5. LPJ Mawar

Embed Size (px)

Citation preview

  • 8/19/2019 5. LPJ Mawar

    1/23

     

    SATUAN ACARA PENYULUHAN BALDDER TRAINING

    DI RUANG MAWAR RSD dr. SOEBANDI JEMBER

    DISUSUN OLEH:

    KELOMPOK 5 

    1.  YunitaSellySantosoS.Kep (102310101055)

    2.  DharaAyuPrasetyoriniS.Kep (112311101013)

    3. 

    Rr. C. PristaHayuningtyasS.Kep (112311101024)

    4.  WahyuElokPambudiS.Kep (112311101043)

    5.  DewaAyuEka C.M.S S.Kep (112311101047) 

    PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI NERS

    UNIVERSITAS JEMBER

    2015

  • 8/19/2019 5. LPJ Mawar

    2/23

    BAB 1. PENDAHULUAN

    1.1 Latar Belakang 

    Berkemih adalah pengeluaran urin dari tubuh,berkemih terjadi sewaktu sfingter

    uretra internal dan eksternal di dasar kandung kemih berelaksasi. Derajat regang yang

    dibutuhkan untuk menghasilkan efek ini bervariasi pada individu, beberapa individu

    dapat mentoleransi distensi lebih besar tanpa rasatidak nyaman (Gibson,2002).

    Individu dapat mengalami gangguan dalam berkemih karena adanya sumbatan atau

    ketidakmampuan sfingter uretra untuk berelaksasi, sehingga perlu dilakukan tindakan

    untuk dapat mengeluarkan urin dari kandung kemih,salah satu tindakannya adalah

    dengan pemasangan douercatheter. Douercatheter adalah adalah selang yang terbuat

    dari bahan karet yang berguna untuk mengeluarkan urine dari kandung kemih pada

    saat pasien tidak dapat melakukan proses berkemih secara mandiri (Perry & Potter,

    2005).

    Kateter dapat digunakan untuk pasien yang tidak mampu melakukan urinari,

    untuk menentukan perubahan jumlah urin sisa dalam kandung kemih setelah buang

    air kecil,untuk memintas suatu obstruksi yang menyumbat aliran urin,menyediakancara untuk memantau pengeluaran urin setiap jam pada pasien yang sakit berat,dan

    memudahkan pengobatan dengan operasi (Smeltzer & Bare, 2002). Pada saat douer

    catheter terpasang, kandung kemih tidak terisi dan berkontraksi, pada akhirnya

    kapasitas kandung kemih menurun atau hilang (atonia). Apabila atonia terjadi dan

    kateter dilepas, otot detrusor mungkin tidak dapat berkontraksi dan pasien tidak dapat

    mengeluarkan urin nya, sehingga terjadi komplikasi gangguan fungsi perkemihan.

    Untuk itu perlu dilakukan bladder training sebelum melepas kateter urinari (Smeltzer

    & Bare,2002).

    Bladder training merupakan tindakan keperawatan yang dilakukan pada pasien

    yang terapasang kateter dengan tujuan melatih otot detrusor kandung kemih supayadapat kembali normal lagi setelah kateternya dilepas. Setelah kateter dilepas, terdapat

     beberapa kemungkinan yang akan dialami oleh pasien berhubungan dengan proses

    dan reflek berkemihnya. Efek samping dari pemasangan kateter adalah terjadinya

    inkontnensia urin dan retensi urine (Perry & Potter, 2005). Dengan pengelolaan yang

     baik,diharapkan pasien yang terpasang kateter tidak mengalami perubahan pola

  • 8/19/2019 5. LPJ Mawar

    3/23

     berkemih sesudah kateternya dilepas. Pengelolaan yang baik disini adalah dengan

    cara dilatih tehnik bladder training. Tehnik bladder training adalah tehnik menahan

    kemudian dilepas pada kateter dengan interval waktu tertentu untuk melatihkembalinya kemampuan otot kandung kemih dalam mengontrol urine yang akan

    dikeluarkan. Karena latar belakang tersebut, maka kelompok memutuskan untuk

    memberikan pendidikan kesehatan tentang bladder training pada pasien maupun

    keluarga di Ruangan Mawar RSD Dr. Soebandi Jember.

    1.2 Perumusan Masalah

    Sesuai dengan pembatasan masalah dan identifikasi masalah yang telah

    dikemukakan diatas, maka dapat dirumuskan masalah yaitu bagaiamana pengaruh

     pendidikan kesehatan bladder training terhadap pengetahuan keluarga dan pasien di

    ruang mawar RSD Dr. Soebandi Jember?

    1.3 Tujuan

    1.3.1 Tujuan

    Tujuan dalam pendidikan kesehatan ini terdiri dari tujuan umum dan tujuan

    khusus.

    1.3.2 Tujuan Umum

    Tujuan umum dari pendidikan kesehatan ini yaitu setelah selesai mengikuti

    pendidikan kesehatan kesehatan selama 20 menit keluarga dan pasien mampu memahami

    konsep dasar dan cara melakukan bladder training

    1.3.3 Tujuan Khusus

    Tujuan khusus setelah mengikuti pendidikan kesehatan selama 20 menit

    diharapkan keluarga dan pasien mampu :

    a.  Mengetahui konsep bladder training

    b.  Melakukan bladder training untuk mengembalikan fungsi perkemihan

  • 8/19/2019 5. LPJ Mawar

    4/23

    1.4 Manfaat

    Pelaksanan pendidikan kesehatan kesehatan terkait bladder training bermanfaat bagi pasien, bagi keluarga, dan bagi rumah sakit. Manfaat tersebut antara

    lain sebagai berikut.

    1.4.1  Bagi Pasien

    Pendidikan kesehatan yang dilakukan ini diharapkan dapat membantu

    meningkatakan derajat kesehatan pasien khususnya pasien yang terpasang

    kateter lama di Ruang Mawar RSD dr. Soebandi Kabupaten Jember

    1.4.2 Bagi Keluarga

    Pendidikan kesehatan yang dilakukan ini diharapkan dapat menambah

     pengetahuan, pengalaman, dan wawasan keluarga pasien sehingga dapat

    membantu pasien untuk sehat kembali dan berkemih secara normal

    1.4.3  Bagi Rumah Sakit

    Pendidikan kesehatan yang dilakukan di Ruang Mawar RSD Dr. Soebandi

    diharapkan dapat mengembalikan derajat kesehatan pasien dan memberikan

     perawatan yang maksimal pada pasien. 

  • 8/19/2019 5. LPJ Mawar

    5/23

    BAB 2. PELAKSANAAN KEGIATAN

    2.1 Khalayak SasaranSasaran : Masyarakat UmumTarget : Pasien dan keluarga pasien di ruang mawar RSD dr.

    Soebandi Jember

    2.2 Metode yang DigunakanMetode : Ceramah dan diskusi

    Media : Leaflet dan powerpoint

    2.3 Waktu PelaksanaanHari/Tanggal : Minggu, 13 Desember 2015

    Pukul : 11.00 – 

     11.20 WIBTempat : Ruang Mawar RSD dr. Soebandi Jember

    Peserta : 15 orang

    Susunan Acara

     No. Acara Waktu

    1. Persiapan 11.00-11.05 WIB

    2. Pembukaan 11.05-11.08 WIB

    3. Penjelasan dan demonstrasi 11.08-11.15WIB

    4. Evaluasi dan penutup 11.15-11.20 WIB

    PengorganisasianPenanggung jawab : Wahyu Elok Pambudi, S.Kep

    Moderator : Rr. Caecilia Pristahayuningtyas, S.Kep

    Penyaji : Dhara Ayu P, S.KepFasilitator : Dewa Ayu Eka C.M.S, S.Kep

    Sie. Dokumentasi : Yunita Selly S, S.Kep

  • 8/19/2019 5. LPJ Mawar

    6/23

    BAB 3. HASIL KEGIATAN

    3.1 Analisis Evaluasi dan Hasil-Hasilnya

    Persiapan yang dilakukan sebelum pendidikan kesehatan tentang tentang

     pendidikan kesehatan terkait bladder training adalah menyiapkan tempat pendidikan

    kesehatan, menyiapkan materi dan satuan acara penyuluhan, menyiapkan media yang

    akan digunakan. Persiapan yang dilakukan berjalan dengan lancar, meskipun hanya

    terdapat beberapa audiens yang antusias. Kegiatan penyuluhan kemudian dimulai

    dengan memulai pendidikan kesehatan seperti yang dijelaskan di satuan acara penyuluhan (terlampir). 

    3.1.1  Evaluasi Struktur

    a.  Mahasiswa telah menyiapkan materi dan media pembelajaran dalam

     proses pendidikan kesehatan

     b.  Materi yang akan disajikan sudah dibuat dalam bahasa dan istilah yang

    mudah dipahami dan menarik

    c.  Mahasiswa mampu melakukan diskusi interaktif dan komunikatif

    dengan keluarga dan pasien.

    d.  Tersedia lingkungan yang nyaman dan kondusif selama pendidikan

    kesehatan dilaksanakan

    3.1.2  Evaluasi Proses

    a.  Mahasiswa dapat menjelaskan pengertian bladder training

     b.  Mahasiswa dapat menjelaskan tujuan bladder training

    c.  Mahasiswa dapat menjelaskan kapan dilakukan bladder training

    d. 

    Mahasiswa dapat menjelaskan langkah melakukan bladder training

    e.  Proses pendidikan kesehatan dapat berjalan kondusif dan lancar

    3.1.3  Evaluasi hasil

    a.  Keluarga dan pasien memperhatikan saat pendidikan kesehatan

     berlangsung

  • 8/19/2019 5. LPJ Mawar

    7/23

     b.  Keluarga mengajukan pertanyaan dan berdiskusi bersama untuk

    menemukan jawaban

    c.  Kegiatan pendidikan kesehatan yang dilakukan diakhiri dengan baik

    3.2 Faktor Pendorong

    Faktor yang mendorong keberhasilan pendidikan kesehatan yang telah

    dilakukan adalah diantaranya:

    a.  Keluarga dan pasien mendengarkan selama proses pendidikan kesehatan

     b.  Keluarga aktif dalam proses tanya jawab

    3.3 Faktor Penghambat

    Faktor yang menghambat keberhasilan pendidikan kesehatan yang telah

    dilakukan adalah diantaranya: 

    a.  Pendidikan kesehatan dilakukan saat jam berkunjung, jadi situasi agak ramai

    dan suara yang menyampaikan materi tidak terlalu jelas

     b. 

    Beberapa keluarga dan pasien tidak memperhatikan saat pendidikan kesehatan berlangsung

    c.  Kondisi ruangan yang terkadang ramai dapat memecah konsentrasi dan

     perhatian keluarga dalam mengikuti pendidikan kesehatan

  • 8/19/2019 5. LPJ Mawar

    8/23

    BAB 4. KESIMPULAN DAN SARAN

    4.1 Kesimpulan

    Bladder training merupakan salah satu upaya untuk mengembalikan fungsi

    kandung kemih yang mengalami gangguan ke keadaan normal atau ke fungsi optimal

    . Tujuan dari baldder traing yaitu membantu mendapatkan pola berkemih yang rutin,

    memperkuat otot kandung kemih, memperpanjang jarak waktu berkemih,

    meningkatkan kapasitas kandung kemih dan meningkatkan jumlah waktu

     pengosongan kandung kemih, secara nyaman tanpa adanya kebocoran. Pendidikan

    kesehatan terkait bladder training sendiri akan mengembalikan fungsi berkemih dari

     pasien yang lama terpasang kateter atau post operasi.

    4.2 Saran

    a.  Bagi Sasaran

    a)  Pendidikan kesehatan yang dilakukan ini diharapkan dapat menambah

     pengetahuan, pengalaman, dan wawasan keluarga pasien terkait bladder

    training

     b. 

    Bagi Tenaga kesehatan

    1)  Melakukan penyuluhan terkait bladder training di rumah sakit

    2)  Melakukan pendidikan kesehatan pada pasien dengan pemasangan kateter

    yang lama dan pasien pasca operasi terkait latihan berkemih

    LAMPIRAN

    lamp 1. berita acara

    lamp 2. daftar hadir

    lamp 3. SAP

    lamp 4. materi

    lamp 5. leaflet

    lamp 6. dokumentasi

  • 8/19/2019 5. LPJ Mawar

    9/23

    Lampiran 1 berita acara

    KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGIUNIVERSITAS JEMBER

    PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN

    PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI NERS

    BERITA ACARA

    Pada hari ini, Minggu, 13 Desember 2015 jam 11.00 s/d 11.20WIB bertempat

    diRuang Mawar RSD. dr. Soebandi Jember telah dilaksanakan kegiatan

    Pendidikan Kesehatan tentang Bladder Training oleh Mahasiswa Profesi

    angkatan XVI PSIK Universitas Jember. Kegiatan ini diikuti oleh 15 orang (daftar

    hadir terlampir).

    Jember, 13 Desember 2015

    Mengetahui,

    PembimbingKlinik

     Ns. Sugito, S.Kep

     NIP 203200316 1119810101

  • 8/19/2019 5. LPJ Mawar

    10/23

    Lampiran 2 daftar hadir

    KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGIUNIVERSITAS JEMBER

    PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN

    PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI NERS

    DAFTAR HADIR

    Kegiatan Pendidikan Kesehatan tentang Bladder Training pada: Hari Minggu,

    Tanggal 13 Desember 2015 pukul 11.00-11.20 WIB. Tempat: Ruang Mawar

    RSD. dr. Soebandi Jember

  • 8/19/2019 5. LPJ Mawar

    11/23

    SATUAN ACARA PENYULUHAN

    Tempat : Ruang Mawar RSD dr.Soebandi Jember

    Sasaran : Pasien dan keluarga pasien

    Hari / Tanggal : Minggu / 13 Desember 2015

    Alokasi waktu : 20 menit

    A. 

    TUJUAN INSTRUKSIONAL UMUM 

    Setelah mendapatkan penyuluhan selama 20 menit dapat mengetahui dan

    memahami tentang tekhnik-tekhnik bladder training.

    B.  TUJUAN INSTRUKSIONAL KHUSUS 

    Setelah mendapatkan penyuluhan, peserta penyuluhan dapat:

    1.  Menjelaskan pengertian bladder training

    2. 

    Menjelaskan tujuan bladder training

    3. 

    Menjelaskan Indikasi bladder training

    4.  Menjelaskan Prosedur bladder training

    C.  POKOK BAHASAN 

    Tekhnik bladder training

    D.  SUB POKOK BAHASAN 

    1.  Pengertian bladder training

    2. 

    Tujuan bladder training

    3.  Indikasi bladder training

    4.  Prosedur bladder training

  • 8/19/2019 5. LPJ Mawar

    12/23

    E.  KEGIATAN BELAJAR MENGAJAR

    No Aktifitas Fasilitator Aktifitas Peserta Waktu 

    1 Memberikan salam dan

    memperkenalkan diri

    Membalas salam 1 menit

    2 Menjelaskan maksud

     pertemuan dan menjelaskan

    tujuan dari pembelajaran

    Mendengarkan 2 menit

    3 Menanyakan apakah ada yang

    sudah pernah atau mengetahui

    tentang tekhnik latihan bladder

    training.

    Menjawab dan

    menyampaikan

     pendapat

    2 menit

    4 Menjelaskan :

    1.  Pengertian bladder training

    2. 

    Tujuan bladder training

    3.  Indikasi bladder training

    4.  Prosedur bladder training

    Mendengarkan dan

     bertanya

    10 menit

    7 Menanyakan apakah ada

     pertanyaan dan penutup

    Bertanya 5 menit 

    F.  METODE 

    a.  Ceramah tanya jawab

     b.  Membagikan leaflet

    G.  MEDIA 

    Leaflet dan PPT 

    H.  PENGORGANISASIAN 

    1. 

    Penanggung jawab : Wahyu Elok Pambudi S.Kep

    2.  Penyaji : Dewa Ayu Eka C.M.S S.Kep

    3. 

    Fasilitator : - Dhara Ayu Prasetyorini S.Kep

    -  Rr. C.Prista Hayuningtyas S.Kep

    4. 

    Sie. Dokumentasi : Yunita Selly santoso, S.Kep

    I.  EVALUASI 

    1.  Evaluasi persiapan

    Persiapan tempat, persiapan media dan persiapan peserta

  • 8/19/2019 5. LPJ Mawar

    13/23

    2. 

    Evaluasi Proses

    Saat peserta menenima pendidikan kesehatan dari penyuluh (observasi)

    3.  Evaluasi Hasil

    Evaluasi yang diberikan berupa pertanyaan terbuka, antara lain:

    a.  Apakah pengertian bladder training?

     b.  Apakah tujuan bladder training?

    c.  Siapa saja yang melakukan bladder training?

    d.  Bagaimana prosedur bladder training?

    J. 

    SUMBER  Potter, P. A. & Perry, A. G. 2005. Buku ajar fundamental keperawatan : konsep,

     proses dan praktik (ed.4). Jakarta : EGC.

    Smeltzer, S. C. & Bare, B. G. 2001. Buku ajar keperawatan medical bedah

    Brunner & Suddarth (ed. 8). Jakarta : EGC

    Gibson J., 2002. Fisiologi dan Anatomi Moderen Untuk Perawat. Edisi ke 2 ,

    Jakarta : EGC

    Hickey, J.V. 2003. The clinical practice : neurological and neurosurgicalnursing.

    5th edition. Philadelphia : Lippincott Williams & Wilkins.

    Ford-Martin, P.G. 2002. Urinary incontinence health article. Tersedia:

    http://www.healthline.com/adamcontent/urge-incontinence/2  Diakses

    09 desember 2015

    Hariyati, Tutik S. 2000. Hubungan antara bladder retraining dengan proses

     pemulihan inkontinensia urin pada pasien stoke. Tersedia

    http://www.digilib.ui.ac.id/opac/themes/libri2/detail.jsp?id=76387&lokas

    i=lokal Diakses 09 Desember 2015

    Suryahanto, T. 2008. Asuhan keperawatan pada klien dengan gangguan sistem

     perkemihan. Jakarta: Trans Info Media

    Maryam, R. Siti. 2008. Mengenal Usia Lanjut dan Perawatannya. Jakarta:

    Salemba Medika

    http://www.healthline.com/adamcontent/urge-incontinence/2http://www.digilib.ui.ac.id/opac/themes/libri2/detail.jsp?id=76387&lokasi=lokalhttp://www.digilib.ui.ac.id/opac/themes/libri2/detail.jsp?id=76387&lokasi=lokalhttp://www.digilib.ui.ac.id/opac/themes/libri2/detail.jsp?id=76387&lokasi=lokalhttp://www.digilib.ui.ac.id/opac/themes/libri2/detail.jsp?id=76387&lokasi=lokalhttp://www.digilib.ui.ac.id/opac/themes/libri2/detail.jsp?id=76387&lokasi=lokalhttp://www.healthline.com/adamcontent/urge-incontinence/2

  • 8/19/2019 5. LPJ Mawar

    14/23

    MATERI

    A.  Definisi Bladder Training

    Bladder training adalah salah satu upaya untuk mengembalikan

    fungsi kandung kemih yang mengalami gangguan ke keadaan normal atau

    ke fungsi optimal neurogenik (Potter & Perry, 2005). Bladder training

    merupakan salah satu terapi yang efektif di antara terapi nonfarmakologi.

    Pengendalian kandung kemih dan sfingter dilakukan agar terjadi

     pengeluaran urin secara kontinen. Latihan kandung kemih harus dimulai

    dahulu untuk mengembangkan tonus kandung kemih saat mempersiapkan

     pelepasan kateter yang sudah terpasang dalam waktu lama, dengan

    tindakan ini bisa mencegah retensi (Smeltzer, 2001).  Bladder training  

    merupakan penatalaksanaan yang bertujuan untuk melatih kembali

    kandung kemih ke pola berkemih normal dengan menstimulasi

     pengeluaran urin.

    Bladder training umumnya digunakan untuk mengatasi stress

    incontinence, urgent incontinence dan mixed incontinence, cara

    melakukannya yaitu saat ada rangsangan ingin berkemih cobalah untuk

    mulai menahan urin selama 5 menit, bila mampu menahan selama 5 menit

    tingkatkan sampai 10 menit dan seterusnya sehingga jarak berkemih 2-3 jam. Lakukan bladder training 3-12 minggu (Ford Martin, 2002)

    Bladder training dapat dilakukan dengan latihan menahan kencing

    (menunda untuk berkemih). Pada pasien yang terpasang kateter, Bladder

    training dapat dilakukan dengan mengklem aliran urin ke urin bag

    (Hariyati, 2000).

    Bladder training dilakukan sebelum kateterisasi diberhentikan.

    Tindakan ini dapat dilakukan dengan menjepit kateter urin dengan klem

    kemudian jepitannya dilepas setiap beberapa jam sekali. Kateter di klem

    selama 20 menit dan kemudian dilepas. Tindakan menjepit kateter inimemungkinkan kandung kemih terii urin dan otot detrusor berkontraksi,

    sedangkan pelepasan klem memungkinkan kandung kemih untuk

    mengosongkan isinya (Smeltzer, 2001).

    B. 

    Tujuan Bladder Training

    Terapi ini bertujuan memperpanjang interval berkemih yang

    normal dengan berbagai teknik distraksi atau teknik relaksasi sehingga

    frekuensi berkemih dapat berkurang, hanya 6-7 kali per hari atau 3-4 jam

    sekali. Melalui latihan, penderita diharapkan dapat menahan sensasi

  • 8/19/2019 5. LPJ Mawar

    15/23

     berkemih. Latihan ini dilakukan pada pasien pasca bedah yang di pasang

    kateter (Suharyanto,2008).

    Karon(2005) menyatakan tujuan dilakukan bladder training yaitu

    Membantu mendapat pola berkemih yang rutin, Mengembangkan tonus

    otot kandung kemih, Memperpanjang interval waktu berkemih,

    Meningkatkan kapasitas kandung kemih. Tujuan dari bladder training

    adalah untuk meningkatkan jumlah waktu pengosongan kandung kemih,

    secara nyaman tanpa adanya urgensi, atau inkontinensia atau kebocoran

    Menururt Siti Maryam (2008), tujuan dari bladder training adalah:

    1.  Untuk melatih seseorang mengembalikan kontrol miksi (kemampuan

     berkemih) dalam rentang waktu 2-4 jam

    2. 

    Agar klien dapat menahan kencing dalamwaktu yang lama

    3. 

    Mempertahankan klien tetap dalam kondisi kering

    4.  Mencegah inkontinensia urgensi

    5.  Memberikan rasa nyaman

    C. 

    Indikasi Bladder Training

    Bladder Training dapat dilakukan pada pasien yang mengalami

    retensi urin, pada pasien yang terpasang kateter dalam waktu yang lama sehingga fungsi

    spingter kandung kemih terganggu (Suharyanto, 2008). Bladder training

     juga bisa dilakukan pada pasien yang

    -  menggunakan kateter yang lama

    -   pasien yang mengalami inkontinensia urin

    -  klien yang akan di lakukan pelepasan dower kateter

    -   pada klien post operasi.

    D.  Kontraindikasi Bladder Training

    -  Sistitis berat

    -  Pielonefritis

    -  Gangguan/kelainan uretra

    -  Hidronefrosis

    -  Vesicourethral reflux 

    -  Batu traktus urinarius

    Penderita tidak kooperatif

  • 8/19/2019 5. LPJ Mawar

    16/23

    E. 

    Prosedur Bladder Training

    1.  Tahapan Bladder Training

    a.  Persiapan alat :

    -  Jam

    -  Air minum dalam tempatnya

     b.  Persiapan pasien

    -  Jelaskan maksud dan tujuan dari tindakan tersebut

    -  Jelaskan prosedur tindakan yang harus dilakukan klien

    2. 

    Langkah-langkah :

    -  Beritahu klien untuk memulai jadwal berkemih pada bangun tidur,

    setiap 2-3 jam sepanjang siang dan sore hari, sebelum tidur dan 4

     jam sekali pada malam hari.

    -  Beritahu klien minum yang banyak sekitar 30 menit sebelum waktu

     jadwal untuk berkemih.

    -  Beritahu klien untuk menahan berkemih dan memberitahu perawat

     jika rangsangan berkemihnya tidak dapat di tahan.

    Klien di suruh menunggu atau menahan berkemih dalam rentang

    waktu yang telah ditentukan 2-3 jam sekali

    -  30 menit kemudian, tepat pada jadwal berkemih yang telah

    ditentukan, mintalah klien untuk memulai berkemih dengan teknik

    latihan dasar panggul.

    -  Latihan

    2.1 Latihan I

    a. 

    Instruksikan klien untuk berkonsentrasi pada otot panggul

     b.  Minta klien berupaya menghentikan aliran urine selama

     berkemih kemudian memulainya kembali.

    c.  Praktikan setiap kali berkemih

    2.2 Latihan II

    a.  Minta kllien untuk mengembil posisi duduk atau berdiri

     b. 

    Instruksikan klien untuk mengencangkan otot-otot di

    sekitar anus

  • 8/19/2019 5. LPJ Mawar

    17/23

    2.3 

    Latihan III

    a.  Minta klien mengencangkan otot bagian posterior dan

    kemudian kontraksikan otot anterior secara perlahan sampai

    hitungan ke empat

     b.  Kemudian minta klien untuk merelaksasikan otot secara

    keseluruhan

    c.  Ulangi latihan 4 jam sekali, saat bangun tidur sealam 3

     bulan

    2.4 Latihan IV

    a. 

    Apabila memungkinkan, anjurkan Sit-Up yang dimodifikasi

    (lutut di tekuk) kepada klien

    3.  Evaluasi

    a. 

    Klien dapat menahan berkemih dalam 6-7 kali perhari atau 3-4 jam

    sekali

     b.  Bila tindakan point 5 seperti tersebut dirasakan belim optimal atau

    terdapat gangguan :

    1.  Maka metode diatas dapat di tunjang dengan metode

    rangsangan dari eksternal misalnya dengan suara aliran air dan

    menepuk paha bagian dalam

    2.  Menggunakan metode untuk relaksasi guna membantu

     pengosongan kandung kemih secara total, misalnya dengan

    membaca dan menarik napas dalam.

    3. 

    Menghindari minuman yang mengandung kafein.4.  Minum obat diuretic yang telah diprogramkan atau cairan

    untuk meningkatkan diuretic.

    E. Prosedur kerja dalam melakukan bladder training menurut

    Suharyanto (2008) yaitu :

    a. Lakukan cuci tangan.

     b. Mengucapkan salam

    c. jelaskan tujuan dan prosedur tindakan pada klien.

  • 8/19/2019 5. LPJ Mawar

    18/23

    d. Ciptakan lingkungan yang nyaman dengan menutup ruangan

    atau tirai ruangan.

    e. Atur posisi pasien yaitu dengan posisi dorsal recumbent

    f. Pakai sarung tangan disposibel

    g. Lakukan pengukuran volume urin pada kantong urin.

    h. Kosongkan kantong urin.

    i. Klem selang kateter sesuai dengan program selama 1 jam yang

    memungkinkan kandung kemih terisi urin dan otot destrusor

     berkontraksi, supaya meningkatkan volume urin residual.

     j. Anjurkan klien minum (200-250 cc).k. Tanyakan pada klien apakah terasa ingin berkemih setelah 1 jam.

    l. Buka klem dan biarkan urin mengalir keluar.

    m. Lihat kemampuan berkemih klien

    n. Lepaskan sarung tangan dan merapikan semua peralatan

  • 8/19/2019 5. LPJ Mawar

    19/23

     

    MEDIA

  • 8/19/2019 5. LPJ Mawar

    20/23

  • 8/19/2019 5. LPJ Mawar

    21/23

     

  • 8/19/2019 5. LPJ Mawar

    22/23

    DOKUMENTASI KEGIATAN

    Gambar 1. Penyuluhan Bladder Training di Ruang Mawar RSD dr. Soebandi Jember

    Gambar 2. Penyuluhan disampaikan menggunakan LCD dan pemberian leafleat oleh

    mahasiswa P3N PSIK Universitas Jember di Ruang Mawar RSD dr. Soebandi Jember

  • 8/19/2019 5. LPJ Mawar

    23/23

     

    Gambar 3. Mahasiswa menjawab pertanyaan pasien dan keluarga pasien yang

    mengikuti penyuluhan di Ruang Mawar RSD dr. Soebandi Jember