36
BAB I LATAR BELAKANG Kejang adalah suatu manifestasi klinis sebagai akibat dari cetusan yang berlebihan dan abnormal dari sel-sel neuron di otak. Manifestasi klinis dapat berupa fenomena abnormal yang sementara dan mendadak, antara lain berupa gangguan kesadaran, motorik, sensorik, otonom, ataupun psikis. Kejang juga merupakan salah satu gejala gangguan susunan saraf pusat dan kedaruratan paling sering pada masa neonatus. 1 Kejang pada neonatus adalah kejang yang terjadi pada bayi baru lahir sampai usia 28 hari. 2 Kejang Sampai sekarang sangat sulit untuk mempelajari dan mengenal secara pasti terjadinya suatu bangkitan kejang pada neonatus, sehingga insidensi dan prevalensi yang pasti sampai saat ini belum dapat diketahui dengan pasti. Meskipun demikian, angka kejadian di Amerika Serikat berkisar antara 0,8-1,2 setiap 1000 bayi lahir hidup setiap tahunnya. 3 Sumber pustaka lain menyebutkan angka kejadian pada umumnya berkisar antara 1,5 per 1000 kelahiran sampai 14 per 1000 kelahiran. Di ruang perawatan intensif, pada bayi berat lahir rendah yang sakit, frekuensi kejang meningkat sampai 25%. Kejang pada bayi baru lahir 85% terjadi pada 15 hari pertama kehidupan dan 65% terjadi pada hari kedua dan kelima kehidupan. 3 Gambaran klinis kejang pada neonatus sangat bervariasi bahkan sangat sulit dibedakan dengan gerakan normal bayi itu 1

5 - NEUROLOGI - Kejang Neonatus

Embed Size (px)

DESCRIPTION

NEUROLOGI - Kejang Neonatus

Citation preview

BAB ILATAR BELAKANG

Kejang adalah suatu manifestasi klinis sebagai akibat dari cetusan yang berlebihan dan abnormal dari sel-sel neuron di otak. Manifestasi klinis dapat berupa fenomena abnormal yang sementara dan mendadak, antara lain berupa gangguan kesadaran, motorik, sensorik, otonom, ataupun psikis. Kejang juga merupakan salah satu gejala gangguan susunan saraf pusat dan kedaruratan paling sering pada masa neonatus.1 Kejang pada neonatus adalah kejang yang terjadi pada bayi baru lahir sampai usia 28 hari.2Kejang Sampai sekarang sangat sulit untuk mempelajari dan mengenal secara pasti terjadinya suatu bangkitan kejang pada neonatus, sehingga insidensi dan prevalensi yang pasti sampai saat ini belum dapat diketahui dengan pasti. Meskipun demikian, angka kejadian di Amerika Serikat berkisar antara 0,8-1,2 setiap 1000 bayi lahir hidup setiap tahunnya.3 Sumber pustaka lain menyebutkan angka kejadian pada umumnya berkisar antara 1,5 per 1000 kelahiran sampai 14 per 1000 kelahiran. Di ruang perawatan intensif, pada bayi berat lahir rendah yang sakit, frekuensi kejang meningkat sampai 25%. Kejang pada bayi baru lahir 85% terjadi pada 15 hari pertama kehidupan dan 65% terjadi pada hari kedua dan kelima kehidupan.3Gambaran klinis kejang pada neonatus sangat bervariasi bahkan sangat sulit dibedakan dengan gerakan normal bayi itu sendiri. Gejala klinis yang terlihat pada kejang neonatus sangat berbeda dibandingkan kejang yang terjadi pada bayi dengan umur lebih tua. Hal ini disebabkan karena otak pada neonates masih merupakan otak immatur, sehingga lebih inkompeten dalam menyalurkan gelombang listrik.2

BAB IITINJAUAN PUSTAKA

2.1 Definisi Kejang pada Neonatus Kejang merupakan keadaan darurat pada neonatus karena dapat mengakibatkan hipoksia otak yang berbahaya bagi kelangsungan hidup bayi. Selain itu, kejang dapat merupakan suatu tanda atau gejala signifikan dari suatu masalah SSP pada neonatus. Diagnosis dan intervensi dini sangat dibutuhkan bukan hanya karena kejang merupakan tanda suatu penyakit serius yang tersembunyi, tapi juga dapat berpengaruh pada metode suportifseperti alat bantu pernafasan dan perlengkapan yang dibutuhkan untuk pemberian nutrisi. Seperti yang tertulis di buku neonatologi IDAI , saat ini diketahui neonatus memiliki daya tahan terhadap kerusakan otak yang lebih baik, namun efek jangka panjang berupa penurunan ambang kejang, gangguan belajar dan daya ingat tetap dapat terjadi di masa depan.3

2.2 EtiologiMenemukan etiologi kejang pada neonatus merupakan hal yang sangat penting karena hal ini berguna untuk melakukan penanganan secara spesifik dan juga untuk mengetahui prognosis. Berdasarkan literatur, didapatkan beberapa etiologi dari kejang neonatus yaitu: 4a. Asfiksia Asfiksia perinatal menyebabkan terjadinya ensefalopati hipoksik-iskemik dan merupakan masalah neurologis yang penting pada masa neonatal, dan menimbulkan gejala sisa neurologis di kemudian hari. Asfiksia intrauterin adalah penyebab terbanyak ensefalopati hipoksik-iskemik. Hal ini karena terjadinya hipoksemia, kurangnya kadar oksigen ke jaringan otak. Kedua keadaan tersebut dapat terjadi secara bersama-sama, yang satu dapat lebih dominan tetapi faktor iskemia merupaka faktor yang paling penting dibandingkan hipoksemia.

b. Trauma dan Perdarahan IntrakranialTrauma dan perdarahan intrakranial biasanya terjadi pada bayi yang lahir dengan postur badan besar yang dilahirkan oleh ibu dengan kehamilan primipara. Hal ini juga dapat terjadi pada partus lama, persalinan yang sulit disebabkan oleh kelainan kedudukan janin dalam rahim atau kelahiran presipitatus sebelum serviks uteri membuka cukup lebar. Pada bayi berat lahir rendah dengan berat badan 45mg% pada 3-4x pemeriksaan maka bayi cukup diberi minum peroral. Hipoglikemia dengan gejala Tremor, mengigil, apneu, letargi, malas minum, kejang, tangis yang tidak normal, serta pemeriksaan dextrostix 45mg%) Selanjutnya jumlah cairan diturunkan bertahap sampai 4ml/kgbb/jam sampai dextrostix stabil >45mg% dan dilanjutkan dengan minuman peroral Bila dextrostix sesudah 12 jam tetap