23
KELOMPOK 10 DEFICIT MEMORY (Amnesia, Alzheimer dan Demensia)

44985149 Amnesia Alzheimer Dan Demensia

  • Upload
    asyatx

  • View
    262

  • Download
    6

Embed Size (px)

DESCRIPTION

hhhh

Citation preview

KELOMPOK 10DEFICIT MEMORY

(Amnesia, Alzheimer dan Demensia)

AMNESIA

DEFINISI :

Gangguan ingatan yang ditandai dengan ketidakmampuan untuk megingat kejadian masa lalu dan untuk mempelajari informasi yang baru meskipun kesadaran dan perhatian normal.

ETIOLOGI :

Penyebab amnesia :

1. kerusakan otak2. akibat trauma atau penyakit :

Kejang, trauma kepala, tumor otak Penyakit serebrovaskuler, ensefalitis karena virus herpes

simpleks Hipoksia,sklerosis multiple Tindakan bedah otak, terapi syok listrik

3. obat-obatan: obat antikolinergik,alcohol,neurotoksin,benzodiazepine dan sejenisnya.

Penyebab fungsional adalah faktor psikologis, seperti halnya mekanisme pertahanan ego.

PATOFISIOLOGI :

Sebagian besar lesi menyebabkan gangguan belajar dan hilangnya ingatan terakhir tanpa mengenai ingatan segera atau perhatian. Amnesia hanya terjadi setelah lesi bilateral dari lobus temporalis medialis. Lesi unilateral dari dari lobus temporalis yang dominan menyebabkan deficit ingatan verbal dan lesi dari lobus temporalis yang tidak dominan menyebabkan deficit dari ingatan yang visual dan nonverbal. Tapi deficit ini jarang signifikan tanpa adanya patologi lobus temporalis kontralateral yang ada sebelumnya.

BENTUK-BENTUK AMNESIA

Anterograde amnesia: kejadian baru dalam ingatan jangka pendek tidak ditransfer ke ingatan jangka panjang yang permanen. Penderitanya tidak akan bisa mengingat apapun yang terjadi setelah munculnya amnesia ini walaupun baru berlalu sesaat.

Retrograde amnesia: ketidakmampuan memunculkan kembali ingatan masa lalu yang lebih dari peristiwa lupa biasa.

PENATALAKSANAAN

Pengobatan terutama ditujukan pada penyakit yang mendasarinya.

Pendekatan bersifat suportif yang berkaitan dengan waktu dan tempat.

ALZHEIMER

DEFINISI :

Penyakit Alzheimer adalah keadaan di mana daya ingatan seseorang merosot dengan parahnya sehingga pengidapnya tidak mampu mengurus diri sendiri. Penyakit ini terjadi pada semua usia, dan paling meningkat drastis pada usia lanjut (sekitar usia 50-an).

etiologi Def.faktor pertumbuhan /as.amino

•Peningkatan Ca intraseluler•Kegagalan met. Energy•Adanya formasi radikal bebas•Terdapat produksi protein abnormal yg non spesifik.

Degenerasi neoronal

Kematian jar.otakGangguan fungsi koognitif

Penurunan daya ingat secara progresif

MANIFESTASI KLINIS :

Tahap awal perjalanan penyakit :

Terjadi gangguan memori yang jelas, terutama memori jangka pendek.

Pasien mengalami kesulitan belajar dan mengingat informasi yang baru.

Tahap lanjut perjalanan penyakit:

Terdapat gangguan memori, bersamaan dengan deficit atensi, akan menyebabkan disorientasi waktu.

Kesulitan mencari kata-kata. Hilangnya pengetahuan umum. Deficit persepsi disertai halusinasi dan delusi. Akhirnya terjadi amnesia, afasia, apraksia, dan

agnosia. Disintregasi kepribadian dengan gangguan perilaku.

PENATALAKSANAAN

Pada tahap awal :

Bantuan memori sederhana misalnya penggunaan buku harian. Pasien harus menggunakan gelang medicalert (gelang khusus

yang menjelaskan penyakit yang diderita pasien). Medika mentosa :

Obat kolinergik, yang paling sering yaitu inhibitor kolinesterase donepezil, rivastigmin, an galantamin.

Memantin , di inggris digunakan pada Alzheimer sedang sampai berat.

Terapi simptomatik, misalnya donepezil Obat-obat terapi gambaran nonkognitif meliputi antidepresan

neuroleptik dan ansiolitik.

Pada tahap lanjut :

Peran serta keluarga yang sangat besar karena pada tahap ini ketergantungan pasien akan meningkat.

DEMENTIA

DEFINISI :Demensia adalah suatu sindrom yang terdiri dari gejala-gejala gangguan daya kognitif global yang tidak disertai gangguan derajat kesadaran, namun bergandengan dengan perubahan tabiat yang dapat berkembang secara mendadak atau sedikit demi sedikit pada tiap orang dari semua golongan usia.

ETIOLOGI

Degeneratif Vaskular Toksis Akibat obat Traumatik Keganasan Metabolik Infeksi Pseudodemensia

MANIFESTASI KLINIS

Hilangnya ingatan yang baru berlangsung Gangguan kepribadianglobal bersama

dengan berkembangnya perilaku abnormal secara bertahap, hilangnya intelektual, perubahan mood biasanya tanpa pemahaman, tumpulnya emosi, dan gangguan kognitif disertai ketidakmampuan untuk belajar.

Hemiparresis atau monoparersis Diplegia Akhirnya, terjadi penurunan kemampuan

merawat diri, gelisah.

DIAGNOSTIC DEMENSIA

Dari manifestasi klinik dan pemeriksaan motoris(autonom)

1. Refleks memegang

Jari telunjuk dan tengah si pemeriksa diletakkan pada telapak tangan si penderita. Refleks memegang adalah positif, apabila jari si pemeriksa dipegang oleh tangan penderita.

2. Refleks menetek

Refleks menetek adalah positif, apabila penderita dicucurkan secara reflektorik seolah-olah mau menetek, jika bibirnya tersentuh oleh sesuatu, misalnya sebatang pensil.

3. Snout ReflexPada penderita dengan demensia tiap kali bibir atas atau bawah diketuk, musculus orbicularis oris berkontraksi.

4. Refleks glabelaOrang dengan demensia akan memejamkan matanya tiap kali glabelanya diketuk. Pada orang sehat, pemejaman mata pada ketukan berkali-kali pada glabela timbul dua tiga kali saja, dan selanjutnya mata tidak akan memejam lagi.

5. Refleks palmomentalPada penderita dengan demensia, goresan pada kulit tenar membangkitkan kontraksi otot mentalis ipsilateral.

6. Refleks korneomandibularPada penderita demensia, goresan kornea membangkitkan pemejaman mata ipsilateral yang disertai oleh gerakan mandibula ke sisi kontralateral.

7. Refleks kaki tonikPada demensia penggoresan pada telapak kaki membangkitkan kontraksi tonik dari kaki berikut dari jari-jarinya.

PEMERIKSAAN PENUNJANG

Evaluasi psikometrik untuk menegakkan diagnosis dan menentukan tingkat beratnya.

Hitung darah lengkap dan laju endap darah Ureum dan elektrolit, glukosa, kalsium. Tes fungsi hati Pemeriksaan fungsi tiroid Tes serologi untuk sifilis Vitamin B12 Rontgen toraks(untuk mencari kanker bronkus); dan CT scan/MRI

Pada pasien tertentu, tes serologis dan pemeriksaan LCS untuk menyingkirkan toksisitas dan infeksi.

PROGNOSIS

Demensia reversibel memiliki prognosis yang baik. Namun tidak dengan demensia yaang irreversibel.

REFERENSI

1. Harisson,Prinsip-prinsip Ilmu Penyakit Dalam,Vol.E/13-Penerbitmbuku Kedokteran EGC,1995

2. Kapita Selekta Kedokteran,E/3,Jilid 1-Penerbit,Media Aescapulapius,FK UI,2001

3. Guyton & Hall,Buku Ajar Fisiologi Kedokteran,E/11-Penerbit Buku Kedokteran EGC,2006