49895596 Cavum Oris Dan Ilmu Material Kedokteran Gigi

Embed Size (px)

Citation preview

LAPORAN HASIL PBL ANATOMI FISIOLOGI RONGGA MULUT DAN MATERIAL KEDOKTERAN GIGI

Kelompok 8:1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9.

Weny Prahma Wati WidyaAyu Pematasari Yudistiara G.Y M. Rizky R. Maulana Beby Virgi Maulida Crenna Adhalia Ayuningtyas Dewi Sulistiyo Cahyani Layla Rohmania Noviana Faradilla Sandi

(0910740015) (0910741009) (0910741010) (0910743009) (0910743021) (0910743022) (0910743027) (0910743037) (0910743043)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER GIGI FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA 2009

A. CAVUM ORIS Batas-batas cavum oris- Dinding - Atap

: mukosa pipi yang diperkuat oleh m.buccinator : palatum yang terbagi menjadi palatum durum dan palatum mole

- Dasar

: m.mylohyoid, m.geniohyoid, lingua, dan kelenjar saliva

- Depan - Belakang

: labium oris : pharynx

Cavum oris berhubungan dengan pharynx melalui isthmus oropharyngeal ( isthmus faucium). Isthmus ini dapat membuka dan menutup karena diatur pergerakan lidah dan palatum molle.

Cavum oris dibagi menjadi 2 wilayah :- Vestibulum oris

: merupakan wilayah yang terletak di antara arcus Dentis,pipi dan bibir

- Cavum oris proper : merupakan bagian yang dibatasi arcus dentis

Musculus yang terdapat di cavum oris :- m.orbicularis oris terbagi menjadi pars palpebralis, pars orbitalis,

pars lacrimalis - m.buccinatorius - m.mentalis - m.levator labii superioris - m.levator anguli oris

- m.zygomaticus major - m.risorius - m.depressor labii inferioris - m.hyoglossus - m.genioglossus - m.chondroglossus - m.styloglossus - m.palatoglossus - m.pterygoideus lateralis - m.pterygoideus medialis

Os yang terdapat di cavum oris :1. os maxillae dapat dibagi menjadi :

Corpus mandibula. Procecessus zygomaticus. Processus frontalis. Processus palatina. Processus alveolaris

2. os mandibulae dapat dibagi menjadi: Corpus mandibulae

Margo superior : arcus alveolaris Margo Inferior : basis mandibulae. Facies externa: protuberance mentalis, foramen mentalis Facies interna: spine mentalis, fossa digastricus. Ramus, terdapat dua processus yang dipisahkan incisura mandibularis yaitu :

Processus coronoideus Processus Condylaris : Capitulum mandibulae. Collum mandibulae. Foramen mandibularis. Lingula mandibularis. Angulus andibulae Tuberositas masseterica

3. os palatum, terdapat bagian : Processus Palatinus Kecil dan berbentuk L, Membentuk dasar orbita, Kedua processus palatina bersama-sama membentuk palatum durum

4. os hyoid terletak di sebelah inferior cranium dan tidak berhubungan dengan tulang yang lain merupakan tempat perlekatan otot yang berhubungan dengan lidah dan pharynx os hyoid memiliki bagian-bagian : Corpus Cornu major yang merupakan : Fiksasi larynx dan Tempat perlekatan otot penggerak lidah.

-

Cornu minus yang merupakan : Tempat perlekatan ligament stylohyoid.

Fungsi cavum oris : 1. Merupakan pintu masuk ke saluran cerna, dan berperan dalam pencernaan awal makanan yang dibantu kelenjar saliva.2. Memanipulasi suara yang dihasilkan larynx sehingga bentuk bicara

jadi sempurna. 3. Dapat digunakan sebagai jalan nafas.

Aliran darah pada cavum oris dialirkan melalui a.carotis externa lalu ke a.maxilla. Dari a.maxilla dicabangkan menjadi dua ke a.alveolaris inferior untuk gigi bawah dan a.alveolaris superior untuk gigi atas. Inervasi pada cavum oris dilakukan oleh n.trigeminus (V) yang kemudian dicabangkan pada n.opithalmicus n.maxillaris keluar dari cranium melalui foramen fossa rotundum dan akan melalui fossa pterygopalatina lalu ke n.maxillaris. Dari n.maxillaris dicabangkan pada n.zygomaticus, n.aveolar superior, n.sphenopalatina dan n.infraorbitalis n.mandibullaris Dari n.mandibullaris dicabangkan pada n.spinosus, n.buccinators, n.massetericus, n.temporalis profundus, n.pterygoideus internus, n.lingua, n.alveolaris inferior Bagian bagian dari cavum oris : Vestibulum Oris Maxilla dan mandibula Gigi Berikut ini merupakan jenis gigi menurut pertumbuhannya : 1.Gigi deciduous (gigi susu) Keluar dari ginggiva pada usia 6 bulan sampai 2 tahun. Jumlahnya ada 10 pada maxilla dan 10 pada mandibula, masing-masing terdiri dari 4 incicivus, 2 caninus dan 4 molar. 2. Gigi permanent

Gigi

permanent

mulai

tampak

keluar

dari

ginggiva

menggantikan gigi deciduous pada usia 6 tahun sampai usia dewasa. Jumlahnya ada 16 pada maxilla dan 16 pada mandibula, terdiri dari 4 incicivus, 2 caninus, 4 premolar, dan 6 molar.

Macam2 gigi permanent, sebagai berikut : Incicivus adalah yang berada pada alveous anterior, gigi ini mepunyai 1 akar, coronanya berbentuk pahat dan berfungsi memotong makanan. Caninus adalah gigi yang terletak disebelah posterior incicivus,

merupakan gigi terpanjang, coronanya memiliki 1 cuspis dan berfungsi mencengkeram makanan. Premolar terletak di sebelah posterior caninus, mempunyai 2 cuspis pada coronanya satu pada sisi buccal satu pada sisi

lingual, pada umumnya mempunyai 1 akar kecuali premolar 1 atas kadang kadan mempunyai 2 akar. Molar adalah gigi yang paing posterior mempunyai 3 akar dgn 3 5 cuspis pada coronanya. Semua gigi mendapat vaskularisasi dari a. maxilla, yaitu : a. alveolaris inferior, memberi vascularisasi untuk semua gigi

mandibular.

a. alveolaris superior, memberi vascularisasi untuk gigi maxillaris.

a. alveolaris superior posterior, memberi vascularisasi untk

premolar dan molar. a. alveolaris superior anterior, memberi vascularisasi untuk

caninus dan incicivus. Semua nervus yang menginervasi gigi dan gingiva berasal dari cabang n.trigeminus.1. Gigi mandibulae

Gigi posterior di innervasi cabang langsung n. alveolaris inferior, di canalis mandibulae Premolar 1, caninus dan incicivus bersama ginggiva buccalnya di innervasi n. Incisivalis. Mucosa labium inferior diinnervasi n. mentalis. Gigi molar di innervasi n. alveolaris superior posterior. Gigi premolar diinnervasi n.alveolaris superior medialis. Nervus ini merupakan cabang dari r. infraorbitalis n. maxilaris. Gigi incisivus dan caninus diinnervasi n. alvelaris superior anterior, yang merupakan cabang dari n.infra orbitalis.

2. Gigi maxilla.

Ginggiva Ginggiva adalah mucosa sekitar gigi yag menutupi proc. Alveolaris, yang mendapat vaskularisasi sebagai berikut :

ginggivabuccal gigi bawah mendapat darah dari

cabang a. alveolaris inferior sedangkan sisi lingual mendapat darah dari a. lingualis. ginggivabuccal gigi atas mendapt darah dari a. gingiva palatalmendapat darah dari a. nasopalatinus alveolaris superior anterior dan posterior. dan a. palatina major. Palatum Lidah Kelenjar Saliva

B. LIDAH Lidah dilekatkan pada dasar mulut oleh frenulum lingua. Fungsi lidah antara lain Menggerakkan makanan dalam rongga mulut dan juga Menghasilkan cairan yang berisi enzym yang disebut lingual lipase. Lidah terdiri dari beberapa bagian, 1/3 bagian posterior disebut pars pharyngeal atau basis lidah sedangkan 2/3 bagian anterior disebut body of the tongue. Bagian bagian lidah antara lain Apex Lingua, Dorsum Lingua (permukaan ini kasar, karena terdapat tonjolan yang disebut papila), Facies inferior( Frenulum lingua lipatan pada permukaan inferior lidah yang menghubungkan lidah dengan dasar mulut) dan radix lingua.

Otot- otot pada lidah dibagi menjadi 2 macam, yaitu Otot extrinsic dan instrinsik. a. Otot Ekstrinsik Otot Ekstrinsik adalah otot yang berinsertio ke lidah tapi berorigo diluar lidah.Otot extrinsic ada empat yaitu M.genioglossus, m.hyoglossus, m.styloglosus, dan m.palatoglossus. Semua otot ini di inervasi motoris oleh n. hypoglossus(XII), kecuali m. palatoglossus diinnervasi oleh n.vagus (X). Vascularisasi dilakukan oleh a.lingualis.

b. Otot Instrinsic Otot Instrinsic adalah otot yang berorigo dan berinsertio di lidah. Otot insrinsic ada empat yaitu m. longitudinalis superior, m. longitudinalis inferior, m transversalis dan m. vertical. Otot intrinsik berfungsi memendekkan motoris oleh atau mengubah bentuk lidah dengan jalan lidah, menekuk ujung dilakukan lidah, oleh

menjulurkan (XII).

memipihkan dan membulatkan lidah. Semua otot ini diinnervasi secara n.hypoglossus Vascularisasi a.lingualis.

Innervasi lidah : a.Sensoris-

2/3 anterior : Umum. N.lingualis( V3) Pengecapan. N. facialis.

-

1/3 posterior

Umum dan pengecapan. N.glossopharyngeus. b.Motoris Inervasi pada motoris dilakukan oleh n.hypoglossus. Terdapat 3 macam glandula salivatorius yaitu: Sepasang glandula parotis. Sepasang glandula sublingualis. Glandula submandibularis. a. Glandula Parotis Berada di fossa parotis. Fossa ini dibatasi disebelah Posterior : m. sternocleidomastodeus. Anterior : ramus mandibulae. Superior : meatus acustius externus. Secresinya disalurkan melalui ductus parototidicus, ductus ini menyilang m. masseter kemudia bermuara di cavum oris setinggi molar 2 atas. Innervasi dilakukan oleh n.glossopharyngeal (IX). b. Glandula Sublingualis Berada di fossa sublingualis di sebelah medial permukaan inerna mandibulae. Kelenjar ini megeluarkan secesinya ke cavum oris melalui banyak ductus kecil2 yang bermuar ke crista plica sublingualis. Innervasi dilakukan oleh n.chorda tympani (VII).

c. Glandula Submandibularis Terletak di fossa submandibularis pada sisi medial mandibulae disebelah inferior m. mylohyoid. Salurannya bermuara di dasar cavum oris disebelah kanan kiri frenlum lingue. Innervasi dilakukan oleh n.chorda tympani (VII).

C. Temporomandibular Joint (TMJ) TMJ adalah sistem sendi tipe synovial yang dipisahkan oleh diskus artikularis (Articulation Disc). Dengan sistem sendi ini, rahang dapat bergerak untuk membuka, menutup dan gerakan mengunyah makanan. Sistem TMJ dibungkus oleh sebuah kapsul mulai dari leher processus condyloideus (di os. Mandibula), sepanjang sisi tepi eminantia articularis (Articular Eminence /

Articular Tubercle) & Fossa articularis (mandibular fossa) hingga region timpanosquamous.

Gerakan-gerakan yang dapat terjadi pada TMJ adalah, Protrusi, gerakan memajukan mandibula. Dibantu oleh m.

pterygoideus lateral dan media Retraksi, gerakan memundurkan mandibula. Dibantu oleh bagian posterior dari m. Temporalis, m. Masseter bagian dalam dan sedikit dari m. Geniohyoid & m. Digastricus Depresi, gerakan rahang kebawah. Dibantu oleh m. Digastricus, m. Geniohyoideus, m. Mylohyoid serta Gravitasi. Elevasi, gerakan rahang keatas. Dibantu oleh m. Temporalis, m. Masseter dan m. Pterygoideus media. Rata-rata pembukaan mulut maksimal pada manusia normal (tidak termasuk adanya stress, emosi atau trauma pada TMJ) adalah 50-60 mm, gerakan lateral kira-kira 10-12 mm dimana gerakan lateral ke kiri lebih besar sedikit daripada yang ke kanan, gerakan protraksi 811 mm dan gerakan retrusi kira-kira 1-3 mm Selain musculus-musculus, terdapat ligament-ligament yang juga membantu gerakan TMJ, yaitu Sphenomandibular Ligament,, Stylomandibular Ligament dan Lateral Ligament. Karena ada TMJ, mandibula dapat bergerak dengan mudah. Adapun posisi yang terjadi karena pergerakan mandibula adalah, Centric Occlusion, saat gigi geligi mengalami oklusi secara penuh dan maksimal. Centric Relation, saat kepala dari Processus Condyloideus pada mandibula berada pada posisi paling superior dan posterior dari Fossa mandibularis. Otot-otot yang bekerja pada TMJ kebanyakan diinnervasi oleh Saraf Trigeminus (V) cabang ketiga yaitu n. Mandibularis (V3)

D. BAHAN CETAK Untuk menghasilkan cetakan yang akurat, bahan yang digunakan untuk membuat tiruan dari jaringan intraoral dan ekstraoral harus memenuhi kriteria berikut. Pertama, bahan cetak tersebut harus cukup air untuk beradaptasi dengan jaringan mulut serta cukup kental untuk tetap berada dalam sendok cetak yang menghantar bahan cetak ke mulut. Kedua selama di mulut, bahan tersebut harus berubah (mengeras) menjadi benda padat menyerupai karet dalam waktu tertentu; idealnya waktu pengerasan total kurang dari tujuh menit. Akhirnya, cetakan yang mengeras harus tidak berubah atau robek ketika dikeluarkan dari mulut, dan dimensi bahan harus tetap stabil sehingga bahan cor dapat dituang. Bahan cetak dapat dikelompokkan berdasarkan pada cara bahan tersebut mengeras yaitu reversible dan ireversible. a. Reversible Bahan ini melunak dengan pemanasan dan memadat dengan pendinginan, tanpa terjadi perubahan kimia. Hidrokoloid reversibel dan kompoun cetak( campuran resin dan malam) termasuk dalam katagori ini. b. Ireversibel Terjadi reaksi kimia, sehingga bahan tidak dapat diubah kembali ke keadaan semula pada klinik dokter gigi.misalnya hidrokoloid alginat, pasta cetak oksida seng eugenol (OSE) dan plaster of paris mengeras dengan reaksi kimia, sedang bahan cetak elastomerik mengeras dengan polimerisasi.

Cara lain mengelompokkan bahan cetak gigi adalah menurut penggunaanya yaitu bahan cetak elastik dan bahan cetak tidak elastik. a. Bahan cetak elastik Dapat secara akurat memproduksi dengan baik strutur keras maupun lunak dari rongga mulut, termasuk underkut dan celah proksimal. Meskipun bahan ini dapat dipakainuntuk mencetak pasien tanpa gigi, kebanyakan digunakan untuk membuat model cor untuk gigi tiruan sebagian cekat atau lepasan serta untuk unit restorasi tunggal. b. Bahan cetak tidak elastik Beberapa bahan cetak menjadi keras dan tidak dapat dikeluarkan melalui underkut tanpa mematahkan atau mengubah bentuk cetakan. Bahan cetak tidak elastis ini digunakan untuk semua cetakan sebelum ditemukan agar . Meskipun bahan cetak ersebut sudah tidak digunakan lagi untuk pasien bergigi, bahan tidak elastik ini memiliki keunggulan dalam pembuatan cetakan pasien tak bergigi Macam macam Bahan Cetak: a. Bahan Cetak Hidrokoloid1. AGAR (hidrokoloid reversibel)

Komposisi Agar merupakan salah satu jenis koloid hidrofilik organic yang diekstrat dari rumput laut jenis tertentu. Terdapat dalam konsentrasi 8% - 15%, bergantung pada sifat bahan yang dimaksud. Kandungan utamanya adalah air (>80%). Untuk

memperkuat gel, biasanya ditambah sedikit boraks. Namun sayangnya boraks merupakan salah satu jenis retarder terbaik untu pengerasan gypsum. Kandungan air yang berlebih dalam agar juga dapat memperlambat pengerasan gypsum. Oleh karena itu, untuk menyeimbangkan pengaruh air dan boraks pada gel, ditambahkan sedikit kalium sulfat. Kalium sulfat merupakan zat pemercepat pengerasan gypsum. Beberapa bahan pengisi juga diberikan, seperti tanah diatoma, tanah liat, silica, malam, karet dan serbuk kakuk serupa. Zat lain seperti timol dan gliserin juga ditambahkan untuk menjadi bakterisit dan bahan pembuat plastic. Proses Gelasi Proses gelasi merupakan suatu proses pengerasan hidrokoloid reversible. Perubahan fisik sol-gel dipengaruhi oleh perubahan temperature. Namun untuk perubahan dari gel menjadi sol diperlukan titik didih yang lebih tinggi (temperature liquefaction = 70-100 derajat). Biasanya sol berubah menjadi gel pada suhu 37-50 derajat. Temperature gelasi dipengaruhi oleh beberapa factor termasuk berat molekul, kemurnian agar, dan rasio terhadap komposisinya. Ketidaksamaan temperature gelasi dan temperatu pendinginan inilah yang menyebabkan agar dapat digunakan sebagai bahan cetak dalam kedokteran gigi. Manipulasi bahan agar Secara umum ada 3 tahapan, yaitu: a. Persiapan bahan Tahapan pertama adalah mengubah gel hidrokoloid menjadi sol. Cara yang paling efektif adalah dengan menggunakan air panas. Sebaiknya bahan dibiarkan dalam tempertur ini selama 10 menit. Setelah dilelehkan, bahan dapat disimpan

dalam keadaan sol sampai waktunya diinjeksikan ke dalam preparasi kevitas atau diisikan ke sendok cetak. Temperatur yang terlalu rendah dapat menghasilkan bahan cetak dengan kekentalan yang lebih tinggi dan tidak mampu mereproduksi detail halus dengan tepat. b. Kondisioning atau pendinginan Suhu penyimpanan 65 derajat terlalu tinggi untuk rongga mulut. Oleh karena itu, bahan perlu didinginkan terlebih dahulu (ditempered). Untuk tahap preparasi, sebuah tube dikeluarkan dari kompartemen penyimpanan dan dimasukkan ke sendok cetak, sepotong kasa diletakkan diatas bahan yang terletak di sendok cetak, kemudian diletakkan lagi di kompertemen pendingin 45 derajat selama 3-10menit. Waktu yang berbeda-beda tergantung pada jenis hidrokoloid dan keenceran yang diinginkan oleh dokter gigi. Sebagai tambahan, selain menurunkan temperature, pendinginan juga dapat meningkatkan kekentalan bahan hidrokoloid sehingga bahan tidak mengalir keluar sendok cetak. c. Membuat cetakan Sebelum proses pendinginan bahan cetak terselesaikan, bahan semprit diambil dari kompartemen penyimpanan dan diaplikasikan pada kavitas yang direparasi. Mula-mula diaplikasikan pada dasar preparasi, kemudian pada bagian lain yang belum tertutup. Ujung semprit diletakkan di dekat gigi, dibawah permukaan bahan semprit untuk mencegah gelembung udara. Begitu kavitas yang akan dipreparasi telah tertutup bahan cetak, sendok cetak yang telah sempurna didinginkan siap untuk dimasukkan kedalam rongga mulut. Proses gelasi dapat dipercepat dengan

mengalirkan air dingin sekitar 18-21 derajat selama 35menit. Keakuratan Bahan Cetak Agar Bahan Cetak Reversibel adalah bahan cetak paling akurat. Untuk mencapai keakuratan tersebut perlu diperhatikan beberapa hal, diantaranya : Kekentalan sol Kekentalan merupakan pertimbangan paling penting dalam keberhasilan memanipulasi bahan. Bahan tidak boleh terlalu encer sehingga mengalir keluar sendok cetak, terutama saat mencetak rahang bawah. Sebaliknya, bahan tidak boleh terlalu kental, sehingga sulit menembus semua detail gigigeligi dan jaringan lunak. Sifat Viskoelastik Hubungan tegangan regangan dari bahan hidrokoloid berubah begitu besarnya beban berubah. Sifat ini menunjukkan perlunya mengeluarkan cetakan dari dalam mulut dengan cepat. Karena apabila pengeluaran cetakan dari dalam mulut secra perlahan, diputar atau diungkit akan menyebabkan terjadi distorsi. Distorsi selama gelasi Daya reproduksi Sifat ini mewakili kemampuan untuk membuat die duplikat dari serangkaian cetakan. Untuk teknik die gandi, dibuat satu cetakan dan kemudian dipotong-potong menjadi die individual untuk gigi yang akan dipreparasi.

2. ALGINAT Komposisi Alginat merupakan hidrokoloid ireversibel yang komponen utamanya adalah salah satu alginate larut air seperti natrium, kalium, atau alginate trietanolamin. Alginate yang dicampur air akan membentuk sol dengan cepat. Besar berat molekul alginate pengisi bervariasi, seperti semakin besar berat molekul berfungsi maka kekentalan sol akan bertambah. Biasanya ditambahkan bahan tanah diatoma yang sebagai penambah kekerasan dan kekuatan gel alginate. Oksida seng juga merupakan bahan pengisi yang mempengaruhi sifat fisik serta waktu pengerasan gel. Lama Penyimpanan Temperatur dan kontaminasi kelembaban udara merupakan 2 faktor utama yang mempengaruhi lama penyimpanan bubuk alginate. Bahan cetak alginate dikemas dalam kantung tertutup secara individual dengan berat bubuk yang sudak ditakar untuk membuat satu cetakan, atau dalam kaleng besar yang tertutup rapat. Alginat modifikasi Proses gelasi Reaksi khas sol-gel dapat digambarkan secara sederhana sebagai reaksi alginate larut air dengan kalsium sulfat dan pembentukan gel kalsium alginate yang tidak larut. Kalsium sulfat cepat bereaksi untuk membentuk kalsium alginate tak larut air dari kalium atau natrium alginate dalam larutan cair. Produk kalsium alginate sangat cepat, oleh karena itu tidak tersedia waktu yang cukup untuk bekerja. Oleh karena itu perlu

ditambahkan garam pemerlambat (retarder) seperti trinatrium untuk memperpanjang waktu kerja.

-

Manipulasi bahan alginate Mempersiapkan pengadukan Campurkan bubuk alginate yang telah ditakar dengan air sesuai takaran pada bowl. Gerakan pengadukan yang salah dapat merusak bahan alginate. Cara pengadukan yang benar adalah dengan menggunakan spatula logam, awali dengan gerakan angka delapan, dan lanjutkan dengan menekan bahan ke dinding bowl searah 180derajat. Waktu pengadukan terlalu lama juga dapat merusak alginate. Biasanya 45 detik sampai 1 menit adalah waktu yang pas untuk mengaduk alginate. Membuat cetakan Bahan harus mencapai konsistensi tertentu sehingga tidak mengalir keluar sendok cetak dan menyebabkan tersedak. Bahan cetak juga harus menempel pada sendok cetak agar dapat ditarik dari sekitar gigi. Ketebalan cetakan alginate antara sendok cetak dan jaringan harus sekurang-kurangnya 3mm.

Kekuatan gel maksimal diperlukan untuk mencegah fraktur dan menjamin bahwa cetakan cukup elastic ketika dikeluarkan dari mulut.

Katahanan terhadap sobekan pada alginate akan meningkat bila cetakan dikeluarkan dengan sentakan secara tiba-tiba.

Keakuratan cetak alginate kurang, karena dia tidak dapat menembus detail kecil yang ada pada gigi.

b. Bahan Cetak Elostomerik Tanpa Air

Secara kimia terdapat 4 jenis : polisulfida, slikon polimerisasi kondensasi, silikon polimerisasi tambahan, polieter. Merupakan sistem 2 komponen yang dikemas dalam bentuk pasta. Kedua pasta yang berbeda warna dikeluarkan dalam panjang yang sama pada kertas pengaduk dan diaduk dengan spatula sampai terbentuk warna homogen. 1. Bahan cetak polisulfid Komposisi Pasta basis mengandung polimer polisulfid, bahan

pengisinya yang cocok(seperti lithopone dan titanium dioksida) untuk memberikan kekuatan yang diperlukan, bahan pembentuk sifat plastik(seperti dibutil phtlat) untuk menghasilkan kekentalan yang tepat bagi pasta, sulfur 0,5%. Untuk menungkatka reaksi yang disebut sebagai pasta katalis atau aselator reaksi mengandung timah dioksid yang menghasilkan sifat warna cokelat gelap. Manipulasi Pasta katalis dan pasta basis dikeluarkan denagn panjang yang sama pada lembaran kaca pengaduk. Pasta katalis mulamula dikumpulkan pada spatula tahan karat dan kemudian diistribusikan di atas pasta basis, diaduk di lembar pengadukan. Polisulfid Yaitu bahan cetak elastomerik yang paling sedikit

kekakuannya. Kelenturan ini denagn tekanan minimal, memiliki ketahanan tertinggi terhadap robekan. Biokompatibilitas

Polisulfid mempunyai hasil hitung kematian sel yang terendah (kurang memiliki efek pada kehidupan sel). Keuntungan Waktu kerja lama Tebukti akurat Ketahanan robek tinggi Sedikit hidrofibik Harga tidak mahal Wakktu penyimpanan lama Kerugian Memerlukan sendok cetak perseorangan Harus diisi dengan stone secepatnya Berpotensi terhadap distorsi yang nyata Aroma mengganggu pasien Kotor dan menimbulakan noda pada pakaian Hasil pengisian berikutnya kurang akurat

2. Bahan Cetak Silikon Kondensasi Dikemas sebagai pasta basis dan katalis atau cairan dengan kekentalan rendah. Karena polimer silikon merupakan suatu cairan,silikon koloidal / logam oksida ukuran mikro ditambahkan sebagai pengisi untuk membetuk suatu pasta. Pengaruh pengisi terhadap kekuatan adalah hal yang lebih penting untuk suatu elastomer silikon dibanding cetakan yang lainnya. Bhan denagn

kekentalan tinggi(putty, seperti dempulan) dikembangkan untuk mengatur pengerutan polimerisasai yang besar dari bahan cetak silikon kondensasi Manipulasi Panjang basis yang sesuai dikeluarkan dari dalam tubepada lembar pengaduk. Lalu satu tetes cairan katalis ditambahkan untuk tiapa unit panjang basis. Bhan ini agak sulit diaduk karena perbedaan- perbedaan komponen Elastisitas Lebih ideal daripada polisulfid. Menunjukkan deformasi permanen minimal dan dapat kembali ke bebtuk semula dengan cepat bila direnggangkan. Bila terlalu kaku. Biokompatibilitas Silkon dapat diterima secara biologis sehingga tidak menyebabkan masalah Keuntungan Tersedia waktu kerja dan waktu pengerasan yang cukup Aroma menyenangkan dan tidak menimbulkan bercak Memiliki ketahan robek yang cukup Memiliki sifat elastik yang dikeluarkan Distorsi lebih sedikit ketika dikeluarkan

Kerugian Cukup akurat jika langsung dituang

Kestabilan dimensi buruk Berpotensi pada distorsi yag nyata Metode puttywash merupakan teknik yang sensitif Sedikit lebih mahal

3. Bahan Cetak Silikon dengan Reaksi Tambahan Manipulasi Vinyl polysiloxane encer dan agak kental dikenas dalam dua pasta, bahan putty dikemas dalam dua toples yang terdiri dari bahan basis denagn kekentalan tinggi dam bahan katalis. Bahan havy, body dan putty telah dimodifikasi untuk menggunakan alat pengaduk otomatis, dengan menggunakan alat mekanis tersebut, terdapat keseragaman dalam membagi danmengaduk bahan, semakin kecil kemungkiana masuknya udara ke dalam adukan, waktu pengadukan menjadi lebih singkat, kontaminasi bahan lebih sedikit. Bahan cetak yang telah diaduk dimasukkan langsung ke dalam sendok cetak yang dilapisi adhesi. Waktu kerja dan pengerasan, dapat diperpanjang 100% dengan penambahan retarder yang dipasok oleh masing- masing pabrik dan dengan pendinginan alas pengaduk. Silikan dapat disimpan di lemari es. Elastisitas Merupakan bahan bersifat elastis paling ideal. Distorsi ketiak mengeluarkan melalui underkut umumnya tidak terjadi. Biokompatibilatas Bahaya tertinggalnya sebagian bahan sirna mengeluarkan cetakan dapat dihindari dengan penanganan bahan yang tepat

dan pemeriksaan tepi cetakan secara cermat untuk tidak ada daerah yang sobek. Benda asing dari bahan cetak dapat menyebabkan inflamasi gingiva yang parah dan mungkin salah diagnosis pada kunjungan berikutnya. Keuntungan Waktu pengerasan lebih pendek Mudah diaduk alat otomatis Kekuatan robek sedang Kakuratan amat tinggi Distorsi tidak terdeteksi ketika dibuka Bila hidrofilik, amat sesuai dengan gypsum Kerugian Terbentuknya gas hidrogen pada beberapa bahan Bahan hidrofilik tetap memerlukan penanganan hati- hati dan lingkungan amat -kering Lebih mahal, khususnya alat pengaduk otomatis. 4. Bahan Cetak Polieter Komposisi Karet polieter dipasok berupa dua pasta Basis Polimer polieter, suatu silika koloidal sebagai pengisi, dan suatu bahan pembuat plastik seperti glikoeter/ ftalat. Pasta aselator

Alkil sulfonat aromatik sebagai tambahan terhadap bahan pengisi, waktu kerja dan pengerasan, kecepatan pengerasan polieter kurang sensitif terhadap perubahan temperatur. Elastisitas Bahan yang paling keras tidak termasuk bahan puty viskositas tinggi kurang elastik dibanding vinyl polysixane Biokompatibilitas Dermatitis kontak akibat polieter. Namun penelitian akhir- akhir ini menunjukkan tidak ada efek sitoksik yang berhubungan dengan katalis imin yang terjadi berasal dari bagia bahan cetak yang tertinggal di dalam sulkus. Keuntungan Waktu kerja dan pengerasan cepat Terbukti akurat Ketahanan sobek cukup Kurang hidrofibik Distorsi kurang Waktu penyimpanan lama Kerugian Cukup akurat jika dituangkan langsung Kestabilan dimensi buruk Bersih, tetapi rasa tidak enak Keras, sehingga meliputi permukaan undecut Sedikit lebih mahal

Dapat diisi ulang

E. BAHAN PENGISI Gypsum merupakan salah satu jenis bahan pengisi. Kriteria pemilihan produk gypsum tertentu bergantung pada penggunaannya serta sifat fisik tertentu untuk penggunaan tertentu. Misalnya, stone kedokteran gigi merupakan materi yang buruk untuk digunakan sebagai bahan cetak karena bila ada gigi geligi, tidaklah mungkin mengeluarkan cetakan melalui undercut gigi tanpa melukainya (karena besarnya kekuatan stone ). Macam-macam gypsum : 1. Plaster cetak (tipe I) Bahan cetak ini terdiri dari plaster of paris yang ditambahkan zat tambahan untuk mengatur waktu pengerasan dan ekspansi pengerasan. Plaster cetak jarang digunakan lagi untuk mencetak dalam kedokteran gigi karena telah digantikan oleh bahan yang kurang kaku seperti hidrokoloid dan elastomer . plaster terbatas digunakan untuk cetakan akhir, atau wash, dalam pembuatan gigi tiruan penuh. 2. Plaster model (tipe II) Plaster model ini atau plaster laboratorium tipe II sekarang digunakan untuk mengisi kuvet dalam pembuatan protesa bila ekspansi pengerasan tidaklah penting dan kekuatan cukup, suatu batasn yang disebutkan dalam spesifikasi. Biasanya dipasarkan dalm warna putih alami, jadi terlihat kontras dengan stone yang umumnya berwarna. 3. stone Gigi (tipe III) Pada tahun 1930, suatu peristiwa penting terjadi, yaitu ketika -gipsum ditemukan dan diperkenalkan dalam kedokteran gigi.

Dikombinasikan dengan kemajuan dari bahan cetak hidrokoloid, gipsum yang diperbaharui kekerasannya membuat die stone dapat digunakan dilakukan. Kedokteran gigi banyak membantu sejarah perkembangan plaster. Seorang peneliti pada Perusahaan Gipsum USA mempelajari bahwa mold plaster yang digunakan untuk membentuk basis karet protesa dalam suatu tekanan uap vulkanisasi menjadi amat keras dalam semalam. Penelitian lanjut menunjukkan bahwa gipsum yang mengeras mengalami pengapuran di bawah tekanan uap, membentuk kristalisasi kalsium sulfat hemidrat yang lebih bermutu. dipatenkan otoklaf. Stone tipe III memiliki kekuatan kompresi minimal 1 jam sebesar 20,7 Mpa (3000 psi), tetapi tidak melebihi 34,5 Mpa (5000 psi). Bahan ini ditujukan untuk pengecoran dalam membentuk gigi tiruan penuh yang cocok dengan jaringan lunak. Die stone merupakan reproduksi gigi yang dipreparasi dimana protesa dibuat pada atau di dalam model tersebut. Karena kondisi keausan yang parah pada bagian tepi ketika dilakukan pembuatan pola malam, dan karena tekanan yang lebih tinggi mengenai die stone selama mencoba dan penyesuaian, kekuatan dan kekerasan yang lebih tinggi dibutuhkan oleh bahan die. Sebagai tambahan, sedikit ekspansi pengerasan dapat ditolerir pada model yang mereproduksi jaringan lunak, tetapi tidak bila menyangkut gigi. Stone tipe III lebih disukai untuk pembuatan model yang digunakan pada konstruksi protesa, karena stone tersebut memiliki kekuatan yang cukup untuk tujuan itu serta protesa lebih mudah dikeluarkan setelah proses selesai. Karena perbaikan ini, bahan Sejak kemudian langsung ini, untuk sebagai -gipsum. penemuan dan pembuatan model tidak langsung mungkin

penemuan komersial, proses tersebut dilakukan dalam suatu

Tanpa melihat jenis stone yang digunakan, terdapat sedikitnya 2 metode untuk membuat model. Dalam salah satu metode, mold untuk pengecoran dibuat dengan membungkus sekitar cetakan dengan lembaran malam lunak sehingga melebihi kurang lebih 12 mm di luar sisi jaringan pada cetakan. Basis untuk model dibentuk pada daerah ini. Proses ini disebut boxing. Adukan stone dan air kemudian dituang ke dalam cetakan di bawah vibrator. Adukan dibiarkan mengalir perlahan dalam aliran yang terkendali sepanjang cetakan, sehingga aliran tersebut dengan sendirinya mendorong udara keluar begitu adukan mengisi semua cetakan gigi tanpa adanya gelembung udara yang terjebak. Metode lain adalah dengan mengisi cetakan seperti yang telah dijabarkan. Sisa adukan stone-air dituang pada lempeng kaca. Cetakan yang telah terisi kemudian dibalikkan pada tumpukan stone di lempeng kaca tersebut, dan basis dibentuk dengan spatula sebelum stone mengeras. Prosedur tersebut tidak diindikasikan bila digunakan bahan cetak yang mudah mengalami deformasi atau bila stone mengalir menyebar. Model baru boleh dilepaskan dari cetakan setelah pengerasan awal tercapai. Waktu pengerasan minimal bervariasi dari 30-60 menit, bergantung pada kecepatan pengerasan stone atau plaster serta jenis bahan cetak yang digunakan. 4. Stone gigi, kekuatan tinggi (tipe IV) Persyaratan utama bagi bahan stone untuk pembuatan die adalah kekuatan, kekerasan, dan ekspansi pengerasan minimal. Untuk memperoleh sifat ini, digunakan -hemihidrat dari jenis Densite. Partikel-partikel berbentuk kuboidal serta daerah permukaan yang lebih kecil menghasilkan sifat tersebut tanpa menyebabkan pengentalan adukan. Diperlukan permukaan keras bagi suatu die yang terbuat dari stone, karena preparasi kavitas diisi dengan malam dan diukir

sehingga selaras dengan tepi-tepi die. Suatu instrumen yang tajam digunakan untuk tujuan ini. Karenanya, stone harus tahan terhadap abrasi. Untungnya, kekerasan permukaan meningkat lebih cepat bila dibandingkan dengan kekuatan kompresi, karena permukaan lebih cepat mengering. Ini merupakan keunggulan nyata, dimana permukaan tahan terhadap abrasi, sementara inti die cukup liat dan kurang terpaparkan terhadap patah tanpa disengaja. Rata-rata kekerasan permukaan kering dari stone tipe IV (stone die) kurang lebih 92 (kekerasan Rockwell), stone tipe III adalah 82. meskipun permukaan lebih keras, tetaplah harus berhati-hati ketika mengukir pola malam. 5. Stone gigi, kekuatan tinggi, ekspansi tinggi ( tipe V) Ini merupakan produk gipsum yang dibuat akhir-akhir ini, dan memiliki kekuatan kompresi yang lebih tinggi dibandingkan stone gigi tipe IV. Kekuatan yang ditingkatkan ini diperoleh dengan menurunkan lebih jauh rasio W:P. Sebagai tambahan, ekspansi pengerasan ditingkatkan dari maksimal 0,10%-0,30%. Alasan peningkatan batasan ekspansi pengerasan disebabkan karena logam campur yang baru, seperti basis logam, memiliki pengerutan pengecoran yang lebih besar dibandingkan logam campur mulia konvensional. Jadi, dibutuhkan ekspansi lebih tinggi pada stone yang digunakan untuk die untuk mengimbangi pengerutan pemadatan logam campur. 6. Gypsum sintetik -hemihidrat dan -hemihidrat juga dapat dibuat sebagai produk sampingan atau produk sisa dalam pembuatan asam fosforik. Produk sintetik biasanya lebih mahal dibandingkan yang dibuat dari gipsum alami tetapi bila produk tersebut dibuat dengan tepat, sifatnya sebanding atau melebihi stone alami. Kendala dalam prosesnya cukup banyak dan hanya sedikit yang berhasil. Metode yang digunakan adalah rahasia perusahaan. Sumber hemihidrat

tidaklah sepenting sifat dari penggunaan produk akhir yang pada dasarnya sama. Terlepas dari manapun asalnya.

F. MODEL RAHANG

Model studi, adalah model yang dihasilkan dari cetakan awal (preliminary impression). Kegunaannya: a. Komponen penting dalam ortodonti. b. Titik awal dimulainya perawatan. c. Untuk kepentingan presentasi. d. Data tambahan untuk mendukung hasil pemeriksaan klinis. e. Dapat mengetahui bentuk dan ukuran rahang, ukuran mesiodistal (malformasi). 1. Model diagnostic, adalah model yang dihasilkan dari cetakan kedua dengan tujuan untuk mendapatkan hasil cetakan yang lebih detail. 2. Model kerja, adalah cetakan awal yang dihasilkan sebelum model studi, model ini biasanya untuk dikirim ke laboratorium gigi. gigi, bentuk dan ukuran lengkung gigi, penentuan malposisi gigi, dan adanya kelainan bentuk gigi

DAFTAR PUSTAKA Anusavice, J Kenneth.2003. Buku Ajar Ilmu Bahan Kedokteran Gigi. Jakarta : EGC.

Ash, Major M. and Stanley J. Nelson. Wheelers Dental Anatomy, Physiology and Occlusion. Drake, Richard L, et al. Grays Anatomy for Student. Harshanur, Itjingningsih W. 1991. Anatomi Gigi. Jakarta : EGC.