Click here to load reader

4.strategi utama dalam pengelolaan das

Embed Size (px)

Citation preview

  • 1. Strategi Utama dalam Pengelolaan DAS

2. Ruang Lingkup Pengelolaan DAS Pengelolaan lahan / ruang (kawasan lindung, penyangga, budidaya dan kawasan khusus). Pengelolaan sumberdaya air (kualitas, kuantitas, distribusi dan kontinuitas). Pengelolaan vegetasi (kawasan hutan dan kawasan lainnya) 3. Ruang Lingkup Pengelolaan DAS Pengembangan sumberdaya buatan (sarana dan prasarana pengairan) Pembinaan / pemberdayaan sumberdaya manusia (penyuluhan, pelatihan, permodalan, dll). Pengembangan kelembagaan (kelompok tani, forum-forum, LSM, Tim Koordinasi, Jejaring kerja, dll). 4. Penataan ruang dan rencana pengelolaan Rehabilitasi dan pelestarian hutan dan lahan, perlindungan dan pengaturan fungsi daerah resapan Mencegah dan mengendalikan pencemaran air dan udara Strategi Utama dalam Pengelolaan DAS 5. Pelestarian dan peningkatan produktivitas lahan untuk mendukung kehidupan Pelestarian dan peningkatan produktivitas lahan untuk mendukung kehidupan Pelestarian dan pemulihan hutan lindung dan kawasan pelestarian alam Strategi Utama dalam Pengelolaan DAS 6. Strategi Utama dalam Pengelolaan DAS Peningkatan kemampuan kelembagaan dengan sasaran : Kemampuan SDM aparat dan masyarakat Pengembangan basis data yang mendukung perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi. Pengembangan forum komunikasi, koordinasi, dan kerjasama pengelolaan Penyempurnaan dan penyesuaian regulasi serta penegakan hukum 7. Otonomi Daerah dan Pengelolaan DAS Perlu adanya penyesuaian regulasi dan mendukung pengelolaan DAS secara utuh, yang arealnya lintas wilayah administratif dan penggunaan lintas sektor, sehingga memungkinkan adanya sharing of benefit and cost diantara populasi dalam DAS secara adil. 8. Beberapa peraturan yang menunjang adalah : UU No. 22 tahun 1999 khususnya padal 87 yang menyatakan bahwa daerah dapat mengadakan kerjasama antar daerah dengan keputusan bersama, daerah apat mengadakan kerjasama dengan badan lain yang diatur dengan keputusan bersama kecuali menyangkut keuangan pemerintahan. PP No. 25 tahun 2000 pada pasal 3 ayat (5) menyatakan bahwa pedoman penyelenggaraan pengurusan erosi, sedimentasi, produktivitas lahan pada DAS lintas Kabupaten/Kota merupakan wewenang Propinsi. Otonomi Daerah dan Pengelolaan DAS 9. Paradigma Pengelolaan DAS Secara Partisipatoris Untuk mencapai hasil-hasil pembangunan yang berkelanjutan, diperlukan pergeseran paradigma di bidang pengelolaan DAS yang bersifat partisipatoris. Pendekatan partisipatoris harus disertai perubahan cara pandang terhadap DAS sebagai sistem hidrologi yang semula merupakan benda fisik menjadi benda ekonomi yang memiliki fungsi sosial. 10. Harapan dari pelibatan masyarakat : Pelibatan masyarakat setempat dalam pemilihan, perancangan dan pelaksanaan serta mengontrol dan mengevaluasi kegiatan pengelolaan DAS, dapat menjamin persepsi, pola sikap dan pola berpikir serta nilai-nilai dan pengetahuan lokal ikut dipertimbangkan secara penuh. Adanya umpan balik yang pada hakekatnya adalah bagian yang tidak terlepas dari kegiatan pembangunan keseluruhan. Paradigma Pengelolaan DAS Secara Partisipatoris 11. DALAM PENYELENGGARAAN PENGELOLAAN DAS Masyarakat merupakan fokus sentral dan tujuan akhir pembangunan Partisipasi menimbulkan harga diri & kemampuan pribadi untuk terlibat dalam proses pengambilan keputusan penting yang menyangkut masyarakat Partisipasi sebagai refleksi hak-hak demokratis individu 12. DALAM PENYELENGGARAAN PENGELOLAAN DAS Partisipasi merupakan lingkungan umpan balik arus informasi tentang sikap, aspirasi, kebutuhan & kondisi daerah. Partisipasi akan memperluas jangkauan pelayanan pemerintahan Partisipasi adalah cara yang efektif untuk membangun kemampuan masyarakat dalam pengelolaan program pembangunan. 13. UPAYA-UPAYA TEKNIS UNTUK MENDORONG PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM KEGIATAN PENGELOLAAN DAS Pembatasan lingkungan geografis dan populasi untuk memudahkan identifikasi masalah dan penentuan kegiatan Pertemuan rutin antara pemerintah, pemimpin lokal, petani dan wanatani dalam pengambilan keputusan. Pelibatan masyarakat dalam penyusunan program serta evaluasinya 14. Memberi kesempatan kepada kelompok masyarakat untuk meningkatkan pendapatan melalui keterlibatan dalam pelaksanaan kegiatan. Melalui pelatihan teknis partisipasi dan memanfaatkannya sebagai profesional dalam pendampingan masyarakat. Memfasilitasi pembentukan dan aktivitas Forum DAS, Forum RHL dan Forum UPAYA-UPAYA TEKNIS UNTUK MENDORONG PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM KEGIATAN PENGELOLAAN DAS 15. Pengembangan Pengelolaan DAS Secara Partisipatoris Identifikasi kelembagaan / stakeholders yang terkait dengan pengelolaan DAS; Perumusan bentuk kemitraan antar pihak berdasarkan kedudukan/status dan peran dari masing-masing pihak yang terlibat untuk setiap bentuk kegiatan; Pelibatan lembaga Perguruan Tinggi dan LSM untuk membantu pengembangan bentuk kemitraan. PT membantu memahami masalah, pemecahan masalah dan perumusan kemitraan yang akan dikembangkan LSM membantu memfasilitasi dan mendampingi dalam 16. Pengembangan Pengelolaan DAS Secara Partisipatoris Agar pengelolaan DAS dapat dilakukan secara optimal, perlu dilibatkan seluruh stakeholders (lembaga / instansi / masyarakat) yang direncanakan secara terpadu, menyeluruh, berkelanjutan dan berwawasan lingkungan dengan DAS sebagai suatu unit pengelolaan. Pelaksanaan pengelolaan DAS perlu didukung oleh peraturan perundang- undangan dan sistem pendanaan yang memungkinkan mekanisme kerjasama yang baik antar daerah stakeholders, dan antar sektor, serta adanya pembagian biaya dan 17. Pengembangan Pengelolaan DAS Secara Partisipatoris Aspek kelembagaan dalam pengelolaan DAS sangat penting untuk ditata sejalan dengan peraturan dan otonomi daerah agar koordinasi dan kerjasama antar lembaga/antar daerah menjadi lebih efektif dan efisien. Partisipasi aktif dan kemitraan dari masyarakat dan stakeholders dalam pengelolaan DAS perlu didorong/difasilitasi oleh pemerintah, perguruan tinggi dan LSM secara terus menerus.