tear break up time

3. Slit lamp

Terapi yang diberikan biasanya memberikan air mata buatan, terkadang

diberikan tetes mata antibiotik karena produksi air mata yang kurang dapat

19

Page 20: 54934223 Aparatus Lakrimalis

mengakibatkan mudahnya kuman tumbuh di mata.

III.3.2 TUMOR- TUMOR DI KELENJAR LAKRIMAL

Tumor jinak dari kelenjar lakrimal yang paling sering terjadi adalah

pleomorphic adenoma, sedangkan tumor ganas dari kelenjar lakrimal yang

paling sering terjadi adalah adenoid cyctic carcinoma dan pleomorphic

adenocarcinoma.

WHO memberikan klasifikasi tentang tumor kelenjar lakrimalis dalam

beberapa kategori , yaitu :

I. Epitelial tumors

II. Tumors of the hematopoietic or lymphatic tissue

III. Secondary tumors

IV. Inflamed tumors

V. Other and unclassified tumours

20

Page 21: 54934223 Aparatus Lakrimalis

BAB III

PENUTUP

KESIMPULAN :

Aparatus Lakrimalis terbagi menjadi 2 sistem :

1. Sistem sekresi lakrimal terbagi menjadi kelenjar lakrimalis dan kelenjar

asesorius ( kelenjar wolfring dan kelenjar Krause )

2. Sistem ekskresi lakrimal terbagi menjadi pungtum lakrimalis, kanalikuli

lakrimalis, sakus lakrimalis, duktus naso lakrimalis.

Kelenjar air mata dipersarafi oleh :

1. Nervus Lakrimalis (sensoris), suatu cabang dari devisi pertama

Trigeminus.

2. Nervus Petrosus superficialis magna (sekretoris ), yang datang dari

nukleus salivarius superior.

3. Saraf simpatis yang menyertai arteria dan nervus lakrimalis

Apabila terjadi gangguan pada aparatus lakrimalis ada 2 bagian yang terganggu bisa di bagian sekresi atau di ekskresinya antara lain :

a. Dakrioadenitis akut dan kronik

b. Dakriosistitis akut dan kronik

c. Kanalikulitis

d. Konjungtivitas sika

e. Tumor di kelenjar lakrimal

21

Page 22: 54934223 Aparatus Lakrimalis

BAB IV

DAFTAR PUSTAKA

1. Ilyas Sidarta. Ilmu Penyakit Mata, edisi ke-3. Fakultas kedokteran

UniversitasIndonesia. Jakarta.2005.EGC.

2. J. Jack, Kanski Clinical Opthalmology, sixth edition, hal.151-163

3. Eva. Roirdan Paul & Whitcher J.P. Oftalmologi Umum Vaughan & Asbury,

Ed. 17.EGC.Jakarta.2007

4. www.emedicine.com

5. Lang, Gerhard K. Ophthalmology A Pocket Textbook Atlas. Thieme. New

York. 2000.

6. Miller, Stehen J.H. Parsons’ Disease Of the Eye. 8th Ed. Churchill

livingstone. New york. 1990.

7. Newell, Frank W. Ophthalmology. Principles and Concepts. 6th Ed.The

CV. Mosby Company. Taiwan 1986.

8. Adler H., Francis. Gifford’s Textbook Of Ophthalmology. W.B. Saunders

Company. Philadephia 1948.

22