7
52|Jurnal Sangkareang Mataram ISSN No.2355-9292 Volume 2, No. 3, September 2016 http://www.untb.ac.id EKSPERIMENTASI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAM ASSISTED INDIVIDUALIZATION(TAI) DENGAN ASSESSMENT FOR LEARNING (AfL) PADA MATERI BANGUN RUANG DITINJAU DARI KEMAMPUAN SPASIAL SISWA KELAS VIII SMP NEGERI DI KABUPATEN LOMBOK BARAT Oleh : Musmiratul Uyun Dosen Tetap pada Fakultas Teknik UNTB Abstrak Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui: (1) manakah yang dapat memberikan hasil belajar matematika yang lebih baik, siswa yang diajar denganmodel pembelajaran kooperatif tipe TAI dengan AfL, TAI,atau langsung, (2) manakah yang mempunyai hasil belajar lebih baik, siswa dengan kemampuan spasial tinggi, sedang, atau rendah, (3) pada masing-masing model pembelajaran (TAI dengan AfL, TAI, dan langsung), manakah yang mempunyai hasil belajar matematika lebih baik, siswa dengan kemampuan spasial tinggi, sedang atau rendah, (4) pada masing-masing tingkatan kemampuan spasial siswa (tinggi, sedang, dan rendah), manakah diantara model pembelajaran yang dapat memberikan hasil belajar matematika lebih baik, model pembelajaran kooperatif tipe TAI dengan AfL, TAI,atau pembelajaran langsung. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah eksperimental semu dengan desain factorial 3 x 3. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VIII SMP Negeri di Kabupaten Lombok Barat. Pengambilan sampel dilakukan dengan stratified cluster random sampling. Sampel dalam penelitian ini berjumlah 280 siswa dengan banyak anggota sampel untuk kelompok eksperimen 1 berjumlah 94 siswa, kelompok eksperimen 2 berjumlah 93 siswa, dan kelompok kontrol berjumlah 93 siswa. Instrumen yang digunakan untuk mengumpulkan data adalah tes hasil belajar Matematika dan tes kemampuan spasial siswa. Uji prasyarat analisis data menggunakan uji Lilliefors untuk uji normalitas sedangkan untuk uji homogenitas menggunakan uji Bartlett, dengan 0,05 diperoleh kesimpulan bahwa sampel berasal dari populasi yang berdistribusi normal dan homogen. Uji keseimbangan menggunakan uji Anava satu jalan dengan sel tak sama, dengan 0,05 diperoleh kesimpulan bahwa kelompok eksperimen dan kelompok kontrol dalam keadaan seimbang. Analisis data menggunakan Anava dua jalan dengan sel tak sama. Hasil penelitian ini adalah: (1) hasil belajar siswa yang menggunakan model pembelajaran TAI dengan AfL lebih baik dari siswa yang menggunakan model pembelajaran TAI dan model pembelajaran langsung. Selain itu, hasil belajar siswa yang menggunakan model pembelajaran TAI sama baiknya dengan siswa yang menggunakan model pembelajaran langsung pada materi bangun ruang, (2) hasil belajar siswa yang mempunyai kemampuan spasial tinggi lebih baik dari siswa yang mempunyai kemampuan spasial sedang dan rendah. Selain itu, siswa yang mempunyai kemampuan spasial sedang lebih baik dari siswa yang mempunyai kemampuan spasial rendah, (3) pada model pembelajaran TAI dengan AfL, TAI, dan pembelajaran langsung siswa yang mempunyai kemampuan spasial tinggi memperoleh hasil belajar lebih baik dibandingkan dengan siswa dengan kemampuan spasial sedang dan rendah, siswa yang mempunyai kemampuan spasial sedang mempunyai hasil belajar lebih baik dibandingkan siswa dengan kemampuan spasial rendah, (4) pada siswa dengan kemampuan spasial tinggi, sedang dan rendah model pembelajaran TAI dengan AfL mempunyai hasil belajar yang lebih baik dibandingkan dengan model pembelajaran TAI dan pembelajaran langsung, model pembelajaran TAI mempunyai hasil belajar yang samabaiknya dengan model pembelajaran langsung. Kata kunci: Team Assisted Individualization (TAI), Assessment for Learning (AfL), hasil belajar, kemampuan spasial siswa. PENDAHULUAN Pendidikan merupakan salah satu faktor utama yang sangat penting dalam pembentukan pribadi manusia. Melalui pendidikan, manusia dapat mengasah potensi dirinya untuk mencapai kesejahteraan hidup yang lebih baik. Pemerintah sekarang ini memperhatikan untuk menempatkan pendidikan sebagai hal yang sangat penting, karena dengan adanya sistem pendidikan yang memadai

52 EKSPERIMENTASI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF …untb.ac.id/wp-content/uploads/2016/09/12-EKSPERIMENTASI-MODEL... · menggunakan model pembelajaran TAI sama baiknya dengan siswa

Embed Size (px)

Citation preview

52|Jurnal Sangkareang Mataram ISSN No.2355-9292

Volume 2, No. 3, September 2016 http://www.untb.ac.id

EKSPERIMENTASI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAM ASSISTEDINDIVIDUALIZATION(TAI) DENGAN ASSESSMENT FOR LEARNING (AfL) PADA MATERI

BANGUN RUANG DITINJAU DARI KEMAMPUAN SPASIAL SISWA KELAS VIII SMP NEGERIDI KABUPATEN LOMBOK BARAT

Oleh :

Musmiratul UyunDosen Tetap pada Fakultas Teknik UNTB

AbstrakTujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui: (1) manakah yang dapat memberikan hasil belajarmatematika yang lebih baik, siswa yang diajar denganmodel pembelajaran kooperatif tipe TAI dengan AfL,TAI,atau langsung, (2) manakah yang mempunyai hasil belajar lebih baik, siswa dengan kemampuan spasialtinggi, sedang, atau rendah, (3) pada masing-masing model pembelajaran (TAI dengan AfL, TAI, danlangsung), manakah yang mempunyai hasil belajar matematika lebih baik, siswa dengan kemampuan spasialtinggi, sedang atau rendah, (4) pada masing-masing tingkatan kemampuan spasial siswa (tinggi, sedang, danrendah), manakah diantara model pembelajaran yang dapat memberikan hasil belajar matematika lebih baik,model pembelajaran kooperatif tipe TAI dengan AfL, TAI,atau pembelajaran langsung. Jenis penelitianyang digunakan dalam penelitian ini adalah eksperimental semu dengan desain factorial 3 x 3. Populasi dalampenelitian ini adalah seluruh siswa kelas VIII SMP Negeri di Kabupaten Lombok Barat. Pengambilan sampeldilakukan dengan stratified cluster random sampling. Sampel dalam penelitian ini berjumlah 280 siswadengan banyak anggota sampel untuk kelompok eksperimen 1 berjumlah 94 siswa, kelompok eksperimen 2berjumlah 93 siswa, dan kelompok kontrol berjumlah 93 siswa. Instrumen yang digunakan untukmengumpulkan data adalah tes hasil belajar Matematika dan tes kemampuan spasial siswa. Uji prasyaratanalisis data menggunakan uji Lilliefors untuk uji normalitas sedangkan untuk uji homogenitas menggunakanuji Bartlett, dengan 0,05 diperoleh kesimpulan bahwa sampel berasal dari populasi yang berdistribusinormal dan homogen. Uji keseimbangan menggunakan uji Anava satu jalan dengan sel tak sama, dengan0,05 diperoleh kesimpulan bahwa kelompok eksperimen dan kelompok kontrol dalam keadaan seimbang.Analisis data menggunakan Anava dua jalan dengan sel tak sama. Hasil penelitian ini adalah: (1) hasil belajarsiswa yang menggunakan model pembelajaran TAI dengan AfL lebih baik dari siswa yang menggunakanmodel pembelajaran TAI dan model pembelajaran langsung. Selain itu, hasil belajar siswa yangmenggunakan model pembelajaran TAI sama baiknya dengan siswa yang menggunakan model pembelajaranlangsung pada materi bangun ruang, (2) hasil belajar siswa yang mempunyai kemampuan spasial tinggi lebihbaik dari siswa yang mempunyai kemampuan spasial sedang dan rendah. Selain itu, siswa yang mempunyaikemampuan spasial sedang lebih baik dari siswa yang mempunyai kemampuan spasial rendah, (3) padamodel pembelajaran TAI dengan AfL, TAI, dan pembelajaran langsung siswa yang mempunyai kemampuanspasial tinggi memperoleh hasil belajar lebih baik dibandingkan dengan siswa dengan kemampuan spasialsedang dan rendah, siswa yang mempunyai kemampuan spasial sedang mempunyai hasil belajar lebih baikdibandingkan siswa dengan kemampuan spasial rendah, (4) pada siswa dengan kemampuan spasial tinggi,sedang dan rendah model pembelajaran TAI dengan AfL mempunyai hasil belajar yang lebih baikdibandingkan dengan model pembelajaran TAI dan pembelajaran langsung, model pembelajaran TAImempunyai hasil belajar yang samabaiknya dengan model pembelajaran langsung.

Kata kunci: Team Assisted Individualization (TAI), Assessment for Learning (AfL), hasil belajar,kemampuan spasial siswa.

PENDAHULUAN

Pendidikan merupakan salah satu faktor utamayang sangat penting dalam pembentukan pribadimanusia. Melalui pendidikan, manusia dapatmengasah potensi dirinya untuk mencapai

kesejahteraan hidup yang lebih baik. Pemerintahsekarang ini memperhatikan untuk menempatkanpendidikan sebagai hal yang sangat penting, karenadengan adanya sistem pendidikan yang memadai

ISSN No.2355-9292 Jurnal Sangkareang Mataram|53

http://www.untb.ac.id Volume 2, No. 3, September 2016

diharapkan lahirnya generasi penerus bangsa yangberkualitas sehingga dapat meningkatkan SumberDaya Manusia (SDM). Hal ini sesuai denganUndang-undang Nomor 20 Tahun 2003 yaitu SistemPendidikan Nasional. Hal ini sesuai denganUndang-undang Nomor 20 Tahun 2003 yaitu SistemPendidikan Nasional.Namun kenyataannya,berdasarkan laporan Badan Standar NasionalPendidikan (BSNP) tahun 2012/2013 hasil ujiannasional (UN) di Kabupaten Lombok Baratmenunjukkan bahwa nilai hasil dari UN pada matapelajaran matematikamasih rendah yaitu denganrata-rata 4,99 dengan klasifikasi kemampuan sekolahmenurut nilai ujian pada mata pelajaran matematikatahun 2014/2015 hanya mendapatkan nilai D apabiladibandingkan dengan mata pelajaran yang lain.Berdasarkan data hasil dari daya serap UNKabupaten Lombok Barat menunjukkan soal-soalmateri bangun ruang dengan kemampuan yangdiujikan pada memahami sifat dan unsur bangunruang serta menggunakannya dalam pemecahanmasalah masih rendah jika dibandingkan denganmateri matematika yang lain yaitu 49,87 %.

Model pembelajaran matematika yang kurangtepat juga akan berpengaruh pada rendahnya hasilbelajar siswa, salah satunya disebabkan siswa hanyaterbiasa menghapal definisi, teorema, serta rumus-rumus tanpa adanya pengembangan kemampuanlainnya. Sehingga dalam diri siswa merasa adanyakejenuhan dan berpikir bahwa pembelajaranmatematika tidak menarik serta tidak bermanfaat,akibatnya siswa sulit menerima dan memahamimateri yang diajarkan yang mengakibatkanrendahnya hasil belajar matematika siswa.

Salah satu model pembelajaran kooperatif yangditujukan untuk meningkatkan pengetahuan,kemampuan, serta motivasi siswa dengan belajarkelompok adalah model pembelajaran kooperatiftipe Team Assisted Individualization (TAI).

Linda dalam Renganathan (2013: 127),menyatakan bahwa:

Cooperative Learning, an innovativemethodology, occurs when students worktogether in groups to achieve shared learninggoals. The learning environment in cooperativelearning encourages all the students to worktogether on academic tasks “It is all for one &one for all” method which contributes to indi-vidual and the group’s success for learning.Sesuai dengan pernyataan di atas, model

pembelajaran kooperatif merupakan modelpembelajaran yang inovatif dengan siswa belajardalam kelompok untuk mencapai tujuan bersama.

Lingkungan belajar pada pembelajaran kooperatifmendorong semua siswa untuk bekerja sama.

Akhtar et al (2012), menyatakan bahwa:The students were satisfied with the planningand monitoring process used in cooperativelearning. They felt that it was adaptable fornormal classroom teaching. Students believedthat group tasks clear their concepts more thenindividual learning. It also makes learninginteresting, it provides fun, done in satisfactorysituation and their socialization enhance.Students also expressed that during theassigned work, they felt responsibility of work,committed to success of each member and theirgroup.

Slavin (dalam Sharan, 2012: 31), menyatakanbahwa model pembelajaran kooperatif komprehensifyang pertama kali dikembangkan dan diteliti adalahTeam Assisted Individualization-Matematika.Adapun TAI-Matematika adalah suatu program yangmenggabungkan pembelajaran kooperatif denganpembelajaran individual untuk memenuhi kebutuhandari berbagai kelas yang berbeda. Beberapa alasanmengapa model pembelajaran TAI dikembangkanadalah (i) diharapkan agar TAI menyediakan carapenggabungan kekuatan motivasi dan bantuan temansekelas pada pembelajaran kooperatif denganprogram pengajaran individual yang mampumemberi semua siswa materi yang sesuai dengantingkat kemampuan mereka dalam bidangmatematika dan memungkinkan mereka untukmemulai materi-materi ini berdasarkan kemampuanmereka sendiri. (ii) dikembangkannya TAI untukmenerapkan teknik pembelajaran kooperatif untukmemecahkan banyak masalah pengajaran individual.

Tujuan TAI adalah untuk meminimalisasipengajaran individual yang terbukti kurang efektif;selain juga ditujukan untuk meningkatkanpengetahuan, kemampuan, serta motivasi siswadengan belajar kelompok. Model pembelajaran TAIadalah model yang efektif dalam pembelajaran. Halini sesuai dengan yang dikemukakan Nneji(2011),“..... the findings of the study revealed thatthe strategies of framing and team assistedindividualized instruction were effective methods oflearning science “.

Pada umumnya model pembelajaran kooperatiftipe TAI sudah baik, namun tidak dapat dipungkiribahwa dalam pelaksanaan penilaiannya cenderungmasih bersifat penilaian sumatif saja dimanapelaksanaannya pada akhir pelajaran. Hal inididukung dengan penelitian yang mengungkapkankelemahan dari model pembelajaran TAI salah

54|Jurnal Sangkareang Mataram ISSN No.2355-9292

Volume 2, No. 3, September 2016 http://www.untb.ac.id

satunya adalah penelitian yang dilakukan oleh Mutia(2013), dalam penelitiannya disimpulkan bahwasiswa yang menggunakan model pembelajaranModel Eliciting Activities (MEAs) memberikan hasilbelajar yang lebih baik daripada siswa yangmenggunakan model pembelajaran kooperatif tipeTeam Assisted Individualization (TAI) danpengajaran langsung berbantuan powerpoint.Menurut Mutia, terdapat kelemahan modelpembelajaran TAI yang kemudian dapat menjadikendala dalam melaksanakan model pembelajaranini, salah satunya adalah siswa tidak dapat memilikikemampuan pemecahan masalah seperti halnyadalam pembelajaran MEAs, siswa hanya belajar daripengerjaan latihan kemampuan yangberkesinambungan dan kesalahan saat pengoreksianbersama teman sejawat tanpa adanya balikan dariguru.Dikatakan demikian karena setelah diberikantes, tidak ada balikan kepada siswa yang dilanjutkanke tes berikutnya. Dengan demikian dapatdisimpulkan bahwa model pembelajaran TAI yangtidak terdapat asesmen formatifnya tidak jauhberbeda dengan model pembelajaran langsung,sehingga diperlukan suatu model pembelajarankooperatif yang berbasis pada asesmen formatif.Oleh karena itu, agar dapat memaksimalkan hasilbelajar pada model pembelajaran TAI salah satunyaadalah dengan menerapkan sistem penilaian yangbaik sehingga mendorong guru untuk menentukanstrategi mengajar yang sesuai serta dapat memotivasisiswa dalam belajar matematika. Salah satu asesmenformatif yang sekarang ini sedang ramaidiperbincangkan yaitu Assessment for Learning(AfL).

Budiyono (2011: 59), mendefinisikan AfLadalah “the process of seeing and interpretingevidence for use by learners and their teachers todecide where the learners are in their learning,where they need to go, and how best to get there”.Disini dengan pengertian bahwa AfL adalah prosesuntuk mencari dan menginterpretasikan bukti-buktiyang ada untuk digunakan bagi siswa dan guru untukmenentukan pada posisi mana siswa-siswa telahbelajar, apa yang harus dikerjakan kemudian, danbagaimana cara terbaik untuk mencapai tujuan yangdiinginkan.

Hal ini sesuai dengan yang diungkapkan olehMarshall& Drummond (2006), yang menyatakanbahwa:

The implementation of AfL in the classroom,then, becomes about much more than theapplication of certain procedures—questioning,feedback, sharing the criteria with the learner

and peer and self-assessment—but about therealization of certain principles of teaching andlearning.

Sesuai dengan pernyataan diatas, bahwa AfLmelibatkan siswa secara aktif dalam pembelajaran,mengefektifkan umpan balik, pemanfaatan hasilpenilaian uantuk memotivasi dan menyadarkansiswa agar mau belajar hingga mencapai kesuksesan.Memberi kesempatan pada siswa untuk menilai dirimereka sendiri, dan penyesuaian strategi pengajarandengan informasi hasil penilaian.

Kemampuan spasial adalah salah satu faktordari dalam yang mempengaruhi hasil belajar siswa.Nano Sunartyo (2005), menyatakan bahwa padakemampuan spasial diperlukan adanya kemampuanpengamatan, konsistensi logis, kemampuanmengklasifikasi gambar serta pemikiran konseptual.Faktor-faktor tersebut juga diperlukan dalammeningkatkan hasil belajar matematika. Hal inilahyang melatar belakangi dipilihnya kemampuanspasial siswa. Hal ini juga sesuai dengan yangdiungkapkan oleh Siti Marliah Tambunan (2006), “Agood spatial conceptualization is an asset tounderstand the mathematical concept. Perspectiveunderstanding, geometrical shapes, and visualconcept relation are crucial skills in spatial ability”.

Fennema et al dalam Guven & Kosa (2008),menyatakan bahwa:

It may be said that spatial ability generallycontains the skills such as rotating of an object,estimating its views from different aspects,changing its view according to the position ofthe spectator, estimating the folding ofdevelopments into three-dimensional object.Whatever its definition and content, it is clearthat this skill has an important position inhuman thought. Because there is strongevidence to suggest that spatial ability plays animportant role in the work of various fields suchas computer graphics, engineering. In additionthis, numerous studies have shown that spatialability is positively related to problem solvingability as well as success in geometry andmathematics.

Maier (1998), membedakan kecerdasan spasialdalam lima komponen (elemen), yaitu spatialperception, visualization, mental rotation, spatialrelation, dan spatial orientation.Spatialperceptionadalah kemampuan menentukanarah vertikal dan horizontal dari suatu objek yangkeberadaan posisisnya dikacaukan, misalnya bendatersebut dimiringkan ke kanan atau kekiri.Visualization merupakan kemampuan untuk

ISSN No.2355-9292 Jurnal Sangkareang Mataram|55

http://www.untb.ac.id Volume 2, No. 3, September 2016

memvisualisasikan/melihat sebuah konfigurasidimana terdapat gerakan atau perpindahan padabagian dari konfigurasi tersebut. Mental rotationmerupakan kemampuan secara cepat dan akuratdalam menentukan hasil dari suatu rotasi darigambar 2 dimensi ataupun 3 dimensi. Sedangkanspatial relation adalah kemampuan untuk mengenalikonfigurasi spasial dari objek atau bagian dari objekserta kaitan antara satu dengan yang lainnya, danspatial orientation adalah kemampuan untuk masukke dalam situasi spasial tertentu, contohnyamenenbak hasil foto suatu benda yang difoto darisudut tertentu.

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui:(1) manakah yang dapat memberikan hasil belajarmatematika yang lebih baik, siswa yang mendapatpembelajaran dengan model pembelajarankooperatif tipe TAI dengan AfL, TAI, ataupembelajaran langsung, (2) manakah yangmempunyai hasil belajar lebih baik, siswa dengankemampuan spasial tinggi, sedang, atau rendah, (3)pada masing-masing model pembelajaran (TAIdengan AfL, TAI, dan langsung), manakah yangmempunyai hasil belajar matematika lebih baik,siswa dengan kemampuan spasial tinggi, sedangatau rendah, (4) pada masing-masing tingkatankemampuan spasial siswa (tinggi, sedang, danrendah), manakah diantara model pembelajaranyang dapat memberikan hasil belajar matematikalebih baik, model pembelajaran kooperatif tipe TAIdengan AfL, TAI, atau pembelajaran langsung.

METODE PENELITIAN

Penelitian ini dilaksanakan di SMP NegeriKabupaten Lombok Barat Provinsi Nusa tenggaraBarat dengan subjek penelitian siswa kelas VIIIsemester 2 tahun pelajaran 2015/2016. Sesuaidengan permasalahan yang diteliti, maka jenispenelitian yang digunakan adalah eksperimen semu,karena peneliti tidak mungkin mengontrol semuavariabel bebas yang ikut mempengaruhi variabelterikat. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruhsiswa kelas VIII SMP Negeri di Kabupaten LombokBarat pada tahun pelajaran 2015/2016. Samplingdalam penelitian yaitu teknik stratified clusterrandom sampling sehingga terpilih sampel sebagaikelompok tinggi yaitu siswa SMP Negeri 1 Kediri,kelompok sedang yaitu siswa SMP Negeri 1 Gerung,dan kelompok rendah yaitu siswa SMP Negeri 1Labuapi.

Metode pengumpulan data penelitian meliputimetode dokumentasi, tes, dan angket. Sebelummelakukan eksperimen, dilakukan uji normalitas,

homogenitas dan uji keseimbangan terhadap datakemampuan awal matematika menggunakan anavasatu jalan dengan sel tak sama. Sedangkan untukdata hasil belajar matematika dianalisismenggunakan analisis variansi dua jalan dengansel tak sama setelah dilakukan uji normalitas danhomogenitas terlebih dahulu. Uji normalitas untukdata kemampuan awal dan data prestasi belajardilakukan menggunakan uji Lilliefors dan ujihomogenitas variansi populasi menggunakan ujiBartlett. Uji hipotesis menggunakan analisis variansidua jalan dengan sel tak sama. Apabila hasil analisisvariansi menunjukkan bahwa hipotesis nol ditolak,dilakukan uji lanjut pasca anava menggunakanmetode Scheffe’. (Budiyono, 2013: 170-217).

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Hasil uji prasyarat menyimpulkan bahwa semuasampel berasal dari populasi yang berdistribusinormal dan populasi-populasi yang mempunyaivariansi yang sama. Sedangkan hasil ujikeseimbangan terhadap data kemampuan awal siswadiperoleh bahwa ketiga populasi mempunyaikemampuan awal yang sama. Selanjutnya dilakukanuji hipotesis menggunakan anava dua jalan dengansel tak sama. Berdasarkan Hasil analisis. H0A ditolak,hal ini berarti model pembelajaran TAI dengan AfL,TAI, dan langsung memberikan efek yang berbedaterhadap hasil belajar matematika siswa. H0B ditolak,hal ini berarti kemampuan spasial tinggi, sedang,dan rendah memberikan efek yang berbeda terhadaphasil belajar matematika siswa. H0AB diterima, halini berarti tidak terdapat interaksi antara modelpembelajaran dan kemampuan spasial siswaterhadap hasil belajar matematika siswa.

Berdasarkan anava dua jalan diperoleh bahwaH0A ditolak, sehingga perlu dilakukan uji lanjutpasca analisis variansi dengan metode Scheffe’ untukuji komparasi antar baris.Berdasarkan hasil ujikomparasi ganda antar baris menyatakan bahwasiswa yang diberikan model pembelajaran TAIdengan AfL memiliki hasil belajar yang berbedadengan siswa yang diberikan model pembelajaranTAI dan model pembelajaran Langsung. Sedangkansiswa yang diberikan model pembelajaran TAImemiliki hasil belajar yang sama dengan siswa yangdiberikan model pembelajaran langsung. Sehinggauntuk mengetahui model pembelajaran mana yanglebih baik adalah dengan melihat hasil dari rataanmarginal yang dapat dilihat pada Tabel 2. Jadi, dapatdisimpulkan bahwa model pembelajaran kooperatiftipe TAI dengan AfL memberikan hasil belajar yanglebih baik dibandingan model pembelajaran

56|Jurnal Sangkareang Mataram ISSN No.2355-9292

Volume 2, No. 3, September 2016 http://www.untb.ac.id

kooperatif tipe TAI dan pembelajaran langsungsedangkan model pembelajaran kooperatif tipe TAImemberikan hasil belajar yang sama baiknya denganmodel pembelajaran langsung. Hal ini sesuai denganpenelitian yang dilakukan oleh Rahayu (2011), yangmenyimpulkan bahwa model TGT dimodifikasi AfLmenghasilkan hasil belajar yang lebih baik daripadamodel TGT. Diperkuat oleh Marshall & Drummond(2006), yang mengatakan bahwa AfL melibatkansiswa secara aktif dalam pembelajaran,mengefektifkan umpan balik, pemanfaatan hasilpenilaian untuk memotivasi dan menyadarkan siswaagar mau belajar hingga mencapai kesuksesan.Disisi lain, hasil belajar matematika siswa yangdikenai model pembelajaran langsung, siswa hanyamenjadi pendengar dan guru yang cenderung aktifmenjelaskan sehingga siswa hanya pasif dalamkegiatan pembelajaran. Selain itu, dalam modelpembelajaran langsung, siswa jarangmengkomunikasikan kesulitan-kesulitannya dengansiswa yang lain. Sehingga, pemahaman materibangun ruang yang dikenai model pembelajaranlangsung lebih rendah dari pada siswa yang dikenaimodel pembelajaran kooperatif tipe TAI denganAfL. Sedangkan TAI memberikan hasil belajar yangsama dengan pembelajaran langsung, hal ini terjadidimungkinkan karena guru kurang maksimalmemberikan bimbingan ketika siswa melakukankegiatan berdiskusi pada model pembelajaran TAIkarena dalam proses pembelajarannya diperlukanwaktu yang lama.

Berdasarkan anava dua jalan diperoleh bahwaH0B ditolak, sehingga perlu dilakukan uji lanjutpasca analisis variansi dengan metode Scheffe’ untukuji komparasi antar kolom.

Berdasarkan hasil uji komparasi ganda antarkolom menyatakan bahwa siswa yang mempunyaikemampuan spasial tinggi, sedang dan rendahmemiliki hasil belajar yang berbeda. Sehingga untukmengetahui kategori kemampuan spasial mana yanglebih baik adalah dengan melihat hasil dari rataanmarginal siswa. Jadi, dapat disimpulkan bahwasiswa dengan kemampuan spasial tinggi mempunyaihasil belajar lebih baik dibandingkan siswa dengankemampuan spasial sedang dan rendah, dan siswadengan kemampuan spasial sedang mempunyai hasilbelajar lebih baik dibandingkan siswa dengankemampuan spasial rendah. Hasil ini sesuai denganhipotesis penelitian. Hal ini terjadi dimungkinkankarena siswa yang mempunyai kemampuan spasialtinggi akan lebih mudah belajar ilmu keruanganseperti membayangkan perubahan benda danmembayangkan suatu benda daripada siswa yang

mempunyai kemampuan spasial sedang dan rendah,selain itu siswa yang mempunyai kemampuanspasial sedang akan lebih mudah belajar ilmukeruangan seperti membayangkan perubahan bendadan membayangkan suatu benda daripada siswayang mempunyai kemampuan spasial rendah. Dalamhal ini, bangun ruang merupakan pembelajaranmatematika yang memerlukan kemampuan spasial.Sehingga dalam penguasaan dan pemahaman konseptentang pengertian, unsur-unsur, jaring-jaring, sertaluas permukaan dan volume kubus, balok, prismadan limas dipengaruhi oleh kemampuan spasialsiswa. Hal ini sesuai dengan Penelitian yangdilakukan oleh Santosa (2011), menyimpulkanbahwa siswa yang mempunyai kemampuan spasialtinggi lebih baik prestasi belajarnya daripada siswayang kemampuna spasial sedang dan rendah, dansiswa yang mempunyai kemampuan spasial sedanglebih baik prestasi belajarnya daripada siswa yangkemampuan spasialnya rendah pada Modelpembelajaran Missuori Mathematics Project(MMP).

Karena ABH0 diterima artinya menunjukkan

bahwa tidak terdapat interaksi antara modelpembelajaran dan kemampuan spasial siswaterhadap hasil belajar matematika pada materibangun ruang. Dengan demikian, pada modelpembelajaran kooperatif tipe TAI dengan AfL, TAI,dan model pembelajaran langsung, siswa dengankemampuan spasial tinggi lebih baik hasil belajarnyadaripada siswa dengan kemampuan spasial sedangdan rendah. Sedangkan siswa dengan kemampuanspasial sedang lebih baik hasil belajarnya daripadasiswa dengan kemampuan spasial rendah. Selain itu,pada siswa dengan kemampuan spasial tinggi,sedang dan rendah, model pembelajaran kooperatiftipe TAI dengan AfLlebih baik hasil belajarnya daripada model pembelajaran kooperatif tipe TAI danmodel pembelajaran langsung. Sedangkan modelpembelajaran koooperatif tipe TAI mempunyai hasilbelajar yang sama dengan model pembelajaranlangsung.

PENUTUP

a. Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian, dapat disimpulkansebagai berikut: 1) model TAI dengan AfLmempunyai hasil belajar lebih baik dibandingkanmodel TAI maupun model pembelajaran langsung,dan model TAI mempunyai hasil belajar yang samadengan model langsung, 2) siswa dengankemampuan spasial tinggi mempunyai hasil belajar

ISSN No.2355-9292 Jurnal Sangkareang Mataram|57

http://www.untb.ac.id Volume 2, No. 3, September 2016

lebih baik dibandingkan siswa dengan kemampuanspasial sedang maupun siswa dengan kemampuanspasial rendah, dan siswa dengan kemampuanspasial sedang mempunyai hasil belajar lebih baikdibandingkan siswa dengan kemampuan spasialrendah, 3) pada model pembelajaran TAI denganAfL, TAI, dan pembelajaran langsung siswa yangmempunyai kemampuan spasial tinggi memperolehhasil belajar lebih baik dibandingkan dengan siswadengan kemampuan spasial sedang dan rendah,siswa yang mempunyai kemampuan spasial sedangmempunyai hasil belajar lebih baik dibandingkansiswa dengan kemampuan spasial rendah, 4) padasiswa dengan kemampuan spasial tinggi, sedang danrendah model pembelajaran TAI dengan AfLmempunyai hasil belajar yang lebih baikdibandingkan dengan model pembelajaran TAI danpembelajaran langsung, model pemabelajaran TAImempunyai hasill belajar yang sama dengan modelpembelajaran langsung.

b. Saran

Dari simpulan di atas, disarankan dalam prosespembelajaran matematika supaya dapatmenghasilkan hasil belajar yang optimal, gurudituntut pandai memilih model pembelajaran yangsesuai. Dengan adanya model pembelajaran TAIdengan AfL dapat digunakan guru sebagai salah satupilihan model pembelajaran yang dapatmeningkatkan hasil belajar matematika siswa. Selainitu, guru hendaknya memperhatikan faktor lain daridalam diri siswa yaitu kemampuan spasial siswa,karena dalam penelitian kemampuan spasial siswamemberikan pengaruh terhadap hasil belajar siswa.

DAFTAR PUSTAKA

Akhtar, K., Qaisara, P., Kiran, S, Rashid, M., &Satti, A. K. 2012. “A Study of Student’sAttitudes to Words Cooperative Learning”.International Journal of Humanities andSocial Science. 2(11): 141-147.

Budiyono. 2011. Penilaian Hasil Belajar. Surakarta:UNS Pers

Budiyono. 2013. Statistika Untuk Penelitian Edisike-3. Surakarta: UNS Pers.

Guven, B. & Kosa, T. 2008. “The Effect of DynamicGeometry Software On StudentMathematics Teachers’ SpatialVisualization Skills”. The Turkish Online

Journal of Education Technologi.7(4):100-107.

Hamdani. 2011. Strategi Mengajar. Bandung:Pustaka Setia.

Maier, P.H. 1998. “Spasitian Geometry and SpasialAbility- How to Make Solid GeometrySolid? In Elmar Cohors-Fresenborg, K.Reiss, G. Toener, and H.-G.Weigand,Editor”. Selected Papers from the AnnualConference of Didactics of Mathematics1996, Osnabrueck, p. 69-81.

Marshall, B. & Drummond, M. J. 2006. “HowTeachers Engage with Assessment forLearning: Lessons From The Classroom”.Research Papers in Education. 21(2): 133-149.

Mutia. 2013. Eksperimentasi PembelajaranMatematika Dengan Model ElicitingAchivities (MEAs) dan kooperatif TipeTeams Assisted Individualization (TAI)Ditinjau Dari Disposisi Matematis SiswaKelas VII SMP Negeri Se-kota BengkuluPada Materi Bangun Datar. Tesis. Tidakditerbitkan. Surakarta: UNS.

Nano Sunartyo. 2005. Siap Lulus TBS. Yogyakarta:Tunas Publishing.

Nneji, L. 2011. “Impact of Framing and TeamAssisted Individualized InstructionalStrategies Students’ Achievement in BasicScince in The North Central Zone ofNigeria”. Knowledge Review. 23(4): 1-8.

Rahayu. 2011.Eksperimentasi Model PembelajaranKooperatif Tipe Time-Games-Tournament(TGT) yang Dimodifikasi DenganAssessment For Learning (AfL) PadaPokok Bahasan Aplikasi Turunan FungsiDitinjau Dari Perhatian Orang Tua SiswaKelas XI IPA SMA Negeri Di Surakarta.Tesis. Tidak diterbitkan. Surakarta: UNS.

Renganathan, L. 2013. “Partners: Effectiveness ofCooperative Teaching Learning On TheNursing Care of Patients with Gout amongGeneral Nursing Diploma Students”.International Journal OF ScientificResearch. 2(9): 127-129.

58|Jurnal Sangkareang Mataram ISSN No.2355-9292

Volume 2, No. 3, September 2016 http://www.untb.ac.id

Santosa. 2011. Eksperimentasi Model PembelajaranMissuori Mathematics Project (MMP)Termodifikasi Ditinjau Dari KemampuanSpasial Siswa Kelas x SMA Negeri KotaSurakarta.Tesis. Tidak diterbitkan.Surakarta: UNS.

Sharan, S. 2012. The Handbook of CooperativeLearning. Yogyakarta: Familia.

Siti Marliah Tambunan. 2006. “Hubungan AntaraKemampuan Spasial Dengan PrestasiBelajar Matematika”. Jurnal Makara,Sosial Humaniora. 10(1): 27-32